Anda di halaman 1dari 5

GAAP

Generally Accepted Accounting Principles (GAAP) merupakan kerangka kerja standar


pedoman akuntansi keuangan yang digunakan dalam setiap yurisdiksi tertentu, umumnya
dikenal sebagai standar akuntansi atau praktek akuntansi standar. GAAP termasuk standar,
konvensi, dan aturan yang diikuti oleh akuntan untuk pencatatan dan meringkas dan dalam
penyusunan laporan keuangan. Tujuan dari GAAP adalah untuk memastikan bahwa laporan
keuangan yang transparan dan konsistensi dari satu organisasi ke yang lain. Tidak ada standar
universal GAAP (standar international) dan spesifikasi dari GAAP bervariasi dari satu lokasi
geografis atau industri yang lain. Banyak negara memilih untuk tidak memakai GAAP karena
GAAP beroperasi secara tunai, sebagai lawan dengan dasar akrual. Banyak negara telah
mengadopsi IFRS (International Financial Reporting Standards) yang didirikan dan dikelola oleh
Dewan Standar Akuntansi Internasional lebih dikenal dengan IASB (International Accounting
Standards Board). Di beberapa negara, prinsip akuntansi lokal yang diterapkan untuk
perusahaan biasa, tetapi perusahaan yang terdaftar atau perusahaan besar harus sesuai dengan
IFRS, sehingga pelaporan hukum sebanding di seluruh wilayah.

Semua perusahaan Uni Eropa yang terdaftar dan dikelompokkan telah diminta untuk
menggunakan IFRS sejak tahun 2005, Kanada beralih dari GAAP ke IFRS pada tahun 2009,
Taiwan pada 2013, dan negara-negara lain yang mengadopsi versi lokal. Sementara di Amerika
Serikat SEC (Securities and Exchange Commission) menerbitkan pernyataan dukungan untuk
satu set berkualitas tinggi, diterima secara global standar akuntansi, dan mengakui bahwa IFRS
adalah posisi terbaik untuk melayani peran ini.
GAAS
Generally Accepted Auditing Standards (GAAS) adalah aturan-aturan dan pedoman
umum yang digunakan akuntan publik yang terdaftar atau bersertifikat dalam mempersiapkan
dan melaksanakan pemeriksaan laporan keuangan klien.

Di dalam GAAS terdapat 10 standar audit yang menjadi pedoman auditor dalam
melaksanakan pemeriksaan laporan keuangan yang dikelompokkan dalam 3 standar, yaitu
standar umum (general standards), standar pekerjaan lapangan (standards of field work) dan
standar pelaporan (standards of reporting).

1. Standar Umum (General Standards)

1) Competence, audit harus dilaksanakan oleh seseorang atau lebih yang memiliki keahlian
dan pelatihan teknis cukup sebagai auditor.
2) Independence, dalam semua hal yang berhubungan dengan penugasan, independensi
dalam sikap mental harus dipertahankan oleh auditor.
3) Due Professional Care, dalam pelaksanaan audit dan penyusunan laporannya, auditor
wajib menggunakan kemahiran profesionalisnya dalam cermat dan seksama.

2. Standar Pekerjaan Lapangan (Standards of Field Work)

1) Adequate Planning and Proper Supervision, pekerjaan harus direncanakan sebaik-


baiknya dan jika digunakan asisten harus disupervisi dengan semestinya.
2) Understanding the Entity, Environment, and Internal Control, pemahaman yang
memadai atas struktur pengendalian intern harus diperoleh untk merencanakan audit
dan menentukan sifat, saat, dan lingkup pengujian yang harus dilakukan.
3) Sufficient Competent Audit Evidence, bukti audit kompeten yang cukup harus diperoleh
melalui inspeksi, pengamatan, pengajuan pertanyaan dan konfirmasi sebagai dasar yang
memadai untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan yang diaudit.

3. Standar Pelaporan (Standards of Reporting)

1) Financial Statements Presented in Accordance with GAAP, laporan audit harus


menyatakan apakah laporan keuangan telah disusun sesuai dengan prinsip akuntansi
yang berlaku umum.
2) Consistency in the Application of GAAP, laporan audit harus menunjukkkan keadaan
yang didalamnya prinsip akuntansi tidak secara konsisten diterapkan dalam penyusunan
laporan keuangan periode berjalan dalam hubungannya dengan prinsip akuntansi yang
diterapkan dalam periode sebelumnya.
3) Adequacy of Informative Disclosures, pengungkapan informative dalam laporan
keuangan harus dipandang memadai kecuali dinyatakan lain dalam laporan audit.
4) Expression of Opinion, laporan audit harus memuat suatu pendapat mengenai laporan
keuangan secara menyeluruh atau suatu asersi bahwa pernyataan demikian tidak dapat
diterima.

Proses audit ini didasarkan ISA atau International Standards on Auditing.

ISA menekankan berbagai kewajiban entitas dan manajemen, berbagai kewajiban entitas
dapat disebut pihak-pihak berkepentingan atau TCWG “Those charged with governance”. Proses
audit berbasis ISA merupakan proses audit berbasis risiko yang mengandung tiga langkah kunci
seperti yang disajikan pada tabel berikut.

Tiga Langkah Audit Berbasis Risiko :

1. Risk Assessment

Penilaian risiko untuk mengidentifikasi dan menilai risiko salah saji material dalam
laporan keuangan.

a. Partner dan Tim inti audit terlibat aktif dalam audit plan.
b. Skeptisisme Profesional dalam upaya mencapai asurans yang layak
c. Rencanakan auditnya mencakup waktu dalam audit plan akan memastikan tujuan audit
dipenuhi.
d. Diskusi tim audit dan komunikasi berkelanjutan
e. Fokus identifikasi risiko yang relevan
f. Evaluasi cerdas tanggapan manajemen atas risiko
g. Profesional Judgment dalam penerimaan klien, develop audit strategy, materiality,
develop analytic procedure

2. Risk Response

Merancang dan melaksanakan prosedur audit selanjutnya untuk menanggapi risiko salah
saji material pada tingkat laporan keuangan dan asersi

a. Uji Pengendalian/ test of controls


b. Prosedur Analitikal Substantif
c. Pendadakan/ Upredictable examination
d. Management Override
e. Significant Risks

3. Reporting

Merumuskan pendapat berdasarkan bukti yang diperoleh, membuat dan menerbitkan


laporan yang tepat sesuai kesimpulan audit. Jika semua prosedur sudah dilaksanakan dan
kesimpulan dicapai, maka :

a. Temuan audit dilaporkan kepada manajemen dan TCWG


b. Opini audit dirumuskan dan keputusan mengenai redaksi yang tepat untuk laporan
auditor dibuat.

Anda mungkin juga menyukai