Anda di halaman 1dari 22

STANDAR AUDIT

DAN KODE ETIK


PROFESI
STANDAR PROFESIONAL AKUNTAN
PUBLIK (SPAP)

Merupakan buku pedoman bagi


Auditor dalam melakukan
pemeriksaan, SPAP disyahkan oleh IAI
dalam kongres ke VII th 1994. SPAP
dulunya (sejak th 1972) disebut
Norma Pemeriksaan Akuntan (NPA)
STANDAR AUDITING
DAN
PROSEDUR AUDITING

Apa Perbedaannya ?
PERBEDAANNYA ADALAH !
• STANDAR AUDITING :
Berkenaan dg kriteria atau ukuran
mutu pelaksanaan pemeriksaan serta
dikaitkan dengan tujuan yg hendak
dicapai dengan menggunakan
prosedur ybs.
• PROSEDUR AUDITING :
Menyangkut langkah yg harus
dilaksanakan.
STANDAR AUDITING
• STANDAR UMUM
• STANDAR PEKERJAAN
LAPANGAN
• STANDAR PELAPORAN
Standar Umum
Standar umum bersifat
pribadi dan berkaitan dgn
persyaratan auditor dan
mutu pekerjaannya.
A. STANDAR UMUM
1. Audit hrs dilakukan oleh seorang
atau lebih yang memiliki keahlian
dan pelatihan teknis yang cukup
sebagai auditor.
2. Dalam semua hal yang
berhubungan dg penugasan,
independensi dalam sikap mental
harus dipertahankan oleh auditor.
3. Dalam pelaksanaan audit dan
penyusunan laporannya, auditor wajib
menggunakan kemahiran
profesionalnya dg cermat dan seksama
Standar umum pertama
Menegaskan bhw betapapun kemampuan
seseorang dlm bidang2 lain (bisnis, keuangan), ia
tdk dpt memenuhi persyaratan yg dimaksud,
jika ia tdk memiliki pendidikan serta
pengalaman memadai dlm bidang auditing.
Pendidikan formal auditor independen dan
pengalaman profesionalnya saling melengkapi.
Seorang partner di KAP (yg berhak
menandatangani audit report) hrs mempunyai
registered accountant. Pengalaman profesional
dpt diperoleh dari praktek kerja dibawah
bimbingan auditor senior.
Standar umum kedua
• Auditor hrs bersikap independen, artinya tdk mudah
dipengaruhi karena ia bekerja utk umum. Jadi tdk boleh
memihak kpd kepentingan siapapun sehingga dpt
mempertahankan kebebasan pendapatnya.
• Kepercayaan masyarakat atas sikap independensi sangat
mendukung perkembangan profesi akuntan. Utk menjadi
independen auditor hrs secara intelektual jujur dan bebas thd
setiap kewajiban thd klienya.
• Dlm Kode Etik, auditor dituntut tdk kehilangan persepsi
independensi dr masyarakat. Karena independensi merupakan
mutu pribadi bukan masalah aturan yg dapat diuji. Dgn
diaturnya independensi dlm kode etik, maka auditor akan
menurut sesuai ketentuan profesi.
• Bapepam juga menetapkan persyaratan independensi bagi
auditor yg melaporkan ttg informasi keuangan kpdnya.
Standar Umum Ke tiga
• Auditor hrs melaksanakan tugas
dgn cermat dan seksama. Hal ini
dpt dilihat dgn dilakukannya
review secara kritis pd setiap tgk
supervisi thd pelaksanaan audit.
• Kecermatan dan keseksamaan
menyangkut apa yg dikerjakan
auditor dan bagaimana
kesempurnaan pekerjaannya.
B. STANDAR PEKERJAAN LAPANGAN
Standar ini berkaitan dgn pemeriksaan di lapangan
(audit field work), mulai dr perencanaan audit dan
supervisi, pemahaman dan evaluasi pengendalian
intern, pengumpulan bukti2 audit melalui
compliance test, substantif test, analitycal review
sampai selesai audit lapangan.
Pekerjaan harus direncanakan sebaik-baiknya dan jika
digunakan asisten harus disupervisi dg semestinya.
Pemahaman yg memadai atas pengendalian intern
harus diperoleh untuk merencanakan audit dan
menentukan sifat, saat, dan lingkup pengujian yg akan
dilakukan.
Bukti audit kompeten yg cukup harus diperoleh melalui
inspeksi , pengamatan, pengajuan pertanyaan, dan
konfirmasi sbg dasar yg memadai untuk menyatakan
pendapat atas laporan keuangan auditan.
Standar pekerjaan lapangan pertama

Standar pekerjaan lapangan pertama


(Pekerjaan hrs direncanakan sebaik-
baiknya dan jika digunakan asisten hrs
disupervisi dgn semestinya)
Standar ini berisi pedoman bagi
auditor dlm membuat perencanaan
dan melakukan supervisi.
Standar pekerjaan lapangan kedua

Standar pekerjaan lapangan kedua


(Pemahaman yg memadai atas struktur
pengendalian intern hrs diperoleh utk
merencanakan audit dan menentukan sifat,
saat dan lingkup pengujian yg akan
dilakukan)
Standar ini menjelaskan mengenai unsur2
SPI dan bgm cara auditor
mempertimbangkan SPI tsb dlm
merencanakan dan melaksanakan suatu
audit.
Standar pekerjaan lapangan ketiga

Standar pekerjaan lapangan ketiga (Bukti


audit kompeten yg cukup hrs diperoleh
melalui inspeksi, pengamatan, pengajuan
pertanyaan, dan konfirmasi sbg dasar yg
memadai utk menyatakan pendapat atas
laporan keuangan auditan)
Standar ini berisi ttg cara2 yg hrs
dilakukan auditor dlm mengumpulkan
bahan bukti yg cukup dan kompeten utk
mendukung pendapat yg akan diberikan.
C. STANDAR PELAPORAN

Laporan Audit hrs menyatakan apakah laporan


keuangan telah disusun sesuai dg prinsip akuntansi yg
berlaku umum.
Laporan audit harus menunjukkan keadaan yg
didalamnya prinsip akuntansi tdk secara konsisten
diterapkan dalam penyusunan laporan keuangan
periode berjalan dalam hubungannya dg prinsip
akuntansi yg diterapkan dalam periode sebelumnya.
Pengungkapan informatif dalam laporan keuangan
harus dipandang memadai, kecuali dikatakan lain
dalam laporan audit.
Laporan audit harus memuat suatu pernyataan
pendapat mengenai laporan keuangan secara
keseluruhan atau suatu asersi bahwa pernyataan
demikian tidak dapat diberikan.
C. STANDAR PELAPORAN (1)

Laporan Audit hrs menyatakan apakah


laporan keuangan telah disusun sesuai
dg prinsip akuntansi yg berlaku umum.
Prinsip akuntansi yg berlaku
umum dimaksudkan tdk hanya
prinsip dan praktik akuntansi,
tetapi juga metode penerapannya.
Auditor hrs menyatakan apakah
laporan keuangan telah disajikan
sesuai dgn prinsip akuntansi tsb.
C. STANDAR PELAPORAN (2)
Laporan audit harus menunjukkan keadaan yg didalamnya prinsip
akuntansi tdk secara konsisten diterapkan dalam penyusunan laporan
keuangan periode berjalan dalam hubungannya dg prinsip akuntansi yg
diterapkan dalam periode sebelumnya.
Tujuan standar konsistensi adalah memberikan jaminan bhw jika daya banding
lap keu diantara dua periode dipengaruhi secara material oleh perubahan
prinsip akuntansi, auditor hrs mengungkapkannya.
Penerapan semestinya standar konsistensi menuntut auditor memahami
hubungan antara konsistensi dgn daya banding lap keu. Berkurangnya daya
banding lap keu, tidak hanya disebabkan oleh ketidakkonsistenan penerapan
prinsip akuntansi, namun ada juga faktor lainnya.
Perbandingan laporan keuangan suatu perusahaan diantara beberapa periode
dipengaruhi :
a)Perubahan akuntansi (prinsip akuntansi, estimasi akuntansi, satuan usaha).
b)Kesalahan lap. keu. periode sebelumnya.
c)Perubahan penggolongan.
d)Peristiwa/transaksi yg sgt berbeda dgn periode sebelumnya.
Perubahan prinsip akuntansi yg berpengaruh material memerlukan penjelasan
dlm laporan auditor dgn cara menambahkan paragraf penjelasan.
C. STANDAR PELAPORAN (3)

Pengungkapan informatif dalam laporan keuangan harus


dipandang memadai, kecuali dikatakan lain dalam
laporan audit.
Penyajian lap. keu. sesuai dgn prinsip akuntansi mencakup
pengungkapan informatif atas hal2 material yg mencakup
bentuk, susunan dan isi lap. keu, serta catatan atas lap.
keu.
Apabila tdk ada informasi yg seharusnya diungkapkan
sesuai dgn prinsip akuntansi (termasuk catatan atas lap.
keu.), maka auditor harus memberikan pendapat wajar
dgn pengecualian atau pendapat tidak wajar.
Didalam mempertimbangkan cukup tidaknya
pengungkapan, auditor menggunakan informasi dgn
seizin kliennya.
C. STANDAR PELAPORAN (4)
Laporan audit harus memuat suatu pernyataan
pendapat mengenai laporan keuangan secara
keseluruhan atau suatu asersi bahwa pernyataan
demikian tidak dapat diberikan.

Tujuannya adalah utk mencegah salah tafsir ttg tingkat


tanggungjawab yg dipikul auditor bila namanya
dikaitkan dgn lap. keu.
Meskipun auditor berpartisipasi dlm penyusunan lap
keu, namun tanggungjawabnya tetap pada manajemen.
Suatu lap. keu. disebut telah diaudit apabila auditor
telah menerapkan prosedur auditing yg cukup.
ETIKA PROFESIONAL
• Definisi Etika : adalah perangkat prinsip moral atau
nilai yg dimiliki setiap orang.
• Perilaku tidak beretika : berarti perilaku yg berbeda
dari sesuatu yg seharusnya dilakukan.
• Perlunya Etika Profesional :
• Kebutuhan profesi tsb ttg kepercayaan masyarakat
thd standar mutu jasa yg diserahkan oleh profesi,
terlepas dari anggota profesi yg menyerahkan jasa
tsb.
• Profesional :
• Tanggungjawab utk berperilaku yg lebih dari sekedar
memenuhi tanggung-jawab yg dibebankan kpdnya
dan lebih dari sekedar memenuhi undang2 dan
Kode Etik (Perilaku)

• Ketentuan umum mengenai perilaku


yg ideal (kegiatan yg positif hingga
menghasilkan kualitas kerja yg
tinggi).
• Peraturan khusus yg menguraikan
berbagai tindakan yg tdk dpt
dibenarkan.
Kode Perilaku (Etika) Profesional

• Prinsip-prinsip : Standar ideal dari perilaku


etis yg dpt dicapai dlm terminologi filosofi
• Peraturan perilaku : Standar minimum
perilaku etis yg ditetapkan sbg peraturan khusus
(suatu keharusan)
• Interpretasi : Interpretasi perilaku (bukan
keharusan tapi hrs dipahami)
• Ketetapan etika : Penjelasan dan
jawaban yg diterbitkan utk menjawab
pertanyaan2 peraturan perilaku

Anda mungkin juga menyukai