Disusun oleh :
Hillary Winda Ari Widyastuti 191124112
Paulus Wisnu Kurniawan Sanjaya 191124044
Elisabet 191124079
Yohanes Yunus
A. PENGANTAR
PKKI IX diselenggarakan di Tomohon, Manado, pada tanggal 17-23 Juni 2008.
Pertemuan yang diikuti oleh para utusan dari keuskupan-keuskupan di seluruh
Indonesia yaitu :
Penerusan iman merupakan tugas setiap umat Katolik sampai kapan pun (bdk.
Mat 28:18-20). Dalam khotbah dalam perayaan Ekaristi pembuka PKKI IX
menggarisbawahi peran dari katekese sebagai upaya untuk meneruskan warisan iman
dari generasi ke genertasi. Timotius pun mendapat pendasaran tentang penerusan
iman melalui himbauan dari Santo Paulus (bdk. 2 Tim 3:10-17). Nasihat Paulus
kepada Timotius itu sangat relevan untuk diperhatikan oleh umat sampai saat ini.
Selain menjadi fasilitator dan pemimpin katekese umat, seorang katekis juga
mempunyai tugas untuk terlibat menciptakan harmoni sosial. Keberadaan agama
jangan sampai menjadi penghambat untuk menciptakan harmoni sosial. Kerukunan
antar umat bragama menjadi modal sosial yang sangat penting untuk mendukung
terwujudnya pembangunan yang lebih berdaya guna bagi seluruh masyarakat.
B. PKKI IX : Katekese dalam Masyarakat yang Tertekan
Sidang PKKI kali ini, berbeda dengan PKKI sebelumnya. PKKI IX ingin
menunjukkan keberpihakannya terhadap masyarakat yang mengalami tekanan di
berbagai aspek kehidupan, yakni : kemanusiaan, politik dan juga hukum. Oleh karena itu,
dikatakan berbeda dengan sidang sebelumnya karena PKKI 1-VIII masih membicarakan
tema katekese yang relevan dan kontekstual tanpa menyinggung situasi konkrit
masyarakat. Keberpihakan dari PKKI IX akan dikonkritkan oleh BIMAS Katolik
Departemen Agama Republik Indonesia dalam mengambil tindakan untuk menyalurkan
dana 78% - 80% untuk pemberdayaan langsung di daerah. Dengan adanya program ini,
masyarakat diharapkan memiliki peningkatan hidup beriman dengan efisiensi
pemanfaatan dan juga pemerataan dana.
3. Diskusi Regio
a) Masalah Kemanusiaan
Permasalahan utama yang dihadapi sektor kemanusiaan adalah; kesehatan
masyarakat yang rendah, tingkat pendidikan yang rendah sehingga memicu
meningkatkan kekerasan dalam kehidupan masyarakat (perampokan, pembunuhan
yang terutama disebabkan oleh tekanan ekonomi), kekerasan dalam rumah tangga
(fisik, mental, kekerasan seksual), human trafficking (perdagangan manusia, terutama
perdagangan anak dan perempuan), angka kemiskinan yang terus meningkat,
kerusakan lingkungan (penebangan, pertambangan, polusi, sampah), menjaga
ketertiban umum di perkotaan dengan (pengusiran pedagang kaki lima), diskriminasi
perlakuan antara masyarakat pribumi dan pendatang, hilangnya hak untuk hidup
(aborsi, pembunuhan), poligami, retaknya hubungan sosial dan persaudaraan karena
tekanan ekonomi, pengangguran, kekerasan akibat pragmatisme politik, dan korupsi
yang semakin meluas dan kemerosotan tata nilai atau norma yang dianut masyarakat.
b) Masalah Hukum
c) Masalah Politik
Dengan melihat upaya yang dilakukan oleh setiap regio, kita tahu bahwa
katekis yang diharapkan adalah katekis yang handal serta sigap dalam membaca
situasi. Mampu mengemukakan ide-ide baru terlebih dalam mengangkat masyarakat
untuk keluar dari tekanan serta memberanikan diri untuk membuat perubahan.
Penggalakan multimedia saja sangat diperlukan pada saat itu, terlebih pada masa
sekarang ini dengan kemajuan yang begitu pesat tentu katekis dituntut untuk mampu
mengikuti perubahan yang ada.
e) Katekese Politik
Hadirnya katekese politik ini karena didapati fakta bahwa di dalam dunia
politik telah muncul praktek politik yang disebut dengan machiavellistis, dimana
segala cara dihalalkan untuk mencapai segala tujuan. Tentu gereja tidak nyaman
dengan hal tersebut karena tidak sesuai dengan tujuan politik yang benar, yaitu
mengatur kehidupan bersama untuk mencapai kesejahteraan bersama. Melihat praktek
politik yang sudah tidak sesuai dengan tujuan semula, maka semua orang Katolik
dipanggil untuk ambil bagian di dalam pelaksanaan politik yang mengedepankan
kemanusiaan.
Katekese politik memegang peran sentral yang penting dalam pemutakhiran
paradigma politik yang sedang berkembang. Katekese politik dapat menargetkan
kaum muda dan aktivis. Katekese politik anak muda bertujuan untuk menumbuhkan
semangat, dan akhlak anak muda untuk menghadapi godaan politik dan ekonomi
uang. Sementara itu, katekese politik bagi para aktivis dan politisi bertujuan untuk
memperkuat kemampuan mereka dalam menjaga integritas, kejujuran, dan idealisme
dalam melawan pragmatisme dan politik uang. Oleh karena itu, katekese ini penting
bagi kemajuan pemahaman umat akan politik agar mereka tidak anti dan mau ikut
ambil bagian dalam memperjuangkan kesejahteraan hidup masyarakat luas.
Pembaharuan paradigma dalam berpolitik seperti ini tidaklah mudah
diterapkan terlebih pada umat Katolik, akan tetapi harus terdapat hubungan lintas
kelompok dalam merealisasikan pembaruan melalui katekese politik ini. Jika memang
ingin membangun mentalitas politik yang sehat, perlu adanya pendidikan politik dan
katekese politik sejak dini dan itu semua tidaklah instan.
Sementara itu target yang mau dicapai dalam waktu empat tahun mendatang
mengharapkan profil umat beriman yang dicita-citakan sesuai dengan dimensi umur
dalam bidang kemanusiaan, hukum, dan politik yaitu :
Target profil umat yang ingin di capai sesuai kategori umur di atas
menjadi sebuah dasar acuan untuk menyusun tujuan, tema serta gagasan dasar
katekese yang ingin dikembangkan dalam hidup masyarakat hingga bisa
meningkatkan peran aktif umat dalam mewujudkan habitus baru hidup
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara melalui keterlibatan mereka dalam
persoalan kemanusiaan, hukum dan juga politik. Besar harapan agar masing-
masing keuskupan atau regio bisa menjabarkannya sesuai dengan konteksnya
masing-masing di bantu dengan Komkat KWI.
PKKI tidak hanya menyentuh kehidupan beriman umat yang berfokus pada iman dan
kehidupan umat yang terlihat baik-baik saja. namun PKKI juga menyentuh sisi sensitif
masyarakat yang jarang sekali bisa mereka ungkapan secara langsung. Dalam PKKI IX yang
bertema “katekese dalam masyarakat yang tertekan” kelompok di ajak untuk melihat
kehidupan beriman umat melalui tekanan yang masyarakat peroleh di dalam hidupnya.
Katekese seperti ini sungguh memberi peneguhan, semangat dan keberanian kepada
masyarakat untuk mengatasi ketertekanan mereka di segala dimensi. Terkhusus bagi
masyarakat yang masih takut untuk angkat bicara karena takut di nilai kurang bekal
pemahaman akan masalah yang tengah terjadi yaitu mereka yang lemah dan tertindas.
Dengan begitu katekis sangat berperan dalam membantu masyarakat beragama untuk
menciptakan harmoni sosial dalam masyarakat Indonesia yang plural ini, sudah pasti katekese
ini tidak berjalan dengan lancar tanpa adanya ke ikut sertaan dan keterbukaan umat terhadap
pokok pembahasan dari katekese ini serta ketersediaan umat untuk terlibat langsung untuk
ambil bagian dalam mewujudkan pembangunan masyarakat yang lebih berdaya guna bagi
masyarakat lainnya, yang mana hal ini mendapat dukungan penuh dari Bimas Katolik Depag
RI dengan menyalurkan dana untuk meningkatkan hidup beriman masyarakat katolik di
Indonesia.
PKKI IX ini sungguh menyediakan wadah serta ruang untuk masyarakat
menyuarakan aspirasi yang selama ini terbungkam karena kurang di dengar dan di
perhatikan. Banyaknya kasus yang terjadi di masyarakat, terutama masyarakat kecil seperti
terjadinya perampokan, penodongan, hingga pembunuhan yang banyak disebabkan oleh
tekanan ekonomi, kekerasan fisik, seksual hingga mental, perdagangan manusia, kemiskinan
yang meningkat, perusakan lingkungan hidup, rakyat kecil yang tidak mendapatkan haknya,
aborsi di kalangan remaja, poligami terselubung, keretakan relasi sosial dan persaudaraan
karena tekanan ekonomi, pengangguran, kekerasan akibat pragmatisme politik, korupsi yang
kian merata, kemerosotan tata nilai yang dianut masyarakat hingga diskriminasi perlakuan
antara penduduk asli dan pendatang, menjadi masalah pokok pembahasan dalam pertemuan
PKKI IX dengan harapan dapat membantu masyarakat yang tertekan mendapatkan celah
dalam satu ruang untuk menyalurkan perasaan mereka. dengan begitu para katekis bisa
dengan sungguh menyiapkan katekese ini dengan baik hingga dapat memberikan solusi,
peneguhan serta semangat untuk masyarakat yang tertekan dan tertindas.
Tidak hanya satu kalangan, katekese ini juga di siapkan untuk menyentuh berbagai
kalangan masyarakat dimulai dari yang muda hingga tua dan berbagai lapisan masyarakat.
Tidak hanya itu, katekese ini juga dikembangkan untuk meningkatkan peran masyarakat
untuk mewujudkan hidup bermasyarakat baru dalam berbangsa dan bernegara, melalui
keterlibatan dalam hal kemanusiaan, hukum dan politik. ketekese ini bertujuan untuk
menumbuhkan kesadaran dalam diri umat akan perlunya perbaikan paradigma dan perilaku
dalam berbagai aspek kehidupan yang mungkin saja selama ini keliru, membantu
meningkatkan kepekaan masyarakat dalam meningkatkan kepekaan sebagai orang Katolik
yang dipanggil untuk ambil bagian dalam mencari jalan untuk tetap bertahan menggenggam
iman namun tidak mengesampingkan masalah-masalah sosial kemasyarakatan dalam
kehidupan.
Dalam hal ini kelompok menyadari kehadiran ketekis sangat berperan untuk
menyelamatkan para masyarakat yang tertekan dan tertindas tersebut, di mana pertolongan
yang diberikan melalui katekese yang berfokus pada masalah kemanusiaan, politik, serta
hukum dapat sungguh membantu masyarakat beragama menciptakan harmoni sosial dalam
masyarakat Indonesia yang penuh keberagaman. Kelompok sungguh terinspirasi untuk
bersungguh-sungguh menyiapkan diri dalam mengamati masalah yang terjadi dalam lapisan
masyarakat, tentu saja katekis sangat membutuhkan peran serta umat dari seluruh lapisan
masyarakat untuk saling bahu membahu menciptakan suasana masyarakat yang harmonis,
damai, dan tentram, dalam kehidupan bermasyarakat serta mengembangkan sikap saling
menghargai, toleransi, saling menghormati, kerja sama, musyawarah dan lain sebagainya
untuk sungguh mewujudkan kehidupan yang sungguh di cita-citakan hingga mewujudkan
nilai kerajaan Allah di tengah hidup bermasyarakat dan semua kalangan masyarakat
mempunyai kesempatan untuk berkarya di bidang kemanusiaan, politik dan hukum dengan
keterbatasan dan kelebihannya masing-masing.