Daftar Isi :
● Pendahuluan
● Isi
● Daftar pustaka
1. PENDAHULUAN
Mengapa sejarah kristen di bagi 2
Namun Kristen ini terpecah menjadi dua dikarenakan kritik Marthin Luther mengenai
kebijakan-kebijakan Gereja Katolik dan tentunya memicu terjadinya gerakan konflik.
Munculnya Kristen Protestan karena adanya ketidaksetujuan Martin Luther terhadap dogma
dalam Katolik.
2. ISI
Sejarah Kelahiran Protestantisme
Kemunculan Protestan dimulai pada abad ke-16 sebagai bagian dari gerakan Reformasi
Protestan, suatu peristiwa yang membawa perubahan besar dalam dunia keagamaan dan
sosial Eropa.
Yohanes Calvin segera tenar setelah ia menerbitkan buku Pengajaran tentang Agama Kristen
atau Religionis Christianae Institutio (biasa disebut "Institutio") pada 1536. Buku itu berisi
bahan ajar sederhana yang ditujukan bagi orang banyak, hampir seperti Katekismus Besar
yang ditulis Martin Luther. Meski sederhana, Institutio menuai banyak penolakan. Di Paris,
misalnya, ia disambut dengan pembakaran.
Sebelum pembakaran buku terjadi, Calvin sudah terlebih dulu melarikan diri dari tanah
kelahirannya di Noyon, Perancis. Ia dipersekusi kalangan Katolik Roma lantaran menjadi
pengikut Luther, orang yang menggerakkan Reformasi Gereja lewat 95 dalilnya. Meski tidak
pernah bertemu langsung dengan Luther, Calvin mengagumi tulisan-tulisan pendeta dari
Jerman itu.
Teolog Belanda Thomas Van Den End dalam Harta Dalam Bejana: Sejarah Gereja Ringkas
(2001) menceritakan, Calvin melarikan diri ke Jenewa, Swiss. Di sana, ia bertemu dengan
Farel, seorang pendeta yang mendukung Refomasi Gereja (hlm. 187). “Tatkala pendeta
setempat, Farel, mendengar Calvin berada di kota itu, segera ia pergi ke tempat penginapan,
lalu mendesak Calvin supaya tinggal di Jenewa dan membantu dia dalam pekerjaan. Kota itu
baru saja memilih pihak reformasi dan banyak penduduk yang bandel terhadap tuntutan Injil
mengenai Kristen,” tulis Thomas. Setelah dibujuk, Calvin akhirnya bersedia tinggal. Ia pun
mulai menerapkan teokrasi pada jemaat di sana. Warga diwajibkan ikut mendengarkan firman
Allah dan perjamuan kudus. Jika ada yang tidak menerima ajaran gereja, akan diusir dari
kota. Sayangnya, jemaat belum siap. Penerapan teokrasi justru menimbulkan perpecahan dan
bentrokan. Karena kekacauan itu, pemerintah kota pun melarang Farel dan Calvin naik
mimbar. Bahkan, Calvin diusir dari Jenewa. Pengusiran itu justru membuat Calvin makin
giat. Pada 1541, ia kembali ke Jenewa dan mulai menulis buku lagi. Saat itulah ia menyusun
undang-undang gerejawi dan membuat sistem presbiterial di mana fungsi penatua dan diaken
diberlakukan lagi. Penatua dan diaken pun dipilih dari jemaat yang sudah dewasa. Pengaruh
gagasan Calvin ini makin meluas setelah Universitas Jenewa didirikan pada 1559. “Dengan
demikian lahirlah pula gereja-gereja Calvinis di luar Swis. Di Perancis, Belanda, Skotlandia,
Jerman Barat, dan Hongaria,” tulis Thomas (hlm. 192)
Situasi ini membuat Katolik Roma gerah. Untuk menyerang gerakan Reformasi Gereja yang
makin membesar, gereja Katolik membuat ordo Serikat Jesuit. Tugas ordo ini adalah
menyatukan semua gereja di dunia di dalam satu gereja, yakni gereja Katolik. Masih dalam
buku yang sama, Thomas mengatakan, salah satu cara gereja Katolik dalam menghambat
gerakan Reformasi adalah mendirikan sekolah-sekolah yang bermutu untuk menarik
murid-murid Protestan bergabung. Tidak hanya itu, para paderi Katolik juga didorong
menjadi pembimbing rohani raja-raja. Dengan demikian, mereka bisa memengaruhi para
penguasa guna memerangi gerakan Reformasi.
Katolik merupakan agama yang meyakini Yesus Kristus sebagai Tuhan yang menjadi juru
selamat bagi manusia. Setelah adanya agama katolik ini, beberapa orang yang menganut
anemisme dan dinamisme meninggalkan kepercayaan mereka, dan beralih untuk meyakini
agama katolik ini.
Istilah kristen protestan
Istilah Katolik berasal dari bahasa Yunani, bahasa yang sering dijadikan rujukan dalam
belajar agama dan teologi Kristen Katolik, yaitu Katholikos. Artinya, adalah ajaran yang
bersifat umum dan tersebar di seluruh dunia atau dapat diterima di seluruh dunia .
Sementara itu, Katolik mengakui Alkitab sebagai sumber otoritas tertinggi, tetapi juga
mengakui tradisi Gereja sebagai sumber otoritas yang setara. Tradisi Gereja terdiri dari
ajaran-ajaran para Bapa Gereja, keputusan-keputusan Konsili Gereja, dan praktik-praktik
liturgis yang telah diwariskan dari generasi ke generasi.
2. paus
Kristen Protestan tidak mengakui otoritas Paus sebagai kepala tertinggi Gereja. Mereka
percaya bahwa setiap orang Kristen memiliki hubungan langsung dengan Tuhan dan tidak
perlu melalui perantara.
Sementara itu, Katolik mengakui otoritas Paus sebagai wakil Kristus di dunia. Paus memiliki
otoritas untuk mengajar, memimpin, dan mengurus Gereja secara universal.
3. sakrenem
Kristen Protestan hanya mengakui dua sakramen, yaitu baptisan dan perjamuan kudus.
Baptisan adalah tanda lahir baru, sedangkan perjamuan kudus adalah tanda persekutuan
dengan Kristus.
Sementara itu, Katolik mengakui tujuh sakramen, yaitu baptisan, penguatan, ekaristi,
pengakuan dosa, perkawinan, tahbisan, dan pengurapan orang sakit.
4. perjamuan Kudus
Dalam perjamuan kudus, Kristen Protestan percaya bahwa roti dan anggur yang dibagikan
hanyalah simbol tubuh dan darah Kristus. Mereka percaya bahwa Kristus hadir secara
spiritual dalam perjamuan kudus, tetapi tidak secara fisik.
Sementara itu, Katolik percaya bahwa roti dan anggur yang dibagikan dalam perjamuan
kudus adalah tubuh dan darah Kristus yang sesungguhnya. Mereka percaya bahwa Kristus
hadir secara fisik dalam perjamuan kudus.
5. pengakuan dosa
Kristen Protestan percaya bahwa pengakuan dosa dapat dilakukan kepada Tuhan secara
langsung. Mereka percaya bahwa tidak perlu ada perantara untuk mengakui dosa kepada
Tuhan.
Sementara itu, Katolik percaya bahwa pengakuan dosa dapat dilakukan kepada imam.
Mereka percaya bahwa imam adalah wakil Kristus yang dapat mengampuni dosa.
6. pernikahan
Kristen Protestan percaya bahwa pernikahan adalah perjanjian antara dua orang yang saling
mengasihi. Mereka percaya bahwa pernikahan dapat dibubarkan jika salah satu pasangan
berzinah atau meninggalkan pasangannya.
Sementara itu, Katolik percaya bahwa pernikahan adalah sakramen yang tidak dapat
dibubarkan. Mereka percaya bahwa pernikahan adalah perjanjian antara dua orang yang
saling mengasihi dan Tuhan.
Kristen Protestan dan Katolik adalah dua agama Kristen yang memiliki banyak kesamaan,
tetapi juga memiliki beberapa perbedaan yang mendasar. Perbedaan-perbedaan tersebut telah
menyebabkan terjadinya perpecahan antara kedua agama tersebut pada abad ke-16.
1.cara berdoa
2.gereja
3.kitab suci
4.pemuka agama
5.sakramen
6.perjamuan tuhan
7.nama baptis
3. Daftar pustaka
https://elibrary.unikom.ac.id/id/eprint/3297/11/15.UNIKOM_Shavira%20Welhelmina_
Daftar%20Pustaka.
https://repo.undiksha.ac.id/4916/9/1714021006-DAFTAR%20PUSTAKA.
https://www.merdeka.com/jatim/pengertian-protestan-dan-perbedaannya-dengan-katol
ik-simak-penjelasannya-51193-mvk.html
https://www.idntimes.com/life/inspiration/amp/agnes-z-yonatan/perbedaan-kristen-prot
estan-dan-katolik-c1c2