Anda di halaman 1dari 12

Laporan Audit

*Definisi

Laporan audit adalah alat yang digunakan oleh auditor independen untuk
mengkomunikasikan hasil proses audit yang telah dilaksanakan.
Isi laporan audit baku terkait pada format yang telah ditetapkan oleh Ikatan Akuntan
Indonesia (IAI).

*format
Laporan Audit Baku
A. Paragraf pengantar dicantumkan sebagai paragraf pertama laporan audit baku. Terdapat 3
fakta yang diungkapkan oleh auditor dalam paragraf pengantar :
1. Tipe jasa yang diberikan auditor
2. Objek yang diaudit
3. Pengungkapan tanggung jawab manajemen atas laporan keuangan dan tanggung jawab
auditor atas pendapat yang diberikan atas laporan keuangan berdasarkan hasil auditnya.

B. Paragraf lingkup berisi pernyataan ringkas mengenai lingkup audit yang dilaksanakan
auditor.

C. Paragraf pendapat berisi pernyataan ringkas mengenai pendapat auditor tentang kewajaran
laporan keuangan auditan.

5 (lima) Tipe Pokok Laporan Audit yang Diterbitkan oleh Auditor:


1. Laporan yang berisi pendapat wajar tanpa pengecualian. (Unqualified Opinion)
2. Laporan yang berisi pendapat wajar dengan pengecualian. (Qualified Opinion)
3. Laporan yang berisi pendapat wajar tanpa pengecualian dengan bahasa penjelasan.
(Unqualified Opinion with explanatory language)
4. Laporan yang berisi pendapat tidak wajar (Adverse Opinion)
5. Laporan yang didalamnya auditor tidak menyatakan pendapat. (Disclamer Opinion)
Standar Auditing
A. Standar Umum
1. Audit harus dilaksanakan oleh seorang atau lebih yang memiliki keahlian dan pelatihan
teknis yang cukup sebagai auditor.
2. Dalam semua hal yang berhubungan dengan perikatan, independensi dalam sikap mental
harus dipertahankan oleh auditor.
3. Dalam pelaksanaan audit dan penyusunan laporannya, auditor wajib menggunakan
kemahiran profesionalnya dengan cermat dan seksama.

B. Standar Pekerjaan Lapangan


1. Pekerjaan harus direncanakan sebaik-baiknya dan jika digunakan asisten harus disupervisi
dengan semestinya.
2. Pemahaman memadai atas pengendalian intern harus diperoleh untuk merencanakan audit
dan menentukan sifat, saat, dan lingkup pengujian yang akan dilakukan.
3. Bukti audit kompeten yang cukup harus diperoleh melalui inspeksi, pengamatan,
permintaan keterangan, dan konfirmasi sebagai dasar memadai untuk menyatakan
pendapat atas laporan keuangan yang diaudit.

C. Standar Pelaporan
1. Laporan auditor harus menyatakan apakah laporan keuangan telah disusun sesuai dengan
prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.
2. Laporan auditor harus menunjukkan atau menyatakan, jika ada, ketidakkonsistenan
penerapan prinsip akuntansi dalam penyusunan laporan keuangan periode berjalan
dibandingkan dengan penerapan prinsip akuntansi tersebut dalam periode sebelumnya.
3. Pengungkapan informatif dalam laporan keuangan harus dipandang memadai, kecuali
dinyatakan lain dalam laporan auditor.
4. Laporan auditor harus memuat suatu pernyataan pendapat mengenai laporan keuangan
secara keseluruhan atau suatu asersil bahwa pernyataan demikian tidak dapat diberikan.
Jika pendapat secara keseluruhan tidak dapat diberikan, maka alasannya harus dinyatakan.
Dalam hal nama auditor dikaitkan dengan laporan keuangan, maka laporan auditor harus
memuat petunjuk yang jelas mengenai sifat pekerjaan audit yang dilaksanakan, jika ada,
dan tingkat tanggung jawab yang dipikul oleh auditor.
Manfaat Audit Laporan Keuangan
Keterlibatan audit yang independen akan memberikan manfaat-manfaat antara lain,
menambah kredibilitas laporan keuangan, mengurangi kecurangan perusahaan, dan
memberikan dasar yang lebih dipercaya untuk pelaporan pajak dan laporan keuangan lain
yang harus diserahkan kepada pemerintah.
Kondisi yang menyebabkan perlunya auditing:
a) Ada potensi konflik antara penyedia informasi dan pemakai informasi.
b) Informasi kemungkinan mempunyai konsekuensi ekonomi yang substansial bagi
pengambil keputusan.
c) Para ahli sering diminta untuk menyiapkan dan mengklarifikasi informasi.
d) Para pengguna informasi sering mempertanyakan kualitas informasi.

Batasan Suatu Audit


1. Beberapa kesimpulan audit dibuat atas pemeriksaan atas contoh dari bukti yang ada.
Biasanya laporan keuangan didukung oleh ribuan bahkan jutaan dokumen. Proses audit
biasanya terbentur dengan biaya dan waktu dan membutuhkan sebuah pemeriksaan yang
mendukung pengungkapan laporan keuangan. Beberapa contoh dapat memberikan
keterbatasan untuk dipertimbangkan, meskipun demikian, kesimpulan dapat ditarik dari
pemeriksaan contoh bukti yang ada sebagai subjek ketidakpastian.
2. Beberapa bukti yang mendukung laporan keuangan harus didapatkan dari perwakilan
manajemen meskipun auditor dapat memperoleh bukti yang menguatkan atau bahkan tidak
menguatkan. Oleh sebab itu dibutuhkan kepercayaan penuh kepada perwakilan
manajemen. Jika integritas manajemen kurang, maka auditor dapat memberikan pendapat
yang tidak benar atas laporan keuangan. Kelemahan manusia seperti halnya kelelahan &
kecerobohan dapat menyebabkan auditor tidak melihat bukti-bukti yang berhubungan,
memeriksa jenis bukti yang salah atau menarik kesimpulan yang salah atas laporan
keuangan yang diaudit.
ETIKA PROFESIONAL
Etika dan Moralitas
Ethos (Yunani) = Karakter
Mores (Latin) = Kebiasaan
Seperangkat prinsip-prinsip atau nilai-nilai yang berhubungan bagaimana seseorang bertindak
terhadap orang lain. Fokus kepada perilaku yang “benar dan salah”.

Perlunya Etika Profesional


Kebutuhan Etika dalam Profesi :
1. Kepentingan terhadap kepercayaan masyarakat
2. Eksistensi profesi sangat bergantung kepada kepercayaan publik terhadap mutu pekerjaan
profesi Akuntan Publik
3. Persaingan yang sangat ketat dapat mendorong seorang profesional berperilaku tidak etis
dan tidak profesional.

AKUNTAN PUBLIK DAN AUDITOR INDEPENDEN


Akuntan Publik
Akuntan yang berpraktik di KAP, yang menyediakan berbagai jasa yang diatur dalam SPAP
(auditing,atestasi ,akuntansi dan review , dan jasa konsultasi).
Auditor Independen
Akuntan publik yang menerima penugasan audit atas lap. Keuangan historis, yang
menyediakan jasa audit atas dasar Standar auditing yang tercantum dalam SPAP.
Kerangka Kode Etik Ikatan Akuntan Indonesia
1. Prinsip Etika
2. Aturan Etika
3. Interpretasi aturan etika
4. Tanya dan jawab

Prinsip etika mengikat seluruh anggota IAI, dan merupakan produk kongres. Aturan etika
mengikat kepada anggota kompatemen dan merupakan produk rapat anggota kompartemen.
Aturan Etika tidak boleh bertentangan dengan prinsip etika. Interpretasi aturan etika
merupakan interpretasi yang dikeluarkan oleh badan yang dibentuk oleh kompartemen
setelah memperhatikan tanggapan dari anggota dan pihak-pihak berkepentingan lainnya,
sebagai panduan dalam penerapan aturan etika, tanpa dimaksudkan untuk membatasi lingkup
dan penerapannya. Pernyataan etika profesi yang berlaku saat itu dapat dipakai sebagai
interpretasi dan atau aturan etika sampai dikeluarkannya aturan dan interpretasi baru untuk
menggantikannya.

Kode Etik Akuntan


PRINSIP ETIKA
a. Tanggung jawab profesi
b. Kepentingan umum (Publik)
c. Integritas
d. Objektifitas
e. Kompetensi dan kehati-hatian profesional
f. Kerahasiaan
g. Perilaku profesional
h. Standar teknis

Tanggung jawab profesi


Dalam melaksanakan tanggung jawabnya sebagai profesional, setiap anggota harus
senantiasa menggunakan pertimbangan moral dan profesi.

Manfaat Audit Laporan Keuangan


Keterlibatan audit yang independen akan memberikan manfaat-manfaat antara lain,
menambah kredibilitas laporan keuangan, mengurangi kecurangan perusahaan, dan
memberikan dasar yang lebih dipercaya untuk pelaporan pajak dan laporan keuangan lain
yang harus diserahkan kepada pemerintah.
Kondisi yang menyebabkan perlunya auditing:
a) Ada potensi konflik antara penyedia informasi dan pemakai informasi.
b) Informasi kemungkinan mempunyai konsekuensi ekonomi yang substansial bagi
pengambil keputusan.
c) Para ahli sering diminta untuk menyiapkan dan mengklarifikasi informasi.
d) Para pengguna informasi sering mempertanyakan kualitas informasi.
Batasan Suatu Audit
1. Beberapa kesimpulan audit dibuat atas pemeriksaan atas contoh dari bukti yang ada.
Biasanya laporan keuangan didukung oleh ribuan bahkan jutaan dokumen. Proses audit
biasanya terbentur dengan biaya dan waktu dan membutuhkan sebuah pemeriksaan yang
mendukung pengungkapan laporan keuangan. Beberapa contoh dapat memberikan
keterbatasan untuk dipertimbangkan, meskipun demikian, kesimpulan dapat ditarik dari
pemeriksaan contoh bukti yang ada sebagai subjek ketidakpastian.
2. Beberapa bukti yang mendukung laporan keuangan harus didapatkan dari perwakilan
manajemen meskipun auditor dapat memperoleh bukti yang menguatkan atau bahkan
tidak menguatkan. Oleh sebab itu dibutuhkan kepercayaan penuh kepada perwakilan
manajemen. Jika integritas manajemen kurang, maka auditor dapat memberikan pendapat
yang tidak benar atas laporan keuangan Kelemahan manusia seperti halnya kelelahan &
kecerobohan dapat menyebabkan auditor tidak melihat bukti-bukti yang berhubungan,
memeriksa jenis bukti yang salah atau menarik kesimpulan yang salah atas laporan
keuangan yang diaudit.
Profesi auditing
*Definisi
Menurut Para Ahli
1.(Sukrisno Agoes , 2004), Audit adalah pemeriksaan yang dilakukan untuk secara kritis dan
sistematis oleh pihak yang independen,
Laporan keuangan yang disusun oleh manajemen dan catatan akuntansi dan bukti
pendukung, dalam rangka memberikan pendapat atas kewajaran laporan keuangan.

2.(Arens Dan Loebbecke, 2003), auditing sebagai proses pengumpulan dan evaluasi bukti
informasi yang dapat diukur pada suatu entitas ekonomi yang membuat kompeten dan
independen untuk dapat menentukan dan melaporkan informasi sesuai dengan kriteria yang
telah ditetapkan. audit harus dilakukan oleh independen dan kompeten.

3.((Mulyadi , 2002), auditing adalah proses yang sistematis untuk memperoleh dan
mengevaluasi bukti secara objektif atas tuduhan kegiatan ekonomi dan kegiatan dengan
tujuan untuk menetapkan tingkat kesesuaian antara laporan dengan kriteria yang telah
ditetapkan, serta penyampaian hasil kepada pengguna yang bersangkutan.

Dapat disimpulkan bahwa Auditing adalah proses pemeriksaan dan pengevaluasian


secara objektif atas laporan keuangan suatu perusahaan untuk menentukan apakah laporan
keuangan tersebut disajikan sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan dan berlaku umum.

*Jenis-Jenis Audit dan auditor


1. Operasional Audit ( Pemeriksaan Operasional/Manajemen)
Operasional atau manajemen audit merupakan pemeriksaan atas semua atau sebagian
kebijakan dan prosedur operasional suatu organisasi untuk menilai efisiensi , efektifitas,
dan ekonomisasinya. Audit operasional bisa menjadi alat manajemen yang efektif dan
efisien untuk meningkatkan kemampuan perusahaan. Hasil dari audit operasional berupa
rekomendasi-rekomendasi perbaikan bagi manajemen sehingga audit macam ini lebih
merupakan konsultasi manajemen.
2. Compliance Audit ( Audit Ketaatan )
Compliance Audit merupakan pemeriksaan untuk mengetahui apakah prosedur dan
aturan yang telah ditetapkan pengaruh berwenang sudah ditaati oleh anggota di organisasi
tersebut. Compliance Audit biasanya ditugaskan oleh pengaruh berwenang yang telah
menetapkan metode/ peraturan dalam perusahaan sehingga hasil audit jenis ini tidak untuk
dipublikasikan tetapi untuk internal manajemen.

3. Financial audit ( Audit atas Laporan Keuangan )


Pemeriksaan berdasarkan laporan keuangan yakni evaluasi kesesuaian laporan
keuangan yang dihadirkan bagi manajemen menurut keseluruhan dibandingkan dengan
standar akuntansi keuangan yang berlaku publik. Dalam Definisinya apakah laporan
keuangan secara umum ialah informasi yang bisa ditukar dan bisa diverifikasi lalu telah
dihidangkan sesuai dengan ciri-ciri tertentu. Umumnya ciri-ciri yang dimaksud ialah
standar akuntansi yang berlaku umum seperti prinsip akuntansi yang berterima umum.
Hasil audit berdasarkan laporan keuangan merupakan opini auditor yakni Unqualified
Opinion, Qualified Opinion, Disclaimer Opinion dan Adverse Opinion.\

1. Auditor Independen
Auditor independen adalah auditor profesional yang menyediakan jasanya kepada
masyarakat umum, terutama dalam bidang audit atas laporan keuangan yang dibuat oleh
kliennya.
2. Auditor Pemerintah
Auditor pemerintah adalah auditor profesional yang bekerja di instansi pemerintah
yang tugas pokoknya melakukan audit atas pertanggungjawaban keuangan yang disajikan
oleh unit-unit organisasi atau entitas pemerintahan atau pertanggungjawaban keuangan
yang ditujukan kepada pemerintah.
3. Auditor Internal
Auditor Internal adalah auditor yang bekerja dalam perusahaan (perusahaan negara
maupun perusahaan swasta) yang tugas pokoknya adalah menentukan apakah kebijakan
dan prosedur yang ditetapkan oleh manajemen puncak telah dipatuhi, menentukan baik
atau tidaknya penjagaan terhadap kekayaan organisasi, menentukan efisiensi dan
efektivitas prosedur kegiatan organisasi, serta menentukan keandalan informasi yang
dihasilkan oleh berbagai bagian organisasi.
*Tujuan Audit
Tujuan audit secara umum dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
 Kelengkapan “Completeness”
Untuk menyakinkan bahwa seluruh transaksi telah dicatat atau ada dalam jurnal
secara aktual telah dimasukkan.
 Ketepatan “Accurancy”
Untuk memastikan transaksi dan saldo perkiraan yang ada telah dicatat berdasarkan
jumlah yang benar, perhitungan yang benar, diklasifikasikan dan dicatat dengan tepat.
 Eksistensi “Existence”
Untuk memastikan bahwa semua harta dan kewajiban yang tercatat memiliki
eksistensi atau keterjadian pada tanggal tertentu, jadi transaksi tercatat tersebut harus
benar-benar telah terjadi dan tidak fiktif.
 Penilaian “Valuation”
Untuk memastikan bahwa prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum telah
diterapkan dengan benar.
 Klasifikasi “Classification”
Untuk memastikan bahwa transaksi yang di cantumkan dalam jurnal diklasifikasikan
dengan tepat. Jika terkait dengan saldo maka angka-angka yang dimasukkan didaftar
klien telah diklasifikasikan dengan tepat.
 Ketepatan “Accurancy”
Untuk memastikan bahwa semua transaksi dicatat pada tanggal yang benar, rincian
dalam saldo akun sesuai dengan angka-angka buku besar, serta penjumlahan saldo
sudah dilakukan dengan tepat.
 Pisah Batas “Cut-Off”
Untuk memastikan bahwa transaksi-transaksi yang dekat tanggal neraca dicatat dalam
periode yang tepat. Transaksi yang mungkin sekali salah saji ialah transaksi yang
dicatat mendekati akhir suatu periode akuntansi.
 Pengungkapan “Disclosure”
Untuk menyakinkan bahwa saldo akun dan persyaratan pengungkapan yang berkaitan
telah disajikan dengan wajar dalam laporan keuangan dan dijelaskan dengan wajar
dalam isi dan catatan kaki laporan tersebut.
*Manfaat Audit
Manfaat audit dibagi menjadi tiga bagian dasar yang menikmati manfaat audit, yakni:
A. Bagi Pihak yang diaudit
1. Menambah integritas laporan keuangannya sehingga laporan tersebut bisa dipercaya untuk
kepentingan pihak luar entitas seperti pemegang saham, kreditor, pemerintah, dan lain-
lain.
2. Mencegah dan menemukan fraud yang dilakukan oleh manajemen perusahaan yang
diaudit.
3. Memberikan dasar yang dapat lebih dipercaya untuk penyiapan Surat Pemberitahuan Pajak
yang diserahkan kepaada Pemerintah.
4. Membuka pintu bagi masuknya sumber- pembiayaan dari luar.
5. Menyingkap kesalahan dan penyimpangan moneter dalam catatan keuangan.

B. Bagi anggota lain dalam dunia usaha


1. Memberikan dasar yang lebih meyakinkan para kreditur atau para rekanan untuk
mengambil keputusan pemberian kredit.
2. Memberikan dasar yang lebih meyakinkan kepada perusahaan asuransi untuk
menyelesaikan klaim atas kerugian yang diasuransikan.
3. Memberikan dasar yang terpercaya kepada para investor dan calon investor untuk menilai
prestasi investasi dan kepengurusan manajemen
4. Memberikan dasar yang objektif kepada serikat buruh dan pihak yang diaudit untuk
menyelesaikan sengketa mengenai upah dan tunjangan.
5. Memberikan dasar yang independen kepada pembeli maupun penjual untuk menentukan
syarat penjualan, pembelian atau
penggabungan perusahaan.
6. Memberikan dasar yang lebih baik, meyakinkan kepada para langganan atau klien untuk
menilai profitabilitas atau Audit Finansial, Audit Manajemen, Dan Sistem Pengendalian
Intern 45 rentabilitas perusahaan itu, efisiensi operasionalnya, dan keadaan keuangannya.
C. Bagi badan pemerintah dan orang-orang yang bergerak di bidang hukum
1. Memberikan tambahan kejelasan yang independen tentang ketelitian dan jaminan laporan
keuangan.
2. Memberikan dasar yang independen kepada mereka yang bergerak di bidang hukum untuk
mengurus harta warisan dan harta titipan, menyelesaikan masalah dalam kebangkrutan dan
insolvensi, dan menentukan pelaksanaan perjanjian persekutuan dengan cara semestinya.
3. Memegang peranan yang menentukan dalam mencapai tujuan Undang-Undang Keamanan
Sosial

MAKALAH
PROFESI AUDITING
Disusun Oleh:
GRACELLA BERNADETTA
JENNY MONICA
JULIA HUSNA SARDI
FRISCA VERAWATY S

Yayasan Pendidikan Persada Bunda


Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi
Akuntansi

Anda mungkin juga menyukai