Al-Qur’an
As-Sunnah
Rukun dan Ketentuan Syariah Akad Ijarah
1. Periode akad sudah selesai sesuai perjanjian, namun kontrak masih dapat berlaku
walaupun dalam perjanjian sudah selesai dengan beberapa alasan, misalnya
keterlambatan masa panen jika menyewakan lahan untuk pertanian, maka
dimungkinkan berakhirnya akad setelah panen selesai (Sayid Sabbiq, 2008).
2. Periode akad belum selesai tetapi pemberi sewa dan penyewa sepakat menghentikan
akad ijarah.
3. Terjadi kerusakan aset.
4. Penyewa tidak dapat membayar sewa
5. Salah satu pihak meninggal dan ahli waris tidak berkeinginan untuk meneruskan akad
karena memberatkannya. Kalau ahli waris merasa tidak masalah maka akad tetap
berlangsung. Kecuali akadnya adalah upah menyusui maka bila sang bayi atau yang
menyusui meninggal maka akadnya menjadi batal.
Bolehkah Ijarah Muntahiya bit Tamlik dilakukan
dalam satu akad dalam sewa dan belinya?
Tidak boleh, karena dalam pelaksanaannya IMBT harus melakukan akad ijarah terlebih dahulu,
kemudian apabila ada janji yang tidak terlaksana di awal akad, maka ada akad pemindahan
kepemilikan yang dilakukan setelah berakhirnya akad ijarah.
1) Pihak yang melakukan IMBT harus melaksanakan akad ijarah terlebih dahulu. Akad
pemindahan kepemilikan, baik dengan jual beli atau pemberian, hanya dapat dilakukan
setelah berakhirnya akad ijarah.
2) Janji pemindahan kepemilikan yang disepakati diawal akad ijarah adalah waad (janji), yang
hukumnya tidak mengikat. Apabila janji itu tidak dilaksanakan maka harus ada akad
pemindahan kepemilikan yang dilakukan setelah berakhirnya akad ijarah.
Berdasarkan ilustrasi di bawah ini, bagaimana
pendapat anda atas pertanyaan Bapak B?
Ilustrasi
Usaha yang dimiliki Bapak C sedang mengalami penurunan sehingga ia memutuskan untuk
menjual kendaraan operasional yang biasa digunakan untuk usaha berupa mobil box.
Kepada menawarkan kepada Bapak B, Bapak B berkata bahwa ia bersedia membeli namun
memberikan kesempatan pada Bapak C untuk menyewa kembali mobil box tersebut jika
memang Bapak C membutuhkan. Bapak C tertarik dengan tawaran tersebut namun ragu
apakah hal ini diizinkan oleh syariah. Apakah ia akan menerima tawaran tersebut atau
cukup menjual mobil tersebut saja pada Bapak B?
Berdasarkan ilustrasi di bawah ini, bagaimana
pendapat anda atas pertanyaan Bapak B?
Pendapat
Menurut kelompok kami, bahwa tawaran Bapak B itu sesuai dengan syariah. Namun bisa
dikatakan akad Ijarah, yaitu sewa menyewa mobil, jika Bapak C telah menjual mobilnya
terlebih dahulu kepada Bapak B. Namun Bapak B harus membeli dulu mobil Bapak C. Lalu
Bapak C bisa menerima tawaran Bapak B, karena mobil tersebut telah berpindah
kepemilikan kepada Bapak B, sehingga Bapak C dapat menyewa mobil yang telah terjual
tersebut. Karena jika tanpa membeli dahulu mobil tersebut akad ijarah tidak dapat
dilakukan, karena belum ada hak kepemilikannya.
KASUS IJARAH MUNTAHIYA BIT TAMLIK
Transaksi (dalam ribuah rupiah) Pemberi Sewa Penyewa
Tanggal 2 Januari 2007 Saat pembelian aset dari PT.B
Pemberi sewa dan penyewa Aset Ijarah (D) 150.000
menandatangani akad ijarah atas Kas (K) 150.000
mobil selama 3 tahun. Disepakati
bahwa pembayaran dilakukan setiap
bulan sebesar Rp12.500.
Pemberi sewa membeli mobil yang Saat menerima pendapatan dari
disewakan sebesar Rp150.000 dari PT. penyewa:
B, dan disepakati bahwa pada akhir Kas (D) 12.500 Beban Sewa (D) 12.500
masa sewa akan dibeli oleh penyewa Pendapatan Sewa (K) 12.500 Kas (K) 12.500
Setiap penerimaan pendapatan sewa Kas (D) 12.500 Beban Sewa (D) 12.500
pada awal bulan Pendapatan Sewa (K) 12.500 Kas (K) 12.500
Apabila pada saat akhir kontrak aset Beban Ijarah (D) 60.000 Aset Nonkas (D) 40.000
ijarah dihibahkan dari pemberi sewa Akum. Penyusutan (D) 90.000 Keuntungan (K) 40.000
kepada penyewa dan nilai wajar Aset Ijarah (K) 150.000
Rp40.000