Anda di halaman 1dari 5

Nama : Dwi Surya Nugraha

NIM : 20809334002

Kelas : A20 Wates

Prodi : Akuntansi D4

Mata Kuliah : Bank dan Lembaga Keuangan Non Bank

Tugas Pegadaian

1. Proses pinjaman atas dasar hukum gadai di Pegadaian untuk barang kantong
dan barang gudang yaitu kita harus mengingat bahwa besarnya jumlah pinjaman
sangat tergantung pada nilai barang yang akan digadaikan, maka barang yang diterima
dari calon peminjam terlebih dulu harus ditaksir nilainya oleh petugas penaksir.
Petugas penaksir adalah orang-orang yang sudah mendapatkan pelatihan
khusus dan berpengalaman dalam melakukan penaksiran barang-barang yang akan
digadaikan. Pedoman penaksiran yang dikelompokkan atas dasar jenis barangnya
adalah sebagai berikut:

a. Barang kantong

1) Emas.

a) Petugas penaksir melihat Harga Pasar Pusat (HPP) dan


standar taksiran logam yang telah ditetapkan oleh kantor pusat. Harga
pedoman untuk keperluan penaksiran ini selalu disesuaikan dengan
perkembangan harga yang terjadi.

b) Petugas penaksir melakukan pengujian karatase dan berat.

c) Petugas penaksir menentukan nilai taksiran.

2) Permata.

a) Petugas penaksir melihat standar taksiran permata yang telah


ditetapakan oleh kantor pusat. Standar ini selalu disesuaikan dengan
perkembangan pasar permata yang ada.

b) Petugas penaksir melakukan pengujian kualitas dan berat


permata.
c) Petugas penaksir menentukan nilai taksiran.

b. Barang Gudang (mobil, mesin, barang elektronik, tekstil, dan lain-lain)

a) Petugas penaksir melihat Harga Pasar Setempat (HPS) dari


barang.

b) Harga pedoman untuk keperluan penaksiran ini selalu


disesuaikan dengan perkembangan harga yang terjadi.

c) Petugas penaksir menentukan nilai taksiran.

Pemberian Pinjaman yaitu nilai taksiran atas barang yang akan digadaikan
tidak sama dengan besarnya pinjaman yang diberikan. Setelah nilai taksiran
ditentukan, maka petugas menentukan jumlah uang pinjaman yang dapat diberikan.
Penentuan jumlah uang pinjaman ini juga berdasarkan persentase tertentu terhadap
nilai taksiran, dan persentase ini juga telah ditetapkan oleh Perum Pegadaian
berdasarkan golongan yang besarnya berkisar antara 80-90%.

Pelunasan dalam hal ini, nasabah dapat melunasi kewajibannya setiap saat
tanpa harus menunggu tanggal jatuh tempo. Pelunasan pinjaman besesrta sewa
modalnya (bunga) dibayarakan langsung ke kasir disertai surat gadai. Setelah adanya
pelunasan atau penebusan yang disertai pemenuhan kewajiban nasabah yang lain,
nasabah dapat mengambil kembali barang yang digadaikan.

Pelelangan adalah penjualan barang yang digadai, dilakukan oleh Perum


pegadaian pada saat yang telah ditentukan di muka apabila hal-hal berikut ini terjadi:

a. Pada saat pinjaman habis atau jatuh tempo, nasabah tidak bisa
menebus barang yang digadaikan dan membayar kewajiban lainnya karena
berbagai alasan.

b. Pada saat masa pinjaman habis atau jatuh tempo, nasabah tidak
memperpanjang batas waktu pinjamannya karena berbagai alasan.

Hasil pelelangan barang akan digunakan untuk melunasi seluruh kewajiban


nasabah berupa:

a. Pokok pinjaman.

b. Sewa modal atau bunga.


c. Biaya lelang.

Jadi menurut analisa saya, dalam proses pinjaman atas dasar hukum gadai di
Pegadaian untuk barang kantong dan barang gudang yaitu barang kantong berupa
emas dan permata sedangkan barang gudang berupa kendaraan, mesin, barang
elektronik maka diadakannya proses penaksiran harga. Dengan begitu, setelah
penaksiran harga tersebut, maka besarnya jumlah pinjaman yang diberikan Pegadaian
tergantung atas harga dari barang tersebut. Dengan begitu, si calon peminjam akan
menerima pinjaman tersebut sesuai dengan harga barang yang ia miliki. Setelah si
peminjam menerima uang pinjaman yang telah berlaku, maka si peminjam wajib
menulasi pinjaman tersebut sesuai ketentuan waktu yang telah disepakati untuk
menebus barang yang telah di gadaikan. Jika si peminjam menulasi tidak sesuai target
ketentuan waktu, maka Pegadaian berhak atas barang tersebut untuk melakukan
pelelangan yang berguna untuk melunasi kewajiban nasabah atau si peminjam. Hasil
atas pelelangan berupa pokok pinjaman, sewa modal atau bunga, dan biaya lelang.
Dengan hal tersebut, maka nasabah atau si peminjam tidak memiliki kewajiban
dengan Pegadaian karena barang tersebut merupakan pengganti atas kewajiban yang
dilakukan oleh nasabah atau si peminjam.

2. Langkah-langkah yang dilakukan oleh nasabah pegadaian dari proses


menggadaikan barang sampai menebus barang gadai untuk barang kantong dan
barang gudang sebagai berikut:
a. Mengisi formulir gadai barang.

Nasabah yang akan mengajukan pinjaman baru, maka akan


dipersilakan masuk serta mengisi formulir gadai barang yang sudah
disediakan oleh pihak Pegadaian. Isilah formulir barang gadai sesuai
dengan data yang diminta berupa data diri seperti nama, alamat
lengkap, nomor identitas KTP (Kartu Tanda Penduduk), tujuan
menggadaikan barang, jenis barang yang akan digadai, dan nilai
pinjaman yang diinginkan. Serta jangan lupa untuk melakukan tanda
tangan pada formulir tersebut.

b. Menyerahkan formulir gadai beserta kartu identitas dan barang


gadai.
Dalam hal ini, setelah nasabah mengisi formulir maka nasabah
langsung menuju pada loket atau petugas yang akan menaksir barang
gadai. Jika telah mengisi formulir barang gadai, selanjutnya nasabah
bisa langsung menyerahkan kepada petugas yang berjaga di loket
penaksiran barang gadai. Sertakan fotokopi KTP dan barang yang akan
digadaikan. Petugas terkait akan menaksir nilai barang gadai yang
nantinya akan berpengaruh pada nilai pinjaman yang bisa diperoleh
nasabah. Proses penaksiran barang gadai tidak akan berlangsung lama.
Setelah proses penaksiran barang gadai selesai, maka nasabah akan
dipanggil dan diinformasikan tentang nilai pinjaman maksimal yang
bisa disetujui oleh pihak Pegadaian. Jika nasabah setuju, proses akan
berlanjut pada pembuatan Surat Bukti Kredit.

c. Pembuatan Surat Bukti Kredit (SBK).

Pada proses untuk pembuatan SBK, maka nasabah diminta


untuk menunggu lagi di ruang tunggu yang telah disediakan pihak
Pegadaian. Dalam SBK ini tercantum tentang informasi yang berkaitan
dengan identitas nasabah, jenis barang gadai, nilai taksiran, nilai
pinjaman, jangka waktu pinjaman, besarnya sewa modal atau bunga,
tanggal jatuh tempo, dan tanggal pelelangan barang. Sedangkan disisi
sebaliknya, SBK mencantumkan informasi yang berkaitan dengan
ketentuan-ketentuan atau perjanjian kredit yang harus disetujui oleh
nasabah.

d. Nasabah mendapatkan dana pinjaman.

Setelah pembuatan serta pencetakan kartu SBK telah


dilaksanakan, maka nasabah akan diberikan penjelasan singkat tentang
tanggal jatuh tempo atas pinjaman tersebut. Setelahnya, nasabah akan
menerima uang pinjaman dalam bentuk tunai, tetapi sebelum hal itu
pihak kasir menginformasikan jumlah atas biaya administrasi yang
harus dibayarkan nasabah. Setelah pembayaran administrasi selesai,
maka nasabah akan menerima uang pinjaman berserta kartu SBK dari
petugas kasir tersebut.
e. Pelunasan.

Pelunasan dalam hal ini, nasabah dapat melunasi kewajibannya


setiap saat tanpa harus menunggu tanggal jatuh tempo. Pelunasan
pinjaman besesrta sewa modalnya (bunga) dibayarakan langsung ke
kasir disertai surat gadai. Setelah adanya pelunasan atau penebusan
yang disertai pemenuhan kewajiban nasabah yang lain, nasabah dapat
mengambil kembali barang yang digadaikan.

Anda mungkin juga menyukai