Prodi : Teologi
Mata kuliah : Sejarah Gereja Umum
Pada masa abad pertama sejarah gereja, gereja pada zaman dahulu memahami
bahwa ketaatan pada hukum taurat tidak lagi boleh dianggap sebagai syarat mutlak untuk
mendapatkan keslamatan. Dan berkat kesadaran itu akhirnya gereja Kristen dapat meluas
di tengah dunia orang-orang bukan Yahudi. Pauluslah yang betul-betul memahami bahwa
tidak perlu lagi orang-orang Kristen itu mengikuti perintah-perintah Taurat Musa. Sebab,
orang percaya telah bersatu dengan Kristus (Gal. 5:6), yaitu dengan kematian dan
kebangkitan-Nya. Karena berkat persatuan dengan Kristus ini, Roh Kudus diam di dalam
orang percaya dan membimbingnya (1 Kor. 3). Untuk menarik orang-orang Yahudi,
orang-orang Kristen-Yahudi boleh melaksanakan Taurat. Tetapi mereka tidak boleh
mewajibkannya kepada orang-orang kafir yang telah masuk Kristen. Agama Kristen
sudah memasuki berbagai lingkungan kebudayaan dan Bahasa, masing-masing
lingkungan itu mempengaruhi orang-orang Kristen yang berasal daripadanya. Maka pada
zaman ini sudah timbul berbagai cara yang berbeda untuk mengungkapkan keselamatan
yang diberikan oleh Allah di dalam diri Yesus Kristus. Dan timbulah pengungkapan iman
kekristenan pada Abad Ke-2 yaitu, Didakhe atau pengajaran yang dilakukan kepada
jemaat yang ada pada abad itu, melalui Surat-surat Igniatus yang meneruskan satu segi
dari pemikiran yang terdapat dalam tulisan-tulisan Paulus dan Yohanes. Ia menekankan
bahwa keselamatan itu adalah kehidupan. Yang dipentingkan di dalam karya Kristus ialah
kebangkitan. Dan ketiga juga ada Yustinus Martir seorang Filsuf yang mati syahid karena
penyebaran injil juga, terus ada juga melalui seorang bangsawan dari Edessa yang masuk
Kristen pada umur 25 tahun yang bernama Bardaisan. Itulah empat pola kekristenan pada
abad ke-2.
Dan pada masa yang terkenal sekarang yaitu ajaran Gnostik yang merusak
kepercayaan umat Kristen, Bagi gereja Kristen, Gnostik merupakan tantangan yang berat.
Pada satu pihak, Gnostik membawa ajaran yang rasanya bertolak belakang dengan asas-
asas iman Kristen seperti yang dianut oleh mayoritas jemaat-jemaat Kristen. Pada lain
pihak, ia memakai istilah-istilah Kristen dan rupanya hanya mengembangkan gagasan-
gagasan yang sudah terdapat dalam Alkitab dan dalam gereja Kristen sendiri. Pendapat
umum itu terbentuk melalui suatu proses yang berlangsung selama puluhan tahun.
Melalui proses itu terjadi kesepakatan atas tiga asas yang menjadi "bendungan" terhadap
Gnostik dan terhadap aliran-aliran lain,yaitu kanon, pengakuan iman dan uskup. Ajaran
gereja yang berdasarkan ketiga asas itu disebut ortodoksi" atau "pendapat/ajaran yang
tepat, dan untuk itu walaupun gereja tidak terdiri dari orang-orang suci belaka, dan
Montanisme dan gerakan-gerakan lain memprotes hukum tertibnya yang makin longgar
(tetapi, dibandingkan dengan kebiasaan kita, masih keras sekali), namun kelakuan orang-
orang Kristen cukup mencolok dalam dunia sekitar. Mereka lain daripada yang lain, lain
daripada orang-orang Yahudi, lain juga daripada orang-orang Romawi. Pendeknya
mereka merupakan "umat ketiga". Oleh sebab itu, mereka merupakan sasaran kebencian,
baik dari pihak rakyat maupun dari pihak Pemerintah.