Anda di halaman 1dari 3

Nama : Kaspar Indar Cahayadi Waruwu

NPM : 170510036
Tingkat : III (Tiga)
Semester : V (Lima)
Mata Kuliah : Pastoral stasioner
Dosen : Largus Nadeak, Lic.S.Th.

SETIA DALAM PERKARA KECIL


SEBAGAI TANDA KESETIAAN DALAM PERKARA YANG BESAR

Hari : Minggu XXV


Bacaan 1       :  Amos 8:4–7
Bacaan 2       :  1 Timotius 2:1–7
Bacaan Injil :  Lukas 16:1–13

Pergunakanlah mamon yang benar.


Para saudara-saudari terkasih, selamat hari Minggu dan selamat jumpa untuk
kita semua, Horas. Ya’ahowu. Kata mamon mempunyai arti mencari keuntungan
secara tidak benar, keserakahan, sesuatu yang materi seperti uang, harta benda,
kekayaan duniawi yang menguasai seseorang dibandingkan dengan pelayanan kepada
Allah. Seperti kita dengar dalam bacaan Injil, tak seorang pun dapat mengabdi kepada
dua tuan. Karena jika demikian, ia akan membenci yg seorang dan mengasihi yang
lain, atau ia akan setia kepada yang seorang dan tidak mengindahkan yang lain. Kamu
tidak dapat mengabdi kepada Allah dan kepada Mamon.

Saudara-saudari terkasih,
Injil Lukas menuturkan hal yang senada dengan dua bacaan (bacaan I dan
bacaan II). “Manusia bisa menjadi makhluk yang tidak peduli terhadap sesamanya”,
begitulah yang dituturkan Nabi Amos (bacaan I). Di saat manusia sudah “kenyang”
dengan kemewahan, ia masih saja curang dalam hidup orang lain. Misalnya, tidak
berbagi rejeki kepada sesama, sebaliknya berlaku curang guna meraup sebesar
mungkin keuntungan; tidak peduli jika kecurangan itu semakin menyengsarakan
orang lain (miskin). Kewenangan dan kekuatan ekonomi yang dimiliki hanya untuk
memuaskan ketamakan diri semata. Pada bacaan II kita mendengar Timotius
dinasehati untuk mendoakan raja-raja dan pembesar-pembesar. Tujuannya ialah
supaya menghadirkan ketenangan dan ketenteraman di tengah masyarakat.
Mengayomi rakyat, menciptakan ketenangan dan ketentraman, sehingga warga
mampu mewujudkan kesalehan dan kehormatan hidup sesuai agamanya. Tidaklah
berlebihan jika dibalik doa itu terkandung pemahaman: kewenangan, kekuatan
ekonomi juga, yang sejatinya sarana untuk menghadirkan kesejahteraan.

Dalam perumpamaan pada Injil dituturkan seorang bendahara yang akan


mengalami pemecatan. Ia dinilai tidak mampu mengelola kekayaan majikannya. Di
tanah Palestina (era itu), seorang bendahara dipercaya secara penuh untuk mengelola
kekayaan majikannya. Dampak pemecatan itu akan menghilangkan penghidupannya.
Ia tidak bisa kembali bekerja sebagai bendahara, karena reputasi pemecatan. Masa
depan yang suram pasti akan dialaminya. Lebih suram lagi, ia tidak bisa bercocok
tanam, mencangkul dan tidak mungkin mengemis, karena merasa malu. Lalu ia
menyusun strategi untuk “menyelamatkan” masa depannya. Ia membutuhkan orang
lain. Ia tahu bahwa hidup bukan hanya soal mengumpulkan Mamon, tetapi juga
persahabatan/relasi. Perubahan makna hidup, makna Mamon, kewenangan, harta milik
bagi si bendahara. Mamon tak mampu menjadi sandaran abadi di sepanjang hidup. Ia
membuat taktik untuk menyelamatkan hidupnya agar ia diterima oleh orang yang
ditolongnya itu kelak. Ketika bertemu dengan nasabah, bendahara itu mengurangkan
jumlah hutang nasabah. Ia mempergunakan sisa kewenangan dan harta miliknya untuk
menjalin persahabatan dengan orang lain.

Saudara-saudari yang terkasih,


Jika demi keselamatan di dunia begitu cerdik si bendahara itu, hendaknya
“anak-anak” terang pun cerdik seperti itu. Cerdik berarti mempersiapkan diri sebaik
mungkin demi datangnya Kerajaan Allah. Dalam kaitannya dengan Mamon, maka
Mamon dapat menjadi sarana menghadirkan tanda kerajaan Allah. Mamon,
kekuasaan, uang, harta milik demi Kerajaan Allah dan membangun kesejahteraan
(persahabatan). Yesus memuji bendahara itu bukan karena kelicikannya yang
mendatangkan kerugian bagi majikannya. Yang dipuji oleh Yesus ialah di dalam
situasi yang terdesak, bendahara itu licik mencari jalan atau taktik, supaya
kehidupannya berlanjut. Kelicikan itu berhenti jika ditempatkan pada konteks anak-
anak dunia dan anak-anak terang. Kelicikan anak-anak dunia berbicara soal kebutaan
manusia karena ditutupi oleh keserakahan harta dunia, yaitu pada Mamon yang
mengakibatkan orang lain mengalami kerugian. Anak-anak terang harus licik mencari
jalan yang baik untuk bisa mengumpulkan harta yang membawa kebaikan. Kebaikan
itu harus ditopang dengan ketulusan. “hendaknya kamu menjadi cerdik seperti ular,
dan menjadi tulus seperti merpati”.

Apa hubungannya dengan Mamon? Kelicikan untuk mengikat persahabatan


dengan Mamon. Jikalau seorang mempunyai persekutuan dengan harta, kekayaan,
uang, maka seseorang itu harus menjadi tuan atas kekayaannya tersebut. Tidak
sebaliknya, harta kekayaan yang menjadi tuan atas diri kita. Ketika bersekutu dan
bersahabat dengan mammon, maka ia tidak memperbudak kita, tetapi kita menjadi
tuan atasnya. Manusia membutuhkan harta, yaitu supaya bisa mencapai Allah.
Perhatikanlah seekor semut bila menemukan segelas madu, ia tidak mencicipi dari
pinggir tetapi langsung menceburkan diri ke dalamnya. Akibatnya semut itu sendiri
mencelakakan dirinya. Begitulah kehidupan manusia jikalau terlena dengan
kelimpahan harta miliknya. Ia lupa akan dirinya sendiri dan lupa kepada Allah.

Saudara-saudara yang terkasih,


Kewenangan, uang, harta milik harusnya semakin memampukan kita untuk
menjadi berkat bagi sesama dan hidup seturut dengan kebenaran Firman Allah.
Semoga, Amin.

Mengetahui:
KDS Tiga Bolon

(_______________________)

Anda mungkin juga menyukai