2) Akad jual beli / sewa menyewa yang merupakan jenis akad tijarah dengan
bentuk certainty contract. Kelompok akad ini adalah sebagai berikut :
a. Murabahah, adalah transaksi penjualan barang dengan menyatakan biaya
perolehan dan keuntungan (margin) yang disepakati antara penjual dan
pembeli. Harga disepakati antara pembeli dan penjual pada saat transaksi
dan tidak boleh berubah.
b. Salam, yaitu transaksi jual beli di mana barang yang diperjualbelikan
belum ada. Barang diserahkan secara tangguh, sedangkan
pembayarannya dilakukan secara tunai. Sekilas transaksi ini mirip ijon,
namun dalam transaksi ini kuantitas, kualitas, harga, dan waktu
penyerahan barang harus ditentukan secara pasti.
c. Istishna’, sistem istishna’ ini mirip dengan salam, namun dalam
istishna’pembayaran dapat dilakukan di muka, cicilan dalam beberapa
kali (termin) atau ditangguhkan selama jangka waktu tertentu. Biasanya
istishna’ diaplikasikan pada pembiayaan manufaktur dan konstruksi
dengan kontrak pembelian barang melalui pesanan (order khusus).
Pembeli menugasi produsen (al sani’) untuk menyediakan al-mashnu
(barang pesanan), sesuai spesifikasi yang disyaratkan pembeli (al-
mustasni’) dan menjualnya dengan harga yang disepakati.
d. Ijarah, adalah akad sewa-menyewa antara pemilik objek sewa dan
penyewa untuk mendapatkan manfaat atas objek sewa yang disewakan.
1. Apakah perbedaan mendasar antara PSAK syariah dengan AAOIFI terkait kerangka
dasar penyusunan dan penyajian laporankeuangan syariah ?
Jawab :
Perbedaan antara PSAK syariah dan AAOIFI dalam kerangka
dasarpenyusunan dan penyajian laporan keuangan syariah yaitu kerangkapada PSAK
berlaku untuk semua jenis transaksi syariah yangdilaporkan oleh entitas syariah
maupun entitas konvensional baiksektor publik maupun sektor swasta sedangkan
kerangka padaAAOIFI untuk lembaga keuangan syariah dengan cara
mengambilseluruh pemikiran akuntansi kontemporer yang berlaku
kemudianmelakukan tes dan analisis.
2. Siapakah pengguna laporan keuangan syariah ?
Jawab :
Pemakai laporan keuangan meliputi :
1) Investor sekarang dan investor potensial
2) Pemilik dana qardh
3) Pemilik dana syirkah temporer
4) Pemilik dana titipan
5) Pembayar dan penerima zakat, infak, sedekah, dan wakaf
6) Pengawas syariah
7) Karyawan
8) Pemasok dan mitra usaha lainnya
9) Pelanggan
10) Pemerintah serta Lembaga-lembaganya,
11) Masyarakat
3. Jelaskan asas dan karakteristik transaksi syariah ?
Jawab :
Asas transaksi syariah yaitu,
1) Persaudaraan (ukhuwah) yang berarti bahwa transaksi syariah menjunjung
tinggi nilai kebersamaan dalam memperoleh manfaat, sehingga seseorang
tidak boleh mendapatkan keuntungan di atas kerugian orang lain.
2) Keadilan (adalah) yaitu selalu menempatkan sesuatu hanya pada yang berhak
dan sesuai dengan posisinya.
3) Kemaslahatan (maslahah), yaitu segala bentuk kebaikan dan manfaat yang
berdimensi duniawi dan ukhrawi, material dan spiritual, serta individual dan
kolektif
4) Keseimbangan (tawazun) yaitu, keseimbangan antara aspek material dan
spiritual, aspek privat dan public, sector keuangan dan sector riil, bisnis dan
sosial serta aspek pemanfaatan serta pelestarian.
5) Universalisme (syumuliyah), dimana esensinya dapat dilakukan oleh, dengan,
dan untuk semua pihak yang berkepentingan tanpa membedakan suku, agama,
ras dan golongan sesuai dengan kerahmatan semesta (rahmatan lil alamin)
Implementasi transasksi yang sesuai dengan paradigma dan transaksi syariah harus
memenuhi sejumlah karakteristik dan persyaratan, antara lain:
1) Transaksi hanya dilakukan berdasarkan prinsip saling paham dan saling rida
2) Prinsip kebebasan bertransaksidiakui sepanjang objeknya halal dan baik
(thayib)
3) Uang hanya berfungsi sebagai alat tukar dan sebagai pengukur nilai, bukan
sebagai komoditas
4) Tidak mengandung unsur riba
5) Tidak mengandung unsur kezaliman
6) Tidak mengandung unsur meisir
7) Tidak mengandung unsur gharar
8) Tidak mengandung unsur haram
9) Tidak menganut unsur nilai waktu dari uang (time velue of money)
10) Transaksi dilakukan berdasarkan sesuatu perjanjian yang jelas dan benar
11) Tidak ada distorsi harga melalui rekayasa permintaan (najasy), maupun
melalui rekayasa penawaran (ihtikar)
12) Tidak mengandung unsur kolusi dengan suap menyuap (risywah)
4. Jelaskan bentuk laporan keuangan syariah menurut PSAK dan AAOIFI ?
Jawab :
bentuk laporan syariah menurut PSAK yaitu,
1) Posisi keuangan entitas syariah disajikan sebagai laporan posisi keuangan.
laporaan ini menyajikan informasi tentang sumber daya yang dikendalikan,
struktur keuangan, likuiditas dan solvabilitas serta kemampuanberadaptasi
terhadap perubahan lingkungan.
2) Informasi kinerja entitas syariah, disajikan dalam laporan laba rugi dan
penghasilan komprehensif lainnya. laporan ini diperlukan untuk menilai
perubahan potensial sumberdaya ekonomi yang mungkin dikendalikan di masa
depan.
3) Informasi perubahan posisi keuangan entitas syariah, yang dapat disusun
berdasarkan definisi dana seperti seluruh sumber daya keuangan, modal kerja,
asset likuid atau kas.
4) Informasi lain, seperti laporan penjelasan tentang pemenuhan$ungsi sosial
entitas syariah.
5) catatan dan skedul tambahan, merupakan penampung dari informasi tambahan
yang relevan termasuk pengungkapan tentangrisiko dan ketidakpastian yang
memengaruhi entitas.
bentuk laporan syariah menurut AAOIFI yaitu,
1) Tepat waktu. Jika terdapat penundaan yang tidak semestinya dalam pelaporan,
maka informasi yangdihasilkan akan kehilangan relevansinya.
2) Keseimbangan antara biaya dan manfaat. Secara substansi, evaluasi biaya dan
manfaat merupakansuatu proses pertimbangan.
6. Jelaskan Ukuran Unsur untuk laporan keuangan menururt PSAK?
Jawab :
Ukuran unsur untuk laporan keuanagn menurut PSAK adalah :
1) Biaya historis (historical cost)
Aset dicatat sebesar pengeluaran kas yang dibayar atau sebesar
nilai wajar dari imbalan yangdiberikan untuk memperoleh aset tersebut
pada saat perolehan. Kewajiban dicatat sebesar jumlah yang diterima sebagai
penukar dari kewajiban atau dalam keadaan tertentu, dalam jumlah kasyang
diharapkan akan dibayarkan untuk memenuhi kewajiban dalam pelaksanaan
usaha yang normal.
2) Biaya kini (current cost)
Aset dinilai dalam jumlah kas yang seharusnya dibayar bila aset yang sama
atau setara aset diperoleh sekarang. Kewajiban dinyatakan dalam jumlah kas
yang tidak didiskontokan yang mungkin akandiperlukan untuk menyelesaikan
kewajiban sekarang.
3) Nilai realisasi/penyelesaian (orderly disposal)
Aset dinyatakan dalam jumlah kas yang dapat diperoleh sekarang
dengan menjual aset dalampelepasan normal. Kewajiban dinyatakan
sebesar nilai penyelesain yaitu jumlah kas yang tidak didiskontokan
yang diharapkan akan dibayarkan untuk memenuhi kewajiban dalam
pelaksanaan usaha normal.
7. Jelaskan Tujuan akuntansi dan laporan keuangan menururt AAOIFI
Jawab :
Tujuan Akuntansi menurut AAOIFL adalah
1) Untuk menentukan hak dan kewajiban dari pihak yang terlibat dengan
lembaga keuangan tersebut
2) Untuk menjaga aset dan hak-hak lembaga keuangan syariah
3) Untuk meningkatkan kemampuan manajerial dan produktivitas dari lembaga
keuangan syariah
4) Untuk menyiapkan informasi laporan keuangan yang berguna kepada
pengguna laporan keuangan
Tujuan Laporan Keuangan Menurut AAOIFI yaitu,
1) Memberikan informasi tentang kepatuhan lembaga keuangan syariah terhadap
syariah Islam
2) Memberikan informasi tentang sumber daya ekonomi dan kewajiban lembaga
keuangan syariah
3) Memberikan informasi kepada pihak yang terkait dengan penerimaan dan
penyaluran zakat padalembaga keuangan syariah
4) Memberikan informasi untuk mengestimasi arus kas yang dapat direalisasikan,
waktu realisasi dan risiko yang mungkin timbul dari transaksi dengan lembaga
keuangan syariah
5) Memberikan informasi agar pengguna laporan keuangan dapat menilai dan
mengevaluasi lembagakeuangan syariah apakah telah menjaga dana serta
melakukan investasi dengan tepatf. Memberikan informasi tentang
pelaksanaan tanggungjawab sosial dari lembaga keuangan syariah
8. Jelaskan Bentuk Laporan Keuangan Menurut AAOIFI
Jawab :
1) Laporan perubahan posisi keuangan
2) Laporan laba rugi
3) Laporan perubahan ekuitas atau laporan perubahan saldo laba
4) Laporan arus kas
5) Laporan perubahan investasi yang dibatasi dan ekuivalennya
6) Laporan sumber dan penggunaan dana zakat serta dana sumbangan
7) Laporan sumber dan penggunaan dana Qard Hasan
9. Jelaskan tentang syarat kualitatif laporan keuangan menurut AAOIFI!
Jawab :
1) Relevan.
Syarat ini berhubungan dengan proses pengambilan keputusan sebagai alasan
utamadisusunnya laporan keuangan
2) Dapat diandalkan.
Syarat ini berhubungan dengan tingkat keandalan informasi yang disajikan.Dalam
syarat ini, harus memiliki penyajian yang wajar, objektif, dan netral sesuai
dengan perintahAllah
3) Dapat dibandingkan.
Informasi keuangan dapat dibandingkan antara lembaga keuangan syariahdan di
antara dua periode akuntansi yang berbeda bagi lembaga keuangan yang sama
4) Konsisten.
Metode yang akan digunakan untuk perhitungan dan pengungkapan akuntansi
yangsama untuk dua periode penyajian laporan keuangan
5) Dapat dimengerti.
Informasi yang disajikan dapat dimengerti dengan mudah bagi rata-rata
pengguna laporan keuangan
10. Bagaimana bentuk laporan keuangan syariah di masa depan menurut pemikir
akuntansi Islam?
Jawab :
Ada sebagian pemikir akuntansi Islam yang mengusulkan terobosan pemikiran yang
agak berbeda,diantaranya :
1) Neraca yang menggunakan nilai saat ini, untuk mengatasi kelemahan dari
historical cost yangkurang cocok dengan pola perhitungan zakat yang
mengharuskan perhitungan kekayaan dengannilai sekarang
2) Laporan nilai tambah sebagai pengganti laporan laba atau sebagai laporan
tambahan atas neraca dan laporan laba rugi