Anda di halaman 1dari 8

AUDITING 1 - EKSI 4308

TUJUAN :

Setelah mempelajari modul ini, mahasiswa diharapkan mampu dan menjelaskan konsep-konsep
yang terkait dengan standar auditing, yang secara khusus mampu :
1. Menjelaskan terhadap struktur dan proses atas organisasi yang menerbitkan standar
pengauditan.
2. Menjelaskan dan menguraikan sepuluh standar pengauditan yang berlaku umum
3. Menjelaskan beberapa tanggung jawab penting auditor yang diterapkan pada tahap
penyelesaian audit
4. Menjelaskan dan menguraikan tiga tujuan utama pengendalian yang efektif
5. Menjelaskan lima komponen kerangka kerja pengendalian internal COSO.

MATERI
MODUL 3 STANDAR AUDITING

KEGIATAN BELAJAR 1
STANDAR AUDIT

A. Proses penetapan standar audit

Standar audit disusun oleh IAPI dan wajib dipatuhi oleh anggota IAPI. Dewan penyusunan standar
memperhatikan kepentingan masyarakat dan mempertimbangkan segala sesuatu yang berkaitan
dengan pelaksanaan tanggung jawab auditor.

Tahapan yang harus dilalui dari setiap usulan yang diajukan dewan standar dalam pembuatan
standar dan prosedur, yaitu :
1. Identifikasi
2. Penelitian
3. Pertimbangan
4. Penyebarluasan (exposure)
5. penerbitan

B. Implementasi dan aplikasi

Dewan penyusunan standar menetapkan sifat dan luas tanggung jawab auditor dan menyediakan
pedoman untuk melaksanakan tugas audit.

Standar yang disusun oleh Dewan penyusunan standar, terdiri dari :


1. Standar umum
2. Standar pekerjaan lapangan, dan
3. Standar pelaporan
STANDAR UMUM

1) Audit harus dilaksanakan oleh seorang atau lebih yang memiliki keahlian dan pelatihan
teknis yang cukup sebagai auditor
2) Dalam semua hal yang berhubungan dengan perikatan, indepensi dalam sikap mental harus
diperhatikan oleh auditor
3) Dalam pelaksanakan audit dan penyusunan laporannya, auditor wajib menggunakan
kemahiran profesionalnya dengan cermat dan seksama.

Standar umum bersifat individual dan berkaitan dengan persyaratan auditor dan mutu
pekerjaannya.

STANDAR PEKERJAAN LAPANGAN


1) Pekerjaan harus direncanakan sebaik-baiknya dan jika digunakan asisten harus disupervisi
dengan semestinya.
2) Pemahaman memadai atas pengendalian intern harus diperoleh untuk merencanakan audit
dan menentukan sifat, saat dan lingkup pengujian yang hendak dilakukan.
Pemahaman dengan klien, terkait dengan :
a) Tujuan audit untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan
b) Menajemen bertanggung jawab untuk membangun dan mempertahankan pengendalian
intern yang efektif terhadap pelaporan keuangan
c) Manajamen bertanggung jawab bahwa entitas mematuhi peraturan perundangan yang
berlaku
d) Manajemen bertanggung jawab untuk semua catatan keuangan dan informasi yang
berkaitan tersedia bagi auditor
e) Pada akhir perikatan, manajemen dapat menyediakan suatu surat bagi auditor yang
menegaskan representasi tertentu yang dibuat selama audit berlangsung
f) Auditor bertanggung jawab untuk melaksanakan audt berdasarkan standar auditing yang
ditetapkan IAI.
3) Bukti audit kompeten yang harus diperoleh melalui inspeksi, pengamatan, permintaan
keterangan, dan konfirmasi sebagai dasar memadai untuk menyatakan pendapat atas
laporan keuangan yang diadit.

STANDAR PELAPORAN
1) Laporan auditor harus menyatakan apakah laporan keungan telah disusun sesuai dengan
prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia
2) Laporan auditor harus menunjukkan atau menyatakan, jika ada, ketidak konsistenan
penerapan prinsip akuntansi dalam penyusunan laporan keuangan periode berjalan
dibandingkan dengan penerapan prinsip auntansi dalam periode sebelumnya.
Standar konsistensi bertujuan untuk memberikan daya banding laporan keuangan di antara
dua periode, sehingga diperlukan penambahan paragraf dalam laporan.
3) Pengungkapan informasi dalam laporan keuangan harus dipandang memadai, kecuali
dinyatakan lain dalam laporan uaditor.
4) Laporan auditor harus memuat suatu pernyataan pendapat atas laporan keuangan secara
keseluruhan atau suatu asersi bahwa pernyataan demikian tidak dapat diberikan. Jika
pendapat keseluruhan tidak dapat diberikan, maka alasannya harus dinyatakan.dalam hal
nama auditor dikaitkan dengan laporan keuangan, maka laporan auditor harus memuat
petunjuk yang jelas terhadap sifat pekerjaan audit yang dilaksanakan, jika ada, dan tingkat
tanggung jawab yang dipikul oleh auditor
Pernyataan standar auditing (PSA) merupakan pedoman kerja yang paling utama bagi para auditor.
Pernyataan ini dikeluarkan oleh IAI dan merupakan interpretasi dari 10 butir standar auditing yang
ditetapkan IAI (SA-IAI). Pernyataan standar auditing baru dapat dibuat , apabila timbul masalah
auditing yang cukup penting sehingga butuh interpretasi resmi dari IAI. SA-IAI dan pernyataan
standar auditing dianggap sebagai ketentuan yang memiliki nilai hukum karena setiap orang dalam
profesinya ini wajib mematuhi sesuai aplikasinya.

C. Penerapan standar audit

Penerapan standar audit diterapkan pada setiap audit laporan keuangan oleh auditor, tanpa
memandang skala ukuran kegiatan klien, bentuk organisasi bisnis, jenis industri, atau mencari laba
atau nirlaba.

Konsep materialitas dan resiko mempengaruhi seluruh standar, khususnya atas standar pekerjaan
lapangan dan standar pelaporan.

D. Hubungan antar standar auditing dan prosedur auditing

Prosedur auditing adalah (1) Metode-metode yang digunakan, serta (2) Tindakan yang dilakukan
oleh auditor selama audit berlangsung,
Contoh :
Langkah-langkah seperti:
1. Menghitung kas kecil
2. Memeriksa rekonsiliasi bank
3. Mengamati perhitungan persediaan
4. Serta menginspeksi kendaraan bermotor.

E. Standar atestasi

Atestasi adalah :
Suatu pernyataan pendapat atau pertimbangan yang diberikan oleh seorang yang independen dan
kompeten yang menyatakan apakah asersi suatu entitas telah sesuai dengan kriteria yang
ditetapkan.

Asersi adalah :
Suatu pernyataan yang dibuat oleh satu pihak yang dimaksudkan untuk digunakan oleh pihak lain.

Contoh asersi dalam laporan keuangan historis adalah pernyataan manajemen bahwa keuangan
historis sesuai prinsip akuntans yang berlaku umum

Standar atestasi membagi tiga tipe perikatan, yaitu :


1. Pemeriksaan
2. Review, dan
3. Prosedur yang disepakati

Ketiga tipe perikatan telah disepakati di dalam standar auditing internasional. Semua standar
profesional di bawah ini merupakan standar teknis yang bertujuan untuk mengatur mutu jasa yang
dihasilkan oleh profesi akuntan publik di Indonesia.
1. Standar jasa akuntansi dan review
2. Standar jasa konsultasi
3. Standar pengendalian mutu

Standar jasa akuntansi dan review

Standar jasa akuntansi dan review memberikan kerangka umum untuk fungsi non atestasi bagi jasa
akuntan publik yang mencakup jasa akuntansi dan review.

Sifat pekerjaan non atestasi tidak menyatakan pendapat. Hal ini berbeda dengan tujuan audit atas
laporan keuangan yang dilaksanakan dengan standar audit, yaitu untuk memberikan dasar yang
memadai untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan, secara keseluruhan.
Sedangkan pekerjaan non atestasi tidak dapat dijadikan dasar untuk menyatakan pendapat akuntan.

Jasa akuntansi yang diatur dalam standar ini adalah:


1. Kompilasi laporan keuangan
Penyajian informasi yang merupakan pernyataan manajemen (pemilik) dalam bentuk
laporan keuangan
2. Review atas laporan keuangan
Pelaksanaan prosedur permintaan keterangan dan analisis yang menghasilkan dasar yang
memadai bagi akuntan untuk memberikan kenyakinan terbatas, bahwa tidak terdapat
modifikasi material yang harus dilakukan atas laporan keuangan agar sesuai dengan PABU di
Indonesia.
3. Laporan keuangan komparatif
Penyajian informasi dalam bentuk laporan keuangan dua periode atau lebih yang disajikan
dalam bentuk berkolom.

Standar jasa konsultasi

Standar jasa konsultasi merupakan panduan bagi praktisi (akuntan publik) yang menyediakan jasa
konsultasi bagi kliennya.
1. Menyajikan temuan,
2. Kesimpulan, dan
3. Rekomendasi

Jasa konsultasi dapat berupa :


1. Konsultasi
Misalnya jasa berupa review dan komentar terhadap rencana buatan klien
2. Jasa pemberian saran profesional
Mengembangkan temuan, kesimpulan, dan rekomendasi untuk dipertimbangkan dan
diputuskan oleh klien.
3. Jasa implementasi
Mewujudkan rencana kegiatan menjadi kenyataan
4. Jasa transaksi
Menyediakan jasa berhubungan dengan transaksi khusus, misalnya pengurusan kepailitan.
5. Jasa penyediaan staf dan jasa pendukung lainnya
Menyediakan staf yang memadai
6. Jasa produk
Menyediakan priduk atau jasa profesional pendukung instalasi, penggunaan atau
pemeliharaan produk tertentu.
Standar pengendalian mutu

Standar pengendalian mutu KAP memberikan panduan bagi KAP dalam melaksanaan pengendalian
kualitas jasa yang dihasilkan oleh kantornya dengan mematuhi berbagai standar yang diterbitkan
oleh Dewan Standar Profesional Akuntan Publik Indonesia (DSPAP IAPI) dan aturan Etika
Kompartemen Akuntan Publik yang diterbitkan oleh IAPI.

Unsur-unsur pengendalian mutu pada semua jenis jasa audit, atestasi dan konsultasi, yang meliputi :
1. Independensi
2. Penugasan profesional
3. Konsultasi
4. Supervisi
5. Memperkerjakan
6. Pengembangan profesional
7. Promosi
8. Penerimaan dan keberlajutan klien
9. Inpeksi

F. Kenyakinan yang disediakan oleh audit

Pengguna laporan keuangan auditan mengaharapkan auditor untuk :


1. Melaksanakan audit dengan kompeten teknis, integritas, indepensi dan obyektif
2. Mencari dan mendeteksi salah saji yang material, baik yang disengaja maupun yang tidak
3. Mencegah penerbitan laporan keuangan yang menyesatkan

KEGIATAN BELAJAR 2
AUDIT INTERNAL

G. Audit atas pengendalian internal

Sistem pengendalian internal terdiri atas kebijakan dan prosedur yang dirancang untuk memberikan
kepada manajemen kepastian yang layak bahwa perusahaan telah mencapai tujuan dan sasarannya.
Kebijakan dan prosedur sering disebut dengan pengendalian internal.

Tujuan umum merancang sistem pengendalian intern, yaitu :


1. Realibilitas pelaporan keuangan
2. Efisien dan efektivitas operasi
3. Ketaatan pada hukum dan peraturan

Perbedaan tanggung jawab antara manajemen dan auditor atas audit internal :
Manajemen :
1. Bertanggung jawab untuk menetapkan dan menyelenggarakan pengendalian intern entitas.
2. Melaporkan secara terbuka atas keefetifab pelaksanaan pengendalian

Auditor :
1. Memahami dan menguji pengendalian internal atas laporan keuangan
2. Menerbitkan laporan audit tentang penilaian manajemen atas pengendalian internalnya
H. Komponen pengendalian internal (COSO)

Auditor berfokus pada pengendalian yang dirancang untuk mencegah atau mendeteksi salah saji
material dalam laporan keuangan.

Komponen pengendalian intern, meliputi :


1. Lingkungan pengendalian
Terdiri atas tindakan, kebijakan dan prosedur yang mencerminkan sikap manajemen puncak,
para direktur dan pemilik entitas secara keseluruhan terhadap pentingnya pengendalian
intern bagi entitas itu.

2. Penilaian resiko
Tindakan yang dilakukan manajemen untuk mengidentifikasi dan menganalisis resiko-resiko
yang relevan dengan penyusunan laporan keuangan yang sesuai dengan PABU.

3. Aktifitas pengendalian
Kebijakan dan prosedur yang membantu memastikan bahwa tindakan yang diperlukan telah
diambil untuk menangani resiko guna mencari tujuan entitas

4. Informasi dan komunikasi


Tujuan sistem informasi dan komunikasi dari entitas adalah untuk memulai, mencatat,
memproses dan melaporkan transaksi yang dilakukan, serta mempertahankan akuntabilitas
aktiva terkait.
Seperti kelompok transaksi penjualan, retur penjualan, penerimaan kas, akuisisi dan
sebagainya.

5. Pemantauan
Penilaian mutu pengendalian internal secara berkelanjutan oleh manajemen.

I. Independensi auditor

Profesi auditing dapat bersikap netral terhadap entitas, bersikap obyketif. Auditor tidak boleh
memposisikan diri atau pertimbangan di bawah kelompok apapun dan siapa pun.

J. Keyakinan yang memadai

Auditor bertanggung jawab dalam merencanakan dan melaksanakan audit untuk mendapatkan
keyakinan yang memadai bahwa laporan keuangan keuangan telah bebas dari salah saji yang
material.

Untuk memberikan kenyakinan memadai, auditor menggunakan keahliannya, untuk


mempertimbangkan bukti apa yang diperlukan, banyaknya bukti yang diperiksa, siapa yang
ditugaskan untuk mengumpulkan dan mengevaluasi bukti-bukti tertentu, siapa yang memberikan
interpretasi dan mengevaluasi hasilnya, sehingga menyimpulkan bahwa laporan keuangan telah
disajikan secara wajar.
KEGIATAN BELAJAR 3
FRAUD AUDIT

K. Pertimbangan atas kecurangan dalam audit laporan keuangan

Salah saji material laporan keuangan dapat disebabkan karena :


1. Kekeliruan, disebabkan tidak disengaja
2. Kecurangan, disebabkan secara sengaja

Pada SA seksi 316 menyebutkan ada 2 type salah saji yang relevan yaitu :
1. Salah saji yang timbul sebagai akibat dari kecurangan dalam laporan keuangan, dan
2. Kecurangan dari perlakuan tidak semestinya terhadap aktiva

Tindakan kecurangan sering kali menyangkut :


1. Suatu tekanan atau dorongan untuk melakukan kecurangan
2. Suatu peluang yang dirasakan ada untuk melakukan kecurangan

L. Deteksi kecurangan

Tanggung jawab auditor untuk mendeteksi kesalahan yang tidak disengaja, diwujudkan dalam
perencanaan dan pelaksaan audit untuk mendapatkan keyakinan yang memadai tentang apakah
laporan keuangan bebas dari salah saji material yang disebabkan oleh kesalahan atau kecurangan.

Tanggung jawab melaporkan


Apabila auditor menyimpulkan bahwa laporan salah saji material, auditor mendesak manajemen
untuk merevisi laporan keuangan.

Apabila usulan diterima manajemen, auditor dapat menerbitkan laporan audit standar yang
menyatakan pendapat wajar tanpa pengecualian.
Apabila usulan ditolak, auditor memodifikasi laporan audit standar untuk penyimpangan dari PABU
serta mengungkapkan semua unsur penting yang menyertai dalam laporan audit.

M. Keyakinan tentang kelangsungan usaha klien

Tanggung jawab audit adalah untuk memberikan kenyakinan yang memadai bahwa laporan
keuangan disajikan secara wajar sesuai PABU. Para pengguna laporan keuangan, mengambil
keputusan sendiri.

Apabila auditor, terdapat keraguan kelangsungan usaha entitas, maka auditor menerbitkan
pendapat wajar tanpa pengecualian dengan paragaf tambahan, yang menjelaskan tentang ketidak
pastian kelangsungan usaha.

N. Pengendalian mutu

Bagi KAP, pengendalian mutu terdiri dari metode-metode yang digunakan untuk memastikan
banhwa kantor itu memenuhi tanggung jawab profesional kepada klien dan pihak laian.

Quality control standar committee, telah mengidentifikasi unsur pengendalian mutu yang harus
dipertimbangkan KAP, yaitu :
1. Idependensi, integritas dan obyektivitas
2. Manajemen kepegawaian
3. Penerimaan dan kelanjutan klien serta penugasan
4. Kinerja penugasan konsultasi
5. Pemantauan prosedur

Anda mungkin juga menyukai