Anda di halaman 1dari 43

RANGKUMAN MATERI

BAB I
PENTINGNYA ETIKA BISNIS
1. Pengertian
a. Pengertian Etika
Istilah etika berasal dari bahasa Yunani kuno. Bentuk Tunggal kata
‘etika’ yaitu ethos sedangkan bentuk jamaknya yaitu ta etha. Ethos
mempunyai banyak arti yaitu : tempat tinggal yang biasa, padang
rumput, kebiasaan/adat, akhlak, watak, perasaan, sikap, cara berpikir.
b. Pengertian Bisnis
Bisnis adalah suatu kegiatan usaha individu yang terorganisasi untuk
menghasilkan dan menjual barang atau jasa kepada konsumen atau
bisnis lainnya, untuk mendapatkan keuntungan. Secara historis kata
bisnis dari bahasa Inggris "business", dari kata dasar busy yang berarti
"sibuk dalam konteks individu, komunitas, ataupun masyarakat.
c. Pengertian Etika Bisnis
Secara sederhana etika bisnis adalah suatu pengetahuan tentang
tata cara ideal pengaturan dan pengelolaan bisnis yang memperhatikan
norma dan moralitas yang berlaku secara universal. Aturan hukum
etika bisnis lebih luas dari ketentuan yang diatur oleh brukum, bahkan
merupakan standar yang lebih tinggi dibandingkan standar penyebab
ketentuan hukum, karena dalam kegiatan bisnis seringkali kita
temukan ada yang abu-abu yang tidak diatur oleh ketentuan hukum.
Etika bisnis merupakan aturan tidak tertulis mengenai cara
menjalankan bisnis secara adil, sesuai dengan hukum yang berlaku dan
tidak tergantung pada kedudukan individu ataupun perusahaan di
masyarakat.
Etika bisnis merupakan pengetahuan pedagang tentang tata cara
pengaturan dan pengelolaan bisnis yang menghantar hakikat norma
dan moralitas melalui penciptaan barang dan jasa untuk memenuhi
kebutuhan masyarakat memperoleh keuntungan darı transaksi.
Dalam etika bisnis, terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan
antara lain:
1) pengendalian diri
2) pengembangan tanggung jawab sosial
3) mempertahankan jati diri
4) menciptakan persaingan yang sehat
5) menerapkan konsep pembangunan yang berkelanjut

2. Prinsip etika bisnis


Etika bisnis memiliki prinsip-prinsip yang bertujuan memberikan acuan
cara yang harus ditempuh oleh perusahaan untuk mencapai tujuannya.
Sonny keraf(1998) Lima prinsip yang dijadikan titik tolak pedoman
perilaku dalam menjalankan praktik bisnis.
a. Prinsip otonomi
Prinsip otonomi menunjukkan sikap kemandirian, kebebasan, dan
tanggung jawab Orang yang mandiri berarti orang yang dapat
mengambil suatu keputusan dan melaksanakan tindakan berdasarkan
kemampuan sendiri sesuai dengan apa yang diyakininya, bebas dari
tekanan, hasutan, Ketergantungan pada pihak lain.
b. Prinsip kejujuran
Prinsip kejujuran menanamkan sikap bahwa apa yang dipikirkan
adalah apa yang dikatakan, Dan apa yang dikatakan adalah yang
dikerjakan ini juga menerapkan kepatuhan dalam melaksanakan
berbagai komitmen, kontrak, dan perjanjian yang telah disepakati
c. Prinsip keadilan
Prinsip keadilan menanamkan sikap untuk memberlakukan semua
pihak secara adil, yaitu suatu sikap yang tidak membeda-bedakan dari
berbagai aspek baik dari aspek ekonomi, hukum, maupun aspek lain.
d. Prinsip saling menguntungkan
prinsip saling menguntungkan, Menanamkan kesadaran bahwa dalam
berbisnis perlu ditanamkan prinsip win win Solution, artinya dalam
setiap keputusan dan tindakan diusahakan agar semua pihak merasa
diuntungkan.
e. Prinsip integritas moral
Prinsip integritas moral adalah untuk tidak merugikan orang lain dalam
segala keputusan dan tindakan bisnis yang diambil. Prinsip ini
dilandası oleh kesadaran bahwa setiap orang harus menghormati harkat
dan martabatnya.

3. Tujuan Etika Bisnis


Tujuan etika bisnis adalah menggugah kesadaran moral dan
memberikan batasan-batasan para pelaku bisnis untuk menjalankan good
business dan tidak melakukan monkey business atau dirty business yang
bisa merugikan banyak pihak yang terkait dalam bisnis tersebut.
Setidaknya, ada beberapa tujuan etika bisnis yang penting untuk
perkembangan perusahaan, di antaranya yaitu:
 Meningkatkan kesadaran moral bagi para karyawan dan
menerapkannya sebagai nilai serta sikap dalam keseharian. Dengan
begini, perselisihan antar karyawan pun dapat dihindari
 Menerapkan batasan bagi para pelaku bisnis untuk menghindari
kecurangan dan perilaku tidak baik
 Meningkatkan relasi yang baik dengan para stakeholder
 Menciptakan sebuah ekosistem bisnis yang adil dan sesuai hukum

4. Kendala-kendala Dalam Pencapaian Tujuan Etika Bisnis
Pencapaian tujuan etika bisnis di Indonesia masih berhadapan dengan
beberapa masalah dan kendala. Keraf (1993.81-83) menyebut beberapa
kendala tersebut yaitu;
a. Standar moral para pelaku bisnis
Banyak di antara pelaku bisnis yang lebih suka menempuh jalan
pintas, bahkan menghalalkan segala cara untuk memperoleh
keuntungan dengan mengabaikan etika bisnis, seperti memalsukan
campuran, timbangan, ukuran, menjual barang yang kadaluwarsa, dan
memanipulasi laporan keuangan.
b. Banyak perusahaan yang mengalami konflik
Konflik kepentingan ini muncul karena adanya ketidaksesuaian antara
nilai pribadi yang dianutnya atau antara peraturan yang berlaku
dengan tujuan yang hendak dicapainya, atau konflik antara nilai
pribadi yang dianutnya dengan praktik bisnis yang dilakukan oleh
sebagian besar perusahaan lainnya, atau antara kepentingan
perusahaan dengan kepentingan masyarakat Orang-orang yang kurang
teguh standar moralnya bisa jadi akan gagal karena mereka mengejar
tujuan dengan mengabaikan peraturan.
c. Situasi politik dan ekonomi yang buruk
d. Lemahnya penegakan
e. Belum ada organisasi profesi bisnis dan manajemen untuk
menegakkan kode etik bisnis.
Organisasi seperti KADIN beserta asosiasi perusahaan di bawahnya
belum secara khusus menangani penyusunan dan penegakan kode etik
bisnis dan manajemen.

5. Peran etika bisnis


Adapun etika bisnis perusahaan memiliki peran yang sangat penting,
yaitu untuk membentuk suatu perusahaan yang kokoh dan memiliki daya
saing yang tinggi serta mempunyai kemampuan menciptakan nilai (value-
creation) yang tinggi, dimana diperlukan suatu landasan yang kokoh untuk
mencapai itu semua. Dan biasanya dimulai dari perencanaan strategis,
organisasi yang baik, sistem prosedur yang transparan didukung oleh
budaya perusahaan yang handal serta etika perusahaan yang dilaksanakan
secara konsisten dan konsekuen.
Menurut Richard De George, bila perusahaan ingin sukses/berhasil
memerlukan 3 hal pokok yaitu:
a. Memiliki produk yang baik
b. Memiliki managemen yang baik
c. Memiliki Etika

6. Fungsi Etika Bisnis Terhadap Perusahaan


Setelah mengetahui betapa pentingnya etika yang harus diterapkan
pada perusahaan bisnis, tentunya etika memiliki fungsi yang sangat
berpengaruh terhadap kemajuan perusahaan itu sendiri. Permasalahan
etika bisnis yang terjadi di perusahaan bervariasi antara fungsi perusahaan
yang satu dan fungsi perusahaan lainnya. Hal ini terjadi karena operasi
perusahaan sangat terspesialisasi dalam berbagai bidang profesi, sehingga
setiap fungsi perusahaan cenderung memiliki masalah etika tersendiri.

7. Contoh Etika Bisnis


Berikut ini adalah beberapa contoh etika bisnis dasar yang perlu
diterapkan semua karyawan di perusahaan:
 Mengingat nama. Contoh etika bisnis yang satu ini dapat membuat
orang lain merasa lebih dihargai. Hal ini pun akan menciptakan
hubungan baik pada pihak yang terlibat
 Membuat sikap tubuh yang baik, seperti membungkuk, melakukan
kontak mata, sedikit mencondongkan badan, serta jangan lupa untuk
tersenyum
 Mengucapkan maaf, tolong, dan terima kasih sebagai bentuk apresiasi
serta rasa hormat kepada orang lain
 Menggunakan pakaian yang rapi setiap bertemu orang lain
 Menggunakan bahasa yang sopan saat berbicara dan berinteraksi,
terutama kepada pelanggan
8. Manfaat Etika Bisnis
Perilaku Etis penting diperlukan untuk sukses jangka panjang dalam
sebuah bisnis. Oleh karena itu, bisnis seringkali menetapkan pilihan
strategis berdasarkan nilai dimana pilihan tersebut didasarkan atas
keuntungan dan kelangsungan hidup perusahaan. Manfaat etika bisnis
dalam kelangsungan perusahaan ialah sebagai berikut "Muslich, 2004.60-
61":
 Tugas utama etika bisnis dipusatkan pada upaya mencari cara
untuk menyelaraskan kepentingan strategis suatu bisnis dengan
tuntunan moralitas.
 Etika bisnis bertugas melakukan perubahan kesadaran masyarakat
tentang bisnis dengan memberikan suatu pemahaman yaitu bisnis
tidak dapat dipisahkan dari etika.

9. Pentingnya Etika Bisnis
Bagi perusahaan, menerapkan etika bisnis adalah hal yang penting demi
membangun citra dan reputasi baik. Adapun sejumlah manfaat etika bisnis
adalah sebagai berikut:
a. Mendapatkan Reputasi yang Baik
Salah satu pentingnya etika bisnis adalah perusahaan akan
mendapatkan reputasi yang baik oleh publik. Reputasi yang baik dapat
meningkatkan kredibilitas di mata publik, sehingga konsumen akan
lebih memilih barang atau jasa dari perusahaan tersebut dibanding
brand lain. Dampaknya, perusahaan akan memperoleh keuntungan
maksimal sebagai hasil dari reputasi dan kredibilitas yang baik di mata
publik.
b. Menjunjung tinggi nilai moral
Etika bisnis adalah hal yang memiliki kaitan erat dengan nilai
moral dalam masyarakat sebagai landasan tiap perbuatan dan
tindakan.
Dengan dilaksanakannya etika bisnis pada seluruh pihak internal di
perusahaan, maka akan tercipta perilaku yang menjunjung tinggi nilai
moral.
Alhasil, akan terjalin hubungan yang baik antar karyawan dalam
perusahaan. Hal ini pun akan berdampak pada kelancaran proses
operasional bisnis.
BAB II
BISNIS DAN LINGKUNGANNYA

A. Pengertian Bisnis
Secara terminologis, bisnis merupakan sebuah kegiatan atau usaha.
Bisnis dapat pula diartikan sebagai aktivitas terpadu yang meliputi
pertukaran barang, jasa atau uang yang dilakukan oleh dua pihak atau
lebih dengan maksud memperoleh manfaat atau keuntungan. Dengan
demikian, bisnis merupakan proses sosial yang dilakukan oleh setiap
individu atau kelompok melalui proses penciptaan dan pertukaran
kebutuhan dan keinginan akan suatu produk tertentu yang memiliki
nilai atau memperoleh manfaat atau keuntungan.
Dalam masyarakat yang semakin maju saat ini, organisasi bisnis
perlu dikelola secara efektif dan efisien dalam mencapai tujuannya.
Titik permulaan dalam manajemen yang efektif adalah menentukan
tujuan atau sasaran yang diharapkan dan juga menentukan rencana.
Manajer perlu membuat keputusan tentang perencanaan kegiatan atau
program kerja/rencana strategis perusahaan yang dibuat berdasarkan
permasalahan yang ada dalam memenuhi kebutuhan masyarakat
seiring berkembangnya bisnis.
Secara garis besar, tujuan yang ingin dicapai suatu perusahaan
berbeda dengan perusahaan yang lain, tergantung dari visi dan misi
dari perusahaan tersebut. Setiap organisasi memiliki maksud atau
alasan keberadaannya. Pada umumnya, organisasi bisnis lebih
bertujuan untuk mendapatkan keuntungan, sedangkan pada organisasi
nirlaba/nonprofit lebih berorientasi pada kepentingan masyarakat
umum. Misal, universitas bertujuan mengembangkan dan mentransfer
ilmu pengetahuan, sedangkan lembaga-lembaga pemerintah bertujuan
untuk menetapkan dan menjalankan kebijakan publik.
B. Lingkungan Bisnis
Sebagai suatu sistem, perusahaan mempunyai hubungan yang erat
dengan lingkungan. Perusahaan sebagai suatu sistem adalah suatu
entitas yang terdiri dari subsistem seperti sumber daya ekonomi,
aktivitas bisnis, dan lingkungan bisnis yang bekerja sama untuk
mencapai tujuan tertentu. Manajemen perusahaan menjadi semakin
kompleks seiring dengan berkembangnya lingkungan
ekonomi.Perkembangan sistem dan mekanisme industri berdampak
pada organisasi dan perusahaan bisnis.
Lingkungan bisnis memiliki ketergantungan yang kuat dengan
kondisi ekonomi, industri dan kepentingan dalam anggota masyarakat
yang lainnya. Oleh karena lingkungan itulah, keputusan bisnis banyak
dipengaruhi oleh kepentingan pihak-pihak yang berasal dari berbagai
latar belakang (sosial, budaya, dan politik) yang berbeda. Pada
dasarnya bisnis terkait dengan lingkungan internal sebagai sumber
daya yang mempengaruhi aktivitas bisnis secara langsung. Bisnis juga
dipengaruhi oleh lingkungan eksternal yang terdiri dari pihak-pihak
pemegang kepentingan utama perusahaan (stakeholders) dan
lingkungan umum yang secara tidak langsung terkait dengan aktivitas
bisnis atau mempengaruhi kinerja perusahaan.
Mengetahui komponen apa saja dari lingkungan dan memahami
bagaimana lingkungan mempengaruhi perusahaan merupakan hal yang
penting bagi manajer perusahaan. Lingkungan yang mengandung
unsur ketidakpastian mempengaruhi perusahaan melalui berbagai
aspek yang terkait dengan aktivitas perusahaan dan lingkungan
eksternalnya. Misalkan, saja kondisi bencana alam dahsyat, seperti
Tsunami di Aceh yang datang secara tiba-tiba, merubah semua
perencanaan yang telah dibuat perusahaan yang ada di sana, bahkan
perubahan perencanaan pembangunan Indonesia secara global.
Oleh karena itu, sangat penting bagi manajer perusahaan untuk
mengetahui faktor-faktor lingkungan yang mempengaruhi
keberhasilan perusahaan. Lingkungan bisnis dapat dibagi menjadi dua
jenis, “lingkungan internal” dan “lingkungan eksternal”, tergantung
pada tingkat pengaruhnya terhadap perusahaan.

a. Lingkungan Internal
Lingkungan internal adalah sumber daya manusia dan fisik yang
mempengaruhi kinerja bisnis secara langsung. Lingkungan ini
terdiri atas berikut ini.
 Karyawan (tenaga kerja/sumber daya manusia).
 Manajemen (keahlian pengelola).
 Pemegang saham (stakeholders).
 Modal dan peralatan fisik (dana, mesin, gedung).
 Informasi.
b. Lingkungan Eksternal
Lingkungan Eksternal Lingkungan eksternal adalah institusi atau
kekuatan luar yang potensial mempengaruhi kinerja organisasi.
Lingkungan eksternal terdiri dari dua komponen, yakni berikut ini :
 Lingkungan khusus
Lingkungan khusus adalah bagian dari lingkungan yang secara
langsung relevan terhadap pencapaian tujuan organisasi.
Lingkungan khusus, meliputi orang-orang yang mempunyai
kepentingan dalam organisasi (stakeholder), seperti konsumen,
pemasok, pesaing, dan kreditor. Konsumen. Sebagaimana
diketahui, perusahaan ada untuk memenuhi kebutuhan
konsumen. Konsumen atau pelanggan merupakan kelompok
potensial yang mengonsumsi output atau barang dan jasa yang
dihasilkan perusahaan atau organisasi bisnis dan juga lembaga
pemerintahan maupun organisasi nonprofit lainnya. Pemasok.
Perusahaan atau individu yang menyediakan faktor-faktor
produksi yang dibutuhkan perusahaan untuk memproduksi
produk atau jasanya. Pasokan meliputi penyediaan bahan
baku/material, peralatan, input keuangan dan tenaga kerja.
Pesaing. Persaingan, meliputi semua tawaran pesaing yang
nyata maupun potensial serta substitusi yang dipertimbangkan
oleh pembeli. Biasanya setiap perusahaan mempunyai satu
atau lebih pesaing. Perusahaan perlu lebih memuaskan
kebutuhan dan keinginan konsumen melalui penawaran produk
dan jasa yang lebih baik dari pesaing.
Kreditor. Perusahaan perlu memperhatikan kreditor atau
kelompok kepentingan tertentu yang mempengaruhi kegiatan
organisasi secara finansial (institusi keuangan ataupun individu
yang memberikan pinjaman dana). Kreditor, misalnya bank
akan menganalisis secara saksama dan teliti mengenai
perkembangan bisnis dan potensi dari suatu perusahaan karena
bank sangat berkepentingan dalam hal pencegahan terjadinya
kredit macet atau ketidakmampuan perusahaan dalam
mengembalikan pinjaman yang diberikan.
 Lingkungan umum
Lingkungan umum meliputi berbagai faktor, antara lain
kondisi ekonomi, politik dan hukum, sosial budaya, demografi,
teknologi, dan kondisi global yang mungkin mempengaruhi
organisasi. Perubahan lingkungan umum biasanya tidak
mempunyai dampak sebesar perubahan lingkungan khusus,
namun demikian manajer harus memperhatikannya ketika
merencanakan, mengorganisasi, mengarahkan serta
mengendalikan aktivitas organisasi bisnis.
Kondisi ekonomi. Tingkat inflasi, masalah pengangguran,
tingkat pertumbuhan pendapatan nasional, keadaan neraca
pembayaran, kondisi pasar saham serta fluktuasi kurs valuta
asing dan suku bunga, secara umum adalah beberapa faktor
ekonomi yang mempengaruhi praktik manajemen dalam
aktivitas bisnis. Terdapat hubungan timbal balik antara
keadaan perekonomian dan aktivitas bisnis atau dunia usaha.
Kestabilan dan pertumbuhan ekonomi akan mendorong
perkembangan dunia usaha, dan sebaliknya perkembangan
dunia usaha akan mewujudkan kestabilan dan pertumbuhan
ekonomi.
Kondisi politik dan hukum. Terdapatnya kestabilan
politik dan kebijakan pemerintah yang sesuai dapat
menciptakan suasana kondusif untuk mengembangkan
aktivitas organisasi bisnis di berbagai bidang. Pertimbangan
hukum juga perlu diperhatikan perusahaan, antara lain adanya
peraturan pemerintah mengenai pembentukan dan pengawasan
organisasi yang membatasi kebijakan manajerial, termasuk
dalam hal pengelolaan sumber daya manusia.
Kondisi sosial budaya. Para manajer perlu memperhatikan
adanya perubahan sosial budaya masyarakat khususnya pola
dan tren pasar yang dituju. Manajer perlu menyesuaikan
strategi bisnis terutama pemasarannya dengan kondisi nilai-
nilai sosial, kebiasaan, dan selera konsumen. Sebagai contoh
saat ini tren nilai dan selera masyarakat perkotaan adalah
kembali ke alam sehingga perusahaan perlu menyesuaikan
strategi pemasarannya, misal dengan membuat produk yang
alami tanpa bahan pengawet.
Kondisi demografi. Kondisi demografi mencakup
kebiasaan yang berlaku dalam karakteristik fisik dari populasi,
seperti jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan, lokasi
geografis, pendapatan, konsumsi keluarga. Perubahan pada
karakteristik-karakteristik ini dapat berpengaruh pada
kebijakan manajemen perusahaan dalam merencanakan,
mengorganisasikan, memimpin dan mengontrol organisasi
bisnisnya.
Teknologi. Teknologi merupakan salah satu faktor
lingkungan umum yang paling dramatis atau paling cepat
mengalami perubahan. Teknologi pun menjadi salah satu
faktor yang mempengaruhi keputusan manajer terutama dalam
hal pengembangan produk. Sebagai contoh, saat ini dinamika
industri ponsel sedang berkembang pesat, kita selalu mendapat
informasi adanya tawaran produk ponsel dengan berbagai fitur
dan manfaat baru dalam waktu yang sangat cepat. Hal ini
karena terkait dengan perkembangan teknologi yang terjadi.
Dahulu kita hanya mengenal ponsel digunakan untuk
menelepon saja, namun dalam waktu beberapa tahun
belakangan ini dengan perkembangan teknologi yang sangat
pesat, kita sudah dapat menemukan ponsel dengan tambahan
fitur kamera, video kamera atau bahkan komputer.
Globalisasi. Globalisasi adalah salah satu faktor utama
yang mempengaruhi organisasi bisnis. Manajer dari
perusahaan besar maupun kecil yang ada di dalam negeri
semakin ditantang dengan meningkatnya jumlah pesaing
sebagai dampak dari adanya pasar global yang merupakan
bagian dari lingkungan eksternal.

BAB III

BUDAYA PERUSAHAAN DAN ETIKA BISNIS


A. Budaya Perusahaan
a. Pengertian Budaya Perusahaan
Budaya Perusahaan merujuk pada nilai-nilai, norma, dan perilaku yang
diterapkan dan diakui oleh anggota organisasi. Ini mencakup sikap,
keyakinan, dan cara berinteraksi di dalam perusahaan.
b. Tujuan:
 Menciptakan identitas unik perusahaan.
 Menyediakan panduan bagi perilaku dan keputusan.
 Meningkatkan keterlibatan karyawan.
 Menciptakan lingkungan kerja yang positif.
c. Manfaat:
 Meningkatkan produktivitas dan kinerja karyawan.
 Membangun loyalitas dan kepercayaan karyawan.
 Membantu perusahaan beradaptasi dengan perubahan.
 Mendorong kolaborasi dan inovasi.
d. Ciri-ciri
 Nilai bersama diakui oleh semua anggota.
 Norma perilaku terdefinisi dengan jelas.
 Terintegrasikan dalam semua aspek perusahaan.
e. Fungsi:
 Membentuk identitas perusahaan.
 Mengarahkan perilaku karyawan.
 Membantu rekruitmen dan retensi karyawan.
f. Kekurangan:
 Kesulitan dalam mengubah budaya yang sudah ada.
 Tidak selalu mencerminkan realitas di lapangan.
g. Kelebihan:
 Meningkatkan kinerja dan efisiensi.
 Memberikan daya saing yang lebih baik.
h. Contoh : Google dikenal dengan budaya yang inovatif dan inklusif. Nilai
seperti "Don't be evil" dan fokus pada kreativitas dan keberagaman
merupakan bagian integral dari budaya perusahaan mereka.
i.
B. Etika Bisnis:
a. Pengertian: Etika bisnis adalah seperangkat prinsip dan norma yang
mengatur perilaku organisasi dalam hubungannya dengan pelanggan,
karyawan, pemegang saham, masyarakat, dan lingkungan.
b. Tujuan:
 Menciptakan lingkungan bisnis yang adil dan bermoral.
 Meningkatkan kepercayaan dan reputasi perusahaan.
 Mencegah perilaku tidak etis.
c. Manfaat:
 Kepercayaan pelanggan dan pemegang saham.
 Mengurangi risiko hukum dan kerugian reputasi.
 Menarik dan mempertahankan karyawan berkualitas.
d. Ciri-ciri:
 Konsisten dengan nilai-nilai moral dan sosial.
 Transparansi dalam pengambilan keputusan.
 Tanggung jawab sosial perusahaan.
e. Fungsi:
 Mencegah penyalahgunaan kekuasaan.
 Membimbing keputusan etis.
f. Kekurangan:
 Tidak semua perusahaan mengadopsi etika bisnis dengan serius.
 Penentuan batas-batas etika dapat menjadi subjektif.
g. Kelebihan:
 Meningkatkan hubungan dengan pemegang saham.
 Menarik pelanggan yang lebih beretika.
h. Contoh: Patagonia dikenal dengan komitmennya terhadap keberlanjutan
dan etika. Mereka berusaha untuk menciptakan produk berkualitas tinggi
secara etis dan ramah lingkungan.
BAB IV
ETIKA PASAR

Pasar adalah Sebuah forum dimana orang-orang berkumpul dengan


tujuan untuk mempertukarankepemilikan barang atau uang. Pasar bisa
berukuran kecil dan sangat sementara (dua orang sahabatyang saling
mempertukaran baju bisa dilihat sebagai tindakan yang menciptakan pasar
sementara) atausangat besar dan relatife permanen (pasar minyak
mencakup sejumlah benua dan telah beroperasiselama beberapa dekade).
Pasar bebas persaingan sempurna adalah Pasar dimana tidak ada
pembeli atau penjual yang memilikikekuatan cukup signifikan untuk
mampu mempengaruhi harga barang-barang yang dipertukarkan.Pasar
bebas dengan persaingan sempurna memiliki tujuh karakteristik berikut
ini:
 Jumlah pembeli dan penjual relative banyak dan tidak ada seorang pun
yang memiliki pangsa yang relatife substansial.
 Semua pembeli dan penjual bebas masuk atau meninggalkan pasar.
 Setiap pembeli dan penjual mengetahui sepenuhnya apa yang
dilakukan oleh pembelidan penjual lainnya, termasuk informasi
tentang harga, jumlah, dan kualitas semua barangyang
diperjualbelikan.
 Barang-barang yang dijual dipasar sangat mirip satu sama lain
sehingga tidak adaseorang pun yang peduli darimana mereka atau
menjualnya.
 Biaya dan keuntungan memproduksi atau menggunakan barang-
barang yang dipertukarkansepenuhnya ditanggung pihak-pihak yang
membeli dan menjual barng-barang tersebut! bukan oleh pihak lain.
 Semua pembeli dan penjual adalah pemaksimal utilitas : semuanya
berusaha untuk memperolehsebanyak-banyaknya dengan membayar
sesedikit mungkin.
 Tidak ada pihak luar (misal pemerintah) yang mengatur harga
kuantitas atau kualitas dari barang-barang yang diperjual belikan

Tiga model abstrak yang menggambarkan tiga tingkat persaingan dalam sebuah
pasar :
 Persaingan Sempurna
1. Pengertian
Pasar persaingan sempurna adalah pasar dimana tidakada penjual atau
pembeli yang memiliki kekuatankhusus yang cukup signifikan untuk
mempengaruhiharga barang yang di pertukarkan.
2. 7 Karakteristik Persaingan Sempurna :
o Jumlah pembeli dan penjual relatif banyak, tidak ada seorang
punyang memiliki pangsa pasar yang relatif substansial.
o Semua pembeli dan penjual bebas masuk atau meninggalkan pasar.
o Setiap pembeli dan penjual mengetahui sepenuhnya apa
yangdilakukan oleh pembeli dan penjual.
o Barang-barang yang dijual di pasar sangat mirip satu sama lain.
o Biaya dan keuntungan memproduksi atau menggunakan
barangyang dipertukarkan sepenuhnya ditanggung pihak yang
membeli/menjual barang tsb bukan pihak lain.
o Semua pembeli dan penjual adalah “pemaksimal” utilitas.
o Tidak ada pihak luar yang mengatur harga, kuantitas, kualitas
daribarang-barang yang diperjualbelikan di pasar.
3. Etika dan Pasar Kompetitif sempurna
Pasar persaingan sempurna dianggap memiliki tiga nilai moral khusus
yaitu :
o Mendorong pembeli dan penjual melakukan pertukaran
barangdengan adil.
o Memaksimalkan utilitas pembeli dan penjual
dalammengalokasikan, menggunakan, dan mendistribusikan
barang atausumber daya yang dimiliki dengan seefisien mungkin.
o Mencapai tujuan-tujuan tersebut dengan menghargai hak
pembelipenjual untuk melakukan pertukaran secara bebas dan adil.

 Persaingan Monopoli
Pasar Monopoli adalah pasar dimana hanya ada satu penjualdan penjual
lain tidak bisa masuk. Contohnya : perusahaannegara seperti PLN,
Pertamina, Persero, dll
Pasar monopoli bebas tidak memiliki nilai-nilai moral yangterdapat pada
pasar persaingan sempurna. Hal ini ditandaibahwa dalam pasar ini tidak
mampu mencapai tiga nilai moral,yaitu
o Nilai keadilan,
o Efisiensi ekonomi,
o Tidak menghargai hak hak negative yang di capai dalampersaingan
sempurna.

 Persaingan Oligopolistik
Struktur pasar yang tidak murni secara kolektif dinamakan pasar
kompetitif tidak sempurna dan salah satu karakteristik pentingnya dasar
oligopoly. Dalam suatu oligopoly, dua dari tujuh karakteristik pasar
kompetitif sempurna tidak terpenuhi. Pertama, tidak banyak penjual yang
hanya ada beberapa penjual besar. Dengan kata lain, sebagian besar pasar
dimiliki oleh beberapa perusahaan besar yang secara dimiliki oleh
beberapa perusahaan besar yang secara bersama-sama memiliki
kemungkinan untuk menerapkan harga.
BAB V
ETIKA DALAM PRODUKSI DAN PEMASARAN

A. Pengertian Etika dalam Produksi dan Pemasaran:


Etika dalam produksi dan pemasaran adalah seperangkat nilai, prinsip, dan
norma-norma moral yang harus diikuti dan diterapkan dalam kegiatan
produksi dan pemasaran suatu produk atau layanan. Ini mencakup tanggung
jawab sosialperusahaan terhadap konsumen, karyawan, masyarakat, dan
lingkungan.

B. Tujuan Etika dalam Produksi dan Pemasaran:


 Menjaga kepercayaan konsumen.
 Meningkatkan citra perusahaan.
 Mendorong keberlanjutan dan tanggung jawab sosial perusahaan.
 Melindungi hak-hak konsumen dan pemangku kepentingan lainnya.

C. Manfaat Etika dalam Produksi dan Pemasaran:


 Menciptakan hubungan jangka panjang dengan konsumen.
 Mengurangi risiko hukum dan reputasi.
 Meningkatkan loyalitas konsumen.
 Memberikan keunggulan kompetitif.

D. Ciri-ciri Etika dalam Produksi dan Pemasaran:


 Kepatuhan terhadap hukum dan regulasi.
 Pemberian informasi yang jujur dan transparan kepada konsumen.
 Pemenuhan standar etika sosial.
 Perhatian terhadap keberlanjutan dan lingkungan.
E. Fungsi Etika dalam Produksi dan Pemasaran:
 Mengarahkan keputusan dan tindakan perusahaan.
 Menetapkan standar moral dan nilai-nilai yang diikuti oleh karyawan dan
manajemen.
 Menjaga hubungan baik dengan pemangku kepentingan.

F. Kelebihan Etika dalam Produksi dan Pemasaran:


 Peningkatan reputasi perusahaan.
 Meningkatkan kepercayaan konsumen.
 Berkontribusi pada pembangunan masyarakat yang lebih baik.
 Mengurangi risiko hukum dan sanksi.

G. Kekurangan Etika dalam Produksi dan Pemasaran:


 Biaya tambahan terkait kepatuhan etika.
 Mungkin menghadapi resistensi internal dalam perusahaan.
 Tidak semua pesaing atau pelaku pasar mungkin mengikuti etika yang
sama.

H. Contoh Etika dalam Produksi dan Pemasaran:


 Keterangan Produk yang Jujur: Menyediakan informasi yang akurat
dan jujur tentang produk kepada konsumen.
 Praktek Produksi Ramah Lingkungan: Mengadopsi metode produksi
yang berkelanjutan dan ramah lingkungan.
 Penggunaan Tenaga Kerja Adil: Menjamin hak-hak pekerja dan
menghindari praktik ketenagakerjaan yang merugikan.
 Donasi Sosial dan Kegiatan Masyarakat: Berkontribusi pada kegiatan
amal dan pembangunan masyarakat.
BAB VI
ETIKA DALAM MANAJAMEN SUMBER DAYA
MANUSIA

Manajemen sumber daya manusia mempunyai peran penting untuk menjamin


bahwa organisasi bertindak secara fair dan etis karyawan, klien, serta stakeholder
lainnya. Manajemen sumber daya manusia memainkan peran penting dalam
membantu organisasi untuk meningkatkan nilai-nilai etika organisasi. Fungsi
manajemen sumber daya manusia adalah melindungi organisasi dari tindakan
yang tidak etis dari karyawan.
Manajemen sumber daya manusia juga bertanggung jawab dalam usaha-
usaha organisasi untuk menangani etika perilaku, dapat mampu menjadi
penggerak dalam organisasi dalam menangani isu-isu etika, serta bertanggung
jawab dalam pengembangan dan pelatihan mengenai pentingnya peningkatan
moral karyawan. Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) merupakan salah
satu bagian dari manajemen yang lebih berfokus untuk memperhatikan tentang
potensi potensi atau aset-aset berupa sumber daya manusia yang berfungsi sebagai
modal utama dalam perbaikan internal organisasi bisnis. Peran MSDM di dalam
perusahaan sangat lah penting bisa dikatakan elemen-elemen yang ada di
perusahaan sangatlah berkaitan dengan sumber daya manusia jika suatu
perusahaan tidak memiliki sumber daya manusia maka perusahaan tersebut tidak
bisa berjalan dengan semestinya.

A. Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia


Manajemen sumber daya manusia, disingkat MSDM, adalah suatu ilmu atau
cara bagaimana mengatur hubungan dan peranan sumber daya (tenaga kerja)
yang dimiliki oleh individu secara efisien dan efektif serta dapat digunakan
secara maksimal sehingga tercapai tujuan (goal) bersama perusahaan,
karyawan dan masyarakat menjadi maksimal. MSDM didasari pada suatu
konsep bahwa setiap karyawan adalah manusia bukan mesin dan bukan
semata menjadi sumber daya bisnis. Kajian MSDM menggabungkan
beberapa bidang ilmu seperti psikologi, sosiologi, dan lain-lain. Unsur utama
MSDM adalah manusia. Manajemen sumber daya manusia juga menyangkut
desain dan implementasi sistem perencanaan, penyusunan karyawan,
pengembangan karyawan, pengelolaan karier, evaluasi kinerja, kompensasi
karyawan dan hubungan ketenagakerjaan yang baik. Manajemen sumber daya
manusia melibatkan semua keputusan dan praktik manajemen yang
mempengaruhi secara langsung sumber daya manusianya

B. Pengertian Norma
Pengertian norma adalah ukuran (benar salahnya, tepat tidak tepatnya, pantas
atau tidaknya perilaku seseorang dalam masyarakat. Norma adalah
serangkaian sanksi bagi para pelanggarnya dan larangan yang dilengkapi
sanksi bagi para pelanggarnya kita sudah membahas mengenai nilai. Nilai
umumnya dijabarkan lebih lanjut menjadi norma. Dengan demikian, nilai
menjadi landasan pembentukan norma.

C. Fungsi Norma
Fungsi norma adalah sebagai berikut :
 Mengatur tingkah laku masyarakat agar sesuai dengan nila yang berlaku
 Menciptakan ketertiban dan keadilan dalam masyarakat.
 Membantu mencapai tujuan bersama masyarakat ; dan
 Menjadi dasar untuk memberikan sanksi kepada warga masyarakat yang
melanggar norma

D. Pengertian Etika
Etika adalah sebuah sesuatu dimana dan bagaimana cabang utama filsafat
yang mempelajari nilai atau kualitas yang menjadi studi mengenai standar
dan penilaian moral. Etika mencakup analisis dan penerapan konsep seperti
benar, salah, baik, buruk, dan tanggung jawab. Etika dimulai bila manusia
merefleksikan unsur-unsur etis dalam pendapat pendapat spontan kita.
Kebutuhan akan refleksi itu akan kita rasakan, antara lain karena pendapat
etis kita tidak jarang berbeda dengan pendapat orang lain. Untuk itulah
diperlukan etika, yaitu untuk mencari tahu apa yang seharusnya dilakukan
oleh manusia. Secara metodologis, tidak setiap hal menilai perbuatan dapat
dikatakan sebagai etika. Etika memerlukan sikap kritis, metodis, dan
sistematis dalam melakukan refleksi. Karena itulah etika merupakan suatu
ilmu. Sebagai suatu ilmu, objek dari etika adalah tingkah laku manusia.

E. Etika Manajemen Sumber Daya Manusia


 Etika manajemen sumber daya manusia dapat diartikan sebagai ilmu
yang menerapkan prinsip- Karyawan memiliki kemampuan kognitif yang
rendah.
 Adanya pengaruh orang lain, keluarga ataupun norma sosial .
 Adanya ethical dilema.
 Perencanaan Strategi Konsep Etika

prinsip etika terhadap hubungan dengan sumber daya manusia dan


kegiatannya.

F. Fungsi Operasional dalam Manajemen SDM


Fungsi operasional dalam Manajemen SDM merupakan dasar pelaksanaan
proses MSDM yang efisien dan efektif dalam pencapaian tujuan
organisasi/perusahaan. Fungsi operasional tersebut terbagi empat, yaitu :
 Fungsi Pengadaan
 Fungsi Pengembangan
 Fungsi Kompensasi
 Fungsi Pengintegrasian
Penyebab perilaku tidak etis meliputi tiga aspek yaitu:
 Karyawan memiliki kemampuan kognitif yang rendah.
 Adanya pengaruh orang lain, keluarga ataupun norma sosial .
 Adanya ethical dilema.
 Perencanaan Strategi Konsep Etika
Langkah-langkahnya sebagai perencanaan strategi konsep etika, yaitu:
 Menentukan standar etika yang ingin ditanamkan.
 Mengidentifikasi faktor-faktor etis kritikal yang dapat digunakan dalam
mendorongnya konsep etika perusahaan.
 Mengidentifikasi kemampuan, prosedur, kompetensi yang diperlukan.
 Mengintegrasikan konsep etika dalam strategi bisnis yang dilakukan.
 Mengembangkan langkah-langkah konkret yang dapat digunakan dalam
mengimplementasikan, mengawasi dan mengevaluasi konsep etika yang
dijalankan.
Tujuan utama dalam konsep penanaman nilai-nilai etika ini bukan hanya
untuk kedisiplinan, tetapi lebih pada usaha-usaha untuk meningkatkan
kepedulian karyawan terhadap perkembangan nilai-nilai etika yang lebih
berarti. Konsep penanaman nilai-nilai etika lebih menekankan pada aktivitas-
aktivitas yang membantu karyawan dalam pembuatan keputusan,
menyediakan nasihat-nasihat dan konsultasi etika, serta mendukung
konsensus mengenai etika bisnis.

G. Cara Manajemen dalam Menyelesaikan Permasalahan-Permasalahan yang


Terjadi
Cara yang dilakukan oleh manajemen untuk menyelesaikan permasalahan yang
terjadi di dalam suatu perusahaan dengan cara menciptakan hubungan kerja yang
sukses diantaranya :
 Membentuk komite karyawan dan manajemen.
 Membuat buku pegangan karyawan.
 Sistem pengupahan yang profesional.
 Menciptakan suasana kerja yang kondusif 5. Menampung keluhan, saran,
 kritik karyawan. Integrasi Konsep Etika Dengan Fungsi Manajemen
Sumber Daya manusia Implementasi konsep etika ke dalam fungsi-fungsi
manajemen sumber daya manusia yaitu :
 Seleksi
 Orientasi Karyawan
 Training
 Penilaian Kinerja
 Reward dan Hukuman
BAB VII
ETIKA DALAM MANAJEMEN KEUANGAN

A. Pengertian Etika dalam Manajemen Keuangan:


Etika dalam manajemen keuangan mencakup norma-norma moral dan nilai-
nilai yang harus diikuti dalam pengelolaan aspek keuangan suatu entitas. Ini
mencakup pertimbangan moral dalam pengambilan keputusan keuangan,
pelaporan keuangan yang jujur, dan tata kelola keuangan yang transparan.

B. Tujuan Etika dalam Manajemen Keuangan:


 Menjaga Kepentingan Stakeholder: Menerapkan etika membantu
menjaga kepentingan para pemegang saham dan pihak terkait lainnya.
 Pertanggungjawaban: Menjamin pertanggungjawaban dalam
penggunaan dana dan keputusan keuangan.
 Membangun Reputasi: Etika dapat membantu membangun reputasi yang
baik bagi entitas tersebut di mata publik.

C. Manfaat Etika dalam Manajemen Keuangan


 Kepercayaan Stakeholder: Menerapkan etika membangun kepercayaan
antara entitas dan para pemangku kepentingan.
 Stabilitas Finansial: Etika dapat membantu mencegah tindakan keuangan
yang merugikan dan memastikan stabilitas finansial jangka panjang.
 Pemenuhan Kewajiban Hukum: Etika membantu entitas mematuhi
peraturan dan undang-undang keuangan yang berlaku.

D. Ciri-Ciri Etika Dalam Manajemen Keuangan :


 Integritas: Kepatuhan terhadap nilai-nilai moral dan prinsip-prinsip etis.
 Transparansi: Keterbukaan dalam melaporkan informasi keuangan.
 Kepentingan Bersama: Menjaga keseimbangan antara kepentingan
entitas dan kepentingan pemangku kepentingan.
E. Fungsi Etika dalam Manajemen Keuangan:
 Pengambilan Keputusan: Membimbing proses pengambilan keputusan
keuangan agar sesuai dengan nilai-nilai moral.
 Pengawasan dan Pengendalian: Menjaga agar praktik-praktik keuangan
sesuai dengan standar etika.
 Pencegahan Kecurangan: Mengurangi risiko kecurangan dan perilaku
tidak etis dalam manajemen keuangan.

F. Kelebihan Etika dalam Manajemen Keuangan:


 Kepercayaan dan Reputasi: Membangun kepercayaan di antara para
pemangku kepentingan.
 Stabilitas Finansial: Mencegah tindakan keuangan yang merugikan
jangka panjang.

G. Kekurangan Etika dalam Manajemen Keuangan:


 Kesulitan dalam Pengambilan Keputusan: Terkadang, keputusan yang
paling etis mungkin tidak selalu yang paling menguntungkan secara
finansial.
 Pelaksanaan yang Sulit: Menerapkan standar etika dapat menjadi sulit
dalam lingkungan bisnis yang kompetitif.

Penerapan etika dalam manajemen keuangan penting untuk menjaga


keberlanjutan, kepercayaan, dan kestabilan finansial entitas tersebut. Dengan
memperhatikan nilai-nilai etika, entitas dapat mencapai tujuan finansialnya
sambil menjaga integritas dan keberlanjutan jangka panjang.
BAB VIII
ETIKA POLITIK DAN BISNIS

1. Pengertian Etika Politik dan Bisnis:

 Etika Politik: Etika politik mencakup norma-norma moral dan prinsip-


prinsip yang mengatur perilaku individu dan kelompok dalam konteks
politik. Ini melibatkan pertimbangan moral dalam pengambilan
keputusan politik dan pelaksanaan kebijakan.

 Etika Bisnis: Etika bisnis adalah kumpulan nilai-nilai, prinsip, dan


standar moral yang mengatur perilaku individu dan organisasi dalam
dunia bisnis. Ini mencakup tanggung jawab sosial, keadilan, dan
transparansi dalam bisnis.

2. Tujuan Etika Politik dan Bisnis:

 Etika Politik: Menjamin integritas dan moralitas dalam proses


pengambilan keputusan politik, serta menciptakan lingkungan politik
yang adil dan demokratis.
 Etika Bisnis: Mengamankan praktik bisnis yang adil, bertanggung jawab,
dan berkelanjutan, serta menciptakan hubungan yang saling
menguntungkan antara bisnis, karyawan, dan masyarakat.

3. Manfaat Etika Politik dan Bisnis:

 Meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap sistem politik dan bisnis.


 Mengurangi risiko hukum dan reputasi.
 Mendorong pertumbuhan berkelanjutan dan pembangunan yang adil.
 Menyumbang pada pembentukan budaya organisasi yang positif.

4. Ciri-ciri Etika Politik dan Bisnis:

 Keterbukaan dan transparansi dalam proses pengambilan keputusan.


 Keadilan dan kesetaraan dalam perlakuan terhadap semua pihak.
 Kepatuhan terhadap hukum dan regulasi yang berlaku.
 Tanggung jawab sosial terhadap masyarakat dan lingkungan.
5. Fungsi Etika Politik dan Bisnis:

 Membimbing perilaku dan keputusan dalam konteks politik dan bisnis.


 Menyediakan kerangka kerja untuk pertanggungjawaban dan keadilan.
 Meningkatkan hubungan antara berbagai pihak yang terlibat.

6. Kekurangan Etika Politik dan Bisnis:

 Tantangan dalam penegakan dan pemantauan standar etika.


 Kesulitan dalam menghadapi dilema moral yang kompleks.
 Kemungkinan terjadinya konflik antara keuntungan ekonomi dan prinsip
etika.

7. Kelebihan Etika Politik dan Bisnis:

 Meningkatkan reputasi dan kepercayaan stakeholder.


 Merangsang inovasi dan pembangunan jangka panjang.
 Mendorong pembangunan sosial yang berkelanjutan.

Contoh:

 Etika Politik: Mendorong partisipasi warga negara dalam proses


demokrasi, memastikan integritas pemilihan umum, dan
menanggulangi korupsi dalam administrasi publik.
 Etika Bisnis: Perusahaan yang mengadopsi kebijakan lingkungan yang
ramah dan berkomitmen pada tanggung jawab sosial, seperti
mendukung program-program amal dan menjaga hak-hak pekerja.
BAB IX
HUKUM BISNIS

Pengertian Hukum Bisnis: Hukum Bisnis merujuk pada serangkaian peraturan


dan prinsip hukum yang mengatur hubungan dan transaksi bisnis antara individu,
perusahaan, dan entitas bisnis lainnya. Tujuan utama Hukum Bisnis adalah
menciptakan kerangka kerja yang adil dan teratur untuk memfasilitasi kegiatan
bisnis, melindungi hak dan kewajiban semua pihak yang terlibat, dan mengatasi
sengketa yang mungkin timbul.

Tujuan Hukum Bisnis:

1. Memberikan keamanan hukum bagi pihak yang terlibat dalam bisnis.


2. Menyeimbangkan kepentingan antara pelaku bisnis.
3. Mendorong kepatuhan terhadap norma-norma etika bisnis.
4. Menjaga keseimbangan antara inovasi dan kepastian hukum.

Manfaat Hukum Bisnis:

1. Perlindungan Hukum: Memberikan perlindungan terhadap hak dan


kewajiban setiap pihak dalam bisnis.
2. Keamanan Transaksi: Menciptakan kepastian hukum untuk transaksi
bisnis.
3. Penyelesaian Sengketa: Menyediakan mekanisme untuk menyelesaikan
sengketa dengan cara yang adil dan efisien.
4. Pengaturan Etika Bisnis: Menetapkan standar etika untuk praktek bisnis.

Ciri-ciri Hukum Bisnis:

1. Fleksibilitas: Hukum Bisnis perlu bersifat fleksibel untuk


mengakomodasi perubahan dalam dunia bisnis yang dinamis.
2. Ketertiban: Menciptakan kerangka kerja yang teratur dan teratur.
3. Penerapan secara Universal: Hukum Bisnis harus dapat diterapkan
secara umum di berbagai sektor bisnis.

Fungsi Hukum Bisnis:

1. Regulasi: Menetapkan aturan dan peraturan untuk mengatur perilaku


bisnis.
2. Penyelesaian Sengketa: Menyediakan prosedur dan mekanisme untuk
menyelesaikan sengketa bisnis.
3. Perlindungan Konsumen: Menetapkan hak dan kewajiban untuk
melindungi konsumen.
Kelebihan Hukum Bisnis:

1. Perlindungan Hukum: Menyediakan perlindungan terhadap tindakan


yang tidak adil atau melanggar hukum.
2. Keteraturan: Menciptakan keteraturan dan kepastian hukum dalam
lingkungan bisnis.

Kekurangan Hukum Bisnis:

1. Kompleksitas: Kadang-kadang, hukum bisnis dapat menjadi kompleks


dan sulit dipahami.
2. Biaya: Penegakan hukum bisnis dan penyelesaian sengketa dapat
melibatkan biaya yang tinggi.

Contoh Hukum Bisnis: Contoh dari Hukum Bisnis termasuk kontrak bisnis,
hukum perusahaan, hukum kepailitan, hukum konsumen, dan regulasi
perdagangan. Misalnya, hukum kontrak mengatur perjanjian bisnis antara dua
pihak, sedangkan hukum perusahaan mengatur struktur dan tata kelola
perusahaan. Hukum kepailitan mengatur proses ketika perusahaan tidak mampu
membayar utangnya. Hukum konsumen melibatkan perlindungan konsumen
terhadap praktik bisnis yang merugikan.
BAB X

TATA KELOLA PERUSAHAAN, BIROKRASI


DANKORPORASI

Pengertian Tata Kelola Perusahaan, Birokrasi, dan Korporasi:

1. Tata Kelola Perusahaan (Corporate Governance):


o Pengertian: Tata kelola perusahaan mencakup seperangkat praktik,
kebijakan, dan prosedur yang digunakan untuk mengelola dan
mengarahkan perusahaan. Ini melibatkan hubungan antara pemegang
saham, dewan direksi, manajemen, dan pihak-pihak terkait lainnya.
o Tujuan: Menjamin transparansi, akuntabilitas, dan keadilan dalam
pengelolaan perusahaan untuk melindungi kepentingan pemegang
saham dan pihak-pihak terkait.
o Manfaat: Peningkatan kepercayaan pemegang saham, pengelolaan
risiko yang lebih baik, dan peningkatan kinerja perusahaan.

2. Birokrasi:
o Pengertian: Birokrasi adalah sistem manajemen yang terorganisir dan
terstruktur dengan aturan, prosedur, dan hierarki yang jelas. Biasanya
ditemukan di organisasi besar atau pemerintahan.
o Tujuan: Meningkatkan efisiensi, ketertiban, dan konsistensi dalam
pengambilan keputusan.
o Manfaat: Kepastian aturan, distribusi tanggung jawab yang jelas, dan
keseimbangan kekuasaan.

3. Korporasi (Corporation):
o Pengertian: Korporasi adalah entitas hukum yang terpisah dari
pemiliknya, dimana kepemilikan sahamnya dapat dimiliki oleh banyak
individu atau entitas.
o Tujuan: Menciptakan struktur hukum yang memisahkan tanggung
jawab pribadi pemilik dari tanggung jawab perusahaan.
o Manfaat: Akses ke modal besar, kelangsungan hidup yang lebih lama,
dan pemisahan tanggung jawab hukum.
Ciri-Ciri Tata Kelola Perusahaan:

 Transparansi informasi.
 Akuntabilitas dan tanggung jawab.
 Partisipasi pemegang saham.
 Kepentingan stakeholder dipertimbangkan.
 Pengawasan dan audit yang efektif.

Fungsi Tata Kelola Perusahaan:

 Menetapkan tujuan dan strategi perusahaan.


 Mengelola risiko dan memastikan kepatuhan.
 Menilai kinerja manajemen.
 Menyusun kebijakan dan prosedur.

Kekurangan Tata Kelola Perusahaan:

 Kurangnya implementasi yang konsisten.


 Kesulitan menilai efektivitas dalam jangka pendek.
 Potensi konflik kepentingan.

Kelebihan Tata Kelola Perusahaan:

 Peningkatan kepercayaan pemegang saham.


 Perlindungan terhadap risiko hukum.
 Penyediaan landasan bagi pertumbuhan berkelanjutan.

Contoh:

 Tata Kelola Perusahaan: Implementasi kode etik perusahaan,


pembentukan dewan pengawas independen.
 Birokrasi: Sistem pemerintahan dengan departemen-departemen yang
terorganisir dan prosedur yang terstandarisasi.
 Korporasi: Microsoft, Coca-Cola, atau perusahaan-perusahaan publik
lainnya.
Bab XI
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

A. Definisi Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (CSR)


CSR (Corporate Sosial Responsibility) adalah suatu konsep atau
tindakan yang dilakukan oleh dunia usaha atau industri sebagai rasa
tanggung jawab terhadap sosial maupun lingkungan sekitar, seperti
melakukan suatu kegiatan yang dapat meningkatkan keterampilan,
kesejahteraan masyarakat sekitar dan menjaga lingkungan, memberikan
keterampilan atau vokasional dengan kerjasama pada lembaga kursus,
dapat juga dana CSR untuk pemeliharaan fasilitas umum, sumbangan
untuk membangun desa/fasilitas masyarakat yang bersifat sosial dan
berguna untuk masyarakat banyak, khususnya masyarakat yang berada
sekitar dunia usaha atau industri tersebut berada. Corporate Sosial
Responsibility (CSR) merupakan sebuah fenomena dan strategi yang
digunakan dunia usaha atau industri untuk mengakomodasi kebutuhan
dan kepentingan stakeholder-nya.

B. Tujuan Corporate Sosial Responsibility (CSR)


Adapun tujuan CSR (Corporate Sosial Responbility) yang
dilakukan oleh dunia usaha maupun industri adalah sebagai berikut:
1. Mengharapkan sosial licence to operate.
2. Peluang mendapatkan penghargaan dan pengakuan dari masyarakat.
3. Memperbaiki hubungan dengan stakeholders.
4. Mereduksi risiko usahadunia usaha atau industri.
5. Memperbaiki hubungan dengan regulator.
6. Membentangkan akses menuju market yang lebih luas.
7. Meningkatkan semangat dan produktivitas karyawan.
8. Melebarkan akses sumber daya.

C. Fungsi Corporate Sosial Responsibility (CSR


Fungsi CSR (Corporate Sosial Responsibility) adalah untuk
melaksanakan tugas dan tanggung jawab sosialnya dan lingkungan dunia
usaha atau industri. Sehingga Program-program CSR (Corporate Sosial
Responsibility) yang dibuat adalah kegiatan yang baik disusun
berdasarkan rencana kerja selama kurun waktu tertentu maupun
proposal/surat penawaran kerja sama yang sesuai dengan program kerja
dan telah disetujui pimpinan. Mereka yang disebut sebagai penerima
program CSR (Corporate Sosial Responsibility) adalah pihak yang
menikmati atau menerima program-program CSR (Corporate Sosial
Responsibility). Maka dari itu, yang bisa menjadi Calon Penerima
Bantuan dari Program CSR (Corporate Sosial Responsibility) adalah
masyarakat/instansi/lembaga dll yang mengajukan rencana kerja
(proposal) dan memenuhi kriteria sesuai dengan ketentuan yang berlaku
oleh dunia usaha dan industri, dan telah melalui proses seleksi (evaluasi)
oleh fungsi CSR (Corporate Sosial Responsibility). Proposal disini
didefinisikan sebagai permohonan kerjasama atau bantuan yang diajukan
oleh pemohon (masyarakat/Lembaga/Instansi dll) kepada Dunia usaha
atau industry untuk melaksanakan program yang dapat membantu
masyarakat dalam peningkatan keterampilan atau vokasional atau
kesejahteraan masyarakat.

D. Manfaat Corporate Sosial Responsibility (CSR)


Manfaat CRS bagi masyarakat diantaranya sebagai Berikut :
1. Penyelesaian masalah lingkungan akan lebih menguatkan dan
memberdayakan kehidupan masyarakat baik secara ekonomi,
kelembagaan sosial, dan memperkecil terjadinya konflik sosial
2. Membuka ruang kerja dan kesempatan untuk pengetahuan dan
keterampilan bagi masyarakat sekitar meningkatkan taraf hidup
masyarakat
3. Mempercepat peningkatan kesejahteraan masyarakat di sekitar
dunia usaha atau industri.
4. Meningkatkan kemandirian masyarakat untuk berusaha
5. Turut membantu program pemerintah dalam pengentasan
kemiskinan, dengan menggunakan pekerja yang berasal dari
sekitar dunia usaha atau industri mereka dapat menyumbangkan
kenaikan angka angkatan kerja dengan menciptakan lapangan
kerja, menyediakan pelatihan bagi remaja produktif.
6. Melalui CSR akan tercipta hubungan antara pemerintah,Lembaga
kursus dan pelatihan dan dunia usaha atau industri dalam
mengatasi berbagai masalah sosial, seperti kemiskinan, rendahnya
kualitas pendidikan, minimnya akses kesehatan dan lain
sebagainya.

E. Langkah mendapatkan Corporate Sosial Responsibility (CSR)


Langkah mendapatkan CRS diantaranya sebagai berikut:
1. Membuat proposal yang berisikan program yang akan
dilaksanakan yang berkaitan dengan peningkatan pengetahuan dan
keterampilan bagii masyarakat yang lengkap;
2. Program yang akan dilaksanakan adalah program yang dapat
menunjang dunia usaha atau industri yang memberikan bantuan
CSR;
3. Mendatangi langsung DU/DI tersebut pada bagian petugas yang
bersangkutan yang menangani Corporate Sosial Responsibility
(CSR) bagi masyarakat biasanya adalah ke bagian informasi
dimana bagian atau unit kemitraan dan bina lingkungan. Jika
mereka tertarik dengan proposal atau program yang ditawarkan
mereka akan langsung memberikan penjelasan syarat untuk
mendapatkan dana CSR, karena yang menjadi pertimbangan
utama dunia usaha atau industri untuk memberikan bantuan CSR;
4. Sampaikan pula laporan kegiatan sukses story atau prestasi
Lembaga yang pernah dilaksanakan dan lulusan peserta didik yang
telah bekerja pada dunia usaha atau industry;
5. Tunjukkan kepada dunia usaha atau industri tersebut kita telah
memiliki peserta didik myang membutuhkan keterampilan atau
vokasional untuk membekali mereka untuk mandiri;
6. Setelah mendapatkan bantuan CSR usahakan untuk memberikan
laporan keuangan dan laporan kegiatan, sampaikan juga kedekatan
lokasi lembaga kita dengan pemberi bantuan CSR yang
bersangkutan akan menjadi prioritas utama;
7. Menjalin kerjasama dunia usaha atau industri tersebut untuk
peserta yang akan melakukan pemagangan sebagai bukti lembaga
kita telah melaksanakan pemanfaat dan CSR tersebut;
8. Datangi sebanyak mungkin dunia usaha atau industri yang ada di
dekat lokasi usaha.

F. Prinsip-Prinsip yang Harus Dipegang dalam Melaksanakan CSR


1. Prinsip pertama adalah program yang kita laksanakan adalah
berkesinambungan atau sustainability. Ini bukan berarti dunia
usaha atau industri akan terus-menerus memberikan bantuan
kepada masyarakat. Tetapi, program yang dirancang harus
memiliki dampak yang berkelanjutan bagi masyarakat dalam
meningkatkan pengetahuan dan keterampilan untuk dapat usaha
mandiri.
2. Prinsip kedua, CSR merupakan program jangka panjang. Dunia
usaha atau industri mesti menyadari bahwa sebuah usaha bisa
tumbuh karena dukungan lembaga dari lingkungan di sekitarnya.
Karena itu, CSR yang dilakukan lembaga adalah wujud
pemeliharaan relasi yang baik dengan masyarakat. Ia bukanlah
aktivitas sesaat untuk mendongkrak popularitas atau mengejar
profit dunia usaha atau industri
3. Prinsip ketiga, CSR akan berdampak positif kepada masyarakat,
baik secara ekonomi, lingkungan, maupun social dan Dunia usaha
atau industri itu sendiri. Dunia usaha atau industri yang melakukan
CSR mesti peduli dan mempertimbangkan sampai kedampaknya.
Melalui CSR, kesejahteraan dan kehidupan sosial ekonomi
masyarakat local maupun masyarakat luas akan lebih terjamin
4. Prinsip keempat, dana yang diambil untuk CSR Dunia usaha atau
industriharus dipertanggungjawabkan sebaik baiknya.
5. Menimbulkan efek lingkaran emas yang akan dinikmati oleh dunia
usaha atau industri dan seluruh stakeholder-nya.
6. Melalui CSR, kesejahteraan dan kehidupan sosial ekonomi
masyarakat lokal maupun masyarakat luas akan lebih terjamin.
Kondisi ini pada gilirannya akan menjamin kelancaran seluruh
proses atau aktivitas produksi dunia usaha atau industri serta
pemasaran hasil-hasil produksi dunia usaha atau industry.
Bab XII

Organisasi Yang Baik dan Rasional

Suatu organisasi bisnis dapat bertahan lama bukan dibentuk oleh suatu
manajemen yang hebat, tidak juga oleh orang-orang yang hebat, ataupun
sistem, melainkan dibuat dan direncanakan oleh suatu nilai-nilai.

Beberapa Indikator Organisasi Bisnis yang Baik dan Rasional :


1. Budaya Kerja Organisasi
2. Organisasi Bisnis Perusahaan
3. Karyawan Sebagai Bagian Organisasi Bisnis
4. Tanggung Jawab Perusahaan Kepada Karyawan/Pekerja
5. Manajer Sebagai Pimpinan Organisasi Bisnis
6. Organisasi Politik Yang Beretika

1. Budaya Kerja Organisasi


Adalah keseluruhan kepercayaan (beliefs) dan nilai-nilai (values) yang
dimiliki dan tumbuh berkembang dalam suatu organisasi atau
perusahaan, menjadi dasar cara berpikir, berperilaku dan bertindak
dari seluruh insan organisasi dan diturunkan dari satu generasi ke
generasi selanjutnya.

Budaya Kerja Yang Efektif :


1. Dapat menyatukan cara berpikir, berperilaku dan
bertindak seluruh insan organisasi/korporasi.
2. Mempermudah dalam penetapan dan
implementasi visi, misi dan strategi dalam
korporasi.
3. Dapat menciptakan dan meningkatkan karja
sama tim dalam perusahaan serta
meminimalkan konflik-konflik internal
yang ada.
4. Memperkuat ketahanan dalam menghadapi
tekanan- tekanan faktor eksternal perusahaan

Selain budaya kerja yang baik, faktor pemimpin juga sangat penting
antara lain:
1. Pencipta dan pengelola strategi perusahaan.
2. Teladan, citra (image) bagi individu-individu maupun
kelompok yang ada di organisasi.
3. Motivator untuk individu organisasi dalam melaksanakan
budaya kerja secara konsisten dan berkelanjutan.

Budaya kerja juga dapat digunakan sebagai motivasi yang efektif


dalam pencapaian tujuan sesuai dengan visi dan misi perusahaan.

2. Organisasi Bisnis Perusahaan


Organisasi bisnis perusahaan adalah suatu lembaga/organisasi
/institusi yang didirikan sesuai aturan hukum yang berlaku, dan
adanya orang-orang yang usahanya dikoordinasikan, terdiri dari
subsistem yang saling berhubungan, bekerja bersama-sama, sesuai
dengan peran dan wewenangnya dalam
mencapai tujuan. Perusahaan perseorangan adalah badan usaha
kepemilikanya
dimiliki oleh satu orang.
Ciri-ciri dan sifat perusahaan perseorangan:
1. Relatif mudah didirikan dan juga dibubarkan
2. Tanggung jawab tidak terbatas dan bisa melibatkan harta pribadi
3. tidak ada pajak, yang ada adalah pungutan dan retribusi
4. seluruh keuntungan dinikmati sendiri
5. sulit mengatur roda perusahaan karena diatur sendiri
6. jangka waktu badan usaha tidak terbatas atau seumur hidup
7. sewaktu-waktu dapat dipindahtangankan

Jenis badan usaha Persekutuan


• Firma (Fa)
• Persekutuan komanditer/cv (commanditaire vennotschaap)
• Perseroan terbatas/PT/Korporasi/Korporat

3. Karyawan Sebagai Bagian Organisasi Bisnis


Dalam mengembangkan strategi bisnis perusahaan harus
memperkenalkan dan mensosialisasi strategi tersebut kepada
karyawannya agar dapat saling mendukung dan bekerja sama untuk
mencapai tujuan perusahaan. Gagasan yang berasal dari karyawan
senior dan bekerja beberapa tahun di perusahaan yang lebih dapat
diterima dan diimplementasikan.
Para karyawan adalah sasaran pertama di perusahaan. Jika karyawan
tahu mengenai berbagai macam produk,
jasa ataupun pelayanan yang harus diberikan kepada pelanggannya
dipastikan mereka akan bekerja dan memiliki kinerja yang baik sesuai
dengan tujuan perusahaan yang hendak dicapai.

Tugas pokok dari Manajemen Puncak adalah menetapkan cara


memperkenalkan program kepada karyawan. Pengalaman
menunjukkan bahwa mendidik manajemen terlebih dahulu akan lebih
berguna daripada memperkenalkan program kepada seluruh karyawan
saat yang sama.

Berbagai kegiatan khusus yang harus dilaksanakan terlebih dahulu


dengan para manajer untuk menjelaskan peran mereka dan untuk
mendapatkan komitmen mereka. Pelatihan kepemimpinan organisasi
juga diperlukan untuk membantu jalannya perubahan.

4. Tanggung Jawab Perusahaan


tanggung jawab perusahaan jugammencakup lingkungan hidup
yang semakin disorot oleh dunia internasional. Jika perusahaan tidak
mematuhi atau tidak memiliki tanggung jawab mengenai kelestarian
alam/lingkungan, maka saat ini bisa dilakukan pemboikotan atas
produknya.
Sebagai contoh, jika kita melakukan illegal logging atau
pembakaran hutan, maka kayu produksi Indonesiaakan ditolak dan
tidak diterima oleh pasaran internasional. Sehingga hal ini akan
merugikan secara finansial bagi perusahaan yang melakukan
hubungan agang dengan luar negeri dan pada akhirnya akan berakibat
pula bagi negara, yaitu pendapatan devisa negara atas kegiatan
perdagangan ini. Bahkan citra (image) negara Indonesia menjadi
buruk.

5. Manajer Sebagai Pemimpin Organisasi Bisnis


• Persepsi pegawai bahwa upayanya mengarah pada suatu kinerja.
• Persepsi pegawai bahwa kinerja dihargai(misalnya dengan gaji
atau pujian).
• Nilai yang diberikan pegawai terhadap imbalan yang diberikan.

6. Organisasi Politik yang Beretika


Organisasi politik yang baik adalah organisasi politik yang dapat
menempatkan dan berpedoman terhadap etika dan norma-norma
bisnis yang dimiliki. Walaupun pada kenyataannya, kehidupan
organisasi politik yang ada dinegara kita, masih memiliki tujuan partai
maupun individu untuk mencari keuntungan bagi organisasi
politiknya.

Anda mungkin juga menyukai