Anda di halaman 1dari 13

ETIKA DAN INOVASI BISNIS

Fahra Miladiyatuzakia1, Farza Zidannul Fadhly2, Muhammad Rafiqy3


1,2,3
Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung
Email: fahramz99@gmail.com, farzazf55@gmail.com,
rafiqytsani9a@gmail.com

ABSTRAK
Abstrak:

Etika dan inovasi bisnis merupakan dua aspek krusial yang saling terkait dalam
konteks keberlanjutan dan perkembangan perusahaan. Etika bisnis menekankan
pentingnya nilai-nilai moral dalam pengambilan keputusan dan perilaku organisasi,
sementara inovasi bisnis melibatkan upaya menciptakan solusi baru, meningkatkan
efisiensi, dan memenuhi tuntutan pasar yang berubah. Pertama-tama, etika bisnis
menjadi landasan bagi inovasi yang berkelanjutan. Perusahaan yang mengadopsi
praktik bisnis yang etis cenderung mendapatkan kepercayaan dari pelanggan,
karyawan, dan pemangku kepentingan lainnya. Kepercayaan ini menjadi modal
penting dalam menggalang dukungan dan investasi untuk proyek inovatif.
Sebaliknya, pelanggaran etika dapat merusak reputasi perusahaan dan menghambat
kemampuan untuk mengakses sumber daya yang diperlukan untuk inovasi. Kedua,
inovasi bisnis dapat menjadi kendaraan untuk memajukan etika. Dengan
mengintegrasikan nilai-nilai moral dalam proses inovasi, perusahaan dapat
menciptakan solusi yang tidak hanya memberikan nilai ekonomi tetapi juga
memberikan manfaat sosial dan lingkungan. Inovasi yang berfokus pada
keberlanjutan, tanggung jawab sosial, dan inklusivitas dapat membentuk citra
positif perusahaan dan memberikan dampak positif dalam masyarakat. Dalam
menggabungkan etika dan inovasi bisnis, perusahaan dapat menciptakan model
bisnis yang berkelanjutan secara jangka panjang. Pengintegrasian nilai-nilai etis
dalam proses inovasi tidak hanya menciptakan keunggulan kompetitif, tetapi juga
membangun fondasi yang kokoh untuk pertumbuhan yang berkelanjutan. Oleh
karena itu, penting bagi perusahaan untuk mengembangkan budaya organisasi yang
mendorong inovasi yang berakar pada prinsip-prinsip etika bisnis, menciptakan
dampak positif yang melampaui kepentingan finansial semata.
Kata Kunci: Bisnis, Etika, Inovasi

ABSTRACK
Business ethics and innovation are two crucial aspects that are intertwined in the
context of corporate sustainability and development. Business ethics emphasizes
the importance of moral values in decision-making and organizational behavior,
while business innovation involves creating new solutions, improving efficiency,
and meeting changing market demands. First of all, business ethics provide the
foundation for sustainable innovation. Companies that adopt ethical business
practices tend to earn the trust of customers, employees and other stakeholders.
This trust is an important asset in garnering support and investment for innovative
1
projects. Conversely, ethical violations can damage a company's reputation and
hinder its ability to access the resources necessary for innovation. Second, business
innovation can be a vehicle for advancing ethics. By integrating moral values in
the innovation process, companies can create solutions that not only provide
economic value but also deliver social and environmental benefits. Innovations that
focus on sustainability, social responsibility and inclusiveness can shape the
company's positive image and make a positive impact in society. In combining
ethics and business innovation, companies can create a long-term sustainable
business model. Integrating ethical values in the innovation process not only
creates a competitive advantage, but also builds a solid foundation for sustainable
growth. Therefore, it is important for companies to develop an organizational
culture that encourages innovation rooted in the principles of business ethics,
creating a positive impact that goes beyond mere financial interests.
Keywords: Business, Ethics, Innovation

A. PENDAHULUAN

Dalam era globalisasi dan perkembangan teknologi yang pesat, inovasi


bisnis telah menjadi kunci utama untuk menjaga daya saing perusahaan di pasar
yang semakin kompetitif. Namun, di balik dorongan inovasi yang kuat, penting
bagi setiap pelaku bisnis untuk tetap berpegang pada nilai-nilai etika yang tinggi.
Etika bisnis menempatkan prinsip-prinsip moral sebagai dasar dalam mengambil
keputusan dan bertindak di dunia bisnis.
Etika dan inovasi bisnis merupakan dua elemen yang saling terkait,
menciptakan fondasi yang kokoh bagi perkembangan berkelanjutan. Etika bisnis
melibatkan pertimbangan moral dalam setiap tahap keputusan dan tindakan,
memastikan bahwa perusahaan tidak hanya meraih keuntungan finansial, tetapi
juga memenuhi tanggung jawab sosialnya. Di sisi lain, inovasi bisnis melibatkan
kemampuan untuk berpikir kreatif, mengidentifikasi peluang baru, dan
menghadapi tantangan dengan solusi yang unik.
Pentingnya etika dalam inovasi bisnis terletak pada upaya untuk
mengarahkan kemajuan ekonomi dan teknologi menuju dampak positif bagi
masyarakat secara keseluruhan. Etika memberikan kerangka kerja yang
memastikan bahwa inovasi tidak hanya bertujuan untuk keuntungan individual
atau korporat, tetapi juga mempertimbangkan dampaknya terhadap lingkungan,
kesejahteraan masyarakat, dan aspek-aspek lain yang bersifat sosial.
Dalam konteks ini, dengan memahami interaksi antara etika dan inovasi,
perusahaan dapat membentuk visi bisnis yang berkelanjutan, membangun
kepercayaan pelanggan, dan berkontribusi positif terhadap pembangunan sosial
2
dan ekonomi. Oleh karena itu, penulis akan mengulas lebih lanjut tentang etika
dan inovasi bisnis.
B. PEMBAHASAN
a. Etika Bisnis
1. Pengertian Etika Bisnis
Perkataan etika atau seperti lazim disebut etik, berasal dari bahasa latin etika.
Ethos dalam bahasa Yunani artinya norma – norma, nilai, kaidah, ukuran bagi
tingkah laku yang baik1. Etika perlu dipahami sebagai sebuah cabang filsafat yang
berbicara mengenai nilai dan norma moral. Etika bermaksud membantu manusia
untuk bertindak secara bebas dan dapat dipertanggungjawabkan karena setiap
tindakannya selalu lahir dari keputusan pribadi yang bebas dengan selalu bersedia
untuk mempertanggungjawabkan tindakannya tersebut karena ada alasan yang jelas
atas tindakannya2. Etika bermaksud membantu manusia untuk bertindak secara bebas
dan dapat dipertanggungjawabkan karena setiap tindakannya selalu lahir dari
keputusan pribadi yang bebas dengan selalu bersedia mempertanggungjawabkan
tindakannya itu karena terdapat alasan – alasan dan pertimbangan dalam
setiap tindakannya.

2. Peran Etika Bisnis


Etika bisnis adalah segmen etika terapan yang mencoba untuk mengontrol
dan memeriksa pengaturan moral dan etika perusahaan. Ia juga mendalami seberapa
baik atau buruk badan usaha membahas masalah-masalah moral dan etika dan
menunjukkan apa yang salah dalam proses alami mereka. Ini mencakup semua aspek
bisnis dari produksi untuk administrasi, keuangan dan pemasaran. Hal ini juga
berlaku untuk berbagai industri dan dapat deskriptif atau normatif dalam disiplin.
Adapun etika bisnis perusahaan memiliki peran yang sangat penting, yaitu
untuk membentuk suatu perusahaan yang kokoh dan memiliki daya saing yang tinggi
serta mempunyai kemampuan menciptakan nilai (value-creation) yang tinggi, dimana
diperlukan suatu landasan yang kokoh untuk mencapai itu semua. Dan biasanya
dimulai dari perencanaan strategis, organisasi yang baik, sistem prosedur yang
transparan didukung oleh budaya perusahaan yang handal serta etika perusahaan
yang dilaksanakan secara konsisten dan konsekuen.

1
Simorangkir, ETIKA: Bisnis, Jabatan dan Perbankan, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2003), hlm 82 1
2
A. Sonny Keraf, Etika Bisnis Membangun Citra Bisnis sebagai Profesi Luhur, (Yogyakarta: Kanisius, 1991), hlm. 20
3
Menurut Richard De George, bila perusahaan ingin sukses/berhasil
memerlukan 3 hal pokok yaitu :
a) Memiliki produk yang baik
b) Memiliki manajemen yang baik
c) Memiliki Etika
Tiga aspek pokok dari bisnis yaitu : dari sudut pandang ekonomi, hukum dan
etika dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Sudut pandang ekonomis.
Bisnis adalah kegiatan ekonomis. Yang terjadi disini adalah adanya
interaksi antara produsen/perusahaan dengan pekerja, produsen dengan
konsumen, produsen dengan produsen dalam sebuah organisasi. Kegiatan antar
manusia ini adalah bertujuan untuk mencari untung oleh karena itu menjadi
kegiatan ekonomis. Pencarian keuntungan dalam bisnis tidak bersifat sepihak,
tetapi dilakukan melalui interaksi yang melibatkan berbagai pihak. Dari sudut
pandang ekonomis, good business adalah bisnis yang bukan saja menguntungkan,
tetapi juga bisnis yang berkualitas etis.
2. Sudut pandang etika.
Dalam bisnis, berorientasi pada profit, adalah sangat wajar, akan tetapi
jangan keuntungan yang diperoleh tersebut justru merugikan pihak lain. Tidak
semua yang bisa kita lakukan boleh1 dilakukan juga. Kita harus menghormati
kepentingan dan hak orang lain. Pantas diperhatikan, bahwa dengan itu kita
sendiri tidak dirugikan, karena menghormati kepentingan dan hak orang lain itu
juga perlu dilakukan demi kepentingan bisnis kita sendiri.
3. Sudut pandang Hukum.
Bisa dipastikan bahwa kegiatan bisnis juga terikat dengan “Hukum” Hukum
Dagang atau Hukum Bisnis, yang merupakan cabang penting dari ilmu hukum
modern. Dan dalam praktek hukum banyak masalah timbul dalam hubungan
bisnis, pada taraf nasional maupun international. Seperti etika, hukum juga
merupakan sudut pandang normatif, karena menetapkan apa yang harus
dilakukan atau tidak boleh dilakukan. Dari segi norma, hukum lebih jelas dan
pasti daripada etika, karena peraturan hukum dituliskan hitam atas putih dan ada
sanksi tertentu bila terjadi pelanggaran.

4
3. Etika Bisnis dalam Perspektif Islam
Islam menempatkan nilai etika di tempat yang paling tinggi. Pada
dasarnya, Islam diturunkan sebagai kode perilaku moral dan etika bagi
kehidupan manusia, seperti yang disebutkan dalam hadis: “ Aku diutus untuk
menyempurnakan akhlak yang mulia”. Terminologi paling dekat dengan
pengertian etika dalam Islam adalah akhlak. Dalam Islam, etika (akhlak) sebagai
cerminan kepercayaan Islam (iman). Etika Islam memberi sangsi internal yang
kuat serta otoritas pelaksana dalam menjalankan standar etika. Konsep etika
dalam Islam tidak utilitarian dan relatif, akan tetapi mutlak dan abadi.
Jadi, Islam menjadi sumber nilai dan etika dalam segala aspek kehidupan
manusia secara menyeluruh, termasuk dalam dunia bisnis. AlQur’an memberi
pentunjuk agar dalam bisnis tercipta hubungan yang harmonis, saling ridha,
tidak ada unsur eksploitasi (QS. 4: 29) dan bebas dari kecurigaan atau penipuan,
seperti keharusan membuat administrasi dalam transaksi kredit (QS. 2 : 282).
Syed Nawab Haidar Naqvi dalam buku “Etika dan Ilmu Ekonomi : Suatu
Sintesis Islami”, memaparkan empat aksioma etika ekonomi, yaitu, tauhid,
keseimbangan (keadilan), kebebasan dan tanggung jawab.
Tauhid merupakan wacana teologis yang mendasari segala aktivitas
manusia, termasuk dalam berbisnis. Tauhid menyadarkan manusia sebagai
makhluk ilahiyah atau makhluk yang bertuhan. Dengan demikian, dalam
berbisnis manusia tidak lepas dari pengawasan Tuhan dan dalam rangka
melaksanakan titah Tuhan (QS. 62:10)
Keseimbangan dan keadilan, berarti, bahwa perilaku bisnis harus
seimbang dan adil. Keseimbangan berarti tidak berlebihan (ekstrim) dalam
mengejar keuntungan ekonomi (QS.7:31). Kepemilikan individu yang tak
terbatas, sebagaimana dalam sistem kapitalis, tidak dibenarkan. Dalam Islam,
Harta mempunyai fungsi sosial yang kental (QS. 51:19).
Kebebasan, berarti manusia sebagai individu dan kolektivitas, mempunyai
kebebasan penuh untuk melakukan aktivitas bisnis. Dalam ekonomi, manusia
bebas mengimplementasikan kaidahkaidah Islam. Karena masalah ekonomi,
termasuk aspek mu’amalah, bukan ibadah, maka berlaku padanya kaidah umum,
“semua boleh kecuali yang dilarang”. Yang tidak boleh dalam Islam adalah
ketidakadilan dan riba. Dalam tataran ini kebebasan manusia sesungguhnya
5
tidak mutlak, tetapi merupakan kebebasan yang bertanggung jawab dan
berkeadilan.
Pertanggungjawaban, berarti, bahwa manusia sebagai pelaku bisnis,
mempunyai tanggung jawab moral kepada Tuhan atas perilaku bisnis. Harta
sebagai komoditi bisnis dalam Islam, adalah amanah Tuhan yang harus
dipertanggungjawabkan di hadapan Tuhan.
Sedangkan pedoman bisnis menurut Imam Ibnu Taymiyyah dalam kitab Al
Hisbah antara lain adalah pertama, sempurna dalam timbangan.
Celakalah bagi orang-orang yang curang, (yaitu) orang-orang yang
apabila menerima takaran dari orang lain ia minta dipenuhi. Dan apabila mereka
menakar atau menimbang untuk orang lain, mereka mengurangi.”(QS.83:1-3)

4. Sanksi Pelanggaran
a. Pemecatan Karyawan: Pelanggaran etika serius dapat mengakibatkan pemecatan
karyawan yang terlibat. Ini dapat mencakup manajer atau eksekutif tingkat tinggi
yang bertanggung jawab atas keputusan atau tindakan yang melanggar kode etika
perusahaan.
b. Denda Finansial: Dalam beberapa kasus, perusahaan atau individu yang terlibat
dalam pelanggaran etika bisnis dapat dikenakan denda finansial. Ini dapat berupa
denda yang dikenakan oleh regulator pemerintah atau perjanjian ganti rugi yang
harus dibayarkan kepada pihak yang terkena dampak.
c. Sanksi Hukum: Jika pelanggaran etika melibatkan pelanggaran hukum, individu
atau perusahaan dapat dihadapkan pada tuntutan hukum. Ini bisa mencakup sanksi
pidana dan perdata tergantung pada tingkat pelanggaran.
d. Pembatalan Kontrak: Jika perusahaan melakukan pelanggaran etika yang
melibatkan mitra bisnis atau pihak ketiga, kontrak bisnis dapat dibatalkan. Hal ini
dapat mengakibatkan kerugian finansial dan reputasi yang signifikan.
e. Penurunan Nilai Saham: Jika pelanggaran etika berdampak pada persepsi investor
atau konsumen, nilai saham perusahaan dapat turun. Ini dapat menyebabkan
kerugian finansial yang signifikan bagi pemegang saham.
f. Reputasi Merugikan: Pelanggaran etika bisnis dapat merusak reputasi perusahaan
secara luas. Perusahaan dapat kehilangan kepercayaan konsumen, mitra bisnis,
dan pemegang saham, yang dapat memiliki dampak jangka panjang pada kinerja
bisnis.
6
g. Pengawasan dan Audit Tambahan: Setelah terjadi pelanggaran etika, perusahaan
dapat menjadi subjek pengawasan dan audit tambahan oleh regulator atau
lembaga pemerintah terkait.
h. Perbaikan dan Pemulihan: Perusahaan yang terlibat dalam pelanggaran etika
mungkin diwajibkan untuk melakukan perbaikan dan pemulihan, baik dalam hal
proses internal maupun kompensasi kepada pihak yang terkena dampak.

5. Etika Bisnis di Indonesia


Di Indonesia, etika bisnis merupakan sesuatu yang lama tetapi sekaligus
baru. Sebagai sesuatu yang bukan baru, etika bisnis eksis bersamaan dengan
hadirnya bisnis dalam masyarakat Indonesia, artinya usia etika bisnis sama
dengan usia bisnis yang dilakukan oleh masyarakat Indonesia. Dalam
memproduksi sesuatu kemudian memasarkannya, masyarakat Indonesia tempo
dulu juga telah berpatok pada pertimbangan-pertimbangan untung dan rugi.
Namun dengan ciri khas masyarakat Indonesia yang cinta damai, maka
masyarakat Indonesia termotivasi untuk menghindari konflikkonflik kepentingan
termasuk dalam dunia bisnis. Secara normatif, etika bisnis di Indonesia baru mulai
diberi tempat khusus semenjak diberlakukannya UUD 1945, khususnya pasal 33.
Satu hal yang relevan dari pasal 33 UUD 45 ini adalah pesan moral dan amanat
etis bahwa pembangunan ekonomi negara RI semata-mata demi kesejahteraan
seluruh rakyat Indonesia yang merupakan subyek atau pemilik negeri ini. Jadi
pembangunan ekonomi Indonesia sama sekali tidak diperuntukkan bagi segelintir
orang untuk memperkaya diri atau untuk kelompok orang tertentu saja yang
kebetulan tengah berposisi strategis melainkan demi seluruh rakyat Indonesia.
Dua hal penting yang menjadi hambatan bagi perkembangan etika bisnis di
Indonesia adalah budaya masyarakat Indonesia dan kondisi sosialpolitik di
Indonesia (Adelia Pratiwi & Kurniawan, 2022).
b. Inovasi Bisnis
1. Pengertian Inovasi
Inovasi bisnis merujuk pada pengembangan dan penerapan ide, produk,
layanan, atau proses baru yang memiliki nilai tambah dan memberikan
keunggulan kompetitif bagi suatu perusahaan. Inovasi bisnis dapat mencakup
berbagai aspek, mulai dari produk dan layanan hingga model bisnis, proses
operasional, dan strategi pemasaran. Inovasi bisnis bertujuan untuk menciptakan
7
nilai tambah, meningkatkan efisiensi, dan mengakomodasi perubahan dalam
lingkungan bisnis.
2. Urgensi Inovasi Bisnis
1. Menjaga Keberlangsungan Bisnis

Adanya inovasi membuat bisnis dapat terus beradaptasi untuk menjalankan


persaingan bisnis. Inovasi juga akan menuntut perusahaan untuk terus bisa memenuhi
kebutuhan para konsumennya. Jika perusahaan tidak mampu berinovasi, bisa jadi
perusahaan tersebut tidak akan berkembang dan memenuhi kebutuhan konsumen dengan
baik. Tentu hal ini akan memengaruhi keberlangsungan dari bisnis itu sendiri.

2. Agar Dapat Memenuhi Kebutuhan Konsumen

Seperti yang sudah disebutkan di atas bahwa salah satu alasan mengapa inovasi itu
penting adalah agar perusahaan dapat memenuhi kebutuhan para konsumennya.
Konsumen akan mencari produk yang memiliki kualitas, baik dari segi produk maupun
ide-ide lain yang mampu menarik minat konsumennya. Adanya inovasi juga
mempertahankan dan juga menjangkau konsumen baru yang akan tertarik pada produk
kamu.
3. Meningkatkan Brand Awareness
Pentingnya inovasi bisnis dapat menambah kesadaran konsumen terhadap produk-
produk yang kamu tawarkan. Semakin produk kamu dikenal, semakin besar keuntungan
yang mungkin akan kamu dapatkan. Ketertarikan konsumen terhadap produk perusahaan
kamu tidak terlepas dari strategi pemasaran yang digunakan. Itulah sebabnya mengapa
inovasi erat kaitannya dengan brand awareness perusahaan.
4. Memecahkan Masalah
Tidak jarang inovasi bisnis bisa menjadi jalan keluar dari masalah-masalah yang
terjadi di perusahaan. Sebab, inovasi memang bertujuan untuk memahami dan mencari
tahu jalan keluar dari sebuah masalah dengan cara yang efektif.
5. Membuat Bisnis Lebih Unggul
Dengan berinovasi, perusahaan bisa menghasilkan produk-produk berkualitas yang
mampu menandingi produk yang dihasilkan dari para kompetitornya. Hal ini menjadi
salah satu media untuk mempertahankan eksistensi perusahaan di dalam dunia bisnis.
6. Mengakomodasi Karyawan
Saat ini, semakin banyak karyawan yang begitu kompetitif. Biasanya, mereka
tergerak untuk mencari pengalaman dan cara baru untuk memecahkan suatu masalah,
sehingga mereka tidak segan-segan untuk mencari perusahaan yang dapat menampung
ide-ide mereka. Tentu saja ini bisa menjadi satu media yang dapat membantu karyawan

8
untuk berkontribusi secara langsung pada perusahaan tersebut.
3. Manfaat Inovasi Bisnis
Adapun manfaat yang bisa kamu dapatkan dengan melakukan inovasi bisnis
adalah sebagai berikut:
1. Relevan dengan Zaman
Dengan adanya inovasi yang dilakukan oleh sebuah perusahaan membuat
mereka lebih siap menghadapi kebutuhan-kebutuhan yang diperlukan oleh
konsumen mereka. Inovasi yang terjadi menjadikan perusahaan menciptakan
produk yang lebih relevan dengan kebutuhan para konsumennya. Di sisi lain,
inovasi memberikan kemudahan dalam operasional bisnis yang kamu
jalankan, sehingga seluruh proses yang ditempuh perusahaan untuk bisa
menciptakan suatu barang dapat lebih efektif dan efisien.
2. Menciptakan Efisiensi
Inovasi menciptakan efisiensi. Kalimat tersebut bisa terwujud karena
dengan adanya inovasi bisnis yang dilakukan oleh sebuah perusahaan akan
mampu membuat seluruh proses produksi berjalan lebih mudah dan cepat.
Alhasil, perusahaan bisa menghemat waktu dan budget yang mesti
dikeluarkan perusahaan untuk memproses suatu produk.
3. Berbeda dari yang Lain
Perusahaan yang sering melakukan inovasi biasanya akan terlihat lebih
menonjol dari pada perusahaan lainnya. Sebab, semakin sering kamu
berinovasi, semakin banyak pelanggan yang akan tertarik dengan produk
yang kamu pasarkan. Hal ini tentu memberi pandangan yang positif di mata
para konsumennya. Dengan begitu, akan lebih banyak konsumen yang yakin
dan percaya kepada produk perusahaan kamu, sehingga proses penjualan
akan makin sering terjadi.
4. Perusahaan Lebih Berkembang
Inovasi menjadi salah satu cara efektif untuk melebarkan sayap penjualan
kepada masyarakat yang lebih luas. Perusahaan akan semakin berkembang
dengan adanya inovasi-inovasi yang dilakukan. Hal ini dapat terjadi karena
setiap permasalahan yang mungkin muncul di dalam perusahaan dapat
diselesaikan dengan cara yang efisien. Inovasi juga dilakukan untuk
membantu perusahaan menyesuaikan diri dengan perkembangan,
memperbesar jangkauan pasar, serta meningkatkan penjualan lebih tinggi
9
lagi.
5. Meningkatkan Penjualan dan Pendapatan
Ketika perusahaan yang kamu kelola berinovasi untuk meningkatkan
efisiensi produksinya, dengan begitu perusahaan akan dapat menekan banyak
pengeluaran pada setiap aspek produksi. Selain itu, adanya inovasi yang
dilakukan dapat meningkatkan hasil produksi, lho. Sebab, kamu bisa mencari
tahu dan memperbaiki hasil produksi melalui evaluasi serta melakukan
perbaikan dalam setiap proses produksi tersebut. Alhasil, bisnis bisa
meningkat seiring dengan tingginya permintaan dan jumlah penjualan yang
berhasil dicapai perusahaan tersebut.
6. Meningkatkan Posisi Pasar
Manfaat terakhir dari adanya inovasi bisnis adalah membantu
memanfaatkan berbagai peluang yang ada agar perusahaan lebih unggul dari
perusahaan kompetitornya. Di sisi lain, inovasi dapat membantu
meminimalisir perubahan yang terjadi di dalam pasar.
4. Tujuan Inovasi Bisnis
Tujuan inovasi secara umum adalah menciptakan suatu kondisi agar
bidang usahanya dapat berkembang dengan baik. Menurut Makmur dan
Thahier (2015), tujuan inovasi berdasarkan 4 (empat) sisi pandang adalah:
1. Perspektif anggaran atau financial, yaitu senantiasa mencari inovasi
untuk menemukan cara baru dalam menggunakan anggaran yang
relatif kecil, tetapi mendapatkan hasil yang banyak.
2. Perspektif pelanggan, yaitu semua elemen dalam perusahaan
senantiasa berinovasi mencari pelanggan yang banyak dan memberika
layanan yang terbaik.
3. Perspektif pengelolahan bisnis internal, yaitu secara realita bahwa
setiap unsur manajemen harus memiliki inovasi untuk menciptakan
suasana kondusif internal perusahaan.
4. Perspektif pertumbuhan atau perluasan bidang usaha.

10
5. Bentuk-Bentuk Inovasi Bisnis
1. Inovasi business model
Dalam inovasi business model, perusahaan membuat sebuah model atau
tipe bisnis yang baru. Dari inovasi ini, perusahaan akan mengubah caranya
berbisnis, seperti dalam memasarkan produk, meraih pendapatan, dan struktur
dari operasi internalnya.
2. Inovasi produk dan performa
Dalam inovasi produk dan performa, perusahaan membuat produk baru
atau meningkatkan performa dari produk yang telah dirilis sebelumnya. Di sini,
konsumen sangat berperan besar karena inovasi ini merupakan jawaban dari
permintaan konsumen. Hal ini sendiri termasuk permintaan konsumen mengenai
fitur atau fungsionalitas dari sebuah produk hingga harga. Sehingga, perubahan
seperti produk yang menjadi lebih aman untuk digunakan atau harganya yang
lebih terjangkau bisa menjadi bentuk umum dari inovasi ini. Kompetisi di pasar
juga dapat memengaruhi inovasi ini, di mana perusahaan fokus membuat produk
terbaik yang membuatnya unggul dari kompetitor dan menarik konsumen baru.
3. Inovasi proses
Inovasi proses adalah ketika perusahaan membuat atau meningkatkan
kualitas dari proses produksi, distribusi serta promosi produk, hingga customer
service-nya. Biasanya, inovasi jenis ini membantu perusahaan untuk menghemat
uang karena hanya fokus pada membuat proses produk yang lebih efisien dan
cepat. Hal-hal yang mendorong inovasi bisnis ini biasanya adalah permintaan
konsumen dan biaya yang telah dikeluarkan perusahaan dalam operasinya.
4. Inovasi network
Inovasi network adalah ketika perusahaan membuat perubahan,
meningkatkan, atau membuat metode baru untuk kegiatan networking dan
kolaborasinya. Perusahaan akan mencari partner atau konsumen yang spesifik,
sehingga mengharuskannya untuk membuat atau meningkatkan metode
networking-nya. Dengan mengubah cara orang-orang berinteraksi dengan
bisnisnya, perusahaan dapat membangun lebih banyak hubungan dan koneksi
profesional di industrinya.
5. Inovasi marketing atau sales
Inovasi bisnis ini dilakukan ketika perusahaan mengubah cara mereka
memasarkan produk atau layanannya. Hal ini merupakan sesuatu yang wajar
11
karena marketing merupakan operasi bisnis yang sangat penting. Sehingga, di
sektor ini sangat umum terjadi inovasi dari waktu ke waktu. Biasanya, tujuan dari
inovasi ini adalah temukan cara baru untuk mendapatkan konsumen atau leads,
hingga meningkatkan penjualan produknya.
6. Inovasi Teknologi
Dalam inovasi teknologi, sebuah perusahaan dapat membuat teknologi
baru, meningkatkan atau memperbanyak penggunaan teknologi dalam operasinya.
Inovasi teknologi sendiri dapat meningkatkan penjualan, brand loyalty, dan
membuat perusahaan lebih unggul dari kompetitor. Tidak hanya itu, inovasi
teknologi juga membantu perusahaan dalam membuat proses serta lingkungan
kerja yang lebih baik dan efisien.

C. PENUTUP
Dalam mengejar inovasi bisnis, sangat penting untuk tetap mengakui dan
memprioritaskan nilai-nilai etika. Etika bisnis memberikan landasan moral yang
memandu keputusan dan tindakan perusahaan, sehingga menciptakan lingkungan
bisnis yang berkelanjutan dan bertanggung jawab. Inovasi bisnis yang dilandasi
oleh etika membawa dampak positif jangka panjang, menciptakan kepercayaan
pelanggan, memperkuat hubungan dengan pemangku kepentingan, dan
memberikan kontribusi positif pada masyarakat.
Dalam pembahasan ini, perlu diingat bahwa konteks inovasi, etika bisnis
menuntut perusahaan untuk mempertimbangkan implikasi sosial, lingkungan, dan
ekonomi dari setiap langkah inovatif yang diambil. Pentingnya transparansi,
integritas, dan pertanggungjawaban dalam proses inovasi tidak boleh diabaikan.
Perusahaan yang menjadikan etika sebagai bagian integral dari strategi inovasinya
mampu menciptakan solusi yang tidak hanya canggih secara teknologi, tetapi juga
sejalan dengan kebutuhan dan nilai-nilai masyarakat.
Dengan kata lain, keberhasilan inovasi bisnis sejati terletak pada
keseimbangan antara keinginan untuk maju secara teknologi dan kewajiban etika
terhadap individu, komunitas, dan lingkungan. Penerapan etika dalam inovasi
bisnis bukan hanya tanggung jawab moral, tetapi juga strategi cerdas untuk
membangun reputasi yang kuat, memperkuat basis pelanggan, dan menjaga
kelangsungan bisnis jangka panjang. Dengan cara ini, inovasi bisnis tidak hanya
menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi, tetapi juga kekuatan positif yang
12
mengarah pada perkembangan yang berkelanjutan dan memberikan manfaat bagi
semua pihak.

References
(n.d.). From
https://www.researchgate.net/publication/320460546_Risk_Management_in_Compone_
Based_Software_Engineering.
(n.d.). From https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S2212017313000912.
Ernie Tisnawati Sule, (. 2. (2010). Pengantar Manajemen. Jakarta: kencana.
ETIKA BISNIS DALAM PERSPEKTIF ISLAM. (n.d.).
Hasoloan, A. (2018). PERANAN ETIKA BISNIS DALAM PERUSAHAAN BISNIS. Jurnal
Warta Edisi : 57.
Nawatmi, S. (2010). ETIKA BISNIS DALAM PERSPEKTIF ISLAM. Fokus Ekonomi (FE),, 50-
58.
Ramli, S. (2010). Manajemen Risiko Dalam Perspektif K3 OHS Risk Management. Jakarta: Dian
Rakyat.
Simorangkir. (2003). ETIKA: Bisnis, Jabatan dan Perbankan. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Thahier, M. R. (2015). Inovasi & Kreativitas Manusia : dalam Administrasi dan Manajemen.
Bandung: Refika Aditama.

13

Anda mungkin juga menyukai