Anda di halaman 1dari 8

Nama : Siti Syaidah

Nim : 180503070

Mata Kuliah : Akuntansi Syariah

Prodi : S1 Akuntansi

BAB 4; SISTEM KEUANGAN SYARIAH

Pertanyaan
1. Bagaimana konsep Islam mengenai harga?
Jawab
Dalam islam konsep harta dan kekayaan adalah semua yang ada di bumi dan di langit
merupakan kekuasaan yang dimiliki Allah SWT. dan manusia hanya lah sebagai
perantara sebagai khalifah dibumi dalam memelihara dan mengembangkan isi bumi.
2. Bagamana penggunaan harta yang sesuai dengan syariah?
Jawab
a. Tidak boros dan tidak kikir (dalam batas kewajaran)
b. Memberi infak dan sedekah
c. Membayar zakat sesuai ketentuan
d. Memberi pinjaman tanpa bunga (qurdhul hasan)
e. Meringankan kesulitan orang yang berhutang.
3. Bagaimana cara memperoleh harta yang sesuai dengan syariah?
Jawab
Islam tidak memisahkan ekonomi dengan agamana, sehingga manusia merujuk kepada
ketentuan Syariah dalam beraktivitas ekonomi, termasuk memperoleh harta kekayaan.
Konsekuensinya, manusia dalam bekerja, berbisnis, atau berinvestasi dalam rangka
mencari rezeki (harta) harus memilih bidang yang halal walaupun dari sudut pandang
(ukuran) keduniaan memberikan keuntungan yang lebih sedikit dibandingkan dengan
bidang yang haram.
4. Apa yang dimaksud dengan akad?
Jawab
Pengertian akad menurut bahasa berasal dari kata al-‘Aqd, bentuk masdar adalah kata
‘Aqada dan jamaknya adalah al-‘Uqud yang berarti perjanjian (yang tercatat) atau
kontrak. Menurut terminologi hukum Islam, akad adalah pertalian antara penyerahan
(ijab) dan penerimaan (Qabul) yang dibenarkan oleh syariah yang menimbulkan akibat
hukum terhadap objeknya.
5. Sebut jenis-jenis akad?
Jawab
Akad dari segi ada atau tidak adanya kompensasi, fikih Muamalat membagi lagi akad
menjadi dua bagian, yaitu akad tabarru' dan akad tijarah/mu'awadah.

6. Jelaskan rukun dan syarat akad!


Jawab
a. Pelaku, yaitu para pihak yang melakukan akad (penjual dan pembeli, penyewa
b. menyewakan, karyawan dan majikan, shahibul maal dan mudharib, mitra dengan
mitra dalam musyarakah). Untuk pihak yang melakukan akad harus memenuhl syarat
yaitu orang yang merdeka, mukalaf, dan orang yang sehat akalnya.
c. Objek akad merupakan sebuah konsekuensi yang harus ada dengan dilakukannya
suatu transaksi tertentu. Objek jual beli adalah barang dagangan, objek mudarabah
dan musyarakah adalah modal dan kerja, objek sewa-menyewa adalah manfaat atas
barang yang disewakan.
d. ljab qabul (serah terima) merupakan kesepakatan dari para pelaku dan menunjukkan
mereka saling rida, Tidak sah suatu transaksi apabila ada salah satu pihak yang
terpaksa melakukannya (QS. An-Nisa: 29), dan oleh karenanya akad dapat menjadi
batal.
7. Sebutkan jenis transaksi yang dilarang!
Jawab
Hal yang termasuk transaksi yang dilarang adalah sebagai berikut:
a. Semua aktivitas bisnis yang terkait dengan barang dan jasa yang diharamkan Allah.
b. Riba
c. Penipuan
d. Penjudian
e. Gharar
f. Ikhtikar
g. Monopoli
h. Bai’an najsy
i. Suap
j. Taalluq
k. Bai al inah
l. Talaqqi al-rukban
8. Apa yang dimaksud dengan riba? Jelaskan tetang jenis riba!
Jawab
Riba berasal dari bahasa Arab yang berarti tambahan (Al-ziyadah), berkembang (An-
nuwuw), meningkat (Al-irtifa'), dan membesar (Al-'uluw). Imam Sarkhzi mendefinisikan
riba sebagai tambahan yang disyaratkan dalam transaksi bisnis tanpa adanya padanan
('iwad) yang dibenarkan syariah atas penambahan tersebut.
Jenis-jenis riba :
a. Riba Nasi'ah (riba yang muncul karena utang-piutang, riba Nasi'ah dapat terjadi
dalam segala jenis transaksi kredit atau utang-piutang dimana atau pihak harus
membayar lebih besar dari pokok pinjamannya)
b. Riba Fadhl (riba yang muncul karena transaksi pertukaran atau barter).
9. Mengapa undian melalui sms untuk acara Indonesia idol diharamkan?
Jawab
Karena undian melalui sms untuk acara seperti ajang pencarian bakat di televisi termasuk
perjudian, hal tersebut terjadi karena mereka menyerahkan uang/harta untuk mendukung
seseorang dalam ajang pencarian bakat tersebut, dimana peserta yang menang berhak atas
hadiah yang dananya dikumpulkan dari kontribusi para pesertanya. Sebaliknya, bila
dalam undian itu kalah, maka uangnya pun harus direlakan untuk diambil oleh pemenang.

10. Sesuai ilustrasi di awal bab, apakah pendapat mahasiswa FEUI itu benar? Jelaskan
alasannya?
Jawab
Benar, karena membeli hasil pertanian yang belum dapat dipanen atau mengijon
termasuk perbuatan yang dilarangAllah, karena mengandung ketidakpastian.
11. Jelaskan prinsip keuangan Islam ?
Jawab
Prinsip sistem keuangan Islam sebagaimana diatur melalui Al-Qur'an dan As-sunah
adalah pelarangan riba, pembagian resiko, menganggap yang sebagai modal potensial,
larangan melakukan kegiatan spekulatif, kesucian kontrak, dan aktivitas usaha harus
sesuai syariah.
12. Sebutkan dan jelaskan istrument keuangan syariah?
Jawab
a. Akad investasi yang merupakan jenis akad tijarah dengan bentuk uncertainty contract.
b. Akad jual beli atau sewa menyewa yang merupakan jenis akad tijarah dengan bentuk
certainty contract.
c. Akad lainnya dalam ekonomi syariah meliputi sharf, wadiah qardhul hasan, biaya
administrasi, Al-Wakalah, kafalah, hiwalah, dan rahn

Soal Komperhensif
1. Sebagai masyarakat muslim di Indonesia mengatakan bahwa bunga yang diberikan oleh
perbankan konvensional tidaklah haram. Hal ini didasari oleh kenyataan bahwa tingkat
bunga sangat kecil karena karena hanya berkisar antara 4-7% per tahun tidak seperti
zaman pra islam mana peminjaman akan dikenakan tingkat bunga 100% jika tidak
mampu melunasi utang dengan saat jatuh tempo.
Setujukah anda dengan alasan bahwa bunga bank tidak haram? Jelaskan jawaban
anda terkait setuju atau tidak setuju dengan pernyataan diatas.
Jawab
Permasalahan riba dan bunga akan tetap muncul sepanjang waktu sebagaimana dijelaskan
sebuah hadis, yang menyatakan akan datangnya zaman di mana masyarakat susah
menghindarkan diri dari riba dan susah membedakan antara riba dan jual beli.

Para imam mazhab telah menjelaskan sejak dulu bahwa transaksi riba bisa terjadi pada
utang piutang maupun jual beli. Dalam jual beli, riba bisa terjadi pada jenis barang
tertentu, yaitu barang ribawi. Jumhur ulama menyepakati barang ribawi ini meliputi
barang yang menjadi makanan pokok, barang yang dapat diperlakukan sebagai uang,
seperti emas dan perak, serta barang yang bisa di timbang atau ditakar. Jual beli
mengandung riba jika ada proses barter barang ribawi dengan perbedaan timbangan atau
takaran, atau tukar uang, atau valuta secara non-tunai.
Sedangkan dalam utang piutang, riba bisa terjadi karena dua hal. Yaitu, memperjanjikan
adanya tambahan uang/bunga/manfaat material atas pokok pinjaman yang akan dibayar
kan oleh penghutang kepada pemberi utang, atau adanya denda bunga atas keterlambatan
pembayaran utang kepada pemberi piutang, meskipun tanpa perjanjian di awal. Bentuk
bunga yang riba tersebut dapat berbentuk nominal uang, persentase dari pokok pinjaman,
ataupun barang.
Oleh karena itu, ada praktik bunga yang sebenarnya bukanlah riba, sebagaimana
dijelaskan Muhammad Ayyub dalam bukunya Introduction on Islamic Finance.
a. Pertama, bunga yang dibayarkan oleh peminjam ke pada pemberi utang atas
kerelaan sendiri dan tidak diperjanjikan di awal adalah halal. Bahkan Rasulullah
SAW mengajarkan untuk membayar utang dengan baik (misalkan dengan mem
berikan hadiah) sebagai bukti rasa persaudaraan.
b. Kedua, denda berbentuk bunga atas keterlambatan pembayaran utang pada
asalnya adalah haram (riba jahiliyyah). Namun, ketika denda tersebut dipungut
dengan tujuan agar penghutang menjaga amanah dalam membayar utang (dalam
rangka melindungi harta umat), maka denda itu dibolehkan asalkan perolehan
denda tidak dimiliki oleh peminjam, tetapi menjadi kekayaan umat (misalkan
menjadi dana kafarat di baitul maal). Denda semacam ini dipastikan oleh
perbankan syariah setelah mendapatkan fatwa dari DSN MUI.
c. Ketiga, bunga yang diperoleh oleh pedagang kreditan akibat perbedaan antara
harga kredit dan harga kontan adalah bunga yang bukan riba. Bah kan, dalam
salah satu hadis dijelas kan bahwa salah satu rizki yang di berkahi adalah menjual
secara kredit, sehingga meringankan beban pembeli.
Bunga dalam hal ini haki katnya adalah laba atas penjualan. Namun, perlu hati-hati,
jualan kredit saat ini beda tipis dengan utang kare na sering kali pembeli tidak lagi
membayar barangnya kepada pen jual, tetapi kepada lembaga keuangan atau bank yang
mengambil keun tungan dengan memberikan utang kepada calon pembeli, dan ini adalah
riba
2. Transaksi short-selling sangat lumrah dalam keuangan konvensional. Investor melakukan
short-selling dengan cara menjual saham yang tidak dimilikinya kepada investor lainnya.
Investor yang melakukan short-selling pada akhirnya akan berharap bahwa saham yang
dijual terlebih dahulu harganya akan turun ketika dia membelinya kembali.
Jelaskan dengan ringkas dan menggunakan teori yang ada untuk menentukan
apakah transaksi short-selling sesuai dengan syariah atau tidak.
Jawab
Short selling adalah transaksi penjualan saham dimana investor tidak memiliki saham
tersebut. Dalam prakteknya, investor meminjam saham dari pihak lain (perusahaan
sekuritas, misalnya) dan biasanya berharap harga saham itu turun.
Spekulasi dan investasi merupakan dua hal yang berbeda di dalam pasar modal.
Spekulasi merupakan suatu game of chance dimana spekulan memiliki kemampuan untuk
menganalisis suatu pergerakan saham dengan cermat meskipun terkadang sedikit
manipulatif. Investor merupakan seseorang yang mengambil keputusan dengan cermat
dan berhati-hati dalam melakukan analisis tetapi tidak melakukan tindakan manipulatif.
Pasar modal syariah dan konvensional memiliki perbedaan pada prinsip transaksi
dan efek yang diperdagangkan. Pasar modal syariah melarang adanya transaksi yang
mengandung spekulasi dan ketidakpastian karena prinsip pada syariah Islam dalam
berdagang adalah semuanya merasa diuntungkan, bukan salah satu yang rugi atau untung.
Pasar modal konvensional sebaliknya, transaksi yang mengandung spekulasi tersebut
diperbolehkan dalam pasar modal ini. Short selling merupakan salah satu contoh
transaksi yang diperbolehkan dalam pasar modal konvensional tetapi tidak diperbolehkan
dalam pasar modal syariah.
Transaksi short selling dilarang dalam pasar modal syariah karena
transaksi ini mengandung spekulasi dan ketidakpastian dimana kedua hal tersebut
dilarang dalam pasar modal syariah. Short selling juga menimbulkan dampak
yang tidak baik bagi kegiatan dalam pasar modal itu sendiri serta bagi moral
masyarakat dalam berinvestasi.
3. PT.XYZ adalah sebuah toko eceran besar baru saja melakukan perubahan sistem
pembayaran tagiah kepada pemasok barang dengannya. Selama ini pemasok menaruh
barangnya terlebih dahulu (konsinyasi) disupermarket XYZ. Jika barang dagang pemasok
telah terjual maka 14 hari kemuadian PT.XYZ akan mentrasfer dana kepada pemasok
setelah dikurangi komisi penjualan.
Pimpinan baru kemuadian menerapkan kebijan baru yang ada intinya memperpanjang
waktu pembayaran kepada pemasok. Selain itu, proses pembayaran juga dipersulit
sehingga secara efektif PT.XYZ akan memebayar kepada pemasoknya 2 bulan setelah
penjualan. Prinsip yang mendasari perubahan sistem tersebut adalah mencapai kas masuk
dan memperlambat kas keluar sebisa mungkin. Dana yang belum dikirimkan ke pemasok
diinvestasikan terlebih dahulu oleh PT.XYZ ke investasi jangka pendek meperoleh
keuantungan .
Bagaimana pendapat anda atas kebijakan yang diambil oleh PT.XYZ, apakah
sesuai dengan syariah atau tidak? Jelaskan jawaban anda
Jawab
Tidak sesuai dengan syariah islam
Karena dimana pihak pemasok tidak mengetahui harga pasar atas barang dagang yang di
investasikan dibawahnya sementara pihak pt mengharapkan keuntungan yang berlipat
ganda dengan memanfaatkan ketidak tahuan pemasok. Cara ini tidak diperbolehkan
secara syariah sesuai dengan sabda rasulullah:
“janganlah kamu mencegat kifilah/rombongan yang membawa dagang dijalan, siapa yang
melakukan itu dan membeli darinya, maka pemilik barang tersebut tiba dipasar
( mengetahui harga), ia boleh berkhiar” (HR.Muslim)
4. Bp. Adi memborang manga yang ada dipohon manga Bp. Budi sebesar Rp500.000
perpohon tanpa melihat jumlah manga yang didapat diperoleh. Apakah menurut anda
transaksi tersebut secara syariah? Jika anda menggangap tidak syariah, bagaimana
membuatnya agar sesuai dengan syariah?
Jawab
Karena kurang jelasnya hasil panen yang akan diperoleh nantinya, maka bisa jadi salah
satu pihak akan mengalami kerugian, jika hasil panen tidak sesuai dengan taksiran harga
yang dilakukan ketika akad transaksi. Tak jarang pula ada penjual meminta tambahan
harga ketika panen apabila melihat panen buah melimpah.
5. Apakah diperbolehkan dalam akad musyarakah seorang mitra (patner) hanya
memberikan modal saja tanpa bekerja? Jelaskan jawaban anda?
Jawab
Di perbolehkan tergantung perjanjian kedua pihak.
Karena Prinsip normal dari musyarakah yaitu bahwa setiap mitra bisa memiliki hak untuk
ikut serta dalam manajemen dan bekerja untuk usaha patungan ini. Tetapi, para mitra
dapat juga sepakat bahwa manajemen perusahaan akan dilakukan oleh salah satu dari
mereka, dan mitra lain tidak akan menjadi bagian manajemen dari musyarakah tersebut
namun setiap pembagian keuntungan harus sesuai dengan kesepakatan
6. Bagaimana hukunya dipandang dari sisi syariah transaksi penukaran 1 lembar uang
pecahan Rp100.000 menjadi 98 lembar pecahan Rp 1.000?
Jawab
Umumnya para ulama kontemporer mengharamkan praktek ini, karena dianggap sama
saja dengan riba. Namun kalau kita telusuri lebih jauh, ternyata ada juga yang
membolehkan. Tentu masing-masing punya hujjah dan argumen yang melatarbelakangi
pendapat masing-masing.
Seperti apa perbedaan pendapat di antara mereka selama, mari kita bahas sekilas.
1. Pendapat yang Mengharamkan
Pendapat yang mengharamkan akad seperti ini didasarkan pada hadits nabi SAW
yang melarang tukar menukar barang yang sama tetapi dengan nilai yang berbeda.
Di dalam ilmu fiqih, akad seperti ini disebut dengan akad riba, khususnya disebut
dengan istilah riba fadhl. Haditsnya sebagai berikut :
Dari Ubadah bin Shamait berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda: ”Emas dengan
emas, perak dengan perak, gandum dengan gandum, barley dengan barley, kurma
dengan kurma, garam dengan garam. Semua harus sama beratnya dan tunai. Jika
jenisnya berbeda maka juallah sekehendakmu tetapi harus tunai (HR Muslim).
Riba fadhl terjadi hanyalah bila dua jenis barang yang sama dipertukarkan dengan
ukuran yang berbeda, akibat adanya perbedaan kualitas di antara kedua. Kalau kedua
barang itu punya ukuran sama dan kualitas yang sama, tentu bukan termasuk riba
fadhl.

Contoh dari pertukaran dua benda yang wujudnya sama tapi beda ukuran adalah emas
seberat 150 gram ditukar dengan emas seberat 100 gram secara langsung. Emas yang
150 gram kualitasnya cuma 22 karat, sedangkan emas yang 100 gram kualitasnya 24
karat. Kalau pertukaran langsung benda sejenis beda ukuran ini dilakukan, maka
inilah yang disebut dengan riba fadhl dan hukumnya haram.
Dalam pandangan mereka, kenapa tukar menukar uang seperti disebutkan itu
diharamkan, karena pada hakikatnya ada kesamaan praktek dengan haramnya tukar
menukar emas dengan emas di atas.Walaupun dalam kenyataannya wujud benda yang
dipertukarkan memang bukan emas tetapi uang kertas, tetapi pada hakikatnya dalam
pandangan mereka uang kertas itu punya fungsi sebagaimana emas di masa lalu, yaitu
sebagai alat tukar. Intinya, kalau tukar menukar emas yang berbeda berat dan nilainya
diharamkan, maka tukar menukar uang yang berbeda nilai pun juga diharamkan. Dan
mereka memasukkan keharaman akad ini karena termasuk riba, yaitu riba fadhl.

2. Pendapat yang Membolehkan


Namun di sisi lain, kadang kita juga menemukan adanya pendapat kalangan tertentu
yang membolehkan tukar menukar uang berbeda nilai ini.
Dan kalau kita telusuri apa latar belakang pendapat mereka, setidaknya kita
menemukan ada dua alasan yang sering mereka kemukakan.
 Alasan Pertama: Uang Kertas Tidak Termasuk 6 Jenis Harta
Menurut mereka, keharaman riba fadhl itu hanya terbatas pada enam jenis benda
yang disebutkan dalam hadits. Keenam benda itu adalah emas, perak, gandum,
barley, kurma dan garam. Sedangkan bila yang dipertukarkan selain keenam
benda itu, maka hukumnya tidak mengapa walaupun berbeda ukuran karena beda
kualitas.
Uang yang kita gunakan hari ini tebuat dari kertas. Dan kertas tidak disebut-sebut
sebagai benda ribawi yang diharamkan untuk ditukarkan dengan berbeda nilai.
Maka mereka menganggap tidak ada yang dilanggar dalam praktek tukar uang
seperti ini.
 Alasan Kedua
Kalaupun uang kertas yang kita pakai hari ini mau dianggap sebagai representasi
dari emas, maka secara fisik yang dipertukarkan juga berbeda. Uang kertas 100-
ribuan secara fisik berbeda dengan tukarannya yang berupa logam atau uang
receh yang terbuat dari logam. Maka bila kertas ditukar dengan logam, tentu tidak
termasuk tukar menukar benda sejenis. Dan oleh karena itu tidak terkena larangan
seperti yang dimaksud di atas.
Oleh karena itulah beberapa waktu yang lalu kita masih menyaksikan di telepon
umum di kota Mekkah atau Madinah, ada orang yang ‘berjualan’ uang receh di
dekat telepon umum. Uang kertas 10 riyal Saudi ditukar dengan 9 keping uang
logam pecahan satu riyal.

Bantahan Pihak Pertama


Tentu saja kalangan yang mengharamkan punya hujjah yang melemahkan pendukung
pendapat yang menghalalkan.
Alasan bahwa riba fadhl yang diharamkan hanya terbatas pada enam jenis benda saja,
dianggap sebagai pendapat yang kurang tepat. Sebab ketika Rasulullah SAW
menyebutkan keenam jenis benda itu, tujuannya bukan untuk membatasi, tetapi untuk
membuatkan contoh saja.
Buktinya, umumnya para ulama juga memasukkan haramnya tukar menukar dua jenis
beras yang berbeda kualitas dengan ukuran timbangan yang berbeda. Padahal beras
tidak termasuk yang disebut-sebut dalam hadits itu.

Anda mungkin juga menyukai