“Laporan audit harus menyatakan apakah laporan keuangan telah disusun sesuai dengan
1. Istilah prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia yang digunakan dalam standar
pelaporan pertama dimaksudkan meliputi tidak hanya prinsip dan praktik akuntansi, tetapi
juga metode penerapannya. Standar pelaporan pertama tidak mengharuskan auditor untuk
apakah laporan keuangan telah disajikan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku
umum di Indonesia. Jika auditor melaporkan suatu laporan keuangan yang disusun sesuai
dengan basis akuntansi komprehensif selain prinsip akuntansi yang berlaku umum di
Indonesia, maka standar pelaporan pertama akan terpenuhi dengan cara mengungkapkan
dalam laporan auditor bahwa laporan keuangan telah disusun sesuai dengan basis
akuntansi komprehensif selain prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia dan
Jika pembatasan terhadap lingkup audit tidak memungkinkan auditor untuk memberikan
laporan auditnya.
2. Istilah “Prinsip akuntansi yang berlaku umum” adalah pandangan frasa “generally
accepted accounting principles” dan adalah suatu istilah teknis akuntansi yang mencakup
konvensi, aturan, dan prosedur yang diperlukan untuk membatasi praktik akuntansi yang
berlaku umum di suatu wilayah tertentu mungkin berbeda dari prinsip akuntansi yang
berlaku di wilayah lain. Oleh karena itu, untuk laporan keuangan yang akan
dengan cara mengungkapkan dalam laporan auditor apakah laporan keuangan telah
o Tujuan standar konsistensi adalah untuk memberikan jaminan bahwa jika daya banding
laporan keuangan di antara dua periode dipengaruhi secara material oleh perubahan
Juga dinyatakan secara tersirat dalam tujuan standar tersebut bahwa prinsip akuntansi
tersebut telah diamati konsistensi penerapannya dalam setiap periode akuntansi yang
bersangkutan. Standar tersebut secara tersirat mengandung arti bahwa auditor puas bahwa
daya banding laporan keuangan diantara dua periode akuntansi tidak dipengaruhi secara
material oleh perubahan prinsip akuntansi dan bahwa prinsip akuntansi tersebut telah
diterapkan secara konsisten di antara dua atau lebih periode akuntansi baik karena (1)
tidak terjadi perubahan prinsip akuntansi atau (2) terdapat perubahan prinsip atau metode
laporan keuangan tidak material. Dalam keadaan-keadaan tersebut auditor tidak perlu
o Di dalam mempertimbangkan cukup atau tidaknya pengungkapan dan dalam segala aspek
lain auditnya, auditor menggunakan informasi yang diterima dari kliennya atas dasar
keperacayaan yang diberikan oleh kliennya, bahwa auditor akan merahasiakan informasi
tersebut. Tanpa kepercayaan demikian, auditor akan sulit untuk memperoleh informasi
yang diperlukan untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan. Oleh karena itu,
tanpa izin kliennya, auditor tidak boleh mengungkapkan informasi yang tidak diharuskan
untuk mengungkapkan dalam laporan keuangan sesuai dengan prinsip akuntansi yang
“Laporan auditor harus memuat suatu pernyataan pendapat mengenai laporan keuangan secara
keseluruhan atau suatu asersi bahwa pernyataan demikian tidak dapat diberikan. Jika pendapat
secara keseluruhan tidak dapat diberikan, maka alasannya harus dinyatakan. Dalam hal nama
auditor dikaitkan dengan laporan keuangan, maka laporan auditor harus memuat petunjuk
yang mengenai sifat pekerjaan audit yang dilaksanakan, jika ada, dan tingkat tanggung jawab
tanggung jawab yang dipikul oleh akuntan bila namanya dikaitkan dengan laporan keuangan.
dicantumkan dalam suatu laporan, dokumen, atau komunikasi tertulis yang berisi laporan
tersebut. Bila seorang akuntan menyerahkan kepada kliennya atau pihak lain suatu
manajemen, dan kewajaran penyajiannya sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku
o Akuntan dapat dikaitkan dengan laporan keuangan yang diaudit atau yang tidak diaudit.
Laporan keuangan disebut telah diaudit bila akuntan telah menerapkan prosedur auditing
(informasi keuangan) interim entitas publik yang tidak diaudit disebut sebagai di review
1. Mengolah operasi organisasi secara efektif dan efisien melalui pemotivasian karyawan
secara maksimum.
yaitu klasifikasi berdasarkan tujuan audit dan klasifikasi berdasarkan pelaksana audit:
laporan keuangan suatu entitas dengan tujuan untuk memberikan pendapat apakah
laporan keuangan telah disajikan secara wajar sesuai kriteria yang telah ditentukan
untuk menentukan apakah kegiatan finansial maupun operasional tertentu dari suatu
entitas sesuai dengan kondisi-kondisi, aturan-aturan, dan regulasi yang telah ditentukan.
Standar Pelaporan
1. Laporan auditor harus menyatakan apakah laporan keuangan telah disusun sesuai
keuangan secara keseluruhan atau suatu asersi bahwa pernyataan demikian tidak
diberikan. Jika pendapat secara keseluruhan tidak diberikan, maka alasannya harus
dinyatakan. Dalam hal nama auditor dikaitkan dengan laporan keuangan, maka
laporan auditor harus memuat petunjuk yang jelas mengenai sifat pekerjaan audit
yang dilaksanakan, jika ada dan tingkat tanggungjawab yang dipikul oleh auditor.
Laporan audit harus menyatakan apakah laporan keuangan telah disusun sesuai
Laporan audit harus menunjukkan keadaan, jika ada, prinsip akuntansi yang tidak
Laporan audit harus memuat suatu pernyataan pendapat mengenai laporan keuangan
secara keseluruhan, atau suatu asersi bahwa pernyataan demikian tidak dapat
diberikan. Jika pendapat secara keseluruhan tidak dapat diberikan maka alasannya
harus dinyatakan. Jika nama auditor dikaitkan dengan laporan keuangan maka
laporan audit harus memuat penjelasan mengenai sifat pekerjaan auditor dan tingkat
g. Standar Pelaporan
1. Laporan hasil pemeriksaan harus menyatakan bahwa pemeriksaan tersebut
2. Laporan hasil pemeriksaan atas laporan keuangan harus meng ungkapkan bahwa
laporan keuangan
pengendalian intern atas pelaporan keuangan yang dianggap sebagai "kondisi yang
dapat dilaporkan"
dan ketidakpatutan harus di lengkapi tanggapan dari pimpinan atau pejabat yang
pemeriksaan
diperiksa, pihak yang bertanggung jawab untuk melakukan tindak lanjut hasil
pemeriksaan dan kepada pihak lain yang diberi wewenang untuk menerima
berlaku.
Standar Pelaporan Pemeriksaan Keuangan
1) Laporan audit harus menyatakan apakah laporan keuangan di- sajikan sesuai dengan
2) Laporan auditor independen harus menunjukkan jika ada ketidak konsistenan penerapan
4) Laporan auditor harus memuat suatu pernyataan pendapat me- ngenai laporan keuangan
secara keseluruhan, atau suatu asersi bahwa pernyataan demikian tidak dapat diberikan.
Jika pendapat secara keseluruhan tidak dapat diberikan maka alasannya harus dinyatakan.
Dalam hal nama auditor dikaitkan dengan laporan keuangan maka laporan auditor harus
Keuangan (PPPK) yang dikembangkan oleh Prof. Dr. Mulyadi, SE., Ak., MM., CPA,
CMA, adalah suatu panduan praktis yang umumnya digunakan dalam lingkungan
laporan keuangan bagi perusahaan. Namun, perlu diingat bahwa standar laporan keuangan
yang diakui secara internasional biasanya mengacu pada standar yang dikembangkan oleh
Berikut adalah beberapa poin penting yang mungkin terdapat dalam standar laporan
2. Periode Pelaporan: Laporan keuangan harus mencakup periode yang spesifik, seperti
berdasarkan prinsip akuntansi yang berlaku, yang mungkin mengacu pada Standar
seperti neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas, dan laporan arus kas.
5. Penyajian Informasi:
Informasi harus disajikan dengan cara yang konsisten dengan periode sebelumnya untuk
memungkinkan perbandingan.
6. Nilai Historis: Laporan keuangan harus mencerminkan nilai historis aset, kewajiban, dan
ekuitas.
7. Nilai Wajar (Jika Diperlukan): Jika ada aset atau kewajiban yang dinilai dengan nilai
9. Catatan Atas Laporan Keuangan: Laporan keuangan harus disertai dengan catatan atas
laporan keuangan yang menjelaskan dan memberikan penjelasan lebih lanjut mengenai
Penting untuk dicatat bahwa standar laporan keuangan dapat berbeda-beda tergantung
pada negara, regulasi, dan praktik akuntansi yang berlaku. Jika Anda ingin mengikuti
standar tertentu, pastikan untuk merujuk pada standar yang relevan dan sesuai dengan
DAFTAR PUSTAKA
Mulyadi. (2014). Auditing. Jakarta: Salemba Empat
Mulyadi dan Kanaka Puradiredja. 1998. Auditing Pendekatan Terpadu. Jakarta. Salemba Empat.
Alim, M.N.; Hapsari, T.; dan Purwanti, L. Pengaruh Kompetensi dan Independensi terhadap
Kualitas Audit dengan Etika Auditor Sebagai Variabel Moderasi. Simposium Nasional Akuntansi
X. Unhas Makassar, 26-28 Juli 2007.