Dosen Pengampu :
Disusun oleh :
JAKARTA
2019
1
A. DEFINISI DAN PENGGUNAAN
Ijarah dan ijarah Muntahiyah Bit tamlik (IMBT) merupakan transaksi sewa menyewa
yang diperbolehkan oleh syariah. Akad ijarah merupakan akad yang memfasilitasi
transaksi pemindahan hak guna (maanfaat) atas suatu barang atau jasa dalam waktu
tertentu melalui pembayaran sewa/upah tanpa diikuti pemindahan kepemilikan barang.
Bagi bank syariah, transaksi ini memiliki beberapa keunggulan jika dibandingkan dengan
jenis akad lainnya yaitu:
1. Dibandingkan dengan akad murabahah, akad ijarah lebih fleksibel dalam hal objek
transaksi.
2. Dibandingkan dengan investasi, akad ijarah mengandung resiko usaha yang lebih
rendah, yaitu adanya pendapatan sewa yang relatif tetap
Ketentuan syar’i transaksi ijarah diatur dalam fatwa DSN no 09 tahun 2000.
Adapun ketentuan syar’i transaksi ijarah untuk penggunaan jasa diatur dalam fatwa
DSN no 44 tahun 2004. Sedangkan ketentuan syar’i IMBT diatur dalam fatwa DSN
no 27 tahun 2000.
Rukun transaksi ijarah meliputi (a) transaktor yakni penyewa dan pemberi
sewa, (b) objek ijarah, yakni fasilitas dan uang sewa; dan (3) ijab dan kabul
menunjukkan searah terima, baik berupa ucapan atau perbuatan.
2
a. Transaktor
b. Objek ijarah
Objek kontrak ijarah meliputi pembayaran sewa dan manfaat dari penggunaan
aset. Adapun ketentuan objek ijarah adalah sebagai berikut:
Ijab dan kabul dalam akad ijarah merupakan peryataan dari kedua belah pihak
yang berkontrak, dengan cara penawaran dari pemilik aset (bank syariah) dan
penerimaan yang dinyatakan oleh penyewa (nasabah).
Untuk menguji kesesuaian transaksi ijrah dan IMBT yang dilakukan bank
dengan fatwa dewan DSN, DPS suatu bank syariah akan melakukan pengawasan
syariah. Menurut bank Indonesia, pengawasan tersebut antara lain berupa:
4
b. Memastikan bahwa akad pengalihan kepemilikan dalam IMBT dilakukan setelah
akad ijarah selesai, dan dalam akad ijarah, janji (wa’ad) untuk pengalihan
kepemilikan harus dilakukan pada saat berakhirnya akad ijarah;
c. Meneliti pembiayaan berdasarkan prinsip ijarah untuk multijasa menggunakan
perjanjian sebagaimana diatur dalam fawa yang berlaku tentang multijasa dan
ketentuan lainnya antara lain ketentuan standard akad;
d. Memastikan besar ujrah atau fee multijasa dengan menggunakan akad ijarah telah
disepakati di awal dan diyatakan dalam bentuk nominal bukan dalam bentuk
persentase.
5
ALUR TRANSAKSI IJARAH DAN IMBT
6
E. TEKNIS PERHITUNGAN DAN PENJURNALAN TRANSAKSI IJARAH BAGI
BANK SYARIAH.
Pembahasan teknis perhitungan dan penjurnalan transaksi ijarah akan
mengacu pada kasus 12.1 berikut.
Kasus 12.1.: Transaksi ijarah
PT. Namira membutuhkan sebuah mobil untuk keperluan usahanya. Pada bulan januari
20XA, PT Namira mengajukan permohonan ijarah kepada bank syariah. Adapun
informasi tentang penyewaan tersebut adalah sebagai berikut:
Harga perolehan barang : Rp 125.000.000
Umur ekonomis barang : 5 tahun (60 bulan)
Masa Sewa : 24 bulan
Nilai sisa umur ekonomis : Rp 5.000.000
Sewa per bulan : Rp 2.400.000
Uang muka sewa : Rp 7.200.000
Biaya administrasi : Rp 480.000
7
Sebelum akad ijarah dilakukan, bank syariah terlebih dahulu melakukan
pengadaan aset ijarah. Berdasarkan PSAK no 59 paragraf 108 disebutkan bahwa
objek sewa diakui sebesar biaya perolehan pada saat perolehan.
Misalkan untuk keperluan transaksi ijarah PT Namira di atas, pada tanggal
5 juni 20XA bank syariah membeli aset pada perusahaan yang mensuplai
barang yang diperlukan. Pembelian dilakukan via rekening pemasok
tersebut adalah sebagai berikut:
8
Sebelum akad ijarah dilakukan, bank syariah terlebih dahulu melakukan
pengadaan aset ijarah. Berdasarkan PSAK no 59 paragraf 108 disebutkan bahwa
objek sewa diakui sebesar biaya perolehan pada saat perolehan.
Misalkan untuk keperluan transaksi ijarah PT Namira di atas, pada tanggal
5 juni 20XA bank syariah membeli aset pada perusahaan yang mensuplai
barang yang diperlukan. Pembelian dilakukan via rekening pemasok
tersebut adalah sebagai berikut:
(2) Pembayaran sewa oleh nasabah dilakukan setelah tanggal jatuh tempo
9
Misalkan untuk pembayaran sewa bulan Nopember, pada tanggal 10 Nopember
20XA, nasabah belum membayar sewa kepada bank. Pembayaran baru dilakukan
pada tanggal 5 Desember 20XA. Maka jurnal atas transaksi tanggal 10 Nopember dan
5 Desember tersebut adalah:
(3) Pembayaran sewa oleh nasabah dilakukan sebagian pada saat jatuh tempo dan
sebagian lagi setelah tanggal jatuh tempo
Misalkan tanggal 10 Desember 20XA, nasabah membayar sebesar Rp 1.400.000.
Sisanya dibayar kemudian pada tanggal 3 Januari 20XB. Maka jurnal atas transaksi
tanggal 10 Desember 20XA dan 3 Januari 20XB tersebut adalah sebagai berikut:
Tanggal Rekening Debet (Rp) Kredit (Rp)
10/12/XA Db. Kas/rekening nasabah 1.400.000
Db. Piutang pendapatan sewa 1.000.000
d. Pengakuan Penyusutan Aset Yang
Kr. Pendapatan sewa Diperoleh Untuk Ijarah 1.400.000
Kr. Pendapatan sewa – akrual 1.000.000
Dengan menggunakan teknik perhitungan penyusutan yang telah dibahas pada sub
bab 12.5.1a, jurnal untuk pengakuan penyusutan aset yang diperoleh ijarah untuk
enam bulan pertama adalah sebagai berikut.
Tanggal Rekening Debet (Rp) Kredit (Rp)
10/7/XA Db. Beban penyusutan aset ijarah 2.000.000
Kr. Akumulasi penyusutan aset ijarah 2.000.000
10
Tanggal Rekening Debet (Rp) Kredit (Rp)
Kr. Akumulasi penyusutan aset ijarah 2.000.000
f. Penyajian Pada Laporan Laba Rugi Dan Laporan Perhitungan Bagi Hasil
Pendapatan sewa, dilaporkan baik pada laporan laba rugi maupun laporan
perhitungan bagi hasil. Pada kedua laporan, pendapatan yang disajikan adalah
pendapatan bersih yaitu pendapatan sewa dikurangi beban-beban yang terkait
dengan ijarah antara lain beban penyusutan dan beban perbaikan dan
pemeliharaan. Pada laperan laba rugi biasanya dibuat pada akhir tahun,
sedangkan laporan perhitungan bagi hasil biasanya disajikan setiap bulan untuk
keperluan perhitungan bagi hasil dengan pemilik dana pihak ketiga.
11
(i). Laporan Laba Rugi
Pendapatan sewa, dilaporkan baik pada laporan laba rugi maupun laporan
perhitungan bagi hasil. Pada kedua laporan, pendapatan yang disajikan adalah
pendapatan bersih yaitu pendapatan sewa dikurangi beban-beban yang terkait
dengan ijarah antara lain beban penyusutan dan beban perbaikan dan
pemeliharaan. Pada laperan laba rugi biasanya dibuat pada akhir tahun,
sedangkan laporan perhitungan bagi hasil biasanya disajikan setiap bulan
untuk keperluan perhitungan bagi hasil dengan pemilik dana pihak ketiga.
Berdasarkan kasus diatas maka beban penyusutan perbulan barang IMBT adalah:
Biaya perolehan
Penyusutan IMBT per bln =
Jumlah bulan masa sewa
Rp 120.000.000
Penyusutan IMBT per bln = = Rp 5.000.000
24
14
penyajian di neraca (bulan ke 20)
Aset Ijarah 120.000.000
Akumulasi penyusutan (100.000.000)
Nilai bersih 20.000.000
15
Praktik perhitungan dan penjurnalan transaksi ijarah untuk jasa pada dasarnya
sama dengan perhitungan dan penjurnalan transaksi ijarah untuk barang
Kasus 12.3. : Transaksi Ijarah untuk multijasa
Ibu Ulli melakukan transaksi ijarah dengan BPRS Anugerah Sejahtera untuk
keperluan biaya sekolah anaknya selama 1 semester di Universitas Gadjah Mada
(UGM). Adapun informasi tentang transaksi untuk penyediaan jasa tersebut adalah
sebagai berikut:
Biaya perolehan jasa : Rp 9.000.000 (dibayar ke UGM tanggal 1 feb 20XA
Masa Sewa :6 bulan (mulai 1 feb 20XA s/d 1 Agustus 20XA)
Sewa per bulan : Rp 1.700.000 (setiap tanggal 1 mulai bulan Maret)
Penyusutan per bulan : Rp 1.500.000 (setiap tanggal 1 mulai bulan Maret)
Biaya administrasi 0,5% : Rp 45.000 (diterima tanggal 1 Feb 20XA)
Jurnal untuk transaksi di atas meliputi jurnal pengadaan aset ijarah, jurnal pada saat akad,
jurnal penyusutan aset ijarah dan jurnal penerimaan pendapatan sewa ijarah.
a) Pengadaan aset ijarah
Jurnal pengadaan aset ijarah jasa adalah sebagai berikut:
16
penyusutan dan pembayaran
1 1.500.000 1.700.000 1 Maret 20XA
2 1.500.000 1.700.000 1 April 20XA
3 1.500.000 1.700.000 1 Mei 20XA
4 1.500.000 1.700.000 1 Juni 20XA
5 1.500.000 1.700.000 1 Juli 20XA
6 1.500.000 1.700.000 1 Agustus 20XA
17
1/6/XA Db. Beban penyusutan aset ijarah 1.500.000
H. Penyajian
Berdasarkan PSAK no 107 pendapatan ijarah disajikan secara neto setelah dikurangi beban-
beban yang terkait, misalnya beban penyusutan, beban pemeliharaan dan perbaikan, dan
sebagainya.
I. Pengungkapan
18
Berdasarkan PSAK no 107, hal-hal yang harus diungkap dalam catatan atas laporan keuangan
tentang transaksi ijarah antara lain tetapi tidak terbatas, pada:
(1) penjelasan umum isi akad yang signifikan yang meliputi tetapi tidak terbatas pada:
a. keberadaan wa’ad pengalihan kepemilikan dan mekanisme yang digunakan (jika
ada wa’ad pengalihan kepemilikan);
b. pembatasan-pembatasan, misalnya ijarah lanjut;
c. bagunan yang digunakan (jika ada);
(2) nilai perolehan dan akumulasi penyusutan untuk setiap kelompok aset ijarah;
(3) keberadaan transaksi jual-dan-ijarah (jika ada).
19