Anda di halaman 1dari 4

Sakramen Penguatan

Kompetensi Dasar
3.9.Menggali informasi dari Kitab Suci dan ajaran Gereja tentang makna dan konsekuensi
sakramen inisiasi dalam hidup menggereja.
4.9.Mendoakan segenap Umat Paroki agar makin bertanggung jawab melaksanakan konsekuensi
dari sakramen inisiasi dalam hidup hidup sehari-hari.
Indikator
1. Mengidentifikasi ciri-ciri orang yang sudah dewasa.
2. Menemukan syarat-syarat untuk mendapatkan Sakramen Penguatan.
3. Menjelasakan lambang-lambang dalam perayaan Sakramen Penguatan.
4. Menjelaskan rahmat dari sakramen penguatan.

Tujuan
1. Melalui kegiatan membaca cerita, pengamatan gambar dan mendalami gambar, peserta didik
dapat memahami makna Sakramen Penguatan menurut pemahamannya.
2. Melalui pembacaan dan pendalaman ajaran Gereja dan Kitab Suci, peserta didik dapat
memahami makna Sakramen Penguatan berdasarkan ajaran Gereja dan kitab Suci.

Bahan Kajian
1. Ciri-ciri orang yang sudah dewasa
2. Syarat untuk menerima Sakramen Penguatan
3. Lambang-lambang dalam Sakramen Penguatan
4. Rahmat dari Sakramen Penguatan

Sumber Bahan
1. Alkitab
2. KWI. 1996, Iman Katolik, Buku Informasi dan Referensi, Yogyakarta: Kanisius.
3. Bintang Nusantara dkk, 2011, Membangun Komunitas Murid Yesus kelas VIII, Yogyakarta,
Kanisius.

Pendekatan
Kateketik, Saintifik
Metode
Pengamatan, tanya jawab, diskusi, Penugasan.
Waktu
3 Jam PelajaranKELAS VIII 200 Buku Guru Kelas VIII
Pemikiran Dasar
Sakramen penguatan adalah sakramen kedewasaan, pemantapan. Dengan menerima sakramen
ini orang dianggap sudah dewasa dalam iman. Dalam kehidupan sehari-hari kita dapat melihat
bahwa ciri orang yang dewasa antara lain: bertanggungjawab, mampu membedakan yang baik dan
jahat, mandiri, mampu mengambil keputusan dengan bijak, mampu mengendalikan diri, tidak
mudah terbawa arus, dan sebagainya.
Sakramen penguatan adalah sakramen yang memberi Roh kudus supaya mengakarkan kita lebih
kuat dalam persekutuan anak-anak Allah, menggabungkan kita lebih erat dengan Kristus,
memperkuat hubungan kita dengan Gereja, membuat kita mengambil bagian yang lebih banyak
dalam perutusannya dan membantu kita supaya memberi kesaksian iman kristen dengan perkataan
dan perbuatan. (KGK 1316).
Syarat bagi seseorang agar dapat menerimat sakramen penguatan adalah: 1) sudah menerima
sakramen baptis dan ekaristi, 2) dan berusia minimal 12 tahun ke atas, 3) dan mengikuti pelajaran
agama (persiapan) kurang lebih 1 tahun. Dalam sakramen penguatan, ritus pokok adalah
pengurapan minyak suci (minyak Krisma) yang diberikan oleh Uskup dan yang dilaksakanakan
dengan penumpangan tangan oleh petugas Gereja (Uskup dan wakilnya). Rahmat dari sakramen
penguatan adalah pencurahan Roh Kudus, yang memberikan kekuatan dalam memberikan
kesaksian iman dan kita dijadikan berani untuk mewartakan Kabar gembira di tengah dunia.
Sakramen ini diterimakan satu kali seumur hidup. Untuk menerima penguatan, orang harus berada
dalam suasana rahmat. Karena itu dihimbau supaya mereka menerima sakramen tobat terlebih
dahulu sehingga dibersihkan sebelum menerima anugerah Roh Kudus. Di samping itu, doa yang
intensif juga akan mempersiapkan orang untuk menerima kekuatan dan rahmat Roh Kudus dengan
kerelaan batin (KGK, Art. 1310).
Makna Sakramen Penguatan: menjadikan kita sungguh anak Allah, menyatukan kita lebih teguh
dengan Kristus, menambah karunia Roh Kudus, dan mengikat kita lebih sempurna kepada Gereja.
Sakramen Penguatan menyebabkan curahan Roh Kudus dalam kelimpahan seperti yang pernah
dialami para Rasul pada hari Pentakosta, yang lebih berani mengakui nama Kristus.
Orang yang telah menerima Sakramen Penguatan membawa konsekuensi: bertanggung jawab
menjadi saksi Kristus baik dalam Gereja sendiri, dalam keluarga, di sekolah, di tempat kerja, dan di
lingkungan masyarakat yang lebih luas.
Kegiatan Pembelajaran
Doa
Guru mengajak peserta didik untuk mengawali pelajaran dengan berdoa bersama.
SESSION 1 :
Memahami Makna Sakramen Penguatan bagi Dirinya.
1. Guru mengajak peserta didik untuk menyimak cerita tentang inisiasi seorang anak dalam
kelompok orang dewasa.
1. Guru memberikan sedikit pengarahan tentang cerita, yang kemudian meminta peserta didik
untuk mengamati gambar penerimaan Sakramen Penguatan.
2. Guru meminta peserta didik untuk merumuskan beberapa pertanyaan sehubungan dengan cerita
dan gambar yang diamati.
Contoh pertanyaan:
a. Mengapa untuk menjadi dewasa perlu ada upacaranya?
b. Apasaja syaratnya agar dapat menerima sakramen Krisma?
c. Siapa yang memberikan sakramen Krisma?
d. Bagaimana tata upacara penerimaan sakramen Krisma?

4. Guru meminta peserta didik menyampaikan pertanyaan yang mereka buat, kemudian
merangkum menjadi beberapa pertanyaan yang sesuai dengan apa yang menjadi alur dan materi
dalam pelajaran.
5. Peserta didik diminta untuk berdiskusi untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang telah
dirangkum.
SESSION 1 / LANGKAH 2
Memahami Makna Sakramen Penguatan/Krisma Berdasarkan Ajaran Gereja
dan Kitab Suci
1. Peserta didik diminta untuk membaca teks KGK dan Kitab Suci berikut ini.

KGK 1316 Penguatan menyempurnakan rahmat Pembaptisan. Itu adalah Sakramen yang memberi Roh
Kudus, supaya mengakarkan kita lebih kuat dalam persekutuan anak-anak Allah, menggabungkan kita lebih
erat dengan Kristus, memperkuat hubungan kita dengan Gereja, membuat kita mengambil bagian yang lebih
banyak dalam perutusannya, dan membantu kita, supaya memberi kesaksian iman Kristen dengan perkataan
dan perbuatan.
Merenungkan Kitab Suci : Kisah Para rasul 2:1-13

Guru mengadakan tanya jawab dengan peserta didik dengan materi tanya jawab berikut. a.
Berdasarkan KGK 1316, apa makna dari Sakramen Penguatan?
b. Rahmat apa yang diperoleh setelah menerima Sakramen penguatan?
c. Berdasarkan bacaan Kitab Suci tersebut, Apa yang seharusnya dilakukan oleh orang yang telah
menerima Roh Kudus?

3. Guru dapat memberikan peneguhan sebagai berikut.


a. Sakramen penguatan adalah sakramen kedewasaan. Menerima sakramen ini orang dianggap
sudah dewasa dalam iman.

Sakramen penguatan adalah sakramen yang memberi Roh kudus supaya mengakarkan kita lebih
kuat dalam persekutuan anak-anak Allah
c. Orang yang telah menerima Sakramen Penguatan membawa konsekuensi: bertanggung jawab
menjadi saksi Kristus baik dalam Gereja sendiri, dalam keluarga, di sekolah, di tempat kerja, dan di
lingkungan masyarakat yang lebih luas.
d. Untuk menerima penguatan/sakramen Krisma, orang harus berada dalam suasana rahmat.
Karena itu dihimbau supaya mereka menerima sakramen tobat terlebih dahulu sehingga
dibersihkan sebelum menerima anugerah Roh Kudus. Di samping itu, doa yang intensif juga akan
mempersiapkan orang untuk menerima kekuatan dan rahmat Roh Kudus dengan kerelaan batin
(KGK, 1310).

SESSION 2 :

Refleksi
1. Peserta didik diminta untuk duduk dengan tenang dan hening.
2. Peserta didik diajak untuk melakukan refleksi atas pelajaran yang telah mereka dapatkan hari ini.

Kamu telah mempelajari tentang Sakramen Penguatan/ Krisma. Kamu juga telah
memahami bahwa sakramen Penguatan memberikan Roh Kudus kepada kita.
Kini renungkanlah dalam hatimu:
Apa yang kalian pahami tentang makna dari Sakramen Penguatan?
Apa saja syarat untuk menerima Sakramen Penguatan?
Apa buah dari Sakramen Penguatan?
Konsekuensi apa setelah kita menerima Sakramen Penguatan?
Tuliskanlah hasil refleksi kamu dalam bukumu.
Doa
Guru mengajak peserta didik untuk mengakhiri kegiatan pembelajaran dengan menyampaikan doa Roh
Kudus dari Puji Syukur no. 94.
Doa Roh Kudus
Allah, Bapa yang mahakudus, kami bersyukur kepada-Mu karena Roh Kudus yang telah Kaucurahkan ke
dalam hati kami. Kehadiran-Nya dalam hati kami telah membuat kami menjadi bait kehadiran-Mu sendiri,
dan bersama Dia pula kami telah Kaulahirkan kembali menjadi anak-anak-Mu.
Dialah penghibur dan penolong yang Kauutus dalam nama Kristus. Dialah Roh Kebenaran yang memimpin
kami kepada seluruh kebenaran. Semoga Dia mengajarkan segala sesuatu kepada kami dan mengingatkan
kami akan firman yang telah dikatakan oleh Yesus, agar kami selalu dituntun oleh firman-Nya.

TES TERTULIS :

1) SAKRAMEN BAPTIS

2) SAKRAMENT EKARISTI

Anda mungkin juga menyukai