PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Identifikasi Masalah
C. Tujuan
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penyusunan makalah iniyaitu :
1. Agar mahasiswa mengerti tentang arsitektur perbankkan indonesia
2. Mengerti makna API dilihat dari Perbankan kedepan
3. Agar mahasiswa tidak salah persepsi mengenai makna API itu sendiri
Bab 2
Pembahasan
A. Pengertian Arsitektur perbankan indonesia
Bank Indonesia pada tahun 2004 mulai berusaha menerapkan Arsitektur Perbankan
Indonesia. Arsitektur Perbankan Indonesia merupakan suatu kerangka dasar pengembangan
sistem perbankan Indonesia yang bersifat menyeluruh untuk rentak waktu lima tahun sampai
sepuluh tahun ke depannya.
Kebijakan pengembangan industri perbankan pada masa depan, seperti yang
diungkapkan dalam API, dilandasi oleh visi:
Menciptakan sistem perbankan yang sehat, kuat, dan efesiensi
Menciptakan kestabilan sistem keuangan
Mendorong pertumbuhan ekonomi nasional
B. Sejarah Arsitektur Perbankan Indonesia
Terbentuknya Arsitektur Perbankan Indonesia dikarenakan adanya krisis ekonomi
berkenpanjangan yang terjadi pada pertengahan 1997 sehingga menyadarkan masyarakat
akan pentingnya API didirikan untuk perbankan Indonesia dalam rangka memperkuat
fundamental industri perbankan. Pada sektor perbangkan sejak 1980-an telah menunjukan
bahwa industri gengan infrastuktur perbankan yang baik. Secara fundamental perbankan
indonesia masih harus diperkuat agar dapat mengatasi gejolak gejolak yang ada, bahkan
sekotor perbankan nasional yang terbukti belum kokoh merupakan tantangan ke depan bukan
hanya bagi industri perbankan secara umum,tapi juga bagi perbankan indonesia sebagai
otoritas pengawasnya. Menyadari pentingnya fundamental perbankan yang lebih kuat dan
untuk meningkatkan daya tahan sistem perbankan terhadap fluktuasi perekonomian.
Arsitektur Perbankan Indonesia merupakan bagian yang terpisahakan dari program
restrukturisasi perbakan atau white paper penyehatan perbankan nasional pasca IMF.
Penerapan API tidak terlepas dari usaha Bank Indonesia untuk secara bertahap
menerapkan praktik terbaik internasional terutama yang tercakup dalam 25 Basel Core
Principles for Effective Banking Supervision. Program-program API mencakup banyak hal.
Program yang lain berkaitan dengan usaha peningkatan kinerja perbankan melalui penerapan
standar good corporate governance yang didukung
Kemampuan operasional yang tinggi
Kemampuan tinngi dalam pengelolaan risiko
ketersedian infrastruktur pendukung perbankan yang memadai
Keberadaa lembaga pemeringkat kredit domestik
Adanya skim penjaminan kredit yang mencukupi
Peningkatan kepercayaan nasabah
Deregulasi Perbankan Kebutuhan Stabilitas
mulai 1980-an Keuangan Internasional
Upaya penyehatan
Basel Principle 1997
perbankan nasional
API
Sistem perbankan
yang sehat, kuat, dan
sehat
Kestabilan Sistem
Keuangan
Pertumbuhan
Ekonomi Nasional
C. Enam Pilar Arsitektur Perbankan Indonesia
Guna mempermudah pencapaian visi API sebagaimana diuraikan di muka, maka
ditetapkan beberapa sasaran yang ingin dicapai, yaitu:
1. Menciptakan struktur perbankan domestik yang sehat yangmampu memenuhi
kebutuhan masyarakat dan mendorong pembangunan ekonomi nasional yang
berkesinambungan.
2. Menciptakan sistem pengaturan dan pengawasan bank yang efektif dan mengacu pada
standar internasional.
3. Menciptakan industri perbankan yang kuat dan memiliki dayasaing yang tinggi serta
memiliki ketahanan dalam menghadapi risiko.
4. Menciptakan good corporate governance dalam rangka memperkuat kondisi internal
perbankan nasional.
5. Mewujudkan infrastruktur yang lengkap untuk mendukung terciptanya industri
perbankan yang sehat.
6. Mewujudkan pemberdayaan dan perlindungan konsumen jasa perbankan.
Keenam sasaran yang ingin dicapai API tersebut dituangkan kedalam enam Pilar yang
saling terkait satu sama lain guna menunjang pencapaian visi API
D. Tantangan perbankan dimasa depan
Jasa keuangan adalah salah satu industri yang mengalami perubahan dan pertumbuhan
paling cepat dibanyak negara. Suatu yang dianggap ideal pada suatu saat bisa dengan cepat
berubah pada waktu selanjutnya. Tantangan dalam dunia perbankan yakni mengelola risiko
dengan sebaik baiknya dan juga selalu berubah seiring dengan perubahan yang terjadi
dalam industri jasa kuangan secara umum. Bagi sistem perbankan di Indonesia, pengelola
risiko dengan baik masih merupakan sesuatu yang baru. Untuk mewujudkan perbankan
Indonesia yang lebih kokoh , perbaikan harus dilakukan di berbagai bidang. Tantangan‐
tantangan tersebut adalah sebagai berikut:
Pelaksanaan keenam pilar API dijabarkan lebih rinci oleh Bank Indonesia dalam program
kegiatan pada rentang waktu sepuluh tahun (dari tahun 2004 hingga tahun 2013). Program-
program tersebut adalah :
1. Penambahan modal baru baik dari shareholder lama maupun investor baru;
2. Merger dengan bank (atau beberapa bank) lain untuk mencapai persyaratan modal
minimum baru;
3. Penerbitan saham baru atau secondary offering di pasar modal;
4. Penerbitan subordinated loan
Dalam waktu sepuluh sampai limabelas tahun ke depan program peningkatan permodalan
tersebut diharapkan akan mengarah pada terciptanya struktur perbankan yang lebih optimal,
yaitu terdapatnya:
2 sampai 3 bank yang mengarah kepada bank internasional dengan kapasitas dan
kemampuan untuk beroperasi di wilayah internasional serta memiliki modal di atas
Rp50 triliun;
3 sampai 5 bank nasional yang memiliki cakupan usaha yang sangat luas dan
beroperasi secara nasional serta memiliki modal antara Rp10 triliun sampai dengan
Rp50 triliun;
30 sampai 50 bank yang kegiatan usahanya terfokus pada segmen usaha tertentu
sesuai dengan kapabilitas dan kompetensi masing-masing bank. Bank-bank tersebut
memiliki modal antara Rp100 miliar sampai dengan Rp10 triliun;
Bank Perkreditan Rakyat (BPR) dan bank dengan kegiatan usaha terbatas yang
memiliki modal di bawah Rp100 miliar.
b) Peningkatan Kualitas Penagturan Perbankan
Dalam jangka waktu lima tahun ke depan diharapkan Bank Indonesia telah sejajar
dengan negara-negara lain dalam penerapan international best practices termasuk 25
Basel Core Principles for Effective Banking Supervision. Dari sisi proses
penyususnan kebijakan perbankan diharapkan dalam waktu dua tahun kedepan Bank
Indonesia telah memiliki sistem penyusunan kebijakan perbankan yang efektif dengan
melibatkan pihak terkait dalam proses penyusunannya. Hal ini berarti bahwa pada
tahun 2006, BI telah memiliki sistem penyusunan kebijakan perbankan yang efektif.
Arsitektur Perbankan Indonesia
Untuk memenuhi tugas mata kuliah Bank dan
Lembaga Keuangan
Dosen pengampuh : Rita rosiana.SE.M.Si
Nama kelompok:
1. Asror Kh.B (5552160110)
2. Harits abdurrahman (-)
3. Sardah (5552160137)
4. Ummi suraya (5552160125)