Anda di halaman 1dari 17

“KATOLIK”

Makalah Ini Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Agama-Agama Dunia

Dosen Pengampu: Muhammad Sairi, M.Ag.

Disusun Oleh:

KELOMPOK 2
1. MUHAMMAD FAKHRI FADHLURRAHMAN (11190340000061)
2. GHULAM TSANI AFWAN MUZHAFFAR (11210360000048)

JURUSAN ILMU HADIS

FAKULTAS USHULUDDIN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
2023
BAB II
PEMBAHASAN

A. Sejarah dan Perkembangan Katolik di Indonesia


Agama Katolik adalah suatu nama agama yang dipergunakan untuk menyebut
agama Kristen yang mempunyai organisasi atau ajaran yang berpusat di Vatikan,
Roma. Tetapi tidak terlepas samasekali dari agama Kristen itu sendiri. Perkataan
“katolik” berasal dari Yunani “katholikos” karena ajarannya tersebar ke seluruh dunia
atau dapat diterima di seluruh dunia.1
Kata “katolik” berasal dari kata sifat bahasa Yunani, katholikos, artinya
“universal”. sebagian pihak, istilah “Gereja Katolik” bermakna Gereja yang berada
dalam persekutuan penuh dengan Uskup Roma, terdiri atas Ritus Latin dan 22 Gereja
Katolik Timur. Makna inilah yang umum dipahami di banyak negara. Bagi umat
Protestan, “Gereja Katolik” atau yang sering diterjemahkan menjadi “Gereja Am”
bermakna segenap orang yang percaya kepada Yesus Kristus di seluruh dunia dan
sepanjang masa, tanpa memandang “denominasi”. Dengan demikian, seluruh Gereja
dalam pengertian ini adalah Katolik. Gereja Ortodokss Timur, Gereja Anglikan,
Gereja Lutheran dan beberapa Gereja Metodis percaya bahwa gereja-gereja mereka
adalah katolik, dalam arti merupakan kesinambungan dari Gereja universal mula-
mula yang didirikan oleh para rasul (12 orang murid Yesus).2
Dan juga arti “katolik” dianggap sebagai nama bagi ajaran gereja yang
dipandang ‘benar’ atau kepercayaan ortodoks sebagai lawan dari “ajaran-ajaran
bidat” yang muncul pada waktu itu. Doktrin kepercayaan katolik itu adalah
sebagaimana tercantum dalam kredo nicea hasil konsili nicea tahun 325 M. dan
konsili konstannntinopel tahun 381 M. Bunyi kredo tersebut adalah : “aku percaya
kepada gereja yang suci dan rasuli”. 3
Adapun asal usul agama katolik, sesuai dengan sejarah yang biasanya
diketahui, yesus kristus adalah pembawa agama Kristen. Lebih lengkapnya ketika
satu tahun sebelum Yesus meninggal, Yesus menunjuk Petrus sebagai tempat ia
mendirikan Gereja. Bahkan Yesus mengangkat Petrus sebagai kepala gereja yang

11
Fathuddin Abdul Ghani, Agama-Agama Dunia, (Yogyakarta: Belukar, 2012), Cet. I, h.341
2
Fathuddin Abdul Ghani, Agama-Agama Dunia, (Yogyakarta: Belukar, 2012), Cet. I, h.341
3
Abu Bakar, STUDI TERHADAP THEOLOGI KATOLIK DAN PROTESTAN
2
tertinggi, sebagaimana diisyaratkan dalam Injil Yahya. Tetapi kelahiran gereja secara
resmi diakui baru pada hari Pentekosta, yakni pada hari kelima puluh setelah
kebangkitan Yesus Kritus. Pada hari itu diyakni roh kudus turun kepada untuk
memberikan kabar kebangkitan yesus kristus, ada saat itu lah Petrus yang menjadi
juru bicara, pada saat itu banyak orang yahudi yang dibaptis.4
Pada mulanya agama Kristen adalah untuk bangsa Yahudi, suatu agama
nasional yahudi, tetapi setelah Petrus bekerja di Yerusalem, dia sudah terdapat bahwa
dai membaptis seorang warga Roma.5 Ini berarti bahwa agama Kristen berubah agama
yang bersifat international. Nah, disini banyak sekali kemungkinan-kemungkinan
bagaimana agama kristen bisa sampai Roma. Pada tahun 54-57 M. diperkirakan
agama Kristen sudah terorganisasi dengan baik di Roma.

Agama Katolik tumbuh ketika Yesus lahir di kota Betlehem yang terletak di
Palestina pada awal abad keempat Masehi dimana gereja mendapat pengakuan resmi
dari kaisar Romawi Konstantin Agung (380 M) dalam bentuk Katolik Ortodoks. Sejak
abad pertama sampai abad keempat agama Kristen Katolik telah menyebar di sekitar
laut tengah. Dan dalam abad keempat sampai abad ketiga belas menyebar di Eropa,
abad ketiga belas sampai abad kedelapan belas memasuki benua Amerika, sebagian
Afrika dan Asia. Dalam abad ke-19, agama Kristen Katolik sudah berkembang ke
seluruh dunia. Penganut agama Katolik itu pun membludak. Masyarakat yang dulu
menganut paham animism dan politeisme, dan lain-lain ketika agama Katolik
disebarkan, meninggalkan animismenya dan memeluk agama Katolik. 6
Agama Agama Katolik masuk di Indonesia dibawa oleh orang orang Portugis.
Kehadiran orang orang Portugis di dunia Timur Indonesia berawal dari Goa dan
Malaka yang telah menadi pusat pusat kegiatan misi Katolik diwilayah Timur. Dari
sinilah agama Katolik bermula tersebar ke Maluku dan Nusa Tenggara, Sulawesi,
Jawa, Bali, Sumatra, dan Kalimantan. Penyebaran agama Katolik di Indonesia pada
masa kekuasaan Portugis telah mengalami pasang surut. Pasang Surut penyebaran
agama Katolik tersebut sangat bergantung pada kuat atau lemahnya kedudukan
portugis disuatu pulau, sikap simpati aatau anti-patinya penduduk asli terutama raja
atau kepala adat setempat kepada orang orang Portugis dan ada atau tidaknya iman

4
Fathuddin Abdul Ghani, Agama-Agama Dunia, (Yogyakarta: Belukar, 2012), Cet. I, h.341
5
Tarpin, M.Ag. Khotimah, M. Ag, Agama Katolik danYahudi Sejarah dan Ajaran
6
Tarpin, M.Ag. Khotimah, M. Ag, Agama Katolik danYahudi Sejarah dan Ajaran

3
pemelihara rohani di tempat tersbut. Pada tahun 1534 adalah tonggak sejarah agama
Katolik di Indonesia, sebab pada tahun itu saudagar bernama Gonsalves Veloso
datang dan menyebarkan agama Katolik di pulau Helmahera. Inilah usaha pertama
bagi penyebaran agama Katolik di Indonesia , pekerjaan ini selanjutnya dibantu oleh
seorang iman yang bernama Fernao Vinagre. Gelombang penyebaran agama Katolik
tersebut benar benar menjadi surut dan kemudian terhenti ketika terjadinya Verenigde
Oostindisce Compagnie (VOC), yang saat itu kekuasaan jatuh pada tangan Belanda.
Pada masa kekuasaan Portugis, Gereja di Indonesia merupakan bagian dari Gereja
Katolik Roma Sedunia, semenjak datangnya orang orang Belanda, Gereja di
Indonesia ditarik masuk kedalam gereja-gereja reformasi.

B. Kitab yang digunakan Agama Kristen Katolik


KITAB suci orang Kristen dinamai Bibel (Alkitab). “Bibel” bahasa
Inggrisnya Bible dari kata Yunani biblos atau bublos yang artinya “kulit yang
menutupi lembaran-lembaran papirus yang diperlakukan sebagai buku di zaman
purba”. “Biblia” bermakna “buku”. Orang Kristen Indonesia menerjemahkan
“Bibel” dengan “Alkitab. Bibel mengandung Perjanjian Lama (Old Testament)
dan Perjanjian Baru (New Testament). Perjanjian Lama adalah kitab yang berisi
perjanjian antara Tuhan dengan Bani Israil di zaman dahulu. Dia adalah kitab suci
agama Yahudi yang juga dijadikan kitab suci oleh seluruh umat Kristen dari
berbagai denominasi, termasuk Gereja Katolik. Bagian kedua adalah Perjanjian
Baru yang bermakna “perjanjian baru yang diikat oleh Tuhan melalui Yesus
Kristus”.7
C. Unsur Pokok Ajaran Agama Katolik
Menurut Santo Robert Bellarmine gereja Katolik adalah suatu persekutuan
orang-orang yang diikat oleh iman Kristen dan sakramen yang sama dibawah
kekuasaan pastor yang sah, yaitu uskup Roma. Dengan begitu maka ada tiga
syarat dalam keanggotaan gereja Katolik Roma, yaitu: pertama, mengakui
dengan iman bahwa gereja tidak salah mengajar tentang iman, mereka bisa saja
tidak memahami semua ajaran gereja yang dimaksud, atau mereka mungkin saja
salah dalam mengartikan ajaran gereja, namun mereka tidak menolak dogma yang
fundamental. Kedua, sakramen adalah unsur pokok kedua dalam Agama Katolik.

7
Tarpin, M.Ag. Khotimah, M. Ag, Agama Katolik danYahudi Sejarah dan Ajaran, h. 71
4
Ketiga, patuh terhadap uskup Roma sebagai wakil Yesus 8. Itulah tiga syarat atau
ciri keanggotaan dalam agama Katolik.
Kuasa Mengajar Gereja, dalam keyakinan agama Katolik Yesus Kristus
datang ke dunia dalam rangka mengajarkan manusia bagaimana hidup di dunia
ini dengan benar agar nantinya mendapatkan keselamatan yang abadi, untuk
mendapatkan keselamatan yang abadi yang tentunya diperuntukkan kepada
seluruh manusia dan untuk mencapai keselamatan yang abadi ini tentunya harus
berpedoman terhadap Injil atau Perjanjian Baru. Namun menurut Gereja Roma
Katolik tidak semua orang berhak menafsirkan Injil, hanya gerejalah yang bisa
ataupun berhak menafsirkan Injil, Karena jika seluruh manusia diizinkan untuk
menafsirkan Injil nantinya akan timbul tafsir-tafsir yang bermacam-macam yang
nantinya akan menimbulkan kekacauan iman para pengikut agama Katolik.
Privilege yang dimiliki oleh gereja ini tentunya didasari oleh sejarah yang kuat,
dimulai dari penunjukkan Petrus sebagai pengganti Yesus, yang kemudian
mengharuskan adanya pengganti Petrus yang tak lain dan tak bukan adalah gereja.
Dalam Injil Matius (16:18-19), dikatakan: “Dan Akupun berkata kepadamu:
Engkau adalah Petrus dan diatas batu karang ini Aku akan mendirikan jemaat-Ku
dana lam maut tidak akan menguasainya. Kepadamu akan Kuberikan pintu
Kerajaan Surga. Apa yang kau ikat di dunia ini akan terikat di surga dan apa yang
kau lepaskan di dunia ini akan terlepas di surga”.9
Sakramen, secara material sakramen adalah perkataan dan perbuatan atau
lambang rahmat yang tak terlihat yang pada hakikatnya dilakukan oleh Roh
Kudus melalui perantara imam, pastor atau uskup. Sakramen dianggap perlu
untuk keselamatan manusia agar ia mendapat anugerah dalam kehidupannya.
Tanpa sakramen manusia tidak akan mampu mencapai kehidupan yang dapat
melawan dorongan naluri alamiahnya, tanpa pertolongan sakramen manusia juga
tidak akan mampu melampaui batas hakikat dirinya. Hanya orang yang telah
mencapai itulah seseorang bisa memperoleh kehidupan yang abadi. Biasanya
sakramen diberikan pada saat-saat penting fase kehidupan manusia, seperti saat
lahir, beranjak dewasa, menikah, saat mengabdikan diri pada masyarakat dan saat
meninggal dunia dan akan lebih baik lagi jika sakramen ini dilakukan sedini
mungkin dalam rangka menguatkan pengakuan iman. Dalam ajaran katolik

8
Fathuddin Abdul Ghani, Agama-Agama Dunia, (Yogyakarta: Belukar, 2012), Cet. I, h. 473
9
Martin Harun OFM, MATIUS Injil segala bangsa, (Yogyakarta: Kanisius, 2017), h. 224
5
meyakini bahwa dalam setiap sakramen ini Yesus memberikan rahmatnya dengan
perantaraan imam.
Sebagaimana yang sudah disebutkan diatas bahwa sakramen secara
material adalah perkataan dan perbuatan, dari sini bisa kita pahami bahwa
sakramen biasanya diunkapkan dengan kata-kata dan tindakan yang tentunya
bukan kata-kata dan tindakan yang biasa saja. Dua unsur hakiki sakramen dalam
agama Katolik memiliki arti, Forma yaitu kata-kata yang menjelaskan peristiwa
ilahi dan material yang memiliki arti barang atau tindakan tertentu yang kelihatan.
Dalam agama Katolik sendiri terdapat tujuh sakramen yang umum dilaksanakan
yaitu, sakramen inisiasi yang terdiri dari, sakramen pembaptisan, sakramen
penguatan atau krisma dan ekaristi. Kemudian sakramen-sakramen penyembuhan
yang terdiri dari, sakramen tobat atau rekonsiliasi dan sakramen pengurapan
orang sakit. Yang terakhir adalah sakramen-sakramen panggilan yang terdiri dari,
sakramen imamat dan sakramen pernikahan atau perkawinan 10. Disini penulis
akan berusaha menjelaskan satu persatu ketujuh sakramen yang telah disebutkan
diatas.
1. Sakramen Baptisan

Sakramen Baptisan atau sakramen permandian ini diberikan kepada orang-


orang yang menginginkannya atau kepada anak-anak katolik yang baru lahir.
Dasar daripada sakramen baptisan ini adalah apa yang dilakukan oleh Santo
Paulus terhadap muridnya Efesus. Melalui sakramen ini diyakini bahwa Yesus
membersihkan segala dosa yang ada pada anak tersebut, anak tersebut juga akan
terhindar dari segala hukuman, mendapat kehidupan yang baru dan menjadi anak
Allah yang suci yang akan memperoleh kehidupan yang abadi. Karena itulah
sakramen ini disebut juga dengan sakramen kelahiran yang kedua.
Orang Katolik yang sudah dibaptis atau dalam artian sudah menjadi anak
Allah bersemayam di dalam dirinya Bapa, Putra dan Roh Kudus. Jadi, orang
tersebut sudah mendapatkan rahmat yang terbesar, maka dari itu orang yang
sudah dibaptis memiliki kekuatan-kekuatan untuk berbuat baik dan cenderung
kecil kemungkinan akan berbuat jahat karena dirinya telah menjadi rumah Allah.
Sakramen Baptisan ini hanya dilakukan satu kali saja, karena dengan satu kali
permandian ini seseorang sudah menjadi murid Yesus dan menjadi anggota
gereja. Sakramen Baptisan ini juga termasuk ke dalam sakramen yang paling

10
Tim Nisi, Sakramen-Sakramen Dalam Agama Katolik, (Yogyakarta: NISI, 2020), h. 7
6
penting yang dengan dilakukannya sakramen ini maka akan terbuka sakramen-
sakramen selanjutnya, tanpa melakukan sakramen baptisan ini maka sakramen
yang lain tidak bisa dilakukan.
Sakramen Baptisan ini biasanya dipimpin oleh seorang pastor, jikalau sang
pastor berhalangan maka digantikan oleh wakilnya dan diusahakan sebisa
mungkin dilakukan di gereja. Sang imam atau pastor yang memimpin sakramen
ini nantinya akan membaca ucapan-ucapan kudus dan akan mengajukan beberapa
pertanyaan yang juga harus dijawab dengan jawaban tertentu oleh orang yang
dibaptis, jikalau orang yang dibaptis masih anak-anak maka harus didampingi
oleh bapak dan ibu permandiannya bapak dan ibu permandiannya inilah juga yang
nanti akan menjawab pertanyaan-pertanyaan sang pastor. Bapak dan ibu kandung
orang yang dibaptis ini tidak diperkenankan menjadi bapak dan ibu permandian.
Jika orang yang dibaptis sudah dewasa atau pernah menganut keyakinan lain
sebelumnya maka bertobat, berpaling dari syetan dan keyakinan sebelumnya dan
hanya beriman kepada Allah Bapa, Putra dan Roh Kudus yang kemudian
dikukuhkan dengan janji-janji permandian.

2. Sakramen Penguatan

Sakramen penguatan ini diberikan kepada orang yang sudah melukukan


sakramen permandian. Sakramen ini diberikan oleh uskup namun bisa juga
diwakilkan kepada seorang imam dalam parokinya. Dalam upacara sakramen ini
pertama-tama uskup naik ke altar kemudian menghadap kepada orang-orang yang
akan menerima sakramen penguatan yang berada dalam posisi berlutut.
Kemudian uskup merentangkan tangannya seraya mengucapkan tujuh macam
anugerah Roh Kudus, yakni: kebijaksanaan, budi, nasihat, kekuatan,
pengetahuan, kebaktian, takut pada Tuhan11. Ketujuh “anugerah Roh Kudus”
inilah yang merupakan penguat bagi mereka yang mengikuti sakramen ini.
Selanjutnya uskup meletakkan tangan kanannya dikepala peserta upacara sembari
membuat salib dengan minyak zaitun bercampur balsam di dahi si peserta seraya
mengucap: “Aku menandai engkau dengan tanda salib dan menguatkan dikau
dengan karisma keselamatan atas nama Bapa dan Putra dan Roh Kudus”. Setelah

11
Fathuddin Abdul Ghani, Agama-Agama Dunia, (Yogyakarta: Belukar, 2012), Cet. I, h. 480

7
selesai si peserta ditampar pipinya diiringi dengan ucapan “salam sertamu”.
Kemudian uskup berdoa dan memberi berkat kepada si peserta upacara sakramen.
Sakramen ini membantu para penerimanya memenuhi dirinya dengan Roh
Kudus yang akan membantunya mengetahui imannya dengan kuat dan mengusir
kejahatan-kejahatan dari dirinya dan juga dunia, orang tersebut juga akan menjadi
rasul dalam rumah tangganya, lingkungan kerjanya dan dalam kehidupan
bermasyrakat. Sakramen yang merupakan materai yang tak terhapuskan ini juga
akan memberikan kemungkinan yang lebih besar bagi penerimanya untuk hidup
dalam kehidupan yang penuh rahmat dan dengan sakramen ini orang menjadi
prajurit Kristen, dan siapa saja yang telah menerima sakramen permandian namun
tidak mau menerima sakramen penguatan karena kesalahannya maka ia berdosa
karena dianggap menghina Roh Kudus.
3. Ekaristi

Perayaan ekaristi adalah upacara yang dilakukan dalam rangka


mengulang kembali peristiwa yang terjadi pada malam sebelum penyaliban Yesus
di Golgotta. Pada waktu itu Yesus bersama para rasulnya melakukan perjamuan
makan dan dalam peritiwa itu Yesus berkata: “Aku sangatlah rindu ingin makan
paskah ini bersama kamu sebelum menderita sengsara”. Saat perjamuan
berlangsung Yesus mengambil roti dan membagi-bagikannya kepada murid-
muridnya seraya berkata: “Ambil dan makanlah. Ini tubuh-Ku yang telah
diserahkan untuk kamu”. Juga piala, yang setelah bersyukur, diberikannya kepada
murid-muridnya seraya berkata: “Minumlah daripadanya; sebab ini darah-Ku,
Darah Perjanjian Baru, yang ditumpahkan untuk kamu dan untuk orang banyak
akan pengampunan dosa.”12 Ajaran Katolik meyakini bahwa roti dan anggur yang
dibagikan Yesus berubah menjadi tubuh dan darah Yesus. Itulah yang
dipersembahkan kepada Bapa sebagai korban dan sebagai santapan bagi murid-
murid-Nya.
Kemudian ada misa kudus yang merupakan rangkaian dalam liturgy
ekaristi, misa kudus ini dilaksanakan pada hari minggu dan hari raya Kristen yang
biasanya diselenggarakan secara meriah maupun sederhana, yang biasanya bisa
dipimpin oleh imam atau uskup. Misa sendiri memiliki beberapa jenis seperti,
misa agung yang merupakan misa yang berisi nyanyian dan pujian yang

12
Fathuddin Abdul Ghani, Agama-Agama Dunia, (Yogyakarta: Belukar, 2012), Cet. I, h. 481

8
dilakukan oleh seorang imam atau bisa juga oleh tiga orang rohaniawan, misa
yang seperti ini diakhiri dengan doa oleh imam atau oleh suatu paduan suara.
Selain itu ada juga “misa pengantin” yang bertujuan agar kedua mempelai
memperoleh sakramen. Kemudian ada “misa pertama kali” yang biasanya
dilakukan terhadap orang yang pertama kali diangkat menjadi imam dan
dilakukan setelah pentahbisan. Misa-misa yang ada pada agama Katolik tidak
terbatas pada misa yang telah disebutkan saja, masih banyak misa-misa lain yang
diadakan pada hari yang tak tertentu yang dipimpin oleh imam yang
bertanggungjawab untuk itu.
Katolik percaya bahwa apa yang dilakukan imam sama dengan apa yang
dilakukan Yesus pada perjamuan malam terakhir. Seorang imam diyakini
memiliki kemampuan merubah roti dan anggur menjadi tubuh dan darah Yesus
pada saat ia mengatakan perkataan Yesus: “Ini tubuh-Ku, ini darah-Ku, pada saat
itu Yesus bertindak sebagai Imam Agung yang mempersembahkan diri-Nya
sebagai korban kepada Bapa di surge, melalui perantaraan seorang imam. Setelah
anggur dan roti berada di altar, kemudian imam membaca doa pujian, syukur dan
pengorbanan, dilanjutkan dengan mengucap ungkapan konsekrasi barulah
kemudian santapan dibagikan. Korban misa hanya dipersembahkan untuk Allah
Bapa yang sekaligus juga memperingati orang-orang kudus dengan cara
bersyukur kepada Tuhan, karena rahmat Tuhan kepada mereka, yang dengan
rahmat itu pulalah mereka mengasihi umat Katolik.
Setelah ekaristi kudus biasanya roti surgawi atau yang dikenal juga
dengan sebutan hosti disimpan selama beberapa hari. Dengan begitu maka Yesus
tetap tinggal ditengah-tengah umat setelah ekaristi berlangsung, hal ini bertujuan
untuk bagi siapa saja yang berhalangan hadir pada saat ekaristi kudus berlangsung
dapat memiliki kesempatan memiliki tubuh Yesus. Karena pada prinsipnya
seluruh orang yang beriman dapat menghadiri sakramen yang maha kudus selama
hosti itu masih ada.
4. Sakramen Pengakuan

Sakramen Pengakuan ini diberikan kepada orang yang telah memperoleh


sakramen permandian dosa besar, seperti murtad, membenci Tuhan, membenci
sesama manusia atau sering kali melakukan pencurian. Orang yang melakukan
dosa besar seperti tersebut harus memperoleh sakramen pengakuan ini di depan
imam. Adapun jika melakukan dosa kecil maka tidak diwajibkan memperoleh
9
sakramen ini, namun jikalau dosa kecil tersebut dilakukan secara terus-menerus
atau sering maka maka akan sangat dianjurkan bagi orang tersebut untuk
memperoleh sakramen pengakuan dihadapan imam ini.
Dalam keyakinan Katolik Yesus telah memberikan kekuasaan kepada
para rasul dan para penggantinya untuk mengampuni dosa manusia atas namanya.
Jika seseorang membuat pengakuan dosa di depan imam, maka imam akan
mengampuni dosanya melalui perkataan: “Aku melepaskan dikau dari dosa-
dosamu, atas nama Bapa dan Putra dan Roh Kudus, Amin”. 13Apabila imam telah
melepaskan dosa-dosanya tersebut maka Kristus juga akan melepaskkan dosanya.
Namun sebelum seseorang memperoleh sakramen pengakuan ini ada beberapa
syarat yang terlebih dahulu harus dipenuhi seperti, mengingat-ingat terlebih
dahulu dosa-dosa yang pernah ia perbuat dahulu. Misalnya, apa ia pernah
menghina Tuhan dengan pikirannya, perkataannya atau perbuatannya. Jika
pernah, seberapa sering ia melakukan itu, sebab dosa yang kecil sekalipun ketika
dilakukan terus-menerus maka akan menjadi dosa yang besar. Namun yang
terpenting diantara itu semua adalah ia menyesali segala dosa yang ia perbuat dan
akan menjauhi perbuatan-perbuatan jahat untuk kemudian kembali mengabdi
pada Tuhannya. Jikalau sampai-sampai seseorang tidak berniat untuk menjauhi
segala dosa dan berbuat kebaikan maka pengakuannya tersebut tidak sah.
Melakukan sakramen pengakuan diawali dengan intrispeksi diri,
menyesali dosan-dosanya dan memperbaharui niat. Barulah kemudian ia masuk
ke dalam bilik pengakuan. Di dalam bilik pengakuan ia berlutut sembari imam
memberkatinya kemudian ia membuat tanda salib. Baru kemudian ia memulai
sakramen dengan mengakui dengan jujur seluruh dosa-dosanya kepada sang
imam dan diakhiri dengan ucapan; “Saya menyesal atas dosa-dosa ini dan atas
semua dosa saya. Saya hendak memperbaiki hidupku dan minta penitensi dan
absolusi”14, atau boleh juga mengucapkan: “Ya Yesus, belaskasihan” atau
“Tuhan, kasihanilah aku orang yang berdosa”. Kemudian imam akan memberikan
penitensi dilanjutkan dengan absolusi, dan apabila Yesus telah mengampuni
dosanya maka ia harus membuat tanda salib. Biasanya imam akan berkata:
“Terpujilah Yesus Kristus”, yang nantinya dijawab “Selama-lamanya, Amin”,

13
Fathuddin Abdul Ghani, Agama-Agama Dunia, (Yogyakarta: Belukar, 2012), Cet. I, h. 487
14
Fathuddin Abdul Ghani, Agama-Agama Dunia, (Yogyakarta: Belukar, 2012), Cet. I, h. 488

1
0
barulah orang tersebut meninggalkan kamar pengakuan.
Setelah seseorang melakukan pengakuan barulah orang tersebut
memperoleh pangampunan dari sang imam, yang artinya dosa orang tersebut
telah terhapus dengan sebab kasih sayang Yesus dan kemudian ia dipenuhi
dengan kekuatan-kekuatan baru. Saat setelah pengakuan inilah diyakini sebagai
saat suci yang bersangkutan. Gereja memerintahkan agar setidaknya umat Katolik
melakuakn pengakuan dosa setiap tahunnya dan dianjurkan dilakukan di hadapan
imam yang sama setiap tahunnya.
5. Sakramen Perminyakan Kudus

Sakramen Perminyakan Kudus ini adalah sakramen yang diberikan


kepada seseorang yang sedang menghadapi kematian baik itu karena sakit,
kecelakaan atau karena usianya yang telah lanjut yang menurut perhitungan
dokter tak lama lagi dia akan meninggal dunia, atau anak kecil sekalipun jikalau
dalam keadaan sakit maka bisa mendapatkan sakramen ini selama ia sudah bisa
berfikir. Jika seseorang yang sakit kemudian diberikan sakramen ini lalu sembuh
dan pada waktu mendatang ia kembali jatuh sakit maka ia bisa diberikan
sakramen ini lagi.
Sakramen perminyakan ini biasanya sebisa mungkin dilakukan saat si
sakit masih dalam keadaan sadar dengan harapan selain si sakit mendapat
sakramen perminyakan ia juga nantinya akan menyesali perbuatan dosanya
hingga nantinya ia bersedia membuat pengakuan. Sakramen ini termasuk yang
sangat penting karena dengan ini ia yakin dan percaya bahwa hanya Yesuslah
yang dapat menolong dan menyelamatkannya.
Tatacara melaksanakan sakramen ini diawali dengan sang imam yang
mengurapi si sakit pada bagian pancaindra, tangan dan kakinya sembari
mengucap doa: “Karena pengurapan suci ini dank arena kemurahan-Nya mudah-
mudahan Tuhan mengampuni dosa yang telah kau buat dengan penglihatan,
pendengaran dan seterusnya. Amin”. Sebelum melakukan sakramen ini ada
beberapa hal yang harus dipersiapkan antara lain, meja dengan taplak berwarna
putih, air suci dalam cawan, dua buah lilin, daun pelem, sendok kecil, gelas berisi
air biasa, piring dan kapuk. Khusus kapuk setelah sakramen perminyakan
dilaksanakan kapuk harus dibakar. Jika waktu yang ada memungkinkan biasanya
sang imam terlebih dahulu membaca injil atau kitab-kitab suci lainnya sebelum
memulai sakramen ini dan jikalau imam berdoa maka para hadirin berlutut dan
1
1
menjawab doa tersebut. Apabila orang yang mendapat perminyakan ini pada
akhirnya meninggal dunia maka imam memberi pengampunan penuh atas
dosanya yang merupakan berkat dari Bapa Suci.
6. Sakramen Tahbisan Imamat

Sakramen Pentahbisan dan Perkawinan adalah dua sakramen yang dilalui


dalam tahap kehidupan seseorang. Pentahbisan imam sendiri dicontohkan sendiri
oleh Yesus saat Ia memberi kekuasaan imamat kepada para rasul. Yesus
memberikan rahmat berupa kemampuan bekerja sebagai seorang imam, yang
kemudian para rasul tersebut juga memberikan rahmat dan kekuasaan kepada
orang lain dengan cara rasul meletakkan tangan mereka diatas kepala si calon atas
nama Roh Kudus.
Seseorang yang telah menerima pentahbisan memiliki kekuatan untuk
mempersembahkan misa kudus, memberikan sakramen pengakuan, permandian,
perminyakan dan memberkati serta mengkuduskan sesuatu. Apabila ia seorang
daikon, yakni pembantu sekaligus penasihat uskup dan imam dalam melayani
umat, maka ia mampu mempermandikan orang secara meriah dan membantu
imam diatas altar. Pentahbisan adalah tanda sahnya seseorang menjadi imam,
yang secara rohaniah imam tersebut telah menyatu dengan Yesus sehingga ia
tidak akan pernah kehilangan kekuasaannya. Menjadi seorang imam tentu tidak
sembarangan, seorang imam harus memiliki iman yang kuat dan harus selalu
bersedia berkorban, namun tetap saja keputusan terakhir menjadi seorang imam
berada di tangan uskup.
Sebelum melakukan pentahbisan imam biasanya terlebih dahulu
dilakukan pentahbisan yang lebih rendah. Saat pentahbisan berlangsung, uskup
dan imam-imam lain yang hadir menaruh tangannya diatas kepala calon imam
sembari menyebut Roh Kudus. Calon imam dipasangi stola diatas dada dan
kasula, kemudian uskup mengurapi tangan calon imam dengan minyak suci
kemudian memberikan patena, hosti, piala, anggur dan air kepadanya. Itu semua
adalah tanda bahwa ia sudah siap mempersembahkan misa kudus. Kemudian
uskup bersama orang-orang tahbisan mengadakan ekaristi kedua. Diakhir uskup
kembali meletakkan tangannya diatas calon-calon tahbisan sembari berkata:
“Terimalah Roh Kudus, barangsiapa kamu ampuni dosanya, maka dosanya
diampuni, dan barangsiapa kamu tahan dosanya, maka dosanya tetap tertahan”. 15

15
Fathuddin Abdul Ghani, Agama-Agama Dunia, (Yogyakarta: Belukar, 2012), Cet. I, h. 491
1
2
7. Sakramen Perkawinan

Perkawinan dalam agama katolik wajib dikuduskan. Bagi umat Katolik,


perkawinan mempunyai makna yang dalam karena merupakan lambang
bersatunya Yesus dengan mempelai yakni gereja yang kudus. Karena itu
pengantin sebelum memperoleh sakramen ini harus mempersiapkan banyak hal
terlebih dahulu apakah semuanya seudah sesuai menurut pertimbangan orangtua
atau pemelihara rohaninya. Hal-hal tersebut antara lain, kedua mempelai haruslah
seiman, maka dari itu pernikahan seorang Katolik dengan non Katolik dilarang
dalam agama Katolik. Kemudian pengantin juga harus terlebih dahulu menerima
sakramen pengakuan. Kemudian pada saat proses pernikahan berlangsung kedua
mempelai beserta dua orang saksi menyampaikan kepada pastor yang berugas
bahwa mereka siap mengikat tali perkawinan, barulah kemudian mereka
bergantian menerima sakramen pernikahan.
Dalam sakramen ini Yesus memberi banyak rahmat. Yesus menguatkan
dan mengkuduskan mereka sehingga mereka mempunyai kesetiaan sampai kahir
hayat, mereka juga wajib mengasihi satu sama lain, mereka wajib mendidik dan
memelihara keselamatan anak-anak mereka dengan baik. Dan Yesus menghukum
perceraian: “Siapa yang menceraikan istrinya dan kawin dengan orang lain,
berzina, dan siapa yang kawin dengan perempuan yang diceraikan suaminya,
berzina”. 16
Apabila imam yang diperlukan dalam memberikan sakramen maka
pernikahan dapat dilanjutkan dengan dua orang saksi tetapi kamudian harus
segera disampaikan kepada yang berwenang.

B. Konsep Penebusan Dosa


Umat Katolik meyakini bahwa kematian Yesus Kristus di tiang salib adalah
kebijakan yang dilakukan oleh Tuhan Bapak di surge untuk membebaskan
manusia dari kungkungan dosa yang dilakukan oleh nenek moyang mereka yaitu
Adam dan Hawa yang di dalam agama Kristen lebih dikenal dengan Eva.
Peristiwa ini diyakini sebagai penebus dosa manusia yang merupakan dasar kedua
setelah trinitas, maka dari itu peristiwa penyaliban Yesus ini memiliki makna

16
Fathuddin Abdul Ghani, Agama-Agama Dunia, (Yogyakarta: Belukar, 2012), Cet. I, h. 492

1
3
yang sangat berarti bagi umat Katolik. Sebagaimana dikatakan dalam Kitab
Korentius 15: 3-7 “Sebab yang sangat penting telah kusampaikan kepadamu,
yaitu apa yang telah kuterima sendiri, ialah bahwa Kristus telah mati karena
dosa-dosa kita sesuai dengan kitab suci”.
Menurut umat Katolik Adam mewarisi dosa-dosa kepada para anak
keturunannya yang diakibatkan oleh kesalahan-kesalahannya, maka dari itu umat
Katolik berkeyakinan bahwa seluruh umat manusia tidak terlepas dari dosa.
Mereka juga berkeyakinan bahwa tidak ada yang bisa menebus dosa-dosa
manusia tersebut kecuali Tuhan Bapa yang telah membuktikan cinta kasihnya
kepada manusia, maka dikorbankanlah putranya sebagai penebus melalui
penyaliban di bukit Golgota. Umat Katolik meyakini bahwa Yesus Kristus bukan
anak keturunan Adam melainkan adalah anak Tuhan yang lahir dari Rahim
perempuan suci yaitu Maria atau yang dikalangan umat Islam dikenal dengan
Maryam, maka dari itu karena Yesus bukan merupakan keturunan Adam dan
tidak berdosa sama sekali maka Yesus diangggap yang paling layak menjadi
penebus dosa-dosa manusia. Meski Yesus telah mengorbankan dirinya untuk
menebus dosa-dosa umat manusia, bukan berarti manusia tidak lagi memiliki
dosa. Umat Katolik berpaham bahwa manusia tetap mempunyai dosa, maka dari
itu dalam ajaran Katolik sendiri ada yang namanya pengakuan dosa, sebagaimana
yang dikatakan Michd Guoits dalam buku yang berjudul “Mawas Diri”
Merupakan tukar menukar yang penuh rahasia anda menyerahkan semua dosa
kepada Yesus Kristus Ia memberi seluruh penebusan kepada anda.
Dalam Katolik sendiri ada yang namanya dosa warisan, yaitu sebagaimana
yang sudah dijelaskan sebelumnya bahwa dosa warisan adalah dosa yang diwarisi
oleh nenek moyang manusia yaitu Adam dan Hawa. Selain itu ada juga dosa
struktur, yaitu perbuatan dosa yang dilakukan sekelompok orang atau individu di
lingkungan keluarga, lingkungan masyarakat, lingkungan kerja ataupun lembaga-
lembaga yang ada di muka bumi ini, contohnya seperti korupsi, penyalahgunaan
amanah dan lain-lain. Namun seluruh dosa-dosa tersebut dapat diampuni dengan
melakukan pertobatan, menyesal, tidak akan mengulanginya lagi dan meminta
ampun kepada Tuhan Bapa dan juga kepada sesame manusia yang disakiti harus
meminta maaf.
Pada akhirnya penyaliban Yesus di tiang salib di bukit Golgota ini adalah
upaya Tuhan membersihkan dosa-dosa manusia yang diakibatkan oleh kesalahan

1
4
yang dibuat oleh Adam dan istrinya, Hawa. Namun meskipun dosa-dosa manusia
telah ditebus melalui pengorbanan Yesus, manusia tetaplah memiliki dosa, yang
disebabkan oleh kesalahan yang dibuatnya sendiri selama hidup di dunia yang
fana ini. 17

17
Abu Bakar, Konsep Pengampunan Dosa Dalam Kristen Katolik, h. 5
1
5
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kata “katolik” berasal dari kata sifat bahasa Yunani, katholikos, artinya
“universal”. sebagian pihak, istilah “Gereja Katolik” bermakna Gereja yang
berada dalam persekutuan penuh dengan Uskup Roma, terdiri atas Ritus Latin
dan 22 Gereja Katolik Timur. Makna inilah yang umum dipahami di banyak
negara. Bagi umat Protestan, “Gereja Katolik” atau yang sering diterjemahkan
menjadi “Gereja Am” bermakna segenap orang yang percaya kepada Yesus
Kristus di seluruh dunia dan sepanjang masa, tanpa memandang “denominasi”
Agama Katolik muncul saat yesus bangkit, pada saat itu agama Kristen menjadi
agama International, dikarenakan terdapat masyarakat roma dibaptis oleh Petrus.
Bibel mengandung Perjanjian Lama (Old Testament) dan Perjanjian Baru
(New Testament). Perjanjian Lama adalah kitab yang berisi perjanjian antara
Tuhan dengan Bani Israil di zaman dahulu. Dia adalah kitab suci agama Yahudi
yang juga dijadikan kitab suci oleh seluruh umat Kristen dari berbagai
denominasi, termasuk Gereja Katolik. Bagian kedua adalah Perjanjian Baru yang
bermakna “perjanjian baru yang diikat oleh Tuhan melalui Yesus Kristus”.

B. Saran

Menyadari bahwa penyusun masih jauh dari kata sempurna, kedepannya kami
akan berusaha untuk menyusun makalah dengan lebih baik lagi. Oleh karena itu, kritik
dan saran yang membangun sangat kami butuhkan. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi para pembaca. Terimakasih.

1
6
DAFTAR PUSTAKA
 Fathuddin Abdul Ghani, Agama-Agama Dunia, (Yogyakarta: Belukar, 2012), Cet. I
 Abu Bakar, Konsep Pengampunan Dosa Dalam Kristen Katolik
 Tim Nisi, Sakramen-Sakramen Dalam Agama Katolik, (Yogyakarta: NISI, 2020)
 Martin Harun OFM, MATIUS Injil segala bangsa, (Yogyakarta: Kanisius, 2017)
 Tarpin, M.Ag. Khotimah, M. Ag, Agama Katolik danYahudi Sejarah dan Ajaran,
(Daulat Riau, 2012)

1
7

Anda mungkin juga menyukai