Anda di halaman 1dari 313

A

PERKEMBANGAN TAHUN
2001 - 2006

P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 1 – 2 0 0 6 |1
2|P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 1 – 2 0 0 6
BAB I
INTERNASIONALITAS KONGREGASI SPM

Internasionalitas Kongregasi SPM adalah sikap kesatuan dengan semua Suster


SPM dari berbagai negara dan kultur budaya. Sikap ini dihayati dalam ke-
bersamaan Spiritualitas Kesamaan Martabat Manusia sebagai citra Allah.
(Keputusan Kapitel Umum 1994, hal. 2)

Kongregasi SPM terdiri dari Provinsi Nederland, Provinsi Indonesia dan Komi-
si Koordinasi Malawi (Komunitas-Komunitas di Malawi di bawah perhatian Dewan
pengurus Umum).
Ketiga Negara membangun ikatan kerja sama/ hubungan satu sama lain seba-
gai Kongregasi atas dasar Tradisi dan Spiritualitas Kita, yang diungkapkan dalam
Konstitusi bab Persekutuan halaman 23 sebagai berikut:
“Lambat laun kita menjadi saudara satu sama lain dan mempertaruhkan diri
untuk suatu persekutuan hidup baru. Tempat manusia saling dikenal sebagai
saudari dan saudara“

Sebagai Kongregasi Internasional, Kongregasi SPM Provindo di bawah pimpin-


an Dewan Pengurus Umum (DPU). Yang berpusat di Amersfoort, Nederland.

Dalam mewujudkan Internasionalitas, Dewan Pengurus Provinsi Indonesia


berusaha melaksanakan Keputusan kapitel Provinsi tahun 2000:
1. MEMBANGUN KERJA SAMA INTERNASIONAL DENGAN MENGIKUTI PERTE-
MUAN-PERTEMUAN INTERNASIONAL YANG DIADAKAN DEWAN PENG-
URUS UMUM (DPU):
1.1. Pertemuan Badan Musyawarah Umum (BMU) Dan Pembinaan Para De-
wan Pengurus/ Ko-Ko (=Komisi Koordinasi).
Pertemuan Badan Musyawarah Umum sebagai Pertemuan DP Bersama 3
wilayah (Nederland-Indonesia dan Malawi) untuk bersama-sama MENJABAR-
P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 1 – 2 0 0 6 |3
KAN HASIL KEPUTUSAN KAPITEL UMUM 2000 dalam terang Spiritualitas
Kongregasi.
Bersama-sama para DP dan KO-KO (=Komisi Koordinasi), mencari jalan keluar,
bagaimana mereka dalam terang spiritualitas itu, dapat melaksanakan tugas
kepengurusan yang di percayakan kepada mereka masing-masing.
Bagaimana memberi isi dan bentuk sebaik mungkin kepada perutusan masa
kini, baik perutusan dalam Kongregasi maupun keluar, dengan memperhatikan
situasi khusus setiap negara.
Kemudian membuat kesepakatan-kesepakatan bersama untuk diwujudkan
sebagai kebijakan-kebijakan di wilayah masing-masing. Selain itu diupayakan
bagaimana mereka dapat meningkatkan kesatuan dan persatuan dalam Kong-
regasi sebagai SPM.
Selama periode Kepengurusan tahun 2000-2006 diselenggarakan BMU 3 kali
yakni:
 Badan Musyawarah Umum ke-1 : 06-17 Agustus 2001
 Badan Musyawarah Umum ke-II : 04-15 Agustus 2003
 Badan Musyawarah Umum ke-III : 01-13 Agustus 2005
(Bdk. Laporan Pert. Jawaban & Pelaksanaan Kepengurusan DPP 2000-2006)

1.2. Pertemuan Komisi Keuangan Umum


Sejak tahun 2001 Komisi Keuangan Umum (KKU) mengadakan pertemuan dua
(2) tahun sekali, bersamaan dengan pertemuan BMU.
KKU beranggotakan Ekonom umum, Ekonom Provinsi dan Ekonom KO-KO
(=Komisi Koordinasi) didampingi oleh para anggota Penasehat Ekonomi
Umum.

4|P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 1 – 2 0 0 6
1.2.1. Dalam periode kepengurusan 2000-2006, pertemuan KKU belangsung
tiga (3) kali yaitu:
 Tanggal 26, 27, 30 Juli 2001
 Tanggal 23-25 Juli 2003
 Tanggal 18-21 Juli 2005
1.2.2. Anggota KKU dan Pendamping mengalami bahwa laporan dari Komisi
KKU dari waktu ke waktu semakin transparan, sehingga Kongregasi
dapat menyikapi bagaimana bergaul dengan Tertib Administrasi dan
keuangan.
1.2.3. Berhubung modal kerja DPU sebagian berasal dari Solidaritas Provinsi
Indonesia, maka kitapun hendaknya menjadi kritis untuk pengadaan
berbagai pertemuan Internasional.

1.3. Pertemuan Internasional Bagi Para Suster Yang Bertugas Dalam


Pembinaan

Pertemuan Internasional bagi para pembina dan perwakilan dari para anggota
DPP/ Ko-Ko diprogramkan akan berlangsung pada 03-07 Desember 2001, di
Bali, Indonesia. Pertemuan ini gagal karena adanya peristiwa bom Bali I, yang
menyebabkan para DPP/ Ko-Ko dari luar Indonesia takut menghadirinya.

Pertemuan baru dapat diselenggarakan pada tanggal 02-13 Agustus 2004, di


Conferentie Centrum Ter Eem, yang dihadiri oleh Tim Pembina Provinsi dan
DPP pemerhati yaitu: Sr. M. Irma, Sr. M. Christa, Sr. M. Fransita, Sr. Theresien
M., Sr. M. Dionysia, Sr. Cecil Marie, Sr. M. Yulita M. Dan Sr. M. Yuli.

Pertemuan para Pembina tersebut sangat besar artinya. Sebab dalam pertemu-
an itu terjadi penjernihan dan pemahaman akan arah pembinaan yang didasar-
kan pada konstitusi kita. Dengan demikian kita saling memberi kepercayaan
akan proses pembinaan yang terjadi di Provinsi/ Regio masing-masing.

Khusus bagi Provinsi Indonesia:

P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 1 – 2 0 0 6 |5
 Dalam pertemuan yang berlangsung 02-13 Agustus 2004, ditemukan ber-
sama bahwa menggali kekuatan-kekuatan yang dimiliki setiap pribadi Sus-
ter akan menjadi “batu pijak” dari setiap pembinaan.
 Pertemuan tersebut sangat cocok dengan Spiritualitas Kesamaan martabat
manusia sebagai citra Allah yaitu:
o Bahwa setiap pribadi diberi kemampuan oleh Allah untuk bertumbuh
kembang dengan kekuatan-kekuatan yang dianugerahkan kepada
masing-masing pribadi.
o Oleh karena itu kelonggaran untuk tumbuh kembang perlu diciptakan
agar pertumbuhannya seimbang.
o Pengalaman pembinaan itu meneguhkan para pembina untuk mengusa-
hakan keseimbangan bagi dirinya sendiri, maupun usaha menciptakan
keseimbangan bersama para postulan/ novis/ yunior.
o Pengalaman itu juga, melengkapi usaha para pembina dalam menyem-
purnakan program pembinaan dalam setiap tahapannya.

1.4. Pertemuan-Pertemuan Lain Dalam Bidang Pembinaan


1.4.1. Pertemuan Internasional Para Suster 50+
Tanggal 12-29 Agustus 2002, peserta dari Provinsi Indonesia terdiri
dari:
Sr. M. Magda, Sr. M. Yosephine, Sr. M. Luciana, Sr. M. Damiana, Sr. M.
Fransiska, Sr. M. Yohanna, Sr. M. Elisa, Sr. M. Sylvia, Sr. M. Martha.

Dalam evaluasinya terungkap bahwa ke-delapan Suster tersebut yang


untuk pertama kali mengalami pembinaan Internasional merasa sangat
bersyukur dan menyimpan pengalaman itu sebagai kekayaan, sebagai
buah-buah pembinaan Internasional.
6|P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 1 – 2 0 0 6
1.4.2. Pertemuan Internasional Pimpinan Komunitas 01-12 Maret 2004
Peserta pertemuan Pimpinan Komunitas dari Provinsi Indonesia ialah:
Sr. M. Yohani, Sr. M. Pauline, Sr. M. Cecilia, Sr. M. Martina, Sr. M. Vincenta,
Sr. M. Anita, Sr. M. Monika.

Dalam pembinaan itu pada umumnya para peserta memperoleh kesadaran


baru setelah mengalami pembinaan. Tantangannya ialah bagaimana kesadaran
baru itu dipelihara, baik oleh para peserta maupun oleh Provinsi. Khususnya
pengalaman napak tilas ke Cuvilly, Perancis (tempat asal Ibu juli Billiart), yang
dirasa sangat berkesan.

2. TUKAR-MENUKAR SUSTER DENGAN TUGAS TERTENTU ATAU STUDI


SELAMA WAKTU TERTENTU ANTARA LAIN MEMBANTU REGIO MALAWI
(Bdk. Buku Sejarah Kongregasi di Indonesia 1926-2001 halaman 198)

PERWUJUDAN INTERNASIONALITAS PROVINSI INDONESIA ADALAH


sebagai berikut:

2.1. Membantu Regio Malawi Dengan Mengutus Sr. M. Monique dan Sr. M.
Venantia Ke Malawi (Bdk. BMU 2001, hal. 29-30, Lap. Zr. Annette Schoon).
Untuk tahap pertama:
 Mereka berangkat dari Indonesia 30 Oktober 2001 menuju Belanda dan bu-
lan Nopember 2001 berangkat ke Malawi.
 11 Pebruari sampai dengan awal Maret 2003 diadakan evaluasi. Mereka me-
nyatakan diri kerasan tinggal di Malawi. Ko-Ko dan para suster Malawipun
menerima mereka.
 Nopember 2003 kedua Suster itu cuti dan kembali lagi ke Malawi untuk
tahap kedua.
P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 1 – 2 0 0 6 |7
 25 Juni 2004, Sr. M. Valeria berangkat ke Malawi melalui Belanda, menam-
bah jumlah misionaris Indonesia di Malawi.
 Agustus 2005, DPP mengevaluasi keberadaan mereka bertiga bersama Ko-
ko Malawi. Mereka merasa senang dengan kehadiran dan keterlibatan ketiga
Suster yang mengembangkan Malawi dan berharap keberadaan ketiga
Suster dipertahankan.
Tugas Ketiga Suster Indonesia di Malawi saat itu sebagai berikut:
 Sr. Monique dipersiapkan mengganti Sr. Melania mengurus fonds Sosial.
 Sr. Venantia membantu di asrama Jacaranda dan akan dipersiapkan untuk
tugas lain.
 Sr. Valeria dipercaya menjadi Pimpinan Komunitas Bangula.
Mereka bertigapun merasa kerasan mengabdikan diri membantu Regio Malawi.

2.2. Mengutus Sr. Eduarda Krans ke Belanda untuk belajar merawat orang tua
dari awal Oktober sampai dengan akhir Desember 2001.
Sepulang dari Nederland Sr. Eduarda tinggal di Probolinggo dan bertugas mem-
beri perhatian kepada orang tua, terutama yang sakit. Namun karena kondisi
kesehatan Sr. Eduarda sendiri kurang baik, maka tugas tersebut dilaksanakan
dengan bekerja sama dengan Pimpinan Komunitas dan Tim di Probolinggo.

3. MENINGKATKAN KOMUNIKASI INTERNASIONAL

Usaha untuk meningkatkan budaya komunikasi Internasional dilakukan


melalui:
 Laporan Dwiwulan.
 Berita Pusat yang dikirim kepada DPU dan para mantan misionaris yang
pernah di Indonesia.
 Sarana-sarana lain dimanfaatkan sangat terbatas karena adanya kendala
bahasa.
 Usaha belajar bahasa Inggris sebagai sarana komunikasi kurang berhasil.

8|P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 1 – 2 0 0 6
4. KERJA SAMA DENGAN DPU DAN KELOMPOK PENGGERAK
DPP Indonesia bekerja sama dengan “Kelompok Penggerak” dalam urusan Yuri-
dis-Ekonomis. Dalam usaha tertib administrasi keuangan, kerja sama ini sangat
dibutuhkan DP Provinsi. Sesuai Keputusan Kapitel Provinsi tahun 2000:
 Menugaskan DPP bekerja sama dengan DPU dan Kelompok Penggerak.
Meneruskan usaha menindaklanjuti diselesaikannya urusan Perkumpulan
Santa Perawan Maria”.
 Pertemuan dengan kelompok Penggerak, yang diwakili oleh Sr. Afonsa, Sr.
Felisita dan Sr. Beata berlangsung pada bulan Desember 2001.
 Pada kesempatan itu DPP memikirkan bersama, jalan keluar dengan men-
cari informasi sebanyak mungkin, memertimbangkan masak-masak kebi-
jakan yang akan ditempuh Provinsi dalam mengantisipasi adanya undang-
undang Yayasan.
 Hasil kerja sama ini nampak antara lain dengan tersusunnya “Hubungan
finansial antara perkumpulan SPM dengan Perkumpulan Dharmaputri dan
Perkumpulan SPM dengan Badan Sosial”.

5. VISITASI DEWAN PENGURUS UMUM

5.1. Dewan Pengurus Umum mengadakan Visitasi Dinas ke Provinsi Indonesia


dua kali:
5.1.1. VISITASI KE-I: 28 September-20 Desember 2002
Kunjungan DPU ke komunitas-komunitas dimulai 02 Oktober 2002.
Dalam kunjungan ini DPU memberi kesan bahwa pada umumnya situasi
komunitas dapat dikatakan baik. Sebagian besar merasa kerasan dalam
dirinya sendiri, dalam komunitas dan dalam tugas yang dipercayakan
kepada mereka.
P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 1 – 2 0 0 6 |9
5.1.2. VISITASI ke-II: 01 September-19 Oktober 2004
DPU Tidak berkunjung ke komunitas-komunitas, melainkan mengada-
kan pertemuan Regio.

5.2. Tujuannya antara lain:


Menampung prakarsa-prakarsa untuk mempersiapkan BMU 2005 dan kapitel
Provinsi 2006. Dalam regio-regio para suster mengumpulkan usul, saran, pen-
dapat yang kemudian diteruskan kepada DPP untuk menjadi butir perhatian
DPU. Juga mengadakan pertemuan dengan: Ekonom Provinsi, Pengurus Badan
Sosial, Pengurus Perkumpulan Dharmaputri, Anggota Perkumpulan, Pembina
Provinsi, Para Pimpinan Komunitas, Dewan Pengurus Provinsi dan para pem-
bimbing Dewan Pengurus Provinsi Indonesia.

10 | P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 1 – 2 0 0 6
BAB II
PERSEKUTUAN

Persekutuan Religius kita berakar dalam Sejarah Allah dan manusia (Konst.
halaman 21). Diilhami oleh Konstitusi kita, Kita membangun hidup persekutuan
sebagai keluarga Religius dengan semangat persaudaraan.

“Lambat laun kita ingin menjadi saudari satu sama lain dan mempertaruhkan diri
untuk suatu pesekutuan hidup baru, tempat manusia saling dikenal sebagai
saudari dan saudara”. (Konstitusi halaman 23)

1. BENTUK HIDUP PERSEKUTUAN

 Kita tidak mengenal hidup seorang diri (alleen wonende).


 Dengan alasan yang dapat dipertanggungjawabkan, mengijinkan Suster ting-
gal di luar komunitas, namun tetap menjadi anggota salah satu komunitas
Suster SPM (Konst. hal. 33 No. 12).

2. PEMBINAAN HIDUP PERSEKUTUAN/ KOMUNITAS

2.1. Pembinaan Komunitas diarahkan kepada mutu hidup Pribadi:


 Lewat kegiatan-kegiatan Tim Pembina Provindo mengusahakan terbentuk-
nya pribadi religius SPM dewasa.
 Dewan Pengurus Provinsi (DPP) melalui kunjungan komunitas maupun da-
lam pertemuan regio-regio berusaha menekankan pentingnya “mutu hidup
religius”.
 Dalam Pertemuan Pimpinan Komunitas (PIKO) dengan Nara Sumber (Dr.
Limas tahun 2002), mendalami kualitas hidup (biopsikospiritual); dan
“Konseling berpusatkan relasi”. Tujuannya untuk pertumbuhkan mutu
hidup pribadi.
 Melalui Visitasi DPP Ke-I di tahun 2002:
DPP mengajak para suster mendalami tema: “Visi Hidup Religius Masa Kini,
di sini dan sekarang”. Juga pada kesempatan itu membahas hal-hal yang ber-
hubungan dengan persahabatan dan keseimbangan hidup.
 Dengan kesadaran baru yang berkembang dalam pendalaman “Visi-misi
hidup religius masa kini, di sini dan sekarang”, dilanjutkan dengan mengajak
para Suster dalam setiap komunitas menggali visi-misi hidup komunitasnya.
Di dalamnya kita bersama menemukan Buah-buahnya adalah keterlibatan
setiap pribadi dalam membangun hidup persekutuan dan mengintegrasi-
kannya ke dalam karya perutusan.
P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 1 – 2 0 0 6 | 11
 Kemudian kita bersama menyadari bahwa mutu perutusan ditentukan oleh
mutu hidup pribadi. Mutu hidup pribadi dibentuk dan berkembang di
tengah komunitas religius dengan segala kegiatan religiusitasnya.
 Di sana menjadi nyata bagi setiap pribadi, bagaimana bergaul dengan perbe-
daan dan konflik yang tidak merusak persaudaraan. Bergaul dengan kete-
gangan tanpa menjadi tegang, sehingga ada keseimbangan yang menyubur-
kan.
 Dari menggali visi-misi komunitas, dilanjutkan dengan merumuskan visi-mi-
si perutusan masing-masing. Visi-misi perutusan setiap kali dievaluasi dan
diperbaharui (Ibid).
 Visitasi DPP ke-II, Oktober-Desember 2005. mendalami tema “Energi
Hidup Dalam Perziarahan Menuju Allah” dan meningkatkan kesadaran akan
kekuatan-kekuatan yang dimiliki para Suster sebagai pribadi yang bertang-
gung jawab terhadap masa depan Kongregasi. Sebagai bahan pendalaman
diambil dari (Dok. Gereja “Bertolak Segar dalam Kristus bagian ke-III: yaitu
“Hidup Rohani Di Tempat Pertama” dan dari Novo Milenium Ineunte,
halaman 20-21, tentang energi-energi baru).

Pengalaman mendalami tema tersebut:


Kita memperoleh kekuatan untuk menghadirkan kasih Kristus di tengah umat
manusia dan terinspirasi oleh teladan Maria, wanita hidup bakti pertama, yang
terbuka terhadap Roh dan pemberian diri secara total, mengandung dan
melahirkan Kristus bagi dunia.
Kita menemukan kekuatan-kekuatan yang dianugerahkan Allah dan menjadi-
kannya kekuatan untuk membangun Provinsi SPM Indonesia di masa kini dan
mendatang.

2.2. Pendalaman “Persahabatan”


Sebagai salah satu aspek hidup persekutuan telah didalami dalam Visitasi DPP
yang pertama dalam konteks “Visi hidup religius saat ini, di sini dan sekarang”.
Dilanjutkan dalam pertemuan-pertemuan Bina Lanjut, misalnya dalam perte-
muan dengan Rm. Martino Sardi OFM dengan tema: ”Azas Hidup Religius dan
problematiknya”. Di sana persahabatan antar sesama Suster dan sesama reli-
gius juga mendapat perhatian.

2.3. Meningkatkan Usaha Mencari Keseimbangan


Untuk memberi perhatian kepada diri sendiri, sesama dan Tuhan. Tema ini ba-
nyak dibicarakan baik dalam pertemuan di Provinsi maupun dalam pertemuan-
pertemuan kelompok Internasional, agar diteruskan dalam pertemuan kelom-
pok-kelompok selanjutnya.

12 | P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 1 – 2 0 0 6
2.4. Perhatian Terhadap Komposisi Komunitas
Dalam setiap alih komunitas/ tugas hal ini menjadi perhatian pertama.
Dilakukan lewat komunikasi personal dengan setiap Suster yang akan mema-
suki komunitas baru; dengan pimpinan komunitas yang akan menerima ang-
gota baru. Tujuannya untuk mencapai keseimbangan.
Kita semua mengusahakan, dalam semangat persaudaraan yang semakin tum-
buh kembang dan keterbukaan menerima sesama saudara. Usaha ini membuat
problem yang ditimbulkan oleh komposisi komunitas semakin kecil.

2.5. Pembinaan Pimpinan Komunitas


Tugas utama Pimpinan Komunitas (setempat) ialah bersama dengan asistennya
mengemudikan komunitas dengan melayani seturut semangat Yesus dari Naza-
reth, sebagaimana kita ungkapkan dalam Spiritualitas Kepemimpinan sesuai
dengan kharisma Kongregasi”.
Untuk pengkaderan Pimpinan Komunitas (=PIKO) dilaksanakan dengan:
2.5.1. Mengutus suster Pimpinan Komunitas dan mereka yang dilihat mem-
punyai kapasitas menjadi pimpinn komunitas, untuk mengkuti “Kursus
Pimpinan Komunitas” yang diselenggarakan oleh IBSI.
Selama periode 2000-2006, beberapa Suster telah mengikuti kursus
tersebut:
 Sr. Vita, Sr. Theofila dan Sr. Melani : 08 - 22 Juli 2001
 Sr. Pauline dan Sr. Vincenta : 14 - 28 Juli 2002
 Sr. Agatina dan Sr. Agnes Ning : 11 - 25 Juli 2004
 Sr. Damiana dan Sr. Rosaline : 10 - 14 Juli 2005
2.5.2. Proses Kaderisasi kepemimpinan juga terjadi melalui kursus-kursus
yang diselenggarakan di Pusat Spiritualitas Girisonta:
Kursus Spiritualitas Kepemimpinan Kristiani diikuti oleh:
 Sr. Fransita dan Sr. Rosalia pada 01-30 April 2003
 Sr. Margreeth dan Sr. Bernardine 01 Februari-01 Maret 2004
2.5.3. Seminar Kepemimpinan perempuan dalam rangka Pesta Kongregasi, di-
selenggarakan oleh kelompok Kerja JPIC 22-23 Mei 2004.
2.5.4. Dan berbagai kursus lain yang mendukung Kepemimpinan.

2.6. Pengangkatan Pimpinan Komunitas sesuai dengan masa jabatan yang


ditentukan oleh Komunitas, dengan perkecualian, bila Pimpinan komunitas
yang bersangkutan masih sangat dibutuhkan di tempat di mana dia diutus.
2.7. Perwujudan Komunitas, yang Terbuka Bagi Kebutuhan Gereja Dan Ma-
syarakat Sesuai dengan Tanda-Tanda Jaman.
Dari 31 Komunitas (tidak termasuk Postulat dan Novisiat) keberadaannya me-
nanggapi kebutuhan Gereja dan masyrakat.
P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 1 – 2 0 0 6 | 13
 Komunitas-komunitas yang memiliki karya tradisional (Karya Pendidikan,
Asrama) menanggapi kebutuhan masyarakat dan Gereja (mendidik anak-
anak bangsa).

 Di samping karya tradisional, para Suster masih terlibat dalam karya


paroki dan karya-karya sosial.
 Komunitas-komunitas yang (tergolong masih baru), didirikan dengan
tujuan memenuhi kebutuhan Gereja dan masyarakat:
o Komunitas Prafi (Papua), didirikan memenuhi undangan Gereja untuk
merasul di tengah umat, yang membutuhkan perhatian terhadap kese-
hatan dan pendidikan anak-anak di pedalaman.
o Komunitas Amlapura, didirikan atas undangan Gereja untuk hadir dan
merasul di tengah umat yang baru berkembang, agar hidup iman dan
menggereja mereka diteguhkan. Para Suster juga diharapkan memberi
perhatian terhadap pendidikan agama anak-anak katolik yang keba-
nyakan tidak belajar di sekolah Katolik. Komunitas selain melayani umat
paroki Amlapura, juga umat calon Paroki Klungkung.
Karena meluasnya pelayanan dan besarnya harapan umat, maka sejak
Desember 2005, Sr. Susanna diutus untuk ambil bagian membangun
hidup Persekutuan sebagai anggota komunitas Amlapura dan melayani
umat Amlapura dan di Klungkung.
o Komunitas Surabaya II, didirikan untuk memberi perhatian terhadap
karya Sosial. SPM sedang memikirkan bentuk karya Sosial, yang benar-
benar dirasakan untuk memenuhi kebutuhan umat.
o Komunitas Mangkupalas, didirikan untuk memenuhi harapan gereja
dan masyarakat akan sekolah yang bermutu, yang dikelola para Suster,
yang terbuka melayani anak-anak di daerah itu.

Demikianlah Kongregasi SPM berusaha tanggap terhadap kebutuhan Gereja


dan masyarakat, khususnya di daerah Kalimantan. Dalam periode ini (2001-
2006), SPM juga sudah mendapat undangan berkarya di Keuskupan Ketapang,
Keuskupan Tanjung Selor dan Keuskupan Palangkaraya. Arah ke depan
Kongregasi SPM berencana mempersiapkan Kalimantan menjadi Regio. Namun
Tuhan ternyata mempunyai rencana lain.

14 | P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 1 – 2 0 0 6
BAB III
ANGGOTA ASOSIASI

“Kongregasi kita mengakui adanya anggota yang berasosiasi. Sama seperti kita,
mereka itu mencari Kerajaan Allah dan kebenarannya serta ingin hidup berdasar-
kan inspirasi yang sama. Kita menjalin ikatan untuk bersama-sama menghayati
Spiritualitas, sehingga kita bersama-sama dijiwai olehnya. Bentuk dan isinya
ditentukan oleh masing-masing Dewan pengurus Provinsi/ Regio dan mereka yang
termasuk anggota asosiasi”. (Bdk. Statuta hal. 31)

Menanggapi dinamika kebutuhan gereja terhadap penghayatan hidup religius


bagi saudara-saudari kita yang ingin mencari Kerajaan Allah dan kebenaranNya ser-
ta ingin menghayati Spiritualitas “Hidup Membiara” dalam hidup di luar biara, maka
Kapitel menugaskan Dewan Pengurus Provinsi untuk membentuk KOMISI AD HOK.

1. KOMISI ADHOK INI BERTUJUAN:


 Mempelajari kemungkinan-kemungkinan dibukanya penerimaan “Anggota
Asosiasi”.
 Mensosialisasikan kepada para Suster.
1.1. Komisi Ad Hok terdiri dari 5 Orang Suster ialah:
 Sr. M.Theresien M.
 Sr. M.Frida
 Sr. M.Kristiani
 Sr. Myriam
 Sr. M. Angelita
1.2. Mereka bertugas:
1.2.1. Menyelidiki adakah pribadi-pribadi tertarik untuk menghayati Spi-
ritualitas Suster SPM dengan menggabungkan diri menjadi anggota
Asosiasi dengan:
 Merumuskan siapa “Anggota Asosiasi” bekerja sama dengan DPP.
 Memperkenalkan kepada mereka apa dan siapa anggota Asosiasi
SPM.
 Mengusulkan bentuk dan isi “Anggota Asosiasi kepada DPP”.
 Membicarakan bentuk dan isi tersebut bersama Calon Anggota Aso-
siasi.
1.2.2. Menyusun Kertas Kerja tentang hasil penyelidikannya.
1.2.3. Mensosialisasikan kepada para Suster.
1.2.4. Mengajukan kertas kerja untuk dibicarakan dalam Kapitel Kerja Provin-
si tahun 2006. Hasil penyelidikan mereka akan dilaporkan dalam kertas
P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 1 – 2 0 0 6 | 15
kerja dan akan disampaikan kepada para Suster. Kertas Kerja itu akan
diajukan kepada Kapitel Provinsi untuk diambil keputusan dan kemung-
kinan ditindaklanjuti atau ditiadakan.

16 | P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 1 – 2 0 0 6
BAB IV
PEMBINAAN

PENDAHULUAN

Pembinaan dalam hidup religius adalah suatu aspek dari proses kehidupan yang
panjang dalam diri setiap orang, termasuk dalam perkembangan sebagai seorang
wanita atau pria. Melalui pembinaan ini, “Dengan sikap terbuka dan kritis, kita
berusaha memahami bagaimana gambar Allah dan kerajaan-Nya mendapat
bentuk sebaik dan seindah mungkin dalam diri kita masing-masing dan dalam
semua manusia”. (Konst. bag. pembinaan no. 4)

Para Dewan Pengurus dan Ko-Ko mempunyai tanggung jawab untuk me-
wujudnyatakan visi pembinaan di masing-masing provinsi/ Regio, bukan ha-
nya dalam tahap pembinaan inisial, tetapi juga dalam tahap bina lanjut dalam
konteks masyarakat dan suasana religiusnya masing-masing.
Dalam Kapitel umum 2000, untuk mencapai tujuan pembinaan tersebut
telah ditetapkan 8 (delapan) tema (Lihat Kep. Kap. Umum 2000 no. 4.1-4.8).
Untuk itu Pimpinan Provinsi/ Regio yang bertanggung jawab atas pembinaan,
perlu melaksanakannya dalam program dan menyusun tema-tema sesuai ke-
butuhan untuk masa kini dan keadaan yang khusus; dan dengan sikap terbuka
terhadap apa yang terjadi di dunia dan gereja, dekat maupun jauh.
Berdasarkan Keputusan Kapitel Umum 2000, Provinsi Indonesia mewu-
judkan pembinaan:
1. PEMBINAAN INTERNASIONAL (Bdk. Bab I Tentang Internasionalitas)
Provinsi Indonesia mengikuti pembinaan Internasional seperti telah dijadwal-
kan. Tema-tema pembinaan lebih ditentukan oleh Dewan Pengurus Umum,
namun disesuaikan dengan dinamika Provinsi.

2. PEMBINAAN PADA TINGKAT NASIONAL (PROVINSI)


Pendahuluan
Karena kekhususan di setiap Provinsi/Regio, jumlah Suster, usia dan situasi hi-
dup, maka pembinaan di setiap wilayah sangat berbeda. Berbagi mengenai hal-
hal yang penting dan sikap dasar dari Pembinaan selama Kapitel Umum dan
pertemuan BMU, menghasilkan suatu kenyataan bahwa semua Dewan Peng-
urus/ Ko-Ko menekankan pentingnya pembinaan yang akan menolong para
Suster untuk mengembangkan: kedewasaan, wanita religius, yang menya-
dari kemungkinan-kemungkinan dan bakat-bakatnya dan bagaimana hal
P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 1 – 2 0 0 6 | 17
ini dapat menjadi sarana yang berguna dalam mencapai kualitas hidup
dan karya perutusan.
Dengan memperhatikan isi Pendahuluan tersebut sehubungan dengan Pem-
binaan Nasional Kongregasi SPM, maka arah pembinaan Provindo digali dari
Konstitusi dan Statuta SPM, Keputusan Kapitel Umum tahun 2000, Keputusan
Kap. Provinsi 2000 dan Badan Musyawarah Umum (BMU 2001, 2003 dan
2005) dan dokumen gereja Kitab Hukum Kanonik 1983.

2.1. Program Pembinaan


2.1.1. Pembinaan Aspiran.
Pembinaan para Aspiran dalam provindo, dilaksanakan dengan bekerja
sama dengan Tim Promotor panggilan (TPP) yang dibentuk oleh DPP.
Dalam tugasnya, Tim Promotor panggilan dibantu oleh pendukung Tim
TPP tingkat regio yang dibentuk oleh DPP dalam kerja sama dengan TPP
tahun 2000.
Adanya pendukung TPP karena menyadari keterbatasan manusia dan
juga kesadaran bahwa promosi panggilan adalah tanggung jawab selu-
ruh tubuh kongregasi SPM.
Maka diupayakan adanya jaringan kerja sama antara Tim Promotor
Panggilan, Pendukung Promotor panggilan dan komunitas-komunitas.
Pelaksanaan pembinaan aspiran selalu diakhiri dengan evaluasi tentang
hal-hal yang mendukung, yang menghambat dan yang perlu ditingkat-
kan.

2.1.2. Pembinaan di Postulat-Pra Novisiat.


Masa Postulat adalah masa perkenalan dengan hidup religius dan perio-
de itu berlangsung minimal 6 bulan dan maksimal 2 tahun (Konstitusi
hal. 121, no. 30.1).
Tujuan pembinaan Postulan menekankan pendewasaan dan peng-
integrasian unsur-unsur manusiawi, Kristiani dan Religius. Selain dari
itu membantu calon menemukan dalam dirinya kemampuan dan ke-
sanggupan untuk memilih dengan bebas memasuki masa novisiat.
Sejak tahun 2001 animo postulan SPM cenderung menurun. Diperkira-
kan antara lain karena pengaruh era globalisasi, yang menawarkan ni-
lai-nilai yang tidak selalu sejalan dengan nilai-nilai panggilan membiara;
atau karena kurangnya keterlibatan dan tanggung jawab, kesaksian hi-
dup para Suster sebagai anggota Kongregasi dll.
Pembinaan Postulan oleh Pembimbing Postulan, yang melaksanakan tu-
gasnya sesuai program pembinaan Postulan, yang mengalami perkem-
bangan, perubahan dan penyempurnaan dari tahun ke tahun disesuai-
kan dengan kebutuhan pribadi postulan, tuntutan dan perkembangan
zaman. Misalnya, kalau sebelumnya pengolahan hidup dimulai dengan
18 | P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 1 – 2 0 0 6
Psikogenese, kemudian berubah dengan cara menggali kekuatan-kekua-
tan pribadi; menekankan budaya menghargai diri dan sesama sebagai
pribadi citra Allah; menumbuh kembangkan pribadi semakin menerima
diri dan sesama serta kerasan dengan dirinya dan dalam hidup bersama.
Karena itu Pembinaan Postulan pada saat-saat tertentu pasti dan perlu
mengalami evaluasi.

2.1.3. Pembinaan di Novisiat.

Masa Novisiat merupakan masa permulaan atau tahap inisiasi hidup


religius. Hidup dalam Kongregasi dimulai dalam Novisiat (KHK 646).
Pembinaan bagi para novis lebih menekankan dimensi kontemplatif.
Namun pembinaan Novis tahun pertama, disebut tahun kanonik ber-
langsung 12 bulan, dan dijalani didalam Novisiat oleh Pemimpin Novis
bersama timnya). Sedang pembinaan Novis tahun kedua disebut tahun
experimen, yaitu masa stage (masa latihan/ praktek) dalam komunitas
nyata. Pelaksanaan pembinaan dalam novisiat berdasarkan Program
Novisiat yang telah disetujui disahkan oleh DPU (=Dewan Pengurus
Umum), untuk menyelami cara hidup Suster SPM dan meresapkan
Spiritualitas Kongregasi (Konst. hal. 121 No. 31.1). Materi pembinaan
para novis, diberikan oleh pembina novis dan timnya, serta kerja sama
dengan aneka kelompok dalam Provindo. Ada beberapa materi pem-
binaan novis dilaksanakan bersama dengan para novis Kongregasi lain
yang tergabung dalam Kursus Gabungan Novisiat (KGN) di Keuskupan
Malang. Dalam perkembangan selanjutnya, di samping latihan dan pem-
binaan cara hidup suster SPM dan meresapkan Spiritualitas SPM, para
novis mendapat pembinaan pelatihan kepemimpinan yang mulai di-
praktekkan di Novisiat sebagai wujud kaderisasi Kepemimpinan (bdk.
Lap. Evaluasi DPP 2000-2006).

2.1.4. Pembinaan Yuniorat.


Pembinaan Yuniorat melanjutkan pembinaan yang sudah dimulai di
novisiat. Proses integrasi antara hidup persekutuan, doa dan karya
merupakan proses yang terutama berlangsung dalam komunitas, tem-
pat Yunior berada (bdk. Konst. hal. 126, no. 33.2-33.3).

Para Pimpinan Komunitas dan Pimpinan karya tempat Yunior diutus, ju-
ga menjadi pembimbing para yunior, disamping tim pendamping Yunior
yang diangkat oleh DPP.

Tujuan Pembinaan Tahap Yuniorat berciri Inkorporatif, artinya


masuk ke dalam Tubuh Kongregasi SPM.
P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 1 – 2 0 0 6 | 19
Melalui tahap pembinaan ini, seorang yunior diharapkan terbentuk
menjadi “Pribadi wanita religius SPM dewasa, yang setapak demi seta-
pak menampakkan gambar Allah”
Sebagaimana pembinaan sebelumnya, program maupun pelaksanaan-
nya mengalami perkembangan. Perubahan dan penyempurnaan pelak-
sanaan kegiatan pembinaan terutama terjadi dalam materi dan penyam-
paian. Juga karena pemahaman Spiritualitas dan Konstitusi berkem-
bang. Adanya penyesuaian dengan tingkat perkembangan masing-
masing, situasi angkatan, situasi zaman serta kebutuhan.
Dalam membantu dan mendampingi para Yunior, Tim Pendamping
Yunior telah melakukan kegiatan antara lain pembinaan bagi para
yunior per jenjang, kelompok campuran angkatan, pendampingan pri-
badi, kunjungan ke komunitas-komunitas di mana yunior berada. Dalam
pelaksanaan tugasnya, Tim pendamping Yunior membangun jejaring
antar para pembina (intern Kongregasi dan lintas Tarekat) dan menam-
bah wawasan dengan studi.
Dalam proses pembinaan Yuniorat, saat-saat tertentu diadakan evaluasi
untuk menyadari adanya tantangan dan hambatan; hal-hal apa yang
mendukung, dan perlu ditingkatkan. Semua kegiatan pembinaan diupa-
yakan dalam proses agar para Yunior dapat mencapai tujuan pembinaan
dan akhirnya menjadi matang dalam menentukan pilihan bebasnya
untuk berserah setia seumur hidup.

2.1.5. Pembinaan Tahap Bina Lanjut, disebut pula Pendampingan


Medior-Senior atau Ongoing Formation.
Pembinaan terus-menerus menandai hidup kita sebagai Suster SPM. Tu-
juannya supaya kita sebagai wanita dan religius tetap berkembang dan
dengan tepat menanggapi kebutuhan Gereja dan masyarakat. (Konst.
hal. 65, no. 2; Dok. Kerohanian Kapitel Provindo no. 14)
20 | P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 1 – 2 0 0 6
Untuk Lebih memberi perhatian pada Pendampingan Bina Lanjut
dibentuk Team Bina Lanjut. Tim Bina Lanjut yang diangkat oleh DPP,
dan yang masih bertugas sejak tahun 2006 ialah: Sr. Yuli, Sr.
Fransira, Sr. Agnes Marie, Sr. Kristiani dan Sr. Irma, yang melaksana-
kan kegiatan-kegiatan yang telah terprogram dan disetujui oleh DPP
dalam bentuk kegiatan kelompok dan pendampingan pribadi.

Kegiatan pendampingan kelompok yang terlaksana selama periode ini


antara lain: Mengorganisir retret tahunan khusus SPM; Pertemuan
dengan tema: “Kecerdasan emosi”; Vita Consecrata dan Kitab Hukum
Kanonik; Pertemuan Lansia 65+ dan Pertemuan Yubilaris menjelang
pesta-pesta Profesi. Tim Bina Lanjutpun terbuka membantu men-
dampingi Medior-Senior misalnya dalam retret pribadi bagi yang mem-
butuhkan.

Dalam merencanakan program pembinaan bagi para Suster Medior-


Senior, Tim Bina Lanjut melibatkan peran aktif para suster, dengan
mendengarkan kebutuhan/ harapan mereka. Hal ini membuat setiap
pertemuan/ pembinaan medior-senior menjadi efektif dan berdaya
guna. Tim Bina Lanjut juga membentuk Tim Pendukung yang menjadi
mitra kerjanya dalam merencanakan dan melaksanakan program pem-
binaan sekaligus sebagai wadah kaderisasi.

2.2. Dewan Pengurus Provindo 2000-2006 mengkoordinir pelaksanaan pem-


binaan Bina Lanjut yang mencakup PERIODE SABAT, PEMBINAAN PIM-
PINAN KOMUNITAS dan PEMBINAAN PARA SUSTER YANG DIUTUS BER-
KARYA DI LUAR KONGREGASI.
P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 1 – 2 0 0 6 | 21
2.2.1. Periode Sabat
Periode Sabat yaitu suatu periode di mana secara pribadi seorang Suster
mengundurkan diri sejenak dari pekerjaan rutin, agar mampu melihat
kembali perjalanan panggilannya; atau untuk beristirahat dan meng-
alami penyegaran rohani-jasmani sehingga sebagai pribadi dapat meng-
alami pengutuhan dan lahir kembali. Bentuk dan pengisian periode
Sabat sangat personal (pribadi), sesuai dengan kondisi dan kebutuhan
masing-masing pribadi Serta kontekstual.
(Bdk. Kep. Kap. SPM Provindo 2000 hal. 6 pada 2.2 dan lampiran 1 hal.
17-19).
Selama periode 2000-2006 ada 6 suster menjalani periode Sabat yaitu:
Sr. M. Christa, Sr. M. Lina, Sr. M. Irma, Sr. M. Damiana, Sr. M. Anita dan Sr.
M. Crescensia.
2.2.2. Pembinaan Pimpinan Komunitas
Dalam kepemimpinan Provindo, Pimpinan Komunitas (PIKO) adalah
rekan terdekat DPP dalam tugasnya. Oleh karena itu, peran PIKO sangat
penting dalam kepemiminan Provindo dan dalam mewujudkan Visi
melalui Misi SPM Provindo. Pembinaan bagi para Pimpinan Komunitas
Secara khusus dilaksanakan setiap tahun sekali. Materi pembinaan di-
pilih dan disesuaikan dengan kebutuhan yang merupakan fenomena
masa itu (Bdk. Lap. Pert. Pelaks. Pembinaan 2000-2006) .
Tema Pembinaan PIKO Provindo selama ini adalah Menatap Masa De-
pan Penuh Harapan. Dengan Sub Tema: “Maju Bersama Meningkatkan
Kualitas Pribadi Dan Perutusan”.
Sedang Materi pembinaan disesuaikan dengan keputusan kapitel Pro-
vinsi 2006 bagian pembinaan dan bagian kepemimpinan.
2.2.3. Pembinaan Suster-Suster yang berkarya di luar SPM
Pada 26- 27 Januari 2005, DPP mengadakan pertemuan untuk para Sus-
ter yang diutus berkarya di luar Kongregasi dan mengambil tempat di
Probolinggo-Provinsialat. Yang hadir 12 dari 13 suster yang diundang.
Para undangan dipersiapkan dengan panduan pertanyaan refleksi yang
22 | P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 1 – 2 0 0 6
dikirimkan sebelumnya. Inti pertanyaan refleksi adalah: ”Apakah saya
kerasan dan bagaimana saya mewujudkan Spiritualitas Kesamaan Mar-
tabat Manusia sebagai Citra Allah dalam diri sendiri dan di tempat di
mana saya diutus?”.
Pada hari “H” pertemuan mendiskusikan hasil panduan refleksi terse-
but. Kemudian dilanjutkan dengan tanya jawab tentang Inti Spiritualitas
kita yaitu “Pengakuan akan kesamaan martabat manusia sebagai citra
Allah”. Selanjutnya dibentuk Koordinator para Suster yang diutus ber-
karya di luar Kongregasi dengan personalia Sr. Theodora dan Sr.
Victorini serta kontak person DPP. Akhirnya dalam evaluasi, terungkap
bahwa pertemuan ini dialami oleh para Suster dengan penuh syukur, di-
rasa penting, bagus, dan menyenangkan. Harapan agar pertemuan ini
diadakan secara periodik, setiap tahun sekali.

2.3. TENAGA PEMBINA DALAM PENERUSAN SPIRITUALITAS


2.3.1. Tim Pendalaman Konstitusi
Berdasarkan Kep. Kap. Provindo 2000 (2.4.1), pada tgl 28 Novem-
ber 2003, Kongregasi membentuk: “Tim Pendalaman Konstitusi”
dengan masa bakti dua tahun. Mereka itu ialah:
 Ketua : Sr. M.Christa
 Bendahara : Sr. M.Fransita
 Sekretaris : Sr. Cecil Marie
 Anggota : Sr. Yulita M.
: Sr. M. Yuli
Pada tahun 2005, Tim Pendalaman Konstitusi melaksanakan ke-
giatannya sebagai berikut:
Waktu Tempat Peserta
15-18 Oktober Novisiat, Malang Para Suster Medior
22-24 Oktober Novisiat, Malang Para Suster Senior
10- 14 November Panti Semedi, Sangkal putung Para Suster Medior
09-12 Desember Bintang Timur, Jember Para Suster Medior

2.3.2. Studi Spiritualitas


Berdasarkan Kep. Kap. Provindo 2000 (2.4.2)
Untuk menyiapkan Tenaga ahli Spiritualitas, Kongregasi mengutus Sr.
M. Christa, yang telah berangkat 6 Januari 2006 untuk menjalani studi
Spiritualitas selama 2 tahun (2006-2008) di Philipina.
Untuk memperluas pengetahuan dan pendalaman tentang Spiritualitas,
DPP juga terbuka untuk mengikutsertakan Sr. M. Yulita dan Sr. M.
Aniseta SPM mengi-kuti Kursus Kaderisasi Spiritualitas Kepemimpinan
Religius yang diadakan oleh Institut Karmel Indonesia pada tanggal 03-
30 September 2006. (Bdk. foto di bawah)
P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 1 – 2 0 0 6 | 23
2.3.3. Studi Sekolah Tinggi Filsafat Theologi (STFT)
Kongregasi berusaha menyiapkan tenaga Pembina sesuai Kep. Kap. Pro-
vindo 2000 (2.4.3) melalui studi di STFT, IPAK (Ilmu Pendidikan Agama
Katolik), kursus-kursus, baik di Institut Roncalli maupun di Pusat Spi-
ritualitas Girisonta.
2.3.4. Tenaga Pembimbing Retret
Dalam melaksanakan Kep. Kap. Provindo 2000 (2.4.4) tentang menyiap-
kan “Tenaga pembimbing retret”, sudah mulai mengupayakan dengan
memberi kesempatan kepada beberapa Suster untuk mengikuti Kursus
Pembimbing Retret, meski belum sampai membentuk Tim Pembimbing
Retret secara resmi.

2.4. BIDANG SARANA & PRASARANA


Mengenai bidang Sarana dan Prasarana tercantum dalam Keputusan
Kapitel Provindo 2000, 2.5 ( 2.5.1; 2.5.2 dan 2.5.3 ).
2.4.1. Pembangunan Rumah Retret
Kep. Kap. Provindo 2000 (2.5.1) mewujudkan pembangunan ru-
mah retret. Usaha itu sudah berlangsung sejak dua periode ke-
pengurusan yang lalu. Banyak usaha dilakukan antara lain:
 Meneruskan usaha permintaan izin membangun rumah retret di atas
tanah yang terletak di desa Pendem, wilayah Batu.
 Mencoba mencari tanah di tempat lain yang memadai, namun usaha
itu belum berhasil. Pada 20 Juni 2001, SPM secara resmi menutup
Asrama Puteri “St. Agnes Lawang” dan memberitakan kepada para
Suster bahwa untuk selanjutnya direncanakan sebagai rumah Pem-
binaan bagi anak-anak.
Dalam perjalanan waktu, ternyata dialami bahwa tempat tersebut be-
lum memenuhi syarat sebagai tempat pembinaan, perlu adanya peruba-
han rencana dengan merenovasi sebagian SDK St. Frasiskus untuk ru-
24 | P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 1 – 2 0 0 6
mah retret dan membangun gedung baru untuk SDK St. Fransiskus,
usaha inipun melemah.
Akhirnya Kongregasi memutuskan untuk membangun rumah Pembina-
an di atas lahan yang masih ada, yang terletak di belakang gedung SDK
St. Fransiskus.
Untuk melengkapi kebutuhan rumah Pembinaan/ Retret, akan direno-
vasi juga bekas gedung Asrama St. Agnes. Pembangunan direncanakan
dan dimulai pada Januari 2006.

Peresmian Rumah Pembinaan


Kerinduan kita bersama untuk membangun dan memiliki rumah Pem-
binaan telah terwujud. Tanggal 14 Maret 2006, Bp. Uskup Mgr. HJS
Pandoyo O. Carm. telah meletakkan batu pertama dan pemberkatan
pondasi, calon rumah pembinaan St. Yuli Billiart, di Jl. Argomoyo No. 4,
Lawang.

2.4.2. Mewujudkan Pengadaan Museum


Kep. Kap. Provindo 2000 (2.5.2) berisikan tentang mewujudkan
Pengadaan Museum, dalam Kerja Sama dengan DPU dan Sie
Dokumentasi.
Sejak tahun 2001, Sr. Irma seba-
gai penanggung jawab Sie Do-
kumentasi Provindo (saat itu),
sudah berupaya mewujudkan
keberadaan Museum Provindo.
Pada awal mula, beberapa
suster SPM (antara lain Sr.
Fransita dan Sr. Venantia) ikut
membantu, namun karena kesi-
P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 1 – 2 0 0 6 | 25
bukan melaksanakan tugas pokoknya sendiri bantuan tidak dapat di-
lanjutkan. Kemudian melibatkan tenaga dari luar SPM (antara lain Bpk.
Eko Nur cs), untuk merencanakan bagaimana museum dapat diwujud-
kan, dan pengaturan barang-barang serta dekorasi yang diperlukan
untuk melengkapi museum.
Untuk memperluas wawasan, menyempatkan diri berkunjung ke bebe-
rapa museum di dalam negeri (di Jakarta, Yogya, Museum Misi di
Muntilan dan Surabaya). Juga di luar negeri, di Belanda antara lain, Mu-
seum “Het Loo” di Utrecht; dikunjunginya di luar acara mengikuti perte-
muan Internasional. Lewat pengalaman itu, museum dari saat ke saat
dibenahi, ditambah dan dilengkapi isinya.
Lambat laun keberadaan museum dapat lebih berfungsi baik sebagai
sumber referensi, bahan informasi, sarana pelajaran Sejarah Kongregasi
SPM dan Eksposisi.
2.4.3. Pengadaan dan Penambahan buku-buku tentang Kharisma &
Spiritualitas St. Julie Billiart dan Pater Mathias Wolff SJ.
Kapitel Provindo 2000 (2.5.3) menugaskan DPP untuk menambah
buku-buku tentang Kharisma dan Spiritualitas St. Julie Billiart, dalam
Kerja sama dengan Sie Dokumentasi. Selama periode 2000-2006, yang
sudah diusahakan Sie Dokumentasi ialah menerjemahkan sendiri
atau mengusahakan terjemahan dari:
Buku Pewarta Kebaikan Tuhan.
Judul asli: ”The Messengers of God’s
Goodness” telah dicetak dan diter-
bitkan 29 Juli 2000.
Buku ”How Good God is” (Betapa
baiknya Tuhan) diterbitkan dan di-
bagikan ke komunitas-komunitas 11
Oktober 2001.
26 | P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 1 – 2 0 0 6
Perlu diketahui, bahwa sebelum periode 2000-2006 dan sesudahnya,
Sie Dokumentasi dalam tugasnya, telah mengupayakan adanya buku-
buku yang erat hubungannya dengan Sejarah hidup, kharisma dan
Spiritualitas Julie Billiart bahkan dari Pater Matthias Wolff SJ, dengan
tujuan agar para Suster SPM merasa semakin diilhami, dijiwai oleh
semangatnya. Upaya itu ditempuh dengan menerjemahkan sendiri atau
mengusahakan terjemahannya.
Buku-buku yang dimaksud ialah:
 Buku-buku-makalah tentang St. Julie Billiart, hasil Kongres Spi-
ritualitas di Namur-Belgia tahun 1977.
 Surat-surat Julie Billiart. Dari Surat-surat yang berjumlah 454 buah,
terjemahan dari no.1 sampai dengan no. 126, dibantu oleh Rm.
Hardowiryono SJ (alm); kemudian di cetak dan sudah dibagikan ke
komunitas-komunitas tahun 1996.
 Menggandakan terjemahan buku Spiritualitas “St. Julie Billiart dan
Sukacita Sebuah Harapan”, yang ditulis oleh Sr. Mary Linscott SND
dan di Indonesiakan oleh Sr. M. Irmine SND Pekalongan; dan sudah
dibagikan ke komunitas-komunitas.

 Buku Biografi P. M. Wolff SJ, khusus bab VI yang berhubungan de-


ngan Pendirian Kongegasi SPM di Amersfoort. Ini telah dicetak dan
dibagikan tahun 1998. Sedang untuk terjemahan seluruh Biografi P.
M. Wolff SJ, diterbitkan dan dibagikan tahun 2011.
(Bdk. Laporan Pelaksanaan tugas & tanggung jawab Sie Doku-
mentasi, periode Kepengurusan DPP 2000-2006 bidang Per-
utusan).

P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 1 – 2 0 0 6 | 27
BAB V
PERUTUSAN

Sebelum kita mendalami Perutusan SPM, baiklah memahami dan mencermati


Undang-Undang Yayasan yang baru dari pemerintah yang terbit di awal periode
Kepengurusan SPM. Bagaimana Undang-Undang tersebut menantang dan ber-
pengaruh pada perutusan SPM khususnya bagi Yayasan Pendidikan dan
Yayasan Sosial SPM, kita lihat di bawah ini.

1. UNDANG –UNDANG YAYASAN YANG BARU DAN MASA DEPAN YAYASAN


PENDIDIKAN SPM & YAYASAN SOSIAL SPM

Awal perkembangan periode kepengurusan SPM 2001-2006 ini, SPM


Provindo menghadapi tantangan berat, dihadapkan dengan munculnya
Undang-Undang Yayasan yang baru dari Pemerintah yaitu:
 Undang-undang Republik Indonesia Nomor 16 tahun 2001 Tentang
Yayasan.
 Undang-undang Republik Indonesia Nomor 28 tahun 2004 tentang
Perubahan atas Undang-Undang No. 16 tahun2001 tentang Yayasan.

Dengan munculnya undang-undang Yayasan yang baru, Provindo menghadapi


masalah pelik berhubungan dengan perkumpulan dan Yayasan-Yayasan SPM.
Dalam keputusan Kapitel Provinsi Indonesia 2000, bagian Yuridis Ekonomis,
dsebutkan di sana bahwa:
 ”Kapitel Provinsi menugaskan DPP agar bekerja sama dengan Dewan
Pengurus Umum dan Kelompok Penggerak meneruskan usaha menin-
daklanjuti diselesaikannya urusan Perkumpulan SPM“.
 Bekerja sama dengan Para Ahli Hukum/ Notaris/ Akuntan di Indonesia
yang dapat membantu penyelesaiannya.
Memenuhi Keputusan tersebut, Sr. Alfonsa dan Sr. Felisita diundang hadir di
tengah-tengah kita. Bersama mereka berdua DPP memikirkan, mencari jalan
keluar dengan mencari informasi sebanyak mungkin, mempertimbangkan
masak-masak arah dan kebijakan yang akan ditempuh. Selama 7 minggu DPP
merasa dibantu, ditemani dalam berproses bersama dengan para Pengurus
Yayasan Pendidikan dan Sosial, Ekonom, serta mereka yang terkait menanggapi
undang-undang yayasan yang baru; memproses peralihan perutusan bidang
persekolahan dari Yayasan Pendidikan SPM ke Perkumpulan Dharma-
putri, merumuskan AD-ART dan memberi perhatian kepada para suster;
sehingga betapapun berat dan rumitnya persoalan yang dihadapi, Tuhan
memberikan jalan keluar yang terbaik bagi kita. Dalam perjuangan itu DPP
28 | P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 1 – 2 0 0 6
pun dibantu oleh Sr. Beata selama dia cuti di Indonesia. (Bdk. Berita Pusat
Desember-Januari 2002)
Setelah mereka semua kembali ke Nederland, mereka tetap menemani Pro-
vindo dari jauh. Saat itu proses masih dalam perjalanan penyelesaian. Maka
tugas Provinsilah untuk meneruskan proses tersebut. Untuk itu DPP meng-
harap keterbukaan dan kerja sama yang baik dari para suster yang terkait
dalam perutusan yang dikelola oleh Yayasan Pendidikan dan Sosial SPM untuk
mengambil langkah-langkah lebih lanjut.

1.1. Sejarah Singkat Perubahan Yayasan Pedidikan Santa Perawan Maria


(SPM) ke Perkumpulan Dharmaputri
Seiring dengan gerak terjadinya perubahan dalam segala bidang kehidupan
khususnya kondisi kemasyarakatan dan sistem pemerintahan di negara kita
yang tidak menentu, antara lain disahkannya Undang-Undang Yayasan no. 16
tahun 2002, Undang-undang sistem Pendidikan Nasional no. 20 tahun 2003,
proses perubahan kurikulum yang baru (KBK), perubahan peraturan
YADAPEN, perubahan paradigma pendidikan, serta tuntutan pendidikan global
di negara kita, senantiasa mengajak kita untuk bersikap kritis, waspada dan
cermat dalam pengelolaan dan penyelenggaraan Pendidikan.

Perubahan, Perkembangan, dan tuntutan zaman ini, kita rasakan begitu cepat
dan menantang. Setelah melewati proses panjang dan refleksi kritis dengan
analisa SWOT (kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman), agar pengelolaan
dan penyelenggaraan Pendidikan kita tetap efektif dan optimal, maka mulai
tanggal 1 Juli 2002 Yayasan Pendidikan Santa Perawan Maria (SPM) ber-
alih ke Badan Hukum ”Perkumpulan Dharmaputri”.
“Perkumpulan Dharmaputri” adalah “pengganti wadah” sekolah-sekolah milik
Kongregasi Suster-Suster Santa Perawan Maria (SPM). Sejak keberadaannya di
Indonesia yakni tahun 1926 telah melibatkan diri dalam pelayanan bidang pen-
didikan, yang semula dikelola oleh Yayasan Pendidikan Santa Perawan Maria
(SPM).

Pengelolaan sekolah-sekolah tersebut diserahkan oleh Yayasan Pendidikan


Santa Perawan Maria (SPM) kepada Perkumpulan Dharmaputri setelah menda-
pat persetujuan tertulis dari Ketua Perkumpulan Santa Perawan Maria (SPM),
dengan Akte Notaris no. 57 tertanggal 22 Juli 2002; disahkan oleh Notaris
Andy Hartanto, SH di Surabaya. Dengan Akte yang sama Yayasan Pendidikan
Santa Perawan Maria (SPM) dibubarkan, dan sejak tanggal 1 Juli 2002
”Perkumpulan Dharmaputri” sah sebagai Lembaga badan hukum karya pen-
didikan kita, dengan Anggaran Dasar no. 42, tanggal 15 Nopember 1963.

Berdasarkan Anggaran Dasar Perkumpulan Dharmaputri ini, ditetapkan bahwa


Pengurus harian Perkumpulan Dharmaputri dirangkap oleh Dewan Peng-
P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 1 – 2 0 0 6 | 29
urus Provinsi, sedangkan pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan
diserahkan sepenuhnya kepada Pengurus Perkumpulan Dharmaputri
Bidang Pendidikan (ART Pasal 5).

Selama satu periode kepengurusan Perkumpulan Dharmaputri Bidang Pen-


didikan (tahun 2002-2005), mereka merasakan tidak selalu mudah. Maka ta-
hun 2003 AD/ ART no. 42 tahun 1963 dipelajari dan dievaluasi secara kri-
tis oleh Tim Yuridis, bekerja sama dengan Tim Penggerak, sehimgga meng-
hasilkan rumusan-rumusan draft pembaharuan AD/ ART yang berkali-kali di-
perbarui. Mulai Juli tahun 2005 digunakan AD/ ART Perkumpulan Dharma-
putri yang baru, dengan akta Notaris Andy no. 55, tanggal 25 Juli tahun 2005,
yang dipandang tepat menjawab tantangan Perkembangan Pendidikan saat ini.
Sebagai Pengurus mereka mengalami perubahan demi perubahan yang menan-
tang, mereka harus belajar dan belajar terus untuk menyesuaikan diri dan ber-
pedoman pada AD/ ART dalam melaksanakan tugasnya.

Sebagai Pengurus Kongregasi pantas bersyukur kepada Tuhan yang Mahabaik,


yang selalu memberi kekuatan untuk senantiasa bertekun dan bekerja sama
dengan semua pihak.

(Jelasnya Bdk. Lap. Pelaksanaan Tugas, Tanggung Jawab dan Wewenang


DPP dlm Bidang Perutusan periode 2000-2006 “Lap. Perutusan Sejarah
singkat Perubahan Yayasan Pendidikan SPM ke Perkumpulan Dharma-
putri”).

2. KHUSUS MENGENAI YAYASAN SOSIAL SPM

Berhubung dengan masa Kepengurusan Yayasan Sosial SPM, yang dalam Berita
Pusat Nopember 2001, dikatakan diperpanjang sampai dengan 31 Desember
2001, wadahnya yang akan menjadi pengganti Yayasan Sosial SPM masih da-
lam proses. Wadah tersebut akan menentukan struktur kepengurusan.

DPP menyikapi masalah ini dengan memutuskan:


 Mengambil tanggung jawab Kepengurusan Yayasan Sosial SPM yang sudah
berakhir 31 Desember 2001, sampai ada bentuk baru dan Kepengurusan
baru.
 Mengusahakan sesegera mungkin adanya “Bentuk baru dan kepengurusan
baru” agar memperlancar pelayanan kepada unit-unit karya SPM.

Perubahan-perubahan yang terjadi, yang diakibatkan akan berlakunya undang-


undang Yayasan yang baru perlu diketahui dan dibicarakan bersama, dalam
regio-regio yang akan diselenggarakan saat itu pada liburan catur wulan, tang-
gal 23, 25 dan 27 Pebruari 2002.
30 | P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 1 – 2 0 0 6
Setelah melewati proses panjang, Kongregasi memutuskan, bentuk ”Badan
Sosial SPM” akan di jadikan wadah pengelolaan karya-karya Sosial yang
selama ini dikelola oleh Yayasan Sosial SPM.

2.1. Sejarah Singkat Perubahan Yayasan Sosial SPM Menjadi Badan Sosial
SPM.
Menanggapi Undang-Undang Yayasan Nomer 16 tahun 2001, yang akan disah-
kan oleh Presiden 6 Agustus 2001 dan akan diberlakukan 6 Agustus 2002. Se-
hubungan dengan hal tersebut, Pengurus Yayasan Sosial yang saat itu ketuanya
adalah Sr. M. Emmanuella SPM, Sekretaris Sr. M.Frida SPM dan Bendahara Sr.
M. Celinda SPM, bersama DPP menghadiri pertemuan yang membahas tentang
draft Undang-Undang Yayasan No. 16 yang kemudian memelajari, mencermati
bersama DPP + Ekonom + Yayasan pendidikan dan Yayasan Sosial SPM.
Permasalahan ini kemudian dibawa oleh DPP ke dalam pertemuan regio-regio.
Pertemuan selanjutnya bersama dengan Dewan Pengurus Umum + DPP +
Ekonom + Yayasan Pendidikan + Yayasan Sosial SPM, secara serempak masing-
masing mengadakan konsultasi dan mencari informasi ke Ahli Hukum, Dinas
terkait, Notaris dan Bidang Sosial lainnya.
Setelah menerima informasi yang cukup memadai dari berbagai pihak
yang terkait, dalam rapat Dewan Pengurus Umum dengan Dewan Peng-
urus Provinsi, DPP mengambil keputusan sebagai berikut:
Yayasan Sosial Santa Perawan Maria dibubarkan. Pembubaran Yayasan
Sosial ini terjadi pada tanggal 31 Januari 2002. DPP membentuk wadah
sebagai pengganti Yayasan Sosial SPM yaitu BADAN SOSIAL SPM, yang menang-
ani pengelolaaan bidang Karya Asrama/ PA, Balai Pengobatan, dan Sosial Ke-
masyarakatan.

3. PERUTUSAN KONGREGASI SPM PERIODE 2001-2006


Dalam Pertemuan Badan Musyawarah Umum (BMU) dibicarakan bersama ba-
gaimana melaksanakan Keputusan Kapitel 2000 tentang perutusan (juga topik-
topik lain), dengan mempertajam dan memberi isi untuk perutusan Kongregasi
SPM di masing-masing wilayah (lokal) sebaik mungkin. Dalam Pertemuan BMU
2001 misalnya, pendalaman visi perutusan bersama dilakukan atas dasar
pertanyaan sebagai berikut:
 Apakah tujuan perutusan kita dalam situasi konkret saat ini?
 Apa yang kita perjuangkan untuk mencapai tujuan itu?
 Wajah macam apa yang ingin kita perlihatkan/ tampilkan?
 Pikirkanlah mengenai karya perutusan, standart hidup dan sikap hidup.
 Nilai-nilai Spiritualitas mana, dalam hidup dan karya di sekitar anda, anda
dapat belajar sesuatu dari padanya?
P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 1 – 2 0 0 6 | 31
Pertanyaan-pertayaan itu menantang mereka untuk berpikir secara kritis dan
reflektif. Berkaitan dengan situasi lokal tentu ada perbedaan tentang apa yang
perlu mereka perhatikan/ prioritaskan/ tekankan.
Dewan Pengurus Umum mendukung identitas dan kekhasan setiap Provinsi/
regio.
Pada akhir pertemuan masing-masing Dewan Pengurus dan Komisi Koor-
dinasi (Ko-Ko) menyusun suatu kebijakan yang mereka pandang penting
bagi Provinsi/regionya.
Dalam BMU 2003, banyak dibicarakan mngenai kualitas perutusan. Gaya dan
sikap hidup mempengaruhi perutusan. Pada akhir pembicaraan dirumuskan
arah perutusan kita adalah sebagai berikut: “Terutama kita mau mencari Kera-
jaan Allah dan kerahiman-Nya, keadilan dan kedamaian ”Dalam mewujudkan
perutusan, kualitas pembinaan dan perutusan selalu kait-mengait/ tertenun”.
Dalam BMU 2005, pembicaraan diselenggarakan khusus untuk memersiapkan
Kapitel Umum 2006. Banyak juga dibicarakan tentang hal-hal yang penting dan
mendasar, yang memperlihatkan kualitas dari perutusan. point-point seperti:
Integrasi Spiritualitas dan karya; sikap dasar; motivasi baik dan kegembiraan;
solidaritas dan kesetiakawanan. Disimpulkan bahwa Kualitas hidup pribadi
dan pembinaan merupakan syarat dicapainya kualitas perutusan. Pribadi
seseorang yang seimbang memungkinkannya bergaul dengan ketegangan-ke-
tegangan yang ada. Untuk mencapai keseimbangan pribadi perlu adanya kese-
imbangan untuk memberi perhatian terhadap diri sendiri, sesama dan Tuhan.
Dewan Pengurus Umum mengalami pertemuan BMU sangat memperkaya dan
penting sekali. Pertemuan dan musyawarah bersama berkaitan dengan visi dan
kebijakan membawa mereka (Provinsi-Provinsi dan Regio) merasa dekat satu
dengan yang lain. Disadari sebagai aspek penting untuk masa depan ialah bah-
wa pembinaan dan pelatihan bagi para Suster perlu mendapat perhatian.
Kebijakan yang diambil Provindo Sesuai Kapitel 2000 tentang Perutusan antara
lain:
 Perutusan kita yang utama adalah “Hidup Bersama” dijiwai oleh doa dan
puasa, untuk memberi kesaksian semangat Yesus, yang membiarkan Diri-
Nya dibimbing oleh gambaran Kerajaan Allah”.
 Dalam melaksanakan Perutusan kita sebaik mungkin, kita memerlukan
sikap hidup di mana ada keseimbangan perhatian terhadap diri sendiri,
sesama dan Tuhan.
 Dalam perutusan, kita terbuka terhadap tanda-tanda zaman dengan tetap
memperhatikan tradisi kita, di sini dan sekarang, mencari bentuk-bentuk
baru.

32 | P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 1 – 2 0 0 6
BENTUK-BENTUK PERUTUSAN BARU
Sesuai dengan keputusan Kapitel Provinsi tahun 2000, DPP mewujudkan
bentuk-bentuk perutusan baru, sesuai dengan tanda-tanda zaman, yang di-
butuhkan masyarakat dan gereja di Indonesia dengan memberi prioritas
kepada beberapa bentuk tertentu.

3.1. Perjuangan Melawan Diskriminasi Gender, dengan prioritas member-


dayakan perempuan dan melawan perdagangan wanita. Tugas ini diwujudkan
melalui kegiatan “KELOMPOK KERJA JPIC/ KPKC” antara lain:

 Seminar KPKC untuk para Suster, guru dan karyawan.


 Kursus singkat tentang HAM bagi kelompok kerja KPKC.
 Seminar kepemimpinan perempuan.
 Retret tentang KPKC.
Butir kedua dan ketiga masih terbatas pesertanya yaitu pengurus kelom-
pok kerja KPKC, namun di masa mendatang agar disebarluaskan kepada
para suster.
(Bdk Lampiran Laporan perutusan periode 2000-2006)
3.2. Usaha meningkatkan perhatian terhadap anak Yatim piatu dan memberi
tempat kepada anak-anak yang bermasalah, di wujudkan oleh Pengurus Badan
Sosial bekerja sama dengan unit-unit karya Asrama.
3.3. Terbuka terhadap bentuk lain yang mengangkat derajat serta kesejahteraan
orang kecil, antara lain melalui KOPDIT (Koperasi Kredit), Pertanian Orga-
nik yang telah diusahakan.
Kita mengingat kembali motivasi para Suster membidani berdirinya KOPDIT
ialah:
P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 1 – 2 0 0 6 | 33
“Kerinduan mengangkat martabat guru/ karyawan, saudara/ ri kita awal-
nya di Probolinggo dan sekitarnya dengan mengusahakan kesejahteraan
hidup” sebagai usaha yang sesuai dengan Spiritualitas kita.
Dapat kita nilai bahwa para Suster yang ambil bagian mengelola KOPDIT telah
berhasil mewujudkan cita-citanya, mengangkat derajat dan kesejahteraan me-
reka, menolong mereka yang membutuhkan. Selain di Probolinggo, Kopdit ber-
kembang di tempat-tempat lain seperti di Malang, Jombang, Magelang, Jember,
Kraksaan dst. Aset menjadi sangat besar, berkat kepercayaan penyandang dana
kepada Kopdit terlebih karena ada Suster yang bertanggung jawab.

Di masa yang akan datang, diharapkan para Suster tidak bergerak sendiri-sen-
diri membidani berdirinya Kopdit di tempat masing-masing tetapi agar KOPDIT
yang sekarang sudah ada, membentuk jaringan ke dalam, agar geraknya sema-
kin dinamis, tidak tergantung pada pribadi Suster yang membidani, sehingga
orang yang bersangkutan tidak terikat terus-menerus di tempat di mana mere-
ka memulai kegiatan tersebut.

3.3.1. Pemberdayaan Pertanian Organik di Pronojiwo-Lumajang

Usaha tersebut telah dirintis


oleh Sr. M. Victoria SPM di loka-
si Pronojiwo dan telah berhasil
baik. Panenan padi organik dan
pemasarannya juga sudah di-
usahakannya. Bahkan telah ber-
hasil menyelesaikan proyek
pembuatan saluran air bersih
bekerja sama dengan ”Lions
Club”. Namun setelah Sr. M. Victoria SPM ditarik dan dipindahkan ke
Probolinggo untuk mengemban tugas perutusan sebagai Pengurus Badan
Sosial, usaha itu mengalami kemunduran dan lama kelamaan tidak
terdengar lagi. Hal ini kiranya perlu menjadi pemikiran bersama dalam
Kapitel yang akan datang.
34 | P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 1 – 2 0 0 6
(Bdk. Lap. Pelaks. Tanggung Jawab dan Wewenang DPP dalam Bi-
dang Perutusan tentang KOPDIT & Pemberdayaan Pertanian Orga-
nik).

3.4. Penampungan anak jalanan melalui pemberian beasiswa, pendampingan


dan pembinaan.
Pemberian bea siswa kepada anak-anak “karya ganda” dan mereka yang dimin-
takan oleh para suster untuk dibiayai melalui fonds studi SPM dimulai pada 1
September 1998 dan masih berlangsung sampai saat ini. Pada tanggal 23 April
2005, Fonds Studi diserahkan pengelolaannya kepada Badan Sosial SPM.

Diharapkan ren-
tangan perhatian
tetap seperti yang
disampaikan ke-
pada para Suster.
Anak-anak “kerja-
ganda” dan anak-
anak miskin mem-
butuhkan bantuan
beasiswa dari
komunitas-komu-
nitas yang terkait.
(Bdk. Lap. Pengurus Fond Studi/ Badan Sosial SPM)

4. MEMPERTAHANKAN DAN MENINGKATKAN KUALITAS KARYA PERUTUS-


AN TRADISIONAL (SESUAI KEPUTUSAN KAP. PROVINSI 2000)

Dalam usaha memberi perhatian terhadap Karya Tradisional Persekolahan


SPM, DPP bekerja sama dengan Perkumpulan Dharmaputri. Sedang terhadap
Karya Sosial, DPP bekerja sama dengan Pengurus Badan Sosial.

(Bdk. Laporan Perutusan dalam periode Kepengurusan 2000-2006)

4.1. KARYA PERSEKOLAHAN


Dalam mengelola karya persekolahan, dalam periode kepengurusan tahun
2000-2006 ini mengalami dua (2) kali perubahan yaitu:
 Perubahan dari Yayasan Pendidikan SPM menjadi Perkumpulan
Dharmaputri SPM.
Perkumpulan Dharmaputri yang anggota pengurusnya terdiri dari
Pengurus Harian yaitu DPP dan Pengurus Bidang Pendidikan.
 Pengurus Perkumpulan Dharmaputri di dampingi oleh Dewan Pembina.
P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 1 – 2 0 0 6 | 35
Dewan pembina terdiri dari unsur DPP dan Suster yang menguasai bidang
tugasnya yang berhubungan dengasn bidang pendidikan.
Perubahan pertama disebabkan oleh adanya undang-undang Yayasan DPP
periode itu mengalihkan pengelolaan karya persekolahan ke Perkumpulan
Dharmaputri karena merasa itulah jalan keluar yang memungkinkan bagi
Provinsi (agar Pengurus Bidang Pendidikan sah sebagai lembaga Badan
Hukum).
Sebelum menjadi wadah karya Pendidikan, yang menjabat sebagai Pengurus
Perkumpulan Dharmaputri adalah anggota DPP periode 2000-2006. Karena
itu ketika Perkumpulan Dharmaputri diputuskan menjadi wadah karya Per-
sekolahan, dengan anggaran dasar yang ada, maka untuk mengelola karya
Persekolahan dibentuk Pengurus Perkumpulan Dharmaputri bidang pendi-
dikan. Kepengurusan tersebut mulai berlaku sejak 30 Juni 2002- Juni 2005.

Para Suster yang diutus menjadi Pengurus Perkumpulan Dharmaputri


Bidang Pendidikan periode tahun 2002-2005 ialah:
o Ketua : Sr. M. Elsa Supartinah
o Sekretaris : Sr. M. Anita Matiyah
o Bendahara : Sr. Ernestine Marie Erna Indrawati
o Anggota : Sr. Agnes Marie Indaryati
: Sr. Yulita Marie Nanik Wijiati
: Sr. M. Veronica Eko Pujiastuti

Dengan adanya pembaharuan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga


Perkumpulan Dharmaputri yang telah disahkan oleh Notaris J. Andy Hartanto,
SH. dengan Akte Noktaria No. 55, tertanggal 25 Juli 2005, maka struktur ke-
36 | P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 1 – 2 0 0 6
pengurusan berubah. Anggaran Dasar itu saat ini dalam proses pengesahan
oleh Menteri Kehakiman.
Para Suster yang dipilih berdasarkan AD/ ART Perkumpulan Dharma-
putri yang diperbaharui untuk periode Kepengurusan 2005-2008 ialah:
o Ketua : Sr. M. Elsa Supartinah
o Wakil Ketua : Sr. M. Anita Martiyah
o Sekretaris : Sr. M. Rosalia sumiati
o Bendahara : Sr. Ernestine Marie Erna Indrawati
o Anggota : Sr. Agnes Marie Indaryati
Mereka didampingi oleh Dewan Pembina. Mereka diangkat oleh Provinsial.
Para Suster yang diutus sebagai Dewan Pembina untuk periode Oktober
2005-Juni 2007 ialah:
o Ketua : Sr. Yulita Marie Nanik Wijiati
o Sekretaris : Sr. M. Veronica Eko Pujiastuti
o Bendahara : Sr. M.Fortunata Srie Widiastuti

Jangka waktu pengangkatan tidak sama dengan jangka waktu Pengurus Per-
kumpulan Dharmaputri. Berhubung dua (2) dari anggota Dewan Pembina ialah
DPP yang masa baktinya akan selesai pada tanggal 30 Juni 2006, jangka waktu
pengangkatannya hanya sampai Juni 20007. Hal itu dibuat untuk menganti-
sipasi adanya pergantian person.
(Bdk. selanjutnya dalam Lap. Pert. Jawaban Pelaksanaan Kepengurusan
DPP Provindo 2000-2006 hal. 60 dan Lap. Perutusan Periode Kepeng-
urusan 2000-2006).
4.2. Karya Sosial (Asrama/ Panti Asuhan, Balai Pengobatan)
Menyikapi masalah yang sama dengan masalah yang dihadapi Yayasan Pen-
didikan, maka DPP mendirikan Badan Sosial SPM sebagai ganti Yayasan Sosial
SPM, pada tanggal 08 Pebruari 2002. Sejak saat itu semua yang menjadi urusan
Yayasan Sosial sekarang menjadi urusan Badan Sosial SPM.
Para Suster yang diangkat DPP menjadi Pengurus Badan Sosial Periode 08
Pebruari 2002-08 Februri 2005 adalah:
o Ketua : Sr. M. Frida Sri Suliani SPM
o Sekretaris : Sr. M. Victoria Suprihatin SPM
o Bendahara : Sr. M. Celinda Siti Sundari SPM
o Anggota : Sr. M. Fidelia Suryawati SPM

Pengurus Badan Sosial Periode 08 Pebruari 2005-08 Pebruari 2008 ialah:


o Ketua : Sr. M. Frida Sri Suliani SPM
o Sekretaris : Sr. M. Marceline Sumiyati SPM
P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 1 – 2 0 0 6 | 37
o Bendahara : Sr. M. Celinda Siti Sundari SPM
o Anggota : Sr. M. Fedelia Suryawati SPM

Dalam perjalanan waktu, Karena alasan kesehatan, Sr. M. Marceline mohon di-
bebastugaskan dari keanggotaan Pengurus Badan Sosial SPM. DPP mengabul-
kannya dan untuk sementara Pengurus Badan sosial dilaksanakan oleh Sr. M.
Frida SPM dan Sr. M. Celinda SPM.
(Bdk. Laporan Pelaks. Tugas, Tanggung Jawab dan Wewenang DPP dalam
bidang perutusan periode Kepengurusan 2000-2006)
4.3. Pastoral
Karya ini diurus oleh Komunitas masing-masing dalam kerja-sama
dengan Pastor Paroki dan umat. Khusus di Kalimantan dan Amlapura
(Bali) di mana karya para suster sebagian besar karya Pastoral, maka
kerja sama dengan Pastor Paroki sangat menentukan. Mereka mem-
bantu Pastor Paroki, antara lain memimpin ibadat di gereja Paroki dan di
stasi-stasi bergantian dengan Pastor. Mereka juga mengajar agama Katolik di
sekolah-sekolah negeri yang ada di Paroki itu.

5. MEMBENAHI KELOMPOK KERJA JPIC /KPKC


5.1. Menyusun kembali kelompok Kerja JPIC dan merumuskan tugasnya.
Pada tanggal 14 Desember 2002, bertempat di Probolinggo telah dibentuk kem-
bali Kelompok Kerja JPIC dan dirumuskan kembali tugas-tugasnya.
Karena kelompok kerja tugasnya membantu DPP, maka DPP melalui Sr. Yulita
sebagai kontak person kelompok Kerja JPIC menyusun tugas-tugas mereka.
Anggota Kelompok Kerja JPIC terdiri dari perwakilan:
 Karya Persekolahan, diwakili oleh Sr. M. Elsa Supartinah SPM.
 Karya Sosial, diwakili oleh Sr. M. Frida Sri Suliani SPM.
 Suster yang berkarya di luar Kongregasi, diwakili oleh Sr. M. Natalia SPM.
 Suster yang bertugas bagian publikasi/ ECHO Bulletin diwakili oleh Sr.
Myriam (kemudian diganti Sr. M. Lina SPM, mewakili Birkom).
 Suster yang bertugas sebagai Pembina, diwaikili oleh Sr. Theresien M.
Sumini SPM.
 Suster yang bertugas di kalimantan, diwakili oleh Sr. M. Christiana SPM.

Personalia Pengurus Kelompok Kerja JPIC/ KPKC SPM, berlaku 3 (tiga) tahun.
Mulai 14 Desember 2002-14 Desember 2005, terdiri dari:
o Ketua I : Sr. M. Theodora Suwarni SPM
o Ketua II : Sr. M. Frida Sri Suliyani SPM
o Sekretaris : Sr. M. Natalia Rita Natalwati SPM
38 | P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 1 – 2 0 0 6
o Bendahara : Sr. Thersien M. Sumini SPM
o Anggota : Sr. M. Elsa Suparttinah SPM
: Sr. Myriam Yuniati
: Sr. M. Christiana Suwarni SPM
o Kontak person DPP: Sr. Yulita M SPM
Mereka telah menyelesaikan kepengurusannya dengan sangat baik. Banyak ke-
giatan yang telah dilakukan. (Bdk. laporan bidang Perutusan periode kepeng-
urusan 2000-2006). Berhubung situasi akhir tahun DPP menghadapi agenda
Provinsi yang padat, kepengurusan JPIC diperpanjang sampai 13 Januari 2006
dan pada hari itu juga setelah mengadakan pertemuan dengan pengurus lama,
DPP mengangkat Pengurus Kelompok Kerja JPIC yang baru. Mereka itu ialah:

o Ketua I : Sr. M.Theodora Suwarni SPM


o Ketua II: Sr. M.Frida Sri Suliani SPM
o Sekretaris
: Sr. M. Isabella Mujiyanti SPM
o Bendahara
: Sr. M.Lina Sutijah SPM
o Anggota : Sr. M. Elsa Supartinah SPM
: Sr. Theresien M. Sumini SPM
o Pemerhati Kelopok Kerja KPKC: Sr. Yulita Marie

6. ALAM YANG TIDAK BERSAHABAT ATAU MANUSIA KURANG BIJAKSANA?


(BANJIR DI SITUBONDO)
Lima setengah tahun lalu, Situbondo (termasuk komunitas dan sekolah SPM
menjadi lautan api. Awal Pebruari 2002 terjadi lagi musibah di kota Situbondo,
yaitu air bah melanda sebagian besar kota situbondo (termasuk Komunitas
SPM dan sekitarnya) sehingga muncul ungkapan dari seorang Romo: ”Rumah
(komunitas) ini perlu “diruwat”, sudah dibakar, sekarang dilanda banjir.
Suatu keyataan bahwa kota Situbondo dilanda air bah. Rumah biara kita terma-
suk salah satu korban banjir. Lumpur mengenangi rumah, sekolah TK, halaman,
dan seluruh pekarangan. Pagar tembok kanan-kiri biara hancur. Tanggal 04
Pebruari 2002, mulai Pk 22.00 air dengan sangat cepat datang menggenangi ba-
gian kota Situbondo, hampir dua meter sampai kira-kira Pk 03.30 (05 Pebrua-
ri). Kedua Suster kami (Sr. Theresita dan Sr. Cornelly) selamat. Mereka berdua
bersama tetangga di samping biara berhasil meyelamatkan diri, sebagian ber-
diri di atas mobil, dan sebagian lain naik ke atas atap rumah. Tanggal 6 Pebrua-
ri banjir melanda lagi namun tidak separah yang pertama.
Syukur dan limpah terima kasih tentu saja dilambungkan kepada Tuhan dalam
diri para Suster komunitas-komunitas atas perhatian dan apa saja yang disum-
bangkan untuk masyarakat Situbondo, khususnya untuk para Suster komunitas
SPM di Situbondo.

P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 1 – 2 0 0 6 | 39
BAB VI
PENDIRIAN KOMUNITAS-KOMUNITAS SELAMA 2001-2006 DAN
YUBILIUM 80 TAHUN SPM PROVINDO 2006

1. PEMBUKAAN DAN PERKEMBANGAN KOMUNITAS PRAFI - MANOKWARI


DAN PERUTUSANNYA

Sebagaimana kita ketahui bahwa sejak 1998, kehadiran SPM sangat diharapkan
oleh Gereja dan masyarakat di Prafi-Manokwari. Dan tanggapan untuk meme-
nuhi kebutuhan mendesak di bidang pendidikan, kesehatan, sosial dan Pastoral
ini sudah cukup lama dinantikan oleh Mgr. FX. Hadisumarta O. Carm, Uskup
Keuskupan Sorong saat itu.
(Bdk. Sejarah Kongregasi SPM di Indonesia 1926-2001 hal. 193-196;
Lampiran I Lap. Pelaksanaan Kepengurusan SPM 2000-2006)
Seperti pernah tertulis, bahwa Komunitas Prafi dibuka 2 Pebruari 2001 tidak
terasa sudah berusia 5 tahun. Keadaan masyarakat masih sangat sederhana.
Mereka tinggal di antara saudara/ saudari kita yang bertransmigrasi dari Jawa
dan NTT (Flores). Mereka hidup dari bertani dan menjadi pekerja di Perkebun-
an Kelapa sawit. Terdapat di daerah itu ratusan hektar perkebunan Kelapa
sawit. Penduduk Papua, sebagian besar masih tinggal di pedalaman. Trans-
migrasi lokal masih kurang berhasil. Banyak rumah yang disediakan peme-
rintah untuk mereka, yang ditinggalkan mereka, dengan tujuan mencari lahan
subur untuk bertrani atau mencari hasil hutan yang tinggal memetik saja.
1.1. Di mana tempat tinggal para Suster SPM di Prafi?
Para Suster SPM tinggal di dua tempat yaitu di SP IV dan SP VIII. Awal mula,
untuk menempuh perjalanan dari SP IV ke SP VIII ditempuh dengan sepeda
motor, atau ikut mobil Romo. Angkutan umum belum ada, atau jika ada hanya
40 | P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 1 – 2 0 0 6
pada hari-hari tertentu saja. Namun demikian situasi tidak menghalangi para
suster untuk melayani umat di tempat-tempat itu.
1.2. Karya pelayanan di SP IV:

 Karya Kesehatan Sr. Dr. Francis Sudewo SPM membuka praktek di rumah di
Jl. Dahlia No. 4, Prafi. Dan seminggu sekali ke SP VIII untuk mengadakan pe-
layanan kesehatan di sana.
 Sr. Virgini melanjutkan kegiatan sekolah Taman Kanak-kanak milik Paroki
Gembala Baik, Masni, yang sudah dimulai di SPVIII. Sekolah itu mengguna-
kan ruangan samping Pastoran.
 Sr. Lydia bertugas mengurus Rumah tangga dan membantu Pastoral Sosial
Paroki.
1.3. Perkembangan komunitas dan karya perutusannya dalam proses meng-
alami kemajuan.
Dalam perjalanan waktu, sekolah ternyata cukup diminati. Kegiatan-kegiatan di
TK yang dikemas Sr. Virgini sangat menarik. Paroki yang semakin tertata mem-
butuhkan banyak ruangan kerja. Maka Ketika Sekolah Taman Kanak-kanak di-
serahkan Paroki kepada para Suster SPM, pihak SPM mengusahakan bangunan
baru untuk Taman Kanak-Kanak.
Pada 22 Agustus 2002, dilaksanakan Upacara peletakan batu pertama untuk
pembangunan gedung Sekolah TK di SP VIII oleh Romo Paroki, Rm.
Budiharyjana Pr. dan gedung sekolah tersebut (yang terdiri dari dua lokal),
pada 25 Maret 2003 diberkati dengan ibadat pemberkatan gedung baru, oleh
Romo yang sama, dan diberi nama TK Santa Maria Masni. Acara tersebut di-
laksanakan dengan penuh khidmad dan meriah, dihadiri para tamu pejabat,
biarawan/ wati dan para Suster Sendiri.
Di hadapan pemerintah, TK tersebut bernaung di bawah Yayasan yang dikelola
oleh Keuskupan Manokwari-Sorong. Kebijakan itu diambil terlebih demi efi-
siensi dan efektivitas pengelolaan, jika ada hal-hal yang berhubungan dengan
pemerintah. Untuk urusan intern, telah diatur berdasarkan perjanjian antara
SPM dan Keuskupan Manokwari-Sorong.

P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 1 – 2 0 0 6 | 41
Pada tanggal 10 September tahun
2003, Sr. M. Laurentia berangkat ke
Prafi, Manokwari diantar Sr. Yulita;
dan diutus sebagai Pimpinan Komu-
nitas di sana. Mereka berempat ting-
gal di dua tempat yaitu di SP IV dan
SP VIII. Pada hari komunitas dan
hari-hari tertentu yang mereka atur
bersama, mereka berkumpul di SP
IV. Komunitas Prafi membutuhkan
tenaga baru dan pergantian ang-
gota. Maka pada bulan Juli 2005, Sr.
M. Theresita menyusul ke Prafi menambah person yang dapat memberi
perhatian kepada anak-anak di sana.

Berkat kasih dan anugerah Tuhan, tahun 2004 SPM behasil membeli sebidang
tanah seluas 1 hektar di SP IV. Di atas lahan itu DIBANGUN RUMAH TRANSIT,
yang letaknya di Paroki Gembala Baik Masni, dekat TK “Santa Maria”.

Karya perutusan SPM di bidang kesehatan dan pelayanannya ditangani sendiri,


seorang diri oleh Sr. Dr. M. Francis SPM, dalam suatu ruang sempit di SP IV. Ke-
giatan ini sangat dihargai dan diminati oleh masyarakat (terutama oleh pen-
duduk asli Papua), sangat membutuhkan tempat pelayanan yang lebih baik.

Awal tahun 2005 telah dilaksanakan peletakan batu pertama untuk gedung
Balai Pengobatan (BP) oleh Bapak Uskup Manokwari Sorong, Mgr. Hilarion
Datus Lega Pr., pengganti Mgr. Hadisumarta O. Carm. Bapak Uskup baru ini
tampak antusias mengikuti perjalanan perjuangan para Suster SPM.

Pada 25 September 2005, Balai Pengobatan St. Martia diberkati oleh Mgr.
Hilarion Datus Lega Pr. dalam perayaan Ekaristi. Dihadiri 2 orang Suster yaitu
Sr. Yacoba YMY (bendahara keuskupan) dan seorang Suster Kongregasi OSA
yang melayani karya Keuskupan di rumah bina di Sorong. Para tamu santap
siang di Susteran SP IV dalam suasana keakraban dan persaudaraan.

Pada kesempatan itu telah dilaksanakan juga upacara peletakan batu per-
tama untuk bangunan Komunitas biara Suster SPM Prafi di SP IV. Letaknya
di samping Balai Pengobatan (BP). Rumah biara yang ditempati selama ini
mengambil tempat di Pastoran. Upacara pemberkatan dan peletakan batu per-
tama itu dilaksanakan bersama dengan semua umat paroki, berkenaan dengan
penutupan bulan Kitab Suci.

Sesudahnya dilanjutkan dengan acara ramah tamah dalam bentuk “Pesta rak-
yat”. Umat membawa makanan sendiri yang disatukan untuk makan prasman-
an. menjadi hari indah penuh sukacita. Hadir dalam acara itu selain banyak
42 | P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 1 – 2 0 0 6
umat paroki, juga beberapa donatur dari kota, kepala distrik, kepala kampung,
Rt dan Rw.
Sejak bulan Oktober 2005, Sr. M. Victoria SPM (bagian pembangunan) telah
berada di Prafi untuk mengurus pembangunan rumah komunitas SPM di sana.
Pada minggu 23 Juli 2006 Pk. 11.00, pemberkatan rumah Komunitas SPM
dan peresmian Balai Pengobatan St. Maria di Prafi SP IV, dilaksanakan da-
lam Perayaan Ekaristi dengan Konselibrasi Rm. P. Tri Margana Pr., Rm. Harsono
Pr. dan Rm. Acep. Sedang dari DPP yang hadir ialah Sr. Yulita Marie (Wakil Pro-
vinsial) dan Sr. Veronica (bagian pembangunan. Tamu yang hadir; Bapak uskup
Sorong Mgr. Hilarion Pr., para imam dan tokoh Gereja, Tokoh Pemerintah (Bu-
pati, kepala distrik, kepala kampung), para undangan (para donatur dan umat
paroki). (Bdk. Lap. Pert. Jawaban DP Provinsi 2000-2006 hal. 64-67)

1.4. Karya Sosial-Pastoral


Selain karya Kesehatan dan Pendidikan, para Suster membantu Romo Paroki
memimpin Ibadat Hari Minggu dan Hari Raya di stasi/ gereja Paroki. Membagi
komuni dan mengantar komuni kepada orang sakit. Mereka juga aktif dalam
Dewan Pastoral Paroki serta melakukan karya Sosial kemasyarakatan (Bdk.
Lap. Perutusan Komunitas).
Sementara itu Gereja dan masyarakat setempat mengharapkan SPM mem-
bangun asrama untuk menampung anak-anak, yang ingin melanjutkan ke jen-
jang sekolah selanjutnya, SD-SMP-SMA. Sekolah TK sejak diserahkan sampai 29
Desember 2005, dikelola langsung oleh DPP SPM, namun di hadapan pemerin-
tah, TK Santa Maria di bawah Yayasan Pendidikan Katolik milik Keuskupan
Sorong-Manokwari.
Sekolah TK SP VIII sejak diserahkan sampai 29 Desember 2005 dikelola lang-
sung oleh DPP. Pada tanggal 30 Desember 2005, pengelolaan TK SP VIII, Prafi
diserahkan kepada Perkumpulan Dharmaputri. Namun demikian karena tem-
patnya yang sangat jauh dengan Pulau Jawa, keberadaannya di Papua, di ha-
dapan pemerintah masih tetap di bawah Yayasan YPPK milik Keuskupan.
Urusan internal sejak berdirinya sampai saat ini dikelola oleh para Suster SPM.

2. PEMBERKATAN RUMAH BIARA KOMUNITAS JEMBER II


Yang melatar belakangi pendirian Sekolah TK/ SD dan kemudian juga komu-
nitas biara ialah:
 Untuk menampung murid TK Siswarini dan SD Maria Fatima (I + II saat itu)
yang tiap tahun bertambah besar jumlahnya.
 Mendukung rencana untuk mendirikan Gereja ke-2 di Jember, di kompleks
Sempusari.
P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 1 – 2 0 0 6 | 43
 Dalam perkembangan selanjutnya setelah TK Siswarini II dan dan SD Maria
Fatima III berdiri pada April 1988 dan gedung SD Maria Fratima III diberkati
11 Juni 1991, tuntutan pelayanan menjadi semakin padat dan berat. Hal ini
semakin dirasakan oleh para Suster yang masih tinggal di Komunitas Jember
I yang jaraknya cukup jauh dari tempat perutusan, lebih-lebih kurang
kesempatan hadir dalam kebersamaan Komunitas. Diusulkan agar para Sus-
ter boleh membangun hidup Persekutuan sendiri di dekat tempat perutusan.
 Mereka mulai membentuk komunitas Experiment dan mengambil tempat di
kompleks TKK Siswarini II dan telah diberkati 28 Juli 1995 oleh Romo Kelik
O. Carm.

 Baru pada 29 Juli 2004 yaitu pada HUT berdirinya Kongregasi SPM Amers-
foort dan pesta Santa Martha, Rumah Biara komunitas Jember II diberkati.
 Pemberkatan berlangsung secara sederhana. Diharapkan para Suster yang
tinggal di Komunitas baru ini dimampukan menjadi “Saksi kehadiran Tuhan”
agar masyarakat di sekitar menjadi lebih bersahabat dan bersaudara.
(Berita Pusat 30 Juni tahun 2004).

3. LAHIRNYA KOMUNITAS STUDI, DI MALANG

Pada 11 Oktober 2004 (HUT SPM Provindo ke 78), Komunitas Pandan 2A yang
dulu pernah ada, secara resmi beralih fungsi menjadi komunitas Studi, meng-
ingat beberapa Suster membutuhkan tempat yang kondusif untuk melaksana-
kan perutusan studi. Komunitas ini beranggotakan 3 orang Suster yaitu: Sr.
Christa (Pimp.Komunitas); Sr. Elly dan Sr. Diny. Dengan alamat Jl. Pandan 2A,
Malang 65112.

4. BERMISI KE PHILIPINA

Sehubungan dengan perluasan karya perutusan ke luar batas Indonesia, Dewan


Pengurus Umum dan Dewan pengurus Provinsi telah mengadakan pembicara-
an. Pembicaraan ini dilihat sebagai langkah pertama dalam mewujudkan
keputusan Kapitel Umum 2000 no. 5.3. Beberapa hal yang dicatat sebagai ke-
44 | P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 1 – 2 0 0 6
simpulan dan perlu mendapat perhatian secara kritis dalam menempuh lang-
kah-langkah selanjutnya, antara lain:
 Kesadaran bahwa setiap iman/ kepercayaan selalu mempunyai bentuk kon-
kret kultur-budaya, yang berarti selalu ber-inkulturasi.
 Masyarakat yang multikulturasi.
 Perbedaan iman kepercayaan.
 Butir-butir yang dicatat dalam buku keputusan Kap. Umum 2000.
 Mencari daerah di mana ada kebutuhan mendesak dan kehadiran para Sus-
ter mempunyai arti di dalamnya.
 Mencari informasi dari Kongregasi-Kongregasi lain. (Bdk BMU 2001)

Dalam mewujudkan Keputusan Kapitel Umum tahun 2000 No. 5.3 dan Ke-
putusan Kapitel Provinsi no. 4.3 tentang “perluasan karya perutusan ke
luar batas Indonesia”, DPP bersama DPU mengadakan penyelidikan, lebih
terbuka terhadap daerah/ Negara di mana ada kebutuhan mendesak dan
kehadiran Suster kita mempunyai arti di dalamnya. Kita mengimani bahwa
Tuhan membutuhkan kehadiran para Suster SPM di Baras, Philipina. Karena itu
segera Tuhan menggerakkan hati orang-orang, pemerhati anak-anak terlantar
yaitu “Noodhulp Filippijnen Zwerfkinderen Project” di Belanda dan meng-
undang kita untuk bekerja sama. Terjadilah pertemuan antara DPP, DPU dan
Yayasan tersebut dan disepakati bersama, bahwa kerja sama antara Provinsi
Indonesia dan Yayasan tersebut akan diwujudkan pada bulan Januari 2004.

Dalam Berita Pusat Juli 2003, DPP mulai menghimbau para Suster generasi
muda, agar terbuka hatinya, untuk menjadi Maria-Maria yang lain “Pembawa
kehidupan (warta gembira) untuk berbagi kasih kepada saudara/ saudari kita
di Philipina, khususnya ditempat perutusan yang akan kita tuju yaitu: Baras,
Rizal, Philipina.

Untuk mengawali kerjasama tersebut, DPP telah mengutus 2 (dua) orang Suster
yaitu Sr. Elisa Maria Ariadini dan Sr. M. Prisilia ke Philipina.

P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 1 – 2 0 0 6 | 45
Salah satu tujuan kita bermisi ke Philipina (juga ke Malawi), agar Kongregasi
kita tetap bertahan sebagai Kongregasi Internasional dan Internasionalitas kita
terus berlangsung.

Konkritnya tugas perutusan kita di Filipina diawali dengan:

 Bekerja sama dengan Pengurus “Golden Harvest Foundation” meneruskan


mengelola Panti Asuhan untuk anak-anak jalanan dan memulai “Playgroup”
pada awal tahun ajaran Juni 2004.

4.1. Pembukaan Komunitas Baras, Rizal, Philipina


Pembukaan Komunitas Baras pada 2 Pebruari 2004, ditandai dengan Peraya-
an Syukur Ekaristi, yang dipimpin oleh Romo Paroki Pastor Giovani, bersama
dengan 5 orang wakil umat Paroki, DPP berempat, Sr. Elisa dan Sr. Prisilia serta
Gin (salah seorang pengurus Stichting Noodhulp Filipijnen).

Dalam rangkaian Perayaan Ekaristi dilangsungkan pemberkatan rumah dan


benda-benda suci yang akan dipasang di rumah itu. Usai pemberkatan, DPP
mengundang hadirin dan anggota Pengurus Foundation yang tinggal di
Philipina untuk pesta bersama meski sederhana.

4.2. Perkembangan Perutusan Komunitas Baras Philipina


Rencana mendirikan Play-group bulan Juni 2004 ternyata belum bisa diwujud-
kan. Dengan pertolongan Romo Luka Hadi Siswo Sasmito SCJ dan umat paroki
Baras, ditempuh proses sbb.:

 Diawali oleh Sr. Elisa yang nyantrik di TK Katholik, di Tanay, untuk belajar
administrasi sekolah dan mengajar anak-anak TK. Dengan cara demikian ia
berusaha mengenali budaya yang nampak dalam pergaulan dan cara kerja
mereka.
Dirasakan bahwa Usaha tersebut sangat menolong.
 Sr. Priselia meneruskan tugas membantu di asrama yang dikelola oleh Yaya-
san Foundation.

46 | P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 1 – 2 0 0 6
Setelah satu tahun tinggal di lingkungan Foundation, dalam perlindungan
dengan DPU, DPP memutuskan mencari tempat tinggal sendiri di tengah umat.

Pada tanggal 12 Pebruari 2005, Sr. Elisa dan Sr. Prisilia telah pindah ke rumah
kontrakan. Umat menolong membersihkan dan mengangkut barang-barang
mereka ke rumah baru dengan alamat: 119F, Manalo Street
Barangai Concepcion
Baras, Rizal, Philippine
Sr. Prisilia tetap membantu di asrama milik Foundation, sedangkan Sr. Elisa
mempersiapkan perutusan SPM mendatang sambil melaksankan tugas pastoral
bersama dan di tengah umat.

Pada tanggal 18 Maret 2005 DPP datang ke Philippina:


 Mengevaluasi bersama para Suster tentang pengalaman hidup dan kerja-
sama mereka dengan Foundation. Dan dengan Foundation tentang kerja sa-
ma mereka yang masih akan diteruskan oleh Sr. Prisilia dengan ambil bagian
membina anak-anak asrama.
 Melihat bersama para Suster, perutusan yang memungkinkan dikembang-
kan di Baras untuk masa depan.

Pada tanggal 8 Juni 2005, sekitar Pk 09.45, telah dibuka dan diberkati “Mater
Dei Pre-School” di Malalim, Baras, Philipina oleh Romo Giovani (Romo Paroki
Baras), sekaligus menandai peresmian “Mater Dei Pre School”.

Sr. Anita yang pada saat itu berada di Filipina ikut ambil bagian mengurus ber-
dirinya Mater Dei Pre School ini. Hadir pula saat itu para Suster di Sitio Malalim
yang sebelumnya belum mereka kenal. Kehadiran Para Suster menggembira-
kan umat yang mereka rasakan menjawab kebutuhan mereka. (Bdk. Pembu-
kaan Mater Dei Pre School di Malalim Berita Pusat 2004-2006 no. 263
DPP/ VI/ 2005)

P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 1 – 2 0 0 6 | 47
Keadaan para Suster Setelah satu tahun lewat di tengah umat :

 Para Suster semakin akrab dengan umat dan terlibat dalam kehidupan ber-
paroki.
 Sr. Prisilia tetap membantu Foundation 2 hari dalam satu minggu.
 Sr. Elisa menekuni tugas menyelenggarakan Mater Dei Pre School. Ia bekerja
sama dengan orang-orang yang mengurus sekolah, melengkapi administra-
sinya dan sekolah sudah berjalan lancar.
 Sr. Anita (yang berada sementara di tempat mengganti Sr. Prisilia) ikut am-
bil bagian menata urusan administrasi sekolah.
 Dalam perkembangannya, setelah berkonsultasi dengan Dr. Makaso (seo-
rang pengelola Pendidikan di Tanay), nama Mater Dei Pre School diganti
dengan Mater Dei Learning Centre. Istilah itu sebaiknya dipakai jika ke-
mungkinan SPM masih akan mendirikan sekolah tahap selanjutnya
(Elementary School, dst.)

4.3. Kemandirian Sebagai Kongregasi “Sister of Our Lady Of Amersfoort”


Kemandirian Suster SPM di Baras sebagai Kongegasi, belum diakui oleh Negara
Philipina. Untuk dapat diakui harus registrasi ke Kantor Imigrasi Negara itu.

Proses Regristrasi dapat ditempuh melalui 2 (dua ) cara:


 Sebagai INC atau Coorporation.
Untuk registrasi awal, anggota Kongregasi harus berjumlah 5 orang suster.
Anggota itu terdiri dari 60% orang Philipino (Suster asli Philipina) dan 40%
Suster asli Indonesia. Itu berarti dua suster Indonesia dan tiga Suster asli
Philipina.
Karena kita belum mempunyai Suster asli Philipina, dapat ditempuh jalan
dengan meminjam nama Suster dari Kongregasi lokal. Dengan cara ini kita
sebagai Kongregasi dapat diakui secara sah keberadaannya, yaitu sebagai
Congregation of Our Lady of Amersfoort.
 Sebagai Religious Society.
Untuk Registrasi diperlukan adanya 5 anggota Suster Indonesia. Dalam hal
kepemilikan, di atas namakan Uskup setempat.

Kendala yang pernah/ bisa terjadi: Apabila Uskup setempat pindah/ wafat,
dan Uskup baru/ pengganti tidak merasa ada perjanjian tentang hal ini, ma-
ka semua aset dapat diakui sbagai milik Keuskupan.

Setelah Pimpinan SPM menghubungi Romo dan Ahli Hukum, yang akan meno-
long di sana dan mendapat keterangan lebih jelas, kami SPM memilih cara yang
pertama.

Cara ini menurut informasi mereka, tidak ada resiko apapun.

48 | P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 1 – 2 0 0 6
Di kemudian hari, setelah Kongregasi SPM diakui dan Suster SPM yang berada
di Philipina memenuhi jumlahnya, nama Suster Philipina dapat dihapus dari
daftar nama suster SPM di sana.
Cara ini banyak digunakan oleh Kongregasi-Kongregasi baru yang memulai di
Philipina.
(Bdk. Lap. Pert. Jwb. Pelaksanaan Kepengurusan DP Provindo 2000-2006 hal.
74-79).
5. PEMBUKAAN KOMUNITAS MANGKUPALAS-KALTIM (Bdk BP 2004-2006)
Awal mula alasan pembukaan Komunitas baru ini karena pada Oktober 2004
SPM Provindo mendapat undangan dari Bapak Uskup Mgr. F. Sului MSF untuk
berkarya di Mangkupalas, Samarinda Seberang.
31 Mei 2005 Bapak Uskup Mgr. Florentinus Sului MSF dari Keuskupan Agung
Samarinda kembali mengundang SPM dan mohon bantuan tenaga suster untuk
membantu pengelolaan Karya Pendidikan di Keuskupan Agung Samarinda.
Undangan tersebut telah ditanggapi oleh Kongregasi SPM Provindo setelah
mendapat ijin dari DPU melalui suratnya tertanggal 11 Juli 2005.
Mangkupalas terletak di Keuskupan Samarinda, daerah Samarinda Seberang
(sungai).
Untuk karya perutusan, SPM diharapkan mengambil alih pegelolaan TK Hati
Kudus yang sudah berdiri sejak 2003 dan telah mendapat izin operasional dari
pemerintah pada 12 Pebruari 2004. Taman kanak-kanak itu bernaung di bawah
Yayasan Keuskupan YPRRR (YP3R). Ke depan SPM diharap membuka SD dan
sekolah-sekolah lanjutannya serta terlibat dalam kehidupan berparoki.
Untuk memenuhi perutusan di Mangkupalas, DPP SPM menutup Komunitas
Banjarbaru, karena sejak Januari 2005, hadir Suster SCMM dan ke depan Kong-
regasi SCMM akan mengambil alih Sekolah Sanjaya Putra tempat Sr. Patrisia.
SPM bertugas.
Maka dalam perundingan, Sr. Patrisia dan Sr. Lisa diharap mulai Oktober 2005
siap dipindah dan mulai membangun Persekutuan hidup dan karya perutusan
di Mangkupalas.
Pada 11 Oktober 2005, bertepatan dengan peringatan 79 tahun Kongregasi
SPM berkarya di Indonesia, SPM telah membuka komunitas baru di Mangku-
palas, Samarinda. Sekarang.
Pembukaan Komunitas diawali dengan Perayaan Ekaristi yang dipimpin oleh
Mgr. Sului Florentinus, Uskup Agung, Samarinda, didampingi oleh Romo Vikep
Kevikepan Pantai, Rm. Moses Kumala Avan, yang juga Pastor Paroki Mangku-
palas bersama 6 selebran lainnya.

P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 1 – 2 0 0 6 | 49
Dalam Perayaan Ekaristi, sebelum berkat penutup, semua suster SPM yang ha-
dir dperkenalkan kepada umat. Usai Perayaan Ekaristi dilanjutkan dengan
Pemberkatan rumah tinggal para Suster SPM (yang dikontrakkan oleh Keus-
kupan Agung Samarinda) lalu dilanjutkan dengan ramah tamah. Semua ke-
giatan itu dipersiapkan oleh umat Paroki Mangkupalas, bekerja sama dengan
umat Paroki Induk (Katedral)
Pengalaman yang luar biasa itu memberi gambaran kepada kita bahwa umat
sungguh-sungguh membutuhkan kehadiran para suster SPM untuk berkarya di
sana.

Anggota Komunitas baru di Mangkupalas ialah:


Sr. M. Patrisia, Sr. M. Liza, Sr. M. Assumpta dan Sr. Theresien sebagai Pimpinan
Komunitas merangkap Komunitas Grogot.

Karena jarak Grogot dan Mangkupalas cukup jauh (6 jam perjalanan dengan
mobil), maka Sr. Patrisia sebagai wakil Pimpinan Komunitas bertanggung ja-
50 | P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 1 – 2 0 0 6
wab untuk urusan sehari-hari. Merangkap kepala SekolahTK “Hati Kudus”
Mangkupalas. Sr. Liza sebagai bendahara sekaligus urusan tata laksana rumah
tangga komunitas. Sedangkan Sr. Assumpta mengurus rumahtangga Keuskupan
Samarinda (urusan dapur).

Baik jika diketahui bahwa jarak dari Komunitas Mangkupalas ke Keuskupan di-
tempuh dalam 1 jam perjalanan dengan mobil.

5.1. Karya Perutusan Para Suster SPM DI MANGKUPALAS


SPM diserahi mengurus Sekolah TK “Hati Kudus” yang sudah berdiri sejak
2003, dan yang sekarang sudah terakreditasi dan memiliki siswa 58 anak. TK
ini diserahkan kepada SPM dan menjadi karya perutusan SPM. Di samping
mengelola sekolah para suster juga diharapkan untuk ambil bagian dalam ke-
giatan berparoki. Bahkan setelah pembukaan, beberapa hari sesudahnya mere-
ka minta SPM memulai dengan Kegiatan Koperasi Kredit (KOPDIT) di sana.

Alamat Susteran SPM Mangkupalas: Alamat surat-menyurat:


Jl.Kartika No. 01 – RT. 33/ RW. VII Pastoran/ Gereja Hati Kudus
Telepon (Flexi): 05417008919 Jl. SMPN 8 – RT. 33 /RW. VII
Kelurahan Baqa-Mangkupalas Kelurahan Baqa-Mangkupalas
SAMARINDA SEBERANG 75133 SAMARINDA SEBERANG 75133
KALIMANTAN TIMUR KALIMANTAN TIMUR

(Bdk. Berita Pusat 19 November 2005)

6. PEMBUKAAN KOMUNITAS BARU DI SURABAYA-2

Menindaklanjuti Keputusan Kapitel Provinsi 2000, no. 4.1.2 yaitu Pembukaan


Komunitas ke-2 di Keuskupan Surabaya, dengan prioritas karya Sosial Pastoral.

Untuk merealisasikannya, Pimpinan SPM menghadap Bp. Uskup Surabaya, Mgr.


J. Hadiwikarta Pr. (almarhum), yang dalam pembicaraan menanggapinya de-
ngan sikap terbuka dan menawarkan suatu rumah/ lahan yang memungkinkan
dijadikan tempat untuk memulai karya Pastoral di Paroki Redemptor Mundi, di
Jl. Dukuh Kupang Barat 1/7, Surabaya.

Setelah beberapa lama karya sosial dirintis oleh Sr. Agatina, SPM membuat su-
rat permohonan tertulis (atas permintaan Uskup), untuk membangun komuni-
tas biara ke-2 di Surabaya di Jl. Pakis Tirtosari XIII No. 45 (Dukuh Kupang),
Surabaya.

Gedung biara itu dibangun di atas tanah milik Keuskupan Surabaya yang di-
pinjam pakaikan kepada Kongregasi SPM.

P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 1 – 2 0 0 6 | 51
Selama proses pembangunan, Sr. Agatina ditemani Suster-Suster dari Komuni-
tas Surabaya I, yang bergantian tinggal di rumah kontrakan, memulai dengan
perutusan baru di paroki Redemptor Mundi.
Setelah pembangunan rumah selesai, tiga (3) Suster diutus untuk memulai
membangun Persekutuan hidup dan melaksanakan perutusan di Komunitas
Surabaya II. Mereka itu ialah:
 Sr. Agatina sebagai Pimpinan komunitas dan meneruskan perutusan
bidang karya Sosial Keuskupan Surabaya.
 Sr. Liduine Marie, setelah purnakarya, akan merintis Kursus Musik Liturgi.
 Sr. Assumpta yang mengurus rumah tangga.

Pada 8 September 2004, bertepatan dengan Pesta kelahiran Santa Perawan


Maria, telah dibuka resmi komunitas Surabaya-2, dengan upacara pemberkatan
rumah biara oleh Rm. J. Haryanto CM, dilanjutkan dengan Misa Syukur, yang
dipimpin oleh Rm. Paroki Redemptor Mundi yaitu Rm. J. Budi Hermanto Pr. dan
Rm. A. Budi Prasetyo Pr. Upacara sederhana itu dihadiri para wakil Dewan
Paroki, Wilayah dan lingkungan di mana biara SPM berada; Wakil DPU dan DPP
serta para Suster dari komunitas-komunitas: Surabaya 1, Probolinggo, Malang,
dan Prafi (yang kebetulan berada di Surabaya).
Kita telah memiliki komunitas di Surabaya yang secara khusus direncana-
kan untuk memberi perhatian kepada karya Sosial.

7. PEMBUKAAN KOMUNITAS DI AMLAPURA-BALI


Pada tanggal 11 Oktober 2000, bertepatan dengan HUT SPM Provinsi Indonesia
yang ke-74, Komunitas religius SPM Amlapura diremikan oleh Vikjen Denpasar
yaitu Rm. Hubert Haddy Setiawan Pr. dalam Perayaan Ekaristi dengan Tema:
“Membangun Persekutuan Hidup Baru Yang Pusatnya Kesamaan Martabat Ma-
nusia Sebagai Citra Allah”.
52 | P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 1 – 2 0 0 6
(Bdk. Sejarah Kongregasi Suster SPM di Indonesia 1926-2001 hal. 191-
193)

7.1. Komunitas Amlapura Dalam Perkembangannya.


Pada 1 April 2006, bertempat di belakang Susteran, di samping Sekolah SDK
(di kompleks Gereja dan Susteran.) dibuka Tempat Penitipan Anak (TPA)
bernama “Stella Maria”. Karya Perutusan baru itu diberkati dan diresmikan
dengan Perayaan Ekaristi, yang dipersembahkan oleh Romo stasi: Rm. Agus
Keluli OCD.

8. DELAPAN PULUH TAHUN SPM PROVINDO BERKARYA DI INDONESIA


Pada 11 Oktober 2006, Kongregasi Suster Santa Perawan Maria (SPM) Amers-
foort genap 80 tahun berkarya di Indonesia. Seperti sudah direncanakan, dise-
pakati oleh Panita “Mengenang 80 tahun SPM Amersfoort Indonesia”, perayaan
akan berlangsung lebih secara rohani, namun berdurasi satu tahun (2005-11
Oktober 2006).
Saat itu kita bersama sudah setengah tahun mempersiapkan diri dengan aneka
kegiatan rohani, sambil meresapkan daya-daya rohani yang muncul untuk ke-
giatan Kapitel dengan harapan, kita dapat berkapitel dengan hati penuh
syukur, karena cinta Tuhan berkenan memelihara/ melindungi Kongregasi
SPM hingga mencapai 80 tahun berdarma bakti di Indonesia. Kita akan me-
nyambut puncak sejarah itu 11 Oktober 2006.

8.1. Adapun kegiatan rohani yang telah terjadi selama 1 tahun ialah:
 Pendalaman Konstitusi bagi yang berkaul kekal dengan tema: Menimba
semangat St. Julie Billiart Ibu Rohani SPM dan para Pendiri Kongregasi SPM
Amersfoort, berlangsung Oktober sampai dengan Desember 2005. Dipandu
oleh Tim Pendalaman Konstitusi SPM.

P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 1 – 2 0 0 6 | 53
Retret Spiritualitas SPM dalam 5 gelombang (April sampai dengan Agustus
2006), oleh Rm. Darminta SJ, dengan tema: “Menimba Identitas SPM
Provindo“.

 Rekoleksi dari bulan Pebruari sampai dengan bulan September 2006,


dikemas dalam 1 buku dengan tema besar: “Berjalan bersama sebagai sau-
dara, membangun masa depan”. Ada sub tema tiap bulan disertai teks Kitab
Suci, panduan renungan dan pendalaman Sejarah Kongregasi Provindo.
54 | P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 1 – 2 0 0 6
 Bulan Mei, Devosi kepada Bunda Maria, pelindung Kongregasi SPM, di-
akhiri dengan Triduum (memilih salah satu bahan Triduum).
Selain itu kita menyatu dengan Gereja dalam berdoa novena untuk menyam-
but kedatangan Roh Kudius pada Hari Pentekosta.
 Bulan Juni. Khusus bulan Juni, kita tingkatkan devosi kita kepada Santa Julie
Billiart dengan berdoa novena 9 hari berturut-turut (mulai 13 sampai de-
ngan 21 Juni) dengan wujud khusus dalam rangka 80 tahun SPM-Amersfoort
Indonesia. Karena syarat novena adalah tiap hari harus didoakan, maka
kalau tidak dapat mengikuti doa bersama-sama, hendaknya dilakukan se-
cara pribadi
Disamping aneka kegiatan rohani yang dikemas panitia, masih ada beberapa
Suster SPM (antara lain Sr. Marcella, Sr. Vincentine, Sr. Deonata, Sr. Gabriella
dan Sr. Lina) yang menyelipkan kreativitasnya dengan menyumbangkan
karya tulis tentang Spiritualitas dan karya Kongregasi SPM, di Majalah Utusan
Katolik bulan Oktober 2006, untuk mengungkapkan syukur atas kebaikan
Tuhan selama 80 tahun.

P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 1 – 2 0 0 6 | 55
BAB VII
KOMUNIKASI

Untuk terus mengembangkan Kolegialitas diperlukan Komunikasi yang


dipelihara dengan baik. Kita saling berhubungan dengan cara-cara yang sesuai,
untuk membiarkan diri semakin diilhami oleh Spiritualitas kita, yang terutama
diarahkan kepada cara hidup bersama yang baru, ber-pusatkan pada kesamaan
martabat manusia sebagai citra Allah. (Bdk. Statuta 30. 1)

USAHA UNTUK MENINGKATKAN KOMUNIKASI

1. BELAJAR BAHASA INGGRIS


Dalam pelaksanaannya, tugas ini tidak mudah dipenuhi, lebih-lebih mengusa-
hakan belajar secara resmi Bahasa Inggris bagi para Dewan Pengurus Provindo
sendiri. Yang telah dilakukan ialah belajar sendiri dengan cara masing-masing,
meski diakui cara ini kurang efektif. Hal ini disebabkan sulitnya menyisihkan
waktu untuk belajar, karena ternyata hampir seluruh waktu dibutuhkan untuk
melayani.
Karena DPP mengalami sendiri betapa sulitnya menyisihkan waktu, maka bagi
para suster lain yang diharapkan (ekonom, sekretaris, para Pembina, para Sus-
ter yang akan mengikuti pembinaan Internasional dll). DPP hanya dapat se-
batas memberi dorongan.

2. ECHO BULLETIN
Dalam BMU 2001 telah diputuskan, bahwa para Dewan Pengurus dan Komisi
Koordinasi akan memberi stimulan kepada masing-masing kontak person.
Di samping itu Kapitel Umum merekomendasikan agar:
Setiap pertemuan BMU akan dipertimbang-
kan apakah ECHO BULLETIN dan kegiatan
yang berkaitan dengan pelaksanaannya akan
ditinjau kembali.
Alamat pusat Kongregasi merupakan alamat
umum di mana semua artikel dikumpulkan.
Rekomendasi itu sudah dipenuhi melalui
terbitnya Echo Bulletin dalam beberapa
tahun mulai tahun 2001-2003. Kemudian
di Provindo terbit majalah Buletin SPM.

56 | P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 1 – 2 0 0 6
BAB VIII
KERJA SAMA ANTAR TAREKAT/ KEUSKUPAN

1. KERJA SAMA ANTAR TAREKAT DIWUJUDKAN KONGREGASI DALAM KE-


GIATAN YANG DILAKSANAKAN BERSAMA YAITU:
1.1. Kegiatan bersama yang direkomendasikan oleh Koptari

1.2. Kegiatan yang diselenggarakan oleh IBSI, antara lain:


 Retret besama para Pimpinan Tarekat Suster mendalami tema Amor.
 Kursus Pimpinan Komunitas.
 Kursus untuk para Yunior yang diselenggarakan di Yogya.
Sampai saat ini DPP belum pernah mengikutkan, sebab
Provinsi sudah mengadakan sendiri. Namun kami telah
menginformasikan kepada Pendamping Yunior bahwa ada
baiknya Pembimbing Yunior sesekali turut hadir agar
wawasan pendampingan Yunior semakin luas.
1.3. Kegiatan dalam kepengurusan Matrida Jawa-Bali (sekarang sudah di-
bubarkan).
1.4. Kegiatan dalam kepengurusan BKBKM.
 Mengutus Suster ambil bagian dalam Tim Bina Lanjut antar Tarekat.
 Pembimbing Novis ikut aktif meyelenggarakan Bina Awal melalui KGN.
 Memberi tempat untuk menyelenggarakan Kegiatan KGN di Novisiat, Jl.
Pandan 2, Malang.
1.5. Kegiatan bersama dalam Muperkas (Musyawarah Pemimpin Religius Ke-
uskupan Agung Semarang).
Kongregasi menghadiri pertemuan-pertemuan yang diselenggarakan Pengurus
dan membicarakan bersama program kegiatan yang akan dilaksanakan dalam
setiap periode kepengurusan.
Para Suster diikutsertakan dalam kegiatan yang diadakan oleh Muperkas. Da-
lam pertemuan Desember 2005, Muperkas merekomendasikan beberapa hal
penting yang perlu diikuti, dan yang telah dikirimkan kepada para Suster dalam
lampiran Berita Pusat.
1.6. Kegiatan yang dilakukan para Suster yang berkarya dalam bidang pendidikan
melalui MPK.
1.7. Bekerja sama dengan Br. FIC dengan mengutus Sr. Rosalin dan Sr. Corry
untuk mengurus rumah tangga Institut Roncalli.
1.8. Kelompok Kerja KPKC antara lain bekerja sama dengan Romo CM membantu
korban banjir di Blitar.
P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 1 – 2 0 0 6 | 57
2. KERJA SAMA JUGA DILAKUKAN DENGAN KEUSKUPAN-KEUSKUPAN DI
TEMPAT SUSTER TINGGAL DAN BERKARYA:

2.1. Kerja sama dengan Keuskupan Malang


 Aktif sebagai Anggota Dewan Pastoral.
 Ambil bagian dalam kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan Keuskupan, di
Paroki (misalnya dalam sinode Keuskupan).
 Dst.
2.2. Kerja sama dengan Keuskupan Surabaya
 Mengutus Suster membantu mengurus keuangan di Keuskupan sampai Mei
2005.
 Melalui Perkumpulan Dharmaputri ambil bagian secara aktif dalam MPK.
 Mengutus Sr. Agatina dan Sr. Victorini membantu Lembaga Karya Dharma
dengan mencari dan mengurus fonds untuk anak-anak terlantar.
 Para Suster ambil bagian dalam karya Pastoral Paroki.
 Dst.
2.3. Kerja sama dengan Keuskupan Agung Semarang
Turut menanggung hidupnya sekolah yang dimiliki Keuskupan melalui Per-
kumpulan Dharmaputri:

 SDK Tumpang, dengan memberi bantuan seorang guru dan seorang Suster
yang dibiayai oleh Perkumpulan Dharma Putri.
 SD dan TK Kanisius Promasan memberi bantuan seorang guru dan seorang
Suster yang dibiayai olehPerkumpulan Dharmaputri.
58 | P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 1 – 2 0 0 6
 Dst.
2.4. Kerja sama dengan Keuskupan Agung Jakarta
 Mengikuti pertemuan-pertemuan yang diadakan oleh Keuskupan Agung
Jakarta.
 Mendorong Pimpinan Komunitas Pamulang untuk aktif dalam kepengurusan
kerja sama antar religius sedekanat.
 Mendorong para Suster untuk aktif ambil bagian dalam kegiatan-kegiatan
yang diadakan oleh Keuskupan.
 Dst.
2.5. Bekerja sama dengan Keuskupan Banjarmasin
 Mengutus Sr. Christiana ambil bagian dalam karya Keuskupan sebagai peng-
urus Komisi Kateketik, Liturgi dan Kitab Suci, Komisi Misioner dan KKI serta
mengurus aksi panggilan. Sekarang sebagian tugas sudah diambil alih oleh
para Romo.
 Mengelola Asrama milik Paroki Tanjung.
 Para Suster terlibat aktif dalam Karya Pastoral Paroki.
 Dst.
2.6. Kerja sama dengan Keuskupan Agung Samarinda
 Mengambil alih asrama putri Ave Maria Grogot dan asrama putra Longikis.
 Mengutus Sr. Assumpta mengurus rumah tangga Keuskupan.
 Menerima dan menindak lanjuti undangan berkarya di Mangkupalas.
 Dst.
2.7. Kerja sama dengan Keuskupan Denpasar-Bali
 Mengutus para Suster ambil bagian aktif melakukan karya Pastoral Paroki
Amlapura dan Klungkung.
 Selama 2 tahun mengutus Sr. M. Yohanna mengurus rumah tangga Ke-
uskupan (tahun 2003-2005).
 Dst.
2.8. Kerja sama dengan Keuskupan Sorong Manokwari
 Mengutus para Suster menyelenggarakan karya kesehatan, karya Pendidik-
an dan karya Sosial di Prafi (SP IV dan SP VIII).
 Para Suster aktif ambil bagian dalam karya Pastoral Paroki.
 Dst.
2.9. Kerja sama dengan Keuskupan Antipolo, Philipina
 Mengutus Sr. Elisa dan Sr. Prisilia menyelenggarakan karya pendidikan di
Malalim, Baras.
 Para Suster aktif ikut kegiatan Paroki.
 Dst.
P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 1 – 2 0 0 6 | 59
BAB IX
YURIDIS - EKONOMIS

KEPEGAWAIAN

Ekonomat

Kita bersama mengetahui bahwa Perkumpulan Santa Perawan Maria


adalah Badan Hukum yang mewadahi urusan Yuridis-Ekonomis Provinsi
Indonesia.

Dalam kenyataannya DPP tidak hanya bertugas menyelesaikan urusan Per-


kumpulan SPM, tetapi juga urursan Yuridis Ekonomis Yayasan Santa Perawan Maria,
yang kemudian dalam perjalanan dialihkan kepada perkumpulan Dharmaputri; dan
Yayasan Sosial SPM yang dialihkan kepada Badan Sosial SPM dan Yayasan Dharma
Bakti.
Urusan Perkumpulan SPM, Perkumpulan Dharmaputri, Badan sosial SPM ter-
sebut telah bekerja sama dengan DPU dan Kelompok Penggerak dan pihak-
pihak terkait.

PELAKSANAAN KERJA SAMA

1. KERJA SAMA DENGAN DEWAN PENGURUS UMUM/ KELOMPOK PENG-


GERAK, PARA AHLI HUKUM/ NOTARIS DI INDONESIA.
Pada tahun 2001, Indonesia mengadakan penertiban aturan Yayasan-Yayasan
dengan menerbitkan Undang-Undang Yayasan.

60 | P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 1 – 2 0 0 6
Menyikapi masalah tersebut KWI menyelenggarakan pertemuan Nasional di
Cimacan, Jawa Barat dengan tujuan membahas secara meluas dan dalam,
tentang Undang-Undang Yayasan yang baru, yang direncanakan pada tahun itu
akan dilaksanakan.

Adanya Undang-Undang Yayasan baru dari Pemerintah, yang cukup mengejut-


kan, namun sekaligus menjadi tantangan untuk berbenah.

Menanggapi adanya penertiban tersebut, Kongregasi mengadakan tertib


administrasi Perkumpulan/ Yayasan dengan:
 Membarui kepengurusan Perkumpulan Dharmaputri, karena pengurus
Yayasan Dharma Bakti dan Perkumpulan Dharmaputri dijabat oleh orang-
orang yang sama.
Pada tanggal 27 September 2001, Kongregasi mengajukan pergantian Peng-
urus baru kepada DWAB (KWI). Pengurus Perkumpulan Dharmaputri dialih-
kan dari:
Pengurus Lama Pengurus Baru
Ketua : Sr. M. Immaculata Ketua : Sr. M. Yuli
Wakil ketus : Sr. Agnes Marie Wakil Ketua : Sr. Yulita Marie
Sekretaris : Sr. Maria Sekretaris : Sr. M. Veronica
Bendahara : Sr. M. Magdalena Bendahara : Sr. M. Fidelia

Disamping pergantian pengurus, DPP juga memproses hibah kepemilikan


Yayasan Dharma Bakti kepada Perkumpulan Dharmaputri. DPP juga meng-
adakan pendalaman bersama tentang Undang-undang Yayasan bersama Bp.
J. Andi Hartanto SH. (Notaris).
Pendalaman ini menumbuhkan sikap siaga mengantisipasi kemungkinan-
kemungkinan yang terjadi berhubungan dengan masa depan Provinsi.

2. PERTEMUAN BERSAMA DPU/ KELOMPOK PENGGERAK, DPP DAN EKONOM


PROVINSI

2.1. Pada tanggal 26 November 2001, DPU, Ekonom Umum, DPP dan Ekonom
Provinsi bertemu untuk membahas rencana pertemuan-pertemuan yang akan
diselenggarakan, untuk membahas tentang hal-hal yang berkaitan dengan urus-
an Yuridis di Indonesia. Pertemuan–pertemuan terjadi di sela-sela kunjungan
dinas DPU di Indonesia.
Dalam pertemuan-pertemuan itu telah dibahas:
 Konsep Perubahan Anggaran Dasar Perkumpulan Dharmaputri.
 Pembahasan belum mencapai kesepakatan, sebab masih terdapat perbedaan
prinsip dalam bagian Struktur Kepengurusan.
P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 1 – 2 0 0 6 | 61
 Pengalihan Pengelolaan karya persekolahan dari Yayasan Santa Perawan
Maria kepada Perkumpulan Dharmaputri dan pengalihan pengelolaan karya
Sosial dari Yayasan Sosial SPM kepada Badan Sosial SPM.

Hasil dari pembahasan:


 Telah disepakati, bahwa Perkumpulan Dharmaputri digunakan sebagai
wadah pengelolaan karya Persekolahan dan Badan Sosial sebagai wadah
pengelolaan karya Sosial.
 Hibah sekolah-sekolah, yang dikelola Yayasan Pendidikan SPM akan segera
dilaksanakan jika pembaruan AD Perkumpulan Dharmaputri selesai.
 Berhubungan dengan Yayasan Dharma Bakti:
o Melaksanakan hibah tanah-tanah yang diatas namakan Yayasan Dharma
Bakti kepada Perkumpulan Dharmaputri.
o Jika urusan hibah selesai, maka Yayasan Dharma Bakti akan di-
bubarkan.

2.2. Pertemuan ke-2: Membahas urusan Yuridis-Ekonomis bersama Kelom-


pok Penggerak yang diwakili oleh Sr. Beata dan Sr. Felisita.
Selama bulan April 2003, DPP bersama Kelompok Penggerak mengadakan per-
temuan-pertemuan membahas hal-hal yang berkaitan dengan: “Perkumpulan
Dharmaputri” dan “Badan Sosial SPM”. Pertemuan dijadwalkan oleh Kelompok
Penggerak yang diwakili oleh Sr. Felisita dan Sr. Beata dalam kerja sama
dengan DPP.
Isi dari setiap pertemuan langsung dikomunikasikan dan dilaporkan kepada
para Suster DPU oleh Sr. M. Felisita.

Kesepakatan-kesepakatan penting yang dihasilkan dalam pertemuan-


pertemuan tersebut:
 Persetujuan kerja sama antara Perkumpulan SPM di Probolinggo dan Per-
kumpulan Dharmaputri di Surabaya.
 Peraturan hubungan finansial-ekonomi antara Perkumpulan SPM dan Per-
kumpulan Dharmaputri.
 Lampiran peraturan hubungan finnsial-ekonomi antara perkumpulan SPM
dan Perkumpulan Dharmaputri.
 Pedoman pengelolaan keuangan sekolah dalam Perkumpulan Dharmaputri
 Pengaturan, pedoman, dan lampiran yang senada untuk Badan Sosial SPM.

2.3. Pertemuan ke-3: Berlangsung pada tanggal 13-22 Desember 2005


Dalam kunjungan kerja Kelompok Penggerak yang diwakili oleh Sr. M. Felisita,
Sr. M. Beata dan Bp. Bert Gijtenbeek, diadakan serangkaian pertemuan bersama
Dewan Pengurus Provinsi/ Pengurus Perkumpulan SPM, Pengurus Perkum-
62 | P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 1 – 2 0 0 6
pulan Dharmaputri, Pengurus Badan Sosial SPM, Staf Ekonomat dan Kelompok
Kerja Urusan Yuridis.
Selama hampir 10 hari telah dibahas dan dibuat kesepakatan:
 Penerusan penyadaran bergaul dengan keuangan dan harta benda Kongre-
gasi bagi para Suster Kepala Sekolah/ Bendahara, berdasarkan Konstitusi
Kongregasi Suster SPM dan pedoman-pedoman intern yang disepakati ber-
sama.
 Mensosialisasikan kepada anggota Perkumpulan Dhamaputri, anggota per-
kumpulan SPM dan Para Kepala Sekolah/ Bendahara:
o AD/ ART Perkumpulan Dharmaputri.
o Persetujuan kerja sama antara Perkumpulan SPM dan Perkumpulan
Dharmaputri yang telah ditandatangani pada tanggal 22 Desember 2005.
o Peraturan Hubungan Finansial-Ekonomi antara Perkumpulan SPM de-
ngan Perkumpulan Dharmaputri yang telah ditandatangani pada tanggal
22 Desember 2005.
o Pedoman pengelolaan keuangan sekolah.

 Mensosialisasikan “Pernyataan Loyalitas” kepada anggota perkumpulan


SPM dan memindaklanjuti penandatanganannya.
 Menindaklanjuti prosedur penerimaan dan pelepasan anggota Perkumpulan
SPM.
 Menginformasikan adanya kemungkinan diputuskan dalam kapitel Provinsi
bahwa anggota Kapitel Provinsi sekaligus menjadi anggota Perkumpulan
SPM.
 Bekerja sama dengan Kelompok kerja KKUY meneruskan hal-hal yang di-
tugaskan kepada Kelompok Kerja tersebut.
(Bdk tugas Kelompok Kerja KKUY)

3. PENYELESAIAN URUSAN YURIDIS


Selama 4 bulan DPP memroses menyelesaikan urusan Yuridis antara lain:
 Pembubaran Yayasan Sosial, per tanggal 31 Januari 2002.
 Penyusunan AD Badan Sosial SPM.
 Penyusunan ART Badan Sosial.
 Hibah/ penyerahan resmi Inventaris dan seluruh personalia Yayasan Sosial
SPM kepada Badan Sosial SPM.
 Hibah/ penyerahan resmi Inventaris Yayasan Pendidikan SPM kepada
Perkumpulan Dharmaputri berlangsung pada tanggal 06 Juni 2002.
 Pembubaran Yayasan Pendidikan SPM tanggal 30 Juni 2002.
 Permohonan NPWP Perkumpulan Dharmaputri.
P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 1 – 2 0 0 6 | 63
 Permohonan Pencabutan NPWP Yayasan Pendidikan.
 Penyusunan ART Perkumpulan Dharmaputri.
 Persiapan Pemeriksaan Keuangan berhubungan dengan pencabutan NPWP
Yayasan Pendidikan SPM.
 Penghibahan tanah-tanah milik Yayasan Dharmabakti kepada Perkumpulan
Dharmaputri: Pronojiwo (sedang berproses), Jember (selesai), Bondowoso
(selesai).
 Penghibahan tanah komunitas Mojokerto dari Yayasan Yosep milik Kong-
regasi SSPS kepada Perkumpulan Dharmaputri.
 Memproses pembubaran Yayasan Dharmabakti.

3.1. Perkembangan Urusan Yuridis.


Dalam pertemuan Anggota Perkumpulan SPM bersama dengan Dewan Peng-
urus Umum, tanggal 11 Oktober 2004. Bertempat di Jl. Pandan 2, Malang, di-
bentuk Kelompok Kerja Urusan Yuridis (KKUY).
3.2. Kelompok Kerja itu terdiri dari:
 Ketua : Sr. M. Fortunata
 Sekretaris : Sr. Theresien M.
 Bendahara : Sr. M. Anita
 Anggota : Sr. Lina dan Sr. Melani
 Pemerhati : Sr. M. Yuli

Kelompok Kerja ini bertugas membantu DPP menyelesaikan urusan:


o Pembaruan anggaran Dasar dan ART Perkumpulan Dharrmaputri bekerja
sama dengan semua pihak terkait.
o Menyusun Konsep ART Perkumpulan SPM.
o Menuntaskan redaksional revisi ART Perkumpulan Dharmaputeri.
o Mempelajari kembali Anggaran Dasar Perkumpulan SPM, bila perlu me-
nyiapkan konsep revisi Anggaran Dasar.
o Menyempurnakan prosedur penerimaan dan pelepasan Anggota Perkum-
pulan SPM dan anggota Perkumpulan Dharmaputri.
o Menindaklanjuti naskah pinjam pakai dalam kerja sama dengan DPP, Per-
kumpulan Dharmaputri dan Notaris.
o Mencermati hal-hal aktual dalam Urusan Yuridis (perundang-undangan),
di Indonesia dan meneruskan informasi tersebut kepada DPP, tembusan
kepada Kelompok Penggerak.
o Mencermati perlu/ tidaknya kewajiban memiliki NPWP perorangan.
o Menyusun konsep Kertas kerja (sebagai persiapan Kapitel Provinsi) yang
berkaitan dengan keanggotaan perkumpulan SPM dan keanggotaan Per-
kumpulan Dharmaputri.
64 | P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 1 – 2 0 0 6
o Dalam kerja sama dengan kelompok Penggerak menindaklanjuti ”kesepa-
katan intern” antara Perkumpulan SPM dan Provinsi Indonesia. Kesepa-
katan intern ini perlu dikonsultasikan kepada Notaris.

Sejak dibentuk sampai saat ini, Kelompok Kerja Yuridis sudah dapat menyele-
saikan Pembaruan AD Perkumpulan Dharmaputri yang saat itu sudah ber-
proses sampai Konsep ke IX dan menyusun Konsep Anggaran Rumah Tangga
Perkumpulan Dharmaputri.
Saat ini AD dan ART Perkumpulan Dharmaputri sudah diaktenotariilkan dan
sudah digunakan sebagai dasar pengelolaan Perkumpulan Dharmaputri. Penye-
lesaian dari Menteri kehakiman masih dalam proses. Laporan lebih rinci dapat
dilihat di laporan Kelompok kerja Yuridis.
Selain pertemuan-pertemuan bersama Kelompok Penggerak yang diadakan di
Indonesia, setiap kali selesai pertemuan BMU, DPU juga mengorganisir per-
temuan-petemuan antara DPP dan Ekonom Indonesia bersama DPU dan Ke-
lompok Badan Hukum/ Kelompok Penggerak.
Bersama mereka DPP diajak mengkritisi Urusan Yuridis Ekonomis yang terjadi
dalam karya perutusan di Indonesia.

4. KERJA SAMA DENGAN PERKUMPULAN DHAMAPUTRI


Setelah pengelolaan karya pendidikan, dari Yayasan Pendidikan SPM dialihkan
kepada Perkumpulan Dharmaputri, terjadilah perbedaan struktur Kepeng-
urusan.

Dua anggota DPP (Sr. Yulita dan Sr. Veronica) pemerhati karya Pendidikan
mempunyai fungsi ganda yaitu sebagai:
 Pengurus Harian Perkumpulan Dharmaputri dan anggota Pengurus Perkum-
pulan Dharmaputri. Setelah Anggaran Dasar Perkumpulan Dhamaputri di-
perbarui, struktur kepengurusan berubah lagi.
P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 1 – 2 0 0 6 | 65
 Pengurus Perkumpulan Dharmaputri Mandiri tanpa DPP. Dua anggota DPP
diangkat menjadi Dewan Pembina. Saat ini ditambah Sr. Fortunata (sebagai
Ekonom Provinsi) yang dipandang menguasai bidang Keuangan karya Pen-
didikan.
 Bentuk kerja sama yang lain dilaporkan lebih rinci dalam laporan dari
Perkumpulan Dharmaputri.

5. PENGELOLAAN HARTA BENDA DAN KEUANGAN


Dalam pengelolaan Harta Benda dan Keuangan, DPP bekerja sama dengan Eko-
nom Provinsi dan stafnya. Dalam hal tertib administrasi keuangan, kebijakan
yang dipakai dalam KKU dan BMU, Kongregasi bekerja sama dengan Kelompok
Penggerak, Pengurus Perkumpulan Dharmaputri dan Pengurus Badan Sosial
SPM.

6. KOMISI BANGUNAN DI LUAR DPP


Pada awalnya Komisi ini terdiri dari:
 Sr. Placida dan Sr. Veronica sebagai kontak person
 Sr. Benedicta
 Sr. Bernarda
Namun Anggota Komisi satu per satu berkurang. Sr. Plasida pulang ke Neder-
land. Sr. Bernarda mendapat tugas lain. Tinggalah Sr. Veronica dan Sr.
Benedicta.
Karena urusan Komisi Pembangunan itu besar, melibatkan urusan tanah dan
gedung, maka Sr. Emmanuella ditambahkan sebagai anggota Komisi.
Setelah Sr. Emmanuella pulang ke tengah keluarga, tinggalah Sr. Benedicta dan
Sr. Veronica. Dua orang mengurusi urusan gedung dan tanah, dirasa sangat me-
nyita waktu, maka Sr. Victoria diutus melengkapi anggota Komisi Pem-
bangunan.
Sejak Juni 2005, Sr. Benedicta menderita sakit sehingga tidak dapat aktif lagi,
maka anggota komisi Bangunan tinggal Sr. Veronica dan Sr. Victoria. Sr.
Veronica tidak hanya sebagai kontak person, tetapi juga sebagai pelaksana.
(Bdk. Komisi Pembangunan )

66 | P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 1 – 2 0 0 6
BAB X
BESARNYA JUMLAH DAN SUSUNAN ANGGOTA
KAPITEL PROVINSI TAHUN 2006

Penentuan besarnya jumlah anggota Kapitel Provinsi, sudah ditetapkan de-


ngan baik. Sedangkan mengenai ”Pemilihan Anggota Kapitel” berdasarkan no. 3, DPP
ditugaskan untuk membicarakan hal ini dalam kapitel Umum.
Dalam Badan Musyawarah Umum (BMU) terakhir, sebagai persiapan Kapitel
Umum, DPP tidak mengangkat pembicaraan tentang dasar pemilihan dari “Umur
Profesi”, karena itu dalam pemilihan anggota Kapitel Provinsi tahun 2006, dipakai
dasar No. 1 dan 2, yaitu mengenai kualitas pribadi dan umur kronologis dengan
memperhatikan komposisi umur anggota Provinsi.
Pada tangal 14 Januari 2006, telah diadakan pemilihan model pembagian
Anggota Kapitel. Berdasarkan surat suara yang masuk, Model II dipilih menjadi
dasar pemilihan jumlah anggota Kapitel.
Model II terdiri dari: - Kelompok A terpilih : 8 Suster
- Kelompok B terpilih : 12 Suster
- Kelompok C terpilih : 3 Suster
Dalam perjalanan waktu, seiring dengan perkembangan pemikiran dari uru-
san Yuridis, bekerja sama dengan Kelompok Pengerak, muncul pemikiran bahwa
Anggota Kapitel ada kemungkinan menjadi Anggota Perkumpulan Santa Perawan
Maria.
Jika demikian, para suster perlu cermat memilih dan menyertakan dalam pe-
mikiran kriteria anggota Kapitel Provinsi yang juga sebagai seorang calon Anggota
Perkumpulan Santa Perawan Maria. Mereka akan secara aktif ambil bagian dalam
gerak urusan Yuridis Perkumpulan SPM.
Dipikirkan pula adanya kemungkinan Anggota Kapitel Provinsi akan menjadi
sebagian dari Anggota Perkumpulan Dharmaputri. Namun dua kemungkinan di atas
masih perlu dibicarakan bersama dalam Kapitel Kerja Provinsi Indonesia.

P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 1 – 2 0 0 6 | 67
BAB XI
PERUBAHAN STATUTA

Dalam Kapitel Provinsi tahun 2000 dibicarakan tentang usul perubahan


statuta no. 26. 2 dan Statuta No. 6. 1 dan 7. 1. Hasilnya adalah sebagai berikut:
1. STATUTA No. 26. 2 DISETUJUI DENGAN PERUBAHAN sebagai berikut:
“Dewan Pengurus Provinsi/ Regio menyusun program pembinaan dalam kerja
sama dengan Pemimpin Novis. Program ini diserahkan kepada Dewan Peng-
urus Umum untuk dipelajari dan memberikan persetujuannya”.

2. SEHUBUNGAN DENGAN STATUTA No. 6. 1 dan 7. 1


Provinsi Indonesia memutuskan untuk tetap mempertahankan “Isi Statuta
tersebut”.

68 | P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 1 – 2 0 0 6
BAB XII
PENYELIDIKAN PERAN PATER MATHIAS WOLFF SJ

Demi kepentingan pembinaan Provinsi Indonesia, sangat diharapkan diterus-


kannya “Penyelidikan Peran Pater Mathias Wolff SJ dan Ikatan Kerja Sama Dalam
Konteks Pendirian Kongregasi”. Usaha ini telah dilaksanakan Dewan Pengurus
Umum dengan meminta pertolongan Pater Abbink, seorang ahli sejarah dari Belan-
da. Berhubung Pater Abbink menyatakan ketidaksanggupannya, karena dia tidak
dapat menemukan sumber lain yang mendukung penyelidikannya, maka Kapitel
Provinsi menugaskan DPP untuk:
 Menghentikan penyelidikan tersebut.
 Bekerjasama dengan para Pembina Provinsi, dan melibatkan para Suster
serta pihak lain yang berminat, untuk memelajari sendiri berdasarkan hasil
penelitian Profesor Abbink dan buku-buku lainnya yang dapat membantu
menemukan jawaban lebih lanjut.
Kemudian Provindo melaksanakan keputusan Kapitel tersebut, beker-
ja sama dengan para Pembina Provinsi mengupayakan lebih lanjut “Penyelidi-
kan Peran Pater Mathias Wolff SJ dan Ikatan Kerja Sama dalam Konteks Pen-
dirian Kongregasi” bersama Sr. Margaretha JMJ.

P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 1 – 2 0 0 6 | 69
BAB XIII
KESIMPULAN

Tugas dan tangung jawab tiap-tiap Dewan Pengurus: Melaksanakan keputusan-


keputusan Kapitel dan memperhatikan saran-saran serta anjuran-anjurannya
dan seterusnya. (Bdk. Konstitusi halaman 89-90)

KESIMPULAN

DPP melaksanakan “Tugas dan Tanggung Jawabnya seperti tertera da-


lam Konsitusi halaman 89-90”. Selain melaksanakan keputusan Kapitel tahun
2000, DPP masih mempunyai sederetan tugas dan tanggung jawab. Namun se-
suai Konstitusi, DPP boleh dan telah “Mengundang setiap suster untuk ikut
bertanggung jawab secara keseluruhan, sehingga tujuan Kongregasi kita men-
jadi nyata” (Konst. halaman 89).
DALAM MEWUJUDKANNYA, DPP MEMBENTUK KELOMPOK - KELOMPOK
KERJA, KOMISI-KOMISI, DAN MELIBATKAN SEMUA UNSUR YANG ADA DALAM
PROVINDO.

DPP ingin menunjukkan secara garis besar sebagai (apresiasi) kepada


kelompok-kelompok Kerja dan komisi-komisi yang terlibat dalam mewujud-
kannya.
(Bdk. Laporan Pertanggungan jawab Pelaksanan Kepengurusan DP
Provindo 2000-2006 halaman 95 dan seterusnya).
70 | P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 1 – 2 0 0 6
BAB XIV
KEPUTUSAN KAPITEL TAHUN 2000 YANG BELUM TERLAKSANA

Selama periode kepemimpinan DPP SPM 2000-2006, beberapa tugas dari


Keputusan Kapitel Provinsi yang BELUM dapat dilaksanakan ialah:

1. TINGKAT INTERNASIONAL:
 Melanjutkan diadakannya tukar-menukar suster dengan tugas tertentu atau
studi tertentu.
 Membawa pendapat Provinsi dalam pembicaraan Badan Musyawarah
Umum (BMU) tentang Statuta No.6. 1 dan 7. 1 terutama butir no. 3. 2.
 Usul Kapitel Provinsi tahun 2000 yang meminta agar:
Salah satu dasar pemilihan Anggota Kapitel Provinsi berdasarkan umur
Profesi, dibicarakan dalam BMU untuk mendapat persetujuan (Bdk. Kep/
Kap. Provinsi tahun 2000 halaman 15).

2. TINGKAT PROVINSI:
 Merealisasi Pembukaan Komunitas baru di Keuskupan Agung Jakarta.
 Membangun Rumah Lansia.
 Membentuk Tim Pembimbing Retret.
 Membentuk Tim Spiritualitas SPM.

Usaha-usaha tersebut sudah dimulai. Artinya persiapan untuk menindak-


lanjuti sudah terbuka.

P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 1 – 2 0 0 6 | 71
72 | P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 1 – 2 0 0 6
B

PERKEMBANGAN TAHUN
2006 - 2010

P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 6 – 2 0 1 0 | 73
74 | P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 6 – 2 0 1 0
PENDAHULUAN

Mengawali kepengurusan DP Provindo baru, tahun 2006-2010, dimulai de-


ngan penataan personalia secara tepat, sesuai dengan keputusan Kapitel hasil pemi-
lihan yang telah diambil yang dilanjutkan dengan perubahan perubahan personalia
yang telah ditetapkan.

1. PIMPINAN PROVINDO BARU

Sebagaimana kita ketahui akhir Desember 2006 Kapitel Provinsi Indonesia te-
lah memilih Dewan Pimpinan Provindo yang baru untuk periode 2006-2010,
dengan personalia:

 Sr. Yulita Marie, Nanik Wijiyati [Provinsial]


 Sr. M. Anita, Martiyah [Wakil Provinsial]
 Sr. M. Mariani, Ni Made Mariani [anggota]
 Sr. Theresienne Marie, Sumini [anggota]

Tahun 2007 merupakan awal masa transisi dalam Provinsi Indonesia. Dari
periode kepengurusan 6 tahun menjadi 4 tahun dan Provinsi Indonesia menjadi
tumpuan harapan Kongregasi secara keseluruhan. Hal ini perlu disikapi dengan
tekad “MENATAP MASA DEPAN DENGAN PENUH HARAPAN”.

2. PERUBAHAN PERSONALIA

2.1. Perkumpulan Dharma Putri


P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 6 – 2 0 1 0 | 75
Berhubung Sr. Yulita Marie terpilih sebagai Provinsial dalam Kapitel Provindo
2006, menurut Anggaran Dasar Perkumpulan Dharmaputri, tidak memungkin-
kan lagi baginya bertugas dalam fungsi Ketua Dewan Pembina. karena itu ada
perubahan personalia dalam Dewan Pembina:
 Ketua Dewan Pembina: Sr. Anita SPM
 Sekretaris : Sr. Theresien Marie

Dalam kepengurusan perkumpulan Dharmaputri periode 2005-2008, Sr. Anita


sebagai wakil Ketua Pengurus Perkumpulan Dharmaputri. Berhubung Sr. Anita
terpilih sebagai DPP, ada perubahan personalia dalam kepengurusan Perkum-
pulan Dharmaputri:
 Ketua : Sr. M. Elsa, SPM
 Wakil ketua : Sr. M. Yuli, SPM
 Sekretaris : Sr. M. Rosalia, SPM
 Bendahara : Sr. Ernestine M. SPM
 Anggota : Sr. Agnes Marie, SPM
2.2. Pengurus Fonds 3K
Karena tugas Sr. M. Anita sebagai DPP, maka tugasnya sebagai Ketua Pengurus
Fonds 3K digantikan oleh Sr. M. Celinda. Personalia Fonds 3K yang baru adalah
sebagai berikut:
 Ketua : Sr. M. Celinda
 Sekretaris : Sr. M. Rosalia
 Bendahara : Sr. M. Yovita
 Anggota : Sr. M.Veronica41
 Kontak person DPP: Sr. M. Anita

3. PENGGANTIAN EKONOM PROVINSI


Sr. Eline Marie Endang Dwi Astuti yang telah memasuki tugas perutusan di Eko-
nomat sebagai Ekonom Provinsi yaitu pada tanggal 11 Agustus 2007.
Namun kemudian pada tanggal 6 Januari 2009 di Provinsialat Probolinggo telah
diadakan serah terima dan pengangkatan resmi Sr. Lucia Elyana sebagai Eko-
nom SPM Provindo yang baru, menggantikan Sr. Eline Marie yang mengundur-
kan diri untuk mengemban tugas perutusan baru.

4. PURNA TUGAS SEBAGAI DPU


Pada 13 Mei 2007, Sr. M. Alfonsa Lasmi berangkat kembali dari Amersfoort
Belanda ke tanah air dengan pesawat Malaysia Airlines dan tiba di Juanda Sura-
baya pada 14 Mei 2007, Pk. 09.55 WIB. Para Suster Provinsi Indonesia meng-
76 | P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 6 – 2 0 1 0
ucapkan “Selamat Datang”, menyambutnya dengan
penuh syukur dan rasa terima kasih atas dedikasi dan
jasa bakti yang direlakan Sr. M.Alfonsa dalam mengem-
ban tugas perutusan yang dipercayakan Kongregasi
kepadanya (ikut ambil bagian dalam tugas kepemimpin-
an Umum Kongregasi) selama delapan belas (18) tahun.
Ia masih mempunyai kerinduan untuk ambil bagian
menanam dan mengakarkan Kharisma/ Spiritualitas
Kongregasi SPM melalui perutusan kita di Philipina dan
akan mendalami Kharisma Kongregasi kita lewat karya tulis Sejarah Kong-
regasi SPM secara keseluruhan khususnya setelah Konsili Vatikan II. Namun
Tuhan menghendaki lain.

P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 6 – 2 0 1 0 | 77
BAB I
INTERNASIONALITAS DALAM KONGREGASI

1. LATAR BELAKANG SEJARAH


Sebagai Suster Santa Perawan Maria dari Amersfoort, lebih-lebih YANG KINI
HIDUP DI ERA INFORMASI kiranya perlu paham akan latar belakang sejarah
Internasionalitas kita. Sejarah “Adanya internasional” Kongregasi kita adalah
salah satu dari berbagai “pemahaman” dari kata internasionalitas.
Pada masa lalu, para suster SPM pergi dari Nederland ke Indonesia, Norwegia,
Malawi, Chili, dan Brazil sebagai MISIONARIS. Semula untuk seumur hidup
atau kemudian selama mereka diperlukan atau memungkinkan.
Dalam Kapitel Umum 1969-1970, suatu bentuk baru kepengurusan dila-
hirkan dengan mana KOLEGIALITAS menjadi semangat dalam hidup dan
bekerja bersama.
“Kolegialitas adalah suatu semangat untuk kehidupan bersama dan kerja
sama dalam mana keunikan setiap (pribadi) diberi tempat sehingga setiap
orang dapat berbeda (Pluriformitas/ keanekaragaman)”
(Bdk. Kita Bersama, 1972 halaman 6)
Sebagai salah satu tugas Dewan Pengurus Umum dituliskan: “Dari kesa-
daran akan solidaritas dengan Gereja di dunia, kegiatan misioner dalam mana
Kong-regasi SPM ikut ambil bagian, atau dalam mana SPM akan mengabdikan
dirinya di masa depan, akan mendapat perhatian besar di hati Dewan
Pengurus”.
(Bdk. Kita Bersama, 1972 hal. 10)
Dalam dua kutipan tersebut di atas “INERNASIONALITAS” TIDAK DISEBUT-
KAN. Buku Keputusan Kapitel berbicara mengenai “PERUTUSAN/ MISSION”
dan relasi dengan “Dewan Pengurus Umum” yang saat itu disebut “Hoofdbes-
tuur/ Pemimpin tertinggi”.
Pada tanggal 14 Agustus-6 September 1979 semua Dewan Pengurus dari Belan-
da Indonesia dan Regio Malawi bertemu di kota Batu-Indonesia untuk pertama
kalinya. Pokok-pokok pembicaraan dalam rapat bersama itu ialah:
 Kolegialitas dan nilai dasarnya
 Sistem Kepengurusan Kongregasi (Mengurus bersama atau sendiri-sendiri)
 Keterlibatan bersama dalam kerasulan/karya perutusan, pembinaan,
keuangan dan pembaruan Konstitusi
 Struktur kepengurusan dan konsekuensi-konsekuensinya.
78 | P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 6 – 2 0 1 0
Dalam surat, mereka menulis: “Dari prinsip Kolegialitas kami menghasilkan
keputusan bahwa Kolegialitas harus dibentuk dalam suatu struktur keber-
samaan dari tanggung jawab dan Kepengurusan, juga dalam taraf Inter-
nasional”
Dalam bulan Oktober 1980 diadakan evaluasi dari 10 tahun pedoman ekspe-
rimen “Kita Bersama” dan surat dari pertemuan di Batu-Indonesia 1979
menjadi awal titik perhatian. Dalam hal ini KOLEGIALITAS PADA TARAF
INTERNASIONAL, bukan lagi internasionalitas yang menjadi isi dari
Internasionalitas.

2. SUATU STRUKTUR BARU


Pada tahun 1984 Kapitel Umum mengakhiri pembaruan Konstitusi. Hal ini di-
maksudkan, bahwa persiapan untuk struktur kepengurusan baru dalam mana
Provinsi dengan Dewan Pengurus Provinsi, Regio dengan Dewan Pengurus
Regional dan Dewan Pengurus Umum untuk keseluruhan Kongregasi dapat
disiapkan.
Dalam Struktur baru ini BADAN MUSYAWARAH UMUM (BMU) menjadi suatu
bentuk baru.
Badan Musyawarah Umum (BMU) menjamin dan memajukan Kesatuan dalam
Kongregasi. Dalam Badan Musyawarah Umum (BMU) itu diadakan tukar-
menukar pengalaman dan visi, dan kerja sama diwujudkan secara konkret pada
taraf Inter-nasional”
Badan Musyawarah Umum terdiri dari:
 Para anggota Dewan Pengurus Umum.
 Para Dewan Pengurus Provinsi/ Regio.
"Badan Musyawarah Umum membahas bagaimana kebijakan yang telah di-
tentukan oleh Kapitel Umum akan dilaksanakan pada taraf umum Provinsi/
Regio”. (Statuta no. 2001 dan 20. 2)
Kepengurusan taraf Internasional diberi bentuk, dengan cara tukar-menukar
tanggung jawab, sehingga apa yang disepakati bersama dapat diwujudkan.
Dalam hal ini tidak ada tukar menukar Suster ke Provinsi lain, kecuali dengan
cara bermisi.
Pada tahun 1988, Tahta Suci dalam hal ini, yaitu “Kongregasi untuk para
Religius” di Roma, mengesahkan Konstitusi baru. Kapitel umum dalam tahun
itu dimulai untuk mengatur kembali struktur Kepengurusan Kongregasi.
Dalam Buku Keputusan Kapitel Umum Agustus 1988 Bab pertama secara res-
mi dituliskan mengenai “Internasionalitas dalam Kongregasi kita”.

P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 6 – 2 0 1 0 | 79
“Internasionalitas yang dimaksudkan adalah sikap kesatuan dengan se-mua
suster dari berbagai negara dan kultur budaya. Sikap ini kita hayati dalam
kebersamaan Spiritualitas Kesamaan Martabat”.
Internasionalitas ini diwujudkan antara lain melalui:
 Badan Musyawarah Umum
 Komisi Keuangan Umum
 Program Pembinaan
 Pertemuan para Pembina dari kelompok Profesional
 Tukar menukar suster untuk jangka waktu tertentu, dengan suatu
tugas khusus atau tugas studi
 Komunikasi tertulis

Pemahaman ini masih sebatas


“suatu sikap/ kesadaran untuk
bersikap solider tetapi sudah
diperluas dengan semua suster
dari berbagai negara dan kul-
tur budaya”
Dalam Kapitel Umum 1988,
untuk pertama kalinya seorang
suster Indonesia menjadi ang-
gota Dewan Pengurus Umum.
Ia sebagai ex officio/ karena jabatan dan ia sebagai orang pertama yang tinggal
di luar negaranya karena fungsi.
Pada tahun 1994 ketentuan mengenai
internasionalitas yang dirumuskan tahun
1988 diulang kembali. Seorang suster
Indonesia lainnya sebagai anggota Dewan
Pengurus Umum. Sehingga ada dua suster
Indonesia.

CARA-CARA BARU: Dalam perio-


de ketiga dari struktur kepengu-
rusan baru, yaitu tahun 2000,
Kongregasi memiliki: seorang
Pemimpin Umum, seorang suster
anggota Dewan Pengurus Umum,
seorang suster sebagai Ekonom
Umum (yaitu Sr. Beata Suprapti)
80 | P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 6 – 2 0 1 0
dan seorang suster sebagasi Sekretaris Umum (yaitu Sr. Mariani Made). Mereka
semua dari Indonesia.
Dalam Kapitel Umum 2000 “Internasionalitas dalam Kongregasi”
dirumuskan kembali dengan isi yang sama dan ditambahkan suatu kon-
sep: Proses pertumbuhan.
“Sebagai Suster Santa Perawan Maria kita hidup di berbagai negara: Nederland,
Indonesia dan Malawi dan beberapa waktu lamanya di Brazil. Kita merasakan
ada ikatan/ hubungan satu sama lain. Dasar keterikatan ini adalah tradisi dan
Spiritualitas kita, seperti ditekankan dalam Konstitusi kita: “Lambat laun kita
ingin menjadi saudara satu sama lain dan mempertaruhkan diri untuk suatu
persekutuan hidup baru, tempat manusia saling dikenal sebagai saudari dan
saudara” (Konstitusi hal. 23 );
Dalam penekanan “lambat laun” menjadi jelas bagi kita, bahwa “menjadi
saudara satu sama lain” tidak terjadi dengan sendirinya. Ini adalah suatu
proses perkembangan, suatu perjalanan yang harus kita tempuh bersama.
(Selanjutnya Bdk. Laporan BMU 2007)
Mencermati sejarah Internationalitas Kongregasi, dikutip kembali tulisan da-
lam keputusan Kapitel Umum 1988 yang berbunyi sebagai berikut:

Internasionalitas Kongregasi kita adalah: “Sikap kesatuan dengan semua


suster dari berbagai Negara dan Kultur budaya. Sikap ini kita hayati dalam
keber-samaan Spiriualitas Kesamaan Marabat”
Dalam mewujudkan Internationalitas sebagai upaya membangun ikatan ke-
satuan para Suster dari Nederland, Indonesia dan Malawi, Provindo mendu-
kung Keputusan Kapitel Umum dan Kapitel Provindo 2006, mewujudkan ben-
tuk kegiatan-kegiatan Internasional Kongregasi periode 2006-2010 yang di-
programkan dan di-koordinir oleh Dewan Pengurus Umum antara lain:
1. Pertemuan Badan Musyawarah Umum 2007 dan 2009
2. Pertemuan Komisi Keuangan Umum 2007 dan 2009
3. Pembinaan Tingkat International, Pertemuan Internasional untuk kelompok
tertentu/campuran, tanpa membedakan fungsi, tugas dan umur (Kep. KPU
2006)
4. Website Kongregasi
2.1. PETEMUAN BADAN MUSYAWARAH UMUM (BMU) 2007 dan 2009
Dewan Pimpinan Umum mengkoordinir pertemuan-pertemuan BMU yang me-
rupakan salah satu bentuk dalam memajukan kesatuan ikatan dalam Kongreasi,
di mana terjadinya tukar-menukar pengalaman, visi dan kerja sama diwujud-
kan secara konkret pada taraf internasional (Statuta 20.1).

P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 6 – 2 0 1 0 | 81
Dalam periode Kepengurusan 2006-2010, terjadi 2 kali pertemuan BMU yaitu
pada tanggal 03-14 September 2007 di Konferensi Centrum Ter Eem Nederland
dan pada tanggal 09-21 Agustus 2009 di Rumah Pembinaan St. Julie Billiart,
Lawang.

Dalam pertemuan BMU 2009, para peserta mengalami dan merasakan suasana
dan materi yang berbeda dengan pertemuan BMU 2007. Berbeda karena perte-
muan BMU 2009 diadakan di Indonesia, di mana sebelumnya selalu di Neder-
land, mengingat kondisi kesehatan para Suster DP di Nederland; materi-materi
BMU difokuskan pada persiapan Kapitel Umum 2010; dan untuk ketiga kalinya
Provindo dipercaya menjadi tuan rumah kegiatan pertemuan BMU (Pertemuan
BMU pertama di Indonesia tahun 1979 di Batu dan Pertemuan BMU kedua
tahun 1993 di Malang).

Sebagai tuan rumah pelaksanaan BMU, DPP mengalami persiapan dan pelak-
sanaan BMU 2009 berjalan lancar dan baik. Para Suster di Provinsi sangat men-
dukung DPP dalam berbagai bentuk keterlibatan, baik secara langsung maupun
lewat doa-doa, sehingga segala kegiatan dan program pertemuan BMU dapat
berjalan lancar dan aman.

Setiap peserta mengalami suasana persaudaraan, rasa at home dan terjalin


ikatan hati sebagai saudari-saudari yang menghayati Spiritualitas yang sama
dan tidak terhalang oleh keterbatasan bahasa. Kesempatan kunjungan Dewan
Pengurus Nederland dan Ko-Ko (=Komisi Koordinasi) Malawi, buah-buah per-
temuan yang semakin menumbuhkan rasa saling memiliki dan menguatkan
ikatan ke komunitas-komunitas memberi wawasan para Suster Nederland dan
Malawi untuk melihat secara dekat kondisi nyata beberapa komunitas dan per-
82 | P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 6 – 2 0 1 0
utusan Provindo saat itu.. DPP mengalami persaudaraan sebagai kesatuan
Kongregasi SPM dari Amersfoort yang menghayati kebersamaan Spiritualitas
Kesamaan Martabat Manusia sebagai Citra Allah.
Pembicaraan Mengenai Rumah Induk Amersfoort
Salah satu butir kebijakan Kapitel Provindo 2006 halaman 27 no. 4 bidang
mengenai Internasionalitas adalah “Mendukung pelestarian rumah Induk
Amersfoort”.
Butir ini menjadi salah satu butir pembahasan dalam pertemuan BMU 2009
dan dibicarakan secara serius oleh semua Dewan Pengurus dan Ko-Ko Malawi
dengan mencermati pandangan Setiap Dewan Pengurus dan Ko-Ko mengenai
beberapa pokok pikiran penting berkaitan dengan pelestarian rumah induk
Amersfoort. Dalam Pertemuan BMU 2009, peserta BMU setuju bahwa Dewan
Pengurus Umum akan menyusun sebuah naskah (kertas kerja) mengenai butir
ini dan menjadi salah satu butir agenda Kapitel Umum 2010.
2.2. PERTEMUAN KOMISI KEUANGAN UMUM (KKU)
Pertemuan KKU dalam periode ini terlaksana dua kali yaitu pada tanggal 01-03
Agustus 2007 dan tanggal 06-08 Mei 2009 di Nederland. Pertemuan ini meru-
pakan pertemuan para Ekonom Provinsi dan Regio dengan Ekonom Umum ber-
sama penasehat Ekonomi Dewan Pengurus Umum (DPU).
Pada pertemuan KKU tahun 2007, karena terjadi proses peralihan personalia
untuk fungsi Ekonom, maka Sr. Fortunata dan Sr. Eline hadir berdua dalam
pertemuan KKU 2007. Sedangkan pada tahun 2009 pertemuan KKU dihadiri
oleh Sr. M. Lucia yang mulai tahun 2009 berfungsi sebagai Ekonom Provindo.
Butir materi yang dibahas dalam pertemuan KKU antara lain mengenai tindak
lanjut kebijakan-kebijakan keuangan berdasarkan keputusan Kapitel Umum;
Laporan tahunan keuangan dan anggaran dari Dewan Pengurus Umum, Pro-
vinsi dan Regio. Dan hasil pertemuan KKU tersebut kemudian dilaporkan oleh
Ekonom Umum dalam sidang BMU 2007 dan 2009.
Dalam BMU 2009 DPP mencermati saran-saran penting yang disampaikan KKU
untuk Provindo, yaitu:
 Berusaha mencukupi biaya hidup dengan prioritas investasi dalam manusia.
 Menunda pembangunan dan renovasi dengan biaya besar yang belum men-
desak.
 Meningkatkan mutu pendidikan dan pelayanan.
 Mengadakan/ mengelola sendiri biaya pengobatan para suster yang akan
dialokasikan dengan bekerja sama dengan Ekonom Umum.

2.3. PEMBINAAN TINGKAT INTERNASIONAL


Provindo, dalam melanjutkan dan mendukung kegiatan-kegiatan untuk me-
wujudkan Internasionalitas Kongregasi.
P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 6 – 2 0 1 0 | 83
Mendukung terwiujudnya komunitas Internasional sebagai bentuk Inter-
nasionalitas yang baru di masa mendatang.

Dalam periode ini Provindo mengikuti tiga pembinaan yang dilakukan di ting-
kat internasional. Pertama, pembinaan bagi para Dewan Pengurus dan Komisi
Koordinasi yang dilaksanakan sebelum BMU pada tahun 2007 di Amersfoort,
Nederland dan sebelum BMU 2009 di Indonesia. Kedua, pembinaan kelompok
campuran tanpa membedakan fungsi, tugas, dan umur yang dilaksanakan di
Amersfoort, Nederland pada tahun 2008. Ketiga, Internasional Training of
Leadership yang dilaksanakan di SAIDI, Filipina pada bulan Januari-September
2009.

2.3.1. Pembinaan Para Dewan Pengurus dan Komisi Koordinasi tahun


2007.
Pembinaan pertama bagi Para Dewan Pengrus dan Komisi Koordinasi
dilaksanakan pada tanggal 03-07 September 2007 di Conferensi Cen-
trum O. L. Vrouw ter Eem, Amersfoort. Mengingat beberapa dari anggota
Dewan Pengurus/ Komisi Koordinasi baru pertama kali menghadiri
BMU maka diusulkan tema pembinaan “Independent, interdependen
dan dependen” dalam konteks spiritualitas Kepemimpinan dan “Oto-
nomi dan subsidiaritas” dalam kepengurusan. Pembinaan ini dirasa-
kan oleh Dewan Pengurus Provindo kurang efektif, karena kurang men-
dapat input tentang kepemimpinan sebagai bekal Dewan Pimpinan SPM
yang baru sesuai dengan spiritualitas kepemimpinan SPM.
Pembinaan kedua bagi para Dewan Pengurus dan Komisi Koordinasi
dilaksa-nakan di negara masing-masing, dibimbing oleh pembimbing
masing-masing dan waktu pelaksanaannya disesuaikan dengan situasi
Negara masing-masing. Tema pembinaan kali ini adalah “Penghayatan
kaul ketaatan dalam konteks perutusan sebagai Dewan Pengurus/
Ko-Ko”. Bagi DP Provindo, pembinaan ini dilaksanakan pada tanggal 16-
18 Maret 2009 di Girisonta, dibimbing oleh Rm. Putranto SJ dan Ibu
Retno Priyani. Hasil pembinaan ini disharingkan pada waktu BMU 2009
di Lawang, Indonesia. Cara ini dirasakan oleh DP Provindo sebagai cara
pembinaan yang lebih efektif, mendalam dan mengena serta inspiratif.

84 | P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 6 – 2 0 1 0
2.3.2. Pembinaan Kelompok Campuran tanpa membedakan fungsi, tugas
dan umur.
Pembinaan ini dilaksanakan pada tanggal 18-29 Agustus 2008 di Confe-
rentie Centrum O. L. Vrouw ter Eem, Amersfoort. Dalam pertemuan ini
Indonesia mengirim delapan (8) Suster kelompok campuran. Proses pe-
milihan peserta yang akan diutus mengikuti pembinaan internasional
kelompok campuran melibatkan semua Suster provinsi untuk berpen-
dapat. Kami juga mengundang para Suster untuk mendaftarkan diri bagi
yang berminat, dan memilih sesuai dengan anjuran para Suster.
Kriteria peserta yang diutus dari Provindo adalah mereka yang belum
pernah mengalami pembinaan internasional; merupakan perwakilan
dari macam-macam tugas perutusan yang ada dalam Provindo; mereka
yang diutus di lembaga non SPM dan dari dua Negara (Indonesia dan
Filipina). Mereka itu adalah Sr. M. Victorini, Sr. Ernestine M., Sr. M.
Natalia, Sr. M. Celinda, Sr. M. Marsiana, Sr. M. Erlina, Sr. M. Angelita
dan Sr. M. Prisilia.

DPP mempersiapkan mereka dengan menyelenggarakan training baha-


sa Inggris dan pertemuan khusus untuk persiapan batin dan hal-hal
praktis. Tema pembinaan Internasional kali ini adalah “Kaul Ketaatan”.
Kami menyapa para peserta pembinaan kelompok campuran ini dalam
suatu pertemuan di Provinsialat. Dalam pertemuan ini DPP dapat men-
dengarkan sharing penyegaran dalam menghayati kaul ketaatan. Pembi-
naan kelompok campuran dialami baik dan membuahkan penyadaran
bagi para peserta.
P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 6 – 2 0 1 0 | 85
2.3.3. Internasional Training of Leadership
PENYIAPAN KADER KEPEMIMPINAN (Bdk. Lap. DPP Provindo tentang
BMU 03-14 September 2007).

“Salah satu tanggung jawab Dewan Pengurus adalah agar para Suster men-
dapat pembinaan dan pendidikan yang membuat mereka mampu menangani
tugasnya”. (Konst. hal. 79, No.6)

Kesadaran akan pentingnya mempersiapkan kader-kader Kepemim-


pinan Kongregasi di masa depan dalam segala bidang, maka dalam per-
temuan BADAN MUSYAWARAH UMUM SPM (BMU SPM) 2005, para
Anggota Dewan Pengurus/ Komisi Koordinasi (KO-KO) telah membica-
rakan secara serius tema “Kepemimpinan dalam Kongregasi kita di
masa depan”, yang dipandang sebagai kebutuhan mendesak untuk di-
wujudkan secara konkret.
Dalam proses pembahasan itu Para Dewan Pengurus/ Ko-Ko menyadari
bahwa:
 Kongregasi kita harus diurus/ dipimpin/ dikemudikan.
 Pribadi-pribadi berkualitas yang ada, harus didayagunakan sesuai
dengan kemampuan dan bakat talentanya.
 Tenaga berkualitas yang diperlukan dalam fungsi kepemimpinan
harus disiapkan.
 Kebutuhan kepemimpinan Kongregasi secara keseluruhan dan ke-
pentingan Provinsi/ Regio menjadi tanggung jawab bersama.
Untuk menjawab permasalahan tersebut diatas, Dewan Pengurus
Umum (DPU) memandang penting bahwa kita perlu memperluas
wawasan dan lebih mem-fokuskan diri untuk berkembang ke arah
Internasionalitas.
Badan Musyawarah Umum 2007 menemukan butir-butir penting dalam
pem-bicaraan latihan kader training sebagai berikut:
 Kesadaran bahwa pentingnya diadakan persiapan khusus untuk
kepemimpinan, karena tidak hanya tergantung dari Roh Kudus tetapi
juga dari usaha manusia sendiri.
 Menjadi pemimpin membutuhkan kualitas-kualitas tertentu, maka
untuk itu perlu diadakan latihan kader kepemimpinan.
 Di semua bidang dan negara dibutuhkan pemahaman dan tujuan
yang sama tentang kepemimpinan, seharusnya setiap Dewan men-
dukung dan memahami apa yang diperlukan.
 Kita harus berani memulai mengadakan latihan kader kepemimpinan
dengan segala resiko yang ada dan mengadakan evaluasi secara
berkala.
86 | P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 6 – 2 0 1 0
 Ada banyak aspek dari program latihan kader kepemimpinan yang
dapat sangat bermanfaat bagi Kongregasi.
 Perlunya tindak lanjut untuk peserta latihan kader kepemimpinan.
 Penting bahwa sesudah latihan kader Kepemimpinan para pem-
bimbing tetap mengadakan kontak dengan para peserta sebagai lang-
kah proses tindak lanjut.
Untuk mewujudkan secara konkrit butir-butir di atas, BMU 2007 mem-
beri tugas kepada Dewan Pengurus Umum untuk membentuk suatu
Komisi Internasional yang akan mempersiapkan pelatihan kader.
Komisi Internasional yang terbentuk, sebagai Kesepakatan BMU 2007
ialah:
 2 Suster anggota Dewan Pengurus Umum, dalam diri Sr. Felisita dan
Sr. Theodora
 1 Suster anggota dewan Pengurus Provinsi dalam diri Sr. Theresien
M.
 1 Suster anggota Komisi Koordinasi Regio Malawi dalam diri Sr. Clara
Colombe.
 1 Suster anggota Tim Formator dari Provinsi Indonesia, atau yang
memiliki pengalaman di bidang pembinaan, terpilih Sr. M. Theresa.
 Satu Pembimbing Dewan Pengurus Umum: yaitu Rm. Dionysius
Kosasih , O.Carm.
(Tugas dan mekanisme kerja komisi akan ditentukan kemudian)
Training Kader Kepemimpinan ini dilaksanakan di SAIDI, Filipina pada
Februari-awal September 2009. Training ini diikuti oleh 10 peserta (7
dari Indonesia dan 3 dari Malawi). Peserta dari Indonesia adalah: Sr. M.
Inigo, Sr. M. Margreeth, Sr. M. Dorothea, Sr. M. Fransita, Sr. M.
Priska, Sr. M. Ignatien dan Sr. M. Xavera.

Dalam rangka mempersiapkan diri untuk program Kader Training di


Filipina tahun 2009, Provindo memberi kesempatan bagi mereka untuk
mengikuti training Bahasa Inggris yang diselenggarakan oleh Provindo
untuk meningkatkan kemampuan belajar bahasa Inggris yang dikoor-
P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 6 – 2 0 1 0 | 87
dinir oleh mereka sendiri. Tujuh (7) Suster peserta Kader Training dari
Indonesia, setiap minggu membangun tekad bersama secara mandiri
dengan mengadakan latihan intensif bahasa Inggris pada hari Kamis dan
Sabtu. Mereka bersama-sama mendalami beberapa materi dalam bahasa
Inggris. Kegiatan ini dimulai bulan Oktober 2008 sampai awal 2009 di
Provinsialat, Probolinggo.
20 Januari 2009, DPP mengadakan pertemuan dengan peserta kader
Training tahap II dengan tujuan refleksi perutusan, evaluasi kegiatan
persiapan dan hal-hal praktis.
Program Kader Training telah dibuka Februari 2009 dan akan berakhir
11 September 2009. Bagi SPM Provindo, Training Kader Kepemipinan
ini merupakan pengalaman pertama yang sangat berharga. Setelah
selesai mengikuti training ini, peserta dari Indonesia kembali ke tanah
air untuk menyelesaikan tugas akhir di Provinsialat Probolinggo. Sebe-
lum menyelesaikan tugas akhir, DPP mengundang peserta Training Ka-
der Kepemimpinan dalam suatu pertemuan. Pada waktu itu, para peser-
ta mensharingkan pengalamannya, butir-butir pelajaran dan buah-buah
training yang dialami oleh masing-masing peserta. Pengalaman ini di-
rasakan sebagai pengalaman yang berharga dan penuh makna. Kesa-
daran memiliki dan tanggung jawab pada Kongregasi tumbuh besar dan
komitmen untuk mewujudkannya kuat. Maka thema “Here, I am Lord.
Sent me!” perlu dihidupkan terus.
2.4. WEBSITE KONGREGASI (Bdk. Komunikasi: Lap. Evaluasi DPU 2006-2010
hal. 44 dst.)
“Kapitel Umum 2006 menyarankan kepada DPU agar mengusahakan web-
site Kongregasi dan seorang person yang bertanggung jawab untuk tugas itu”
Untuk merealisasikan saran tersebut, DPU mengalami hal yang tidak mudah.
Telah diadakan kontak dan pembicaraan dengan DPP Indonesia dan meminta
seorang Suster yang mampu bertugas sebagai pengelola website Kongregasi.
Akhirnya terhitung mulai 12 Januari 2007 sampai dengan 12 Januari 2009 Sr.
Natalia Natalwati mulai merintis pengelolaan website ini.
Dalam BMU 2007, topik mengenai pengelolaan website telah dibicarakan kem-
bali dan DPU meminta agar ada salah seorang suster dari masing-masing
provinsi/ regio sebagai kontak person yang akan bekerja-sama langsung
dengan pengelola website.
Nama-nama kontak person dari Provinsi/ Regio adalah:
 Sr. Jacqueline van Breemen - Provinsi Nederland
 Sr. M. Lina Sutijah - Provinsi Indonesia
 Sr. Janepher Selemani - Regio Malawi

88 | P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 6 – 2 0 1 0
Telah dialami bahwa perintisan awal dan penyusunan layoutnya membutuhkan
waktu yang panjang. Akhirnya berkat kerja-sama dan dukungan dari banyak
pihak, pada tanggal 31 Mei 2008, bertepatan dengan Hari Raya Kongregasi-
website kita dapat dipublikasikan, meskipun masih dalam tahap penyempur-
naan.

Dalam publikasi perdana naskah dari masing-masing provinsi/ regio meng-


gunakan bahasanya sendiri, sehinngga para suster dari negara/ provinsi lain
tidak dapat membacanya. Meskipun demikian website kita sudah dapat diman-
faatkan oleh saudara/ saudari kita yang ingin mengenal Kongregasi SPM.

Setelah perutusan Sr. M. Natalia sebagai pengelola wabsite berakhir, mulai


Pebruari 2009, Sr. Mary Tjoe Ay Ing mulai mengupayakan untuk menata kem-
bali layout dan mengusahakan agar dapat dibaca dalam 3 bahasa. DPU ber-
harap semoga dalam waktu yang tidak lama lagi, website kita dapat dibuka
kembali, sehingga dapat menjadi sarana kontak dan komunikasi bagi kita.

3. BAHASA INGGRIS/ BELANDA


Dalam buku Keputusan Kapitel Umum 2006, tertulis: “Kapitel Umum menugas-
kan Dewan Pengurus Umum untuk menstimulir Dewan Pengurus Provinsi/
Komisi Koordinasi untuk mencari kemungkinan-kemungkinan agar para suster
belajar bahasa Inggris/Belanda”. (Keputusan Kapitel Umum 2006, hal. 18)
Sudah beberapa tahun Kongregasi kita mencanangkan seruan ini dalam Kapitel,
hasilnya dilihat belum cukup memuaskan.

4. BAGI PROVINSI INDONESIA:


Stimulasi untuk lancar berbahasa Inggris sudah mulai diusahakan, khususnya
bagi para peserta pelatihan Kader Kepemimpinan di Filipina dan para peserta
pertemuan Internasional kelompok campuran. Kami mengamati, ada sedikit
perkembangan untuk berani berkomunikasi dalam bahasa Inggris bagi seba-
gian suster. Suatu keprihatinan yang ingin kami nyatakn adalah “Belajar bahasa
Inggris dan Belanda secara Profesional”. Apabila kita masih menghendaki “In-
ternasionalitas dalam Kongregasi kita di masa mendatang”, salah satu konse-
kuensinya adalah menyiapkan beberapa suster yang mampu berfungsi sebagai
“penerjemah: Indonesia-Belanda, Indonesia-Inggris, Inggris-Belanda”. Dengan
cara demikian komunikasi dapat tejalin lancar dan hubungan timbal-balik
dapat diciptakan.

5. ARAH UNTUK MASA DEPAN


Dalam dunia modern saat ini, komunikasi antar dunia, antar pribadi tidak
mengenal batas dan waktu karena diwarnai oleh alat-alat elektronik canggih.
P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 6 – 2 0 1 0 | 89
Informasi-informasi aktual dalam waktu yang sangat singkat dapat kita
teruskan ke berbagai penjuru dunia.
Demikian juga cara-cara komunikasi di antara kita, para suster dalam Kongre-
gasi, menjadi lebih cepat dan mudah. Suatu dampak negatif yang dapat muncul
adalah ke arah individualisme dan mengesampingkan kontak langsung/ kontak
antar pribadi.
Di pihak lain, dapat dilihat bahwa komunikasi secara tertulis melalui surat-
menyurat, email, dll, kurang dapat mengungkapkan maksud yang sesungguh-
nya. Ungkapan perasaan dan nada suara tidak dapat ditangkap melalui tulisan.
Maka di anjurkan untuk masa mendatang komunikasi antar pribadi-antar
suster dan per-jumpaan dengan sesama suster, agar mendapat perhatian
khusus. (Bdk. Laporan Evaluasi DPU 2006 -2010 hal. 44 dst.)

90 | P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 6 – 2 0 1 0
BAB II
KEPEMIMPINAN SPM PROVINDO (PERIODE 2006-2010)

Peranan Kepemimpinan SPM Provindo dalam Konstitusi hal. 89 pada butir


No.1.1 dan1.2 mengatakan:
 Setiap orang yang megemban kewibawaan melaksanakan tugasnya sebagai
pelayan. Ia disemangati perkataan Injil: “Putra manusia datang untuk mela-
yani, bukan untuk dilayani”
 Dan “Janganlah kamu mau disebut Guru karena hanya ada satu Gurumu dan
kamu semua adalah saudara”
Berdasarkan Spiritualitas kita setiap orang yang memegang pimpinan diharapkan
mengusahakan secara khusus kepenuhan kesamaan martabat manusia. Ia meng-
undang setiap anggota untuk ikut bertanggung jawab secara keseluruhan, sehingga
tujuan pokok Kongregasi kita menjadi nyata. Itu berarti bahwa dalam semangat
kolegial kita saling menyapa mengenai tanggung jawab kita masing-masing.

1. TUGAS UTAMA DEWAN PIMPINAN PROVINSI


Menurut Konstitusi, tugas utama Dewan pimpinan Provinsi ialah mengemu-
dikan Provinsi dengan melayani seturut semangat Yesus dari Nasareth, seba-
gaimana kita ungkapkan dalam Spiritualitas Kepemimpinan sesuai dengan kha-
risma Kongregasi.
Tugas dan tanggung jawab tiap-tiap Dewan Pengurus/ Pimpinan tercantum da-
lam Konstitusi hal 89-90. Sedangkan tugas, tanggung jawab dan Wewenang
DPP terdapat dalam Konstitusi no. 22.1-22.15 hal. 110-113.

2. PERAN DEWAN PIMPINAN PROVINSI INDONESIA


Peran DP Provindo dalam Provinsi Indonesia adalah sebagai: ANIMATOR,
KOORDINATOR, FASILITATOR dan INSPIRATOR.
Peran ini berbeda dengan peran Pengurus yang lebih sebagai MANAGER.
Kepemimpinan hidup bakti (juga Kongregasi SPM) bisa efektif apabila
mengacu pada:
 Ajaran Sosial Gereja (LG 44, LG 45, KHK 678, KHK 680, KHK 227);
 Konstitusi (Untuk SPM: hal.81, 83, 85, dan 87)
 Hukum Negara meliputi :
o Staatblad 1927 pasal 1: Gereja/ perkumpulan gereja, demikian pula bagi-
an-bagiannya yang berdiri sendiri, berdasarkan badan hukum merupa-
kan badan hukum.
P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 6 – 2 0 1 0 | 91
o UU no. 5, 1960: Peraturan Dasar pokok-pokok Agraria.
o PP no. 38, 1963: Penunjukan Badan-Badan Hukum yang dapat mempu-
nyai hak milik atas tanah.
o Penunjukan UU no. 8, 1974 junto 43, 1999: Pokok-pokok kepegawaian
o UU no.11,1992: tentang dana pensiun
o UU no.16, 2001 junto 28 2004: tentang Yayasan
o UU no.13, 2003: tentang ketenagaan kerja
o UU no.20,2003: tentang Sistem Pendidikan Nasional
o UU no.14,200: tentang guru dan dosen
o UU no....2007: tentang Perpajakan
o dsb.
 Kapitel:
o Sidang tertinggi yang biasanya berlangsung 6 tahunan.
o Berupa “Sidang Roh”.
o Menganalisis panggilan, kehidupan dan karya kerasulan Kongregasional
6 tahun sebelumnya.
o Merumuskan akar persoalan pengalaman lapangan tersebut di atas.
o Merumuskan garis kebijakan, Rekomendasi untuk 6 tahun mendatang.
o Memilih Dewan Umum (melalui KPU), memilih DPP (melalui KPI).

Oleh karena itu para Pimpinan dan anggota sudah semestinya memaha-
mi, menghayati dan mengamalkan hukum-hukum dan hasil keputusan
kapitel secara kontekstual.

3. KEPUTUSAN KAPITEL
Secara Yuridis Keputusan Kapitel Umum tentang Kepemimpinan diimpli-
mentasikan dan diintegrasikan ke dalam Keputusan Kapitel Provinsi
Indonesia tahun 2006, sebagai haluan Provinsi dalam bidang kepemimpinan
selama 4 (empat) tahun. Keputusan Provindo yang memuat aspek kepemimpin-
an ada dan tersebar juga dalam bagian “Masa depan Provinsi Indonesia, bagian
perutusan”, “Yuridis Ekonomis” dan bagian penerusan Spiritualitas yaitu “me-
rumuskan Visi-Misi Kongregasi”, selain dalam keputusan “Kepemimpinan Da-
lam Kongregasi”
Berdasarkan Keputusan Kapitel Provindo 2006, tugas yang diberikan kepada
DPP terkait Kepemimpinan meliputi:
 Melanjutkan, menghidupkan, dan membentuk kembali Komisi-Komisi dan
Kelompok-Kelompok Kerja, yang membantu kinerja DPP (Bk. Kep. Kap. 06,
hal. 28)
 “Menciptakan struktur dan cara kerja yang disepakati bersama (mekanisme)
yang jelas” (Bk. Kep. Kap. 2006, hal. 40).
92 | P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 6 – 2 0 1 0
 Merumuskan Visi-Misi & Kharisma Kongregasi (Bk. Kep. Kap. 2006, hal. 34)
 Menindaklanjuti pelatihan-pelatihan tenaga kader yang ada dan mengusaha-
kan tenaga Kader berbagai bidang, sehingga bermanfaat bagi Kepentingan
Kongregasi secara keseluruhann maupun bagi Provinsi. Pelatihan tenaga
kader ini hendaknya berdasarkan Spiritualitas Kepemimpinan Kongregasi
Suster Santa perawan Maria.
 Mendalami, mengembangkan dan merefleksikan unsur-unsur hakiki
Kepemimpinan dalam Provinsi, dengan prioritas pendalaman mengenai
“Saling ketergantungan dan kemandirian/otonomi”
 Meneruskan pembinaan Spiritualitas bagi saudari-saudara dari luar
Kongregasi, yang bekerja sama dengan para Suster, khususnya di
lingkungan karya SPM.
 Melanjutkan proses dalam Provinsi Indonesi agar secara bertahap dapat
"Berdiri di atas kaki sendiri/ mandiri”: kemandirian financial dalam
arti kualitas, dan berani mengambil keputusan dalam lingkup Inter-
nasional (bk. Kep. Kap. 2006, hal. 44-45).
Jika disimpulkan, tugas DP Provindo baik yang bersumber pada kons-
titusi maupun Keputusan Kapitel Provindo, adalah tugas penataan Pro-
vindo, baik dari segi Kepemimpinan maupun manajemen.

4. PELAKSANAAN KEBIJAKAN KEPEMIMPINAN DAN MANAJEMAN SPM


PROVINDO
Kepemimpinan dapat diartikan sebagai keadaan yang mengedepankan hal-hal
yang benar. Oleh karena itu Pemimpin dapat diartikan sebagai orang yang
mengerjakan hal-hal yang benar. Sedangkan Manajer dapat diartikan bahwa
hal-hal yang benar tersebut dikerjakan dengan cara yang benar.
Kepemimpinan merupakan salah satu fungsi manajemen yang memegang
peran penting dalam Kongregasi. Di dalam Kepemimpinan tercakup tiga faktor
utama, yaitu kekuasaan (power), wewenang (authority) dan pengaruh
(influence).
Dalam hal ini kepemimpinan dapat diartikan sebagai “Ketrampilan meman-
faatkan kekuasaan dan wewenang untuk memengaruhi orang lain dalam upaya
mencapai sasaran”
Dari ketiga faktor tersebut, pengaruh merupakan faktor yang paling menonjol
dalam Kepemimpinan.
Periode 2006-2010 merupakan periode penataan bagi Provindo.
Mengingat tugas utama Dewan Pimpinan Provinsi ialah mengemudikan Pro-
vinsi dengan melayani seturut semangat Yesus dari Nasareth maka merumus-
kan Visi-Misi SPM Provindo menjadi prioritas dalam tahun pertama kepe-
P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 6 – 2 0 1 0 | 93
mimpinan DPP tahun 2007. Mengapa? Karena sebagai pengemudi Provindo,
Dewan Pimpinan Provindo membutuhkan arah yang mau dituju (VISI) dan cara
bagaimana mewujudkan arah yang mau dituju (MISI) serta strategi yang dipilih
untuk mewujudkan Visi melalui Misi yang dipilih. Dewan Pimpinan Provindo
adalah pemegang Visi SPM Provindo.
4.1. Merumuskan Visi Misi SPM Provindo:
Disamping merupakan Keputusan Kapitel untuk merumuskan Visi-Misi SPM
Provindo, merupakan kebutuhan mendesak dalam Kepemimpinan Dewan
Pimpinan Provindo.
Oleh karena itu pada tanggal 9-10 Juni 2007 di Malang, DPP dibantu oleh Bapak
Widiharso untuk merumuskan Visi dan Misi SPM Provindo. Rumusan Visi-Misi
SPM Provindo dikonsultasikan kepada Pembimbing DPP, ahli Spiritualitas dan
DPU pada waktu visitasi di Indonesia. Di samping itu dalam Provinsi, rumusan
Visi-Misi SPM Provindo digodok lagi dalam pertemuan DPP dengan para Pem-
bina Provindo dan digodok lagi dalam pertemuan PIKO pada Desember 2007.
Akhirnya rumusan Visi-Misi SPM Provindo adalah sebagai berikut:
Visi: Terwujudnya Komunitas Hidup Baru dimana kesamaan martabat
manusia sebagai citra Allah terpenuhi, seturut teladan hidup Yesus
dan Maria
Misi: Membaktikan diri secara total dalam komunitas seturut teladan hi-
dup Yesus dan Maria, untuk mengembangkan kualitas pribadi yang
integral dan menjunjung tinggi keadilan dan kedamaian melalui
pelayanan pembinaan, pendidikan, pastoral dan sosial khususnya
untuk mereka yang miskin dan tersisih.
4.2. Menciptakan Struktur dan Cara Kerja yang Disepakati Bersama (Meka-
nisme) yang Jelas.
Berdasarkan Keputusan kapitel Provindo, DPP menciptakan struktur dan cara
kerja yang disepakati bersama (mekanisme) yang jelas, dengan membuat
Organigram Kepemimpinan Provindo dan Organigram pelayanan
Provindo.

Untuk mewujudkan Organigram tersebuti, DPP mencoba membuat Organigram


Provindo dan mengkonsultasikan pada ahli manajemen yaitu Rm. Mangun-
hardjana SJ di Surabaya. Berdasarkan konsultasi ini, DPP merevisi organigram
yang ada. Organigram ini dibahas bersama lagi oleh DPP bersama kedua
Pembimbing DPP (Rm. C. Putranto SJ dan Ibu Retno Priyani) di Girisonta.
Organigram yang sudah ada direvisi lagi. Pada waktu Visitasi DPU ke Provindo
pada tahun 2007, Organigram ini dikonsultasikan kepada DPU dan mengalami
refisi final menjadi sebagai berikut:

94 | P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 6 – 2 0 1 0
ORGANIGRAM KEPEMIMPINAN PROVINDO

Arti istilah:
 Organigram adalah: Grafis grafik yang menunjukkan direktorat, garis
wewenang, tanggung jawab kontrol dan hubungan vertikal dan horisontal
antar departemen dalam sebuah organisasi.
 Grafis adalah: suatu bentuk komunikasi visual yang menggunakan gambar
untuk menyampaikan informasi atau pesan seefektif mungkin.
 Direktorat: bagian dari departemen yang tugasnya mengurus suatu bidang
tertentu, dikepalai oleh seorang direktur.

ORGANIGRAM PELAYANAN PROVINDO

Dalam Visitasi DPP ke komunitas-komunitas (September-Desember 2008), ru-


musan Visi-Misi SPM Provindo dan Organigram ini ditawarkan kepada para
Suster dan mengundang tanggapan para Suster.

4.3. Melanjutkan Menghidupkan dan Membentuk Kembali Komisi-Komisi dan


Kelompok-Kelompok Kerja yang Membantu Kinerja DPP (Bdk. Kep. Kap
2006, Hal. 26)
P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 6 – 2 0 1 0 | 95
DPP membutuhkan rekan-rekan kerja dalam melaksanakan tugasnya sebagai
mandataris Kapitel Provindo 2006. Rekan-rekan kerja ini merupakan mitra
kerja DPP, yang sekaligus merupakan kinerja DPP. Mulai tahun 2007 DPP me-
lanjutkan komisi–komisi dan kelompok-kelompok kerja yang sudah ada. Di-
samping itu DPP membentuk komisi-komisi dan kelompok kerja yang mem-
bantu kinerja DPP seperti Komisi Liturgi, Tim Pendamping Anggota Asosiasi,
Komisi Yuridis.
4.4. Rapat Kerja (RAKER) I SPM Provindo
(Sebagai Embrio Badan Musyawah Provinsi Indonesia)
RAKER I SPM Provindo terjadi pada tanggal 24-27 Januari 2008. Dalam
Raker ini Br. Heribertus FIC diundang sebagai narasumber yang memban-
tu Provindo dalam penataan. Buah dari Raker pertama ini adalah penata-
an komisi/pokja/tim yang ada dalam Provindo menjadi 5 komisi dan
merumuskan Visi-Misi masing-masing komisi. Kelima komisi tersebut:
NO NAMA KOMISI ANGGOTA KOMISI /ORGAN
01 KOMISI SEKRETARIAT  Sekretariat Pusat
 Biro komunikasi
 Komisi Dokumentasi

02 KOMISI EKONOMAT  Ekonomat


 Inventaris tanah dan gedung
 Komisi Pembangunan
 Fonds 3K
 Fonds Kesehatan
 Kepegawaian biara
 Yuridis

03 KOMISI PEMBINAAN  Koordinator Pembina


 Tim Bina Lanjut
 Yuniorat
 Novisiat
 Postulat
 Tim Pendamping Asosiasi
 Tim Pomotor Panggilan
 Tim Spiritualitas
 Komisi Liturgi

04 KOMISI PENDIDIKAN  Perkumpulan Dharmaputri

05 KOMISI SOSIAL  Bidang layanan Sosial bernaung da-


lam Badan Sosial SPM:
* Karya Asrama
* Panti Asuhan
* Kesehatan
* Kemasyarakatan
96 | P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 6 – 2 0 1 0
 Bidang Layanan Sosial berada di Non
Badan Sosial SPM
* Pokja KPKC
* Pastoral
* Rumah Pembinaan
* Perutusan karya Lembaga Non SPM

Penataan Komisi/Pokja/Tim dalam Provindo melahirkan Organigram


Operasional SPM Provindo sebagai berikut :
ORGANIGRAM OPERASIONAL SPM PROVINDO

Peran Dewan Pimpinan Provinsi dalam: Komisi Sekretariat, Komisi


Ekonomat, Komisi Pembinaan, Komisi Pendidikan, Komisi Sosial dan Ko-
munitas adalah sebagai Animator, Koordinator, Fasilitator dan Inspirator.
4.5. Rapat Kerja II SPM Provindo
Berlangsung di rumah Retret Maria Magdalena Postel, Jayagiri No. 20, Malang ,
pada 22-26 Januari 2009. Rapat Kerja (Raker) Provindo II ini merupakan evalu-
asi terhadap komisi-komisi, dan tindak lanjut Program Kerja Raker Tahap I
pada 23 -26 Januari 2008 yang lalu.
LANDASAN:
 Konstitusi
o Mengkoordinir berbagai prakarsa dan aktivitas. (Konst. hal. 90. 8)
o Secara teratur mengevaluasi cara kerjanya sendiri, kerja sama satu sama
lain dan pelaksanaan kebijakan. (Konst. hal. 90. 12)
 Dokumen Kerohanian no. 45 dan 46
Dalam semangat Kolegialitas dan tanggap terhadap perubahan serta per-
kembangan jaman, kita menyadari akan semakin pentingnya bekerja dalam
bentuk tim. Tim kerja ini tidak terbatas pada suster-suster SPM saja, tetapi
juga bisa melibatkan rekan kerja yang memiliki keahlian khusus atau
kompetensi tertentu”....itu berarti bahwa dalam semangat kolegial kita
saling menyapa mengenai tanggung jawab kita masing-masing” (Dokumen
45; Konst. hal. 89 No. 1, 2)
P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 6 – 2 0 1 0 | 97
Sikap tanggap terhadap tanda-tanda jaman mengandung kesediaan untuk
selalu meninjau kembali hal-hal yang sudah kita capai, karya-karya yang
sudah kita miliki, sekaligus terbuka terhadap tantangan-tantangan baru,
yang barangkali meminta kita untuk mengubah dan membuka karya-karya
baru. Untuk itu kita perlu menggunakan sarana-sarana, seperti riset yang
sudah berlangsung dalam evaluasi komunitas dan karya perutusan (EKKP)
yang lalu. (Dokumen 46).

TUJUAN RAPAT KERJA II SPM PROVINDO (RAKER II SPM Provindo hal. 1):
 Merefleksikan pelaksanaan Visi-Misi masing-masing komisi/ pokja dalam
terang Spiritualitas dan Visi-Misi Kongregasi.
 Mengevaluasi proses dan pelaksanaan program kerja komisi-komisi/ pokja
tahun 2008 dalam Terang spiritualitas SPM.
 Menemukan kembali butir-butir penting pelaksanaan program kerja tahun
2008 (kekuatan & kelemahan) sebagai bahan pijakan dalam menyusun
program kerja komisi/ Pokja 2009.
 Menyusun program komisi-komisi/ Pokja tahun 2009.
 Menyusun anggaran dan program kerja komisi tahun 2009.

Raker II SPM Provindo diawali refleksi dengan panduan pertanyaan. Bahan


diambil dari Dokumen Kerohanian no. 3, 4 (sebagai landasan Raker) dan no. 39,
40, 45 (sebagai Perencanaan untuk masa depan). Provinsial dalam pengantar-
nya menyampaikan landasan Raker berdasarkan Konstitusi hal 89-90 tentang
Tugas dan Tanggung Jawab tiap-tiap Dewan Pengurus dan menekankan kem-
bali Dok. kerohanian no. 45, 46 ( tentang pentingnya semangat kolegialitas dan
kerja sama dalam tim). Tim kerja tidak terbatas pada suster-suster sendiri, te-
tapi bisa melibatkan rekan kerja yang ahli/kompeten di bidangnya. Selanjutnya
sikap tanggap terhadap tanda-tanda zaman, mengandung kesediaan untuk sela-
lu meninjau kembali hal-hal/ karya-karya yang sudah kita capai dan miliki; ber-
sikap terbuka terhadap tantangan-tantangan baru; mengubah/ membuka
karya-karya baru. Menggunakan sarana-sarana seperti riset dalam evaluasi
Komunitas dan karya perutusan (EKKP) yang telah berlangsung menjadi pen-
ting. Animasi/ input dari Br. Heribertus FIC (Pembimbing dalam manage-
men) mempertajam tema: “Menuju Masa Depan Dengan Penuh Harapan,
Maju Bersama Meningkatkan Kualitas Pribadi Dan Perutusan”. Bahwa
tema Raker itu menyiratkan tuntutan Kepemimpinan zaman ini.
Dalam pengantarnya beliau menjelaskan bahwa zaman telah berubah, era
industri diganti dengan era informasi. Orang semakin sadar akan banyaknya
pilihan dan alternatif yang tidak pernah ada sebelumnya. Perubahan zaman ini
tentu saja mempengaruhi sistem organisasi dengan seluruh aspeknya. Karena
SPM hidup di lingkungan yang terus-menerus berubah dengan kecepatan ting-
98 | P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 6 – 2 0 1 0
gi, maka SPM harus memiliki managemen yang mampu memberi arah dan tin-
dakan yang profesional.
Para pemegang visi, pengelola visi dan pelaksana visi perlu meningkatkan
kemampuan ketrampilan kepemimpinan, managemen dan pengetahuan dalam
perubahan zaman seperti ini. Untuk itu diperlukan semangat belajar terus-
menerus, semangat rendah hati dan pembaruan semangat merasul.
Pemimpin yang dibutuhkan pada zaman informasi ini adalah sosok pemim-
pin yang memiliki integritas, memiliki skill/ keterampilan, komunikatif
dan visioner. Tema Raker SPM 2009 menyiratkan tuntutan Kepemimpinan
zaman ini yaitu “Menuju masa depan dengan penuh harapan” analog dengan
“Kepemimpinan yang visioner”, “Maju bersama” analog dengan “Kepemimpinan
yang komunikatif”; “Kualitas pribadi” analog dengan “Kepemimpinan yang
memiliki integritas”; dan “Kualitas perutusan” analog dengan “Kepemimpinan
yang memilki skill/ ketrerampilan”.
Selanjutnya diuraikan dengan contoh-contoh bagaimana ciri-ciri kepemim-
pinan yang Visioner, yang Komunikatif, yang memiliki Integritas dan yang
memiliki Skill/ Ketrampilan (lihat Raker Provindo II, lampiran). Dalam menge-
valuasi proses dan pelaksanaan program kerja, kembali Br. Heribertus men-
jelaskan beberapa acuan (rujukan) yang dapat digunakan untuk membantu
proses evaluasi yaitu:
4.5.1. Budaya SPM yang diinginkan
Kebudayaan SPM yang perlu dibangun meliputi dua aspek, yaitu:
 Kebudayaan yang berkembang/ organis dan
 Kebudayaan yang mapan/ mekanis.
Berikut ini karakteristik kedua aspek kebudayaan tersebut:
KEBUDAYAAN
No. ASPEK KEBUDAYAANYANG KEBUDAYAAN YANG
BERKEMBANG/ ORGANIS MAPAN/ MEKANISTIS
1 Visi Orientasi ke luar , perubahan Berorientasi ke dalam,
kemapanan
2 Resiko Siap menerima kemenduaan Takut terhadap situasi
makna sebagai bagian utuh dari mendua/ Kemenduaan
ambil resiko makna
3 Misi Prioritas melampaui pemeli- Status Quo, Kemapanan
haraan kemapanan mendapat prioritas
4 Struktur Demi pertumbuhan Demi status quo, kema-
panan
5 Kreativitas Berharap dengan penuh se- Tak ada harapan; Prioritas
mangat diberikan pada tradisi
6 Evaluasi Menekankan pengujian realitas Pengujian realitas tidak
untuk menilai keberhasilan diperlukan
P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 6 – 2 0 1 0 | 99
7 Peraturan Diawasi terus menerus agar me- Diperbanyak untuk mem-
reka tidak menghambat krea- pertahankan status quo
tivitas
8 Pemimpin Bukan terutama administrator, Terutama sebagai admi-
tetapi perhatian atas proses pen- nistrator; Prioritas diberi-
ciptaan, mengartikulasikan Visi kan untuk perencanaan
dan merancang strategi untuk yang mendetail/ kema-
aksi/ evaluasi panan
9 Mengatasi Melalui perundingan/ dialog Melalui penindasan/ ke-
Konflik kerasan/ paksaan

4.5.2. Model Gereja Yang Dihidupi SPM


Kontekstualisasi kharisma SPM mengacu pada ”model gereja” yang
ingin dihidupi SPM. Model tersebut meliputi dua aspek yaitu:
 Gereja Hirarkis.
 Gereja Memasyarakat.
Adapun karakteristik kedua model tersebut adalah sebagai berikut :
MODEL GEREJA

No ASPEK GEREJA HIRARKIS GEREJA MEMASYARAKAT


1 Struktur Hirarkis Demokratis
2 Ajaran Berbasis tradisi Berbasis injil, pengalaman
3 Dipimpin Kaum klerikal, model kepala Peningkatan peran awam
oleh keluarga
4 Asal-usul Kelas menengah dan atas: Kaum miskin sadar akan
Sosial Pendukung status quo sosial, hak-hak dan kewajiban
ekonomi, politik
5 Sakramen Sarana keselamatan Tanda-tanda cinta kasih
individual injili, keadilan sosial
6 Nilai-nilai Menekankan kesalehan indi- Menekankan aksi bersama,
Religius vidual iman yang memasyarakat
7 Dunia Jahat, menyendiri, menjauhi Keterlibatan demi keadilan,
dunia dialog
8 Pusat Gereja Roma: Masyarakat sempurna Kaum miskin: gereja pezia-
rah
9 Kekuasaan Tradisi, hubungan sepihak Atas dasar baptisan, pribadi,
hubungan timbal-balik
10 Teologi Dari atas Dari bawah
11 Liturgi Berbasis tradisi, berorientasi Berbasis kehidupan, berori-
pada transendensi Allah entasi pada immanensi Allah
12 Spiritualitas Ambil jarak dengan dunia Berintegrasi dengan hidup
100 | P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 6 – 2 0 1 0
4.5.3. Langkah-langkah Evaluasi
Diagram di bawah ini merupakan salah satu alat untuk mengadakan
evaluasi, ada tiga langkah yang perlu ditempuh, yaitu analisis
lingkungan, pembentukan strategi dan penerapan strategi.

o Langkah I: Analisis Lingkungan


Dalam evaluasi Lingkungan ini, setiap komisi mengadakan pemerik-
saan/ kontrol sekitar kendala-kendala yang dialami pada aspek-aspek
berikut:
 Sumber Daya Manusia (SDM): Personel Kunci dan Personel Teknik
Operasional.
 Finansial: Di dalamnya termasuk prasarana dan sarana pendukung.
 Manajemen: Kepemimpinan yang memiliki integritas, memiliki skill,
komunikatif dan visioner.

o Langkah II: Pembentukan Strategi


I. VISI
 Sejauh mana setiap NILAI yang tercantum pada perumusan visi ma-
sing-masing komisi telah dimaknai, diurai, maupun dijabarkan?
 Sejauh mana setiap NILAI yang tercantum pada perumusan visi ma-
sing-masing komisi telah dipahami, dihayati dan diimani oleh seluruh
personel yang terlibat di dalamnya?
 Apakah ada NILAI yang tercantum pada perumusan visi masing-ma-
sing komisi yang kurang bermakna, sehingga belum/ tidak
tersentuh dalam aktualisasinya?
 Kendala apa saya yang dialami dalam memaknai, memahami, meng-
hayati dan mengimani visi masing-masing komisi ?
P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 6 – 2 0 1 0 | 101
 Adakah keinginan untuk merevisi perumusan visi dari masing-
masing komisi?

II. MISI
 Apakah setiap NILAI yang tercantum pada misi masing masing komi-
si telah diaktualisasikan oleh seluruh personel yang terlibat di da-
lamnya?
 Bagaimana caranya seluruh personel yang terlibat di dalamnya
mengaktualisasikan setiap NILAI yang tercantum pada misi masing
masing komisi ?
 Kendala apa saja yang dialami dalam mengaktualisasikan misi ma-
sing-masing komisi?
 Adakah keinginan untuk merevisi sebagian perumusan misi dari
masing-masing komisi?

III. SASARAN
 Apakah selama 1 tahun ini sudah ada gejala/ fenomena perubahan
perilaku yang dialami oleh seluruh personel yang didampingi dari
masing-masing komisi?
 Kendala apa saja yang dialami oleh masing-masing komisi dalam
memproses perubahan perilaku seluruh personel yang didampingi?

IV. STRATEGI
 Apakah setiap bidang pengembangan strategis dari masing-masing
komisi telah dinarasikan sehingga mudah dipahami, dihayati dan
diaktualisasikan?
 Apakah rincian program strategis dari masing-masing komisi telah
dijabarkan ke dalam program tahunan?
 Kendala apa saja yang dialami oleh masing-masing komisi dalam me-
wujudkan bidang maupun rincian program strategis?

o Langkah III: Penerapan Strategis


I. PROGRAM
 Apakah masing-masing komisi memiliki program kerja 2008?
 Apakah penyusunan program masing-masing komisi mengacu pada
rincian program strategis seperti yang disarankan di atas?
 Kendala apa saja yang dialami dalam menyusun program oleh ma-
sing-masing komisi?
 Kendala apa saja yang dialami dalam melaksanakan program oleh
masing-masing komisi?

II. ANGGARAN
102 | P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 6 – 2 0 1 0
 Apakah masing-masing komisi menyusun anggaran kegiatan
tahunan?
 Apakah program masing-masing komisi didukung oleh anggaran
yang memadai?
 Kendala apa saja yang dialami oleh masing-masing komisi dalam
menggali maupun mengelola anggaran program?

III. TINDAKAN
 Apakah seluruh program yang telah disusun dilaksanakan secara
disiplin, tertib, terprogram, obyektif dan konsisten?
 Kendala apa saja yang dialami oleh masing-masing komisi dalam me-
laksanakan suatu tindakan?

4.5.4. Tindak Lanjut


 Masing-masing komisi menyusun program komisi 2009
 Masing-masing komisi menyusun anggaran komisi 2009

4.6. RAPAT KERJA III SPM PROVINDO


Di rumah Pebinaan “Santa Julie Billiart“ Lawang, pada 20-25 Januari 2010
Tema Raker III: Seperti Raker ke I dan ke II.
Tema Raker ke-III sama yaitu: “Menuju Masa Depan Penuh Harapan, Maju
Bersama Meningkatkan Kualitas Pribadi Dan Perutusan”
Landasan Kerohanian: Konstitusi hal. 89-90 dan Dokumen Kerohanian Kep.
Kapitel 2006 No. 45 dan 46.
Tujuan Raker ke-III:
 Merefleksikan fungsi, posisi dan peran Komisi/ Pokja dalam kerangka mem-
bantu DPP untuk melaksanakan tugasnya.
 Merefleksikan pelaksanaan Visi-Misi Komisi dalam terang Visi-Misi Provin-
do dengan mengevaluasi pembentukan strategi dan penerapan strategi
(Program, anggaran dan tindakan) serta melihat mekanisme kontrol dalam
pelaksanaan program.
 Menyusun program kegiatan untuk tahun 2010 dari Komisi/ Pokja
 Menyusun anggaran kegiatan untuk tahun 2010 dari Komisi/ Pokja.

Harapan Raker ke-III:


 Mewujudkan Tema Kapitel Provindo 2006 “Menatap Masa Depan penuh Ha-
rapan-Maju bersama meningkatkan kualitas pribadi dan perutusan”
 Mewujudkan Visi Kongregasi SPM Amersfoort Provindo.
(Bdk. Notulen Raker ke-III, lampiran 02 hal. 1, 2)

P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 6 – 2 0 1 0 | 103
5. BUTIR-BUTIR PEMBELAJARAN:
Selama periode 2006-2010, DPP mengalami pembelajaran yang sangat
berharga.
 Melalui Raker I, DPP semakin mengerti dan memahami tugas hakiki Dewan
Pimpinan yang berbeda dengan Dewan Pengurus.
 Untuk dapat memiliki rumusan Visi-Misi Provindo, diperlukan proses yang
panjang dan melibatkan berbagai pihak dengan menggali kekayaan
kerohanian Kongregasi dan para Suster.
 Visi-Misi dalam suatu lembaga religius merupakan unsur penting dan hakiki
dalam Kepemimpinan Religius karena memberi arah jelas pada waktu
mengemudikan.
 Organigram Kepemiminan Provindo, Organigram Pelayanan Provindo dan
Organigram Operasional Provindo membantu penataan organisasi Provindo
dan memperjelas mekanisme kerja dalam Provindo.
 Pentingnya pembekalan dengan ilmu-ilmu positif (khususnya Manajemen
Kepemimpinan dalam segala bidang).

6. BADAN MUSYAWARAH PROVINSI KONGREGASI SPM INDONESIA (BMP)


6.1. LATAR BELAKANG
Dalam Pengantar Rapat Kerja DPP staf Organ (Komisi/ pokja) tahap I oleh Sr.
Yulita disampaikan bahwa RAKER yang akan diselenggarakan dalam periode
2010-2016 merupakan embrio untuk lahirnya Badan Musyawarah Provinsi
Indonesia. Mengapa dipikirkan adanya Badan Musyawarah Provinsi bagi
Indonesia? Yaitu untuk merealisasikan Tema Kapitel 2006 “MENATAP MASA
DEPAN PENUH HARAPAN” dan kemudian dikembangkan dalam sub tema ”MA-
JU BERSAMA MENINGKATKAN KUALITAS PRIBADI DAN PERUTUSAN”. UNTUK
MAJU BERSAMA perlu arah yang sama dan gerakan bersama semua komponen
yang ada di Provinsi Indonesia. Maka DPP memikirkan perlunya Rapat Kerja
bagi seluruh komponen untk menyatukan pemahaman terkait apa, mengapa
dan bagaimana kepemimpinan Kongregasi SPM Povinsi Indonesia. Maka pada
tanggal 24-27 Januari 2008, DPP-staf organ Kongregasi SPM Provinsi Indonesia
mengadakan:
RAKER TAHAP I di rumah pembinaan St. Julie Billiart Lawang dengan materi
sebagai berikut:
 Managemen Kongregasi para Suster SPM Provinsi Indonesia
 Kepemimpinan Kongregasi para Suster SPM Provinsi Indonesia
 Peran dan tanggung jawab Dewan Pimpinan Provinsi Indonesia
 Membangun KELOMPOK KERJA
 RENSTRA Kepemimpinan DPP-Staf Organ Provindo 2006-2012
104 | P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 6 – 2 0 1 0
Dalam Rapat Kerja I ditemukan akar persoalan dan keputusan, perumusan
garis kebijakan tentang Kepemimpinan DPP-Staf Organ Provindo, Visi dan Misi
serta SASARAN kepemimpinan DPP-Staf Organ, dan strategi Kepemimpinan
DPP-Staf Organ Provindo 2006-2012.
RAKER TAHAP II tgl. 22-26 Januari 2009 di rumah Retret Maria Magdalena
Postel-Jayagiri No. 20 Malang. Materi Raker II adalah sebagai berikut:
 Refleksi dan Evaluasi
 Organigram Operasional
 Pembentukan Komisi-Komisi
 Menyusun Visi-Misi serta Renstra setiap komisi
 Pembuatan Program

RAKER TAHAP III tgl. 20-25 Januari 2010, di Rumah Pembinaan St. Julie
Billiart, Lawang, dengan materi sebagai berikut:
 Refleksi dan Evaluasi Kepemimpinan Komisi
 Metode Dinamika Pastoral
 Curah gagas lahirnya BMP
 Penyusunan program 2010 dan anggaran Komisi, Pokja 2010

DEMIKIANLAH GAMBARAN dan RENCANA PENATAAN DAN


PELAKSANAAN KEBIJAKAN KEPEMIMPINAN DAN MANAJEMEN SPM PROVINDO
DALAM PERIODE 2006-2010.
Selanjutnya Periodesasi Sejarah ini mengenal peristiwa-peristiwa
kejadian yang kami susun secara kronologis agar dalam mempelajarinya
kembali, kita dapat memperoleh pemahaman yang lebih baik; lagi pula
memudahkan untuk mencari, mengingat hal-hal yang penting dan perlu
mendapat perhatian.

P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 6 – 2 0 1 0 | 105
BAB III
TENTANG ANEKA PERISTIWA KEJADIAN, BAIK INTERNAL MAUPUN
EKSTERNAL DAN INTER KONGREGATIONAL

1. MENGENANG HARI JADI SPM KE 81, 11 OKTOBER 2007


Hari ini kita mengenang Ulang Tahun Provindo ke 81. Kita mensyukuri rahmat
Allah yang mahabaik yang dikaruniakan kepada kita dan saling berterima kasih
atas jerih payah dan sumbangan kita dalam membangun Provindo. Kita kenang
pula para pionir, pendahulu provindo yang telah berjasa membangun Provindo
baik yang sudah menghadap Bapa (meninggal) maupun yang masih hidup, baik
di Nederland maupun di Indonesia. Kita syukuri peristiwa ini dengan penuh
iman dalam mewujudkan tujuan Kongregasi yakni “Mewujudkan persekutu-
an hidup baru yang pusatnya kepenuhan kesamaan martabat manusia se-
bagai citra Allah” bersama Maria. Kita mengenang hari bersejarah ini seder-
hana, lebih secara rohani dan dalam Perayaan Ekaristi di komunitas masing-
masing dengan teks yang sudah ada. Dalam kesederhanaan dan kebersamaan di
komunitas kita menumbuhkan semangat juang para misionaris 81 tahun lalu,
agar tetap hidup di hati kita dan mengobarkan jiwa kita untuk melanjutkan
karya keselamatan di mana saja Kongregasi berada dan diutus.
Sehubungan dengan devosi kepada Maria dalam bulan Oktober, SPM menang-
gapi ajakan Paus Yohanes Paulus II kepada seluruh umat beriman untuk
mendaraskan rosario yang tidak lain adalah menatap wajah Kristus ber-
sama Maria, karena Rosario adalah gema dari doa kepada Maria. Dengan doa
Rosario kita dilatih untuk menatap keindahan wajah Kristus dan mengalami ke-
dalaman kasihNya. (Surat Apostolik Paus Yohanes Paulus II “Rosarium
Virginis Mariae”)
Bagi Julie Billiart, kasih memiliki banyak bentuk, saling mendukung, kesabaran,
saling berbagi, kedamaian, respek, keberanian dan bahkan keheningan… Julie
menjadikan kasih sebagai satu dari tiga karakteristik Kongregasinya disamping
kesederhanaan dan ketaatan”. (Julie – Themes)

2. PEMBERKATAN RUMAH PEM-


BINAAN “JULIE BILLIART” DI
LAWANG, 08 NOVEMBER 2007
Tahun lalu, kerinduan kita ber-
sama untuk membangun dan
memiliki rumah Pembinaan di
Lawang telah terwujud ketika
pada tanggal 14 Maret 2006,
106 | P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 6 – 2 0 1 0
peletakan batu pertama dan fondasi diberkati oleh Mgr. H.Y. Pandoyo O. Carm.
Tahun ini pembangunan Ru-
mah pembinaan “Julie Billiart”
tahap pertama sudah selesai.
Kita bersyukur kepada para
Suster Komisi Pembangunan
dan para Suster SPM yang telah
memberi dukungan besar atas
terwujudnya Rumah Pembina-
an SPM di Lawang. Meskipun
dengan sarana prasarana yang
masih terbatas mulai bulan
Nopember Rumah Pembinaan
ini akan digunakan untuk ke-
pentingan Kongregasi. Upacara
Pemberkatan dan Peresmian
gedung dilaksanakan hari Kamis, 8 November 2007 dalam Perayaan Ekaristi
oleh Mgr. H.Y. Pandoyo O. Carm. Dukungan doa para Suster tetap diharapkan,
agar rumah pembinaan ini sungguh berguna bagi kepentingan Kongregasi SPM,
khususnya dalam pelayanan pendampingan generasi muda kita. (Bdk. Lap.
Pertangg. Jwb. Pengurus)
3. PENUTUPAN RESMI RUMAH KOMUNITAS TANGGUL 31 JULI 2008 (Bdk.
Berita Pusat 5 Agustus 2008)
Penutupan Komunitas Tanggul merupakan salah satu butir Keputusan Kapitel
Provindo 2006 hal. 36, No. 4.2. Dalam Pelaksanaannya DPP telah mengadakan
Pembicaraan pribadi dengan para suster Komunitas Tanggul dan pihak-pihak
terkait antara lain:
 Meminta izin kepada DPU dan telah mendapat tanggapan tertulis No. AB
147/ Best. Ind. 26
 Mengajak bicara setiap pribadi Suster yang ada di komunitas Tanggul ten-
tang keberadaan mereka setelah Komunitas Tanggul ditutup.
 Memberitahukan kepada Romo Paroki Tanggul baik lisan maupun tertulis
bahwa Komunitas Tanggul akan ditutup
 Menghadap Bapak Uskup Malang (Mgr. H.Y. Pandoyo O. Carm dan memberi-
tahukan baik secara lisan maupun tertulis bahwa komunitas Tanggul
akan ditutup tahun 2008.
Dalam pembicaraan terakhir antara DPP dengan para Suster Komunitas Tang-
gul disepakati bahwa Komunitas Tanggul secara resmi ditutup tanggal 31 Juli
2008 dengan perayaan Ekaristi Yang dipimpin oleh Romo Paroki Tanggul, Rm.
Geta O. Carm. Setelah Perayaan Ekaristi diadakan ramah tamah yang dihadiri
P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 6 – 2 0 1 0 | 107
oleh warga skitar komunitas Tanggul, Dewan Paroki dan bebrapa komunitas
SPM terdekat.
Pada kesempatan itu Sr. Yulita, sebagai Provinsial mewakili Kongregasi SPM
mengucapkan limpah terima kasih kepada seluruh warga yang hadir, Pejabat
setempat dan Dewan Paroki Tanggul atas penerimaan dan dukungan selama
Komunitas (23 tahun) SPM hadir dan berkarya di Tanggul. Dari pihak Paroki,
Rm. Geta O. Carm sebagai Romo Paroki Tanggul telah memberikan sebuah ke-
nangan berupa “Profil Komunitas Tanggul selama tahun 1985-2008”, Kenangan
ini sebagai ungkapan terima kasih atas kehadiran, dukungan dan pelayanan
perutusan para Suster SPM dalam mewujudkan berdirinya Paroki Tanggul.
Pada tanggal 3 Agustus 2008, Paroki Tanggul secara khusus juga mengundang
umat dalam Perayaan Ekaristi dalam rangka pepisahan dengan para Suster
SPM. Kegiatan ini diselenggarakan dan dikoordinir oleh Romo dan Dewan
Paroki Tanggul.

4. PENUTUPAN SEKOLAH SMPK. SANTA MARIA MAGELANG (Kep. Kap Pro-


vindo 2006 hal 36 No. 5.1)
Sehubungan dengan kegiatan-kegiatan layanan pendidikan dalam upaya mewu-
judkan Visi-Misi, DPP bekerja sama dengan Pengurus PDp mewujudkan Kepu-
tusan Kapitel Provinsi 2006 hal. 36 no. 5.1 tentang penutupan SMPK Santa
Maria Magelang. Langkah-langkah yang dilaksanakan dalam proses penutupan
antara lain: mengadakan pembicaraan dengan Bpk. Uskup KAS dan Romo Paro-
ki, pembicaraan dengan pengurus PDp, para Suster Komunitas Magelang, serta
para guru dan karyawan SMPK Santa Maria Magelang.
Kontak dengan dinas terkait dilaksanakan oleh Pengurus PDp. Pada akhir pro-
ses, DPP dan semua pihak dimampukan untuk rela melepaskan karya ini demi
efektivitas pelayanan di masa depan. Semua tenaga produktif yang ada di SMPK
dapat dimutasikan ke unit lain yang membutuhkan, sehingga tidak perlu mere-
krut tenaga baru lagi.
(Bdk. Lap. Ev. DPP Periode 2006-2010 tentang Perutusan hal. 35)

5. PENGELOLAAN ASRAMA AVE MARIA, TANJUNG – KALSEL


Asrama didirikan pada tahun 1990. Guna menjawab keprihatinan masyarakat
setempat khususnya anak-anak yang dari pedalaman kesulitan mencari sekolah
di kota karena tempat tinggalnya jauh dari kota. Awal mulanya asrama milik
Paroki “Ave Maria” Tanjung Tabalong Keuskupan Banjarmasin dan para suster
SPM diminta untuk mengelola asrama, yang waktu itu tempatnya masih di
bawah bangunan Gereja ”Ave Maria” Tanjung. Dalam perkembangannya tahun
2005, para suster SPM mendapat hibah tanah kebun dari Bpk. Uskup Banjar-
masin guna para suster SPM mendirikan gedung Asrama putri “sekarang“ supa-
ya anak-anak pedalaman bisa sekolah di kota mendapatkan tempat yang layak.
108 | P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 6 – 2 0 1 0
Pada tanggal 5 Maret 2007, Gedung asrama Putri diberkati oleh Bpk. Uskup F.X.
Prajasuta MSF.

Sejak saat itu nama Asrama “Ave Maria” diganti menjadi “Asrama Putri Santa
Maria Tanjung”. Pada tanggal 27 Oktober 2008, Sr. Yulita, sebagai Provinsial
Kongregasi SPM telah berhasil mengupayakan surat pernyataan resmi dari
Bpk. Uskup Mgr. Prajasuta MSF tentang serah terima hibah tanah dan penge-
lolaan asrama ”Ave Maria” di Tanjung Kalsel milik Paroki Tanjung, yang secara
lisan pengelolaan asrama itu telah diserahkan kepada Kongregasi SPM Provin-
do dan langsung di bawah tanggung jawab DPP.
Tanggal 16 Desember 2008, secara simbolis, DPP telah menyerahkan penge-
lolaan Asrama “Ave Maria” Tanjung kepada Pengurus Badan Sosial.
(Bdk. Bk. Lap. Ev.DP SPM Provindo; Badan Sosial SPM)

6. MENGIKUTI PERTEMUAN AMOR DI THAILAND

Pada tahun 2009 Sr. Yulita Marie SPM (saat itu Provinsial), juga mengemban
tugas menjadi pengurus IBSI (2008-2011), telah diutus atas nama IBSI me-
wakili Indonesia untuk mengikuti Pertemuan AMOR (= Asian Oceania Meeting
of Religious) ke-XV, dari 13-21 Oktober 2009 di Samphran, Nakhon Pathom,
P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 6 – 2 0 1 0 | 109
Thailand. Adapun tujuan AMOR ialah dalam semangat solidaritas, kesatuan dan
persekutuan menyebarkan issue-isue/ anjuran-anjuran umum menurut pesan
Injil sebagai pewartaan yang aktual menurut tanda-tanda zaman. Tema AMOR
ke-XV adalah “Women Religious of Asia/ Oceania, Called to Move Beyond”.
Dalam periode kepengurusan SPM, semangat itu telah diaplikasikan juga ke
banyak program dan kegiatan Provinsi, misalnya Seminar Counter Women
Trafficking di Ledug, Jawa Timur dengan nara sumber dari pengurus Counter
Woman Trafficking Commission IBSI. Bahkan sikap “To move beyond” tetap
ditanamkan sampai sekarang. Provindo mekar juga butuh disposisi batin “To
move beyond”, berani keluar dari diri sendiri dan dari zona nyaman masuk ke
dalam zona lain dalam masyarakat plural.

110 | P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 6 – 2 0 1 0
BAB IV
HIDUP PERSEKUTUAN

“Hidup kita dalam kemurnian, kemiskinan dan ketaatan doa dan karya kita
diarahkan kepada persekutuan hidup baru yang pusatnya kepenuhan kesamaan
martabat manusia” (Konstitusi hal. 19)

1. LANDASAN MENGHAYATI HIDUP PERSEKUTUAN


Pembicaraan mengenai butir persekutuan, baik di Provinsi maupun tingkat in-
ternasional Kongregasi tetap menjadi pembahasan utama bagi para Suster SPM.
Alasannya: Hidup persekutuan menjadi pusat bagi Kongregasi SPM Provindo
(Bdk. Sturktur Konstitusi). Dan perwujudan secara tertulis dituangkan kembali
dalam dokumen Keputusan Kapitel Umum maupun Kapitel Provinsi.
1.1. Keputusan Kapitel Umum
Keputusan Kapitel Umum 2006 hal. 4 butir 1 sampai dengan 5, Kapitel mem-
beri tugas kepada DPU menstimulir para DP Provinsi/ Komisi Koordinasi untuk
memberi perhatian terhadap upaya-upaya pembangunan hidup persekutuan
khususnya mengenai:
 Hidup persekutuan yang semakin bernilai dan inspiratif.
 Komposisi anggota komunitas khususnya komunitas kecil.
 Spiritualitas kesamaan martabat dalam hidup persekutuan.
 Kontak – kontak berkala dengan anggota provinsi/ regio.
 Cara-cara memecahkan dan mengatasi konflik.
1.2. Keputusan kapitel Provinsi
Dalam Dokumen Kerohanian Provindo, hal. 4-5 butir 8, 10 dan 11 dengan
jelas diuraikan mengenai landasan, arti, bentuk dan proses perwujudan hidup
persekutuan bagi Suster–Suster SPM Provindo.
8. “Penghayatan Kharisma Kongregasi, kita fokuskan pada hidup persekutuan.
Hal ini bukanlah semata-mata kebutuhan sebuah organisasi, melainkan ber-
akar pada suatu misteri yang lebih dalam. Persekutuan kita ikut serta mewu-
judkan upaya ilahi dalam sejarah, untuk membangun bangsa manusia menja-
di suatu umat, sesuai dengan idamanNya saat menciptakan segalanya. “Per-
sekutuan hidup yang kita bangun berakar dalam sejarah Allah dan manusia”
(Bdk. Kons. hal.21 al. 1). Usaha saling mendukung dalam semangat persau-
daraan, akan semakin mengakarkan persekutuan kita dalam kasih.
“Lambat laun kita ingin menjadi saudari satu sama lain dan memper-
taruhkan diri untuk persekutuan hidup baru, tempat manusia saling dikenal
sebagai saudari dan saudara” (Lih. Kons. hal. 23 al.2).
P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 6 – 2 0 1 0 | 111
10. Secara konkrit hidup persekutuan itu kita perjuangkan dan kita wujudkan
dalam bentuk komunitas-komunitas kita. Kita sadari bersama bahwa
komunitas-komunitas kita terbentuk tidak berdasarkan persamaan bakat,
latar belakang, pikiran, watak maupun sikap-sikap, melainkan atas dasar
prakarsa Tuhan yang menghimpun dan mempersatukan kita yang ber-
macam-macam ini. Oleh karena itu sungguh merupakan suatu rahmat
besar bahwasannya komunitas-komunitas kita ditandai oleh keragaman
budaya, bahkan internasionalitas (Bdk. Kons. hal. 25 al. 2).

11. Dasar spiritualitas persekutuan kita pada akhirnya adalah hati yang selalu
memandang kehadiran misteri Allah Tritunggal yang bersemayam dalam
diri kita, yang cahayaNya terlihat bersinar pada wajah saudara dan saudari
di sekitar kita (Bdk. Konstitusi hal. 19 al. 4).

Perwujudan misteri tersebut di atas membutuhkan proses, baik yang harus


dijalani oleh komunitas sebagai keseluruhan, maupun oleh para anggotanya
masing-masing. Sebagai peziarah di atas bumi ini, kita berusaha membina suatu
komunitas formatif, yaitu komunitas yang memungkinkan setiap anggotanya
bertumbuh dalam kesetiaan kepada Tuhan(Bdk. Kons. hal. 27 no. 3).

2. TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB DPP DALAM MEMBANGUN HIDUP PER-


SEKUTUAN SPM PROVINDO

Tugas dan tanggung jawab DPP dalam upaya membangun kualitas hidup per-
sekutuan Provindo dan aspek-aspek yang berkaitan dengannya, dituangkan
dalam bagian kebijakan Kapitel bagian perutusan hal. 28-30.

Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab tersebut, DPP bekerja sama dengan
Para Pimpinan Komunitas sebagai kinerja DPP, khususnya dalam mewujudkan
kualitas hidup persekutuan yang diarahkan kepada kualitas hidup pribadi (Lih.
Butir 2.1 no. 2.1.1. sampai dengan 2.1.6) antara lain dengan memberi perhatian
terhadap:
 Penghayatan spiritualitas kesamaan martabat manusia sebagai citra Allah.
 Memberi keseimbangan perhatian kepada diri sendiri, sesama dan Tuhan.
 Mengusahakan terwujudnya komunitas formatif.
 Bergaul dengan perbedaan dan konflik.
 Bergaul dengan ketegangan.
 Mengakomodasikan Suster- Suster yang sakit dan yang mengalami kesulitan
pribadi.

3. KOMUNITAS SEBAGAI WADAH MENGHAYATI SPIRITUALITAS KESAMAAN


MARTABAT MANUSIA SEBAGAI CITRA ALLAH SECARA KONKRET

112 | P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 6 – 2 0 1 0
Dengan berbagai bentuk kegiatan pembinaan diri dan bersama, baik yang dilak-
sanakan di komunitas maupun Provinsi, kami senantiasa mengupayakan agar
penghayatan Spiritualitas kesamaan martabat secagai citra Allah semakin men-
dapat ruang dan perhatian yang lebih dari setiap pribadi anggota untuk sema-
kin dapat kerasan dengan diri, sesama dan Tuhan. (Bdk. Konstitusi hal. 23 al.
4: “Kita mau berbagi semangat yang mendorong kita dan saling mencipta-
kan suasana kerasan, setiap kali berdamai satu sama lain dan tidak
menghambat karya Allah”).
Proses perwujudan membangun persekutuan hidup baru, mengalami jatuh
bangun dan kadang timbul ketegangan dalam diri pribadi maupun dengan
orang lain. Dalam upaya mewujudkan hidup persekutuan, ditemukan beberapa
kesulitan pribadi antara lain:
 Pribadi yang belum matang/ dewasa: Masih mengejar popularitas, merasa
minder, kurang berharga, dll.
 Terbatasnya pemahaman dan pengenalan terhadap diri dan pemahaman
terhadap hidup persekutuan SPM.
 Kemapanan hidup dan kurang suka perubahan, sehingga sering terungkap
kata akhir ‘pokoke’ yang membuat ‘mandeg’ atau pasif.
Situasi konkret ini, menjadi tantangan sekaligus keprihatinan bagi kami untuk
terus menerus meningkatkan penghayatan spiritualitas dalam hidup perseku-
tuan sehari-hari secara konkrit. Keterbukaan dalam pembicaraan antar pribadi
anggota, anggota dengan Pimpinan Komunitas dan DPP kadang masih belum
terjadi secara optimal. Dalam menghadapi situasi demikian, kita bersama ditan-
tang untuk setiap kali berani melihat kembali apa yang menggerakkan tang-
gung jawab kita bersama dalam menciptakan kualitas hidup persekutuan.

“Kenyataan hidup kita dalam persekutuan, secara teratur kita bahas ber-
sama, guna menyelidiki di mana dan bagaimana kita dapat semakin menye-
suaikannya dengan kehendak Allah. Apabila kita mengevaluasi persekutuan
kita secara demikian, kita terutama memperhatikan hidup kita sebagai sau-
dara dan kharisma kita dalam gereja dan masyarakat”.
(Konstitusi hal. 31 no. 9)

4. PENATAAN KOMPOSISI ANGGOTA KOMUNITAS


Melihat data anggota provindo per 31 Desember 2009, anggota Suster profesi
Provindo berjumlah 197 yang tersebar di 31 komunitas dan 8 keuskupan di
Indonesia. Sati (1) komunitas berada di keuskupan Antipolo- Filipina. Melihat
fakta sejarah awal mengenai berdirinya SPM di Indonesia, tidak mengherankan
bahwa komunitas-komunitas SPM sebagian besar berada di Keuskupan Malang
P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 6 – 2 0 1 0 | 113
Dengan tersebarnya anggota-anggota di berbagai komunitas dan daerah, kami
setiap kali berupaya memberi perhatian dan keseimbangan terhadap perkem-
bangan pribadi, hidup panggilan, komposisi anggota komunitas dan kebutuhan
tenaga Suster untuk unit karya dan kepentingan keseluruhan Provinsi. Maka
setiap tahun kami melakukan kegiatan rutin provindo yaitu “mutasi” bagi bebe-
rapa Suster. Dalam pengalaman berproses kami menemukan beberapa butir –
butir penting:
 Dalam dialog kami menemukan tidak selalu memberi hasil dialog yang me-
nyenangkan bagi beberapa pribadi, khususnya pribadi yang mapan dengan
tempat dan tugas tertentu, sehingga sulit menerima suatu tugas, situasi atau
tempat baru.
 Adanya pemahaman yang kurang tepat mengenai arti “dialog”. Dalam pro-
ses, tidak jarang kami mendapat kritikan bahwa dalam proses penataan
kami dianggap kurang ber-‘dialog’, karena bagi pribadi tertentu “dialog”
diartikan “DPP memenuhi apa yang menjadi harapan dan kemauan
pribadi tersebut”.
 Proses penjajagan sudah dianggap keputusan.
 Kurang adanya komitmen dan kerja sama dalam berproses. Tidak jarang ka-
mi mengalami beberapa pribadi yang kurang memegang komitmen pembi-
caraan dan kurang sabar menunggu proses, karena kami perlu waktu meng-
hubungi pihak-pihak terkait. Hasil pembicaraan yang seharusnya hanya di-
ketahui oleh dan untuk pihak tertentu yang terkait, seringkali banyak orang
lain sudah tahu terlebih dahulu, sebelum ada keputusan dan pemberitahuan
resmi dari Pusat.

Situasi demikian tentu merupakan suatu pelajaran penting, sekaligus menjadi


tantangan dan hambatan bagi kami dalam melaksanakan tugas dan tanggung
jawab kami terhadap situasi di dalam keseluruhan Provinsi.

5. KUNJUNGAN RESMI KOMUNITAS OLEH DEWAN PIMPINAN UMUM DAN


DEWAN PIMPINAN PROVINSI

Salah satu tugas tanggung jawab Dewan Pimpinan baik Umum maupun Pro-
vinsi adalah mengadakan kegiatan kunjungan resmi ke komunitas-komunitas,
untuk mengenal dari dekat situasi riil para Suster dan komunitas serta unit
karya yang ada.

5.1. Kunjungan Resmi para Suster DP Umum ke Provinsi Indonesia


Pada bulan Oktober 2007 Dewan Pengurus Umum mengadakan kunjungan
kerjanya di Provinsi Indonesia. Tema kunjungannya adalah “Fungsi terang dan
garam“ yang berfokus pada Konstitusi hal. 63 alenia 2: “Kita boleh tahu apa kita
ini: Garam dunia yang tidak boleh menjadi tawar; cahaya dunia yang tidak
114 | P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 6 – 2 0 1 0
boleh dipadamkan”. Adapun tujuan kunjungan kerjanya: Sharing penghayatan
spiritualitas dalam hidup sehari-hari sebagai anggota Komunitas.
Pada waktu kunjungan tersebut, para Suster mendapat kesempatan berbicara
dengan para Suster DP Umum secara pribadi dan bersifat bebas. Dalam per-
temuan dan pembahasan bersama kami, DP Umum memberikan kesan-kesan
dan informasi yang sangat berharga mengenai kondisi hidup panggilan para
Suster dan situasi riil setiap komunitas yang dikunjungi. Para Suster DP Umum
juga memberi perhatian khusus terhadap keprihatinan dan permasalahan yang
terjadi di Provinsi, antara lain: perhatian terhadap keseimbangan hidup pang-
gilan dan perutusan, perawatan bagi Suster yang sakit, pemikiran rumah bagi
Suster-Suster lansia, masa depan keberadaan komunitas di Papua dan Filipina,
serta beberapa pribadi yang kurang merasa kerasan dan mengalami kesulitan
dalam membangun hidup persekutuan. Kami mengakui bahwa untuk komuni-
tas di luar Jawa, kami jarang langsung bertatap muka, namun kami tetap meng-
upayakan perhatian untuk mereka melalui telepon.
5.2. Kunjungan resmi Dewan Pimpinan Provinsi ke komunitas-komunitas
Landasan visitasi:
Salah satu tugas dan tanggung jawab DPP adalah mengadakan kunjungan
resmi ke komunitas–komunitas, seperti dituangkan dalam Keputusan Kapitel
Provindo 2006 hal. 31 butir 7.1 sebagai berikut: “Kapitel Provinsi menugas-
kan DPP agar mengadakan visitasi minimal satu kali dalam satu periode
dan tema visitasi disesuaikan dengan kebutuhan”.
(Bdk. Konstitusi hal. 111 no. 22.6)
5.2.1. Tema Visitasi:
Dalam upaya mempertajam dan mengakarkan fokus perhatian Kapitel
Provindo 2006, DPP memutuskan untuk menggunakan tema Kapitel
Provindo 2006 sebagai tema visitasi DPP tahun 2008 yaitu “Menatap
masa depan penuh harapan. Maju bersama meningkatkan kualitas
pribadi dan perutusan”. Dengan tema ini, mengundang seluruh anggo-
ta Provindo untuk turut terlibat aktif mempersiapkan arah masa depan
Provindo sebagai tumpuan harapan Kongregasi secara keseluruhan.
5.2.2. Tujuan Visitasi:
Tujuan DPP mengadakan vitasi ke komunitas adalah untuk: Mengenal
situasi riil komunitas, mengenal situasi riil pribadi para Suster, mem-
bangun persepsi yang sama tentang konsekuensi Provindo sebagai tum-
puan harapan Kongregasi dan maju bersama meningkatkan kualitas
pribadi dan perutusan.
5.2.3. Persiapan Visitasi:
Sebelum mengadakan visitasi DPP melakukan persiapan materi dan ker-
ja sama Tim dengan mengkonsultasikan kegiatan dan materi kepada
P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 6 – 2 0 1 0 | 115
Pembimbing DPP. Persiapan ini dialami sangat membantu, sehingga me-
reka mengalami suatu proses visitasi dan kerja sama yang baik dengan
para Suster di komunitas dan juga kerja sama mereka sendiri sebagai
tim DPP.
5.2.4. Pelaksanaan Visitasi:
Kegiatan visitasi DPP ke seluruh komunitas SPM termasuk Komunitas
Baras, Filipina berlangsung mulai tanggal 5 September sampai dengan
13 Desember 2008. Kegiatan yang panjang dan padat. Jadwal kegiatan
visitasi ini dipandang tepat, karena bersamaan dengan pelaksanaan
tahun Paulus yang berlangsung pada tanggal 28 Juni 2008 sampai
dengan 29 Juni 2009 dimana memuat pesan Bapa Suci Paus
Benedictus ke XVI:
“Saudara-saudara terkasih, seperti pada awal masa awal, sekarang
ini pun Kristus memerlukan rasul-rasul yang siap sedia untuk
mengurbankan diri-nya. Ia memerlukan saksi dan martir seperti Santo
Paulus, yang mulanya adalah penganiaya jemaat Tuhan, telah
disentuhNya menjadi tidak ragu un-tuk memihak dia yang tersalib
dan mengikutiNya. Ia hidup dan bekerja demi Kristus. Karena
Kristus Paulus rela menderita dan mati. Betapa sesuainya teladan
Paulus untuk kita di zaman ini”.
Bagi DPP, pesan Bapa Paus Benedictus XVI ini sangat mendukung proses
dan tujuan visitasi yang merekai laksanakan: waktu 3 hari untuk komu-
nitas besar seperti Probolinggo dan Surabaya I. Sedangkan 2½ hari un-
tuk komunitas kecil.
5.2.5. Proses visitasi:
Dalam acara visitasi dirasakan para Suster fleksibel, suasana tidak me-
negangkan, atau tidak menakutkan, rileks tapi serius. Dinamika perte-
muan berjalan lancar. Para Suster mengalami materi padat tapi sangat
mendasar, berbobot dan bermanfaat, terlebih dalam membahas materi-
materi:
 Kualitas hidup panggilan, persekutuan dan perutusan sebagai Suster
SPM, sebagai pendalaman tema Kapitel Provindo 2006: ”Menatap
masa depan penuh harapan. Maju bersama meningkatkan kualitas
pribadi dan perutusan”.
 Tantangan hidup berkaul di jaman globalisasi.
 Peran setiap anggota menanggapi masa depan Provindo sebagai tum-
puan harapan Kongregasi secara keseluruhan.
Dinamika dimulai dengan ibadat pembuka, dilanjutkan dengan refleksi
pribadi. Dalam pleno ada kesempatan bagi setiap pribadi membagikan
refleksi pribadi. Selain itu dalam visitasi ini, diberi kesempatan setiap
116 | P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 6 – 2 0 1 0
Suster untuk mengadakan wawan hati pribadi dengan anggota DPP
secara bebas dan sukarela. Acara visitasi diakhiri dengan ibadat penu-
tup dan mengungkapkan komitmen pribadi sebagai wujud untuk terli-
bat membangun kualitas persekutuan.
5.2.6. Hasil visitasi:
Melalui kegiatan visitasi, DPP melihat bahwa tujuan untuk mengenal
potret provinsi tercapai.
 DPP semakin mengenal secara dekat situasi riil hidup pribadi dan
persekutuan yang diupayakan para Suster untuk tetap merasa ‘kera-
san’ dengan diri sendiri, sesama dan Tuhan.
 DPP mengalami keterbukaan, keterlibatan aktif para Suster dalam di-
alog dan pembicaraan-pembicaraan pribadi. Para Suster aktif mem-
beri sumbangan pemikiran yang positif terhadap kelangsungan masa
depan Provinsi dan Kongregasi secara keseluruhan. Ini memberi ke-
kuatan dan dukungan tersendiri bagi DPP yang diberi tugas dan tang-
gung jawab kepemimpinan Provinsi saat ini. Dalam visitasi di setiap
komunitas, DPP mengalami suasana ‘saling percaya’ dan saling ‘me-
nerima’ satu sama lain sebagai saudari yang dijiwai oleh spiritualitas
yang sama.
 Tumbuhnya kesadaran bersama untuk terus-menerus membina diri
serta meningkatkan kualitas pribadi yang integral dengan memberi
keseimbangan antara hidup doa dan karya yang mengakarkan diri
pada spiritualitas hidup Yesus dan Maria. Melihat situasi riil, kepriha-
tinan-keprihatinan yang terjadi di Kongregasi, tantangan-tantangan
dunia yang dihadapi saat ini, para Suster mengakui pentingnya pe-
ningkatan dan pembinaan kualitas pribadi, hidup panggilan dan per-
sekutuan yang digerakkan oleh semangat yang sama mewujudkan
tujuan Kongregasi.
 Kesempatan untuk pembicaraan pribadi/ wawan hati secara bebas
dan sukarela dialami sungguh-sungguh diperlukan oleh para Suster.
Ada keterbukaan dan komunikasi yang baik, sehingga semakin mem-
perluas pengenalan terhadap situasi riil setiap pribadi anggota
Provinsi.
 Dalam upaya memperdalam penghayatan hidup berkaul dalam hidup
sehari–hari serta bergaul dengan situasi konkrit masyarakat dan ke-
majuan tekhnologi saat ini, DPP memandang penting untuk setiap
kali kita berani kembali pada komitmen pribadi dan pilihan bebas
atas hidup berkaul sebagai Suster SPM. Pembicaraan dalam kelom-
pok-kelompok, pleno maupun wawancara pribadi, merupakan mo-
men refleksi dan penyadaran lebih dalam akan:
 Bagaimana saya menghadapi tantangan dalam menghayati kaul
dalam hidup sehari-hari di jaman globalisasi?
P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 6 – 2 0 1 0 | 117
 Bagaimana saya mewujudkan tanggung jawab dan keterlibatan
saya terhadap Provinsi sebagai harapan Kongregasi keselu-
ruhan di masa mendatang?
 Dalam upaya menciptakan suasana ‘kerasan/ at home’ dan mem-
bangun kualitas hidup persekutuan sehari-hari, ditemukan bahwa
para Suster tetap setia dan tekun dalam perjuangan dan berani jatuh-
bangun untuk tetap setia mencari kehendak Tuhan dalam segala
peristiwa hidupnya.

“Kita mau berbagi semangat yang sama yang mendorong kita dan
saling menciptakan suasana kerasan, setiap kali berdamai satu sama
lain dan tidak menghambat karya Allah”. (Konstitusi hal. 23)

 Adanya kesadaran untuk membangun komitmen bersama dan pri-


badi, sebagai rasa terlibat untuk mewujudkan tanggung jawab, me-
numbuhkan “Sense of belonging” terhadap masa depan Kongregasi,
serta adanya upaya memberi kesaksian hidup bagi generasi muda
terhadap hidup panggilan, dengan menampakkan kualitas hidup
pribadi dan persekutuan.
 DPP mengenal secara dekat karya komunitas serta tantangan yang
dihadapi oleh anggota dalam melaksanakannya. Meskipun masih di-
temukan bahwa beberapa pribadi kurang memberi keseimbangan
perhatian terhadap diri sendiri, sesama dan Tuhan dan lebih terjebak
pada “kerja dan kerja”.
 Dalam menghayati hidup panggilan dan persekutuan, pengaruh era
globalisasi juga menembus sekat-sekat hidup religius yang melemah-
kan motivasi, komitmen dan penghayatan hidup berkaul.
 Ada pribadi-pribadi yang kurang memiliki daya juang, komitmen dan
motivasi panggilan. Sehingga bila mengalami/ menghadapi kesulitan
diri dalam karya maupun hidup bersama, dengan mudah mengata-
kan “Aku tidak bahagia di biara” atau bahkan minta “keluar bia-
ra/ meninggalkan hidup panggilan”. DPP menyadari bahwa tidak
setiap pribadi mampu bertahan dalam perjuangannya. Dalam perio-
de 2006-2010 sudah ada 6 Suster profes yang meninggalkan Kongre-
gasi. Peristiwa ini menyadarkan pentingnya memelihara dan men-
syukuri panggilan-Nya, meskipun sadar bahwa rahmat panggilan itu
misteri dan pribadi.
6. PERHATIAN TERHADAP KERINDUAN DAN HARAPAN ANGGOTA PRO-
VINDO
DPP menyadari pentingnya mempersiapkan para Suster yang mulai memasuki
masa pensiun dan masa lansia. Persiapan ini penting untuk membantu para
118 | P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 6 – 2 0 1 0
Suster agar berani dan mampu bersikap lepas bebas serta menerima masa
pensiun dan lansia sebagai bagian dari proses pembinaan diri terus menerus.
Maka DPP memberi kesempatan kepada beberapa Suster untuk mengikuti
kursus persiapan memasuki masa pensiun dan kursus lansia. Para Suster yang
mengikuti kursus lansia adalah: Sr. Helena dan Sr. Damiana. Dan Suster - Suster
yang mengikuti kursus persiapan purnakarya adalah Sr. Sisca, Sr. Ria, Sr.
Margaretha, Sr. Veronica. Para Suster tersebut merasa kursus ini sangat
bermanfaat dan membantu mereka untuk menerima keberadaan dirinya
dengan hati penuh syukur dan lepas bebas.

7. PARA SUSTER DI KOMUNITAS – KOMUNITAS DEPENDENCE

Dalam periode 2006-2010 masih ada beberapa Suster yang mendapat tugas
perutusan tertentu di lembaga non SPM. Oleh karena tugas perutusannya, me-
reka hidup dan berkomunitas di luar komunitas SPM dalam jangka waktu ter-
tentu (Lih. Keputusan Kapitel Provindo 2006 hal. 28 butir 1.2).

Para Suster tersebut adalah:


 Sr. Corry bertugas di Institut Roncalli Salatiga, masuk komunitas SPM
Magelang.
 Sr. Francine bertugas di Yayasan P3R Samarinda, masuk komuntias SPM
Mangkupalas.
 Sr. Assumpta bertugas di RT Keuskupan Samarinda, masuk komuntias SPM
Mangkupalas.
 Sr. Bernarda pernah bertugas di Rumah Retret Pacet masuk komunitas SPM
Mojokerto.

Dalam organigram kepemimpinan Provindo, komunitas dimana mereka tinggal


selama bertugas kami sebut sebagai komunitas dependence. Namun keber-
adaan mereka tetap menjadi bagian dari salah satu komunitas terdekat SPM.
Kami tetap memberi perhatian melalui surat dan berita-berita intern Kongre-
gasi yang langsung kami kirimkan ke tempat dimana mereka bertugas. Dengan
demikian para Suster tetap terlibat dan mengikuti perkembangan dan gerak
Kongregasi. Dalam kegiatan dan perayaan khusus Kongregasi, mereka tetap
mendapat kesempatan untuk mengikutinya, seperti kegiatan pembinaan intern
Kongregasi atau perayaan-perayaan Kongregasi. Meskipun tugas perutusan
mereka di luar SPM, mereka tetap merasa bagian dari Kongregasi. Mereka me-
nyadari bahwa dalam melaksanakan tugas, mereka melaksanakannya atas
nama Kongregasi SPM.

8. TANGGUNG JAWAB DAN UPAYA BERSAMA MEMBANGUN HIDUP


PERSEKUTUAN

P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 6 – 2 0 1 0 | 119
Dalam upaya mewujudkan Keputusan Kapitel Provindo 2006, hal. 29 butir 2.1.1
sampai dengan 2.1.6, DPP mengalami dukungan besar dari peran dan fungsi
Pimpinan Komunitas. Dengan berbagai bentuk kegiatan yang kreatif, para
pimpinan Komunitas mencoba menciptakan suasana komunitas yang kondusif,
penuh persaudaraan, terbuka, saling mendukung, sehingga setiap pribadi me-
rasa kerasan berada dalam Komunitas. Namun dalam pengalaman mereka, ti-
dak jarang bahwa upaya-upaya mewujudkan peran dan fungsi secara optimal
sebagai Pimpinan Komunitas juga mengalami tantangan-tantangan dan pergu-
latan tersendiri. DPP sangat menghargai para Pimpinan Komunitas, meskipun
mereka dibelenggu perasaan ‘kurang mampu’ sebagai pemimpin, mereka tetap
setia berjalan bersama DPP mengemban tugas dan tanggungjawab mendam-
pingi para Suster di komunitas-komunitas. Tugas yang tidak mudah dan mem-
butuhkan pengorbanan dan kesetiaan dalam mewujudkannya.

8.1. Kegiatan-kegiatan intern Komunitas dalam upaya membangun hidup


persekutuan.
Dalam mewujudkan pembangunan hidup persekutuan hidup baru, Pimpinan
Komunitas mengkoordinir kegiatan-kegiatan intern komunitas seperti perca-
kapan Komunitas, pertemuan Komunitas dan reksa hidup rohani. DPP mene-
mukan adanya berbagai kreatifitas yang muncul dari setiap komunitas dan ber-
bagai kegiatan rutin komunitas berjalan dengan baik. Meskipun ada beberapa
komunitas mengungkapkan masih kurang optimal, karena adanya beberapa
pribadi anggota komunitas yang kurang terlibat dalam hidup persekutuan. Se-
hingga ini menjadi tantangan dan hambatan bagi Komunitas dalam mewu-
judkan hidup persekutan yang kondusif.
8.2. Upaya meningkatkan kualitas pribadi dalam membangun hidup per-
sekutuan.
Dalam membantu para Pimpinan Komunitas untuk dapat menjalankan tugas
dan fungsinya, setiap tahun DPP mengadakan pertemuan bagi para Pimpinan
Komunitas. Tujuannya agar para Pimpinan Komunitas:

 Dapat menimba kekuatan baru dalam melaksanakan tugas dan tanggung


jawab.
 Saling meneguhkan dan berbagi pengalaman suka duka dalam melak-
sanakan tugas dan tanggung jawab sebagai Pimpinan Komunitas.
 Dapat menjalankan tugas secara baik berdasarkan fungsi dan perannya,
dengan pembekalan ketrampilan managemen kepemimpinan dan cara-cara
mengatasi konflik.
Dengan pendampingan Br. Heribertus Sumarjo FIC dan Ibu Retno Priyani se-
bagai nara sumber, para Piko merasa dibantu misalnya untuk melihat kembali
perannya sebagai Piko serta bagaimana mewujudkan program dan kegiatan
komunitas dengan tujuan yang jelas. Ibu Retno Priyani, pembimbing DP Provin-
120 | P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 6 – 2 0 1 0
do, membantu mereka mengenai cara-cara mengatasi dan menyelesaikan kon-
flik serta upaya membangun komunikasi yang tepat. Mereka mengalami materi
ini sangat bermanfaat dan membantu mereka menghadapi dan mengatasi
kesulitan dalam komunitas.

Meskipun Pimpinan Komunitas menghadapi banyak tantangan dan kesulitan


dalam melayani para anggota komunitas serta menjalankan tugas-tugasnya,
mereka tetap setia berupaya membangun komunitas formatif, dimana setiap
anggotanya tumbuh sikap saling membina satu sama lain. (Lih. Dokumen
Kerohanian no. 11 hal. 5).

9. RENSTRA KOMUNITAS SPM

Dalam upaya meningkatkan kualitas hidup komunitas–komunitas SPM


Provindo, DPP memandang penting menyusun Visi Misi dan Renstra Komunitas
SPM Provindo. Maka dalam pertemuan para Pimpinan Komunitas dengan
bantuan Br. Heribertus Sumarjo FIC, para Piko telah menyusun visi misi dan
renstra Komunitas SPM Provindo.

Dengan Visi Misi dan Renstra Komunitas diharapkan:

 Dapat menjadi acuan bagi para Pimpinan Komunitas dalam menjalankan


tugas pelayanannya serta melaksanakan program kegiatan-kegiatan nyata
dalam komunitas.
 Para Piko dapat mengembangkan potensi dan kekuatan anggota komunitas
untuk turut membangun dan mewujudkan komunitas yang formatif, komu-
nitas yang memungkinkan setiap anggotanya bertumbuh dalam kesetiaan
kepada Tuhan.

10. REKOMENDASI-REKOMENDASI

 Melanjutkan pembangunan kualitas hidup persekutuan.


 Spiritualitas kesamaan martabat sebagai citra Allah menjadi materi utama
untuk diperdalam di setiap pertemuan komunitas atau pendalaman-penda-
laman pribadi.
 Realisasi pembangunan rumah lansia.

P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 6 – 2 0 1 0 | 121
BAB V
PEMBENTUKAN WADAH ASOSIASI SPM

1. LANDASAN
Pembentukan wadah Asosiasi SPM Provinsi Indonesia berlandaskan pada: Sta-
tuta kongregasi Suster-Suster Santa Perawan Maria dari Amersfoort no. 31 dan
Keputusan Kapitel Provinsi Indonesia 2006.

Kongregasi kita mengakui adanya anggota-anggota yang berasosiasi. Sama


seperti kita, mereka itu mencari kerajaan Allah dan kebenarannya serta ingin
hidup berdasarkan inspirasi yang sama. Kita menjalin ikatan untuk bersama-
sama menghayati spiritualitas, sehingga kita bersama-sama dijiwai olehnya.
Bentuk dan isinya ditentukan oleh masing-masing Dewan Pengurus Provinsi/
Regio dan mereka yang termasuk anggota asosiasi. (Statuta no.31)

1.1. Kapitel Provinsi menugaskan kepada DPP agar:


 Membentuk wadah anggota Asosiasi SPM, guna menjawb kerinduan umat-
umat menghayati Spiritualitas Kesamaan Martabat manusia sebagai citra
Allah.
 Mengangkat beberapa Suster sebagai Tim Pendamping hal kerohanian dan
membangun relasi antara Kongregasi Santa Perawan Maria dengan anggota
Asosiasi SPM (Keputusan Kap. Provindo 2006).

2. PEMBENTUKAN WADAH ASOSIASI


Setelah DPP mengangkat Tim Pendamping Asosiasi SPM dalam diri Sr. M. Frida
(ketua), Sr. Theresia (ketua II), Sr. Dorothea (Sekretaris), Sr. Theresiani (Benda-
hara), Sr. Theresien (Kontak Person DPP) dan Sr. Yulita sebagai anggota dengan
uraian tugas yang telah ditentukan, dimulailah dengan aneka persiapan.
Tugas Tim Pendamping anggota Asosiasi SPM adalah sebagai berikut:
 Menyusun program kerja Tim Pendamping Asosiasi.
 Menyampaikan program kerja kepada DPP (Kontak person).
 Melaksanakan Program Kerja.
 Memberi perhatian dan menyapa saudara/ i yang terrtark untuk menghayati
Spiritualitas SPM.
 Bekerja sama dengan komisi/ kelompok kerja lain dalam hal pembinaan
rohani.
 Mediator antara Kongregasi SPM dengan anggota Asosiasi SPM.
 Mendampingi pertemuan-pertemuan anggota Asosiasi.
122 | P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 6 – 2 0 1 0
 Memberi perhatian kepada anggota Asosiasi dalam hal kerohanian Spiritua-
litas SPM.
 Mengevaluasi cara kerja Tim secara periodik.
 Membuat laporan Pedoman Asosiasi SPM.

3. PEDOMAN ASOSIASI SPM


Pada tanggal ada tanggal 7 Maret 2008, DPP bersama Tim Pendamping Asosiasi
SPM membahasas bersama “Draf pedoman Anggota Asosiasi SPM” yang telah
didiskusikan dalam Kapitel Provindo 2006. Hasil pembahasan draf pedoman ini
dikirim oleh Tim Pendamping Asosiasi ke komunitas-komunitas untuk men-
dapat tanggapan (berupa pertanyaan, usul, masukan). Beberapa komunitas
mengirimkan tanggapannya kepada tim pendamping Asosiasi. Kemudian draf
pedoman Anggota Asosiasi direvisi lagi berdasarkan tanggapan-tanggapan
yang masuk dari beberapa komunitas. Akhirnya draf pedoman Anggota Asosia-
si SPM Provindo mengalami penyempurnaan akhir sebelum diperkenalkan dan
dibicarakan bersama calon Anggota Asosiasi SPM.

4. PELAKSANAAN
4.1. Sosialisasi Wadah Asosiasi SPM dan Pendaftaran
Tim Pendamping anggota Asosiasi SPM menginformasikan pendaftaran calon
anggota Asosiasi SPM kepada pimpinan komunitas-pimpinan komunitas di
tempat ada umat yang berminat menghayati Spiritualitas SPM. Selanjutnya sus-
ter pimpinan komunitas mengirimkan daftar pendaftaran calon anggota Aso-
siasi SPM pada Tim Pendamping anggota Asosiasi SPM.
4.2. Pertemuan calon anggota Asosiasi perdana
Pertemuan ini diselenggarakan oleh Tim Pendamping anggota Asosiasi SPM.
Pertemuan pertama dihadiri oleh 41 orang pada tanggal 29-30 Juli 2008 di
Rumah Pembinaan St. Julie Billiart Lawang. Pertemuan kedua dihadiri oleh 34
orang pada tanggal 28 Pebruari-1 Maret 2009 di rumah Pembinaan yang sama.
Agenda pertemuan utama: Perkenalan dari kedua pihak baik dari calon mau-
pun dari Kongregasi SPM Provindo selayang pandang (Sejarah, spiritualitas,
karya perutusan, wilayah perutusan) dan perkenalan draf Pedoman Asosiasi
SPM Provindo. Dalam pertemuan ini juga diadakan pendaftaran bagi calon
anggota Asosiasi SPM.

4.3. Pertemuan calon anggota Asosiasi lanjutan (pembinaan awal)


Peserta petemuan ini adalah para calon yang mendaftarkan diri setelah mengi-
kuti pertemuan perdana. Pertemuan ini diselenggarakan oleh Tim Pendamping
anggota Asosiasi SPM pada tanggfal 8-10 Mei 2009 bertempat di Wisma Syanti,
Lawang. Dan dihadiri oleh 25 peserta. Materi Pembinaan: Doa (meditasi Kris-
P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 6 – 2 0 1 0 | 123
tiani), pengenalan diri, manusia gambar Allah, panggilan Kristiani, Spiritualitas
SPM, nama Asosiasi dan motivasi calon anggota Asosiasi.
4.4. Pembinaan kedua bagi calon anggota Asosiasi SPM
Pembinaan ini dilaksanakan dalam suatu rekoleksi persiapan peresmian wadah
Asosiasi SPM dan penerimaan anggota Asosiasi SPM pada tanggal 9-11 Oktober
2009 di Provinsialat SPM, Probolinggo. Dalam rekoleksi itu diperdalam lagi:
Siapa anggota Asosiasi, membicarakan bersama nama Asosiasi SPM dan Pedo-
man Asosiasi SPM serta pembentukan Pengurus Asosiasi SPM. Hadir dalam re-
koleksi ini 27 peserta (23 ibu dan 4 bapak). Dalam rekoleksi ini ada kesempat-
an wawancara antara calon anggota asosiasi dengan Tim Pendamping anggota
Asosiasi dan Pemimpin Provinsi.
4.5. Peresmian Wadah Asosiasi SPM Provindo
Pada tanggal 11 Oktober 2009 (genap HUT SPM ke-83 di Indonesia), Provindo
meresmikan adanya wadah Asosiasi SPM Provindo dengan nama “Kerabat
Santa Perawan Maria”. Upacara peresmian wadah Asosiasi dan penerimaan
resmi anggota Asosiasi serta peresmian pengurus dilaksanakan dalam suatu
Perayaan Ekaristi di Kapel Probolinggo yang dipimpin oleh Rm. Antonius Setyo
Darmanto O.Carm (Pastor Paroki MBK Probolinggo). Anggota Kerabat SPM
pertama berjumlah 26 orang (22 ibu dan 4 Bapak) berasal dari 4 kota (Probo-
linggo, Surabaya, Malang, Bondowoso).
Pengurus Kerabat SPM periode 2009-2010 adalah:
 Ketua : Sdr. Maria Goretti Nancy (Probolinggo)
 Wakil Ketua : Sdri. Yuliana Romana Susi Arni (Probolinggo)
 Sekretaris : Sdri. Liduina Kasirah ( Probolinggo)
 Bendhara : Sdri. Maria Magdalena Sri Hartini (Probolinggo)
 Anggota : Sdri. Yulia Maria Elisabeth Kuna (Surabaya)
Sdri. Maria Margareta Indra Pujiastuti (Bondowoso)
Sdri. Cecilia haryati (Malang)

124 | P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 6 – 2 0 1 0
BAB VI
PEMBINAAN

Dokumen Kerohanian Keputusan Kapitel Provindo no. 15

“Pembinaan kita diarahkan untuk memahami dan meresapkan Spiritualitas serta


tujuan Kongregasi (Bdk. Konst. hal. 65 .no. 1). Melalui proses pembinaan, seo-
rang SPM diharapkan tumbuh dan berkembang menjadi wanita religius SPM
yang setapak demi setapak mengenal dan membina diri menjadi manusia Gambar
Allah seperti Yesus dari Nazareth, yang secara insani berhasil memberi wujud
Gambar Allah yang hidup”. (Bdk. Konst. hal. 61)

Menjadi wanita religius SPM diupayakan setapak demi setapak melalui tahap-
tahap pembinaan (aspiran sampai bina lanjut), diarahkan kepada peningkatan kua-
litas pribadi religius SPM dewasa yang akan meningkatkan/ mempengaruhi kualitas
persekutuan dan perutusan. Pembinaan diharapkan membuahkan pancaran hidup
yang muncul dari kualitas hidup pribadi karena relasinya dengan Allah dan hidup-
nya menampakkan wajah-Nya.
Secara yuridis, Keputusan Kapitel Umum 2006 dalam bidang pembinaan diim-
plementasikan oleh Provinsi Indonesia dalam bentuk Keputusan Kapitel Provindo
tahun 2006 bidang pembinaan. Keputusan ini terdiri atas dokumen kerohanian dan
kebijakan yang menjadi haluan Provindo dalam bidang pembinaan selama 4 tahun
(2007-2010). Kebijakan pembinaan ini diwujudkan di tingkat internasional dan
tingkat provindo.

1. PEMBINAAN INTERNASIONAL
Dalam periode ini Provindo mengikuti tiga pembinaan yang dilakukan di ting-
kat internasional. Pertama, pembinaan bagi para Dewan Pengurus dan Komisi
Koordinasi yang dilaksanakan sebelum BMU pada tahun 2007 di Amersfoort,
Nederland dan sebelum BMU 2009 di Indonesia. Kedua, pembinaan kelompok
campuran tanpa membedakan fungsi, tugas, dan umur yang dilaksanakan di
Amersfoort, Nederland pada tahun 2008. Ketiga, Internasional Training of
Leadership yang dilaksanakan di SAIDI, Filipina pada bulan Januari-September
2009. (Bdk. Lap.Evaluasi DPP 2006-2010 tentang Internasionalitas)

2. PEMBINAAN PROVINSI
2.1. Pembinaan DPP
Pada awal kepengurusan Tim DPP diajak oleh pembimbing DPP (Rm. C.
Putranto, SJ dan Ibu Retno Priyani) untuk menyadari dan mengenal kekuatan
126 | P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 6 – 2 0 1 0
dan keterbatasan kami masing-masing, mengenal kekuatan yang lain dan
mengenal kekuatan Tim DPP. Langkah awal ini menjadi titik berangkat penting
dalam membangun tim yang kuat sebagai Dewan Pengurus.
Pendalaman kaul ketaatan sebagai Dewan Pengurus Provinsi bersama pembim-
bing dalam rangka pembinaan DPP dari DPU sebagai persiapan BMU 2009
memperluas, memperdalam dan memperkaya pemahaman kami tentang Kaul
Ketaatan. Kaul Ketaatan dilihat dari berbagai jaman dengan relevansinya sesuai
jamannya. Hakekatnya sama “Mendengarkan dan melakukan kehendak Allah”
namun aktualisasinya sesuai dengan kebutuhan jaman.
Pembinaan bagi Dewan Pengurus dialami sangat penting dan perlu untuk per-
kembangan diri dan Tim serta keseimbangan dalam pelayanannya. Dikarena-
kan pembimbing Rm. Putranto SJ sakit dan tidak memungkinkan untuk banyak
terlibat dalam mendampingi saat-saat penting provinsi, maka pembinaan dan
pendampingan bagi Dewan Pengurus Provindo dilakukan oleh Ibu Retno
Priyani. Meskipun demikian pembinaan sebagai tim DPP masih kurang. Oleh
karena itu diharapkan ke arah depan adanya Pembimbing DPP yang lebih
efektif.
2.2. Pembinaan Pembina Provinsi
Pertemuan berkala bagi para Pembina Provinsi sungguh dirindukan dan diala-
mi sebagai penguatan, memperkaya dan dapat saling belajar. Kerjasama sinergi
antar Pembina, menantang sekaligus memperkaya baik bagi diri Pembina dan
yang dibina. Kerjasama antar Pembina dirasa penting dan mendesak, meng-
ingat keragaman permasalahan yang muncul dan tingkat kesulitan anak jaman.
Pembimbing Rohani bagi para Pembina sangat diperlukan untuk jaman ini se-
bagai barometer pelaksananaan pembinaan bagi para Pembina dan penyeim-
bang diri. Tugas rangkap yang diemban sebagian besar para Pembina membuat
sulitnya mencari waktu untuk bertemu antar Pembina dan ada sebagian pro-
gram yang tidak dapat terlaksana. Kaderisasi bagi calon Pembina dirasa pen-
ting dan mendesak untuk periode mendatang.
2.3. Tahap Aspiran
“Kualitas hidup persekutuan sebagai Suster SPM yang nampak dalam ke-
saksian misioner, buah dari relasi personal dengan Allah dan hidup per-
sekutuan sebagai saudari menarik gadis-gadis untuk bergabung dalam hidup
persekutuan” (Bdk. Dok. Kerohanian no. 16).

2.3.1. Promotor Panggilan


Dalam upaya meningkatkan kualitas Tim Promotor Panggilan bagi pe-
layanan para aspiran serta meningkatkan strategi pendampingan, maka
Tim Promotor Panggilan pada tanggal 28 Desember 2008 telah meng-
adakan evaluasi program kegiatan 2008 sebagai pijakan untuk menyu-
P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 6 – 2 0 1 0 | 127
sun program kegiatan tahun 2009. Dalam pertemuan ini terbentuk
pengurus baru untuk periode 2009-2011 sebagai berikut:
 Ketua : Sr. M. Divina SPM
 Wakil ketua : Sr. M. Elfrida SPM
 Sekretaris : Sr. M. Adrien SPM
 Bendahara : Sr. M. Anselma SPM
 SARPRAS : Sr. M. Skolastika SPM
 Pendamping: : Sr. Cecil Marie SPM

FOTO

Promotor Panggilan SPM salah satu bentuk mengenalkan cara hidup


persekutuan Suster SPM. Melalui metode kreatif dan kegiatan-kegiatan
terprogram seperti rekoleksi, safari panggilan, ekspo adalah cara-cara
Tim Promotor Pangilan berupaya menjalin relasi personal dengan para
pemudi di berbagai daerah. Di samping kegiatan tersebut, Tim Promotor
Panggilan berupaya membangun jejaring dengan komunitas-komunitas
Suster SPM, paroki-paroki, sekolah-sekolah dan dengan lembaga Tare-
kat Religius.
Dalam melaksanakan tugasnya Tim Promotor Panggilan merasa tidak
selalu mudah, karena kadang-kadang mereka kurang mendapat dukung-
an dari beberapa Suster. Padahal menjadi “Promotor Panggilan” meru-
pakan tugas setiap Suster SPM sebagai rasa tangungjawab, cinta dan ra-
sa memiliki Kongregasi. (Bdk. Keputusan Kapitel hal. 30 no. 4). Meski-
pun ada tantangan dan kesulitan, setiap anggota Tim mengalami sema-
kin dimantapkan dan diperkaya dalam hidup panggilannya.
Dalam situasi krisis panggilan yang terjadi hampir di banyak tarekat di
Indonesia, Kongregasi SPM tetap bersyukur bahwa setiap tahun masih
dianugerahi Tuhan calon-calon yang masuk Postulat.
Rekomendasi:
 Pentingnya penyediaan dana untuk kegiatan Tim Promotor Panggil-
an Provindo.
 Pentingnya peningkatan rasa tanggung jawab dalam promosi pang-
gilan Kongregasi.
128 | P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 6 – 2 0 1 0
 Melanjutkan adanya Tim Promotor Panggilan untuk pendampingan
aspiran secara intensif.
2.4. Tahap Postulat
Grafik postulan yang masuk dalam kurun waktu tiga tahun (2007 sampai
dengan 2009) naik turun mendekati stabil. Kualitas pribadi yang masuk rata-
rata cukup dapat diandalkan dan dewasa. Bagi pribadi yang memiliki banyak
masalah dan kurang memiliki motivasi kuat untuk hidup membiara pada akhir-
nya dengan terbuka, sadar meminta untuk mengundurkan diri. Proses seleksi
sangat diperlukan untuk mengenali kesehatan baik rohani maupun jasmaninya.
Program dan tujuan masa pembinaan Postulat yang jelas sangat membantu
proses pembinaan. Fokus pembinaan pada pengolahan hidup membantu mere-
ka mengenali, menemukan dan menumbuh kembangkan daya-daya kekuatan
Allah serta menemukan dan mengolah kerapuhan-kerapuhan yang mengham-
bat hidup dan panggilannya. Kerjasama antara rahmat Allah, pribadi Postulan
dan Pembina sangatlah penting, agar daya kekuatan Allah berkarya mem-
bentuk mereka seindah mungkin seturut rencana dan impian-Nya.
Proses pembinaan dengan menggali kekuatan dan menekankan budaya meng-
hargai diri dan sesama sebagai pribadi citra Allah menumbuh kembangkan pri-
badi menjadi semakin dapat menerima diri dan sesama serta kerasan dengan
dirinya dan dalam hidup bersama. Jurnal harian/ refleksi, rekoleksi, evaluasi
dialami menolong mereka untuk mengalami kasih Allah dan panggilan-Nya.
2.5. Tahap Novisiat
Hidup membiara/ religius seseorang dimulai pada masa Novisiatnya. Karena-
nya pembinaan dalam tahap Novisiat baik dalam tahun pertama maupun kedua
menjadi sangat penting. Menjadi suatu tantangan pada awal periode ini bahwa
Pembimbing Novis yang semula direncanakan nyantrik menggantikan fungsi
Pemimpin Novis yang mendapat tugas baru dan mutasi ke Belanda. Pemimpin
Novis beserta timnya telah bekerja keras dan berusaha semaksimal serta seop-
timal mungkin untuk melatih dan membina para Novis. DPP menghargai kese-
diaan dan dedikasi mereka. Sayang bahwa kaderisasi Pembimbing Novis dalam
tahun-tahun periode ini tidak terwujud, karena Suster yang dikader jatuh sakit
dan membutuhkan proses penyembuhan lama.
Pembinaan bagi para Novis berciri lebih menekankan dimensi kontemplatif.
Pelaksanaan pembinaan bagi Novis I (Kanonik) dan Novis II (eksperimen) di-
laksanakan berdasarkan program Novisiat Provindo yang telah disahkan oleh
DPU. Selama itu Novis mencoba menyelami cara hidup para Suster dan mere-
sapkan spiritualitas Kongregasi. Ada beberapa materi pembinaan Novis (I dan
II) dilaksanakan dalam rumah Novisiat sendiri dan diberikan oleh Pembina
Novis sendiri dan Pembina Provindo serta kerja-sama dengan kelompok kerja
dalam Provindo (BIRKOM, KPKC, Tim Pendalaman Konstitusi/ Tim Spiritulitas
P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 6 – 2 0 1 0 | 129
SPM). Ada beberapa materi pembinaan Novis (I dan II) dilaksanakan bersama
para Novis Kongregasi lain yang tergabung dalam KGN (Kursus Gabungan
Novis). KGN merupakan bentuk kerja sama (jejaring) antar Pembina Novis an-
tar Kongregasi yang ada di Keuskupan Malang.

Materi-materi yang diberikan oleh KGN bagi para Novis turut membantu proses
pembinaan para Novis. Namun dialami ada hal yang menghambat bagi pem-
binaan Novis I karena materi terlalu banyak sehingga untuk pembinaan hal-hal
intern Kongregasi dirasa kurang waktu dan kurang mendapat perhatian. Hal ini
telah dibahas oleh Pengurus BKBKM bersama para Pembina Novis yang ter-
gabung dalam KGN. Hasil pembicaraan ini adalah mengurangi jumlah materi
KGN bagi Novis I dan diberikan ke materi KGP (Kursus Gabungan Postulan).
Sebenarnya sudah lama dianjurkan agar KGN bagi Novis I ditiadakan karena
Pembinaan Novis I lebih intern Kongregasi masing-masing namun karena ke-
terbatasan Pembina Novis I maka KGN bagi Novis I masih tetap berlangsung.

Disamping latihan dan pembinaan untuk menyelami cara hidup Suster SPM dan
meresapkan spiritualitas SPM, latihan kepemimpinan mulai dilatih dan diprak-
tekkan di Novisiat. Hal ini dilaksanakan untuk mewujudkan “Kaderisasi kepe-
mimpinan” (Keputusan kapitel Provindo 2006). Tiap bulan ada koordinator
dan wakil koordinator Novis, sekretaris, seksi liturgi komunitas, pemerhati
kerumahtanggaan. Mereka membuat program evaluasi hidup bersama, penda-
laman materi KGN dan evaluasi perutusan. Mereka juga mengkoordinir kegiat-
an hari minggu kelima di luar Novisiat untuk “Passion for creation” dan “Pa-
ssion for humanity”. Saat perayaan Natal dan Paskah dibentuk panitia khusus
untuk kegiatan tersebut. Latihan ini membuahkan perkembangan tanggung
jawab dalam diri Novis dan sikap menghargai kepemimpinan orang lain yang
lahir dari kesadaran “Ternyata memimpin itu tidak gampang”. Disamping itu,
latihan ini juga meringankan pemimpin Novis.

Butir-butir pelajaran yang dipetik antara lain adalah pentingnya kaderisasi


pembina Novis yang terus-menerus sehingga jika secara mendadak ada mutasi
Pemimpin Novis, penggantinya sudah siap untuk melanjutkannya dan semakin
menyadari dan mempercayai adanya “Rahmat jabatan” (“Ada tugas, ada
rahmat”) bagi orang yang mau melaksanakan kehendak Tuhan.

Ditemukan beberapa tantangan yang dihadapi dalam pembinaan tahap Novisiat


dalam periode ini. Tantangan ini dapat menjadi hambatan dalam proses pem-
binaan namun juga dapat menjadi peluang untuk menjadi kreatif dan ber-
kembang. Tantangan tersebut antara lain adalah pembina novis yang baru
(belum menguasai semua materi), forman di jaman sekarang (mentalitasnya,
ada yang kurang kerjasama, ada yang kurang terbuka, budaya instan, ada yang
kurang antusiasme rohani) dan materi KGN Novis I yang terlalu banyak.

130 | P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 6 – 2 0 1 0
Keputusan Kapitel yang masih relevan dan diteruskan untuk periode
mendatang adalah menggali dan menumbuh kembangkan kekuatan pribadi,
menempatkan hidup rohani sebagai yang utama, meningkatkan keseimbangan
hidup, evaluasi program masing-masing tahapan (secara bersama-sama) dan
menyiapkan tenaga Pembina dan mengusahakan Pembina dalam bentuk tim di
setiap tahapan.
2.6. Tahap Yuniorat
Pembinaan Yuniorat melanjutkan pembinaan yang sudah dimulai di Novisiat
(Bdk. Konstitusi hal. 126 no. 33.2). Proses integrasi antara hidup persekutuan,
doa dan karya merupakan proses yang terutama berlangsung dalam komunitas,
tempat Suster Yunior berada (Bdk. Konstitusi hal. 126 no. 33.3). Dengan demi-
kian terkait proses integrasi ini, komunitas menjadi tempat utama terjadinya
pembinaan para Yunior. Pembinaan pada tahap ini berciri inkorporatif ke da-
lam tubuh Kongregasi SPM. Melalui pembinaan tahap ini, seorang Yunior SPM
diharapkan akan terbentuk menjadi “Pribadi wanita religius SPM dewasa yang
setapak demi setapak menampakkan gambar Allah” (tujuan pembinaan Yu-
niorat).

Pembinaan bagi para Yunior pertama-tama terjadi di komunitas, di mana para


Yunior berada. Para Pimpinan Komunitas dimana para Yunior berada juga
menjadi pembimbing para Yunior disamping para Pendamping Yunior yang di-
angkat oleh DPP dan para Pimpinan Karya dimana para Yunior diutus. Pelak-
sanaan pembinaan Yunior oleh Tim Pendamping Yunior berdasarkan program
P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 6 – 2 0 1 0 | 131
Yuniorat Provindo yang telah disetujui oleh DPP. Cara melaksanakan kegiatan-
kegiatan tersebut dalam terang spiritualitas SPM. Pada awal periode ini, Pen-
damping Yunior seorang diri kemudian pada tahun kedua mulai dirintis peng-
kaderan dengan sistim nyantrik. Karena sesuatu hal, proses kaderisasi ini tidak
dapat optimal dan maksimal. Syukur bahwa pada bulan Oktober 2009 sudah
mulai terbentuk Tim Pendamping Yunior.

Dalam membantu dan mendampingi para Yunior, Tim Pendamping Yunior te-
lah bekerja keras melakukan kegiatan antara lain pembinaan bagi para yunior
per jenjang angkatan, pembinaan kelompok campuran angkatan, pendam-
pingan Pribadi, kunjungan ke komunitas-komunitas dimana Yunior berada.

Dalam pelaksanaan tugasnya, Tim Pendamping Yunior membangun jejaring


antar para Pembina (intern Kongregasi SPM dan lintas tarekat) dan menambah
wawasan dengan studi. Jejaring antar para pembina lintas Kongregasi dilaku-
kan dalam wadah Forum Komunikasi Formator Keuskupan Malang dan Tim
Pendamping Yunior Keuskupan Agung Semarang. Sedangkan untuk menambah
wawasan, Kongregasi memberi kesempatan kepada Pendamping Yunior untuk
mengikuti seminar-seminar yang diselenggarakan oleh IBSI, BKBKM, MUPER-
KAS dan workshop yang diselenggarakan oleh Institut Roncalli. Disamping itu,
pendamping Yunior sendiri mengusahakan studi pribadi.

2.6.1. Tantangan dalam proses pembinaan dan inkorporasi dalam tubuh


Kongregasi.
Dampak kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi informasi sangat
mempengaruhi kehidupan panggilan dan perutusan para Yunior. Contoh
sarana–sarana komunikasi dan fasilitas tugas perutusan yang disedia-
kan seperti: Komputer, Laptop, HP, Internet dan TV seringkali menjadi
tantangan sekaligus hambatan bagi hidup dan perutusannya. Bagi Yu-
nior yang kurang mampu mengatasinya dapat membuat tugas-tugas po-
kok menjadi terbengkalai dan motivasi panggilan semakin kabur serta
ada yang meninggalkan panggilannya. Kondisi ini menjadi tantangan
dan keprihatinan tersendiri bagi Provindo dalam pembinaan tahap
Yuniorat.
2.6.2. Hambatan-hambatan dalam proses pembinaan
Dalam proses pembinaan yuniorat dijumpai hal-hal yang dapat meng-
hambat beberapa yunior dalam mencapai tujuan pembinaan mereka.
Hambatan yang dimaksud antara lain beban tugas perutusan, komunitas
yang kurang kondusif dan formatif bagi pembinaan para yunior, bebera-
pa Pimpinan Komunitas yang belum menampakkan perannya secara
optimal dalam proses pembinaan yuniorat dan sinergisme antara tim
pendamping Yunior, Pimpinan Komunitas dan Pimpinan Unit karya
132 | P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 6 – 2 0 1 0
belum terbangun secara maksimal serta adanya kualitas pribadi yunior
yang kurang memadai.

2.7. Tahap Bina Lanjut (Ongoing Formation)


Pembinaan terus-menerus menandai hidup kita sebagai Suster SPM, supaya ki-
ta sebagai wanita dan religius tetap berkembang dan dengan tepat menanggapi
kebutuhan Gereja dan masyarakat (Bdk. Dokumen Kerohanian Kapitel Provin-
do no. 14, Konstitusi hal. 65, no. 2). Dalam periode 2006-2010 Pembinaan bagi
medior-senior mendapat perhatian khusus dan terprogram sebagai perwujud-
an dari keputusan kapitel Umum maupun Provinsi Indonesia.

Dalam merencanakan program pembinaan bagi para Suster medior-senior, Tim


Bina Lanjut melibatkan peran aktif para Suster dengan mendengarkan kebu-
tuhan mereka. Hal ini membuat setiap pertemuan/ pembinaan medior-senior
menjadi efektif dan berdaya guna. Tim Bina lanjut juga membentuk Tim Pendu-
kung yang menjadi mitra kerjanya dalam merencanakan dan melaksanakan
program pembinaan sekaligus sebagai wadah kaderisasi.

Selama periode ini ada tujuh (7) Suster yang menjalani periode sabat. Mereka
itu adalah Sr. Fidelia, Sr. Stefani, Sr. Myriam, Sr. Helena, Sr. Veronica, Sr.
Venantia dan Sr. Yuli. Bentuk pelaksanaan periode sabat bersifat personal
sesuai dengan kebutuhan masing-masing pribadi. Bagi para Suster tersebut,
periode sabath ini sangat bermakna.

2.8. Pembinaan Pimpinan Komunitas


Dalam kepemimpinan Provindo, PIKO adalah rekan terdekat DPP dalam tugas-
nya (Lihat organigram kepemimpinan Provindo). Oleh karena itu, peran PIKO
sangat penting dalam kepemimpinan Provindo dan dalam mewujudkan Visi
melalui Misi SPM Provindo. Jika demikian pembinaan PIKO menjadi hal yang
sangat penting dan mendesak agar PIKO semakin mampu melakukan tugasnya
secara profesional.

P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 6 – 2 0 1 0 | 133
Pembinaan bagi para Pimpinan Komunitas secara khusus dilaksanakan setiap
tahun sekali seperti terlihat dalam tabel di bawah ini. Pembinaan ini juga diiku-
ti oleh dua Suster anggota komunitas sebagai kaderisasi Pimpinan Komunitas.
Tema pembinaan PIKO Provindo selama ini adalah “MENATAP MASA DEPAN
PENUH HARAPAN” dengan sub tema: “Maju Bersama Meningkatkan Kualitas
Pribadi Dan Perutusan”.
Sedangkan materi pembinaan disesuaikan dengan keputusan kapitel provindo
2006 bagian pembinaan dan bagian kepemimpinan. Menjadi suatu tantangan
bagi Provindo adalah ada beberapa PIKO yang sebenarnya menikmati masa
pensiun namun masih melaksanakan tugas ini karena jumlah Suster PIKO tidak
mencukupi. Ada juga PIKO yang merangkap tugas lain sehingga kurang optimal
dalam menjalankan tugas sebagai PIKO.
Tabel pembinaan PIKO:
TEMPAT
NO WAKTU MATERI PEMBINAAN NARASUMBER
PEMBINAAN

Rumah
Spiritualitas SPM, DPP, Bpk
15-18 Pembinaan St.
Visi Misi SPM Provindo, Sylvius, Bpk.
01. Desember Julie Billiart,
pedoman kepegawaian, fond Widiharta.
2007 Lawang
studi Kongregasi

Kepemimpinan Kongregasi
Rumah
SPM, Manajemen Perangkat
Pembinaan St. Br. Heribertus,
24-28 Juli Dewan Pimpinan Kongregasi
02. Julie Billiart, FIC , Ibu Retno
2008 SPM, Posisi dan peran Piko, Visi
Lawang Priyani.
Komunitas, Manajemen Konflik.

Rumah
Pembinaan St. Br. Heribertus,
13-18 Mei Visi, Misi dan Renstra
03. Julie Billiart, FIC, Ibu Retno
2009 Komunitas
Lawang Priyani

134 | P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 6 – 2 0 1 0
Berdasarkan evaluasi setiap akhir pembinaan PIKO, DPP mengetahui bahwa
pembinaan-pembinaan tersebut bermanfaat bagi para PIKO dan menambah
wawasan. Dalam realitas dijumpai bahwa pembinaan-pembinaan itu sungguh
meningkatkan profesionalitas bagi para PIKO. Meski tiap tahun ada pembinaan,
DPP masih menjumpai ada Piko kurang berkembang dalam kualitas pribadi
maupun dalam melaksanakan tugas perutusannya.
Hambatan yang dijumpai dalam pembinaan ini adalah adanya pribadi Piko yang
sulit diajak maju dan berubah serta tidak semua Piko mengalami pembinaan-
pembinaan secara berkesinambungan karena alasan tertentu.
Rekomendasi:
Melanjutkan pembinaan Pimpinan Komunitas yang sudah ada secara periodik.

3. PENERUSAN SPIRITUALITAS
DPP sungguh serius menanggapi keputusan kapitel tentang penerusan Spiritua-
litas. Hal ini diupayakan dengan memperbaharui Tim Pendalaman Konstitusi
dan mengubah nama menjadi Tim Spiritualitas SPM serta memerbaharui urai-
an tugas tim ini. Keseriusan mewujudkan upaya meneruskan spiritualitas juga
dilakukan dalam melaksanakan tugas-tugas, terutama dalam setiap pertemuan.
Oleh karena itu penerusan spiritualitas yang dimaksud dalam laporan evaluasi
ini adalah penerusan spiritualitas yang dilakukan sendiri oleh DPP dan yang
dilakukan oleh DPP bekerjasama dengan Tim Pendalaman Konstitusi /Tim
Spiritualitas.
Salah satu upaya DPP dalam meneruskan spiritualitas adalah dengan menge-
masnya dalam bentuk kerohanian pada setiap kali awal kegiatan pertemuan
dengan berbagai kelompok. Dalam arti setiap kali pertemuan selalu mengan-
dung unsur kerohanian. Harapannya, kerohanian ini meresapi apa yang akan
dilakukan baik dalam proses maupun dalam hasil. Dalam hal ini DPP melak-
sanakan fungsinya sebagai motivator dan inspirator.
3.1. Tim Pendalaman Konstitusi dan Tim Spiritualitas SPM Provindo
Pada tahun 2007, Tim Pendalaman Konstitusi (Sr. Yuli, Sr. Cecil Marie, Sr.
Fransita, Sr. Theresien dan Sr. Yulita Marie) mengadakan pendalaman Konstitu-
si dengan tema MENIMBA SEMANGAT IBU ROHANI DAN PARA PENDIRI
KONGREGASI SPM AMERSFOORT bagi para Novis I dan II di Novisiat SPM,
Malang. Pada tahun 2008 terjadi perubahan nama Tim Pendalaman Konstitusi
menjadi Tim Spiritualitas SPM Provindo karena Sr. Christa selesai studi spiri-
tualitas di Filipina. Dengan perubahan nama ini ada perubahan personalia dan
uraian tugas Tim Spiritualitas. Tim Spiritualitas SPM Provindo beranggotakan
Sr. Christa, Sr. Fransita, Sr. Monika, Sr. Theresien dan Sr. Yulita Marie.

P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 6 – 2 0 1 0 | 135
Kegiatan yang telah dilaksanakan oleh Tim Spiritualitas adalah:

3.1.1. Pendalaman Konstitusi dengan tema MENIMBA SEMANGAT IBU


ROHANI DAN PARA PENDIRI KONGREGASI SPM AMERSFOORT bagi pa-
ra Suster yang belum mengikuti kegiatan semacam ini pada tahun 2006
(80 tahun SPM di Indonesia). Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 16-
20 Desember 2008 dan 2-6 Januari 2009. Kegiatan ini dialami bagus,
bermanfaat dan inspiratif bagi para Suster. Sayang bahwa masih ada be-
berapa Suster tidak dapat mengikuti pendalaman konstitusi ini karena
alasan tertentu.
3.1.2. Pekan Studi Konstitusi bagi Novis I pada tanggal 27 Juli-01 Agustus
2009.
Rekomendasi: Kegiatan ini diadakan terus pada awal masa Novisiat ta-
hun pertama sebagai kegiatan awal di Novisiat sebelum mengikuti ma-
teri-materi yang diberikan oleh KGN. Pemberi pekan studi ini tidak ha-
rus dari Tim Spiritualitas tapi dapat meminta dari para Suster lain
(Pembina lain) untuk kaderisasi.
3.1.3. Rapat Tim Spiritualitas SPM
Rapat ini sebagai persiapan kegiatan dan merencanakan program ke-
giatan serta evaluasi.
3.1.4. Mempersiapkan bahan retret Spiritualitas bagi para Suster dalam
provindo pada tahun 2010.
Untuk mempersiapkan retret Spiritualitas ini, Tim Spiritualitas menga-
lami retret Spiritualitas terlebih dahulu sebelum mendampingi retret
para Suster.
Program Kegiatan Tim Spiritualitas yang dilakukan pada tahun 2010
adalah:
 Retret Spiritualitas bagi para Suster profes dalam Provindo pada ta-
hun 2010. Retret ini akan dilaksanakan di Rumah Pembinaan St. Julie
Billiart, Lawang dalam lima (5) gelombang.
 Menyamakan logo dan makna logo. Tim Spiritualitas telah bekerja-
sama dengan DPU untuk menemukan dokumen yang ada di arsip
Nederland berkaitan dengan logo SPM dan juga mencari informasi di
Malawi.
Tantangan terbesar bagi Tim Spiritualitas adalah kesaksian hidup tim
sendiri yaitu kesesuaian antara yang dikatakan dan yang diperbuat.
Hambatan yang ditemukan Tim Spiritualitas adalah belum dapat ber-
fungsinya semua anggota tim, masing-masing anggota tim merangkap
tugas (tabrakan jadwal kegiatan) dan karena berbagai alasan ada bebe-
rapa Suster yang tidak dapat mengikuti pendalaman “Menimba Semang-
at Ibu Rohani dan Para Pendiri Kongregasi SPM Amersfoort” yang meru-
136 | P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 6 – 2 0 1 0
pakan gerakan bersama Provindo mengenang 80 Tahun Kongregasi
SPM Amersfoort berkarya di Indonesia.
Rekomendasi untuk periode mendatang:
 Memberi prioritas pada peningkatan kualitas pribadi para Suster terutama
melalui studi professional di bidang pembinaan-spiritualitas dan pendidikan
karena bidang pembinaan dan pendidikan merupakan kharisma Kongregasi
SPM Amersfoort.
 Membentuk tim Pembina Sekolah yang terdiri dari para Suster SPM dan mi-
tra kerja bukan Suster yang berminat dan berkualitas dalam bidang itu.

4. TIM LITURGI PROVINDO


Tim Liturgi Provindo merupakan tim yang baru dibentuk dalam periode ini.
Tim ini membantu DPP dalam: 1] meningkatkan penghayatan liturgi dan de-
vosi para Suster SPM Provindo dalam bentuk animasi Liturgi, 2] mendarah-
dagingkan Spiritualitas Kongregasi dalam perayaan liturgi dan devosi para
Suster SPM Provindo.
Kegiatan yang sudah dilaksanakan oleh Tim Liturgi dalam tahun 2008-
2009 adalah:
 Menyusun ujud doa intern Kongregasi selama dua tahun.
 Membaharui teks Upacara Kaul Kekal dan teks Upacara Kaul Sementara dan
Upacara Penerimaan dalam Novisiat.
 Menyusun bahan Triduum dan teks Perayaan Ekaristi Hari Raya Kongregasi
31 Mei serta teks Ibadat Sabda Hari Jadi Provinsi Indonesia yang dikonsteks-
tualisasikan dengan tema haluan Provindo “MENATAP MASA DEPAN PENUH
HARAPAN” dengan sub tema “Maju Bersama Meningkatkan Kualitas Pribadi
dan Perutusan”.
 Studi bersama mendalami refleksi teologis Perayaan Ekaristi dan Ibadat
Harian bersama Rm. E. Martasudjita, Pr (Ketua Komisi Liturgi Keuskupan
Agung Semarang) pada tanggal 14-15 April 2009.
 Animasi Liturgi bagi para Pimpinan Komunitas dan tim liturgi komunitas
pada tanggal 15-17 Juli 2009.
Dalam pelaksanaan tugas, Tim Liturgi berusaha melaksanakan program kegi-
atannya dalam terang spiritualitas SPM. Tim berusaha dalam semangat kolegia-
litas, menghargai talenta setiap pribadi dengan pembagian tugas dan saling me-
nyapa. Kadangkala terjadi tabrakan antar kepentingan karena anggota Tim
Liturgi sudah memiliki tugas utama.

Rekomendasi:
 Animasi Liturgi kepada komunitas-komunitas diteruskan dan ditindak
lanjuti.
P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 6 – 2 0 1 0 | 137
 Pembekalan secara periodik dan berkelanjutan bagi tim Liturgi sesuai
dengan tema yang akan didalami.

5. BUTIR-BUTIR PELAJARAN YANG DITEMUKAN


5.1. Tim Pembina
5.1.1. Dengan perencanaan dan evaluasi program yang mendengarkan dan
melibatkan peran aktif para pembina membuat setiap pertemuan men-
jadi sesuatu yang selalu dirindukan.
5.1.2. Dengan mendengarkan sharing pengalaman teman Pembina, kami me-
rasa saling belajar dan semakin diperkaya.
5.1.3. Dengan adanya kerjasama sinergi dalam pemberian materi triduum,
Pembina merasa tertantang, diperkaya dan para formandi mulai menge-
nal calon pembimbingnya.
5.2. Tim TPP
5.2.1. Menjadi Tim Promotor Panggilan menumbuhkembangkan sikap ke-
sadaran dan tanggungjawab pribadi maupun bersama terhadap kelang-
sungan hidup (spiritualitas ) Kongregasi.
5.2.2. Tumbuh kesadaran dan semangat kerjasama sebagai tim (persekutuan),
semangat berbagi hidup, semangat iman untuk menabur, memupuk,
memelihara benih-benih panggilan.
5.2.3. Tumbuh kepercayaan diri dan keberanian untuk mengembangkan ta-
lenta dan kekuatan diri .
5.2.4. Tumbuh kesadaran akan kebutuhan dan keprihatinan Gereja, masya-
rakat dan Kongregasi.
5.3. Postulat
5.3.1. Dengan adanya komunikasi, dialog, dan discernment dalam pengambil-
an keputusan membuat masing-masing pribadi semakin terbuka, kritis,
bertanggung jawab dan bersemangat dalam pelaksanaan kegiatan.
5.3.2. Dengan evaluasi yang melibatkan team dan semua postulant membuat
hasil evaluasi lebih menyeluruh dan obyektif.
5.3.3. Dengan mengembangkan budaya menghargai kesamaan martabat ma-
nusia dengan berpikir, berkata dan bersikap positif, membuat masing-
masing pribadi semakin kerasan dengan dirinya dan dalam komunitas.
5.3.4. Dengan mendahulukan nilai manusia daripada hukum dan peraturan,
membuat hidup lebih seimbang dan efektif.
5.3.5. Dengan ketekunan merefleksikan makna dari setiap kegiatan dan peng-
alaman hidup dalam terang kasih Tuhan, membuat hidup semakin
tumbuh kembang.
5.4. Yuniorat
138 | P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 6 – 2 0 1 0
5.4.1. Pentingnya kaderisasi Tim Pendamping Yunior secara terus-menerus
dan pentingnya memberi perhatian lebih serius dalam proses kaderi-
sasi,
5.4.2. Pentingnya pendampingan Pimpinan Karya bagi Yunior yang sedang
menghayati hidup perutusan dengan pendampingan dan keteladan dan
5.4.3. Pentingnya meningkatkan peran PIKO dalam pembinaan Yunior di
komunitas.
5.5. Bina Lanjut
5.5.1. Dengan perencanaan program yang mendengarkan dan melibatkan
peran aktif para Suster Medior dan senior, membuat setiap pertemuan
menjadi efektif dan berdayaguna.
5.5.2. Dengan pemilihan tema besar dalam pertemuan dan retret mengenai
Maria, membuat pengetahuan DPP diperluas dan memperdalam relasi
dengan Bunda Maria pelindung Kongregasi kita.
5.5.3. Dengan evaluasi yang rutin diadakan setiap selesai pertemuan membuat
DPP lebih memahami gerak batin para Suster dan apa yang menjadi
harapan mereka berikutnya.
5.5.4. Dengan mengikutsertakan rekan Kerja Bina Lanjut dalam merencana-
kan dan pelaksanaan program konkrit, membuat tugas DPP diperingan
dan semangat kolegialitas menjadi nyata.
5.5.5. Dengan berani mempercayai dan bertanggung jawab, membuat DPP
berkembang dan saling mengisi.
5.6. Pembinaan Pimpinan Komunitas
Pembinaan Pimpinan Komunitas perlu diupayakan terus menerus, karena kom-
posisi PIKO selalu berubah-ubah dan buah pembinaan membutuhkan proses
dan waktu.
5.7. Tim Spiritualitas:
Kerjasama sebagai Tim:
 Untuk membangun tim yang kuat diperlukan suatu kesadaran yang men-
dalam bahwa tugas perutusan yang dipercayakan Kongregasi merupakan
tugas perutusan dan tanggung jawab bersama untuk mewujudkan kerin-
duan dan harapan para Suster yang diungkapkan dalam Keputusan Kapitel
Provindo 2006.
 Untuk dapat melaksanakan tugas sebagai Tim Spiritualitas perlu memiliki
visi dan bahasa yang sama tentang “Spiritualitas Kongregasi” dan memiliki
suatu pengalaman hidup dalam usaha menghayatinya.
 Untuk dapat bekerja secara efektif, masing-masing anggota tim dituntut
kerjasama aktif dan kreatif serta mempunyai minat/ cinta dalam bidang ke-
rohanian/ spiritualitas.
Dalam pelaksanaan kegiatan pendalaman:
P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 6 – 2 0 1 0 | 139
 Untuk dapat menyampaikan bahan pendalaman dengan bahasa sederhana,
hidup dan menarik, perlu keyakinan diri dan memahami apa yang dikatakan.
 Diperlukan waktu yang cukup untuk refleksi, doa pribadi, sharing pengalam-
an dan suasana rileks agar bahan dipahami dan didalami oleh para Suster.
 Lebih berfaedah, sedikit bahan namun dipahami dan berpengaruh dalam
hidup daripada banyaknya bahan dan padatnya acara namun kurang ber-
pengaruh dalam hidup.
 Belajar dari Konstitusi: “Pembinaan dimulai dengan tingkat perkembangan
masing-masing, bersifat sistematis dalam teori dan praktek” (Konst. hal. 65,
no. 3). Penggunaan cara, metode dan contoh disesuaikan dengan pengala-
man dan alam kehidupan peserta agar mengena sasaran.
5.8. Tim Liturgi:
5.8.1. Melalui ujud doa intern dirasakan adanya kesatuan doa yang konteks-
tual di antara para Suster se-Provindo;
5.8.2. Teks-teks Ibadat Sabda pada hari-hari Kongregasi mengingatkan akan
hari penting Kongregasi dan memaknai peristiwa pada hari tersebut.
5.8.3. Meningkatkan antusiasme para Suster dalam merayakan liturgi.

6. REKOMENDASI
 Melanjutkan pembentukan rekan kerja Tim Bina lanjut
 Menyiapkan Pembina dalam setiap tahapan dalam bentuk Tim.
 Meningkatkan kerja sama yang lebih intensif antar Pembina, terutama da-
lam pembinaan tahap inisial.

140 | P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 6 – 2 0 1 0
BAB VII
PERUTUSAN

Dalam Konstitusi dituliskan bahwa perutusan yang kita wujudkan adalah:


”Terutama kita mencari kerajaan Allah dan kerahiman-Nya, keadilan dan
kedamaian” (Konstitusi hal. 17, al.2)

”Sebagaimana Bapa mengutus Yesus, demikian pula Yesus mengutus kita, untuk
melakukan apa yang Ia lakukan: menjadi sesama seperti orang Samaria, saling
membela dan memperlihatkan bagaimana Allah itu” ( Konstitusi hal. 73, al. 3)

1. LANDASAN (untuk memberi roh - semangat pada segala agenda)


Dokumen kerohanian (Keputusan Kapitel Provindo 2006):
No. 20: “Di jaman sekarang membutuhkan sosok Suster SPM yang
berkualitas: penuh iman dan kasih, tanggap terhadap situasi jaman, berpikir
kritis, berani menanggung resiko, mampu bergaul, mampu menyelesaikan
masalah hidup, pembawa damai dan pengampunan. Kita menyadari bahwa
karya-karya tertentu kasih dan kesediaan perlu disertai keahlian. Pembinaan
dan pendidikan yang membuat para Suster mampu menangani tugasnya ini
merupakan salah satu tanggung jawab pimpinan Provindo. Tentu saja bakat
dan kemampuan masing-masing Suster perlu mendapat perhatian (bdk.
Konstitusi hal 79, no.6)
Penekanan Perutusan Provinsi terletak pada semangat pelayanan Yesus,
kasih tak terbatas, penghargaan pada kesamaan martabat manusia, serta
iman yang kuat pada penyelenggaraan Ilahi.

No. 19: Maka seorang Suster SPM jaman sekarang perlu meneladan Ibu
Rohani St. Julie Billiart dengan memperjuangkan budaya hidup dan
mengangkat kesamaan martabat manusia sebagai citra Allah, yang nampak
dalam usahanya mencari kerajaan Allah yaitu kerahiman-Nya, keadilan dan
kedamaian.

2. KUALITAS PRIBADI SETIAP ANGGOTA MENUNJANG TUGAS PERUTUSAN


Provindo dalam arah ke depan perutusannya, menjadi tumpuan dan harapan
Kongregasi secara keseluruhan. Maka pengembangan aspek kualitas pribadi
SPM sebagai manusia citra Allah dengan menggali dan menumbuhkembangkan
P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 6 – 2 0 1 0 | 141
kekuatan pribadi, membangun keseimbangan hidup, menempatkan yang Roha-
ni sebagai yang utama, studi professional, menjadi sangat penting agar mampu
menjawab kebutuhan jaman, Gereja dan masyarakat.
Dengan kata lain pentingnya terus-menerus membina diri untuk membangun
kualitas pribadi secara integral, sehingga dapat memberi pengaruh kondusif
dan dampak postif bagi perkembangan diri dalam melaksanakan perutusan
yang berkualitas.

3. TANTANGAN DAN SITUASI RIIL PROVINDO


Perutusan Provindo tidak lepas dengan tantangan-tantangan yang ada. Provin-
do dihadapkan pada situasi riil Provinsi yaitu: Jumlah Suster yang produktif
berkurang, Suster usia lanjut bertambah dan surutnya jumlah calon yang
masuk. Sedangkan kebutuhan dan permintaan untuk menjalankan perutusan
baik di dalam maupun luar Kongregasi semakin banyak. Di samping tantangan
ketenagaan, luasnya rentangan jarak daerah-daerah pelayanan Provindo juga
menjadi suatu tantangan tersendiri bagi kami. Maka untuk mengatasi tantang-
an tersebut, kami mulai menata dan memantapkan perutusan kedalam dengan
memfokuskan diri pada pembangunan kualitas hidup pribadi para Suster, ka-
derisasi di segala bidang dan penataan komunitas dan karya-karya perutusan
demi efektifitas dan kualitas pelayanan.

4. PERUTUSAN KONGREGASI SEBAGAI WADAH UNTUK MENGALIRKAN


SPRITUALITAS KONGREGASI.

Perwujudan konkrit dari penghayatan spiritualitas kesamaan martabat


manusia sebagai citra Allah, secara nyata terjadi/ dialirkan melalui semua
bidang perutusan Kongregasi, baik itu perutusan ke dalam maupun
perutusan ke luar Kongregasi.

4.1. Perutusan Intern Kongregasi


Bidang-bidang perutusan kedalam memberikan pengabdiannya untuk mem-
bantu segala kegiatan yang dilaksanakan di intern Kongregasi. Dalam organi-
gram pelayanan kepemimpinan, bidang-bidang perutusan intern Provindo
antara lain:
4.1.1. Kesekretariatan
Sekretariat merupakan organ penting dalam suatu lembaga. Melihat
uraian tugas yang ditangani, DPP mengibaratkan Sekretariat (Sekretaris
dan stafnya) sebagai “Aliran darah” dalam tubuh Kongregasi, yang
mengalirkan informasi dan mengkoordinir berbagai macam kegiatan or-
ganisasi Provinsi. Mengingat pentingnya fungsi dan peran Sekretariat
142 | P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 6 – 2 0 1 0
dalam membantu kelancaran kegiatan dan urusan Provinsi, DPP mem-
beri perhatian serius dalam upaya peningkatan dalam bidang: pengem-
bangan kualitas pribadi, pemberdayaan potensi diri, pembangunan Tim,
sistem dan mekanisme kerja serta profesionalitas pelayanan. Pada akhir
tahun DPP secara rutin mengadakan evaluasi bersama dengan Sekreta-
ris dan stafnya mengenai kerja sama tim dan pelaksaan tugas. Buah dari
pertemuan berkala dan evaluasi setiap akhir tahun sangat membantu
DPP dalam mengenal anggota Provinsi dan memperlancar proses peng-
ambilan keputusan yang dibutuhkan.
4.1.2. Arsip Dokumentasi Museum
Perutusan ini merupakan BAGIAN DARI PERUTUSAN KESEKRETA-
RIATAN PROVINDO, yang tujuannya membantu Provinsi memelihara
dan melestarikan seluruh arsip- arsip dan dokumen penting Kongregasi
serta pelestarian benda-benda bersejarah Kongregasi melalui museum.
Untuk melaksanakan tugas ini dibutuhkan pribadi yang tekun, cermat
dan setia serta memiliki minat dengan hal yang berkaitan dengan seja-
rah. Lebih dari pada itu pengelola Dokumentasi dan museum merasa
bertanggung jawab untuk terus mengupayakan bagaimana melalui per-
utusan ini, generasi muda penerus SPM akan tetap dapat merasakan dan
melihat perkembangan hidup dan perutusan Kongregasi SPM dari awal
berdirinya hingga saat ini.

P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 6 – 2 0 1 0 | 143
4.1.3. Ekonomi/ Ekonomat
Dibidang layanan ekonomi, tugas perutusan ini dilaksanakan oleh Eko-
nom Provinsi. Tugas perutusan Ekonom membantu DPP dalam bidang
pengelolaan keuangan dan harta benda milik Kongregasi serta bidang
administrasi lain yang terkait dengan keuangan dan harta benda, antara
lain: urusan kepegawaian biara, perpajakan, pertanahan, urusan ba-
ngunan dan gedung. Untuk meningkatkan tugas pelayanan ekonom dan
stafnya DPP memberi perhatian khusus dalam bidang pembangunan
tim, mekanisme dan sistem kerja, dan peningkatan potensi diri serta
profesionalitas. Dalam pelaksanaan harian, secara rutin Ekonom meng-
koordinir stafnya untuk melaksanaan tugas sesuai pedoman dan uraian
tugas ekonomat. Dengan pertemuan rutin Ekonom dan stafnya semakin
tercipta suasana kerja tim yang kondusif. Meskipun volume pekerjaan
besar dan tidak tampak namun mereka dapat menikmati tugas itu. Kami
mengalami menyiapkan kader ekonom yang berkualitas dan sesuai ke-
butuhan provinsi tidak mudah.
4.1.4. Pimpinan Komunitas
Pelayanan perutusan komunitas dilaksanakan secara intensif oleh Pim-
pinan Komunitas sebagai rekan kerja terdekat DPP. Pimpinan komuni-
tas membantu para anggota komunitas untuk tumbuh kembang dalam
kualitas persekutuan, pribadi dan perutusan dalam terang spiritualitas
dan karisma Kongregasi. Berbagai kegiatan diupayakan bersama para
anggota untuk menciptakan persekutuan hidup baru yang kondusif dan
formatif antara lain: melalui pertemuan rutin Komunitas, kegiatan
harian dan reksa rohani.
Dalam membantu anggota mewujudkan pembangunan kualitas per-
sekutuan dan perutusan, dari hasil evaluasi para pimpinan komunitas,
DPP mendapat gambaran bahwa para Pimpinan komunitas mengalami
jatuh bangun dalam melaksanakan tugas. DPP sangat menghargai ke-
relasediaan dan kesetiaan mereka pada tugas perutusan yang di-
percayakan oleh Kongregasi.
4.1.5. Pembina di seluruh tahapan pembinaan

144 | P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 6 – 2 0 1 0
Pelayanan pembinaan oleh para Pembina Provindo merupakan perutus-
an ke dalam Kongregasi dan terutama ditujukan kepada anggota Provin-
si, khususnya untuk penumbuh kembangan hidup panggilan, persekutu-
an dan perutusan para anggota provinsi. Dalam bidang layanan pembi-
naan intern, DPP mengalami keterbatasan tenaga dalam melayani kebu-
tuhan pembinaan provinsi. Para pembina memiliki tugas rangkap-
rangkap di bidang perutusan lain. Kaderisasi untuk bidang layanan pem-
binaan perlu mendapat perhatian dan merupakan kebutuhan mendesak.
Kaderisasi telah diupayakan, namun belum berhasil. Ke arah depan
pentingnya memberi perhatian dalam bidang ini.
4.1.6. Rumah Tangga Komunitas (Pimpinan Komunitas dan Tim pada
umumnya terlibat/ mengurus/ memperhatikan Rumah tangga
Komunitas)
Perutusan Rumah Tangga memegang peranan penting dan dibutuhkan
dalam membangun persekutuan hidup baru. Memelihara, menata serta
memperhatikan kebutuhan komunitas, merupakan pengabdian mulia
yang tidak tampak, namun memberi daya hidup bagi setiap anggota ko-
munitas. Karena keterbatasan tenaga, beberapa PIKO terbuka dan rela
sedia merangkap tugas perutusan ini. Namun kadang-kadang Pimpinan
mengalami bahwa ada pribadi-pribadi yang kurang melihat makna
pengabdian dari tugas perutusan ini, sehingga kurang dapat melaksana-
kannya secara optimal. DPP bekerja sama dengan tim Bina Lanjut mem-
berikan pembekalan kepada para Suster yang diutus di rumah tangga
mengenai masalah kesehatan dan gizi.
Untuk arah ke depan penting diupayakan:
 Kaderisasi personalia untuk bidang perutusan intern Kongregasi.
 Peningkatan kualitas pribadi, religius dan perutusan, sehingga semakin ada
kesatuan pemahaman bahwa tugas perutusan apapun mempunyai nilai yang
sama.

Karena seluruh hidup Yesus adalah perutusan. Sebagaimana Bapa


mengutus Yesus, demikian pula Yesus mengutus kita untuk melakukan apa
yang Ia lakukan”...... (Bdk. Yoh 20: 19-31). Maka hidup kita juga sebagai
keseluruhan dan setiap penggalnya, “Termasuk mengurus tatalaksana rumah
tangga komunitas” merupakan perutusan. Bagi Suster SPM, aneka tugas
perutusan itu hanyalah penekanan pada macam-macam kebutuhan hidup.
Dan semua macam tugas perutusan mempunyai makna dan nilai yang sama,
yaitu melanjutkan perutusan Yesus (menghasilkan buah-buah kebaikan);
dihayati dengan cara hidup bersama dalam semangat yesus yang sama
(seperti tercantum dalam Konstitusi).

P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 6 – 2 0 1 0 | 145
4.2. PERUTUSAN EKSTERN
Dalam Konstitusi hal. 75 butir 2 dituliskan:
“Kita membaktikan diri kepada kebahagiaan hidup manusia dengan berusaha
melaksanakan “Karya belas kasih rohani dan jasmani.” Sesuai dengan
tradisi kita terutama berkarya di bidang pembinaan dan pendidikan.”

Untuk menanggapi secara aktif kebutuhan gereja dan masyarakat, Kongregasi


tetap meneruskan kharisma Kongregasi dengan mempertahankan dan meng-
embangkan bidang layanan Pendidikan dan bidang Layanan Sosial Kongregasi
yang dilandasi oleh belas kasih rohani dan jasmani.
Melalui perwujudan layanan bidang pendidikan dan bidang sosial Kongregasi,
setiap Suster diharapkan mampu mengalirkan Spiritualitas kesamaan martabat
manusia sebagai citra Allah dalam pelaksanaan program kegiatannya berdasar-
kan visi dan misinya (Lih. Keputusan Kapitel Provindo hal. 35 butir 2.1).
4.2.1. Perutusan Di Bidang Layanan Pendidikan
Bidang layanan Pendidikan adalah karya perutusan yang paling besar
bagi Provindo dan formal dibawah naungan lembaga Badan Hukum
“Perkumpulan Dharmaputri”. Perutusan pendidikan adalah salah satu
karya tradisional yang perlu dipertahakankan dan ditingkatkan kuali-
tasnya (keputusan kapitel tahun 2006 hal. 37 no. 8.1).
Pengelolaan Perutusan Pendidikan ini berdasarkan AD/ART “Perkum-
pulan Dharmaputri”, Pengurus Perkumpulan Dharmaputri berwenang
sebagai pengelola Visi dan dewan Pimpinan Provinsi sebagai pemegang
Visi.

146 | P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 6 – 2 0 1 0
Arah Dasar Perkumpulan Dharmaputri
Manajemen Perkumpulan Dharmaputri digerakan oleh nilai-nilai AD
Perkumpulan Dharmaputri dan Keputusan Kapitel Kongregasi Suster
Santa Perawan Maria (SPM) Provinsi Indonesia tentang karya kerasulan
yang intinya sebagai berikut:
 Setia pada pencerdasan kehidupan bangsa,
 Setia pada ciri khas Katolik,
 Profesional dalam penyelenggaraan, pengelolaan dan pelaksanaan
pendidikan,
 Berkualitas dalam pembelajaran, pembimbingan, pelatihan dan
penilaian,
 Perwujudan spiritualitas kesamaan martabat manusia sebagai citra
Allah,
 Pendampingan generasi muda menjadi pribadi utuh.
Nilai-nilai tersebut di atas digali, ditemukan dan diproses bersama da-
lam pertemuan Kepala Sekolah dan Bendahara Sekolah Perkumpulan
Dharmaputri. Oleh karena itu nilai-nilai tersebut harus dipahami, diha-
yati dan diamalkan dan menjadi tolak ukur evaluasi bagi seluruh perso-
nel/ pegawai Perkumpulan Dharmaputri.
Tanggal 22 Juli 2008 dalam rapat umum anggota Perkumpulan Dharma
Putri telah dipilih dan diangkat Pengurus Perkumpulan Dharmaputri
periode 2008-2011 dengan susunan Pengurus :
 Ketua : Sr. M. Rosalia Sumiyati SPM
 Wakil Ketua : Sr. Elsa Supatinah SPM
 Sekretaris : Sr. Yuli Sumijati SPM
 Bendahara : Sr. M. Felixia Sri Rejeki SPM

Foto Pengurus Perkump Dharma Putri

22 Juli 2008 -2011

4.2.1.1. Penataan Bidang Managemen Perkumpulan Dharmaputri


Pengelolaan Perutusan Pendidikan ini berdasarkan AD/ART “Perkum-
pulan Dharmaputri” sesuai dengan pembaharuan ART Perkumpulan
Dharmaputri, Struktur Kepengurusan DPP dengan Perkumpulan
P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 6 – 2 0 1 0 | 147
Dharmaputri dan Struktur Perkumpulan Dharmaputri dengan Kepala
kantor. Pembaharuan tiga hal ini diikuti oleh pembaharuan Visi-Misi
Perkumpulan Dharmaputri, Pokok-pokok Kepegawaian, pedoman
pelaksaan dan perjanjian kerja dan Pedoman kerja kepala kantor.
Pengurus Perkumpulan Dharmaputri bekerja sama secara sinergi
dengan Kepala kantor dalam mengelola dan melaksanakan Visi Perkum-
pulan Dharmaputri.
Demi efesiensi dan efektifitas pencapaian tujuan, Pengurus PDp meng-
ambil kebijakan dan keputusan-keputusan yang kemudian pelaksanaan-
nya diserahkan kepada kepala kantor Perkumpulan Dharmaputri.

Masing–masing Pengurus PDp merangkap tugas sebagai perangkat


Kantor:
 Sr. M. Rosalia sebagai ketua PDp dan kepala kantor.
 Sr. M. Elsa sebagai Wakil ketua PDp dan Koordinator Pembina
Kurikulum.
 Sr. M. Felixia sebagai bendahara PDp dan Koordinator urusan
Finasial.
 Sr. M.Yuli sebagai Sekretaris PDp dan Koordinator Pembina
Kristianitas.

4.2.1.2. Bagan Struktur Perkumpulan Dharmaputri


Dampak positif sebagai pengelola sekaligus perangkat kantor:
 Pengurus bisa terlibat langsung melaksanakan Visi ke unit
sekolah,
148 | P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 6 – 2 0 1 0
 Dapat mengenal segala permasalahan yang dihadapi unit seko-
lah baik SDM maupun seluruh kegiatannya,
 Informasi yang diterima lebih akurat, sehingga permasalahan
lebih cepat dideteksi dan diatasi secara tepat dan cepat,
 Dapat kontak langsung dengan mitra kerja memperlancar pem-
bangunan relasi timbal balik dan memberi komungkinan lebih
komunikatif.
Dampak negatif:
 Beban fisik dan psikis cukup berat,
 Keseimbangan hidup menjadi taruhan yang harus diper-
juangkan.
 Agar tugas sebagai pengelola sekaligus sebagai perangkat kan-
tor dapat berjalan dengan baik, dibutuhkan komunikasi yang
baik, kerja sama yang sinergis dan adanya saling pengertian
satu sama lain.
4.2.1.3. Kegiatan-Kegiatan Layanan Pendidikan Dalam Upaya Mewujud-
kan Visi Misi
 Pembaharuan Anggaran Rumah Tangga (ART) Perkum-
pulan Dharmaputri
Menanggapi kemajuan pengelolaan pendidikan di Negara kita
dengan munculnya UU Sisdiknas, UU Guru dan Dosen, Pera-
turan Pemerintah RI no 19 tentang Standar Nasional Pendidi-
kan, Komdik Keuskupan, Nota Pastoral KWI dan Keputusan
Kapitel Provindo 2006, Pengurus PDp berinisiatif mengadakan
pembaharuan ART Perkumpulan Dharmaputri. DPP telah
membicarakan ART bersama dengan anggota Perkumpulan
Dharmaputri dalam rapat anggota lengkap pada tanggal 21 Juli
2008 di Probolinggo. Semua anggota yang hadir setuju dengan
pembaharuan dan perubahan-perubahan yang terjadi. Namun
ART belum sah, karena jumlah anggota yang hadir belum men-
cukupi kuota 2/3 jumlah anggota Perkumpulan Dharmaputri.
Tidak lengkapnya jumlah anggota disebabkan kurangnya ke-
sadaran bahwa pengambilan keputusan tentang perubahan
AD/ART memerlukan 2/3 jumlah suara anggota. ART sudah
disosialisasikan kepada seluruh komponen Perkumpulan
Dharmaputri dan dipakai sebagai pedoman pelaksanaan
kepengurusan.
 Pembaharuan pedoman dan perjanjian Kerja.
DPP bekerja sama dengan Pengurus PDp mencermati, menge-
valuasi dan memperbaharui AD/ART Perkumpulan Dharma-
putri, Pokok-pokok Kepegawaian, Pedoman pelaksanaan Po-
P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 6 – 2 0 1 0 | 149
kok-pokok Kepegawaian, Pedoman kerja PDp dan perjanjian
kerja PDp sebagai sarana memperlancar pengelolaan pen-
didikan.
Pembaharuan ini untuk meningkatkan kualitas pengelolaan,
kualitas SDM, penghargaan terhadap profesionalitas guru/
pegawai, perwujudan spiritualitas kesamaan martabat
manusia Citra Allah.
 Sosialisasi Pedoman dan Perjanjian Kerja.
DPP mendukung pembaharuan beberapa pedoman dalam tata
kelola Perkumpulan Dharmaputri serta dianimasikan dan diso-
sialisasikan kepada seluruh guru dan karyawan Perkumpulan
Dharmaputri. Proses berjalan lancar dan pada umumnya para
guru dan karyawan merasa bersyukur dengan adanya pemba-
haruan pedoman dan perjanjian kerja. Dalam pertemuan so-
sialisasi tersebut, para guru/ karyawan menggunakan kesem-
patan ini untuk diskusi dan curah gagas tentang berbagai ma-
cam persoalan di unit karya masing-masing. Pada akhir per-
temuan ada waktu mengambil kesepakatan dan membangun
komitmen bersama. Bentuk komitmen dan kesetiaan mereka
diwujudkan dengan penandatanganan Perjanjian Kerja Pega-
wai yang sudah diperbaharuai sesuai Pedoman yang baru.
 Pembentukan tim Litbang.
Dalam upaya mewujudkan Keputusan Kapitel Provindo 2006
hal. 36 no. 5.2 DPP mendukung upaya Pengurus PDp dalam
menindaklanjuti pembentukan Litbang. Tujuannya pemben-
tukan Tim litbang untuk mengevaluasi mutu karya perutusan
dan pengembangannya secara berkala dalam terang spirituali-
tas. Tim Litbang merealisasikan program kerja, antara lain me-
rumuskan perangkat penelitian dan angket; mengadakan so-
sialisasi mengenai perangkat penelitian dan akreditasi ke selu-
ruh unit karya di lingkungan PDp. Tujuan pertemuan: agar se-
tiap Tim memahami tugas dan tanggung jawabnya sebagai Tim.
Tim dapat melaksanakan tugas dengan trampil, sesuai bidang
tugasnya masing-masing demi meningkatkan kualitas Pendi-
dikan yang semakin kompleks tantangannya.
 Studi banding ke luar negeri
Melaksanakan Keputusan Kapitel Provindo hal. 35 No. 2.3, pa-
da tanggal 10-13 Agustus 2009, 18 Kepala Sekolah dari TK
sampai SMA dan dua Pengurus Perkumpulan Dharmaputri
mengadakan studi banding ke Singapore. Tujuannya: mengenal
sistem managemen pendidikan, mengenal sistem kurikulum
dan metode pembelajaran serta membuka wawasan baru bagi
150 | P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 6 – 2 0 1 0
peserta. Singapore menjadi pilihan tempat studi banding, kare-
na negara ini memiliki sistem managemen dan metode pembe-
lajaran yang efektif dan kreatif. Singapore memiliki jaringan
terpadu dari setiap tahapan pendidikan. Hampir kurang lebih
70 negara di dunia termasuk Indonesia memilih Singapore
menjadi tempat pembelajaran. Dengan mengalami dan melihat
sendiri sistem managemen dan metode pembelajaran yang
ada, peserta studi banding dapat mengamati secara langsung
proses yang ada. Sehingga memberi wawasan baru bagi mere-
ka sebagai pendidik untuk dapat mengembangkan kreatifitas-
nya sesuai dengan situasi dan kondisi riil sekolah-sekolah SPM
di Indonesia.
Butir penting dari pengalaman studi banding ini adalah mem-
beri inspirasi baru dan mengembangkan sikap inovasi bagi pa-
ra peserta untuk mengembangkan kualitas pribadi dan profe-
sionalitas sebagai pendidik. Diharapkan para peserta mampu
juga membagikan pengalaman tersebut kepada rekan-rekan
pendidik di lingkungan SPM.
 Penutupan SMPK Santa Maria Magelang
DPP bekerja sama dengan Pengurus PDp mewujudkan ke-
putusan kapitel Provinsi 2006 hal 36 no. 5.1 tentang penutup-
an SMPK Santa Maria Magelang. Langkah-langkah yang dilaksa-
nakan dalam proses penutupan antara lain: mengadakan pem-
bicaraan dengan Bpk. Uskup KAS dan Romo Paroki, pembica-
raan dengan Pengurus PDp, para Suster komunitas Magelang,
serta para guru dan karyawan SMPK Santa Maria.
Kontak dengan dinas terkait dilaksanakan oleh Pengurus PDp.
Pada akhir proses, kami semua dimampukan untuk rela mele-
paskan karya ini demi efektifitas pelayanan di masa depan.
Semua tenaga produktif yang ada di SMPK dapat dimutasikan
ke unit lain yang membutuhkan, sehingga tidak perlu merekrut
tenaga baru lagi. (Bdk. Pemberkatan/ penutupan Komunitas/
karya SPM hal. 64)
 Studi Profesional
Keputusan Kapitel Provindo 2006 hal. 35 no. 1.2 berbicara ten-
tang mengutus studi professional jenjang S1 dan S2 sesuai
dengan kebutuhan provinsi. Oleh karena itu DPP menyetujui
anggaran pembekalan terprogram bagi para Suster yang diutus
diperutusan Pendidikan (Kepala sekolah dan bendahara
sekolah) untuk peningkatan professional (Jenjang S1 dan S2).
Peningkatan ini dilakukan untuk meningkatkan kualitas priba-
P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 6 – 2 0 1 0 | 151
di dan perutusan Provinsi serta memenuhi tuntutan dunia
pendidikan saat ini.
 Penataan Suster - Suster di perutusan pendidikan:
Setiap tahun DPP dan Pengurus PDp bersama-sama mengada-
kan penataan para Suster yang diutus di bidang layanan Pendi-
dikan. Dalam periode ini, proses penataan kami alami tidak
mudah. Kesadaran beberapa Suster untuk mau bergerak bersa-
ma dalam penataan Provindo keseluruhan masih kurang. Ke-
butuhan unit karya dan jumlah Suster yang berkualitas sesuai
bidangnya tidak seimbang. Sehingga proses penataan mem-
butuhkan waktu yang panjang.
Di sisi lain kami bersyukur sebagian besar Suster menyadari
pentingnya penataan demi perkembangan kualitas pribadi dan
perutusan perutusan Provindo secara keseluruhan.
 Kaderisasi Pimpinan Unit Karya bukan Suster
DPP mendukung langkah-langkah Pengurus PDp dalam mewu-
judkan kaderisasi kepemimpinan bagi rekan kerja bukan Sus-
ter. Dari laporan Pengurus PDp, rekan kerja bukan Suster yang
berhasil dikader dan diangkat sebagai Kepala Sekolah adalah: 3
Kepala TK, 5 Kepala SD, 2 Kepala SMP dan 2 Kepala SMA.
Dengan pengkaderan dan pengangkatan tersebut, kami dapat
merelakan 5 Suster yang bertugas di bidang pendidikan untuk
mengikuti program Kader Training Kepemimpinan di Filipina
selama 8 bulan.
 Perwujudan semangat kolegialitas.
DPP bekerja sama dengan Pengurus Perkumpulan Dharma-
putri menciptakan struktur dan cara kerja yang jelas dan dise-
pakati bersama. Langkah ini dilaksanakan untuk mewujudkan
semangat kolegialitas, subsidiaritas dan partisipasi dalam ke-
pengurusan. Membangun kerja sama antar Pengurus dan Pim-
pinan Unit karya untuk meningkatkan efektifitas kerasulan
lewat pengelolaan dan pelaksanaan perutusan.
Butir-butir pelajaran yang sangat perlu diperjuangkan oleh
PDp adalah pengembangan kerja sama tim, perwujudan dialog,
pendekatan pribadi dan keterbukaan dalam berproses ber-
sama dalam terang spiritualitas SPM.
4.2.1.4. Kerja sama
Hubungan kerja sama antara DPP dengan Perkumpulan Dharmaputri
dilaksanakan dalam bidang: Penataan para Suster yang berkarya di pen-
didikan, hubungan finansial antara Perkumpulan SPM dan Perkumpulan
Dharmaputri, urusan yuridis, perhatian terhadap kesejahteraan pega-
152 | P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 6 – 2 0 1 0
wai (melalui Fonds 3K), dan berkaitan dengan pembukaan, penutupan
atau penerimaan hibah karya pendidikan dari lembaga lain.
Dalam periode ini, DPP semakin mengalami suatu kerja sama yang
sangat baik. Semakin tumbuhnya sikap saling mendukung, komunikasi
timbal balik. Masing-masing lembaga menyadari bahwa perutusan pen-
didikan menjadi tanggung jawab bersama. Dalam rangka memelihara
hubungan kerja sama dalam berbagai bidang, antara pemegang Visi
(DPP) dan pengelola Visi (PDp), ke arah depan penting pertemuan-
pertemuan berkala antara dua lembaga tetap dilanjutkan.
Tantangan – tantangan di bidang Layanan Pendidikan saat ini:
 Munculnya Undang Undang Badan Hukum Pendidikan yang
mengancam lembaga-lembaga pendidikan swasta pada umum-
nya. Karena dengan adanya UU BHP, ada keterbatasan dan dis-
kriminasi dalam pelayanan dan pengelolaan pendidikan.
 Jumlah murid tahun demi tahun semakin menurun dan biaya
pendidikan dan pengelolaan semakin besar.
 Pengaruh-pengaruh global yang terjadi di masyarakat, meng-
akibatkan anak didik kurang menghargai proses.
 Munculnya sekolah-sekolah baru yang berstandar internasio-
nal mengakibatkan munculnya persaingan yang kurang sehat.
 Kurang solidnya pembangunan jejaring antar unit dari sekolah-
sekolah SPM.
 Pengelola unit perutusan terjebak “Mengikuti trend”, kurang
kritis dan selektif.
Rekomendasi:
 Perlunya peningkatan pengelola dalam bidang penghayatan
spiritualitas secara konkrit.
 Menghidupkan kembali Tim Pembina PDp untuk melayani
unit-unit bidang karya Pendidikan.
 Peningkatan kaderisasi rekan kerja baik Suster maupun bukan
Suster.
 Meningkatkan komitmen mewujudkan kesepakatan Hubungan
Kerja Sama antara Perkumpulan SPM dan Perkumpulan
Dharmaputri.
 Meningkatkan kemandirian finansial unit karya.
 Meningkatkan jejaring antar unit karya SPM

4.2.2. Perutusan Di Bidang Layanan Sosial SPM

4.2.2.1. Lembaga Bidang Layanan Sosial SPM


Di samping karya perutusan pendidikan, Provinsi Indonesia juga mene-
ruskan kharisma Kongregasi yang membaktikan dirinya dalam bidang
P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 6 – 2 0 1 0 | 153
layanan Sosial sebagai bentuk lain dari karya belas kasih rohani dan
jasmani Kongregasi. Dalam kelembagaan Kongregasi, karya-karya Sosial
SPM berada dalam naungan Lembaga Badan Sosial SPM, yang secara
yuridis adalah suatu Lembaga Badan Hukum (memiliki AD dengan Akte
Notaris no. 4 tanggal 6 Juni 2002 serta ART tahun 2003).
Dalam merealisasikan penyelenggaraan dan pengelolaan karya-karya
Sosial Provindo di unit-unit karya, DPP menyerahkan pengelolaan-nya
kepada Pengurus Badan Sosial SPM.
4.2.2.2. Personalia Pengurus Badan Sosial SPM
Dalam periode kepemimpinan 2006 - 2010, DPP mengalami pergantian
dan perubahan anggota Pengurus Badan Sosial. Tahun 2008 masa jabat-
an dan tugas Pengurus Badan Sosial periode 2005-2008 berakhir. Kare-
na mengalami kesulitan dalam menemukan tenaga Suster untuk menja-
di Pengurus, maka kami meminta kesediaan personalia Pengurus perio-
de 2005-2008 (saat itu Sr. Frida-Ketua, Sr. Celinda-Bendahara, sedang-
kan personalia sekretaris kosong) untuk memperpanjang masa kepeng-
urusannya selama 1 tahun dan melengkapi anggota Pengurus dengan
tenaga Sekretaris. Susunan keanggotaan Pengurus untuk 2008-2009
sebagai berikut:
 Ketua : Sr. M. Frida Sri Suliyani, SPM
 Sekretaris : Sr. M. Xavera Tri Maryati, SPM
 Bendahara : Sr. M. Celinda Siti Sundari, SPM

FOTO?

Setelah masa perpanjangan 1 tahun berakhir, pada tanggal 9 Pebruari


2009 kami mengangkat Pengurus Badan Sosial untuk periode 09 Pebru-
ari 2009-09 Pebruari 2012 dengan susunan anggota-anggota Pengurus
sebagai berikut:
 Ketua : Sr. M. Celinda Siti Sundari SPM
 Sekretaris : Sr. M. Kristiani Engelbertine, SPM
 Bendahara : Sr. M. Anselma Sri Suwarni, SPM
Dalam regenerasi keangotaan Pengurus, terjadinya beberapa kali per-
gantian Suster yang bertugas sebagai sekretaris ditengah-tengah perio-
de kepengurusan. Situasi ini menjadi keprihatinan DPP untuk sungguh-
sungguh menyiapkan Suster yang memiliki ketrampilan dalam bidang
154 | P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 6 – 2 0 1 0
kesekretariatan dan peningkatan pembangunan Tim di masa men-
datang.
4.2.2.3. Penataan dan Kegiatan Pengurus Badan Sosial.
DPP sangat menghargai langkah-langkah yang diambil dan kegiatan-
kegiatan yang diprogramkan Pengurus untuk tetap meningkatkan SDM
serta managemen pengelolaan karya yang berkualitas dan profesional.
Dalam periode 2 tahun terakhir ini, DPP menemukan perkembangan
baik itu dalam kelembagaan Badan Sosial maupun pengelolaan unit
bidang layanan Sosial. (Bdk. Laporan Kepengurusan Badan Sosial SPM
2006-2010)
Selain kemajuan yang dialami, terdapat pula tantangan - tantangan
dalam pelaksanaan bidang Layanan Sosial baik intern maupun
ekstern (Bdk. Laporan Kepengurusan Badan Sosial)
Dalam kegiatan dan langkah-langkah yang diambil untuk meningkatkan
pengelolaan unit karya, Pengurus Perkembangan dan kemajuan tekno-
logi dan Informasi, menuntut peningkatan kualitas pengelola yang kom-
peten dan sistem menagemen yang tepat.
4.2.2.4. Penataan Bidang Managemen Operasional Bagi Bidang Layanan
Sosial SPM.
Dalam upaya pengembangan dan peningkatan layanan Sosial SPM yang
berkualitas dan professional, DPP bersama Pengurus Badan Sosial SPM
melakukan pembenahan intern dalam bidang managemen operasional
yang didampingi Br. Heribertus Sumarjo FIC.
Tahap-Tahap Penataan Tersebut Sebagai Berikut:
 Tahap I: Dalam Raker Provindo I tanggal 24-27 Januari 2008.
Pada waktu itu, Provindo membentuk Komisi-Komisi sebagai pe-
rangkat kerja DPP dalam menangani bidang operasional kepeng-
urusan. Salah satunya adalah Komisi Badan Sosial yang terdiri dari
Kelompok Kerja KPKC, Fonds Studi dengan Koordinator Pengurus
Badan Sosial SPM. Visi Misi menggunakan visi misi Badan Sosial SPM.

 Tahap II: Dalam Raker Provindo II tanggal 22-26 Januari 2009 di


Jayagiri Malang. DPP menambah keanggotaan Komisi Badan Sosial
yaitu bidang layanan pastoral dan karya Lembaga Non SPM. Dalam
P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 6 – 2 0 1 0 | 155
pertemuan ini, kami menemukan bahwa para anggota komisi ini ma-
sih belum menemukan titik temu atau kesatuan pandangan menge-
nai tujuan, visi dan misi masing-masing bidang layanan. Maka kami
pandang penting ada pertemuan lanjutan untuk menyatukan arah
dan tujuan layanan Sosial yang mampu memberi wadah bagi semua
kelompok kerja di bidang Layanan Sosial SPM.
 Tahap ke III: Pada tanggal 24-25 Februari 2009 di Probolinggo.
Pertemuan ini merupakan tindak lanjut dari hasil Raker Provindo II.
Tujuannya adalah:
 Menyapa para Suster yang diutus di bidang Pastoral dan lem-
baga non SPM.
 Memahami bersama visi misi Kongregasi, Komisi Badan Sosial
dan struktur organisasinya.
 Memilih koordinator untuk setiap Pokja.
 Mewujudkan tekad bersama untuk maju meningkatkan kua-
litas pribadi dan perutusan.
Dalam perjalanan proses pembenahan, Pengurus Komisi Badan So-
sial masih tetap menemukan bahwa dengan adanya berbagai macam
bidang layanan Sosial dalam Komisi Badan Sosial, mengakibatkan:
 Kekhasan masing-masing bidang garapan Sosial kurang
nampak.
 Kurang terfokus arah dan tujuan yang dicapai masing-masing
bidang layanan sosial.
Koordinator Komisi Sosial merasa perlu untuk mengadakan per-
temuan lanjutan.
 Tahap ke IV: Pada tgl. 5-7 Juli 2009 di St. Julie Billiart Lawang.
DPP mengadakan pertemuan Komisi Badan Sosial SPM (Pengurus
Badan Sosial SPM, Koordinator Pastoral, Pengurus KPKC, Koordi-
nator Karya lembaga non SPM).
Tujuan pertemuan:
 Memiliki pemahaman yang sama mengenai peran dan posisi
Komisi Badan Sosial sebagai perangkat kerja DPP dalam orga-
nigram operasional Provindo.
 Memahami peran dan fungsi Pokja-Pokja yang termasuk dalam
Komisi Badan Sosial SPM dalam kaitannya dengan organigram
operasional Provindo.
 Mencermati visi misi Komisi Badan Sosial.
 Maju bersama meningkatkan kualitas pelayanan belas kasih
dalam terang Spiritualitas dan Kharisma SPM.
Dalam pertemuan ini kam DPP mengalami proses yang lebih berkem-
bang, karena anggota komisi menemukan nilai-nilai inti dari masing-
masing bidang layanan. Sehingga anggota Komisi mampu merumus-
156 | P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 6 – 2 0 1 0
kan visi misi sesuai dengan kekhasan masing-masing kelompok
Kerja.
 Tahap ke V: Pada tanggal 28-30 Agustus 2009 di Rumah Pem-
binaan St. Julie Billiart, Lawang.
Tujuan pertemuan adalah meneruskan perumusan sasaran dan
Renstra masing-masing bidang layanan. Mengingat bidang layanan
Sosial sangat bervariasi, maka renstra Komisi Sosial SPM disusun se-
cara operasional dan mengacu pada kekhasan bidang layanan Sosial.
Kami mengalami bahwa setiap person yang terlibat dalam komisi
Sosial ini dapat terbuka, aktif dan kritis untuk mencermati visi, misi
dan renstra masing-masing bidang layanan.
DPP bersyukur bahwa semua Pokja Komisi Sosial memiliki pemaha-
man dan arah yang sama, sehingga mampu menghasilkan beberapa
kesepakatan:
 Komisi Badan Sosial berubah menjadi Komisi Sosial SPM yang
melayani karya perutusan Sosial SPM.
 Layanan Sosial SPM terdiri dari:
a) Layanan Sosial yang bernaung dalam Badan Sosial SPM dan
tercantum dalam AD Badan Sosial meliputi:
 Bidang layanan kesehatan
 Bidang layanan Asrama
 Bidang layanan Panti Asuhan
 Bidang layanan Kemasyarakatan.

b) Bidang layanan Sosial yang berada di non Badan Sosial SPM


meliputi:
 Bidang layanan Pastoral
 Bidang layanan KPKC
 Bidang layanan Rumah Pembinaan
 Bidang layanan Lembaga non SPM

P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 6 – 2 0 1 0 | 157
 DPP Indonesia telah memberi tugas kepada Pengurus Badan
Sosial SPM untuk menjadi Pengurus/ Koordinator Komisi So-
sial untuk periode 2009-2012.
 Pengurus Komisi bertanggung jawab atas bidang layanan sosial
SPM baik yang bernaung dalam badan Sosial maupun yang ber-
ada di non Badan Sosial. Sedangkan secara eksternal Pengurus
Badan Sosial SPM bertanggung jawab atas bidang layanan SPM
yang bernaung dibawah Badan Sosial SPM.
4.2.2.5. Buah-buah yang dapat dipetik DPP dari penataan ini:
 Para Suster yang berada dalam keanggotaan Komisi Sosial, semakin
mengerti arah dan tujuan, serta pelaksanaan program yang akan di-
capai masing-masing bidang layanan jelas.
 Para Suster semakin mengenal posisi dan bidang layanan dalam
Komisi sosial.
 Tumbuhnya sikap saling mendukung, sikap kerja sama tim dan kerja
sama antar bidang layanan dalam melaksanakan Program kegiatan.
Sikap-sikap tersebut mendukung Keputusan Kapitel Provinsi hal. 35
butir 3 mengenai upaya peningkatan kerja sama Tim.
 Meningkatnya kemantapan dan rasa percaya diri bagi semua anggota
Komisi Sosial dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya,
karena memiliki arah dan posisi yang jelas.
4.2.2.6. Bidang Layanan Sosial yang bernaung dalam Badan Sosial SPM
 Asrama dan Panti Asuhan
Saat ini Provindo memiliki 11 asrama yang dikelola Badan Sosial
antara lain: 3 asrama di Probolinggo, 2 asrama di Malang, 1 asrama di
Surabaya, 1 asrama di Banyuwangi, 1 asrama di Pelaihari, 2 asrama
di Grogot dan 1 asrama di Tanjung.
Berbicara tentang asrama di dalamnya pasti terdapat anak Panti
Asuhan. Dalam lingkup Badan Sosial ada 3 unit asrama yang status
organisasi pengelolaan diakui sebagai Panti Asuhan: St. Julia Sura-
baya, St. Yoseph dan St. Yohanes (St. Yan) Probolinggo. Konsekuensi
yang perlu dilakukan adalah bahwa tiga unit ini harus membuat la-
poran rutin kepada Kantor Kesejahteraan Sosial setempat dan Pro-
vinsi. Meskipun perkembangan tahun ke tahun ada indikasi penurun-
an jumlah anak yang masuk asrama, Provinsi melihat karya Asrama
ini masih dibutuhkan oleh masyarakat dan merasa salut bahwa Peng-
urus bersama dengan pengelola unit mencermati mengapa terjadinya
penurunan jumlah anak. Dalam analisa situasi riil di unit karya dan
masyarakat mereka menemukan beberapa faktor:
 Jaman sekarang, anak muda senang akan kebebasan.
 Asrama menerapkan pendidikan disiplin dengan berbagai atu-
ran dan batasan.
158 | P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 6 – 2 0 1 0
 Kebutuhan lebih untuk ruang privacy. Di asrama memberikan
situasi untuk saling berbagi dan solider terhadap orang lain.
 Ada perasaan gengsi tinggal/ masuk asrama. Mereka melihat
asrama identik dengan Panti Asuhan, bagi anak-anak yang ti-
dak mampu.
 Kemauan masuk asrama karena paksaan orang tua, dan bukan
kemauan sendiri, sehingga kadang membuat masalah dan
akhirnya anak keluar.
Untuk situasi intern, tantangan utama yang ditemukan adalah
kerterbatasan SDM dan tenaga pengelola unit asrama yang
sungguh memiliki minat dan perhatian total terhadap pem-
binaan dan pendampingan anak didik di asrama. Sebagai peng-
elola asrama dapat diibaratkan sebagai pengganti fungsi orang
tua yang bertanggung jawab 24 jam kerja. Maka pantas dika-
gumi dan sangat menghargai pengabdian total para Suster
mengemban tugas ini dengan sepenuh hati melayani anak-anak
yang dipercayakan orangtua, khususnya bagi anak-anak tidak
mampu, yatim piatu dan anak-anak yang haus akan perhatian
dan kasih sayang orang tua.
Harapan ke depan untuk karya asrama: Diperlukan peningkatan SDM
pengelola asrama/ panti Asuhan; Peningkatan kualitas SDM dalam
bidang kepemimpinan dan mewujudkan program kemandirian
bidang finansial unit-unit karya.
 Layanan Kesehatan
Provindo memiliki 3 karya kesehatan: BP St. Maria Magelang, BP. St.
Maria Jombang dan BP St. Maria Prafi Manokwari. Mengikuti perkem-
bangan dari 3 layanan kesehatan ini, DPP memperoleh data bahwa
jumlah pasien cenderung menurun. Meskipun demikian sampai saat
ini Kongregasi tetap mempertahankan perutusan ini untuk memberi
perhatian dan mewujudkan keberpihakan kepada yang miskin, teru-
tama di Papua yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat. Dalam peng-
elolaan operasional sehari-hari, ke 3 karya kesehatan ini mampu
mandiri dalam bidang finansial. Ini salah satu bentuk nyata mendu-
kung keputusan Kapitel Provindo mengenai arah kemandirian bagi
setiap unit karya (Bdk. Keputusan Kapitel Provindo hal. 42, no. 6.6)
Khusus untuk perutusan di BP Jombang, DPP mendapat tugas dari
Kapitel untuk membentuk Komisi Ad Hoc yang mempelajari lebih
lanjut masa depan karya ini. (Lih. Keputusan Kapitel hal. 36 butir
4.3). Tugas pembentukan komisi ad hoc sampai saat ini laporan ini
disusun, belum mampu dilaksanakan, karena banyaknya keputusan
dan volume tugas DPP yang harus diprioritaskan.
 Bidang Layanan Sosial Kemasyarakatan
P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 6 – 2 0 1 0 | 159
Beberapa komunitas SPM keberadaannya memberi perhatian dalam
layanan kegiatan sosial kemasyarakatan antara lain Komunitas Tum-
pang, Promasan dan Kepanjen Malang. Pengembangan karya ini ber-
sifat dinamis dan sangat dipengaruhi oleh minat dan pribadi Suster
yang tinggal dalam komunitas bersangkutan. Akibatnya apabila da-
lam komunitas tersebut ada Suster yang sungguh memiliki antusias
dan kemampuan dalam layanan sosial, layanan dapat berkembang
baik. Namun sebaliknya kepindahan Suster tidak jarang membuat
karya tersebut terhenti.
 Karya layanan Sosial “Akar Anda”
Karya sosial ini berada dalam naungan pengelolaan Badan Sosial
SPM. Tujuannya membantu sebagian biaya pendidikan bagi anak-
anak AKAR ANDA (Anak Kerja Ganda). Pada tahun 2008-2009 data
anak yang dibantu ada 72 siswa yang terdiri dari anak SD sampai
dengan SMA. Kongregasi mendukung kelangsungan karya sosial ini
yang merupakan salah satu bentuk perwujudan spiritualitas Kongre-
gasi dalam upaya meningkatkan martabat manusia sebagai citra
Allah, khususnya bagi anak yang miskin dan terlantar.
 Pengelolaan Fonds Studi
Mulai tanggal 23 April 2005 Kongregasi menyerahkan pengelolaan
Fonds studi kepada Badan Sosial SPM. Pengurus Badan Sosial telah
mengatur pengelolaan uang Fonds Studi dengan menyusun kriteria
bagi mereka yang mengajukan permohonan biaya Fonds Studi. Tu-
juan utama Fonds Studi adalah membantu anak-anak tidak mampu
untuk dapat melanjutkan sekolah. Batas maksimal biaya pendidikan
yang dibantu berlaku untuk anak SD sampai dengan SMA.
4.2.2.7. Bidang-bidang Layanan Sosial yang ada di NON LEMBAGA Badan
Sosial SPM
Dalam penataan organ–organ yang termasuk bidang layanan Sosial SPM,
beberapa organ antara lain KPKC, layanan Pastoral, Rumah Pembinaan
dan Karya Lembaga non SPM kami satukan dalam organ karya-karya
sosial yang bernaung di non Lembaga Badan Sosial SPM.
 KPKC/ JPIC
DPP melalui Kelompok kerja KPKC mewujudkan tugas:
 Dengan Studi dan penyadaran, berusaha menyelami perkem-
bangan Gereja dan masyarakat
 Memperkuat kesadaran kesetiakawanan dengan mereka yang
menderita dalam Gereja dan masyarakat baik yang dekat mau-
pun yang jauh dan mendorong keterlibatan yang nyata (Konst.
Hal. 90).
Perwujudan tugas penyadaran bagi para Suster, direalisasikan mela-
lui kegiatan penyadaran dan Retret KPKC, pembinaan bagi para Sus-
160 | P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 6 – 2 0 1 0
ter medior-senior tentang Spiritualitas Maria dipandang dari sudut
KPKC dan kegiatan semiloka “Counter Women Traficking. Melalui ke-
giatan tersebut para Suster mengalami kesadaran baru apa itu KPKC
yang ternyata sangat dekat dengan spiritualitas Kongregasi SPM.
Kesadaran akan kesetiakawanan dengan mereka yang menderita di-
aktualisasikan melalui gerakan pengumpulan dana dari komunitas-
komunitas maupun unit karya. Dalam kurun tahun 2007-2009 ke-
lompok kerja KPKC telah menyalurkan dana bagi korban-korban
gempa seperti di Aceh, Yogyakarta, Bojonegoro, Situbondo, Pasuru-
an, Bengkulu, Papua dan terakhir korban gempa di Padang.
 Karya Pastoral
Dalam penataan organigram operasional kepengurusan yang dilaku-
kan dalam Raker Provindo I dan II, mulai tahun 2009 karya layanan
Bidang Pastoral masuk dalam lingkup Komisi Sosial. Bidang layanan
Pastoral telah memiliki visi misi dan renstra sebagai acuan dalam
melaksanakan pelayanan. Dalam pertemuan Komisi Sosial telah di-
pilih Sr. Diny dan Sr. Susana untuk menjadi Koordinator yang mem-
bantu mengkoordinir para Suster yang bertugas di layanan pastoral
untuk semakin dapat meningkatkan kualitas pelayanan pastoral
sesuai dengan visi misi dan renstra yang telah disusun.
 Karya Rumah Pembinaan
Secara resmi karya Rumah pembinaan dibuka penggunaannya pada
tanggal 8 November 2007. Dalam perjalanan waktu ternyata bahwa
karya baru ini menjawab kerinduan para Suster serta unit-unit karya
SPM untuk memfasilitasi ruang dan tempat untuk kegiatan pembina-
an atau pertemuan. Sebagai pioner, Sr. Monika dan Sr. Lidya. telah
diutus untuk mengelola karya baru ini. Menurut data yang ada,
Rumah Pembinaan SPM juga dipakai oleh beberapa kelompok yang
datang dari luar unit SPM.
 Karya perutusan di Lembaga Non SPM
Periode 2006 – 2010, DPP melanjutkan kerja sama dengan Lembaga
non SPM seperti: Kopdit, LKD, Karya di Keuskupan dan Intitut
Roncalli. Para Suster yang ditugaskan Provinsi untuk terlibat dalam
karya pelayanan di lembaga non SPM ialah:
 Sr. M. Linda diutus di layanan karya Kopdit,
 Sr. M. Corry diutus di Institut Roncalli.
 Sr. M. Francine diutus di Yayasan P3R karya Keuskupan Sa-
marinda.
 Sr. M. Assumpta diutus membantu urusan RT Keuskupan Sa-
marinda.
 Sr. M. Agatina dan Sr. M. Victorini diutus di karya LKD– Ke-
uskupan Surabaya. Kontrak kerja mereka saat ini sudah ber-
P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 6 – 2 0 1 0 | 161
akhir dan tidak melanjutkannya karena keterbatasan tenaga
Suster.
 Sr. M. Henrica diutus di bidang ekonomat Keuskupan Malang.
 Sr. M. Bernarda diutus membantu karya Rumah Retret Resi
Aloysii di Pacet– Mojokerto Keuskupan Surabaya.
 Sr. M. Yosephine diutus membantu karya TK di Paroki Tanggul
sampai dengan Juli 2010.
Para Suster yang diutus tetap merasa dilibatkan dalam gerak Kongre-
gasi, terlebih setelah terbentuknya wadah dan pertemuan anggota
Komisi Sosial SPM. Dalam Komisi ini mereka dapat membagikan
pengalaman tugas dan tantangannya dalam mewujudkan Spirituali-
tas SPM di mana mereka diutus. Dalam melaksanakan tugas pela-
yanannya, mereka menyadari bahwa penugasan dan perutusan yang
diberikan kepada mereka adalah atas nama Kongregasi SPM.
(Konstitusi hal. 77 no. 4)

5. BENTUK PERUTUSAN BARU YANG MASIH MERUPAKAN KARYA EKSPE-


RIMEN PROVINDO.
Beberapa karya Provindo masih merupakan karya eksperimen. Artinya dalam
perkembangan karya tersebut masih perlu dicermati apakah karya-karya baru
ini sungguh dibutuhkan oleh masyarakat setempat.
5.1. Asrama di SP 8 - Manokwari Prafi
Asrama Santa Maria Prafi yang berada di SP 8 menampung anak-anak trans-
migrasi (Flores) yang bersekolah DI TK dan SD St. Maria yang dikelola Sr.
Theresita. Saat ini ada 15 anak yang tinggal di asrama ini, yang terdiri dari 9
putra dan 6 putri. Dalam pengelolaannya Sr. Theresita mendapat bantuan dari
beberapa donator. Anak–anak setiap bulan membayar sebesar Rp. 60.000,-.
Saat ini, kami melihat bahwa asrama ini dibutuhkan oleh orangtua yang
anaknya bersekolah di TK maupun SD St. Maria. Karya ini merupakan karya
karitatif, yang bertujuan membantu anak-anak Papua yang benar-benar
membutuhkan pendidikan dan pembinaan yang baik di usia dini.
5.2. Tempat Penitipan Anak di Amlapura
Karya Penitipan anak di Amlapura merupakan karya eksperimen bagi SPM.
Provinsi memberi tugas kepada Sr. Yohani untuk mengelola karya baru ini. Da-
lam perkembangannya Pencematani karya ini belum optimal; pengadaan
sarana-sarana masih terbatas, karena tempat yang ada saat ini milik paroki dan
Keuskupan Denpasar. Dilihat bahwa saat ini karya ini belum nampak sungguh-
sungguh menjadi kebutuhan masyarakat setempat, meskipun untuk operasio-
nal sehari-hari karya ini dapat mandiri.
5.3. Mater Dei Pre School - Malalim Filipina
162 | P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 6 – 2 0 1 0
Memulai karya baru di Negara lain dengan situasi dan aturan yang berbeda
dengan Indonesia, tentu bukan awal yang mudah. DPP mengalami, bahwa para
Suster yang sudah ambil bagian dalam pengelolaannya diminta banyak kesa-
baran dan kesetiaan untuk tetap bertahan menghadapi berbagai kesulitan,
karena Mater Dei Pre School masih belum memiliki gedung sendiri. Dalam pe-
riode 5 tahun, SPM boleh bersyukur dapat memakai ruang belajar secara gratis,
karena kemurahan hati suatu keluarga di Filipina. Namun mulai Desember
2009, Kongregasi harus menyewa satu ruang yang dipergunakan untuk ke-
giatan anak-anak. Dalam kegiatan dan aktivitas sehari-hari DPP dapat meng-
ikuti perkembangannya lewat laporan
Suster Kepala TK yaitu Sr. Elisa yang
mengawali karya ini bersama Sr. Prisilia,
Sr. Yuliana sampai dengan Mei 2009.
Kemudian dilanjutkan oleh Sr. M. Adrien
dan Sr. Ernestine M. yang bertanggung
jawab dalam pengelolaannya. Jumlah
murid saat itu 21 anak yang miskin
pendidikan dan ekonomi.

6. BUTIR–BUTIR PERHATIAN YANG PERLU DITINDAK LANJUTI


Upaya terus menerus mengalirkan Spiritualitas SPM secara konkrit
melalui unit-unit karya perutusan SPM.
Dalam pelaksanaan perutusan di unit-unit karya Kongregasi, baik perutusan
intern maupun ekstern, kadang masih ditemukan bahwa perwujudan Spiri-
tualitas kesamaan martabat manusia sebagai citra Allah masih belum terwujud
secara optimal oleh beberapa pribadi Suster. Ini menjadi keprihatinan ter-
sendiri bagi Provinsi. Maka DPP bekerja sama dengan Pengurus PDp dan Peng-
urus Badan Sosial serta koordinator-koordinator kelompok kerja dan para Pim-
pinan Komunitas, untuk senantiasa berupaya dalam karya Perutusan meng-
alirkan dan mewujud nyatakan Spiritualitas kesamaan martabat manusia di
antara para Suster dan mereka yang bekerja sama dengan kita, serta semua
yang kita layani (Konstitusi hal. 75-77 no. 2)
Melanjutkan program 5 tahun ke depan mengenai keberadaan dan per-
utusan SPM di Filipina.
Setelah mengadakan evaluasi bersama dengan para Suster Komunitas Baras
mengenai keberadaan dan masa depan perutusan di Filipina, DPP tetap melan-
jutkan kerja sama dengan DPU. Kerja sama ini antara lain:
 Pengembangan perutusan yang telah dirintis (Mater Dei Pre School) dan sa-
rana prasarana yang memadai untuk hidup dan pengelolaan karya.
P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 6 – 2 0 1 0 | 163
 Mencari alternative karya-karya lain.
 Mengusahakan pencarian sumber dana demi kelangsungan perutusan SPM
di Filipina.
 Membangun jejaring dengan lembaga internasional lain yang ada di Filipina.

Dalam perjalanan lima tahun keberadaan perutusan di Filipina, DPP mengalami


para Suster yang diutus di Filipina telah mulai mengenal budaya dan masyara-
kat setempat, menghargai semangat misionaris dan perjuangan para Suster
yang jatuh bangun dalam mengatasi kesulitan dan tantangan dalam upaya me-
wujudkan perluasan perutusan di luar batas-batas Indonesia. (Kep. Kapitel
Umum 2000 hal. 10 butir 5.3 dan Kap. Provinsi 2000 hal. 11 butir 4.3)

164 | P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 6 – 2 0 1 0
VIII
KEUANGAN PROVINDO

1. LANDASAN
Tercantum Dalam Dokumen Kerohanian no. 23-24

Bahwa sebagai Suster Santa Perawan Maria kita dipanggil untuk hidup
mengikuti Yesus dan meneladan sikap hidup Perawan Maria yang meng-
hayati hidup murni, miskin dan taat. Maka dalam pelaksanaan kebijakan
keuangan, DPP berusaha menata berbagai hal antara lain memahami Struk-
tur dan mekanisme kerja, sistem keuangan, mengangkat tenaga ahli sebagai
penasihat ekonomi provinsi dan penasihat pembangunan, dan mengefektifkan
komisi Yuridis, pembinaan/ penyadaran bagi para Suster terkait panggilan-
nya sebagai Suster SPM dan dalam bergaul dengan uang dan harta benda
secara bertanggung jawab.

Dalam penataan bidang keuangan DPP bekerja sama dengan Ekonom, Pena-
sihat Ekonomi Provinsi Bpk. Sylvius, para Pengurus PDp maupun Badan Sosial.

Dalam penataan bidang keuangan selama kurang lebih tiga tahun, DPP semakin
dibantu untuk mengambil keputusan dan menentukan prioritas kegiatan peng-
elolaan keuangan dalam kerja sama dengan Pengurus PDp maupun Pengurus
Badan Sosial. Pelaksanaan penataan dan tertib administrai pengelolaan ke-
uangan terus diupayakan sampai saat. Visi, Misi dan renstra Ekonomat semakin
memperjelas dan mengarahkan pelaksanaan kegiatan ekonomat berdasarkan
prioritas dan kebijakan keuangan.

2. FOKUS KEBIJAKAN KEUANGAN

Provinsi menyadari pentingnya investasi dalam pribadi manusia, maka DPP be-
kerja sama dengan Ekonom, Perkumpulan Dharmaputri dan Badan Sosial SPM,
para pembina dan pihak-pihak terkait, berupaya merealisasikan kebijakan
keuangan dengan mengalokasikan dana yang cukup dalam anggaran provinsi
untuk berbagai kebutuhan dan berupaya agar setiap Suster SPM mendapat ke-
sempatan untuk mengembangkan dirinya sebagai manusia citra Allah semak-
simal mungkin sesuai dengan kharismanya sebagai persembahan diri bagi
Allah, melalui pelayanan Gereja, masyarakat dan Kongregasi.

P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 6 – 2 0 1 0 | 165
3. INVESTASI DAN PENGARUH KRISIS GLOBAL TERHADAP KONDISI
KEUANGAN PROVINSI.
Krisis global keuangan dunia mulai terjadi bulan Oktober 2008. Krisis finansial
ini membuat pasar modal dunia terpuruk dan otomatis investasi kitapun terpu-
ruk. Kondisi ini sebelumnya tidak terpikirkan oleh banyak negara termasuk ne-
gara-negara maju. Memang tidak ada negara yang terhindar dari krisis tersebut
dan mengalami kerugian. Perkembangan ekonomi saat ini, baik ditingkat global
maupun dalam negeri (Indonesia) sudah menunjukkan signal yang positif/
baik. Sebagai Kongregasi, kita belajar untuk tetap memiliki iman yang teguh,
harapan dan berpikir positif dari situasi dan kemungkinan yang terburuk se-
kalipun. Hal ini meminta hati kita untuk tetap setia dan setiap saat cermat,
kritis, dinamis dan bijaksana dalam bertindak dan mengambil keputusan.

4. UPAYA PROVINDO MEWUJUDKAN TERTIB DAN TANGGUNG JAWAB


BERSAMA TERHADAP UANG DAN HARTA BENDA KONGREGASI
4.1. Pertemuan berkala dengan Ekonom Provinsi.
Dalam upaya meningkatkan kerja sama antara DPP dan Ekonom Provinsi, serta
mewujudkan Keputusan kapitel umum tahun 2006 hal. 15 A. 1-6 dan kapitel
Provinsi tahun 2006 hal. 40 no. 5.1-5.3 dan No. 6.3-6.5 DPP mengadakan per-
temuan secara berkala. Pertemuan ini membahas tentang mekanisme kerja
ekonomat, Tim kerja ekonomat, kondisi keuangan provinsi, investasi, per-
pajakan, serta menyusun anggaran rutin dan anggaran khusus provindo.
4.2. Pertemuan antara pengurus Perkumpulan SPM dengan Perkumpulan
Dharmaputri dan Badan Sosial SPM.
Dalam upaya mewujudkan peraturan hubungan finansial dan harta benda anta-
ra Perkumpulan SPM dengan Perkumpulan Dharmaputri, antara Perkumpulan
SPM dengan Badan Sosial SPM, DPP mengadakan pertemuan bersama untuk
mewujudkan terciptanya satu pemahaman dalam melaksanakan kebijakan ke-
uangan Provindo secara tepat dan benar. Khususnya mengenai anggaran yang
dilaksanakan setiap bulan Desember.
DPP dibantu Ekonom Provinsi, menginformasikan kondisi keuangan Provindo
secara transparan dan terbuka. Transparansi dan informasi keuangan yang
mendekati riil yang disampaikan oleh Ekonom Provindo sangat penting. Ini
membantu DPP, Pengurus PDp dan Badan Sosial dalam disermen untuk meng-
ambil keputusan bersama mengenai anggaran rutin dan anggaran khusus bagi
unit-unit karya Perkumpulan Dharmaputri dan Badan Sosial. Dengan per-
temuan ini, semakin meningkatkan kerja sama dan tanggung jawab terhadap
pengelolaan uang harta benda Kongregasi secara keseluruhan.
4.3. Pertemuan dengan penasihat keuangan Provinsi.
166 | P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 6 – 2 0 1 0
Sesuai dengan keputusan kapitel bagian Yuridis Ekonomis DPP mengangkat
Penasihat ekonomi Provinsi Indonesia: Bpk. Sylvius Lie .

4.3.1. Pertemuan DPP, Ekonom Provindo dengan Penasihat Ekonomi:


Dalam pertemuan pertama dibicarakan tentang arah/ Visi Provindo.
Dari Visi akan mudah untuk mengarahkan atau mengelola kebijakan ke-
uangan provindo selama 4 tahun ke depan. Gayung bersambut antara
Provindo dengan penasehat ekonomi dalam memikirkan VISI dan MISI
Provindo. Pemikiran tersebut mendorong DPP segera merumuskan VISI
dan MISI .
Fungsi Penasehat Ekonomi Provindo juga menolong Ekonom dan staf
ekonomat dalam meningkatkan studi Standar akuntansi keuangan dan
perpajakan. Kursus belum tuntas dan tidak dapat dilanjutkan karena ke-
padatan aktivitas ekonomat yang meminta ekstra perhatian lebih, dan
terus berjalan.
4.3.2. Kesatuan arah pengelolaan Keuangan terpadu dari 3 lembaga SPM
yang berbadan hukum.
Sebagai salah satu upaya antisipasi Undang-Undang perpajakan di Indo-
nesia, yang telah disahkan secara Formal, pada tanggal 18-19 Juli 2009,
DPP mengadakan pertemuan antar 3 lembaga SPM (Perkumpulan SPM,
Perkumpulan Dharmaputri dan Badan Sosial SPM) dengan Penasihat
Ekonomi Provinsi, untuk mendapatkan arahan yang sama tentang per-
kembangan pelaksanakaan perpajakan di Indonesia. . Dalam pertemuan
ini semua (3 lembaga SPM) merasa diperkaya untuk menambah wawas-
an yang lebih luas, sekaligus mendapat wawasan bagaimana kita ber-
upaya lebih tertib dalam perpajakan. Dalam pertemuan ini juga tumbuh
kesadaran untuk meningkatkan kerja sama antar Ekonom dengan ben-
dahara 2 lembaga SPM dan ditindaklanjuti dengan pertemuan bersama.

4.4. Pertemuan Ekonom dan bendahara Perkumpulan Dharmaputri dan


Badan Sosial.
Tujuan pertemuan itu untuk menyatukan pemahaman yang sama mengenai
sistem pengelolaan keuangan Provinsi secara keseluruhan, Hal-hal pokok dan
mendasar yang dibicarakan adalah mencermati dan mengevaluasi pedoman
hubungan financial, tertib administrasi dan tindak lanjut pengelolaan keuangan
unit-unit karya.

4.5. Pertemuan Suster-Suster Kepala unit karya Perkumpulan Dharmaputri


dan Badan Sosial SPM.
DPP tetap mengupayakan pembinaan dan penyadaran bagi para Suster peng-
elola unit-unit karya SPM, bagaimana bergaul dengan uang dan harta benda
milik bersama dalam tugas pelayanan. (Bdk. Dok. Kerohanian no. 23)

P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 6 – 2 0 1 0 | 167
Dalam pertemuan ini, Ekonom Provinsi juga melaporkan situasi dan kondisi riil
keuangan provinsi Indonesia 5 tahun terakhir, sebagai wujud upaya transpa-
ransi dalam pengeloaan keuangan Provinsi. Dengan tujuan agar para Suster ter-
buka terhadap situasi dan kondisi keuangan Provinsi, serta memelihara keles-
tariannya dan berusaha semakin bertanggung jawab dalam pengelolaan ke-
uangan yang dipercayakan melalui perutusannya.

Dalam penyadaran ini, para Suster diajak berpikir mengenai keprihatinan


Kongregasi di masa depan, dimana Provinsi Indonesia menjadi tumpuan hara-
pan Kongregasi secara keseluruhan. Provinsi harus mampu hidup mandiri
mengingat Belanda semakin tua dan Malawi perlu dibantu untuk mewujudkan
kemandiriannya. Maka setiap Suster diajak untuk meningkatkan kemandirian
di setiap unit karya yang dikelolanya.
Transparansi kondisi keuangan yang disampaikan oleh Ekonom, menunjukkan
grafik yang cenderung menurun antara penerimaan dan pengeluaran. Dari in-
formasi transparansi keuangan ini, para Suster semakin menyadari, bagaimana
menjaga dan menata prioritas kebutuhan secara tertib dan baik sesuai ang-
garan rutin dan khusus yang telah disepakati bersama. Para Suster diajak untuk
meningkatkan semangat berbagi dan solider terhadap unit-unit karya yang
sangat membutuhkan dan subsidi.
Jika kita berbagi uang dan harta benda dengan mereka yang berkekurangan,
maka cukuplah bagi setiap orang. (Konstitusi hal. 49)
4.6. Pertemuan dengan Para Pimpinan Komunitas.
Dalam pertemuan/ pembinaan bagi para pimpinan komunitas, dibicarakan ba-
gaimana bergaul dan bertanggung jawab terhadap uang dan harta milik ber-
sama sebagai bentuk konkrit penghayatan hidup berkaul. Transparansi laporan
keuangan dari masing-masing komunitas membuka mata dan menyadarkan pa-
ra Suster dalam pengelolaan keuangan secara seimbang. Keseimbangan antara
pemasukan dan pengeluaran, keseimbangan antara pegawai dan jumlah Suster,
keseimbangan antara kebutuhan obat dengan makan sehari-hari serta mening-
katkan budaya cukup dan hidup sehat.
4.7. Pemeliharaan gedung dan penambahan bangunan.
Dalam urusan pemeliharaan gedung dan bangunan, DPP bekerja sama dengan
Komisi Bangunan (Dalam periode ini dengan Sr. Veronica dan Sr. Victoria dan
dibantu tenaga ahli Bpk. Dr. Ir. Tjaturono, M. Mt.). Dalam waktu 3 tahun DPP
memperoleh banyak pengalaman dan wawasan tentang masalah-masalah yang
berhubungan dengan pembangunan, dan menolong DPP dalam mengambil
keputusan dan menentukan prioritas sesuai dengan kondisi keuangan Provinsi
dan memperhatikan butir–butir penting yang perlu diperhatikan di bidang
pembangunan yaitu antara lain:

168 | P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 6 – 2 0 1 0
 Kebutuhan tenaga ahli untuk membantu DPP dan tugas Komisi Pem-
bangunan.
 Menyiapkan kader Suster dibidang pembangunan.
 Meningkatkan kesadaran setiap pribadi untuk melihara harta benda
Kongregasi.
 Penambahan tenaga komisi pembangunan.
4.8. Perubahan Personalia Ekonomat.
Dalam pengelolaan keuangan dan harta benda, DPP dibantu oleh Suster Eko-
nom Provindo. Selama periode ini, terjadi 2 kali perubahan personalia ekonom
Provindo. Pertama dari Sr. Fortunata (yang mendapat tugas perutusan Studi)
ke Sr. Elline. Kedua dari Sr. Elline ke Sr. Lucia. Bagi DPP 2 kali perubahan
personalia ini, merupakan butir pembelajaran yang sangat penting dan ber-
harga untuk mengupayakan secara serius menyiapkan kader Ekonom dan
memperhatikan proses transisi dari ekonom yang satu ke ekonom berikutnya.
Dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya, Ekonom provindo dibantu
oleh beberapa Suster sebagai Staf ekonomat: Periode Januari 2007-2009 staf
ekonomat terdiri dari: Sr. Lucia SPM, Sr. Mariana, SPM dan Sr. Anselma, SPM.
Sedangkan untuk periode Agustus 2009 sampai dengan 2010 terdiri dari Sr.
Regis SPM dan Sr. Mariana SPM (Sr. Anselma mutasi tugas sebagai bendahara
Pengurus Badan Sosial SPM).

FOTO?

4.9. Komisi Ekonomat.


Keputusan Kapitel hal. no. 9 :
“Menyadari bahwa setiap dari kita dapat mengatakan sesuatu untuk me-
nyumbangkan pendapat dan kreatifitas”

Maka DPP mencari alternatif baru dalam melibatkan para Suster dalam penyu-
sunan pedoman-pedoman intern. Melalui rapat kerja provinsi, dihasilkan komi-
si Ekonomat yang meliputi bidang-bidang layanan Ekonomat , Inventaris ge-
dung dan tanah, Fonds kesehatan, Fonds 3 K, Fonds Studi, Pembangunan, Kepe-
gawaian biara, Yuridis. Komisi ekonomat telah menghasilkan Visi Misi Ekono-
P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 6 – 2 0 1 0 | 169
mat dan Rencana Strategi Ekonomat. Visi Misi dan Renstra diharapkan menjadi
acuan kerja bagi masing-masing bidang layanan komisi Ekonomat SPM Provin-
do dalam terang spiritualitas.

5. BUTIR-BUTIR PENTING
Butir pelajaran penting perlunya kaderisasi dan mempersiapkan person untuk
menerima estafet tugas, sehingga tidak terjadi shock dalam tugas. Penting data
tertulis dan pedoman Ekonomat secara jelas untuk dapat dibaca dan dilanjut-
kan oleh generasi penerusnya. Demi kesejahteraan dan keselamatan hidup
panggilan yang tidak boleh dikorbankan karena tugas perutusan, maka setelah
berusaha melaksanakan tugas selama 17 bulan Sr. Elline mutasi.

6. ARAH PEMIKIRAN KEBIJAKAN KEUANGAN KE MASA DEPAN:


 Prioritas pada Investasi dalam manusia.
 Tertib administrasi dalam pengelolaan uang dan harta benda dilanjutkan.
 Kerjasama yang solid antara DPP, Ekonom, bendahara unit perutusan.
 Mengefektifkan peranan Penasihat Ekonomi Provinsi.
 Prioritas kaderisasi Ekonom Provindo.
 Membuat skala prioritas dalam menentukan pengelolaan keuangan.

170 | P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 6 – 2 0 1 0
BAB IX
YURIDIS

Dalam upaya mewujudkan keputusan Kapitel Provindo 2006 hal. 38-39 no. 1
dan 2 DPP bekerja sama dengan Tim Yuridis dan para ahli terkait, menangani
urusan–urusan yang berkaitan dengan bidang hukum kelembagaan untuk menjaga
aset dan harta benda Kongregasi. Tim Yuridis Provinsi periode ini adalah Sr. M. Yuli
(Ketua), Sr. M. Celinda (Sekretaris), Sr. M. Lucia, Sr. M. Melani, Sr. M. Victoria, Sr. M.
Stefina (Anggota).

1. KEGIATAN-KEGIATAN YANG TELAH DILAKSANAKAN DPP DALAM KERJA


SAMA DENGAN TIM YURIDIS ANTARA LAIN:

 Mencermati Undang-undang yang berlaku di Indonesia, serta mengadakan


konsultasi ke berbagai dinas terkait dan tenaga ahli setempat terkait dengan
bidang yuridis.
 Menyusun ART Perkumpulan SPM.
 Menyusun Prosedur keanggotan Perkumpulan Dharmaputri dan ART Per-
kumpulan Dharmaputri yang telah diuji cobakan pelaksanaannya mulai
tahun 2008.
 Menyusun keanggotaan perkumpulan SPM.
 Mewujudkan secara konkrit penghayatan hidup berkaul dan tanggung jawab
pribadi dalam melaksanakan pengelolaan keuangan dan harta benda serta
menjaga keselamatan aset dan harta benda Kongregasi, kami telah meng-
upayakan surat pernyataan notariil bagi Pengurus Perkumpulan SPM, Peng-
urus dan bendahara Perkumpulan Dharmaputri dan Ekonom provinsi.
 Mengurus surat wasiat bagi Suster yang sudah berkaul kekal.
 Mengurus akte kematian dan Keterangan Hak Waris bagi para Suster yang
sudah dipanggil Tuhan yang namanya dipergunakan untuk mengurus aset
Kongregasi.
 Memperhatikan adanya ketentuan permohonan mengenai surat ijin pem-
bukaan rekening bank bagi setiap Suster yang memerlukannya karena
tuntutan bidang tugasnya.
 Pendataan aktiva tetap (Tanah, gedung, inventaris dan kendaraan).

Berkaitan dengan Keputusan Kapitel Provindo hal. 38 no. 1.1 tentang pembaha-
ruan AD Perkumpulan SPM dan 1.3 tentang penyusunan AD Kongregasi SPM,
DPP masih mengupayakan proses penyusunannya.

Rekomendasi:

P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 6 – 2 0 1 0 | 171
 Peningkatan tertib administrasi bidang yuridis kelembagaan dari setiap unit
layanan perutusan Provindo.
 Menumbuhkembangkan sikap “Peduli dan pemutakhiran diri” dalam bidang
hukum dan Undang-Undang.
 Melanjutkan pembenahan bidang yuridis Provindo.

172 | P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 6 – 2 0 1 0
BAB X
KOMUNIKASI

“Untuk terus mengembangkan kolegialitas diperlukan komunikasi yang dipelihara


dengan baik. Kita tetap saling berhubungan dengan cara-cara sesuai, untuk
membiarkan diri semakin diilhami oleh spiritualitas kita terutama diarahkan
kepada cara hidup bersama yang baru, berpusatkan pada kesamaan martabat
manusia”. (Statuta hal. 30 no. 30.1)

DPP senantiasa berupaya menciptakan, memelihara dan membangun komuni-


kasi, agar antar pribadi anggota semakin terjalin relasi personal dan meningkatkan
pembangunan persekutuan hidup baru yang pusatnya kesamaan martabat manusia
citra Allah. (Bdk. Statuta no. 30.1).

1. UPAYA – UPAYA MEMBANGUN KOMUNIKASI

Dalam upaya membangun dan meningkatkan komunikasi dalam berbagai bi-


dang, DPP menyediakan sarana–sarana yang memungkinkan para anggota da-
pat mengkomunikasikan wawasan dan ide-idenya secara terbuka. Melalui per-
temuan, wawancara pribadi dan sharing kelompok merupakan sarana-sarana
yang disediakan Provinsi.

1.1. Komunikasi antar anggota DPP


Bagi DPP, komunikasi merupakan unsur penting yang sangat menunjang kelan-
caran pelaksanaan tugas dan tanggung jawab. Maka secara rutin 2 minggu se-
kali kami mengadakan koordinasi dan rapat Tim DPP untuk mengkomunikasi-
kan layanan tugas masing- masing anggota DPP. Dengan adanya HP dan telepon
semakin memperlancar komunikasi kami, bila kami terpencar dalam melak-
sanakan tugas. Di lain sisi kami perlu bersikap kritis terhadap sarana dan cara-
cara berkomunikasi, sehingga komunikasi personal antar anggota Tim DPP
tetap terpelihara dan terjadi dengan baik. (Bdk. Konstitusi 29 no. 6)

1.2. Komunikasi DPP dengan Sekretaris dan staff


Kelancaran tugas DPP tidak lepas dari peran dan fungsi Sekretaris Provinsi: Sr.
Angelita dan stafnya Sr. Inigo (mulai September) dan Bpk. Damianus Sukisno.
DPP mengupayakan terciptanya komunikasi yang lancar antara DPP dengan
Sekretaris dan stafnya melalui kontak person DPP. Secara berkala kontak per-
son DPP mengadakan koordinasi Sekretaris mengenai pelaksanaan tugas-tugas
rutin kesekretariatan. Setiap akhir tahun DPP mengadakan evaluasi bersama
untuk membahas laporan data tahunan serta mekanisme kerja Sekretaris dan
P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 6 – 2 0 1 0 | 173
stafnya. Dengan cara ini komunikasi timbal balik terpelihara dan dapat berjalan
dengan lancar.

1.2.1. Komunikasi dengan Ekonom dan Staf


Berkaitan dengan bidang keuangan Provinsi, DPP senantiasa mengupa-
yakan komunikasi dengan Ekonom Provinsi (Sr. Lucia) dan stafnya (Sr.
Mariana dan Sr. Regis). Dalam komunikasi personal, pertemuan dan
rapat, DPP memperoleh banyak informasi akurat mengenai kondisi ke-
uangan dan pengelolaan harta benda Provinsi. Dengan informasi dan
data yang disampaikan Ekonom, DPP sangat terbantu dalam proses
mengambil keputusan-keputusan yang tepat berkaitan dengan bidang
pengelolaan keuangan dan harta benda.
1.2.2. Komunikasi DPP dengan Pimpinan Komunitas
Pimpinan Komunitas merupakan rekan kerja terdekat DPP dalam meng-
emudikan Komunitas. DPP senantiasa mengupayakan terciptanya kelan-
caran komunikasi timbal balik antara DPP dan Pimpinan Komunitas. Di-
landasi oleh semangat melayani dan saling berbagi tanggung jawab, DPP
sangat menghargai keterbukaan Pimpinan Komunitas untuk meng-
komunikasi berbagai urusan pribadi dan komunitas secara terbuka.
Pengalaman komunikasi ini, sangat membantu DPP mengenal situasi
dan kondisi riil komunitas.

2. WADAH KOMUNIKASI TERTULIS PROVINSI NDONESIA

DPP mendukung dan melanjutkan upaya-upaya lain yang menunjang kelancar-


an terciptanya komunikasi antar anggota di Provinsi dengan mengoptimalkan
komunikasi tertulis antara lain melalui:

2.1. Berita Pusat Provinsi.


Secara rutin setiap bulan DPP menyampaikan informasi kegiatan dan peristiwa
yang terjadi di Provinsi kepada para Suster lewat Berita Pusat. Melalui Berita
Pusat Provinsi, para Suster dapat mengikuti peristiwa-peristiwa dan kegiatan
yang terjadi di Provinsi.

2.2. Surat- surat DPP


Komunikasi DPP melalui surat merupakan saluran utama dalam meng-
komunikasikan urusan-urusan provinsi dan Kongregasi kepada para Suster dan
pihak luar Kongregasi. Sampai saat ini, telah mengeluarkan 1037 surat untuk
intern maupun extern Kongregasi. Karena menghadapi banyak kegiatan dan
urusan tugas, DPP berupaya meningkatkan “Budaya komunikasi tertulis” untuk
mendukung pelaksanaan “Tertib administrasi surat menyurat Provinsi”.

2.3. Buletin Birkom “Equalitas”


174 | P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 6 – 2 0 1 0
Provinsi menyediakan sarana dan wadah khu-
sus bagi para anggota untuk berbagi penga-
laman penghayatan Spiritualitas SPM secara
tertulis melalui “Equalitas” yang dikelola oleh
Tim Birkom. Tim Birkom periode ini, Sr. Lina
(Ketua), Sr. Angelita, Sr. Liza, Sr. Vincentine, Sr.
Inigo (mulai 2009), dan Bpk. D. Sukisno. DPP
sangat menghargai Tim Birkom yang terus ber-
upaya mendorong Suster-Suster muda untuk
mengembangkan ketrampilan menulis melalui
“Equalitas”. Sehingga mereka dapat belajar
memberi dan membagikan wawasan dan ide-
idenya melalui tulisan sebagai salah satu wujud meningkatkan aktualitas dan
kualitas diri dalam bidang komunikasi tertulis.
2.4. Dokumentasi Provinsi
DPP sangat menghargai pengabdian Sr. M. Irma yang setia mengurus Dokumen-
tasi dan arsip-arsip penting Kongregasi. Selain dokumentasi dan arsip-arsip
penting. Museum juga menjadi sarana komunikasi tentang warisan bersejarah
para Suster pendahulu kepada ke generasi mendatang. Pemeliharaan doku-
mentasi Kongregasi sangat penting. DPP perlu menyiapkan Suster yang sung-
guh-sungguh mencintai bidang tugas pelayanan di bidang dokumentasi
Kongregasi.
2.5. Pedoman kerja/Renstra Komisi–Komisi dan Komunitas SPM
Salah satu bentuk komunikasi tertulis yang dapat menjadi sarana komunikasi
antar anggota adalah pedoman dan Renstra Komisi–Komisi dan Komunitas.
DPP sangat menghargai kerja keras para Pimpinan Komunitas dan Komisi–
Komisi yang telah mampu mewujudkannya. Renstra ini dapat menjadi salah
satu sarana komunikasi antar anggota untuk semakin mengerti dan memahami
serta menyatukan arah dan tujuan dari berbagai pelaksanaan program kegiatan
Provindo.
2.6. Website Kongregasi
Dalam mewujudkan website Kongregasi SPM secara keseluruhan, dalam pe-
riode ini, DPP, atas permohonan DP Umum, telah mengutus Sr. Natalia (2007-
2009) dan Sr. Mary (2009-sampai sekarang) untuk melaksanakan tugas peng-
elolaan website Kongregasi. Dalam proses pengelolaannya, DPP sangat meng-
erti kesulitan yang dihadapi baik oleh Sr. Natalia maupun Sr. Mary, karena
mereka harus menyajikan informasi actual dan dalam 3 bahasa. Di sisi lain,
mereka harus mengupayakan diri terus menerus meningkatkan ketrampilan di
bidang pengelolaan website, agar informasi tetap menarik dan aktual bagi para
pembaca. Alamat website Kongregasi SPM adalah:

P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 6 – 2 0 1 0 | 175
www.sistersofourladyofamersfoort.org

3. BAHASA INGGRIS SEBAGAI SARANA KOMUNIKASI INTERNASIONAL

Dalam pertemuan BMU 2003, hal. 29 mengenai komunikasi disimpulkan se-


bagai berikut: “Untuk tahun-tahun yang akan datang, bahasa Inggris akan di-
gunakan di dalam pertemuan-pertemuan internasional Kongregasi; perwujud-
an dari kesimpulan ini lebih besar dipercayakan kepada Provinsi Indonesia”

DPP terus melanjutkan upaya–upaya konkrit dalam meningkatkan kemampuan


dan minat para Suster untuk belajar bahasa Inggris. Dalam rangka mewujudkan
Keputusan Kapitel Umum 2006 (hal. 18, butir B) dan Kapitel Provindo 2006
(hal. 47 butir 2.3), DPP mengadakan dua kali training intensif bahasa Inggris
bagi para Suster, yaitu pada tanggal 27-31 Maret 2008 dan 18-22 Agustus 2008
di Probolinggo. Selama kegiatan training, peserta sungguh mengalami suasana
‘English Community’, karena semua percakapan dalam kegiatan training meng-
gunakan bahasa Inggris. Pada awalnya terasa kaku, tetapi hari-hari berikutnya
peserta dapat menyesuaikan diri dengan situasi tersebut. Dengan cara demiki-
an peserta training dipacu untuk berani melatih diri berbicara bahasa Inggris.
Dalam perkembangannya kami merasakan bahwa minat para Suster untuk be-
lajar bahasa Inggris mulai tumbuh serius. Terlebih ketika 7 Suster peserta
program kader training harus menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa
pengantar utama selama menjalani kursus 8 bulan di Filipina.

4. KOMUNIKASI DPP DENGAN DP UMUM DAN DEWAN REGIO MALAWI

Komunikasi dengan DP Umum mengenai berbagai urusan Kongregasi dan


Provinsi lebih banyak dilakukan melalui surat, email, sms, fax dan telepon. Mes-
kipun jarak jauh, kami mengalami komunikasi dapat berjalan dengan lancar.

Komunikasi dengan DP Nederland lebih banyak terjadi dalam bentuk saling


memberi perhatian satu dengan lain, ucapan selamat di Ulang Tahun atau Sus-
ter yang meninggal, memberi dukungan bilamana ada moment khusus di Pro-
vinsi. Kami juga dapat mengikuti kegiatan yang terjadi di Provinsi Nederland
melalui laporan Dwiwulan DP Nederland yang kami terima. Dengan saling ber-
bagi informasi tersebut, kami dapat saling mendoakan dan meneguhkan satu
sama lain.

Komunikasi dengan Dewan Regio Malawi pada awal periode di alami kurang
lancar, karena jaringan komunikasi baik lewat telepon/ email tidak bekerja lan-
car. Kadang DPP minta bantuan para Suster DP Umun untuk meneruskan surat
atau berita yang ditujukan untuk Regio Malawi. Namun dalam tahun terakhir
ini, komunikasi melalui email dialami berjalan lebih lancar daripada sebelum-
176 | P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 6 – 2 0 1 0
nya. Dengan lancarnya komunikasi ini, Provindo merasa ada relasi semakin
dekat dengan para Suster Malawi.
4.1. Tantangan Komunikasi Di Jaman Informasi Dan Globalisasi
Pengaruh postif kemajuan teknologi dan perkembangan sarana media komuni-
kasi di jaman informasi memperlancar dan mempermudah pelaksanaan tugas-
tugas perutusan. Di sisi lain, bila pribadi tidak cermat dan kritis dalam meng-
gunakan sarana media komunikasi yang ada, justru menjadi hambatan dalam
melaksanakan tugas perutusan. DPP menemukan bahwa ada pribadi-pribadi
tertentu yang kurang kritis dalam bergaul dan menggunakan saran-sarana yang
disediakan, seperti Laptop, HP dan internet. Situasi ini menjadi keprihatinan
karena pengaruh negatif tersebut melemahkan nilai-nilai panggilan dan peng-
hayatan hidup berkaul. Akibatnya tidak jarang tugas-tugas pokok tidak
terlaksana dengan optimal.

5. REKOMENDASI:
 Meningkatkan cara-cara komunikasi antar anggota yang semakin menum-
buh kembangkan relasi personal dan mendukung kualitas panggilan, hidup
persekutuan dan perutusan.
 Meningkatkan pengembangan aktualisasi diri bagi para Suster melalui
komunikasi tertulis.
 Mendorong para Suster untuk serius belajar bahasa Inggris dan memprak-
tekkannya.
 Mengembangkan sikap kritis dan selektif dalam penggunaan sarana-sarana
komunikasi yang disediakan.

P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 6 – 2 0 1 0 | 177
BAB XI
HUBUNGAN EKSTERN

Salah satu tugas dan tanggung jawab tiap-tiap Dewan Pimpinan adalah me-
melihara hubungan antar Tarekat (Konst. hal. 90). Hal ini ditekankan oleh Kapitel
Provindo 2006 dengan keputusan menugasi DPP melanjutkan kerja sama
dengan lembaga non SPM (KOPDIT, LKD, dll.) Tugas ini kami wujudkan melalui
memelihara hubungan antara Provindo dan Regio Malawi dalam Kongregasi dan
hubungan antara Provindo dan lembaga non Provindo (Keuskupan, Tarekat,
Yayasan).

1. ANTAR PROVINSI / REGIO DALAM KONGREGASI


1.1. Kerja sama Provindo – DPU - Malawi:
Salah satu wujud pelaksanaan internasionalitas dalam Kongregasi adalah kami
mengutus Suster Indonesia ke Malawi dalam jangka waktu tertentu, seperti da-
lam kesepakatan bersama antara DPU-Koko Malawi-DPP Indonesia yang ter-
tuang dalam Keputusan BMU (Badan Musyawarah Umum). Dalam periode
kepemimpinan kami, ada tiga Suster yang diutus ke Malawi yaitu Sr. Valeria, Sr.
Agnesia dan Sr. Agnes Ning. Sesuai dengan kesepakatan dalam BMU, kami telah
mengadakan evaluasi kehadiran Sr. Valeria dan Sr. Agnesia setelah dua tahun
tinggal di Malawi. Evaluasi terakhir kehadiran Sr. Valeria dilaksanakan pada
tahun 2007 di Indonesia dengan hasil keputusan akhir bahwa Sr. Valeria me-
lanjutkan tugas di Malawi 2 tahun lagi dan akan berakhir pada tahun 2010.
Sedangkan Evaluasi kehadiran Sr. Agnesia dilaksanakan di Malawi pada tahun
2008. Mempertimbangkan kondisi kesehatan Sr. Agnesia yang kurang kondusif
untuk tetap di Malawi pada saat itu maka tugas Sr. Agnesia di Malawi cukup
dua tahun. Sedangkan bagi Sr. Agnes Ning setelah satu tahun bertugas di
Bangula akan kembali ke Indonesia.
Dalam mewujudkan internasionalitas bentuk ini, DPU turut ambil bagian baik
dalam proses maupun pelaksanaannya karena secara struktur organisasi,
Malawi dibawah DPU.
Butir pelajaran:
 Ternyata tidak mudah mewujudkan internasionalitas Kongregasi dalam
bentuk ini dalam masa transisi ini.
 Dari pengalaman selama ini, nampak bahwa bahasa dan budaya menjadi sa-
lah satu tantangan tersendiri dalam tugas perutusan ini disamping kualitas
pribadi. Setelah sekian tahun mewujudkan internasionalitas dengan cara
mengutus Suster Indonesia ke Malawi kiranya perlu mencari alternatif
178 | P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 6 – 2 0 1 0
bentuk lain agar lebih efektif. Alternatif tersebut misalnya Suster Malawi da-
tang ke Indonesia untuk melihat dan mengalami hidup di Indonesia untuk
beberapa waktu. Setelah itu kembali ke Malawi lagi.
1.2. Kerja sama Provindo – DPP Nederland:
Hubungan Provindo dengan DPP Nederland Dialami DPP dalam wujud kerja
sama terkait Suster Provindo yang cuti ke Nederland, Suster yang akan berobat
ke Nederland dan urusan donatur dari Nederland bagi Provindo. Pengalaman
selama ini dialami sebagai baik.

2. ANTARA PROVINDO DAN LEMBAGA NON SPM (HUBUNGAN EKSTERN)


2.1. SPM Provindo dan KWI (Konperensi Wali Gereja Indonesia)
Selama periode ini, hubungan SPM Provindo dengan KWI secara konkrit
terwujud dalam urusan Bebas Fiskal bagi para Suster yang menjalankan tugas
keagamaan ke Luar Negeri. Selama ini Provindo mengalami komunikasi dan
pelayanan baik dari KWI. Bantuan KWI dalam hal ini sangat berarti bagi
financial Provindo.
2.2. SPM Provindo dan Keuskupan
SPM Provindo hadir dan berkarya di delapan (8) Keuskupan (Malang: 14 komu-
nitas; Surabaya: 4 komunitas; Semarang: 4 komunitas; Banjarmasin: 3 komuni-
tas; Samarinda: 2 komunitas; Jakarta: 1 komunitas; Denpasar: 1 komunitas;
Sorong-Manokwari: 1 komunitas; Antipolo-Filipina: 1 komunitas). Dari delapan
keuskupan di atas, sebagian besar komunitas dan Suster SPM berada dan ber-
karya di Keuskupan Malang (14 dari 31 komunitas = 45%). Provinsialat SPM
Provindo berada di dalam wilayah Keuskupan Malang. Oleh karena itu dapat
dimengerti jika SPM Provindo banyak memiliki hubungan dan kerja sama
dengan lembaga non SPM dalam lingkup Keuskupan Malang.
2.2.1. SPM Provindo dan Keuskupan Malang

P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 6 – 2 0 1 0 | 179
 BKBKM (Badan Koordinasi Biarawan-Biarawati Keuskupan
Malang):
BKBKM (Badan Koordinasi Biarawan Biarawati Keuskupan Malang)
berdiri pada tanggal 10 September 1974 dan disahkan oleh para wa-
kil Ordo/ Kongregasi. Ada tiga tujuan BKBKM yaitu persatuan, keber-
samaan dan solidaritas; peningkatan hidup religius dan peningkatan
karya bersama. Pada tahun 2009, BKBKM mempunyai empat organ
yaitu KGN (Kursus Gabungan Novis), Tim Bina Lanjut BKBKM, Tim
Promotor Panggilan BKBKM dan KGP (Kursus Gabungan Postulan).
SPM menjadi anggota BKBKM. Hubungan Kongregasi SPM dengan
BKBKM baik dan terlibat aktif. Hal ini nampak dari keterlibatan SPM
dalam organ-organ BKBKM sebagai berikut: Sr. Yulita Marie, SPM
masuk Pengurus BKBKM sebagai sekretaris BKBKM dari tahun 2007-
2010; Sr. Cecil Marie, SPM masuk Pengurus Tim Bina Lanjut BKBKM
sebagai sekretaris; Sr. Divina, SPM sebagai sekretaris II Tim
Promotor Panggilan BKBKM dan Sr. Aniseta, SPM sebagai ketua KGN.
Melalui peran-peran tersebut, SPM Provindo dapat turut menyum-
bangkan pemikiran dalam proses pengambilan keputusan dan me-
nyumbangkan tempat serta fasilitas dalam melaksanakan kegiatan-
kegiatan BKBKM guna mewujudkan tujuan BKBKM.
 Dewan Pastoral Keuskupan Malang
Dewan Pastoral Keuskupan Malang adalah dewan yang membantu
Bapak Uskup dalam mengambil kebijakan-kebijakan pastoral di Ke-
uskupan Malang. Sr. Yulita Marie (mewakili SPM) ditunjuk oleh
Bapak Uskup Malang menjadi anggota Dewan Pastoral Keuskupan
Malang periode 2009-2011. Usai upacara pengangkatan dan peres-
mian Dewan Imam dan Dewan Pastoral Keuskupan Malang, Sr. Yulita
mengkomunikasikan kepada Bapak Uskup Malang bahwa masa
baktinya sampai 2010. Bapak Uskup menjawab dapat dilanjutkan
oleh penggantinya.
 Ekonomat Keuskupan Malang
Dalam periode kepemimpinan kami, Romo Ekonom Keuskupan Ma-
lang mengirim surat kepada DPP Provindo untuk meminta bantuan
tenaga Suster. Alasan permintaan tenaga antara lain adalah 1] Suster
yang saat itu bertugas di Ekonomat ditarik oleh Kongregasinya, 2]
sudah meminta tenaga dari Kongregasi lain tidak dapat karena tena-
ga terbatas dan 3] untuk memberi warna religius dalam kantor eko-
nomat. Setelah mengadakan discernmen maka Provindo mengutus
Sr. Henrica secara part time membantu Romo Ekonom Keuskupan
Malang di kantor Ekonomat. Tugas ini berakhir setelah Sr. Henrica
diutus ke Prafi, Manokwari, Papua.
 MPK Malang (Majelis Pendidikan Keuskupan Malang)
180 | P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 6 – 2 0 1 0
Perkumpulan Dharmaputri (wadah pengelola karya pendidikan SPM
Provindo) menjadi anggota MPK Malang. Sebagai anggota MPK, Per-
kumpulan Dharmaputri mengikuti kegiatan-kegiatan dan keputusan-
keputusan yang diambil oleh MPK Malang. Dalam periode ini, Sr. Elsa
(Pengurus PDp) masuk pengurus MPK Malang sebagai Bendahara.
 Paroki Tanggul
Pada tanggal 31 Juli 2008, komunitas Tanggul secara resmi DI-
TUTUP. Para Suster yang semula tinggal di komunitas Tanggul pin-
dah ke komunitas Jember II, Komunitas Bondowoso dan komunitas
Situbondo. Karena TK Tanggul masih membutuhkan bantuan Sr.
Yosephine sebagai Bendahara maka Pastor Paroki Tanggul meminta
kepada Provindo agar Sr. Yosephine masih diizinkan membantu
Paroki Tanggul sebagai Bendahara TK Tanggul. DPP mengizinkan Sr.
Yosephine masih bertugas di TK Tanggul satu tahun lagi. Setelah satu
tahun, Pastor Paroki meminta Sr. Yosephine memperpanjang satu ta-
hun lagi sampai akhir tahun ajaran 2010 karena belum ada penggan-
tinya. Setelah ada pembicaraan antara DPP dan Sr. Yosephine maka
Sr. Yosephine masih membantu TK Tanggul sampai Juni 2010.
Tantangan dan hambatan yang dialami dalam memelihara hubungan
kerja sama dengan lembaga non SPM antara lain adalah lemahnya
komitmen untuk mewujudkan kepentingan bersama, masing-masing
Kongregasi sudah mampu mencukupi kebutuhannya sendiri, kurang
guyub, alot untuk terlibat dalam mewujudkan kegiatan bersama dan
Pimpinan Tarekat alot untuk kumpul bareng.

2.2.2. SPM Provindo dan Keuskupan Agung Semarang (KAS)


 Pertemuan Kuria KAS dan Para Pimpinan Ordo/ Kongregasi
yang berkarya dalam wilayah KAS
Salah satu upaya Provindo dalam memelihara hubungan dengan Ke-
uskupan Agung Semarang adalah menghadiri undangan Kuria KAS
dalam pertemuan khusus antara Pimpinan Kongregasi yang berkarya
di wilayah KAS dengan Kuria KAS. Dalam pertemuan ini semua Kong-
regasi diajak untuk refleksi dan terlibat sejauh mana karya perutusan
masing-masing Kongregasi mewujudkan ARDAS (Arah dasar) KAS
(Keuskupan Agung Semarang). Pada tanggal 3-4 .Agustus 2009 di
Panti Samadi, Sangkal Putung-Klaten, para Pimpinan Kongregasi juga
diajak oleh Kuria KAS untuk duduk bareng merefleksikan buah-buah
pelaksanaan ARDAS KAS lima tahun terakhir dan diajak memikirkan
bentuk kegiatan syukur atas 25 tahun ARDAS KAS pada tahun 2010
nanti. Dalam pertemuan ini Provindo diwakili oleh Sr. Yulita Marie
(mewakil Kongregasi SPM Provindo) dan Sr. Rosalia, SPM (mewakili
pengurus karya pendidikan).
P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 6 – 2 0 1 0 | 181
 Yayasan Kanisius
Dalam periode 2006-2010 ini, Provindo masih melanjutkan kerja-
sama dengan Yayasan Kanisius dengan membantu tenaga guru dan
biaya operasional SDK Tumpang. Karena Yayasan Kanisius sudah ti-
dak dapat mempertahankan SDK Tumpang lagi maka Provindo me-
nerima SDK Tumpang menjadi karya SPM Provindo (aset anak-anak
SMP untuk masuk SMPK Santa Maria, Tumpang). Terkait dengan SDK
Ploso, Promasan Provindo masih membantu tenaga bendahara.
 MUPERKAS (Musyawarah Pemimpin Religius Keuskupan Agung
Semarang)
Hubungan Provindo dengan MUPERKAS diwujudkan dengan meng-
hadiri sidang pleno MUPERKAS di Klaten, mengikuti program kegiat-
an MUPERKAS yaitu pertemuan Pendamping Yunior, Pertemuan
PIKO komunitas studi, JARKOMET (Jaringan Komunikasi dan Kerja-
sama Ekonom Tarekat), Pertemuan Tim Promotor Panggilan dan
menghadiri kegiatan IKHRAR bagi para Suster SPM yang berada di
Jateng dan DIY.

2.2.3. SPM Provindo dengan Keuskupan Surabaya:


 MPK Surabaya (Majelis Pendidikan Keuskupan Surabaya)
Perkumpulan Dharmaputri (Badan Hukum yang menaungi karya
pendidikan SPM) menjadi anggota MPK Surabaya. Dalam periode ini,
ada Suster Pengurus PDp yang masuk dalam kepengurusan MPK
Surabaya. Sr. Yuli sebagai Sekretaris MPK dan Sr. Elsa sebagai
bendahara Komdik.
 Yayasan Lembaga Karya Darma (LKD):
Selama periode ini, Sr. Agatina dan Sr. Victorini pernah berkarya di
Yayasan Lembaga Karya Darma. Sekarang mereka berdua sudah
tidak lagi bertugas di LKD. Sr. Agatina sudah sekitar 12 tahun
berkarya di tempat ini dan sudah masa pensiun. Sedangkan bagi Sr.
M. Victorini masa baktinya sudah habis dan tidak diperpanjang lagi.
 Rumah Retret Resi St. Aloysi-Celaket
Selama 12 tahun lebih, Sr. Bernarda mengelola rumah retret Resi
Aloysi Celaket, milik Keuskupan Surabaya. Karena Bapak Uskup
Surabaya akan menempatkan seorang imam di tempat tersebut maka
Sr. Bernarda kembali ke Provindo.
 BKRKS (Badan Kerja Sama Religius Keuskupan Surabaya)
Dalam periode ini Sr. Stefani dan Sr. Elfrida pernah ambil bagian da-
lam kepengurusan BKRKS. Dan saat ini Sr. Marsiana menjadi peng-
urus BKRKS periode 2009-2012. Kegiatannya antara lain: Rekoleksi
bersama biarawan/ wati oleh Bapak Uskup, perayaan Natal bersama,
182 | P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 6 – 2 0 1 0
seminar, kunjungan ke penjara, dialog/ wawan hati dengan Bapak
Uskup dan sebulan sekali rapat pengurus.
2.2.4. SPM Provindo dan Keuskupan Agung Samarinda
Kehadiran SPM di Mangkupalas (Keuskupan Agung Samarinda) baru
empat tahun. Namun demikian Pimpinan Gereja setempat (Bapak
Uskup) telah banyak meminta keterlibatan SPM dalam membangun
Kerajaan Allah di situ. Ini merupakan suatu peluang bagus bagi SPM un-
tuk berkembang di Kasri namun sekaligus merupakan suatu tantangan
karena keterbatasan tenaga.
Sebagai kontribusi SPM dan sumbangan bagi Kasri, DPP memper-
panjang perutusan Sr. Assumpta untuk membantu urusan dapur keus-
kupan. DPP mengutus Sr. Francine dalam bidang pendidikan sebagai
Ketua YP3R. DPP mengizinkan Sr. Zita membantu kantor sekretariat
Keuskupan Agung Samarinda selama beberapa bulan.
 TKK Ave Maria, Grogot
Sr. Margaretha merintis lahirnya TKK Ave Maria Grogot. Kini Sr. Diny
membantu sekolah tersebut sebagai guru agama dan guru bahasa
Inggris. Di masa mendatang perlu ada satu Suster yang dapat mem-
bantu secara khusus di sekolah ini karena sangat membutuhkan
bantuan Suster.
Ada banyak permintaan namun mengingat terbatasnya jumlah Sus-
ter, Provindo tidak dapat mengabulkan permohonan tenaga bagi
keuskupan.
2.2.5. SPM Provindo dan Koperasi Kredit (KOPDIT)
SPM menjadi bidan beberapa Kopdit (Koperasi Kredit) di Jatim dan
Magelang sebagai respon akibat krisis ekonomi dan perwujudan konkrit
spiritualitas SPM.
 Kopdit Mandiri, Probolinggo
Dalam Kapitel Umum tahun 2006 Sr. Theodora (Manager Kopdit
Mandiri, Probolinggo) terpilih sebagai anggota DPU 2006-2010. Ka-
rena situasi ini, Sr. Linda (Manager Kopdit Makmur, Magelang) diutus
menggantikan Sr. Theodora. Dengan demikian, Sr. Linda merangkap
mengurusi dua Kopdit yaitu Kopdit Makmur, Magelang dan Kopdit
Mandiri, Probolinggo. Meski bertugas di Nederland, dengan perannya
sebagai Penasihat, Sr. Theodora masih memberi perhatian pada Kop-
dit Mandiri. Pada akhir Agustus 2009, Sr. Theodora tidak lagi menjadi
Penasihat Kopdit Mandiri maka Provindo mengutus Sr. Frida di Peng-
urus Kopdit Mandiri, Probolinggo.
 Kopdit Gotong Royong, Jombang
Pada pertengahan tahun 2008 kami mengambil Sr. Agnes Ning seba-
gai Manager Kopdit Gotong Royong, Jombang untuk tugas ke Malawi.
P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 6 – 2 0 1 0 | 183
Selanjutnya Sr. Agnes Ning mempersiapkan penggantinya dari mitra
kerjanya yang bukan Suster.
Suster secara full time di Kopdit. Untuk menumbuhkan benih pang-
gilan dalam perutusan ini, Provindo telah merintis dengan live in di
Kopdit Mandiri bagi para Novis tahun kedua. Perutusan Kopdit meru-
pakan panggilan. Tidak setiap orang dianugerahi karisma dalam pe-
layanan ini. Terbatasnya jumlah dan kualitas Suster dalam Provindo,
sampai saat ini belum memungkinkan lagi mengutus
2.2.6. SPM Provindo dan Yayasan Dana Pensiun “Yadapen:
Kongregasi SPM menjadi salah satu anggota “Yadapen” dengan nama
Perkumpulan SPM. Sampai Desember 2009, tercatat ada 97 anggota
SPM yang masih mengiur kewajibannya, 16 Suster yang telah menikmati
pensiun dan 12 karyawan yang juga telah menikmati pensiun. Sampai
Dalam periode ini kerjasama yang Sr. Felix, SPM masuk Pengurus Inti
Yayasan Dana Pensiun “Yadapen” yang turut mengambil kebijakan-
kebijakan Yadapen.
2.2.7. SPM Provindo dan Institut Roncalli, Salatiga:
Institut Roncalli merupakan proyek bersama Ordo/ Kongregasi dan un-
tuk kepentingan bersama Ordo/ Kongregasi di Indonesia. Oleh karena-
nya, personalia staf Institut Roncalli juga menjadi tanggung jawab ber-
sama. Pada awal periode ini, Sr. Rosaline, SPM telah menjalani tugas
perutusan di Institut Roncalli, Salatiga untuk mengurusi Dapur. Karena
Novisiat membutuhkan Sr. Rosaline maka Sr. Corry, SPM diutus me-
lanjutkan tugas Sr. Saline.
Kerja sama dengan Direktur Institut Roncalli, Salatiga kami alami baik
dan lancar. Roncalli merasa terbantu dengan pelayanan Sr. Rosaline dan
Sr. Corry. Sebaliknya, Sr. Rosaline dan Sr. Corry merasa semakin tumbuh
berkembang kepribadiannya menjadi religius SPM di antara aneka
tarekat religius yang ada.
2.2.8. KOPTARI (Konperensi Pimpinan Tarekat Religius Indonesia):
Kongregasi SPM menjadi salah satu anggota KOPTARI. Sebagai anggota
KOPTARI, Provindo mengikuti kegiatan yang diselenggarakan oleh
KOPTARI dan membayar iuran rutin. Pada tahun 2007, Provindo meng-
hadiri Seminar Pendidikan “Mensiasati Tantangan Pendidikan di
Indonesia” yang diselenggarakan di Klaten. Hadir dalam seminar ini Sr.
Anita, SPM, Sr. Elsa, SPM, Sr. Francine, SPM dan Sr. Yulita Marie, SPM.
Sebagai tindak lanjut kegiatan ini, menghidupkan kembali dan mem-
bentuk jaringan kerjasama dalam karya pendidikan di wilayah-wilayah
yang berada di Indonesia. Terkait hal ini Provindo turut wilayah Jawa
Timur.
Pada tanggal 27-29 Agustus 2008, Sr. Yulita Marie, SPM (mewakili Pro-
vindo) menghadiri sidang pleno KOPTARI yang diselenggarakan di
184 | P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 6 – 2 0 1 0
Klaten. Sidang Pleno KOPTARI ini bertema “Passion for Christ, Passion
for Humanity (tema pertemuan USG, Roma tahun 2004). Sebagai ang-
gota KOPTARI yang mengikuti gerak langkah kebijakan para Pimpinan
Religius seIndonesia, Provindo meneruskan pendalaman tema KOPTARI
2007: “Passion for Christ, passion for humanity” dalam Provinsi. Tim
Bina Lanjut secara khusus mengadakan pendalaman tema tersebut
dengan mengundang nara sumber Rm. Paulus Suparmono, CM (nara
sumber passion for Christ) dan Sr. Anna, PK (nara sumber passion for
humanity). Terkait tema ini, Provindo juga mengikutkan satu Suster un-
tuk mengikuti retret bertema “Vita Consecrata with Passion for Christ,
passion for Humanity” yang diselenggarakan oleh IBSI di Roncalli,
Salatiga.
2.2.9. SPM Provindo dengan IBSI (Ikatan Biarawati Seluruh Indonesia):
Kongregasi SPM Provindo menjadi salah satu ang-
gota dari sekitar 80 anggota IBSI (Ikatan Biarawati
Seluruh Indonesia). Sebagai anggota IBSI, Provin-
do menghadiri sidang pleno (tengah periode dan
akhir periode IBSI yang diselenggarakan dalam
sidang Pleno KOPTARI), membayar iuran IBSI dan
mengikuti program kegiatan yang diselenggarakan
gara kan oleh IBSI.
Dalam periode 2006-2010, Provindo (diwakili oleh Sr. Yulita Marie,
SPM) secara nasional turut ambil bagian secara aktif dalam kepeng-
urusan IBSI sebagai anggota Pengurus IBSI periode 2008-2011. Secara
internasional, Provindo turut ambil bagian kegiatan dengan menghadiri
pertemuan AMOR XV (sebagai salah satu delegasi IBSI).
Kesimpulan dengan Terkait Hubungan Ekstern:
SPM Provindo telah berusaha memelihara hubungan baik dengan Kongregasi
lain dan turut serta aktif dalam membangun persekutuan hidup religius baik di
tingkat Keuskupan maupun Nasional.

3. BUTIR-BUTIR PELAJARAN:

 Dengan mengikuti kegiatan bersama Kongregasi lain, memperkaya wawas-


an, memberi inspirasi dan dimampukan mengikuti gerakan bersama di ting-
kat Keuskupan dan Nasional dalam membangun Kerajaan Allah.
 Dibutuhkan pengorbanan dan komitmen dalam mewujudkan cita-cita ber-
sama (program kegiatan bersama).

4. REKOMENDASI SEHUBUNGAN DENGAN HUBUNGAN EKSTERN

P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 6 – 2 0 1 0 | 185
 Mencari alternatif bentuk lain kerja sama Indonesia-Malawi dalam mewu-
judkan internasionalitas Kongregasi. Misalnya Suster Malawi datang ke
Indonesia untuk melihat dan mengalami hidup di Indonesia untuk beberapa
waktu. Setelah itu kembali ke Malawi lagi.
 Melanjutkan keterlibatan Suster-Suster SPM dalam kerja sama/ jejaring
dengan lembaga non SPM yang disertai perjanjian kerja yang jelas dari dua
belah pihak terkait.

REKOMENDASI DALAM KONGREGASI:


 KEPEMIMPINAN
o Tema Kapitel tetap seperti tema kapitel 2006 agar lebih mendalam dan
menjadi milik serta mempunyai pengaruh dalam hidup para Suster dalam
periode tersebut.
o Penataan Provindo yang sudah dimulai (renstra) dilanjutkan dan di-
wujudkan pada periode enam tahun mendatang.
o Pelatihan Kader Kepemimpinan: dilaksanakan di Indonesia. Untuk studi
sebagai persiapan/ bekal di Luar Negeri.
o Mencari Pembimbing DPP (bukan Pembimbing Provinsi) yang efektif dan
membantu dalam pembangunan tim.
o Mengingat luasnya wilayah Provindo dan volume tugas pelayanan DPP,
jumlah DP Provindo 5 orang. Provindo dikembangkan menjadi 1 (satu)
Provinsi dan 1 (satu) Regio.
 PERSEKUTUAN
o Melanjutkan pembangunan kualitas hidup persekutuan.
o Spiritualitas kesamaan martabat sebagai citra Allah menjadi materi uta-
ma untuk diperdalam di setiap pertemuan komunitas atau pendalaman-
pendalaman pribadi.
o Realisasi pembangunan rumah lansia.
 PEMBINAAN
Keseluruhan Provinsi:
o Melanjutkan pembentukan rekan kerja Tim Bina lanjut.
o Menyiapkan Pembina dalam setiap tahapan dalam bentuk Tim.
o Meningkatkan kerja sama yang lebih intensif antar Pembina, terutama
dalam pembinaan tahap inisial.
o Melanjutkan pembinaan Pimpinan Komunitas yang sudah ada secara
periodik.
 TIM PROMOTOR PANGGILAN
o Pentingnya penyediaan dana untuk kegiatan Tim Promotor Panggilan
Provindo.
o Pentingnya peningkatan rasa tanggungjawab dalam promosi panggilan
Kongregasi.
186 | P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 6 – 2 0 1 0
o Melanjutkan adanya Tim Promotor Panggilan untuk pendampingan
aspiran secara intensif.
 TIM SPIRITUALITAS
o Memberi prioritas pada peningkatan kualitas pribadi para Suster ter-
utama melalui studi professional di bidang pembinaan-spiritualitas dan
pendidikan karena bidang pembinaan dan pendidikan merupakan ka-
risma Kongregasi SPM Amersfoort.
o Membentuk tim Pembina Sekolah yang terdiri dari para Suster SPM dan
mitra kerja bukan Suster yang berminat dan berkualitas dalam bidang
itu.
o Pekan Studi Konstitusi untuk Novis I diadakan terus pada awal masa
Novisiat tahun pertama sebagai kegiatan awal di Novisiat sebelum meng-
ikuti materi-materi yang diberikan oleh KGN. Pemberi pekan studi ini
tidak harus dari Tim Spiritualitas tapi dapat meminta dari para Suster
lain (Pembina lain) untuk kaderisasi.
 TIM LITURGI
o Animasi Liturgi kepada komunitas-komunitas diteruskan dan
ditindakalnjuti.
o Pembekalan secara periodik dan berkelanjutan bagi tim Liturgi sesuai
dengan tema yang akan didalami.
 PERUTUSAN
o Upaya terus menerus mengalirkan Spiritualitas SPM secara konkrit me-
lalui unit-unit karya perutusan SPM.
o Perlunya peningkatan pengelola dalam bidang penghayatan spiritualitas
secara konkrit.
o Menghidupkan kembali Tim Pembina PDp untuk melayani unit-unit bi-
dang karya Pendidikan.
o Peningkatan kaderisasi rekan kerja baik Suster maupun bukan Suster.
o Meningkatkan komitmen mewujudkan kesepakatan Hubungan Kerja
Sama antara Perkumpulan SPM dan Perkumpulan Dharmaputri.
o Meningkatkan kemandirian finansial unit karya.
o Meningkatkan jejaring antar unit karya SPM.
o Melanjutkan program 5 tahun ke depan mengenai keberadaan dan
perutusan SPM di Filipina.
 KEBIJAKAN KEUANGAN
o Prioritas pada Investasi dalam manusia.
o Tertib administrasi dalam pengelolaan uang dan harta benda dilanjutkan.
o Kerjasama yang solid antara DPP, Ekonom, bendahara unit perutusan.
o Mengefektifkan peranan Penasihat Ekonomi Provinsi.
o Prioritas kaderisasi Ekonom Provindo.
P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 6 – 2 0 1 0 | 187
o Membuat skala prioritas dalam menentukan pengelolaan keuangan.
 YURIDIS
o Peningkatan tertibnya administrasai bidang juridis kelembagaan dari se-
tiap unit layanan perutusan Provindo.
o Menumbuhkan sikap “Peduli dan pemutakhiran diri” dalam bidang
hukum dan Undang-Undang.
o Melanjutkan pembenahan bidang yuridis Provindo.
 KOMUNIKASI
o Meningkatkan cara-cara komunikasi antar anggota yang semakin
menumbuh kembangkan relasi personal dan mendukung terciptanya
persekutuan hidup baru Suster SPM.
o Meningkatkan pengembangan aktualisasi diri bagi para Suster melalui
komunikasi tertulis.
o Mendorong para Suster untuk serius belajar bahasa Inggris dan mem-
praktekkannya.
o Mengembangkan sikap kritis dan selektif dalam penggunaan sarana-
sarana komunikasi yang disediakan.
 INTERNASIONALITAS
o Provinsi melanjutkan dan mendukung kegiatan-kegiatan untuk me-
wujudkan Internasionalitas Kongregasi.
o Mendukung terwujudnya Komunitas Innternasional sebagai bentuk
Internasionalitas yang baru di masa mendatang.

188 | P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 6 – 2 0 1 0
C

PERKEMBANGAN TAHUN
2010 - 2016

P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 6 – 2 0 1 0 | 189
190 | P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 6 – 2 0 1 0
PENDAHULUAN

Jika dalam Kongregasi SPM, Kepengurusan Provindo, periode 2006-2010 di-


sebut sebagai “Periode penataan”, maka periode kepengurusan 2010-2016 meru-
pakan “Periode pembaruan” bagi Provinsi Indonesia.

Dikatakan periode pembaharuan karena proses Kapitel SPM Provindo 2010


dikemas dengan “Metode Dinamika Pastoral” yakni dengan menerapkan metode 4
tahap 10 langkah. Metode Dinamika Pastoral merupakan metode yang berkesinam-
bungan (spirale). Karena itu, keputusan kapitel dilaksanakan secara taktis strategis
dan teknis operasional mengikuti tahapan dan langkah-langkah yang ada dalam
dinamikanya. “Dinamika Pemekaran SPM Provindo Hasil Penyelidikan dan Reko-
mendasi” yang merupakan buah dan hasil kerja Panitia Ad Hoc Pemekaran SPM
Provindo, juga membawa pembaharuan dalam periode ini.

Selama masa kepengurusan 6 (enam) tahun, dalam melaksanakan peran kepe-


mimpinan, kami diinspirasi dan berada dalam tuntunan tema Kapitel Provindo 2010
yakni: “Menuju Masa Depan Penuh Harapan, Maju Bersama Meningkatkan Kualitas
Pribadi dan Perutusan”. Tema ini menjadi acuan dan tujuan setiap kegiatan baik, ke-
giatan di unit-unit komunitas dan karya setempat maupun kegiatan yang diseleng-
garakan oleh Provinsi, seperti Badan Musyawarah Provinsi (BMP), per-temuan para
Pimpinan Komunitas, pertemuan dengan komisi/ pokja/ tim maupun pertemuan
yang sifatnya personal.

“Berdasarkan spiritualitas kita, setiap orang yang memegang pimpinan diha-


rapkan mengusahakan secara khusus kepenuhan kesamaan martabat manusia. Ia
mengundang setiap anggota untuk ikut bertanggung jawab secara keseluruhan, se-
hingga tujuan pokok Kongregasi kita menjadi nyata. Itu berarti bawa dalam se-
mangat kolegial, kita saling menyapa mengenai tanggung jawab kita masing-
masing.” (Konst. hal. 89 no. 1.2)
Tugas dan tanggung jawab tiap-tiap Dewan Pengurus yang kita evaluasi ter-
cantum dalam Konstitusi hal. 89. no. 2. Tugas dan tanggung jawab tersebut antara
lain: Mewujudkan keputusan Kapitel Provindo 2010. Tugas dan tanggung jawab ter-
sebut kita wujudkan bersama dalam setiap kebijakan hidup dan kegiatan-kegiatan
yang kita upayakan selama 5 tahun yang sudah berjalan dan 1 tahun yang masih
berjalan. Pada akhir periode kepengurusan tahun 2010-2016, kami mengundang
para suster untuk ambil bagian bertanggung jawab secara keseluruhan bagi Provinsi
Indonesia dalam mencapai tujuan Kongregasi dan melaksanakan keputusan Kapitel
Provindo 2010. Keikutsertaan para suster mewujudkan keputusan Kapitel Provindo
2010 dan tujuan Kongregasi terealisasi dalam hidup harian para suster, baik secara
pribadi maupun bersama, dalam komunitas maupun dalam karya. Selain itu, kami
P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 6 – 2 0 1 0 | 191
masih mengundang para suster untuk ikut ambil bagian dalam mengevaluasi pelak-
sanaan keputusan Kapitel Provindo 2010 serta menambahkan butir-butir penting
rekomendasi sebagai bahan kapitel Provindo 2016.
Laporan evaluasi ini disusun sebagai wujud pertanggungjawaban DPP kepada
Kapitel Provinsi, dalam melaksanakan keputusan Kapitel Provindo 2010 dan kepe-
mimpinan selama periode kepengurusan 2010-2016. Karena pelaksanaan keputus-
an kapitel dan kepemimpinan periode ini dilaksanakan secara taktis strategis serta
operasional, maka laporan ini tersaji dalam bentuk evaluasi dan refleksi.
Bagi Kongregasi SPM Amersfoort, kapitel Provinsi Indonesia tahun 2016, me-
rupakan peristiwa iman, pintu masuk untuk membuka babak baru sebagai
provinsi. Kapitel ini menindaklanjuti keputusan DPU dan DPP dalam surat no.
001/SPM/DPU-DPP/X/2015 bahwa: SPM Provindo MEKAR menjadi 2 provinsi satu
badan hukum dan berpuncak pada deklarasi pemekaran SPM Provindo tanggal 19
Desember 2016. Bagi para Suster SPM Provindo, pemekaran merupakan upaya
untuk mengembangkan harta rohani yaitu kharisma dan spiritualitas agar dapat
dikenal dan dihidupi oleh semakin banyak orang dan seluas mungkin daerah.
Bagaimana DPU dan DPP akhirnya sampai pada keputusan bahwa Provindo
MEKAR menjadi 2 Provinsi dan berpuncak pada deklarasi pemekaran SPM 2016,
merupakan “Suatu proses jalan panjang di tahun-tahun sebelumnya”. Kiranya
baik kita menggali dan mencermati tahap-tahap kejadian pemekaran itu dari
sejarahnya.

192 | P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 6 – 2 0 1 0
BAB I
PEMEKARAN KONGREGASI SPM PROVINSI INDONESIA

1. LATAR BELAKANG
Setiap keprihatinan akan mengundang jawaban untuk mewujudkan suatu ke-
hidupan baru yang lebih baik. Pada abad XVII masyarakat Eropa Barat meng-
alami situasi sulit akibat revolusi Perancis. Situasi ini mengakibatkan kehidup-
an Gereja dan agama dalam bahaya kehancuran karena iman dan agama Katolik
dilarang dan diganti dengan aliran rasionalisme. Revolusi Perancis juga menim-
bulkan kemiskinan yang semakin meluas di kalangan rakyat kecil. Pasca re-
volusi Perancis, Belanda didominasi oleh Protestan, sehingga umat Katolik ti-
dak mendapat hak yang sama. Pendidikan anak-anak putri sangat terlantar,
sedangkan pendidikan untuk anak-anak putra telah ditangani oleh para imam
Yesuit1.
Melihat dan mengalami situasi sulit di masyarakat Belanda Utara, Pater Mathias
Wolff, SJ tergerak hatinya untuk menjawab keadaan dengan mendirikan kong-
regasi perempuan yang secara khusus melayani pendidikan bagi anak-anak
putri. Kongregasi ini kemudian disebut suster-suster Santa Perawan Maria dari
Amersfoort atau Zusters van Onze Lieve Vrouw van Amersfoort.
Keadaan kurang ideal di Kongregasi Suster Santa Perawan Maria dari Amers-
foort dialami kembali sejak tahun 2000. Kegelisahan yang muncul waktu itu
bagai-mana mempertahankan internasionalitas Kongregasi SPM. Sebagai Kong-
regasi Internasional yang memiliki status kepausan, Kongregasi SPM hanya
memiliki 2 Provinsi dan satu Regio Malawi dibawah DPU. Memprediksi masa
depan Kongregasi 12 tahun dari tahun 2000, diperkirakan provinsi Nederland
anggotanya akan semakin mengecil dan Malawi belum dapat diharapkan ke-
kuatannya untuk mandiri menjadi regio, maka Provinsi Indonesia diharapkan
menjadi tumpuan Kongregasi secara keseluruhan 2.
Kondisi tersebut diatas mengundang para suster SPM untuk menjawab dan
menyikapi bagaimana memikirkan internasionalitas Kongregasi dimasa depan
sebagai Kongregasi Kepausan. Sikap terhadap situasi masa depan Kongregasi
diwujud-kan dalam keputusan kapitel Umum maupun kapitel Provinsi tahun
2000. Sebagai salah satu wujud tanggapan atas situasi Kongregasi, Kapitel
Umum menugaskan Dewan Pengurus Umum untuk menstimulir Dewan Peng-
urus Provinsi Indonesia “Mempersiapkan Kalimantan menjadi regio”3. Un-
tuk mewujudkan Keputusan Kapitel Umum dan Kapitel Provinsi tersebut di

1 Sejarah SPM Amersfoort, Abink hal. 7-14


2 Keputusan Kapitel Umum 2000
3 Kep. Kap. Umum 2000 bag. Perutusan no. 5.2; Kep. Kap. Prov. 2000. Bag. Perutusan. no. 4.2.

P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 6 – 2 0 1 0 | 193
atas, DPP Indonesia membentuk “Komisi Ad Hoc Persiapan Kalimantan
menjadi Regio”.
Dalam perkembangannya, BMU Agustus 2003 membahas secara serius “Per-
siapan Kalimantan menjadi regio”. Berdasarkan pertanyaan Mgr. F.X. Prajasuto,
MSF: “Apakah itu suatu yang bijaksana apabila Kalimantan menjadi suatu
Regio?” Para peserta sidang BMU membahas secara kritis dan menyimpulkan
bahwa persiapan Kalimantan menjadi regio tidak dilanjutkan. Untuk mem-
perkuat perutusan di Kalimantan, pertama-tama, para Dewan Pengurus Umum
menyarankan agar Provindo menambah jumlah suster yang berkarya di Kali-
mantan. Kedua, mengupayakan kemandirian Kalimantan dalam bidang
religiusitas, profesionalitas dan finansial.
Pada BMU 2009, tentang pemekaran Provinsi Indonesia diangkat kembali
mengingat prediksi jumlah suster Belanda semakin menurun secara signifikan
setiap tahunnya. Selain itu mulai dipikirkan efektifitas fungsi DPU secara kong-
regasional dan internasional. Dalam kapitel Umum 2010 maupun kapitel Pro-
vinsi Indonesia pembahasan tentang Struktur Kepengurusan Kongregasi dan
Masa Depan Provinsi Indonesia diputuskan “Kapitel Umum menyetujui
perubahan batas-batas Provinsi Indonesia dan memberi mandat kepada DPP
Indonesia untuk menyelidiki kemungkinannya serta mewujudkan perubahan-
nya4. Dari Keputusan Kapitel Umum tentang struktur kepengurusan bagian
Provinsi Indonesia, Kapitel Provinsi Indonesia meru-muskan kerohanian pada
Masa Depan Provinsi Indonesia, bahwa secara keseluruhan realitas Kongregasi
SPM: Di Provinsi Belanda jumlah suster semakin mengecil, usia semakin lanjut
dan tidak ada calon. Regio Malawi sedang bertumbuh dan berkembang
sehingga masih banyak membutuhkan dukungan.
Menanggapi situasi tersebut, Provinsi Indonesia yang sedang bertumbuh dan
mengembangkan sayap ke batas-batas negara, dengan mobilitas tinggi, me-
nerima kenyataan “Menjadi tumpuan harapan bagi kongregasi secara ke-
seluruhan”. Meskipun kondisi riil Provinsi Indonesia menghadapi situasi tidak
ideal seperti: Luasnya wilayah dan jauhnya jarak layanan sehingga kurang
optimal perhatian Dewan Pengurus Provinsi terhadap para suster yang hidup
dan berkarya di luar pulau Jawa. Kurangnya waktu dan tenaga DPP, mengaki-
batkan masalah-masalah baik intern maupun ektern kurang cepat diselesaikan.
Adanya undang-undang otonomi daerah yang berbeda-beda menyulitkan peng-
ambilan keputusan kebijakan pelayanan 5.
Berdasarkan keputusan Kapitel Umum dan mandat DPU, DPP Indonesia mem-
bentuk panitia Ad Hoc yang kemudian diberi nama PANITIA AD HOC PEME-
KARAN SPM PROVINDO, yang mempuyai tugas pokok pertama, mengadakan

4Kep. Kap. umum 2010 bag. struktur kepengurusan provinsi Indonesia no. 1-3
5Dokker. Kep. Kap. Prov. 2010, tentang Masa Depan Provindo no. 1.2
194 | P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 6 – 2 0 1 0
penyelidikan kemungkinan-kemungkinan adanya perubahan batas-batas
Provinsi Indonesia, kedua, menganalisa hasil penyelidikan dan menyusun
rekomendasi, ketiga, menyerahkan hasil penyelidikan dan rekomendasi ke-
pada DPP. (Bdk. Denamika Pemekaran Provindo, Pendahuluan)

2. DINAMIKA PEMEKARAN BERJALAN MELALUI KEPUTUSAN KAPITEL DEMI


KAPITEL, BAIK KAPITEL UMUM MAUPUN PROVINDO
“Kita menyadari bahwa Sejarah Kongregasi kita merupakan rantai keterkaitan
nilai-nilai masa lalu, sekarang dan yang akan datang“. (Bdk. Dok. Ker. Kep. Kap.
Prov. 2006 no. 49).
Menanggapi harapan Kongregasi, kebutuhan Gereja dan dunia yang terus beru-
bah, searah dengan tujuan Kongregasi, para Suster memerlukan wawasan yang
luas dan pandangan yang terbuka mengarah kemasa depan yang belum pasti,
dengan sikap hati penuh iman dan melangkah ke depan dengan arah pemikiran
yang jelas. Maka tema Kapitel SPM Provindo 2006: “MENATAP MASA
DEPAN PENUH HARAPAN” dan kemudian dikembangkan dalam sub tema
”MAJU BERSAMA MENINGKATKAN KUALITAS PRIBADI DAN PERUTUSAN”.
Untuk maju bersama perlu arah yang sama dan gerakan bersama semua
komponen yang ada di Provinsi Indonesia. Maka DPP memikirkan perlunya
RAPAT KERJA BAGI SELURUH KOMPONEN SPM untuk menyatukan pema-
haman terkait apa, mengapa dan bagaimana kepemimpinan Kongregasi SPM
Povinsi Indonesia.
Maka pada tanggal 24-27 Januari 2008, DPP dan staf organ Kongregasi SPM
Provinsi Indonesia mengadakan:

P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 6 – 2 0 1 0 | 195
2.1. RAKER TAHAP I (Sebagai embrio Badan Musyawah Provinsi (BMP) Indonesia)
Bertempat di rumah pembinaan St. Julie Billiart, Lawang dengan materi:
 Managemen Kongregasi para Suster SPM Provinsi Indonesia
 Kepemimpinan Kongregasi para Suster SPM Provinsi Indonesia.
 Peran dan tanggung jawab Dewan Pimpinan Provinsi Indonesia.
 Membangun KELOMPOK KERJA.
 RENSTRA Kepemimpinan DPP-Staf Organ Provindo 2006-20012.
Dalam Rapat Kerja I ditemukan akar persoalan dan keputusan, perumusan ga-
ris kebijakan tentang Kepemimpinan DPP-Staf Organ Provindo, VISI dan MISI
serta SASARAN kepemimpinan DPP-Staf Organ, dan strategi Kepemimpinan
DPP-Staf Organ Provindo 2006-2012.

2.2. RAKER TAHAP II, tanggal 22-26 Januari 2009


Di rumah Retret Maria Magdalena Postel, Jayagiri 20, Malang. Materi Raker II
adalah sebagai berikut:
 Refleksi dan Evaluasi
 Organigram Operasional
 Pembentukan Komisi-Komisi
 Menyusun Visi-Misi serta Renstra setiap komisi
 Pembuatan Program

2.3. RAKER TAHAP III, 20-25 Januari 2010


Di Rumah Pembinaan St. Julie Billiart, Lawang dengan materi sebagai berikut:
 Refleksi dan Evaluasi Kepemimpinan Komisi
 Metode Dinamika Pastoral
 Curah gagas lahirnya BMP
 Penyusunan program 2010 dan anggaran Komisi, Pokja 2010
(Bdk. Latar belakang BMP-Lap. Ev. 2006-2010)

Pemilihan tema Kapitel berdasarkan situasi konkret Kongregasi secara


keseluruhan. Ketika itu para Suster melihat dan mengalami keadaan
surutnya jumlah anggota Provinsi Belanda, meningkatnya usia dan tiada-
nya calon-calon yang masuk. Sementra Provinsi Indonesia merupakan
provinsi yang sedang berkembang, dengan mobilitas tinggi dan tanggung
jawab baru. Di lain pihak kita dihadapkan dengan realitas masa depan
Provinsi Indonesia, antara lain: Berkurangnya jumlah suster-suster yang
masih produktif (yang nampak dengan bertambahnya persentase suster
usia lanjut dan surutnya jumlah calon yang masuk), permintaan yang
bertambah (Mis. karya di luar negeri, karya di Belanda dan keterlibatan
di Malawi) dan kejelasan karya-karya kita.

196 | P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 6 – 2 0 1 0
Setiap keprihatinan akan mengundang jawaban untuk mewujudkan suatu ke-
hidupan baru yang lebih baik (Lih. buku Dinamika Pemekaran, bagian
Pendahuluan), bahwa keadaan kurang ideal di Kongregasi Suster-Suster Santa
Perawan Maria dari Amersfoort yang dialami sejak tahun 2000, awal mula
ditanggapi dalam Keputusan Kapitel Umum/ Provindo 2000 dengan memben-
tuk Komisi Ad Hoc Persiapan Kalimantan menjadi Regio. Namun dalam per-
kembangannya, para peserta BMU 2003, setelah membahas secara kritis
menyimpulkan bahwa persiapan Kalimantan menjadi Regio tidak dilanjutkan.
Pada BMU 2009, tentang pemekaran Provinsi Indonesia diangkat kembali
mengingat prediksi jumlah suster Belanda semakin menurun secara signifikan
setiap tahunnya. Selain itu mulai dipikirkan efektivitas fungsi DPU secara
kongregasional dan internasional.
Maka dalam Kapitel SPM Provindo 2010, para suster bergerak dan berjalan
bersama dengan tema: “MENUJU MASA DEPAN PENUH HARAPAN, MAJU
BER-SAMA MENINGKATKAN KUALITAS PRIBADI DAN PERUTUSAN”. Hal ini
dimaksudkan untuk melanjutkan tekad dan komitmen yang dibangun bersama
untuk menanggapi harapan kongregasi, kebutuhan Gereja dan dunia yang terus
berubah, searah dengan visi, misi dan tujuan kongregasi. Para Suster SPM
masih memerlukan wawasan yang luas dan pandangan yang terbuka mengarah
ke masa depan yang belum pasti, dengan sikap hati penuh iman dan terbuka
terhadap penyelenggaraan Ilahi (Lih. Kep. Kap. Prov. 2010, bagian Pengantar
no. 3).
Dalam Kapitel Umum 2010 maupun Kapitel Provinsi Indonesia pembahasan
tentang Struktur Kepengurusan Kongregasi, bagian Provinsi Indonesia
diputuskan:
 Kapitel Umum menyetujui perubahan batas-batas Provinsi Indonesia (Lih.
Konst. no. 10.7);
 Kapitel Umum memberi mandat kepada Dewan Pengurus Umum dan Pro-
vinsi Indonesia untuk menyelidiki bersama kemungkinan-kemungkinannya;
 Kapitel Umum memberi mandat kepada Dewan Pengurus Umum dan Dewan
Pengurus Provinsi Indonesia, berdasarkan hasil penyelidikan tersebut,
mewujudkan perubahan batas-batas Provinsi Indonesia. (Bk. Kep. Kap.
Umum 2010 hal. 13).
Berdasarkan Keputusan Kapitel Umum 2010 dan mandat DPU, DPP Indonesia
membentuk Panitia Ad Hoc yang kemudian diberi nama “Panitia Ad Hoc
Pemekaran SPM Provindo”, yang mempunyai tugas pokok: Pertama,
mengadakan penyelidikan kemungkinan-kemungkinan adanya perubahan
batas-batas Provinsi Indonesia; kedua, menganalisa hasil penyelidikan dan
menyusun rekomendasi; ketiga, menyerahkan hasil penyelidikan dan reko-
mendasi kepada DPP.
P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 6 – 2 0 1 0 | 197
Berdasarkan hasil penyelidikan dan rekomendasi dari Panitia Ad Hoc Peme-
karan SPM Provindo, para Suster DPU bersama DPP menindaklanjuti dengan
mengadakan klarifikasi, verifikasi, dan validasi data, serta mengadakan
discernment, kemudian mengambil keputusan bersama: ”SPM Provindo
MEKAR” dengan empat butir keputusan.
(Surat Keputusan Bersama DPU dan DPP No. 001/ SPM/ DPU-DPP/ X/ 2015
dan Surat AB 418/ Congr. 035/ 2015).

198 | P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 6 – 2 0 1 0
P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 6 – 2 0 1 0 | 199
200 | P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 6 – 2 0 1 0
Keputusan tentang Provindo MEKAR, perlu ditindak lanjuti. Pengimplementa-
sian tentang keputusan “MEKAR” menjadi “onsekuensi” para Suster SPM untuk me-
wujudkan. Kesadaran yang perlu dibangun bahwa ada dua provinsi yang lahir seba-
gai “Provinsi Baru, yaitu: Provinsi A dan Provinsi B”, (yang kemudian disebut
PROLING DAN PROSAM) sehingga siap diutus ke mana saja untuk “Membangun
persekutuan hidup baru yang pusatnya kepenuhan kesamaan martabat manusia
sebagai citra Allah, seturut teladan Yesus dan Maria”. Siapapun yang dipanggil dan
dipilih menjadi pemimpin merupakan tanggung jawab atas konsekuensi dari kepu-
tusan. Diperlukan sikap ketersalingan (Konst. hal. 19), dalam membangun perseku-
tuan hidup baru yang mandiri dan ekaristis. Untuk itu diperlukan kerelasediaan
para suster untuk menjadi roti yang siap dipecah dan dibagi-bagikan guna menye-
barkan harta rohani kongregasi yang menghidupi dan menghidupkan banyak orang
di berbagai daerah. Keputusan Provindo MEKAR, perlu ditindak lanjuti dan diimple-
mentasikan dalam Keputusan Kapitel 2016, sekaligus menjadi ajakan untuk hidup
dalam kualitas sebagai Suster SPM yang memiliki kedalaman batin, ahli dalam
hidup persekutuan, kerela sediaan anggota SPM meningkatkan habitus baru yang
mandiri dan ekaristis (Bdk. Ensiklik Laudato Si hal. 63-67 no. 84-88). Maka Tema
Kapitel SPM Provindo 2016: “MERANGKUL MASA DEPAN PENUH HARAPAN:
PERSEKUTUAN HIDUP BARU YANG MANDIRI DAN EKARISTIS”.

P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 6 – 2 0 1 0 | 201
BAB II
SPM PROVINDO MEKAR MENJADI 2 PROVINSI 1 BADAN HUKUM
(Surat Keputusan Bersama DPU dan DPP No. 001/ SPM/ DPU-DPP/ X/ 2015 dan
Surat AB 418/ Congr. 035/ 2015).

1. PEMAHAMAN:
Pada tgl 19 Desember 2016, para suster DPU telah mendeklarasikan kepu-
tusan pemekaran SPM Provindo. Arti dan tujuan pemekaran bagi kita suster
SPM telah didengungkan berkali-kali, dengan harapan tahap demi tahap tujuan
pemekar-an dapat direalisasikan dalam hidup keseharian kita. Sebagai salah
satu konsekuensi pemekaran adalah adanya perubahan struktur antar Provinsi
di Indonesia dan hu-bungan antar lembaga yang terkait dengan pengelolaan
harta benda dan pelayanan apostolik/ perutusan Kongregasi.
“SPM Provindo mekar menjadi 2 provinsi 1 badan Hukum”, tetapi dalam
kenyataannya, Kongregasi suster SPM di Indonesia memiliki 5 Badan Hukum,
yaitu:

 Perkumpulan SPM.
 Kongregasi SPM.
 Perkumpulan Dharmaputri.
 Yayasan Amal Dharma Bakti.
 PT Citra Dharma Karya.

Mengapa terjadi 5 Badan Hukum dan bagaimana hubungan antar lembaga?


Kongregasi suster SPM sebagai lembaga religius di Indonesia, sejak 15
Nopember 1926 telah diajukan sebagai Badan Hukum. Pada awalnya bernama
“Instituut der zusters van Onze Lieve Vrouw”. Sejak tanggal 1 Januari 1954
nama “Instituut der zusters van Onze Lieve Vrouw” berubah menjadi “PER-
SATUAN SANTA PERAWAN MARIA“ dengan masa berlaku 29 tahun. Selanjut-
nya pada tanggal 12 September 1992 nama persatuan SPM diubah menjadi
PERKUMPULAN SPM dan jangka waktu masa berlakunya AD Perkumpulan
tidak terbatas dengan alamat Jl. Dr. Moh. Saleh 25, Probolinggo.
Dari rentetan sejarah tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa Perkumpulan
SPM sesungguhnya adalah Kongregasi suster SPM merupakan lembaga ke-
agamaan dalam Gereja Katolik di Indonesia. Maka dalam sosialisasi kepada
para suster sering dianalogkan sebagai satu mata uang dua sisi. Dewan Pengu-
rus Provinsi secara otomatis sebagai pengurus Perkumpulan SPM. Dihadapan
pemerintah Kongregasi suster SPM dikenal dengan nama Perkumpulan SPM,
maka Perkumpulan SPM sebagai badan hukum wajib memiliki NPWP. Untuk
202 | P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 6 – 2 0 1 0
mendukung aktivitas dan perkembangan Kongregasi di Indonesia, Perkum-
pulan SPM sebagai wadah untuk mengelola sebagian besar aset Kongregasi
dan mengurus kepegawaian.
Setelah pemekaran SPM, DP Provindo Probolinggo dan Samarinda mengkritisi
kembali kepengurusan Perkumpulan SPM. Setelah berkonsultasi dengan
notaris, pada tanggal 6 Januari 2017 menyepakati pengurus Perkumpulan SPM
sebagai berikut:
 Ketua : Sr. Felisita, SPM
 Wakil ketua : Sr. Anita, SPM
 Sekretaris : Sr. Anselma, SPM
 Bendahara : Sr. Marianna, SPM

Kepengurusan ini telah diaktenotariilkan.


Mempertimbangkan situasi perundang-undangan di Indonesia belum stabil,
atas anjuran KWI kita memikirkan alternatif mengurus adanya “Badan Hukum
Keagamaan” untuk mengelola aset Kongregasi. Setelah berkonsultasi dengan
beberapa ahli hukum dan notaris, pada tanggal 6 September 2016 telah
selesai diurus pene-gasan AD KONGREGASI SPM sebagai Badan Hukum
dengan alamat Jl. Dr. Moh Saleh 23, Probolinggo. Pada tanggal 30 Januari 2017
Dirjen Bimas Katolik telah menetap-kan bahwa Kongregasi suster SPM
sebagai lembaga Badan Hukum Keagamaan Katolik yang berhak memiliki
aset/ harta benda.
Setelah menerima peneguhan ini, DP Provindo Probolinggo dan Samarinda
kembali mengadakan koordinasi untuk menentukan kepengurusan Kongregasi
SPM sebagai badan hukum, dan akhirnya disepakati nama Pengurus dan sudah
diaktenotariilkan.
 Provinsial : Sr. Theresien Marie, SPM
 Wakil Provinsial : Sr. Fransita,SPM Pengurus Kongregasi
 Anggota : Sr. Anita,SPM
: Sr. Felisita, SPM
: Sr. Cecil Marie, SPM

Kongregasi SPM sebagai Badan Hukum keagamaan tidak perlu memiliki NPWP.
Sesuai dengan tujuan disahkannya Kongregasi SPM, maka pembelian tanah di
Palangkaraya, Samarinda dan mobil Innova provinsialat Probolinggo sudah
dapat diurus atas nama Kongregasi SPM. Kita berharap dimasa mendatang,
aset-aset baru dapat diatas namakan KONGREGASI SPM.

2. PERKUMPULAN DHARMAPUTRI

P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 6 – 2 0 1 0 | 203
Perkumpulan Dharmaputri adalah lembaga badan hukum penyelenggara kar-
ya pendidikan milik Kongregasi suster SPM, dengan alamat Jl. Kepanjen 5,
Surabaya.
Karya pendidikan milik para suster SPM, di masa lalu penegelolaannya dise-
rahkan kepada Yayasan Pendidikan SPM, yang pada tanggal 22 Juli 2002
dialihkan kepada Perkumpulan Dharmaputri dengan akte Notaris no.57, disah-
kan oleh Notaris Andy Hartanto, S.H di Surabaya.
Pada tanggal 10 Juni 2017 telah diangkat dan disahkan pengurus baru yaitu:
 Ketua : Sr. Angelita, SPM
 Wakil ketua : Sr. Yuli, SPM
Foto ?
 Sektretaris : Sr. Margreeth, SPM
 Bendahara : Sr. Regis, SPM

3. YAYASAN AMAL DHARMA BAKTI


Yayasan Amal Dharma Bakti adalah pengganti wadah pengelolaan karya Amal
sosial milik Kongregasi Suster SPM yang semula dikelola oleh Yayasan Sosial
SPM. Menyikapi UU Yayasan, pada tahun 2001 Yayasan Sosial SPM dibubarkan
dan peng-elolaan karya sosial diserahkan kepada Badan Sosial.
Mempertimbangkan peraturan hukum di Indonesia tidak mengenal “ Badan”,
maka pada tanggal 25 Mei 2015 telah disahkan Yayasan Amal Dharma Bakti
dengan akte Notaris no. 34 oleh Notaris Andy Prayitno, S.H dan selanjutnya
disahkan oleh Kemenhunhankam dengan daftar Yaya-san nomor AHU.
0007599. AH.01.12 tertanggal 28 Mei 2015. Maka sejak disahkan-nya Badan
Hukum baru ini, pengelolaan karya amal sosial diserahkan kepada Yayasan
Amal Dharma Bakti. Foto ?
Pengurus YADB terdiri dari:
 Ketua : Sr. Anselma, SPM
 Sekretaris : Sr. Odilia, SPM
 Bendahara : Sr. Emiliana, SPM

4. PT. CITRA DHARMA KARYA

PT. Citra Dharma karya adalah perseroan Terbatas yang didirikan oleh para
suster SPM sebagaimana nama-namanya tercantum dalam akta pendirian PT.
Citra Dharma Karya no. 43 tertanggal 30 Mei 2015 oleh Notaris Andi Prayitno,
S.H, MKn.

PT Citra Dharma Karya dengan alamat Jl. A. Yani 224 Magelang, mengelola
Apotek Santa Maria Magelang.

204 | P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 6 – 2 0 1 0
Para pemegang saham sebagai pengambil keputusan tertinggi adalah:
 Perkumpulan SPM
 Perkumpulan Dharmaputri
 Yayasan Amal Dharma Bakti.

Untuk mengelola PT CDK, para pemegang saham telah mengangkat:


 Direktur : Sr. Ignatiene, SPM
Dewan Komisaris : Foto ?
 Komisaris Utama : Sr. Irmina, SPM
 Anggota komisaris : Sr. Marianna, SPM
: Sr. Felixia, SPM

5. MEKANISME KERJASAMA

Hubungan antara DP SPM Provindo Probolinggo (Proling), DP SPM Provindo


Samarinda (Prosam) dan 5 (lima) Badan Hukum milik Kongregasi suster SPM,
dalam hal:
 DPP adalah pemegang visi Kongregasi.
 DPP melalui kontak person, memberi perhatian khusus atas keberadaan dan
pengelolaan 5 badan hukum milik Kongregasi.
 Para suster diutus dimasing-masing lembaga atas nama dan oleh Kongregasi
melalui DPP.
 Demi kesejahteraan rohani/ spiritual para suster, DPP menjalin kontak
langsung dengan para suster yang diutus di masing-masing lembaga dan
Dewan Pengurus masing-masing lembaga.

Untuk menciptakan hubungan dan mekanisme kerja sama antar lima Badan
Hukum tersebut diatas, telah disusun beberapa konsep perjanjian kerjasama
intern, yaitu:
P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 6 – 2 0 1 0 | 205
 Perjanjian kerjasama antara Perkumpulan SPM dan Perkumpulan Dharma-
putri dalam bidang SDM dan finansial.
 Perjanjian kerjasama antara Perkumpulan SPM dan Yayasan Amal Dharma
Bakti dalam bidang SDM dan finansial.
 Perjanjian kerjasama antara Yayasan Amal Dharma Bkati dan PT Citra
Dharma Karya dalam bidang kepegawaian dan sarana-prasarana.
 Sedangkan hubungan antara Perkumpulan SPM, Perkumpulan Dharmaputri,
Yayasan Amal Dharma Bakti dan PT Citra Dharma Karya, tertampung dalam
Rapat Umum Pemegang Saham.

206 | P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 6 – 2 0 1 0
BAB III
PELAKSANAAN KEPUTUSAN KAPITEL SPM PROVINDO 2010
(Bdk. Lap. Evaluasi DP SPM Provindo 2010-2016)

Para Suster SPM meyakini bahwa keputusan Kapitel Provindo 2010 yang
dirumuskan dalam sidang kapitel adalah hal yang benar. Oleh karena itu keputusan-
keputusan kapitel tersebut dijadikan sebagai kompas, jiwa, roh, inspirasi, dan peng-
gerak kepemimpinan DPP SPM Provindo beserta para perangkatnya.
Proses kapitel 2010 memakai metode dinamika pastoral, yaitu metode yang
dikembangkan dari Ajaran Sosial Gereja dengan “Menganalisis secara obyektif situa-
si Provinsi, menyinarinya dengan terang amanat Injil, menggali asas-asas untuk re-
fleksi, norma-norma untuk penilaian serta pedoman untuk bertindak”. (Lih. Octoge-
sima Adveniens 4). Dengan metode dinamika pastoral, proses pelaksanaan keputus-
an kapitel selama satu periode mengubah cara kerja DPP dan mengoptimalkan
fungsi serta peran DPP sebagai animator, inspirator, koordinator, dan fasilitator.
Dengan metode dinamika pastoral, dalam melaksanakan keputusan kapitel,
DPP melibatkan sebanyak mungkin suster melalui komisi-komisi, pokja dan tim se-
bagai sarana pembelajaran sesuai spiritualitas kesamaan martabat manusia sebagai
citra Allah. Dengan demikian muncullah kader-kader pemimpin dan kader-kader po-
tensial, sesuai bakat dan kharismanya, yang sangat mengembangkan baik pribadi
maupun provinsi. Melalui proses 4 tahap 10 langkah dalam melaksanakan keputus-
an kapitel, terbangun aura kehidupan positif dan setapak demi setapak mengubah
paradigma pikir dari negatif menuju paradigma pikir yang terfokus pada hal-hal
yang positif atau kekuatan-kekuatan.
Dengan menggunakan evaluasi organik yang menjunjung tinggi kesamaan
martabat manusia sebagai citra Allah, menerima ketidak pastian (iman), visioner,
mencari pengembangan, berfokus pada proses, mengedepankan keberagaman dan
pemberdayaan serta apresiasi, membawa kehidupan dan membuahkan efektif,
respek, kontruktif, kontributif dan pengembangan diri. Evaluasi organik yang mene-
kankan kekuatan, peluang, apresiasi dan inovasi pada akhirnya menumbuh kem-
bangkan iman, harapan dan kasih. Para anggota semakin hidup dan merasa memiliki
serta dimiliki oleh Kongregasi (sense of belonging/ l’esprit de corp). Adanya pene-
kanan pada kekuatan, peluang, apresiasi dan inovasi serta memiliki visi yang jelas
membuat pribadi para anggota tidak mudah patah semangat tetapi terus mencari
jalan keluar dengan memberdayakan kekuatan yang dimiliki untuk mencapai masa
depan yang lebih baik dan mempersembahkan yang terbaik.
Laporan pelaksanaan keputusan Kapitel SPM Provindo 2010 telah disosiali-
sasikan DPP, dan mendapat tanggapan serta masukan-masukan dari para suster me-
lalui pertemuan di regio-regio pada bulan Januari 2016. Buku Laporan Pelaksanaan
P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 6 – 2 0 1 0 | 207
Keputusan Kapitel Provindo 2010 yang sudah dilengkapi dengan pengantar, penu-
tup, dan masukan dari regio, terlampir.
CATATAN :
Dalam Keputusan Kapitel Provindo 2010, masing-masing bidang terdiri dari
empat bagian. Bagian pertama, memuat KEROHANIAN Kapitel Provinsi. Kerohanian
ini dimaksudkan sebagai landasan, frame, dan kerangka segala agenda yang akan
diputuskan dalam Kapitel, serta memberi Roh dan semangat dalam melaksanakan
keputusan kapitel. Bagian kedua, MENIMBANG, yang memuat keprihatinan pastoral
(akar masalah), yang diperoleh dari refleksi iman terhadap situasi yang khas bagi
Kongregasi SPM sebagai bagian Gereja dalam mewujudkan Kerajaan Allah. Bagian
ketiga, MENGINGAT, yang memuat sumber iman sebagai landasan dan inspirasi
dalam mengambil keputusan-keputusan iman. Bagian keempat, MEMUTUSKAN,
yang memuat keputusan-keputusan berdasarkan iman. Keputusan tersebut bersifat
taktis-strategis, maksudnya keputusan-keputusan itu tidak langsung dilaksanakan,
melainkan melalui cara/ rencana/ tindakan bersistem untuk mewujudkannya.
Dengan kata lain keputusan-keputusan itu masih perlu dijabarkan dalam rencana
strategis sampai pada Program aksi nyatsa (Bdk. Kep. Kap. Provindo Desember
2010; “Menuju masa depan penuh harapan” Maju bersama meningkatkan
kualitas pribadi dan Perutusan; Pendahuluan no. 7).

208 | P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 6 – 2 0 1 0
BAB IV
KEPEMIMPINAN SPM PROVINDO PERIODE 2010-2016
KEPUTUSAN NO. 06/ SPM/ KAP. PROV./ XII/ 2010
TENTANG KEPEMIMPINAN

1. KEROHANIAN :
1.1. SPIRITUALITAS KEPEMIMPINAN.
Yesus memperdengarkan kepada kita bahwa melayani merupakan nada dasar
kepemimpinan. Sebagaimana Ia mengabdi Bapa dan bangsanya, demikianlah
hendaknya yang memimpin mengabdi saudara-saudarinya dengan siapa mere-
ka mencari Allah dan Kerajaannya. Itu berarti bahwa memimpin itu melayani
bukan menjadi penentu; menghargai dan menerima bahwa setiap pribadi dapat
mengatakan sesuatu; tidak menempatkan diri sebagai atasan sebab tidak se-
orang pun lebih tinggi dan lebih rendah; tidak mengambil alih tanggung jawab;
memberi ruang gerak dan tidak menentukan kebahagiaan orang lain; rela
mengundang pendapat dan kreatifitas; tidak memanggil para pelopor; setiap
kali mendorong yang tertinggal dan membesarkan hati; berani saling menan-
tang, jika yang asasi teracam bahaya; tidak pernah mengutamakan hukum dari
pada manusia. Dengan demikian setiap orang yang mengemban kewibawaan
melaksanakan tugasnya sebagai pelayan dengan semangat pengabdian (Bdk.
Konst. hal. 81 – 85).
1.2. KUALITAS PRIBADI PEMIMPIN.
Jaman sekarang dibutuhkan sosok pemimpin yang berkualitas: Penuh iman dan
kasih, memiliki integritas, jujur, dapat dipercaya, melayani tanpa pamrih,
kolegial, berbelas kasih, bersikap adil, kreatif, visioner, tanggap terhadap
situasi jaman, berpikir kritis, berani menanggung resiko, mampu bergaul, mam-
pu menyelesaikan masalah hidup, pembawa damai dan pengampunan, serta
sehat jasmani dan rohani (Bdk. Dok. Ker. Kep. Kap. Prov. 2006 no. 20). Untuk
meningkatkan kualitas pribadi sebagai pemimpin, diperlukan pembinaan terus-
menerus, supaya kita sebagai wanita dan religius SPM tetap berkembang dan
dengan tepat menyelami dan menanggapi kebutuhan perkembangan Gereja
dan masyarakat melalui studi dan penyadaran (Bdk. Konst. hal. 65, no. 2; Bdk.
hal. 90).
1.3. KUALITAS KEPEMIMPINAN SPM.
Para pemimpin hendaknya melaksanakan kuasa yang diterima dari Allah lewat
pelayanan Gereja dalam semangat pengabdian (Bdk. Kan. 618). Para pemimpin
hendaknya menunaikan tugas mereka dengan tekun dan bersama dengan para
anggota yang dipercayakan kepadanya berusaha membangun komunitas per-
saudaraan dalam Kristus, di mana Allah dicari dan dicintai melebihi segala
sesuatu. Maka mereka hendaknya kerapkali memberi santapan sabda Allah ke-
P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 6 – 2 0 1 0 | 209
pada para anggota dan mengajak mereka merayakan liturgi suci. Hendaknya
pemimpin menjadi teladan bagi para anggota dalam membina keutamaan-
keutamaan dan dalam mentaati undang-undang serta tradisi tarekat sendiri;
membantu secara layak dalam hal kebutuhan-kebutuhan pribadi mereka, mem-
perhatikan dan mengunjungi dengan rajin mereka yang sakit, memperingatkan
mereka yang rewel, menghibur yang kecil hati, bersabar terhadap semuanya
(Bdk. Kanon 619). Berdasarkan spiritualitas kita, setiap orang yang memegang
pimpinan diharapkan mengusahakan secara khusus kepenuhan kesamaan mar-
tabat manusia. Ia mengundang setiap anggota untuk bertanggungjawab secara
keseluruhan, sehingga tujuan pokok kongregasi kita menjadi nyata. Itu berarti
bahwa dalam semangat kolegial kita saling menyapa mengenai tanggung jawab
kita masing-masing (Bdk. Konst. hal. 89 no. 1.2) Kita bertumpu pada kekuatan
masing-masing disatukan, diarahkan dan digerakkan oleh Dia yang tahu
memimpin (Bdk. Konst. hal. 87).
1.4. KADERISASI KEPEMIMPINAN.
Estafet kepemimpinan dapat berlangsung baik jika ada kontinuitas kaderisasi
kepemimpinan yang terprogram dan konsisten. Kaderisasi kepemimpinan hen-
daknya dimulai sejak awal pembinaan (Bdk. Kep. Kap. Umum B. 4; 5). Karena
itu, selama hidupnya para religius hendaknya dengan tekun melanjutkan pem-
binaan rohani, doktrinal, dan praktis; dan para pemimpin hendaknya menye-
diakan sarana dan waktu untuk itu (Bdk. Kan. 661).
1.5. PROFESIONALITAS KEPEMIMPINAN.
Pemimpin setiap Tarekat hendaknya meningkatkan pengetahuan akan doku-
men-dokumen dari dan waktu untuk itu (Kan. 661). Kita menyadari bahwa
karya-karya tertentu kasih dan kesediaan perlu disertai keahlian. Termasuk
tanggung jawab pimpinan bahwa para Suster mendapat pembinaan dan pendi-
dikan yang membuat mereka mampu menangani tugasnya. Tentu saja bakat
dan kemampuan masing-masing suster perlu mendapat perhatian (Bdk. Konst.
hal. 79 no. 6; Dok. Ker. Kep. Kap. Prov. 2006 no. 20).

1.6. HAKIKAT TUGAS PEMIMPIN.


Para pemimpin dan anggota tarekat hendaklah dengan setia memegang teguh
misi dan karya tarekatnya; tetapi mengingat kebutuhan jaman dan tempat, hen-
daknya dengan arif mengadakan penyesuaian, juga dengan menggunakan sara-
na-sarana yang baru dan bermanfaat (Kan. 677 paragraf 1). Tugas utama pe-
mimpin provinsi ialah bersama dengan dewannya mengemudikan provinsi
dengan melayani seturut semangat Yesus dari Nasareth, sebagaimana kita ung-
kapkan dalam spiritualitas kepemimpinan sesuai dengan kharisma kongregasi
(Konst. hal. 110, no. 22.1). Maka, Dewan Pengurus Provinsi perlu menyusun
prioritas tugas-tugas esensial sebagai Dewan Pengurus dan uraian tugasnya
(Bdk. Kep. Kap. Umum 2010 no. B.1).

210 | P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 6 – 2 0 1 0
1.7. EVALUASI.
Dengan tetap menjaga spiritualitas dan kharisma kongregasi agar tetap hidup,
para pemegang pimpinan secara teratur hendaknya mengevaluasi cara kerja-
nya sendiri, kerjasama satu sama lain dan pelaksanaan kebijakan (Konst. hal.
90 strip 3 dan 11). Kita sekalian, siapa dan apa pun kita ini, diuji dan dinilai
oleh Kabar Gembira, yang tidak pernah mengutamakan hukum dari pada manu-
sia, sebab barangsiapa tidak melayani manusia, tidak membawa kepada Allah
(Konst. hal. 85, al. 3).

2. MENIMBANG & MENGINGAT (Bdk. Kep. Kap Provindo Desember 2010


Tentang Kepemimpinan)
2.1. MEMUTUSKAN :
 Perlunya kesatuan pemahaman, penghayatan, dan pengamalan spiritualitas
kepemimpinan SPM;
 Perlunya meningkatkan kualitas pribadi pimpinan sebagai wanita dan reli-
gius SPM;
 Perlunya peningkatan pelaksanaan kepemimpinan yang dijiwai spiritualitas
kepemimpinan SPM;
 Perlunya pembekalan para pimpinan komunitas secara teratur, sesuai spiri-
tualitas kepemimpinan SPM;
 Mendorong terwujudnya kaderisasi kepemimpinan SPM secara terprogram
dan konsisten;
 Perlu meningkatkan profesionalitas kepemimpinan SPM dalam mengelola
bidang-bidang layanan Provindo;
 Perlunya membuat skala prioritas dalam pelaksanaan tugas-tugas esensial
kepemimpinan; dan
 Perlunya secara teratur mengevaluasi cara kerja, kerjasama, dan pelaksana-
an kebijakan.
Menugasi DPP terpilih periode 2010-2016 untuk menjabarkan Keputusan-
keputusan tersebut ke dalam Rencana Strategis dan Aksi Nyata.

3. CATATAN
Dalam Proses mewujudkan Keputusan Kapitel SPM Provindo 2010, tentang Ke-
pemimpinan, DPP terpilih menentukan Visi, Kepemimpinannya, berdasarkan
beberapa nilai inti yang termuat dalam Kep. Kap 2010 tentang Kepemimpinan.
Maka ditemukan VISI Kepemimpinan SPM periode 2010-2016 sebagai berikut:
3.1. VISI:
“Terwujudnya Kepemimpinan SPM yang profesional, kualitas dan kontinu
dalam semangat pelayanan yang kolegial seturut teladan Yesus”.

P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 6 – 2 0 1 0 | 211
Dari nilai-nilai inti yang termuat dalam Visi, DPP-pun merumuskan Misi Kepe-
mimpinan SPM periode 2010-2016, dengan mencari upaya-upaya konkret
untuk mencapai keadaan ideal termaksud dalam Visi.

3.2. MISI:
Dijiwai Spiritualitas Kesamaan martabat manusia sebagai citra Alah:
 Meningkatkan pelayanan kepemimpinan SPM yang penuh pengabdian, dedi-
kasi, dan rendah hati.
 Meningkatkan profesionalitas kepemimpinan SPM yang kreatif, akuntabel,
dan inovatif.
 Meningkatkan kualitas kepemimpinan SPM yang cerdas, integritas, dan
visioner.
 Mengupayakan kontinuitas kepemimpinan SPM yang rela sedia, konsisten
dan terprogram.
 Mewujudkan kolegialitas kepemimpinan SPM yang setara, dialogis, dan
partisipatif.

4. PELAKSANAAN KEBIJAKAN KEPEMIMPINAN DPP SPM PROVINDO 2010


(Bdk. Lap. Evaluasi DP SPM Provindo 2010-2016)

Laporan evaluasi ini disusun sebagai wujud pertanggungjawaban DPP


kepada Kapitel Provinsi, dalam melaksanakan keputusan Kapitel Provindo
2010 dan kepemimpinan selama periode kepengurusannya.. Karena pelak-
sanaan keputusan kapitel dan kepemimpinan periode ini dilaksanakan secara
taktis strategis serta operasional, maka laporan ini tersaji dalam bentuk
Evaluasi Dan Refleksi.
Sebagai DPP, mereka menyadari bahwa dalam melaksanakan tugas kegiatan
kepemimpinan, mereka menghidupi semangat “melayani merupakan nada da-
sar kepemimpinan”, yang sungguh menjadi sarana terciptanya harmoni dalam
perjalanan bersama menuju perikemanusiaan yang berkenan kepada Allah.
(bdk. Konst. hal. 81-87).

Kehidupan manusia tidak terpisahkan dari tindakan melayani. Tanpa melayani,


kita tidak mungkin menjalani hidup yang sesungguhnya. Sebab, hanya dengan
melayani kita bisa memberi arti pada kehidupan kita.

Secara Yuridis Keputusan Kapitel Umum 2010 tentang Kepemimpinan di-


implimentasikan dan diintegrasikan ke dalam Keputusan Kapitel Provin-
si Indonesia tahun 2010, sebagai haluan Provinsi dalam bidang kepemimpin-
an selama 6 (enam) tahun.

212 | P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 6 – 2 0 1 0
Maka tugas dan tanggung jawab penting tiap-tiap Dewan Pengurus adalah me-
laksanakan keputusan-keputusan kapitel dan memperhatikan saran-saran
serta anjuran-anjurannya (Bdk. Konstitusi hal. 89)
Dinamika kepemimpinan DPP terjadi sejak hari pertama dalam kepengurusan-
nya. Para suster tanpa henti berkutat dalam berbagai program kegiatan, melak-
sanakan mandat keputusan Kapitel Provindo 2010. Tema “Menuju Masa Depan
Penuh Harapan, dengan Maju Bersama Meningkatkan Kualitas Pribadi dan
Perutusan” dijadikan penuntun dalam setiap kegiatan DPP.
Dalam melaksanakan program kegiatan, DPP mengalami setiap kali dibukakan
jalan baru, yang memungkinkan daya-daya kreativitas terbuka, daya-daya ilahi
ditampakkan dengan bentuk pengungkapan yang berbeda, dengan tanda dan
kata yang semakin meyakinkan dan meneguhkan, bahwa mereka tetap mampu
melangkah ke depan dengan iman yang hidup seperti Maria, dengan harapan
yang kuat, serta dengan kasih yang berkobar kepada Allah yang Mahabaik, dan
dengan lebih memfokuskan pada kualitas hidup para suster.
Kegiatan DPP hari demi hari dikemas secara dinamis dalam agenda dan “Gene-
ral program”. Melalui tugas panggilan dan perutusan, para suster SPM Provin-
do sungguh menjadi teman seperjalanan yang aktif di komunitas-komunitas
dan dalam bidangnya masing-masing, sesuai potensi dan talenta yang dianu-
gerahkan Tuhan. Sungguh, gayung bersambut terjadi dan terwujud dalam se-
tiap dinamika di Provinsi Indonesia dan dalam Kongregasi secara keseluruhan.
Realitas ini menjadi suatu rahmat yang layak disyukuri bahwa para suster
bergerak bersama, maju bersama menuju masa depan penuh harapan.
Pembentukan team building di awal kepengurusan DPP menjadi hal yang pen-
ting. Mereka dihantar untuk mengenali kekuatan, potensi dan keterbatasan
anggota tim, yang memberi dampak positif dalam melaksanakan tugas dan
tanggung jawab kepemimpinan. Dalam perjalanan melaksanakan tugas, para
suster DPP setiap kali “Berhenti sejenak” untuk melihat kembali perjalanan
yang telah dilewati, dan secara berkala mengadakan evaluasi bersama sebagai
tim untuk mengevaluasi cara kerjanya sendiri, kerja sama satu dengan lainnya,
dan mengevaluasi pelaksanaan kebijakan didampingi oleh RP. J. Sudarminta, SJ
sebagai Pembimbing DPP (Bdk. Konst. hal. 90 poin 11)
4.1. Rekomendasi Tentang Kepemimpinan:
 Perlunya pembinaan team building di awal tugas sebagai tim DPP, dalam
semangat kolegial seturut spiritualitas SPM.
 Tetap mengagendakan waktu khusus untuk studi bersama sebagai tim, demi
pelayanan yang lebih baik.
 Perlunya membangun kerja sama yang harmonis antara DP Provinsi A dan B
dalam mengemudikan Provinsi.
(Bdk. Lap. Evaluasi DP Provindo 2010-2016)
P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 6 – 2 0 1 0 | 213
BAB V
KEANGGOTAAN SPM PROVINDO
(Lap. Evaluasi DP SPM Provindo 2010-2016)

Kaum religius adalah pembawa harapan, iman, dan kasih. Demikianlah hal ini
ditegaskan oleh Paus Fransiskus. Harapan ini tidaklah didasarkan pada statistik
ataupun prestasi, namun pada Dia yang kepada-Nya kita menaruh kepercayaan kita,
Dia yang bagi-Nya ”tiada yang mustahil”. Inilah harapan yang tidak pernah mengece-
wakan; inilah harapan yang memampukan kaum religius menuliskan sejarah agung
mereka secara baik dalam menuju ke masa depan. Akan masa depan seperti itulah
yang mesti kita capai, menyadari bahwa Roh Kudus yang mendorong kita untuk itu,
sehingga Dia tetap sanggup melakukan hal-hal besar dalam diri kita.” (Lih. Sukacita
dalam Panggilan, T. Krispurwana SJ, hal. 227-228). Sejak Kapitel Provindo tahun
2010, kita bersama telah menyadari bahwa secara kuantitatif Provinsi Indonesia se-
bagai bagian dari Kongregasi secara keseluruhan, nampaknya kurang menjanjikan
dan masa depan belum pasti. Namun, kita tetap melangkah ke depan dengan iman
yang hidup seperti Maria, dan harapan yang kuat, serta kasih yang berkobar kepada
Allah yang Mahabaik, dengan lebih memfokuskan pada kualitas hidup para suster.
(Bdk. Keputusan Kapitel Provindo 2010, bagian Penutup no. 1).

“Pembinaan kita tidak pernah sekali jadi untuk selamanya, melainkan berkem-
bang melalui proses dalam kebersamaan, dengan senantiasa menanggapi cita rasa
hidup dalam Gereja dan masyarakat. Dengan sikap terbuka dan kritis kita ber-
usaha memahami bagaimana gambar Allah dan KerajaanNya mendapat bentuk
sebaik dan seindah mungkin dalam diri kita masing-masing dan dalam semua
manusia. Bila kita mempunyai keberanian untuk melakukan hal itu, kita menjadi
teman sekerja Allah, supaya Dia menjadi segalanya dalam semua orang.” (Lih.
Kontitusi bag. Pembinaan hal. 67 no. 4).

Berdasarkan realitas data tentang jumlah keanggotaan SPM Provindo pada


tahun 2010: 205 suster dan tahun 2016: 196 suster (Lih. lampiran tentang Data Ke-
anggotaan SPM Provindo 2010-2016), secara kuantitatif perkembangan keanggota-
an SPM Provindo justru menurun dan masih dibutuhkan usaha kreatif dan terus-
menerus untuk meningkatkan. Maka tema Kapitel Provindo 2010 “Menuju Masa De-
pan Penuh Harapan, Maju Bersama Meningkatkan Kualitas Pribadi dan Perutusan”
menjadi pemacu, inspirasi dan motivasi bagi setiap pribadi SPM untuk lebih meng-
embangkan kualitas hidupnya. Para suster semakin memahami dan menghayati visi
dan misi Kongregasi, sehingga dapat bergerak bersama membina diri membangun
persekutuan hidup baru yang pusatnya kepenuhan kesamaan martabat manusia
sebagai citra Allah, seturut teladan Yesus dan Maria. Para suster secara proaktif dan
214 | P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 6 – 2 0 1 0
kreatif mengembangkan kualitas pribadi dan perutusannya dengan aneka cara
seperti “nyantrik“, mengikuti kursus, workshop, studi, membangun jejaring, dan up
date informasi yang dibutuhkan melalui media komunikasi. Keyakinan dan penga-
kuan akan dirinya sebagai gambar dan rupa Allah, menggerakkan diri untuk mem-
bina diri dengan belajar terus menerus, dan siap sedia menjadi rekan sekerja Allah
di manapun diutus.

Sedikitnya atau bahkan tiadanya calon yang masuk juga ‘membangunkan’


tanggung jawab seluruh anggota SPM Provindo. Pada periode ini, kita sungguh me-
nyadari bahwa merawat panggilan para anggota yang sudah ada di dalam, dan men-
cari panggilan baru menjadi tanggung jawab setiap anggota Kongregasi. Komunitas
menjadi tempat kesaksian menghayati panggilan, dan semakin terbuka membangun
bekerja sama dengan Tim Promotor Panggilan. Kita semakin disadarkan bahwa “Ke-
hidupan religius tidaklah berkembang sebagai hasil dari program panggilan yang ce-
merlang, namun karena orang-orang muda yang kita jumpai menemukan dalam diri
kita daya pikat, sebab mereka melihat kita bahagia. Sama halnya efektivitas rasuli
dari kaum religius tidaklah bergantung dari efisiensi metodenya. Efektivitas terse-
but tergantung dari kedalaman hidup kita, hidup yang memancarkan sukacita dan
keindahan menghidupi Injil serta mengikuti Kristus secara penuh.” (Bdk. Sukacita
dalam Panggilan, T. Krispurwana SJ, hal. 228-229).

Dalam periode 2010-2016, ada 5 Suster Medior, 7 Suster Yunior, 2 Novis dan 2
Postulan yang meninggalkan Kongregasi SPM dan kembali ke tengah keluarga. Me-
reka telah berproses dan mendapatkan pendampingan intensif, sebelum secara defi-
nitif mengambil keputusan mengundurkan diri dari Kongregasi. Berbagai tawaran
dunia, ketidakmampuan menghidupi kaul, dan ketidakbahagiaan menghayati hidup
bersama sebagai religius dan calon religius SPM, menjadi alasan bagi mereka untuk
tidak melanjutkan cara hidup sebagai Suster SPM. Jika kita membandingkan jumlah
anggota Kongregasi SPM Provindo per tahun, kita dapat melihat data jumlah ang-
gota tahun 2005 ada 205 suster dan pada tahun 2016 menjadi 196 suster, maka
secara kuantitatif, jumlah anggota Provindo memang menurun. Hal itu terjadi antara
lain juga disebabkan karena dalam periode ini ada 8 suster Senior dan 5 suster
Medior yang dipanggil Tuhan untuk selama-lamanya.

1. REKOMENDASI TENTANG KEANGGOTAAN

Setiap Suster SPM perlu terus-menerus proaktif dan kreatif mengembangkan


kualitas pribadi dan perutusannya, dengan membina diri terus-menerus
sehingga mampu menjadi Injil yang hidup di manapun Tuhan memanggil dan
mengutus.

Pentingnya memelihara kesetiaan pada latihan rohani dengan membangun


kedalaman hidup, sehingga hidup kita memancarkan kabar sukacita, orang-
P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 6 – 2 0 1 0 | 215
orang muda yang kita jumpai menemukan dalam diri kita daya pikat, dan ter-
tarik untuk bergabung sebagai anggota SPM.
Setiap pribadi perlu membangun komitmen “Hidup sehat integral” sehingga
mampu mempersembahkan diri secara optimal dan terlibat penuh dalam karya
keselamatan yang Allah percayakan kepada kita.

216 | P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 6 – 2 0 1 0
BAB VI
PERSEKUTUAN SPM PROVINDO PERIODE 2010-2016
Keputusan No. 01/SPM/KEP. KAP. PROV./XII/2010
Tentang PERSEKUTUAN

1. KEROHANIAN
1.1. SPIRITUALITAS DAN KHARISMA.
Penghayatan spiritualitas dan kharisma kongregasi, kita fokuskan pada hidup
persekutuan yang berakar dalam sejarah Allah dan manusia (Bdk. Konst. hal. 21
al. 1). Dalam persekutuan, kita ingin mewujudkan kepenuhan kesamaan marta-
bat manusia sebagai citra Allah, yang lambat laun menjadi saudari satu sama
lain dan mempertaruhkan diri untuk persekutuan hidup baru, tempat manusia
saling dikenal sebagai saudari dan saudara (Bdk. Konst. hal. 23 al. 2). Usaha
saling mendukung dalam semangat persaudaraan akan semakin mengakarkan
persekutuan kita dalam kasih (Bdk. Dok. Ker. Kep. Kap. Prov. 2006 no. 8).
1.2. VISI-MISI.
Hidup kita dalam kemurnian, kemiskinan, dan ketaatan, doa dan karya kita, dia-
rahkan kepada persekutuan hidup baru, yang pusatnya kepenuhan kesamaan
martabat manusia sebagai citra Allah (Bdk. Konst. hal. 19). Sebagai jawaban
kita mau mengabdi Tuhan dalam diri kita sendiri dan dalam orang lain, ter-
utama kita mau mencari kerajaan Allah dan kerahiman-Nya, keadilan dan
kedamaian (Bdk. Konst. hal. 17).
1.3. TRADISI KONGREGASI.
“Persekutuan religius kita berakar dalam sejarah Allah dan manusia” (Lih. Kont.
hal. 21). Kita menyadari bahwa sejarah kongregasi kita merupakan rantai ke-
terkaitan nilai-nilai antara masa lalu, sekarang dan yang akan datang (Bdk. Dok.
Ker. Kap. Prov. 2006 no. 49), yang mengendap dalam tradisi-tradisi kongregasi
kita antara lain: Ramah dalam menerima tamu, merayakan ekaristi, hari raya
gereja dan kongregasi (Bdk. Konst. hal. 29 no. 6 dan 7), serta tertib administra-
si. Nilai-nilai tersebut perlu kita lestarikan, sesuai dengan masa dan tempat, se-
hingga pewartaan Injil dan pembangunan persekutuan hidup baru terwujud.
1.4. HIDUP PANGGILAN KAUL
Perutusan kita yang utama adalah hidup bersama dijiwai oleh doa dan puasa,
untuk memberi kesaksian tentang semangat Yesus yang membiarkan Diri-Nya
dibimbing oleh gambaran Kerajaan Allah (Bdk. Konst. hal. 75 no.1). Sebagai
pribadi yang terpanggil untuk hidup mengikuti Yesus dan mau hidup menurut
warta gembira-Nya (Bdk. Konst. hal. 15), serta dijiwai teladan Maria meng-
hayati hidup murni, miskin dan taat, kita ingin menjadi bebas tanpa dikuasai
berhala apapun (Bdk. Konst. hal. 49 no. 3, Dok. Ker. Kap. Prov. 2006 no. 23).
P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 6 – 2 0 1 0 | 217
1.5. KUALITAS MANUSIAWI, KRISTIANI DAN RELIGIUS.
Sama seperti Yesus yang mengembangkan pribadi-Nya dengan bersikap terbu-
ka terhadap Roh dan mencari kehendak Bapa-Nya, demikian pula kita ingin
mengembangkan kualitas pribadi dengan berusaha membentuk diri dan mem-
biarkan diri dibentuk menjadi manusia menurut gambar Allah (Bdk. Konst. hal.
61). Di tengah dunia yang terpecah dan tidak utuh ini, kita dipanggil untuk me-
nampakkan gambar Allah yang tidak kelihatan dengan meningkatkan kualitas
hidup kita sebagai garam dan terang dunia (Bdk. Konst. hal. 63).
1.6. REKSA BAGI YANG LANJUT USIA, SAKIT, DAN KESULITAN.
Lanjut usia, sakit, dan kesulitan-kesulitan hidup merupakan bagian kehidupan
yang tetap bermakna bagi orang yang beriman kepada Yesus Kristus. Oleh kare-
na itu, kongregasi perlu memberi perhatian, ruang, dan fasilitas yang memadai
agar para suster tetap memiliki kehidupan yang bermakna dan penuh sukacita
dalam kesatuan dengan Allah (Bdk. Dok. Ker. Kap. Prov. 2006 no. 31).
1.7. PENGENALAN DIRI.
Setiap dari kita dicipta menurut gambar dan rupa Allah. Allah melihat bahwa
manusia yang diciptakan-Nya “sungguh amat baik”. Dalam setiap pribadi, Allah
menganugerahi daya-daya Ilahi yang sangat unik. Karena itu, kita perlu meng-
enal diri dan sesama dengan aneka latar belakang budayanya, agar dapat saling
menghormati, menghargai, mencintai, dan saling mengembangkan daya-daya
Ilahi sesuai dengan rencana dan kerinduan Allah (Bdk. Kej. 1: 26-27; 31, Bdk.
Bertolak Segar dalam Kristus ed. th 2004 hal. 45 art. 30).
1.8. KOMUNITAS FORMATIF.
Dasar spiritualitas persekutuan kita adalah hati yang selalu memandang keha-
diran misteri Allah Tritunggal yang bersemayam dalam diri kita, yang cahaya-
Nya terlihat bersinar pada wajah saudara dan saudari di sekitar kita (Bdk.
Konst. hal. 19 al. 4). Perwujudan misteri tersebut membutuhkan proses, baik
yang harus dijalani oleh komunitas sebagai keseluruhan, maupun oleh setiap
pribadi. Sebagai pejiarah, kita berusaha membina suatu komunitas formatif. Ko-
munitas formatif memungkinkan setiap anggotanya bertumbuh dalam kese-
tiaan kepada Tuhan sebagaimana komunitas jemaat perdana, yang saling meng-
hormati, saling menanggung beban, dan terikat dalam ikatan kesempurnaan
cinta kasih (Bdk. Konst. hal. 27 no. 3, lih. Kis: 2. 42, Bdk. Dok. Ker. Kap. Prov.
2006 no. 11, Bdk. Perfectae Caritas hal. 15 no.15).
1.9. KOMUNIKASI.
Agar persekutuan kita tetap digerakkan oleh gairah hidup, diperlukan komu-
nikasi yang dipelihara dengan baik. Kita tetap saling berhubungan dengan cara-
cara yang sesuai, untuk membiarkan diri semakin diilhami oleh spiritualitas
kita, terutama diarahkan kepada cara hidup bersama yang baru, berpusatkan
kesamaan martabat manusia sebagai citra Allah. Kita terbuka terhadap kritik
218 | P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 6 – 2 0 1 0
yang membangun, informasi, dan gagasan baru, melalui pembicaraan, pem-
bentukan pribadi, studi dan bacaan, serta seni dan media komunikasi lainnya
(Bdk. Konst. hal. 29, Dok. Ker. Kap. Prov. 2006 no. 43).

1.10. MAKNA REKREASI.


Kita, kaum hidup bakti, dibentuk dalam kebebasan belajar sepanjang hayat, da-
lam tiap usia dan cuaca, dalam seluruh konteks manusiawi, dari tiap pribadi
dan tiap budaya, terbuka untuk diajar oleh percik kebenaran dan keindahan
apapun yang ada di sekitar kita. Terlebih, mereka perlu belajar dibentuk oleh
hidup sehari-hari, oleh komunitas, oleh saudarinya, oleh kegiatan sehari-hari,
biasa dan luar biasa (Bdk. Bertolak Segar dalam Kristus art. 15 al. 2). Dalam
komunitas, kita sebagai religius SPM lambat laun dibentuk menjadi saudari sa-
tu sama lain dan mempertaruhkan diri untuk suatu persekutuan hidup baru,
tempat manusia dikenal sebagai saudara, dan saling menciptakan suasana kera-
san melalui kegiatan rutin sehari-hari, antara lain: Rekreasi dan perjamuan ma-
kan (Bdk. Konst. hal. 23 al. 2). Rekreasi harian di komunitas merupakan salah
satu sarana efektif untuk mengenal satu sama lain karena pada kesempatan ini
para suster dapat saling berbagi pengalaman, saling mendengarkan, bermain
bersama, dll, yang menampakkan keaslian karakter pribadi para suster sehing-
ga mempermudah saling mengenal satu sama lain.
1.11. KETERLIBATAN DALAM MENATA KEHIDUPAN MASYARAKAT.
Kita sebagai anggota Gereja dipanggil untuk menghadirkan wajah Yesus dengan
melibatkan diri dalam membangun kehidupan masyarakat yang lebih baik, adil,
dan bersaudara searah dengan spiritualitas dan tujuan kongregasi. Bentuk
keterlibatan kita, antara lain: Mengedepankan budaya jujur, adil, mengembang-
kan toleransi yang didasari kasih dan mengentaskan kemiskinan (Bdk. Draf
Surat Para Uskup tanggal 12 November 2010, Bdk. Konst. hal. 77 no. 2 dan hal.
79 no. 5).

2. MENIMBANG & MENGINGAT: (Bdk. Kep. Kap Provindo Desember 2010


Tentang Persekutuan)

2.1. KEPUTUSAN KAPITAL PROVINSI 2010 TENTANG PERSEKUTUAN:


 Para suster SPM perlu meningkatkan pemahaman, penghayatan dan peng-
amalan spiritualitas dan kharisma Kongregasi dalam hidup berkomunitas;
 Para suster SPM perlu meningkatkan pemahaman, penghayatan dan peng-
amalan visi-misi Provindo dan komunitas;
 Para suster SPM perlu memelihara dan menghidupi tradisi kongregasi se-
cara terus menerus;
 Para suster SPM perlu mengoptimalkan pemahaman, penghayatan dan
pengamalan hidup panggilan-kaul secara konsisten;
P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 6 – 2 0 1 0 | 219
 Para suster SPM perlu mengembangkan kualitas manusiawi, kristiani dan
religius;
 Para suster SPM perlu meningkatkan reksa pribadi terhadap yang sakit,
lanjut usia dan yang mengalami kesulitan pribadi;
 Para suster SPM perlu mengoptimalkan pemahaman dan pengenalan diri
dan orang lain sebagai pribadi yang berharga dengan aneka latar belakang
budayanya;
 Para suster SPM perlu mengoptimalkan pemahaman, penghayatan dan
pengamalan dalam membangun hidup persekutuan secara bertanggung
jawab dan inklusif;
 Para suster SPM perlu mengoptimalkan komunikasi yang plural-dialogis
baik internal maupun eksternal;
 Para suster SPM perlu meningkatkan kesadaran akan makna rekreasi komu-
nitas sebagai sarana mempererat persaudaraan dan keterlibatan satu sama
lain; dan
 Para suster SPM perlu terlibat dalam menata kehidupan masyarakat dengan
mengedepankan budaya jujur, bersikap adil, mengembangkan toleransi yang
didasari kasih dan mengentaskan kemiskinan.
 Menindaklanjuti Renstra 2006-2010 tentang Persekutuan secara aktual/
kontekstual.
Menugasi DPP terpilih periode 2010-2016 untuk menjabarkan Keputusan-
Keputusan tersebut ke dalam Rencana Strategis dan Aksi Nyata.

3. CATATAN
Dalam Proses menjabarkan Keputusan Kapitel SPM Provindo 2010, tentang
Persekutuan DPP membentuk dan bekerja sama dengan Komisi Hidup Per-
sekutuan, untuk membantu mewujudkannya. (Dengan menyusun Nilai-Nilai
Inti, Visi, Misi, Sasasaran, Strategi dst.)
3.1. Nilai inti Persekutuan:
 Kesamaan Martabat
 Kualitas
 Konsisten
 Inklusif
 Persaudaaan
3.2. Visi
Terwujudnya persekutuan hidup baru yang pusatnya kepenuhan kesamaan
martabat manusia sebagai citra Allah, tumbuh kembang dalam persaudaraan,
kualitas, konsisten, dan inklusif seturut teladan Yesus dan Maria.

220 | P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 6 – 2 0 1 0
3.3. Misi
Seturut teladan Yesus dan Maria, para suster SPM:
3.3.1. Menghayati dan mengaktualisasikan kesamaan martabat manusia
sebagai citra Allah dalam sikap menghargai setiap pribadi, solider,
kolegial dan plural.
3.3.2. Mendukung kualitas pribadi manusia dengan mengembangkan dan
memberdayakan setiap potensi pribadi agar semakin profesional dan
total.
3.3.3. Meningkatkan pemahaman dan pengamalan sikap lepas bebas, tekun
dan setia serta penuh daya juang dalam mewujudkan kasih yang tulus.
3.3.4. Membangun sikap terbuka, saling percaya, toleran, bekerja sama dan
memperkaya dalam kesatuan keberagaman baik intern maupun
ekstern.
3.3.5. Mewujudkan persaudaraan yang penuh kasih, adil, jujur, bela rasa dan
penuh pengampunan.

4. PELAKSANAAN KEBIJAKAN PERSEKUTUAN PERIODE 2010-2016


(Bdk. Lap. Evaluasi DP Provindo 2010-2016)
“Di tengah dunia yang ditandai dengan perpecahan, dimana berbagai budaya
mengalami kesulitan dalam hidup bersama, dimana mereka tidak berdaya
menghadapi penindasan, dimana kesenjangan merebak, kita dipanggil untuk
menawarkan suatu bentuk konkrit hidup persekutuan, dengan menghargai
martabat masing-masing pribadi dan membagikan rahmat yang kita terima
untuk membuktikan suatu kemungkinan hidup bersama sebagai saudari. Peran
para religius ini hendaknya dilaksanakan dalam semangat suka-cita Injili, se-
hingga dimana ada kaum religius, di situ ada sukacita. Setiap religius diajak be-
rani membangunkan dunia, menjadi ahli persekutuan sehingga seorang religius
berani berada di garis depan untuk menjadikan Gereja sebagai rumah dan
sekolah persekutuan.” (Bdk. Sukacita dalam Panggilan, T. Krispurwana Cahyadi,
SJ, hal. 21, 26-28).
“Hidup persekutuan adalah panggilan yang memuat ajakan untuk hidup dalam
kebersamaan. Hidup dalam kebersamaan berwujud komunitas. Ini sesuatu
yang penting dan mendasar dalam kehidupan religius. Dalam kebersamaan itu-
lah pengenalan dan perwujudan akan kehendak Tuhan semakin terjamin. Da-
lam komunitas pencapaian tujuan perutusan Kongregasi makin efektif, terjaga
bantuan jasmani dan rohani dari sesama anggota. Diharapkan oleh Paus agar
komunitas menghadirkan “Senyum Allah”, persau-daraan sejati, belajar meneri-
ma perbedaan dan konflik, berani menghadapi konflik dengan merangkul satu
sama lain, mengutamakan keutamaan kerendahan hati, menjadi “Rumah per-
P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 6 – 2 0 1 0 | 221
saudaraan”, terdapat dimensi keibuan dan kebapaan, pribadi yang “Ahli/ pa-
kar” dalam kasih persaudaraan, kesediaan mendengarkan sabda dengan iman
dan kasih, kemurahan hati, saling mengampuni dan membuahkan sukacita.”
(Bdk. Sukacita dalam Panggilan, T. Krispurwana Cahyadi, SJ, hal. 162-165).

Dalam Kongregasi SPM, penghayatan spiritualitas dan kharisma Kongregasi


kita fokuskan pada hidup persekutuan yang berakar dalam sejarah Allah dan
manusia. (Bdk. Konst. hal. 21 al. 1). Dalam persekutuan, kita ingin mewujudkan
kepenuhan kesamaan martabat manusia sebagai citra Allah, yang lambat laun
menjadi saudari satu sama lain dan mempertaruhkan diri untuk persekutuan
hidup baru, tempat manusia saling dikenal sebagai saudari dan saudara, (Bdk.
Konst. hal. 23 al. 2), usaha saling mendukung dalam semangat persaudaraan
akan semakin mengakarkan persekutuan kita dalam kasih. (Lih. Kerohanian
Kep. Kap. Provindo bag. Persekutuan no. 1).

4.1. Peran dan Fungsi Pimpinan Komunitas


Pimpinan Komunitas adalah perpanjangan tangan Dewan Pengurus Provinsi,
yang memiliki peran dan fungsi sebagai animator, inspirator, fasilitator, koor-
dinator dan administrator. “Tugas utama pemimpin setempat, bersama asisten-
nya mengemudikan komunitas dengan melayani seturut semangat Yesus dari
Nasareth, sebagaimana kita ungkapkan dalam spiritualitas kepemimpinan
sesuai dengan kharisma Kongregasi.” (Konst. hal. 119 no. 28.2). Ini merupakan
jawaban kita mau mengabdi Tuhan dalam diri kita sendiri dan dalam orang la-
in, terutama kita mau mencari Kerajaan Allah dan kerahiman-Nya, keadilan dan
kedamaian. (Bdk. Konst. hal. 17). Hal ini sangat penting bagi kita karena hidup
persekutuan merupakan “Sentral” bagi hidup para suster SPM.

Pimpinan Komunitas dalam mewujudkan tugas perutusannya dengan nada da-


sar melayani bukan menjadi penentu, tidak menempatkan diri sebagai atasan,
tetapi menghargai dan menerima bahwa setiap pribadi dapat mengatakan se-
suatu serta memberi ruang gerak, rela mengundang pendapat dan kreatifitas
serta setiap kali mendorong yang tertinggal, membesarkan hati, dan bila perlu
berani menantang bila yang asasi terancam bahaya. Pimpinan komunitas meng-
emban tugas kewi-bawaan pelayan dengan semangat pengabdian yang tulus.

Peran dan fungsi Pimpinan Komunitas, mewujudkan visi misi hidup perse-
kutuan, terwujudnya persekutuan hidup baru yang pusatnya kepenuhan ke-
samaan martabat manusia sebagai citra Allah, tumbuh kembang dalam persau-
daraan, kualitas, konsisten dan inklusif seturut teladan Yesus dan Maria (Bdk.
Renstra Kep. Kap. Provindo hal. 35). Agar peran dan fungsi pimpinan komu-
nitas semakin efisien dan efektif, setiap tahun DPP mengadakan pertemuan dan
pembinaan, serta bagi beberapa Pimpinan Komunitas dan tim diberikan kesem-
patan untuk mengikuti kursus/ retret/ pembekalan kepemimpinan, baik secara
222 | P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 6 – 2 0 1 0
lokal dan nasional yang diadakan oleh DPP, IBSI, IKI, Keuskupan dan MABRI
(Lihat lampiran Daftar Peserta Kursus dan Pelatihan PIKO).
Buah-buah pembinaan ini semakin meningkatkan kualitas pelayanan mereka
secara signifikan. Bagi para suster Pimpinan Komunitas yang masih baru, sema-
kin menumbuhkan kesadaran baru bahwa peran Pimpinan Komunitas sangat
penting dan dibutuhkan, mereka semakin diteguhkan untuk rela sedia melayani
dengan gembira dalam sukacita Injil, mereka adalah harapan Kongregasi dan
Gereja di masa depan. Di samping itu, kami menyadari bahwa masih ada bebe-
rapa Pimpinan Komunitas yang belum mampu memiliki jiwa “Melayani” dan
bahkan peran fungsinya belum dilaksanakan sebagaimana mestinya. Proses ini
membutuhkan kesabaran, kesetiaan dan saling menanggung dalam mem-
bangun komunitas formatif.
Kemandirian Pimpinan Komunitas diwujudkan dalam kemampuan para PIKO
untuk bertindak, dalam melaksanakan pelayanan kepemimpinan dengan visi
yang jelas, baik dan benar sesuai dengan konteksnya. Kemandirian ini juga da-
lam arti, Pimpinan Komunitas memiliki kematangan spiritual yang mengandal-
kan rahmat Tuhan, mampu memberi ruang bagi yang lain, kemampuan me-
mimpin dirinya sendiri, keberanian menghadapi resiko, kesulitan dan kemung-
kinan yang akan terjadi. (Bdk. Makalah Rm. Ignatius Budiono, O. Carm hal. 28
no. 1).
Buah pelayanan para Pimpinan Komunitas yang memiliki visi hidup per-
sekutuan semakin menumbuh kembangkan komunitas menjadi lebih mandiri,
perkembangannya semakin ke arah lebih baik, dilihat dari perkembangan ke-
tercukupan kehidupan dari kondisi finansial dan semangat berbagi hidup. Dari
jumlah keseluruhan 31 (tiga puluh satu) komunitas, ada 8 (delapan) komunitas
yang sudah mandiri, 5 (lima) komunitas menuju ke arah mandiri dan 19 (sem-
bilan belas) komunitas yang belum mandiri. Daftar Perkembangan Komunitas
terlampir.
4.2. Upaya Membangun Hidup Persekutuan
Terwujudnya persekutuan hidup baru yang pusatnya kepenuhan kesamaan
martabat manusia sebagai citra Allah, seturut teladan Yesus dan Maria menjadi
tanggung jawab dan konsekuensi setiap suster SPM, bersama para Pimpinan
Komunitas yang dipanggil, dipilih dan diutus bertanggung jawab mewujudkan
visi hidup persekutuan.
Dalam mewujudkan pembangunan persekutuan hidup baru, Pimpinan Komuni-
tas mengkoordinir kegiatan-kegiatan intern komunitas seperti: Percakapan ko-
munitas, pertemuan komunitas dan reksa hidup rohani. Untuk memelihara ke-
seimbangan hidup, setiap komunitas memelihara tradisi doa bersama, rekreasi
komunitas dan makan bersama. Lambat laun setiap pribadi menjadi saudari sa-
tu sama lain dan berupaya saling menciptakan suasana kerasan, setiap kali ber-
P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 6 – 2 0 1 0 | 223
damai satu sama lain, dan tidak menghambat karya Allah. (Bdk. Konst. hal. 23
al. 5). Kami bersyukur bahwa sebagian besar komunitas telah membangun per-
sekutuan hidup baru secara proaktif dan kreatif, sehingga berpengaruh dalam
meningkatkan kualitas hidup persekutuan yang formatif. Kami menyadari ma-
sih ada beberapa komunitas yang belum optimal dalam membangun hidup per-
sekutuan, karena masih ada beberapa pribadi yang belum optimal dalam me-
maknai bahwa hidup persekutuan merupakan tugas utama. (Bdk. Konst. hlm
75, al. 1).

Provinsi Indonesia tahun 2016 memiliki 31 (tiga puluh satu) komunitas, yang
terdiri dari komunitas besar, menengah dan komunitas kecil. Komposisi Jumlah
Anggota Komunitas-terlampir. Dengan tersebarnya anggota-anggota di berba-
gai komunitas dan daerah, kami setiap kali berupaya memberi perhatian dan
keseimbangan terhadap perkembangan pribadi, hidup panggilan, komposisi
anggota komunitas, dan kebutuhan tenaga suster untuk unit karya dan ke-
pentingan keseluruhan Provinsi. Maka setiap tahun kami melakukan kagiatan
rutin Provindo yaitu “mutasi.” Dalam pengalaman proses dialog dalam mutasi,
kami mengalami adanya perkembangan, bahwa para suster semakin terbuka,
sehingga memaknai proses mutasi sesuatu hal yang biasa, karena semakin tum-
buh sense of belonging terhadap kebutuhan dan keprihatinan Kongregasi.

Pimpinan komunitas di komunitas besar dan menengah berbentuk tim sebagai


salah satu cara efektif kaderisasi kepemimpinan dan sebagai perwujudan se-
mangat kolegial. Pimpinan Komunitas SPM saat ini masih banyak dirangkap
oleh beberapa suster kepala sekolah dan bendahara, namun fungsi dan peran-
nya tetap berjalan lebih optimal. Daftar Komunitas dan Pimpinan Komunitas-
terlampir.

Untuk semakin mengenali situasi riil komunitas dan setiap pribadi serta mem-
bangun persepsi yang sama tentang konsekuensi Provinsi Indonesia sebagai
tumpuan harapan Kongregasi, DPP periode 2010-2016 melaksanakan kunjung-
an resmi di komunitas-komunitas melalui visitasi. Kegiatan visitasi dilakukan
pada saat sosialisasi Keputusan Kapitel Provindo 2010, sosialisasi Keputusan
SPM Provindo, yang di dalamnya ada cura personalis, sharing setiap anggota
dan bahkan cura personalis secara insidental serta mutasi. Di luar agenda visi-
tasi ada beberapa suster yang masih membutuhkan wawanhati secara pribadi.
Jurnal Kegiatan DPP periode 2010-2016 terlampir.

4.3. Peran Komisi Hidup Persekutuan


Dalam pertemuan Badan Musyawarah Provinsi (BMP) I dibentuk Komisi Hidup
Persekutuan, menjadi salah satu perangkat DPP. Peran dan fungsi Komisi Hidup
Persekutuan adalah sebagai tim penggerak bagi para Pimpinan Komunitas, da-
lam mengimplementasikan keputusan Kapitel Provindo 2010 ke dalam rencana
224 | P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 6 – 2 0 1 0
strategis, menyusun program, mengadakan evaluasi, dan menyusun tindak
lanjut bersama para Pimpinan Komunitas.
Dalam mewujudkan keputusan Kapitel Provindo 2010 tentang persekutuan,
tema “Menuju Masa Depan Penuh Harapan Meningkatkan Kualitas Pribadi dan
Perutusan” menjadi inspirasi dan roh dalam setiap kegiatan Komisi Hidup
Persekutuan selama periode kepengurusan DPP 2010-2016. Selama periode ini
masih ada beberapa komunitas yang belum memahami dan mengimplemen-
tasikan renstra Hidup Persekutuan dalam program hidup komunitas.
4.4. Komunitas-komunitas Dependen
Dalam periode ini kami masih memiliki beberapa suster yang mendapat tugas
perutusan tertentu di lembaga non SPM. Oleh karena tugas perutusannya,
mereka hidup dan berkomunitas di luar komunitas SPM dalam jangka waktu
tertentu (Lih. Kep. Kap. Prov. 2006 hal. 28 butir 1.2), yaitu Sr. Lucidia, Sr.
Venantia dan Sr. Theresiani yang menjadi anggota komunitas dependen SPM
SP-4, Prafi; Sr. Frida yang bertugas di Student Residence Universitas Santa
Dharma, Yogyakarta anggota rumah studi SPM Yogyakarta; Sr Martina bertugas
di Long Ikis anggota komunitas SPM Tanah Grogot. Kami menekankan agar
para suster tetap terlibat aktif dalam setiap kegiatan komunitas internal dan
eksternal, agar mereka tetap merupakan bagian dari Kongregasi. Mereka me-
nyadari bahwa dalam melaksanakan tugas, mereka melaksanakannya atas
nama Gereja dan Kongregasi SPM.

5. REKOMENDASI TENTANG PERSEKUTUAN

 Keputusan Provinsi Indonesia “Mekar” menjadi 2 (dua) Provinsi, 1 (satu)


Badan Hukum, dengan tema Kapitel Provindo 2016: “Merangkul Masa De-
pan Penuh Harapan: Persekutuan Hidup Baru yang Mandiri dan Ekaristis”
perlu menjadi inspi-rasi dan roh dalam setiap kegiatan Komisi Hidup Per-
sekutuan enam tahun ke depan.
 Pimpinan Komunitas perlu memahami dan mengimplementasikan renstra
Hidup Persekutuan dalam program hidup komunitas.
 Kesaksian hidup persekutuan menjadi sarana efektif menyebarkan spiritua-
litas SPM sehingga semakin berbuah nyata dengan adanya calon-calon baru
merupakan tanggung jawab setiap anggota SPM.
 Perlunya membangun suasana yang kondusif dan sikap apresiatif sehingga
setiap anggota merasa krasan dalam hidup bersama di komunitas dan ber-
tumbuh kembang dalam kepenuhan kesamaan martabat pribadi citra Allah.
 Pendampingan dan pembinaan hidup persekutuan menjadi fokus perhatian
bagi DPP periode mendatang.

P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 6 – 2 0 1 0 | 225
BAB VII
PEMBINAAN SPM PROVINDO PERIODE 2010-2016
KEPUTUSAN No. 02/ SPM/ Kap. Prov./ XII/ 2010
Tentang PEMBINAAN

1. KEROHANIAN
1.1. TUJUAN PEMBINAAN.
Pembinaan kita diarahkan untuk memahami dan meresapkan Spiritualitas ser-
ta tujuan Kongregasi (Bdk. Konst. hal. 65.1). Hidup kita dalam kemurnian, ke-
miskinan dan ketaatan, doa dan karya kita, diarahkan kepada persekutuan hi-
dup baru yang pusatnya kepenuhan kesamaan martabat manusia sebagai citra
Allah (Bdk. Konst. hal. 19, al. 5; Why. 21: 1-5). Yesus, citra Allah yang kelihatan
menunjukkan kepada kita martabat manusia citra Allah, apa arti manusia di
mata Tuhan: Setiap orang ada artinya dan tidak seorangpun hina. Kita meng-
enal dan mengakui martabat yang diberikan Allah kepada manusia dengan
mencari Kerajaan Allah dan kerahiman-Nya, keadilan dan kedamaian. Kita mau
mempertaruhkan diri untuk manusia itu yang diciptakan menurut citra Allah
(Bdk. Konst. hal. 17 al. 2,4; Luk. 1: 26-55; Mat. 25: 31-46; Kej. 1: 26-27; Yoh.
15:15).
1.2. PROSES DAN MODEL PEMBINAAN.
Melalui proses pembinaan, kita diharapkan tumbuh dan berkembang secara
integral menjadi wanita religius SPM, yang setapak demi setapak mengenal dan
membina diri menjadi manusia Gambar Allah seperti Yesus dari Nasareth, yang
secara insani berhasil memberi wujud Gambar Allah yang hidup (Bdk. Konst.
hal. 61, Dok. Ker. Kap. Prov. 2006 no. 15). Sama seperti Yesus mengembangkan
pribadi-Nya dengan bersikap terbuka terhadap Roh dan mencari kehendak
Bapa-Nya, demikian pula kita berusaha membentuk diri dan membiarkan diri
kita dibentuk menjadi manusia menurut gambar Allah (lih. Konst. hal. 61 al. 3-
4). Secara manusiawi Yesus menggunakan semua daya kekuatan yang dianuge-
rahkan Allah. Ia mengembangkan kepribadian-Nya yang adalah cinta, kudus
dan baik. Ia menggunakan cahaya budi Allah untuk mewujud-nyatakan ke-
hendak Bapa. Ia mengembangkan cahaya hati Allah untuk mencintai Bapa-Nya.
Ia menggunakan anugerah kebebasan untuk mencari, mencintai dan mengabdi
Allah serta bangsaNya (Bdk. Konst. hal. 61 al. 2, 3; hal. 37 al. 3; hal. 21 al. 4 dan
hal. 83 al. 3). Dengan anugerah itu kita akan terus berusaha mencapai
kesempurnaan dan kebahagiaan hidup yang sejati (Bdk. GS. no. 15. 16. 17).
1.3. IDENTITAS SUSTER SANTA PERAWAN MARIA.
Hidup religius pada hakekatnya merupakan pejiarahan yang tidak pernah se-
lesai. Dalam menempuh pejiarahan itu, seorang suster SPM berusaha meng-
identifikasikan diri dengan Santa Perawan Maria yang penuh iman menjadikan
226 | P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 6 – 2 0 1 0
Yesus pusat hidupnya, serta membawa kehidupan baru sebagai panggilan hi-
dupnya (Bdk. Konst. hal. 15). Perawan Maria melihat dan mengimani, bahwa
tindak penebusan dan pembebasan yang sedang terjadi adalah tindakan Allah
untuk memulihkan kesetaraan martabat manusia sebagai citra Allah, dengan
gerak menurunkan mereka yang berkuasa dari tahta dan mengangkat kaum
miskin dan tertindas (Bdk. Konst. hal. 17 al. 3). Dalam menjawab panggilannya,
Maria mengalami proses pembinaan berkelanjutan. Fiat yang diungkapkan di-
hayati sepanjang hidupnya. Oleh karena itu pembinaan terus menerus menan-
dai hidup kita sebagai suster SPM (Dok. Ker. Kap. Prov. 2006 no. 14). Dalam
pengidentifikasian diri tersebut, para suster SPM meneladan Ibu rohani
Kongregasi SPM, Santa Jullie Billiart, dan para pendiri Kongregasi SPM, Pater
Mathias Wolff, dkk.
1.4. KHARISMA KONGREGASI.
Kharisma merupakan anugerah Roh atau daya hidup yang datang dari Allah.
Penghayatan kharisma hidup religius tidak lepas dari penghayatan kharisma
para pendiri untuk diwariskan, dihayati, dilindungi, diperdalam dan diperkem-
bangkan kepada generasi penerus (P3DL2R hal. 67). Kharisma Kongregasi yang
diwariskan para Pendiri Kongregasi SPM yaitu kolegial, persekutuan, serta
pendidikan dan pembinaan generasi muda (Bdk. Konst. hal. 10-11).
1.5. LATIHAN ROHANI.
Di atas segala sesuatu kita mau mencari dan mencintai Allah yang pertama-
tama telah mencintai kita (lih. 1 Yoh. 4: 10). Dalam segala situasi, kita berusaha
mengembangkan kehidupan yang tersembunyi bersama Kristus di dalam Allah
(lih. Kol. 3: 3), yang menjadi sumber serta dorongan untuk mencintai sesama
demi keselamatan dunia dan pembangunan Gereja. Maka dari itu, kita meme-
lihara semangat doa dan dengan tekun menimba dari sumber-sumber spiritua-
litas kristiani yang asli. Setiap hari membaca dan merenungkan kitab suci, baik
secara pribadi maupun bersama, merayakan liturgi suci, dan setiap hari kita
menyediakan waktu untuk meditasi, sembah sujud, dan doa pribadi (Bdk.
Konst. hal. 41 no. 3, PC. no. 6). Dengan demikian, hidup rohani mendapat tem-
pat yang utama, dan komunitas menjadi sekolah spiritualitas injili yang sejati
(Bertolak Segar Dalam Kristus no. 34).
1.6. HIDUP BERKAUL.
Kaul bagi kita merupakan pilihan pribadi untuk membangun hidup bersama
dalam semangat Yesus (Konst. hal. 45. al. 1; Fil. 2: 1-11, KHK 1191). Sebagai
wanita religius SPM, kita perlu mengembangkan keperawanan penuh kasih,
kemiskinan penuh harapan, dan ketaatan penuh iman. Kesetiaan dalam hidup
berkaul dipersembahkan secara utuh kepada Allah yang paling dicintai, demi
kehormatan, dan demi pembangunan keselamatan dunia, serta mengejar ke-
sempurnaan cinta kasih (Bdk. KHK 573).

P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 6 – 2 0 1 0 | 227
1.7. KESEIMBANGAN HIDUP.
Kita hidup dalam era globalisasi yang ditandai oleh pesatnya perkembangan
ilmu pengetahuan, teknologi, dan komunikasi (IPTEK). Pesatnya perkembangan
IPTEK menimbulkan tantangan-tantangan yang semakin banyak dan beragam.
Tidak mengherankan bahwa kita, kaum religius, pun tidak luput dari ancaman
“bekerja keras demi kerja”, tanpa memperhatikan perlunya keseimbangan hi-
dup. Nilai hidup kita seakan-akan terletak pada kerja, padahal yang lebih pen-
ting adalah soal bagaimana semakin menjadi pribadi manusia citra Allah
(Konst. hal. 61, al. 4 ; Yoh. 4: 34; Kej. 1: 26-27). Kita para suster dipanggil untuk
mengusahakan keseimbangan hidup dalam memberi perhatian pada diri
sendiri, sesama dan Tuhan (Bdk. Konst. hal. 27. no. 4; Kej. 1: 27-2: 4; Dok. Ker.
Kap. Prov. 2006 no. 40). Seperti Ibu Jullie Billiart menguasai seni merelativir
regula dan menyesuaikannya apabila hal itu dituntut oleh situasi (Konst. hal.
13) dan dalam keselarasan hidup rohani dan kerasulannya yang membentuk
satu kesatuan senyuman dan kejap mata yang tenang, menampakkan keseim-
bangan hidup (Bdk. Ibu Yulia dan Spiritualitas Religius Aktif Masa Kini, hal. 13).

1.8. PROFESIONALITAS.
Kita menyadari bahwa dalam bidang pembinaan, kasih dan kesediaan perlu
disertai keahlian. Termasuk tanggungjawab pimpinan bahwa para suster men-
dapat pembinaan dan pendidikan, yang membuat mereka berkompeten me-
laksanakan tugasnya (Bdk. Konst. hal. 79 no. 6). Adapun kompetensi hakiki
para Pembina adalah memiliki kedewasaan manusiawi, kualitas kristiani, dan
kualitas religius. Kedewasaan manusiawi antara lain: Mampu menerima ke-
nyataan diri, mampu mengambil keputusan, serta memiliki kepribadian yang
menunjang tugasnya. Kualitas Kristiani antara lain: Memiliki pengetahuan yang
memadai tentang iman dan moral Katolik dan berusaha mewujudkannya dalam
kesaksian hidup; mampu menentukan sikap hidup sebagai jawaban imannya
kepada Allah. Kualitas religius antara lain: memiliki kemantapan dalam hidup
panggilan, serta cinta kepada kongregasi dan perutusan pembinaan (Bdk. Kep.
Kap. Prov. 1994 no. 4. 2 hal. 7-8).

1.9. KERJASAMA.
Untuk mengembangkan sikap kolegialitas dan menyadari bahwa para Pembina
tidak mampu melaksanakan sendiri tugas yang penting dalam pembinaan,
diperlukan kerjasama baik intern maupun ekstern demi terjaminnya kesinam-
bungan proses pembinaan yang intregal dan harmonis (Bdk. Konst. hal. 89, no.
1.2 dan P3DL2R no. 98).

1.10. JEJARING DALAM PEMBINAAN KAUM MUDA.


“Tuaian memang banyak, tetapi pekerja sedikit. Karena itu mintalah kepada
yang empunya tuaian supaya Ia mengirimkan pekerja-pekerja untuk tuaian itu”
(Mat. 9: 37-39). Penting bagi kita, kaum hidup bakti, menghayati bakti kita se-
228 | P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 6 – 2 0 1 0
cara mendalam agar menjadi tanda kegembiraan Allah bagi mereka yang men-
dengarkan panggilan-Nya. Atas alasan ini, diperlukan komunitas-komunitas
yang terbuka dan mampu berbagi hidup dengan kaum muda, (Bdk. Bertolak Se-
gar Dalam Kristus, hal. 25 al. 2), memperkenalkan ”Kongregasi SPM”, mem-
bangun jejaring dan memupuk kerja sama dengan pihak lain, mengedepankan
sapaan pribadi kepada calon/simpatisan Kongregasi SPM, serta meningkatkan
upaya-upaya yang sudah dilakukan, agar para pemudi tertarik untuk
bergabung dalam persekutuan para Suster SPM (Dok. Ker. Kep. Kap. Prov. 2006
no. 44).

1.11. KEPEDULIAN TERHADAP SITUASI POLEKSOSBUD.


Dalam pembinaan, perlu ditumbuhkan semangat batin untuk peduli terhadap
situasi kehidupan politik, ekonomi, sosial, dan budaya yang sungguh manusia-
wi, keadilan dan kebaikan hati, serta pengabdian demi kesejahteraan umum.
Oleh karena itu, perlu memantapkan keyakinan-keyakinan dasar tentang haki-
kat sejati dan tujuan negara (Bdk. GS, 75). Kesadaran politik dan mondial perlu
mendapat perhatian dalam pembinaan (Konst. hal. 67, no.3).

2. MENIMBANG & MENGINGAT (Bdk. Bk. Kep. Kap. Prov. Desember 2010)

2.1. KEPUTUSAN
2.1.1. Para suster SPM perlu meningkatkan pemahaman, penghayatan, dan
pengamalan spiritualitas kongregasi;
2.1.2. Para suster SPM perlu mengembangkan sikap proaktif sebagai pribadi
citra Allah;
2.1.3. Para suster SPM perlu meningkatkan pemahaman, penghayatan, dan
pengamalan kharisma Kongregasi;
2.1.4. Para suster SPM perlu membangun kesetiaan dalam melakukan latihan
rohani;
2.1.5. Para suster SPM perlu meningkatkan pemahaman, penghayatan, dan
pengamalan hidup berkaul secara konsisten;
2.1.6. Para suster SPM perlu mengupayakan keseimbangan hidup perseku-
tuan, doa dan perutusan;
2.1.7. Para pembina perlu meningkatkan profesionalitas dalam pembinaan;
2.1.8. DPP perlu mengkader calon pembina secara terprogram;
2.1.9. Para pembina perlu meningkatkan kerjasama intern dan ekstern dalam
melaksanakan pembinaan;
2.1.10. Para pembina dan DPP perlu mewujudkan evaluasi kritis terhadap
program pembinaan dan pe-laksanaannya secara menyeluruh;
2.1.11. Para Suster SPM perlu meningkatkan jejaring intern dan ekstern dalam
pembinaan kaum muda; dan
P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 6 – 2 0 1 0 | 229
2.1.12. Para Suster SPM perlu meningkatkan kesadaran dan kepedulian
terhadap situasi kehidupan politik, ekonomi, sosial, dan budaya.
2.1.13. Menindaklanjuti Renstra 2006-2010 tentang Pembinaan secara aktual/
kontekstual.
Menugasi DPP terpilih periode 2010-2016 untuk menjabarkan Keputusan-
keputusan tersebut ke dalam Rencana Strategis dan Aksi Nyata.
2.2. CATATAN
Dalam Proses menjabarkan Keputusan Kapitel SPM Provindo 2010, tentang
Pembinaan, DPP membentuk Komisi Pembinaan, untuk membantu DPP mewu-
judkannya (dengan menyusun Nilai-Nilai Inti, Visi, Misi, Sasaran, strategi dst).

3. VISI
Seturut teladan Yesus dan Maria, setiap pribadi tumbuh kembang dalam spi-
ritualitas kesamaan martabat manusia citra Allah, kualitas, profesionalitas dan
belarasa sesuai kharisma Kongregasi.

4. MISI
Seturut teladan Yesus dan Maria:
Menumbuhkembangkan kesamaan martabat manusia citra Allah dalam setiap
pribadi yang pada hakikatnya dianugerahi kesetaraan, martabat pribadi, mar-
tabat akal budi, martabat hatinurani, dan martabat kebebasan.
Mengaktualisasikan kharisma Kongregasi: iman yang kuat akan penyeleng-
garaan Ilahi, solider kepada yang miskin dan terlantar, peka pada tanda-tanda
jaman, hidup persekutuan, dan kolegialitas.
Menumbuhkembangkan penghayatan kualitas kristiani: Cara hidup kristiani,
keutamaan teologal, dan keutamaan kardinal.
Menumbuhkembangkan pemahaman, penghayatan dan pengamalan kualitas
religius SPM tentang: kaul-kaul, prinsip hidup religius, keseimbangan hidup,
identifikasi Santa Perawan Maria, dan tradisi Kongregasi.

5. PELAKSANAAN KEBIJAKAN PEBINAAN SPM PERIODE 2010-2016


(Bdk Lap.Evaluasi DP Provindo 2010-2016)
Melalui proses pembinaan, setiap pribadi suster SPM diharapkan tumbuh dan
berkembang secara integral menjadi wanita religius SPM, yang setapak demi
setapak mengenal dan membina diri menjadi manusia gambar Allah, seperti
Yesus dari Nasaret, yang secara insani berhasil memberi wujud gambar Allah
230 | P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 6 – 2 0 1 0
yang hidup. (Bdk. Konst. hal. 61, Ker, Kep. Kap. Prov. 2010 no. 2). Secara kon-
kret dalam proses pembinaan tersebut setiap suster SPM dan mitra berkem-
bang kepribadiannya yang adalah cinta, kudus dan baik, juga martabatnya yang
dianugerahkan Allah: Yaitu martabat akal budi, hati nurani dan kebebasan.

Bertitik tolak pada tema Kapitel Provindo 2010: “Menuju Masa Depan Penuh
Harapan: Maju Bersama Meningkatkan Kualitas Pribadi dan Perutusan”, setiap
tahapan pembinaan memfokuskan kegiatannya pada peningkatan kualitas hi-
dup pribadi. Karena titik fokusnya pada kualitas hidup (to be), maka hasilnya
tidak serta merta dapat dirasakan dan dapat dilihat secara pasti. Tetapi berda-
sarkan evaluasi organik yang mengedepankan kekuatan, peluang, apresiasi dan
penghargaan, tampak adanya pertumbuhan kualitas hidup dalam diri setiap
pribadi suster SPM. Para suster mulai tumbuh kesadaran bahwa dirinya ber-
harga karena dicipta seturut gambar dan rupa Allah.

Upaya mengembangkan dan mengeksplorasikan jati diri yang adalah citra Allah
pada jaman ini realitasnya tidak mudah. Karena pada kenyataannya, manusia
yang dicipta sungguh amat baik (Kej 1: 31), segambar dan serupa dengan Allah
(Kej 1: 26-27), tetap memiliki kerapuhan karena materi yang digunakan untuk
mencipta manusia berasal dari debu tanah (simbol kerapuhan). Tantangan
yang paling mendasar pada manusia sesungguhnya adalah keinginan untuk
“menjadi” tahu, ingin “menjadi” tuan atas dirinya sendiri, bahkan ingin
“menjadi” seperti Allah” (Bdk. Kej 3:5-6).

Pada jaman ini, kita berada pada jaman post-modern, dimana terjadi
perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan sangat pesat. Banyak informasi
dari semua belahan dunia bisa diakses dengan mudah. Kemajuan ini sangat
menguntungkan kita di satu pihak, karena kita bisa melakukan aktivitas brow-
sing atau berselancar di dunia maya dengan sebuah perangkat canggih yang
sering disebut gadget. Gadget sangat berperan bagi kehidupan manusia untuk
berkomunikasi, memperbanyak relasi, menambah wawasan dan pengetahuan,
pendidikan, bisnis, dan sebagainya. Namun di sisi lain, tidak dipungkiri bahwa
hadirnya gadget seringkali membelokkan tujuan hidup manusia dicipta. Gadget
juga dapat menjadi sumber ancaman bagi moral dan etika seseorang, menda-
tangkan penyakit-penyakit baru, merusak kesehatan baik secara lahiriah (raga)
maupun mentalnya. (Bdk. greatandre.blogspot.com/.../ modern-dan-post-
modern).

Tantangan para pembina jaman ini adalah berhadapan dengan generasi yang
disebut generasi Z. Generasi Z adalah mereka yang lahir dan dibesarkan di era
digital, dengan aneka teknologi yang komplet dan canggih, seperti: komputer/
laptop, handphone, iPads, PDA, MP3 player, BBM, internet, dan aneka perang-
kat elektronik lainnya. Sejak kecil, mereka sudah mengenal (atau mungkin di-
perkenalkan) dan akrab dengan berbagai gadget yang canggih, yang secara
P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 6 – 2 0 1 0 | 231
langsung atau pun tidak langsung akan berpengaruh terhadap perkembangan
perilaku dan kepribadiannya. Andi Primareta (2012) menjelaskan bahwa gene-
rasi Z adalah generasi yang paling ahli dan terbiasa menggunakan mobile pho-
ne. Kemudian, mereka tidak membedakan dunia offline dan online karena
mereka tetap online setiap saat melalui segala perangkat gadget mereka. Dan,
hal yang cukup menarik adalah Facebook dan Twitter telah digunakan oleh
para Gen Z. (https://akh-madsudrajat.wordpress.com/.../generasi-z-d)
Bagi para pembina jaman ini dan ke depan, sungguh perlu memikirkan cara-
cara baru dalam pembinaan, agar proses pembinaan yang dimaksudkan ter-
capai dan menjawab kebutuhan, sehingga terwujud pembentukan pribadi-
pribadi seperti yang dicita-citakan Kongregasi yakni: Setiap pribadi diharapkan
tumbuh dan berkembang secara integral menjadi wanita religius SPM, yang se-
tapak demi setapak mengenal dan membina diri menjadi manusia gambar
Allah, seperti Yesus dari Nasaret, yang secara insani berhasil memberi wujud
gambar Allah yang hidup. (Bdk. Konst. hal. 61; Ker. Kep. Kap. Prov. 2010 no. 2).
DPP selaku pemegang mandat, pelaksana dan penanggungjawab akhir keputus-
an Kapitel Provindo 2010 bersama perangkatnya yakni komisi-komisi, meng-
adakan sidang pleno dalam wadah Badan Musyawarah Provinsi yang selanjut-
nya akan disebut BMP. Dalam BMP I ini DPP bersama komisi-komisi selain
mengadakan koordinasi juga mengimplementasikan keputusan Kapitel Provin-
do 2010 ke dalam rencana strategis (renstra) setiap komisi, yang kemudian
direalisasikan melalui program kegiatan tahunan komisi/ pokja/ tim.
5.1. Evaluasi Renstra Pembinaan
Dalam BMP I, Komisi Pembinaan yang terdiri dari berbagai bidang layanan
mengadakan koordi-nasi, kesepemaham-an dan kesepakatan bersama sebagai
ko-misi. Dalam proses membuat renstra (vi-si, misi, sasaran dan strategi)
Komisi Pem-binaan
mengalami kesulitan
dikarena-kan adanya
komplek-sitas
bidang-bidang yang
memiliki sasar-an
dan tekanan nilai
berbeda yang sulit
disatukan. Pada
akhirnya, Komisi
membuat renstra
sesuai dengan
kekhasan setiap
bidang.

232 | P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 6 – 2 0 1 0
Dengan adanya renstra Komisi Pembinaan membantu setiap bidang layanan
dalam dalam mengimplementasikan keputusan kapitel agar tidak terjebak lagi
dalam hal yang sifatnya teknis operasional, tetapi melaksanakannya secara
taktis strategis. Renstra juga dialami sangat membantu dalam memahami arah
yang hendak dituju, melakukan perencanaan dan pengembangan, berkoordi-
nasi antar bidang layanan, menciptakan pelayanan yang optimal, dan evaluasi
yang terarah. Renstra juga di-rasakan sangat penting bagi tiap komisi karena
menjadi dasar atau sistem kerja komisi/ pokja/ tim dan dapat membantu
menghindari konflik antarpokja, antar-komisi yang disebabkan adanya perbe-
daan persepsi. Renstra Komisi Pembinaan-terlampir.
Dalam perjalanan 6 (enam) tahun melaksanakan keputusan Kapitel dengan
taktis strategis, disadari menumbuhkan dan mengembangkan masing-masing
pribadi dalam melaksanakan program dan evaluasi yang dititikberatkan pada
hal-hal positif atau kekuatan. Namun disadari bahwa “Tak ada gading yang tak
retak”. Pada renstra pembinaan periode ini, disadari bahwa dalam membuat
rincian program, masih diperlukan wawasan yang lebih luas sehingga tidak
terjadi pengulangan kata-kata yang sama. Program Pembinaan Intern Postulat
sampai dengan Senior-terlampir.
5.2. Evaluasi Program Pembinaan Intern Postulat sampai Senior.
5.2.1. Postulat
Program pembinaan Postulat mempunyai tekanan atau fokus pembina-
an, yaitu “Berkembang menjadi pribadi citra Allah yang dewasa secara
manusiawi dan kristiani”. Beberapa materi dalam program pembinaan
Postulat diperbaharui, yang merupakan buah dari International Train-
ing Leadership (ITL), namun pada prinsipnya, nilai inti dalam renstra
tetap sama dan pelaksanaannya melanjutkan dari materi-materi yang
sudah menjadi program pembinaan Postulat periode-periode sebelum-
nya. Pelaksanaan kegiatan pembinaan Postulat sejak 2012 sudah meng-
acu pada renstra. Materi-materi khusus SPM dilaksanakan dan diampu
oleh para pembina intern SPM, sedangkan materi-materi yang sifatnya
umum dilaksanakan bersama dalam Kursus Gabungan Postulan (KGP).
Jika kita mencermati renstra pembinaan Postulat, kita melihat fokus
pembinaan di Postulat ke depan perlu dilengkapi dengan nilai inti kua-
litas manusiawi. Dalam periode ini, nilai inti kualitas manusiawi belum
terakomodasi secara eksplisit dalam renstra, meskipun pelaksanaannya
dalam proses pembinaan sudah dilaksanakan.
5.2.2. Novisiat
Program pembinaan tahap Novisiat berfokus pada “Berkembang men-
jadi wanita religius SPM dengan penekanan pada dimensi kontemplatif
dan apostolik”. Sebelum ada renstra, buku pedoman pembinaan Novisi-
at beserta programnya baru saja disahkan oleh DPU. Maka renstra un-
P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 6 – 2 0 1 0 | 233
tuk tahapan Novisiat yang disusun selain berdasarkan nilai inti visi-misi
pembinaan dan implementasi keputusan Kapitel Provindo 2010, juga
berdasarkan buku pedoman Novisiat yang sudah disetujui dan disahkan
oleh DPU.
Dalam melaksanakan program kegiatan sehari-hari, mingguan, bulanan,
dan tahunan, para pembina belum sungguh berfokus pada renstra kare-
na kegiatan Novisiat sudah terprogram rapi, rutin dan baku, berdasar-
kan buku pedoman pembinaan Novisiat yang disahkan oleh DPU. Mes-
kipun para pembina belum terfokus pada renstra, namun realitasnya
mereka sudah melaksanakan renstra pembinaan Novisiat, karena rens-
tra pembinaan Novisiat disusun sebagai langkah untuk mengimplemen-
tasikan buku pedoman pembinaan Novisiat.
5.2.3. Yuniorat
Implementasi renstra dalam program kegiatan Yuniorat pelaksanaan-
nya pertama-tama mencocokkan antara program rutin tahunan dengan
renstra pembinaan tahap Yuniorat. Program kegiatan yang dilakukan
dalam satu tahun dibuat skala prioritas, tidak semua rincian program
dalam rentra dapat dilaksanakan dalam tahun yang bersangkutan. Oleh
karena renstra merupakan hal baru, maka hal ini dirasakan tidak mudah
untuk memahami dan mengimplementasikannya ke dalam program ke-
giatan pembinaan tahap Yuniorat.
Tim Bina Lanjut (Ongoing Formation/OGF)

Implementasi renstra dalam program pembinaan tahap bina lanjut ma-


sih sebatas pada program-program besar yang sifatnya sentral. Renstra
menjadi acuan dalam penyusunan program dan mencari tema-tema
234 | P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 6 – 2 0 1 0
pembinaan. Pada pembinaan lan-jut, secara personal renstra belum
menjadi titik perhatian para suster. Kesulitan yang dialami adalah dalam
mengimplementasikan renstra ke dalam program kegiatan, karena rin-
cian program sangat detil, banyak dan terulang-ulang. Para pendamping
tim bina lanjut memikirkan cara efektif untuk membuat program ke-
giatan pembinaan secara konkrit bersama para Medior dan Senior.
Program kegiatan tahap bina lanjut yang sudah direncanakan para pen-
damping dapat terlaksana dengan baik, kecuali kontinuitas kunjungan
untuk para suster Senior yang masih belum terealisasi sesuai dengan
agenda dikarenakan padatnya kegiatan para suster pendamping. Keber-
hasilan pelaksanaan program kegiatan tim bina lanjut didukung adanya
kerja sama intern dan antar suster, besarnya perhatian para suster me-
nanggapi realisasi keputusan Kapitel, kerinduan para suster untuk sa-
ling berjumpa baik dalam angkatan maupun bersama, dan kesadaran
para suster untuk meningkatkan kualitas pribadi dan perutusan.
5.2.4. Para Pembina
Implementasi renstra dalam program kegiatan para pembina terlaksana
sesuai nilai-nilai yang menunjang profesionalitas para pembina. Untuk
pengembangan bidang profesionalitas yang meliputi cerdas, inovatif,
integral, dedikatif, kerja sa-ma, dan akuntabel, para pembina Provinsi
mengadakan pembinaan baik secara bersama maupun secara pribadi,
sesuai kebutuhan diri dan kebutuhan para calon. Pembinaan yang
dilakukan para pembina selama periode ini antara lain: mengadakan
rekoleksi bersama dengan tema “seni mendengarkan”, workshop
pengolahan hidup bersama RP. Budi Go Mulia, SJ, pembinaan
internasional de-ngan tema “Dalam Maria kita mengenal diri kita, dalam
Maria nampaklah sikap iman”, pendalaman tentang Maria secara biblis
bersama RP. Ignatius Budiono, O.Carm, rapat evaluasi para pembina
setiap tahun, mengikuti kursus-kursus se-cara pribadi sesuai kebutuhan
dan mengikuti pertemuan tematis baik secara internasional maupun
nasional. Melalui pembinaan baik bersama maupun pri-badi, para
pembina mengalami sungguh dikembangkan dan terbantu dalam me-
laksanakan proses pembinaan. Para pembina mengalami disegarkan,
diteguhkan, diperkaya dan ditantang untuk meningkatkan kualitas
pelayanan bagi para calon dan sinergisme dalam tim.

5.3. Bidang Spiritualitas


Program Tim Spiritualitas disusun berdasarkan renstra bidang spiritualitas.
Program tahun 2011 difokuskan untuk persiapan pembuatan materi retret bagi
mitra karya PDp dan pendalaman-pendalaman bersama para ahli. Program
tahun 2012-2015 terfokus pada pelaksanaan retret bagi mitra karya, baik Per-
kumpulan Dharmaputri maupun Yayasan Amal Dharma Bakti atau Badan Sosi-
P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 6 – 2 0 1 0 | 235
al. Pada umumnya program yang direncanakan oleh Tim Spiritualitas terlak-
sana dengan baik karena sebelumnya sudah ada koordinasi dengan pihak PDp,
unit sekolah dan Yayasan Amal Dharma Bakti. Program yang tidak terlaksana
pada umumnya dise-babkan oleh pihak unit yang membatalkan retret karena
waktu dan tidak mendapat tempat untuk pelaksanaan retret.

5.4. Bidang Liturgi


Program Tim Liturgi pada tahun 2011 sudah dibuat sebelum renstra tersusun.
Pada tahun-tahun selanjutnya, Tim Liturgi membuat program kegiatannya de-
ngan mengacu pada renstra. Tim Liturgi sudah mempunyai program tetap tiap
tahunnya, dan setiap kali membuat program tahunan, ada tambahan kegiatan
sesuai kebutuhan dengan menitikberatkan pada nilai inti yang mau didalami
dan perwujudan dari rincian program dalam renstra. Pada umumnya, program
terlaksana dengan baik dan sesuai yang direncanakan. Ada program yang
belum selesai pada tahun yang bersangkutan, maka dilanjutkan pada tahun be-
rikutnya. Program-program yang direncanakan tidak semua dapat terlaksana
karena tidak mendapat persetujuan dari Pusat, karena sudah terakomodasi da-
lam program keuskupan, kevikepan dan paroki.

Program yang dilaksanakan oleh Tim Liturgi SPM selama periode ini adalah
program melalui doa-doa harian, ibadat menjelang pesta, peringatan dan Kong-
res Ekaristi yang dialami sangat membantu mengembangkan kualitas hidup
rohani, baik para suster maupun Kerabat SPM. Selain mengembangkan hidup
rohani para suster, program liturgi juga semakin mengembangkan pemahaman
dan penghayatan dalam berliturgi bagi para suster anggota Tim Liturgi sendiri.

5.5. Evaluasi Program Pembinaan Ekstern


5.5.1. Tim Promotor Panggilan (TPP)
Adanya rencana strategis Tim Promotor Panggilan sangat menguntung-
kan dalam membuat program kegiatan promosi panggilan. Program-
program dibuat dengan mengacu pada nilai-nilai renstra dan disesuai-
kan dengan keadaan, kebutuhan sasaran serta tujuan dari promosi
panggilan, dengan mengupayakan setiap nilai dalam bidang pengem-
bangan terwujud. Program yang sudah direncanakan dapat terlaksana
dengan baik berkat adanya komitmen bersama dalam tim, kerja sama
dalam semangat kolegialitas, keterbukaan satu dengan yang lain, keter-
salingan antara tim, donatur, dukungan komunitas dan para suster SPM.
5.5.2. Evaluasi Program Kerabat SPM
Kerabat SPM baik Pengurus Pusat maupun Daerah membuat program
kegiatan berdasarkan renstra Kerabat SPM. Setiap tahun mereka ber-
kumpul untuk membuat program satu tahun yang mengacu pada rens-
tra. Pelaksanaan program pusat setiap tahunnya berjalan lancar sesuai
yang diprogramkan, sedangkan yang di daerah, belum semua melaksa-
236 | P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 6 – 2 0 1 0
nakan kegiatan setiap bulannya sesuai dengan program, dikarenakan
belum terfokus dengan program dan ada yang karena belum paham
bagaimana melaksanakan program tersebut. Dalam evaluasi terakhir,
Pengurus Pusat akan memperhatikan dan membantu daerah-daerah
yang belum paham dalam melaksanakan program dan pengurus akan
mendampinginya.
5.6. Evaluasi Organik Komisi Pembinaan
Masing-masing tahapan pembinaan bidang layanan dalam Komisi Pembinaan
telah melakukan evaluasi dengan sistem organik yakni mencari kekuatan, pelu-
ang, memberikan aspirasi dan merumuskan hasil/ target. Dengan evaluasi
organik yang mengedepankan hal-hal yang positif seperti: Menjunjung tinggi
kesamaan martabat manusia sebagai citra Allah, percaya pada penyelenggaraan
Ilahi, bersikap visioner, berfokus pada kekuatan, pendekatannya mengedepan-
kan keberagaman, memberikan apresiasi, maka buahnya adalah efektif, kons-
truktif, respek, pengem-bangan dan kontributif.
Evaluasi dengan menggunakan sistem organik dialami tidak mudah, menguras
energi dan sebagian masih mengalami kebingungan atau ketidakjelasan. Meski
demikian, setiap tahap pembinaan, pokja atau tim akhirnya dapat menyelesai-
kan dan mewujudkan evaluasi organik renstra. Evaluasi ini dirasakan sulit oleh
berbagai pihak dalam Komisi Pembinaan karena merupakan hal yang baru
dikenali tetapi belum sungguh dipahami. Melalui evaluasi organik ini, para
suster menemukan kesadaran bahwa dalam diri dan dalam kelompok memiliki
kekuatan, peluang untuk berkembang, dan menemukan inovasi-inovasi baru
untuk mengoptimalkan kekuatan dan peluang sehingga hasilnya semakin
optimal.
Melalui proses evaluasi organik pembinaan, tampak adanyua perkembangan
dan perubahan sosial dalam kehidupan, karena setiap pribadi menjadi semakin
mengenali diri yang dicipta sebagai citra Allah, semakin mengasihi Allah, se-
sama dan diri, menjadi semakin bersaudara, murni hati, terbuka terhadap Roh,
sederhana, mencintai salib dan penuh sukacita dalam melayani.
5.7. Rekomendasi:
5.7.1. Dalam proses pembinaan, spiritualitas tetap menjadi yang utama agar
spiritualitas mendarah daging bagi setiap pribadi dalam hidupnya, se-
suai dengan tujuan pemekaran no. 1 dan 2.
5.7.2. Para pembina terus-menerus terbuka mengup date diri agar dalam pro-
ses pembinaan tetap aktual dan menjawab tantangan jaman.
5.7.3. Dalam pendalaman-pendalaman tematik terkait dengan trend Gereja
dan dunia, perlu kerja sama dengan berbagai pihak.
5.7.4. Perlunya kerja sama terus-menerus antar pembina dari 2 (dua) Provinsi
yang akan datang.
P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 6 – 2 0 1 0 | 237
BAB VIII
KEPUTUSAN No. 3/SPM/Kap. Prov/XII/2010
Tentang PERUTUSAN BIDANG PENDIDIKAN

1. KEROHANIAN:

1.1. CIRI KHAS KATOLIK.


Kita sebagai orang yang terpanggil, membaktikan diri demi kebahagiaan hidup
manusia dengan menciptakan lingkungan hidup bersama yang dijiwai oleh se-
mangat Injil, kebebasan, cintakasih, serta lebih berpihak kepada yang miskin
sesuai amanat agung Tuhan Yesus, sehingga orang miskin lebih mendapat per-
hatian yang semestinya (Nopas KWI 2008 tentang pendidikan, no. 11.3). Untuk
itu, diperlukan pengintegrasian antara: Iman dan ilmu; iman dan kehidupan;
iman dan budaya, dalam suasana saling menghargai dan solider (Lih. Konst. hal.
75, no. 2; Deklarasi tentang pendidikan/ Gravisium Educationis; Nopas KWI
2008 tentang Pendidikan no. 4.4, 11.1, 11.3; Renstra Komdik KWI 2009-2012).
1.2. SPIRITUALITAS.
Meneladan Ibu Julie Billiart yang daya tariknya terletak pada semangat pela-
yanan, kasih tak terbatas, penghargaan pada kesamaan martabat manusia seba-
gai citra Allah, serta imannya yang kuat pada penyelenggaraan Ilahi, maka seti-
ap pribadi Suster SPM dan mitra kerjanya perlu memperjuangkan kebudayaan
hidup dan mengangkat kesamaan martabat manusia sebagai citra Allah, yang
nampak dalam usahanya mencari Kerajaan Allah yaitu kerahimanNya, keadilan
dan kedamaian (Bdk. Dok. Ker. Kap. Prov. 2006, no. 19). Kita beserta mitra ker-
ja pendidikan perlu menghayati dan mewujudkan spiritualitas SPM agar lambat
laun menjadi saudara satu sama lain, sehingga kesamaan martabat manusia se-
bagai citra Allah diakui lebih luas dan dihayati banyak orang. Dengan demikian,
semakin terwujud habitus baru yaitu budaya kehidupan (Bdk. Dok. Ker. Kap.
Prov. 2006, no. 22).

1.3. TIM PEMBINA SPIRITUALITAS.


Dalam semangat kolegial dan tanggap terhadap perubahan serta perkembang-
an jaman, kita semakin menyadari pentingnya bekerja dalam bentuk tim. Tim
kerja ini tidak terbatas pada suster-suster SPM saja, tetapi melibatkan rekan
kerja yang memiliki keahlian khusus atau kompetensi tertentu (Bdk. Dok. Ker.
Kap. Prov. 2006, no. 45). Demikian juga, untuk meneruskan dan mewujudkan
spiritualitas kesamaan manusia sebagai citra Allah dalam perutusan bidang
pendidikan memerlukan tim pembina spiritualitas. Tim ini berpartisipasi da-
lam penerusan spiritualitas, memelihara, mengembangkan, dan memberi ben-
tuk terakhir nilai-nilai manusia sebagai gambar Allah yang bermartabat, berke-
adilan, dan berbelaskasih (Lih. Konst. hal. 63 dan 77; bk. Sekolah Katolik hal. 17
238 | P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 6 – 2 0 1 0
no. 34 dan hal. 18 no. 35; Awam Katolik Saksi-Saksi Iman hal. 15 no. 32, Nopas
KWI 2008 tentang pendidikan, no. 4.3).
1.4. KADERISASI KEPEMIMPINAN.
Menanggapi situasi dan kebutuhan pelayanan bidang pendidikan saat ini, kong-
regasi perlu meningkatkan perhatian terhadap kaderisasi kepemimpinan bi-
dang pendidikan. Kita menyadari bahwa dalam karya-karya tertentu kasih dan
kesediaan perlu disertai keahlian (Konst. hal. 79, no. 6a). Dalam menghadapi
perubahan jaman dibutuhkan profesionalitas, integritas, kemampuan berkomu-
nikasi, dan sikap visioner (Nopas KWI 2008 tentang pendidikan hal. 24).
1.5. KUALITAS PRIBADI DAN PROFESIONALITAS.
Perutusan bidang pendidikan jaman ini membutuhkan sosok pribadi utusan
Allah yang unggul, berkualitas, dan profesional; yang memahami, menghayati,
dan mengaktualisasikan visi pendidikan, pokok-pokok penting landasan hukum
tentang pendidikan yang diatur oleh Negara, Gereja, dan spiritualitas pendiri
secara kontekstual (lih. KHK kan. 793-795). Pribadi yang berkualitas dan pro-
fessional hidupnya dilandasi sikap iman dan kasih, tanggap terhadap situasi
jaman, mampu berpikir kritis, berinovasi, berani menanggung resiko, mampu
bergaul, mampu menyelesaikan masalah hidup, serta menjadi pembawa damai
dan pengampunan (Bdk. Konst. hal. 65 no. 2; Nopas KWI 2008 tentang Pendidi-
kan, no. 11.4). Demikian pula, dalam menanggapi perubahan jaman yang sema-
kin cepat, yang mempengaruhi sistem pendidikan dan manajemen Lembaga
Pendidikan Katolik, dibutuhkan kemampuan yang semakin profesional. Untuk
itu kita perlu meningkatkan ketrampilan manajerial dan memahami perubahan
dunia pendidikan (Lih. Nopas KWI 2008 tentang pendidikan no. 4.2, 4.3, 8.6,
10.3, 11.2, 11.4).
1.6. ANALISA DAN EVALUASI.
Sikap tanggap terhadap tanda-tanda jaman mengandung kesediaan untuk seca-
ra teratur mengevaluasi kualitas karya perutusan pendidikan serta mengana-
lisa dengan menggunakan metode yang sesuai dan menjawab kebutuhan (Bdk.
Doker. Kap. Prov. 2006, no. 46; Bdk. Konst. hal. 90, strip 11).
1.7. PENGELOLAAN SARANA PRASARANA.
Menyadari pentingnya keberlangsungan karya perutusan, maka sarana prasa-
rana harus dikelola dengan baik agar perutusan bersama terlaksana (Bdk. Sta-
tuta, no. 32.1). Segala milik kita merupakan anugerah Allah dan diperuntukkan
segala-galanya untuk semua (Bdk. Konst. hal. 55, no. 3). Pengelolaan sarana
prasarana merupakan wujud persembahan diri dan syukur kita kepada Allah
yang sudah memberikan banyak rahmat (Bdk. Doker. Kap. Prov. 2006, no. 24).
1.8. PENGELOLAAN KEUANGAN.
Sebagai kelompok yang terpanggil untuk hidup mengikuti Yesus dan mau hidup
menurut warta gembira-Nya, serta dijiwai teladan Maria menghayati hidup
239 | P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 6 – 2 0 1 0
murni, miskin dan taat, kita ingin menjadi bebas tanpa dikuasai berhala apa-
pun, karena segala milik yang kita punyai adalah anugerahNya semata dan mi-
lik kita bersama, digunakan sebagai sarana perwujudan pelayanan (Bdk. Konst.
hal. 49 al. 2, hal. 55 no.3; Dok. Ker. Kep. Kap. Prov. 2006, no. 23). Pengelolaan
hal-hal duniawi, baik yang beraspek yuridis maupun yang beraspek finansial,
bukan hanya menyangkut kebutuhan yang wajar dari administrasi kelembaga-
an, melainkan juga merupakan wujud persembahan diri dan syukur kita kepada
Allah yang sudah memberikan begitu banyak rahmat (Doker. Kap. Prov. 2006,
no. 24). Sistem pengelolaan keuangan dalam perutusan pendidikan perlu diu-
payakan secara kontinyu untuk mencapai pengelolaan keuangan yang akunta-
bel, kredibel dan transparan sebagai bentuk tanggung jawab kita kepada Tuhan
dan Kongregasi (Nopas KWI 2008 tentang Pendidikan, no. 4.4, 11.3, 11.5; Konst.
hal. 49, al. 2).
1.9. KEMANDIRIAN FINANSIAL.
Tanpa kehilangan kepercayaan akan kebaikan Tuhan dan Penyelenggaraan Ila-
hi, yang senantiasa mendukung karya-karya kita, kita terpanggil juga untuk se-
cara kreatif menggali sumber dan mencari cara-cara baru untuk mendukung
karya-karya kita secara finansial. Dengan demikian, keberlangsungan karya
perutusan di masa depan tetap terjaga (Bdk. Nopas KWI 2008 tentang pendi-
dikan no. 8.5, 11.5; I Kor. 16: 1-4; Yoh. 6: 1-15).

1.10. KOMUNIKASI.
Untuk membiarkan diri semakin diilhami oleh spiritualitas kita yang terutama
diarahkan pada cara hidup bersama yang baru, kita tetap berhubungan dengan
cara-cara yang berpusatkan pada kesamaan martabat manusia sebagai citra Al-
lah (Bdk. Statuta no. 30.1). Ciri inklusif Gereja Katolik memberi warna pada
kerasulan kita di bidang pendidikan. Maka, sekolah Katolik senantiasa mem-
bangun komunikasi, dialog dengan instansi profesi, dan institusi keagamaan
pada umumnya, bahkan situasi di mana agama tidak mendapat tempat dan
diakui keberadaannya (Awam Katolik di Sekolah Katolik, hal. 47 no. 10).

1.11. JEJARING.
Tanggap terhadap perubahan serta perkembangan jaman, kita menyadari akan
semakin pentingnya membangun jejaring intern dan ekstern demi peningkatan
kualitas dan kontinuitas perutusan bidang pendidikan. Sebagai Suster SPM kita
diutus bukan seorang diri, tetapi bersama yang lain dalam hidup persekutuan,
sebagaimana tertuang dalam konstitusi hal. 23, al. 1, “…Jalan itu tidak kita
tempuh seorang diri, melainkan bersama orang-orang lain”, begitu pula dalam
melaksanakan tugas perutusan “Kita diutus Kongregasi dan melaksanakan per-
utusan itu atas nama dan oleh penugasan Gereja dan dalam persekutuan
dengan-Nya” (Lih. Konst. hal. 77, no. 4; Dok. Ker. Kap. Prov. 2006, no. 21; Nopas
KWI 2008 tentang Pendidikan no. 10.2).

240 | P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 6 – 2 0 1 0
2. MENIMBANG & MENGINGAT (Bdk. Kep. Kap. Provindo Desember 2010)
2.1. KEPUTUSAN:
2.1.1. Perlunya peningkatan pemahaman, penghayatan dan pengamalan
spiritualitas Kongregasi SPM dalam perutusan bidang pendidikan;
2.1.2. Perlunya peningkatan pemahaman, penghayatan dan pengamalan ciri
khas Katolik dalam perutusan bidang pendidikan;
2.1.3. Perlunya pembentukan Tim Pembina Spiritualitas bagi pendidik, tenaga
kependidikan dan peserta didik di lingkungan Perkumpulan Dharma-
putri;
2.1.4. Perlunya peningkatan kaderisasi kepemimpinan di lingkungan Perkum-
pulan Dharmaputri;
 Perlunya peningkatan profesionalitas penyelenggara, pengelola, dan
pelaksana perutusan bidang pendidikan;
 Perlunya peningkatan kualitas kepribadian penyelenggara, pengelo-
la dan pelaksana perutusan bidang pendidikan;
 Perlunya peningkatan profesionalitas penyelenggara dalam mana-
jemen kepegawaian: rekrutmen, penempatan, pembinaan, peng-
hargaan dan pemutusan hubungan kerja;
 Perlunya peningkatan pemahaman penyelenggara, pengelola dan pe-
laksana tentang perundang-undangan Negara, landasan hukum Gere-
ja tentang pendidikan, dan spiritualitas Pendiri;
2.1.5. Perlu membangun budaya analisa dan evaluasi secara berkala sesuai
kriteria spiritualitas dan tujuan kongregasi untuk menjawab kebutuhan
jaman;
2.1.6. Perlunya peningkatan pengelolaan sarana-prasarana penunjang karya
perutusan bidang pendidikan;
2.1.7. Perlunya peningkatan akuntabilitas, kredibelitas dan transparansi pe-
nyelenggara, pengelola, dan pelaksana dalam mengelola keuangan;
2.1.8. Perlunya peningkatan dalam memberi perhatian kepada usaha keman-
dirian finansial bidang pendidikan;
2.1.9. Perlunya peningkatan komunikasi intern dan ekstern dalam pelaksana-
an perutusan bidang pendidikan; dan
2.1.10. Perlunya peningkatan jejaring intern dan ekstern dalam pelaksanaan
perutusan bidang pendidikan.
2.1.11. Menindaklanjuti Renstra 2006-2010 tentang Pendidikan secara aktual/
kontekstual.
Menugasi DPP terpilih periode 2010-2016 untuk menjabarkan Keputusan Kapi-
tel ke dalam Rencana Strategis dan Aksi Nyata. Untuk membantu mewujudkan-
nya DPP bekerja sama dengan Komisi Pendidikan

241 | P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 6 – 2 0 1 0
3. VISI
Perkumpulan Dharmaputri setia pada pencerdasan kehidupan bangsa, ciri khas
Katolik, spiritualitas kesamaan martabat manusia citra Allah, kualitas dan pro-
fesional dalam pendampingan generasi muda sebagai pribadi utuh.

4. MISI
Dijiwai spiritualitas kesamaan martabat manusia sebagai citra Allah, Perkum-
pulan Dharmaputri:
 Mendampingi unit perutusan bidang pendidikan Perkumpulan Dharmaputri
agar setia pada pencerdasan kehidupan bangsa, yang berwawasan kebang-
saan Indonesia: Pluralis, inklusif, demokratis, adil dan berbudaya dalam
hidup bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
 Mendampingi unit perutusan bidang pendidikan Perkumpulan Dharmaputri
agar setia pada ciri khas Katolik yang dijiwai semangat kebebasan dan cinta
kasih Injili: Mengintegrasikan iman dan ilmu, iman dan kehidupan, iman dan
budaya dan luwes dalam mencapai tujuan.
 Mendampingi unit perutusan bidang pendidikan Perkumpulan Dharmaputri
agar setia dalam mewujudkan spiritualitas kesamaan martabat manusia ci-
tra Allah dan kharisma Kongregasi SPM: Iman akan penyelenggaraan Ilahi,
persaudaraan solider kepada yang miskin dan menderita, kolegial dan peka
terhadap tanda-tanda jaman.
 Mendampingi penyelenggara, pengelola, dan pelaksana Perkumpulan Dhar-
maputri agar:
o Memiliki kualitas kepribadian yang unggul: Memiliki idealisme, visioner,
inovatif dan integritas.
o Memiliki kualitas pendidikan yang unggul: Mencapai/ melampaui 8 stan-
dar nasional pendidikan.
o Mendampingi penyelenggara, pengelola dan pelaksana Perkumpulan
Dharmaputri agar profesional dalam penyelenggaraan, pengelolaan dan
pelaksanaan pendidikan.
o Mendampingi generasi muda Perkumpulan Dharmaputri agar memiliki
kecerdasan seimbang secara spiritual, intelektual, emosional, adversity
dan physical untuk membentuk pribadi utuh.

5. PERUTUSAN
(Bdk. Lap. Evaluasi DP Provindo 2010-2016 Bidang Pendidikan).

242 | P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 6 – 2 0 1 0
5.1. PERUTUSAN EKSTERNAL
5.1.1. Bidang Pendidikan
Menanggapi harapan Kongregasi yang mengandung tugas panggilan dan
perutusan Tuhan sendiri, Kongregasi SPM Provindo berusaha untuk te-
rus belajar memahami tuntunan Tuhan yang seringkali disampaikan
dalam tanda-tanda yang tidak terlalu jelas. Setapak demi setapak kita
melangkah maju bersama mewujudkan usaha meningkatkan kualitas
pribadi dan perutusan, dengan setia dan tekun penuh keyakinan menuju
masa depan penuh harapan.
Visi Perkumpulan Dharmaputri (PDp) yang digali dari keputusan Kapi-
tel Provindo 2010 mengandung enam nilai inti yang menjadi arah yang
jelas untuk dituju, melalui aneka bentuk kegiatan dan prakarsa baik, de-
ngan melibatkan para suster dan mitra karya. Enam nilai yang terkan-
dung dalam visi Perkumpulan Dharmaputri juga menjadi pilar penyang-
ga keberlangsungan karya perutusan pendidikan SPM, sekaligus menja-
di kekuatan dan acuan dalam setiap gerak PDp. Dengan berbagai cara
dan usaha, seluruh elemen ditata agar mampu berperan aktif dan ber-
kontribusi pada terwujudnya kesamaan martabat manusia sebagai citra
Allah. Serta terwujudnya persaudaraan sejati, sebagaimana ditulis da-
lam Konstitusi SPM, bahwa perutusan yang kita wujudkan adalah:
”Sebagai jawaban kita mau mengabdi Tuhan, terutama kita mencari
Allah dan kerahiman-Nya, keadilan dan kedamaian” (Bdk. Konst. hal. 17
al. 2) dan tentang tujuan Kongregasi (Konst. 15-19)
Dalam melaksanakan perutusan Kongregasi, para suster di lingkungan
Perkumpulan Dharmaputri digerakkan oleh nilai-nilai Keputusan Kapi-
tel Kongregasi Provindo 2010 tentang perutusan bidang pendidikan
yang intinya yaitu: (1) setia pada pencerdasan kehidupan bangsa, (2)
setia pada ciri khas Katolik, (3) setia dalam mewujudkan spiritualitas
kesamaan martabat maanusia sebagai citra Allah dan kharisma Kong-
regasi SPM, (4) kualitas kepribadian dan pendidikan yang unggul, (5)
profesional dalam penyelenggaraan, pengelolaan dan pelaksanaan pen-
didikan, (6) pendampingan generasi muda menjadi pribadi utuh. Nilai-
nilai tersebut digali, ditemukan dan diproses bersama dalam pertemuan
Badan Musyawarah Provinsi (BMP) dan dalam Rapat Kerja Kepala Seko-
lah dan Bendahara PDp. Sebagaimana tertulis dalam Konstitusi hal. 75
no. 2, bahwa “Kita membaktikan diri kepada kebahagiaan hidup manu-
sia dengan berusaha melaksanakan karya belas kasih rohani dan jasma-
ni. Sesuai dengan tradisi, kita terutama berkarya di bidang pembinaan
dan pendidikan.”
Dalam usaha mewujudkan tanggung jawab, kepercayaan dan dalam
melaksanakan tugas perutusan mengelola perutusan bidang pendidikan
di lingkungan Perkumpulan Dharmaputri, Pengurus Perkumpulan Dhar-
243 | P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 6 – 2 0 1 0
maputri berperan sebagai pemegang visi misi perutusan bidang pendi-
dikan. Para suster dipenuhi dengan rasa syukur dan sukacita, yang dii-
mani sebagai campur tangan Allah yang Mahabaik, menerangi budi dan
hati, membimbing dalam perjalanan melewati jalan-jalan yang disedia-
kan-Nya, dan anugerah kesempatan saling memberdayakan dalam pe-
rencanaan, pelaksanaan, dan kerja dalam tim. Pengurus Perkumpulan
Dharmaputri mewujudkan hasil Keputusan Kapitel Provindo 2010,
khususnya perutusan bidang pendidikan. Implementasi Keputusan
Kapitel Provindo 2010 bidang pendidikan-terlampir.
Pengurus Perkumpulan Dharmaputri, yang dengan rela hati menerima
tugas sebagai tim beserta para suster, staf Perkumpulan Dharmaputi,
para kepala seko-lah, bendahara, para guru dan karyawan, sebagai pe-
laksana program, telah melaksanakan program umum Perkumpulan
Dharmaputri dan program sekolah masing-masing secara terpadu. De-
ngan bertumpu pada energi positif dan terus-menerus melakukan eks-
plorasi untuk menggali sisi positif, ide, gagasan, dan tindakan nyata, ma-
ka secara khusus dalam periode ini dicanangkan “Tahun SDM” dengan
usaha peningkatan kualitas pribadi dan perutusan, dengan mengadakan
aneka kegiatan: Retret spiritualitas secara keseluruhan, pembinaan pro-
fesional, studi banding, studi formal, dll. Data SDM-terlampir. Juga ada
pencanangan “Tahun Finansial” dengan usaha meningkatkan kemandi-
rian melalui tertib administrasi keuangan, berpedoman pada anggaran,
hemat, memelihara, memberdayakan dan mensyukuri yang telah ada.
Perkumpulan Dharmaputri adalah lembaga badan hukum milik Kongre-
gasi SPM yang mengelola perutusan bidang pendidikan. Pengurus Per-
kumpulan Dharma-putri adalah perangkat DPP SPM Indonesia sebagai
pengelola dan pelaksana visi perutusan bidang pendidikan milik Kong-
regasi SPM (Bdk. Anggaran Dasar/ Anggaran Rumah Tangga Perkum-
pulan Dharmaputri 2013 hal. 2). Dalam kerjanya, Pengurus Perkum-
pulan Dharmaputri didampingi oleh Dewan Pembina. Pengurus Per-
kumpulan Dharmaputri bertanggung jawab kepada Dewan Pembina
(AD/ ART psl. 9 no. 1 dan 2). Dewan Pembina adalah Dewan Pengurus
Provinsi SPM sebagai pemegang visi perutusan bidang pendidikan
Perkumpulan Dharmaputri (Bdk. Anggaran Dasar/ Anggaran Rumah
Tangga Perkumpulan Dharmaputri 2013 hal. 2). Dengan kata lain, Peng-
urus Perkumpulan Dharmaputri bertanggung jawab kepada Dewan
Pengurus Provinsi SPM.
Menyadari pentingnya keberlangsungan karya perutusan bidang pendi-
dikan, sarana prasarana harus dikelola dengan baik agar perutusan ber-
sama terlaksana (Bdk. Statuta, no. 32.1) dan segala milik kita merupa-
kan anugerah Allah dan diperuntukkan segala-galanya untuk semua
(Bdk. Konst. hal. 55, no. 3). Demikian pula dalam pengelolaan keuangan,
244 | P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 6 – 2 0 1 0
para suster senantiasa menyadari bahwa sistem pengelolaan keuangan
dalam perutusan pendidikan perlu diupayakan secara kontinyu, untuk
mencapai pengelolaan keuangan yang akuntabel, kredibel dan transpa-
ran sebagai bentuk tanggung jawab kita kepada Tuhan dan Kongregasi
(Nopas. KWI 2008 tentang Pendidikan, no. 4. 4, 11.3, 11.5; Konst. hal. 49,
al. 2). Berhadapan dengan situasi dimana etika dianggap kontra produk-
tif, Seruan Apostolik Bapa Suci Fransiskus tentang pembaharuan finan-
sial yang terbuka pada pertimbangan etis, antara lain mengingatkan
bahwa etika memungkinkan terjadinya keseimbangan dalam tatanan
sosial yang lebih berbelas kasih dan uang harus melayani, tidak meng-
uasai. Bapa Suci juga menyerukan kepada kita untuk solidaritas murah
hati dan dalam pengelolaan ekonomi, keuangan perlu kembali pada
pendekatan etis yang berpihak pada umat manusia. (lih. EG no. 57-58).
5.1.2. Rekomendasi
 Perlunya usaha terus-menerus dalam meningkatkan pemahaman
penghayatan spiritualitas kesamaan martabat manusia sebagai citra
Allah secara konkrit bagi seluruh warga Perkumpulan Dharmputri.
 Perlu mengusahakan kaderisasi kepemimpinan di lingkungan Per-
kumpulan Dharmaputri baik suster maupun bukan suster.
 Perlu membangun komitmen untuk mewujudkan kesepakatan hu-
bungan kerja sama antara Perkumpulan SPM dan Perkumpulan
Dharmaputri, serta meningkatkan jejaring antarunit karya SPM.
 Perlu mengadakan evaluasi bersama tentang hubungan kerja sama
antar lembaga dan mempersiapkan “Konsep” formulasi bentuk kerja
sama berkaitan dengan tindak lanjut keputusan pemekaran SPM
Provindo.
 Meningkatkan tertib administrasi dan kemandirian finansial unit
karya.
 Meningkatkan pemeliharaan sarana prasarana pendidikan secara
kontinyu.
 Pentingnya pembinaan “Team building” bagi Pengurus Perkumpulan
Dharma-putri secara terprogram.
 Meningkatkan pemahaman dan penghayatan spiritualitas kepemim-
pinan bagi penyelenggara, pengelola dan pelaksana pendidikan di
lingkungan Perkumpulan Dharmaputri.

245 | P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 6 – 2 0 1 0
BAB IX
KEPUTUSAN No. 04/SPM/KAP. PROV./XII/2010
Tentang PERUTUSAN EKSTERNAL BIDANG SOSIAL

1. KEROHANIAN

1.1. SPIRITUALITAS.
“Roh Tuhan ada padaku, Ia telah mengurapi Aku untuk menyampaikan kabar
baik kepada orang-orang miskin; Ia telah mengutus Aku untuk memberitakan
kepada orang-orang tawanan “Kamu bebas” dan kepada orang-orang buta “Ka-
mu dapat melihat lagi”, untuk membebaskan orang-orang yang tertindas, untuk
memberitakan tahun rahmat Tuhan telah datang.” (Bdk. Konst. hal. 71 al. 1; Yes.
61: 1-2). “Demikianlah Allah dengan cara baru dalam diri Yesus menampakkan
apakah “kabar gembira” itu. Sebagaimana Bapa mengutus Yesus, demikian pula
Yesus mengutus kita untuk melakukan apa yang Ia lakukan: Menjadi sesama se-
perti orang Samaria, saling membela dan memperlihatkan bagaimana Allah itu”
(Konst. hal. 73 al. 3). Kita berusaha melaksanakan karya belas kasih rohani dan
jasmani dengan mendahulukan mereka yang miskin dan tertindas, agar ke-
samaan martabat manusia sebagai citra Allah diakui lebih luas dan dihayati
banyak orang (Bdk. Konst. hal. 75-77. no.2, Bdk. Dok. Ker. Kep. Kap. Prov. 2006
no. 22).
1.2. KUALITAS PRIBADI DAN PROFESIONALITAS.
Jaman sekarang membutuhkan sosok Suster SPM dan mitra kerja yang ber-
kualitas dan professional dalam melaksanakan perutusan bidang sosial: Penuh
iman dan kasih, berbelaskasih dan bersikap adil, tanggap terhadap situasi ja-
man, kreatif, selektif, berpikir kritis, terbuka terhadap perubahan, berani meng-
ambil resiko, mampu bergaul, mampu menangani tugasnya, mampu bekerja sa-
ma, serta mampu menyelesaikan masalah hidup. “Kita menyadari bahwa karya-
karya tertentu kasih dan kesediaan perlu disertai keahlian (Bdk. Konst. hal. 79
no. 6). Oleh karena itu, penting bagi setiap pribadi yang diutus dalam bidang
sosial, perlu belajar terus-menerus untuk mengembangkan bakat dan kemam-
puannya dalam menjawab kebutuhan layanannya. Pimpinan bertanggungjawab
terhadap pembinaan dan pendidikan untuk meningkatkan kualitas pribadi dan
profesionalitas mereka (Bdk. Bertolak Segar dalam Kristus no 15, Bdk. Konst.
hal. 79 no. 6; Bdk. Dok. Ker. Kep. Kap. Prov. 2006 no. 20).
1.3. KADERISASI.
Demi keberlangsungan perutusan bidang sosial sangat dibutuhkan adanya ka-
derisasi terus-menerus baik suster maupun mitra kerja. Dalam terang spiritu-
alitas kesamaan martabat manusia sebagai citra Allah setiap unit kerja bidang
sosial memungkinkan terciptanya suasana kaderisasi dengan aneka bentuknya.
246 | P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 6 – 2 0 1 0
Oleh karena itu, kesadaran bahwa setiap pribadi yang diutus memiliki tanggung
jawab dan sikap batin untuk mengkader dan keterbukaan untuk dikader amat-
lah penting. Pemimpin perlu memperhatikan proses kaderisasi ini secara se-
imbang dan berkesinambungan (Bdk. Konst. 19 al. 5,6,7, Konst. hal. 77 no. 3.
Konst. hal. 83 -85, Bdk. Bertolak Segar Dalam Kristus no. 15; Visi Misi
Keuskupan Malang).
1.4. KEADILAN PERDAMAIAN DAN KEUTUHAN CIPTAAN (KPKC).
“Sebagai jawaban kita mau mengabdi Tuhan dalam diri kita sendiri dan dalam
orang lain. Terutama kita mau mencari kerajaan Allah dan kerahiman-Nya, kea-
dilan dan kedamaian (Bdk. Konst. hal. 17 no. 3; Bdk. Mat. 6:33). Menyadari situ-
asi jaman ini dimana terjadi penindasan, penyalahgunaan kekuasaan, ketidak-
adilan, kita berusaha bergaul penuh perhatian dengan segala yang hidup dan
tidak menyalahgunakan ciptaan Allah. Sebab kita tahu bahwa saat ini seluruh
ciptaan mengeluh dan merintih bagaikan wanita bersalin. (Bdk. Konst. hal. 25
al. 3; Bdk. Kej. 1: 26 -31; Bdk. ASG ‘Convenientes ex Universo’ art. 30).
1.5. KERJASAMA DAN JEJARING.
Sebagai makhluk sosial, kita dicipta untuk saling melengkapi, saling berbagi hi-
dup, saling terlibat, dan saling mengembangkan demi kepenuhan kesamaan
martabat manusia sebagai citra Allah (Bdk. Konst. hal. 19 al.1; hal. 29 no. 5).
“Jalan itu tidak kita tempuh seorang diri melainkan bersama orang-orang lain“
(Konst. hal. 23. al. 1). Tanggap terhadap perubahan dan perkembangan jaman,
serta demi peningkatan kualitas perutusan bidang sosial, perlu menjalin kerja-
sama dan membangun jejaring baik internal maupun eksternal (Bdk. Visi Misi
Keuskupan Malang, Misi Komisi Sosial).
1.6. KEMANDIRIAN FINANSIAL.
Demi perkembangan dan keberlangsungan karya-karya perutusan bidang sosi-
al, perlu meningkatkan keterlibatan aktif dan upaya kreatif menggali sumber
dana dan mencari cara-cara baru sesuai Spiritualitas SPM. Menyadari perlunya
keuangan sebagai sarana perwujudan pelayanan, kita perlu terus menerus me-
ningkatkan tertib administrasi secara akuntabel, kredibel dan transparan serta
sikap cermat dalam mengelola keuangan agar kemandirian finansial dapat ter-
wujud. Sikap solidaritas dan cinta kasih, kita wujudkan untuk mendukung
penghayatan kaul, pelayanan, dan persembahan diri kita kepada Allah (Bdk.
Visi Komisi Sosial, Bdk. Konst. hal. 55 no. 3, Bdk. Dok. Ker. Kep. Kap. Prov. hal.
43 no. 8).
1.7. EVALUASI DAN PENATAAN KARYA.
Secara kuantitatif masa depan Provinsi Indonesia nampaknya kurang menjan-
jikan maka Provindo melanjutkan fokus perencanaan ke depan pada kualitas
hidup para suster dan perutusannya (Bdk. Dok. Ker. Kep. Kap. Prov. 2006 no.
38). Demi meningkatkan kualitas, keberadaan dan keberlangsungan karya-kar-
247 | P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 6 – 2 0 1 0
ya perutusan bidang sosial, diperlukan penataan karya melalui evaluasi dan
analisa kriteria yang sesuai spiritualitas dan tujuan Kongregasi. Sikap tanggap
terhadap tanda-tanda jaman mengandung kesediaan untuk selalu meninjau
kembali karya-karya yang sudah kita miliki, sekaligus terbuka terhadap tan-
tangan-tantangan baru yang barangkali meminta kita untuk mengubah dan
membuka karya-karya baru (Bdk. Dok. Ker. Kep. Kap. Prov. 2006 no. 46).

2. MENIMBANG & MENGINGAT (Bdk. Bk. Kep.Kap. Provindo Desember 2010)

MEMUTUSKAN:

 Perlu pengoptimalan pemahaman, penghayatan, dan pengalaman spirituali-


tas Kongregasi SPM dalam perutusan bidang sosial;
 Perlu peningkatan kesetiaan dan komitmen untuk membantu mereka yang
miskin dan tertindas dalam perutusan bidang sosial;
 Perlu peningkatan sikap kristis, selektif, kreatif dan terbuka terhadap pem-
baharuan bagi pengelola dan pelaksana perutusan bidang sosial;
 Perlu peningkatan profesionalitas pengelola dan pelaksana karya perutusan
bidang sosial;
 Perlu pengoptimalan sistem kaderisasi baik suster maupun non suster da-
lam perutusan bidang sosial;
 Perlu pengoptimalan fungsi-fungsi manajemen bagi pengelola dan pelaksana
perutusan bidang sosial;
 Perlu peningkatan perhatian terhadap pengembangan perutusan bidang
sosial;
 Perlu peningkatan pemahaman, penghayatan dan pengamalan Keadilan Per-
damaian dan Keutuhan Ciptaan (KPKC) secara tepat bagi para suster dan
mitra kerja;
 Perlu peningkatan kerjasama dan jejaring internal dan ekternal dalam peru-
tusan bidang sosial;
 Perlu peningkatan kemandirian financial dalam perutusan bidang sosial;
 Perlu peningkatan pengelolaan keuangan perutusan bidang sosial secara
akuntabel, kredibel, dan transparan; dan
 Perlu penataan dalam perutusan bidang sosial dan mencari terobosan karya
baru yang menjawab kebutuhan jaman melalui analisa dan kriteria yang
sesuai Spiritualitas dan tujuan kongregasi.
 Menindaklanjuti Renstra 2006-2010 tentang bidang Sosial secara aktual/
kontekstual.
Menugasi DPP terpilih periode 2010-2016 untuk menjabarkan Keputusan ter-
sebut ke dalam Rencana Strategis dan Aksi Nyata.

248 | P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 6 – 2 0 1 0
Untuk membantu mewujudkannya DPP bekerja sama dengan Komisi bidang
Sosial.
CATATAN :
Seluruh layanan Sosial SPM berada dalam payung Komisi Sosial, yang menjadi
wadah bagi 8 (delapan) layanan Sosial yakni: Layanan kesehatan, asrama, panti
asuhan, sosial kemasyarakatan, pastoral, KPKC, rumah pembinaan dan layanan
lembaga non SPM. Mengingat bidang layanan Komisi Sosial SPM terdiri dari
berbagai layanan yang sangat bervariatif, maka rencana strategis Komisi Sosial
Kepengurusan 2010-2016 di susun berdasarkan kekhasan “Bidang layanan”
masing-masing.

3. LAYANAN SOSIAL BIDANG KESEHATAN


3.1. VISI
Terwujudnya pelayanan kesehatan SPM yang penuh kasih, profesional, inklusif
dan akuntabel dalam keber-pihakan kepada yang miskin sesuai dengan spiritu-
alitas kesamaan martabat manusia sebagai citra Allah demi optimalisasi derajat
kesehatan masyarakat.
3.2. MISI
3.2.1. Melayani pasien dengan tulus, murah hati, belas kasih dan penuh peng-
orbanan.
3.2.2. Melayani secara profesional dengan berkomitmen, memiliki panggilan
jiwa, kompetensi, dan selalu me-mutakhirkan diri.
3.2.3. Menciptakan pelayanan bidang kesehatan agar se-mangat inklusif ter-
wujud dengan sikap kooperatif, terbuka dan kebersatuan dalam keber-
agaman.
3.2.4. Mewujudkan pengelolaan bidang kesehatan yang akuntabel dengan
tanggung jawab, kredibel, akurat dan transparan.
3.2.5. Mewujudkan pelayanan bidang kesehatan yang berpihak kepada yang
miskin dengan empati, adil, rela berbagi, dan total.
3.2.6. Mewujudkan pelayanan bidang kesehatan sesuai spiritualitas kesamaan
martabat manusia sebagai citra Allah dengan sikap kesetaraan, peng-
hormatan terhadap martabat pribadi, martabat akal budi, martabat hati
nurani, dan martabat kebebasan.
3.2.7. Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dengan gaya hidup, buda-
ya sehat, keseimbangan hidup dan cinta kehidupan.

4. LAYANAN SOSIAL BIDANG ASRAMA


4.1. VISI
249 | P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 6 – 2 0 1 0
Terwujudnya pelayanan asrama SPM yang kondusif, profesional, inklusif dan
akuntabel dalam keberpihakan kepada yang miskin sesuai dengan spiritualitas
kesamaan martabat manusia sebagai citra Allah demi pendampingan pribadi
utuh dan ketrampilan hidup.
4.2. MISI
4.2.1. Menciptakan komunitas asrama yang kondusif dengan sikap persauda-
raan, kerja sama, kesetiaan dan kedisiplinan.
4.2.2. Melayani asrama SPM secara profesional dengan berkomitmen, memili-
ki panggilan jiwa, kompetensi dan selalu memutakhirkan diri.
4.2.3. Menciptakan komunitas asrama agar semangat inklusif terwujud de-
ngan sikap kooperatif, terbuka, kebersatuan dalam keberagaman.
4.2.4. Mewujudkan pengelolaan asrama yang akuntabel dengan tanggung ja-
wab, kredibel, akurat dan transparan.
4.2.5. Mewujudkan pelayanan asrama yang berpihak kepada yang miskin de-
ngan empati, adil, rela berbagi dan total.
4.2.6. Komunitas asrama menghidupi spiritualitas kesamaan martabat manu-
sia sebagai citra Allah dengan sikap kesetaraan, penghormatan terhadap
martabat pribadi, martabat akal budi, martabat hati nurani dan marta-
bat kebebasan.
4.2.7. Mengembangkan kecerdasan intelektual, emosio-nal, spiritual dan sehat
jasmani anak secara integral.
4.2.8. Melatih anak agar mandiri, tanggung jawab, sosial dan kreatif.

5. LAYANAN SOSIAL BIDANG PANTI ASUHAN


5.1. VISI
Terwujudnya pelayanan Panti Asuhan SPM yang kondusif, profesional, inklusif
dan akuntabel dalam keberpihakan kepada yang miskin sesuai dengan spiritua-
litas kesamaan martabat manusia sebagai citra Allah demi pendampingan pri-
badi utuh dan ketrampilan hidup.
5.2. MISI
5.2.1. Menciptakan komunitas panti asuhan yang kondusif dengan sikap per-
saudaraan, kerja sama, kesetiaan dan kedisiplinan.
5.2.2. Melayani panti asuhan SPM secara profesional dengan berkomitmen
memiliki panggilan jiwa, kompetensi, dan selalu memutakhirkan diri.
5.2.3. Menciptakan komunitas panti asuhan agar semangat inklusif terwujud
dengan sikap kooperatif, terbuka, kebersatuan dalam keberagaman.
5.2.4. Mewujudkan pengelolaan panti asuhan yang akuntabel dengan tang-
gung jawab, kredibel, akurat dan transparan.
5.2.5. Mewujudkan pelayanan panti asuhan yang berpihak kepada yang mis-
kin dengan empati, adil, rela berbagi dan total.
250 | P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 6 – 2 0 1 0
5.2.6. Komunitas panti asuhan menghidupi spiritualitas kesamaan martabat
manusia sebagai citra Allah dengan sikap kesetaraan, penghormatan
terhadap martabat pribadi, martabat akal budi, martabat hati nurani,
dan martabat kebebasan.
5.2.7. Menumbuhkembangkan kecerdasan intelektual, emosional, spiritual
dan sehat jasmani anak secara inte-gral.
5.2.8. Melatih anak agar mandiri, tanggung jawab, sosial dan kreatif.

6. LAYANAN SOSIAL BIDANG SOSIAL KEMASYARAKATAN


6.1. VISI
Terwujudnya pelayanan pemberdayaan komunitas basis masyarakat yang pro-
fesional, inklusif, akuntabel dalam keberpihakan kepada yang miskin sesuai
dengan spiritualitas kesamaan martabat manusia sebagai citra Allah.
6.2. MISI
6.2.1. Mengembangkan pemberdayaan komunitas basis masyarakat yang
mandiri, tanggung jawab, percaya, dan inovatif.
6.2.2. Mendampingi komunitas basis masyarakat secara profesional dengan
berkomitmen, memiliki panggilan jiwa, kompetensi dan selalu memuk-
tahirkan diri.
6.2.3. Menciptakan komunitas basis masyarakat agar semangat inklusif terwu-
jud dalam sikap kooperatif, terbuka, kebersatuan dalam keberagaman.
6.2.4. Mengembangkan pelayanan komunitas basis masyarakat yang akunta-
bel dengan tanggung jawab, kredibel, akurat dan transparan.
6.2.5. Mengembangkan komunitas basis masyarakat yang berpihak kepada
yang miskin dengan empati, adil, rela berbagi dan total.
6.2.6. Mewujudkan pendampingan komunitas basis masyarakat sesuai spiritu-
alitas kesamaan martabat manusia sebagai citra Allah dengan sikap ke-
setaraan, penghormatan terhadap martabat pribadi, martabat akal budi,
martabat hati nurani dan martabat kebebasan.

7. LAYANAN SOSIAL BIDANG PASTORAL


7.1. VISI :
Terwujudnya Komunitas Basis Gerejawi sebagai media pewartaan yang profe-
sional, inklusif, akuntabel dalam keberpihakan pada yang miskin sesuai dengan
spiritualitas kesamaan martabat manusia sebagai citra Allah.
7.2. MISI
7.2.1. Melaksanakan pendampingan Komunitas Basis Gerejawi sebagai media
pewartaan dengan semangat persaudaraan, komunikasi iman, keterbu-
kaan dan tobat.
251 | P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 6 – 2 0 1 0
7.2.2. Melaksanakan pendampingan Komunitas Basis Gerejawi sebagai media
pewartaan secara profesional dengan berkomitmen memiliki panggilan
jiwa, kompetensi dan selalu memutakhiran diri.
7.2.3. Menciptakan Komunitas Basis Gerejawi sebagai media pewartaan agar
semangat inklusif terwujud dengan sikap kooperatif, terbuka, persatuan
dan keberagaman.
7.2.4. Mengembangkan pelayanan Komunitas Basis Gerejawi sebagai media
pewartaan yang akuntabel dengan tanggung jawab, kredibel, akurat dan
transparan.
7.2.5. Mengembangkan Komunitas Basis Gerejawi sebagai media pewartaan
yang berpihak pada yang miskin dengan empati, adil, rela berbagi dan
total.
7.2.6. Mewujudkan pendampingan Komunitas Basis Gerejawi sebagai media
pewartaan sesuai spiritualitas kesamaan martabat manusia sebagai ci-
tra Allah dengan sikap kesetaraan, penghormatan terhadap martabat
pribadi, martabat akal budi, martabat hati nurani dan martabat ke-
bebasan.

8. LAYANAN SOSIAL BIDANG KPKC


8.1. VISI:
Terwujudnya pelayanan KPKC SPM yang profesional, inklusif, berpihak kepada
yang miskin, akuntabel, adil dan damai untuk mencapai keutuhan ciptaan se-
suai dengan spiritualitas kesamaan martabat manusia sebagai citra Allah.
8.2. MISI:
8.2.1. Mewujudkan pelayanan profesional KPKC yang komitmen, memiliki
panggilan jiwa, kompetensi, dan selalu memutakhirkan diri.
8.2.2. Melaksanakan pelayanan KPKC yang inklusif dengan sikap kooperatif,
terbuka, persatuan dan keberagaman.
8.2.3. Melaksanakan pelayanan KPKC dalam keberpihakan kepada yang mis-
kin dengan empati, adil, rela berbagi dan total.
8.2.4. Melaksanakan pelayanan KPKC yang akuntabel dengan penuh tanggung
jawab, kredibel, akurat dan transparan.
8.2.5. Memperjuangkan keadilan dengan budaya cukup, jujur, bela rasa dan
harmonis.
8.2.6. Menciptakan perdamaian dengan sikap kesalingtergantungan, penghar-
gaan martabat, pengampunan dan penyelamatan.
8.2.7. Memperjuangkan keutuhan ciptaan dengan pelestarian, pengendalian,
perlindungan dan peremajaan alam ciptaan.
8.2.8. Melaksanakan pelayanan KPKC sesuai dengan spiritualitas kesamaan
martabat manusia sebagai citra Allah dengan sikap kesetaraan, peng-
252 | P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 6 – 2 0 1 0
hormatan terhadap martabat pribadi, martabat akal budi, martabat hati
nurani dan martabat kebebasan.

9. LAYANAN SOSIAL BIDANG RUMAH PEMBINAAN

9.1. VISI
Terwujudnya pelayanan rumah pembinaan SPM yang profesional, ramah, inklu-
sif dan akuntabel dalam keberpihakan kepada yang miskin sesuai dengan
spiritualitas kesamaan martabat manusia sebagai citra Allah demi penyegaran
rohani.

9.2. MISI
9.2.1. Melayani peserta pembinaan secara profesional dengan berkomitmen,
memiliki panggilan jiwa, kompetensi dan selalu memutakhirkan diri.
9.2.2. Menciptakan komunitas rumah pembinaan dengan budaya ramah, per-
saudaraan, kesiapsediaan dan komunikatif.
9.2.3. Menciptakan komunitas rumah pembinaan agar semangat inklusif ter-
wujud dengan sikap kooperatif, terbuka, persatuan dan keberagaman.
9.2.4. Mewujudkan pengelolaan rumah pembinaan SPM yang akuntabel de-
ngan bertanggung jawab, kredibel, akurat dan transparan.
9.2.5. Mewujudkan pelayanan rumah pembinaan dalam keberpihakan kepada
yang miskin dengan empati, adil, rela berbagi dan total.
9.2.6. Mewujudkan pelayanan rumah pembinaan SPM sesuai spiritualitas ke-
samaan martabat manusia sebagai citra Allah dengan sikap kesetaraan,
penghormatan terhadap martabat pribadi, martabat akal budi, martabat
hati nurani dan martabat kebebasan.
9.2.7. Menciptakan pelayanan rumah pembinaan SPM yang kondusif agar pe-
serta pembinaan memiliki semangat baru, hidup berkelimpahan, rasa
syukur dan penuh pengharapan.

10. LAYANAN SOSIAL BIDANG LEMBAGA NON SPM

10.1. VISI:
Terwujudnya pelayanan lembaga non SPM yang profesional, inklusif, akuntabel,
integritas dalam keberpihakan kepada yang miskin sesuai dengan spiritualitas
kesamaan martabat manusia sebagai citra Allah.

10.2. MISI:
10.2.1. Mendukung para suster SPM yang diutus di lembaga non SPM melayani
secara profesional dengan memiliki panggilan jiwa, kompetensi, komit-
men dan selalu memutakhirkan diri
253 | P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 6 – 2 0 1 0
10.2.2. Mendukung para Suster SPM yang diutus di lembaga non SPM men-
ciptakan semangat inklusif yang terwujud dengan sikap kooperatif,
terbuka, persatuan dan keberagaman.
10.2.3. Mendukung para Suster SPM yang diutus di lembaga non SPM mewujud-
kan pelayanan yang akuntabel de-ngan sikap bertanggung jawab, kre-
dibel, akurat dan transparan.
10.2.4. Mendukung para Suster SPM yang diutus di lembaga Non SPM mewu-
judkan sikap integritas dalam pelayanan yang seimbang, memiliki daya
juang, mandiri dan dedikatif.
10.2.5. Mendukung para Suster SPM yang diutus di lembaga non SPM dalam
keberpihakan kepada yang miskin dengan empati, adil, rela berbagi dan
total.
10.2.6. Mendukung para Suster SPM yang diutus di lembaga non SPM mewujud-
kan pelayanan sesuai spiritualitas kesamaan martabat manusia sebagai
citra Allah dengan sikap kesetaraan, penghormatan terhadap martabat
pribadi, martabat akal budi, martabat hati nurani dan martabat
kebebasan.

254 | P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 6 – 2 0 1 0
BAB X
SEJARAH PERJALANAN
LAYANAN KARYA SOSIAL KONGREGASI SPM

Dalam Periode 2010-2016 setelah kita mencermati Pelaksanaan Keputusan


Kapitel Provindo 2010 bidang sosial, baiklah kita meninjau kembali Sejarah awalnya
bagaimana perjalanan layanan Karya Sosial Kongregasi SPM, sejak tahun 1987 seka-
rang; Baik mengenai kepengurusannya, perkembangan karyanya, maupun pengam-
bilan kebijakan sehubungan dengan perubahan-perubahan yang ada.

1. KEPENGURUSAN YAYASAN SOSIAL SPM


Periode 1987-1989 (sesuai AD Yayasan Sosial)
 Ketua : Sr. M. Alfonsa Lasmi,SPM
 Sekretaris : Sr. Maria Astoetilah, SPM
 Bendahara : Sr. M. Magdalena, SPM
 Anggota : Sr. Maria Astoetilah, SPM

Periode Juli 1989-Nopember 1992


 Ketua : Sr. M. Christine Saidah , SPM
 Sekretaris I : Sr. M. Margarita Jonkman, SPM
 Sekretaris II : Sr. M. Yovita S, SPM (sejak 4 Jan 1991)
 Bendahara : Sr. M. Francis Soedewo, SPM
 Anggota : Sr. Maria Astoetilah, SPM

Periode Nopember 1992-Nopember 1995


 Ketua : Sr. M. Christine Saidah, SPM
 Sekretaris : Sr. M. Margaretta S, SPM
 Bendahara : Sr. M. Yovita, SPM
 Anggota : Sr. Maria Astoetilah, SPM

Periode Juli 1995-Nopember 1998


 Ketua : Sr. M. Emmanuella , SPM
 Sekretaris : Sr. M. Robertha, SPM
 Bendahara : Sr. M. Yovita S, SPM
 Anggota : Sr. M. Christa, SPM

Periode 1998-Nopember 2001


 Ketua : Sr. M. Emmanuella, SPM
 Sekretaris : Sr. M. Frida, SPM
255 | P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 6 – 2 0 1 0
 Bendahara : Sr. M. Celinda, SPM
 Anggota : Sr. M. Christa, SPM
Sr. Agnes Marie, SPM
Bulan Nopember 1998 karya Sosial kemasyarakatan masuk karya Yayasan
Sosial.
Menyikapi UU Yayasan Nomor 16 tahun 2001, tanggal 31 Januari 2002 Yayasan
Sosial dibubarkan, DPP membentuk wadah sebagai pengganti Yayasan Sosial
yaitu BADAN SOSIAL SPM yang menangani pengelolaan bidang karya Asrama/
Panti Asuhan, Balai Pengobatan dan Sosial Kemasyarakatan.

2. KEPENGURUSAN BADAN SOSIAL SPM


Periode 2002-2005
 Ketua : Sr. M. Frida, SPM
 Sekretaris : Sr. M. Victoria, SPM
 Bendahara : Sr. M. Celinda, SPM
 Anggota : Sr. M. Fidelia, SPM

Periode 2005 – 2008


 Ketua : Sr. M. Frida, SPM
 Sekretaris : Sr. M. Marceline, SPM
(sampai dengan bulan Mei 2006 karena alasan kesehatan)
 Bendahara : Sr. M. Celinda, SPM
 Anggota : Sr. M. Fidelia, SPM (sampai dengan th. 2006)
Sr. Mariani, SPM

Periode 2008-2009
 Ketua : Sr. M. Frida, SPM
 Sekretaris : Sr. M. Xavera, SPM
 Bendahara : Sr. M. Celinda, SPM
 Anggota : Sr. Mariani, SPM

Periode 2009 – 2012


 Ketua : Sr. M.Celinda, SPM
 Sekretaris : Sr. M. Kristiani, SPM
 Bendahara : Sr. M. Anselma, SPM
 Anggota : Sr. M. Mariani, SPM
(sampai dengan th. 2010 Kapitel Umum 2010)
Sr. Theresiene M. SPM

256 | P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 6 – 2 0 1 0
Periode 2012 – 2015
 Ketua : Sr. M.Anselma, SPM
 Sekretaris : Sr. M. Odilia, SPM
 Bendahara : Sr. M. Emiliana SPM
 Anggota : Sr. M. Theresiene M, SPM
Sr. M. Dionysia, SPM

Tanggal 17 Maret 2015 dilaksanakan Laporan Pertanggungjawaban periode


kepengurusan Pebruari 2012-Pebruari 2015. Baru dilaksanakan pada tanggal
17 Maret 2015, karena pengurus belum lengkap.
Tanggal 17 Maret 2015 dilaksanakan serah terima kepengurusan Pengurus Ba-
dan Sosial SPM untuk periode 17 Maret 2015-17 Maret 2018.

 Ketua : Sr. M. Anselma, SPM


 Sekretaris : Sr. M. Odilia, SPM
 Bendahara : Sr. M. Emiliana, SPM
 Anggota : Sr. Theresien M, SPM
: Sr. M. Dionysia, SPM

Sejak 6 Juni 2002 Badan Sosial Santa Perawan Maria menjadi wadah pengelola-
an karya-karya amal sosial milik Kongregasi suster Santa Perawan Maria (SPM)
yang sejak tahun 1927 dikelola oleh Persatuan Santa Perawan Maria (SPM).
Badan Sosial Santa Perawan Maria mengelola dan menyelenggarakan karya
amal sosial berpedoman pada Anggaran Dasar Badan Sosial Santa Perawan Ma-
ria no. 4 tanggal 6 Juni 2002 pasal 5, antara lain: Panti Asuhan/ asrama, pe-
layanan Kesehatan dan sosial Kemasyarakatan

3. YAYASAN AMAL DHARMA BAKTI


Yayasan Amal Dharma Bakti adalah pengganti wadah pengelolaan karya amal
sosial milik Perkumpulan Santa Perawan Maria yang semula dikelola oleh:
Yayasan Sosial Santa Perawan Maria dengan akta Notaris no. 3 tanggal 8 Juni
1987.
Menyikapi UU yayasan tahun 2001 Yayasan Sosial SPM ini dibubarkan dengan
akte notaris no. 60 tanggal 31 Januari 2002 oleh Notaris J. Andy Hartanto. S.H.
Kemudian pengelolaannya diserahkan kepada Badan Sosial Santa Perawan
Maria dengan akte notaris no. 4 tanggal 06 Juni 2002 oleh Notaris J. Andy
Hartanto. S.H.
Yayasan Amal Dharma Bakti adalah Yayasan yang dibuat dan disahkan dengan
akte notaris no. 34 tanggal 25 Mei 2015 oleh Notaris Andy Prayitno.SH.MHkn
257 | P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 6 – 2 0 1 0
dan disahkan oleh Kemenhunhankam dengan daftar Yayasan nomor
AHU.0007599. AH.01.12. Tahun 2015 tanggal 28 Mei 2015.
Maka sejak saat disahkannya lembaga badan hukum baru yaitu Yayasan Amal
Dharma Bakti pengelolaan karya amal sosial tersebut diserahkan kepada
Yayasan Amal Dharma Bakti.

YAYASAN SOSIAL SPM


1987 - 2001

BADAN SOSIAL SANTA PERAWAN MARIA


AKTE NOTARIS : TANGGAL 6 JUNI 2002 NO.4
NOTARIS : J. ANDY HARTANTO, SH.

YAYASAN AMAL DHARMA BAKTI


Tanggal : 25 Mei 2015
Nomor : -34-
Notaris : Dr. A.A. Andi Prajitno, Drs.,SH., MKn.

Ditetapkan di Jakarta, Tanggal 28 Mei 2015


DAFTAR YAYASAN NOMOR AHU-0007599.AH.01.12.
TAHUN 2015 TANGGAL 28 MEI 2015

Tanggal 25 Mei 2015 dilaksanakan acara penandatanganan person-person


yang namanya terdaftar di AD Yayasan.

AKTA PENDIRIAN YAYASAN AMAL DHARMA BAKTI

Tanggal : 25 Mei 2015


Nomor : -34-
Notaris : Dr. A.A. Andi Prajitno, Drs.,SH., MKn.

Ditetapkan oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia


Republik Indonesia:
KEPUTUSAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
REPUBLIK INDONESIA
Nomor AHU -0007599.AH.01.04. Tahun 2015

Tentang
258 | P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 6 – 2 0 1 0
PENGESAHAN PENDIRIAN BADAN HUKUM YAYASAN AMAL DHARMA BAKTI
MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA

Ditetapkan di Jakarta, Tanggal 28 Mei 2015


DAFTAR YAYASAN NOMOR AHU-0007599.AH.01.12.
TAHUN 2015 TANGGAL 28 MEI 2015

PENDIRI YAYASAN:
 Fransiska Heni Untari Fransita
 Suster Anita Martiyah
 Suster Anselma Sri Suwarni
 Suster Maria Dionysia Widyastuti
 Suster Emiliana Lusia Martini
 Suster Odilia Nomi Kusva Saragih
 Suster Theresien Marie Sumini

Organ
Nama No KTP/Passport Jabatan
Yayasan
Sr. Theresien Marie Sumini 3574044404640013 PEMBINA Ketua

Sr. Maria Dionysia Widyastuti 3574045303650001 PEMBINA Anggota


Ketua
Sr. Anselma Sri Suwarni 3574047010730001 PENGURUS
Umum
Sr. Odilia Nomi Kusva Saragih 3674066509790008 PENGURUS Sekretaris

Sr. Emiliana Lusia Martini 3573025809670001 PENGURUS Bendahara

Sr. Anita Martiyah 3574044712560001 PENGAWAS Ketua

Fransiska Heni Untari Fransita 3574046508670002 PENGAWAS Anggota

Sejak 25 Mei 2015 Yayasan Amal Dharma Bakti menjadi wadah pengelolaan
karya-karya amal sosial milik Kongregasi Suster SPM yang sejak tahun 1927
dikelola oleh Persatuan Santa Perawan Maria (SPM) yang selanjutnya disebut
Perkumpulan SPM.
Yayasan Amal Dharma Bakti mengelola dan menyelenggarakan karya amal
sosial berpedoman pada Anggaran Dasar Yayasan Amal Dharma Bakti no. 34
tanggal 25 Mei 2015 pasal 3, yaitu antara lain:
 Panti Asuhan/Asrama
 Sosial Kemasyarakatan
259 | P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 6 – 2 0 1 0
 Kegiatan Pembinaan dan keagamaan
 Pelayanan Kesehatan
 Kegiatan Kemanusiaan
Yayasan Amal Dharma Bakti adalah Yayasan Amal Dharma Bakti yang
berkedudukan di Jl. Mayjen Panjaitan 48 Probolinggo.
3.1. LAYANAN BIDANG ASRAMA-PANTI ASUHAN
No. Nama Unit Cat. Sejarah berdirinya Keterangan
1 Asr. St. Yosef Probolinggo 01 Agustus 1928 21 Juli 2012 penyatuan
dgn asrama Mater Dei
2 Asr. St. Yant Probolinggo 01 Agustus 1940
3 Asr. Mater Dei 01 Agustus 1935-1940 21 Juli 2012 Asr. Mater
Probolinggo asrama anak putri Dei disatukan dengan
pribumi. asrama St. Yosef,
1952 menjadi SGB. Juli 2012 menjadi pra
1961 asrama anak rumah lansia, bulan
putri SMP dan SMA. April 2013 mulai
dibangun.
4 Asr. St. Yulia Surabaya
5 Asr. St. Maria Malang
6 Asr. St. Maria
Banyuwangi
7 Asr. Wisma Myriam
Kepanjen
8 Asr. St. Maria Pelaihari
9 Asr. Ave Maria Grogot
10 Asr. Ave Maria Longikis
11 Asr. St. Maria Tanjung Th.2009 masuk karya Pada mulanya karya ini
Kongregasi dan diper- milik Paroki Tanjung
cayakan ke Badan
Sosial
3.2. LAYANAN BIDANG BALAI PENGOBATAN
No Nama Unit Cat. Sejarah berdiri Keterangan
1 BP Santa Maria Jombang
2 BP Santa Maria 01 Februari 19……..
Magelang
3 BP Santa Maria Prafi 20 Oktober 2010 karya BP
Prafi dipercayakan
pengelolaanya kepada
Badan Sosial SPM
3.3. LAYANAN BIDANG SOSIAL KEMASYARAKATAN
No Nama Unit Sej. berdiri Keterangan
1 Tumpang Bertitik tolak dari Tujuan: memberi prioritas
pendirian perutusan dalam bidang
Komunitas Tum- pendidikan formal, pastoral
260 | P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 6 – 2 0 1 0
pang 10 Januari paroki dan pengembangan
1979 masyarakat desa.
2 Promasan
3 Kepanjen Malang Selatan
4 Pronojiwo Terhitung mulai Januari
2010, Provindo tidak lagi
melanjutkan Karya Sosial
Pronojiwo. Selanjutnya
pengelolaan kebun, peme-
liharaan rumah transit dan
kegiatan pastoral Prono-
jiwo, menjadi bagian dan
karya pastoral Komunitas
Lumajang.
5 Surabaya II Masuk dalam komunitas
karya sosial kemasyaraka-
tan dalam naungan Badan
Sosial dengan berita acara
penyerahan dari Kongre-
gasi tanggal 29 April 2010.
Tahun-tahun sebelum tahun 1998 karya ini langsung ditangani Kongregasi
(DPP). Sejak tahun 1998 karya Sosial Kemasyarakatan dipercayakan DPP kepa-
da Yayasan Sosial dengan harapan agar dapat lebih tertangani.

3.4. LAYANAN BIDANG SOSIAL –RUMAH PEMBINAAN


No Nama Unit Sej. berdiri Keterangan
1 Rmh Pembinaan St. Diberkati dan 5 Desember 2012
Julie Billiart Lawang diresmikan tanggal pengelolaan diserahkan ke
8 November 2007. Badan Sosial SPM dengan
Surat Keputusan Nomor:
160/Perk.SPM/SK/XII/2012
2 Rmh Pembinaan Diberkati tanggal 6 5 Desember 2012
“Wisma Bintang Mei 1986 pengelolaan diserahkan ke
Timur” Jember Badan Sosial SPM dengan
Surat Keputusan Nomor:
162/Perk.SPM/SK/XII/2012

4. SEJARAH KETIGA ASRAMA KONGREGASI SPM DI PROBOLINGGO


Tujuan awal adalah, bahwa dalam melaksanakan karya pendidikan, SPM ber-
cita-cita selain setia pada pencerdasan kehidupan bangsa, menekankan pada
pendampingan generasi muda menjadi pribadi utuh. Karena itu perlu diusaha-
kan agar pendidikan di sekolah dapat dilanjutkan di rumah atau di asrama. Ma-
261 | P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 6 – 2 0 1 0
ka pada tanggal 1 Agustus 1928 dibangun asrama yang pertama. Dalam per-
kembangan selanjutnya untuk mewujudkan efektifitas pendidikan pada saat itu
yang menggunakan Bahasa pengantar Belanda dan Indonesia-Jawa, dibangun 3
asrama di Probolinggo.
4.1. Asrama Sint Josef
Pada awalnya beralamat di Zee straat/ Jl. Laut, sekarang Jl. Dr. Moch Saleh 25.
Pendirian tanggal 1 Agustus 1928. Awal mula untuk anak putrid dari tingkat
TK, SD, SMP yang belajar dengan bahasa pengantar Belanda. Tahun 1950 baha-
sa pengantar Indonesia. Namun kemudian berkembang menjadi asrama/ Panti
Asuhan untuk anak putri dari tingkat TK bahkan prasekolah sampai dengan
tingkat SMA. Anak-anak asrama Sint Josef pernah mencapai jumlah 129 orang.
Kepala/ penanggung jawab dari waktu ke waktu adalah: Sr. Augustina, Sr.
Hermandina, Sr. Editha, Sr. Gijsberdina, Sr. Adelia, Sr. Yosephine.
4.2. Asrama Sint Jan
Beralamat di Heerenstrat, sekarang Jl. Suroyo 38. Pendirian tanggal 1 Agustus
1940, awal mula didirikan untuk anak putra tingkat TK-SD. Namun lambat laun
berkembang untuk anak-anak putra dari tingkat TK sampai dengan SMA. Anak
asrama pernah mencapai jumlah 125 orang. Kepala/ penanggung jawab yang
pernah ada: Sr. Gijsberdina, Sr. Vincentia, Sr. Margarita, Sr. Emiliana, Sr. Celinda,
Sr. Elis, Sr. Xavera, Sr. Raymunda (penanggung jawab), Sr. Frida, Sr. Emiliana
tahun 2012.
4.3. Asrama Mater Dei
Berada di Jl. Bromo 48, sekarang Jl. Mayjend Panjaitan 48. Sejarah berdiri 1
Agustus 1935/ 1940. Awal mula untuk anak putri pribumi, yang bersekolah de-
ngan bahasa pengantar Indonesia-Jawa. Tetapi kemudian tahun 1952 menjadi
sekolah dan asrama bagi calon guru bantu (SGB) puteri dari semua golongan.
Setelah SGB ditutup tahun 1961, asrama dikhususkan bagi pelajar putri tingkat
SMP dan SMA. Jumlah pernah mencapai 78 orang dan pernah juga 84 orang.
Kepala asrama yang pernah berkarya: Sr. Aloysia, Sr. Xahvera, Sr. Eduarda, Sr.
Beata, Sr. Martini, Sr. Celinda, Sr. Corry, Sr. Silvestra, Sr. Regina, Sr. Valentine.
Pada tahun ajaran 2012/ 2013 Juni terjadi proses penyatuan asrama Mater Dei
dan Asrama Sint Yosef, tepatnya tanggal 21 Juli 2012 terjadilah perpindahan
asrama dari Mater Dei ke Sint Yosef dengan jumlah anak 47. Berbagai alasan
dan pertimbangan yang sudah dipikirkan kurang lebih 5 tahun terakhir. Dan
Asrama Mater Dei akan alih fungsi menjadi rumah lansia. Sampai dengan bulan
Pebruari 2013 dalam proses persiapan renovasi.

5. LAPORAN EVALUASI DAN REKOMENDASI DP PROVINDO 2010- 2016


Tentang Perutusan Eksternal Bidang Sosial
262 | P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 6 – 2 0 1 0
5.1. Bidang Sosial
Melalui perutusan bidang sosial, kita, para suster SPM membaktikan diri kepa-
da kebahagiaan hidup manusia dengan berusaha melaksanakan “Karya belas
kasih rohani dan jasmani”. Dalam hal itu kita mendahulukan mereka yang mis-
kin dan tertindas, seturut teladan Yesus. Diilhami oleh belas kasih dan keadilan
Allah, kita berusaha bergaul dengan sesama sedemikian rupa, sehingga kesa-
maan martabat semua orang diakui. Oleh karena itu, karya perutusan bidang
sosial bagi suster SPM merupakan jantung kehidupan yang menentukan hidup
matinya inti spiritualitas (Bdk. Konst. hal. 75 no. 2).

Iman kita akan Kristus, yang menjadi miskin, dan selalu dekat dengan kaum
miskin, kaum tersingkir, adalah dasar kepedulian kita pada pengembangan se-
utuhnya para anggota masyarakat yang paling terabaikan. (Lih. EG no. 186). Se-
tiap orang kristiani dan setiap komunitas dipanggil sebagai sarana Allah untuk
membebaskan dan mengangkat kaum miskin dan tersingkir menjadi bagian
masyarakat sepenuhnya (Bdk. EG no. 187). Seruan Gereja melalui Paus untuk
memperhatikan mereka yang miskin dan terlantar telah menjadi perhatian
khusus Kongregasi SPM yang diwujudkan secara nyata melalui karya perutusan
sosial. Melalui karya sosial tersebut, Kongegasi SPM mau memperlihatkan bah-
wa Allah adalah Allah yang hidup, (Bdk. Mrk 12:27), Allah yang berbelas kasih
(Mat 25:31-46) dan Allah yang memperhatikan nasib orang-orang miskin dan
tertindas (Bdk. Luk 1 :51-53; 4:16-21; Konst. hal. 71-75).
Keseriusan Kongregasi SPM menanggapi seruan Gereja untuk memperhatikan
kaum miskin, terwujud dengan usaha mewadahi karya-karya sosial SPM dalam
lembaga badan hukum yakni Badan Sosial SPM yang diaktenotariilkan secara
yuridis dengan Akte Notaris no. 4 tanggal 6 Juni 2002. Karya layanan sosial
yang masuk dalam Badan Sosial adalah bidang layanan kesehatan, asrama, pan-
ti asuhan dan sosial kemasyarakatan.

Menanggapi dan mengantisipasi kebijakan pemerintah bahwa istilah ”Badan“


tidak lagi mempunyai kekuatan hukum, maka pada tahun 2015, DPP dalam
kerja sama dengan Pengurus Badan Sosial dan Tim Yuridis telah menyusun draf
anggaran dasar baru untuk mengalihkan nama lembaga “Badan Sosial“ ke lem-
baga “Yayasan Amal Dharma Bakti“. Perubahan nama tersebut, pada tahun
2015, telah mendapat pengesahan Menteri Hukum dan Hak Azasi Manusia
Republik Indonesia dengan Nomor AHU – 00075999.AH.01.04. Daftar Susunan
Organ Yayasan Amal Dharma Bakti-terlampir.

Dalam organigram operasional SPM Provindo, seluruh layanan sosial SPM bera-
da dalam payung Komisi Sosial, yang menjadi wadah bagi 8 (delapan) layanan
sosial yakni: Layanan kesehatan, asrama, panti asuhan, sosial kemasyarakatan,
pastoral, KPKC, rumah pembinaan dan layanan lembaga nonSPM. Mengingat
bidang layanan Komisi Sosial SPM terdiri dari berbagai layanan yang sangat
263 | P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 6 – 2 0 1 0
bervariatif, maka rencana strategis Komisi Sosial periode kepengurusan 2010-
2016 disusun berdasarkan kekhasan bidang layanan masing-masing. Dalam
perjalanan waktu satu periode ini, bidang layanan lembaga nonSPM, yang
menjadi wadah bagi para suster yang diutus di lembaga bukan SPM, merasa ku-
rang tepat dengan pemilihan istilah/ nama ‘lembaga non-SPM’. Oleh karena itu,
pengurus Komisi Sosial memikirkan secara serius nama yang tepat, yang men-
jadi wadah bagi para suster yang diutus untuk berkarya di lembaga-lembaga
lain yang bukan milik SPM dan akan mengusulkan pemikiran tersebut dalam
kelompok kerja kapitel bidang sosial.

5.1.1. Bidang Layanan Kesehatan


Bidang layanan kesehatan yang kita kelola sampai saat ini menjadi salah
satu bentuk perutusan untuk memberi perhatian dan mewujudkan
keberpihakan kita kepada yang miskin dan yang membutuhkan, teruta-
ma pelayanan kesehatan. Berdasarkan laporan tahunan, layanan kese-
hatan di Magelang, Jombang, dan Prafi, kehadirannya masih dibutuhkan
oleh masyarakat. Selain itu, karya layanan kesehatan masih mampu
mandiri untuk keperluan operasional layanan sehari-hari.
Dengan adanya Undang-Undang Kesehatan nomor 23 tahun 1992, yang
mengijinkan layanan kesehatan dalam nama Balai Kesehatan dan telah
terjadi perubahan Undang-Undang Republik Indonesia nomor 36 tahun
2009, yang mengharuskan layanan kesehatan tingkat dasar dilayani
oleh klinik pratama, maka karya kesehatan milik Kongregasi SPM yang
semua masih memakai nama Balai Pengobatan, tahap demi tahap akan
menyesuaikan diri dan mengikuti undang-undang tersebut. Sejak tang-
gal 16 Oktober 2014, layanan kesehatan di Magelang telah berubah sta-
tus dari “balai pengobatan” menjadi “klinik Pratama”. Pada tahun 2016,
layanan kesehatan di Jombang masih dalam tahap proses mengurus
perijinan menjadi klinik pratama, sedangkan layanan kesehatan di Prafi,
Papua juga harus mengurus perijinan menjadi klinik pratama.
Keberadaan unit layanan kesehatan kita masih mempunyai komitmen
untuk mewujudkan pelayanan yang tetap berpihak pada yang miskin
dan yang membutuhkan. Mereka banyak memberikan pelayanan kepa-
da masyarakat kecil dan golongan menengah dan mendasari pelayanan
mereka dengan sikap empati, adil, rela berbagi, dengan sikap totalitas
dalam pelayanan. Dalam pelayanannya para suster dan mitra kerja
menghidupi spiritualitas kesamaan martabat manusia sebagai citra
Allah dengan memiliki sikap kesetaraan, penghormatan terhadap setiap
pribadi, martabat akal budi, martabat hati nurani dan martabat
kebebasan.
Untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia di layanan kese-
hatan, Pengurus Yayasan Amal Dharma Bakti berupaya mengadakan
264 | P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 6 – 2 0 1 0
pembinaan yang berkesinambungan sesuai dengan kebutuhan. Para
suster dan mitra karya dalam meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat telah mengadakan sosialisasi kesehatan melalui seminar,
kunjungan, dan pengobatan gratis di desa-desa.

5.1.1.1. Rekomendasi
 Menambah SDM suster dalam bidang kesehatan untuk meningkatkan
kualitas pelayanan dan memenuhi kebutuhan unit layanan
kesehatan.
 Membangun jejaring dengan unit asrama untuk mencari anak yang
dapat studi di bidang kesehatan (Misalnya: perawat, asisten apote-
ker, manajemen kesehatan) dengan biaya ikatan dinas dan Fonds
Studi.
 Mempersiapkan proses perijinan layanan kesehatan SPM Jombang
dan Prafi untuk menjadi klinik pratama.
 Melanjutkan proses penataan di Klinik Santa Maria, Magelang.
 Melanjutkan dan meningkatkan pembinaan bagi suster dan mitra
kerja layanan kesehatan.

5.2. Bidang Layanan Asrama/Panti Asuhan


Bidang layanan asrama/ panti asuhan bagi para suster SPM menjadi tempat
membaktikan diri kepada Allah, mengalirkan dan mewujudkan spiritualitas
kesamaan martabat manusia sebagai citra Allah. Karya layanan asrama/ panti
asuhan juga menjadi tempat mendidik dan membina generasi muda agar tum-
buh kembang menjadi pribadi yang utuh, bermartabat citra Allah, dan siap hi-
dup di tengah masyarakat. Melalui layanan ini, SPM mau menghadirkan Allah
yang peduli akan nasib mereka dengan mengutamakan mereka yang miskin
material dan spiritual, yang hidup tanpa pendidikan dan pembinaan kristiani.
(Bdk. Konst. hal. 11-12; hal. 75 no. 2 ).

Untuk mendidik dan membina generasi muda jaman ini, dibutuhkan sosok sus-
ter SPM dan mitra kerja yang berkualitas dan profesional (Bdk. Ker. Kap. Prov.
2010 bidang Sosial no.2). Oleh karena itu, Pengurus Yayasan Amal Dharma
Bakti selama periode ini berupaya serius meningkatkan kualitas pribadi dan
profesionalitas layanan asrama/ panti asuhan, dengan mengadakan pembinaan
terus-menerus bagi para suster dan stafnya, refleksi kritis, dan evaluasi pro-
gram setiap tahun. Pengurus bekerja sama dan berjejaring dengan beberapa
dosen psikologi dari Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta dan Bpk. Andi
Iwaniswanto, seorang motivator. Sebagai buah dari kerja sama dengan Bapak
Andi, Pengurus menerbitkan buku pedoman pengelolaan asrama/ panti asuhan
dan kurikulumnya. Selain itu, Kongregasi membekali para suster dengan studi
dan kursus-kursus.

265 | P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 6 – 2 0 1 0
Demi efektifitas layanan asrama/ panti asuhan dan menanggapi kebutuhan
mendesak Kongregasi terkait rumah bagi para lanjut usia, dalam periode ini,
Pengurus Yayasan Amal Dharma Bakti merelakan dan mengalihkan fungsi ge-
dung Asrama Puteri Mater Dei, Probolinggo, menjadi rumah bagi para suster
lansia. Oleh karena itu, jumlah layanan asrama dari 11 menjadi 10. Dari 10 (se-
puluh) layanan asrama, ada 3 (tiga) asrama yang berfungsi sekaligus sebagai
panti asuhan. Selain 10 (sepuluh) asrama yang ada dalam naungan Yayasan
Amal Dharma Bakti, Provinsi Indonesia masih memiliki 2 (dua) asrama rintisan
yang berada di komunitas Promasan dan Prafi. Masing-masing asrama memiliki
karakter dan kondisi yang berbeda-beda. Oleh karena itu, sistem pembinaan
dan kegiatan disesuaikan dengan situasi dan kondisi setiap asrama. Keberada-
an layanan asrama dan panti asuhan dalam periode ini dapat dilihat pada data
terlampir.

5.2.1.1. Rekomendasi
 Mempersiapkan kader-kader SDM yang berkualitas dan kompeten
untuk menangani layanan sosial bidang asrama/ panti asuhan.
 Pentingnya pendampingan bagi suster pengelola asrama/ panti
asuhan agar semakin ahli dalam melaksanakan perutusan men-
dampingi anak-anak dan memiliki kedewasaan sebagai pribadi
sebagai religius SPM.
 Pentingnya pembekalan ketrampilan dalam bidang informasi dan
teknologi untuk memperlancar tugas perutusan.
 Tetap berkomitmen untuk berpihak pada yang miskin dan mem-
bangun jejaring dengan intern dan ekstern untuk pengembangan
kualitas.

5.3. Bidang Layanan Kemasyarakatan


Karya sosial kemasyarakatan dimaksudkan sebagai karya pemberdayaan ko-
munitas basis masyarakat, agar semakin banyak orang mengalami hidup sejah-
tera dan bermartabat sebagai citra Allah. Karya ini juga sangat efektif menjadi
tempat untuk mengalirkan spiritualitas Kongregasi SPM. Gereja menganjurkan
agar setiap Kongregasi membuka rumah/ komunitas di daerah pedesaan, supa-
ya pelayanannya dapat menjangkau seluruh lapisan masyarakat. Kehadiran re-
ligius di tengah masyarakat pedesaan bertujuan selain kembali ke habitatnya,
juga dimaksudkan untuk menghadirkan Kerajaan Allah di tengah kehidupan
mereka. Menanggapi anjuran Gereja ini, maka Kongregasi SPM Provindo mulai
membuka komunitas-komunitas di pedesaan. Saat ini, karya sosial kemasyara-
katan difokuskan pada pemberdayaan masyarakat desa dan kota, agar hidup-
nya sejahtera dan semakin bermartabat. (Bdk. EG no. 217-237).

Karya sosial kemasyarakatan ini secara khusus hadir dan menjadi salah satu
karya dari komunitas Kepanjen Malang Selatan (Oktober1976), Komunitas
266 | P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 6 – 2 0 1 0
Tumpang (Januari 1979 ), Komunitas Promasan (Agustus 1979) dan Komunitas
Surabaya II. Karya sosial kemasyarakatan di Kepanjen, Malang, Promasan dan
Tumpang, Magelang, sempat tertidur dikarenakan kurang adanya kesinam-
bungan informasi dan karya, dari Pimpinan Komunitas pada waktu pergantian
tugas. Selain itu, karya sosial kemasyarakatan sifatnya sangat dinamis dan ke-
beradaannya ditentukan oleh ada tidaknya suster yang memiliki minat dalam
perutusan ini.

Pengurus Yayasan Amal Dharma Bakti, yang sekaligus Pengurus Komisi Sosial,
pada tahun 2014 mengadakan pertemuan dengan mengundang perwakilan da-
ri 4 (empat) komunitas terkait, untuk membangunkan kembali ingatan adanya
karya sosial kemasyarakatan di komunitas tersebut. Dalam pertemuan ini,
Pengurus menyapa para suster yang berkarya di layanan sosial kemasyara-
katan dan mengadakan curah gagas tentang layanan sosial kemasyarakatan,
apakah kiranya masih dibutuhkan atau tidak. Para suster yang hadir berharap
bahwa karya kemasyarakatan diupayakan tetap hidup dengan mencari bentuk
yang sesuai dan terus berusaha mencari cara-cara kreatif untuk menemukan
peluang kegiatan yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat setempat. Laporan
tentang karya sosial kemasyarakatan, terlampir.

5.3.1.1. Rekomendasi
 Pendampingan dan pertemuan bagi para suster yang diserahi tang-
gung jawab untuk melaksanakan karya sosial kemasyarakatan.
 Menghidupkan dan mencari peluang lain yang dapat menanggapi ke-
butuhan masyarakat.
 Untuk masa mendatang, merefleksikan bersama, apakah kita akan te-
tap mempertahankan 4 (empat) komunitas (Tumpang, Promasan,
Kepanjen, Malang dan Surabaya II) sebagai komunitas dengan status
layanan sosial kemasyarakatan.
 Mengevaluasi secara serius tentang bentuk layanan sosial kemasya-
rakatan yang ada saat ini dan mencari bentuk baru yang lebih efektif
dan menjawab kebutuhan jaman.

5.4. Bidang Layanan Pastoral


Layanan pastoral adalah layanan penggembalaan yang dilakukan oleh Gereja
untuk memelihara jiwa-jiwa. (Bdk. sipartalutalu.blogspot.com). Pastoral dari
kata latin pastor yang berarti gembala. Maksud pelayanan pastoral yang dilaku-
kan Gereja dalam kegembalaannya adalah menghadirkan Allah dalam Yesus,
Sang Gembala Sejati, yang memberikan nyawanya bagi domba-dombanya agar
selamat. (Bdk. Yoh 10:1-21). Oleh karena itu, layanan pastoral yang utama
adalah menghadirkan Allah yang memperhatikan, mencari dan membawa me-
reka keluar ke tempat yang subur rumputnya dan banyak airnya, (Mzm.23)
267 | P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 6 – 2 0 1 0
Allah yang memelihara jiwa-jiwa umat manusia agar selamat dan bahagia. (Yoh
10:1-21; Mat 9:36; Luk 15:4).
Bagi Kongregasi SPM, layanan pastoral merupakan bentuk keterlibatan sebagai
anggota Gereja untuk ikut serta memelihara jiwa-jiwa manusia juga sebagai mi-
si khusus untuk memartabatkan setiap manusia yang dicipta seturut gambar
dan rupa Allah. Layanan pastoral SPM merupakan bentuk karya yang sangat
luas dan luwes sebagai tempat mengeksplorasikan spiritualitas SPM karena ti-
dak dibatasi oleh lembaga, undang-undang, waktu dan tempat. Karya layanan
pastoral sesungguhnya dapat dilakukan oleh setiap suster SPM, dimana pun
dan kapan pun para suster SPM berada, karena misinya adalah penyelamatan
jiwa-jiwa dan memartabatkan setiap orang yang sedang dijumpainya.
Selama ini layanan pastoral oleh Kongregasi dipercayakan kepada person-
person tertentu untuk secara khusus berkarya di bidang pastoral. Dalam perio-
de ini, karya pastoral menjadi salah satu bidang layanan dalam Komisi Sosial.
Bersama Komisi, layanan pastoral setapak demi setapak berkembang, baik se-
cara organisasi, pemahaman, maupun dalam pelaksanaan pelayanannya. Para
suster yang diutus mulai menggunakan renstra menjadi dasar acuan dalam
menyusun program layanannya. Setiap suster telah menyusun program kegiat-
an tahunan dengan mengacu pada renstra bidang pastoral dan mengadakan
evaluasi setiap tahun. Program kegiatan pastoral dan upaya pengurus dalam
meningkatkan layanan pastoral, terlampir.
Selama periode ini, pengurus Komisi bersama pengurus layanan pastoral beru-
saha mencari pemahaman yang benar terkait pastoral baik secara umum gere-
jawi, maupun secara khusus pastoral bagi suster SPM. Pemahaman pastoral
secara umum didalami bersama dengan mengundang nara sumber dari Keus-
kupan Malang yaitu RP. Eko Aldianto. O.Carm dan RD. Eko Atmono, sedangkan
pemahaman pastoral secara spesifik bagi para suster SPM telah di mulai ber-
sama Kontak Person DPP bidang sosial. Kegiatan pastoral meliputi pastoral
umat, Gereja, dan masyarakat. Informasi tentang bidang layanan pastoral,
terlampir.
Pemahaman layanan pastoral bagi Kongregasi SPM masih perlu terus disem-
purnakan agar menjadi layanan pastoral yang profesional dan efektif untuk
mencapai tujuan Kongregasi dan dapat dilakukan oleh setiap suster dimanapun
berada dan dalam karya apa pun serta menjadi titik perhatian setiap komunitas
SPM.
5.4.1. Rekomendasi
 Memutakhirkan diri dan meningkatkan kemampuan dan kreatifitas
agar semakin efektif dan optimal dalam melaksanakan pelayanan.
 Meningkatkan komitmen dan kerja sama yang kuat sesuai dengan
visi dan misi layanan pastoral.
268 | P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 6 – 2 0 1 0
5.5. Bidang Layanan Rumah Pembinaan
Layanan rumah pembinaan SPM ada untuk memenuhi kebutuhan tempat pem-
binaan intern SPM, khususnya pembinaan generasi muda di lingkungan unit
karya SPM. Nama “Rumah Pembinaan St. Julie Billiart” dipilih dengan motivasi
dan tujuan, bahwa rumah tersebut dapat menjadi tempat pembinaan bagi sia-
papun yang datang, dan mengalami kebaikan Allah yang Mahabaik melalui
layanan rumah pembinaan. Selain mengalami Allah yang baik, diharapkan para
pengguna rumah pembinaan mengalami kesegaran baru dalam hidupnya,
mengalami persaudaraan, rasa syukur melimpah dan menemukan bahwa diri-
nya berharga serta bermartabat.

Bidang layanan rumah pembinaan termasuk dalam bagian Komisi Sosial, memi-
liki renstra yang menjadi acuan dalam melayani maupun dalam menciptakan
suasana rumah pembinaan. Demi menunjang kualitas pelayanan pengelola la-
yanan rumah pembinaan, pengelola rumah pembinaan secara rutin perlu
mengadakan evaluasi bersama dengan Pengurus Yayasan Amal Dharma Bakti
dan DPP. Selain itu, pengelola rumah pembinaan telah mengadakan pembinaan
bagi para mitra kerja dan studi banding ke berbagai tempat sebagai pembela-
jaran. Para suster berusaha membangun komitmen untuk mewujudkan nilai-
nilai visi layanan rumah pembinaan. Saat ini, Provinsi Indonesia mempunyai 2
(dua) rumah pembinaan yaitu Rumah Pembinaan St. Julie Billiart di Lawang
dan Rumah Pembinaan Bintang Timur di Jember. Informasi dan data tentang
layanan rumah pembinaan, terlampir. Rumah pembinaan sampai saat ini masih
diminati dan dibutuhkan tidak hanya untuk kebutuhan intern SPM, tetapi juga
dibutuhkan untuk pembinaan kelompok-kelompok lain di luar SPM. Untuk
menanggapi kebutuhan pembinaan jaman ini, maka layanan rumah pembinaan
merencanakan menambah fasilitas gedung dan area pembinaan serta menata
pengelola layanan rumah pembinaan.

5.5.1. Rekomendasi
 Meningkatkan jejaring dan kerja sama yang sudah dibangun.
 Evaluasi secara kontinyu.
 Meningkatkan pendampingan bagi pengelola dan mitra karya rumah
pembinaan.
 Melanjutkan proses penataan dan pemeliharaan dalam segala bidang
secara optimal.
5.6. Layanan Para Suster yang Diutus dalam Kerja Sama dengan Instansi Lain
Bidang layanan karya perutusan lembaga nonSPM dimaksudkan sebagai wadah
bagi para suster yang diutus berkarya di lembaga lain seperti: Koperasi Kredit
“Mandiri”, Probolinggo, yayasan milik keuskupan, Rumah Khalwat Roncalli dan
Student Residence Universitas Sanata Dharma di Yogyakarta sebagai Minister/
Pendamping Mahasiswa. Meskipun Kongregasi SPM sesungguhnya tidak ber-
269 | P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 6 – 2 0 1 0
kelebihan tenaga, namun sebagai bentuk solidaritas, persembahan dan kerja
sama menanggapi kebutuhan lembaga lain, maka Kongregasi SPM mempersem-
bahkan suster-susternya yang terbaik untuk kepentingan lembaga tersebut dan
terutama demi kepentingan Gereja.
Dengan adanya wadah layanan perutusan lembaga nonSPM, para suster yang
diutus memiliki pijakan dan landasan yang jelas dari renstra untuk melaksana-
kan tugas perutusannya. Selain itu, para suster juga mempunyai tempat untuk
mengadakan evaluasi diri serta tempat untuk membagikan pengalaman per-
utusannya. Selama periode ini, ada suster yang diutus berkarya di lembaga lain
belum mengoptimalkan wadah layanan ini. Di lain pihak, nama atau istilah
“perutusan lembaga nonSPM” dirasakan belum sesuai (pas).
Dalam periode ini, para suster yang diutus oleh Kongregasi melaksanakan
karya dalam hubungan kerja sama dengan lembaga lain sebagai berikut:

 Sr. M. Elsa berkarya sebagai Ketua Yayasan P3R, milik Keuskupan Agung
Samarinda,
 Sr. M. Linda diutus sebagai Manajer Credit Union/ Koperasi Kredit “Mandiri,
Probolinggo,
 Sr. M. Stefani dan Sr. M. Dominica diutus sebagai Kepala SD dan TK, unit
sekolah yang dipayungi oleh Yayasan Insan Mandiri, lembaga pendidikan
milik Keuskupan Denpasar, dan
 Sr. M. Frida diutus sebagai Minister/ Pendamping Mahasiswa di Student
Residence Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta, milik Yayasan Sanata
Dharma.
Pada tahun 2015, Provindo tidak lagi mengutus suster untuk berkarya di
Rumah Khalwat Roncalli, Salatiga, karena Sr. Corry diutus untuk kebutuhan
mendesak perutusan intern SPM.

Dengan terlibat ambil bagian terhadap keprihatinan lembaga lain, kita men-
jadikan kepercayaan dan kesempatan ini sebagai peluang bagi Kongregasi SPM
untuk memperluas jaringan kerja sama dengan lembaga lain dan memperluas
layanan serta penyebaran spiritualitas, sehingga Kongregasi SPM semakin
dikenal dan banyak orang hidupnya semakin bermartabat.
5.6.1. Rekomendasi
 Meningkatkan upaya untuk terus-menerus mengalirkan spiritualitas
SPM dalam perutusan yang dipercayakan oleh Kongregasi.
 Pertemuan bagi suster yang diutus di instansi lain untuk berbagi
pengalaman sehingga saling mendukung dan memperkaya.
 Membangun persaudaraan dalam perutusan yang dilaksanakan.
5.7. Bidang Layanan Keadilan, Perdamaian, dan Keutuhan Ciptaan (KPKC)
270 | P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 6 – 2 0 1 0
KPKC merupakan salah satu dimensi integral dari misi Gereja dan tarekat re-
ligius, mengingat misi utama Gereja adalah mewartakan Kerajaan Allah. Ge-
rakan KPKC dimulai dari Yesus sendiri. (Luk 4:18-19; Yoh 10:10). Kita sebagai
utusan Allah diutus untuk mewartakan Kerajaan Allah dengan suka cita, karena
dewasa ini dunia dan ciptaan lain sedang kehilangan hidup. Hasrat akan keadil-
an, kerinduan akan perdamaian dan peri hidup tanpa kekerasan, kepedulian
akan keutuhan seluruh alam ciptaan merupakan unsur hakiki dalam hidup ma-
nusia. Tindakan untuk menegakkan keadilan dan perdamaian serta untuk me-
wujudkan transformasi dunia merupakan unsur konstitutif dan hal hakiki bagi
Gereja dalam perutusannya untuk membebaskan manusia dari setiap situasi
yang menindas. (Bdk. Buku Pegangan bagi Promotor KPKC hal. 16-17).

Bidang layanan KPKC bagi kita Kongregasi SPM merupakan salah satu bentuk
jawaban “Kita mau mengabdi Tuhan dan upaya mau mencari kerajaan
Allah dan kerahiman-Nya, keadilan dan kedamaian” (Bdk. Konst. hal. 17.3;
Mat. 6:33). Layanan KPKC menjadi tempat eksplorasi secara konkrit untuk
mencapai tujuan Kongregasi. Menyadari situasi jaman ini, di mana terjadi pe-
nindasan, penyalahgunaan, dan ketidakadilan, kita berusaha bergaul penuh
perhatian dengan segala yang hidup dan tidak menyalahgunakan ciptaan Allah.
Sebab kita tahu, bahwa saat ini seluruh ciptaan mengeluh dan merintih
bagaikan wanita bersalin. (Bdk. Konst. hal. 25.3; Kej 1:26-31;Ker. Kap. Prov.
bidang Sosial no. 4).

Melalui kelompok kerja KPKC, Kongregasi SPM mewujudkan misi Gereja


dengan menjadi penggerak dan promotor KPKC, baik kepada para suster mau-
pun mitra kerja, dan masyarakat pada umumnya. Untuk meningkatkan kualitas
layanan KPKC, para suster melakukan studi dan penyadaran dengan berusaha
menyelami perkembangan Gereja dan masyarakat. (Konst hal. 90). Selain itu
Pokja KPKC juga berusaha memperkuat kesadaran kesetiakawanan dengan me-
reka yang sedang menderita dalam Gereja maupun masyarakat, baik yang
dekat maupun yang jauh. Melalui Pokja KPKC SPM, banyak tempat dan keluarga
yang sedang dilanda bencana dan penderitaan terbantu dalam mengatasi situa-
si baik yang sifatnya sementara maupun permanen. Pemahaman, penghayatan
dan pengamalan KPKC secara tepat kepada para suster dan mitra kerja serta
masyarakat pada umumnya masih perlu terus-menerus dilanjutkan agar nilai-
nilai KPKC dapat menjadi milik dan sikap hidup sehari-hari, sebagai dimensi
integral yang digunakan sebagai perspektif dan pelayanan.

5.7.1. Rekomendasi
 Memelihara dan meningkatkan terus-menerus kesadaran sebagai
pengurus yang dipilih dan diutus oleh Kongregasi.
 Meningkatkan kerja sama agar semakin tewujud persekutuan hidup
baru yang semakin berkualitas.
271 | P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 6 – 2 0 1 0
5.8. Fonds Studi SPM
Fonds Studi SPM bertujuan untuk membantu biaya sekolah/ kursus bagi anak
yang tidak mampu, yang ada di luar sekolah milik SPM dan yang ada di sekitar
komunitas SPM. Pada tahun 2012 dalam pertemuan Pimpinan Komunitas,
Pengurus Fonds Studi telah menyosialisasikan hal-hal tentang Fonds Studi.
Dengan adanya sosialisasi tersebut diharapkan para suster SPM memiliki
pemahaman tentang apa dan bagaimana gerak layanan Fonds Studi selama ini.
Fonds Studi dikelola oleh Yayasan Amal Dharma Bakti. Pada tahun ajaran
2014/2015 ada 52 anak yang menerima bantuan dari Fonds Studi. Setiap tahun
ajaran baru, diadakan daftar ulang bagi anak-anak penerima bantuan. Mereka
mengisi blanko isian sebagai pernyataan melanjutkan atau tidak untuk me-
nerima bantuan.
Pengurus Fonds Studi telah berusaha untuk mengelola dana yang ada dengan
baik dan tertib demi keberlangsungan layanan Fonds Studi. Karena keterba-
tasan dana yang ada, maka Pengurus belum mampu menaikkan jumlah dana
yang diberikan kepada anak-anak penerima Fonds Studi SPM. Meski demikian
kami bersyukur karena Pengurus dimampukan untuk mengelola dana yang ada
dengan optimal. Layanan Fonds Studi SPM menjadi peluang bagi suster SPM
untuk terlibat ambil bagian membantu anak-anak yang membutuhkan per-
hatian dalam bidang pendidikan.
5.8.1. Rekomendasi
 Mempertahankan keberlangsungan Fonds Studi.
 Meningkatkan kerja sama dan jejaring intern dan ekstern yang sudah
ada.
5.9. Bidang Perutusan dalam Kerja Sama dengan Lembaga Lain
Jejaring dan kerja sama antar tarekat, dengan Keuskupan dan lembaga lain sa-
ngat penting peranannya bagi SPM Provindo, karena kita dicipta sebagai mak-
hluk sosial yang sesuai spiritualitas SPM. (Bdk. Konts. hal.29 no. 5). Hubungan
kerja sama ini mengungkapkan persekutuan hidup baru yang ekaristis, potensi
untuk saling berbagi hidup, saling memperkaya, serta sarana menyebarkan spi-
ritualitas SPM kepada sebanyak mungkin orang dan seluas mungkin daerah
(Bdk. Tujuan Pemekaran SPM Provindo), serta upaya mewujudkan dan membe-
ri perhatian bagi yang miskin dan terlantar. (Bdk. visi-misi Provindo).
5.9.1. Kerjasama dan jejaring dengan KWI
Kerja sama dengan Konferensi Wali Gereja Indonesia (KWI) menjadi sa-
lah satu cara konkrit kerja sama, komunikasi dan pelayanan, dalam
pengembangan finansial (investasi), saluran sumbangan Novis dari ke-
pausan dan urusan administrasi legalitas tarekat. Kerja sama ini bagi
Provindo memiliki makna dan manfaat untuk mendukung legalitas lem-
baga Gereja, sebagai jalan penerimaan sumbangan Novis dari kepausan
272 | P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 6 – 2 0 1 0
Roma dan membantu pengembangan dana investasi bagi Kongregasi
SPM.
5.9.2. Hubungan Kerjasama dengan KOPTARI
Hubungan kerja sama Provindo dengan
Konferensi Pimpinan Tarekat Religius Indone-
sia (KOPTARI), terwujud nyata dengan menja-
di salah satu anggota Pengurus KOPTARI dan
sebagai anggota aktif dengan mengikuti ke-
giatan-kegiatan yang diselenggarakan oleh
KOPTARI, yang secara rutin membayar iuran
sebagai salah satu dukungan keterlibatan se-
cara intensif sebagai anggota dan sebagai
bentuk solidaritas bagi tarekat-tarekat yang
mengalami musibah bencana alam dan yang sepantasnya perlu men-
dapat perhatian. Sidang pleno KOPTARI dilaksanakan dua tahun sekali,
untuk berbagi hidup sebagai tarekat religius secara nasional yang ang-
gotanya terdiri dari Musyawarah Antar Bruder Indonesia (MABRI), Mu-
syawarah Antar Serikat Imam Indonesia (MASI) dan Ikatan Biarawati
Seluruh Indonesia(IBSI), yang dihadiri oleh Mgr. Situmorang, Uskup Me-
diator dari KWI, pada periode 2010-2012, Mgr. H. Sudarso pada periode
2012-2015 dan tahun 2015 sampai sekarang oleh Mgr. Moerwito,
berperan memberikan inspirasi dan masukan terhadap setiap perkem-
bangan ajaran Gereja terbaru, yang berupa dokumen-dokumen Gereja-
wi, yang dikeluarkan para Paus di Roma dan sebaliknya, terbuka mem-
berikan masukan untuk perkembangan Gereja di Indonesia melalui
KWI.
5.9.3. Kerja sama dengan IBSI
Bentuk nyata hubungan kerja sama dan
keterlibatan secara konkrit SPM Provin-
do dengan IBSI, nampak dengan masuk-
nya Sr. Anita menjadi anggota Pengurus
IBSI pada periode 2011-2013. Sebagai
Pengurus, Provindo secara langsung ter-
libat aktif dalam mewujudkan program
kepengurusan IBSI, hadir dalam rapat
pengurus, menyusun program kegiatan
IBSI dan menyelenggarakan pertemuan-
pertemuan sidang pleno IBSI yang telah terprogram secara nasional,
mengikuti kegiatan-kegiatan yang diadakan oleh IBSI secara berkesi-
nambungan, dan secara rutin membayar iuran sebagai konsekuensi ke-
bersamaan dalam mendukung terwujudnya program IBSI, demi mening-
273 | P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 6 – 2 0 1 0
katkan kerja sama dan kualitas religius selaras dengan perkembangan
Gereja pada jamannya.
5.9.4. Kerjasama dengan Keuskupan

Kongregasi SPM Provindo hadir dan berkarya di 9 (sembilan) Ke-


uskupan, yaitu:
 Keuskupan Malang : 14 komunitas,
 Keuskupan Surabaya : 4 komunitas,
 Keuskupan Agung Semarang : 4 komunitas,
 Keuskupan Banjarmasin : 3 komunitas,
 Keuskupan Agung Jakarta : 1 komunitas,
 Keuskupan Agung Samarinda : 2 komunitas,
 Keuskupan Denpasar : 1 komunitas,
 Keuskupan Sorong : 1 komunitas, dan
 Keuskupan Antipolo, Filipina : 1 komunitas.
Dalam hubungan kerja sama antara SPM Provindo dengan Keuskupan
Banjarmasin dan Keuskupan Agung Samarinda, ada perjanjian resmi
(terlampir). Untuk mendukung pelayanan pastoral dan pendidikan di
Keuskupan Banjarmasin, Sr. Elisa diutus untuk terlibat aktif sebagai
Pengurus Komisi Pendidikan Keuskupan, yang sejak tahun 2014 sampai
sekarang digantikan oleh Sr. Yulia, SPM; Sr. Elly, Sr. Xaveria dan Sr.
Sylvia diutus melaksanakan tugas pelayanan pastoral Keuskupan. Dalam
pelayanan itu para suster mendapatkan sarana pelayanan transportasi.
Hubungan kerja sama ini ditingkatkan di setiap keuskupan dengan ada-
nya sidang pleno yang dilaksanakan setiap tahun, sesuai program Ke-
274 | P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 6 – 2 0 1 0
uskupan masing-masing, untuk membicarakan perkembangan Gereja
sesuai dengan arah dasar setiap Keuskupan.
Kerja sama antara SPM Provindo dan Keuskupan Malang terwujud da-
lam keterlibatan sebagai Pengurus BKBKM (Badan Koordinasi Biara-
wan-biarawati Keuskupan Malang) sebagai sekretaris dan bendahara,
serta aktif mengikuti setiap kegiatan yang diprogramkan oleh Pengurus.
Kongregasi SPM Provindo bekerja sama dengan Keuskupan Surabaya,
dengan terlibat aktif mengikuti kegiatan yang telah diprogramkan oleh
pengurus Badan Kerja sama Religius Keuskupan Surabaya (BKRKS).
Dengan Keuskupan Agung Semarang, kerja sama SPM Provindo nampak
dalam keterlibatan aktif para suster mengikuti kegiatan dalam Musya-
warah Para Religius Keuskupan Agung Semarang (MUPERKAS); melalui
Jaringan Ekonom Tarekat Religius (Jarkomet), Sr. Marianna pernah ma-
suk menjadi Pengurus. Hubungan kerja sama ini sangat penting untuk
mendapatkan informasi dan wawasan urusan yuridis ekonomi dan me-
nentukan gerak bersama antartarekat secara nasional.
Sebagai Pimpinan Tarekat Religius, Sr. Anita secara aktif hadir dalam Si-
dang Pleno yang diadakan oleh setiap Keuskupan. Tujuan dari bentuk
kerja sama ini antara lain untuk meningkatkan kerja sama, kesatuan,
solidaritas, kualitas hidup religius dan peningkatan karya bersama di
tingkat Keuskupan. Dalam kerja sama ini, Provindo memberikan iuran
rutin sebagai salah satu tanda kerterlibatan dan partisipasi untuk mem-
biayai akomodasi setiap kegiatan di tingkat Keuskupan.
5.9.5. Kerja Sama dengan Yayasan Keuskupan
Hubungan kerja sama SPM Provindo dengan yayasan keuskupan nam-
pak dalam kerja sama dengan Yayasan Kanisius di Keuskupan Agung
Semarang, Yayasan Insan Mandiri di Keuskupan Denpasar dan Yayasan
P3R di Keuskupan Agung Samarinda. Sebagai tanggapan atas kepriha-
tinan dari yayasan-yayasan yang sangat membutuhkan tenaga Suster
SPM sebagai saksi dan nabi, juga dalam rangka meningkatkan daya tarik
dan kepercayaan masyarakat, terjadilah bentuk kerja sama dengan:
 Yayasan Kanisius  SPM Provindo mengambil alih SDK St. Maria,
Tumpang, menjadi karya SPM, sedang aset tetap (tanah dan gedung)
masih menjadi milik Gereja Papa Miskin yang secara resmi diguna-
kan oleh Kongregasi SPM dengan perjanjian kerja sama pinjam pakai
secara cuma-cuma, selama aset tetap ini digunakan untuk pelayanan
pendidikan Katolik.
 Yayasan Insan Mandiri, milik Keuskupan Denpasar  SPM Provindo
membantu menyediakan 2 (dua) suster sebagai Kepala TK dan SD di
Karang Asem, Amplapura, Bali Timur.
 Yayasan P3R, milik Keuskupan Agung Samarinda  sejak tahun 2006
sampai sekarang, SPM Provindo mengutus seorang suster sebagai
275 | P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 6 – 2 0 1 0
Ketua Yayasan P3R, yang mengemudikan pengelolaan 17 sekolah TK
sanpai dengan SMA dan SMK. Sejak 15 Juli 2014, DPP mengutus Sr.
Elsa, SPM menggantikan Sr. Francine, SPM sebagai Ketua Yayasan
P3R, yang sudah purnakarya.
Kehadiran para suster SPM sangat menjawab kebutuhan pengembangan
karya perutusan pendidikan di lingkungan yayasan-yayasan tersbut,
dan bagi SPM Provindo, kerja sama ini memiliki peluang untuk menye-
barkan spiritualitas SPM melalui setiap kegiatan yang dilaksanakan
secara terprogram.
5.9.6. Kerja Sama dengan Credit Union (Kopdit) Mandiri, Probolinggo.
Hubungan kerja sama
dengan Koperasi Kredit
Mandiri, Probolinggo,
Kongregasi SPM Provin-
do membidani lahirnya
Koperasi Kredit Mandi-
ri, Probolinggo, sebagai
respon atas dampak kri-
sis ekonomi, dan seba-
gai perwujudan konkrit
spiritualitas SPM me-
nangggapi kebutuhan
saat itu. Saat ini Sr. Linda, SPM diutus mengemban visi-misi pelayanan
ini sebagai Manager Kopdit Mandiri, Probolinggo. Perutusan ini
merupakan panggilan, mengingat bahwa tidak setiap orang dianugerahi
kharisma dalam pelayanan. Faktor terbatasnya jumlah kualitas suster
SPM Provindo, menyebabkan sampai saat ini belum dimungkinkan lagi
mengutus suster yang berkarya secara full time di Kopdit.
5.9.7. Kerja Sama dengan Yayasan Dana Pensiun ”YADAPEN”
Sejak 5 Maret 1974, SPM Provindo membangung kerja sama dengan
Yayasan Dana Pensiun YADAPEN, dengan menjadi salah satu penggagas
berdirinya YADAPEN dan menjadi anggota YADAPEN dengan nama
Perkumpulan SPM. Sampai Desember 2015 ini tercatat ada 79 anggota
Perkumpulan SPM yang masih membayar iuran kewajibannya dan ada
26 suster dan 30 karyawan yang telah menikmati manfaat pensiun ber-
kat kerja sama ini. Sr. Marianna selaku Ekonom Provindo masuk dalam
Pengurus Inti Yadapen, yang memiliki kapasitas untuk turut mengambil
kebijakan-kebijakan dalam periode 2015 sampai sekarang.
5.9.8. Kerja Sama dengan Rumah Khalwat Roncalli, Salatiga.
Rumah Khalwat Roncalli merupakan perutusan yang diciptakan untuk
kepentingan bersama bagi Tarekat/ Ordo/ Kongregasi, untuk pembina-
an anggota Tarekat/ Ordo/ Kongregasi di seluruh Indonesia. Oleh kare-
276 | P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 6 – 2 0 1 0
nanya, personalia staf Rumah Khalwat Roncalli, Salatiga, diusahakan
menjadi tanggung jawab bersama.
Pada tahun 2010 sampai dengan 2015, kami mengutus Sr. Corry untuk
membantu urusan rumah tangga Rumah Khalwat Roncalli. Karena
kebutuhan Kongre-gasi yang sangat mendesak dan sebagai salah satu
cara memberikan peluang bagi tarekat lain, maka setelah berunding
dengan Direktur Roncalli, Salatiga, kami mengutus Sr. Corry untuk mem-
bangun persekutuan hidup baru di komunitas SPM Surabaya I, dengan
memberikan kepercayaan dan tanggung jawab sebagai Pimpinan
Komunitas. Kerja sama dengan Direktur dan staf Roncalli, Salatiga, sela-
ma ini dialami baik dan lancar. Roncalli merasa sangat terbantu dengan
pelayanan Sr. Corry dan sebaliknya Sr. Corry pun merasa dikembangkan
kepribadiannya sebagai wanita religius SPM dengan hidup bersama dan
melaksanakan pelayanan di tengah aneka tarekat religius yang dilayani.
5.9.9. Kerja Sama dengan Yayasan Sanata Dharma
Menanggapi kebutuhan dan keprihatinan yang mendesak di Campus
Ministry Universitas Sanata Dharma (USD), Yogyakarta, sebagai Minis-
ter/ Pendamping Mahasiswa di Student Residence, maka SPM Provindo
menjalin kerja sama secara resmi dengan Yayasan Sanata Dharma sejak
Juni 2013. Perjanjian Kerjasama, terlampir. Hubungan kerja sama ini di-
wujudkan secara konkrit dengan mengutus Sr. Frida sebagai Pendam-
ping Mahasiswa di Student Residence USD, Yogyakarta. Bidang tugas
yang dipercayakan antara lain membantu pelaksanaaan tugas Kepala
Campus Ministry, mengkoordinir pelayanan rohani, sakramental dan
bimbingan konseling bagi para mahasiswi, mendampingi para student
sebagai pamong asrama dan memberikan pelatihan pengembangan bagi
mahasiswa.
5.9.9.1. Rekomendasi
 Kerja sama yang sudah baik ini perlu dilanjutkan untuk enam tahun
ke depan.
 Buah kerja sama dan kesaksian hidup suster SPM menumbuhkan
panggilan calon-calon religius.
 Perlu menindaklanjuti perjanjian kerja sama (hitam di atas putih)
dalam kerja sama dengan Keuskupan dan lembaga terkait.

277 | P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 6 – 2 0 1 0
BAB XI
PERUTUSAN INTERNAL
(Bdk. Lap. Evaluasi dan Rekomendasi DP Provindo SPM 2010-2016)

1. PERUTUSAN INTERNAL
1.1. Ekonomat
1.1.1. Yuridis
“Seturut teladan Yesus, kita mau
mengindahkan hukum dengan
melaksanakan tertib hukum dan
administrasi keuangan. Kita me-
nyerahkan pengelolaan harta
benda yang kita miliki dan yang
akan masih didapat kepada Kong-
regasi sebagai perwujudan penghayatan kaul-kaul religius dan ung-
kapan terima kasih kepada para pendahulu serta syukur kepada Allah.”
(Ker. Kep. Kap. Prov. 2010 tentang Yuridis Ekonomi, hal. 53 no.1)
DPP dalam kerja sama dengan Tim Yuridis dan para ahli yang terkait,
telah berusaha dan bekerja keras untuk menyelesaikan dan menangani
urusan-urusan yang terkait dengan bidang hukum kelembagaan. Selama
periode 2010-2016, beberapa kegiatan yang telah terlaksana, antara
lain:
 Mencermati bersama undang-undang yang berlaku di Indonesia dan
mengadakan konsultasi dengan beberapa dinas terkait dan dengan
tenaga ahli setempat sehubungan dengan bidang yuridis.
 Menyusun dan membaharui Anggaran Dasar Kongregasi SPM dan
Perkumpulan Dharmaputri, memohon pengesahan secara yuridis,
bekerja sama dengan Notaris Andy Hartanto, SH, serta memohon
surat keputusan pengesahan kepada Menteri Hukum dan Hak Asasi
Manusia di Jakarta dan berita negara secara resmi.
 Membentuk Yayasan Amal Dharma Bakti sebagai perubahan nama
dari Badan Sosial SPM sebagai salah satu upaya penyelamatan aset
dan karya perutusan sosial.
 Menyusun dan membentuk PT. Citra Dharma Karya sebagai salah
satu upaya penyelamatan aset dan menjawab tantangan perubahan
hukum dan Undang-Undang tentang Perkumpulan.
 Memelihara, menyelamatkan, meningkatkan status kepemilikan ta-
nah dan bangunan SPM Provindo sehingga diakui oleh Pemerintah
secara legal.
 Mendata aktiva tetap (tanah, gedung, inventaris dan kendaraan).
278 | P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 6 – 2 0 1 0
 Mengurus tanah-tanah yang masih menggunakan nama pribadi
(data-data inventaris tanah, terlampir) .
 Mengurus akte kematian dan dan keterangan hak waris bagi para
suster yang dipanggil Tuhan, yang namanya dipakai untuk mengurus
aset Kongregasi.
 Menyusun pembaharuan AD/ART Perkumpulan SPM, AD/ART Per-
kumpulan Dharmaputri, dan AD/ ART Yayasan Amal Dharma Bakti.
 Menyusun AD PT. Citra Dharma Karya dan sekarang sudah dapat di-
fungsikan.
 Mengurus surat wasiat bagi suster yang sudah berkaul kekal.
 Menotariilkan Ekonom dan Bendahara Perkumpulan Dharmaputri.
 Dalam periode 2011-2016, DPP bekerja sama dengan Tim Yuridis
berusaha untuk mengurus, menyelesaikan, dan menyelamatkan aset
dan harta benda Kongregasi secara optimal.
1.1.2. Pemeliharaan dan Pengadaan Gedung
Dalam usaha untuk pemeliharaan dan pengadaan gedung, DPP bekerja
sama dengan Tim Pembangunan, yaitu Sr. Victoria dan Sr. Ernestine, se-
bagai perpanjangan tangan DPP. Peran dan fungsi Tim Pembangunan
antara lain mengadakan pengecekan dengan melihat secara langsung
realitas bangunan, agar dapat mengetahui dan menentukan prioritas ke-
butuhan. Anggaran bangunan yang diajukan dari komunitas dan unit
karya dikritisi dengan cermat. Bangunan dan pemeliharaan tidak hanya
mempertimbangkan soal model dan bentuk yang tampaknya menarik,
tetapi kami berusaha untuk memikirkan dan memperhatikan segi
artistik bangunan dengan ciri khas Kongregasi SPM, (Bdk. Kep. Kap.
Prov. 2010, hal. 58, no. 5), terutama juga mempertimbangkan kondisi
keuangan Provindo.
Selama periode 2010-2016, ada beberapa bangunan gedung baru yang
dibuat dan beberapa perbaikan gedung dan bangunan, karena dalam
kondisi yang sudah tua dan perlu untuk diperbaiki demi keselamatan.
Data renovasi dan bangunan gedung, terlampir.
1.1.3. Fonds Kesehatan
Sebagai kaum religius kita perlu terus-menerus belajar untuk menjadi
miskin, dan meninggalkan diri kita sendiri. Kita belajar untuk berbagi
dengan mereka yang membutuhkan, menyentuh tubuh Kristus yang ha-
dir dalam diri sesama yang lemah. (Bdk. Sukacita dalam panggilan, T.
Krispurwana Cahyadi hal. 86). Sebagai salah satu bentuk untuk mewu-
judkan spiritualitas SPM dan menolong saudara-saudari yang membutu-
kan pertolongan untuk biaya kesehatan. Maka dibentuklah Fonds Kese-
hatan, untuk menolong sesama yang sangat membutuhkan biaya kese-
hatan namun tidak mempunyai jalur/ tidak mempunyai hubungan kerja
279 | P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 6 – 2 0 1 0
dengan SPM. Kelompok kerja Fonds Kesehatan berusaha untuk melaya-
ni sesama sebagai saudara yang membutuhkan bantuan biaya kese-
hatan. Melalui pelaksanaan kegiatan Fonds Kesehatan menumbuhkan
semangat bela rasa dan belas kasih bagi sesama dalam pelayanan kita.

1.1.4. Fonds Kesejahteraan Karyawan Kongregasi SPM (Fonds 3K)


Kami bersyukur dan bersuka cita karena kami merasakan dan melihat
bahwa para suster Pengurus Fonds 3K melaksanakan tugas dengan se-
nang hati, bahagia, tekun, setia dan berusaha untuk bekerja semakin te-
liti dan benar. Di samping itu, dengan menjadi Pengurus Fonds 3K men-
jadi kesempatan untuk melayani dengan sabar, penuh cinta. Para suster
menjadi semakin diperkaya, dapat mengenal para mitra karya dengan
baik. Untuk ketertiban dan kelancaran pengelolaan Fonds 3K dibutuh-
kan adanya data-data karyawan secara lengkap.
Fonds 3K merupakan salah satu bagian layanan dari perangkat komisi
Ekonomat, yang diutus oleh Kongregasi untuk mengelola sejumlah dana
demi kesejahteraan karyawan Kongregasi. Melalui layanan ini, Pengurus
Fonds 3K dapat berbagi kasih dan membangun hidup sejahtera dalam
kesatuan karya pelayanan Kongregasi SPM.
Dengan adanya layanan Fonds 3K, para mitra karya Kongregasi SPM
(Perkumpulan SPM, Perkumpulan Dharmaputri dan Yayasan Amal
Dharma Bakti) merasakan manfaat yang dialami, antara lain:
 Meningkatkan kesejahteraan karyawan.
 Membantu karyawan memiliki rumah.
 Membantu karyawan untuk renovasi rumah sehingga menjadi layak
huni.
 Membantu kebutuhan yang sangat mendesak (sakit yang memerlu-
kan biaya tinggi).
 Membantu transportasi bagi karyawan (sepeda motor).
 Membantu dalam kebutuhan pendidikan anak (biaya masuk seko-
lah).
Di tengah situasi ekonomi dunia yang semakin tidak menentu, kita akan
tetap mengembangkan layanan Fonds 3K untuk dapat menjadi saluran
rahmat Tuhan bagi karyawan yang membutuhkan pertolongan.
1.1.5. Kepegawaian
Kami bersyukur dan berterima kasih dalam melaksanakan perutusan in-
tern selalu bekerja sama dengan para mitra karya atau pegawai. Selama
periode 2010-2016, kami memliki pegawai tetap dan pegawai tidak te-
tap (data kepegawaian, terlampir). Kesejahteraan pegawai diatur dalam
peraturan kepegawaian Perkumpulan SPM. Bentuk kesejahteraan mitra
karya yang diupayakan antara lain dengan mengusahakan kenaikan
280 | P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 6 – 2 0 1 0
pangkat, gaji/ honor, pensiun, restitusi/ bantuan pengobatan, BPJS,
pinjaman lunak perumahan, Fonds Studi, dll.
Pemerhati kepegawaian SPM dilaksanakan oleh Sie Kepegawaian yaitu
Sr. Yovita dan Sr. Ancilla. Para suster menjalankan tugas mereka dengan
penuh dedikasi, tanggung jawab dan sabar yang dijiwai semangat kesa-
maan martabat manusia sebagai citra Allah, demi kesejahteraan hidup,
khususnya bagi yang miskin. Dalam melaksanaakan tugasnya, mereka
menciptakan iklim kerja penuh persaudaraan, mengusahakan untuk
tertib hukum dan administrasi.
Data jumlah pegawai per Desember 2011-2015/Maret 2016 sebagai be-
rikut:
Jaga
No Tahun Capeg Tetap HR RT Satpam Jumlah
malam
1 2011 8 72 22 3 2 102
2 2012 7 68 22 3 2 102
3 2013 2 63 23 5 3 96
4 2014 5 62 24 5 3 99
5 2015 1 56 27 5 3 92
6 2016 1 54 26 5 3 91

1.1.5.1. Rekomendasi
 Pentingnya kaderisasi Sie Kepegawaian.
 Pembinaan secara terprogram bagi para pegawai/ mitra karya.
1.2. Sekretariat
Untuk terus mengembangkan sikap kolegialitas setiap pribadi, diperlukan ko-
munikasi yang diperlihara dengan baik. Kita tetap saling berhubungan dengan
cara-cara yang sesuai, untuk membiarkan diri semakin diilhami oleh spirituali-
tas kita, yang terutama diarahkan kepada cara hidup bersama yang baru, ber-
pusatkan kesamaan martabat manusia sebagai citra Allah. (Bdk. Statuta hal. 30,
no. 30.1).
Maka, di jaman ini dirasa penting dan mendesak peningkatan berkomunikasi
dengan sikap saling proaktif dan kreatif, kemampuan berbahasa asing (khusus-
nya bahasa Inggris & Belanda), budaya membaca dan menulis, pengelolaan dan
penggunaan website Kongregasi, dan sikap kritis-selektif mempergunakan sa-
rana komunikasi sosial. Namun penting disadari bahwa sarana komunikasi so-
sial tidak menggantikan sikap dasar berkomunikasi yang harus ada pada setiap
anggota persekutuan. (Ker. Kep Kapitel Provindo 2010 bag. Komunikasi no. 1).
Bagi DPP, komunikasi yang lancar dan efektif menjadi unsur penting yang me-
nentukan dalam pelayanan dan tanggung jawab mengemudikan Provinsi. Da-
lam semangat kolegial dan dijiwai spiritualitas SPM, DPP mengadakan komuni-
281 | P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 6 – 2 0 1 0
kasi timbal balik antaranggota DPP, dengan Sekretaris dan staf, dengan Eko-
nom dan staf, dan dengan para Pimpinan Komunitas. Dalam upaya membangun
dan meningkatkan komunikasi dalam berbagai bidang, DPP bekerja sama de-
ngan seluruh Komisi SPM Provindo, berupaya menyediakan sarana dan ruang
bagi anggota agar dapat mengkomunikasikan ide dan wawasannya secara ter-
buka. DPP dalam kerja sama dengan Komisi Sekretariat melanjutkan dan meng-
optimalkan komunikasi tertulis, melalui Berita Pusat Provindo, surat-surat DPP
intern dan ekstern, majalah ”Equalitas”, dokumentasi Provindo dan Blog
Provindo. Berbagai pertemuan dalam komisi/ pokja/ tim, juga melalui sarana
media komunikasi yang disediakan, menjadi ruang dan tempat bagi setiap
pribadi untuk berjumpa, berbagi dan berkomunikasi. Komunikasi dan dialog
yang terbuka dan bermartabat di antara kita, menumbuh kembangkan rasa di-
miliki dan memiliki, memperkuat relasi persaudaraan, dan mengembangkan
kualitas pribadi dan perutusan Kongregasi.

DPP juga mengadakan komunikasi intensif secara lisan dan tertulis dengan pa-
ra suster DPU, DP Nederland dan DP Regio Malawi. Melalui laporan dwiwulan,
surat menyurat, dan kartu ucapan yang secara rutin saling kami bagikan, mem-
buat kami belajar dan saling memahami kondisi dan keprihatinan masing-ma-
sing Provinsi/ Regio dan semakin sehati sejiwa dalam relasi persaudaraan se-
bagai anggota Kongregasi SPM Amersfoort. Dalam menjalin komunikasi inter-
nasional ini kami sangat terbantu dengan kinerja Sekretaris dan staf dan makin
banyaknya suster yang mampu berbahasa Inggris.

1.2.1.1. Konsolidasi Komisi Sekretariat


Dalam Badan Musyawa-
rah Provindo (BMP) I
tahun 2011, Komisi Se-
kretariat yang terdiri
dari Tim Sekretariat,
Tim Dokumentasi-
Perpustakaan-Museum,
dan Tim Redaksi EQUA-
LITAS, bersama menyu-
sun visi, misi, sasaran,
nilai dan subnilai inti
dari renstra Komisi Sekretariat SPM Provindo. Sejak itu Pengurus
Komisi dalam kerja sama dengan Kontak Person DPP bergerak bersama
anggota Komisi membangun konsolidasi, menyatukan ide, mempererat
kerja sama, mengevaluasi dan merencanakan program tahunan pokja
dan komisi. Renstra Komisi Sekretariat, Program Komisi/ Pokja dan
Evaluasi dan Keanggotaan Komisi Sekretariat, terlampir.
282 | P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 6 – 2 0 1 0
Selama 5 tahun menjadi bagian dalam Komisi, para suster semakin me-
nyadari bahwa setiap gerak karya dan pelayanan Komisi selalu dijiwai
oleh spiritualitas kesamaan martabat manusia sebagai citra Allah, se-
hingga pelayanan yang dilaksanakan menjadi bagian tak terpisahkan da-
ri kehidupan rohani, proses pengenalan diri yang terus menerus dan si-
kap hidup sebagai perempuan religius SPM. Anggota dimampukan un-
tuk mengolaborasikan sistem kerja dan komunikasi menjadi inspirasi
olah hidup rohani, yang terungkap dalam karya perutusan yang diperca-
yakan kepadanya. Para suster mengalami suasana yang kondusif, forma-
tif, saling memberi ruang bagi kekuatan setiap pribadi demi kebaikan
bersama. Keterbukaan dan sumbangsih khas dari setiap pribadi turut
mengembangkan kekuatan Komisi, sehingga bisa menghasilkan karya
yang berdayaguna bagi kemajuan SPM Provindo.

1.2.1.2. Pelayanan Komisi Sekretariat


 Sekretariat Pusat
Sekretariat Pusat menggambarkan diri sebagai “darah” yang meng-
alir dalam setiap pembuluh darah dan memberikan daya serta meng-
gerakkan bagian-bagian lain sehingga menjadi hidup karena aliran-
nya. Simbol “Darah” ini diwujudkan dalam pelayanan komunikasi
yang komunikatif dalam penyampaian pesan baik secara tulisan
maupun lisan.
Kami sungguh bersyukur atas media komunikasi modern yang men-
jadi “Berkat” dalam pelayanan dan keterbukaan para suster dan staf
untuk belajar sesuatu yang baru, sehingga kinerja sekretariat sema-
kin efektif dan efisien. Namun di sisi lain, kami juga prihatin karena
membanjirnya sarana komunikasi modern, telah menghanyutkan be-
berapa pribadi dalam dunia informasi dan relasi yang kurang sehat,
sehingga menghancurkan eksistensinya sebagai wanita religius SPM.
Volume kerja sekretariat yang padat seringkali menguras pikiran,
energi batin dan fisik, sehingga mempengaruhi suasana hati dalam
bekerja. Tumbuhnya keterbukaan, fleksibilitas dan totalitas dalam
melayani, mendukung kinerja tim, sehingga keterbatasan yang ada
tidak membuat putus asa, namun justru memacu untuk semakin opti-
mal dalam berkarya. Kesatuan hati dalam melayani juga membantu
dalam proses kolaborasi dari setiap bidang layanan dalam komisi,
sehingga ada kerja sama yang baik antarbidang layanan.
 Biro Komunikasi
Para suster yang masuk dalam tim Biro Komunikasi (Birkom) meng-
alami dirinya dimampukan menerima dan mengalirkan energi positif
antarpokja, kerja sama yang harmonis, kolaboratif dalam Komisi.
Bakat dan talenta dalam seni, komitmen untuk mempersembahkan
283 | P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 6 – 2 0 1 0
diri bagi Allah melalui Kong-
regasi, rasa cinta dan peduli
pada perkembangan Kong-
regasi dan adanya perhatian
khusus di bidang jurnalistik,
menjadi kekuatan yang
men-dukung para suster
terus meningkatkan kualitas
pela-yanan.
Kami bergembira atas ke-
baikan Allah yang selalu hadir dalam semakin banyaknya Suster yang
respek pada komunikasi lisan dan tulisan, berbagi inspirasi dan
spiritualitas dan mengembangkan budaya membaca dan menulis me-
lalui media Equalitas. Keterbatasan tim yang masing-masing memi-
liki tugas pokok dan kurangnya sikap proaktif dari kontributor nas-
kah Equalitas, terkadang menghambat kelancaran penerbitan
Equalitas setiap triwulan.
 Dokumentasi-Museum-Perpustakaan Provinsi
Kekuatan yang mendukung kinerja dan pelayanan dokumentasi-
museum-perpustakaan Provinsi adalah semangat kesatuan dalam ke-
beragaman, yang di dalamnya terkandung nilai plural, dialogis, siner-
gis, dan adaptif. Plural berarti pelayanan dokumentasi mengajak,
mendorong penulisan analen komunitas, menampung, mengolah,
dan menjadi penyalur informasi mengenai aneka peristiwa Kongre-
gasi, komunitas, Gereja dan masyarakat, yang kemudian dapat dike-
mas menjadi catatan sejarah Kongregasi.
Dialogis berarti mengajak, mendorong diri sendiri dan anggota Kong-
regasi untuk meningkatkan wawasan pengetahuannya dan kemam-
puan berbahasa asing, dengan menyediakan sarana museum, buku-
buku, kamus aneka bahasa dan pengetahuan dalam perpustakaan,
yang rencananya akan terus ditingkatkan. Sinergis adalah bersedia
bekerja sama dengan komisi/ pokja/ tim dalam Komisi Sekretariat
maupun dengan komisi lain. Sedangkan adaptif berarti sikap kritis
dan selektif terhadap ilmu pengetahuan dan teknologi, terbuka ter-
hadap perubahan jaman, kreatif dan inovatif dalam menyajikan infor-
masi dengan memanfaatkan berbagai sarana komunikasi modern.
Dalam periode ini juga telah terbentuk Tim Dokumentasi yang sema-
kin mantap, kreatif dan inovatif. Keprihatinan dalam Tim Dokumen-
tasi adalah terbatasnya ruang dan tempat untuk pengembangan
museum SPM Provindo.
 Pengelolaan Blog Provindo
284 | P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 6 – 2 0 1 0
Dalam Kapitel SPM Provindo 2010, salah satu keputusan yang diam-
bil dalam bidang komunikasi adalah perlunya peningkatan dalam
pengelolaan dan penggunaan website sebagai sarana komunikasi dan
sumber informasi. Mempertimbangkan keunggulan blog dibanding
website dan kemampuan SDM kita, maka dipilihlah blog yang lebih
mudah pengelolaannya dibandingkan website.
Untuk mempermudah pencarian bagi para pembaca, maka dipilihlah
alamat www.spmprovindo.wordpress sebagai alamat blog kita. Blog
Provindo mulai aktif mewartakan kabar sukacita pada tanggal 26 De-
sember 2012. Berita yang dibagikan adalah seputar kegiatan para
suster SPM dan Kerabat SPM Provinsi Indonesia, seperti upacara
pengikraran kaul kebiaraan, pesta yubilaris, berita kematian, retret,
pertemuan internasionalitas, temu aspiran, dll. Dari hari ke hari beri-
ta yang diwartakan semakin variatif dan semakin banyak pula pem-
baca yang mengunjungi laman blog SPM Provindo.
Kami bersyukur atas dukungan dan masukan dari para suster yang
turut mengembangkan blog kita. Kami juga bersyukur akan kerela-
sediaan para suster membagikan berita terbaru seputar kegiatan di
komunitas dan unit karyanya masing-masing. Namun kami sadari
bahwa pengelolaan blog ini masih jauh dari sempurna, masih banyak
hal yang bisa ditambahkan di dalamnya sehingga blog semakin ber-
kualitas dan beritanya semakin update.

1.2.1.3. Rekomendasi
Spiritualitas SPM agar selalu menjiwai setiap rencana, langkah dan ge-
rak bersama sebagai Komisi, sehingga setiap pribadi mendapat ruang
untuk mengeksplorasi talenta, memberikan kontribusi yang berharga,
bersemangat magis, kolaboratif dan apresiatif.
Setiap pribadi SPM perlu melatih ketrampilan dan kedisiplinan ber ‘dis-
cernment’ dalam menggunakan sarana komunikasi modern, sehingga in-
formasi yang diupdate dan disharingkan sungguh mendukung dalam
proses pembinaan dan transformasi menjadi wanita religius SPM.
Menumbuh kembangkan ‘sense of belonging’ para suster SPM terhadap
media komunikasi intern, sehingga muncul sikap proaktif untuk berbagi
harta rohani melalui Equalitas dan blog Provindo.
Pentingnya jumpa Komisi secara periodik untuk bersama merencana-
kan program, mengadakan evaluasi, penyegaran dan peningkatan pro-
fesionalitas masing-masing pokja.
Untuk kepentingan komunikasi internasional, perlu melanjutkan dan
meningkatkan ketrampilan berbahasa asing khususnya bahasa Inggris
dan Belanda.

285 | P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 6 – 2 0 1 0
Pentingnya mengupayakan tempat untuk pengembangan museum yang
representatif, sehingga berdaya dampak lebih efektif bagi pewartaan
spiritualitas dan kharisma Kongregasi SPM.

1.2.2. Tata Laksana Rumah Tangga


Perutusan tata laksana rumah tangga komunitas memegang peranan
penting dan dibutuhkan dalam membangun persekutuan hidup baru.
Perutusan ini merupakan pengabdian yang sangat mulia, yang memberi
daya hidup bagi setiap anggota komunitas. Pelayanan di belakang layar,
bila dilaksanakan dengan hati tulus dan sukacita, akan memiliki makna
luhur, mengembangkan potensi diri, hati yang mencintai, tangan yang
melayani, dan menjadi cara bertindak seorang religius menapaki tugas
perutusannya, sebagai jawaban cinta kasih seutuhnya terhadap Allah
dan sesama. (Bdk. Vita Consecrata hal. 32. no.21).
Perutusan tata laksana rumah tangga ini dapat menjadi sarana per-
wujudan hidup trikaul, yang mengundang kita untuk menghayati kesu-
buran sebagai seorang ibu. Ibu pembawa kehidupan secara jasmani dan
rohani, serta menunjukkan aspek keibuan hidup religius yang sangat
dibutuhkan oleh Gereja. Maka kita sebagai seorang religius yang dipang-
gil dan dipilih Allah, bersedia melayani dan melaksanakan tugas tata
laksana rumah tangga, dan mengungkapkan tindakan realitas keibuan
Bunda Maria dan Bunda Gereja. (Bdk. Sukacita dalam Panggilan, T.
Krispurwana Cahyadi, SJ hal. 91 al. 1). Pelayanan ini untuk sementara
orang masih dianggap rendah dan tidak populer karena mereka belum
mampu melihat makna dan fungsi pengabdian perutusan sebagai karya
Allah, meski fungsinya sangat penting yaitu untuk memelihara, menata,
serta memperhatikan kebutuhan setiap pribadi dan komunitas. Karena
keterbatasan tenaga suster yang memiliki kualitas pribadi dan kemam-
puan mengurus tata laksana rumah tangga, maka beberapa Pimpinan
Komunitas terbuka dan rela sedia merangkap tugas perutusan ini. DPP
bekerja sama dengan Tim Bina Lanjut dan Tim Yuridis, memberikan
pembekalan kepada para suster yang diutus dalam tugas tata laksana
rumah tangga mengenai masalah kesehatan dan ilmu gizi.
1.2.2.1. Rekomendasi
 Pentingnya kaderisasi personalia untuk hidup perutusan internal
Kongregasi.
 Pelatihan profesionalitas bagi para suster yang mengurus tata lak-
sana rumah tangga.

286 | P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 6 – 2 0 1 0
BAB XII
INTERNASIONALITAS
(Bdk. Lap. Ev. DP Provindo 2010-2016)

KEROHANIAN INTERNASIONALITAS
KEPUTUSAN KAPITEL SPM PROVINDO 2010-2016
TENTANG INTERNASIONALITAS:
Menugasi Dewan Pengurus SPM Provindo Probolinggo dan Samarinda periode
2016-2022 untuk menjabarkan Keputusan tersebut ke dalam Rencana Strategis
dan Aksi Nyata.
Ditetapkan di Probolinggo
Pada tanggal
Anggota Kapitel SPM
Sebagai upaya untuk membangun ikatan kesatuan para suster Nederland,
Indonesia dan Malawi, Provinsi Indonesia mendukung keputusan Kapitel Umum
2010 dengan terlibat aktif dalam kegiatan-kegiatan internasional Kongregasi yang
sudah diprogramkan dan dikoordinir oleh Dewan Pengurus Umum.
Dalam mewujudkan internasionalitas Kongregasi, kami mengacu pada kepu-
tusan Kapitel Umum 2010 yang menekankan visi internasionalitas Kongregasi, bah-
wa “Setiap suster adalah bagian dari keseluruhan Kongregasi, dalam mana ada ke-
satuan dalam penghayatan spiritualitas kesamaan martabat manusia sebagai citra
Allah. Penghayatan spiritualitas ini secara nyata terus menerus diwujudnyatakan
dalam hidup sehari-hari.” (Keputusan Kapitel Umum 2010 hal. 1)
Dalam kepengurusan DPP periode 2010-2016, kami terlibat ambil bagian da-
lam mengembangkan pemahaman melalui pendalaman visi internasionalitas dengan
melaksa-nakan berbagai kegiatan yang sudah diprogramkan, antara lain:

1. PERTEMUAN KOMISI KEUANGAN UMUM (KKU)


Kualitas pribadi citra Allah menentukan kualitas Kongregasi dan perutusannya,
maka penting investasi dalam manusia. Pimpinan memiliki tanggung jawab da-
lam memprioritaskan realisasi dana investasi dalam manusia. (Kep. Kap. Prov.
2010 hal. 55 no.5). Selama pertemuan KKU, para ekonom membicarakan dan
mensharingkan secara kritis tentang situasi keuangan di provinsi masing-
masing dan mencari cara bagaimana membangun solidaritas untuk mendukung
kegiatan dan modal kerja DPU untuk masa depan.
Pertemuan KKU menjadi kesempatan bagi para ekonom untuk saling berbagi
pengalaman dalam upaya mengelola keuangan yang ada di provinsi atau regio
masing-masing, saling mendukung dan memberi masukan dalam pengelolan
287 | P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 6 – 2 0 1 0
keuangan. Pembicaraan dalam KKU membuahkan usulan yang dapat dibicara-
kan dalam Badan Musyawarah Umum terkait dengan bidang keuangan.
Selama periode 2010-2016 kami mengikuti 2 kali pertemuan KKU. Pertemuan
KKU pertama pada tanggal 18-28 Mei 2011 dan yang kedua tahun 2015 di
Nederland. Point penting yang dibahas dalam pembicaraan KKU, antara lain:

 Laporan keuangan tahunan dari masing-masing provinsi/ regio dan dari De-
wan Pengurus Umum dan membahas prognose untuk lima tahun ke depan.
 Memberikan advis kepada DPU terkait dengan kebijakan keuangan.

2. PERTEMUAN BADAN MUSYAWARAH UMUM


2.1. Pertemuan BMU di Nederland 2011
Pertemuan Badan Musyawarah Umum tahun 2011 dilaksanakan pada tanggal
7-21 September 2011 di Huize Elizabeth, Denekamp, Nederland, dengan tema
“Unity in diversity“. Tema ini menjadi fokus pembinaan karena dalam melak-
sanakan pelayanan di segala level kepemimpinan yang ada dalam Kongregasi
secara keseluruhan, kami dihadapkan pada berbagai keanekaragaman. Di sisi
lain, kami sebagai Dewan Pengurus berusaha untuk terus menerus menyatu-
kan visi yang memampukan untuk bertumbuh dan berkembangnya pengha-
yatan spiritualitas Kongregasi.
Kami menyadari bahwa untuk mewujudkan adanya kesatuan (unity) dibutuh-
kan komitmen yang kuat dalam menghayati spiritualitas, keterbukaan, tang-
gung jawab pribadi, kebersamaan dan rasa memiliki (sense of belonging). Se-
lain itu melalui pertemuan Badan Musyawarah Umum, kami menemukan visi
dan arah yang jelas, keseimbangan, memberi ruang untuk pertumbuhan/
perkembangan, respek terhadap keanekaragaman (diversity), kebersamaan,
saling mendukung dan memperkaya. Setelah pekan pembinaan bagi para De-
wan Pengurus selesai, kami memasuki pekan kedua dan ketiga untuk memba-
has penjabaran beberapa keputusan Kapitel Umum 2010 melalui topik-topik
yang sudah disiapkan oleh para Dewan Pengurus Umum.
2.2. Pertemuan Badan Musyawarah Umum tahun 2015
Pelaksanaan BMU tahun 2015 diselenggarakan di St. John of the Cross, Nyung-
we, Malawi, pada tangal 2-15 Agustus 2015, dihadiri oleh setiap pemimpin
provinsi atau regio dan salah satu anggota Dewan Provinsi/ Regio. Pertemuan
BMU 2015 dengan tema togetherness “Moving on together – a token of trust“.
Peristiwa BMU menjadi kesempatan bagi para Dewan Pengurus untuk saling
bertemu dan berbagi suka cita dengan sesama. Tema ini menggerakkan hati ka-
mi untuk semakin mau bergerak bersama, sebuah tanda kepercayaan. Keber-
samaan menjadi ciri khas kita dalam hidup dan perutusan kita. Dengan tema ini
mendorong kami untuk mau bergerak meninggalkan zona nyaman kehidupan
288 | P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 6 – 2 0 1 0
kita. Proses persiapan dari masing-masing provinsi/ regio sangat efektif dan
memperlancar pelaksanaan pertemuan BMU. Dalam pertemuan BMU 2015, pa-
ra Dewan Pengurus dapat mengevaluasi bersama pelaksanaan keputusan Kapi-
tel Umum 2010 dan dimampukan untuk melihat kondisi riil setiap provinsi dan
regio.
Pertemuan BMU 2015 diselenggarakan dalam dua bagian yaitu masuk dalam
hari-hari pembinaan dan dilanjutkan dengan pembahasan topik-topik yang te-
lah disusun. Berdasarkan tanggapan dan jawaban dari para Dewan Pengurus
maka dalam BMU mengkritisi beberapa topik yang akan dibawa ke Kapitel
Umum tahun 2016. Pertemuan BMU tahun 2011 dan 2015 semakin meneguh-
kan ikatan kesatuan kami sebagai Dewan Pengurus untuk bersama-sama me-
lanjutkan dan meningkatkan kualitas pelayanan kami dalam penghayatan spi-
ritualitas kesamaan martabat manusia sebagai citra Allah. Suasana persaudara-
an yang dibangun dalam kebersamaan, saling pengertian dan keterbukaan satu
sama lain, dukungan dan keterlibatan dari para suster Malawi dengan cara
masing-masing kami alami dalam proses BMU.

3. PERTEMUAN KELOMPOK CAMPURAN


Pertemuan internasional kelompok campuran diselenggarakan di Bussum Ne-
derland, pada tanggal 9-27 Juli 2012 dengan tema “Nilai-nilai Mistik dan kena-
bian Ibu Julia sesuai dengan tanda-tanda jaman”.
Pertemuan ini bertujuan untuk:
 Membangun ikatan internasioanal di dalam Kongregasi SPM dari Amers-
foort.
 Menemukan nilai-nilai mistik dan kenabian dalam hidup Ibu Julie Billiart
menurut tanda-tanda jaman.
 Saling berbagi pengalaman mistik dan kenabian dalam hidup sehari-hari.
Melalui sharing pengalaman, para suster peserta pertemuan mengalami bahwa
pendalaman tema secara efektif dan intensif dalam pertemuan kelompok cam-
puran 2012 memampukan mereka untuk :
 Menemukan nilai-nilai mistik dan kenabian dari Ibu Julie Billiart.
 Menumbuhkan rasa memiliki Kongregasi secara keseluruhan.
 Kembali ke sumber dan semangat awal yang memampukan Kongregasi SPM
tumbuh dan berkembang sampai saat ini.
 Memperoleh inspirasi untuk melanjutkan kelangsungan hidup Kongregasi.
Pertemuan bagi kelompok campuran 2012 pelaksanaannya disatukan dengan
kegiatan perayaan 190 tahun berdirinya Kongregasi SPM Amersfoort yang ja-
tuh tepat pada tanggal 29 Juli 2012. Peristiwa penting dan bersejarah ini mem-
berikan pengalaman bermakna bagi para suster dan menumbuhkan semangat
289 | P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 6 – 2 0 1 0
hidup sebagai religius SPM, serta mengobarkan nyala obor Kongregasi yang di-
perjuangkan para suster pendahulu.

4. PERWUJUDAN KERJA SAMA INDONESIA- MALAWI


Sebagai bentuk konkrit perwujudan kerja sama Indonesia-Malawi yang telah
disepakati dalam pertemuan BMU 2011, Provinsi Indonesia dan Regio Malawi
telah mewujudkan kesepakatan kerja sama tersebut, untuk menanggapi ke-
butuhan Provinsi/Regio. Regio Malawi membutuhkan:
 Pengalaman hidup berkomunitas dan pengenalan budaya Indonesia.
 Pengelolaan keuangan.
 Sistem manajemen pendidikan di sekolah-sekolah.
 Program-program pembinaan suster SPM
 Ketrampilan untuk menangani administrasi kantor dan komunitas.
Sedangkan dari Provinsi Indonesia membutuhkan:
 Pengalaman hidup berkomunitas di Regio Malawi untuk saling memperkaya
pengalaman satu sama lain sebagai suster SPM.
 Pengenalan dan pengalaman bergaul dengan budaya Malawi secara dekat.
 Kesempatan untuk belajar bahasa Inggris secara aktif dan langsung mem-
praktekkannya.
 Dengan adanya kebutuhan dari Provinsi Indonesia dan Regio Malawi, maka
Dewan Pengurus Umum mempunyai peran besar sebagai mediator, fasili-
tator dan evaluator pelaksanaan bentuk kerja sama tersebut.
Bentuk kegiatan kerja sama yang telah kami wujudkan antara lain:
4.1. Sr. Diana Malikebu dari Regio Malawi:
Pada waktu Sr. Diana mengikuti sabatikal di Filipina dapat langsung mengada-
kan kontak dan berelasi langsung dengan para suster Indonesia yang tinggal di
komunitas Baras, Filipina. Setelah selesai mengikuti kursus di Filipina, Sr. Diana
tinggal di Indonesia untuk mengalami hidup bersama dengan para suster di
berbagai komunitas selama 4 bulan dan mengalami langsung kegiatan yang ada
di Provinsi Indonesia, secara khusus dalam bidang pembinaan dan pengelolaan
sekolah.
4.2. Sr. Agnes Lipenga dan Sr. Margreth Thumpwa dari Regio Malawi.
Pada bulan Maret sampai dengan awal Juni 2013, mereka berdua tinggal di
Indonesia dan mengalami hidup bersama di beberapa komunitas. Berhubung
para suster di Regio Malawi baru saja membuka Taman Kanak-Kanak, maka
secara khusus Sr. Agnes Lipenga belajar mengenai manajemen pembelajaran
TK, ketrampilan dan pengelolaan administrasi sekolah. Sr. Margreth Thumpwa
secara khusus belajar mengenai pengelolaan keuangan di ekonomat, ketram-
290 | P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 6 – 2 0 1 0
pilan untuk mengelola keuangan dan manajemen, serta ketrampilan dalam hal
administrasi keuangan.
4.3. Sr. Linda Viano, Sr. Clara Golombe dan Sr. Evarista Kapwata
Pada bulan Agustus sampai dengan awal September 2014, setelah selesai
mengikuti kegiatan pertemuan internasional bagi para pembina yang diseleng-
garakan di Lawang, ketiga suster Malawi tinggal di Indonesia. Sr. Linda dan Sr.
Evarista tinggal di komunitas Probolinggo, sedangkan Sr. Clara tinggal di Mage-
lang. Dalam kesempatan itu, Sr. Linda dapat mengalami hidup berkomunitas se-
cara langsung bersama para suster di Indonesia, mengunjungi karya perutusan
di beberapa unit di Probolinggo, belajar langsung dari Tim Pimpinan Komuni-
tas mengenai cara mendampingi para suster dalam komunitas. Selama berada
di Probolinggo Sr. Evarista belajar tentang pengelolaan kesekretariatan dan
pengarsipan di kantor Sekretariat, Probolinggo. Di Magelang, Sr. Clara menda-
patkan informasi secara langsung mengenai gerak pelayanan kesehatan di Balai
Pengobatan St. Maria, Magelang, yang pada waktu itu sedang dalam proses
untuk pembukaan apotik dan pengembangan Balai Pengobatan menjadi klinik
pratama.
Provinsi Indonesia mengutus Sr. M. Celinda Siti Sundari untuk tinggal di Regio
Malawi selama kurang lebih 3 bulan, dari tanggal 27 Juli sampai dengan 2 No-
pember 2013, untuk mengalami hidup bersama dengan para suster di Regio
Malawi. Selama tinggal di Regio Malawi Sr. Celinda secara khusus ambil bagian
dalam karya pelayanan asrama dan rumah sakit, mensharingkan pengalaman-
nya dalam mengelola proyek-proyek dan cara pembukuan, kontak langsung
dengan para suster dalam komunitas dan masyarakat yang ada di sekitarnya,
mengenal secara dekat budaya yang ada di Malawi, bersama dengan para sus-
ter mempraktekkan bahasa Inggris secara aktif dalam hidup sehari-hari. Mela-
lui kerja sama dalam bentuk baru dialami lebih efektif-efisien sesuai kebutuhan
provinsi/ regio. Untuk kerja sama di masa depan dapat diusahakan bentuk
yang berkualitas, dapat menanggapi kebutuhan Provinsi Indonesia dan Regio
Malawi.

5. PERTEMUAN INTERNASIONAL BAGI PARA PEMBINA


Pertemuan internasional bagi para pembina diadakan pada tanggal 4 sampai
dengan 23 Agustus 2014, di Lawang, Indonesia, dengan tema: “Kita menamakan
diri Suster Santa Perawan Maria. Dalam dia nampaklah sikap iman Maria”
(Konst. hal. 15). Pertemuan dihadiri oleh para suster Pembina dari Regio
Malawi dan Provinsi Indonesia, sedangkan pembina dari Provinsi Nederland
tidak mengikuti pembinaan karena di Nederland tidak lagi memiliki pembinaan
inisial dan karena alasan/ faktor usia. Tujuan pertemuan ini adalah untuk
mengembangkan ikatan internasioanalitas Kongregasi, sebagai bentuk pembi-
291 | P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 6 – 2 0 1 0
naan bagi para pembina yang ada di Provinsi/ Regio; menemukan arah yang
sama dalam mengejawantahkan visi pembinaan sesuai dengan konteks negara
dan budaya masing-masing. Para peserta menemukan nilai-nilai Maria secara
keseluruhan sebagai identitas para suster SPM. Buah pembinaan sudah mulai
diimplementasikan dari setiap program pembinan di setiap tahapan dan se-
dang dalam pengolahan sebagai bahan retret bagi para suster SPM provindo.

6. INTERNATIONAL TRAINING ON LEADERSHIP (ITL)


Pelatihan kader kepemimpinan diselenggarakan dalam jangka waktu 6 bulan,
berlangsung dari 27 Agustus 2014 sampai dengan 18 Pebruari 2015. Masa 3
(tiga) bulan pertama dilaksanakan di RP. St. Julie Billiart, Lawang, Indonesia,
dan tahap 3 (tiga) bulan kedua dilaksanakan di Vincentian Hills Seminary,
Angono, Rizal, Filipina. Peserta pelatihan kader kepemimpinan berjumlah 10
suster terdiri dari: 7 (tujuh) suster dari Provinsi Indonesia yaitu: Sr. Anselma,
Sr. Cecil Marie, Sr. Divina, Sr. Elis Marie, Sr. Linda, Sr. Rita, Sr. Zita, dan 3 (tiga)
suster dari Regio Malawi yaitu Sr. Delia Chikumbu, Sr. Priscilla Mauya, Sr. Mary
Fanny.
Tema dari program pelatihan kader kepemimpinan adalah “Serving is the pre-
vailing tone of leading“. Adapun tujuan dari pelatihan kader kepemimpinan
adalah:
 Untuk mengembangkan kedewasaan secara terpadu sebagai wanita religius
SPM,
 Memantapkan kualitas kepemimpinan dan memperdalam penghayatan spi-
ritualitas kepemimpinan yang baik untuk kepentingan intern dan perutusan
Kongregasi SPM,
 Menumbuhkan semangat kolegialitas dan kerja sama dalam tim,
 Bertanggung jawab serta terbuka terhadap kebutuhan Kongregasi, Gereja
dan masyarakat,
 Mengembangkan visi yang kuat sebagai wanita religius SPM,
 Menumbuh kembangkan sikap berani ambil resiko, menghadapi kesulitan
dan berani mulai sesuatu yang baru dengan sikap realistis, dan
 Memperkuat rasa memiliki dan ikatan internasional.
Sebagai tindak lanjut, para suster peserta kursus telah membagikan pengalam-
an dan buah-buah pelatihan kepemimpinan dan mengimplementasikannya
dalam perutusan masing-masing, serta mensharingkan dalam pertemuan para
pimpinan komunitas. Sharing pengalaman yang dibagikan dapat saling mem-
perkaya, dan kami harapkan dapat ditindaklanjuti, dapat disharingkan kepada
para suster dalam komunitas, sehingga dapat semakin memperkuat semangat
pelayanan dalam berbagai bidang layanan yang ada dalam Provinsi dan Kong-
regasi secara keseluruhan.
292 | P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 6 – 2 0 1 0
7. REKOMENDASI
 Menindaklanjuti visi internasionalitas di Provinsi Indonesia.
 Melanjutkan kebijakan mengenai “Kunjungan para suster ke Provinsi/ Regio
lain“.
 Melanjutkan kerja sama Indonesia-Malawi dalam bentuk kerja sama yang
sesuai dengan kebutuhan dan berkualitas.

293 | P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 6 – 2 0 1 0
BAB XIII
ANEKA PERISTIWA KONGREGASI DALAM PERIODE 2010-2016
DI LUAR PELAKSANAAN PROSES KAPITEL

1. KONGRES EKARISTI KONGREGASI SPM

1.1. Pengantar
Di Indonesia, Kongres Ekaristi pertama kali terse-
lenggara pada tanggal 29-31 Juli 1939 di Yogyakarta.
Kongres Ekaristis bertujuan merayakan syukur atas
izin resmi dari Kerajaan Mataram mengenai pewar-
taan Injil secara bebas di Yogyakarta. Kongres Eka-
risti berikutnya baru terlaksana di Keuskupan Agung
Semarang pada tahun 2008 di Ambarawa yang ber-
tema “Ekaristi, Berbagi Lima Roti dan Dua Ikan”.
Dalam rangka merayakan Hari Ulang Tahun Kongre-
gasi Para Suster Santa Perawan Maria dari Amers-
foort ke-190, provinsi Indonesia akan mengadakan
Kongres Ekaristi I. Kongres Ekaristi I ini merupakan
salah satu implementasi tema keputusan kapitel umum “Moving on in one
spirit” dan kapitel Provinsi “Menuju Masa Depan Penuh Harapan”. Maka
Kongres Ekaristi SPM I mengangkat tema: “Melangkah bersama dalam gerak
yang sama.” Tema ini diangkat dengan harapan melalui Kongres Ekaristi ini se-
luruh tubuh Kongregasi digerakkan oleh Roh yang satu dan sama untuk mene-
ruskan perjalanan hidup membangun persekutuan hidup baru, yang pusatnya
kepenuhan kesamaan martabat manusia sebagai citra Allah. Tujuan tersebut
hanya mungkin terwujud jika para Suster SPM sungguh-sungguh menyatu dan
mengakar dengan Kristus Sang Kepala sebagaimana diteladankan oleh Santa
Perawan Maria, St. Julie Biliart, Pater Mathias Wolff dan para pendiri Kongre-
gasi. Supaya misi tersebut dapat berdaya guna dan efektif menjawab kebutuhan
jaman ini, diperlukan komitmen yang kuat untuk menghayati makna, tempat
dan peran sebagai suster Santa Perawan Maria.
Kongregasi SPM Amersfoort Provinsi Indonesia kini mengemban tugas sebagai
tumpuan kongregasi, sementara itu provinsi sedang dalam proses penataan di
segala bidang. Inilah panggilan untuk menjalankan misi Bapa. Untuk itu diper-
lukan para utusan yang mampu hidup dalam kebenaran, kejujuran dan ketulus-
an, memiliki keyakinan akan tujuan hidupnya dan memiliki hubungan yang
intim dengan Bapa. Oleh karenanya ia berani bertindak tegas dan berkemauan
keras untuk mengusir sumber ketidakberdayaan manusia, memiliki kesehatan
batin sebagai kekuatan yang terpancar dari dalam, kualitas kedekatan dengan
294 | P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 6 – 2 0 1 0
Allah dan penuh pengharapan. Kualitas kedalaman hidup sebagaimana disebut
di atas akan semakin bertumbuh jika hidup kita berpusat pada Ekaristi.

Dalam Konstitusi Kongregasi Para Suster Santa Perawan Maria dari Amersfoot
hal. 39, no. 1 dikatakan “Untuk mengungkapkan hidup doa kita, sedapat mung-
kin kita merayakan Ekaristi tiap hari. Dalam perayaan itu kita menghadap Allah
dengan kebutuhan dan penderitaan dunia. Kita bersyukur atas kesetiaanNya
yang membebaskan kita. Kita menempatkan hidup kita sekali lagi di dalam te-
rang Yesus yang menghampakan diri dengan rupa seorang hamba”. Sebagai
ungkapan hidup dalam persekutuan dan kerinduan kita akan langit baru dan
bumi baru kita acap kali berkumpul untuk berdoa bersama, mendengarkan sab-
da, merayakan Ekaristi, menerima sakramen tobat dan pendamaian (hal. 29, no.
7). Dalam segala situasi kita mengembangkan kehidupan yang tersembunyi
bersama Kristus dalam Allah yang menjadi sumber serta dorongan untuk
mencintai sesama demi pembangunan Gereja (Bdk. Kep. Kap. Prov. hal. 23 no.
5). Sebagaimana Kristus datang untuk membagikan hidup-Nya dan menyatakan
diri-Nya satu dengan mereka yang tersingkir, demikian juga kiranya kesatuan
intim dengan Yesus dalam Ekaristi ini dapat menghasilkan buah bagi saudari-
saudara kita yang memerlukan uluran kasih. Kasih itu secara nyata akan diwu-
judkan dengan mengusahakan Fond Study dan Fond Kesehatan. “Kita membak-
tikan diri kepada kebahagiaan hidup manusia dengan berusaha melaksanakan
karya belas kasih rohani dan jasmani. Sesuai dengan tradisi kita terutama ber-
karya di bidang pembinaan dan pendidikan (Kons. hal. 75, no. 2). Untuk itulah
direncanakan KONGRES EKARISTI KONGREGASI SPM.

Tema di atas direfleksikan dengan kegiatan yang direncanakan oleh berbagai


tim kerja agar intimitas dengan Bapa sebagai salah satu buah Kongres Ekaristi
semakin tercipta. Kita semua berharap melalui Kongres Ekaristi ini para Suster
SPM semakin menemukan kedalaman iman atas karya Bapa selama 190 thn
perjalanan Kongregasi SPM Amersfoort dan mengalami daya kekuatan yang ba-
ru untuk melanjutkan misi Bapa sebagaimana telah dimulai oleh Ibu Rohani
dan para pendiri kongregasi sesuai konteks jaman ini. Semoga dengan menim-
ba kekuatan rohani ini para Suster SPM dapat bergerak bersama menuju masa
depan penuh harapan.
295 | P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 6 – 2 0 1 0
1.2. Tujuan
Kongres Ekaristi Kongregasi SPM ini bertujuan membantu para Suster:
 Memperdalam pemahaman, penghayatan, dan penghormatan Ekaristi dalam
seluruh seginya.
 Pembaharuan hidup yang didasari oleh kualitas batin dengan bersumber
pada Ekaristi.
 Menciptakan suasana formatif untuk menempatkan hidup rohani sebagai
yang utama.
 Meningkatkan cinta dan penghormatan yang semakin besar kepada Tuhan
Yesus Kristus yang hadir dalam Ekaristi, melalui perayaan Ekaristi dan
devosi Ekaristi (Adorasi, Ekaristi, visitasi, dsb)
 Meningkatkan semangat doa dalam hidup persekutuan yang Ekaristis
melalui ibadat harian.
 Menumbuhkan semangat berbagi untuk mewujudkan persekutuan hidup
baru yang pusatnya kepenuhan kesamaan martabat manusia sebagai citra
Allah.
1.3. Program Masing-Masing Komunitas.
Sebagai follow up dari Kongregres ini, masing-masing komunitas SPM Provinsi
Indonesia, menyusun/ membuat program konkret bagi komunitasnya dengan
harapan mencapai tujuan seoptimal mungkin.

2. PEMBERKATAN KOMUNITAS LANSIA 1 JUNI 2015:


Syukur kepada Allah, berkat doa, dukungan dan kerja sama antar kita dan
sejumlah dana dari para Suster Provinsi Belanda, saat ini pembangunan sebagi-
an Rumah Lansia sudah selesai dan siap dtempati. Sebagaimana para Suster
ketahui Rumah Lansia SPM berdiri di Jalan Panjaitan 48 Probolinggo.
Memahami makna dan nilai usia tua menurut pandangan Gereja, mendengar-
kan kerinduan para Suster dalam pertemuan Lansia, mencermati hasil checklist
nama Rumah lansia, memahami arti Rumah Lansia bagi para Suster SPM, me-
refleksikan spiritualitas identitas Suster SPM, Visi Misi Rumah lansia dan mem-
pertimbangkan situasi-kondisi masyarakat sekitar Rumah Lansia yang mayori-
tas muslim, maka Rumah Lansia SPM diberi nama KOMUNITAS MAGNIFICAT.
Sebagai Komunitas Lansia perdana, ada 13 Suster yang telah siap dan dengan
sukacita akan membangun hidup persekutuan di komunitas Magnificat. Mereka
itu ialah :
 Sr. Agnes Marie, SPM sebagai Pimpinan Komunitas.
 Sr.M. Emiliana SPM sebagai Tim Pimpinan komunitas.
 Sr. M.Valeria SPM, Urusan Tata Laksana Rumah Tangga
 Anggota:
296 | P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 6 – 2 0 1 0
o Sr. Anna Maria SPM
o Sr. M. Veronika SPM
o Sr. M. Theresia SPM
o Sr. M. Yosepha SPM
o Sr. M. Petra SPM
o Sr. M.Annastasia, SPM
o Sr. M. Virgini, SPM
o Sr. M.Assumpta, SPM
o Sr. M. Helena, SPM
o Sr. M. Crescentia, SPM
Dalam perundingan dengan Pastor Paroki Maria Bunda Karmel Proboling-
go, Romo Hugo Susdianto O.Carm, DPP merencanakan Pemberkatan Rumah
Lansia pada tanggal 1 Juni 2015, bertepatan dengan Pesta Maria mengunjungi
Elisabeth, Hari Raya Kongregasi SPM ke 89. Untuk itu DPP SPM berharap
para Suster anggota Komunitas Lansia sudah pindah di Komunitas
Magnificat, selambat-lambatnya satu minggu sebelum Pemberkatan. Hal-
hal teknis diatur dan dibicarakan bersama dengan Sr. Agnes Marie, SPM dan Sr.
M. Dionysia , SPM.
3. SEMINAR ST. JULIE BILLIART 20 JUNI 2016

MENGENANG/ MERAYAKAN 200 TAHUN WAFAT JULIE BILLIART:


IBU ROHANI SPM AMERSFOORT DAN SND COESFELD 1816
08 APRIL – 2016

297 | P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 6 – 2 0 1 0
PENDAHULUAN

Para Suster, Novis Postulan Ytk,

Kita berkumpul, untuk mengenang/merayakan 200 tahun wafat St. Julie


Billiart, Ibu rohani kita. Perayaan ini dilaksanakan di antara beberapa
peristiwa penting dari Gereja dan Kongregasi yang terjadi dalam tahun
2016, antara lain:
 Pemekaran dan Kapitel SPM Provindo
 Perayaan 90 tahun SPM di indonesia dan
 Tahun Yubileum Agung Kerahiman Ilahi.
Penting mengenang St. Julie Billiart, yang telah mewariskan kepada kita
semangat, kharisma dan Spiritualitas yang begitu kaya, yang telah dita-
namkan awal mula dalam hati para Suster perintis SPM Amersfoort, da-
lam pembinaan di Novisiat di Namur-Belgia.
Apa yang kiranya dapat kita lakukan bersama untuk mengangkat momen
yang bersejarah ini? Dalam waktu yang terbatas ini, baiklah kita menge-
nang, memaknai dan mengalami saja kenyataan bersejarah ini.

3.1. Tujuan Seminar


 Sebagai PENYEGARAN, untuk semakin mengakrabkan para suster SPM dan
SND kepada Pribadi Julie Billiart, sebagai “Ibu Rohani”.
 Mendalami bersama beberapa Semangat /Kharisma Julie Billiart agar sema-
kin dapat membumikan/ menerapkan Spiritualitasnya dalam kenyataan hi-
dup konkret sehari-hari.
 Menjaga agar Kharisma awal Pendiri (Ibu Julie Billiart) tetap hidup hingga
sekarang.
(Konstitusi SPM hal. 90 titik 3)
 Mau mengkomunikasikan kabar gembira, khususnya di Tahun Jubileum Agung
Kerahiman Ilahi, “Dengan mensyukuri semangat/ Kharisma Ibu Julie Billiart”
yang kita warisi, yang MENDORONG kita selalu menjadi pewarta kebaikan
Tuhan dan sekaligus saksi Sukacita Injili.
Mengingat beberapa tujuan tersebut di atas, kiranya perlu menghadirkan Peng-
ertian Kharisma, Sekilas Sejarah Kongregasi SPM, Tinjauan Pembaruan Hidup
Religius.

3.2. PENGERTIAN KHARISMA


Anugerah istimewa Allah Roh Kudus, yang diberikan kepada umatNya dari se-
gala lapisan, yang menjadikan mereka cakap dan bersedia menerima berbagai
298 | P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 6 – 2 0 1 0
tugas untuk membaharui Gereja (sesuai dengan semangat Injil ) dalam men-
jawab kebutuhan zaman (Bdk. LG 12)
3.3. PEMAHAMAN KHARISMA
Baiklah memahami bahwa di dunia ini:
 Terjadi jeritan/ kebutuhan zaman.
 Allah mendengarkan JERITAN UMATNYA dan ingin menjawab serta
memenuhinya, dengan memanggil/ memilih orang-orang (yang khususnya
punya relasi dekat dengan DIA),
 Orang yang dipanggil/ dipilih, diberi anugerah oleh Allah Roh Kudus, berupa
rahmat istimewa (KHARISMA), yang menjadikannya cakap, bersemangat
dan rela menerima pelbagai tugas untuk menjawab je-ritan/ kebutuhan
zaman (Bdk. LG 12).
 Banyak gerakan oleh Allah Roh Kudus dan banyak Kongregasi didiri-kan
(oleh orang yang dianugerahi Kharisma) untuk menjawab kebu-tuhan
zaman akibat revolusi Perancis.
 Kharisma Pendiri ialah anugerah istimewa dari Allah Roh Kudus ke-pada
seseorang beriman, antara lain Ibu Julie Billiart, berupa keca-kapan untuk
mendirikan Kongregasi, yang tujuannya untuk Kepen-tingan Gereja/
menjawab jeritan/ kebutuhan zaman
 Kepada setiap orang dianugerahkan pernyataan Roh untuk kepen-tingan
bersama (I Kor 12:7). Kharisma-kharisma itu ada yang amat menyolok ada
yang lebih sederhana. (Bdk. LG 12)
 Hidup Religius adalah juga suatu kharisma (anugerah Allah Roh Ku-dus).
Kalau ini disadari/ disyukuri dan dihayati dalam relasi intim dengan DIA,
akan memberi kecakapan kepada kita UNTUK BERGERAK/ DIGERAKKAN
ALLAH.
 Bergerak/ digerakkan Allah untuk untuk misalnya moving beyond, berani
membuat pembaruan dalam Kongregasi/ inovasi. sekecil apa-pun, sesuai
dengan maksud Tuhan, untuk kepentingan Gereja, Kong-regasi dan
masyarakat.
 Kharisma yang masih berupa semangat/ dorongan kuat dalam hati, kalau
berhasil diwujudkan dalam cara hidup konkret dalam Kong-regasi/
perutusan, disebut SPIRITUALITAS
 Kharisma Kongregasi merupakan penjabaran/ pengembangan Kha-risma
Pendiri.
3.4. SEKILAS SEJARAH DAN PEMBARUAN HIDUP RELIGIUS
3.4.1. SPM didirikan tahun 1822 di Amersfoort-Belanda.
Pembaruan Hidup Religius dikembangkan. Selain tetap mempertahan-
kan azas pokok sebagai tolok ukur, yaitu mengikuti Kristus sesuai nase-
hat Injil; juga menjaga kekhasannya dengan setia pada Kharisma/ sema-
299 | P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 6 – 2 0 1 0
ngat Pendiri, tradisi-tradisi sehat, yang kesemuanya merupakan waris-
an rohani setiap Kongregasi (PC 2); Juga warisan rohani Gereja melalui
Pendiri.
3.4.2. Keputusan Kapitel 1988:
SPM telah mengakui St. Julie Billiart sebagai Ibu Rohani, (bukan lagi se-
bagai Pendiri). Selama 166 tahun (1822-1988) SPM hidup, bergaul,
menghayati Kerohanian St.Julie Billiart, dengan setiap kali mendalami
Kharisma/ Spiritualitasnya, tentu pengaruhnya masih cukup kuat men-
dominasi dan mewarnai hidup rohani SPM serta karya perutusan Kong-
regasi.
Namun, setiap kali terjadi pembaruan Kongregasi, terbentuk penghaya-
tan Kharisma, yang mampu MENGARAHKAN SECARA BARU kharisma
semula (kharisma Pendiri), untuk menjawab tantangan/ kebutuhan
jaman. Demikian seterusnya pembaruan demi pembaruan sampai
sekarang.
Keharusan setia pada kharisma awal Pendiri, TIDAK BERARTI ungka-
pan/ bahasanya HARUS SECARA HARAFIAH SAMA. Ungkapannya, perlu
menggunakan bahasa yang sesuai dan mampu menyapa, menyentuh
cita-rasa orang di jaman sekarang, TANPA MENINGGALKAN KEDALA-
MAN ISINYA (agar lebih menjawab kebutuhan zaman).
3.4.3. Setiap Pembaruan SPM
(Meskipun terbuka terhadap kerasulan sesuai kebutuhan zaman), tetap
berusaha sedapat mungkin setia kepada KHARISMA KERASULAN KHAS
KONGREGASI.

3.5. Julie Billiart, Wanita Sederhana Berjiwa Pemberani Dan Kaya Akan
Kharisma.
Memahami, Mendalami Beberapa Semangat/ Kharisma Yang Ada Dalam Diri
Julie Billiart.
3.5.1. BERJIWA SEDERHANA
Pemahaman tentang Tuhan sebagai Tuhan yang Mahabaik dan sebagai
Bapa adalah akar dari kesederhanaan Julie.
Karunia dasar dan asli dari Julie Billiart ialah perasaan yang kuat akan
kebaikan Tuhan sebagai Bapa. Bapa yang mewahyukan diri-Nya sebagai
yang baik dalam hidup dan karya Julie Billiart di sepanjang hidupnya,
dalam segala situasi, tempat dan waktu.
Kebaikan itu tidak rumit, langsung, terbuka secara tulus, tidak sekedar
basa-basi; menurut pengertian yang dalam, kebaikan itu sederhana ka-
rena kebaikan itu adalah Tuhan sendiri.
Mengutip pengalaman para pendahulu SPM: Kesederhanaan Julie yang
menawan itu, mendorong setiap orang untuk bersikap hormat, men-
300 | P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 6 – 2 0 1 0
cintai dan percaya kepadanya. Seluruh penampilannya sederhana, tidak
menyolok; wajar, penuh keramahan, menghindari kekerasan dan ber-
usaha/ hening, tanpa banyak bicara.
Konkretnya dia melaksanakan tugasnya dengan tenang dan sikapnya
selalu sama, tidak mencari pujian, hormat, tanpa memerhitungkan di-
hargai atau tidak.
“UNTUK TUHAN SAJA“ (SOLI- DEO)

3.5.2. KESEDERHANAAN JULIE BERDASARKAN IMANNYA YANG KUAT


AKAN PENYELENGGARAAN ILAHI.
Pemahaman Julie tentang Tuhan sebagai Bapa yang mahabaik inilah
yang memberikan dorongan untuk mengarahkan diri sepenuhnya kepa-
daNya.
Julie memiliki jiwa berani bekorban, penuh kepercayaan, menghormati
rencana yang tak terselami dari Bapa Penyelenggaraan Ilahi.
Ibu Julie Billiart Menghayati “Misteri Paskah”.
Julie menderita dengan sabar ketika dilanda penyakit lumpuh lebih dari
dua puluh tahun, namun kemudian disembuhkan Tuhan secara mujizat.
Sebagai Pendiri dia menderita tuntutan-tuntutan yang tidak adil, kesa-
lah pahaman, bahkan juga, justru dari para susternya sendiri, karena
penghinaan, kesulitan di dalam tugasnya.
Tetapi Julie dengan tegar maju terus, tanpa melarikan diri dari segala
kesulitan/ penderitaan. Dia tidak mengingkari rasa sakit, dia membu-
tuhkan waktu sesudah suatu konflik untuk kembali ke komunitasnya
dengan tenang; dia membutuhkan kehangatan dan pengertian manusia-
wi di dalam saat-saat mengalami tekanan.
Namun dia berserah, taat membiarkan Tuhan membimbing/ mengajar-
nya, bahwa penderitaan adalah suatu cara untuk mengikuti jalan salib
Yesus Kristus, yang membawa kepada kehidupan baru/ kebangkitan.
Julie-pun mengalami hidup bersama Tuhan yang bangkit. Rahmat
Kekuatan batinnya mengubah hidupnya menjadi lebih bebas dan baha-
gia, semakin berpaut dan berpusat kepada Kristus. Dia mampu melawan
arus, bahkan dapat mengubah sikap hidup orang lain kearah kebaikan;
dapat mengembalikan kepercayaan puteri-puterinya dalam damai dan
kasih persaudaraan.

3.5.3. JULIE BILLIART YANG SEDERHANA, SOLIDER TERHADAP YANG


MISKIN.
Julie membaktikan diri dan bersikap solider bagi orang miskin, per-
tama-tama karena ia secara istimewa mengalami kebaikan Tuhan dalam
hidupnya yang sangat sederhana. Ia mengakui dirinya miskin, sangat
terbatas.
301 | P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 6 – 2 0 1 0
Hal ini mendorongnya memerkenalkan Tuhan sebagai Bapa, kepada
yang miskin, yang dalam kegelapan, tidak berpengetahuan, yang menga-
lami ketakberdayaan sampai mereka mencapai kepenuhan martabatnya
sebagai manusia (orang Kristiani) dewasa. Itu dilakukan khususnya le-
wat karya pendidikan, yang memiliki nada sejamannya.
Suatu ketika ia berkata: “Saya mengulangi sekali lagi agar anda meneri-
ma anak-anak miskin, hanya anak-anak miskin, bahkan yang termiskin,
yang tak dapat membayar apapun, sebab kita ada dan berkarya ter-
utama bagi mereka. Mereka merupakan berkat bagi Kongregasi kita”.
(Surat Julie Billiart September 1808)
Dengan memilih karya itu dia berani mengambil resiko memulai sesuatu
yang ia sendiri belum melihat seluruh dampaknya. Namun Julie yakin
bahwa kebaikan Tuhan akan membuatnya mampu bertindak kreatif.
(Konst. SPM. hal. 12)

3.5.4. JULIE BILLIART BERJIWA PEMBERANI, PEKA TERHADAP TANDA-


TANDA/ KEBUTUHAN ZAMAN.

Julie Billiart berjiwa pemberani, bukan berkeras hati untuk mengikuti


kemauan sendiri, melainkan atas dasar keyakinan kuat harus tunduk,
untuk melaksanakan rencana kehendak Allah, yang ditujukan kepada
dirinya.
Ia merasa terpanggil (Awalnya lewat penampakan/ penglihatan tahun
1793, di Compiegne; dilengkapi dengan penampakan/ penglihatan beri-
kutnya pada 2 Pebruari 1806 di Amiens) untuk mendirikan Kongregasi
religius baru, dengan Spirituslitas (cara hidup) terbuka, yang membakti-
kan dirinya secara total dalam pendidikan Kristiani, demi kemuliaan Tu-
han; dan mengabdikan diri kepada Gereja serta memperhatikan kesem-
purnaan pribadi.
Julie adalah seorang yang beriman kuat dan sekaligus bersikap praktis
dan realis. Ia berpikir secara pribadi, menurut kenyataan, menyesuaikan
diri pada tuntutan situasi/ kebutuhan zaman.
Julie menghendaki para Suster, anggota Kongregasinya hidup sebagai
SAUDARA. Tidak menghendaki perbedaan antara suster-suster koor dan
suster-suster awam. Menurut Julie. Apa saja yang dikerjakan semua
Suster anggota Kongregasi adalah sama nilainya, yaitu sebagai Suster-
suster Santa Perawan Maria.
Julie menguasai seni merelativir Regula (Konstitusi) dan menyesuai-
kannya apabila hal itu dituntut oleh situasi.
Julie menghendaki Adanya Pengurus/ Pimpinan Umum Asas ini saat itu
dicap terlalu radikal, malahan juga oleh para Uskup. Perjuangan Julie itu
pasti juga dikuatkan oleh keyakinan akan rencana kehendak Allah yang
302 | P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 6 – 2 0 1 0
Mahabaik, dalam dirinya yaitu dalam penglihatan/ penampakan/ vision
2 Pebruari 1806. Dalam penampakan itu, Julie melihat Suster-suster
Notre Dame dari banyak negara. Menurut tradisi, kejadian itu dipegang
sebagai awal “Misi para susternya yang mendunia.”.
Di sinilah Julie BERJIWA PEMBERANI, unik di tengah para Pendiri
Ordo/ Kogregasi dalam abad 18 dan permulaan abad 19. Karena itu Julie
Billiart disebut TOKOH UNTUK MASA KINI DAN HARI DEPAN, bahkan
TOKOH SEGALA ZAMAN (Konggres Spiriualitas di Namur-Belgia).
Kenyataan dalam abad 20 kongregasi-kongregasi satu demi satu men-
dukung pandangan luas Julie Billiart.
3.5.5. JULIE BILLIART YANG SEDERHANA BERJIWA PENDIDIK
Jiwa pendidik ini dimiliki Julie Billiart bahkan sejak kecil di antara
teman-teman sebayanya bahkan yang usianya lebih tua, yang senang
mendengarkan dia bicara tentang Tuhan yang Mahabaik (dari pelajaran
Katekismus dan kotbah para imam). Juga ketika ia menginjak remaja
dan bekerja sebagai buruh tani, selalu memakai peluang dan kesem-
patan yang ada untuk mewartakan kebaikan Tuhan.
Kesaksian Pater Varin (Pembimbing Rohani Julie Billiart):
Bangkitnya suatu desa menuju hidup Kristiani sejati, dengan bantuan
Julie yang lumpuh dan kawan-kawanya, meyakinkan Pater Varin akan
panggilan Julie sungguh-sungguh untuk mengabdikan dirinya bagi pen-
didikan Kristiani kaum muda. Tahun 1803 Julie membuka rumah yatim
piatu dan menerima para pembantu untuk melaksanakannya.
Dengan kharisma istimewa, yang ia terima sebagai anugerah ROH, juga
karena persahabatannya dengan Francoise Blin de Bourdon (wanita
bangsawan) sahabatnya, berkembanglah jiwanya sebagai pendidik.
Melalui pelbagai peristiwa, Julie menangani, mendidik generasi muda
yang terlantar, miskin material dan Spiritual yang hidup tanpa pendi-
dikan dan pembinaan Kristiani sesuai dengan jiwanya sebagai pendidik.
Bagi Julie Billiart, karya kerasulan Pendidikam adalah ungkapan alami
dan pasti dari keyakinannya yang dalam akan kebaikan Tuhan.
Menurut Julie, Kita mengajar karena “Panggilan kita untuk mengajar”.
Bukan oleh pengajaran itu para Suster harus mewujudkan rencana/
panggilan Tuhan, tetapi HIDUP YANG DIBAKTIKAN KEPADA TUHAN
harus menjiwai pengajaran suster dan juga memperdalamnya. Tuhanlah
yang harus menjadi alasan/ motivasi hidup dan segala kegiatan kera-
sulan. Dan Pendidikan Kristiani harus menjadi alat para Susternya un-
tuk memuliakan Tuhan, mengabdikan diri kepada Gereja dan memper-
hatikan kesempurnaan pribadi.
Julie berkeyakinan bahwa pendidikan itu untuk semua orang karena hak
asasinya sebagai manusia, karena itu ia tidak mengadakan pembedaan
303 | P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 6 – 2 0 1 0
apapun, hanya mendidik orang-orang sebaik mungkin. Keyakinan itu
cukup revolusioner di zamannya.

3.5.6. JULIE BILLIART WANITA SEDERHANA, BERSEMANGAT KOLEGIAL?


Semangat Kolegial adalah: Semangat hidup bersama dan semangat be-
kerja sama, yang mendorong orang saling memberikan kelonggaran
secara benar, untuk memiliki keunikan/ keberbedaan satu dengan yang
yang lain. Semangat ini melahirkan sikap: Mau mendengarkan dan meli-
batkan, percaya, perhatian, bersikap sabar, saling menyempurnakan,
mau berkembang bersama kearah hidup persekutuan yang diusahakan/
diperjuangkan.
 Semangat Julie Billiart sebagai Pendiri/ Pemimpin Kongregasi/ Ibu
Rohani dalam relasinya dengan wakilnya yaitu Mere St. Joseph Blin
de Bourdon di Namur dan Ghent. Mereka berdua hidup dan bekerja
sama dalam semangat kolegial.
 Demikian pula relasinya dengan sesama, khususnya sebagai Ibu Ro-
hani para suster anggota Kongregasinya, yang tersebar di berbagai
komunitas. Julie dikenal mengesankan para susternya, karena tinda-
kannya lebih daripada kata-katanya. Julie bersikap sabar, penuh per-
hatian; menjadi pendengar, penasehat, penghibur, pengarah, melibat-
kan, memperhatikan, bekerja sama dan melayani. Kita dapat melihat
kesaksiannya itu antara lain dengan membaca surat-suratnya.
 Julie Billiart berpikir dan bekerja sama dengan Gereja. Hampir 180
tahun sebelum terbitnya Kitab Hukum Kanonik, Julie sudah mengeta-
hui dengan baik bahwa ”Dalam memberikan pengarahan Karya Kera-
sulan Religius, para Uskup dan para pemimpin biara harus maju
terus dengan jalan saling berkonsultasi“ (Kan. 688 no.3). Julie ber-
unding, bekerja sama dan bertindak seturut pengarahan-pengarahan
yang diberikan Gereja.

3.6. PENGALAMAN JULIE BILLIART AKAN TUHAN YANG MAHABAIK DALAM


REALITAS HIDUP KONKRET .
3.6.1. Masa Kecil
Konsep tentang Tuhan yang Mahabaik diterima dalam kehidupan ke-
luarganya yang saleh yang menghayati tradisi Injili dan dari Pastor
d’Angicourt (Pastor Paroki, pembimbing rohaninya).
3.6.2. Masa dewasa
Ketika menginjak masa dewasa, pemikiran tentang kebaikan Tuhan se-
perti pada masa kecil dijauhkan dari Julie Billiart. Namun Julie meng-
imani Tuhan sebagai Tuhan yang Mahabaik di dalam DIRI TUHAN SEN-
DIRI (sebagai SUMBER YANG TAK DAPAT DISANGKAL). Maka apapun
yang Tuhan berikan adalah baik adanya dan dengan cara apapun ia da-
304 | P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 6 – 2 0 1 0
tang, selalu mendapat sambutan. Ini berkat penghayatan imannya yang
dalam tentang kebaikan Tuhan.
3.6.3. Sebagai Pendiri
Tuhan memerlihatkan kebaikan-Nya kepada Julie di depan umum, yaitu
di dalam mujizat dengan memulihkan kemampuannya untuk berjalan.
Selain itu Tuhan memberikan kepadanya bantuan dalam diri Francoise
Blin de Bourdon dan para suster perintis yang tekun dan setia.
(Lengkapnya Bdk. Seminar St. Julie Billiart 20 Juni 2016 oleh Sr. Irma
SPM)
3.7. KEPUSTAKAAN
 Konstitusi SPM 1988; Lumen Gentium 12; I Kor12:7; Perfecte Caritatis 2;
 Buku SETELAH SETENGAH ABAD...... (Merayakan, Merefleksikan dan Mewu-
judkan Roh Kon. Vat II, khususnya hal. 381 oleh : Th. Aq. P. Nugrogo Adhi).
 Pembekalan Kapitel Provindo 2010.
 The Messengers of God’s Goodness (Pewarta kebaikan Tuhan).
 Sr. Columba SND USA (Orang Suci Aggiornamento) Penerjemah: Sr. Xavera
H. SPM.
 Sr. Mary Linscott SND (St. Julie dan Sukacita Sebuah Harapan).
 Sr. Mary SND England (St. Julie dan Spiritualitas Aktif Religius masa kini).
 Sr. Calasanz SND (Tuhan masih minta lagi).
 Sr. Beatrix Woertman SPM (Inspirasi Wanita “Ibu Julie adalah warisan kita”).
3.8. BEBERAPA KEGIATAN DALAM SEMINAR:

305 | P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 6 – 2 0 1 0
4. SEMINAR ANTROPOLOGI/ MISIOLOGI MULAI JULI 2016

Nara Sumber : Fr. Frans BHK.

4.1. LATAR BELAKANG


Istilah Antropologi berasal dari kata Yunani anthropos yang berarti manusia
dan logos yang berarti ilmu atau teori. Jadi bila digabungkan menjadi antro-
pologi bisa diartikan sebagai ilmu tentang manusia. Antropologi merupakan
salah satu cabang ilmu sosial yang mempelajari tentang budaya masyarakat
suatu etnis tertentu. Ilmu antropologi pertama kali muncul karena ketertarikan
bangsa Eropa yang melihat ciri fisik, adat istiadat, budaya masyarakat yang ber-
beda dengan apa yang selama ini dikenal dan dilakukan di Eropa. Antropologi
lebih memusatkan pada penduduk yang merupakan masyarakat tunggal. Tung-
gal dalam arti kesatuan masyarakat yang tinggal di daerah yang sama, antro-
pologi mirip dengan sosiologi tetapi pada sosiologi lebih menitik beratkan pada
masyarakat dan kehidupan sosialnya.
Berdasarkan lapangan penyelidikannya, antropologi dibagi menjadi dua, yakni
antropologi fisik dan antropologi budaya. Antropologi fisik adalah ilmu yang
mencoba mencapai pengertian sejarah tentang terjadinya aneka warna makh-
luk manusia yang dipandang dari segi jasmani, seperti warna kulit, bentuk
rambut, bentuk tengkorak, bentuk muka, bentuk hidung dan sebagainya. Jadi,
306 | P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 6 – 2 0 1 0
ilmu ini mempelajari perkembangan tubuh dan pengaruh lingkungan terhadap
struktur tubuh manusia. Antropologi fisik mempelajari manusia sebagai makh-
luk biologis dengan menyelidiki penyebaran dan diversitas manusia. Antro-
pologi budaya adalah antropologi yang mempelajari asal usul kebudayaan ma-
nusia, penyebaran, dan sejarahnya. Antropologi budaya secara umum mempe-
lajari karateristik tingkah laku manusia sebagai hasil kebudayaannya, baik da-
hulu, sekarang, dan yang akan datang. Antropologi budaya mempelajari kebu-
dayaan pada umumnya dan kebudayaan berbagai bangsa di dunia.
Dapat disimpulkan bahwa antropologi adalah sebuah ilmu yang mempelajari
tentang segala aspek dari manusia yang terdiri atas aspek fisik dan nonfisik
berupa warna kulit, bentuk rambut, bentuk mata, kebudayaan, aspek politik,
dan berbagai pengetahuan tentang corak kehidupan lainnya yang bermanfaat.
Setelah memahami tentang Atropologi kita akan memahami tentang Misio-
logi. Misi yang berkembang selama berabad-abad bukanlah misi yang bersifat
statis. Misi dapat ditafsirkan dan diartikan dalam banyak pemahaman, yang pa-
da akhirnya mempengaruhi cara pandang dan perilaku seseorang terhadap
misi itu sendiri. Adanya pemahaman yang beragam tentang misi membuat
orang tertarik untuk mempelajari misi, sehingga muncul istilah missio-
logi. Istilah misiologi berasal dari bahasa Latin missio dan bahasa Yunani logos.
Missioberarti pesan atau tugas perutusan, sedangkan logos berarti ilmu atau
studi.
Sebagai ilmu, tentu saja misi mengalami perkembangan. Perkembangan dapat
terjadi karena adanya kepekaan terhadap kondisi sosial yang ada. Kondisi
sosial juga berpengaruh terhadap cara pandang yang dapat memberi dasar
dalam berperilaku dan membentuk nilai-nilai kehidupan di masyarakat. Tugas
misi yang sebenarnya adalah menangkap dan mengkomunikasikan kondisi
sosial dengan Kabar Gembira. Ada tahap-tahap yang dapat dilakukan dalam
merealisasikan komunikasi tersebut. Pertama adalah mengenal nilai kehidupan
di masyarakat. Tahap ke dua, membentuk sistem makna dan mengidentifika-
sikan faktor-faktor pembentuknya. Langkah ke tiga adalah, mengidentifika-
sikan relasi antara keduanya. Kabar Gembira Injil mempunyai tata nilai yang ti-
dak dapat dikomunikasikan secara langsung dengan tata nilai yang ada di ma-
syarakat. Untuk itu diperlukan suatu metode komunikasi yang dapat diterima
dan dipahami oleh masyarakat. Problematika yang muncul kemudian adalah,
apakah gereja mampu menemukan metode yang sesuai dengan kebutuhan
bentuk-bentuk komunikasi masyarakat yang menjadi sasaran misi itu sendiri.
Sebelum tahun 313 Masehi, peranan komunikasi audio lebih dominan daripada
komunikasi visual. Kabar Gembira disampaikan secara lisan melalui cerita-
cerita dalam kelompok kecil. Dalam proses penceritaan terjadi dialog dan
komunikasi dua arah yang dinamis. Akan tetapi dalam perkembangannya, me-
tode seperti itu tidak ditemukan lagi dalam di Gereja.
307 | P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 6 – 2 0 1 0
Akibatnya ruang dialog yang ada seakan dikikis sedemikian rupa, sehingga
tidak ada lagi kesempatan bagi jemaat untuk memberi respon atau meng-
apresiasi apa yang didengar dan dilihat. Jika Kabar Gembira yang disampaikan
tidak mudah dipahami jemaat, maka besar kemungkinan berita itu tidak dite-
ruskan kepada masyarakat. Dengan demikian, sudah saatnya gereja mengubah
cara pandang melalui inovasi dan kreasi dalam rangka menjalin komunikasi
dengan masyarakat.
Komunikasi diartikan sebagai proses pemindahan informasi atau berita dari
seseorang kepada orang lain. Komunikasi dapat terjadi juga antara seseorang
dengan kelompok orang yang lain dan antara suatu kelompok orang dengan ke-
lompok orang yang lain. Komunikasi terjadi karena ada dorongan atau kebutu-
han untuk menyampaikan sesuatu kepada orang lain, atau mungkin keinginan
dari orang lain untuk mengetahui sesuatu yang dibutuhkan. Sebelum komuni-
kasi disampaikan, pengirim berita akan menyusun pesan-pesan tersebut agar
mudah diterima oleh penerima berita. Kemudian pengirim berita mulai men-
cari metode dalam menyampaikan berita. Metode komunikasi sangat menentu-
kan bagaimana berita itu mampu diterima dengan baik sesuai keinginan pengi-
rim. Jika berita tidak diterima dengan baik atau kurang dipahami, biasanya
penerima berita akan mengkonfirmasi ulang berita yang diterimanya. Selan-
jutnya, pengirim kembali menyusun pesan-pesan tersebut untuk disampaikan
ulang. Dalam proses ini, metode yang sama dapat dilakukan atau dicoba dengan
penyampaian berita yang lain.
Problematika yang muncul kemudian adalah berkenaan dengan metode
agar Kabar Gembira dapat diterima dan dipahami dengan baik oleh masyara-
kat. Salah satu metode yang dapat digunakan adalah mengkomunikasi-
kan Kabar Gembira dengan metode yang mudah dipahami oleh masyarakat.
Metode komunikasi itu dapat diekspresikan menurut konteks lokal tempat ma-
syarakat itu hidup dan seni drama sebagai ekspresi kehidupan, dapat menjadi
salah satu metode komunikasi misi.
Dalam Konstitusi Kongregasi Suster Santa Perawan Maria diungkapkan “Ia
memperlihatkan kepada kita apa arti manusia dimata Tuhan; setiap orang ada
artinya, tidak seorangpun hina.” Oleh karenanya para suster mau menjawab:
“Kita mau mengabdi Tuhan dalam diri kita sendiri dan dalam orang lain.
Terutama kita mau mencari kerajaan Allah dan kerahimannya, keadilan dan
kedamaian.”
Seminar Antopologi dan Misiologi diadakan sebagai ungkapan syukur atas ber-
bagai peristiwa yang terjadi di dalam Kongregasi SPM dan di dalam Gereja. Yai-
tu adanya pemekaran Kongregasi Santa Perawan Maria Provinsi Indonesia, 90
tahun SPM berkarya di Indonesia, 200 tahun wafat Santa Julie Billiart (Ibu
Rohani para suster SPM), Kapitel Provinsi Indonesia dan seiring dengan gerak
Gereja yang mencanangkan sebagai tahun Kerahiman Illahi. Tim Liturgi
tergerak sebagai wujud ungkapan syukur dengan berbagai peristiwa ini sekali-
308 | P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 6 – 2 0 1 0
gus mewujudkan usaha mempersiapkan diri dalam “Kerangka pemekaran SPM
Provisi Indonesia.” Usaha ini hanya sebagian kecil untuk membuka wawasan
dan pandangan agar akhirnya Para suster SPM mampu bekerjasama dengan
RohNya menghidupkan dan mengembangkan kharisma dan spiritualitas para
pendiri di tengah-tengah dunia. Mewujudnyatakan melalui karya-karya misi
menyebarluaskan dan menghidupkan kharisma dan spiritualitas agar semakin
banyak orang menghidupinya.
Bagi para suster SPM mengalami panggilan dan karya yang dipercayakan
merupakan sarana menghadirkan Kristus “Sang Terang Sejati” di tengah-tengah
dunia. Pada akhirnya banyak orang mengalami perubahan hidup yang lebih
baik dalam menghidupi kharisma dan spiritualitas. Tema seminar : “Merangkul
masa depan Penuh Harapan: Persekutuan Hidup Baru yang Mandiri dan
Ekaristis”
Tema seminar ini, menjadi sarana usaha pembatinan nilai-nilai yang akan kita
perjuangkan bersama selama 6 tahun ke depan. Semoga dengan mengikuti
seminar ini para suster mengalami kesegaran dan pemahaman untuk menyam-
but pemekaran dengan penuh suka cita.
4.2. TUJUAN
Seminar Antropologi dan Misiologi Kongregasi SPM ini bertujuan membantu
para Suster:
 Memberi pengetahuan, wawasan dan pemahaman tentang kebudayaan ma-
nusia, karakteristik tingkah laku manusia dan budaya setempat di tempat
karya para suster SPM.
 Meningkatkan sikap kritis cinta, dan hormat yang semakin besar terhadap
perkembangan kebudayaan di tempat pelayanan para suster.
 Menangkap dan mengkomunikasikan Kabar Gembira dalam kondisi sosial
yang dihadapi para suster.
 Meningkatkan sikap kritis, selektif untuk menentukan metode/ cara yang
tepat sesuai dengan kebutuhan masyarakat setempat.
 Memperluas wawasan untuk menjalin komunikasi dengan masyarakat se-
cara inovativ dan kreativitas,
 Mensyukuri anugerah hidup dan kesempatan untuk berkarya dengan Iman
yang hidup akan penyelenggaraan Ilahi, dan semangat berbagi untuk mewu-
judkan persekutuan hidup baru yang pusatnya kepenuhan kesamaan mar-
tabat manusia sebagai citra Allah.
4.3. Kegiatan Seminar ini di prakarsai oleh suatu panitia yang susunannya
adalah sebagai berikut:
 Pelindung : Sr. M. Anita, SPM
 Penanggungjawab : Sr. Theresien Marie, SPM
: Sr. M. Fransita, SPM
309 | P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 6 – 2 0 1 0
 Ketua : Sr. Victorine Marie, SPM
 Sekertaris : Sr. Natalia, SPM
: Sr. Cecil Marie, SPM
 Bendahara : Sr. Renata, SPM
 Anggota : Sr. Gabriella, SPM

5. TAHBISAN USKUP MGR. HENRICUS PIDYARTO GUNAWAN O.CARM 3 SEP-


TEMBER 2016
Pada tanggal 3 September 2016, Mgr. Prof. Dr. Henricus Pidyarto Gunawan
O.Carm ditahbiskan sebagai Uskup Malang. dengan Motto: “FIDELITER PRAE-
DICARE EVANGELIUM CHRISTI” (Dengan Setia Mewartakan Injil Kristus ).
Ia menggantikan tugas dan tanggung jawab Mgr. Herman Joseph Sahadat
Pandoyoputro O.Carm. yang melaksanakan tugas kegembalaan sebagai Uskup
di Keuskupan Malang selama 27 tahun ( 1989- 2016).
Sebagai Suster-Suster SPM yang sebagian besar hidup dan berkarya di Keus-
kupan Malang, ikut bersyukur kepada Tuhan atas anugerah-Nya bagi Keuskup-
an Malang dan ikut menghadiri upacara tahbisan dan perayaan yang meriah itu
dengan gembira.
Kiranya baik kita mengenal sedikit tentang Uskup kita yang baru ini dengan
membaca sebagian hasil wawancaranya dengan Dokpen KWI via e-mail, bebe-
rapa hari menjelang tahbisan Episkopalnya sebagai Uskup Dioses Malang.
Beliau mengatakan bahwa sebagai Uskup beliau mendapat tugas membangun
gereja lokal di Keuskupan Malang dengan melanjutkan visi-misi yang telah di-
rumuskan para Uskup pendahulunya yakni Mgr. FX Hadisumarta O.Carm. dan
kemudian Mgr. Herman Joseph Sahadat Pandoyoputro O.Carm.
Demikian selanjutnya Mgr. Henricus meneruskan berita e-mailnya:
“Pada intinya, visi misi mereka (para Uskup pendahulu) adalah membangun
Gereja sebagai suatu persekutuan (communio) kaum beriman, suatu persau-
daraan yang sehati sejiwa. Karena itu, saya harus memiliki pengertian atau teo-
logi yang benar tentang hakikat Gereja, suatu teologi yang sesuai dengan ajaran
resmi Gereja, misalnya sesuai dengan ajaran Konsili Vatikan II.
Sebagaimana kita ketahui, teologi Konsili Vatikan II itu berjiwakan Alkitab. Oleh
karena itu, sebagai mantan dosen Kitab Suci, saya ingin memahami serta meng-
embangkan teologi yang sehat tentang Gereja di bawah terang Alkitab.
Contoh lain: Sebagai mantan dosen Kitab Suci di STFT Widya Sasana Malang,
saya ingin menggiatkan kerasulan Kitab Suci di Keuskupan saya. Saya ingin juga
mengimbau agar homili para imam semakin berciri Alkitabiah. Tentu masih
bisa disebut contoh-contoh lainnya. Namun, apa yang sudah saya sebut tadi
kiranya cukup menjelaskan apa maksud pernyataan saya kepada wartawati
Kompas beberapa waktu lalu, bahwa saya ingin mengembangkan Keuskupan
Malang dengan berpijak pada Alkitab”
310 | P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 6 – 2 0 1 0
Pertanyaan: Monsinyur telah memilih motto tahbisan “Dengan Setia Mewarta-
kan Injil Kristus.” Bagaimana pandangan Monsinyur terhadap fenomena radika-
lisme yang semakin menguat di tanahair kita tercinta ini? Bagaimana Injil bisa
tetap diwartakan di tengah maraknya radikalisme?
Jawab beliau: Benarlah bahwa motto penggembalaan saya adalah “Dengan
setia mewartakan Injil Kristus” (Fideliter Praedicare Evangelium Christi).
Motto itu saya ringkas dari salah satu pertanyaan yang nantinya akan diajukan
oleh Uskup Penahbis kepada saya saat Misa Penahbisan: “Bersediakah Saudara
selalu dengan setia mewartakan Injil Kristus?”
“Menurut hemat saya, pertanyaan-pertanyaan lain yang diajukan kepada calon
uskup sudah tersirat dalam pertanyaan tersebut.
Di tengah masyarakat yang kini ditandai dengan munculnya radikalisme, saya
pikir Gereja Katolik harus mewartakan Injil sebagai budaya anti
radikalisme. Gereja Katolik harus menunjukkan bahwa sikap toleran, sikap
saling menghormati, sikap anti kekerasan itu merupakan nilai-nilai yang harus
dikembangkan dalam masyarakat. Nilai-nilai tersebut tentu sangat sesuai
dengan semangat Injil.
Pertanyaan: “Dalam rangka meningkatkan dialog antar agama, program
macam apa yang akan dilakukan oleh Monsinyur, apalagi kalau mengingat
wilayah Keuskupan Malang ini berada di kota santri yang dikenal sebagai
kawasan Tapal Kuda yang menjadi tlatah NU?”
Jawaban beliau: “ Dialog antar agama di wilayah Keuskupan Malang sudah
berjalan dengan baik. Menurut hemat saya, dialog itu bisa ditingkatkan dengan
berbagai macam cara, tidak hanya dengan dialog dan diskusi pada tingkat
pimpinan, tetapi juga pada tingkat akar rumput.
Kunjungan yang dilakukan oleh sejumlah imam dan mahasiswa katolik ke
pesantren; kerjasama di bidang sosial, misalnya bersama-sama melakukan
bakti sosial kepada orang-orang yang sedang terkena musibah tanpa memakai
bendera agama tertentu; terlibat aktif melakukan dialog atau diskusi mengenai
tema tertentu, dan lain sebagainya.
Semua itu tentu akan memupuk dialog antar agama di Keuskupan Malang. Ada
beberapa orang di Keuskupan Malang yang berpotensi besar untuk meningkat-
kan dialog antar agama. Itu merupakan suatu hal yang menggembirakan saya.
Demikanlah para pembaca khususnya para Suster SPM, dengan mengikuti
beberapa tanya-jawab resmi tersebut di atas antara Mgr. Henricus dengan
Dokpen KWI, kita sedikit atau semakin mengenal visi-misi Keuskupan
Malang, yang menjadi program Uskup baru, yang harus kita laksanakan juga.
(Bdk. Kompas 30 Juni 2016; Dokpen KWI).
Maksud dan tujuan mengenal visi-misi Keuskupan Malang ini ialah untuk me-
negaskan bahwa SPM sebagai Kongregasi Internasional memang tidak terbatas
pada satu Keuskupan sebagai Gereja partikular, melainkan bagaikan “Brigade
mobil“ siap diutus ke manapun, tetapi sekali berada di suatu Keuskupan juga
311 | P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 6 – 2 0 1 0
menempatkan diri sebagai satuan dalam Keuskupan dengan visi serta misinya
atau arah dasar serta penjabarannya (apapun sebutannya).

6. PERKEMBANGAN KEBERADAAN KONGREGASI SPM DI MANOKWARI-


PAPUA.
Sejak Februari 2001 Kongregasi kita diundang oleh Bapa Uskup keuskupan
Manokwari-Sorong untuk menanggapi keprihatinan di bidang pembinaan dan
pendidikan anak-anak serta pelayanan bidang kesehatan dan sosial pastoral
bagi masyarakat Papua. Dari tahun ke tahun, tekat kita untuk ikut serta menye-
lamatkan masa depan anak-anak bangsa mendapat dukungan yang kuat dari
berbagai pihak.
Di wilayah satuan pemukiman (SP-8) kecamatan Masni, Manokwari telah
dirintis berdirinya TK dan SD Santa Maria. Pada tahun 2006 digerakkan oleh
suatu keprihatinan terhadap anak-anak usia dini yang bersekolah di TK dan SD
Santa Maria, yang berasal dari jauh dan tidak memungkinkan untuk antar jem-
put setiap hari, maka para suster membuka asrama dengan sarana prasarana
yang sangat sederhana. Kehadiran asrama Santa Maria menjadi daya tarik bagi
masyarakat dari daerah pedalaman yang sulit terjangkau transportasi darat,
yaitu Sorong Selatan, Fef, Senopi, Asiti, Sausapor, Tambrauw dan daerah-
daerah terpencil lainnya.
Selama sekitar 9 tahun anak-anak tinggal di rumah penampungan dan menggu-
nakan sebagian ruang kelas TK sebagai sarana belajar di luar jam sekolah. Pada
awal tahun ajaran 2017/2018 ini ada 54 anak yang tinggal di asrama. Tempat
penampungan yang kecil dan sederhana tidak cukup untuk menampung mere-
ka. Berkat kemurahan Tuhan, Pemerintah Daerah Kabupaten Tambrauw mela-
lui Dinas Pendidikan memberikan bantuan pembangunan asrama Santa Maria
SP 8 Masni-Manokwari. Pada tanggal 14 Juli 2017 telah diadakan ekaristi syu-
kur dan peletakkan batu pertama oleh para pejabat pemerintahan, tokoh ma-
syarakat/ pemimpin adat, keuskupan dan gereja setempat dan perwakilan dari
Kongregasi. Saat pembangunan asrama Santa Maria SP 8 tahap pertama sudah
dimulai dan ditargetkan akan selesai dalam waktu 4 bulan. Kita bersyukur dan
berterima kasih atas kepedulian pemerintah, dukungan besar dari Bapa Uskup
Keuskupan Manokwari-Sorong dan penerimaan masyarakat setempat yang
telah memungkinkan pembangunan gedung asrama ini dapat terwujud. Kado
spesial ini menantang kita semua, khususnya para suster yang saat ini diutus
mendampingi dan mendidik anak-anak Papua, untuk bekerja lebih keras dan
dapat melayani dengan penuh kasih sehingga menghasilkan generasi penerus
yang akan berperan aktif dalam hidup bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara.
Di wilayah Satuan Pemukiman (SP4) Prafi, Manokwari, sejak semula telah di-
rintis pelayanan di bidang kesehatan dan sosial pastoral. Dalam tahun ini Balai
312 | P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 6 – 2 0 1 0
Pengobatan Santa Maria Prafi sedang mengurus perpanjangan ijin operasional.
Untuk mendukung peningkatan pelayanan, beberapa tahun yang lalu, pemerin-
tah kabupaten Manokwari melalui dinas kesehatan juga telah memberi bantuan
dengan pembangunan gedung tambahan yang saat ini dimanfaatkan untuk
ruang pemeriksaan laborat, ruang tunggu pasien, ruang tindakan medis dan
kantin. Untuk mengatur kembali management dan tata kelola Balai Pengobatan,
pada tgl 22 Juli 2017 telah diadakan serah terima jabatan pimpinan Balai
Pengobatan dari Sr. Francis kepada Sr. Skolastika.
Pada tahun 2012, TK Santa Maria II yang telah dirintis oleh Paroki St.
Kristoforus Prafi, pengelolaannya diserahkan kepada Kongregasi para suster
SPM. Sementara ini kegiatan belajar mengajar TK Santa Maria II masih meng-
gunakan lokal-lokal milik paroki. Pada lustrum ketiga keberadaan para suster
SPM di Papua, Bapak Uskup Keuskupan Manokwari-Sorong telah mengadakan
peletakan batu pertama pembangunan gedung sekolah di tanah seluas satu
hektar yang dihadiahkan oleh pemerintah Kabupaten Manokwari untuk men-
dukung pengembangan karya pendidikan di SP 4, Prafi. Sampai dengan saat ini,
pembangunan gedung TK Santa Maria II Prafi yang sudah lama direncakan
belum dapat terwujud karena berbagai alasan dan hambatan. Setelah mengada-
kan pembicaraan dengan berbagai pihak, khususnya para tokoh masyarakat
setempat, kami telah membentuk panitia yang akan membantu untuk mewu-
judkan pembangunan gedung TK Santa Maria II Prafi. Kami berharap, semoga
dalam waktu yang tidak terlalu lama, pembangunan gedung TK Santa Maria II
Prafi dapat dimulai.
Mengenai pelayanan sosial pastoral, baik di SP 8 maupun di SP 4, para suster
terlibat aktif bersama tim pastoral di paroki Sang Gembala Baik Masni dan
paroki St. Kristoforus Prafi. Kehadiran dan peran serta para suster, sungguh
diakui dan berarti bagi umat, serta sangat mendukung reksa pastoral di wilayah
tersebut.
Untuk mendukung arah kemandirian finansial karya perutusan dan kebera-
daan para suster di Papua, Sr. Theodora bersama para suster komunitas SP-4
telah merintis usaha-usaha antara lain pembuatan tempe, pembukaan kantin di
Balai Pengobatan Santa Maria, pemeliharaan ikan di beberapa kolam, penanam-
an bibit-bibit tanaman, pembuatan pupuk, pemanfaatan hasil kebun, dll.

313 | P e r k e m b a n g a n T a h u n 2 0 0 6 – 2 0 1 0

Anda mungkin juga menyukai