Anda di halaman 1dari 3

Nama : Esterina Danar Puja P

NIM : 120810301109
Auditing 1 / Kelas F

The Audit Standards' Setting Process
(Proses Penetapan Standar Audit)

Standar auditing merupakan pengukur kualitas dan tujuan sehingga standar ini jarang
berubah. Sedangkan prosedur audit adalah metode metode atau teknik teknik rinci untuk
melaksanakan standar tersebut, sehingga prosedur akan dapat berubah ubah bila lingkungan
auditnya berubah. Standar auditing dibuat berdasarkan konsep dasar. Konsep dasar ini sangat
diperlukan karena merupakan dasar pembentukan standar yang berguna untuk memberikan
pengarahan dan pengukuran kualitas dari prosedur audit.
Menurut Standar Akuntansi Nomor 150, Standar auditing berbeda dengan prosedur
auditing, yaitu prosedur berkaitan dengan tindakan yang harus dilaksanakan, sedangkan
standar berkaitan dengan kriteria atau ukuran mutu kinerja tindakan tersebut. Standar
auditing, yang berbeda dengan prosedur auditing, berkaitan dengan tidak hanya kualitas
profesional auditor, namu juga berkaitan dengan pertimbangan yang digunakan dalam
pelaksanaan auditnya dalam laporannya
Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) dalam hal ini diberi wewenang oleh Menteri
Keuangan untuk menetapkan persyaratan profesional bagi para akuntan publik, melakukan
riset dan memublikasikan bahan bahan mengenai topik yang berkaitan dengan akuntansi,
audit, jasa astesi dan assurance, serta jasa konsultasi manajemen. IAPI menetapkan standar
dan aturan yang harus diikuti seluruh anggota serta akuntan praktisi lainnya. IAPI memiliki
kewenangan untuk menetapkan standar dan aturan dalam lima bidang utama berikut.
1. Standar audit.
Dewann Standar Profesional Akuntan Publik (DSPAP) bertanggung jawab untuk
mengeluarkan pernyataan mengenai permasalahan audit bagi semua entitas. Pernyataan
DSPAP itu disebut Pernyataan Standar Audit (PSA).
2. Standar kompilasi dan review.
DSAP juga bertanggung jawab untuk mengeluarkan peryataan tentang tanggung jawab
akuntan publik terkait dengan laporan keuangan perusahaan yang tidak diaudit.
Pernyataan ini disebut Pernyataan Standar Jasa Akuntansi dan Review (PSAJR), dan
memberikan pedoman untuk melakukann jasa kompilasi serta review. Dalam memberikan
jasa kompilasi, akntan membantu klien menyiapkan laporan keuangan tanpa memberikan
kepastian apa pun. Dalam jasa review, akuntan melakukan tanya jawab dan prosedur yang
terbatas mengenai laporan keuangan tersebut.
3. Standar atestasi lainnya.
Pernyataan Standar Atestasi (PSAT) memberikan suatu kerangka kerja bagi
pengembangan standar untuk penugasan atestasi.
4. Kode etik.
DSAP juga menetapkan peraturan perilaku yang wajib dipenuhi para akuntan publik.

Standar auditing yang telah ditetapkan dan disahkan oleh Ikatan akuntan Indonesia adalah
sebagai berikut
a. Standar Umum
1. Audit harus dilaksanakan oleh seorang atau lebih yang memiliki keahlian dan
pelatihan teknis yang memadai sebagai seorang auditor.
2. Auditro harus mempertahankan sikap mental yang independen dalam semua hal yang
berhubungan dengan audit.
3. Auditor harus menerapkan kemahiran profesional dalam melaksanakan audit dan
menyusun laporan keuangan.
b. Standar Pekerjaan Lapangan
1. Auditor harus merencanakan pekerjaan secara memadai dan mengawasi semua asisten
sebagaimana mestinya.
2. Auditor harus memperoleh pemahaman yang cukup mengenai entitas serta
lingkungannya, termasuk pengendalian internal, untuk menilai resiko salah saji yang
signifikan dalam laporan keuangan karena kesalahan atau kecurangan, dan untuk
merancang sifat, waktu, serta luas prosedur audit selanjutnya.
3. Auditor harus memperoleh cukup bukti audit yang tepat dengan melakukan prosedur
audit agar memiliki dasar yang layak untuk memberikan pendapat yang menyangkut
laporan keuangan yang diaudit.
c. Standar Pelaporan
1. Auditor harus menyatakan dalam laporan auditor apakah laporan keuangan telah
disajikan sesuai dengan prinsip prinsip akuntansi yang berlaku umum (GAAP)
2. Auditor harus mengidentifikasi dalam laporan auditor mengenai keadaan di mana
prinsip prinsip tersebut tidak secara konsisten diikuti selama periode berjalan jika
dikaitkan dengan periode sebelumnya.
3. Jika auditor menetapkan bahwa pengungkapan yang informatif belum memadai, maka
auditor harus menyatakan dalam laporan auditor.
4. Auditor harus menyatakan pendapat mengenai laporan keuangan, secara keseluruhan,
atau menyatakan bahwa suatu pendapat tidak dapat diberikan, dalam laporan auditor.
Jika tidak dapat menyatakan satu pendapat secara keseluruhan, maka auditor harus
menyatakan alasan alasan yang mendasarinya dalam laporan audit. Dalam semua
kasus, jika nama seorang auditor dikaitkan dengan laporan keuangan, maka auditor itu
harus dengan jelas menunjukkan sifat pekerjaan auditor, jika ada, serta tingkat
tanggung jawab yang dipikul auditor, dalam laporan audit.

Anda mungkin juga menyukai