Anda di halaman 1dari 29

SEJARAH

DAN PEMIKIRAN
AKUNTANSI SYARI’AH
Oleh:
Sri Nurhayati / Wasilah
Penemuan
Akuntansi metode baru
Akuntansi bagian
cederung sebagai akan menambah
dari ilmu pasti
ilmu sosial dan memperkaya
ilmu akuntansi

Perkembangan Awal Akuntansi


 Perkembangan akuntansi sangat ditopang oleh ilmu lain
khususnya arithmatic, algebra, mathematics, alghorithm
pada abad ke-9 M.
 Ilmu-ilmu tersebut dikembangkan oleh filosof Islam yang
terkenal Abu Yusuf Ya’kub bin Ishaq Al Kindi (801 M, Al
Karki (1020) & Alkhawarizm yang merupakan asal kata
dari alGorithm, algebra juga berasal dari kata Arab yaitu
”al Jabr”.
 Demikian juga sistem nomor, desimal, dan angka ”0”
sumbangan Arab Islam terhadap matematika &
akuntansi.

Perkembangan akuntansi
Akuntansi merupakan salah satu bentuk
profesi tertua.

Bukti tentang pencatatan (bookkeeping)


tersebut dapat ditemukan dari mulai
kerajaan Babilonia (4500 SM), Firaun Mesir
dan kode-kode Hammurabi (2250 SM),
sebagaimana ditemukan adanya kepingan
pencatatan akuntansi di Ebla, Syria Utara.

Sejarah Akuntansi
Sejarah Akuntansi
 Penulis double entry pertama kali adalah seorang
pedagang yang bernama Benedetto Cotrugli dalam
buku Della Mercatua e del Mercate Perfetto 1458
namun baru diterbitkan pada tahun 1573.
 Matematika dan sistem angka sudah dikenal Islam
sejak abad ke-9 M. Ini berarti bahwa ilmu matematika
yang ditulis Luca Pacioli pada tahun 1491 bukan hal
yang baru lagi karena sudah dikenal Islam 600 tahun
sebelumnya.
 Sumbangan bangsa Arab terhadap perkembangan
disiplin akuntansi sangat besar.
Kontribusi Islam
 Ilmuwan muslim sendiri memberikan kontribusi yang
besar dengan penemuan angka nol dan konsep
perhitungan desimal.
 Dari pengenalan angka Arab inilah teknik tata buku
berpasangan di Eropa itu sendiri dimulai pada tahun 1135
M di Palermo, Sicily, Italy yang menunjukkan dominasi
pengaruh pencatatan pembukuan Arab.
 Mengingat orang-orang Eropa mengerti aljabar dengan
menerjemahkan tulisan dari bangsa Arab, sehingga tidak
mustahil bahwa merekalah yang pertama kali melakukan
bookkeeping (Heaps 1895).
 Para pemikir Islam itu antara lain: Al Kashandy, Jabir ibn
Hayyan, Ar Razy, Al Bucasis, Al Kindy, Al Khawarizmy,
Abicenna, Abu Bacer and Al Mazendarany.
Kemiripan Tahun Luca Paciolli Islam

konsep In The Name of God Bismillah


(Dengan Nama Allah)
Luca
Paciolli Client Mawla

dengan Cheque Sakk


yang telah Separate Sheet Waraka Khidma
disusun Closing Book Yutbak
oleh 622 M Journal Jaridah
pemikir 750 M Receivable – Subsidiary Ledger Al Awraj
muslim 750 M General Journal Daftar Al Yawmiah
750 M Journal Voucher Ash Shahad
Abad 8 M Collectible Debt Arra’ej Menal Mal
Uncollecetible Debt Munkaser Menal Mal
Doubful, difficult, complicated Al Mutaakhher wal
debt Mutahyyer
Auditing Hisab
Chart of Account Sabh Al asha
 Islam berkembang seiring dengan perkembangan
pendeklarasian sebuah negara di Madinah (tahun 622
M atau bertepatan dengan tahun 1 Hijriyah).
 Muhammad SAW sebagai seorang Kepala Negara
merangkap sebagai Ketua Mahkamah Agung, Mufti
Besar dan Panglima Perang Tertinggi juga penanggung
jawab administrasi negara.
 Bentuk sekretariat negara masih sangat sederhana dan
baru didirikan pada akhir tahun ke 6 Hijriah.

Perkembangan Akuntansi
zaman Rasulullah
 Pendirian Baitul Maal pada awal abad ke
7, pengelolaan baitul maal masih
sederhana, Nabi telah menunjuk petugas
qadi, ditambah para sekretaris dan
pencatat administrasi pemerintahan.
 Mereka ini berjumlah 42 orang dan dibagi
dalam empat bagian yaitu: sekretaris
pernyataan, sekretaris hubungan dan
pencatatan tanah, sekretaris perjanjian
dan sekretaris peperangan.

Perkembangan akuntansi
zaman Rasulullah
 Hingga pemerintahan Abu Bakar, pengelolaan Baitul Maal masih
sangat fleksibel dimana penerimaan dan pengeluaran dilakukan
secara seimbang sehingga hampir tidak pernah ada sisa.
 Perubahan yang signifikan dilakukan oleh Khalifah Umar bin
Khattab melalui perubahan sistem administrasi.
 Pada masa ini pula telah dikenal istilah Diwan yang pertama kali
diperkenalkan oleh Sa’ad bin Abi Waqqas (636 M). Asal kata Diwan
dari bahasa arab yang merupakan bentuk kata benda dari
Dawwana yang berarti penulisan. Sehingga dapat diartikan bahwa
Diwan adalah tempat dimana pelaksana duduk, bekerja dan dimana
akuntasi dicatat dan disimpan. Diwan ini berfungsi untuk mengurusi
pembayaran Gaji.
Perkembangan akuntansi zaman
Khulafaur Rasyidin
 Pada Diwan yang dibentuk oleh khalifah Umar terdapat 14
departemen dan 17 kelompok, dimana pembagian departemen
tersebut menunjukkan adanya pembagian tugas dalam sistem
keuangan dan pelaporan keuangan yang baik. Pada masa itu
istilah awal pembukuan dikenal dengan Jarridah atau menjadi
istlah Journal dalam bahasa Inggris yang berarti berita. Di Venice
istilah ini dikenal dengan sebutan zournal.
 Istilah akuntan dikenal dengan berbagai nama dalam Islam seperti:
Al-Amel, Mubashor, Al-Kateb, namun yang paling terkenal adalah
Al-Kateb yang menunjukan orang yang bertanggung jawab untuk
menuliskan dan mencatat informasi baik keuangan maupun non-
keuangan. Sedangkan untuk khusus akuntan dikenal juga dengan
nama Muhasabah/ muhtasib yang menunjukkan orang yang
bertangung jawab melakukan perhitungan.

Perkembangan akuntansi zaman


Khulafaur Rasyidin
 Sedangkan pengembangan lebih komprehensif
mengenai Baitul Maal dilanjutkan pada masa
Khalifah Ali bin Abi Thalib.
 Pada masa pemerintahan beliau, sistem
administrasi baitul maal baik di tingkat pusat
dan lokal telah berjalan baik serta telah terjadi
surplus pada baitul maal dan dibagikan secara
proporsional sesuai tuntunan Rasullullah.
 Adanya surplus ini menunjukkan bahwa proses
pencatatan dan pelaporan telah berlangsung
dengan baik.
Perkembangan akuntansi zaman
Khulafaur Rasyidin
MUHTASIB
 Bertanggung jawab atas lembaga Al Hisba.
 Muhtasib bisa juga menyangkut pengawasan pasar
yang bertanggung jawab tidak hanya menyangkut
masalah ibadah.
 Ibnu Taimiyah menyatakan bahwa muhtasib adalah
kewajiban publik. Muhtasib ini bertugas menjelaskan
berbagai tindakan yang tidak pantas dilakukan
dalam berbagai bidang kehidupan.
 Termasuk tugas muhtasib adalah mengawasi orang
yang tidak shalat, yang tidak puasa, mereka yang
memiliki sifat benci, berbohong, melakukan
penipuan, mengurangi timbangan, praktek
kecurangan dalam industri, perdagangan, agama
dan sebagainya.(Shiddiqi,1982).
MUHTASIB
 Muhtasib memiliki kekuasaan yang luas, termasuk
pengawasan harta, kepentingan sosial, pelaksanaan
ibadah pribadi, dan pemeriksaaan transaksi bisnis.
Akram Khan memberikan 3 (tiga) kewajiban
muhtasib ini:
 pelaksanaan hak Allah termasuk kegiataan
ibadah: semua jenis shalat, pemeliharaan
masjid.
 Pelaksanaan hak-hak masyarakat: perilaku di
pasar, kebenaran timbangan, kejujuran bisnis.
 Pelaksanaan yang berkaitan dengan keduanya:
menjaga kebersihan jalan, lampu jalan,
bangunan yang mengganggu masyarakat,dsb.
 Menyangkut semua penegakkan hukum sehingga
tidak ada pelanggaran hukum baik hukum sipil atau
hukum yang berkaitan dengan ibadah.
 Kalau ini yang kita anggap sebagai unsur utamanya
akuntansi, maka lebih ”compatible” dengan sistem
akuntansi Ilahiyah dan akuntansi Amal yang kita
kenal dalam al-Qur’an. Atau lebih dekat dengan
”auditor” dalam bahasa akuntansi kontemporer.

Fungsi muhtasib
 Sistem akuntansi untuk kebutuhan hidup, sistem ini dibawah
koordinasi seorang manajer. Sistem ini untuk memenuhi kebutuhan
hidup perorangan dan negara, namun tidak menutup kemungkinan
digunakan pada sektor private terutama yang terkait dalam
perhitungan pembayaran zakat.
 Sistem akuntansi untuk konstruksi merupakan sistem akuntansi
untuk proyek pembangunan yang dilakukan oleh pemerintah. Pada
sistem ini mengatur pencatatan (baik dalam bentuk material
maupun pengeluaran kepada pihak lain), pengendalian dan
akuntabilitas untuk masing-masing proyek serta berdasarkan
anggaran (budget).
 Sistem akuntansi untuk pertanian merupakan sistem yang
berbasis non-moneter. Sistem ini lebih memfokuskan diri untuk
mencatat dan mengelola persediaan pertanian dalam bentuk fisik,
hal ini didorong oleh kewajiban dalam zakat pertanian.

Sistem Akuntansi Al Khawarizmy


 Sistem Akuntansi Gudang untuk mencatat pembelian
barang negara. Sistem ini mencatat barang masuk dan
keluar juga nilai uang, sehingga akan ada pemisahan tugas
antara orang yang memegang barang dan yang mencatat.
hal ini menunjukkan sistem pengendalian intern (internal
control) telah ada.
 Sistem Akuntansi Mata Uang. Sistem ini telah dilakukan
oleh negara Islam sebelum abad ke 14 M. Sistem ini
memberikan hak kepada pengelola untuk mengubah emas
dan perak menjadi koin & mendistribusikannya. Dengan
fungsi ini, dapat dikatakan sistem perbendaharaan negara
telah berjalan. Sistem Akuntansi ini memiliki tiga jurnal
khusus, yaitu: untuk mencatat persediaan (inventory),
pendapatan (revenue) dan beban (expense).
 Sistem Akuntansi Peternakan, merupakan sistem
untuk mencatat seluruh binatang ternak. Pencatatan
ini dilakukan dalam buku khusus, mencatat keluar dan
masuk ternak berdasarkan pengelompokkan binatang
serta nilai uang.
 Sistem Akuntansi Perbendaharaan merupakan
sistem untuk mencatat penerimaan dan pengeluaran
harian negara dalam nilai uang atau barang. Untuk
pencatatan ini digunakan sistem Arab dimana barang
dan uang masuk dicatat di sisi kanan serta barang
dan uang keluar di sisi sebelah kiri.
Prosedur Akuntansi Islam
 Transaksi maka harus dicatat.
 Transaksi harus dikelompokkan berdasar
kan nature.
 Penerimaan akan dicatat di sisi sebelah
kanan dan pengeluaran dicatat di sebelah
kiri. Sumber-sumber penerimaan harus
dijelaskan dan dicatat.
 Pembayaran harus dicatat dan diberikan
penjelasan yang memadai di sisi kiri
halaman.
 Pencatatan transaksi harus dilakukan dan
dijelaskan secara hati-hati.
 Tidak diberikan jarak penulisan di sisi sebelah kiri, dan
harus diberi garis penutup (Attarkeen).
 Koreksi atas transaksi yang telah dicatat tidak boleh
dengan cara menghapus atau menulis ulang. Jika Al
Kateb melakukan kesalahan maka harus mengganti.
 Jika akun telah ditutup, maka akan diberi tanda tentang
hal tersebut.
 Seluruh transaksi yang dicatat dibuku jurnal (Al
Jaridah) akan dipindahkan pada buku khusus
berdasarkan pengelompokkan transaksi.
 Orang yang melakukan pencatatan untuk
pengelompokkan berbeda dengan orang yang
melakukan pencatatan harian.
Prosedur akuntansi Islam
 Saldo (disebut Al Haseel) diperoleh dari selisih.
 Laporan harus disusun setiap bulan dan setiap tahun.
Laporan harus cukup detail dan memuat informasi
yang penting.
 Pada setiap akhir tahun, laporan yang disampaikan
oleh Al Kateb harus menjelaskan seluruh informasi
secara detail barang dan dana yang berada dibawah
wewenangnya.
 Laporan tahunan yang disusun Al Kateb akan
diperiksa dan dibandingkan dengan tahun
sebelumnya dan akan disimpan di Diwan Pusat.

Prosedur akuntansi Islam


Istilah Akuntansi Islam

Al-Jaridah merupakan buku untuk mencatat transaksi


yang dalam bahasa Arab berarti koran atau jurnal.
dengan beberapa bentuk jurnal khusus, seperti:

Jaridah Al-Kharaj: digunakan untuk berbagai jenis


zakat seperti pendapatan yang berasal dari tanah,
tanaman dan binatang ternak.

Jaridah Annafakat, digunakan untuk mencatat jurnal


pengeluaran.
Istilah Akuntansi Islam

Jaridah Al Mal, digunakan untuk mencatat


jurnal pendanaan yang berasal dari
penerimaan dan pengeluaran zakat

Jaridah Al Musadereen, digunakan untuk


mencatat jurnal pendanaan khusus berupa
perolehan dana dari individu yang tidak
harus taat dengan hukum islam seperti:
orang non muslim.
 Daftar Al Yaumiah (Buku Harian/Persia
dikenal dengan nama: Ruznamah)
 Bentuk umum dari Daftar diantaranya
adalah:
1. Daftar Attawjihat: buku yang
digunakan untuk mencatat anggaran
pembelanjaan. Baik berbentuk
Mukarriyah (anggaran operasional) dan
Itlakiyah (anggaran untuk pos diskresi
dari raja).
2. Daftar Attahwilat: buku yang untuk
mencatat keluar masuknya dana antara
wilayah dan pusat pemerintahan.

Istilah akuntansi Islam


menurut Al-Khawarizmy membagi
beberapa jenis daftar:
• Kaman al-Kharadj yang merupakan
dasar-dasar survey.
• Al-Awardj menunjukkan daftar utang per
individu beserta daftar pembayaran
cicilan.
• Al-Ruznamadj atau buku harian yaitu
melakukan pencatatan untuk pembayaran
dan penerimaan setiap hari.
• Al-Khatma, merupakan laporan
pendapatan dan pengeluaran per bulan.
menurut Al-Khawarizmy membagi
beberapa jenis daftar:
• Al-Ta’ridj merupakan tambahan catatan untuk
menunjukkan kategori secara keseluruhan.
• Al-Arida merupakan 3 kolom jurnal yang totalnya
terdapat di kolom ke tiga.
• Al-Bara’a merupakan penerimaan pembayaran
dari pembayar pajak.
• Al-Muwafaka wal-djama’a merupakan
akuntansi yang komprehensif disajikan oleh ‘amil.
Apabila hasilnya benar maka akan ditandatangani
oleh muwafaka, sedangkan apabila terdapat
perbedaan disebut dengan muhasaba.
Bentuk laporan keuangan Islam
 Al Khitmah merupakan laporan yang dibuat setiap
akhir bulan yang menunjukkan total penerimaan dan
pengeluaran. Al Khitmah dalam bahasa arab berarti:
lengkap atau akhir, dan dapat juga disiapkan untuk
akhir tahun.
 Al Khitmah Al Jameeah: merupakan laporan yang
disiapkan oleh Al Khateb tahunan
 Bentuk perhitungan dan laporan zakat akan
dikelompokkan pada laporan keuangan terbagi dalam
3 kelompok, yaitu:
 Ar-Raj Minal Mal (yang dapat tertagih)
 Ar-Munkasir Minal Mal (Piutang tidak dapat
tertagih) dan
 Al Muta’adhir Wal Mutahayyer wal Muta’akkid
(piutang yang sulit dan piutang bermasalah sehingga
tidak tertagih).
Hubungan Akuntansi Modern
dan Akuntansi Islam
 Luca Paciolli adalah ilmuwan & pengajar di beberapa
universitas Italia. Beliau telah banyak membaca banyak buku
termasuk buku yang telah diterjemahkan. Banyak buku arab
diterjemahkan sejak tahun 1202M.
 Leonardo Fibonacci of Pisa dengan judul Liber Abacci, Verba
Filiorum dan Epistola de proportitione et proportionalitate.
Pisa banyak belajar mengenai angka dan bahasa Arab.
Sehingga didalam bukunya disebutkan bahwa ia menyarankan
dan menerangkan manfaat mengenai angka Arab termasuk
dalam pencatatan transaksi.
 Paciolli memiliki teman Onofrio Dini Florence yang sering
bepergian ke wilayah arab. DUGAAN ada hubungan antara
akuntansi modern dan islam
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai