Anda di halaman 1dari 10

TUGAS AUDITING

1. Auditing adalah
Jawab :
Auditing adalah Proses yang sistematis untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti yang
berkaitan dengan pernyataan (asersi) tentang tindakan dan kejadian ekonomi, untuk
menentukan tingkat kesesuaian pernyataan-pernyataan tersebut dengan kriteria yang telah
ditetapkan, dan menyampaikan hasilnya kepada pihak yang berkepentingan (pengguna).

2. Perbedaan Auditing dan Akuntansi adalah


Jawab :
Perbedaan Auditing dan Akuntansi
Auditing adalah untuk memastikan bahwa peristiwa ekonomi entitas telah dicatat secara
tepat berdasarkan kurun waktu kejadian dan dengan biaya yang wajar.

Akuntansi adalah proses pencatatan, pengklasifikasian, serta pengikhtisaran kejadian-


kejadian ekonomi dengan perlakuan yang logis yang bertujuan menyediakan informasi
keuangan, yang dapat digunakan dalam pengambilan keputusan.

3. Sebutkan dan jelaskan tipe audit dan jenis auditor


Jawab :
Tipe Audit
1) Audit Laporan Keuangan
 Merupakan audit yang memperoleh dan mengevaluais bukti tentang laporan
keuangan suatu entitas dengan tujuan untuk memberikan pendapat apakah laporan
keuangan tersebut telah disajikan secara wajar sesuai dengan PABU
 Hasil audit dipakai oleh pemgang saham, kreditor, intansi pemerintah, masyarakat
umum
2) Audit Kepatuhan (compliance audit)
 Memperoleh dan mengevaluasi bukti tentang untuk menentukan apakah aktivitas
keuangan atau operasional dari suatu entitas sesuai dg kondisi, aturan, atau
perundang-undangan tertentu.
 Laporan audit dapat berupa:
a. ikhtisar temuan atau
b. pemberian pendapat ttg assurance (kepastian) atas kepatuhan dengan kriteria
tertentu.
3) Audit Operasional (audit kinerja, management audit)
 Memperoleh dan mengevaluasi bukti tentang efesiensi dan efektivitas dari kegiatan
operasional suatu entitas sehubungan dengan tujuan tertentu
 Objek: Cabang, divisi atau fungsi tertentu.

Jenis Auditor
Auditor pemerintah
Auditor pemerintah adalah auditor profesional yang bekerja di instansi pemerintah yang
tugas pokoknya melakukan audit pertanggung jawaban keuangan yang disajikan oleh unit-
unit orgasisasi atau entitas pemerintahan atau pertanggungjawaban keuangan pada
pemerintah

Auditor Internal
Audit internal adalah auditor yang bekerja dalam perusahaan (perusahaan swasta atau
perusahaan pemerintah)

Auditor Independen
Auditor independen adalah auditor profesional yang menyediakan jasanya kepada
masyarakat umum untuk memenuhi kebutuhan para pemakai informasi keuangan.

4. Sebutkan dan jelaskan norma/standar pemeriksaan auditor


Jawab :
Standar umum (General Standards)
a) Audit harus dilaksanakan oleh seseorang atau lebih yang mempunyai keahlian dan
pelatihan teknis yang memadai sebagai auditor.
Seorang auditor diharapkan senantiasa bertindak sebagai seorang yang ahli dalam
bidang akuntansi dan pada bidang audit. Keahlian auditor bisa didapat melalui
pendidikan formal ditambah dengan pengalaman-pengalaman yang didapatkan saat
mengikuti pelatihan teknis yang cukup.

Auditor junior atau asisten auditor yang baru memasuki karir bidang auditing
harus mendapatkan pengalaman profesionalnya dengan mendapatkan supervisi yang
memadai serta review atas pekerjaan yang diterima dari atasan yang lebih
berpengalaman. Pelatihan yang didapatkan maksudnya mencakup pelatihan kesadaran
untuk secara terus menerus mengikuti perkembangan yang terjadi pada bidang bisnis dan
profesinya.

Auditor harus mempelajari, memahami dan menerapkan ketentuan baru dalam


prinsip akuntansi dan standar auditing yang telah ditetapkan oleh Ikatan Akuntansi
Indonesia.

b) Auditor harus mempertahankan mental dari segala hal yang berhubungan dengan
perikatan, independensi.

Pada standar ini mewajibkan bagi auditor bersikap independen dalam arti seorang
auditor tidak boleh dipengaruhi oleh oknum tertentu karena pekerjaannya sangat berguna
untuk kepentingan umum. Masyarakat umum pun memberikan kepercayaan atas sikap
independensi auditor yang sangat penting bagi perkembangan profesi akuntan publik.

Sikap intelektual dan jujur sangat dijunjung tinggi sebagai profesi auditor. Profesi
akuntan publik telah menetapkan aturan yang disebut sebagai Kode Etik Akuntan
Indonesia agar setiap anggota menjaga diri dari kehilangan kepercayaan dan persepsi
independensi dari masyarakat. Sebenarnya sikap independensi secara intristik adalah
masalah mutu pribadi, sehingga bukan merupakan aturan yang dirumuskan untuk diuji
secara objektif.
c) Auditor wajib menggunakan keahlian profesionalnya dalam melaksanakan
pelaksanaan audit dan pelaporan dengan cermat dan seksama.

Penggunaan keahlian profesional menekankan tanggung jawab setiap professional


yang bekerja dalam organisasi auditor. Seorang auditor juga harus memiliki tingkat
keterampilan yang dimiliki oleh setiap auditor pada umumnya dan diharuskan
menggunakan keterampilan yang dimiliki dengan kecermatan dan keseksamaan yang
wajar. Oleh karena itu auditor dituntut untuk memiliki sikap professional dan keyakinan
dalam mengevaluasi bukti audit.

Standar pekerjaan lapangan

a) Sebagai tenaga professional maka seharusnya seluruh pekerjaan dapat


direncanakan dengan sebaik-baiknya dan apabila menggunakan asisten maka
harus disupervisi dengan semestinya.

Pada hal ini menjelaskan bahwa penyerahan tanggungjawab dan penunjukkan


secara dini auditor independen akan memberikan banyak sekali manfaat bagi auditor
ataupun klien. Semakin dini auditor ditunjuk maka akan memberikan kemantapan bagi
auditor untuk merencanakan hal-hal yang terkait dengan pekerjaan sedemikian rupa
sehingga pekerjaan tersebut dapat diselesaikan dengan cepat dan efisien sehingga dapat
di perkirakan selesai sebelum tanggal neraca.

b) Tak hanya memperhatikan standar auditing saja, pemahaman yang memadai atas
pengendalin intern sangat dibutuhkan untuk merencanakan audit dan menentukan
sifat.

Pemahaman mendalam tentang pengendalian internal harus dimiliki oleh auditor


untuk merencanakan audit dengan melaksanakan prosedur dan memahami desain
pengendalian yang relevan dengan audit atas laporan keuangan dan dapat diketahui
apakah pengendalian internal tersebut dapat dioperasikan.
c) Bukti audit yang kompeten harus diperoleh melalui inspeksi pengamatan,
permintaan keterangan dan konfirmasi sebagai dasar yang memadai untuk dapat
memberikan pernyataan pendapat atas laporan keuangan yang diaudit.

Pekerjaan auditor independen dalam rangka memberikan pendapat atas laporan


keuangan adalah meliputi usaha untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti audit. Bukti
audit bersifat sangat variatif atas pengaruhnya terhadap kesimpulan yang ditarik oleh
auditor independen guna memberikan pernyataan pendapat (opini) atas laporan keuangan
yang diaudit. Objektivitas, relevansi, ketepatan waktu dan kelengkapan bukti lain yang
dapat menguatkan kesimpulan seluruhnya berpengaruh terhadap kompetensi bukti.

Standar Pelaporan
Standar pelaporan terdiri dari empat poin  diantaranya:
a) Laporan audit harus menyatakan apakah laporan keuangan telah disusun sesuai
dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum.

Standar pelaporan yang pertama ini tidak mengharuskan auditor menyatakan


tentang fakta (statement of fact) namun standar tersebut mewajibkan auditor untuk
memberikan pernyataan (pendapat) mengenai apakah penyusunan laporan keuangan
sudah dilaksanakan dan disajikan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku secara
umum.

Prinsip akuntansi yang berlaku umum (generally  accepted accounting


principles) ini mencakup konvensi, aturan dan prosedur yang dibutuhkan untuk
membatasi praktik akuntansi yang berlaku secara umum pada wilayah dan waktu tertentu.

b) Hasil laporan auditor harus menunjukkan, apabila ada ketidakkonsistenan


penerapan prinsip akuntansi dalam penyusunan laporan keuangan periode
berjalan dengan penerapan pada periode sebelumnya.

Standar ini disebut juga sebagai standar konsistensi, yang bertujuan menuntut
auditor independen untuk memahami antara konsistensi dengan daya banding laporan
keuangan. Apabila terjadi kurangnya konsistensi maka penerapan prinsip akuntansi dapat
menyebabkan kurangnya  daya banding laporan keuangan.

Tujuan standar konsistensi adalah untuk memberikan jaminan bahwa jika daya
banding laporan keuangan diantara kedua periode secara material oleh perubahan prinsip
akuntansi. Maka auditor akan mengungkapkan perubahan yang terjadi dalam laporannya.
Caranya dengan menambahkan di paragraph pendapat sebuah paragraph penjelasan.

c) Pengungkapan informatif dalam laporan keuangan harus dipandang memadai,


kecuali dinyatakan lain dalam laporan auditor.

Penyajian laporan keuangan yang berisi pengungkapan informasi yang sesuai


dengan prinsip akuntansi yang memadai atas hal material, yang meliputi bentuk, susunan,
isi laporan keuangan serta catatan atas laporan keuangan.

Auditor harus dapat memastikan beberapa hal tertentu yang diungkapkan


sehubungan dengan keadaan serta fakta-fakta yang diketahui saat dilaksanakan audit.
Auditor dapat mempertimbangkan pengungkapan melaui informasi yang diterima oleh
kliennya atas dasar kepercayaan bahwa seorang auditor akan merahasiakan informasi
tersebut. Auditor harus dapat mempertanggungjawabkan dan mempertahankan
kepercayaan tersebut karena akan sulit untuk memperoleh informasi yang diperlukan
untuk menyatakan pendapatnya atas laporan keuangan.

d) Laporan auditor harus memuat pernyataan pendapat mengenai laporan keuangan


secara keseluruhan atau suatu asersi bahwa pernyataan yang demikian tidak bisa
diberikan.

Apabila pendapat dari keseluruhan tidak bisa diberikan maka alasannya harus
ditanyakan, laporan auditor harus menyajikan petunjuk yang jelas tentang pekerjaan audit
yang berhasil dilaksanakan. Standar pelaporan ini bertujuan untuk mencegah kesalahan
penafsiran tingkat tanggungjawab oleh akuntan bila namanya dikaitkan dengan laporan
keuangan. Disebut terkait dengan laporan keuangan adalah jika akuntan memberikan izin
namanya dalam suatu dokumen, laporan atau komunikasi tertulis. Apabila seorang
akuntan menyerahkan hasil laporan keuangan yang dibuat/disusunnya kepada pihak lain
maka akuntan tersebut dianggap terkait dengan laporan keuangan meskipun akuntan tidak
menuliskan namanya pada dokumen/laporan tersebut.

5. Sebutkan dan jelaskan 5 pendapat akuntan


Jawab :
Menurut Standar Profesional Akuntan Publik (PSA 29 SA Seksi 508), ada lima jenis
pendapat akuntan, yaitu :
1. Pendapat wajar tanpa pengecualian (unqualified Opinion)

Auditor menyatakan bahwa laporan keuangan disajikan secara wajar, dalam


semua hal yang material, posisi keuangan, hasil usaha, perubahan ekuitas, dan arus kas
suatu entitas sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum. SAK/ETAP/IFRS.

2. Pendapat wajar tanpa pengecualian dengan bahasa penjelasan yang ditambahkan


dalam laporan audit bentuk baku (unqualified opinon with explanatory language)

Pendapat ini diberikan jika terdapat keadaan tertentu yang mengharuskan auditor
menambahkan paragraf penjelasan (bahasa penjelasan lain) dalam laporan audit,
meskipun tidak mempengaruhi pendapat wajar tanpa pengecualian yang dinyatakan oleh
auditor.

3. Pendapat wajar dengan pengecualian (Qualified opinion)

Pendapatan wajar dengan pengecualian menyatakan bahwa laporan keuangan


menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang material, posisi keuangan, hasil usaha,
perubahan ekuitas dan arus kas sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum,
kecuali untuk dampak hal yang berkaitan dengan yang dikecualikan. Hal ini dinyatakan
bilamana:

a) Tidak adanya bukti kompeten yang cukup atau adanya pembatasan terhadap
lingkup audit yang mengakibatkan auditor berkesimpulan bahwa ia tidak dapat
menyatakan pendapat wajar tanpa pengecualian dan ia berkesimpulan tidak
menyatakan tidak memberikan pendapat.
b) Auditor yakin, atas dasar auditnya, bahwa laporan keuangan berisi penyimpangan
dari prinsip akuntansi yang berlaku umum, yang berdampak material, dan ia
berkesimpulan untuk tidak menyatakan pendapat tidak wajar.
4. Pendapat tidak wajar (Adverse opinion)

Suatu pendapat tidak wajar menyatakan bahwa laporan keuangan tidak


menyajikan secara wajar posisi keuangan, hasil usaha, perubahan ekuitas dan arus kas
sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum. Pendapat ini dinyatakan bila,
menurut pertimbangan auditor, laporan keuangan secara keseluruhan tidak disajikan
secara wajar sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum

Bila auditor menyatakan pendapat tidak wajar, ia harus menjelaskan dalam paragraf
terpisah sebelum paragraf pendapat dalam laporannya mengenai :
a. Semua alasan yang mendukung pendapat tidak wajar.
b. Dampak utama hal yang menyebabkan pemberian pendapat tidak wajar terhadap
posisi keuangan, hasil usaha, perubahan ekuitas dan arus kas, jika secara praktis
untuk dilaksanakan. Jika dampak tersebut tidak dapat ditentukan secara beralasan,
laporan audit harus menyatakan hal tersebut.

5. Pernyataan tidak memberikan pendapat (Disclaimer opinion)

Menyatakan bahwa auditor tidak menyatakan pendapat atas laporan keuangan.


Auditor dapat tidak menyatakan suatu pendapat bilamana ia tidak dapat merumuskan atau
tidak merumuskan suatu pendapat tentang kewajaran laporan keuangan sesuai dengan
prinsip akuntansi yang berlaku umum. Jika auditor menyatakan tidak memberikan
pendapat, laporan auditor harus memberikan semua alasan substantif yang mendukung
pernyataannya tersebut.

Pernyataan tidak memberikan pendapat diberikan oleh auditor dalam


situasi/kondisi:
a) Adanya pembatasan terhadap lingkup audit sehingga auditor tidak mungkin
melaksanakan audit yang cukup untuk memungkinkan-nya memberikan pendapat atas
laporan keuangan.
b) Auditor tidak independen terhadap klien.

Pernyataan tidak memberikan pendapat tidak boleh dinyatakan auditor apabila dia
yakin berdasarkan auditnya terdapat penyimpangan material dari prinsip akuntansi yang
berlaku umum. Jika pernyataan tidak memberikan pendapat disebabkan pembatasan
lingkup audit, auditor harus menunjukkan dalam paragraf terpisah semua alasan 
substantive yang mendukung pernyataannya tersebut. Ia harus menyatakan bahwa
lingkup auditnya tidak memadai untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan.
Auditor tidak harus menunjukkan prosedur yang dilaksanakan dan tidak harus
menjelaskan karakteristik auditnya dalam suatu paragraf (yaitu, paragraf lingkup audit
dalam laporan auditor bentuk baku).

Pernyataan tidak memberikan pendapat diberikan oleh auditor dalam situasi/kondisi:


c) Adanya pembatasan terhadap lingkup audit sehingga auditor tidak mungkin
melaksanakan audit yang cukup untuk memungkinkan-nya memberikan pendapat atas
laporan keuangan.
d) Auditor tidak independen terhadap klien.
 Pernyataan tidak memberikan pendapat tidak boleh dinyatakan auditor apabila dia
yakin berdasarkan auditnya terdapat penyimpangan material dari prinsip akuntansi
yang berlaku umum.
 Jika pernyataan tidak memberikan pendapat disebabkan karena pembatasan lingkup
audit, auditor tidak diperkenankan mencantumkan paragrap lingkup audit ( seperti
layaknya dalam opini yang lain ).
6. Materialitas adalah
Jawab :
Materialitas adalah banyaknya informasi akuntansi yang hilang atau salah saji yang
menyebabkan pertimbangan orang yang mengandalkan informasi tersebut berubah atau
dipengaruhi oleh informasi akuntansi yang hilang atau salah saji tersebut.

7. Resiko audit, resiko inheren, resiko pengendalian dan resiko deteksi adalah
Jawab :
Resiko audit adalah risiko yang terjadi dalam hal auditor tanpa disadari tidak
memodifikasikan pendapatnya sebagaimana mestinya, atas suatu laporan keuangan yang
mengandung salah saji material

Resiko inheren adalah kemungkinan suatu asersi mengandung salah saji material dengan
asumsi tidak ada pengendalian.

Resiko Pengendalian Risiko bahwa salah saji material dalam asersi tidak dapat dicegah
atau ditemukan secara tepat waktu oleh pengendalian internal entitas.

Resiko Deteksi adalah resiko bahwa auditor tidak dapat mendeteksi salah saji material yang
terdapat dalam suatu asersi.

8. Prosedur analitis adalah


Jawab :
Prosedur analitis adalah evaluasi infromasi keuangan yang dilakukan dengan memperlajari
hubungan logis antara data keuangan dan non keuangan yang meliputi perbandingan jumlah-
jumlah yang tercatat dengan ekspektasi dari auditor.

Anda mungkin juga menyukai