1
Secara historis, Yesus lahir di kota Betlehem yang terletak di Palestina sekitar tahun
4 SM, pada masa kekuasaan raja Herodes. Yesus lahir dari rahim seorang wanita perawan,
Maria, yang dikandung oleh Roh Kudus. Pada umur 27 tahun ia mulai mengajarkan
ajarannya di Galilea dan kemudian ajarannya menyebar di kalangan orang-orang Palestina
dan daerah-daerah di sekitarnya.
Seperti diketahui, agama wahyu, Yahudi, Nasrani (Kristen Katolik dan Kristen
(Protestan) Yesus menyampaikan ajarannya hanya berjalan sekitar empat tahun. Pada
tanggal 4 April 30 M, dalam umur 30-31 tahun ia wafat dikayu salib. Setelah wafat dan
bangkit sesuai dengan keyakinan dan kepercayaan umat Kristiani, para rasulnya meneruskan
ajaran-ajaran Yesus, dan terbentuklah agama Katolik, yang diperkuat dengan terbangunnya
gereja di atas makam santo Petrus, yang merupakan salah satu murid kesayangan Yesus
Kristus, Isah Almasih.
Agama Katolik pun terus berkembang sampai hari ini, dengan pengikutnya miliaran
yang tersebar di seluruh dunia. Pusatnya adalah Vatikan, dengan kepala utamanya Paus.
Dan dalam agama Katolik tokoh utama dan sentral adalah Yesus Kristus, Isa Almasih yang
diyakini dan diimani oleh umat Kristen Katolik dan Kristen Protestan sebagai Sang Juru
Selamat.
Kata Katolik berasal dari kata sifat bahasa Yunani, καθολικός (katholikos), artinya
“universal” Dalam konteks eklesiologi Kristen, kata Katolik memiliki sejarah yang kaya
sekaligus beberapa makna. Bagi sebagian pihak, istilah “Gereja Katolik” bermakna Gereja
yang berada dalam persekutuan penuh dengan Uskup Roma, terdiri atas Ritus Latin dan 22
Gereja Katolik Timur; makna inilah yang umum dipahami di banyak negara. Bagi umat
Protestan, “Gereja Katolik” atau yang sering diterjemahkan menjadi “Gereja Am” bermakna
segenap orang yang percaya kepada Yesus Kristus di seluruh dunia dan sepanjang masa,
tanpa memandang “denominasi”.
Umat Gereja Ortodoks Timur, Gereja Anglikan, Gereja Lutheran dan beberapa
Gereja Metodis percaya bahwa Gereja-Gereja mereka adalah katolik, dalam arti merupakan
kesinambungan dari Gereja universal mula-mula yang didirikan oleh para rasul. Baik Gereja
Katolik Roma maupun Gereja Ortodoks percaya bahwa Gerejanya masing-masing adalah
satu-satunya Gereja yang asli dan universal. Dalam “Kekristenan Katolik” ( Termasuk
Komuni Anglikan), para uskup dipandang sebagai pejabat tertinggi dalam agama Kristen,
sebagai gembala-gembala keesaan dalam persekutuan dengan segenap Gereja dan dalam
persekutuan satu sama lain. Katolik dianggap sebagai salah satu dari Empat Ciri gereja.
2
Ketiga ciri lainnya adalah Satu, Kudus, dan Apostolik, sesuai Kredo Nicea tahun 381 “Aku
percaya akan Gereja yang satu, kudus, katolik, dan apostolik.”
Istilah Kristen Katolik termuat dalam undang-undang kekaisaran Romawi tatkala
Theodius I, Kaisar Romawi dari 379 sampai 395, mengkhususkan nama tersebut bagi para
penganut “agama yang diajarkan kepada orang-orang Romawi oleh Rasul Petrus yang suci,
karena agama itu telah terpelihara berkat tradisi yang kuat dan yang kini dianut oleh Pontif
(Paus) Damasus dan oleh Petrus, Uskup Aleksandrian sedangkan bagi orang-orang lain
karena menurut penilaian kami mereka adalah orang-orang gila yang bodoh, kami nyatakan
bahwa mereka harus ditandai dengan sebutan nista sebagai kaum bidaah, dan tidak boleh
menyebut tempat-tempat pertemuan mereka sebagai gereja-gereja.”Undang-undang 27
Februari 380 ini termaktub dalam kitab 16 dari Codex Theodosianus. Undang-undang ini
mengukuhkan Kristianitas Katolik sebagai agama resmi Kekaisaran Romawi.
Secara umum, sebutan Gereja Katolik merujuk pada Gereja Katolik Roma. Kata
Roma diatributkan pada Gereja ini karena Gereja Katolik mengimani Paus yang
berkedudukan di Roma, Italia sebagai kepala gereja yang kelihatan, wakil Yesus Kristus di
bumi, yang merupakan kepala utama gereja yang tak kelihatan. Paus adalah penerus Petrus
turun temurun yang tidak terputuskan. Menurut tradisi gereja, Petrus menjadi uskup Roma
dan menjadi martir di sana. Gereja Katolik dengan penambahan kata Roma sendiri
sebenarnya tidak pernah menjadi nama resmi yang digunakan oleh Gereja Katolik.
Sepucuk surat yang ditulis oleh Ignatius kepada umat Kristiani di Smyrna sekitar
tahun 106 adalah bukti tertua yang masih ada mengenai penggunaan istilah Gereja Katolik
(surat kepada jemaat di Smyrna, 8). Gereja Katolik digunakan Ignatius untuk menyebut
gereja universal dalam persekutuan dengan Uskup Roma (Sri Paus). Kaum bidaah tertentu
pada masa itu, yang menyangkal bahwa Yesus adalah insan jasmaniah yang benar-benar
menderita sengsara dan wafat, dan justru berkata bahwa “dia hanya tampak seolah-olah
menderita sengsara” (Surat kepada jemaat di Smyrna, 2), bukanlah umat Kristiani sejati
dalam pandangan Ignatius. Istilah Gereja Katolik juga digunakan dalam Kemartiran
Polikarpus pada 155, dan dalam Canon Muratorianus, sekitar 177.
St. Kyril dari Yerusalem (sekitar 315-386) mengimbau orang-orang yang sedang
menerima bimbingan iman Kristiani darinya demikian: “Jika kalian berada di dalam kota-
kota, jangan hanya bertanya di manakah Rumah Tuhan (karena sekte-sekte profan lainnya
juga berusaha menyebut tempat-tempat mereka sendiri Rumah-Rumah Tuhan), jangan juga
hanya bertanya di manakah Gereja, tetapi bertanyalah di manakah Gereja Katolik karena
3
inilah nama khusus dari Gereja yang Kudus ini, bunda kita semua, yang adalah mempelai
dari Tuhan kita Yesus Kristus, Putera Tunggal Allah” (Materi-materi Katekisasi, XVIII, 26)
4
Hakikat Allah.
Katolisisme itu monoteistik, yaitu mempercayai bahwa Allah itu Esa, Abadi, Maha
kuasa (Omnipresens). Katolisisme di sini Trinitarian, yaitu mempercayai bahwa meskipun
Allah itu Esa dalam hakikat, esensi dan keberadaan, Allah yang esa ini eksis dalam tiga
pribadi Illahi, yang masing-masing identik dengan suatu esensi yang perbedaannya Cuma
dalam hubungan mereka satu sama lain. Hubungan Bapak terhadap putranya, sebaliknya
hubungan putra terhadap bapaknya serta hubungan keduanya terhadap Ruhul Kudus,
menjadikan Allah yang esa sebagai Trinitas.
Umat Katolik dibabtis dalam nama (bentuk Tunggal) Bapa, Putera dan Roh Kudus- bukan
tiga Allah, melainkan satu Allah yang menetap dalam satu Pribadi.
Sesudah Penyaliban dan kebangkitan Yesus, para pengikuktnya, terutama kedua belas
rasul, semakin ekstensif menyebarkan iamannya dangan semangat yang menurut mereka
berasal dari Roh Kududs, Pribadi Allah yang ketiga, yang diutus keatas mereka oleh Yesus.
Dosa Asal
Dalam keyakinan katolik, manusia mula-mula diciptakan untuk hidup dalam persatuan
dengan Allah. Karena ketidaktaatan manusia pertama, hubungan itu putus dan
dosa serta maut datang kedunia. Kejatuhan tersebut menjadikan manusia berada dalam
suatu status yang disebut dosa asal, yakni keterpisahan dari status aslinya yang intim
dengan Allah yang membawa maut melalui gagasan bahwa tiap jiwa manusia itu abadi.
Namun ketika Yesus datang ke dunia, menjadi Allah sekaligus manusia, Dia mampu
melalui pengorbananNya untuk mendamaikan umat manusia dengan Allah. Dengan bersatu
dalam kristus, melalui gereja, umat manusia sekali lagi mampu untuk menjalin keintiman
dengan Allah, tetapi juga menawarkan suatu karunia yang lebih manakjubkan lagi:
partisipasi dalam Hidup Illahi di Bumi, yang kelak mencapai kepenuhannya di surga dalam
visi Batifis. Sakramen pembabtisan adalah sarana untuk memperoleh
pengampunan atas dosa asal.
Geraja
Geraja yang sebagaimana dikatakan oleh Kitab Suci, adalah “Tubuh Kristus” dan Gereja
Katolik mengajarkan bahwa Gereja merupakan satu kesatuan tubuh dari umat beriman
didalam surga dan di atas bumi.
5
Keselamatan
Gereja Katolik mengajarkan bahwa keselamatan untuk kehidupan kekal adalah kehendak
Allah bagi semua orang, dan bahwa Allah menganugerahkannya bagi para pendosa sabagai
suatu anugerah yang cuma-cuma, suatu rahmat, melalui pengorbanan kristus.
Gereja Katolik mengajarkan bahwa melalui rahmat-rahmat yang diperoleh Yesus bagi umat
manusi dengan mengorbankan dirinya sendiri di kayu salib, keselamatan dapat diterma
bahkan oleh orang-orang yang berada diluar batas-batas yang nampak dari gereja.
Kehidupan Katolik
Gereja Katolik menegaskan kasucian seluruh hidup manusia, sejak dalam kandungan
hingga kematian secara alami. Gereja Jkatolik percaya bahwa tiap pribadi diciptakan
menurut “gambar dan rupa Allah” dan bahwa hidup manusia tidak boleh diukur
berdasarkan nilai-nilai lain seperti ekonomi, kenyamanan, preferensi pribadi atau teknik
sosial. Oleh karena itu, gereja menentang aktivitas-aktivitas yang diyakininya
menghancurkan atau menistakan hidup yang diciptakan suci itu, termasuk euthanasia,
eugeniks&aborsi.
6
DAFTAR PUSTAKA