Anda di halaman 1dari 2

Paulus Wisnu Kurniawan Sanjaya/191124044

Refleksi Hasil PKKI

1. Pokok katekese yang memperjelas dalam memahami hakikat katekese ialah hasil dari
PKKI X dan XI yang membawa tema besar tentang era digital dalam mendukung
katekese. Terlebih pada PKKI XI yang membawa keluarga untuk masuk ke dalam
katekese di era digital. Saya sangat merenungkan tentang kemajuan zaman yang
mempermudah segala sesuatu dalam satu genggaman. Terlebih saat ini, di mana semua
orang dipaksa untuk akrab dengan teknologi akibat pandemi yang membatasi ruang gerak
setiap orang. Setiap waktu dan setiap saat, kita mudah mengakses dan menerima
informasi di dalam satu genggaman saja, yaitu berasal dari gawai. Hal ini juga menjadi
peluang emas dalam memanfaatkan kemajuan era digital bagi perkembangan katekese
agar semakin mudah diakses bagi banyak orang dan tidak hanya sebagian kelompok saja.
Tentu hal ini sangat mendukung hakikat dan tujuan katekese terlebih, dilihat dari
kebermanfaatannya jelas sangat berdampak bagi kemajuan katekese di era digital. Akan
tetapi, terdapat satu rintangan yang juga dapat menghambat berkembangnya katekese di
era digital ini, yaitu belum meratanya setiap kalangan masyarakat memiliki akses untuk
masuk ke dalam jaringan internet. Yang kedua ialah minat umat/masyarakat yang kadang
kabur akibat sudah tergiur dengan bermacam tawaran yang terdapat di dunia maya.
Seperti contoh e-commerce yang menawarkan belanja dengan mudah tanpa harus pergi
ke pusat perbelanjaan atau toko. Oleh karena itu, dalam memanfaatkan kemajuan era
digital sebagai sarana pewartaan katekese, terlebih jika ingin tertuju sampai pada
kelompok kecil yaitu keluarga, kita perlu kreatif dan tidak monoton agar yang mengakses
konten katekese yang disajikan dapat menemukan benang merah serta memberikan
penghayatan iman yang sungguh mendalam. Dengan adanya unsur tersebut, umat akan
merasakan bahwa katekese merupakan sesuatu kebutuhan sisi rohani setiap dari mereka
dan secara tidak langsung akan berpartisipasi dalam pewartaan Injil di dunia digital.
2. Terlebih bagi saya yang masih muda dan berjiwa muda serta akrab dengan teknologi
serta selalu update dengan perkembangannya, saya sangat tertarik dengan PKKI X dan
XI. Lagi-lagi berbicara tentang kemajuan zaman serta melibatkan keluarga dalam
katekese di era digital. Hal tersebut meneguhkan keyakinan iman saya bahwa di tengah
masa pandemi seperti ini, dengan berbagai pembatasan yang ada, kita masih memiliki
peluang yaitu melalui kemajuan teknologi. Meskipun untuk sekarang ini saya masih
sebagai penikmat konten rohani dan belum sebagai pelaku secara aktif, saya merasa
bahwa ini peluang besar dan tentu meyakinkan iman saya bahwa kabar suka cita Injil bisa
diwartakan melalui media apa pun.
3. Tentu pokok katekese di era digital masih menjadi inspirasi saya dan membuat saya
untuk tergerak aktif tidak hanya sebagai konsumen tetapi juga pelaku katekese tersebut.
Saya telah memulainya dengan bergabung bersama komunitas pewarta bagi generasi z
dan juga alfa. Ini merupakan satu lompatan besar di dalam hidup saya sampai saat ini dan
memberikan pengalaman baru yang belum pernah saya dapatkan sebelumnya. Sampai
saat ini, untuk penerapan di lingkungan tempat tinggal saya masih sangatlah sulit, karena
kemunduran berfikir umat yang hanya memanfaatkan kemajuan digital hanya sebagai alat
komunikasi dan juga penerima informasi saja. Mereka merasa nyaman dengan cara
konvensional akan tetapi, dengan situasi pandemi ini cara tersebut sangat sulit dilakukan.
Oleh karena itu, saya tergerak untuk fokus terlebih dahulu untuk memulai sebagai pelaku
pewarta sabda Tuhan melalui media digital dan memperkaya pengalaman. Jika dirasa
cukup, saya akan membawa ilmu dan pengalaman tersebut agar dapat diaplikasi Ian di
lain tempat.
4. Saya sangat merindukan sosok lateks yang berani untuk membimbing umat keluar dari
zona kenyamanannya. Dengan situasi pandemi ini, kerap kali umat menggunakan
kesempatan untuk tidak ke gereja atau tidak mengadakan pendalaman iman. Mungkin
benar adanya jika mereka mendukung pemerintah untuk tidak berkerumun, akan tetapi
kesempatan di dalam dunia maya, di mana di sana dapat diakses begitu banyak konten
rohani yang tersaji, mereka malah mengabaikan hal tersebut. Padahal, hal tersebut
merupakan solusi jika umat tidak bisa bertemu secara langsung untuk melaksanakan
pendalaman iman. Saya merindukan sosok tersebut agar mampu mendobrak sisi
kenyamanan umat dan berani membawa mereka untuk beradaptasi dengan perubahan
kemajuan zaman. Memang membiasakan hal baru sangatlah tidak mudah, namun jika
tidak dicoba maka kita tidak akan mengerti hasil akhirnya. Oleh karena itu, sosok
tersebut sangat dibutuhkan pada saat ini.

Anda mungkin juga menyukai