Anda di halaman 1dari 3

Akad Tijari/Tijarah

1.Pengertian dan Pembagian Akad Tijarah

Akad tijarah/Mu’awadah (Compensation contract) adalah segala macam perjanjian yang


menyangkut For profit transaction. Akad-akad ini dilakukan dengan tujuan mencari
keuntungan, karena itu bersifat komersil. Didalam perbankan terdapat Akad/kontrak dalam
transaksi tijarah, terbagi menjadi dua yaitu : Natural Certainty Contract (NCC) dan Natural
Uncertainty Contract (NUC). Natural Certainty Contract (NCC) adalah kontrak yang
dilakukan dengan menentukan secara pasti nilai nominal dari keuntungan di awal kontrak
perjanjian. Natural Uncertainty Contracts (NUC) adalah kontrak yang dilakukan tidak dengan
menyepakati nominal keuntungan yang akan diterima melainkan menyepakati nisbah bagi
hasil yang akan diterima sehingga tidak ada kepastian nilai nominal yang akan diterima
karena tergantung pada keuntungan usaha, ketidakpastian dapat terjadi pada empat hal, yaitu
dalam pertukaran, dalam hasil permainan, dalam bisnis atau investasi, dan dalam risiko murni,
pembahasannya lebih jauh akan diterangkan sebagai berikut di bawah ini.

1. Natural Certainty Contracts (NCC)

Akad/kontrak dalam transaksi ajarab, dibagi menjadi 2 yaitu Natural Certainty Contract
(NCC) dan Natural Unertainty Contract (NUC). Natural Certainty Contract (NCC) adalah
kontrak yang dilakukan dengan menentukan secara pasti nilai nominal dari keuntungan di
awal kontrak perjanjian. Dalam NCC, kedua belah pihak saling mempertukarkan aset yang
dimilikinya, karena itu objek pertukarannya (baik barang maupun jasa) harus ditetapkan di
awal akad dengan pasti, baik jumlahnya (quantity), harganya (price) dan waktu
penyerahannya (time of delivery)". NCC juga Menentukan secara pasti nilai nominal dari
keuntungan diawal kontrak perjanjian. Dengan kata lain, Natural Certainty Contracts adalah
kontrak/akad dalam bisnis yang memberikan kepastian pembayaran, baik dari segi jumlah
maupun waktunya. Yang termasuk dalam katergori ini adalah kontrak-kontrak yang berbasis
jual beli sewa-menyewa.

Natural Certainty Contracts adalah kontrak/akad dalam bisnis yang memberikan


kepastian pembayaran, baik dari segi jumlah maupun waktunya. Cash flow-nya bisa
diprediksi dengan relatif pasti, karena sudah disepakati oleh kedua belah pihak
yangbertransaksi di awal akad. Kontrak-kontrak ini secara menawarkan retum yang tetap dan
pasti. Objek pertukarannya (baik barang maupun jasa) pun harus ditetapkan di awal akad
dengan pasti, baik jumlahnya (quantity), mutunya (quality), harganya (price), dan waktu
penyerahannya (time of delivery). Yang termasuk dalam kategori ini adalah kontrak-kontrak
jual-beli, upah- mengupah, sewa-menyewa. Prinsip jual beli didasarkan pada transaksi nil
(pembelian barang atau jasa dilakukan oleh bank syariah kemudian nasabah mengangsur
kepada bank syariah). Nasabah tidak akan secara langsung mendapatkan uang tunai dari bank
syariah. Produk pembiayaan yang menggunakan prinsip jual beli adalah murababab, salam,
dan istisna.

Jadi, kontrak-kontrak ini secara "sunnatullah" (by their nature) menawarkan return yang
tetap dan pasti. Pada NCC, cash flow-nya bisa diprediksi dengan relatif pasti, karena sudah
disepakati oleh kedua belah pihak yang bertransaksi di awal akad.

Dalam kontrak jenis ini, pihak-pihak yang bertransaksi saling mempertukarkan asetnya
(baik real assets maupun financial assets). Jadi masing-masing pihak tetap berdiri-sendiri
(tidak saling bercampur membentuk usaha baru), sehingga tidak ada pertanggungan risiko
bersama. Juga tidak ada percampuran aset si A dengan aset si B. Yang ada misalnya adalah si
A memberikan barang ke B, kemudian sebagai gantinya B menyerahkan uang kepada A. Di
sini barang ditukarkan dengan uang, sehingga terjadilah kontrak jual beli. Kontrak-kontrak
natural certainty ini dapat diterangkan dengan sebuah teori umum yang diberi nama teori
pertukaran (the theory of exchange). Macam-macam Natural Certainty Contracts (NCC)
sebagai berikut.

Akad Jual Beli

a) Bai’ naqdan adalah jual beli biasa yang dilakukan secara tunai. Dalam jual beli ini bahwa
baik uang maupun barang diserahkan di muka pada saat yang bersamaan, yakni di awal
transaksi (tunai).
b) Bai’ muajjal adalah jual beli dengan cara cicilan. Pada jenis ini barang diserahkan di awal
periode, sedangkan uang dapat diserahkan pada periode selanjutnya. Pembayaran ini
dapat dilakukan secara cicilan selama periode hutang, atau dapat juga dilakukan secara
sekaligus di akhir periode.
c) Murabahah adalah jual beli dimana besarnya keuntungan secara terbuka dapat diketahui
oleh penjual dan pembeli.
d) Salam adalah akad jual beli barang dengan cara pemesanan dan pembayaran harga lebih
dahulu dengan syarat-syarat tertentu.
e) Istisna’ adalah akad jual beli dalam bentuk pemesanan pembuatan barang tertentu dengan
kriteria dan persyaratan tertentu yang disepakati antara pemesan (Pembeli, Mustashni)
dan penjual (Pembuat, shani’).

Akad Sewa-Menyewa

a) Ijarah adalah akad pemindahan hak guna atas suatu barang atau jasa dalam waktu
tertentu melalui pembayaran sewa/upah tanpa diikuti dengan pemindahan kepemilikan
barang itu sendiri.
b) Ijarah Muntahiya Bittamlik (IMBT) adalah Ijarah yang membuk kemungkinan
perpindahan kepemilikan atas objek ijarahnya pada akhir periode.
c) Ju'alah adalah akad ijarah yang pembayarannya didasarkan kepada kinerja objek yang
disewa /diupah.

Anda mungkin juga menyukai