PERKEMBANGAN TAHUN
2001 - 2006
P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 1 – 2 0 0 6 |1
2|P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 1 – 2 0 0 6
BAB I
INTERNASIONALITAS KONGREGASI SPM
Kongregasi SPM terdiri dari Provinsi Nederland, Provinsi Indonesia dan Komi-
si Koordinasi Malawi (Komunitas-Komunitas di Malawi di bawah perhatian Dewan
pengurus Umum).
Ketiga Negara membangun ikatan kerja sama/ hubungan satu sama lain seba-
gai Kongregasi atas dasar Tradisi dan Spiritualitas Kita, yang diungkapkan dalam
Konstitusi bab Persekutuan halaman 23 sebagai berikut:
“Lambat laun kita menjadi saudara satu sama lain dan mempertaruhkan diri
untuk suatu persekutuan hidup baru. Tempat manusia saling dikenal sebagai
saudari dan saudara“
4|P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 1 – 2 0 0 6
1.2.1. Dalam periode kepengurusan 2000-2006, pertemuan KKU belangsung
tiga (3) kali yaitu:
Tanggal 26, 27, 30 Juli 2001
Tanggal 23-25 Juli 2003
Tanggal 18-21 Juli 2005
1.2.2. Anggota KKU dan Pendamping mengalami bahwa laporan dari Komisi
KKU dari waktu ke waktu semakin transparan, sehingga Kongregasi
dapat menyikapi bagaimana bergaul dengan Tertib Administrasi dan
keuangan.
1.2.3. Berhubung modal kerja DPU sebagian berasal dari Solidaritas Provinsi
Indonesia, maka kitapun hendaknya menjadi kritis untuk pengadaan
berbagai pertemuan Internasional.
Pertemuan Internasional bagi para pembina dan perwakilan dari para anggota
DPP/ Ko-Ko diprogramkan akan berlangsung pada 03-07 Desember 2001, di
Bali, Indonesia. Pertemuan ini gagal karena adanya peristiwa bom Bali I, yang
menyebabkan para DPP/ Ko-Ko dari luar Indonesia takut menghadirinya.
Pertemuan para Pembina tersebut sangat besar artinya. Sebab dalam pertemu-
an itu terjadi penjernihan dan pemahaman akan arah pembinaan yang didasar-
kan pada konstitusi kita. Dengan demikian kita saling memberi kepercayaan
akan proses pembinaan yang terjadi di Provinsi/ Regio masing-masing.
P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 1 – 2 0 0 6 |5
Dalam pertemuan yang berlangsung 02-13 Agustus 2004, ditemukan ber-
sama bahwa menggali kekuatan-kekuatan yang dimiliki setiap pribadi Sus-
ter akan menjadi “batu pijak” dari setiap pembinaan.
Pertemuan tersebut sangat cocok dengan Spiritualitas Kesamaan martabat
manusia sebagai citra Allah yaitu:
o Bahwa setiap pribadi diberi kemampuan oleh Allah untuk bertumbuh
kembang dengan kekuatan-kekuatan yang dianugerahkan kepada
masing-masing pribadi.
o Oleh karena itu kelonggaran untuk tumbuh kembang perlu diciptakan
agar pertumbuhannya seimbang.
o Pengalaman pembinaan itu meneguhkan para pembina untuk mengusa-
hakan keseimbangan bagi dirinya sendiri, maupun usaha menciptakan
keseimbangan bersama para postulan/ novis/ yunior.
o Pengalaman itu juga, melengkapi usaha para pembina dalam menyem-
purnakan program pembinaan dalam setiap tahapannya.
2.1. Membantu Regio Malawi Dengan Mengutus Sr. M. Monique dan Sr. M.
Venantia Ke Malawi (Bdk. BMU 2001, hal. 29-30, Lap. Zr. Annette Schoon).
Untuk tahap pertama:
Mereka berangkat dari Indonesia 30 Oktober 2001 menuju Belanda dan bu-
lan Nopember 2001 berangkat ke Malawi.
11 Pebruari sampai dengan awal Maret 2003 diadakan evaluasi. Mereka me-
nyatakan diri kerasan tinggal di Malawi. Ko-Ko dan para suster Malawipun
menerima mereka.
Nopember 2003 kedua Suster itu cuti dan kembali lagi ke Malawi untuk
tahap kedua.
P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 1 – 2 0 0 6 |7
25 Juni 2004, Sr. M. Valeria berangkat ke Malawi melalui Belanda, menam-
bah jumlah misionaris Indonesia di Malawi.
Agustus 2005, DPP mengevaluasi keberadaan mereka bertiga bersama Ko-
ko Malawi. Mereka merasa senang dengan kehadiran dan keterlibatan ketiga
Suster yang mengembangkan Malawi dan berharap keberadaan ketiga
Suster dipertahankan.
Tugas Ketiga Suster Indonesia di Malawi saat itu sebagai berikut:
Sr. Monique dipersiapkan mengganti Sr. Melania mengurus fonds Sosial.
Sr. Venantia membantu di asrama Jacaranda dan akan dipersiapkan untuk
tugas lain.
Sr. Valeria dipercaya menjadi Pimpinan Komunitas Bangula.
Mereka bertigapun merasa kerasan mengabdikan diri membantu Regio Malawi.
2.2. Mengutus Sr. Eduarda Krans ke Belanda untuk belajar merawat orang tua
dari awal Oktober sampai dengan akhir Desember 2001.
Sepulang dari Nederland Sr. Eduarda tinggal di Probolinggo dan bertugas mem-
beri perhatian kepada orang tua, terutama yang sakit. Namun karena kondisi
kesehatan Sr. Eduarda sendiri kurang baik, maka tugas tersebut dilaksanakan
dengan bekerja sama dengan Pimpinan Komunitas dan Tim di Probolinggo.
8|P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 1 – 2 0 0 6
4. KERJA SAMA DENGAN DPU DAN KELOMPOK PENGGERAK
DPP Indonesia bekerja sama dengan “Kelompok Penggerak” dalam urusan Yuri-
dis-Ekonomis. Dalam usaha tertib administrasi keuangan, kerja sama ini sangat
dibutuhkan DP Provinsi. Sesuai Keputusan Kapitel Provinsi tahun 2000:
Menugaskan DPP bekerja sama dengan DPU dan Kelompok Penggerak.
Meneruskan usaha menindaklanjuti diselesaikannya urusan Perkumpulan
Santa Perawan Maria”.
Pertemuan dengan kelompok Penggerak, yang diwakili oleh Sr. Afonsa, Sr.
Felisita dan Sr. Beata berlangsung pada bulan Desember 2001.
Pada kesempatan itu DPP memikirkan bersama, jalan keluar dengan men-
cari informasi sebanyak mungkin, memertimbangkan masak-masak kebi-
jakan yang akan ditempuh Provinsi dalam mengantisipasi adanya undang-
undang Yayasan.
Hasil kerja sama ini nampak antara lain dengan tersusunnya “Hubungan
finansial antara perkumpulan SPM dengan Perkumpulan Dharmaputri dan
Perkumpulan SPM dengan Badan Sosial”.
10 | P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 1 – 2 0 0 6
BAB II
PERSEKUTUAN
Persekutuan Religius kita berakar dalam Sejarah Allah dan manusia (Konst.
halaman 21). Diilhami oleh Konstitusi kita, Kita membangun hidup persekutuan
sebagai keluarga Religius dengan semangat persaudaraan.
“Lambat laun kita ingin menjadi saudari satu sama lain dan mempertaruhkan diri
untuk suatu pesekutuan hidup baru, tempat manusia saling dikenal sebagai
saudari dan saudara”. (Konstitusi halaman 23)
12 | P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 1 – 2 0 0 6
2.4. Perhatian Terhadap Komposisi Komunitas
Dalam setiap alih komunitas/ tugas hal ini menjadi perhatian pertama.
Dilakukan lewat komunikasi personal dengan setiap Suster yang akan mema-
suki komunitas baru; dengan pimpinan komunitas yang akan menerima ang-
gota baru. Tujuannya untuk mencapai keseimbangan.
Kita semua mengusahakan, dalam semangat persaudaraan yang semakin tum-
buh kembang dan keterbukaan menerima sesama saudara. Usaha ini membuat
problem yang ditimbulkan oleh komposisi komunitas semakin kecil.
14 | P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 1 – 2 0 0 6
BAB III
ANGGOTA ASOSIASI
“Kongregasi kita mengakui adanya anggota yang berasosiasi. Sama seperti kita,
mereka itu mencari Kerajaan Allah dan kebenarannya serta ingin hidup berdasar-
kan inspirasi yang sama. Kita menjalin ikatan untuk bersama-sama menghayati
Spiritualitas, sehingga kita bersama-sama dijiwai olehnya. Bentuk dan isinya
ditentukan oleh masing-masing Dewan pengurus Provinsi/ Regio dan mereka yang
termasuk anggota asosiasi”. (Bdk. Statuta hal. 31)
16 | P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 1 – 2 0 0 6
BAB IV
PEMBINAAN
PENDAHULUAN
Pembinaan dalam hidup religius adalah suatu aspek dari proses kehidupan yang
panjang dalam diri setiap orang, termasuk dalam perkembangan sebagai seorang
wanita atau pria. Melalui pembinaan ini, “Dengan sikap terbuka dan kritis, kita
berusaha memahami bagaimana gambar Allah dan kerajaan-Nya mendapat
bentuk sebaik dan seindah mungkin dalam diri kita masing-masing dan dalam
semua manusia”. (Konst. bag. pembinaan no. 4)
Para Dewan Pengurus dan Ko-Ko mempunyai tanggung jawab untuk me-
wujudnyatakan visi pembinaan di masing-masing provinsi/ Regio, bukan ha-
nya dalam tahap pembinaan inisial, tetapi juga dalam tahap bina lanjut dalam
konteks masyarakat dan suasana religiusnya masing-masing.
Dalam Kapitel umum 2000, untuk mencapai tujuan pembinaan tersebut
telah ditetapkan 8 (delapan) tema (Lihat Kep. Kap. Umum 2000 no. 4.1-4.8).
Untuk itu Pimpinan Provinsi/ Regio yang bertanggung jawab atas pembinaan,
perlu melaksanakannya dalam program dan menyusun tema-tema sesuai ke-
butuhan untuk masa kini dan keadaan yang khusus; dan dengan sikap terbuka
terhadap apa yang terjadi di dunia dan gereja, dekat maupun jauh.
Berdasarkan Keputusan Kapitel Umum 2000, Provinsi Indonesia mewu-
judkan pembinaan:
1. PEMBINAAN INTERNASIONAL (Bdk. Bab I Tentang Internasionalitas)
Provinsi Indonesia mengikuti pembinaan Internasional seperti telah dijadwal-
kan. Tema-tema pembinaan lebih ditentukan oleh Dewan Pengurus Umum,
namun disesuaikan dengan dinamika Provinsi.
Para Pimpinan Komunitas dan Pimpinan karya tempat Yunior diutus, ju-
ga menjadi pembimbing para yunior, disamping tim pendamping Yunior
yang diangkat oleh DPP.
P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 1 – 2 0 0 6 | 27
BAB V
PERUTUSAN
Perubahan, Perkembangan, dan tuntutan zaman ini, kita rasakan begitu cepat
dan menantang. Setelah melewati proses panjang dan refleksi kritis dengan
analisa SWOT (kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman), agar pengelolaan
dan penyelenggaraan Pendidikan kita tetap efektif dan optimal, maka mulai
tanggal 1 Juli 2002 Yayasan Pendidikan Santa Perawan Maria (SPM) ber-
alih ke Badan Hukum ”Perkumpulan Dharmaputri”.
“Perkumpulan Dharmaputri” adalah “pengganti wadah” sekolah-sekolah milik
Kongregasi Suster-Suster Santa Perawan Maria (SPM). Sejak keberadaannya di
Indonesia yakni tahun 1926 telah melibatkan diri dalam pelayanan bidang pen-
didikan, yang semula dikelola oleh Yayasan Pendidikan Santa Perawan Maria
(SPM).
Berhubung dengan masa Kepengurusan Yayasan Sosial SPM, yang dalam Berita
Pusat Nopember 2001, dikatakan diperpanjang sampai dengan 31 Desember
2001, wadahnya yang akan menjadi pengganti Yayasan Sosial SPM masih da-
lam proses. Wadah tersebut akan menentukan struktur kepengurusan.
2.1. Sejarah Singkat Perubahan Yayasan Sosial SPM Menjadi Badan Sosial
SPM.
Menanggapi Undang-Undang Yayasan Nomer 16 tahun 2001, yang akan disah-
kan oleh Presiden 6 Agustus 2001 dan akan diberlakukan 6 Agustus 2002. Se-
hubungan dengan hal tersebut, Pengurus Yayasan Sosial yang saat itu ketuanya
adalah Sr. M. Emmanuella SPM, Sekretaris Sr. M.Frida SPM dan Bendahara Sr.
M. Celinda SPM, bersama DPP menghadiri pertemuan yang membahas tentang
draft Undang-Undang Yayasan No. 16 yang kemudian memelajari, mencermati
bersama DPP + Ekonom + Yayasan pendidikan dan Yayasan Sosial SPM.
Permasalahan ini kemudian dibawa oleh DPP ke dalam pertemuan regio-regio.
Pertemuan selanjutnya bersama dengan Dewan Pengurus Umum + DPP +
Ekonom + Yayasan Pendidikan + Yayasan Sosial SPM, secara serempak masing-
masing mengadakan konsultasi dan mencari informasi ke Ahli Hukum, Dinas
terkait, Notaris dan Bidang Sosial lainnya.
Setelah menerima informasi yang cukup memadai dari berbagai pihak
yang terkait, dalam rapat Dewan Pengurus Umum dengan Dewan Peng-
urus Provinsi, DPP mengambil keputusan sebagai berikut:
Yayasan Sosial Santa Perawan Maria dibubarkan. Pembubaran Yayasan
Sosial ini terjadi pada tanggal 31 Januari 2002. DPP membentuk wadah
sebagai pengganti Yayasan Sosial SPM yaitu BADAN SOSIAL SPM, yang menang-
ani pengelolaaan bidang Karya Asrama/ PA, Balai Pengobatan, dan Sosial Ke-
masyarakatan.
32 | P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 1 – 2 0 0 6
BENTUK-BENTUK PERUTUSAN BARU
Sesuai dengan keputusan Kapitel Provinsi tahun 2000, DPP mewujudkan
bentuk-bentuk perutusan baru, sesuai dengan tanda-tanda zaman, yang di-
butuhkan masyarakat dan gereja di Indonesia dengan memberi prioritas
kepada beberapa bentuk tertentu.
Di masa yang akan datang, diharapkan para Suster tidak bergerak sendiri-sen-
diri membidani berdirinya Kopdit di tempat masing-masing tetapi agar KOPDIT
yang sekarang sudah ada, membentuk jaringan ke dalam, agar geraknya sema-
kin dinamis, tidak tergantung pada pribadi Suster yang membidani, sehingga
orang yang bersangkutan tidak terikat terus-menerus di tempat di mana mere-
ka memulai kegiatan tersebut.
Diharapkan ren-
tangan perhatian
tetap seperti yang
disampaikan ke-
pada para Suster.
Anak-anak “kerja-
ganda” dan anak-
anak miskin mem-
butuhkan bantuan
beasiswa dari
komunitas-komu-
nitas yang terkait.
(Bdk. Lap. Pengurus Fond Studi/ Badan Sosial SPM)
Jangka waktu pengangkatan tidak sama dengan jangka waktu Pengurus Per-
kumpulan Dharmaputri. Berhubung dua (2) dari anggota Dewan Pembina ialah
DPP yang masa baktinya akan selesai pada tanggal 30 Juni 2006, jangka waktu
pengangkatannya hanya sampai Juni 20007. Hal itu dibuat untuk menganti-
sipasi adanya pergantian person.
(Bdk. selanjutnya dalam Lap. Pert. Jawaban Pelaksanaan Kepengurusan
DPP Provindo 2000-2006 hal. 60 dan Lap. Perutusan Periode Kepeng-
urusan 2000-2006).
4.2. Karya Sosial (Asrama/ Panti Asuhan, Balai Pengobatan)
Menyikapi masalah yang sama dengan masalah yang dihadapi Yayasan Pen-
didikan, maka DPP mendirikan Badan Sosial SPM sebagai ganti Yayasan Sosial
SPM, pada tanggal 08 Pebruari 2002. Sejak saat itu semua yang menjadi urusan
Yayasan Sosial sekarang menjadi urusan Badan Sosial SPM.
Para Suster yang diangkat DPP menjadi Pengurus Badan Sosial Periode 08
Pebruari 2002-08 Februri 2005 adalah:
o Ketua : Sr. M. Frida Sri Suliani SPM
o Sekretaris : Sr. M. Victoria Suprihatin SPM
o Bendahara : Sr. M. Celinda Siti Sundari SPM
o Anggota : Sr. M. Fidelia Suryawati SPM
Dalam perjalanan waktu, Karena alasan kesehatan, Sr. M. Marceline mohon di-
bebastugaskan dari keanggotaan Pengurus Badan Sosial SPM. DPP mengabul-
kannya dan untuk sementara Pengurus Badan sosial dilaksanakan oleh Sr. M.
Frida SPM dan Sr. M. Celinda SPM.
(Bdk. Laporan Pelaks. Tugas, Tanggung Jawab dan Wewenang DPP dalam
bidang perutusan periode Kepengurusan 2000-2006)
4.3. Pastoral
Karya ini diurus oleh Komunitas masing-masing dalam kerja-sama
dengan Pastor Paroki dan umat. Khusus di Kalimantan dan Amlapura
(Bali) di mana karya para suster sebagian besar karya Pastoral, maka
kerja sama dengan Pastor Paroki sangat menentukan. Mereka mem-
bantu Pastor Paroki, antara lain memimpin ibadat di gereja Paroki dan di
stasi-stasi bergantian dengan Pastor. Mereka juga mengajar agama Katolik di
sekolah-sekolah negeri yang ada di Paroki itu.
Personalia Pengurus Kelompok Kerja JPIC/ KPKC SPM, berlaku 3 (tiga) tahun.
Mulai 14 Desember 2002-14 Desember 2005, terdiri dari:
o Ketua I : Sr. M. Theodora Suwarni SPM
o Ketua II : Sr. M. Frida Sri Suliyani SPM
o Sekretaris : Sr. M. Natalia Rita Natalwati SPM
38 | P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 1 – 2 0 0 6
o Bendahara : Sr. Thersien M. Sumini SPM
o Anggota : Sr. M. Elsa Suparttinah SPM
: Sr. Myriam Yuniati
: Sr. M. Christiana Suwarni SPM
o Kontak person DPP: Sr. Yulita M SPM
Mereka telah menyelesaikan kepengurusannya dengan sangat baik. Banyak ke-
giatan yang telah dilakukan. (Bdk. laporan bidang Perutusan periode kepeng-
urusan 2000-2006). Berhubung situasi akhir tahun DPP menghadapi agenda
Provinsi yang padat, kepengurusan JPIC diperpanjang sampai 13 Januari 2006
dan pada hari itu juga setelah mengadakan pertemuan dengan pengurus lama,
DPP mengangkat Pengurus Kelompok Kerja JPIC yang baru. Mereka itu ialah:
P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 1 – 2 0 0 6 | 39
BAB VI
PENDIRIAN KOMUNITAS-KOMUNITAS SELAMA 2001-2006 DAN
YUBILIUM 80 TAHUN SPM PROVINDO 2006
Sebagaimana kita ketahui bahwa sejak 1998, kehadiran SPM sangat diharapkan
oleh Gereja dan masyarakat di Prafi-Manokwari. Dan tanggapan untuk meme-
nuhi kebutuhan mendesak di bidang pendidikan, kesehatan, sosial dan Pastoral
ini sudah cukup lama dinantikan oleh Mgr. FX. Hadisumarta O. Carm, Uskup
Keuskupan Sorong saat itu.
(Bdk. Sejarah Kongregasi SPM di Indonesia 1926-2001 hal. 193-196;
Lampiran I Lap. Pelaksanaan Kepengurusan SPM 2000-2006)
Seperti pernah tertulis, bahwa Komunitas Prafi dibuka 2 Pebruari 2001 tidak
terasa sudah berusia 5 tahun. Keadaan masyarakat masih sangat sederhana.
Mereka tinggal di antara saudara/ saudari kita yang bertransmigrasi dari Jawa
dan NTT (Flores). Mereka hidup dari bertani dan menjadi pekerja di Perkebun-
an Kelapa sawit. Terdapat di daerah itu ratusan hektar perkebunan Kelapa
sawit. Penduduk Papua, sebagian besar masih tinggal di pedalaman. Trans-
migrasi lokal masih kurang berhasil. Banyak rumah yang disediakan peme-
rintah untuk mereka, yang ditinggalkan mereka, dengan tujuan mencari lahan
subur untuk bertrani atau mencari hasil hutan yang tinggal memetik saja.
1.1. Di mana tempat tinggal para Suster SPM di Prafi?
Para Suster SPM tinggal di dua tempat yaitu di SP IV dan SP VIII. Awal mula,
untuk menempuh perjalanan dari SP IV ke SP VIII ditempuh dengan sepeda
motor, atau ikut mobil Romo. Angkutan umum belum ada, atau jika ada hanya
40 | P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 1 – 2 0 0 6
pada hari-hari tertentu saja. Namun demikian situasi tidak menghalangi para
suster untuk melayani umat di tempat-tempat itu.
1.2. Karya pelayanan di SP IV:
Karya Kesehatan Sr. Dr. Francis Sudewo SPM membuka praktek di rumah di
Jl. Dahlia No. 4, Prafi. Dan seminggu sekali ke SP VIII untuk mengadakan pe-
layanan kesehatan di sana.
Sr. Virgini melanjutkan kegiatan sekolah Taman Kanak-kanak milik Paroki
Gembala Baik, Masni, yang sudah dimulai di SPVIII. Sekolah itu mengguna-
kan ruangan samping Pastoran.
Sr. Lydia bertugas mengurus Rumah tangga dan membantu Pastoral Sosial
Paroki.
1.3. Perkembangan komunitas dan karya perutusannya dalam proses meng-
alami kemajuan.
Dalam perjalanan waktu, sekolah ternyata cukup diminati. Kegiatan-kegiatan di
TK yang dikemas Sr. Virgini sangat menarik. Paroki yang semakin tertata mem-
butuhkan banyak ruangan kerja. Maka Ketika Sekolah Taman Kanak-kanak di-
serahkan Paroki kepada para Suster SPM, pihak SPM mengusahakan bangunan
baru untuk Taman Kanak-Kanak.
Pada 22 Agustus 2002, dilaksanakan Upacara peletakan batu pertama untuk
pembangunan gedung Sekolah TK di SP VIII oleh Romo Paroki, Rm.
Budiharyjana Pr. dan gedung sekolah tersebut (yang terdiri dari dua lokal),
pada 25 Maret 2003 diberkati dengan ibadat pemberkatan gedung baru, oleh
Romo yang sama, dan diberi nama TK Santa Maria Masni. Acara tersebut di-
laksanakan dengan penuh khidmad dan meriah, dihadiri para tamu pejabat,
biarawan/ wati dan para Suster Sendiri.
Di hadapan pemerintah, TK tersebut bernaung di bawah Yayasan yang dikelola
oleh Keuskupan Manokwari-Sorong. Kebijakan itu diambil terlebih demi efi-
siensi dan efektivitas pengelolaan, jika ada hal-hal yang berhubungan dengan
pemerintah. Untuk urusan intern, telah diatur berdasarkan perjanjian antara
SPM dan Keuskupan Manokwari-Sorong.
P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 1 – 2 0 0 6 | 41
Pada tanggal 10 September tahun
2003, Sr. M. Laurentia berangkat ke
Prafi, Manokwari diantar Sr. Yulita;
dan diutus sebagai Pimpinan Komu-
nitas di sana. Mereka berempat ting-
gal di dua tempat yaitu di SP IV dan
SP VIII. Pada hari komunitas dan
hari-hari tertentu yang mereka atur
bersama, mereka berkumpul di SP
IV. Komunitas Prafi membutuhkan
tenaga baru dan pergantian ang-
gota. Maka pada bulan Juli 2005, Sr.
M. Theresita menyusul ke Prafi menambah person yang dapat memberi
perhatian kepada anak-anak di sana.
Berkat kasih dan anugerah Tuhan, tahun 2004 SPM behasil membeli sebidang
tanah seluas 1 hektar di SP IV. Di atas lahan itu DIBANGUN RUMAH TRANSIT,
yang letaknya di Paroki Gembala Baik Masni, dekat TK “Santa Maria”.
Awal tahun 2005 telah dilaksanakan peletakan batu pertama untuk gedung
Balai Pengobatan (BP) oleh Bapak Uskup Manokwari Sorong, Mgr. Hilarion
Datus Lega Pr., pengganti Mgr. Hadisumarta O. Carm. Bapak Uskup baru ini
tampak antusias mengikuti perjalanan perjuangan para Suster SPM.
Pada 25 September 2005, Balai Pengobatan St. Martia diberkati oleh Mgr.
Hilarion Datus Lega Pr. dalam perayaan Ekaristi. Dihadiri 2 orang Suster yaitu
Sr. Yacoba YMY (bendahara keuskupan) dan seorang Suster Kongregasi OSA
yang melayani karya Keuskupan di rumah bina di Sorong. Para tamu santap
siang di Susteran SP IV dalam suasana keakraban dan persaudaraan.
Pada kesempatan itu telah dilaksanakan juga upacara peletakan batu per-
tama untuk bangunan Komunitas biara Suster SPM Prafi di SP IV. Letaknya
di samping Balai Pengobatan (BP). Rumah biara yang ditempati selama ini
mengambil tempat di Pastoran. Upacara pemberkatan dan peletakan batu per-
tama itu dilaksanakan bersama dengan semua umat paroki, berkenaan dengan
penutupan bulan Kitab Suci.
Sesudahnya dilanjutkan dengan acara ramah tamah dalam bentuk “Pesta rak-
yat”. Umat membawa makanan sendiri yang disatukan untuk makan prasman-
an. menjadi hari indah penuh sukacita. Hadir dalam acara itu selain banyak
42 | P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 1 – 2 0 0 6
umat paroki, juga beberapa donatur dari kota, kepala distrik, kepala kampung,
Rt dan Rw.
Sejak bulan Oktober 2005, Sr. M. Victoria SPM (bagian pembangunan) telah
berada di Prafi untuk mengurus pembangunan rumah komunitas SPM di sana.
Pada minggu 23 Juli 2006 Pk. 11.00, pemberkatan rumah Komunitas SPM
dan peresmian Balai Pengobatan St. Maria di Prafi SP IV, dilaksanakan da-
lam Perayaan Ekaristi dengan Konselibrasi Rm. P. Tri Margana Pr., Rm. Harsono
Pr. dan Rm. Acep. Sedang dari DPP yang hadir ialah Sr. Yulita Marie (Wakil Pro-
vinsial) dan Sr. Veronica (bagian pembangunan. Tamu yang hadir; Bapak uskup
Sorong Mgr. Hilarion Pr., para imam dan tokoh Gereja, Tokoh Pemerintah (Bu-
pati, kepala distrik, kepala kampung), para undangan (para donatur dan umat
paroki). (Bdk. Lap. Pert. Jawaban DP Provinsi 2000-2006 hal. 64-67)
Baru pada 29 Juli 2004 yaitu pada HUT berdirinya Kongregasi SPM Amers-
foort dan pesta Santa Martha, Rumah Biara komunitas Jember II diberkati.
Pemberkatan berlangsung secara sederhana. Diharapkan para Suster yang
tinggal di Komunitas baru ini dimampukan menjadi “Saksi kehadiran Tuhan”
agar masyarakat di sekitar menjadi lebih bersahabat dan bersaudara.
(Berita Pusat 30 Juni tahun 2004).
Pada 11 Oktober 2004 (HUT SPM Provindo ke 78), Komunitas Pandan 2A yang
dulu pernah ada, secara resmi beralih fungsi menjadi komunitas Studi, meng-
ingat beberapa Suster membutuhkan tempat yang kondusif untuk melaksana-
kan perutusan studi. Komunitas ini beranggotakan 3 orang Suster yaitu: Sr.
Christa (Pimp.Komunitas); Sr. Elly dan Sr. Diny. Dengan alamat Jl. Pandan 2A,
Malang 65112.
4. BERMISI KE PHILIPINA
Dalam mewujudkan Keputusan Kapitel Umum tahun 2000 No. 5.3 dan Ke-
putusan Kapitel Provinsi no. 4.3 tentang “perluasan karya perutusan ke
luar batas Indonesia”, DPP bersama DPU mengadakan penyelidikan, lebih
terbuka terhadap daerah/ Negara di mana ada kebutuhan mendesak dan
kehadiran Suster kita mempunyai arti di dalamnya. Kita mengimani bahwa
Tuhan membutuhkan kehadiran para Suster SPM di Baras, Philipina. Karena itu
segera Tuhan menggerakkan hati orang-orang, pemerhati anak-anak terlantar
yaitu “Noodhulp Filippijnen Zwerfkinderen Project” di Belanda dan meng-
undang kita untuk bekerja sama. Terjadilah pertemuan antara DPP, DPU dan
Yayasan tersebut dan disepakati bersama, bahwa kerja sama antara Provinsi
Indonesia dan Yayasan tersebut akan diwujudkan pada bulan Januari 2004.
Dalam Berita Pusat Juli 2003, DPP mulai menghimbau para Suster generasi
muda, agar terbuka hatinya, untuk menjadi Maria-Maria yang lain “Pembawa
kehidupan (warta gembira) untuk berbagi kasih kepada saudara/ saudari kita
di Philipina, khususnya ditempat perutusan yang akan kita tuju yaitu: Baras,
Rizal, Philipina.
Untuk mengawali kerjasama tersebut, DPP telah mengutus 2 (dua) orang Suster
yaitu Sr. Elisa Maria Ariadini dan Sr. M. Prisilia ke Philipina.
P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 1 – 2 0 0 6 | 45
Salah satu tujuan kita bermisi ke Philipina (juga ke Malawi), agar Kongregasi
kita tetap bertahan sebagai Kongregasi Internasional dan Internasionalitas kita
terus berlangsung.
Diawali oleh Sr. Elisa yang nyantrik di TK Katholik, di Tanay, untuk belajar
administrasi sekolah dan mengajar anak-anak TK. Dengan cara demikian ia
berusaha mengenali budaya yang nampak dalam pergaulan dan cara kerja
mereka.
Dirasakan bahwa Usaha tersebut sangat menolong.
Sr. Priselia meneruskan tugas membantu di asrama yang dikelola oleh Yaya-
san Foundation.
46 | P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 1 – 2 0 0 6
Setelah satu tahun tinggal di lingkungan Foundation, dalam perlindungan
dengan DPU, DPP memutuskan mencari tempat tinggal sendiri di tengah umat.
Pada tanggal 12 Pebruari 2005, Sr. Elisa dan Sr. Prisilia telah pindah ke rumah
kontrakan. Umat menolong membersihkan dan mengangkut barang-barang
mereka ke rumah baru dengan alamat: 119F, Manalo Street
Barangai Concepcion
Baras, Rizal, Philippine
Sr. Prisilia tetap membantu di asrama milik Foundation, sedangkan Sr. Elisa
mempersiapkan perutusan SPM mendatang sambil melaksankan tugas pastoral
bersama dan di tengah umat.
Pada tanggal 8 Juni 2005, sekitar Pk 09.45, telah dibuka dan diberkati “Mater
Dei Pre-School” di Malalim, Baras, Philipina oleh Romo Giovani (Romo Paroki
Baras), sekaligus menandai peresmian “Mater Dei Pre School”.
Sr. Anita yang pada saat itu berada di Filipina ikut ambil bagian mengurus ber-
dirinya Mater Dei Pre School ini. Hadir pula saat itu para Suster di Sitio Malalim
yang sebelumnya belum mereka kenal. Kehadiran Para Suster menggembira-
kan umat yang mereka rasakan menjawab kebutuhan mereka. (Bdk. Pembu-
kaan Mater Dei Pre School di Malalim Berita Pusat 2004-2006 no. 263
DPP/ VI/ 2005)
P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 1 – 2 0 0 6 | 47
Keadaan para Suster Setelah satu tahun lewat di tengah umat :
Para Suster semakin akrab dengan umat dan terlibat dalam kehidupan ber-
paroki.
Sr. Prisilia tetap membantu Foundation 2 hari dalam satu minggu.
Sr. Elisa menekuni tugas menyelenggarakan Mater Dei Pre School. Ia bekerja
sama dengan orang-orang yang mengurus sekolah, melengkapi administra-
sinya dan sekolah sudah berjalan lancar.
Sr. Anita (yang berada sementara di tempat mengganti Sr. Prisilia) ikut am-
bil bagian menata urusan administrasi sekolah.
Dalam perkembangannya, setelah berkonsultasi dengan Dr. Makaso (seo-
rang pengelola Pendidikan di Tanay), nama Mater Dei Pre School diganti
dengan Mater Dei Learning Centre. Istilah itu sebaiknya dipakai jika ke-
mungkinan SPM masih akan mendirikan sekolah tahap selanjutnya
(Elementary School, dst.)
Kendala yang pernah/ bisa terjadi: Apabila Uskup setempat pindah/ wafat,
dan Uskup baru/ pengganti tidak merasa ada perjanjian tentang hal ini, ma-
ka semua aset dapat diakui sbagai milik Keuskupan.
Setelah Pimpinan SPM menghubungi Romo dan Ahli Hukum, yang akan meno-
long di sana dan mendapat keterangan lebih jelas, kami SPM memilih cara yang
pertama.
48 | P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 1 – 2 0 0 6
Di kemudian hari, setelah Kongregasi SPM diakui dan Suster SPM yang berada
di Philipina memenuhi jumlahnya, nama Suster Philipina dapat dihapus dari
daftar nama suster SPM di sana.
Cara ini banyak digunakan oleh Kongregasi-Kongregasi baru yang memulai di
Philipina.
(Bdk. Lap. Pert. Jwb. Pelaksanaan Kepengurusan DP Provindo 2000-2006 hal.
74-79).
5. PEMBUKAAN KOMUNITAS MANGKUPALAS-KALTIM (Bdk BP 2004-2006)
Awal mula alasan pembukaan Komunitas baru ini karena pada Oktober 2004
SPM Provindo mendapat undangan dari Bapak Uskup Mgr. F. Sului MSF untuk
berkarya di Mangkupalas, Samarinda Seberang.
31 Mei 2005 Bapak Uskup Mgr. Florentinus Sului MSF dari Keuskupan Agung
Samarinda kembali mengundang SPM dan mohon bantuan tenaga suster untuk
membantu pengelolaan Karya Pendidikan di Keuskupan Agung Samarinda.
Undangan tersebut telah ditanggapi oleh Kongregasi SPM Provindo setelah
mendapat ijin dari DPU melalui suratnya tertanggal 11 Juli 2005.
Mangkupalas terletak di Keuskupan Samarinda, daerah Samarinda Seberang
(sungai).
Untuk karya perutusan, SPM diharapkan mengambil alih pegelolaan TK Hati
Kudus yang sudah berdiri sejak 2003 dan telah mendapat izin operasional dari
pemerintah pada 12 Pebruari 2004. Taman kanak-kanak itu bernaung di bawah
Yayasan Keuskupan YPRRR (YP3R). Ke depan SPM diharap membuka SD dan
sekolah-sekolah lanjutannya serta terlibat dalam kehidupan berparoki.
Untuk memenuhi perutusan di Mangkupalas, DPP SPM menutup Komunitas
Banjarbaru, karena sejak Januari 2005, hadir Suster SCMM dan ke depan Kong-
regasi SCMM akan mengambil alih Sekolah Sanjaya Putra tempat Sr. Patrisia.
SPM bertugas.
Maka dalam perundingan, Sr. Patrisia dan Sr. Lisa diharap mulai Oktober 2005
siap dipindah dan mulai membangun Persekutuan hidup dan karya perutusan
di Mangkupalas.
Pada 11 Oktober 2005, bertepatan dengan peringatan 79 tahun Kongregasi
SPM berkarya di Indonesia, SPM telah membuka komunitas baru di Mangku-
palas, Samarinda. Sekarang.
Pembukaan Komunitas diawali dengan Perayaan Ekaristi yang dipimpin oleh
Mgr. Sului Florentinus, Uskup Agung, Samarinda, didampingi oleh Romo Vikep
Kevikepan Pantai, Rm. Moses Kumala Avan, yang juga Pastor Paroki Mangku-
palas bersama 6 selebran lainnya.
P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 1 – 2 0 0 6 | 49
Dalam Perayaan Ekaristi, sebelum berkat penutup, semua suster SPM yang ha-
dir dperkenalkan kepada umat. Usai Perayaan Ekaristi dilanjutkan dengan
Pemberkatan rumah tinggal para Suster SPM (yang dikontrakkan oleh Keus-
kupan Agung Samarinda) lalu dilanjutkan dengan ramah tamah. Semua ke-
giatan itu dipersiapkan oleh umat Paroki Mangkupalas, bekerja sama dengan
umat Paroki Induk (Katedral)
Pengalaman yang luar biasa itu memberi gambaran kepada kita bahwa umat
sungguh-sungguh membutuhkan kehadiran para suster SPM untuk berkarya di
sana.
Karena jarak Grogot dan Mangkupalas cukup jauh (6 jam perjalanan dengan
mobil), maka Sr. Patrisia sebagai wakil Pimpinan Komunitas bertanggung ja-
50 | P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 1 – 2 0 0 6
wab untuk urusan sehari-hari. Merangkap kepala SekolahTK “Hati Kudus”
Mangkupalas. Sr. Liza sebagai bendahara sekaligus urusan tata laksana rumah
tangga komunitas. Sedangkan Sr. Assumpta mengurus rumahtangga Keuskupan
Samarinda (urusan dapur).
Baik jika diketahui bahwa jarak dari Komunitas Mangkupalas ke Keuskupan di-
tempuh dalam 1 jam perjalanan dengan mobil.
Setelah beberapa lama karya sosial dirintis oleh Sr. Agatina, SPM membuat su-
rat permohonan tertulis (atas permintaan Uskup), untuk membangun komuni-
tas biara ke-2 di Surabaya di Jl. Pakis Tirtosari XIII No. 45 (Dukuh Kupang),
Surabaya.
Gedung biara itu dibangun di atas tanah milik Keuskupan Surabaya yang di-
pinjam pakaikan kepada Kongregasi SPM.
P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 1 – 2 0 0 6 | 51
Selama proses pembangunan, Sr. Agatina ditemani Suster-Suster dari Komuni-
tas Surabaya I, yang bergantian tinggal di rumah kontrakan, memulai dengan
perutusan baru di paroki Redemptor Mundi.
Setelah pembangunan rumah selesai, tiga (3) Suster diutus untuk memulai
membangun Persekutuan hidup dan melaksanakan perutusan di Komunitas
Surabaya II. Mereka itu ialah:
Sr. Agatina sebagai Pimpinan komunitas dan meneruskan perutusan
bidang karya Sosial Keuskupan Surabaya.
Sr. Liduine Marie, setelah purnakarya, akan merintis Kursus Musik Liturgi.
Sr. Assumpta yang mengurus rumah tangga.
8.1. Adapun kegiatan rohani yang telah terjadi selama 1 tahun ialah:
Pendalaman Konstitusi bagi yang berkaul kekal dengan tema: Menimba
semangat St. Julie Billiart Ibu Rohani SPM dan para Pendiri Kongregasi SPM
Amersfoort, berlangsung Oktober sampai dengan Desember 2005. Dipandu
oleh Tim Pendalaman Konstitusi SPM.
P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 1 – 2 0 0 6 | 53
Retret Spiritualitas SPM dalam 5 gelombang (April sampai dengan Agustus
2006), oleh Rm. Darminta SJ, dengan tema: “Menimba Identitas SPM
Provindo“.
P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 1 – 2 0 0 6 | 55
BAB VII
KOMUNIKASI
2. ECHO BULLETIN
Dalam BMU 2001 telah diputuskan, bahwa para Dewan Pengurus dan Komisi
Koordinasi akan memberi stimulan kepada masing-masing kontak person.
Di samping itu Kapitel Umum merekomendasikan agar:
Setiap pertemuan BMU akan dipertimbang-
kan apakah ECHO BULLETIN dan kegiatan
yang berkaitan dengan pelaksanaannya akan
ditinjau kembali.
Alamat pusat Kongregasi merupakan alamat
umum di mana semua artikel dikumpulkan.
Rekomendasi itu sudah dipenuhi melalui
terbitnya Echo Bulletin dalam beberapa
tahun mulai tahun 2001-2003. Kemudian
di Provindo terbit majalah Buletin SPM.
56 | P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 1 – 2 0 0 6
BAB VIII
KERJA SAMA ANTAR TAREKAT/ KEUSKUPAN
SDK Tumpang, dengan memberi bantuan seorang guru dan seorang Suster
yang dibiayai oleh Perkumpulan Dharma Putri.
SD dan TK Kanisius Promasan memberi bantuan seorang guru dan seorang
Suster yang dibiayai olehPerkumpulan Dharmaputri.
58 | P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 1 – 2 0 0 6
Dst.
2.4. Kerja sama dengan Keuskupan Agung Jakarta
Mengikuti pertemuan-pertemuan yang diadakan oleh Keuskupan Agung
Jakarta.
Mendorong Pimpinan Komunitas Pamulang untuk aktif dalam kepengurusan
kerja sama antar religius sedekanat.
Mendorong para Suster untuk aktif ambil bagian dalam kegiatan-kegiatan
yang diadakan oleh Keuskupan.
Dst.
2.5. Bekerja sama dengan Keuskupan Banjarmasin
Mengutus Sr. Christiana ambil bagian dalam karya Keuskupan sebagai peng-
urus Komisi Kateketik, Liturgi dan Kitab Suci, Komisi Misioner dan KKI serta
mengurus aksi panggilan. Sekarang sebagian tugas sudah diambil alih oleh
para Romo.
Mengelola Asrama milik Paroki Tanjung.
Para Suster terlibat aktif dalam Karya Pastoral Paroki.
Dst.
2.6. Kerja sama dengan Keuskupan Agung Samarinda
Mengambil alih asrama putri Ave Maria Grogot dan asrama putra Longikis.
Mengutus Sr. Assumpta mengurus rumah tangga Keuskupan.
Menerima dan menindak lanjuti undangan berkarya di Mangkupalas.
Dst.
2.7. Kerja sama dengan Keuskupan Denpasar-Bali
Mengutus para Suster ambil bagian aktif melakukan karya Pastoral Paroki
Amlapura dan Klungkung.
Selama 2 tahun mengutus Sr. M. Yohanna mengurus rumah tangga Ke-
uskupan (tahun 2003-2005).
Dst.
2.8. Kerja sama dengan Keuskupan Sorong Manokwari
Mengutus para Suster menyelenggarakan karya kesehatan, karya Pendidik-
an dan karya Sosial di Prafi (SP IV dan SP VIII).
Para Suster aktif ambil bagian dalam karya Pastoral Paroki.
Dst.
2.9. Kerja sama dengan Keuskupan Antipolo, Philipina
Mengutus Sr. Elisa dan Sr. Prisilia menyelenggarakan karya pendidikan di
Malalim, Baras.
Para Suster aktif ikut kegiatan Paroki.
Dst.
P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 1 – 2 0 0 6 | 59
BAB IX
YURIDIS - EKONOMIS
KEPEGAWAIAN
Ekonomat
60 | P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 1 – 2 0 0 6
Menyikapi masalah tersebut KWI menyelenggarakan pertemuan Nasional di
Cimacan, Jawa Barat dengan tujuan membahas secara meluas dan dalam,
tentang Undang-Undang Yayasan yang baru, yang direncanakan pada tahun itu
akan dilaksanakan.
2.1. Pada tanggal 26 November 2001, DPU, Ekonom Umum, DPP dan Ekonom
Provinsi bertemu untuk membahas rencana pertemuan-pertemuan yang akan
diselenggarakan, untuk membahas tentang hal-hal yang berkaitan dengan urus-
an Yuridis di Indonesia. Pertemuan–pertemuan terjadi di sela-sela kunjungan
dinas DPU di Indonesia.
Dalam pertemuan-pertemuan itu telah dibahas:
Konsep Perubahan Anggaran Dasar Perkumpulan Dharmaputri.
Pembahasan belum mencapai kesepakatan, sebab masih terdapat perbedaan
prinsip dalam bagian Struktur Kepengurusan.
P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 1 – 2 0 0 6 | 61
Pengalihan Pengelolaan karya persekolahan dari Yayasan Santa Perawan
Maria kepada Perkumpulan Dharmaputri dan pengalihan pengelolaan karya
Sosial dari Yayasan Sosial SPM kepada Badan Sosial SPM.
Sejak dibentuk sampai saat ini, Kelompok Kerja Yuridis sudah dapat menyele-
saikan Pembaruan AD Perkumpulan Dharmaputri yang saat itu sudah ber-
proses sampai Konsep ke IX dan menyusun Konsep Anggaran Rumah Tangga
Perkumpulan Dharmaputri.
Saat ini AD dan ART Perkumpulan Dharmaputri sudah diaktenotariilkan dan
sudah digunakan sebagai dasar pengelolaan Perkumpulan Dharmaputri. Penye-
lesaian dari Menteri kehakiman masih dalam proses. Laporan lebih rinci dapat
dilihat di laporan Kelompok kerja Yuridis.
Selain pertemuan-pertemuan bersama Kelompok Penggerak yang diadakan di
Indonesia, setiap kali selesai pertemuan BMU, DPU juga mengorganisir per-
temuan-petemuan antara DPP dan Ekonom Indonesia bersama DPU dan Ke-
lompok Badan Hukum/ Kelompok Penggerak.
Bersama mereka DPP diajak mengkritisi Urusan Yuridis Ekonomis yang terjadi
dalam karya perutusan di Indonesia.
Dua anggota DPP (Sr. Yulita dan Sr. Veronica) pemerhati karya Pendidikan
mempunyai fungsi ganda yaitu sebagai:
Pengurus Harian Perkumpulan Dharmaputri dan anggota Pengurus Perkum-
pulan Dharmaputri. Setelah Anggaran Dasar Perkumpulan Dhamaputri di-
perbarui, struktur kepengurusan berubah lagi.
P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 1 – 2 0 0 6 | 65
Pengurus Perkumpulan Dharmaputri Mandiri tanpa DPP. Dua anggota DPP
diangkat menjadi Dewan Pembina. Saat ini ditambah Sr. Fortunata (sebagai
Ekonom Provinsi) yang dipandang menguasai bidang Keuangan karya Pen-
didikan.
Bentuk kerja sama yang lain dilaporkan lebih rinci dalam laporan dari
Perkumpulan Dharmaputri.
66 | P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 1 – 2 0 0 6
BAB X
BESARNYA JUMLAH DAN SUSUNAN ANGGOTA
KAPITEL PROVINSI TAHUN 2006
P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 1 – 2 0 0 6 | 67
BAB XI
PERUBAHAN STATUTA
68 | P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 1 – 2 0 0 6
BAB XII
PENYELIDIKAN PERAN PATER MATHIAS WOLFF SJ
P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 1 – 2 0 0 6 | 69
BAB XIII
KESIMPULAN
KESIMPULAN
1. TINGKAT INTERNASIONAL:
Melanjutkan diadakannya tukar-menukar suster dengan tugas tertentu atau
studi tertentu.
Membawa pendapat Provinsi dalam pembicaraan Badan Musyawarah
Umum (BMU) tentang Statuta No.6. 1 dan 7. 1 terutama butir no. 3. 2.
Usul Kapitel Provinsi tahun 2000 yang meminta agar:
Salah satu dasar pemilihan Anggota Kapitel Provinsi berdasarkan umur
Profesi, dibicarakan dalam BMU untuk mendapat persetujuan (Bdk. Kep/
Kap. Provinsi tahun 2000 halaman 15).
2. TINGKAT PROVINSI:
Merealisasi Pembukaan Komunitas baru di Keuskupan Agung Jakarta.
Membangun Rumah Lansia.
Membentuk Tim Pembimbing Retret.
Membentuk Tim Spiritualitas SPM.
P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 1 – 2 0 0 6 | 71
72 | P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 1 – 2 0 0 6
B
PERKEMBANGAN TAHUN
2006 - 2010
P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 6 – 2 0 1 0 | 73
74 | P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 6 – 2 0 1 0
PENDAHULUAN
Sebagaimana kita ketahui akhir Desember 2006 Kapitel Provinsi Indonesia te-
lah memilih Dewan Pimpinan Provindo yang baru untuk periode 2006-2010,
dengan personalia:
Tahun 2007 merupakan awal masa transisi dalam Provinsi Indonesia. Dari
periode kepengurusan 6 tahun menjadi 4 tahun dan Provinsi Indonesia menjadi
tumpuan harapan Kongregasi secara keseluruhan. Hal ini perlu disikapi dengan
tekad “MENATAP MASA DEPAN DENGAN PENUH HARAPAN”.
2. PERUBAHAN PERSONALIA
P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 6 – 2 0 1 0 | 77
BAB I
INTERNASIONALITAS DALAM KONGREGASI
P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 6 – 2 0 1 0 | 79
“Internasionalitas yang dimaksudkan adalah sikap kesatuan dengan se-mua
suster dari berbagai negara dan kultur budaya. Sikap ini kita hayati dalam
kebersamaan Spiritualitas Kesamaan Martabat”.
Internasionalitas ini diwujudkan antara lain melalui:
Badan Musyawarah Umum
Komisi Keuangan Umum
Program Pembinaan
Pertemuan para Pembina dari kelompok Profesional
Tukar menukar suster untuk jangka waktu tertentu, dengan suatu
tugas khusus atau tugas studi
Komunikasi tertulis
P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 6 – 2 0 1 0 | 81
Dalam periode Kepengurusan 2006-2010, terjadi 2 kali pertemuan BMU yaitu
pada tanggal 03-14 September 2007 di Konferensi Centrum Ter Eem Nederland
dan pada tanggal 09-21 Agustus 2009 di Rumah Pembinaan St. Julie Billiart,
Lawang.
Dalam pertemuan BMU 2009, para peserta mengalami dan merasakan suasana
dan materi yang berbeda dengan pertemuan BMU 2007. Berbeda karena perte-
muan BMU 2009 diadakan di Indonesia, di mana sebelumnya selalu di Neder-
land, mengingat kondisi kesehatan para Suster DP di Nederland; materi-materi
BMU difokuskan pada persiapan Kapitel Umum 2010; dan untuk ketiga kalinya
Provindo dipercaya menjadi tuan rumah kegiatan pertemuan BMU (Pertemuan
BMU pertama di Indonesia tahun 1979 di Batu dan Pertemuan BMU kedua
tahun 1993 di Malang).
Sebagai tuan rumah pelaksanaan BMU, DPP mengalami persiapan dan pelak-
sanaan BMU 2009 berjalan lancar dan baik. Para Suster di Provinsi sangat men-
dukung DPP dalam berbagai bentuk keterlibatan, baik secara langsung maupun
lewat doa-doa, sehingga segala kegiatan dan program pertemuan BMU dapat
berjalan lancar dan aman.
Dalam periode ini Provindo mengikuti tiga pembinaan yang dilakukan di ting-
kat internasional. Pertama, pembinaan bagi para Dewan Pengurus dan Komisi
Koordinasi yang dilaksanakan sebelum BMU pada tahun 2007 di Amersfoort,
Nederland dan sebelum BMU 2009 di Indonesia. Kedua, pembinaan kelompok
campuran tanpa membedakan fungsi, tugas, dan umur yang dilaksanakan di
Amersfoort, Nederland pada tahun 2008. Ketiga, Internasional Training of
Leadership yang dilaksanakan di SAIDI, Filipina pada bulan Januari-September
2009.
84 | P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 6 – 2 0 1 0
2.3.2. Pembinaan Kelompok Campuran tanpa membedakan fungsi, tugas
dan umur.
Pembinaan ini dilaksanakan pada tanggal 18-29 Agustus 2008 di Confe-
rentie Centrum O. L. Vrouw ter Eem, Amersfoort. Dalam pertemuan ini
Indonesia mengirim delapan (8) Suster kelompok campuran. Proses pe-
milihan peserta yang akan diutus mengikuti pembinaan internasional
kelompok campuran melibatkan semua Suster provinsi untuk berpen-
dapat. Kami juga mengundang para Suster untuk mendaftarkan diri bagi
yang berminat, dan memilih sesuai dengan anjuran para Suster.
Kriteria peserta yang diutus dari Provindo adalah mereka yang belum
pernah mengalami pembinaan internasional; merupakan perwakilan
dari macam-macam tugas perutusan yang ada dalam Provindo; mereka
yang diutus di lembaga non SPM dan dari dua Negara (Indonesia dan
Filipina). Mereka itu adalah Sr. M. Victorini, Sr. Ernestine M., Sr. M.
Natalia, Sr. M. Celinda, Sr. M. Marsiana, Sr. M. Erlina, Sr. M. Angelita
dan Sr. M. Prisilia.
“Salah satu tanggung jawab Dewan Pengurus adalah agar para Suster men-
dapat pembinaan dan pendidikan yang membuat mereka mampu menangani
tugasnya”. (Konst. hal. 79, No.6)
88 | P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 6 – 2 0 1 0
Telah dialami bahwa perintisan awal dan penyusunan layoutnya membutuhkan
waktu yang panjang. Akhirnya berkat kerja-sama dan dukungan dari banyak
pihak, pada tanggal 31 Mei 2008, bertepatan dengan Hari Raya Kongregasi-
website kita dapat dipublikasikan, meskipun masih dalam tahap penyempur-
naan.
90 | P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 6 – 2 0 1 0
BAB II
KEPEMIMPINAN SPM PROVINDO (PERIODE 2006-2010)
Oleh karena itu para Pimpinan dan anggota sudah semestinya memaha-
mi, menghayati dan mengamalkan hukum-hukum dan hasil keputusan
kapitel secara kontekstual.
3. KEPUTUSAN KAPITEL
Secara Yuridis Keputusan Kapitel Umum tentang Kepemimpinan diimpli-
mentasikan dan diintegrasikan ke dalam Keputusan Kapitel Provinsi
Indonesia tahun 2006, sebagai haluan Provinsi dalam bidang kepemimpinan
selama 4 (empat) tahun. Keputusan Provindo yang memuat aspek kepemimpin-
an ada dan tersebar juga dalam bagian “Masa depan Provinsi Indonesia, bagian
perutusan”, “Yuridis Ekonomis” dan bagian penerusan Spiritualitas yaitu “me-
rumuskan Visi-Misi Kongregasi”, selain dalam keputusan “Kepemimpinan Da-
lam Kongregasi”
Berdasarkan Keputusan Kapitel Provindo 2006, tugas yang diberikan kepada
DPP terkait Kepemimpinan meliputi:
Melanjutkan, menghidupkan, dan membentuk kembali Komisi-Komisi dan
Kelompok-Kelompok Kerja, yang membantu kinerja DPP (Bk. Kep. Kap. 06,
hal. 28)
“Menciptakan struktur dan cara kerja yang disepakati bersama (mekanisme)
yang jelas” (Bk. Kep. Kap. 2006, hal. 40).
92 | P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 6 – 2 0 1 0
Merumuskan Visi-Misi & Kharisma Kongregasi (Bk. Kep. Kap. 2006, hal. 34)
Menindaklanjuti pelatihan-pelatihan tenaga kader yang ada dan mengusaha-
kan tenaga Kader berbagai bidang, sehingga bermanfaat bagi Kepentingan
Kongregasi secara keseluruhann maupun bagi Provinsi. Pelatihan tenaga
kader ini hendaknya berdasarkan Spiritualitas Kepemimpinan Kongregasi
Suster Santa perawan Maria.
Mendalami, mengembangkan dan merefleksikan unsur-unsur hakiki
Kepemimpinan dalam Provinsi, dengan prioritas pendalaman mengenai
“Saling ketergantungan dan kemandirian/otonomi”
Meneruskan pembinaan Spiritualitas bagi saudari-saudara dari luar
Kongregasi, yang bekerja sama dengan para Suster, khususnya di
lingkungan karya SPM.
Melanjutkan proses dalam Provinsi Indonesi agar secara bertahap dapat
"Berdiri di atas kaki sendiri/ mandiri”: kemandirian financial dalam
arti kualitas, dan berani mengambil keputusan dalam lingkup Inter-
nasional (bk. Kep. Kap. 2006, hal. 44-45).
Jika disimpulkan, tugas DP Provindo baik yang bersumber pada kons-
titusi maupun Keputusan Kapitel Provindo, adalah tugas penataan Pro-
vindo, baik dari segi Kepemimpinan maupun manajemen.
94 | P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 6 – 2 0 1 0
ORGANIGRAM KEPEMIMPINAN PROVINDO
Arti istilah:
Organigram adalah: Grafis grafik yang menunjukkan direktorat, garis
wewenang, tanggung jawab kontrol dan hubungan vertikal dan horisontal
antar departemen dalam sebuah organisasi.
Grafis adalah: suatu bentuk komunikasi visual yang menggunakan gambar
untuk menyampaikan informasi atau pesan seefektif mungkin.
Direktorat: bagian dari departemen yang tugasnya mengurus suatu bidang
tertentu, dikepalai oleh seorang direktur.
TUJUAN RAPAT KERJA II SPM PROVINDO (RAKER II SPM Provindo hal. 1):
Merefleksikan pelaksanaan Visi-Misi masing-masing komisi/ pokja dalam
terang Spiritualitas dan Visi-Misi Kongregasi.
Mengevaluasi proses dan pelaksanaan program kerja komisi-komisi/ pokja
tahun 2008 dalam Terang spiritualitas SPM.
Menemukan kembali butir-butir penting pelaksanaan program kerja tahun
2008 (kekuatan & kelemahan) sebagai bahan pijakan dalam menyusun
program kerja komisi/ Pokja 2009.
Menyusun program komisi-komisi/ Pokja tahun 2009.
Menyusun anggaran dan program kerja komisi tahun 2009.
II. MISI
Apakah setiap NILAI yang tercantum pada misi masing masing komi-
si telah diaktualisasikan oleh seluruh personel yang terlibat di da-
lamnya?
Bagaimana caranya seluruh personel yang terlibat di dalamnya
mengaktualisasikan setiap NILAI yang tercantum pada misi masing
masing komisi ?
Kendala apa saja yang dialami dalam mengaktualisasikan misi ma-
sing-masing komisi?
Adakah keinginan untuk merevisi sebagian perumusan misi dari
masing-masing komisi?
III. SASARAN
Apakah selama 1 tahun ini sudah ada gejala/ fenomena perubahan
perilaku yang dialami oleh seluruh personel yang didampingi dari
masing-masing komisi?
Kendala apa saja yang dialami oleh masing-masing komisi dalam
memproses perubahan perilaku seluruh personel yang didampingi?
IV. STRATEGI
Apakah setiap bidang pengembangan strategis dari masing-masing
komisi telah dinarasikan sehingga mudah dipahami, dihayati dan
diaktualisasikan?
Apakah rincian program strategis dari masing-masing komisi telah
dijabarkan ke dalam program tahunan?
Kendala apa saja yang dialami oleh masing-masing komisi dalam me-
wujudkan bidang maupun rincian program strategis?
II. ANGGARAN
102 | P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 6 – 2 0 1 0
Apakah masing-masing komisi menyusun anggaran kegiatan
tahunan?
Apakah program masing-masing komisi didukung oleh anggaran
yang memadai?
Kendala apa saja yang dialami oleh masing-masing komisi dalam
menggali maupun mengelola anggaran program?
III. TINDAKAN
Apakah seluruh program yang telah disusun dilaksanakan secara
disiplin, tertib, terprogram, obyektif dan konsisten?
Kendala apa saja yang dialami oleh masing-masing komisi dalam me-
laksanakan suatu tindakan?
P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 6 – 2 0 1 0 | 103
5. BUTIR-BUTIR PEMBELAJARAN:
Selama periode 2006-2010, DPP mengalami pembelajaran yang sangat
berharga.
Melalui Raker I, DPP semakin mengerti dan memahami tugas hakiki Dewan
Pimpinan yang berbeda dengan Dewan Pengurus.
Untuk dapat memiliki rumusan Visi-Misi Provindo, diperlukan proses yang
panjang dan melibatkan berbagai pihak dengan menggali kekayaan
kerohanian Kongregasi dan para Suster.
Visi-Misi dalam suatu lembaga religius merupakan unsur penting dan hakiki
dalam Kepemimpinan Religius karena memberi arah jelas pada waktu
mengemudikan.
Organigram Kepemiminan Provindo, Organigram Pelayanan Provindo dan
Organigram Operasional Provindo membantu penataan organisasi Provindo
dan memperjelas mekanisme kerja dalam Provindo.
Pentingnya pembekalan dengan ilmu-ilmu positif (khususnya Manajemen
Kepemimpinan dalam segala bidang).
RAKER TAHAP III tgl. 20-25 Januari 2010, di Rumah Pembinaan St. Julie
Billiart, Lawang, dengan materi sebagai berikut:
Refleksi dan Evaluasi Kepemimpinan Komisi
Metode Dinamika Pastoral
Curah gagas lahirnya BMP
Penyusunan program 2010 dan anggaran Komisi, Pokja 2010
P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 6 – 2 0 1 0 | 105
BAB III
TENTANG ANEKA PERISTIWA KEJADIAN, BAIK INTERNAL MAUPUN
EKSTERNAL DAN INTER KONGREGATIONAL
Sejak saat itu nama Asrama “Ave Maria” diganti menjadi “Asrama Putri Santa
Maria Tanjung”. Pada tanggal 27 Oktober 2008, Sr. Yulita, sebagai Provinsial
Kongregasi SPM telah berhasil mengupayakan surat pernyataan resmi dari
Bpk. Uskup Mgr. Prajasuta MSF tentang serah terima hibah tanah dan penge-
lolaan asrama ”Ave Maria” di Tanjung Kalsel milik Paroki Tanjung, yang secara
lisan pengelolaan asrama itu telah diserahkan kepada Kongregasi SPM Provin-
do dan langsung di bawah tanggung jawab DPP.
Tanggal 16 Desember 2008, secara simbolis, DPP telah menyerahkan penge-
lolaan Asrama “Ave Maria” Tanjung kepada Pengurus Badan Sosial.
(Bdk. Bk. Lap. Ev.DP SPM Provindo; Badan Sosial SPM)
Pada tahun 2009 Sr. Yulita Marie SPM (saat itu Provinsial), juga mengemban
tugas menjadi pengurus IBSI (2008-2011), telah diutus atas nama IBSI me-
wakili Indonesia untuk mengikuti Pertemuan AMOR (= Asian Oceania Meeting
of Religious) ke-XV, dari 13-21 Oktober 2009 di Samphran, Nakhon Pathom,
P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 6 – 2 0 1 0 | 109
Thailand. Adapun tujuan AMOR ialah dalam semangat solidaritas, kesatuan dan
persekutuan menyebarkan issue-isue/ anjuran-anjuran umum menurut pesan
Injil sebagai pewartaan yang aktual menurut tanda-tanda zaman. Tema AMOR
ke-XV adalah “Women Religious of Asia/ Oceania, Called to Move Beyond”.
Dalam periode kepengurusan SPM, semangat itu telah diaplikasikan juga ke
banyak program dan kegiatan Provinsi, misalnya Seminar Counter Women
Trafficking di Ledug, Jawa Timur dengan nara sumber dari pengurus Counter
Woman Trafficking Commission IBSI. Bahkan sikap “To move beyond” tetap
ditanamkan sampai sekarang. Provindo mekar juga butuh disposisi batin “To
move beyond”, berani keluar dari diri sendiri dan dari zona nyaman masuk ke
dalam zona lain dalam masyarakat plural.
110 | P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 6 – 2 0 1 0
BAB IV
HIDUP PERSEKUTUAN
“Hidup kita dalam kemurnian, kemiskinan dan ketaatan doa dan karya kita
diarahkan kepada persekutuan hidup baru yang pusatnya kepenuhan kesamaan
martabat manusia” (Konstitusi hal. 19)
11. Dasar spiritualitas persekutuan kita pada akhirnya adalah hati yang selalu
memandang kehadiran misteri Allah Tritunggal yang bersemayam dalam
diri kita, yang cahayaNya terlihat bersinar pada wajah saudara dan saudari
di sekitar kita (Bdk. Konstitusi hal. 19 al. 4).
Tugas dan tanggung jawab DPP dalam upaya membangun kualitas hidup per-
sekutuan Provindo dan aspek-aspek yang berkaitan dengannya, dituangkan
dalam bagian kebijakan Kapitel bagian perutusan hal. 28-30.
Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab tersebut, DPP bekerja sama dengan
Para Pimpinan Komunitas sebagai kinerja DPP, khususnya dalam mewujudkan
kualitas hidup persekutuan yang diarahkan kepada kualitas hidup pribadi (Lih.
Butir 2.1 no. 2.1.1. sampai dengan 2.1.6) antara lain dengan memberi perhatian
terhadap:
Penghayatan spiritualitas kesamaan martabat manusia sebagai citra Allah.
Memberi keseimbangan perhatian kepada diri sendiri, sesama dan Tuhan.
Mengusahakan terwujudnya komunitas formatif.
Bergaul dengan perbedaan dan konflik.
Bergaul dengan ketegangan.
Mengakomodasikan Suster- Suster yang sakit dan yang mengalami kesulitan
pribadi.
112 | P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 6 – 2 0 1 0
Dengan berbagai bentuk kegiatan pembinaan diri dan bersama, baik yang dilak-
sanakan di komunitas maupun Provinsi, kami senantiasa mengupayakan agar
penghayatan Spiritualitas kesamaan martabat secagai citra Allah semakin men-
dapat ruang dan perhatian yang lebih dari setiap pribadi anggota untuk sema-
kin dapat kerasan dengan diri, sesama dan Tuhan. (Bdk. Konstitusi hal. 23 al.
4: “Kita mau berbagi semangat yang mendorong kita dan saling mencipta-
kan suasana kerasan, setiap kali berdamai satu sama lain dan tidak
menghambat karya Allah”).
Proses perwujudan membangun persekutuan hidup baru, mengalami jatuh
bangun dan kadang timbul ketegangan dalam diri pribadi maupun dengan
orang lain. Dalam upaya mewujudkan hidup persekutuan, ditemukan beberapa
kesulitan pribadi antara lain:
Pribadi yang belum matang/ dewasa: Masih mengejar popularitas, merasa
minder, kurang berharga, dll.
Terbatasnya pemahaman dan pengenalan terhadap diri dan pemahaman
terhadap hidup persekutuan SPM.
Kemapanan hidup dan kurang suka perubahan, sehingga sering terungkap
kata akhir ‘pokoke’ yang membuat ‘mandeg’ atau pasif.
Situasi konkret ini, menjadi tantangan sekaligus keprihatinan bagi kami untuk
terus menerus meningkatkan penghayatan spiritualitas dalam hidup perseku-
tuan sehari-hari secara konkrit. Keterbukaan dalam pembicaraan antar pribadi
anggota, anggota dengan Pimpinan Komunitas dan DPP kadang masih belum
terjadi secara optimal. Dalam menghadapi situasi demikian, kita bersama ditan-
tang untuk setiap kali berani melihat kembali apa yang menggerakkan tang-
gung jawab kita bersama dalam menciptakan kualitas hidup persekutuan.
“Kenyataan hidup kita dalam persekutuan, secara teratur kita bahas ber-
sama, guna menyelidiki di mana dan bagaimana kita dapat semakin menye-
suaikannya dengan kehendak Allah. Apabila kita mengevaluasi persekutuan
kita secara demikian, kita terutama memperhatikan hidup kita sebagai sau-
dara dan kharisma kita dalam gereja dan masyarakat”.
(Konstitusi hal. 31 no. 9)
Salah satu tugas tanggung jawab Dewan Pimpinan baik Umum maupun Pro-
vinsi adalah mengadakan kegiatan kunjungan resmi ke komunitas-komunitas,
untuk mengenal dari dekat situasi riil para Suster dan komunitas serta unit
karya yang ada.
“Kita mau berbagi semangat yang sama yang mendorong kita dan
saling menciptakan suasana kerasan, setiap kali berdamai satu sama
lain dan tidak menghambat karya Allah”. (Konstitusi hal. 23)
Dalam periode 2006-2010 masih ada beberapa Suster yang mendapat tugas
perutusan tertentu di lembaga non SPM. Oleh karena tugas perutusannya, me-
reka hidup dan berkomunitas di luar komunitas SPM dalam jangka waktu ter-
tentu (Lih. Keputusan Kapitel Provindo 2006 hal. 28 butir 1.2).
P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 6 – 2 0 1 0 | 119
Dalam upaya mewujudkan Keputusan Kapitel Provindo 2006, hal. 29 butir 2.1.1
sampai dengan 2.1.6, DPP mengalami dukungan besar dari peran dan fungsi
Pimpinan Komunitas. Dengan berbagai bentuk kegiatan yang kreatif, para
pimpinan Komunitas mencoba menciptakan suasana komunitas yang kondusif,
penuh persaudaraan, terbuka, saling mendukung, sehingga setiap pribadi me-
rasa kerasan berada dalam Komunitas. Namun dalam pengalaman mereka, ti-
dak jarang bahwa upaya-upaya mewujudkan peran dan fungsi secara optimal
sebagai Pimpinan Komunitas juga mengalami tantangan-tantangan dan pergu-
latan tersendiri. DPP sangat menghargai para Pimpinan Komunitas, meskipun
mereka dibelenggu perasaan ‘kurang mampu’ sebagai pemimpin, mereka tetap
setia berjalan bersama DPP mengemban tugas dan tanggungjawab mendam-
pingi para Suster di komunitas-komunitas. Tugas yang tidak mudah dan mem-
butuhkan pengorbanan dan kesetiaan dalam mewujudkannya.
10. REKOMENDASI-REKOMENDASI
P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 6 – 2 0 1 0 | 121
BAB V
PEMBENTUKAN WADAH ASOSIASI SPM
1. LANDASAN
Pembentukan wadah Asosiasi SPM Provinsi Indonesia berlandaskan pada: Sta-
tuta kongregasi Suster-Suster Santa Perawan Maria dari Amersfoort no. 31 dan
Keputusan Kapitel Provinsi Indonesia 2006.
4. PELAKSANAAN
4.1. Sosialisasi Wadah Asosiasi SPM dan Pendaftaran
Tim Pendamping anggota Asosiasi SPM menginformasikan pendaftaran calon
anggota Asosiasi SPM kepada pimpinan komunitas-pimpinan komunitas di
tempat ada umat yang berminat menghayati Spiritualitas SPM. Selanjutnya sus-
ter pimpinan komunitas mengirimkan daftar pendaftaran calon anggota Aso-
siasi SPM pada Tim Pendamping anggota Asosiasi SPM.
4.2. Pertemuan calon anggota Asosiasi perdana
Pertemuan ini diselenggarakan oleh Tim Pendamping anggota Asosiasi SPM.
Pertemuan pertama dihadiri oleh 41 orang pada tanggal 29-30 Juli 2008 di
Rumah Pembinaan St. Julie Billiart Lawang. Pertemuan kedua dihadiri oleh 34
orang pada tanggal 28 Pebruari-1 Maret 2009 di rumah Pembinaan yang sama.
Agenda pertemuan utama: Perkenalan dari kedua pihak baik dari calon mau-
pun dari Kongregasi SPM Provindo selayang pandang (Sejarah, spiritualitas,
karya perutusan, wilayah perutusan) dan perkenalan draf Pedoman Asosiasi
SPM Provindo. Dalam pertemuan ini juga diadakan pendaftaran bagi calon
anggota Asosiasi SPM.
124 | P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 6 – 2 0 1 0
BAB VI
PEMBINAAN
Menjadi wanita religius SPM diupayakan setapak demi setapak melalui tahap-
tahap pembinaan (aspiran sampai bina lanjut), diarahkan kepada peningkatan kua-
litas pribadi religius SPM dewasa yang akan meningkatkan/ mempengaruhi kualitas
persekutuan dan perutusan. Pembinaan diharapkan membuahkan pancaran hidup
yang muncul dari kualitas hidup pribadi karena relasinya dengan Allah dan hidup-
nya menampakkan wajah-Nya.
Secara yuridis, Keputusan Kapitel Umum 2006 dalam bidang pembinaan diim-
plementasikan oleh Provinsi Indonesia dalam bentuk Keputusan Kapitel Provindo
tahun 2006 bidang pembinaan. Keputusan ini terdiri atas dokumen kerohanian dan
kebijakan yang menjadi haluan Provindo dalam bidang pembinaan selama 4 tahun
(2007-2010). Kebijakan pembinaan ini diwujudkan di tingkat internasional dan
tingkat provindo.
1. PEMBINAAN INTERNASIONAL
Dalam periode ini Provindo mengikuti tiga pembinaan yang dilakukan di ting-
kat internasional. Pertama, pembinaan bagi para Dewan Pengurus dan Komisi
Koordinasi yang dilaksanakan sebelum BMU pada tahun 2007 di Amersfoort,
Nederland dan sebelum BMU 2009 di Indonesia. Kedua, pembinaan kelompok
campuran tanpa membedakan fungsi, tugas, dan umur yang dilaksanakan di
Amersfoort, Nederland pada tahun 2008. Ketiga, Internasional Training of
Leadership yang dilaksanakan di SAIDI, Filipina pada bulan Januari-September
2009. (Bdk. Lap.Evaluasi DPP 2006-2010 tentang Internasionalitas)
2. PEMBINAAN PROVINSI
2.1. Pembinaan DPP
Pada awal kepengurusan Tim DPP diajak oleh pembimbing DPP (Rm. C.
Putranto, SJ dan Ibu Retno Priyani) untuk menyadari dan mengenal kekuatan
126 | P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 6 – 2 0 1 0
dan keterbatasan kami masing-masing, mengenal kekuatan yang lain dan
mengenal kekuatan Tim DPP. Langkah awal ini menjadi titik berangkat penting
dalam membangun tim yang kuat sebagai Dewan Pengurus.
Pendalaman kaul ketaatan sebagai Dewan Pengurus Provinsi bersama pembim-
bing dalam rangka pembinaan DPP dari DPU sebagai persiapan BMU 2009
memperluas, memperdalam dan memperkaya pemahaman kami tentang Kaul
Ketaatan. Kaul Ketaatan dilihat dari berbagai jaman dengan relevansinya sesuai
jamannya. Hakekatnya sama “Mendengarkan dan melakukan kehendak Allah”
namun aktualisasinya sesuai dengan kebutuhan jaman.
Pembinaan bagi Dewan Pengurus dialami sangat penting dan perlu untuk per-
kembangan diri dan Tim serta keseimbangan dalam pelayanannya. Dikarena-
kan pembimbing Rm. Putranto SJ sakit dan tidak memungkinkan untuk banyak
terlibat dalam mendampingi saat-saat penting provinsi, maka pembinaan dan
pendampingan bagi Dewan Pengurus Provindo dilakukan oleh Ibu Retno
Priyani. Meskipun demikian pembinaan sebagai tim DPP masih kurang. Oleh
karena itu diharapkan ke arah depan adanya Pembimbing DPP yang lebih
efektif.
2.2. Pembinaan Pembina Provinsi
Pertemuan berkala bagi para Pembina Provinsi sungguh dirindukan dan diala-
mi sebagai penguatan, memperkaya dan dapat saling belajar. Kerjasama sinergi
antar Pembina, menantang sekaligus memperkaya baik bagi diri Pembina dan
yang dibina. Kerjasama antar Pembina dirasa penting dan mendesak, meng-
ingat keragaman permasalahan yang muncul dan tingkat kesulitan anak jaman.
Pembimbing Rohani bagi para Pembina sangat diperlukan untuk jaman ini se-
bagai barometer pelaksananaan pembinaan bagi para Pembina dan penyeim-
bang diri. Tugas rangkap yang diemban sebagian besar para Pembina membuat
sulitnya mencari waktu untuk bertemu antar Pembina dan ada sebagian pro-
gram yang tidak dapat terlaksana. Kaderisasi bagi calon Pembina dirasa pen-
ting dan mendesak untuk periode mendatang.
2.3. Tahap Aspiran
“Kualitas hidup persekutuan sebagai Suster SPM yang nampak dalam ke-
saksian misioner, buah dari relasi personal dengan Allah dan hidup per-
sekutuan sebagai saudari menarik gadis-gadis untuk bergabung dalam hidup
persekutuan” (Bdk. Dok. Kerohanian no. 16).
FOTO
Materi-materi yang diberikan oleh KGN bagi para Novis turut membantu proses
pembinaan para Novis. Namun dialami ada hal yang menghambat bagi pem-
binaan Novis I karena materi terlalu banyak sehingga untuk pembinaan hal-hal
intern Kongregasi dirasa kurang waktu dan kurang mendapat perhatian. Hal ini
telah dibahas oleh Pengurus BKBKM bersama para Pembina Novis yang ter-
gabung dalam KGN. Hasil pembicaraan ini adalah mengurangi jumlah materi
KGN bagi Novis I dan diberikan ke materi KGP (Kursus Gabungan Postulan).
Sebenarnya sudah lama dianjurkan agar KGN bagi Novis I ditiadakan karena
Pembinaan Novis I lebih intern Kongregasi masing-masing namun karena ke-
terbatasan Pembina Novis I maka KGN bagi Novis I masih tetap berlangsung.
Disamping latihan dan pembinaan untuk menyelami cara hidup Suster SPM dan
meresapkan spiritualitas SPM, latihan kepemimpinan mulai dilatih dan diprak-
tekkan di Novisiat. Hal ini dilaksanakan untuk mewujudkan “Kaderisasi kepe-
mimpinan” (Keputusan kapitel Provindo 2006). Tiap bulan ada koordinator
dan wakil koordinator Novis, sekretaris, seksi liturgi komunitas, pemerhati
kerumahtanggaan. Mereka membuat program evaluasi hidup bersama, penda-
laman materi KGN dan evaluasi perutusan. Mereka juga mengkoordinir kegiat-
an hari minggu kelima di luar Novisiat untuk “Passion for creation” dan “Pa-
ssion for humanity”. Saat perayaan Natal dan Paskah dibentuk panitia khusus
untuk kegiatan tersebut. Latihan ini membuahkan perkembangan tanggung
jawab dalam diri Novis dan sikap menghargai kepemimpinan orang lain yang
lahir dari kesadaran “Ternyata memimpin itu tidak gampang”. Disamping itu,
latihan ini juga meringankan pemimpin Novis.
130 | P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 6 – 2 0 1 0
Keputusan Kapitel yang masih relevan dan diteruskan untuk periode
mendatang adalah menggali dan menumbuh kembangkan kekuatan pribadi,
menempatkan hidup rohani sebagai yang utama, meningkatkan keseimbangan
hidup, evaluasi program masing-masing tahapan (secara bersama-sama) dan
menyiapkan tenaga Pembina dan mengusahakan Pembina dalam bentuk tim di
setiap tahapan.
2.6. Tahap Yuniorat
Pembinaan Yuniorat melanjutkan pembinaan yang sudah dimulai di Novisiat
(Bdk. Konstitusi hal. 126 no. 33.2). Proses integrasi antara hidup persekutuan,
doa dan karya merupakan proses yang terutama berlangsung dalam komunitas,
tempat Suster Yunior berada (Bdk. Konstitusi hal. 126 no. 33.3). Dengan demi-
kian terkait proses integrasi ini, komunitas menjadi tempat utama terjadinya
pembinaan para Yunior. Pembinaan pada tahap ini berciri inkorporatif ke da-
lam tubuh Kongregasi SPM. Melalui pembinaan tahap ini, seorang Yunior SPM
diharapkan akan terbentuk menjadi “Pribadi wanita religius SPM dewasa yang
setapak demi setapak menampakkan gambar Allah” (tujuan pembinaan Yu-
niorat).
Dalam membantu dan mendampingi para Yunior, Tim Pendamping Yunior te-
lah bekerja keras melakukan kegiatan antara lain pembinaan bagi para yunior
per jenjang angkatan, pembinaan kelompok campuran angkatan, pendam-
pingan Pribadi, kunjungan ke komunitas-komunitas dimana Yunior berada.
Selama periode ini ada tujuh (7) Suster yang menjalani periode sabat. Mereka
itu adalah Sr. Fidelia, Sr. Stefani, Sr. Myriam, Sr. Helena, Sr. Veronica, Sr.
Venantia dan Sr. Yuli. Bentuk pelaksanaan periode sabat bersifat personal
sesuai dengan kebutuhan masing-masing pribadi. Bagi para Suster tersebut,
periode sabath ini sangat bermakna.
P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 6 – 2 0 1 0 | 133
Pembinaan bagi para Pimpinan Komunitas secara khusus dilaksanakan setiap
tahun sekali seperti terlihat dalam tabel di bawah ini. Pembinaan ini juga diiku-
ti oleh dua Suster anggota komunitas sebagai kaderisasi Pimpinan Komunitas.
Tema pembinaan PIKO Provindo selama ini adalah “MENATAP MASA DEPAN
PENUH HARAPAN” dengan sub tema: “Maju Bersama Meningkatkan Kualitas
Pribadi Dan Perutusan”.
Sedangkan materi pembinaan disesuaikan dengan keputusan kapitel provindo
2006 bagian pembinaan dan bagian kepemimpinan. Menjadi suatu tantangan
bagi Provindo adalah ada beberapa PIKO yang sebenarnya menikmati masa
pensiun namun masih melaksanakan tugas ini karena jumlah Suster PIKO tidak
mencukupi. Ada juga PIKO yang merangkap tugas lain sehingga kurang optimal
dalam menjalankan tugas sebagai PIKO.
Tabel pembinaan PIKO:
TEMPAT
NO WAKTU MATERI PEMBINAAN NARASUMBER
PEMBINAAN
Rumah
Spiritualitas SPM, DPP, Bpk
15-18 Pembinaan St.
Visi Misi SPM Provindo, Sylvius, Bpk.
01. Desember Julie Billiart,
pedoman kepegawaian, fond Widiharta.
2007 Lawang
studi Kongregasi
Kepemimpinan Kongregasi
Rumah
SPM, Manajemen Perangkat
Pembinaan St. Br. Heribertus,
24-28 Juli Dewan Pimpinan Kongregasi
02. Julie Billiart, FIC , Ibu Retno
2008 SPM, Posisi dan peran Piko, Visi
Lawang Priyani.
Komunitas, Manajemen Konflik.
Rumah
Pembinaan St. Br. Heribertus,
13-18 Mei Visi, Misi dan Renstra
03. Julie Billiart, FIC, Ibu Retno
2009 Komunitas
Lawang Priyani
134 | P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 6 – 2 0 1 0
Berdasarkan evaluasi setiap akhir pembinaan PIKO, DPP mengetahui bahwa
pembinaan-pembinaan tersebut bermanfaat bagi para PIKO dan menambah
wawasan. Dalam realitas dijumpai bahwa pembinaan-pembinaan itu sungguh
meningkatkan profesionalitas bagi para PIKO. Meski tiap tahun ada pembinaan,
DPP masih menjumpai ada Piko kurang berkembang dalam kualitas pribadi
maupun dalam melaksanakan tugas perutusannya.
Hambatan yang dijumpai dalam pembinaan ini adalah adanya pribadi Piko yang
sulit diajak maju dan berubah serta tidak semua Piko mengalami pembinaan-
pembinaan secara berkesinambungan karena alasan tertentu.
Rekomendasi:
Melanjutkan pembinaan Pimpinan Komunitas yang sudah ada secara periodik.
3. PENERUSAN SPIRITUALITAS
DPP sungguh serius menanggapi keputusan kapitel tentang penerusan Spiritua-
litas. Hal ini diupayakan dengan memperbaharui Tim Pendalaman Konstitusi
dan mengubah nama menjadi Tim Spiritualitas SPM serta memerbaharui urai-
an tugas tim ini. Keseriusan mewujudkan upaya meneruskan spiritualitas juga
dilakukan dalam melaksanakan tugas-tugas, terutama dalam setiap pertemuan.
Oleh karena itu penerusan spiritualitas yang dimaksud dalam laporan evaluasi
ini adalah penerusan spiritualitas yang dilakukan sendiri oleh DPP dan yang
dilakukan oleh DPP bekerjasama dengan Tim Pendalaman Konstitusi /Tim
Spiritualitas.
Salah satu upaya DPP dalam meneruskan spiritualitas adalah dengan menge-
masnya dalam bentuk kerohanian pada setiap kali awal kegiatan pertemuan
dengan berbagai kelompok. Dalam arti setiap kali pertemuan selalu mengan-
dung unsur kerohanian. Harapannya, kerohanian ini meresapi apa yang akan
dilakukan baik dalam proses maupun dalam hasil. Dalam hal ini DPP melak-
sanakan fungsinya sebagai motivator dan inspirator.
3.1. Tim Pendalaman Konstitusi dan Tim Spiritualitas SPM Provindo
Pada tahun 2007, Tim Pendalaman Konstitusi (Sr. Yuli, Sr. Cecil Marie, Sr.
Fransita, Sr. Theresien dan Sr. Yulita Marie) mengadakan pendalaman Konstitu-
si dengan tema MENIMBA SEMANGAT IBU ROHANI DAN PARA PENDIRI
KONGREGASI SPM AMERSFOORT bagi para Novis I dan II di Novisiat SPM,
Malang. Pada tahun 2008 terjadi perubahan nama Tim Pendalaman Konstitusi
menjadi Tim Spiritualitas SPM Provindo karena Sr. Christa selesai studi spiri-
tualitas di Filipina. Dengan perubahan nama ini ada perubahan personalia dan
uraian tugas Tim Spiritualitas. Tim Spiritualitas SPM Provindo beranggotakan
Sr. Christa, Sr. Fransita, Sr. Monika, Sr. Theresien dan Sr. Yulita Marie.
P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 6 – 2 0 1 0 | 135
Kegiatan yang telah dilaksanakan oleh Tim Spiritualitas adalah:
Rekomendasi:
Animasi Liturgi kepada komunitas-komunitas diteruskan dan ditindak
lanjuti.
P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 6 – 2 0 1 0 | 137
Pembekalan secara periodik dan berkelanjutan bagi tim Liturgi sesuai
dengan tema yang akan didalami.
6. REKOMENDASI
Melanjutkan pembentukan rekan kerja Tim Bina lanjut
Menyiapkan Pembina dalam setiap tahapan dalam bentuk Tim.
Meningkatkan kerja sama yang lebih intensif antar Pembina, terutama da-
lam pembinaan tahap inisial.
140 | P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 6 – 2 0 1 0
BAB VII
PERUTUSAN
”Sebagaimana Bapa mengutus Yesus, demikian pula Yesus mengutus kita, untuk
melakukan apa yang Ia lakukan: menjadi sesama seperti orang Samaria, saling
membela dan memperlihatkan bagaimana Allah itu” ( Konstitusi hal. 73, al. 3)
No. 19: Maka seorang Suster SPM jaman sekarang perlu meneladan Ibu
Rohani St. Julie Billiart dengan memperjuangkan budaya hidup dan
mengangkat kesamaan martabat manusia sebagai citra Allah, yang nampak
dalam usahanya mencari kerajaan Allah yaitu kerahiman-Nya, keadilan dan
kedamaian.
P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 6 – 2 0 1 0 | 143
4.1.3. Ekonomi/ Ekonomat
Dibidang layanan ekonomi, tugas perutusan ini dilaksanakan oleh Eko-
nom Provinsi. Tugas perutusan Ekonom membantu DPP dalam bidang
pengelolaan keuangan dan harta benda milik Kongregasi serta bidang
administrasi lain yang terkait dengan keuangan dan harta benda, antara
lain: urusan kepegawaian biara, perpajakan, pertanahan, urusan ba-
ngunan dan gedung. Untuk meningkatkan tugas pelayanan ekonom dan
stafnya DPP memberi perhatian khusus dalam bidang pembangunan
tim, mekanisme dan sistem kerja, dan peningkatan potensi diri serta
profesionalitas. Dalam pelaksanaan harian, secara rutin Ekonom meng-
koordinir stafnya untuk melaksanaan tugas sesuai pedoman dan uraian
tugas ekonomat. Dengan pertemuan rutin Ekonom dan stafnya semakin
tercipta suasana kerja tim yang kondusif. Meskipun volume pekerjaan
besar dan tidak tampak namun mereka dapat menikmati tugas itu. Kami
mengalami menyiapkan kader ekonom yang berkualitas dan sesuai ke-
butuhan provinsi tidak mudah.
4.1.4. Pimpinan Komunitas
Pelayanan perutusan komunitas dilaksanakan secara intensif oleh Pim-
pinan Komunitas sebagai rekan kerja terdekat DPP. Pimpinan komuni-
tas membantu para anggota komunitas untuk tumbuh kembang dalam
kualitas persekutuan, pribadi dan perutusan dalam terang spiritualitas
dan karisma Kongregasi. Berbagai kegiatan diupayakan bersama para
anggota untuk menciptakan persekutuan hidup baru yang kondusif dan
formatif antara lain: melalui pertemuan rutin Komunitas, kegiatan
harian dan reksa rohani.
Dalam membantu anggota mewujudkan pembangunan kualitas per-
sekutuan dan perutusan, dari hasil evaluasi para pimpinan komunitas,
DPP mendapat gambaran bahwa para Pimpinan komunitas mengalami
jatuh bangun dalam melaksanakan tugas. DPP sangat menghargai ke-
relasediaan dan kesetiaan mereka pada tugas perutusan yang di-
percayakan oleh Kongregasi.
4.1.5. Pembina di seluruh tahapan pembinaan
144 | P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 6 – 2 0 1 0
Pelayanan pembinaan oleh para Pembina Provindo merupakan perutus-
an ke dalam Kongregasi dan terutama ditujukan kepada anggota Provin-
si, khususnya untuk penumbuh kembangan hidup panggilan, persekutu-
an dan perutusan para anggota provinsi. Dalam bidang layanan pembi-
naan intern, DPP mengalami keterbatasan tenaga dalam melayani kebu-
tuhan pembinaan provinsi. Para pembina memiliki tugas rangkap-
rangkap di bidang perutusan lain. Kaderisasi untuk bidang layanan pem-
binaan perlu mendapat perhatian dan merupakan kebutuhan mendesak.
Kaderisasi telah diupayakan, namun belum berhasil. Ke arah depan
pentingnya memberi perhatian dalam bidang ini.
4.1.6. Rumah Tangga Komunitas (Pimpinan Komunitas dan Tim pada
umumnya terlibat/ mengurus/ memperhatikan Rumah tangga
Komunitas)
Perutusan Rumah Tangga memegang peranan penting dan dibutuhkan
dalam membangun persekutuan hidup baru. Memelihara, menata serta
memperhatikan kebutuhan komunitas, merupakan pengabdian mulia
yang tidak tampak, namun memberi daya hidup bagi setiap anggota ko-
munitas. Karena keterbatasan tenaga, beberapa PIKO terbuka dan rela
sedia merangkap tugas perutusan ini. Namun kadang-kadang Pimpinan
mengalami bahwa ada pribadi-pribadi yang kurang melihat makna
pengabdian dari tugas perutusan ini, sehingga kurang dapat melaksana-
kannya secara optimal. DPP bekerja sama dengan tim Bina Lanjut mem-
berikan pembekalan kepada para Suster yang diutus di rumah tangga
mengenai masalah kesehatan dan gizi.
Untuk arah ke depan penting diupayakan:
Kaderisasi personalia untuk bidang perutusan intern Kongregasi.
Peningkatan kualitas pribadi, religius dan perutusan, sehingga semakin ada
kesatuan pemahaman bahwa tugas perutusan apapun mempunyai nilai yang
sama.
P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 6 – 2 0 1 0 | 145
4.2. PERUTUSAN EKSTERN
Dalam Konstitusi hal. 75 butir 2 dituliskan:
“Kita membaktikan diri kepada kebahagiaan hidup manusia dengan berusaha
melaksanakan “Karya belas kasih rohani dan jasmani.” Sesuai dengan
tradisi kita terutama berkarya di bidang pembinaan dan pendidikan.”
146 | P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 6 – 2 0 1 0
Arah Dasar Perkumpulan Dharmaputri
Manajemen Perkumpulan Dharmaputri digerakan oleh nilai-nilai AD
Perkumpulan Dharmaputri dan Keputusan Kapitel Kongregasi Suster
Santa Perawan Maria (SPM) Provinsi Indonesia tentang karya kerasulan
yang intinya sebagai berikut:
Setia pada pencerdasan kehidupan bangsa,
Setia pada ciri khas Katolik,
Profesional dalam penyelenggaraan, pengelolaan dan pelaksanaan
pendidikan,
Berkualitas dalam pembelajaran, pembimbingan, pelatihan dan
penilaian,
Perwujudan spiritualitas kesamaan martabat manusia sebagai citra
Allah,
Pendampingan generasi muda menjadi pribadi utuh.
Nilai-nilai tersebut di atas digali, ditemukan dan diproses bersama da-
lam pertemuan Kepala Sekolah dan Bendahara Sekolah Perkumpulan
Dharmaputri. Oleh karena itu nilai-nilai tersebut harus dipahami, diha-
yati dan diamalkan dan menjadi tolak ukur evaluasi bagi seluruh perso-
nel/ pegawai Perkumpulan Dharmaputri.
Tanggal 22 Juli 2008 dalam rapat umum anggota Perkumpulan Dharma
Putri telah dipilih dan diangkat Pengurus Perkumpulan Dharmaputri
periode 2008-2011 dengan susunan Pengurus :
Ketua : Sr. M. Rosalia Sumiyati SPM
Wakil Ketua : Sr. Elsa Supatinah SPM
Sekretaris : Sr. Yuli Sumijati SPM
Bendahara : Sr. M. Felixia Sri Rejeki SPM
FOTO?
P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 6 – 2 0 1 0 | 157
DPP Indonesia telah memberi tugas kepada Pengurus Badan
Sosial SPM untuk menjadi Pengurus/ Koordinator Komisi So-
sial untuk periode 2009-2012.
Pengurus Komisi bertanggung jawab atas bidang layanan sosial
SPM baik yang bernaung dalam badan Sosial maupun yang ber-
ada di non Badan Sosial. Sedangkan secara eksternal Pengurus
Badan Sosial SPM bertanggung jawab atas bidang layanan SPM
yang bernaung dibawah Badan Sosial SPM.
4.2.2.5. Buah-buah yang dapat dipetik DPP dari penataan ini:
Para Suster yang berada dalam keanggotaan Komisi Sosial, semakin
mengerti arah dan tujuan, serta pelaksanaan program yang akan di-
capai masing-masing bidang layanan jelas.
Para Suster semakin mengenal posisi dan bidang layanan dalam
Komisi sosial.
Tumbuhnya sikap saling mendukung, sikap kerja sama tim dan kerja
sama antar bidang layanan dalam melaksanakan Program kegiatan.
Sikap-sikap tersebut mendukung Keputusan Kapitel Provinsi hal. 35
butir 3 mengenai upaya peningkatan kerja sama Tim.
Meningkatnya kemantapan dan rasa percaya diri bagi semua anggota
Komisi Sosial dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya,
karena memiliki arah dan posisi yang jelas.
4.2.2.6. Bidang Layanan Sosial yang bernaung dalam Badan Sosial SPM
Asrama dan Panti Asuhan
Saat ini Provindo memiliki 11 asrama yang dikelola Badan Sosial
antara lain: 3 asrama di Probolinggo, 2 asrama di Malang, 1 asrama di
Surabaya, 1 asrama di Banyuwangi, 1 asrama di Pelaihari, 2 asrama
di Grogot dan 1 asrama di Tanjung.
Berbicara tentang asrama di dalamnya pasti terdapat anak Panti
Asuhan. Dalam lingkup Badan Sosial ada 3 unit asrama yang status
organisasi pengelolaan diakui sebagai Panti Asuhan: St. Julia Sura-
baya, St. Yoseph dan St. Yohanes (St. Yan) Probolinggo. Konsekuensi
yang perlu dilakukan adalah bahwa tiga unit ini harus membuat la-
poran rutin kepada Kantor Kesejahteraan Sosial setempat dan Pro-
vinsi. Meskipun perkembangan tahun ke tahun ada indikasi penurun-
an jumlah anak yang masuk asrama, Provinsi melihat karya Asrama
ini masih dibutuhkan oleh masyarakat dan merasa salut bahwa Peng-
urus bersama dengan pengelola unit mencermati mengapa terjadinya
penurunan jumlah anak. Dalam analisa situasi riil di unit karya dan
masyarakat mereka menemukan beberapa faktor:
Jaman sekarang, anak muda senang akan kebebasan.
Asrama menerapkan pendidikan disiplin dengan berbagai atu-
ran dan batasan.
158 | P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 6 – 2 0 1 0
Kebutuhan lebih untuk ruang privacy. Di asrama memberikan
situasi untuk saling berbagi dan solider terhadap orang lain.
Ada perasaan gengsi tinggal/ masuk asrama. Mereka melihat
asrama identik dengan Panti Asuhan, bagi anak-anak yang ti-
dak mampu.
Kemauan masuk asrama karena paksaan orang tua, dan bukan
kemauan sendiri, sehingga kadang membuat masalah dan
akhirnya anak keluar.
Untuk situasi intern, tantangan utama yang ditemukan adalah
kerterbatasan SDM dan tenaga pengelola unit asrama yang
sungguh memiliki minat dan perhatian total terhadap pem-
binaan dan pendampingan anak didik di asrama. Sebagai peng-
elola asrama dapat diibaratkan sebagai pengganti fungsi orang
tua yang bertanggung jawab 24 jam kerja. Maka pantas dika-
gumi dan sangat menghargai pengabdian total para Suster
mengemban tugas ini dengan sepenuh hati melayani anak-anak
yang dipercayakan orangtua, khususnya bagi anak-anak tidak
mampu, yatim piatu dan anak-anak yang haus akan perhatian
dan kasih sayang orang tua.
Harapan ke depan untuk karya asrama: Diperlukan peningkatan SDM
pengelola asrama/ panti Asuhan; Peningkatan kualitas SDM dalam
bidang kepemimpinan dan mewujudkan program kemandirian
bidang finansial unit-unit karya.
Layanan Kesehatan
Provindo memiliki 3 karya kesehatan: BP St. Maria Magelang, BP. St.
Maria Jombang dan BP St. Maria Prafi Manokwari. Mengikuti perkem-
bangan dari 3 layanan kesehatan ini, DPP memperoleh data bahwa
jumlah pasien cenderung menurun. Meskipun demikian sampai saat
ini Kongregasi tetap mempertahankan perutusan ini untuk memberi
perhatian dan mewujudkan keberpihakan kepada yang miskin, teru-
tama di Papua yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat. Dalam peng-
elolaan operasional sehari-hari, ke 3 karya kesehatan ini mampu
mandiri dalam bidang finansial. Ini salah satu bentuk nyata mendu-
kung keputusan Kapitel Provindo mengenai arah kemandirian bagi
setiap unit karya (Bdk. Keputusan Kapitel Provindo hal. 42, no. 6.6)
Khusus untuk perutusan di BP Jombang, DPP mendapat tugas dari
Kapitel untuk membentuk Komisi Ad Hoc yang mempelajari lebih
lanjut masa depan karya ini. (Lih. Keputusan Kapitel hal. 36 butir
4.3). Tugas pembentukan komisi ad hoc sampai saat ini laporan ini
disusun, belum mampu dilaksanakan, karena banyaknya keputusan
dan volume tugas DPP yang harus diprioritaskan.
Bidang Layanan Sosial Kemasyarakatan
P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 6 – 2 0 1 0 | 159
Beberapa komunitas SPM keberadaannya memberi perhatian dalam
layanan kegiatan sosial kemasyarakatan antara lain Komunitas Tum-
pang, Promasan dan Kepanjen Malang. Pengembangan karya ini ber-
sifat dinamis dan sangat dipengaruhi oleh minat dan pribadi Suster
yang tinggal dalam komunitas bersangkutan. Akibatnya apabila da-
lam komunitas tersebut ada Suster yang sungguh memiliki antusias
dan kemampuan dalam layanan sosial, layanan dapat berkembang
baik. Namun sebaliknya kepindahan Suster tidak jarang membuat
karya tersebut terhenti.
Karya layanan Sosial “Akar Anda”
Karya sosial ini berada dalam naungan pengelolaan Badan Sosial
SPM. Tujuannya membantu sebagian biaya pendidikan bagi anak-
anak AKAR ANDA (Anak Kerja Ganda). Pada tahun 2008-2009 data
anak yang dibantu ada 72 siswa yang terdiri dari anak SD sampai
dengan SMA. Kongregasi mendukung kelangsungan karya sosial ini
yang merupakan salah satu bentuk perwujudan spiritualitas Kongre-
gasi dalam upaya meningkatkan martabat manusia sebagai citra
Allah, khususnya bagi anak yang miskin dan terlantar.
Pengelolaan Fonds Studi
Mulai tanggal 23 April 2005 Kongregasi menyerahkan pengelolaan
Fonds studi kepada Badan Sosial SPM. Pengurus Badan Sosial telah
mengatur pengelolaan uang Fonds Studi dengan menyusun kriteria
bagi mereka yang mengajukan permohonan biaya Fonds Studi. Tu-
juan utama Fonds Studi adalah membantu anak-anak tidak mampu
untuk dapat melanjutkan sekolah. Batas maksimal biaya pendidikan
yang dibantu berlaku untuk anak SD sampai dengan SMA.
4.2.2.7. Bidang-bidang Layanan Sosial yang ada di NON LEMBAGA Badan
Sosial SPM
Dalam penataan organ–organ yang termasuk bidang layanan Sosial SPM,
beberapa organ antara lain KPKC, layanan Pastoral, Rumah Pembinaan
dan Karya Lembaga non SPM kami satukan dalam organ karya-karya
sosial yang bernaung di non Lembaga Badan Sosial SPM.
KPKC/ JPIC
DPP melalui Kelompok kerja KPKC mewujudkan tugas:
Dengan Studi dan penyadaran, berusaha menyelami perkem-
bangan Gereja dan masyarakat
Memperkuat kesadaran kesetiakawanan dengan mereka yang
menderita dalam Gereja dan masyarakat baik yang dekat mau-
pun yang jauh dan mendorong keterlibatan yang nyata (Konst.
Hal. 90).
Perwujudan tugas penyadaran bagi para Suster, direalisasikan mela-
lui kegiatan penyadaran dan Retret KPKC, pembinaan bagi para Sus-
160 | P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 6 – 2 0 1 0
ter medior-senior tentang Spiritualitas Maria dipandang dari sudut
KPKC dan kegiatan semiloka “Counter Women Traficking. Melalui ke-
giatan tersebut para Suster mengalami kesadaran baru apa itu KPKC
yang ternyata sangat dekat dengan spiritualitas Kongregasi SPM.
Kesadaran akan kesetiakawanan dengan mereka yang menderita di-
aktualisasikan melalui gerakan pengumpulan dana dari komunitas-
komunitas maupun unit karya. Dalam kurun tahun 2007-2009 ke-
lompok kerja KPKC telah menyalurkan dana bagi korban-korban
gempa seperti di Aceh, Yogyakarta, Bojonegoro, Situbondo, Pasuru-
an, Bengkulu, Papua dan terakhir korban gempa di Padang.
Karya Pastoral
Dalam penataan organigram operasional kepengurusan yang dilaku-
kan dalam Raker Provindo I dan II, mulai tahun 2009 karya layanan
Bidang Pastoral masuk dalam lingkup Komisi Sosial. Bidang layanan
Pastoral telah memiliki visi misi dan renstra sebagai acuan dalam
melaksanakan pelayanan. Dalam pertemuan Komisi Sosial telah di-
pilih Sr. Diny dan Sr. Susana untuk menjadi Koordinator yang mem-
bantu mengkoordinir para Suster yang bertugas di layanan pastoral
untuk semakin dapat meningkatkan kualitas pelayanan pastoral
sesuai dengan visi misi dan renstra yang telah disusun.
Karya Rumah Pembinaan
Secara resmi karya Rumah pembinaan dibuka penggunaannya pada
tanggal 8 November 2007. Dalam perjalanan waktu ternyata bahwa
karya baru ini menjawab kerinduan para Suster serta unit-unit karya
SPM untuk memfasilitasi ruang dan tempat untuk kegiatan pembina-
an atau pertemuan. Sebagai pioner, Sr. Monika dan Sr. Lidya. telah
diutus untuk mengelola karya baru ini. Menurut data yang ada,
Rumah Pembinaan SPM juga dipakai oleh beberapa kelompok yang
datang dari luar unit SPM.
Karya perutusan di Lembaga Non SPM
Periode 2006 – 2010, DPP melanjutkan kerja sama dengan Lembaga
non SPM seperti: Kopdit, LKD, Karya di Keuskupan dan Intitut
Roncalli. Para Suster yang ditugaskan Provinsi untuk terlibat dalam
karya pelayanan di lembaga non SPM ialah:
Sr. M. Linda diutus di layanan karya Kopdit,
Sr. M. Corry diutus di Institut Roncalli.
Sr. M. Francine diutus di Yayasan P3R karya Keuskupan Sa-
marinda.
Sr. M. Assumpta diutus membantu urusan RT Keuskupan Sa-
marinda.
Sr. M. Agatina dan Sr. M. Victorini diutus di karya LKD– Ke-
uskupan Surabaya. Kontrak kerja mereka saat ini sudah ber-
P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 6 – 2 0 1 0 | 161
akhir dan tidak melanjutkannya karena keterbatasan tenaga
Suster.
Sr. M. Henrica diutus di bidang ekonomat Keuskupan Malang.
Sr. M. Bernarda diutus membantu karya Rumah Retret Resi
Aloysii di Pacet– Mojokerto Keuskupan Surabaya.
Sr. M. Yosephine diutus membantu karya TK di Paroki Tanggul
sampai dengan Juli 2010.
Para Suster yang diutus tetap merasa dilibatkan dalam gerak Kongre-
gasi, terlebih setelah terbentuknya wadah dan pertemuan anggota
Komisi Sosial SPM. Dalam Komisi ini mereka dapat membagikan
pengalaman tugas dan tantangannya dalam mewujudkan Spirituali-
tas SPM di mana mereka diutus. Dalam melaksanakan tugas pela-
yanannya, mereka menyadari bahwa penugasan dan perutusan yang
diberikan kepada mereka adalah atas nama Kongregasi SPM.
(Konstitusi hal. 77 no. 4)
164 | P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 6 – 2 0 1 0
VIII
KEUANGAN PROVINDO
1. LANDASAN
Tercantum Dalam Dokumen Kerohanian no. 23-24
Bahwa sebagai Suster Santa Perawan Maria kita dipanggil untuk hidup
mengikuti Yesus dan meneladan sikap hidup Perawan Maria yang meng-
hayati hidup murni, miskin dan taat. Maka dalam pelaksanaan kebijakan
keuangan, DPP berusaha menata berbagai hal antara lain memahami Struk-
tur dan mekanisme kerja, sistem keuangan, mengangkat tenaga ahli sebagai
penasihat ekonomi provinsi dan penasihat pembangunan, dan mengefektifkan
komisi Yuridis, pembinaan/ penyadaran bagi para Suster terkait panggilan-
nya sebagai Suster SPM dan dalam bergaul dengan uang dan harta benda
secara bertanggung jawab.
Dalam penataan bidang keuangan DPP bekerja sama dengan Ekonom, Pena-
sihat Ekonomi Provinsi Bpk. Sylvius, para Pengurus PDp maupun Badan Sosial.
Dalam penataan bidang keuangan selama kurang lebih tiga tahun, DPP semakin
dibantu untuk mengambil keputusan dan menentukan prioritas kegiatan peng-
elolaan keuangan dalam kerja sama dengan Pengurus PDp maupun Pengurus
Badan Sosial. Pelaksanaan penataan dan tertib administrai pengelolaan ke-
uangan terus diupayakan sampai saat. Visi, Misi dan renstra Ekonomat semakin
memperjelas dan mengarahkan pelaksanaan kegiatan ekonomat berdasarkan
prioritas dan kebijakan keuangan.
Provinsi menyadari pentingnya investasi dalam pribadi manusia, maka DPP be-
kerja sama dengan Ekonom, Perkumpulan Dharmaputri dan Badan Sosial SPM,
para pembina dan pihak-pihak terkait, berupaya merealisasikan kebijakan
keuangan dengan mengalokasikan dana yang cukup dalam anggaran provinsi
untuk berbagai kebutuhan dan berupaya agar setiap Suster SPM mendapat ke-
sempatan untuk mengembangkan dirinya sebagai manusia citra Allah semak-
simal mungkin sesuai dengan kharismanya sebagai persembahan diri bagi
Allah, melalui pelayanan Gereja, masyarakat dan Kongregasi.
P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 6 – 2 0 1 0 | 165
3. INVESTASI DAN PENGARUH KRISIS GLOBAL TERHADAP KONDISI
KEUANGAN PROVINSI.
Krisis global keuangan dunia mulai terjadi bulan Oktober 2008. Krisis finansial
ini membuat pasar modal dunia terpuruk dan otomatis investasi kitapun terpu-
ruk. Kondisi ini sebelumnya tidak terpikirkan oleh banyak negara termasuk ne-
gara-negara maju. Memang tidak ada negara yang terhindar dari krisis tersebut
dan mengalami kerugian. Perkembangan ekonomi saat ini, baik ditingkat global
maupun dalam negeri (Indonesia) sudah menunjukkan signal yang positif/
baik. Sebagai Kongregasi, kita belajar untuk tetap memiliki iman yang teguh,
harapan dan berpikir positif dari situasi dan kemungkinan yang terburuk se-
kalipun. Hal ini meminta hati kita untuk tetap setia dan setiap saat cermat,
kritis, dinamis dan bijaksana dalam bertindak dan mengambil keputusan.
P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 6 – 2 0 1 0 | 167
Dalam pertemuan ini, Ekonom Provinsi juga melaporkan situasi dan kondisi riil
keuangan provinsi Indonesia 5 tahun terakhir, sebagai wujud upaya transpa-
ransi dalam pengeloaan keuangan Provinsi. Dengan tujuan agar para Suster ter-
buka terhadap situasi dan kondisi keuangan Provinsi, serta memelihara keles-
tariannya dan berusaha semakin bertanggung jawab dalam pengelolaan ke-
uangan yang dipercayakan melalui perutusannya.
168 | P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 6 – 2 0 1 0
Kebutuhan tenaga ahli untuk membantu DPP dan tugas Komisi Pem-
bangunan.
Menyiapkan kader Suster dibidang pembangunan.
Meningkatkan kesadaran setiap pribadi untuk melihara harta benda
Kongregasi.
Penambahan tenaga komisi pembangunan.
4.8. Perubahan Personalia Ekonomat.
Dalam pengelolaan keuangan dan harta benda, DPP dibantu oleh Suster Eko-
nom Provindo. Selama periode ini, terjadi 2 kali perubahan personalia ekonom
Provindo. Pertama dari Sr. Fortunata (yang mendapat tugas perutusan Studi)
ke Sr. Elline. Kedua dari Sr. Elline ke Sr. Lucia. Bagi DPP 2 kali perubahan
personalia ini, merupakan butir pembelajaran yang sangat penting dan ber-
harga untuk mengupayakan secara serius menyiapkan kader Ekonom dan
memperhatikan proses transisi dari ekonom yang satu ke ekonom berikutnya.
Dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya, Ekonom provindo dibantu
oleh beberapa Suster sebagai Staf ekonomat: Periode Januari 2007-2009 staf
ekonomat terdiri dari: Sr. Lucia SPM, Sr. Mariana, SPM dan Sr. Anselma, SPM.
Sedangkan untuk periode Agustus 2009 sampai dengan 2010 terdiri dari Sr.
Regis SPM dan Sr. Mariana SPM (Sr. Anselma mutasi tugas sebagai bendahara
Pengurus Badan Sosial SPM).
FOTO?
Maka DPP mencari alternatif baru dalam melibatkan para Suster dalam penyu-
sunan pedoman-pedoman intern. Melalui rapat kerja provinsi, dihasilkan komi-
si Ekonomat yang meliputi bidang-bidang layanan Ekonomat , Inventaris ge-
dung dan tanah, Fonds kesehatan, Fonds 3 K, Fonds Studi, Pembangunan, Kepe-
gawaian biara, Yuridis. Komisi ekonomat telah menghasilkan Visi Misi Ekono-
P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 6 – 2 0 1 0 | 169
mat dan Rencana Strategi Ekonomat. Visi Misi dan Renstra diharapkan menjadi
acuan kerja bagi masing-masing bidang layanan komisi Ekonomat SPM Provin-
do dalam terang spiritualitas.
5. BUTIR-BUTIR PENTING
Butir pelajaran penting perlunya kaderisasi dan mempersiapkan person untuk
menerima estafet tugas, sehingga tidak terjadi shock dalam tugas. Penting data
tertulis dan pedoman Ekonomat secara jelas untuk dapat dibaca dan dilanjut-
kan oleh generasi penerusnya. Demi kesejahteraan dan keselamatan hidup
panggilan yang tidak boleh dikorbankan karena tugas perutusan, maka setelah
berusaha melaksanakan tugas selama 17 bulan Sr. Elline mutasi.
170 | P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 6 – 2 0 1 0
BAB IX
YURIDIS
Dalam upaya mewujudkan keputusan Kapitel Provindo 2006 hal. 38-39 no. 1
dan 2 DPP bekerja sama dengan Tim Yuridis dan para ahli terkait, menangani
urusan–urusan yang berkaitan dengan bidang hukum kelembagaan untuk menjaga
aset dan harta benda Kongregasi. Tim Yuridis Provinsi periode ini adalah Sr. M. Yuli
(Ketua), Sr. M. Celinda (Sekretaris), Sr. M. Lucia, Sr. M. Melani, Sr. M. Victoria, Sr. M.
Stefina (Anggota).
Berkaitan dengan Keputusan Kapitel Provindo hal. 38 no. 1.1 tentang pembaha-
ruan AD Perkumpulan SPM dan 1.3 tentang penyusunan AD Kongregasi SPM,
DPP masih mengupayakan proses penyusunannya.
Rekomendasi:
P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 6 – 2 0 1 0 | 171
Peningkatan tertib administrasi bidang yuridis kelembagaan dari setiap unit
layanan perutusan Provindo.
Menumbuhkembangkan sikap “Peduli dan pemutakhiran diri” dalam bidang
hukum dan Undang-Undang.
Melanjutkan pembenahan bidang yuridis Provindo.
172 | P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 6 – 2 0 1 0
BAB X
KOMUNIKASI
P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 6 – 2 0 1 0 | 175
www.sistersofourladyofamersfoort.org
Komunikasi dengan Dewan Regio Malawi pada awal periode di alami kurang
lancar, karena jaringan komunikasi baik lewat telepon/ email tidak bekerja lan-
car. Kadang DPP minta bantuan para Suster DP Umun untuk meneruskan surat
atau berita yang ditujukan untuk Regio Malawi. Namun dalam tahun terakhir
ini, komunikasi melalui email dialami berjalan lebih lancar daripada sebelum-
176 | P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 6 – 2 0 1 0
nya. Dengan lancarnya komunikasi ini, Provindo merasa ada relasi semakin
dekat dengan para Suster Malawi.
4.1. Tantangan Komunikasi Di Jaman Informasi Dan Globalisasi
Pengaruh postif kemajuan teknologi dan perkembangan sarana media komuni-
kasi di jaman informasi memperlancar dan mempermudah pelaksanaan tugas-
tugas perutusan. Di sisi lain, bila pribadi tidak cermat dan kritis dalam meng-
gunakan sarana media komunikasi yang ada, justru menjadi hambatan dalam
melaksanakan tugas perutusan. DPP menemukan bahwa ada pribadi-pribadi
tertentu yang kurang kritis dalam bergaul dan menggunakan saran-sarana yang
disediakan, seperti Laptop, HP dan internet. Situasi ini menjadi keprihatinan
karena pengaruh negatif tersebut melemahkan nilai-nilai panggilan dan peng-
hayatan hidup berkaul. Akibatnya tidak jarang tugas-tugas pokok tidak
terlaksana dengan optimal.
5. REKOMENDASI:
Meningkatkan cara-cara komunikasi antar anggota yang semakin menum-
buh kembangkan relasi personal dan mendukung kualitas panggilan, hidup
persekutuan dan perutusan.
Meningkatkan pengembangan aktualisasi diri bagi para Suster melalui
komunikasi tertulis.
Mendorong para Suster untuk serius belajar bahasa Inggris dan memprak-
tekkannya.
Mengembangkan sikap kritis dan selektif dalam penggunaan sarana-sarana
komunikasi yang disediakan.
P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 6 – 2 0 1 0 | 177
BAB XI
HUBUNGAN EKSTERN
Salah satu tugas dan tanggung jawab tiap-tiap Dewan Pimpinan adalah me-
melihara hubungan antar Tarekat (Konst. hal. 90). Hal ini ditekankan oleh Kapitel
Provindo 2006 dengan keputusan menugasi DPP melanjutkan kerja sama
dengan lembaga non SPM (KOPDIT, LKD, dll.) Tugas ini kami wujudkan melalui
memelihara hubungan antara Provindo dan Regio Malawi dalam Kongregasi dan
hubungan antara Provindo dan lembaga non Provindo (Keuskupan, Tarekat,
Yayasan).
P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 6 – 2 0 1 0 | 179
BKBKM (Badan Koordinasi Biarawan-Biarawati Keuskupan
Malang):
BKBKM (Badan Koordinasi Biarawan Biarawati Keuskupan Malang)
berdiri pada tanggal 10 September 1974 dan disahkan oleh para wa-
kil Ordo/ Kongregasi. Ada tiga tujuan BKBKM yaitu persatuan, keber-
samaan dan solidaritas; peningkatan hidup religius dan peningkatan
karya bersama. Pada tahun 2009, BKBKM mempunyai empat organ
yaitu KGN (Kursus Gabungan Novis), Tim Bina Lanjut BKBKM, Tim
Promotor Panggilan BKBKM dan KGP (Kursus Gabungan Postulan).
SPM menjadi anggota BKBKM. Hubungan Kongregasi SPM dengan
BKBKM baik dan terlibat aktif. Hal ini nampak dari keterlibatan SPM
dalam organ-organ BKBKM sebagai berikut: Sr. Yulita Marie, SPM
masuk Pengurus BKBKM sebagai sekretaris BKBKM dari tahun 2007-
2010; Sr. Cecil Marie, SPM masuk Pengurus Tim Bina Lanjut BKBKM
sebagai sekretaris; Sr. Divina, SPM sebagai sekretaris II Tim
Promotor Panggilan BKBKM dan Sr. Aniseta, SPM sebagai ketua KGN.
Melalui peran-peran tersebut, SPM Provindo dapat turut menyum-
bangkan pemikiran dalam proses pengambilan keputusan dan me-
nyumbangkan tempat serta fasilitas dalam melaksanakan kegiatan-
kegiatan BKBKM guna mewujudkan tujuan BKBKM.
Dewan Pastoral Keuskupan Malang
Dewan Pastoral Keuskupan Malang adalah dewan yang membantu
Bapak Uskup dalam mengambil kebijakan-kebijakan pastoral di Ke-
uskupan Malang. Sr. Yulita Marie (mewakili SPM) ditunjuk oleh
Bapak Uskup Malang menjadi anggota Dewan Pastoral Keuskupan
Malang periode 2009-2011. Usai upacara pengangkatan dan peres-
mian Dewan Imam dan Dewan Pastoral Keuskupan Malang, Sr. Yulita
mengkomunikasikan kepada Bapak Uskup Malang bahwa masa
baktinya sampai 2010. Bapak Uskup menjawab dapat dilanjutkan
oleh penggantinya.
Ekonomat Keuskupan Malang
Dalam periode kepemimpinan kami, Romo Ekonom Keuskupan Ma-
lang mengirim surat kepada DPP Provindo untuk meminta bantuan
tenaga Suster. Alasan permintaan tenaga antara lain adalah 1] Suster
yang saat itu bertugas di Ekonomat ditarik oleh Kongregasinya, 2]
sudah meminta tenaga dari Kongregasi lain tidak dapat karena tena-
ga terbatas dan 3] untuk memberi warna religius dalam kantor eko-
nomat. Setelah mengadakan discernmen maka Provindo mengutus
Sr. Henrica secara part time membantu Romo Ekonom Keuskupan
Malang di kantor Ekonomat. Tugas ini berakhir setelah Sr. Henrica
diutus ke Prafi, Manokwari, Papua.
MPK Malang (Majelis Pendidikan Keuskupan Malang)
180 | P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 6 – 2 0 1 0
Perkumpulan Dharmaputri (wadah pengelola karya pendidikan SPM
Provindo) menjadi anggota MPK Malang. Sebagai anggota MPK, Per-
kumpulan Dharmaputri mengikuti kegiatan-kegiatan dan keputusan-
keputusan yang diambil oleh MPK Malang. Dalam periode ini, Sr. Elsa
(Pengurus PDp) masuk pengurus MPK Malang sebagai Bendahara.
Paroki Tanggul
Pada tanggal 31 Juli 2008, komunitas Tanggul secara resmi DI-
TUTUP. Para Suster yang semula tinggal di komunitas Tanggul pin-
dah ke komunitas Jember II, Komunitas Bondowoso dan komunitas
Situbondo. Karena TK Tanggul masih membutuhkan bantuan Sr.
Yosephine sebagai Bendahara maka Pastor Paroki Tanggul meminta
kepada Provindo agar Sr. Yosephine masih diizinkan membantu
Paroki Tanggul sebagai Bendahara TK Tanggul. DPP mengizinkan Sr.
Yosephine masih bertugas di TK Tanggul satu tahun lagi. Setelah satu
tahun, Pastor Paroki meminta Sr. Yosephine memperpanjang satu ta-
hun lagi sampai akhir tahun ajaran 2010 karena belum ada penggan-
tinya. Setelah ada pembicaraan antara DPP dan Sr. Yosephine maka
Sr. Yosephine masih membantu TK Tanggul sampai Juni 2010.
Tantangan dan hambatan yang dialami dalam memelihara hubungan
kerja sama dengan lembaga non SPM antara lain adalah lemahnya
komitmen untuk mewujudkan kepentingan bersama, masing-masing
Kongregasi sudah mampu mencukupi kebutuhannya sendiri, kurang
guyub, alot untuk terlibat dalam mewujudkan kegiatan bersama dan
Pimpinan Tarekat alot untuk kumpul bareng.
3. BUTIR-BUTIR PELAJARAN:
P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 6 – 2 0 1 0 | 185
Mencari alternatif bentuk lain kerja sama Indonesia-Malawi dalam mewu-
judkan internasionalitas Kongregasi. Misalnya Suster Malawi datang ke
Indonesia untuk melihat dan mengalami hidup di Indonesia untuk beberapa
waktu. Setelah itu kembali ke Malawi lagi.
Melanjutkan keterlibatan Suster-Suster SPM dalam kerja sama/ jejaring
dengan lembaga non SPM yang disertai perjanjian kerja yang jelas dari dua
belah pihak terkait.
188 | P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 6 – 2 0 1 0
C
PERKEMBANGAN TAHUN
2010 - 2016
P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 6 – 2 0 1 0 | 189
190 | P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 6 – 2 0 1 0
PENDAHULUAN
192 | P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 6 – 2 0 1 0
BAB I
PEMEKARAN KONGREGASI SPM PROVINSI INDONESIA
1. LATAR BELAKANG
Setiap keprihatinan akan mengundang jawaban untuk mewujudkan suatu ke-
hidupan baru yang lebih baik. Pada abad XVII masyarakat Eropa Barat meng-
alami situasi sulit akibat revolusi Perancis. Situasi ini mengakibatkan kehidup-
an Gereja dan agama dalam bahaya kehancuran karena iman dan agama Katolik
dilarang dan diganti dengan aliran rasionalisme. Revolusi Perancis juga menim-
bulkan kemiskinan yang semakin meluas di kalangan rakyat kecil. Pasca re-
volusi Perancis, Belanda didominasi oleh Protestan, sehingga umat Katolik ti-
dak mendapat hak yang sama. Pendidikan anak-anak putri sangat terlantar,
sedangkan pendidikan untuk anak-anak putra telah ditangani oleh para imam
Yesuit1.
Melihat dan mengalami situasi sulit di masyarakat Belanda Utara, Pater Mathias
Wolff, SJ tergerak hatinya untuk menjawab keadaan dengan mendirikan kong-
regasi perempuan yang secara khusus melayani pendidikan bagi anak-anak
putri. Kongregasi ini kemudian disebut suster-suster Santa Perawan Maria dari
Amersfoort atau Zusters van Onze Lieve Vrouw van Amersfoort.
Keadaan kurang ideal di Kongregasi Suster Santa Perawan Maria dari Amers-
foort dialami kembali sejak tahun 2000. Kegelisahan yang muncul waktu itu
bagai-mana mempertahankan internasionalitas Kongregasi SPM. Sebagai Kong-
regasi Internasional yang memiliki status kepausan, Kongregasi SPM hanya
memiliki 2 Provinsi dan satu Regio Malawi dibawah DPU. Memprediksi masa
depan Kongregasi 12 tahun dari tahun 2000, diperkirakan provinsi Nederland
anggotanya akan semakin mengecil dan Malawi belum dapat diharapkan ke-
kuatannya untuk mandiri menjadi regio, maka Provinsi Indonesia diharapkan
menjadi tumpuan Kongregasi secara keseluruhan 2.
Kondisi tersebut diatas mengundang para suster SPM untuk menjawab dan
menyikapi bagaimana memikirkan internasionalitas Kongregasi dimasa depan
sebagai Kongregasi Kepausan. Sikap terhadap situasi masa depan Kongregasi
diwujud-kan dalam keputusan kapitel Umum maupun kapitel Provinsi tahun
2000. Sebagai salah satu wujud tanggapan atas situasi Kongregasi, Kapitel
Umum menugaskan Dewan Pengurus Umum untuk menstimulir Dewan Peng-
urus Provinsi Indonesia “Mempersiapkan Kalimantan menjadi regio”3. Un-
tuk mewujudkan Keputusan Kapitel Umum dan Kapitel Provinsi tersebut di
P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 6 – 2 0 1 0 | 193
atas, DPP Indonesia membentuk “Komisi Ad Hoc Persiapan Kalimantan
menjadi Regio”.
Dalam perkembangannya, BMU Agustus 2003 membahas secara serius “Per-
siapan Kalimantan menjadi regio”. Berdasarkan pertanyaan Mgr. F.X. Prajasuto,
MSF: “Apakah itu suatu yang bijaksana apabila Kalimantan menjadi suatu
Regio?” Para peserta sidang BMU membahas secara kritis dan menyimpulkan
bahwa persiapan Kalimantan menjadi regio tidak dilanjutkan. Untuk mem-
perkuat perutusan di Kalimantan, pertama-tama, para Dewan Pengurus Umum
menyarankan agar Provindo menambah jumlah suster yang berkarya di Kali-
mantan. Kedua, mengupayakan kemandirian Kalimantan dalam bidang
religiusitas, profesionalitas dan finansial.
Pada BMU 2009, tentang pemekaran Provinsi Indonesia diangkat kembali
mengingat prediksi jumlah suster Belanda semakin menurun secara signifikan
setiap tahunnya. Selain itu mulai dipikirkan efektifitas fungsi DPU secara kong-
regasional dan internasional. Dalam kapitel Umum 2010 maupun kapitel Pro-
vinsi Indonesia pembahasan tentang Struktur Kepengurusan Kongregasi dan
Masa Depan Provinsi Indonesia diputuskan “Kapitel Umum menyetujui
perubahan batas-batas Provinsi Indonesia dan memberi mandat kepada DPP
Indonesia untuk menyelidiki kemungkinannya serta mewujudkan perubahan-
nya4. Dari Keputusan Kapitel Umum tentang struktur kepengurusan bagian
Provinsi Indonesia, Kapitel Provinsi Indonesia meru-muskan kerohanian pada
Masa Depan Provinsi Indonesia, bahwa secara keseluruhan realitas Kongregasi
SPM: Di Provinsi Belanda jumlah suster semakin mengecil, usia semakin lanjut
dan tidak ada calon. Regio Malawi sedang bertumbuh dan berkembang
sehingga masih banyak membutuhkan dukungan.
Menanggapi situasi tersebut, Provinsi Indonesia yang sedang bertumbuh dan
mengembangkan sayap ke batas-batas negara, dengan mobilitas tinggi, me-
nerima kenyataan “Menjadi tumpuan harapan bagi kongregasi secara ke-
seluruhan”. Meskipun kondisi riil Provinsi Indonesia menghadapi situasi tidak
ideal seperti: Luasnya wilayah dan jauhnya jarak layanan sehingga kurang
optimal perhatian Dewan Pengurus Provinsi terhadap para suster yang hidup
dan berkarya di luar pulau Jawa. Kurangnya waktu dan tenaga DPP, mengaki-
batkan masalah-masalah baik intern maupun ektern kurang cepat diselesaikan.
Adanya undang-undang otonomi daerah yang berbeda-beda menyulitkan peng-
ambilan keputusan kebijakan pelayanan 5.
Berdasarkan keputusan Kapitel Umum dan mandat DPU, DPP Indonesia mem-
bentuk panitia Ad Hoc yang kemudian diberi nama PANITIA AD HOC PEME-
KARAN SPM PROVINDO, yang mempuyai tugas pokok pertama, mengadakan
4Kep. Kap. umum 2010 bag. struktur kepengurusan provinsi Indonesia no. 1-3
5Dokker. Kep. Kap. Prov. 2010, tentang Masa Depan Provindo no. 1.2
194 | P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 6 – 2 0 1 0
penyelidikan kemungkinan-kemungkinan adanya perubahan batas-batas
Provinsi Indonesia, kedua, menganalisa hasil penyelidikan dan menyusun
rekomendasi, ketiga, menyerahkan hasil penyelidikan dan rekomendasi ke-
pada DPP. (Bdk. Denamika Pemekaran Provindo, Pendahuluan)
P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 6 – 2 0 1 0 | 195
2.1. RAKER TAHAP I (Sebagai embrio Badan Musyawah Provinsi (BMP) Indonesia)
Bertempat di rumah pembinaan St. Julie Billiart, Lawang dengan materi:
Managemen Kongregasi para Suster SPM Provinsi Indonesia
Kepemimpinan Kongregasi para Suster SPM Provinsi Indonesia.
Peran dan tanggung jawab Dewan Pimpinan Provinsi Indonesia.
Membangun KELOMPOK KERJA.
RENSTRA Kepemimpinan DPP-Staf Organ Provindo 2006-20012.
Dalam Rapat Kerja I ditemukan akar persoalan dan keputusan, perumusan ga-
ris kebijakan tentang Kepemimpinan DPP-Staf Organ Provindo, VISI dan MISI
serta SASARAN kepemimpinan DPP-Staf Organ, dan strategi Kepemimpinan
DPP-Staf Organ Provindo 2006-2012.
196 | P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 6 – 2 0 1 0
Setiap keprihatinan akan mengundang jawaban untuk mewujudkan suatu ke-
hidupan baru yang lebih baik (Lih. buku Dinamika Pemekaran, bagian
Pendahuluan), bahwa keadaan kurang ideal di Kongregasi Suster-Suster Santa
Perawan Maria dari Amersfoort yang dialami sejak tahun 2000, awal mula
ditanggapi dalam Keputusan Kapitel Umum/ Provindo 2000 dengan memben-
tuk Komisi Ad Hoc Persiapan Kalimantan menjadi Regio. Namun dalam per-
kembangannya, para peserta BMU 2003, setelah membahas secara kritis
menyimpulkan bahwa persiapan Kalimantan menjadi Regio tidak dilanjutkan.
Pada BMU 2009, tentang pemekaran Provinsi Indonesia diangkat kembali
mengingat prediksi jumlah suster Belanda semakin menurun secara signifikan
setiap tahunnya. Selain itu mulai dipikirkan efektivitas fungsi DPU secara
kongregasional dan internasional.
Maka dalam Kapitel SPM Provindo 2010, para suster bergerak dan berjalan
bersama dengan tema: “MENUJU MASA DEPAN PENUH HARAPAN, MAJU
BER-SAMA MENINGKATKAN KUALITAS PRIBADI DAN PERUTUSAN”. Hal ini
dimaksudkan untuk melanjutkan tekad dan komitmen yang dibangun bersama
untuk menanggapi harapan kongregasi, kebutuhan Gereja dan dunia yang terus
berubah, searah dengan visi, misi dan tujuan kongregasi. Para Suster SPM
masih memerlukan wawasan yang luas dan pandangan yang terbuka mengarah
ke masa depan yang belum pasti, dengan sikap hati penuh iman dan terbuka
terhadap penyelenggaraan Ilahi (Lih. Kep. Kap. Prov. 2010, bagian Pengantar
no. 3).
Dalam Kapitel Umum 2010 maupun Kapitel Provinsi Indonesia pembahasan
tentang Struktur Kepengurusan Kongregasi, bagian Provinsi Indonesia
diputuskan:
Kapitel Umum menyetujui perubahan batas-batas Provinsi Indonesia (Lih.
Konst. no. 10.7);
Kapitel Umum memberi mandat kepada Dewan Pengurus Umum dan Pro-
vinsi Indonesia untuk menyelidiki bersama kemungkinan-kemungkinannya;
Kapitel Umum memberi mandat kepada Dewan Pengurus Umum dan Dewan
Pengurus Provinsi Indonesia, berdasarkan hasil penyelidikan tersebut,
mewujudkan perubahan batas-batas Provinsi Indonesia. (Bk. Kep. Kap.
Umum 2010 hal. 13).
Berdasarkan Keputusan Kapitel Umum 2010 dan mandat DPU, DPP Indonesia
membentuk Panitia Ad Hoc yang kemudian diberi nama “Panitia Ad Hoc
Pemekaran SPM Provindo”, yang mempunyai tugas pokok: Pertama,
mengadakan penyelidikan kemungkinan-kemungkinan adanya perubahan
batas-batas Provinsi Indonesia; kedua, menganalisa hasil penyelidikan dan
menyusun rekomendasi; ketiga, menyerahkan hasil penyelidikan dan reko-
mendasi kepada DPP.
P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 6 – 2 0 1 0 | 197
Berdasarkan hasil penyelidikan dan rekomendasi dari Panitia Ad Hoc Peme-
karan SPM Provindo, para Suster DPU bersama DPP menindaklanjuti dengan
mengadakan klarifikasi, verifikasi, dan validasi data, serta mengadakan
discernment, kemudian mengambil keputusan bersama: ”SPM Provindo
MEKAR” dengan empat butir keputusan.
(Surat Keputusan Bersama DPU dan DPP No. 001/ SPM/ DPU-DPP/ X/ 2015
dan Surat AB 418/ Congr. 035/ 2015).
198 | P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 6 – 2 0 1 0
P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 6 – 2 0 1 0 | 199
200 | P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 6 – 2 0 1 0
Keputusan tentang Provindo MEKAR, perlu ditindak lanjuti. Pengimplementa-
sian tentang keputusan “MEKAR” menjadi “onsekuensi” para Suster SPM untuk me-
wujudkan. Kesadaran yang perlu dibangun bahwa ada dua provinsi yang lahir seba-
gai “Provinsi Baru, yaitu: Provinsi A dan Provinsi B”, (yang kemudian disebut
PROLING DAN PROSAM) sehingga siap diutus ke mana saja untuk “Membangun
persekutuan hidup baru yang pusatnya kepenuhan kesamaan martabat manusia
sebagai citra Allah, seturut teladan Yesus dan Maria”. Siapapun yang dipanggil dan
dipilih menjadi pemimpin merupakan tanggung jawab atas konsekuensi dari kepu-
tusan. Diperlukan sikap ketersalingan (Konst. hal. 19), dalam membangun perseku-
tuan hidup baru yang mandiri dan ekaristis. Untuk itu diperlukan kerelasediaan
para suster untuk menjadi roti yang siap dipecah dan dibagi-bagikan guna menye-
barkan harta rohani kongregasi yang menghidupi dan menghidupkan banyak orang
di berbagai daerah. Keputusan Provindo MEKAR, perlu ditindak lanjuti dan diimple-
mentasikan dalam Keputusan Kapitel 2016, sekaligus menjadi ajakan untuk hidup
dalam kualitas sebagai Suster SPM yang memiliki kedalaman batin, ahli dalam
hidup persekutuan, kerela sediaan anggota SPM meningkatkan habitus baru yang
mandiri dan ekaristis (Bdk. Ensiklik Laudato Si hal. 63-67 no. 84-88). Maka Tema
Kapitel SPM Provindo 2016: “MERANGKUL MASA DEPAN PENUH HARAPAN:
PERSEKUTUAN HIDUP BARU YANG MANDIRI DAN EKARISTIS”.
P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 6 – 2 0 1 0 | 201
BAB II
SPM PROVINDO MEKAR MENJADI 2 PROVINSI 1 BADAN HUKUM
(Surat Keputusan Bersama DPU dan DPP No. 001/ SPM/ DPU-DPP/ X/ 2015 dan
Surat AB 418/ Congr. 035/ 2015).
1. PEMAHAMAN:
Pada tgl 19 Desember 2016, para suster DPU telah mendeklarasikan kepu-
tusan pemekaran SPM Provindo. Arti dan tujuan pemekaran bagi kita suster
SPM telah didengungkan berkali-kali, dengan harapan tahap demi tahap tujuan
pemekar-an dapat direalisasikan dalam hidup keseharian kita. Sebagai salah
satu konsekuensi pemekaran adalah adanya perubahan struktur antar Provinsi
di Indonesia dan hu-bungan antar lembaga yang terkait dengan pengelolaan
harta benda dan pelayanan apostolik/ perutusan Kongregasi.
“SPM Provindo mekar menjadi 2 provinsi 1 badan Hukum”, tetapi dalam
kenyataannya, Kongregasi suster SPM di Indonesia memiliki 5 Badan Hukum,
yaitu:
Perkumpulan SPM.
Kongregasi SPM.
Perkumpulan Dharmaputri.
Yayasan Amal Dharma Bakti.
PT Citra Dharma Karya.
Kongregasi SPM sebagai Badan Hukum keagamaan tidak perlu memiliki NPWP.
Sesuai dengan tujuan disahkannya Kongregasi SPM, maka pembelian tanah di
Palangkaraya, Samarinda dan mobil Innova provinsialat Probolinggo sudah
dapat diurus atas nama Kongregasi SPM. Kita berharap dimasa mendatang,
aset-aset baru dapat diatas namakan KONGREGASI SPM.
2. PERKUMPULAN DHARMAPUTRI
P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 6 – 2 0 1 0 | 203
Perkumpulan Dharmaputri adalah lembaga badan hukum penyelenggara kar-
ya pendidikan milik Kongregasi suster SPM, dengan alamat Jl. Kepanjen 5,
Surabaya.
Karya pendidikan milik para suster SPM, di masa lalu penegelolaannya dise-
rahkan kepada Yayasan Pendidikan SPM, yang pada tanggal 22 Juli 2002
dialihkan kepada Perkumpulan Dharmaputri dengan akte Notaris no.57, disah-
kan oleh Notaris Andy Hartanto, S.H di Surabaya.
Pada tanggal 10 Juni 2017 telah diangkat dan disahkan pengurus baru yaitu:
Ketua : Sr. Angelita, SPM
Wakil ketua : Sr. Yuli, SPM
Foto ?
Sektretaris : Sr. Margreeth, SPM
Bendahara : Sr. Regis, SPM
PT. Citra Dharma karya adalah perseroan Terbatas yang didirikan oleh para
suster SPM sebagaimana nama-namanya tercantum dalam akta pendirian PT.
Citra Dharma Karya no. 43 tertanggal 30 Mei 2015 oleh Notaris Andi Prayitno,
S.H, MKn.
PT Citra Dharma Karya dengan alamat Jl. A. Yani 224 Magelang, mengelola
Apotek Santa Maria Magelang.
204 | P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 6 – 2 0 1 0
Para pemegang saham sebagai pengambil keputusan tertinggi adalah:
Perkumpulan SPM
Perkumpulan Dharmaputri
Yayasan Amal Dharma Bakti.
5. MEKANISME KERJASAMA
Untuk menciptakan hubungan dan mekanisme kerja sama antar lima Badan
Hukum tersebut diatas, telah disusun beberapa konsep perjanjian kerjasama
intern, yaitu:
P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 6 – 2 0 1 0 | 205
Perjanjian kerjasama antara Perkumpulan SPM dan Perkumpulan Dharma-
putri dalam bidang SDM dan finansial.
Perjanjian kerjasama antara Perkumpulan SPM dan Yayasan Amal Dharma
Bakti dalam bidang SDM dan finansial.
Perjanjian kerjasama antara Yayasan Amal Dharma Bkati dan PT Citra
Dharma Karya dalam bidang kepegawaian dan sarana-prasarana.
Sedangkan hubungan antara Perkumpulan SPM, Perkumpulan Dharmaputri,
Yayasan Amal Dharma Bakti dan PT Citra Dharma Karya, tertampung dalam
Rapat Umum Pemegang Saham.
206 | P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 6 – 2 0 1 0
BAB III
PELAKSANAAN KEPUTUSAN KAPITEL SPM PROVINDO 2010
(Bdk. Lap. Evaluasi DP SPM Provindo 2010-2016)
Para Suster SPM meyakini bahwa keputusan Kapitel Provindo 2010 yang
dirumuskan dalam sidang kapitel adalah hal yang benar. Oleh karena itu keputusan-
keputusan kapitel tersebut dijadikan sebagai kompas, jiwa, roh, inspirasi, dan peng-
gerak kepemimpinan DPP SPM Provindo beserta para perangkatnya.
Proses kapitel 2010 memakai metode dinamika pastoral, yaitu metode yang
dikembangkan dari Ajaran Sosial Gereja dengan “Menganalisis secara obyektif situa-
si Provinsi, menyinarinya dengan terang amanat Injil, menggali asas-asas untuk re-
fleksi, norma-norma untuk penilaian serta pedoman untuk bertindak”. (Lih. Octoge-
sima Adveniens 4). Dengan metode dinamika pastoral, proses pelaksanaan keputus-
an kapitel selama satu periode mengubah cara kerja DPP dan mengoptimalkan
fungsi serta peran DPP sebagai animator, inspirator, koordinator, dan fasilitator.
Dengan metode dinamika pastoral, dalam melaksanakan keputusan kapitel,
DPP melibatkan sebanyak mungkin suster melalui komisi-komisi, pokja dan tim se-
bagai sarana pembelajaran sesuai spiritualitas kesamaan martabat manusia sebagai
citra Allah. Dengan demikian muncullah kader-kader pemimpin dan kader-kader po-
tensial, sesuai bakat dan kharismanya, yang sangat mengembangkan baik pribadi
maupun provinsi. Melalui proses 4 tahap 10 langkah dalam melaksanakan keputus-
an kapitel, terbangun aura kehidupan positif dan setapak demi setapak mengubah
paradigma pikir dari negatif menuju paradigma pikir yang terfokus pada hal-hal
yang positif atau kekuatan-kekuatan.
Dengan menggunakan evaluasi organik yang menjunjung tinggi kesamaan
martabat manusia sebagai citra Allah, menerima ketidak pastian (iman), visioner,
mencari pengembangan, berfokus pada proses, mengedepankan keberagaman dan
pemberdayaan serta apresiasi, membawa kehidupan dan membuahkan efektif,
respek, kontruktif, kontributif dan pengembangan diri. Evaluasi organik yang mene-
kankan kekuatan, peluang, apresiasi dan inovasi pada akhirnya menumbuh kem-
bangkan iman, harapan dan kasih. Para anggota semakin hidup dan merasa memiliki
serta dimiliki oleh Kongregasi (sense of belonging/ l’esprit de corp). Adanya pene-
kanan pada kekuatan, peluang, apresiasi dan inovasi serta memiliki visi yang jelas
membuat pribadi para anggota tidak mudah patah semangat tetapi terus mencari
jalan keluar dengan memberdayakan kekuatan yang dimiliki untuk mencapai masa
depan yang lebih baik dan mempersembahkan yang terbaik.
Laporan pelaksanaan keputusan Kapitel SPM Provindo 2010 telah disosiali-
sasikan DPP, dan mendapat tanggapan serta masukan-masukan dari para suster me-
lalui pertemuan di regio-regio pada bulan Januari 2016. Buku Laporan Pelaksanaan
P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 6 – 2 0 1 0 | 207
Keputusan Kapitel Provindo 2010 yang sudah dilengkapi dengan pengantar, penu-
tup, dan masukan dari regio, terlampir.
CATATAN :
Dalam Keputusan Kapitel Provindo 2010, masing-masing bidang terdiri dari
empat bagian. Bagian pertama, memuat KEROHANIAN Kapitel Provinsi. Kerohanian
ini dimaksudkan sebagai landasan, frame, dan kerangka segala agenda yang akan
diputuskan dalam Kapitel, serta memberi Roh dan semangat dalam melaksanakan
keputusan kapitel. Bagian kedua, MENIMBANG, yang memuat keprihatinan pastoral
(akar masalah), yang diperoleh dari refleksi iman terhadap situasi yang khas bagi
Kongregasi SPM sebagai bagian Gereja dalam mewujudkan Kerajaan Allah. Bagian
ketiga, MENGINGAT, yang memuat sumber iman sebagai landasan dan inspirasi
dalam mengambil keputusan-keputusan iman. Bagian keempat, MEMUTUSKAN,
yang memuat keputusan-keputusan berdasarkan iman. Keputusan tersebut bersifat
taktis-strategis, maksudnya keputusan-keputusan itu tidak langsung dilaksanakan,
melainkan melalui cara/ rencana/ tindakan bersistem untuk mewujudkannya.
Dengan kata lain keputusan-keputusan itu masih perlu dijabarkan dalam rencana
strategis sampai pada Program aksi nyatsa (Bdk. Kep. Kap. Provindo Desember
2010; “Menuju masa depan penuh harapan” Maju bersama meningkatkan
kualitas pribadi dan Perutusan; Pendahuluan no. 7).
208 | P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 6 – 2 0 1 0
BAB IV
KEPEMIMPINAN SPM PROVINDO PERIODE 2010-2016
KEPUTUSAN NO. 06/ SPM/ KAP. PROV./ XII/ 2010
TENTANG KEPEMIMPINAN
1. KEROHANIAN :
1.1. SPIRITUALITAS KEPEMIMPINAN.
Yesus memperdengarkan kepada kita bahwa melayani merupakan nada dasar
kepemimpinan. Sebagaimana Ia mengabdi Bapa dan bangsanya, demikianlah
hendaknya yang memimpin mengabdi saudara-saudarinya dengan siapa mere-
ka mencari Allah dan Kerajaannya. Itu berarti bahwa memimpin itu melayani
bukan menjadi penentu; menghargai dan menerima bahwa setiap pribadi dapat
mengatakan sesuatu; tidak menempatkan diri sebagai atasan sebab tidak se-
orang pun lebih tinggi dan lebih rendah; tidak mengambil alih tanggung jawab;
memberi ruang gerak dan tidak menentukan kebahagiaan orang lain; rela
mengundang pendapat dan kreatifitas; tidak memanggil para pelopor; setiap
kali mendorong yang tertinggal dan membesarkan hati; berani saling menan-
tang, jika yang asasi teracam bahaya; tidak pernah mengutamakan hukum dari
pada manusia. Dengan demikian setiap orang yang mengemban kewibawaan
melaksanakan tugasnya sebagai pelayan dengan semangat pengabdian (Bdk.
Konst. hal. 81 – 85).
1.2. KUALITAS PRIBADI PEMIMPIN.
Jaman sekarang dibutuhkan sosok pemimpin yang berkualitas: Penuh iman dan
kasih, memiliki integritas, jujur, dapat dipercaya, melayani tanpa pamrih,
kolegial, berbelas kasih, bersikap adil, kreatif, visioner, tanggap terhadap
situasi jaman, berpikir kritis, berani menanggung resiko, mampu bergaul, mam-
pu menyelesaikan masalah hidup, pembawa damai dan pengampunan, serta
sehat jasmani dan rohani (Bdk. Dok. Ker. Kep. Kap. Prov. 2006 no. 20). Untuk
meningkatkan kualitas pribadi sebagai pemimpin, diperlukan pembinaan terus-
menerus, supaya kita sebagai wanita dan religius SPM tetap berkembang dan
dengan tepat menyelami dan menanggapi kebutuhan perkembangan Gereja
dan masyarakat melalui studi dan penyadaran (Bdk. Konst. hal. 65, no. 2; Bdk.
hal. 90).
1.3. KUALITAS KEPEMIMPINAN SPM.
Para pemimpin hendaknya melaksanakan kuasa yang diterima dari Allah lewat
pelayanan Gereja dalam semangat pengabdian (Bdk. Kan. 618). Para pemimpin
hendaknya menunaikan tugas mereka dengan tekun dan bersama dengan para
anggota yang dipercayakan kepadanya berusaha membangun komunitas per-
saudaraan dalam Kristus, di mana Allah dicari dan dicintai melebihi segala
sesuatu. Maka mereka hendaknya kerapkali memberi santapan sabda Allah ke-
P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 6 – 2 0 1 0 | 209
pada para anggota dan mengajak mereka merayakan liturgi suci. Hendaknya
pemimpin menjadi teladan bagi para anggota dalam membina keutamaan-
keutamaan dan dalam mentaati undang-undang serta tradisi tarekat sendiri;
membantu secara layak dalam hal kebutuhan-kebutuhan pribadi mereka, mem-
perhatikan dan mengunjungi dengan rajin mereka yang sakit, memperingatkan
mereka yang rewel, menghibur yang kecil hati, bersabar terhadap semuanya
(Bdk. Kanon 619). Berdasarkan spiritualitas kita, setiap orang yang memegang
pimpinan diharapkan mengusahakan secara khusus kepenuhan kesamaan mar-
tabat manusia. Ia mengundang setiap anggota untuk bertanggungjawab secara
keseluruhan, sehingga tujuan pokok kongregasi kita menjadi nyata. Itu berarti
bahwa dalam semangat kolegial kita saling menyapa mengenai tanggung jawab
kita masing-masing (Bdk. Konst. hal. 89 no. 1.2) Kita bertumpu pada kekuatan
masing-masing disatukan, diarahkan dan digerakkan oleh Dia yang tahu
memimpin (Bdk. Konst. hal. 87).
1.4. KADERISASI KEPEMIMPINAN.
Estafet kepemimpinan dapat berlangsung baik jika ada kontinuitas kaderisasi
kepemimpinan yang terprogram dan konsisten. Kaderisasi kepemimpinan hen-
daknya dimulai sejak awal pembinaan (Bdk. Kep. Kap. Umum B. 4; 5). Karena
itu, selama hidupnya para religius hendaknya dengan tekun melanjutkan pem-
binaan rohani, doktrinal, dan praktis; dan para pemimpin hendaknya menye-
diakan sarana dan waktu untuk itu (Bdk. Kan. 661).
1.5. PROFESIONALITAS KEPEMIMPINAN.
Pemimpin setiap Tarekat hendaknya meningkatkan pengetahuan akan doku-
men-dokumen dari dan waktu untuk itu (Kan. 661). Kita menyadari bahwa
karya-karya tertentu kasih dan kesediaan perlu disertai keahlian. Termasuk
tanggung jawab pimpinan bahwa para Suster mendapat pembinaan dan pendi-
dikan yang membuat mereka mampu menangani tugasnya. Tentu saja bakat
dan kemampuan masing-masing suster perlu mendapat perhatian (Bdk. Konst.
hal. 79 no. 6; Dok. Ker. Kep. Kap. Prov. 2006 no. 20).
210 | P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 6 – 2 0 1 0
1.7. EVALUASI.
Dengan tetap menjaga spiritualitas dan kharisma kongregasi agar tetap hidup,
para pemegang pimpinan secara teratur hendaknya mengevaluasi cara kerja-
nya sendiri, kerjasama satu sama lain dan pelaksanaan kebijakan (Konst. hal.
90 strip 3 dan 11). Kita sekalian, siapa dan apa pun kita ini, diuji dan dinilai
oleh Kabar Gembira, yang tidak pernah mengutamakan hukum dari pada manu-
sia, sebab barangsiapa tidak melayani manusia, tidak membawa kepada Allah
(Konst. hal. 85, al. 3).
3. CATATAN
Dalam Proses mewujudkan Keputusan Kapitel SPM Provindo 2010, tentang Ke-
pemimpinan, DPP terpilih menentukan Visi, Kepemimpinannya, berdasarkan
beberapa nilai inti yang termuat dalam Kep. Kap 2010 tentang Kepemimpinan.
Maka ditemukan VISI Kepemimpinan SPM periode 2010-2016 sebagai berikut:
3.1. VISI:
“Terwujudnya Kepemimpinan SPM yang profesional, kualitas dan kontinu
dalam semangat pelayanan yang kolegial seturut teladan Yesus”.
P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 6 – 2 0 1 0 | 211
Dari nilai-nilai inti yang termuat dalam Visi, DPP-pun merumuskan Misi Kepe-
mimpinan SPM periode 2010-2016, dengan mencari upaya-upaya konkret
untuk mencapai keadaan ideal termaksud dalam Visi.
3.2. MISI:
Dijiwai Spiritualitas Kesamaan martabat manusia sebagai citra Alah:
Meningkatkan pelayanan kepemimpinan SPM yang penuh pengabdian, dedi-
kasi, dan rendah hati.
Meningkatkan profesionalitas kepemimpinan SPM yang kreatif, akuntabel,
dan inovatif.
Meningkatkan kualitas kepemimpinan SPM yang cerdas, integritas, dan
visioner.
Mengupayakan kontinuitas kepemimpinan SPM yang rela sedia, konsisten
dan terprogram.
Mewujudkan kolegialitas kepemimpinan SPM yang setara, dialogis, dan
partisipatif.
212 | P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 6 – 2 0 1 0
Maka tugas dan tanggung jawab penting tiap-tiap Dewan Pengurus adalah me-
laksanakan keputusan-keputusan kapitel dan memperhatikan saran-saran
serta anjuran-anjurannya (Bdk. Konstitusi hal. 89)
Dinamika kepemimpinan DPP terjadi sejak hari pertama dalam kepengurusan-
nya. Para suster tanpa henti berkutat dalam berbagai program kegiatan, melak-
sanakan mandat keputusan Kapitel Provindo 2010. Tema “Menuju Masa Depan
Penuh Harapan, dengan Maju Bersama Meningkatkan Kualitas Pribadi dan
Perutusan” dijadikan penuntun dalam setiap kegiatan DPP.
Dalam melaksanakan program kegiatan, DPP mengalami setiap kali dibukakan
jalan baru, yang memungkinkan daya-daya kreativitas terbuka, daya-daya ilahi
ditampakkan dengan bentuk pengungkapan yang berbeda, dengan tanda dan
kata yang semakin meyakinkan dan meneguhkan, bahwa mereka tetap mampu
melangkah ke depan dengan iman yang hidup seperti Maria, dengan harapan
yang kuat, serta dengan kasih yang berkobar kepada Allah yang Mahabaik, dan
dengan lebih memfokuskan pada kualitas hidup para suster.
Kegiatan DPP hari demi hari dikemas secara dinamis dalam agenda dan “Gene-
ral program”. Melalui tugas panggilan dan perutusan, para suster SPM Provin-
do sungguh menjadi teman seperjalanan yang aktif di komunitas-komunitas
dan dalam bidangnya masing-masing, sesuai potensi dan talenta yang dianu-
gerahkan Tuhan. Sungguh, gayung bersambut terjadi dan terwujud dalam se-
tiap dinamika di Provinsi Indonesia dan dalam Kongregasi secara keseluruhan.
Realitas ini menjadi suatu rahmat yang layak disyukuri bahwa para suster
bergerak bersama, maju bersama menuju masa depan penuh harapan.
Pembentukan team building di awal kepengurusan DPP menjadi hal yang pen-
ting. Mereka dihantar untuk mengenali kekuatan, potensi dan keterbatasan
anggota tim, yang memberi dampak positif dalam melaksanakan tugas dan
tanggung jawab kepemimpinan. Dalam perjalanan melaksanakan tugas, para
suster DPP setiap kali “Berhenti sejenak” untuk melihat kembali perjalanan
yang telah dilewati, dan secara berkala mengadakan evaluasi bersama sebagai
tim untuk mengevaluasi cara kerjanya sendiri, kerja sama satu dengan lainnya,
dan mengevaluasi pelaksanaan kebijakan didampingi oleh RP. J. Sudarminta, SJ
sebagai Pembimbing DPP (Bdk. Konst. hal. 90 poin 11)
4.1. Rekomendasi Tentang Kepemimpinan:
Perlunya pembinaan team building di awal tugas sebagai tim DPP, dalam
semangat kolegial seturut spiritualitas SPM.
Tetap mengagendakan waktu khusus untuk studi bersama sebagai tim, demi
pelayanan yang lebih baik.
Perlunya membangun kerja sama yang harmonis antara DP Provinsi A dan B
dalam mengemudikan Provinsi.
(Bdk. Lap. Evaluasi DP Provindo 2010-2016)
P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 6 – 2 0 1 0 | 213
BAB V
KEANGGOTAAN SPM PROVINDO
(Lap. Evaluasi DP SPM Provindo 2010-2016)
Kaum religius adalah pembawa harapan, iman, dan kasih. Demikianlah hal ini
ditegaskan oleh Paus Fransiskus. Harapan ini tidaklah didasarkan pada statistik
ataupun prestasi, namun pada Dia yang kepada-Nya kita menaruh kepercayaan kita,
Dia yang bagi-Nya ”tiada yang mustahil”. Inilah harapan yang tidak pernah mengece-
wakan; inilah harapan yang memampukan kaum religius menuliskan sejarah agung
mereka secara baik dalam menuju ke masa depan. Akan masa depan seperti itulah
yang mesti kita capai, menyadari bahwa Roh Kudus yang mendorong kita untuk itu,
sehingga Dia tetap sanggup melakukan hal-hal besar dalam diri kita.” (Lih. Sukacita
dalam Panggilan, T. Krispurwana SJ, hal. 227-228). Sejak Kapitel Provindo tahun
2010, kita bersama telah menyadari bahwa secara kuantitatif Provinsi Indonesia se-
bagai bagian dari Kongregasi secara keseluruhan, nampaknya kurang menjanjikan
dan masa depan belum pasti. Namun, kita tetap melangkah ke depan dengan iman
yang hidup seperti Maria, dan harapan yang kuat, serta kasih yang berkobar kepada
Allah yang Mahabaik, dengan lebih memfokuskan pada kualitas hidup para suster.
(Bdk. Keputusan Kapitel Provindo 2010, bagian Penutup no. 1).
“Pembinaan kita tidak pernah sekali jadi untuk selamanya, melainkan berkem-
bang melalui proses dalam kebersamaan, dengan senantiasa menanggapi cita rasa
hidup dalam Gereja dan masyarakat. Dengan sikap terbuka dan kritis kita ber-
usaha memahami bagaimana gambar Allah dan KerajaanNya mendapat bentuk
sebaik dan seindah mungkin dalam diri kita masing-masing dan dalam semua
manusia. Bila kita mempunyai keberanian untuk melakukan hal itu, kita menjadi
teman sekerja Allah, supaya Dia menjadi segalanya dalam semua orang.” (Lih.
Kontitusi bag. Pembinaan hal. 67 no. 4).
Dalam periode 2010-2016, ada 5 Suster Medior, 7 Suster Yunior, 2 Novis dan 2
Postulan yang meninggalkan Kongregasi SPM dan kembali ke tengah keluarga. Me-
reka telah berproses dan mendapatkan pendampingan intensif, sebelum secara defi-
nitif mengambil keputusan mengundurkan diri dari Kongregasi. Berbagai tawaran
dunia, ketidakmampuan menghidupi kaul, dan ketidakbahagiaan menghayati hidup
bersama sebagai religius dan calon religius SPM, menjadi alasan bagi mereka untuk
tidak melanjutkan cara hidup sebagai Suster SPM. Jika kita membandingkan jumlah
anggota Kongregasi SPM Provindo per tahun, kita dapat melihat data jumlah ang-
gota tahun 2005 ada 205 suster dan pada tahun 2016 menjadi 196 suster, maka
secara kuantitatif, jumlah anggota Provindo memang menurun. Hal itu terjadi antara
lain juga disebabkan karena dalam periode ini ada 8 suster Senior dan 5 suster
Medior yang dipanggil Tuhan untuk selama-lamanya.
216 | P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 6 – 2 0 1 0
BAB VI
PERSEKUTUAN SPM PROVINDO PERIODE 2010-2016
Keputusan No. 01/SPM/KEP. KAP. PROV./XII/2010
Tentang PERSEKUTUAN
1. KEROHANIAN
1.1. SPIRITUALITAS DAN KHARISMA.
Penghayatan spiritualitas dan kharisma kongregasi, kita fokuskan pada hidup
persekutuan yang berakar dalam sejarah Allah dan manusia (Bdk. Konst. hal. 21
al. 1). Dalam persekutuan, kita ingin mewujudkan kepenuhan kesamaan marta-
bat manusia sebagai citra Allah, yang lambat laun menjadi saudari satu sama
lain dan mempertaruhkan diri untuk persekutuan hidup baru, tempat manusia
saling dikenal sebagai saudari dan saudara (Bdk. Konst. hal. 23 al. 2). Usaha
saling mendukung dalam semangat persaudaraan akan semakin mengakarkan
persekutuan kita dalam kasih (Bdk. Dok. Ker. Kep. Kap. Prov. 2006 no. 8).
1.2. VISI-MISI.
Hidup kita dalam kemurnian, kemiskinan, dan ketaatan, doa dan karya kita, dia-
rahkan kepada persekutuan hidup baru, yang pusatnya kepenuhan kesamaan
martabat manusia sebagai citra Allah (Bdk. Konst. hal. 19). Sebagai jawaban
kita mau mengabdi Tuhan dalam diri kita sendiri dan dalam orang lain, ter-
utama kita mau mencari kerajaan Allah dan kerahiman-Nya, keadilan dan
kedamaian (Bdk. Konst. hal. 17).
1.3. TRADISI KONGREGASI.
“Persekutuan religius kita berakar dalam sejarah Allah dan manusia” (Lih. Kont.
hal. 21). Kita menyadari bahwa sejarah kongregasi kita merupakan rantai ke-
terkaitan nilai-nilai antara masa lalu, sekarang dan yang akan datang (Bdk. Dok.
Ker. Kap. Prov. 2006 no. 49), yang mengendap dalam tradisi-tradisi kongregasi
kita antara lain: Ramah dalam menerima tamu, merayakan ekaristi, hari raya
gereja dan kongregasi (Bdk. Konst. hal. 29 no. 6 dan 7), serta tertib administra-
si. Nilai-nilai tersebut perlu kita lestarikan, sesuai dengan masa dan tempat, se-
hingga pewartaan Injil dan pembangunan persekutuan hidup baru terwujud.
1.4. HIDUP PANGGILAN KAUL
Perutusan kita yang utama adalah hidup bersama dijiwai oleh doa dan puasa,
untuk memberi kesaksian tentang semangat Yesus yang membiarkan Diri-Nya
dibimbing oleh gambaran Kerajaan Allah (Bdk. Konst. hal. 75 no.1). Sebagai
pribadi yang terpanggil untuk hidup mengikuti Yesus dan mau hidup menurut
warta gembira-Nya (Bdk. Konst. hal. 15), serta dijiwai teladan Maria meng-
hayati hidup murni, miskin dan taat, kita ingin menjadi bebas tanpa dikuasai
berhala apapun (Bdk. Konst. hal. 49 no. 3, Dok. Ker. Kap. Prov. 2006 no. 23).
P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 6 – 2 0 1 0 | 217
1.5. KUALITAS MANUSIAWI, KRISTIANI DAN RELIGIUS.
Sama seperti Yesus yang mengembangkan pribadi-Nya dengan bersikap terbu-
ka terhadap Roh dan mencari kehendak Bapa-Nya, demikian pula kita ingin
mengembangkan kualitas pribadi dengan berusaha membentuk diri dan mem-
biarkan diri dibentuk menjadi manusia menurut gambar Allah (Bdk. Konst. hal.
61). Di tengah dunia yang terpecah dan tidak utuh ini, kita dipanggil untuk me-
nampakkan gambar Allah yang tidak kelihatan dengan meningkatkan kualitas
hidup kita sebagai garam dan terang dunia (Bdk. Konst. hal. 63).
1.6. REKSA BAGI YANG LANJUT USIA, SAKIT, DAN KESULITAN.
Lanjut usia, sakit, dan kesulitan-kesulitan hidup merupakan bagian kehidupan
yang tetap bermakna bagi orang yang beriman kepada Yesus Kristus. Oleh kare-
na itu, kongregasi perlu memberi perhatian, ruang, dan fasilitas yang memadai
agar para suster tetap memiliki kehidupan yang bermakna dan penuh sukacita
dalam kesatuan dengan Allah (Bdk. Dok. Ker. Kap. Prov. 2006 no. 31).
1.7. PENGENALAN DIRI.
Setiap dari kita dicipta menurut gambar dan rupa Allah. Allah melihat bahwa
manusia yang diciptakan-Nya “sungguh amat baik”. Dalam setiap pribadi, Allah
menganugerahi daya-daya Ilahi yang sangat unik. Karena itu, kita perlu meng-
enal diri dan sesama dengan aneka latar belakang budayanya, agar dapat saling
menghormati, menghargai, mencintai, dan saling mengembangkan daya-daya
Ilahi sesuai dengan rencana dan kerinduan Allah (Bdk. Kej. 1: 26-27; 31, Bdk.
Bertolak Segar dalam Kristus ed. th 2004 hal. 45 art. 30).
1.8. KOMUNITAS FORMATIF.
Dasar spiritualitas persekutuan kita adalah hati yang selalu memandang keha-
diran misteri Allah Tritunggal yang bersemayam dalam diri kita, yang cahaya-
Nya terlihat bersinar pada wajah saudara dan saudari di sekitar kita (Bdk.
Konst. hal. 19 al. 4). Perwujudan misteri tersebut membutuhkan proses, baik
yang harus dijalani oleh komunitas sebagai keseluruhan, maupun oleh setiap
pribadi. Sebagai pejiarah, kita berusaha membina suatu komunitas formatif. Ko-
munitas formatif memungkinkan setiap anggotanya bertumbuh dalam kese-
tiaan kepada Tuhan sebagaimana komunitas jemaat perdana, yang saling meng-
hormati, saling menanggung beban, dan terikat dalam ikatan kesempurnaan
cinta kasih (Bdk. Konst. hal. 27 no. 3, lih. Kis: 2. 42, Bdk. Dok. Ker. Kap. Prov.
2006 no. 11, Bdk. Perfectae Caritas hal. 15 no.15).
1.9. KOMUNIKASI.
Agar persekutuan kita tetap digerakkan oleh gairah hidup, diperlukan komu-
nikasi yang dipelihara dengan baik. Kita tetap saling berhubungan dengan cara-
cara yang sesuai, untuk membiarkan diri semakin diilhami oleh spiritualitas
kita, terutama diarahkan kepada cara hidup bersama yang baru, berpusatkan
kesamaan martabat manusia sebagai citra Allah. Kita terbuka terhadap kritik
218 | P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 6 – 2 0 1 0
yang membangun, informasi, dan gagasan baru, melalui pembicaraan, pem-
bentukan pribadi, studi dan bacaan, serta seni dan media komunikasi lainnya
(Bdk. Konst. hal. 29, Dok. Ker. Kap. Prov. 2006 no. 43).
3. CATATAN
Dalam Proses menjabarkan Keputusan Kapitel SPM Provindo 2010, tentang
Persekutuan DPP membentuk dan bekerja sama dengan Komisi Hidup Per-
sekutuan, untuk membantu mewujudkannya. (Dengan menyusun Nilai-Nilai
Inti, Visi, Misi, Sasasaran, Strategi dst.)
3.1. Nilai inti Persekutuan:
Kesamaan Martabat
Kualitas
Konsisten
Inklusif
Persaudaaan
3.2. Visi
Terwujudnya persekutuan hidup baru yang pusatnya kepenuhan kesamaan
martabat manusia sebagai citra Allah, tumbuh kembang dalam persaudaraan,
kualitas, konsisten, dan inklusif seturut teladan Yesus dan Maria.
220 | P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 6 – 2 0 1 0
3.3. Misi
Seturut teladan Yesus dan Maria, para suster SPM:
3.3.1. Menghayati dan mengaktualisasikan kesamaan martabat manusia
sebagai citra Allah dalam sikap menghargai setiap pribadi, solider,
kolegial dan plural.
3.3.2. Mendukung kualitas pribadi manusia dengan mengembangkan dan
memberdayakan setiap potensi pribadi agar semakin profesional dan
total.
3.3.3. Meningkatkan pemahaman dan pengamalan sikap lepas bebas, tekun
dan setia serta penuh daya juang dalam mewujudkan kasih yang tulus.
3.3.4. Membangun sikap terbuka, saling percaya, toleran, bekerja sama dan
memperkaya dalam kesatuan keberagaman baik intern maupun
ekstern.
3.3.5. Mewujudkan persaudaraan yang penuh kasih, adil, jujur, bela rasa dan
penuh pengampunan.
Peran dan fungsi Pimpinan Komunitas, mewujudkan visi misi hidup perse-
kutuan, terwujudnya persekutuan hidup baru yang pusatnya kepenuhan ke-
samaan martabat manusia sebagai citra Allah, tumbuh kembang dalam persau-
daraan, kualitas, konsisten dan inklusif seturut teladan Yesus dan Maria (Bdk.
Renstra Kep. Kap. Provindo hal. 35). Agar peran dan fungsi pimpinan komu-
nitas semakin efisien dan efektif, setiap tahun DPP mengadakan pertemuan dan
pembinaan, serta bagi beberapa Pimpinan Komunitas dan tim diberikan kesem-
patan untuk mengikuti kursus/ retret/ pembekalan kepemimpinan, baik secara
222 | P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 6 – 2 0 1 0
lokal dan nasional yang diadakan oleh DPP, IBSI, IKI, Keuskupan dan MABRI
(Lihat lampiran Daftar Peserta Kursus dan Pelatihan PIKO).
Buah-buah pembinaan ini semakin meningkatkan kualitas pelayanan mereka
secara signifikan. Bagi para suster Pimpinan Komunitas yang masih baru, sema-
kin menumbuhkan kesadaran baru bahwa peran Pimpinan Komunitas sangat
penting dan dibutuhkan, mereka semakin diteguhkan untuk rela sedia melayani
dengan gembira dalam sukacita Injil, mereka adalah harapan Kongregasi dan
Gereja di masa depan. Di samping itu, kami menyadari bahwa masih ada bebe-
rapa Pimpinan Komunitas yang belum mampu memiliki jiwa “Melayani” dan
bahkan peran fungsinya belum dilaksanakan sebagaimana mestinya. Proses ini
membutuhkan kesabaran, kesetiaan dan saling menanggung dalam mem-
bangun komunitas formatif.
Kemandirian Pimpinan Komunitas diwujudkan dalam kemampuan para PIKO
untuk bertindak, dalam melaksanakan pelayanan kepemimpinan dengan visi
yang jelas, baik dan benar sesuai dengan konteksnya. Kemandirian ini juga da-
lam arti, Pimpinan Komunitas memiliki kematangan spiritual yang mengandal-
kan rahmat Tuhan, mampu memberi ruang bagi yang lain, kemampuan me-
mimpin dirinya sendiri, keberanian menghadapi resiko, kesulitan dan kemung-
kinan yang akan terjadi. (Bdk. Makalah Rm. Ignatius Budiono, O. Carm hal. 28
no. 1).
Buah pelayanan para Pimpinan Komunitas yang memiliki visi hidup per-
sekutuan semakin menumbuh kembangkan komunitas menjadi lebih mandiri,
perkembangannya semakin ke arah lebih baik, dilihat dari perkembangan ke-
tercukupan kehidupan dari kondisi finansial dan semangat berbagi hidup. Dari
jumlah keseluruhan 31 (tiga puluh satu) komunitas, ada 8 (delapan) komunitas
yang sudah mandiri, 5 (lima) komunitas menuju ke arah mandiri dan 19 (sem-
bilan belas) komunitas yang belum mandiri. Daftar Perkembangan Komunitas
terlampir.
4.2. Upaya Membangun Hidup Persekutuan
Terwujudnya persekutuan hidup baru yang pusatnya kepenuhan kesamaan
martabat manusia sebagai citra Allah, seturut teladan Yesus dan Maria menjadi
tanggung jawab dan konsekuensi setiap suster SPM, bersama para Pimpinan
Komunitas yang dipanggil, dipilih dan diutus bertanggung jawab mewujudkan
visi hidup persekutuan.
Dalam mewujudkan pembangunan persekutuan hidup baru, Pimpinan Komuni-
tas mengkoordinir kegiatan-kegiatan intern komunitas seperti: Percakapan ko-
munitas, pertemuan komunitas dan reksa hidup rohani. Untuk memelihara ke-
seimbangan hidup, setiap komunitas memelihara tradisi doa bersama, rekreasi
komunitas dan makan bersama. Lambat laun setiap pribadi menjadi saudari sa-
tu sama lain dan berupaya saling menciptakan suasana kerasan, setiap kali ber-
P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 6 – 2 0 1 0 | 223
damai satu sama lain, dan tidak menghambat karya Allah. (Bdk. Konst. hal. 23
al. 5). Kami bersyukur bahwa sebagian besar komunitas telah membangun per-
sekutuan hidup baru secara proaktif dan kreatif, sehingga berpengaruh dalam
meningkatkan kualitas hidup persekutuan yang formatif. Kami menyadari ma-
sih ada beberapa komunitas yang belum optimal dalam membangun hidup per-
sekutuan, karena masih ada beberapa pribadi yang belum optimal dalam me-
maknai bahwa hidup persekutuan merupakan tugas utama. (Bdk. Konst. hlm
75, al. 1).
Provinsi Indonesia tahun 2016 memiliki 31 (tiga puluh satu) komunitas, yang
terdiri dari komunitas besar, menengah dan komunitas kecil. Komposisi Jumlah
Anggota Komunitas-terlampir. Dengan tersebarnya anggota-anggota di berba-
gai komunitas dan daerah, kami setiap kali berupaya memberi perhatian dan
keseimbangan terhadap perkembangan pribadi, hidup panggilan, komposisi
anggota komunitas, dan kebutuhan tenaga suster untuk unit karya dan ke-
pentingan keseluruhan Provinsi. Maka setiap tahun kami melakukan kagiatan
rutin Provindo yaitu “mutasi.” Dalam pengalaman proses dialog dalam mutasi,
kami mengalami adanya perkembangan, bahwa para suster semakin terbuka,
sehingga memaknai proses mutasi sesuatu hal yang biasa, karena semakin tum-
buh sense of belonging terhadap kebutuhan dan keprihatinan Kongregasi.
Untuk semakin mengenali situasi riil komunitas dan setiap pribadi serta mem-
bangun persepsi yang sama tentang konsekuensi Provinsi Indonesia sebagai
tumpuan harapan Kongregasi, DPP periode 2010-2016 melaksanakan kunjung-
an resmi di komunitas-komunitas melalui visitasi. Kegiatan visitasi dilakukan
pada saat sosialisasi Keputusan Kapitel Provindo 2010, sosialisasi Keputusan
SPM Provindo, yang di dalamnya ada cura personalis, sharing setiap anggota
dan bahkan cura personalis secara insidental serta mutasi. Di luar agenda visi-
tasi ada beberapa suster yang masih membutuhkan wawanhati secara pribadi.
Jurnal Kegiatan DPP periode 2010-2016 terlampir.
P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 6 – 2 0 1 0 | 225
BAB VII
PEMBINAAN SPM PROVINDO PERIODE 2010-2016
KEPUTUSAN No. 02/ SPM/ Kap. Prov./ XII/ 2010
Tentang PEMBINAAN
1. KEROHANIAN
1.1. TUJUAN PEMBINAAN.
Pembinaan kita diarahkan untuk memahami dan meresapkan Spiritualitas ser-
ta tujuan Kongregasi (Bdk. Konst. hal. 65.1). Hidup kita dalam kemurnian, ke-
miskinan dan ketaatan, doa dan karya kita, diarahkan kepada persekutuan hi-
dup baru yang pusatnya kepenuhan kesamaan martabat manusia sebagai citra
Allah (Bdk. Konst. hal. 19, al. 5; Why. 21: 1-5). Yesus, citra Allah yang kelihatan
menunjukkan kepada kita martabat manusia citra Allah, apa arti manusia di
mata Tuhan: Setiap orang ada artinya dan tidak seorangpun hina. Kita meng-
enal dan mengakui martabat yang diberikan Allah kepada manusia dengan
mencari Kerajaan Allah dan kerahiman-Nya, keadilan dan kedamaian. Kita mau
mempertaruhkan diri untuk manusia itu yang diciptakan menurut citra Allah
(Bdk. Konst. hal. 17 al. 2,4; Luk. 1: 26-55; Mat. 25: 31-46; Kej. 1: 26-27; Yoh.
15:15).
1.2. PROSES DAN MODEL PEMBINAAN.
Melalui proses pembinaan, kita diharapkan tumbuh dan berkembang secara
integral menjadi wanita religius SPM, yang setapak demi setapak mengenal dan
membina diri menjadi manusia Gambar Allah seperti Yesus dari Nasareth, yang
secara insani berhasil memberi wujud Gambar Allah yang hidup (Bdk. Konst.
hal. 61, Dok. Ker. Kap. Prov. 2006 no. 15). Sama seperti Yesus mengembangkan
pribadi-Nya dengan bersikap terbuka terhadap Roh dan mencari kehendak
Bapa-Nya, demikian pula kita berusaha membentuk diri dan membiarkan diri
kita dibentuk menjadi manusia menurut gambar Allah (lih. Konst. hal. 61 al. 3-
4). Secara manusiawi Yesus menggunakan semua daya kekuatan yang dianuge-
rahkan Allah. Ia mengembangkan kepribadian-Nya yang adalah cinta, kudus
dan baik. Ia menggunakan cahaya budi Allah untuk mewujud-nyatakan ke-
hendak Bapa. Ia mengembangkan cahaya hati Allah untuk mencintai Bapa-Nya.
Ia menggunakan anugerah kebebasan untuk mencari, mencintai dan mengabdi
Allah serta bangsaNya (Bdk. Konst. hal. 61 al. 2, 3; hal. 37 al. 3; hal. 21 al. 4 dan
hal. 83 al. 3). Dengan anugerah itu kita akan terus berusaha mencapai
kesempurnaan dan kebahagiaan hidup yang sejati (Bdk. GS. no. 15. 16. 17).
1.3. IDENTITAS SUSTER SANTA PERAWAN MARIA.
Hidup religius pada hakekatnya merupakan pejiarahan yang tidak pernah se-
lesai. Dalam menempuh pejiarahan itu, seorang suster SPM berusaha meng-
identifikasikan diri dengan Santa Perawan Maria yang penuh iman menjadikan
226 | P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 6 – 2 0 1 0
Yesus pusat hidupnya, serta membawa kehidupan baru sebagai panggilan hi-
dupnya (Bdk. Konst. hal. 15). Perawan Maria melihat dan mengimani, bahwa
tindak penebusan dan pembebasan yang sedang terjadi adalah tindakan Allah
untuk memulihkan kesetaraan martabat manusia sebagai citra Allah, dengan
gerak menurunkan mereka yang berkuasa dari tahta dan mengangkat kaum
miskin dan tertindas (Bdk. Konst. hal. 17 al. 3). Dalam menjawab panggilannya,
Maria mengalami proses pembinaan berkelanjutan. Fiat yang diungkapkan di-
hayati sepanjang hidupnya. Oleh karena itu pembinaan terus menerus menan-
dai hidup kita sebagai suster SPM (Dok. Ker. Kap. Prov. 2006 no. 14). Dalam
pengidentifikasian diri tersebut, para suster SPM meneladan Ibu rohani
Kongregasi SPM, Santa Jullie Billiart, dan para pendiri Kongregasi SPM, Pater
Mathias Wolff, dkk.
1.4. KHARISMA KONGREGASI.
Kharisma merupakan anugerah Roh atau daya hidup yang datang dari Allah.
Penghayatan kharisma hidup religius tidak lepas dari penghayatan kharisma
para pendiri untuk diwariskan, dihayati, dilindungi, diperdalam dan diperkem-
bangkan kepada generasi penerus (P3DL2R hal. 67). Kharisma Kongregasi yang
diwariskan para Pendiri Kongregasi SPM yaitu kolegial, persekutuan, serta
pendidikan dan pembinaan generasi muda (Bdk. Konst. hal. 10-11).
1.5. LATIHAN ROHANI.
Di atas segala sesuatu kita mau mencari dan mencintai Allah yang pertama-
tama telah mencintai kita (lih. 1 Yoh. 4: 10). Dalam segala situasi, kita berusaha
mengembangkan kehidupan yang tersembunyi bersama Kristus di dalam Allah
(lih. Kol. 3: 3), yang menjadi sumber serta dorongan untuk mencintai sesama
demi keselamatan dunia dan pembangunan Gereja. Maka dari itu, kita meme-
lihara semangat doa dan dengan tekun menimba dari sumber-sumber spiritua-
litas kristiani yang asli. Setiap hari membaca dan merenungkan kitab suci, baik
secara pribadi maupun bersama, merayakan liturgi suci, dan setiap hari kita
menyediakan waktu untuk meditasi, sembah sujud, dan doa pribadi (Bdk.
Konst. hal. 41 no. 3, PC. no. 6). Dengan demikian, hidup rohani mendapat tem-
pat yang utama, dan komunitas menjadi sekolah spiritualitas injili yang sejati
(Bertolak Segar Dalam Kristus no. 34).
1.6. HIDUP BERKAUL.
Kaul bagi kita merupakan pilihan pribadi untuk membangun hidup bersama
dalam semangat Yesus (Konst. hal. 45. al. 1; Fil. 2: 1-11, KHK 1191). Sebagai
wanita religius SPM, kita perlu mengembangkan keperawanan penuh kasih,
kemiskinan penuh harapan, dan ketaatan penuh iman. Kesetiaan dalam hidup
berkaul dipersembahkan secara utuh kepada Allah yang paling dicintai, demi
kehormatan, dan demi pembangunan keselamatan dunia, serta mengejar ke-
sempurnaan cinta kasih (Bdk. KHK 573).
P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 6 – 2 0 1 0 | 227
1.7. KESEIMBANGAN HIDUP.
Kita hidup dalam era globalisasi yang ditandai oleh pesatnya perkembangan
ilmu pengetahuan, teknologi, dan komunikasi (IPTEK). Pesatnya perkembangan
IPTEK menimbulkan tantangan-tantangan yang semakin banyak dan beragam.
Tidak mengherankan bahwa kita, kaum religius, pun tidak luput dari ancaman
“bekerja keras demi kerja”, tanpa memperhatikan perlunya keseimbangan hi-
dup. Nilai hidup kita seakan-akan terletak pada kerja, padahal yang lebih pen-
ting adalah soal bagaimana semakin menjadi pribadi manusia citra Allah
(Konst. hal. 61, al. 4 ; Yoh. 4: 34; Kej. 1: 26-27). Kita para suster dipanggil untuk
mengusahakan keseimbangan hidup dalam memberi perhatian pada diri
sendiri, sesama dan Tuhan (Bdk. Konst. hal. 27. no. 4; Kej. 1: 27-2: 4; Dok. Ker.
Kap. Prov. 2006 no. 40). Seperti Ibu Jullie Billiart menguasai seni merelativir
regula dan menyesuaikannya apabila hal itu dituntut oleh situasi (Konst. hal.
13) dan dalam keselarasan hidup rohani dan kerasulannya yang membentuk
satu kesatuan senyuman dan kejap mata yang tenang, menampakkan keseim-
bangan hidup (Bdk. Ibu Yulia dan Spiritualitas Religius Aktif Masa Kini, hal. 13).
1.8. PROFESIONALITAS.
Kita menyadari bahwa dalam bidang pembinaan, kasih dan kesediaan perlu
disertai keahlian. Termasuk tanggungjawab pimpinan bahwa para suster men-
dapat pembinaan dan pendidikan, yang membuat mereka berkompeten me-
laksanakan tugasnya (Bdk. Konst. hal. 79 no. 6). Adapun kompetensi hakiki
para Pembina adalah memiliki kedewasaan manusiawi, kualitas kristiani, dan
kualitas religius. Kedewasaan manusiawi antara lain: Mampu menerima ke-
nyataan diri, mampu mengambil keputusan, serta memiliki kepribadian yang
menunjang tugasnya. Kualitas Kristiani antara lain: Memiliki pengetahuan yang
memadai tentang iman dan moral Katolik dan berusaha mewujudkannya dalam
kesaksian hidup; mampu menentukan sikap hidup sebagai jawaban imannya
kepada Allah. Kualitas religius antara lain: memiliki kemantapan dalam hidup
panggilan, serta cinta kepada kongregasi dan perutusan pembinaan (Bdk. Kep.
Kap. Prov. 1994 no. 4. 2 hal. 7-8).
1.9. KERJASAMA.
Untuk mengembangkan sikap kolegialitas dan menyadari bahwa para Pembina
tidak mampu melaksanakan sendiri tugas yang penting dalam pembinaan,
diperlukan kerjasama baik intern maupun ekstern demi terjaminnya kesinam-
bungan proses pembinaan yang intregal dan harmonis (Bdk. Konst. hal. 89, no.
1.2 dan P3DL2R no. 98).
2. MENIMBANG & MENGINGAT (Bdk. Bk. Kep. Kap. Prov. Desember 2010)
2.1. KEPUTUSAN
2.1.1. Para suster SPM perlu meningkatkan pemahaman, penghayatan, dan
pengamalan spiritualitas kongregasi;
2.1.2. Para suster SPM perlu mengembangkan sikap proaktif sebagai pribadi
citra Allah;
2.1.3. Para suster SPM perlu meningkatkan pemahaman, penghayatan, dan
pengamalan kharisma Kongregasi;
2.1.4. Para suster SPM perlu membangun kesetiaan dalam melakukan latihan
rohani;
2.1.5. Para suster SPM perlu meningkatkan pemahaman, penghayatan, dan
pengamalan hidup berkaul secara konsisten;
2.1.6. Para suster SPM perlu mengupayakan keseimbangan hidup perseku-
tuan, doa dan perutusan;
2.1.7. Para pembina perlu meningkatkan profesionalitas dalam pembinaan;
2.1.8. DPP perlu mengkader calon pembina secara terprogram;
2.1.9. Para pembina perlu meningkatkan kerjasama intern dan ekstern dalam
melaksanakan pembinaan;
2.1.10. Para pembina dan DPP perlu mewujudkan evaluasi kritis terhadap
program pembinaan dan pe-laksanaannya secara menyeluruh;
2.1.11. Para Suster SPM perlu meningkatkan jejaring intern dan ekstern dalam
pembinaan kaum muda; dan
P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 6 – 2 0 1 0 | 229
2.1.12. Para Suster SPM perlu meningkatkan kesadaran dan kepedulian
terhadap situasi kehidupan politik, ekonomi, sosial, dan budaya.
2.1.13. Menindaklanjuti Renstra 2006-2010 tentang Pembinaan secara aktual/
kontekstual.
Menugasi DPP terpilih periode 2010-2016 untuk menjabarkan Keputusan-
keputusan tersebut ke dalam Rencana Strategis dan Aksi Nyata.
2.2. CATATAN
Dalam Proses menjabarkan Keputusan Kapitel SPM Provindo 2010, tentang
Pembinaan, DPP membentuk Komisi Pembinaan, untuk membantu DPP mewu-
judkannya (dengan menyusun Nilai-Nilai Inti, Visi, Misi, Sasaran, strategi dst).
3. VISI
Seturut teladan Yesus dan Maria, setiap pribadi tumbuh kembang dalam spi-
ritualitas kesamaan martabat manusia citra Allah, kualitas, profesionalitas dan
belarasa sesuai kharisma Kongregasi.
4. MISI
Seturut teladan Yesus dan Maria:
Menumbuhkembangkan kesamaan martabat manusia citra Allah dalam setiap
pribadi yang pada hakikatnya dianugerahi kesetaraan, martabat pribadi, mar-
tabat akal budi, martabat hatinurani, dan martabat kebebasan.
Mengaktualisasikan kharisma Kongregasi: iman yang kuat akan penyeleng-
garaan Ilahi, solider kepada yang miskin dan terlantar, peka pada tanda-tanda
jaman, hidup persekutuan, dan kolegialitas.
Menumbuhkembangkan penghayatan kualitas kristiani: Cara hidup kristiani,
keutamaan teologal, dan keutamaan kardinal.
Menumbuhkembangkan pemahaman, penghayatan dan pengamalan kualitas
religius SPM tentang: kaul-kaul, prinsip hidup religius, keseimbangan hidup,
identifikasi Santa Perawan Maria, dan tradisi Kongregasi.
Bertitik tolak pada tema Kapitel Provindo 2010: “Menuju Masa Depan Penuh
Harapan: Maju Bersama Meningkatkan Kualitas Pribadi dan Perutusan”, setiap
tahapan pembinaan memfokuskan kegiatannya pada peningkatan kualitas hi-
dup pribadi. Karena titik fokusnya pada kualitas hidup (to be), maka hasilnya
tidak serta merta dapat dirasakan dan dapat dilihat secara pasti. Tetapi berda-
sarkan evaluasi organik yang mengedepankan kekuatan, peluang, apresiasi dan
penghargaan, tampak adanya pertumbuhan kualitas hidup dalam diri setiap
pribadi suster SPM. Para suster mulai tumbuh kesadaran bahwa dirinya ber-
harga karena dicipta seturut gambar dan rupa Allah.
Upaya mengembangkan dan mengeksplorasikan jati diri yang adalah citra Allah
pada jaman ini realitasnya tidak mudah. Karena pada kenyataannya, manusia
yang dicipta sungguh amat baik (Kej 1: 31), segambar dan serupa dengan Allah
(Kej 1: 26-27), tetap memiliki kerapuhan karena materi yang digunakan untuk
mencipta manusia berasal dari debu tanah (simbol kerapuhan). Tantangan
yang paling mendasar pada manusia sesungguhnya adalah keinginan untuk
“menjadi” tahu, ingin “menjadi” tuan atas dirinya sendiri, bahkan ingin
“menjadi” seperti Allah” (Bdk. Kej 3:5-6).
Pada jaman ini, kita berada pada jaman post-modern, dimana terjadi
perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan sangat pesat. Banyak informasi
dari semua belahan dunia bisa diakses dengan mudah. Kemajuan ini sangat
menguntungkan kita di satu pihak, karena kita bisa melakukan aktivitas brow-
sing atau berselancar di dunia maya dengan sebuah perangkat canggih yang
sering disebut gadget. Gadget sangat berperan bagi kehidupan manusia untuk
berkomunikasi, memperbanyak relasi, menambah wawasan dan pengetahuan,
pendidikan, bisnis, dan sebagainya. Namun di sisi lain, tidak dipungkiri bahwa
hadirnya gadget seringkali membelokkan tujuan hidup manusia dicipta. Gadget
juga dapat menjadi sumber ancaman bagi moral dan etika seseorang, menda-
tangkan penyakit-penyakit baru, merusak kesehatan baik secara lahiriah (raga)
maupun mentalnya. (Bdk. greatandre.blogspot.com/.../ modern-dan-post-
modern).
Tantangan para pembina jaman ini adalah berhadapan dengan generasi yang
disebut generasi Z. Generasi Z adalah mereka yang lahir dan dibesarkan di era
digital, dengan aneka teknologi yang komplet dan canggih, seperti: komputer/
laptop, handphone, iPads, PDA, MP3 player, BBM, internet, dan aneka perang-
kat elektronik lainnya. Sejak kecil, mereka sudah mengenal (atau mungkin di-
perkenalkan) dan akrab dengan berbagai gadget yang canggih, yang secara
P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 6 – 2 0 1 0 | 231
langsung atau pun tidak langsung akan berpengaruh terhadap perkembangan
perilaku dan kepribadiannya. Andi Primareta (2012) menjelaskan bahwa gene-
rasi Z adalah generasi yang paling ahli dan terbiasa menggunakan mobile pho-
ne. Kemudian, mereka tidak membedakan dunia offline dan online karena
mereka tetap online setiap saat melalui segala perangkat gadget mereka. Dan,
hal yang cukup menarik adalah Facebook dan Twitter telah digunakan oleh
para Gen Z. (https://akh-madsudrajat.wordpress.com/.../generasi-z-d)
Bagi para pembina jaman ini dan ke depan, sungguh perlu memikirkan cara-
cara baru dalam pembinaan, agar proses pembinaan yang dimaksudkan ter-
capai dan menjawab kebutuhan, sehingga terwujud pembentukan pribadi-
pribadi seperti yang dicita-citakan Kongregasi yakni: Setiap pribadi diharapkan
tumbuh dan berkembang secara integral menjadi wanita religius SPM, yang se-
tapak demi setapak mengenal dan membina diri menjadi manusia gambar
Allah, seperti Yesus dari Nasaret, yang secara insani berhasil memberi wujud
gambar Allah yang hidup. (Bdk. Konst. hal. 61; Ker. Kep. Kap. Prov. 2010 no. 2).
DPP selaku pemegang mandat, pelaksana dan penanggungjawab akhir keputus-
an Kapitel Provindo 2010 bersama perangkatnya yakni komisi-komisi, meng-
adakan sidang pleno dalam wadah Badan Musyawarah Provinsi yang selanjut-
nya akan disebut BMP. Dalam BMP I ini DPP bersama komisi-komisi selain
mengadakan koordinasi juga mengimplementasikan keputusan Kapitel Provin-
do 2010 ke dalam rencana strategis (renstra) setiap komisi, yang kemudian
direalisasikan melalui program kegiatan tahunan komisi/ pokja/ tim.
5.1. Evaluasi Renstra Pembinaan
Dalam BMP I, Komisi Pembinaan yang terdiri dari berbagai bidang layanan
mengadakan koordi-nasi, kesepemaham-an dan kesepakatan bersama sebagai
ko-misi. Dalam proses membuat renstra (vi-si, misi, sasaran dan strategi)
Komisi Pem-binaan
mengalami kesulitan
dikarena-kan adanya
komplek-sitas
bidang-bidang yang
memiliki sasar-an
dan tekanan nilai
berbeda yang sulit
disatukan. Pada
akhirnya, Komisi
membuat renstra
sesuai dengan
kekhasan setiap
bidang.
232 | P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 6 – 2 0 1 0
Dengan adanya renstra Komisi Pembinaan membantu setiap bidang layanan
dalam dalam mengimplementasikan keputusan kapitel agar tidak terjebak lagi
dalam hal yang sifatnya teknis operasional, tetapi melaksanakannya secara
taktis strategis. Renstra juga dialami sangat membantu dalam memahami arah
yang hendak dituju, melakukan perencanaan dan pengembangan, berkoordi-
nasi antar bidang layanan, menciptakan pelayanan yang optimal, dan evaluasi
yang terarah. Renstra juga di-rasakan sangat penting bagi tiap komisi karena
menjadi dasar atau sistem kerja komisi/ pokja/ tim dan dapat membantu
menghindari konflik antarpokja, antar-komisi yang disebabkan adanya perbe-
daan persepsi. Renstra Komisi Pembinaan-terlampir.
Dalam perjalanan 6 (enam) tahun melaksanakan keputusan Kapitel dengan
taktis strategis, disadari menumbuhkan dan mengembangkan masing-masing
pribadi dalam melaksanakan program dan evaluasi yang dititikberatkan pada
hal-hal positif atau kekuatan. Namun disadari bahwa “Tak ada gading yang tak
retak”. Pada renstra pembinaan periode ini, disadari bahwa dalam membuat
rincian program, masih diperlukan wawasan yang lebih luas sehingga tidak
terjadi pengulangan kata-kata yang sama. Program Pembinaan Intern Postulat
sampai dengan Senior-terlampir.
5.2. Evaluasi Program Pembinaan Intern Postulat sampai Senior.
5.2.1. Postulat
Program pembinaan Postulat mempunyai tekanan atau fokus pembina-
an, yaitu “Berkembang menjadi pribadi citra Allah yang dewasa secara
manusiawi dan kristiani”. Beberapa materi dalam program pembinaan
Postulat diperbaharui, yang merupakan buah dari International Train-
ing Leadership (ITL), namun pada prinsipnya, nilai inti dalam renstra
tetap sama dan pelaksanaannya melanjutkan dari materi-materi yang
sudah menjadi program pembinaan Postulat periode-periode sebelum-
nya. Pelaksanaan kegiatan pembinaan Postulat sejak 2012 sudah meng-
acu pada renstra. Materi-materi khusus SPM dilaksanakan dan diampu
oleh para pembina intern SPM, sedangkan materi-materi yang sifatnya
umum dilaksanakan bersama dalam Kursus Gabungan Postulan (KGP).
Jika kita mencermati renstra pembinaan Postulat, kita melihat fokus
pembinaan di Postulat ke depan perlu dilengkapi dengan nilai inti kua-
litas manusiawi. Dalam periode ini, nilai inti kualitas manusiawi belum
terakomodasi secara eksplisit dalam renstra, meskipun pelaksanaannya
dalam proses pembinaan sudah dilaksanakan.
5.2.2. Novisiat
Program pembinaan tahap Novisiat berfokus pada “Berkembang men-
jadi wanita religius SPM dengan penekanan pada dimensi kontemplatif
dan apostolik”. Sebelum ada renstra, buku pedoman pembinaan Novisi-
at beserta programnya baru saja disahkan oleh DPU. Maka renstra un-
P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 6 – 2 0 1 0 | 233
tuk tahapan Novisiat yang disusun selain berdasarkan nilai inti visi-misi
pembinaan dan implementasi keputusan Kapitel Provindo 2010, juga
berdasarkan buku pedoman Novisiat yang sudah disetujui dan disahkan
oleh DPU.
Dalam melaksanakan program kegiatan sehari-hari, mingguan, bulanan,
dan tahunan, para pembina belum sungguh berfokus pada renstra kare-
na kegiatan Novisiat sudah terprogram rapi, rutin dan baku, berdasar-
kan buku pedoman pembinaan Novisiat yang disahkan oleh DPU. Mes-
kipun para pembina belum terfokus pada renstra, namun realitasnya
mereka sudah melaksanakan renstra pembinaan Novisiat, karena rens-
tra pembinaan Novisiat disusun sebagai langkah untuk mengimplemen-
tasikan buku pedoman pembinaan Novisiat.
5.2.3. Yuniorat
Implementasi renstra dalam program kegiatan Yuniorat pelaksanaan-
nya pertama-tama mencocokkan antara program rutin tahunan dengan
renstra pembinaan tahap Yuniorat. Program kegiatan yang dilakukan
dalam satu tahun dibuat skala prioritas, tidak semua rincian program
dalam rentra dapat dilaksanakan dalam tahun yang bersangkutan. Oleh
karena renstra merupakan hal baru, maka hal ini dirasakan tidak mudah
untuk memahami dan mengimplementasikannya ke dalam program ke-
giatan pembinaan tahap Yuniorat.
Tim Bina Lanjut (Ongoing Formation/OGF)
Program yang dilaksanakan oleh Tim Liturgi SPM selama periode ini adalah
program melalui doa-doa harian, ibadat menjelang pesta, peringatan dan Kong-
res Ekaristi yang dialami sangat membantu mengembangkan kualitas hidup
rohani, baik para suster maupun Kerabat SPM. Selain mengembangkan hidup
rohani para suster, program liturgi juga semakin mengembangkan pemahaman
dan penghayatan dalam berliturgi bagi para suster anggota Tim Liturgi sendiri.
1. KEROHANIAN:
1.10. KOMUNIKASI.
Untuk membiarkan diri semakin diilhami oleh spiritualitas kita yang terutama
diarahkan pada cara hidup bersama yang baru, kita tetap berhubungan dengan
cara-cara yang berpusatkan pada kesamaan martabat manusia sebagai citra Al-
lah (Bdk. Statuta no. 30.1). Ciri inklusif Gereja Katolik memberi warna pada
kerasulan kita di bidang pendidikan. Maka, sekolah Katolik senantiasa mem-
bangun komunikasi, dialog dengan instansi profesi, dan institusi keagamaan
pada umumnya, bahkan situasi di mana agama tidak mendapat tempat dan
diakui keberadaannya (Awam Katolik di Sekolah Katolik, hal. 47 no. 10).
1.11. JEJARING.
Tanggap terhadap perubahan serta perkembangan jaman, kita menyadari akan
semakin pentingnya membangun jejaring intern dan ekstern demi peningkatan
kualitas dan kontinuitas perutusan bidang pendidikan. Sebagai Suster SPM kita
diutus bukan seorang diri, tetapi bersama yang lain dalam hidup persekutuan,
sebagaimana tertuang dalam konstitusi hal. 23, al. 1, “…Jalan itu tidak kita
tempuh seorang diri, melainkan bersama orang-orang lain”, begitu pula dalam
melaksanakan tugas perutusan “Kita diutus Kongregasi dan melaksanakan per-
utusan itu atas nama dan oleh penugasan Gereja dan dalam persekutuan
dengan-Nya” (Lih. Konst. hal. 77, no. 4; Dok. Ker. Kap. Prov. 2006, no. 21; Nopas
KWI 2008 tentang Pendidikan no. 10.2).
240 | P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 6 – 2 0 1 0
2. MENIMBANG & MENGINGAT (Bdk. Kep. Kap. Provindo Desember 2010)
2.1. KEPUTUSAN:
2.1.1. Perlunya peningkatan pemahaman, penghayatan dan pengamalan
spiritualitas Kongregasi SPM dalam perutusan bidang pendidikan;
2.1.2. Perlunya peningkatan pemahaman, penghayatan dan pengamalan ciri
khas Katolik dalam perutusan bidang pendidikan;
2.1.3. Perlunya pembentukan Tim Pembina Spiritualitas bagi pendidik, tenaga
kependidikan dan peserta didik di lingkungan Perkumpulan Dharma-
putri;
2.1.4. Perlunya peningkatan kaderisasi kepemimpinan di lingkungan Perkum-
pulan Dharmaputri;
Perlunya peningkatan profesionalitas penyelenggara, pengelola, dan
pelaksana perutusan bidang pendidikan;
Perlunya peningkatan kualitas kepribadian penyelenggara, pengelo-
la dan pelaksana perutusan bidang pendidikan;
Perlunya peningkatan profesionalitas penyelenggara dalam mana-
jemen kepegawaian: rekrutmen, penempatan, pembinaan, peng-
hargaan dan pemutusan hubungan kerja;
Perlunya peningkatan pemahaman penyelenggara, pengelola dan pe-
laksana tentang perundang-undangan Negara, landasan hukum Gere-
ja tentang pendidikan, dan spiritualitas Pendiri;
2.1.5. Perlu membangun budaya analisa dan evaluasi secara berkala sesuai
kriteria spiritualitas dan tujuan kongregasi untuk menjawab kebutuhan
jaman;
2.1.6. Perlunya peningkatan pengelolaan sarana-prasarana penunjang karya
perutusan bidang pendidikan;
2.1.7. Perlunya peningkatan akuntabilitas, kredibelitas dan transparansi pe-
nyelenggara, pengelola, dan pelaksana dalam mengelola keuangan;
2.1.8. Perlunya peningkatan dalam memberi perhatian kepada usaha keman-
dirian finansial bidang pendidikan;
2.1.9. Perlunya peningkatan komunikasi intern dan ekstern dalam pelaksana-
an perutusan bidang pendidikan; dan
2.1.10. Perlunya peningkatan jejaring intern dan ekstern dalam pelaksanaan
perutusan bidang pendidikan.
2.1.11. Menindaklanjuti Renstra 2006-2010 tentang Pendidikan secara aktual/
kontekstual.
Menugasi DPP terpilih periode 2010-2016 untuk menjabarkan Keputusan Kapi-
tel ke dalam Rencana Strategis dan Aksi Nyata. Untuk membantu mewujudkan-
nya DPP bekerja sama dengan Komisi Pendidikan
241 | P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 6 – 2 0 1 0
3. VISI
Perkumpulan Dharmaputri setia pada pencerdasan kehidupan bangsa, ciri khas
Katolik, spiritualitas kesamaan martabat manusia citra Allah, kualitas dan pro-
fesional dalam pendampingan generasi muda sebagai pribadi utuh.
4. MISI
Dijiwai spiritualitas kesamaan martabat manusia sebagai citra Allah, Perkum-
pulan Dharmaputri:
Mendampingi unit perutusan bidang pendidikan Perkumpulan Dharmaputri
agar setia pada pencerdasan kehidupan bangsa, yang berwawasan kebang-
saan Indonesia: Pluralis, inklusif, demokratis, adil dan berbudaya dalam
hidup bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
Mendampingi unit perutusan bidang pendidikan Perkumpulan Dharmaputri
agar setia pada ciri khas Katolik yang dijiwai semangat kebebasan dan cinta
kasih Injili: Mengintegrasikan iman dan ilmu, iman dan kehidupan, iman dan
budaya dan luwes dalam mencapai tujuan.
Mendampingi unit perutusan bidang pendidikan Perkumpulan Dharmaputri
agar setia dalam mewujudkan spiritualitas kesamaan martabat manusia ci-
tra Allah dan kharisma Kongregasi SPM: Iman akan penyelenggaraan Ilahi,
persaudaraan solider kepada yang miskin dan menderita, kolegial dan peka
terhadap tanda-tanda jaman.
Mendampingi penyelenggara, pengelola, dan pelaksana Perkumpulan Dhar-
maputri agar:
o Memiliki kualitas kepribadian yang unggul: Memiliki idealisme, visioner,
inovatif dan integritas.
o Memiliki kualitas pendidikan yang unggul: Mencapai/ melampaui 8 stan-
dar nasional pendidikan.
o Mendampingi penyelenggara, pengelola dan pelaksana Perkumpulan
Dharmaputri agar profesional dalam penyelenggaraan, pengelolaan dan
pelaksanaan pendidikan.
o Mendampingi generasi muda Perkumpulan Dharmaputri agar memiliki
kecerdasan seimbang secara spiritual, intelektual, emosional, adversity
dan physical untuk membentuk pribadi utuh.
5. PERUTUSAN
(Bdk. Lap. Evaluasi DP Provindo 2010-2016 Bidang Pendidikan).
242 | P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 6 – 2 0 1 0
5.1. PERUTUSAN EKSTERNAL
5.1.1. Bidang Pendidikan
Menanggapi harapan Kongregasi yang mengandung tugas panggilan dan
perutusan Tuhan sendiri, Kongregasi SPM Provindo berusaha untuk te-
rus belajar memahami tuntunan Tuhan yang seringkali disampaikan
dalam tanda-tanda yang tidak terlalu jelas. Setapak demi setapak kita
melangkah maju bersama mewujudkan usaha meningkatkan kualitas
pribadi dan perutusan, dengan setia dan tekun penuh keyakinan menuju
masa depan penuh harapan.
Visi Perkumpulan Dharmaputri (PDp) yang digali dari keputusan Kapi-
tel Provindo 2010 mengandung enam nilai inti yang menjadi arah yang
jelas untuk dituju, melalui aneka bentuk kegiatan dan prakarsa baik, de-
ngan melibatkan para suster dan mitra karya. Enam nilai yang terkan-
dung dalam visi Perkumpulan Dharmaputri juga menjadi pilar penyang-
ga keberlangsungan karya perutusan pendidikan SPM, sekaligus menja-
di kekuatan dan acuan dalam setiap gerak PDp. Dengan berbagai cara
dan usaha, seluruh elemen ditata agar mampu berperan aktif dan ber-
kontribusi pada terwujudnya kesamaan martabat manusia sebagai citra
Allah. Serta terwujudnya persaudaraan sejati, sebagaimana ditulis da-
lam Konstitusi SPM, bahwa perutusan yang kita wujudkan adalah:
”Sebagai jawaban kita mau mengabdi Tuhan, terutama kita mencari
Allah dan kerahiman-Nya, keadilan dan kedamaian” (Bdk. Konst. hal. 17
al. 2) dan tentang tujuan Kongregasi (Konst. 15-19)
Dalam melaksanakan perutusan Kongregasi, para suster di lingkungan
Perkumpulan Dharmaputri digerakkan oleh nilai-nilai Keputusan Kapi-
tel Kongregasi Provindo 2010 tentang perutusan bidang pendidikan
yang intinya yaitu: (1) setia pada pencerdasan kehidupan bangsa, (2)
setia pada ciri khas Katolik, (3) setia dalam mewujudkan spiritualitas
kesamaan martabat maanusia sebagai citra Allah dan kharisma Kong-
regasi SPM, (4) kualitas kepribadian dan pendidikan yang unggul, (5)
profesional dalam penyelenggaraan, pengelolaan dan pelaksanaan pen-
didikan, (6) pendampingan generasi muda menjadi pribadi utuh. Nilai-
nilai tersebut digali, ditemukan dan diproses bersama dalam pertemuan
Badan Musyawarah Provinsi (BMP) dan dalam Rapat Kerja Kepala Seko-
lah dan Bendahara PDp. Sebagaimana tertulis dalam Konstitusi hal. 75
no. 2, bahwa “Kita membaktikan diri kepada kebahagiaan hidup manu-
sia dengan berusaha melaksanakan karya belas kasih rohani dan jasma-
ni. Sesuai dengan tradisi, kita terutama berkarya di bidang pembinaan
dan pendidikan.”
Dalam usaha mewujudkan tanggung jawab, kepercayaan dan dalam
melaksanakan tugas perutusan mengelola perutusan bidang pendidikan
di lingkungan Perkumpulan Dharmaputri, Pengurus Perkumpulan Dhar-
243 | P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 6 – 2 0 1 0
maputri berperan sebagai pemegang visi misi perutusan bidang pendi-
dikan. Para suster dipenuhi dengan rasa syukur dan sukacita, yang dii-
mani sebagai campur tangan Allah yang Mahabaik, menerangi budi dan
hati, membimbing dalam perjalanan melewati jalan-jalan yang disedia-
kan-Nya, dan anugerah kesempatan saling memberdayakan dalam pe-
rencanaan, pelaksanaan, dan kerja dalam tim. Pengurus Perkumpulan
Dharmaputri mewujudkan hasil Keputusan Kapitel Provindo 2010,
khususnya perutusan bidang pendidikan. Implementasi Keputusan
Kapitel Provindo 2010 bidang pendidikan-terlampir.
Pengurus Perkumpulan Dharmaputri, yang dengan rela hati menerima
tugas sebagai tim beserta para suster, staf Perkumpulan Dharmaputi,
para kepala seko-lah, bendahara, para guru dan karyawan, sebagai pe-
laksana program, telah melaksanakan program umum Perkumpulan
Dharmaputri dan program sekolah masing-masing secara terpadu. De-
ngan bertumpu pada energi positif dan terus-menerus melakukan eks-
plorasi untuk menggali sisi positif, ide, gagasan, dan tindakan nyata, ma-
ka secara khusus dalam periode ini dicanangkan “Tahun SDM” dengan
usaha peningkatan kualitas pribadi dan perutusan, dengan mengadakan
aneka kegiatan: Retret spiritualitas secara keseluruhan, pembinaan pro-
fesional, studi banding, studi formal, dll. Data SDM-terlampir. Juga ada
pencanangan “Tahun Finansial” dengan usaha meningkatkan kemandi-
rian melalui tertib administrasi keuangan, berpedoman pada anggaran,
hemat, memelihara, memberdayakan dan mensyukuri yang telah ada.
Perkumpulan Dharmaputri adalah lembaga badan hukum milik Kongre-
gasi SPM yang mengelola perutusan bidang pendidikan. Pengurus Per-
kumpulan Dharma-putri adalah perangkat DPP SPM Indonesia sebagai
pengelola dan pelaksana visi perutusan bidang pendidikan milik Kong-
regasi SPM (Bdk. Anggaran Dasar/ Anggaran Rumah Tangga Perkum-
pulan Dharmaputri 2013 hal. 2). Dalam kerjanya, Pengurus Perkum-
pulan Dharmaputri didampingi oleh Dewan Pembina. Pengurus Per-
kumpulan Dharmaputri bertanggung jawab kepada Dewan Pembina
(AD/ ART psl. 9 no. 1 dan 2). Dewan Pembina adalah Dewan Pengurus
Provinsi SPM sebagai pemegang visi perutusan bidang pendidikan
Perkumpulan Dharmaputri (Bdk. Anggaran Dasar/ Anggaran Rumah
Tangga Perkumpulan Dharmaputri 2013 hal. 2). Dengan kata lain, Peng-
urus Perkumpulan Dharmaputri bertanggung jawab kepada Dewan
Pengurus Provinsi SPM.
Menyadari pentingnya keberlangsungan karya perutusan bidang pendi-
dikan, sarana prasarana harus dikelola dengan baik agar perutusan ber-
sama terlaksana (Bdk. Statuta, no. 32.1) dan segala milik kita merupa-
kan anugerah Allah dan diperuntukkan segala-galanya untuk semua
(Bdk. Konst. hal. 55, no. 3). Demikian pula dalam pengelolaan keuangan,
244 | P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 6 – 2 0 1 0
para suster senantiasa menyadari bahwa sistem pengelolaan keuangan
dalam perutusan pendidikan perlu diupayakan secara kontinyu, untuk
mencapai pengelolaan keuangan yang akuntabel, kredibel dan transpa-
ran sebagai bentuk tanggung jawab kita kepada Tuhan dan Kongregasi
(Nopas. KWI 2008 tentang Pendidikan, no. 4. 4, 11.3, 11.5; Konst. hal. 49,
al. 2). Berhadapan dengan situasi dimana etika dianggap kontra produk-
tif, Seruan Apostolik Bapa Suci Fransiskus tentang pembaharuan finan-
sial yang terbuka pada pertimbangan etis, antara lain mengingatkan
bahwa etika memungkinkan terjadinya keseimbangan dalam tatanan
sosial yang lebih berbelas kasih dan uang harus melayani, tidak meng-
uasai. Bapa Suci juga menyerukan kepada kita untuk solidaritas murah
hati dan dalam pengelolaan ekonomi, keuangan perlu kembali pada
pendekatan etis yang berpihak pada umat manusia. (lih. EG no. 57-58).
5.1.2. Rekomendasi
Perlunya usaha terus-menerus dalam meningkatkan pemahaman
penghayatan spiritualitas kesamaan martabat manusia sebagai citra
Allah secara konkrit bagi seluruh warga Perkumpulan Dharmputri.
Perlu mengusahakan kaderisasi kepemimpinan di lingkungan Per-
kumpulan Dharmaputri baik suster maupun bukan suster.
Perlu membangun komitmen untuk mewujudkan kesepakatan hu-
bungan kerja sama antara Perkumpulan SPM dan Perkumpulan
Dharmaputri, serta meningkatkan jejaring antarunit karya SPM.
Perlu mengadakan evaluasi bersama tentang hubungan kerja sama
antar lembaga dan mempersiapkan “Konsep” formulasi bentuk kerja
sama berkaitan dengan tindak lanjut keputusan pemekaran SPM
Provindo.
Meningkatkan tertib administrasi dan kemandirian finansial unit
karya.
Meningkatkan pemeliharaan sarana prasarana pendidikan secara
kontinyu.
Pentingnya pembinaan “Team building” bagi Pengurus Perkumpulan
Dharma-putri secara terprogram.
Meningkatkan pemahaman dan penghayatan spiritualitas kepemim-
pinan bagi penyelenggara, pengelola dan pelaksana pendidikan di
lingkungan Perkumpulan Dharmaputri.
245 | P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 6 – 2 0 1 0
BAB IX
KEPUTUSAN No. 04/SPM/KAP. PROV./XII/2010
Tentang PERUTUSAN EKSTERNAL BIDANG SOSIAL
1. KEROHANIAN
1.1. SPIRITUALITAS.
“Roh Tuhan ada padaku, Ia telah mengurapi Aku untuk menyampaikan kabar
baik kepada orang-orang miskin; Ia telah mengutus Aku untuk memberitakan
kepada orang-orang tawanan “Kamu bebas” dan kepada orang-orang buta “Ka-
mu dapat melihat lagi”, untuk membebaskan orang-orang yang tertindas, untuk
memberitakan tahun rahmat Tuhan telah datang.” (Bdk. Konst. hal. 71 al. 1; Yes.
61: 1-2). “Demikianlah Allah dengan cara baru dalam diri Yesus menampakkan
apakah “kabar gembira” itu. Sebagaimana Bapa mengutus Yesus, demikian pula
Yesus mengutus kita untuk melakukan apa yang Ia lakukan: Menjadi sesama se-
perti orang Samaria, saling membela dan memperlihatkan bagaimana Allah itu”
(Konst. hal. 73 al. 3). Kita berusaha melaksanakan karya belas kasih rohani dan
jasmani dengan mendahulukan mereka yang miskin dan tertindas, agar ke-
samaan martabat manusia sebagai citra Allah diakui lebih luas dan dihayati
banyak orang (Bdk. Konst. hal. 75-77. no.2, Bdk. Dok. Ker. Kep. Kap. Prov. 2006
no. 22).
1.2. KUALITAS PRIBADI DAN PROFESIONALITAS.
Jaman sekarang membutuhkan sosok Suster SPM dan mitra kerja yang ber-
kualitas dan professional dalam melaksanakan perutusan bidang sosial: Penuh
iman dan kasih, berbelaskasih dan bersikap adil, tanggap terhadap situasi ja-
man, kreatif, selektif, berpikir kritis, terbuka terhadap perubahan, berani meng-
ambil resiko, mampu bergaul, mampu menangani tugasnya, mampu bekerja sa-
ma, serta mampu menyelesaikan masalah hidup. “Kita menyadari bahwa karya-
karya tertentu kasih dan kesediaan perlu disertai keahlian (Bdk. Konst. hal. 79
no. 6). Oleh karena itu, penting bagi setiap pribadi yang diutus dalam bidang
sosial, perlu belajar terus-menerus untuk mengembangkan bakat dan kemam-
puannya dalam menjawab kebutuhan layanannya. Pimpinan bertanggungjawab
terhadap pembinaan dan pendidikan untuk meningkatkan kualitas pribadi dan
profesionalitas mereka (Bdk. Bertolak Segar dalam Kristus no 15, Bdk. Konst.
hal. 79 no. 6; Bdk. Dok. Ker. Kep. Kap. Prov. 2006 no. 20).
1.3. KADERISASI.
Demi keberlangsungan perutusan bidang sosial sangat dibutuhkan adanya ka-
derisasi terus-menerus baik suster maupun mitra kerja. Dalam terang spiritu-
alitas kesamaan martabat manusia sebagai citra Allah setiap unit kerja bidang
sosial memungkinkan terciptanya suasana kaderisasi dengan aneka bentuknya.
246 | P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 6 – 2 0 1 0
Oleh karena itu, kesadaran bahwa setiap pribadi yang diutus memiliki tanggung
jawab dan sikap batin untuk mengkader dan keterbukaan untuk dikader amat-
lah penting. Pemimpin perlu memperhatikan proses kaderisasi ini secara se-
imbang dan berkesinambungan (Bdk. Konst. 19 al. 5,6,7, Konst. hal. 77 no. 3.
Konst. hal. 83 -85, Bdk. Bertolak Segar Dalam Kristus no. 15; Visi Misi
Keuskupan Malang).
1.4. KEADILAN PERDAMAIAN DAN KEUTUHAN CIPTAAN (KPKC).
“Sebagai jawaban kita mau mengabdi Tuhan dalam diri kita sendiri dan dalam
orang lain. Terutama kita mau mencari kerajaan Allah dan kerahiman-Nya, kea-
dilan dan kedamaian (Bdk. Konst. hal. 17 no. 3; Bdk. Mat. 6:33). Menyadari situ-
asi jaman ini dimana terjadi penindasan, penyalahgunaan kekuasaan, ketidak-
adilan, kita berusaha bergaul penuh perhatian dengan segala yang hidup dan
tidak menyalahgunakan ciptaan Allah. Sebab kita tahu bahwa saat ini seluruh
ciptaan mengeluh dan merintih bagaikan wanita bersalin. (Bdk. Konst. hal. 25
al. 3; Bdk. Kej. 1: 26 -31; Bdk. ASG ‘Convenientes ex Universo’ art. 30).
1.5. KERJASAMA DAN JEJARING.
Sebagai makhluk sosial, kita dicipta untuk saling melengkapi, saling berbagi hi-
dup, saling terlibat, dan saling mengembangkan demi kepenuhan kesamaan
martabat manusia sebagai citra Allah (Bdk. Konst. hal. 19 al.1; hal. 29 no. 5).
“Jalan itu tidak kita tempuh seorang diri melainkan bersama orang-orang lain“
(Konst. hal. 23. al. 1). Tanggap terhadap perubahan dan perkembangan jaman,
serta demi peningkatan kualitas perutusan bidang sosial, perlu menjalin kerja-
sama dan membangun jejaring baik internal maupun eksternal (Bdk. Visi Misi
Keuskupan Malang, Misi Komisi Sosial).
1.6. KEMANDIRIAN FINANSIAL.
Demi perkembangan dan keberlangsungan karya-karya perutusan bidang sosi-
al, perlu meningkatkan keterlibatan aktif dan upaya kreatif menggali sumber
dana dan mencari cara-cara baru sesuai Spiritualitas SPM. Menyadari perlunya
keuangan sebagai sarana perwujudan pelayanan, kita perlu terus menerus me-
ningkatkan tertib administrasi secara akuntabel, kredibel dan transparan serta
sikap cermat dalam mengelola keuangan agar kemandirian finansial dapat ter-
wujud. Sikap solidaritas dan cinta kasih, kita wujudkan untuk mendukung
penghayatan kaul, pelayanan, dan persembahan diri kita kepada Allah (Bdk.
Visi Komisi Sosial, Bdk. Konst. hal. 55 no. 3, Bdk. Dok. Ker. Kep. Kap. Prov. hal.
43 no. 8).
1.7. EVALUASI DAN PENATAAN KARYA.
Secara kuantitatif masa depan Provinsi Indonesia nampaknya kurang menjan-
jikan maka Provindo melanjutkan fokus perencanaan ke depan pada kualitas
hidup para suster dan perutusannya (Bdk. Dok. Ker. Kep. Kap. Prov. 2006 no.
38). Demi meningkatkan kualitas, keberadaan dan keberlangsungan karya-kar-
247 | P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 6 – 2 0 1 0
ya perutusan bidang sosial, diperlukan penataan karya melalui evaluasi dan
analisa kriteria yang sesuai spiritualitas dan tujuan Kongregasi. Sikap tanggap
terhadap tanda-tanda jaman mengandung kesediaan untuk selalu meninjau
kembali karya-karya yang sudah kita miliki, sekaligus terbuka terhadap tan-
tangan-tantangan baru yang barangkali meminta kita untuk mengubah dan
membuka karya-karya baru (Bdk. Dok. Ker. Kep. Kap. Prov. 2006 no. 46).
MEMUTUSKAN:
248 | P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 6 – 2 0 1 0
Untuk membantu mewujudkannya DPP bekerja sama dengan Komisi bidang
Sosial.
CATATAN :
Seluruh layanan Sosial SPM berada dalam payung Komisi Sosial, yang menjadi
wadah bagi 8 (delapan) layanan Sosial yakni: Layanan kesehatan, asrama, panti
asuhan, sosial kemasyarakatan, pastoral, KPKC, rumah pembinaan dan layanan
lembaga non SPM. Mengingat bidang layanan Komisi Sosial SPM terdiri dari
berbagai layanan yang sangat bervariatif, maka rencana strategis Komisi Sosial
Kepengurusan 2010-2016 di susun berdasarkan kekhasan “Bidang layanan”
masing-masing.
9.1. VISI
Terwujudnya pelayanan rumah pembinaan SPM yang profesional, ramah, inklu-
sif dan akuntabel dalam keberpihakan kepada yang miskin sesuai dengan
spiritualitas kesamaan martabat manusia sebagai citra Allah demi penyegaran
rohani.
9.2. MISI
9.2.1. Melayani peserta pembinaan secara profesional dengan berkomitmen,
memiliki panggilan jiwa, kompetensi dan selalu memutakhirkan diri.
9.2.2. Menciptakan komunitas rumah pembinaan dengan budaya ramah, per-
saudaraan, kesiapsediaan dan komunikatif.
9.2.3. Menciptakan komunitas rumah pembinaan agar semangat inklusif ter-
wujud dengan sikap kooperatif, terbuka, persatuan dan keberagaman.
9.2.4. Mewujudkan pengelolaan rumah pembinaan SPM yang akuntabel de-
ngan bertanggung jawab, kredibel, akurat dan transparan.
9.2.5. Mewujudkan pelayanan rumah pembinaan dalam keberpihakan kepada
yang miskin dengan empati, adil, rela berbagi dan total.
9.2.6. Mewujudkan pelayanan rumah pembinaan SPM sesuai spiritualitas ke-
samaan martabat manusia sebagai citra Allah dengan sikap kesetaraan,
penghormatan terhadap martabat pribadi, martabat akal budi, martabat
hati nurani dan martabat kebebasan.
9.2.7. Menciptakan pelayanan rumah pembinaan SPM yang kondusif agar pe-
serta pembinaan memiliki semangat baru, hidup berkelimpahan, rasa
syukur dan penuh pengharapan.
10.1. VISI:
Terwujudnya pelayanan lembaga non SPM yang profesional, inklusif, akuntabel,
integritas dalam keberpihakan kepada yang miskin sesuai dengan spiritualitas
kesamaan martabat manusia sebagai citra Allah.
10.2. MISI:
10.2.1. Mendukung para suster SPM yang diutus di lembaga non SPM melayani
secara profesional dengan memiliki panggilan jiwa, kompetensi, komit-
men dan selalu memutakhirkan diri
253 | P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 6 – 2 0 1 0
10.2.2. Mendukung para Suster SPM yang diutus di lembaga non SPM men-
ciptakan semangat inklusif yang terwujud dengan sikap kooperatif,
terbuka, persatuan dan keberagaman.
10.2.3. Mendukung para Suster SPM yang diutus di lembaga non SPM mewujud-
kan pelayanan yang akuntabel de-ngan sikap bertanggung jawab, kre-
dibel, akurat dan transparan.
10.2.4. Mendukung para Suster SPM yang diutus di lembaga Non SPM mewu-
judkan sikap integritas dalam pelayanan yang seimbang, memiliki daya
juang, mandiri dan dedikatif.
10.2.5. Mendukung para Suster SPM yang diutus di lembaga non SPM dalam
keberpihakan kepada yang miskin dengan empati, adil, rela berbagi dan
total.
10.2.6. Mendukung para Suster SPM yang diutus di lembaga non SPM mewujud-
kan pelayanan sesuai spiritualitas kesamaan martabat manusia sebagai
citra Allah dengan sikap kesetaraan, penghormatan terhadap martabat
pribadi, martabat akal budi, martabat hati nurani dan martabat
kebebasan.
254 | P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 6 – 2 0 1 0
BAB X
SEJARAH PERJALANAN
LAYANAN KARYA SOSIAL KONGREGASI SPM
Periode 2008-2009
Ketua : Sr. M. Frida, SPM
Sekretaris : Sr. M. Xavera, SPM
Bendahara : Sr. M. Celinda, SPM
Anggota : Sr. Mariani, SPM
256 | P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 6 – 2 0 1 0
Periode 2012 – 2015
Ketua : Sr. M.Anselma, SPM
Sekretaris : Sr. M. Odilia, SPM
Bendahara : Sr. M. Emiliana SPM
Anggota : Sr. M. Theresiene M, SPM
Sr. M. Dionysia, SPM
Sejak 6 Juni 2002 Badan Sosial Santa Perawan Maria menjadi wadah pengelola-
an karya-karya amal sosial milik Kongregasi suster Santa Perawan Maria (SPM)
yang sejak tahun 1927 dikelola oleh Persatuan Santa Perawan Maria (SPM).
Badan Sosial Santa Perawan Maria mengelola dan menyelenggarakan karya
amal sosial berpedoman pada Anggaran Dasar Badan Sosial Santa Perawan Ma-
ria no. 4 tanggal 6 Juni 2002 pasal 5, antara lain: Panti Asuhan/ asrama, pe-
layanan Kesehatan dan sosial Kemasyarakatan
Tentang
258 | P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 6 – 2 0 1 0
PENGESAHAN PENDIRIAN BADAN HUKUM YAYASAN AMAL DHARMA BAKTI
MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA
PENDIRI YAYASAN:
Fransiska Heni Untari Fransita
Suster Anita Martiyah
Suster Anselma Sri Suwarni
Suster Maria Dionysia Widyastuti
Suster Emiliana Lusia Martini
Suster Odilia Nomi Kusva Saragih
Suster Theresien Marie Sumini
Organ
Nama No KTP/Passport Jabatan
Yayasan
Sr. Theresien Marie Sumini 3574044404640013 PEMBINA Ketua
Sejak 25 Mei 2015 Yayasan Amal Dharma Bakti menjadi wadah pengelolaan
karya-karya amal sosial milik Kongregasi Suster SPM yang sejak tahun 1927
dikelola oleh Persatuan Santa Perawan Maria (SPM) yang selanjutnya disebut
Perkumpulan SPM.
Yayasan Amal Dharma Bakti mengelola dan menyelenggarakan karya amal
sosial berpedoman pada Anggaran Dasar Yayasan Amal Dharma Bakti no. 34
tanggal 25 Mei 2015 pasal 3, yaitu antara lain:
Panti Asuhan/Asrama
Sosial Kemasyarakatan
259 | P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 6 – 2 0 1 0
Kegiatan Pembinaan dan keagamaan
Pelayanan Kesehatan
Kegiatan Kemanusiaan
Yayasan Amal Dharma Bakti adalah Yayasan Amal Dharma Bakti yang
berkedudukan di Jl. Mayjen Panjaitan 48 Probolinggo.
3.1. LAYANAN BIDANG ASRAMA-PANTI ASUHAN
No. Nama Unit Cat. Sejarah berdirinya Keterangan
1 Asr. St. Yosef Probolinggo 01 Agustus 1928 21 Juli 2012 penyatuan
dgn asrama Mater Dei
2 Asr. St. Yant Probolinggo 01 Agustus 1940
3 Asr. Mater Dei 01 Agustus 1935-1940 21 Juli 2012 Asr. Mater
Probolinggo asrama anak putri Dei disatukan dengan
pribumi. asrama St. Yosef,
1952 menjadi SGB. Juli 2012 menjadi pra
1961 asrama anak rumah lansia, bulan
putri SMP dan SMA. April 2013 mulai
dibangun.
4 Asr. St. Yulia Surabaya
5 Asr. St. Maria Malang
6 Asr. St. Maria
Banyuwangi
7 Asr. Wisma Myriam
Kepanjen
8 Asr. St. Maria Pelaihari
9 Asr. Ave Maria Grogot
10 Asr. Ave Maria Longikis
11 Asr. St. Maria Tanjung Th.2009 masuk karya Pada mulanya karya ini
Kongregasi dan diper- milik Paroki Tanjung
cayakan ke Badan
Sosial
3.2. LAYANAN BIDANG BALAI PENGOBATAN
No Nama Unit Cat. Sejarah berdiri Keterangan
1 BP Santa Maria Jombang
2 BP Santa Maria 01 Februari 19……..
Magelang
3 BP Santa Maria Prafi 20 Oktober 2010 karya BP
Prafi dipercayakan
pengelolaanya kepada
Badan Sosial SPM
3.3. LAYANAN BIDANG SOSIAL KEMASYARAKATAN
No Nama Unit Sej. berdiri Keterangan
1 Tumpang Bertitik tolak dari Tujuan: memberi prioritas
pendirian perutusan dalam bidang
Komunitas Tum- pendidikan formal, pastoral
260 | P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 6 – 2 0 1 0
pang 10 Januari paroki dan pengembangan
1979 masyarakat desa.
2 Promasan
3 Kepanjen Malang Selatan
4 Pronojiwo Terhitung mulai Januari
2010, Provindo tidak lagi
melanjutkan Karya Sosial
Pronojiwo. Selanjutnya
pengelolaan kebun, peme-
liharaan rumah transit dan
kegiatan pastoral Prono-
jiwo, menjadi bagian dan
karya pastoral Komunitas
Lumajang.
5 Surabaya II Masuk dalam komunitas
karya sosial kemasyaraka-
tan dalam naungan Badan
Sosial dengan berita acara
penyerahan dari Kongre-
gasi tanggal 29 April 2010.
Tahun-tahun sebelum tahun 1998 karya ini langsung ditangani Kongregasi
(DPP). Sejak tahun 1998 karya Sosial Kemasyarakatan dipercayakan DPP kepa-
da Yayasan Sosial dengan harapan agar dapat lebih tertangani.
Iman kita akan Kristus, yang menjadi miskin, dan selalu dekat dengan kaum
miskin, kaum tersingkir, adalah dasar kepedulian kita pada pengembangan se-
utuhnya para anggota masyarakat yang paling terabaikan. (Lih. EG no. 186). Se-
tiap orang kristiani dan setiap komunitas dipanggil sebagai sarana Allah untuk
membebaskan dan mengangkat kaum miskin dan tersingkir menjadi bagian
masyarakat sepenuhnya (Bdk. EG no. 187). Seruan Gereja melalui Paus untuk
memperhatikan mereka yang miskin dan terlantar telah menjadi perhatian
khusus Kongregasi SPM yang diwujudkan secara nyata melalui karya perutusan
sosial. Melalui karya sosial tersebut, Kongegasi SPM mau memperlihatkan bah-
wa Allah adalah Allah yang hidup, (Bdk. Mrk 12:27), Allah yang berbelas kasih
(Mat 25:31-46) dan Allah yang memperhatikan nasib orang-orang miskin dan
tertindas (Bdk. Luk 1 :51-53; 4:16-21; Konst. hal. 71-75).
Keseriusan Kongregasi SPM menanggapi seruan Gereja untuk memperhatikan
kaum miskin, terwujud dengan usaha mewadahi karya-karya sosial SPM dalam
lembaga badan hukum yakni Badan Sosial SPM yang diaktenotariilkan secara
yuridis dengan Akte Notaris no. 4 tanggal 6 Juni 2002. Karya layanan sosial
yang masuk dalam Badan Sosial adalah bidang layanan kesehatan, asrama, pan-
ti asuhan dan sosial kemasyarakatan.
Dalam organigram operasional SPM Provindo, seluruh layanan sosial SPM bera-
da dalam payung Komisi Sosial, yang menjadi wadah bagi 8 (delapan) layanan
sosial yakni: Layanan kesehatan, asrama, panti asuhan, sosial kemasyarakatan,
pastoral, KPKC, rumah pembinaan dan layanan lembaga nonSPM. Mengingat
bidang layanan Komisi Sosial SPM terdiri dari berbagai layanan yang sangat
263 | P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 6 – 2 0 1 0
bervariatif, maka rencana strategis Komisi Sosial periode kepengurusan 2010-
2016 disusun berdasarkan kekhasan bidang layanan masing-masing. Dalam
perjalanan waktu satu periode ini, bidang layanan lembaga nonSPM, yang
menjadi wadah bagi para suster yang diutus di lembaga bukan SPM, merasa ku-
rang tepat dengan pemilihan istilah/ nama ‘lembaga non-SPM’. Oleh karena itu,
pengurus Komisi Sosial memikirkan secara serius nama yang tepat, yang men-
jadi wadah bagi para suster yang diutus untuk berkarya di lembaga-lembaga
lain yang bukan milik SPM dan akan mengusulkan pemikiran tersebut dalam
kelompok kerja kapitel bidang sosial.
5.1.1.1. Rekomendasi
Menambah SDM suster dalam bidang kesehatan untuk meningkatkan
kualitas pelayanan dan memenuhi kebutuhan unit layanan
kesehatan.
Membangun jejaring dengan unit asrama untuk mencari anak yang
dapat studi di bidang kesehatan (Misalnya: perawat, asisten apote-
ker, manajemen kesehatan) dengan biaya ikatan dinas dan Fonds
Studi.
Mempersiapkan proses perijinan layanan kesehatan SPM Jombang
dan Prafi untuk menjadi klinik pratama.
Melanjutkan proses penataan di Klinik Santa Maria, Magelang.
Melanjutkan dan meningkatkan pembinaan bagi suster dan mitra
kerja layanan kesehatan.
Untuk mendidik dan membina generasi muda jaman ini, dibutuhkan sosok sus-
ter SPM dan mitra kerja yang berkualitas dan profesional (Bdk. Ker. Kap. Prov.
2010 bidang Sosial no.2). Oleh karena itu, Pengurus Yayasan Amal Dharma
Bakti selama periode ini berupaya serius meningkatkan kualitas pribadi dan
profesionalitas layanan asrama/ panti asuhan, dengan mengadakan pembinaan
terus-menerus bagi para suster dan stafnya, refleksi kritis, dan evaluasi pro-
gram setiap tahun. Pengurus bekerja sama dan berjejaring dengan beberapa
dosen psikologi dari Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta dan Bpk. Andi
Iwaniswanto, seorang motivator. Sebagai buah dari kerja sama dengan Bapak
Andi, Pengurus menerbitkan buku pedoman pengelolaan asrama/ panti asuhan
dan kurikulumnya. Selain itu, Kongregasi membekali para suster dengan studi
dan kursus-kursus.
265 | P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 6 – 2 0 1 0
Demi efektifitas layanan asrama/ panti asuhan dan menanggapi kebutuhan
mendesak Kongregasi terkait rumah bagi para lanjut usia, dalam periode ini,
Pengurus Yayasan Amal Dharma Bakti merelakan dan mengalihkan fungsi ge-
dung Asrama Puteri Mater Dei, Probolinggo, menjadi rumah bagi para suster
lansia. Oleh karena itu, jumlah layanan asrama dari 11 menjadi 10. Dari 10 (se-
puluh) layanan asrama, ada 3 (tiga) asrama yang berfungsi sekaligus sebagai
panti asuhan. Selain 10 (sepuluh) asrama yang ada dalam naungan Yayasan
Amal Dharma Bakti, Provinsi Indonesia masih memiliki 2 (dua) asrama rintisan
yang berada di komunitas Promasan dan Prafi. Masing-masing asrama memiliki
karakter dan kondisi yang berbeda-beda. Oleh karena itu, sistem pembinaan
dan kegiatan disesuaikan dengan situasi dan kondisi setiap asrama. Keberada-
an layanan asrama dan panti asuhan dalam periode ini dapat dilihat pada data
terlampir.
5.2.1.1. Rekomendasi
Mempersiapkan kader-kader SDM yang berkualitas dan kompeten
untuk menangani layanan sosial bidang asrama/ panti asuhan.
Pentingnya pendampingan bagi suster pengelola asrama/ panti
asuhan agar semakin ahli dalam melaksanakan perutusan men-
dampingi anak-anak dan memiliki kedewasaan sebagai pribadi
sebagai religius SPM.
Pentingnya pembekalan ketrampilan dalam bidang informasi dan
teknologi untuk memperlancar tugas perutusan.
Tetap berkomitmen untuk berpihak pada yang miskin dan mem-
bangun jejaring dengan intern dan ekstern untuk pengembangan
kualitas.
Karya sosial kemasyarakatan ini secara khusus hadir dan menjadi salah satu
karya dari komunitas Kepanjen Malang Selatan (Oktober1976), Komunitas
266 | P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 6 – 2 0 1 0
Tumpang (Januari 1979 ), Komunitas Promasan (Agustus 1979) dan Komunitas
Surabaya II. Karya sosial kemasyarakatan di Kepanjen, Malang, Promasan dan
Tumpang, Magelang, sempat tertidur dikarenakan kurang adanya kesinam-
bungan informasi dan karya, dari Pimpinan Komunitas pada waktu pergantian
tugas. Selain itu, karya sosial kemasyarakatan sifatnya sangat dinamis dan ke-
beradaannya ditentukan oleh ada tidaknya suster yang memiliki minat dalam
perutusan ini.
Pengurus Yayasan Amal Dharma Bakti, yang sekaligus Pengurus Komisi Sosial,
pada tahun 2014 mengadakan pertemuan dengan mengundang perwakilan da-
ri 4 (empat) komunitas terkait, untuk membangunkan kembali ingatan adanya
karya sosial kemasyarakatan di komunitas tersebut. Dalam pertemuan ini,
Pengurus menyapa para suster yang berkarya di layanan sosial kemasyara-
katan dan mengadakan curah gagas tentang layanan sosial kemasyarakatan,
apakah kiranya masih dibutuhkan atau tidak. Para suster yang hadir berharap
bahwa karya kemasyarakatan diupayakan tetap hidup dengan mencari bentuk
yang sesuai dan terus berusaha mencari cara-cara kreatif untuk menemukan
peluang kegiatan yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat setempat. Laporan
tentang karya sosial kemasyarakatan, terlampir.
5.3.1.1. Rekomendasi
Pendampingan dan pertemuan bagi para suster yang diserahi tang-
gung jawab untuk melaksanakan karya sosial kemasyarakatan.
Menghidupkan dan mencari peluang lain yang dapat menanggapi ke-
butuhan masyarakat.
Untuk masa mendatang, merefleksikan bersama, apakah kita akan te-
tap mempertahankan 4 (empat) komunitas (Tumpang, Promasan,
Kepanjen, Malang dan Surabaya II) sebagai komunitas dengan status
layanan sosial kemasyarakatan.
Mengevaluasi secara serius tentang bentuk layanan sosial kemasya-
rakatan yang ada saat ini dan mencari bentuk baru yang lebih efektif
dan menjawab kebutuhan jaman.
Bidang layanan rumah pembinaan termasuk dalam bagian Komisi Sosial, memi-
liki renstra yang menjadi acuan dalam melayani maupun dalam menciptakan
suasana rumah pembinaan. Demi menunjang kualitas pelayanan pengelola la-
yanan rumah pembinaan, pengelola rumah pembinaan secara rutin perlu
mengadakan evaluasi bersama dengan Pengurus Yayasan Amal Dharma Bakti
dan DPP. Selain itu, pengelola rumah pembinaan telah mengadakan pembinaan
bagi para mitra kerja dan studi banding ke berbagai tempat sebagai pembela-
jaran. Para suster berusaha membangun komitmen untuk mewujudkan nilai-
nilai visi layanan rumah pembinaan. Saat ini, Provinsi Indonesia mempunyai 2
(dua) rumah pembinaan yaitu Rumah Pembinaan St. Julie Billiart di Lawang
dan Rumah Pembinaan Bintang Timur di Jember. Informasi dan data tentang
layanan rumah pembinaan, terlampir. Rumah pembinaan sampai saat ini masih
diminati dan dibutuhkan tidak hanya untuk kebutuhan intern SPM, tetapi juga
dibutuhkan untuk pembinaan kelompok-kelompok lain di luar SPM. Untuk
menanggapi kebutuhan pembinaan jaman ini, maka layanan rumah pembinaan
merencanakan menambah fasilitas gedung dan area pembinaan serta menata
pengelola layanan rumah pembinaan.
5.5.1. Rekomendasi
Meningkatkan jejaring dan kerja sama yang sudah dibangun.
Evaluasi secara kontinyu.
Meningkatkan pendampingan bagi pengelola dan mitra karya rumah
pembinaan.
Melanjutkan proses penataan dan pemeliharaan dalam segala bidang
secara optimal.
5.6. Layanan Para Suster yang Diutus dalam Kerja Sama dengan Instansi Lain
Bidang layanan karya perutusan lembaga nonSPM dimaksudkan sebagai wadah
bagi para suster yang diutus berkarya di lembaga lain seperti: Koperasi Kredit
“Mandiri”, Probolinggo, yayasan milik keuskupan, Rumah Khalwat Roncalli dan
Student Residence Universitas Sanata Dharma di Yogyakarta sebagai Minister/
Pendamping Mahasiswa. Meskipun Kongregasi SPM sesungguhnya tidak ber-
269 | P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 6 – 2 0 1 0
kelebihan tenaga, namun sebagai bentuk solidaritas, persembahan dan kerja
sama menanggapi kebutuhan lembaga lain, maka Kongregasi SPM mempersem-
bahkan suster-susternya yang terbaik untuk kepentingan lembaga tersebut dan
terutama demi kepentingan Gereja.
Dengan adanya wadah layanan perutusan lembaga nonSPM, para suster yang
diutus memiliki pijakan dan landasan yang jelas dari renstra untuk melaksana-
kan tugas perutusannya. Selain itu, para suster juga mempunyai tempat untuk
mengadakan evaluasi diri serta tempat untuk membagikan pengalaman per-
utusannya. Selama periode ini, ada suster yang diutus berkarya di lembaga lain
belum mengoptimalkan wadah layanan ini. Di lain pihak, nama atau istilah
“perutusan lembaga nonSPM” dirasakan belum sesuai (pas).
Dalam periode ini, para suster yang diutus oleh Kongregasi melaksanakan
karya dalam hubungan kerja sama dengan lembaga lain sebagai berikut:
Sr. M. Elsa berkarya sebagai Ketua Yayasan P3R, milik Keuskupan Agung
Samarinda,
Sr. M. Linda diutus sebagai Manajer Credit Union/ Koperasi Kredit “Mandiri,
Probolinggo,
Sr. M. Stefani dan Sr. M. Dominica diutus sebagai Kepala SD dan TK, unit
sekolah yang dipayungi oleh Yayasan Insan Mandiri, lembaga pendidikan
milik Keuskupan Denpasar, dan
Sr. M. Frida diutus sebagai Minister/ Pendamping Mahasiswa di Student
Residence Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta, milik Yayasan Sanata
Dharma.
Pada tahun 2015, Provindo tidak lagi mengutus suster untuk berkarya di
Rumah Khalwat Roncalli, Salatiga, karena Sr. Corry diutus untuk kebutuhan
mendesak perutusan intern SPM.
Dengan terlibat ambil bagian terhadap keprihatinan lembaga lain, kita men-
jadikan kepercayaan dan kesempatan ini sebagai peluang bagi Kongregasi SPM
untuk memperluas jaringan kerja sama dengan lembaga lain dan memperluas
layanan serta penyebaran spiritualitas, sehingga Kongregasi SPM semakin
dikenal dan banyak orang hidupnya semakin bermartabat.
5.6.1. Rekomendasi
Meningkatkan upaya untuk terus-menerus mengalirkan spiritualitas
SPM dalam perutusan yang dipercayakan oleh Kongregasi.
Pertemuan bagi suster yang diutus di instansi lain untuk berbagi
pengalaman sehingga saling mendukung dan memperkaya.
Membangun persaudaraan dalam perutusan yang dilaksanakan.
5.7. Bidang Layanan Keadilan, Perdamaian, dan Keutuhan Ciptaan (KPKC)
270 | P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 6 – 2 0 1 0
KPKC merupakan salah satu dimensi integral dari misi Gereja dan tarekat re-
ligius, mengingat misi utama Gereja adalah mewartakan Kerajaan Allah. Ge-
rakan KPKC dimulai dari Yesus sendiri. (Luk 4:18-19; Yoh 10:10). Kita sebagai
utusan Allah diutus untuk mewartakan Kerajaan Allah dengan suka cita, karena
dewasa ini dunia dan ciptaan lain sedang kehilangan hidup. Hasrat akan keadil-
an, kerinduan akan perdamaian dan peri hidup tanpa kekerasan, kepedulian
akan keutuhan seluruh alam ciptaan merupakan unsur hakiki dalam hidup ma-
nusia. Tindakan untuk menegakkan keadilan dan perdamaian serta untuk me-
wujudkan transformasi dunia merupakan unsur konstitutif dan hal hakiki bagi
Gereja dalam perutusannya untuk membebaskan manusia dari setiap situasi
yang menindas. (Bdk. Buku Pegangan bagi Promotor KPKC hal. 16-17).
Bidang layanan KPKC bagi kita Kongregasi SPM merupakan salah satu bentuk
jawaban “Kita mau mengabdi Tuhan dan upaya mau mencari kerajaan
Allah dan kerahiman-Nya, keadilan dan kedamaian” (Bdk. Konst. hal. 17.3;
Mat. 6:33). Layanan KPKC menjadi tempat eksplorasi secara konkrit untuk
mencapai tujuan Kongregasi. Menyadari situasi jaman ini, di mana terjadi pe-
nindasan, penyalahgunaan, dan ketidakadilan, kita berusaha bergaul penuh
perhatian dengan segala yang hidup dan tidak menyalahgunakan ciptaan Allah.
Sebab kita tahu, bahwa saat ini seluruh ciptaan mengeluh dan merintih
bagaikan wanita bersalin. (Bdk. Konst. hal. 25.3; Kej 1:26-31;Ker. Kap. Prov.
bidang Sosial no. 4).
5.7.1. Rekomendasi
Memelihara dan meningkatkan terus-menerus kesadaran sebagai
pengurus yang dipilih dan diutus oleh Kongregasi.
Meningkatkan kerja sama agar semakin tewujud persekutuan hidup
baru yang semakin berkualitas.
271 | P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 6 – 2 0 1 0
5.8. Fonds Studi SPM
Fonds Studi SPM bertujuan untuk membantu biaya sekolah/ kursus bagi anak
yang tidak mampu, yang ada di luar sekolah milik SPM dan yang ada di sekitar
komunitas SPM. Pada tahun 2012 dalam pertemuan Pimpinan Komunitas,
Pengurus Fonds Studi telah menyosialisasikan hal-hal tentang Fonds Studi.
Dengan adanya sosialisasi tersebut diharapkan para suster SPM memiliki
pemahaman tentang apa dan bagaimana gerak layanan Fonds Studi selama ini.
Fonds Studi dikelola oleh Yayasan Amal Dharma Bakti. Pada tahun ajaran
2014/2015 ada 52 anak yang menerima bantuan dari Fonds Studi. Setiap tahun
ajaran baru, diadakan daftar ulang bagi anak-anak penerima bantuan. Mereka
mengisi blanko isian sebagai pernyataan melanjutkan atau tidak untuk me-
nerima bantuan.
Pengurus Fonds Studi telah berusaha untuk mengelola dana yang ada dengan
baik dan tertib demi keberlangsungan layanan Fonds Studi. Karena keterba-
tasan dana yang ada, maka Pengurus belum mampu menaikkan jumlah dana
yang diberikan kepada anak-anak penerima Fonds Studi SPM. Meski demikian
kami bersyukur karena Pengurus dimampukan untuk mengelola dana yang ada
dengan optimal. Layanan Fonds Studi SPM menjadi peluang bagi suster SPM
untuk terlibat ambil bagian membantu anak-anak yang membutuhkan per-
hatian dalam bidang pendidikan.
5.8.1. Rekomendasi
Mempertahankan keberlangsungan Fonds Studi.
Meningkatkan kerja sama dan jejaring intern dan ekstern yang sudah
ada.
5.9. Bidang Perutusan dalam Kerja Sama dengan Lembaga Lain
Jejaring dan kerja sama antar tarekat, dengan Keuskupan dan lembaga lain sa-
ngat penting peranannya bagi SPM Provindo, karena kita dicipta sebagai mak-
hluk sosial yang sesuai spiritualitas SPM. (Bdk. Konts. hal.29 no. 5). Hubungan
kerja sama ini mengungkapkan persekutuan hidup baru yang ekaristis, potensi
untuk saling berbagi hidup, saling memperkaya, serta sarana menyebarkan spi-
ritualitas SPM kepada sebanyak mungkin orang dan seluas mungkin daerah
(Bdk. Tujuan Pemekaran SPM Provindo), serta upaya mewujudkan dan membe-
ri perhatian bagi yang miskin dan terlantar. (Bdk. visi-misi Provindo).
5.9.1. Kerjasama dan jejaring dengan KWI
Kerja sama dengan Konferensi Wali Gereja Indonesia (KWI) menjadi sa-
lah satu cara konkrit kerja sama, komunikasi dan pelayanan, dalam
pengembangan finansial (investasi), saluran sumbangan Novis dari ke-
pausan dan urusan administrasi legalitas tarekat. Kerja sama ini bagi
Provindo memiliki makna dan manfaat untuk mendukung legalitas lem-
baga Gereja, sebagai jalan penerimaan sumbangan Novis dari kepausan
272 | P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 6 – 2 0 1 0
Roma dan membantu pengembangan dana investasi bagi Kongregasi
SPM.
5.9.2. Hubungan Kerjasama dengan KOPTARI
Hubungan kerja sama Provindo dengan
Konferensi Pimpinan Tarekat Religius Indone-
sia (KOPTARI), terwujud nyata dengan menja-
di salah satu anggota Pengurus KOPTARI dan
sebagai anggota aktif dengan mengikuti ke-
giatan-kegiatan yang diselenggarakan oleh
KOPTARI, yang secara rutin membayar iuran
sebagai salah satu dukungan keterlibatan se-
cara intensif sebagai anggota dan sebagai
bentuk solidaritas bagi tarekat-tarekat yang
mengalami musibah bencana alam dan yang sepantasnya perlu men-
dapat perhatian. Sidang pleno KOPTARI dilaksanakan dua tahun sekali,
untuk berbagi hidup sebagai tarekat religius secara nasional yang ang-
gotanya terdiri dari Musyawarah Antar Bruder Indonesia (MABRI), Mu-
syawarah Antar Serikat Imam Indonesia (MASI) dan Ikatan Biarawati
Seluruh Indonesia(IBSI), yang dihadiri oleh Mgr. Situmorang, Uskup Me-
diator dari KWI, pada periode 2010-2012, Mgr. H. Sudarso pada periode
2012-2015 dan tahun 2015 sampai sekarang oleh Mgr. Moerwito,
berperan memberikan inspirasi dan masukan terhadap setiap perkem-
bangan ajaran Gereja terbaru, yang berupa dokumen-dokumen Gereja-
wi, yang dikeluarkan para Paus di Roma dan sebaliknya, terbuka mem-
berikan masukan untuk perkembangan Gereja di Indonesia melalui
KWI.
5.9.3. Kerja sama dengan IBSI
Bentuk nyata hubungan kerja sama dan
keterlibatan secara konkrit SPM Provin-
do dengan IBSI, nampak dengan masuk-
nya Sr. Anita menjadi anggota Pengurus
IBSI pada periode 2011-2013. Sebagai
Pengurus, Provindo secara langsung ter-
libat aktif dalam mewujudkan program
kepengurusan IBSI, hadir dalam rapat
pengurus, menyusun program kegiatan
IBSI dan menyelenggarakan pertemuan-
pertemuan sidang pleno IBSI yang telah terprogram secara nasional,
mengikuti kegiatan-kegiatan yang diadakan oleh IBSI secara berkesi-
nambungan, dan secara rutin membayar iuran sebagai konsekuensi ke-
bersamaan dalam mendukung terwujudnya program IBSI, demi mening-
273 | P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 6 – 2 0 1 0
katkan kerja sama dan kualitas religius selaras dengan perkembangan
Gereja pada jamannya.
5.9.4. Kerjasama dengan Keuskupan
277 | P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 6 – 2 0 1 0
BAB XI
PERUTUSAN INTERNAL
(Bdk. Lap. Evaluasi dan Rekomendasi DP Provindo SPM 2010-2016)
1. PERUTUSAN INTERNAL
1.1. Ekonomat
1.1.1. Yuridis
“Seturut teladan Yesus, kita mau
mengindahkan hukum dengan
melaksanakan tertib hukum dan
administrasi keuangan. Kita me-
nyerahkan pengelolaan harta
benda yang kita miliki dan yang
akan masih didapat kepada Kong-
regasi sebagai perwujudan penghayatan kaul-kaul religius dan ung-
kapan terima kasih kepada para pendahulu serta syukur kepada Allah.”
(Ker. Kep. Kap. Prov. 2010 tentang Yuridis Ekonomi, hal. 53 no.1)
DPP dalam kerja sama dengan Tim Yuridis dan para ahli yang terkait,
telah berusaha dan bekerja keras untuk menyelesaikan dan menangani
urusan-urusan yang terkait dengan bidang hukum kelembagaan. Selama
periode 2010-2016, beberapa kegiatan yang telah terlaksana, antara
lain:
Mencermati bersama undang-undang yang berlaku di Indonesia dan
mengadakan konsultasi dengan beberapa dinas terkait dan dengan
tenaga ahli setempat sehubungan dengan bidang yuridis.
Menyusun dan membaharui Anggaran Dasar Kongregasi SPM dan
Perkumpulan Dharmaputri, memohon pengesahan secara yuridis,
bekerja sama dengan Notaris Andy Hartanto, SH, serta memohon
surat keputusan pengesahan kepada Menteri Hukum dan Hak Asasi
Manusia di Jakarta dan berita negara secara resmi.
Membentuk Yayasan Amal Dharma Bakti sebagai perubahan nama
dari Badan Sosial SPM sebagai salah satu upaya penyelamatan aset
dan karya perutusan sosial.
Menyusun dan membentuk PT. Citra Dharma Karya sebagai salah
satu upaya penyelamatan aset dan menjawab tantangan perubahan
hukum dan Undang-Undang tentang Perkumpulan.
Memelihara, menyelamatkan, meningkatkan status kepemilikan ta-
nah dan bangunan SPM Provindo sehingga diakui oleh Pemerintah
secara legal.
Mendata aktiva tetap (tanah, gedung, inventaris dan kendaraan).
278 | P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 6 – 2 0 1 0
Mengurus tanah-tanah yang masih menggunakan nama pribadi
(data-data inventaris tanah, terlampir) .
Mengurus akte kematian dan dan keterangan hak waris bagi para
suster yang dipanggil Tuhan, yang namanya dipakai untuk mengurus
aset Kongregasi.
Menyusun pembaharuan AD/ART Perkumpulan SPM, AD/ART Per-
kumpulan Dharmaputri, dan AD/ ART Yayasan Amal Dharma Bakti.
Menyusun AD PT. Citra Dharma Karya dan sekarang sudah dapat di-
fungsikan.
Mengurus surat wasiat bagi suster yang sudah berkaul kekal.
Menotariilkan Ekonom dan Bendahara Perkumpulan Dharmaputri.
Dalam periode 2011-2016, DPP bekerja sama dengan Tim Yuridis
berusaha untuk mengurus, menyelesaikan, dan menyelamatkan aset
dan harta benda Kongregasi secara optimal.
1.1.2. Pemeliharaan dan Pengadaan Gedung
Dalam usaha untuk pemeliharaan dan pengadaan gedung, DPP bekerja
sama dengan Tim Pembangunan, yaitu Sr. Victoria dan Sr. Ernestine, se-
bagai perpanjangan tangan DPP. Peran dan fungsi Tim Pembangunan
antara lain mengadakan pengecekan dengan melihat secara langsung
realitas bangunan, agar dapat mengetahui dan menentukan prioritas ke-
butuhan. Anggaran bangunan yang diajukan dari komunitas dan unit
karya dikritisi dengan cermat. Bangunan dan pemeliharaan tidak hanya
mempertimbangkan soal model dan bentuk yang tampaknya menarik,
tetapi kami berusaha untuk memikirkan dan memperhatikan segi
artistik bangunan dengan ciri khas Kongregasi SPM, (Bdk. Kep. Kap.
Prov. 2010, hal. 58, no. 5), terutama juga mempertimbangkan kondisi
keuangan Provindo.
Selama periode 2010-2016, ada beberapa bangunan gedung baru yang
dibuat dan beberapa perbaikan gedung dan bangunan, karena dalam
kondisi yang sudah tua dan perlu untuk diperbaiki demi keselamatan.
Data renovasi dan bangunan gedung, terlampir.
1.1.3. Fonds Kesehatan
Sebagai kaum religius kita perlu terus-menerus belajar untuk menjadi
miskin, dan meninggalkan diri kita sendiri. Kita belajar untuk berbagi
dengan mereka yang membutuhkan, menyentuh tubuh Kristus yang ha-
dir dalam diri sesama yang lemah. (Bdk. Sukacita dalam panggilan, T.
Krispurwana Cahyadi hal. 86). Sebagai salah satu bentuk untuk mewu-
judkan spiritualitas SPM dan menolong saudara-saudari yang membutu-
kan pertolongan untuk biaya kesehatan. Maka dibentuklah Fonds Kese-
hatan, untuk menolong sesama yang sangat membutuhkan biaya kese-
hatan namun tidak mempunyai jalur/ tidak mempunyai hubungan kerja
279 | P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 6 – 2 0 1 0
dengan SPM. Kelompok kerja Fonds Kesehatan berusaha untuk melaya-
ni sesama sebagai saudara yang membutuhkan bantuan biaya kese-
hatan. Melalui pelaksanaan kegiatan Fonds Kesehatan menumbuhkan
semangat bela rasa dan belas kasih bagi sesama dalam pelayanan kita.
1.1.5.1. Rekomendasi
Pentingnya kaderisasi Sie Kepegawaian.
Pembinaan secara terprogram bagi para pegawai/ mitra karya.
1.2. Sekretariat
Untuk terus mengembangkan sikap kolegialitas setiap pribadi, diperlukan ko-
munikasi yang diperlihara dengan baik. Kita tetap saling berhubungan dengan
cara-cara yang sesuai, untuk membiarkan diri semakin diilhami oleh spirituali-
tas kita, yang terutama diarahkan kepada cara hidup bersama yang baru, ber-
pusatkan kesamaan martabat manusia sebagai citra Allah. (Bdk. Statuta hal. 30,
no. 30.1).
Maka, di jaman ini dirasa penting dan mendesak peningkatan berkomunikasi
dengan sikap saling proaktif dan kreatif, kemampuan berbahasa asing (khusus-
nya bahasa Inggris & Belanda), budaya membaca dan menulis, pengelolaan dan
penggunaan website Kongregasi, dan sikap kritis-selektif mempergunakan sa-
rana komunikasi sosial. Namun penting disadari bahwa sarana komunikasi so-
sial tidak menggantikan sikap dasar berkomunikasi yang harus ada pada setiap
anggota persekutuan. (Ker. Kep Kapitel Provindo 2010 bag. Komunikasi no. 1).
Bagi DPP, komunikasi yang lancar dan efektif menjadi unsur penting yang me-
nentukan dalam pelayanan dan tanggung jawab mengemudikan Provinsi. Da-
lam semangat kolegial dan dijiwai spiritualitas SPM, DPP mengadakan komuni-
281 | P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 6 – 2 0 1 0
kasi timbal balik antaranggota DPP, dengan Sekretaris dan staf, dengan Eko-
nom dan staf, dan dengan para Pimpinan Komunitas. Dalam upaya membangun
dan meningkatkan komunikasi dalam berbagai bidang, DPP bekerja sama de-
ngan seluruh Komisi SPM Provindo, berupaya menyediakan sarana dan ruang
bagi anggota agar dapat mengkomunikasikan ide dan wawasannya secara ter-
buka. DPP dalam kerja sama dengan Komisi Sekretariat melanjutkan dan meng-
optimalkan komunikasi tertulis, melalui Berita Pusat Provindo, surat-surat DPP
intern dan ekstern, majalah ”Equalitas”, dokumentasi Provindo dan Blog
Provindo. Berbagai pertemuan dalam komisi/ pokja/ tim, juga melalui sarana
media komunikasi yang disediakan, menjadi ruang dan tempat bagi setiap
pribadi untuk berjumpa, berbagi dan berkomunikasi. Komunikasi dan dialog
yang terbuka dan bermartabat di antara kita, menumbuh kembangkan rasa di-
miliki dan memiliki, memperkuat relasi persaudaraan, dan mengembangkan
kualitas pribadi dan perutusan Kongregasi.
DPP juga mengadakan komunikasi intensif secara lisan dan tertulis dengan pa-
ra suster DPU, DP Nederland dan DP Regio Malawi. Melalui laporan dwiwulan,
surat menyurat, dan kartu ucapan yang secara rutin saling kami bagikan, mem-
buat kami belajar dan saling memahami kondisi dan keprihatinan masing-ma-
sing Provinsi/ Regio dan semakin sehati sejiwa dalam relasi persaudaraan se-
bagai anggota Kongregasi SPM Amersfoort. Dalam menjalin komunikasi inter-
nasional ini kami sangat terbantu dengan kinerja Sekretaris dan staf dan makin
banyaknya suster yang mampu berbahasa Inggris.
1.2.1.3. Rekomendasi
Spiritualitas SPM agar selalu menjiwai setiap rencana, langkah dan ge-
rak bersama sebagai Komisi, sehingga setiap pribadi mendapat ruang
untuk mengeksplorasi talenta, memberikan kontribusi yang berharga,
bersemangat magis, kolaboratif dan apresiatif.
Setiap pribadi SPM perlu melatih ketrampilan dan kedisiplinan ber ‘dis-
cernment’ dalam menggunakan sarana komunikasi modern, sehingga in-
formasi yang diupdate dan disharingkan sungguh mendukung dalam
proses pembinaan dan transformasi menjadi wanita religius SPM.
Menumbuh kembangkan ‘sense of belonging’ para suster SPM terhadap
media komunikasi intern, sehingga muncul sikap proaktif untuk berbagi
harta rohani melalui Equalitas dan blog Provindo.
Pentingnya jumpa Komisi secara periodik untuk bersama merencana-
kan program, mengadakan evaluasi, penyegaran dan peningkatan pro-
fesionalitas masing-masing pokja.
Untuk kepentingan komunikasi internasional, perlu melanjutkan dan
meningkatkan ketrampilan berbahasa asing khususnya bahasa Inggris
dan Belanda.
285 | P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 6 – 2 0 1 0
Pentingnya mengupayakan tempat untuk pengembangan museum yang
representatif, sehingga berdaya dampak lebih efektif bagi pewartaan
spiritualitas dan kharisma Kongregasi SPM.
286 | P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 6 – 2 0 1 0
BAB XII
INTERNASIONALITAS
(Bdk. Lap. Ev. DP Provindo 2010-2016)
KEROHANIAN INTERNASIONALITAS
KEPUTUSAN KAPITEL SPM PROVINDO 2010-2016
TENTANG INTERNASIONALITAS:
Menugasi Dewan Pengurus SPM Provindo Probolinggo dan Samarinda periode
2016-2022 untuk menjabarkan Keputusan tersebut ke dalam Rencana Strategis
dan Aksi Nyata.
Ditetapkan di Probolinggo
Pada tanggal
Anggota Kapitel SPM
Sebagai upaya untuk membangun ikatan kesatuan para suster Nederland,
Indonesia dan Malawi, Provinsi Indonesia mendukung keputusan Kapitel Umum
2010 dengan terlibat aktif dalam kegiatan-kegiatan internasional Kongregasi yang
sudah diprogramkan dan dikoordinir oleh Dewan Pengurus Umum.
Dalam mewujudkan internasionalitas Kongregasi, kami mengacu pada kepu-
tusan Kapitel Umum 2010 yang menekankan visi internasionalitas Kongregasi, bah-
wa “Setiap suster adalah bagian dari keseluruhan Kongregasi, dalam mana ada ke-
satuan dalam penghayatan spiritualitas kesamaan martabat manusia sebagai citra
Allah. Penghayatan spiritualitas ini secara nyata terus menerus diwujudnyatakan
dalam hidup sehari-hari.” (Keputusan Kapitel Umum 2010 hal. 1)
Dalam kepengurusan DPP periode 2010-2016, kami terlibat ambil bagian da-
lam mengembangkan pemahaman melalui pendalaman visi internasionalitas dengan
melaksa-nakan berbagai kegiatan yang sudah diprogramkan, antara lain:
Laporan keuangan tahunan dari masing-masing provinsi/ regio dan dari De-
wan Pengurus Umum dan membahas prognose untuk lima tahun ke depan.
Memberikan advis kepada DPU terkait dengan kebijakan keuangan.
293 | P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 6 – 2 0 1 0
BAB XIII
ANEKA PERISTIWA KONGREGASI DALAM PERIODE 2010-2016
DI LUAR PELAKSANAAN PROSES KAPITEL
1.1. Pengantar
Di Indonesia, Kongres Ekaristi pertama kali terse-
lenggara pada tanggal 29-31 Juli 1939 di Yogyakarta.
Kongres Ekaristis bertujuan merayakan syukur atas
izin resmi dari Kerajaan Mataram mengenai pewar-
taan Injil secara bebas di Yogyakarta. Kongres Eka-
risti berikutnya baru terlaksana di Keuskupan Agung
Semarang pada tahun 2008 di Ambarawa yang ber-
tema “Ekaristi, Berbagi Lima Roti dan Dua Ikan”.
Dalam rangka merayakan Hari Ulang Tahun Kongre-
gasi Para Suster Santa Perawan Maria dari Amers-
foort ke-190, provinsi Indonesia akan mengadakan
Kongres Ekaristi I. Kongres Ekaristi I ini merupakan
salah satu implementasi tema keputusan kapitel umum “Moving on in one
spirit” dan kapitel Provinsi “Menuju Masa Depan Penuh Harapan”. Maka
Kongres Ekaristi SPM I mengangkat tema: “Melangkah bersama dalam gerak
yang sama.” Tema ini diangkat dengan harapan melalui Kongres Ekaristi ini se-
luruh tubuh Kongregasi digerakkan oleh Roh yang satu dan sama untuk mene-
ruskan perjalanan hidup membangun persekutuan hidup baru, yang pusatnya
kepenuhan kesamaan martabat manusia sebagai citra Allah. Tujuan tersebut
hanya mungkin terwujud jika para Suster SPM sungguh-sungguh menyatu dan
mengakar dengan Kristus Sang Kepala sebagaimana diteladankan oleh Santa
Perawan Maria, St. Julie Biliart, Pater Mathias Wolff dan para pendiri Kongre-
gasi. Supaya misi tersebut dapat berdaya guna dan efektif menjawab kebutuhan
jaman ini, diperlukan komitmen yang kuat untuk menghayati makna, tempat
dan peran sebagai suster Santa Perawan Maria.
Kongregasi SPM Amersfoort Provinsi Indonesia kini mengemban tugas sebagai
tumpuan kongregasi, sementara itu provinsi sedang dalam proses penataan di
segala bidang. Inilah panggilan untuk menjalankan misi Bapa. Untuk itu diper-
lukan para utusan yang mampu hidup dalam kebenaran, kejujuran dan ketulus-
an, memiliki keyakinan akan tujuan hidupnya dan memiliki hubungan yang
intim dengan Bapa. Oleh karenanya ia berani bertindak tegas dan berkemauan
keras untuk mengusir sumber ketidakberdayaan manusia, memiliki kesehatan
batin sebagai kekuatan yang terpancar dari dalam, kualitas kedekatan dengan
294 | P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 6 – 2 0 1 0
Allah dan penuh pengharapan. Kualitas kedalaman hidup sebagaimana disebut
di atas akan semakin bertumbuh jika hidup kita berpusat pada Ekaristi.
Dalam Konstitusi Kongregasi Para Suster Santa Perawan Maria dari Amersfoot
hal. 39, no. 1 dikatakan “Untuk mengungkapkan hidup doa kita, sedapat mung-
kin kita merayakan Ekaristi tiap hari. Dalam perayaan itu kita menghadap Allah
dengan kebutuhan dan penderitaan dunia. Kita bersyukur atas kesetiaanNya
yang membebaskan kita. Kita menempatkan hidup kita sekali lagi di dalam te-
rang Yesus yang menghampakan diri dengan rupa seorang hamba”. Sebagai
ungkapan hidup dalam persekutuan dan kerinduan kita akan langit baru dan
bumi baru kita acap kali berkumpul untuk berdoa bersama, mendengarkan sab-
da, merayakan Ekaristi, menerima sakramen tobat dan pendamaian (hal. 29, no.
7). Dalam segala situasi kita mengembangkan kehidupan yang tersembunyi
bersama Kristus dalam Allah yang menjadi sumber serta dorongan untuk
mencintai sesama demi pembangunan Gereja (Bdk. Kep. Kap. Prov. hal. 23 no.
5). Sebagaimana Kristus datang untuk membagikan hidup-Nya dan menyatakan
diri-Nya satu dengan mereka yang tersingkir, demikian juga kiranya kesatuan
intim dengan Yesus dalam Ekaristi ini dapat menghasilkan buah bagi saudari-
saudara kita yang memerlukan uluran kasih. Kasih itu secara nyata akan diwu-
judkan dengan mengusahakan Fond Study dan Fond Kesehatan. “Kita membak-
tikan diri kepada kebahagiaan hidup manusia dengan berusaha melaksanakan
karya belas kasih rohani dan jasmani. Sesuai dengan tradisi kita terutama ber-
karya di bidang pembinaan dan pendidikan (Kons. hal. 75, no. 2). Untuk itulah
direncanakan KONGRES EKARISTI KONGREGASI SPM.
297 | P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 6 – 2 0 1 0
PENDAHULUAN
3.5. Julie Billiart, Wanita Sederhana Berjiwa Pemberani Dan Kaya Akan
Kharisma.
Memahami, Mendalami Beberapa Semangat/ Kharisma Yang Ada Dalam Diri
Julie Billiart.
3.5.1. BERJIWA SEDERHANA
Pemahaman tentang Tuhan sebagai Tuhan yang Mahabaik dan sebagai
Bapa adalah akar dari kesederhanaan Julie.
Karunia dasar dan asli dari Julie Billiart ialah perasaan yang kuat akan
kebaikan Tuhan sebagai Bapa. Bapa yang mewahyukan diri-Nya sebagai
yang baik dalam hidup dan karya Julie Billiart di sepanjang hidupnya,
dalam segala situasi, tempat dan waktu.
Kebaikan itu tidak rumit, langsung, terbuka secara tulus, tidak sekedar
basa-basi; menurut pengertian yang dalam, kebaikan itu sederhana ka-
rena kebaikan itu adalah Tuhan sendiri.
Mengutip pengalaman para pendahulu SPM: Kesederhanaan Julie yang
menawan itu, mendorong setiap orang untuk bersikap hormat, men-
300 | P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 6 – 2 0 1 0
cintai dan percaya kepadanya. Seluruh penampilannya sederhana, tidak
menyolok; wajar, penuh keramahan, menghindari kekerasan dan ber-
usaha/ hening, tanpa banyak bicara.
Konkretnya dia melaksanakan tugasnya dengan tenang dan sikapnya
selalu sama, tidak mencari pujian, hormat, tanpa memerhitungkan di-
hargai atau tidak.
“UNTUK TUHAN SAJA“ (SOLI- DEO)
305 | P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 6 – 2 0 1 0
4. SEMINAR ANTROPOLOGI/ MISIOLOGI MULAI JULI 2016
313 | P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 6 – 2 0 1 0