Anda di halaman 1dari 3

Nama : Chetrin Ira Tingginehe

Prodi : Teologi
Mata kuliah : Sejarah Gereja Umum

Laporan Bacaan Buku “Harta dalam Bejana”


Perkembangan yang alami pada Zaman dahulu yaitu dimana injil di beritakan dan
terjadinya konflik yang muncul sehingga membuat adanya pergumulan antara injil dan
lingkungn itu. Gereja pada zaman dahulu berkembang karena adanya injil yang masuk
dan secara politis pada waktu gereja berembang pada Masa kerajaan yang dibagi menjadi
dua yaitu kekaisaran Romawi dan kerajaan Partia/Persia yang ada di wilayah Irak da Iran
yang sekarang. Dan pada masa itu di wilayah yang luas tentunya agama itu beragam dan
banyak kepercayaan yang baru, dan mencari jalan keslamatan melalui kepercayaan yang
diambil termasuk di daerah Mesopotamia. Kebanyakan adalah penganut agama Yahudi.
Dan kebudayaan yang paling kuat adalah Helenisme karena kebudayaan yang
meneruskan budaya Yunani yang tercampur dengan kebudayaan yang berasal dari asia-
asia barat. Didalam konteks ini dibahas bagaiaman lingkungan orang-orang Yahudi yang
paling mempengaruhi gereja dalam tahap yang sangat bersejarah pada awalnya. Pada
masa abad pertama mereka juga menolak keras jika ada agama lain yang masuk kedalam
perketuan mereka, dan menjadikan Taurat Musa sebagaia inti dari kepercayaan mereka
atau ibadah mereka. Tetapi ketika pada zaman Yesus orang-orang Yahudi memahami
ketaatan tersebut menjadi sebagai syarat untuk berekenan kepada Tuhan dan Taurat itu
menjadi sebuah hal yang berat bagi mereka.
Orang Yahudi percaya bahwa mereka akan ada penyelamat yaitu mereka
mengharapakan kedatangan sang Mesias, yang akan membebaskan mereka dari segala
kekuasaan orang-orang kafir karena itu hubungan orang Yahudi dengan bangsa-bangsa
lain tidak berjalan dengan baik. karena kpercayaan orang Yahudi adalah percaya kepada
Taurat tanpa percaya kepada ilah-ilah lain. Akan tetapi, banyak juga orang bukan Yahudi
yang justru tertarik pada agama Yahudi." Mereka tertarik oleh kepercayaan pada keesaan
Allah (= monoteisme), dan oleh kebajikan orang-orang Yahudi yang tinggi mutunya. Dan
Orang-orang kafir yang memeluk agama Yahudi dan yang takluk pada seluruh Taurat,
termasuk kewajiban untuk disunat, disebut orang-orang proselit. selain dari mereka ada
juga kepercayaan yang termasuk orang yang takut akan Allah, mereka ini percaya kepada
Tuhan, dan suka turut berbakti dalam sinagoge, tetapi mereka tidak melaksanakan seluruh
hukum Taurat, dan belum bersunat. Pada zaman kekaisaran Romawi, yang termasuk
orang-orang Yahudi hanya merupakan minoritas saja. Mayoritas penduduknya menganut
agama-agama dan kebudayaan lain, yaitu kebudayaan Helenisme. Ke dalam lingkungan
inilah gereja terjun masuk, ketika Injil mulai dikabarkan kepada orang-orang bukan
Yahudi ini ditunjukan dalam Kis. 11:20. Dengan demikian karena begitu luas daerah pada
masa kekaisaran Romawi yang menjadikan suatu tempat yang ramai dengan orang-
orangnya karena itu juga menjadikan tempat ini jaringan orang-orang melakukan
perdangan. Karena itulah, orang-orang menjadi gelisah, merasa terasing dalam dunia
kekaisaran yang terlalu luas itu. Dengan demikian, mereka mulai mencari sesuatu yang
akan memberi mereka pegangan dan harapan yang baru. Dari hal ini timbulah beberapa
respon dengan menawarkan beberapa pegangan dan harapan dari beberapa pihak yaitu,
dari pihak bermacam-macam aliran kepercayaan menggantikan agama-agama suku,
pihak Filsafat, dan dari pihak negara.
Dan sepertiyang dikatahui bahwa agama-agama dan aliran-aliran filsafat
helenistis mempunyai latar yang sama. Latar ini tidak bisa tidak mempengaruhi
perkembangan agama Kristen. Karena, adanya pandangan bahwa duniaini kurang baik.
Kekurangannya bukanlah sesuatu yang dari luar saja, yang dapat diperbaiki, sebabnya
dunia ini, zat-benda (materi) yang daripadanya ia dibuat, tak dapat diharapkan memberi
kebahagiaan, sebab berubah-ubah dan tidak dapat menawarkan kepastian hidup sehingga
kita dibuatnya gelisah. Dunia tidak dipandang sebagai ciptaan Allah yang baik karena
yang dirusak oleh tindakan manusia, bukanlah hasil kejahatan manusia, tetapi manusia
menjadi korban keadaan kacau yang berlaku dalam dunia ini. Pemikiran yang meresapi
aliran-aliran kepercayaan dan filsafat helenistis itu kita sebut dualisme. Dunia dibagi dua:
atas dan bawah, baka dan fana, baik dan jahat. Dan manusia juga dibagi dua: jiwa yang
bersifat ilahi, tubuh yang termasuk dunia materi yang fana, yang kurang baik. Kesusilaan
yang bermaksud untuk membebaskan jiwa dari tubuh dan dari dunia yang fana itu melalui
pertarakan, kita sebut askese, dan ajaran ini diambil dari kepercayaan Paulus didalam
Perjanjian Baru. tetapi, Perjanjian Lama dan baru mengajarkan bahwa dunia ini
merupakan ciptaan yang amat baik oleh Allah, dan bahwa Allah hendak menyelamatkan
manusia, jiwa dan tubuh, dan dunia yang di sekitarnya. Menurut dualisme, kefanaan
sendirilah yang merupakan "dosa”. Menurut Alkitab, kefanaan itu akibat dosa. Yang
pertama diperlukan oleh manusia ialah bukan kebakaan, melainkan pengampunan.
Pengampunan itu tidak diperolehnya dengan askese, "memburu-buru berlelah", tetapi
dengan jalan mengharapkan segala sesuatu dari rahmat Allah. Kehendak Allah tidak
dipenuhi manusia dengan menganggap hal-hal duniawi, tetapi dengan jalan memelihara
tubuhnya dan dunia di sekitarnya demi kemuliaan Allah. Itulah dunia yang kepadanya
Injil hendak dikabarkan. Dari beberapa segi, keadaan dalam masyarakat Yunani-Romawi
itu menguntungkan untuk pemberitaan Injil. Satu negara, satu Bahasa. Tetapi, ketika
agama Kristen memasuki masyarakat itu, bertemu dengan negara yang menganggap
dirinya ilahi, dan yang menuntut ketaatan mutlak. Dan dengan filsafat dan agama-agama,
yang pengaruhnya mudah dapat memalsukan berita Injil.

Pada masa abad pertama sejarah gereja, gereja pada zaman dahulu memahami
bahwa ketaatan pada hukum taurat tidak lagi boleh dianggap sebagai syarat mutlak untuk
mendapatkan keslamatan. Dan berkat kesadaran itu akhirnya gereja Kristen dapat meluas
di tengah dunia orang-orang bukan Yahudi. Pauluslah yang betul-betul memahami bahwa
tidak perlu lagi orang-orang Kristen itu mengikuti perintah-perintah Taurat Musa. Sebab,
orang percaya telah bersatu dengan Kristus (Gal. 5:6), yaitu dengan kematian dan
kebangkitan-Nya. Karena berkat persatuan dengan Kristus ini, Roh Kudus diam di dalam
orang percaya dan membimbingnya (1 Kor. 3). Untuk menarik orang-orang Yahudi,
orang-orang Kristen-Yahudi boleh melaksanakan Taurat. Tetapi mereka tidak boleh
mewajibkannya kepada orang-orang kafir yang telah masuk Kristen. Agama Kristen
sudah memasuki berbagai lingkungan kebudayaan dan Bahasa, masing-masing
lingkungan itu mempengaruhi orang-orang Kristen yang berasal daripadanya. Maka pada
zaman ini sudah timbul berbagai cara yang berbeda untuk mengungkapkan keselamatan
yang diberikan oleh Allah di dalam diri Yesus Kristus. Dan timbulah pengungkapan iman
kekristenan pada Abad Ke-2 yaitu, Didakhe atau pengajaran yang dilakukan kepada
jemaat yang ada pada abad itu, melalui Surat-surat Igniatus yang meneruskan satu segi
dari pemikiran yang terdapat dalam tulisan-tulisan Paulus dan Yohanes. Ia menekankan
bahwa keselamatan itu adalah kehidupan. Yang dipentingkan di dalam karya Kristus ialah
kebangkitan. Dan ketiga juga ada Yustinus Martir seorang Filsuf yang mati syahid karena
penyebaran injil juga, terus ada juga melalui seorang bangsawan dari Edessa yang masuk
Kristen pada umur 25 tahun yang bernama Bardaisan. Itulah empat pola kekristenan pada
abad ke-2.
Dan pada masa yang terkenal sekarang yaitu ajaran Gnostik yang merusak
kepercayaan umat Kristen, Bagi gereja Kristen, Gnostik merupakan tantangan yang berat.
Pada satu pihak, Gnostik membawa ajaran yang rasanya bertolak belakang dengan asas-
asas iman Kristen seperti yang dianut oleh mayoritas jemaat-jemaat Kristen. Pada lain
pihak, ia memakai istilah-istilah Kristen dan rupanya hanya mengembangkan gagasan-
gagasan yang sudah terdapat dalam Alkitab dan dalam gereja Kristen sendiri. Pendapat
umum itu terbentuk melalui suatu proses yang berlangsung selama puluhan tahun.
Melalui proses itu terjadi kesepakatan atas tiga asas yang menjadi "bendungan" terhadap
Gnostik dan terhadap aliran-aliran lain,yaitu kanon, pengakuan iman dan uskup. Ajaran
gereja yang berdasarkan ketiga asas itu disebut ortodoksi" atau "pendapat/ajaran yang
tepat, dan untuk itu walaupun gereja tidak terdiri dari orang-orang suci belaka, dan
Montanisme dan gerakan-gerakan lain memprotes hukum tertibnya yang makin longgar
(tetapi, dibandingkan dengan kebiasaan kita, masih keras sekali), namun kelakuan orang-
orang Kristen cukup mencolok dalam dunia sekitar. Mereka lain daripada yang lain, lain
daripada orang-orang Yahudi, lain juga daripada orang-orang Romawi. Pendeknya
mereka merupakan "umat ketiga". Oleh sebab itu, mereka merupakan sasaran kebencian,
baik dari pihak rakyat maupun dari pihak Pemerintah.

Anda mungkin juga menyukai