Anda di halaman 1dari 4

NAMA : PIPIT DAYU ISBELA

KELAS : 4A3
NIM : 2014017093
AUDIT ATAS SALDO KAS

1. KAS DI BANK DAN SIKLUS TRANSAKSI


Auditor harus membedakan antara verifikasi rekonsiliasi saldo laporan bank oleh klien
dengan saldo buku besar, dan verifikasi bahwa pencatatan kas dalam buku besar
merefleksikan dengan benar seluruh transaksi kas yang terjadi sepanjang tahun. Kesalahan
salah saji berikut dapat mengakibatkan kesalahan pembayaran atau menyebabkan kesalahan
dalam penerimaan kas :
1. Kesalahan dalam menagih konsumen
2. Pencurian kas dengan menghambat pembayaran kas dari konsumen sebelumnya
dicatat, dengan akun dianggap sebagai piutang tak tertagih
3. Duplikasi pembayaran faktur vendor
4. Pembayaran tidak benar atas biaya pribadi pejabat perusahaan
5. Pembayaran atas bahan baku yang tidak pernah diterima
6. Pembayaran atas karyawan lebih besar daripada jam kerja aktualnya
7. Pembayaran atas bunga pada pihak luar jumlahnya lebih besar dibandingkan tingkat
bunga sebenarnya
Seluruh jenis salah saji biasanya ditemukan sebagai bagian dari pengujian atas rekonsiliasi
bank. Hal ini meliputi :
 Kesalahan dalam memasukkan cek yang tidak dicairkan didalam daftar cek beredar,
meskipun telah dicatat dalam jurnal pengeluaran kas
 Kas yang diterima dari klien masih dalam perjalanan pada tanggal neraca, tetapi
sudah dicatat dalam penerimaan kas pada tahun berjalan
 Setoran dicatat sebagai penerimaan kas mendekati akhir tahun, disetorkan pada bank
dibulan yang sama, dan dimasukan dalam rekonsiliasi bank sebagai setoran dalam
perjalanan
 Pembayaran atas weswl bayar didebet langsung dari saldo bank oleh bank, tetapi tidak
dimasukkan dalam catatan klien.
2. JENIS-JENIS AKUN KAS UMUM
 Akun Kas Umum
Akun kas umum adalah titik fokus bagi banyak perusahaan karena semestinya seluruh
penerimaan kas dan pengeluaran kas mengalir melalui akun ini.
 Akun Impres
Pada umumnya banyak perusahaan yang mengunakan akun impres. Terdapat jenis akun
impres lain yang terdiri atas satu akun bank untuk penerimaan dan pengeluaran. Perusahaan
bisa saja memiliki akun ini untuk setiap divisi berbeda. Akun pengeluaran dibentuk berbasis
impres, tetapi dengan cara yang berbeda dengan akun pengajian impres.
 Akun Bank Cabang
Akun bank cabang berguna untuk membangun relasi dengan bank dalam komunitas lokal dan
memungkinkan sentralisasi operasional pada tingkat cabang. Akun cabang dalam ini seperti
akun umum, tetapi pada tingkat cabang.
 Dana Kas Kecil Impres
Dana kas kecil impres bukan merupakan akun bank, tetapi hampir sama dengan kas pada
bank. Akun kas kecil biasanya merupakan akun kas yang simpel untuk keperluan biaya yang
mendadak.
 Setara Kas
Setara kas meliputi deposito berjangka, sertifikat deposito, dan dana pasar uang. Setara kas
ini dapat digunakan dalam waktu dekat. Setara kas bisa sangat material dan dimasukan dalam
laporan keuangan sebagai keuangan dari akun kas jika merupakan investasi jangka pendek
yang siap dikonversikan menjadi kas dalam jumlah yang pasti, dan tidak dapat dirisiko
signifikan atas perubahan nilai dari perubahan tingkat bunga.

3. AUDIT ATAS KAS UMUM


Hak atas kas umum, klasifikasinya dalam neraca, dan nilai realisasi kas tidak dapat
diaplikasikan. Metodologi untuk kas pada akhir tahun sama dengan saldo akun neraca lainya.
 Mengidentifikasi Risiko Bisnis Klien Yang mempengaruhi Kas (Tahap I)
Risiko bisnis klien dapat muncul dari kebijakan menajemen kas yang tidak memadai atau
penanganan dana yang dilakukan pihak luar.Risiko bisnis klien lebih banyak muncul dari
setara kas dan jenis investasi lainya.
 Menetapkan Salah Saji yang Dapat Diterima dan Menilai Risiko Bawaan
(Tahap I)
Saldo kas tidak material dalam kebanyakan audit, tetapi transaksi kas yang memengaruhi
saldo ini sifatnya hampir selalu sangat material. Terdapat risiko bawaan cukup tinggi untuk
tujuan keberadaan, kelengkapan dan akurasi.
 Menilai Risiko Pengendalian (Tahap I)
Pengendalian internal atas saldo kas akhir tahun dalam akun umum dapat dibagi menjadi dua
kategori, yaitu:
1. Pengendalian atau siklus transaksi yang memengaruhi pencatatan penerimaan kas
dan pengeluaran kas.
2. Rekonsiliasi bank independen
Rekonsiliasi bank dilakukan dengan hati-hati oleh pihak klien dengan melakukan tindakan
berikut ini:
1. Membandingkan cek yang dibatalkan dengan catatan pengeluaran kas atas tanggal,
dibayarkan kepada siapa, dan berapa jumlahnya.
2. Memeriksa tanda tangan, personel otorisasi, dan pembatalan atas cek dibatalkan.
3. Membandingkan setoran ke bank dengan tanggal, pembeli, dan jumlah pada
pencatatan setoran kas.
4. Memeriksa urutan nomer pada cek dan memeriksa jika ada yang hilang.
5. Merekonsiliasi seluruh bagian yang menyebabkan perbedaan antara saldo buku
dengan saldo bank dan memeriksa kewajaranya dalam bisnis klien.
6. Merekonsiliasi total debet pada laporan bank dengan total catatan pengeluaran kas.
7. Merekonsiliasi total kredit pada laporan bank dengan total catatan penerimaan kas.
8. Menindaklanjuti cek beredar dan peringatan penghentian pembayaran.
 Mendesain dan Melakukan Pengujian Pengendalian dan Pengujian Substansif
Atas Transaksi (Tahap II)
Karena saldo kas dipengaruhi oleh seluruh siklus, kecuali persediaan dan pergudangan, maka
sejumlah besar transaksi akun memengaruhi kas.
 Mendesain dan Melakukan Prosedur Analitis (Tahap III)
Dengan menggunakan prosedur analitis, pengujian atas kewajaran saldo kas tidak terlalu
penting dibandingkan area audit lainya.

 Mendesaian Pengujian Perincian Saldo Kas (Tahap III)


Titik awal verifikasi saldo dalam akun bank umum adalah dengan mendapatkan rekonsiliasi
bank dari klien dengan memasukkan dokumentasi auditor. Ketiga prosedur ini harus
ditambahkan dalam pembahasan permintaan konfirmasi bank sangat penting dan kompleks:
laporan bank atas pisah batas dan pengujian rekonsiliasi bank.
1. Permintaan atas Konfirmasi Bank
2. Permintaan atas Laporan Bank Pisah Batas
3. Pengujian Rekonsiliasi Bank

4. PROSEDUR BERORIENTASI – KECURANGAN


 Perluasan Pengujian atas Rekonsiliasi Bank
Prosedur yang dilakukan auditor :
1. Memulai rekonsiliasi bank untuk bulan/tahun tertanggal, dan membandingkan seluruh
bagian rekonsiliasi dengan cek yang dibatalkan dan dokumen lainnya dalam laporan bank
tertanggal.
2. Membandingkan sisa cek yang dibatalkan dan slip setoran dalam laporan bank tertanggal
dengan jurnal pengeluaran dan penerimaan kas bulan/tahun tertanggal.
3. Menelusuri seluruh bagian yang tidak jelas dalam rekonsiliasi bank dan jurnal penerimaan
dan pengeluaran kas ke rekonsiliasi bank klien untuk memastikan semua sudah dimasukkan.
4. Melakukan verifikasi seluruh bagian rekonsiliasi dalam rekonsiliasi bank dari jurnal untuk
rekonsiliasi bank tertanggal yang belum dikliring ke bank.
 Pembuktian Kas
Auditor menggunakan pembuktian kas untuk menentkan apakah,
1. Seluruh penerimaan kas yang tercatat telah disetorkan.
2. Seluruh setoran ke bank dicatat dalam pencatatan akuntansi
3. Seluruh pengeluaran kas dibayarkan oleh bank
4. Seluruh jumlah yang dibayarkan oleh bank sudah dicatat.
Pembuktian kas meliputi empat rekonsiliasi berikut ini :
1. Rekonsiliasi saldo pada laporan bank dengan saldo buku besar pada awal
periodepembuktian kas.
2. Rekonsiliasi penerimaan kas yang disetorkan ke bank dengan penerimaan yang tercatat
dalam jurnal penerimaan kas pada periode tertentu.
3. Rekonsiliasi cek yang dibatalkan di kliring bank dengan yang dicatatdalam jurnal
pengeluaran kas untuk periode tertentu.
4. Rekonsiliasi saldo laporan bank dengan saldo buku besar pada akhir periode pembuktian
kas.
 Pengujian Transfer Antarbank
Ada beberapa hal yang perlu diaudit atas jadwal transfer antarbank, yaitu sebagai berikut :
 Keakuratan informasi pada jadwal transfer antarbank harus diverifikasi.
 Transfer antarbank harus dicatat, baik di bank penerima maupun bank pengirim.
 Tanggal pencatatan pengeluaran dan penerimaan untuk setiap transfer harus
dilakukan di tahun fiskal yang sama.
 Pengeluaran pada skedul transfer antarbank harus dimasukkan atau
dikeluarkandengan benar dari rekonsiliasi bank akhir tahun sebagai cek beredar.
 Skedul tranfer antarbank harus dimasukkan atau dikeluarkan dengan benar dari
rekonsiliasi bank akhir tahun sebagai setoran dalam perjalanan.

1. AUDIT ATAS AKUN BANK PENGGAJIAN IMPRES


Pengujian atas rekonsiliasi bank untuk penggajian tidak akan memakan waktu jika terdapat
akun impres untuk penggajian dan rekonsiliasi independen atas akun bank, seperti yang
dijelaskan pada akun umum. Dalam pengujian saldo akun bank untuk penggajian, auditor
harus mendapatkan rekonsiliasi bank, konfirmasi bank, dan laporan bank atas pisah batas.
Prosedur rekonsiliasi sama dengan kas umum, kecuali pengujian pada cek beredar yang
biasanya terbatas untuk pengujian kewajarannya.
6. AUDIT ATAS KAS KECIL IMPRES
Kas kecil adalah akun yang unik. Meskipun jumlahnya tidak material, banyak auditor
melakukan verifikasi kas kecil karena terdapat potensi kecurangan dan klien mengharapkan
auditor memeriksa akun tersebut meski jumlahnya tidak material.
Pengendalian Internal atas Kas Kecil
Pengendalian internal yang paling penting dalam kas kecil adalah penggunaan dan impres
yang merupakan tanggung jawab perorangan. Dana untuk kas kecil tidak dapat digabungkan
dengan penerimaan lainnya, dan dana harus disimpan terpisah dari aktivitas lainnya.
Pengujian Audit atas Kas Kecil
Penekanan dilakukan pada verifikasi kas kecil atas pengujian transaksi kas kecil
dibandingkan saldi akhir tahun. Dalam pengujian kas kecil, auditor pertama kali harus
menentukan prosedur klien dalam menangani dana. Prosedur utama harus meliputi:
 Menjumlahkan voucher pendukung kas kecil yang menunjukkan jumlah pengeluaran
 Memperhatikan urutan voucher kas kecil
 Memeriksa otorisasi dan pembatalan voucher kas kecil
 Memeriksa kewajaran dokumen pendukung, biasanya terdiri atas gulungan register
kas, faktur, dan bukti penerimaan.
Pengujian kas kecil dapat dilakukan sewaktu-waktu selama tahun berjalan, tetapi agar
memudahkan, biasanya dilakukan pada tanggal interim.

Anda mungkin juga menyukai