Anda di halaman 1dari 7

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Etika Bisnis

Pada dasarnya, setiap pelaku bisnis akan selalu berusaha membangun hubungan bisnis
yang baik dengan mitra bisnis dan konsumennya. Untuk mewujudkannya, selain dengan cara
melatih karyawan untuk memberikan pelayanan prima, berperilaku baik juga dapat dilakukan
dengan cara menjalankan bisnis yang sesuai dengan etika yang berlaku. Secara etimologis (asal
kata) etika berasal dari kata “ethicus” (bahasa latin) dan “eticos” (bahasa yunani) yang memiliki
makna “kebiasaan”. Menurut Harmon Chaniago (2013:237) etika adalah nilai-nilai yang dianut
oleh suatu masyarakat, didasarkan pada kebiasaan mereka. Hal ini dipertegas oleh barten dalam
Gustina (2008: 138) “etika dapat diartikan sebagai nilai-nilai dan norma-norma moral dalam
suatu masyarakat. Disini terkandung arti moral atau moralitas seperti apa yang boleh dilakukan,
apa yang tidak boleh dilakukan yang pantas atau tidak dan sebagainya.”

Dari beberapa defininsi diatas mengenai etika, dapat kita tarik kesimpulan bahwa etika
adalah hal yang penuh dengan pandangan atau nilai yang dianut oleh masyarakat, dimana dasar
nilai itu dibangun dari kebiasaan yang mereka lakukan. Bisnis adalah kegiatan-kegiatan teratur
melayani dalam suatu kebutuhan yang bersifat umum (artinya: non personal) sambil
memperoleh pendapatan (income) (Pandji: 113). Hal ini di pertegas skinner dalam Pandji
(2007:6) “bisnis adalah pertukaran barang, jasa atau uang yang saling menguntungkan atau
memberikan manfaat. Sedangkan menurut arti dasar, bisnis memiliki makna sebagai the buying
and selling of goods and service. Menurut Wikipedia Indonesia (2014) etika bisnis merupakan
cara untuk melakukan kegiatan bisnis, yang mencakup seluruh aspek yang berikatan dengan
individu, perusahaan dan juga masyarakat.1

Etika bisnis dalam suatu perusahaan dapat membentuk nila, norma dan perilaku
karyawan serta pimpinan dalam membangun huubungan yang adil dan sehat dengan pelanggan/
mitra kerja, pemegang saham, masyarakat. Etika bisnis merupakan studi yang dikhususkan
1
Hendayani Amelia, Erviana Mega Belia, Muhammad Faza Mukhoyar, “makalah keterkaitan etika dengan bisnis”,
diakses dari https://id.scribd.com/document/429875714/Keterkaitan-Etika-Dengan-Bisnis-Kelompok-2, pada
tanggal 12 oktober 2019

3
mengenai moral yang benar dan salah. Studi ini berkonsentrasi pada standar moral, sebagaimana
siterapkan dalam kebijakan, institusi, dan perilaku bisnis. Standar etika bisnis tersebut diterapkan
ke dalam sistem dan organisasi yang digunakan masyarakat modern untuk memproduksi dan
mendistribusikan barang dan jasa dan diterapkan kepada orang-orang yang ada didalam
organisasi2.2

Etika bisnis adalah seperangkat norma dan nilai-nilai moral secara umum yang perlu
diterapkan sebagai dasar pertimbangan dalam segala proses pengambilan keputusan di
perusahaan. Dalam hal ini, etika bisnis akan mempertimbangkan konsekuensi sosial, lingkungan,
serta ekonomi dari berbagai keputusan dan tindakan yang hendak dilakukan. Prinsip dasar etika
di bidang hubungan ekonomi antarmanusia.

Dapat juga dikatakan bahwa etika bisnis menyoroti segi – segi moral dalam hubungan
antar berbagai pihak yang terlibat dalam kegiatan bisnis. Etika bisnis merupakan cara untuk
melakukan kegiatan bisnis yang mencakup seluruh aspek yang berkaitan dengan individu,
perusahaan dan masyarakat. Etika bisnis dalam suatu perusahaan dapat membentuk nilai, norma
dan perilaku karyawan serta pimpinan dalam membangun hubungan yang adil dan sehat dengan
pelanggan/mitra kerja, pemegang saham dan masyarakat. 3

Dalam menciptakan etika bisnis, menurut Dalimunthe dalam Kharis15 menganjurkan


untuk memperhatikan beberapa hal sebagai berikut:

a. Pengendalian Diri. Pelaku bisnis dapat mengendalikan diri untuk tidak memperoleh
apapun dari siapapun dalam bentuk apapun. Tidak mendapatkan keuntungan dengan
jalan curang atau memakan puhak lain dengan menggunakan keuntungan tersebut.

b. Pengembangan Tanggung Jawab Sosial. Pelaku bisnis dituntut untuk peduli dengan
keadaan masyarakat bukan hanya dalam bentuk “uang” dengan memberikan
sumbangan melainkan lebih kompleks lagi.

c. Mempertahankan Jati Diri.

d. Menciptakan Persaingan yang Sehat


2
Hendayani Amelia, Erviana Mega Belia, Muhammad Faza Mukhoyar, “makalah keterkaitan etika dengan bisnis”,
diakses dari https://id.scribd.com/document/429875714/Keterkaitan-Etika-Dengan-Bisnis-Kelompok-2, pada
tanggal 12 oktober 2019
3
http://repo.iain-tulungagung.ac.id/9831/5/BAB%20II.pdf

4
e. Menerapkan Konsep “Pembangunan Berkelanjutan”. Yaitu memikirkan bagaimana
keadaan di masa yang akan datang. Pelaku bisnis dituntut untuk tidak mengeksploitasi
lingkungan dan keadaan sekarang tanpa mempertimbangkan keadaan di masa mendatang

B. Keterkaitan Etika Dengan Bisnis

Secara umum, etika adalah ilmu normatif penuntun hidup manusia, yang memberi
perintah apa yang seharusnya kita kerjakan. Maka etika mengarahkan manusia menuju
aktualisasi kapasitas terbaiknya. Apalagi dengan tingkat persaingan yang semakin tinggi,
kepuasan konsumen lah yang menjadi faktor utama agar perusahaan sustainable dan dapat
dipercaya dalam jangka panjang. Konsumen cenderung semakin kritis dengan memperhatikan
perilaku perusahaan yang memproduksi barang-barang yang akan mereka konsumsi. Menurut
pendapat Michael Josephon dalam Pandji (2007:125), secara auniversal ada 10 prinsip etika yang
mengarahkan perikau yaitu:4

1.Kejujuran

2.Integritas

3.Memelihara Janji

4.Kesetiaan

5.Kewajaran/keadilan

6.Suka memmbantu orang lain

7.Hormat kepada orang lain

8.Kewarganegaraan yang bertanggung hawab

9.Mengejar keunggulan

10.Dapat dipertanggung jawabkan

Prinsip etika yang berhubungan dan dapat digunakan dalam praktek bisnis ialah pertama
kejujuran dalam memproduksi, mendistribusikan, serta mengelola bisnis itu sendiri. Kedua
4
Ibid. Hal.6

5
memelihara janji, bertanggung jawab, kesetiaan atas apa kebijakan yang diambil oleh pihak
bisnis seperti mempertahankan kualitas, kepuasan, dan kepercayaan konsumen atas barang atau
jasa yang ditawarkan. Kemudian etika bisnis ini bukan hanya diterpkan kepada konsumen saja
tetapi juga kepada pegawai yang bekerja dibawahnya dengan selalu memenuhi janji, adil dalam
membuat keputusan yang tidak merugikan pegawai, dan memenuhi semua gaji dan tambahan
upah atas kerja dan kesetiaan pegawai kepada badan individu/ perusahaan. Lalu yang terakhir
menjadi warganegara yang bertanggung jawab dengan tidak merugikan, merusak, atau
menyengsarakan masyarak seitar, negara, maupun lingkungan.

Pada dasarnya praktik etika bisnis akan selalu menguntungkan perusahaan baik untuk jangka
menengah maupun jangka panjang. Perusahaan yang menerapkan etika, dapat meningkatkan
motivasi kru dalam bekerja, bahwa bekerja selain dituntut menghasilkan yang terbaik, juga
diperoleh dengan cara yang baik pula. Penerapan etika juga melindungi prinsip kebebasan
berusaha serta meningkatkan keunggulan bersaing. Selain itu, penerapan etika bisnis juga
mencegah agar perusahaan tidak terkena sanksi-sanksi pemerintah karena berperilaku tidak
beretika yang dapat digolongkan sebagai perbuatan melawan hukum.

Dengan demikian, menjadi jelas bahwa tanpa suatu etika yang menjadi acuan, para pebisnis
akan lepas tidak terkendali, mengupayakan segala cara, mengorbankan apa saja untuk mencapai
tujuannya. Pada umumnya filosofi yang mendomonasi para pebisnis adalah bagaimana cara
memaksimalkan keuntungan. Pebisnis seperti ini, sepeti yang dikatakan oleh Charles Diskens :
“Semua perhatian, dorongan, harapan, pandangan, dan rekanan mereka meleleh dalam dolar.
Manusia dinilai dari dolarnya”.

Theodore Levitt mengatakan bahwa para pebisnis ada hanya untuk satu tujuan, yaitu untuk
menciptakan dan mengalirkan nilai kepuasan dari suatu keuntungan hanya pada dirinya dan nilai
budaya, nilai spiritual dan moral tidak menjadi pertimbangan dalam pekerjaannya. Akibatnya
sungguh mengerikan. Mereka dapat menyebabkan perang antarbangsa, antarlembaga, dan
antarperusahaan. Mereka menganggap dan membuat bisnis seolah medan perang. Dalam
perekonomian yang berjalan berdasarkan prinsip pasar dimana “bisnis adalah bisnis”, kebebasan
berusaha adalah yang utama. Namun kebebasan untuk mengejar tujuan bisnis juga mengandung
kewajiban untuk memastikan bahwa kebebasan itu diperoleh secara bertanggung jawab.

6
Perumusan dan penetapan etika bisnis merupakan salah satu dari sekian banyak upaya
pemersatu (internal intergration) yang diusahakan oleh pemimpin perusahaan untuk
meningkatkan daya tahan bisnisnya. Itu dilakukan dengan mengindahkan prinsip- prinsip
pengelolaan usaha yang baik ( good corporate gorvemance) sekaligus memenuhi kewajibannya
sebagai warga masyarakat yang bertanggung jawab (corporate sosial responsibility).5

C. Pentingnya Etika Bisnis

Tujuan utama bisnis adalah mengejar keuntungan. Keuntungan adalah hal yang pokok
bagi kelangsungan bisnis, walaupun bukan merupakan tujuan satu-satunya, sebagaimana dianut
pandangan bisnis yang ideal. Dari sudut pandang etika, keuntungan bukanlah hal yang buruk.
Bahkan secara moral keuntungan merupakan hal yang baik dan diterima. Maka dari itu etika
sangat diperlukan dan sangat penting dalam aktivitas bisnis. Banyak peristiwa bisnis yang
menunjukkan penurunan kualitas dan merugikan kepentingan konsumen serta masyarakat luas.
Seperti tindakan monopoli, penipuan, kerusakan lingkungan, dan sebaginya. Semakin jauh
pemakaian teknologi maka perilaku masyarakat se4makin berubah materialistis dan praktis,
sehingga nilai moralitas cenderung diabaikan. Perilaku apapun mencerminkan etika seseorang.
Jika seseorang mematuhi etika, dia cenderung memiliki perilaku yang baik dalam semua
kegiatan, termasuk dalam kegiatan, bisnis. Contoh, pengusaha A merupakan pengusaha yang
peduli dengan etika. Dia akan jujur, bijak dan selalu mempertimbangkan minat orang lain. Di
sisi lain, orang-orang mengabaikan etika akan menjadi kontra produktif dalam bisnis. Mereka
suka curang dan tidak jujur.

Qardawi (1995: 57) berpendapat bahwa bisnis dan etika tidak dapat dipasahkan. Mereka
seperti pengetahuan dengan etika, politik dengan etika, dan etika dengan etika. Etika adalah
daging dan saraf dalam kehidupan Islam karen ajaran Islam didasarkan pada etika. Prinsip umat
Islam percaya pada kesatuan hidup dan kehidupan. Karena itu, kita tidak bisa menerima konsep
yang memisahkan kehidupan duniawi dan agama, seperti yang terjadi di Eropa. Dari perspektif
Islam, seorang pebisnis tidak hanya mencari untung tetapi juga berkah dari Allah Swt.6

5
Ibid Hal.7
6
Ibid Hal.8

7
Pada dasarnya, etika berpengaruh terhadap para pelaku bisnis, terutama dalam hal
kepribadian, tindakan dan perilakunya. Etika ialah teori tentang perilaku perbuatan manusia,
dipandang dari nilai baik dan buruk, sejauh yang dapat ditentukan oleh akal. Etika lebih bersifat
teori yang membicarakan bagaimana seharusnya, sedangkan moral lebih bersifat praktik yang
membicarakan bagaimana adanya. Etika lebih kepada menyelidik, memikirkan dan
mempertimbangkan tentang yang baik dan buruk sedangkan moral menyatakan ukuran yang baik
tentang tindakan manusia dalam kesatuan social tertentu.

Ihwal pentingnya etika dalam bisnis, A. Sonny Keraf, mengatakan, “Jika bisnis tidak punya
etika, apa gunanya kita berbicara mengenai etika dan apa pula gunanya kita berusaha
merumuskan berbagai prinsip moral yang dapat dipakai dalam bidang kegiatan yang bernama
bisnis. Paling tidak adalah tugas etika bisnis untuk pertama-tama memperlihatkan bahwa
memang bisnis perlu etika, bukan hanya berdasarkan tuntutan etis belaka melainkan juga
berdasarkan tuntutan kelangsungan bisnis itu sendiri. Jika melihat dari sudut pandang
perusahaan, penggunaan dan menerapkan etika bisnis memiliki manfaat antara lain :

1.Perusahaan mendapat kepercayaan dari konsumen.

2.Citra perusahaan di mata konsumen baik.

3.Meningkatkan motivasi kerja.

4.Keuntungan perusahaan dapatdiperoleh.

5.Sebagai bagian dari masyarakat, tentu bisnis tunduk pada norma-norma yang ada pada
masyarakat. Tata hubungan bisnis dan masyarakat yang tidak bisa dipisahkan itu membawa
serta etika-etika tertentu dalam kegiatan bisnisnya, baik etika itu antara sesama pelaku bisnis
maupun etika bisnis terhadap masyarakat dalam hubungan langsung maupun tidak langsung.
Dengan memetakan pola hubungan dalam bisnis seperti itu dapat dilihat bahwa prinsip-
prinsip etika bisnis terwujud dalam satu pola hubungan yang bersifat interaktif. Hubungan
ini tidak hanya dalam satu negara, tetapi meliputi berbagai negara yang terintegrasi dalam
hubungan perdagangan dunia yang nuansanya kini telah berubah.7

7
Ibid Hal.9

8
9

Anda mungkin juga menyukai