Prinsip prinsip dasar mengenai kode etik menjadi kerangka konseptual yang wajib diterapkan
akuntan ketika :
1. Mengidentifikasikan ancaman terhadap kepatuhan atas prinsip prinsip dasar.
2. Mengevaluasi seberapa signifikannya ancaman yang didentifikasi.
3. Melakukan pengamanan untuk mengeliminasi atau menekan ancaman ke tingkat yang dapat
diterima.
PRINSIP-PRINSIP DASAR KODE ETIK
a. Integritas, lurus/tidak, tidak berbelok ke kanan dan ke kiri, lugas dan jujur dalam semua
hubungan professional dan bisnis.
b. Objektif, tidak membiarkan bias, benturan kepentingan atau tekanan pihak lain
menghilangkan kearifan dan akal sehat professional dan bisnis.
c. Kompetensi dan kehati-hatian professional, memelihara pengetahuan dan keterampilan
profesional untuk memastikan bahwa klien atau karyawan mendapatkan jasa profesional
yang kompeten berdasarkan perkembangan terakhir dalam praktik.
d. Konfidensialitas, menghormati kerahasian informasi yang diperoleh dari hubungan
profesional dan bisnis,
e. Perilaku Profesional, memenuhi ketentuan undang-undang dan aturan perundangan lainnya
dan menghindari perbuatan yang merendahkan mertabat profesi.
Kategori Ancaman-Ancaman Dalam Kode Etik
a. Ancaman terhadap kepentingan pribadi, berupa kepentingan keuangan atau kepentingan lainnya
yang memengaruhi secara tidak wajar.
b. Ancaman akibat mereviuw pekerjaan sendiri, dimana akuntan profesional tidak akan dapat
mengevaluasi hasil yang diperoleh dari pelaksanaan tugas sebelumnya oleh akuntan profesional
tersebut.
c. Ancaman berkenaan dengan nasihat yang diberikan, ancaman terhadap akuntan profesional
akibat mempromosikan posisi klien atau karyawan.
d. Ancaman karena kedekatan, ancaman yang berkaitan dengan hubungan dekat yang terlalu lama
dengan klien atau karyawan, sehingga akuntan terlalu ingin menerima pekerjaan mereka.
e. Ancaman intimidasi, ancaman yang membuat akuntan profesional tidak dapat bertindak objektif
Karena tekanan, termasuk upaya untuk menekan akuntan professional.
Contoh pengaman yang diterapkan oleh profesi akuntan, undang-undang dan ketentuan lain
yaitu :
1. Persyaratan mengenai jenjang Pendidikan, jenis dan jumlah pelatihan, serta jenis dan lamanya
pengalaman, ketika akan memasuki profesi.
2. Persyaratan mengenai pengembagan profesional berkelanjutan, disingkat PPL.
3. Peraturan tentang tata kelola perusahaan.
4. Standar profesi.
5. Presedur pemantauan dan prosedur disiplin profesi.
6. Reviu oleh pihak eksternal atas laporan, komunikasi atau informasi yang dihasilkan akuntan.
Penyelesaian pelanggaran etika terdapat beberapa faktor yang relevan dalam proses
penyelesaian konflik, baik formal maupun informal antara lain:
1. Fakta-fakta yang relevan .
2. Butir-butir etika yang dipermasalahkan.
3. Potensi pelanggaran terhadap prinsip dasar yang mana.
4. Apa prosedur internal yang ada untuk konflik seperti ini.
5. Tindakan apa saja yang bisa diambil.
Standar Profesi
Makna Perubahan Standar Audit
Ketika terdapat perubahan, menyebabkan terdapat bebarapa contoh perbedaan ISA dan SPAP
yang lama, yaitu :
1. Penekanan pada risiko. 4. Gunakan Kearifan profesional
2. Standar berbasis prinsip. 5. Senantiasa terapkan kewaspadaan professional
3. Pengukuran berkesan eksak. 6. TCWG
Unsur yang menentukan lingkungan yang kondusif untuk mutu audit yang baik :
1) Masukan (inputs)
2) Proses (process)
3) Keluaran (outputs)
4) Interaksi penting di dalam mata rantai penyedia informasi pelaporan keuangan
5) Faktor kontekstual
Masukan untuk mutu audit dipengaruhi oleh konteks dimana audit dilaksanakan, interaksi
dengan pemangku kepentingan utama, dan keluaran (outputs).
Ketatnya proses (process) audit dan prosedur pengendalian mutu berdampak terhadap
mutu audit.
Keluaran (outputs) meliputi semua laporan dan informasi yang secara formal dibuat dan
disajikan oleh satu pihak kepada pihak yang lain, dan juga outputs tidak berwujud yang timbul
dari proses pengauditan dan umumnya tidak terlihat dari luar entitas yang diaudit.
Unsur keempat, yakni interaksi. Cara mereka masing-masing berinteraksi, bisa
mempunyai dampak khas pada mutu audit.
Unsur kelima adalah faktor-faktor lingkungan, seperti undang-undang, peraturan, dan tata
kelola perusahaan yang mempunyai potensi berdampak terhadap sifat dan mutu pelaporan
keuangan, dan secara langsung atau tidak langsung, berdampak kepada mutu audit.
Pengembangan Profesional Berkelanjutan
Pendidikan Profesional Lanjutan (PPL) adalah kegiatan belajar yang mengembangkan
dan memelihara kemampuan seorang akuntan profesional melaksanakan tugasnya dengan
kompeten. Tentunya PPL itu sendiri bukan jaminan bahwa anggota profesi akan memberikan
jasa-jasa bermutu tinggi selamanya.
Kewajiban PPL adalah aturan internal profesi yang penting untuk membangun
kepercayaan publik. Agar bermanfaat, PPL harus relevan.
THANKYOU