Anda di halaman 1dari 10

IJARAH MUNTAHIYA BIT TAMLIK

Dhiya Ramadhanty C.1610868


Eva Listiyana C.1610213
Nur Ismi Dewi C.1610886
Rani Kusriana C.1610920
Resi Putri Rahmawati C.1610952
Laila Lestari Tambunan C.1610988
Dasar Hukum Akad Ijarah

 Al-Qur’an
 As-Sunnah
Rukun dan Ketentuan Syariah Akad Ijarah

Rukun ijarah ada 3 macam, yaitu sebagai berikut:


1. Pelaku yang terdiri atas pemberi sewa/ pemberi jasa/ lesor/ mu’jjir dan
penyewa/ pengguna jasa lessee/ musta’jir.
2. Objek akad ijarah berupa: manfaat aset/ma’jur dan pembayaran sewa: atau
manfaat jasa dan pembayaran upah.
3. Ijab kabul/ serah terima.
Berakhirnya Akad Ijarah

1. Periode akad sudah selesai sesuai perjanjian, namun kontrak masih dapat berlaku
walaupun dalam perjanjian sudah selesai dengan beberapa alasan, misalnya
keterlambatan masa panen jika menyewakan lahan untuk pertanian, maka
dimungkinkan berakhirnya akad setelah panen selesai (Sayid Sabbiq, 2008).
2. Periode akad belum selesai tetapi pemberi sewa dan penyewa sepakat menghentikan
akad ijarah.
3. Terjadi kerusakan aset.
4. Penyewa tidak dapat membayar sewa
5. Salah satu pihak meninggal dan ahli waris tidak berkeinginan untuk meneruskan akad
karena memberatkannya. Kalau ahli waris merasa tidak masalah maka akad tetap
berlangsung. Kecuali akadnya adalah upah menyusui maka bila sang bayi atau yang
menyusui meninggal maka akadnya menjadi batal.
Bolehkah Ijarah Muntahiya bit Tamlik dilakukan
dalam satu akad dalam sewa dan belinya?

Tidak boleh, karena dalam pelaksanaannya IMBT harus melakukan akad ijarah terlebih dahulu,
kemudian apabila ada janji yang tidak terlaksana di awal akad, maka ada akad pemindahan
kepemilikan yang dilakukan setelah berakhirnya akad ijarah.

Ini sesuai dengan ketentuan syariah untuk IMBT, yaitu :

1) Pihak yang melakukan IMBT harus melaksanakan akad ijarah terlebih dahulu. Akad
pemindahan kepemilikan, baik dengan jual beli atau pemberian, hanya dapat dilakukan
setelah berakhirnya akad ijarah.

2) Janji pemindahan kepemilikan yang disepakati diawal akad ijarah adalah waad (janji), yang
hukumnya tidak mengikat. Apabila janji itu tidak dilaksanakan maka harus ada akad
pemindahan kepemilikan yang dilakukan setelah berakhirnya akad ijarah.
Berdasarkan ilustrasi di bawah ini, bagaimana
pendapat anda atas pertanyaan Bapak B?

Ilustrasi

Usaha yang dimiliki Bapak C sedang mengalami penurunan sehingga ia memutuskan untuk
menjual kendaraan operasional yang biasa digunakan untuk usaha berupa mobil box.
Kepada menawarkan kepada Bapak B, Bapak B berkata bahwa ia bersedia membeli namun
memberikan kesempatan pada Bapak C untuk menyewa kembali mobil box tersebut jika
memang Bapak C membutuhkan. Bapak C tertarik dengan tawaran tersebut namun ragu
apakah hal ini diizinkan oleh syariah. Apakah ia akan menerima tawaran tersebut atau
cukup menjual mobil tersebut saja pada Bapak B?
Berdasarkan ilustrasi di bawah ini, bagaimana
pendapat anda atas pertanyaan Bapak B?

Pendapat

Menurut kelompok kami, bahwa tawaran Bapak B itu sesuai dengan syariah. Namun bisa
dikatakan akad Ijarah, yaitu sewa menyewa mobil, jika Bapak C telah menjual mobilnya
terlebih dahulu kepada Bapak B. Namun Bapak B harus membeli dulu mobil Bapak C. Lalu
Bapak C bisa menerima tawaran Bapak B, karena mobil tersebut telah berpindah
kepemilikan kepada Bapak B, sehingga Bapak C dapat menyewa mobil yang telah terjual
tersebut. Karena jika tanpa membeli dahulu mobil tersebut akad ijarah tidak dapat
dilakukan, karena belum ada hak kepemilikannya.
KASUS IJARAH MUNTAHIYA BIT TAMLIK
Transaksi (dalam ribuah rupiah) Pemberi Sewa Penyewa
Tanggal 2 Januari 2007 Saat pembelian aset dari PT.B
Pemberi sewa dan penyewa Aset Ijarah (D) 150.000
menandatangani akad ijarah atas Kas (K) 150.000
mobil selama 3 tahun. Disepakati  
bahwa pembayaran dilakukan setiap  
bulan sebesar Rp12.500.  
   
Pemberi sewa membeli mobil yang Saat menerima pendapatan dari
disewakan sebesar Rp150.000 dari PT. penyewa:
B, dan disepakati bahwa pada akhir Kas (D) 12.500 Beban Sewa (D) 12.500
masa sewa akan dibeli oleh penyewa Pendapatan Sewa (K) 12.500 Kas (K) 12.500

Setiap penerimaan pendapatan sewa Kas (D) 12.500 Beban Sewa (D) 12.500
pada awal bulan Pendapatan Sewa (K) 12.500 Kas (K) 12.500

Pada akhir periode dilakukan alokasi Beban Penyusutan (D) 30.000


untuk beban depresiasi selama 5 Akum. Penyusutan (K) 30.000
tahun sesuai masa manfaat mobil
dengan metode garis lurus.
KASUS IJARAH MUNTAHIYA BIT TAMLIK
Transaksi (dalam ribuah rupiah) Pemberi Sewa Penyewa
Penyajian pada akhir tahun untuk Aset Ijarah 150.000
aset ijarah. Jurnal untuk tahun ke-2 Akum. Penyusutan 30.000
dan ke-3 sama dengan pencatatan di Aset Nonkas 120.000
atas.
Pada saat akhir kontrak aset ijarah Kas (D) 65.000 Aset Nonkas (D) 65.000
dijual kepada pemberi sewa secara Akum. Penyusutan (D) 90.000 Kas (K) 65.000
tunai Rp65.000. Dilakukan dengan Aset Ijarah (K) 150.000
akad jual beli. Keuntungan Penjualan (K) 5.000

Apabila pada saat akhir kontrak aset Beban Ijarah (D) 60.000 Aset Nonkas (D) 40.000
ijarah dihibahkan dari pemberi sewa Akum. Penyusutan (D) 90.000 Keuntungan (K) 40.000
kepada penyewa dan nilai wajar Aset Ijarah (K) 150.000
Rp40.000

Anda mungkin juga menyukai