Anda di halaman 1dari 17

Auditing 1

Aturan Internal Profesi


CREATED BY:
SYIFA HUDRIYAH (11170500420)
RIZKI RAHMAD SOLIHIN (11170500433)
Prinsip – prinsip dasar akuntan profesional

1. Integritas: lugas dan jujur dalam semua hubungan profesional dan bisnis
2. Objektif: tidak membiarkan bias
3. Kompetensi dan kehati-hatian profesional: memelihara pengetahuan dan keterampilan
profesional
4. Konfidensialitas: menghormati kerahasiaan informasi yang diperoleh dari hubungan
profesional dan bisnis
5. Perilaku profesional: memenuhi ketentuan undang – undang dan aturan perundangan
lainnya
Code of Ethics

Code of Ethics menggunakan pendekatan kerangka konseptual (conseptual framework


approach). Pendekatan ini menjelaskan secara umum ancaman terhadap kode etik
profesional, bagaimana mengidentifikasinya, dan apa penangkal terhadap ancaman yang
diitentifikasi.
Kategori Ancaman Code of Ethics

a) Self interest threat (ancaman terhadap kepentingan pribadi)


b) Self riview threat (ancaman terhadap mereview pekerjaan sendiri)
c) Advocacy threat (ancaman berkenan dengan nasihat yang diberikan)
d) Familiarity threat (ancaman karena kedekatan)
e) Intimidation threat (ancaman intimidasi)
Ethical Conflict Resolution

Ethical Conflict Resolution (penyelesaian pelanggaran etika) adalah seorang akuntan


profesional apat diminta menyelesaikan konflik-konflik yang dihadapinya berupa
pelanggaran prinsip-prinsip dasar.
Conflict Resolution Process

Faktor-faktor yang relevan dalam proses penyelesaian konflik (conflict resolution process)
semacam ini, baik formal maupun informal antara lain:
1. Fakta-fakta yang relevan;
2. Butir-butir etika yang dipermasalahkan;
3. Potensi pelanggaran terhadap prinsip dassar yang mana;
4. Apa prosedur internal yang ada untuk konflik seperti ini;dan
5. Tindakan apa saja yang bisa diambil.
Makna perubahan standar Audit

Ketika ada perubahan, seperti perubahan standar audit, pertanyaan yang sering diajikan adalah apa perbedaan antara
ISA (International Standards on Auditing) dan SPAP (standar profesional akuntan publik). Berikut ini contoh dari
perbedaan ISA dan SPAP yang lama bersifat substantif dan mendasar antara lain:
1. Penekanan pada resiko
2. Standar berbasis prinsip
3. Pengukuran berkesan eksak
4. Gunakan kearifan profesional
5. Senantiasa terapkan kewaspadaan profesional
6. Pengendalian internal
7. TCWG
Standar umum audit

1. Audit harus dilaksanakan oleh seseorang atau lebih yang


mempunyai keahlian dan pelatihan teknis yang memadai sebagai
auditor.
2. Auditor harus mempertahankan mental dari segala hal yang
berhubungan dengan perikatan, independensi.
3. Auditor wajib menggunakan keahlian profesionalnya dalam
melaksanakan pelaksanaan audit dan pelaporan dengan cermat dan
seksama.
Standar pemeriksaan lapangan

1. Sebagai tenaga professional maka seharusnya seluruh pekerjaan


dapat direncanakan dengan sebaik-baiknya dan apabila menggunakan
asisten maka harus disupervisi dengan semestinya.
2. Tak hanya memperhatikan standar auditing saja, pemahaman yang
memadai atas pengendalin intern sangat dibutuhkan untuk merencanakan
audit dan menentukan sifat.
3. Bukti audit yang kompeten harus diperoleh melalui inspeksi
pengamatan, permintaan keterangan dan konfirmasi sebagai dasar yang
memadai untuk dapat memberikan pernyataan pendapat atas laporan
keuangan yang diaudit.
Standar pelaporan audit

1. Laporan audit harus menyatakan apakah laporan keuangan telah disusun sesuai dengan prinsip
akuntansi yang berlaku umum.
2. Hasil laporan auditor harus menunjukkan, apabila ada ketidakkonsistenan penerapan prinsip akuntansi
dalam penyusunan laporan keuangan periode berjalan dengan penerapan pada periode sebelumnya.
3. Pengungkapan informatif dalam laporan keuangan harus dipandang memadai, kecuali dinyatakan lain
dalam laporan auditor.
4. Laporan auditor harus memuat pernyataan pendapat mengenai laporan keuangan secara keseluruhan
atau suatu asersi bahwa pernyataan yang demikian tidak bisa diberikan.
Standar Berbasis Prinsip

Standar-standar terbitan IFAC (international Federation of Accountants) adalah standar


berbasis prinsip (principles based standards),yang merupakan perubahan dari SPAP
sebelumnya yang berbasis aturan (rules based standards). Filsafat dasar dalam standar
berbasis prinsip ialah:
1. Ketahui tujuan yang ingin dicapai;
2. Kenali lapangan dengan baik;
3. Ketahui apa yang wajib dilakukan;
4. Senantiasa waspada, gunakan professional judgement untuk mencapai tujuan.
Pengendalian Internal (Internal Control)

Internal control bukan hal baru dalam auditing. Perbedaannya ialah ISA menjadikan
sistem pengendalian internal sutu kewajiban yang harus dipenuhi entitas. Entitas wajib
menetapkan, membangun, memelihara, dan mengimplementasikan lingkungan dan sistem
pengendalian internal. Jika lingkungan dan sistem pengendalian internal tidak ada atau sangat
tidak memadai, resiko audit menjadi sangat tinggi, karena itu auditor wajib menolak
penugasan audit ini.
Pengendalian Mutu

standar pengendalian mutu yang ditetapkan IAASB (international Auditing and Assurance Standards Board)
tercantum dalam ISQC 1 (International Standard on Quality Control 1). ISQC 1 adalah pengendalian mutu di KAP.
ISQC 1 mewajibkan KAP untuk menetapkan dan memelihara sistem pengendalian mutu yang terdiri atas kebijakan
dan prosedur mengenai unsur-unsur sebagai berikut:
a) Tanggung jawab pimpinan KAP atas mutu didalam KAP
b) Ketentuan etika yang relevan
c) Hubungan dengan klien
d) SDM
e) Pelaksanaan penugasan
f) Pemantauan apakah sistem pengendalian mutu berjalan dengan baik.
penjaminan mutu adalah prosedur yang bertujuan agar hasil audit sesuai dengan standar yang ditapkan,
Peer Review

Peer riview adalah prosedur penilaian terhadap auditor oleh pihak lain, misalnya oleh
BPKP. Tujuan kajian ini adalah untuk memperoleh kejelasan mengenai pengertian peer
review dan beberapa praktik pelaksanaannya. Hasil kajian ini diharapkan dapat digunakan
oleh organisasi profesi auditor sebagai acuan dalam penyusunan pedoman telaahan sejawat
(peer review).
Pengembangan Profesional Berkelanjutan
(PPL)

Profesi wajib mengimplementasikan ketentuan PPL sebagai bagian dari persyaratan


keanggotaan profesi. Kewajiban ini akan mendukung tujuan profesi untuk memberikan jasa-jasa
dengan mutu tinggi kepada masyarakat. Tentunya PPL itu sendiri bukan jaminan bahwa anggota
profesi akan memberikan jasa-jaa bermutu tinggi selamanya. Untuk mencapai hal itu, diperlukan
lebih dari sekedar mempertahankan komprtrnsi profesional.
 Kasus KAP Andersen dan Enron
 Kasus KAP Andersen dan Enron terungkap saat Enron mendaftarkan kebangkrutannya ke
pengadilan pada tanggal 2 Desember 2001. Saat itu terungkap, terdapat hutang
perusahaan yang tidak dilaporkan, yang menyebabkan nilai investasi dan laba yang
ditahan berkurang dalam jumlah yang sama. Sebelum kebangkrutan Enron terungkap,
KAP Andersen mempertahankan Enron sebagai klien perusahaan, dengan memanipulasi
laporan keuangan dan penghancuran dokumen atas kebangkrutan Enron, dimana
sebelumnya Enron menyatakan bahwa pada periode pelaporan keuangan yang
bersangkutan tersebut, perusahaan mendapatkan laba bersih sebesar $ 393, padahal pada
periode tersebut perusahaan mengalami kerugian sebesar $ 644 juta yang disebabkan oleh
transaksi yang dilakukan oleh perusahaan-perusahaan yang didirikan oleh Enron.
 Contoh kasus yang terjadi pada KAP Andersen dan Enron adalah sebuah pelanggaran
etika profesi akuntansi dan prinsip etika profesi, yaitu berupa pelanggaran tanggung
jawab –yang salah satunya adalah memelihara kepercayaan masyarakat terhadap jasa
profesional seorang akuntan. Pelanggaran prinsip kedua yaitu kepentingan publik,pada
kasus KAP Andersen dan Enron tersebut kurang dipegang teguhnya kepercayaan
masyarakat, dan tanggung jawab yang tidak semata-mata hanya untuk kepentingan
kliennya tetapi juga menitikberatkan pada kepentingan public. Jadi seharusnya KAP
Andersen dalam melakukan tugasnya sebagai akuntan harus melakukan tindakan
berdasarkan etika profesi akuntansi dan prinsip etika profesi.

Anda mungkin juga menyukai