PEMETAAN SITUASI
1. Fakta Administratif
Nama : Paroki Santo Paulus Bunut
Alamat lengkap : Jl. Lintas Selatan No. 136, Desa Tanjung Inta,
Kec. Mentebah, Kab. Kapuas Hulu, Kal-Bar.
Kode Pos : 78757
Telefon/ telefon genggam :-
Keskupan : Sintang
Nama Pembimbing Setempat : RD. Silverius Y. Orwan
Alamat Pembimbing Setempat : Jl. Kelam Tugu Beji No. 04 RT. 008/RW. 002
Kel.Akcaya, Kec. Sintang, Kab. Sintang.
1
e. Stasi St. Petrus - Kepala Gurung di sungai Suruk
f. Stasi St. Yosef - Lubuk Tapang di sungai Suruk
g. Stasi St. Paulus - Tanjung di sungai Suruk
h. Stasi St. Yohanes - Biang II di sungai Suruk
2
Selain itu terdapat beberapa aliran sungai yang dimanfaatkan oleh masyarakat
sebagai penunjang kebutuhan air bersih. Mereka memanfaatkan air bersih itu untuk
konsumsi, mandi, dan keperluan lainnya. Mereka tidak perlu lagi mengangkut air
bersih dari sungai. Sebab air bersih yang ada sudah dapat mengalir sampai ke setiap
rumah warga, melalui pipa paralon yang dipasang di sepanjang kampung.
Jumlah sungai yang tidak sedikit, serta kondisi geografis wilayah Paroki Bunut
yang sebagai besar adalah rawa, menjadikan wilayah Paroki Bunut sebagai wilayah
rawan banjir. Setiap hujan deras, volume air sungai akan naik dengan cepat. Tidak
jarang keadaan ini membuat beberapa kampung akan terendam banjir. Akan tetapi
banjir tidak pernah menggenangi wilayah ini dalam waktu yang lama. Ketika banjir
datang pagi hari, biasanya akan surut pada sore hari.
Wilayah hutan di Paroki Santo Paulus Bunut juga masih terbilang luas. Hutan-
hutan yang ada menyimpan banyak kekayaan alam. Masih banyak terdapat tumbuhan
dan hewan khas Kalimantan di dalamnya. Bahkan karena kekayaan itu, masyarakat
sering memanfaatkan hutan sebagai sumber kehidupan mereka. Ada yang
memanfaatkan pohon-pohon besar sebagai bahan bangunan, baik untuk diri sendiri,
maupun dijual keluar kampung. Tumbuhan yang ada di dalam hutan seringkali juga
dimanfaatkan sebagai bahan makanan. Tak hanya soal tumbuhan, masyarakat juga
memanfaatkan hutan sebagai tempat berburu hewan-hewan yang dapat dikonsumsi.
Hutan memang tidak bisa dilepaskan dari kehidupan masyarakat di pedalaman.
Sebab masyarakat di kampung memang menggantungkan hidupnya kepada hutan.
b. Situasi Kependudukan
Jumlah penduduk di wilayah Paroki Santo Paulus Bunut adalah 49.617 jiwa.
Angka ini diperoleh penulis dengan meminta data penduduk terbaru di setiap
3
Kecamatan. Adapun pembagian jumlah penduduk berdasarkan wilayah Kecamatan
adalah sebagai berikut:
- Kecamatan Mentebah : Laki-laki : 5.847 jiwa
Perempuan : 5.420 jiwa
Jumlah : 11.267 jiwa
Jumlah Jiwa
No Desa
L P L+P
1 Nanga Mentebah 1.326 1.275 2.601
2 Tekalong 584 545 1.129
3 Suka Maju 788 690 1.478
4 Kepala Gurung 750 628 1.378
5 Tanjung 493 465 958
6 Tanjung Intan 784 752 1.536
7 Tangai Jaya 436 389 825
8 Menaren 686 676 1.362
Jumlah 5.847 5.420 11.267
Jumlah Jiwa
No Desa
L P L+P
1 Nanga Danau 690 618 1.308
2 Boyan Tanjung 561 602 1.163
3 Riam Mengelai 717 709 1.426
4 Nanga Sangan 681 591 1.272
5 Sri Wangi 315 305 620
6 Nanga Boyan 275 292 567
7 Nanga Betung 409 335 744
8 Mujan 594 571 1.165
9 Nanga Jemah 449 405 854
10 Tubang Jaya 280 286 566
11 Karya Maju 294 268 562
12 Landau Mentail 310 280 590
13 Delintas Karya 343 336 679
4
14 Teluk Geruguk 316 286 602
15 Nanga Ret 268 264 532
16 Pemawan 310 327 637
Jumlah 6.764 6.406 13.287
Jumlah Jiwa
No Desa
L P L+P
1 Nanga Suruk 870 826 1.696
2 Temuyuk 711 696 1.407
3 Nanga Semangut 817 800 1.617
4 Nanga Dua 253 208 461
5 Selaup 632 582 1.214
6 Riam Piyang 910 937 1.847
7 Nanga Payang 411 417 828
8 Batu Tiga 325 298 623
9 Semangut Utara 873 864 1.737
10 Segitak 204 175 379
11 Nanga Kelibang 309 272 581
12 Sungai Besar 755 900 1.655
13 Bakong Permai 381 357 738
14 Beringin 240 213 453
15 Pantas Bersatu 329 308 637
Jumlah 8.025 7.809 15.834
Jumlah Jiwa
No Desa
L P L+P
1 Bunut Hilir 435 424 859
2 Bunut Hulu 564 561 1.125
3 Teluk Aur 529 521 1.050
4 Nanga Tuan 434 406 840
5
5 Ujung Pandang 369 350 719
6 Empangau 552 494 1.046
7 Tembang 319 343 662
8 Bunut Tengah 327 327 654
9 Entibab 577 551 1.128
10 Kapuas Raya 192 202 394
11 Empangau Hilir 381 371 752
Jumlah 4.679 4.550 9.229
- Jenis Suku
Dengan jumlah penduduk yang tidak sedikit, wilayah Paroki Santo Paulus
Bunut terdiri dari berbagai macam suku, adat dan budaya. Di wilayah Kecamatan
Mentebah terdapat Suku Dayak Mentebah, Dayak Suruk, Dayak Kantuk, Suku Cina,
Suku Melayu, Suku Jawa, dan Suku Sunda. Penduduk yang diam di sepanjang
Sungai Suruk adalah mereka yang memegang adat dan tradisi Suku Suruk.
Sementara penduduk yang tinggal di sepanjang jalan lintas selatan wilayah
Kecamatan Mentebah, sebagian besar memegang tradisi dan adat suku Melayu.
Sebagian kecil penduduk di jalan lintas selatan ada juga yang berpegang pada adat
dan tradisi Suku Cina, Dayak Mentebah, Dayak Kantuk, Jawa dan Sunda.
- Macam Agama
Umat Katolik Paroki Santo Paulus Bunut, berada dalam kategori minoritas.
Jika dipersentasekan, jumlahnya sangat kecil dibandingkan dengan agama Islam
yang adalah mayoritas. Berdasarkan data yang ada, Agama Islam sebagai
mayoritas, selanjutnya Katolik, dan disusul Agama Protestan, juga sekelompok
kecil adalah Umat Khong Hu Chu, ditambah lagi Aliran Kepercayaan tertentu.
6
Kendati sebagai Umat minoritas, namun toleransi dan harmonisasi dalam
kehidupan beragama cukup terjaga. Umat mayoritas menghargai dan menghormati
minoritas. Hal ini tampak saat Umat Katolik menyelenggarakan kegiatan keagaam,
pagelaran dan pesta Adat, baik perayaan Gawai Adat, termasuk acara perkawinan,
keterlibatan masyoritas cukup tinggi.
- Pekerjaan
c. Situasi Pendidikan
Terdapat banyak sekolah di wilayah Paroki Santo Paulus Bunut, mengingat
wilayahnya tersebar di 4 Kecamatan. Berikut adalah uraian mengenai pendidikan
yang ada di Kec. Mentebah, Kec. Bunut Hulu, Kec. Boyan Tanjung, dan Kec. Bunut
Hilir.
Kecamatan Mentebah
Sekolah Dasar (SD)
7
4 SD Negeri 04 Kepala Gurung 42 30 72 9 orang
5 SD Negeri 05 Biang II 49 53 102 8 orang
6 SD Negeri 06 Tekalong 77 60 137 11 orang
7 SD Negeri 07 Mentebah 25 26 51 8 orang
8 SD Negeri 08 Sungai Tekuyung 24 27 51 6 orang
9 SD Negeri 09 Sumedang 25 18 43 3 orang
10 SD Negeri 10 Padang Jaya 30 12 42 4 orang
11 SD Negeri 11 UPT XVI Trans Suka 6 orang
35 30 65
Maju
12 SD Negeri 12 UPT XVII Kepala 4 orang
5 3 8
Gurung
13 SD Negeri 13 Lubuk Tapang 28 18 46 5 orang
14 SD Negeri 14 Bangan Permai 47 48 95 8 orang
8
7 SD Negeri 07 Temuyuk 77 85 162 8 orang
8 SD Negeri 08 Desa Baru 22 22 44 6 orang
9 SD Negeri 09 Riam Piang 87 98 185 8 orang
10 SD Negeri 10 Selaup 40 24 64 6 orang
11 SD Negeri 11 Sungai Besar 56 56 112 8 orang
12 SD Negeri 12 Nanga Semangut 35 27 62 9 orang
13 SD Negeri 13 Nanga Payang 41 42 83 2 orang
14 SD Negeri 14 Landau Kaloi 37 34 71 4 orang
15 SD Negeri 15 Kerantik 44 45 89 8 orang
16 SD Negeri 16 Segitak 20 19 39 5 orang
17 SD Negeri 17 Nanga Suruk 33 25 58 4 orang
18 SD Negeri 18 Trans Nanga Suruk 18 22 40 5 orang
19 SD Negeri 19 Simpang 4 Nanga 14 10 24 7 orang
Suruk
9
L P L+P Guru
1 SD Negeri 01 Landau Mawang 77 55 132 6 orang
2 SD Negeri 02 Boyan Tanjung 97 88 185 11 orang
3 SD Negeri 03 Riam Mengelai 72 87 159 12 orang
4 SD Negeri 04 Serai Wangi 41 43 84 10 orang
5 SD Negeri 05 Nanga Ret 37 28 65 4 orang
6 SD Negeri 06 Nanga Sangan 67 55 122 6 orang
7 SD Negeri 07 Sungkin 32 34 66 7 orang
8 SD Negeri 08 Nanga Betung 55 35 90 8 orang
9 SD Negeri 09 Sukma 36 23 59 7 orang
10 SD Negeri 10 Nanga Jemah 48 40 88 8 orang
11 SD Negeri 11 Landau Bunus 33 42 75 8 orang
12 SD Negeri 12 Penemur 54 48 102 6 orang
13 SD Negeri 13 Nanga Boyan 98 108 206 12 orang
14 SD Negeri 14 Usaha Baru 35 22 57 7 orang
15 SD Negeri 15 Landau Mentail 37 21 58 7 orang
16 SD Negeri 16 UPT XV Boyan 7 orang
26 29 55
Tanjung
17 SD Negeri 17 Tanjung Harapan 20 20 40 8 orang
18 SD Negeri 18 Bangik 17 8 26 4 orang
19 SD Negeri 19 Benit 33 21 54 4 orang
10
Kecamatan Bunut Hilir
Sekolah Dasar (SD)
11
L P L+P Guru
1 SMA Negeri 01 Bunut Hilir 87 98 185 13 orang
d. Situasi Budaya
Masyarakat yang ada di wilayah Paroki Santo Paulus Bunut masih memegang
erat tradisi adat dan budaya. Hal ini paling terlihat dari kebiasaan berladang. Mereka
menggunakan cara-cara tradisional seperti terlebih dahulu melakukan ritual tolak
bala, lalu menebang pohon, membakar lahan, menyusun kayu-kayu yang kemudian
dibakar, lalu menugal atau menanam benih padi. Dalam proses itu mereka akan
melakukan ritual dan tata cara menurut adat yang masih berlaku. Tidak satu tahap
dilewati, karena bagi masyarakat, prosesnya harus lengkap. Apabila tidak maka ada
saja masalah yang muncul selama masa berladang ini.
Selain itu pesta tunang dan pernikahan, kelahiran, sakit, dan kematian, bahkan
sampai peringatan arwah, selalu melibatkan tata cara adat di dalamnya. Terdapat
berbagai upacara dan mantra yang ditampilkan oleh masyarakat. Segala macam
pernak-pernik adat atau alat-alat adat masih tetap terjaga dan selalu digunakan dalam
suatu perayaan atau peringatan tertentu.
Hukum adatpun masih dipegang teguh. Bahkan setiap terjadi suatu persoalan,
terlebih dahulu, masyarakat membawa perkara itu kepada ketua adat atau pihak yang
berwenang mengadili secara adat. Setiap perkara memiliki pertimbangan dan
hukumannya masing-masing. Segalanya sudah tertera dalam buku adat. Namun
demikian, hukum adat yang hendak diberlakukan selalu melalui musyawarah, yang
menunjukkan bahwa adat yang ada tidak harus terjadi sebagaimana tertulis.
Pertimbangan bersama akan mengurangi hukuman atau malah menambah. Apabila
persoalan itu tidak dapat dipecahkan, barulah dibawa kepada hukum nasional.
e. Situasi Ekonomi
Masyarakat wilayah Paroki Santo Paulus Bunut secara umum adalah
masyarakat dengan pekerjaan sebagai petani. Mereka memanfaatkan tanah mereka
untuk menanam padi, sayur-sayuran, pohon karet, dan pohon purik. Selain itu, banyak
juga masyarakat yang bekerja sebagai penambang emas rakyat, pengusaha bahan-
12
bahan bangunan dari kayu, Guru, pegawai pemerintahan, pengusaha kecil dan besar,
dan buruh. Secara umum, dengan berbagai jenis pekerjaan yang dimiliki oleh
masyarakat, tingkat kemakmuran berada pada tahap menengah. Hal ini terlihat dari
setiap masyarakat yang sudah memiliki tempat tinggal, dan untuk keperluan sehari-
hari selalu tercukupi.
Untuk meningkatkan kesejahteraan hidup, mayoritas masyarakat telah
memiliki kesadaran untuk menabung dan umumnya menjadi nasabah di sejumlah CU
yang ada di wilayah Kabupaten Kapuas Hulu. Terdapat 4 CU di wilayah Paroki Santo
Paulus Bunut, yakni CU Keling Kumang, CU Lantang Tipo, CU Tri Tapang Kasih,
dan CU Tilung Jaya. Keberadaan CU di wilayah Paroki Santo Paulus Bunut sangat
membantu masyarakat. Selain menjadi sarana untuk menyimpan atau menabung
uang, masyarakat sering memanfaatkan keberadaan CU untuk membantu mereka
ketika membutuhkan uang pinjaman. Tentu prosedur peminjaman sudah diatur
sedemikian rupa oleh pihak CU, agar terjadi hubungan yang saling menguntungkan.
f. Situasi Politik
Secara politik, Paroki Santo Paulus Bunut masuk dalam Administrasi
Pemerintahan Kabupaten Kapuas Hulu dengan Bupatinya adalah Fransiskus Diaan,
S.H. Beliau menjabat sejak tahun 2020 dan akan berakhir pada tahun 2024.
Di Kabupaten Kapuas Hulu terdapat 23 Kecamatan, dan 4 di antaranya masuk
dalam wilayah Paroki Bunut, yakni Kecamatan Mentebah, Kecamatan Bunut Hulu,
Kecamatan Boyan Tanjung, dan Kecamatan Bunut Hilir. Di setiap Kecamatan, bupati
dibantu oleh camat dalam hal administrasi dan urusan pemerintahan.
Berikut adalah susunan atau struktur pemerintahan yang ada di 4 wilayah
Kecamatan yang masuk dalam wilayah Paroki Bunut.
Kecamatan Mentebah
No Nama Jabatan
1 Jabaruddin, S.Sos. M,Si Camat
2 Sekoni, S.Sos Sekcam
3 Supardi Kepala Sub Bagian Program dan
Keuangan
4 Suharman Kepala Sub Bagian Umum dan
Aparatur
13
5 Asniwati Kepala Seksi Pemerintahan
6 Abang Bastian, S.P Kepala Seksi Ekonomi dan
Pembangunan
7 Hasan Firdus, S.E Kepala Seksi Kesejahteraan Rakyat
8 Erma, S. Hut Kepala Seksi Keamanan dan
Ketertiban Umum
No Nama Jabatan
1 Iptu Iwan GD Kapolsek
2 Brigadir Heriyadi Kanit Provos
3 Aipda C. Asong Kaium
4 Bripka Desimus HR Kanit Intelkam
5 Aipda M.L. Silalahi Kanis Reskrim
6 Bripka Ibrahim Kanit Binmas
7 Aipda Peggy Dwiyanto Kanit Sabhara
8 Bripka Beno Arianto KSPK Regu I
9 Bripka Sumajaya KSPK Regu II
10 Bripka M. Ridwan Farid KSPK Regu III
11 Brigadir Syarif Abdullah KA Jaga
12 Bripda Adi Winanda Anggota
No Nama Jabatan
1 Asmiardy, S.H, M.A.P Camat
2 Dra. Samsinar Sekcam
3 Rosmiati, S.E Kepala Sub Bagian Program dan
Keuangan
4 Aina Lita, S.E Kepala Sub Bagian Umum dan
Aparatur
5 Nurmalina, S.E Kepala Seksi Pemerintahan
6 Abdul Samad Kepala Seksi Ekonomi dan
Pembangunan
14
7 Asmiartik, S.E Kepala Seksi Kesejahteraan Rakyat
8 Hafzon Atori Kepala Seksi Keamanan dan
Ketertiban Umum
9 Alamul Administrasi Keuangan
10 Nurasikin, S.Sos Penyusun Kebutuhan Barang
Inventaris
11 Upang Administrasi Umum
12 Sahril Administrasi Kependudukan
13 Itoi Administrasi Pemerintahan
Kecamatan Bunut Hulu memiliki 14 Desa, yang mana setiap Kepala Desa
Bertanggungjawab membantu kinerja Camat. Di Kecamatan ini juga terdapat satuan
Polres dan Koramil yang menjaga dan mengamankan wilayah kecamatan. Berikut
adalah struktur organisasinya.
No Nama Jabatan
1 Ipda Dendy Arif Setiady Kapolsek
2 Aiptu Gusti Antasari I. Kanit Provos
3 Aipda E.B.A. Simatupang Kanit Intelkam
4 Aipda Sri Winarno Kanis Reskrim
5 Aipda Belmi H. Siallangan Kanit Binmas
6 Bripka Agus Kesnaini Kanit Lantas
7 Brigpol Heri Saputra Banit Sabhara
8 Aipda E.B.A. Simatupang KA Jaga RU I Shief A
9 Aipda Sri Winarno KA Jaga RU II Shief B
10 Aipda Belmi H. Siallangan KA Jaga RU III Shief C
11 Brigpol Widodo Bhabinkamtibmas
12 Bripda Herodion S.R Bhabinkamtibmas
No Nama Jabatan
1 Pelda Yohanes Dias Danramil
2 Serka Agung Nugroho Batuut
3 Serka Galih Ansore Babinsa
4 Serda Joni Sutisna Babinsa
5 Serda Budal Babinsa
6 Koptu Didi Harjon Babinsa
7 Koptu Adi Siswanto Babinsa
15
8 Koptu Ardian Babinsa
9 Kopda Yasin Arpan Babinsa
10 Kopda Beni Babinsa
11 Kopda Zulfiqor Babinsa
12 Praka Rikson Susilo Babinsa
13 Praka Triyono Babinsa
Koramil yang ada di Kecamatan Bunut Hulu ini juga menangani wilayah
militer Kecamatan Mentebah. Karena itu, tidak ada koramil di Kecamatan Mentebah,
melainkan hanya pos jaga.
No Nama Jabatan
1 H. Tabrani, S.A.P Camat
2 Agus Heriadi, SE Sekcam
3 Rohanisar, S.Sos Kasi Ekbang
4 A.A. Jerni Hadi, S.Sos Kasi Trantib
5 Aswadi Malik, SE Kasi Pemerintahan
6 Rape’ah, A.Md Kasi Kesra
7 M. Yusup, S.Sos Kasubbag Umum dan Aparatur
8 Adong Jamian, A.Md Kasubbag Prog. Dan Keuangan
9 Dwi Febrianti, SE Penyusun Program Anggaran dan
Pelaporan
10 Zainal Administrasi Umum Bag. Ekbang
11 Dayang Kana Administrasi Bag. Umum dan Aparatur
12 Muhammad Mardi Administrasi Umum Bag. Kesra
13 Zainal Arifin, S. Ak Polisi Pamong Praja
14 Muhamad Nor Administrasi Pemerintahan
15 Sudaryo Administrasi Pemerintahan
16 Junaidi Administrasi Umum Bag. Umum dan
Aparatur
17 Dahlan Administrasi Pemerintahan
18 Ramlan Jayadi Administrasi Keuangan
19 Tina Adriani, S.E.I Penyusun Kebutuhan Barang Inventaris
20 Suhartinah Hajizah, S.Tr.Ak Analisa Pembangunan
21 Radiyansyah, S.I.P Analisa Tata Praja
16
Dalam menjalankan tugasnya, camat dibantu oleh kepala desa. Terdapat 16
desa wilayah kecamatan ini. Kepala desa menjadi pemimpin sekaligus ujung tombak
dalam tugas pemerintahan. Sebab mereka langsung bersentuhan dengan warga yang
ada di pelosok.
Selain itu di kecamatan ini juga terdapat Satuan Polsek yang menjaga dan
mengayomi masyarakat. Berikut adalah struktur organisasinya.
No Nama Jabatan
1 Bripka Andi Firdianto Kanit Provos
2 Bripka Riky Ilhamsyah. D, SH.M.H Kasium
3 Bripka Kistan Gustami Kanit Intelkam
4 Bripka Suntoro Kanit Reskrim
5 Bripka Heri Gunawan Kanit Binmas
6 Brigadir Sudarwis Kanit Sabhara
7 Briptu Wahyu Januardi Bhabinkamtibmas
8 Bripda S.M. Manurung Bhabinkamtibmas
9 Bripda A. Tarigas. B Anggota
10 Bripda M. Rizky Islahudin Anggota
11 Briptu Christian Anggota
12 Bripda Hassupardan Anggota
Berdasarkan hasil survei praktis, bahwa kesadaran dalam hal politik, Umat
Katolik cukup tinggi. Hal ini tampak dari praktek politik khususnya ketika mereka
mengikuti pesta Demokrasi. Bahkan ada sejumlah orang yang mencoba untuk ikut
bersaing dalam kontestasi Politik, kendati belum sampai sekarang belum ada yang
berhasil.
Praktik kehidupan politik Umat Katolik sudah sangat nyata mulai dari
tingkat Dusun dan Desa, bahkan dalam catatan sementara bahwa dibeberapa Desa,
Kepala Desanya beragama Katolik. Desa yang dipimpin oleh Kepala Desa beragama
17
Katolik, yakni Desa Tanjung, Desa Tekalong, Desa Batu Tiga, Desa Segitak, Desa
Landau Mentail, Desa Penemur dan Desa Nanga Dua. Fakta ini menunjukkan bahwa
secara politik Umat Katolik cukup sadar dalam persatuan untuk memperjuangkan
seorang pemimpin di Desa.
b. Tenaga Pastoral
Setelah Paroki Santo Paulus Bunut ditetapkan sebagai Paroki mandiri,
memiliki seorang Imam, yakni RD. Silverius Y. Orwan yang ditetapkan berdasarkan
SK Uskup Sintang tanggal 6 Maret 2022, menjadi Pastor Kepala Paroki yang
memimpin Umat Katolik di Paroki ini. Dan sementara mendapatkan seorang calon
Imam, yakni seorang Frater yang menjalani Tahun Orientasi Pastoral, yang adalah
tenaga paruh waktu.
Di Paroki Bunut juga memiliki Komunitas Biara para Suster dan Bruder
BSMC, yang sementara ini berdomisili di Tekalong untuk Suster dan Menaren untuk
Bruder. Saat ini terdapat 3 orang suster dan 1 orang bruder BSMC. Keberadaan
mereka sangat membantu Pastor Paroki untuk melayani umat yang tersebar di
wilayah yang luas.
18
Selain tanaga yang adalah Biarawan/Biarawati, Paroki Bunut memiliki sebuah
Organisasi Gerejani lain, yaitu Dewan Pastoral Paroki (DPP) yang keberadaannya
sejak tanggal, 02 Mei 2022. DPP inilah yang menjadi partner kerja Pastor Paroki dan
para tenaga Suster maupun Bruder. Untuk Stasi-Stasi memiliki kepengurusan Stasi
yakni Dewan Pastoral Stasi (DPS) untuk semua Stasi termasuk pusat Paroki. Selain
Pengurs DPS, juga kelompok Pemimpin Ibadat di setiap Stasi.
Terdapat juga tenaga Penyuluh Agama yang diangkat oleh Kementrian
Keagamaan Kabupaten Kapuas Hulu melalui Bimas Katolik. Di dunia pendidikan,
Pastor Paroki dibantu oleh beberapa guru agama yang tersebar di beberapa sekolah,
baik SD, SMP maupun SMA. Hanya saja tidak setiap sekolah memiliki guru agama
Katolik, selain karena tidak semua sekolah terdapat murid yang beragama Katolik,
juga karena kurangnya tenaga pengajar Agama Katolik di wilayah Paroki Bunut.
c. Stasi/Kring
Paroki Santo Paulus Bunut memiliki 19 Stasi. Dengan jumlah Stasi yang
demikian, Paroki Santo Paulus Bunut terbilang tidak terlalu besar. Namun demikian,
wilayah penyebaran stasi yang mencakup 4 kecamatan, membuat paroki ini dapat
dikatakan sebagai paroki yang luas.
Berikut adalah daftar stasi yang ada di Paroki Santo Paulus Bunut
19
10 Nanga Payang Santo Helidorus Y. Jaelani Nanga Payang Bunut Hulu
11 Nanga Dua Santo Karolus - Nanga Dua Bunut Hulu
12 Landau Kaloi Santo Yohanes Lena Yusiana Batu Tiga Bunut Hulu
Paulus
13 Batu Bekulit Santo Agustinus Ana Batu Tiga Bunut Hulu
14 Nanga Nusak Santo Antonius Antonius Nanga Klibang Bunut Hulu
15 Segitak Santo Paulus Emanuel Ajis Segitak Bunut Hulu
16 Benit Santo Gregorius Sobatinus Parjo Landau Mentail Boyan
Tanjung
17 Landau Santa Maria Asun Landau Mentail Boyan
Mentail Tanjung
18 Penemur Santo Bernadus Totoi Iswanto Teluk Geruguk Boyan
Tanjung
19 Nanga Bunut Santo Paulus Darius Nanga Bunut Bunut Hilir
d. Kelompok Kategorial
Kedua, OMK (Orang Muda Katolik) Paroki Santo Paulus Bunut. Sesuai
dengan namanya, kelompok ini terdiri dari orang-orang muda berusia 15-35 tahun
yang belum menikah. Saat ini jumlah OMK Paroki lebih dari 200-an orang. Namun
demikian, hanya terdapat kurang lebih 150-an orang muda yang aktif mengikuti
kegiatan yang diselenggarakan paroki. Hal ini terjadi karena banyak orang muda
yang bekerja ke luar wilayah paroki, ada juga yang masih menempuh pendidikan di
luar wilayah paroki, dan ada pula yang kurang aktif dengan alasannya masing-
masing.
Ketiga, misdinar atau PPA (Putera Puteri Altar) Paroki Santo Paulus Bunut.
Kelompok ini terdiri dari anak-anak usia SMP dan SMA. Tugas mereka ialah
20
menjadi pelayan altar ketika Perayaan Ekaristi. Kehadiran mereka menjadi bentuk
kelengkapan liturgi Gereja dan sekaligus menjadi bentuk keaktifan umat dalam
berliturgi. Saat ini terdapat sekitar 30-an anak yang tergabung dalam kelompok PPA.
Hanya saja beberapa anak, sedang melanjutkan pendidikan di luar wilayah paroki
sehingga saat ini petugas misdinar yang aktif tidak sampai 30 orang.
21
2) Lukman, S, Pd
3) Emanuel Ajis
4) Viktorius Dungo
f. Karya Pastoral
Dalam keseharian ada banyak karya pastoral di lingkup paroki Santo Paulus
Bunut dan hampir keseluruhannya dikerjakan atau sekurang-kurangnya di bawah
tanggung jawab pastor paroki. Ada misa harian setiap pagi, yang mana di mulai
dengan ibadat brevir pagi terlebih dahulu pada pukul 05.30 dan kemudian misa pukul
06.00. Dalam bidang liturgi, pastor seringkali membuat jadwal tourney atau
kunjungan ibadat ke setiap stasi. Kegiatan kunjungan ibadat ini dibuat untuk tim
pastoral, yang mana di dalamnya ada pastor paroki, frater pastoral, suster, bruder,
dan para penyuluh agama.
Terdapat pula karya kateketik yang dilakukukan oleh tim pastoral ketika
melakukan tourney. Adapaun katekese yang diberikan berkaitan dengan sakramen
gereja dan masa-masa khusus dalam liturgi Gereja. Ada pula pendampingan baptis
dan komuni serta krisma yang juga dilakukan oleh tim pastoral dan kateketik.
25
keluarga. Paroki adalah pihak yang menjadi penyedia layanan ini, dengan harapan
keluarga Katolik dapat menjadi keluarga yang baik.
g. Fasilitas
Terhitung sejak tanggal 6 Maret 2022, Paroki Santo Paulus Bunut tidak lagi
bergabung bersama Paroki Kunjungan Santa Maria Peniung. Dengan kata lain,
Paroki Santo Paulus Bunut telah menjadi paroki yang mandiri. Saat ini gedung gereja
pusat paroki masih terhitung kecil dengan kapasitas maksimal 80 orang dewasa. Lalu
untuk gedung pastoran, saat ini masih mengontrak rumah salah seorang umat.
Sementara gedung paroki belum tersedia. Karena itu, saat ini Paroki Santo Paulus
Bunut sedang berada dalam proses membangun kelengkapan fasilitas pastoral,
termasuk pastoran (tempat tinggal pastor), gedung gereja pusat paroki, dan gedung
paroki yang mana menjadi gedung pertemuan dan menjadi tempat segala macam
acara yang dilaksanakan di pusat paroki.
Untuk fasilitas lain, seperti kendaraan, Paroki Santo Paulus Bunut memiliki 2
(dua) buah sepeda motor. 1 buah digunakan oleh Pastor Paroki, dan 1 buah lagi
digunakan oleh frater pastoral. Dengan demikian, pelayanan yang dilakukan oleh
pastor dan frater dapat dilakukan dengan baik, sebab kendaraan paroki yang ada
dapat digunakan untuk menuju tempat pelayanan, yang kebanyakan sudah memiliki
jalur darat.
Lalu untuk tempat ibadat di setiap stasi, rata-rata sudah memiliki rumah ibadat
dan layak untuk digunakan. Namun demikian, ada beberapa stasi yang sedang
membangun gedung gereja baru, karena gedung gereja lama yang sudah termakan
usia dan perlu adanya pembaharuan.
Berikut adalah daftar stasi dengan rumah ibadat serta keadaanya saat ini.
N Jenis Bangunan
Stasi Nama Pelindung Ukuran Ket.
o Gereja
01 Tekalong Sto. Marius Permanent 7m x 18m Layak Pakai
02 Sei Tekuyung Sto. Fidelis Permanent 16m x 8m Sedang
Membangun
03 Suka Maju Keluarga Kudus Permanent 16m x 8 m Sedang
membangun
26
04 Kepala Gurung Sto. Petrus Permanent 21m x 10m Layak pakai
05 Lubuk Tapang Sto. Yosep Permanent 16m x 8m Layak Pakai
06 Tanjung Sto. Paulus Permanent 16m x 10m Layak pakai
07 Biang II Sto. Yohanes Permanent 21m x8m Sedang
membangun
08 Kerantik Sto. Yohanes Semi permanent 14m x 5m Layak pakai
09 Jakok Sto. Yosep Semi permanent 21m x 9m Sedang
membangun
10 Nanga Payang Sto. Helidorus Permanent 21m x 9m Layak pakai
11 Nanga Dua Sto.Karolus Semi permanent 12m x 5m Rencana bangun
baru
12 Landau Kaloi Sto.Yohanes Permanent 18m x 8m Layak pakai
Paulus
13 Batu Bekulit Sto. Agustinus Sementara 10m x 6m Layak pakai
14 Nanga Nusak Sto. Antonius Sementara 10m x 6m Layak pakai
15 Segitak Sto. Paulus Permanent 21m x 10m Sedang
membangun
16 Benit Sto. Gregorius Permanent 24m x 10m Layak pakai
17 Landau Mentail Sta. Maria Permanent 21m x 1om Layak pakai
18 Penemur Sto. bernadus Permanent 24m x 10m Layak pakai
19 Nanga Bunut Sto. Paulus Permanent 14m x 7m Layak pakai
4. Tugas-tugas pastoral
a. Macam Karya
- Menjadi pelatih misdinar
Setelah menjalankan tugas pastoral selama kurang lebih 4 (empat) bulan di
Paroki Santo Paulus Bunut, sudah banyak kegiatan atau karya yang saya kerjakan.
Pada masa-masa awal kedatangan, saya sudah diminta oleh Pastor Paroki untuk
menjadi pendamping dan pelatih misdinar. Jadwal untuk latihan misdinar adalah
setiap hari Jumat sore pukul 16.00. Sebelum ada jadwal tourney, kegiatan ini dapat
kami laksanakan secara rutin setiap minggu, namun sejak akhir Agustus di mana
jadwal tourney sudah dibuat, saya sudah tidak pernah lagi melatih misdinar, sebab
pada hari jumat seringkali saya tidak berada di pusat paroki, melainkan di stasi-stasi
27
untuk melayani umat di sana. Namun demikian kegiatan melatih misdinar tetap saya
jalankan apabila ada perayaan-perayaan khusus.
- Pemimpin ibadat dan katekese
Pada saat tourney, ada banyak kegiatan yang saya lakukan. Selain memimpin
ibadat sabda dan homily, saya juga mengambil waktu setelah pengumuman untuk
menyampaikan katekese singkat. Katekese yang saya bawakan adalah katekese tahun
iman yang disusun oleh tim dari komisi kateketik Keuskupan Sintang. Selain bahan
katekese yang disediakan oleh keuskupan, beberapa kali saya membuat katekese
sendiri, terutama apabila akan menyambut perayaan khusus, seperti adven dan bulan
Rosario. Dengan demikian, umat juga mendapat pengetahuan akan imannya melalui
katekese singkat setelah ibadat sabda.
Dalam menjalankan tugas ibadat, saya tidak hanya menjadi pemimpin dalam
ibadat sabda hari minggu, tetapi juga ibadat syukur, ibadat pemakaman, dan doa
rosario. Selain itu, pada saat Bulan Kitab Suci Nasional, saya juga menjadi fasilitator
untuk pendalaman Kitab Suci, baik untuk umat di lingkungan atau stasi, maupun
kelompok orang muda.
- Pelatih koor
Selain menjalankan tugas sebagai pemimpin ibadat, kadangkala saya juga
melatih umat untuk bernyanyi. Saya mengambil waktu kurang lebih 30 menit
sebelum ibadat untuk melatih lagu dari Madah Bhakti. Tidak harus sempurna, karena
saya menyadari diri juga kurang pandai bernyanyi, tapi setidaknya ada lagu baru yang
dipelajari oleh umat, sehingga lagu yang dinyanyikan dalam peribadatan tidak itu-itu
saja.
- Pendamping Bina Iman di SMAN 01 Mentebah
Saat ini guru Agama Katolik SMAN 01 Mentebah sedang dalam masa cuti
melahirkan. Maka Pembinaan Iman Anak untuk SMA dipercayakan kepada frater
TOP yang dilakukan pada setiap hari jumat
Kegiatan bina iman ini selalu saya isi dengan sedikit materi dan sharing
singkat, yang diselingi dengan berbagai permainan dan ice breaking. Materi
Pembinaan Iman disesuaikan dengan situasi anak. Adapun materi yang sudah saya
bawakan adalah tentang 5 tugas Gereja dan tentang Adven.
28
- Pemberi materi ajar bagi calon Baptis dan Komuni Dewasa
Pada saat menjalankan tugas tourney atau kunjungan umat, Pastor Paroki
memberi tugas kepada saya untuk tidak hanya memimpin ibadat tetapi juga membina
umat, terutama bagi mereka yang mau dibaptis dan menerima komuni pertama. Untuk
menjalankan tugas itu, saya harus menginap beberapa malam di satu stasi, karena
pelajaran tidak dapat hanya dilakukan satu kali. Meskipun tidak mencapai target
ideal, namun selama beberapa malam, pelajaran dasar sudah tersampaikan dan
semoga dapat tinggal tetap dalam hati dan pikiran umat. Selama beberapa malam itu,
materi ajar yang saya sampaikan adalah tentang doa-doa dasar, doa rosario, dan Kitab
Suci.
Pada awal kedatangan saya ke Paroki Santo Paulus Bunut ini, saya belajar
untuk terlibat aktif dalam urusan administrasi Paroki. Saya menulis data permandian
dan data perkawinan dalam buku khusus. Saya juga membuat surat baptis dan surat
kawin serta surat-surat lainnya.
Setiap kali tourney hal yang pasti saya lakukan adalah menjadi pemandu ibadat
(ibadat sabda di gereja, syukur, rosario, pemakaman, peringatan arwah). Sebelum
ibadat (di gereja) biasanya saya ikut dalam membersihkan gereja. Lalu sebelum
ibadat dimulai saya mengambil waktu untuk melatih umat bernyanyi dan selalu ada
lagu baru yang saya perkenalkan, minimal satu lagu. Pada bagian akhir ibadat saya
juga memberikan katekese singkat. Setelah ibadat usai, seringkali saya berkunjung ke
rumah-rumah umat Katolik yang ada di Stasi. Memang tidak dapat saya kunjungi
seluruhnya, tetapi dengan kunjungan ini membuat saya semakin mengenal dan
dikenal umat.
Untuk tourney dengan waktu yang panjang, biasanya saya isi dengan melatih
para calon baptis dan komuni. Saya juga mengambil waktu untuk melatih umat yang
mau menjadi pemimpin ibadat. Di waktu-waktu luang seringkali saya mengikuti
kegiatan harian umat, seperti pergi ke ladang dan mencari ikan.
29
b. Perencanaan
Jangka pendek
Jangka Panjang
Selama berada di pastoran Paroki Santo Paulus Bunut saya memiliki jadwal
pribadi. Jadwal ini merupakan rutinitas yang tidak saya tulis atau cetak dalam
selembar kertas. Pada dasarnya jadwal ini adalah kegiatan ideal setiap hari ketika
berada di pastoran. Namun, karena berbagai kegiatan lain di luar jadwal tersebut,
seringkali saya tidak dapat melaksanakan kegiatan yang ada secara tepat waktu.
Terlebih lagi apabila ada jadwal tourney, jadwal harian tidak dapat dijalankan
sepenuhnya. Sebab situasi dan kondisi yang tidak memungkinkan untuk tetap
menjalankan jadwal harian ini sebagaimana mestinya. Saya harus menyesuaikan
umat ketika berada di stasi. Berikut adalah jadwal pribadi saya dari bangun tidur
sampai tidur malam.
Jam Kegiatan
05.00 Bangun pagi
30
05.00-05.05 Doa pagi
05.05-05.15 Mandi pagi
05.20-05.30 Pergi ke gereja dan mempersiapkan Misa Pagi
05.30-05.55 Ibadat pagi (brevir)
06.00-06.40 Misa pagi
06.40-07.30 Masak untuk sarapan (kadang-kadang saya berbelanja bahan
makanan terlebih dahulu)
07.30-08.30 Sarapan pagi
08.30-09.30 Beres-beres rumah
09.30-11.30 Stand by di sekretariat paroki dan mengerjakan urusan
administrative paroki
11.30-12.30 Mempersiapkan makan siang
12.30-13.00 Makan siang
13.00-15.00 Waktu pribadi dan Istirahat siang
15.00-17.00 Bersih lingkungan dan memberi makan monyet, ayam, dan kucing
17.00-17.30 Rekreasi singkat
17.30-18.30 Mempersiapkan makan malam
18.30-19.00 Mandi dan persiapan pribadi
19.00-19.30 Makan malam
19.30-21.30 Beres-beres rumah, mengerjakan laporan, baca buku, rekreasi
21.30-21.45 Refleksi, Discerment, dan doa malam
21.45-22.00 Baca bacaan liturgi esok hari
22.00 Istirahat malam
Jadwal harian ini saya buat berdasarkan pengalaman saya selama kurang lebih
sebulan berada di pastoran Paroki Santo Paulus Bunut. Walaupun demikian, tidak
semua kegiatan dapat saya jalankan sesuai waktu yang ada. Misalnya pada hari jumat
sore pukul 04.00, saya mendapat tugas untuk melatih misdinar. Maka kegiatan
membersihkan lingkungan akan bergeser ke jam yang lain, atau akan lebih singkat,
atau kadang kala tidak dikerjakan. Selain itu, banyak kegiatan lain yang terlewatkan
atau tidak terlaksana oleh karena berbagai tugas mendadak lainnya. Hal-hal semacam
inilah yang membuat saya tidak bisa konsisten dalam menjalankan jadwal pribadi
31
saya. Oleh karena itu, saya belajar untuk menyesuaikan diri dengan situasi, dengan
tidak terlalu kaku pada jadwal.
b. Kehidupan Rohani
Jadwal tourney yang padat tidak membuat saya mengabaikan hidup rohani.
Untuk tetap menjaga relasi dengan Tuhan, kegiatan rohani yang tidak pernah saya
abaikan adalah doa pagi, refleksi dan discernment, doa malam. Dalam hal ini refleksi
dan discernment tidak saya buat dalam tulisan melainkan saya renungkan sebelum
doa malam.
Saya bersyukur sebab di Paroki ini, Pastor Paroki selalu mempersembahkan
misa harian. Dengan demikian, walaupun setiap hari minggu saya harus pergi ke Stasi
untuk memandu ibadat, ketika kembali ke pusat Paroki pada hari lain, saya tetap
dapat mengikuti perayaan Ekaristi.
6. Motivasi
a. Motivasi
TOP (Tahun Orientasi Pastoral) adalah masa yang secara khusus disediakan
bagi para calon imam untuk belajar berpastoral. Bagi saya masa ini adalah masa yang
tepat bagi saya untuk mengetahui secara langsung bagaimana kehidupan seorang
imam ketika menjalankan tugas di paroki. Jika sebelumnya hanya mengetahui secara
teori dan hanya mampu melihat kulitnya saja. Saat ini saya mendapat kesempatan
untuk mengalami langsung. Pertama-tama yang saya pelajari adalah soal manajemen
waktu, mengingat di paroki tidak ada jadwal harian. Tidak seperti di seminari. Hal
kedua yang saya pelajari adalah soal administrasi parokial. Hal ini sungguh baru bagi
saya. Karena dalam bangku kuliah tidak ada mempelajari administrasi paroki. Hal
ketiga yang saya pelajari adalah soal menjalin relasi dengan umat dari berbagai
kalangan dan latar belakang, serta karakter. Dan banyak lagi hal yang saya pelajari
dalam masa pastoral ini. Karena itu saya sungguh bersyukur boleh mengalaminya.
Namun demikian dalam proses belajar ini, tidak jarang saya mengalami
kesulitan. Bahkan kadangkala kesulitan itu membuat saya jatuh dalam kesalahan.
Akan tetapi bagi saya kesulitan dan kesalahan adalah hal biasa dalam proses belajar.
Dengan itu saya semakin berusaha untuk menjadi lebih baik.
32
Tantangan awal saya ketika menjalani TOP adalah kesepian. Terbiasa hidup
bersama dengan banyak manusia di dalam satu rumah belum dapat saya sesuaikan
dalam waktu singkat ketika berada di pastoran di mana hanya ada 2 orang, yakni
saya dan Pastor Paroki. Saya menyadari bahwa jika hal ini terus berlanjut, maka
pernjalan saya ke depannya akan terasa berat. Dengan semangat, saya berusaha untuk
menjadi pribadi yang “banyak omong”, untuk dapat masuk dalam kehidupan orang-
orang yang ada di sekitar saya. Sehingga saya tidak lagi menjadi orang baru dan
asing, melainkan bagian dari mereka. Untungnya orang-orang yang ada di sekitar
saya juga membuka diri dan menerima saya.
Selama kurang lebih 4 bulan ini, saya merasakan bahwa semangat untuk
menjadi seorang imam atau pastor semakin kuat. Perjumpaan nyata dengan umat
menjadi penyemangat utama bagi saya. Ketika saya tiba di stasi dan disambut dengan
gembira, maka saya merasa bahwa sayapun harus selalu bergembira, agar suasana
bahagia selalu ada di tengah-tengah umat. Dalam refleksi saya, Tuhan telah
menunjukkan kasih-Nya melalui kegembiraan umat ketika saya hadir di tengah-
tengah mereka. Karena Tuhan telah mengasihi saya, Tuhanpun ingin tahu apakah
saya juga mengasihi Dia (Bdk. Yoh. 21:17). Karena itu semangat saya semakin kuat
untuk menunjukkan bahwa saya juga mengasihi Tuhan dengan bertanggungjawab
atas panggilan istimewa ini.
33
Saya merasakan bahwa menjadi pelayan Gereja tidaklah mudah. Namun dalam
waktu pastoral ini, saya belum menemukan alasan untuk tidak berada dalam jalan ini.
Saya merasakan cinta Tuhan yang tidak berkesudahan. Cinta yang selalu membawa
ketenangan bagi jiwa yang kadang lelah. Meskipun saya adalah orang berdosa yang
kadangkala merasa diri tidak layak, tetapi saya merenungkan bahwa Tuhan
menggunakan saya orang berdosa ini untuk melayani umat-umat-Nya di dunia ini.
Lampiran
Ke
cam
an
ata
oy
nM
g nB
en
un ata
teb
ah
Ta cam
Ke
nj
34