Anda di halaman 1dari 4

UTS Sejarah Pak

Paulus Wisnu Kurniawan Sanjaya

191124044

SOAL PILIHAN A

1. Tantangan pewartaan Injil yang dihadapi oleh :


Alexander de Rhodes
Banyak sekali tantangan yang dihadapi Alexander de Rhodes ketika mewartakan Injil di
tanah Vietnam salah satunya ialah umat itu sendiri, dimana umat Vietnam memegang erat
budaya dan tradisi yang bertentangan dengan pengajaran iman, yaitu berpoligami. Hal ini
sudah lama dilakukan oleh orang Vietnam terutama para pemimpin atau orang kaya dapat
dengan mudah melakukan poligami. Tentu hal ini menjadi tantangan berat bagi de
Rhodes agar segera diluruskan. meskipun sudah diberitahu, bahwa orang yang
berpoligami tidak dapat dibaptis, akan tetapi masih banyak orang yang menentang hal
tersebut dan menganggap poligami masuk akal bagi orang Vietnam. Hingga pada
akhirnya, Raja Trinh Trang mengetahui hal ini dan mengusir de Rhodes karena ia
menentang poligami. Hal ini merupakan salah satu tantangan terbesar yang membuat ia
diusir dari Tonkin. Selain itu, terdapat juga tantangan yang menyangkut segi ekonomi,
politik dan juga militer. Tantangan dalam segi Ekonomi, Politik, dan Militer dihadapi de
Rhodes adalah ketika ia menjalankan misi di Vietnam ada dua kerajaan yang bersaing
memperebutkan pengaruh dan kekuasaan. Dalam keadaan tersebut kerajaan juga
memanfaatkan kehadiran misionaris sebagai alat pertukaran, pertukaran yang dimaksud
ialah para misionaris diperbolehkan mewartakan Injil dan kerajaan mendapatkan bantuan
ekonomi dan perlengkapan militer yang menguntungkan rakyat.

Van Lith
Tantangan pewartaan Injil yang dilalui oleh van Lith tidaklah mudah. Untuk van Lith
sendiri tantangan awal yang ia temui adalah ketika ia merasa tidak cocok untuk
menjalankan misi di tanah Jawa karena tidak pernah terbesit di pikiranya sedikitpun
untuk menjalankan misi di daerah tersebut. Ini merupakan tantangan awal bagi beliau
dalam menjalankan pewartaan Injil. Tidak selesai sampai di situ, tantangan van Lith
berlanjut ketika karya misinya dianggap gagal karena tidak mendapatkan begitu banyak
orang untuk dibaptis. Van Lith terancam tidak dapat melanjutkan karya misi tersebut dan
dipulangkan. Akan tetapi, dia tidak menyerah dan tetap berusaha bertahap dalam
membaptis umat karena van Lith tidak semata-mata membaptis mereka untuk
memperbanyak umat Katolik saja, namun juga memulai dengan pembinaan iman yang
begitu mendalam agar mereka benar-benar siap menjadi seorang kristiani yang
sesungguhnya.

2. Dalam pewartaannya, kedua misionaris di atas yaitu de Rhodes dan van Lith memiliki
beberapa kesamaan. Yang sangat mencolok dalam pewartaannya, mereka sama-sama
menggunakan pendekatan budaya umat setempat sebagai salah satu media agar umat
mudah mengerti isi pewartaan yang akan dibawakan. Yang kedua, mereka berdua sama-
sama bekerja dengan tokoh umat setempat dalam menjalankan tugas pewartaan. Kerja
sama tersebut tentunya agar menjalin hubungan yang erat dan lebih dekat dengan umat.
Untuk perbedaan dari kedua misionaris ini terlihat dari de Rhodes yang mendirikan
persekutuan para katekis dan menyusun katekismus dalam bahasa Vietnamm, sedangkan
van Lith membangun pendidikan agar pewartaan dapat b erjalan dengan lancar serta
menerjemahkan doa Bapa Kami ke dalam bahasa Jawa.

Relevansi : metode pewartaan ini saya rasa tetap relevan dalam artian untuk masuk ke
dalam lingkup umat/masyarakat sendiri, kita harus mengetahui seluk beluk budaya
masyarakat tersebut. Cara tsb masih relevan dengan masa kini. Tidak hanya untuk satu
suku/adat istiadat saja, akan tetapi juga budaya modern. Kita perlu mengetahui seluk
beluk budaya modern terlebih dahulu agar dapat masuk ke tengah-tengah mereka dan
mewartakan Injil.

SOAL PILIHAN B
1. Pewartan Injil kepada orang-orang bukan Yahudi terjadi bukan karena Orang Yahudi
menolak pewartaan Injil itu sendiri, akan tetapi ini merupakan kehendak Yesus sendiri
yang tertuang pada Mat 28:19-20 yang berbunyi “Karena itu pergilah, jadikanlah semua
bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan
ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan
ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman.” Ini
menandakan jelas bahwa Yesus sendiri yang memerintahkan untuk menyebarkan kabar
suka cita/pewartaan Injil kepada siapapun dan tidak hanya orang Yahudi saja. Karena
pewartaan Injil kepada orang bukan Yahudi merupakan kehendak Allah sendiri, maka
dalam praktiknya, meskipun selalu menghadapi rintangan yang begitu sulit namun para
rasul tetap melanjutkan pewartaannya. Penganiayaan, penolakan dan lain sebagainya
tidak dapat mengehentikan pewartaan Injil dan malah dipandang positif bagi para rasul
untuk lebih semangat dan pantang menyerah. Ini menunjukkan keseriusan bahwa Injil
yang diwartakan benar adanya dan Roh Kudus sendiri yang mendampingi.
Persoalan Yang dihadapi Para Rasul
Menghadapi kekerasan berupa pengejaran dan juga penganiayaan dari pemimpin Roma.
Penganiayaan terberat juga terjadi di bawa pemerintahan Kaisar Domitianus (th 81-96
SM). Umat kristen perdana juga mendapatkan beberapa tuduhan, yaitu dianggap menolak
menyembah kaisar hingga pada akhirnya mereka dianggap sebagai kelompok
pemberontak dan tidak taat. Meskipun terdapat orang Kristen yang taat pada negara,
namun Kaisar tetap memandangnya sebagai kelompok yang mendatangkan masalah.
Orang Kristen mengalami berbagai persoalan yang begitu berat dan mampu melewatinya.

2. Erasmus ditinggalkan orang tuanya dan jatuh miskin. Ia mendaftarkan diri sebagai
biarawan Agustinian di Steyn. Akhirnya ia ditahbiskan pada tahun 1492. Erasmus adalah
sosok yang menyukai tantangan, yang di mana saat ia berada di Inggris, ia diberi
tantangan oleh tokoh besar Inggris untuk back to basici, dengan penuh perjuangan ia
belajar bahasa Yunani dan dengan tekun mempelajari Kitab Suci, Erasmus juga
menerjemahkan Kitab Suci dari bahasa Yunani ke Latin (terjemahan pertama sesudah
karya Hieronimus: Vulgata).
Erasmus merupakan sosok imam Katolik, teolog, kritikus sosial, pengajar dan juga
humanis renaisns yang berkebangsaan Belanda. Ia sangat ahli di dalam bahasa klasik dan
juga bahasa Kitab Suci. Ia juga menerjemahkan Alkitab dari Bahasa Yunani ke dalam
Bahasa Latin. Beliau juga mempelopori sebuah pemikiran tentang metode berteologi,
dimana dalam memahami penjelasan Kitab Suci harus berdasar kepada kewibawaan para
Bapa Gereja yang sangat Kristosentris. Ia merupakan seorang yang bersikap kritis
terhadap berbagai pelanggaran yang ada di dalam Gereja Katolik.

Kebaharuan Katekese Erasmus


Katekismus yang ditujukan untuk para imam yang menekankan pentingnya iman seperti
yang diwartakan oleh Paulus di dalam surat-surat dan cinta kasih seperti yang ditekankan
oleh penginjil Yohanes karena kedua hal tersebut, yaitu iman dan juga cinta kasih saling
berhubungan erat.
Disebutkan di atas bahwa Erasmus merupakan seorang humanis, oleh karena itu ia
menekankan tentang pentingnya memperhatikan kenyataan hidup manusia. Ia juga
mengingatkan pentingnya sungguh beriman secara mendalam, tidak hanya sampai pada
tataran lahiriah saja, tetapi sungguh beriman pada Yesus Kristus dan bersandar pada Roh
Kudus.

Anda mungkin juga menyukai