Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang masalah


Etika dalam bisnis telah menjadi fokus utama dalam era modern ini, di mana
moralitas dan tanggung jawab sosial perusahaan menjadi semakin penting. Dalam konteks
ini, perbuatan baik dan buruk dalam kegiatan bisnis tidak hanya mencerminkan karakter
perusahaan, tetapi juga memengaruhi persepsi publik terhadapnya. Sebagai landasan dari
nilai-nilai bisnis, etika bisnis memainkan peran kunci dalam membentuk interaksi antara
perusahaan, individu, dan masyarakat.
Dalam menjalankan kegiatan bisnis, perusahaan tidak hanya dihadapkan pada
tuntutan untuk mencapai keuntungan maksimal, tetapi juga harus memperhatikan
dampaknya terhadap individu, masyarakat, dan lingkungan. Hal ini mengharuskan
perusahaan untuk memperhatikan aspek etika dalam setiap keputusan dan tindakan yang
diambilnya. Dengan demikian, etika bisnis menjadi pijakan yang penting dalam
memastikan bahwa perusahaan tidak hanya sukses secara finansial, tetapi juga
bertanggung jawab secara sosial dan moral.
Dalam konteks perbankan, seperti yang diwakili oleh Bank Central Asia (BCA)
dalam studi kasus ini, tata kelola perusahaan menjadi krusial dalam memastikan bahwa
kepercayaan nasabah dan pemangku kepentingan lainnya tetap terjaga. Sebagai salah satu
pilar ekonomi Indonesia, BCA memegang peran strategis dalam memajukan
perekonomian negara. Oleh karena itu, integritas, transparansi, dan konsistensi dalam
menjalankan prinsip-prinsip etika bisnis menjadi landasan utama yang harus dijunjung
tinggi.
Dengan demikian, dalam konteks kegiatan bisnis yang kompleks dan terus
berkembang, pentingnya etika bisnis tidak bisa diabaikan. Bagaimanapun juga,
perusahaan yang menjunjung tinggi nilai-nilai etika bisnis tidak hanya akan memperoleh
kepercayaan dan dukungan dari masyarakat dan pemangku kepentingan, tetapi juga akan
mampu menciptakan dampak positif yang berkelanjutan bagi lingkungan sekitarnya serta
perekonomian secara keseluruhan.

1
Rumusan masalah

1. Apakah BCA dalam menjalankan bisnisnya telah menjalankan etika bisnis sebagai salah
satu tata kelola perusahaan ?
2. Bila sudah menjalankan sejauh mana penerapan yang telah diterapkan ? Penulis
membatasi lingkup pembahasan penerapan etika bisnis ini hanya di PT Bank Central Asia,
Tbk.

2
BAB II
PEMBAHASAN

Pengertian Etika dan Etika Bisnis

Etika, sebuah konsep yang bersumber dari Bahasa Yunani, secara umum merujuk
pada aturan atau norma yang mengatur tingkah laku terkait baik buruknya suatu tindakan.
Dalam konteks individu maupun kehidupan bermasyarakat, etika menjadi panduan
moralitas yang mendasari tindakan dan tanggung jawab moral seseorang. Istilah etika
bisnis mengacu pada kumpulan nilai, norma, dan prinsip yang mengatur perilaku dan
keputusan dalam konteks bisnis. Ini mencakup tanggung jawab perusahaan terhadap
individu, masyarakat, dan lingkungan.
Pengertian etika bisnis, menurut berbagai ahli, berkisar pada pemahaman tentang
moralitas dan nilai-nilai yang diterapkan dalam kegiatan ekonomi. Ini mencakup
pemikiran kritis tentang konsekuensi tindakan, hak individu, dan prinsip keadilan. Prinsip-
prinsip etika bisnis, seperti kejujuran, otonomi, keadilan, loyalitas, dan integritas moral,
menjadi dasar bagi perilaku dan keputusan bisnis yang bertanggung jawab dan
berkelanjutan.
Dalam praktiknya, etika bisnis menjadi landasan bagi perusahaan dalam mengambil
keputusan yang mempertimbangkan tidak hanya keuntungan finansial, tetapi juga
dampaknya terhadap berbagai pemangku kepentingan. Prinsip-prinsip seperti kejujuran
dalam berinteraksi dengan karyawan, pelanggan, dan mitra bisnis, serta keadilan dalam
distribusi keuntungan dan akses, menjadi kunci dalam menjaga hubungan yang baik dan
berkelanjutan.
Oleh karena itu, etika bisnis bukan hanya tentang kepatuhan terhadap peraturan, tetapi
juga tentang membangun budaya organisasi yang menghargai nilai-nilai moral dan
memastikan bahwa setiap keputusan dan tindakan mencerminkan tanggung jawab sosial
dan moral perusahaan. Dengan memperhatikan prinsip-prinsip etika bisnis, perusahaan
dapat membangun kepercayaan yang kuat dari masyarakat, menciptakan lingkungan kerja
yang sehat, dan berkontribusi positif terhadap pembangunan ekonomi dan sosial.

Ruang lIngkup Etika Bisnis

Ruang lingkup etika bisnis dapat dibagi menjadi tiga bagian yang mencakup berbagai
aspek praktek bisnis yang baik dan etis, serta dampaknya terhadap masyarakat dan sistem
3
ekonomi.
Pertama, etika bisnis berperan sebagai panduan bagi para pelaku bisnis dalam
menjalankan aktivitas bisnis mereka. Ini mencakup himbauan untuk berperilaku sesuai
dengan prinsip-prinsip etika yang berlaku, baik secara internal maupun eksternal. Bisnis
yang berorientasi pada nilai-nilai terpuji tidak hanya memengaruhi kesuksesan jangka
pendek dan panjang perusahaan, tetapi juga mendorong kesadaran moral dan tanggung
jawab sosial dari para pelaku bisnis. Lingkup ini tidak hanya memengaruhi perilaku dan
kebijakan perusahaan secara internal, tetapi juga melibatkan hubungan dengan pihak
eksternal seperti konsumen, pemasok, dan masyarakat umum.
Kedua, etika bisnis bertujuan untuk menyadarkan masyarakat, terutama para buruh,
klien, dan masyarakat umum, tentang hak-hak mereka yang harus dilindungi dari praktik
bisnis yang merugikan. Ini mendorong pentingnya menjaga hak dan kewajiban setiap
individu dan entitas yang terlibat dalam bisnis, serta menekankan pentingnya keadilan
sebagai prinsip yang harus dijunjung tinggi. Dalam konteks ini, setiap pelaku bisnis
diharapkan untuk mengutamakan keadilan dalam setiap aspek bisnis mereka, sehingga
tidak ada lagi tindakan curang atau penindasan yang merugikan pihak lain.
Ketiga, etika bisnis membahas sistem ekonomi dan implikasi etisnya terhadap
berjalannya suatu bisnis. Ini mencakup penilaian terhadap praktek bisnis seperti monopoli,
kolusi, dan praktik-praktik lain yang dapat merugikan masyarakat dan mengganggu
keseimbangan ekonomi suatu negara. Dalam hal ini, etika bisnis mendorong adanya
sistem ekonomi yang adil dan berkelanjutan, serta menentang praktek-praktek yang
bertentangan dengan nilai-nilai moral dan sosial yang berlaku.
Secara keseluruhan, ruang lingkup etika bisnis mencakup aspek-aspek penting yang
berkaitan dengan perilaku bisnis yang baik dan bertanggung jawab, serta dampaknya
terhadap masyarakat dan sistem ekonomi secara luas. Dengan memahami dan menerapkan
prinsip-prinsip etika bisnis ini, diharapkan para pelaku bisnis dapat menciptakan
lingkungan bisnis yang berkelanjutan dan bermanfaat bagi semua pihak yang terlibat.

Profile Perusahaan
BCA, sebuah bank swasta terbesar di Indonesia yang telah berdiri sejak tahun 1957,
telah menjadi bagian integral dari kehidupan masyarakat Indonesia selama lebih dari enam
puluh tahun. Selama rentang waktu tersebut, BCA terus berinovasi dan menyediakan
solusi keuangan yang sesuai dengan kebutuhan nasabahnya. Dengan berbagai layanan dan
produk berkualitas, BCA bertujuan untuk mendukung perencanaan keuangan individu dan

4
mengembangkan bisnis nasabahnya.
Dukungan yang diberikan oleh BCA tidak hanya terbatas pada produk dan layanan
yang disediakan, tetapi juga terwujud melalui kekuatan jaringan layanan antar cabang dan
Anjungan Tunai Mandiri (ATM), serta berbagai jaringan perbankan elektronik lainnya.
Hal ini memberikan kemudahan bagi nasabah dalam melakukan transaksi perbankan di
BCA, menjadikan BCA sebagai mitra keuangan yang dapat diandalkan.
Komitmennya yang terus menerus, termanifestasikan dalam moto perusahaan
"Senantiasa di Sisi Anda", menggarisbawahi tekad BCA untuk selalu menjaga
kepercayaan dan harapan semua nasabah serta para pemangku kepentingan lainnya.
Memenangkan kepercayaan nasabah merupakan kehormatan dan kebanggaan bagi BCA,
yang dijalankan dengan mematuhi peraturan dan undang-undang yang berlaku serta nilai-
nilai etika yang dijunjung tinggi.
Penerapan etika bisnis di BCA bukan hanya sekadar kewajiban, tetapi juga
merupakan strategi yang penting dalam meningkatkan kinerja perusahaan, melindungi
kepentingan para pemangku kepentingan (stakeholders), serta memperkuat citra
perusahaan. Etika bisnis juga memberikan kontribusi terhadap nilai merek (brand value)
BCA, karena perilaku bisnis yang beretika akan menciptakan citra positif bagi perusahaan,
yang pada akhirnya akan berdampak pada kinerja keuangan perusahaan melalui
peningkatan earning per share (EPS). Oleh karena itu, BCA mengakui pentingnya etika
bisnis sebagai fondasi utama dalam mencapai pertumbuhan dan keberhasilan yang
berkelanjutan dalam industri perbankan.

Kode Etik BCA


PT Bank Central Asia, Tbk (BCA) telah menjelaskan komitmennya untuk memelihara
kepercayaan dari nasabah, stakeholder, dan pemangku kepentingan lainnya melalui
penerapan tata kelola perusahaan yang baik. Kode Etik menjadi salah satu instrumen
penting dalam menjaga tata kelola perusahaan yang baik di semua level organisasi, dari
jajaran direksi hingga karyawan di tingkat cabang.
Pengenalan Kode Etik di BCA dilakukan dengan memperkenalkannya kepada seluruh
karyawan sebagai langkah awal untuk membangun kesadaran akan pentingnya penerapan
etika bisnis di lingkungan perusahaan. Kode Etik ini diwujudkan dalam bentuk Buku Saku
yang diberikan kepada setiap karyawan, yang kemudian diminta untuk menandatangani
surat pernyataan sebagai bukti pemahaman dan komitmen mereka untuk mentaati Kode
Etik tersebut.
5
Pelanggaran terhadap Kode Etik Bankir BCA akan dikenakan sanksi sesuai dengan
ketentuan yang berlaku, sebagai bagian dari upaya BCA untuk memastikan kepatuhan
terhadap aturan dan nilai-nilai perusahaan. Selain itu, Direksi juga memberikan ketentuan
tambahan melalui Surat Keputusan Internal, yang berlaku bagi seluruh jajaran BCA,
termasuk Direksi, Dewan Komisaris, dan karyawan. Ketentuan dan Kode Etik tersebut
juga dijelaskan secara rinci di dalam Manual Good Corporate Governance BCA.
Dengan demikian, BCA menegaskan komitmennya untuk menjaga integritas,
transparansi, dan kepatuhan terhadap prinsip-prinsip etika bisnis melalui penerapan Kode
Etik dan ketentuan lainnya. Hal ini bertujuan untuk memastikan bahwa seluruh aktivitas
bisnis dilakukan dengan standar yang tinggi, sehingga menciptakan lingkungan kerja yang
sehat dan memperkuat kepercayaan dari seluruh pemangku kepentingan.
Kode Etik Bankir BCA adalah serangkaian aturan yang mengatur perilaku dan
tindakan yang diharapkan dari setiap karyawan dalam menjalankan tugasnya di
perusahaan. Kode Etik ini mencerminkan komitmen BCA untuk menjaga integritas,
transparansi, dan kepatuhan terhadap nilai-nilai perusahaan serta hukum yang berlaku.
Berikut adalah poin-poin utama dari Kode Etik Bankir BCA:
1. Mematuhi dan menaati Undang-Undang dan peraturan yang berlaku, menegaskan
pentingnya kepatuhan terhadap hukum sebagai dasar dari setiap tindakan.
2. Selalu menjaga nama baik dan melindungi kekayaan perusahaan, menekankan
pentingnya menjaga reputasi perusahaan dan menghindari tindakan yang
merugikan perusahaan.
3. Menjaga rahasia bank terkait data nasabah dan perusahaan, menegaskan
pentingnya kerahasiaan informasi sebagai kewajiban moral dan hukum.
4. Menjaga benturan kepentingan antara pribadi dengan kepentingan perusahaan
maupun dengan nasabah, menekankan pentingnya menghindari konflik
kepentingan yang dapat merugikan pihak lain.
5. Melakukan pencatatan semua transaksi dengan benar dan sesuai ketentuan yang
berlaku, menegaskan pentingnya akuntabilitas dan transparansi dalam pelaporan
keuangan.
6. Membina serta menjaga keharmonisan di lingkungan kerja dengan persaingan
sehat, menekankan pentingnya menciptakan lingkungan kerja yang kondusif dan
mendukung pertumbuhan serta kerjasama tim.
7. Tidak melakukan penyalahgunaan wewenang dan jabatan untuk mengambil
kepentingan pribadi, menekankan pentingnya integritas dan tanggung jawab dalam

6
penggunaan kekuasaan.
8. Menghindari perbuatan tercela yang mencoreng citra profesi dan citra perusahaan,
menegaskan pentingnya menjaga etika dan moralitas dalam setiap tindakan.
9. Menghindari diri dari segala tindakan spekulatif termasuk perjudian, menekankan
pentingnya menjaga integritas dan menjauhi tindakan yang dapat merugikan diri
sendiri dan perusahaan.
10. Selalu berusaha meningkatkan pengetahuan dan wawasan diri dengan cara
mengikuti perkembangan industri perbankan dan dunia usaha pada umumnya,
menekankan pentingnya pembelajaran berkelanjutan dan adaptasi terhadap
perubahan.
Kode Etik Bankir BCA memiliki sifat mengikat dan wajib diterapkan secara konsisten
oleh seluruh karyawan. Pelanggaran terhadap Kode Etik ini akan dikenakan sanksi sesuai
dengan tingkat pelanggaran yang dilakukan, sebagai upaya untuk memastikan kepatuhan
dan menjaga integritas perusahaan. Selain itu, penerapan Kode Etik ini merupakan bagian
dari upaya BCA dalam menerapkan prinsip-prinsip Good Corporate Governance (GCG)
untuk menjaga kepercayaan dari seluruh pemangku kepentingan dan masyarakat secara
keseluruhan.
Penerapan sanksi terhadap pelanggaran etika di PT Bank Central Asia, Tbk (BCA)
bertujuan untuk menjaga integritas perusahaan, memastikan kepatuhan terhadap peraturan
dan nilai-nilai yang berlaku, serta memberikan konsekuensi yang sesuai dengan tingkat
pelanggaran yang dilakukan. Berikut adalah rincian tentang tingkatan sanksi yang
diberlakukan oleh BCA:
1. Sanksi Pokok:
 Peringatan Lisan: Merupakan teguran secara lisan kepada pelaku
pelanggaran untuk memberikan kesadaran akan kesalahan yang dilakukan.
 Surat Teguran: Merupakan teguran tertulis yang diberikan kepada pelaku
pelanggaran untuk memberikan catatan resmi terkait dengan perilaku yang
melanggar.
 Surat Peringatan: Merupakan teguran tertulis yang lebih serius, menegaskan
bahwa pelanggaran yang dilakukan memiliki dampak yang lebih besar dan
perlu perbaikan segera.
 Demosi: Penurunan jabatan sebagai konsekuensi atas pelanggaran yang
dilakukan.
 PHK (Pemutusan Hubungan Kerja): Pemberhentian kerja sebagai tindakan
7
terakhir atas pelanggaran yang serius dan tidak dapat diperbaiki.
2. Sanksi Tambahan:
 Pemindahan Jabatan: Penempatan karyawan ke jabatan yang berbeda
sebagai konsekuensi atas pelanggaran yang dilakukan.
 Penundaan Kenaikan Pangkat: Penundaan kenaikan jabatan sebagai sanksi
atas pelanggaran yang signifikan.
 Penundaan Kenaikan Upah/Gaji: Penundaan kenaikan gaji sebagai sanksi
atas pelanggaran yang dilakukan.
 Pencabutan Fasilitas yang Melekat pada Jabatan: Penarikan fasilitas yang
diberikan kepada pelaku pelanggaran yang biasanya terkait dengan jabatan
yang dipegang.
 Pelepasan Jabatan: Pemecatan dari jabatan yang dipegang sebagai
konsekuensi atas pelanggaran yang dilakukan.
3. Sanksi Lainnya: Sanksi tambahan lainnya sesuai dengan ketentuan dan kebutuhan
spesifik dari kasus pelanggaran yang terjadi.
Jenis Pelanggaran:
a. Pelanggaran Peraturan Perusahaan:
Meliputi pelanggaran terhadap kewajiban-kewajiban yang diatur dalam peraturan
perusahaan terkait dengan perilaku, ketaatan, dan integritas.
b. Pelanggaran Kegiatan Operasional:
Pelanggaran terhadap aturan dan prosedur teknis dalam menjalankan kegiatan
operasional perusahaan.
c. Pelanggaran Norma Umum:
Pelanggaran terhadap norma dan aturan umum yang berlaku di luar perusahaan,
termasuk profesionalisme dan hukum yang mengatur industri perbankan.
Penerapan sanksi tambahan dan pokok disesuaikan dengan bobot dan jenis
pelanggaran yang dilakukan, dengan tujuan untuk memberikan konsekuensi yang
proporsional dan adil serta untuk memastikan ketaatan dan integritas di seluruh jajaran
perusahaan.

8
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan
Uraian tentang pentingnya etika bisnis dalam kesuksesan perusahaan menegaskan
bahwa tanggung jawab perusahaan tidak hanya terbatas pada mencari keuntungan semata,
tetapi juga melibatkan meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara luas. Industri
perbankan, seperti yang diwakili oleh PT Bank Central Asia, Tbk, memiliki peran yang
sangat penting dalam perekonomian suatu negara, dan kegagalan salah satu bank dapat
memiliki dampak serius pada sistem keuangan dan ekonomi secara keseluruhan.
PT Bank Central Asia, Tbk, sebagai salah satu bank terbesar di Indonesia, memahami
pentingnya menjaga etika bisnis dalam setiap aspek kegiatan operasionalnya. Melalui
sosialisasi dan workshop yang terjadwal, perusahaan secara aktif mengedukasi karyawan
tentang pentingnya mematuhi kode etik dan nilai-nilai perusahaan. Selain itu, pelanggaran
terhadap etika bisnis akan dikenai sanksi sesuai dengan tingkat pelanggaran yang
dilakukan.
Namun, dengan cepatnya perkembangan teknologi dalam bisnis perbankan, terdapat
tantangan baru yang dihadapi oleh perusahaan. Interaksi langsung antara karyawan dan
nasabah semakin berkurang, sementara tingkat pengetahuan teknologi nasabah tidak selalu
sejalan dengan produk dan layanan yang ditawarkan oleh bank. Hal ini dapat
menyebabkan kesenjangan dalam pemahaman teknologi antara karyawan, terutama yang
lebih senior, dan nasabah.

Saran
Untuk mengatasi tantangan ini, PT Bank Central Asia, Tbk, disarankan untuk
meningkatkan pendekatan pendidikan terkait teknologi kepada karyawan, khususnya di
lini depan. Hal ini dapat dilakukan melalui pelatihan dan pengembangan keterampilan
teknologi yang disesuaikan dengan kebutuhan pekerjaan mereka. Dengan demikian,
profesionalitas karyawan tetap terjaga, dan perusahaan dapat terus menjaga citra mereknya
serta meningkatkan kepuasan nasabah.

9
DAFTAR PUSTAKA

K. Bertens, 2000, Pengantar Etika Bisnis, Yogyakarta: Kanisius.


Ali, Hapzi.2020.Modul Business Ethics & GG-Concept and Theories of Business
Ethics.Universitas Mercu Buana.Jakarta.
Sonny Keraf, 1998, Etika Bisnis (Tuntutan dan Relevansinya), Yogyakarta: Kanisius
https://www.slideshare.net/BobbySirait/be-gg-poltak-bobby-hapzi-ali-etika-bisnis-di-
ptultra-prima-abadi-universitas-mercubuana-2017
BE & GG, BE & GG Nanang Hapzi Ali, Business Ethics, Etika Bisnis, Hapzi Ali, Hapzi
Ali Marketing Ethics, Marketing Ethics, Nanang, Nanang Hapzi Ali, Nanang
Hapzi Ali Marketing Ethics, Universitas Mercu Buana
https://www.bca.co.id/id/Tentang-BCA
https://www.bca.co.id/~/media/files/gcg/en/2015/code-of-ethics-362.ashx
Saputro, A. (2019). BUSINESS ETHIC & GOOG CORPORATE GOVERNANCE
(GCG) PADA PT BANK DANAMON INDONESIA Tbk. Jurnal Ekonomi
Manajemen Sistem Informasi, 1(2), 122-134.
https://doi.org/10.31933/jemsi.v1i2.63

1
0

Anda mungkin juga menyukai