Anda di halaman 1dari 20

RINGKASAN PENGAUDITAN

Buku Auditing and Assurance Services, Integrated Approach An Indonesian Adaptation


Randal J. Elder, Mark S. Beasley, Alvin A. Arens & Amir Abadi Jusuf
Tahun 2011
BAB 1 PROFESI AUDIT
Auditing (audit) adalah Pengumpulan dan evaluasi bukti mengenai informasi untuk menentukan dan melaporkan
derajat kesesuaian antara informasi tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan. Audit harus dilakukan oleh
orang yang kompeten dan independen.
SIFAT AUDIT
1) Informasi dan Kriteria yang telah ditetapkan
Untuk melakukan audit, HARUS TERSEDIA INFORMASI DALAM BENTUK YANG DAPAT
DIVERIFIKASI DAN BEBERAPA STANDAR (KRITERIA) YANG DAPAT DIGUNAKAN AUDITOR
UNTUK MENGEVALUASI INFORMASI tersebut, yang dapat dan memang memiliki banyak bentuk. Kriteria
untuk mengevaluasi informasi juga bervariasi, tergantung pada informasi yang sedang diaudit. Untuk AUDIT
ATAS LAPORAN KEUANGAN HISTORIS MENGGUNAKAN KRITERIA YANG BERLAKU BIASANYA
YAITU PABU.
2) Mengumpulkan dan Mengevaluasi Bukti
Bukti adalah setiap informasi yang digunakan auditor untuk menentukan apakah informasi yang
diaudit dinyatakan sesuai dengan criteria yang telah ditetapkan. Auditor harus memperoleh bukti yang
berkualitas (memadai) dan jumlah yang mencukupi. Evaluasi dilakukan dengan menggunakan kriteria yang
berlaku biasanya yaitu PABU.
3) Kompeten dan Independen
KOMPETEN dimaksud dengan auditor harus memiliki kualifikasi untuk memahami criteria yang
digunakan dan mengetahui jenis serta jumlah bukti yang akan dikumpulkan guna mencapai kesimpulan
yang tepat setelah memeriksa bukti tersebut.
4) Pelaporan
Audit harus menyiapkan laporan audit yang MEMBERI TAHU TINGKAT DERAJAT KESESUAIAN
DENGAN KRITERIA YANG BERLAKU BIASANYA YAITU PABU.
PERBEDAAN AKUNTANSI DAN AUDIT
AKUNTANSI berusaha memastikan bahwa peristiwa-peristiwa ekonomi dari entitas yang bersangkutan dicatat
secara tepat waktu dengan biaya yang wajar. Sedangkan AUDIT berfokus pada penentuan apakah informasi
yang dicatat itu mencerminkan dengan tepat peristiwa-peristiwa ekonomi yang terjadi selam periode akuntansi
dan sesuai dengan kriteria yang berlaku biasanya yaitu PABU.
Jasa Assurance
Jasa assurance adalah jasa profesional yang meningkatkan kualitas informasi bagi para pengambil
keputusan. Salah satu kategori jasa assurance adalah Jasa Atestasi adalah jenis jasa assurance di mana KAP

mengeluarkan laporan tentang reliabilitas suatu asesi yang disiapkan pihak lain. Jenis jasa atestasi adalah sebagai
berikut ini:
1) Audit atas laporan keuangan historis
Audit atas laporan keuangan historis adalah suatu bentuk jasa atestasi di mana auditor mengeluarkan laporan
tertulis yang menyatakan pendapat tentang apakah laporan keuangan tersebut telah dinyatakan secara
wajar sesuai dengan PABU. Audit atas laporan keuangan historis biasanya dilakukan oleh KAP. Apabila
pengguna eksternal menghendaki laporan hasil audit (LHA) untuk mengambil keputusan bisnis maka semua
perusahaan harus mau dilakukan audit.
2) Atestasi mengenai pengendalian internal atas pelaporan keuangan
Auditor harus memberikan atestasi mengenai efektivitas pengendalian internal atas pelaporan keuangan
suatu perusahaan.
3) Telaah (review) laporan keuangan historis
Sama seperti audit atas laporan keuangan historis. Tetapi akuntan public hanya memberikan tingkat
kepastian yang moderat atau sedang atau lebih sedikit bukti yang diperlukan.
4) Jasa atestasi mengenai teknologi informasi
Jasa ini dilakukan hanya untuk perusahaan yang bersinggungan dengan teknologi internet dan perdagangan
elektronik (e-commerce). Jasa atestasi yang diberikan adalah Jasa WebTrust, yang memberikan lisensi kepada
situs tersebut berkaitan dengan criteria praktik bisnis, integritas transaksi, serta proses informasi, dan Jasa
SysTrust, yang mengevaluasi dan menguji reliabilitas sistem dalam berbagai bidang seperti pengamanan dan
integritas data.
5) Jasa atestasi lain yang dapat diterapkan pada berbagai permasalahan
Jasa Assurance Lainnya
Berbeda dengan jasa atestasi karena akuntan public tidak diharapkan mengeluarkan laporan tertulis, dan kepastian
itu tidak mengenai reliabilitas asesi pihak lain tentang ketaatan pada criteria tertentu. Penugasan jasa Assurance
lainnya berfokus pada

peningkatan mutu informasi bagi pengambil keputusan. Contohnya adalah audit

lingkungan, sertifikasi ISO 9000, penilaian risiko kecurangan, tindakan legal dan lain-lain.
Jasa-Jasa Non-Assurance yang diberikan Akuntan Publik
Jasa di luar lingkup jasa assurance adalah jasa akuntansi dan pembukuan, jasa pajak, dan konsultasi manajemen.

BAB 2 PROFESI AKUNTAN PUBLIK (CPA)


BAPEPAM-LK (Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan) adalah badan pemerintah pusat yang
membantu menyediakan informasi yang andal bagi investor untuk membantu keputusan investasi. BAPEPAMLK sangat berperan dalam penetapan PABU dan persyaratan pengungkapan bagi laporan keuangan, karena

kewenangannya menetapkan persyaratan pelaporan yang dianggap perlu demi wajarnya pengungkapan kepada
investor serta menetapkan aturan bagi setiap akuntan public.
INSTITUT AKUNTAN PUBLIK INDONESIA (IAPI) bertugas menetapkan persyaratan (Standar dan
Aturan) profesional bagi para CPA, melakukan riset dan memublikasikan bahan-bahan mengenai berbagai
topic yang berkaitan dengan akuntansi, audit, jasa atestasi dan assurance, serta jasa konsutasi manajemen.
Fungsi lain IAPI adalah menyusun dan memberi nilai dalam ujian sertifikasi akuntan public serta melakukan
banyak fungsi pendidikan dan fungsi-fungsi lain bagi para akuntan public.
Standar Audit Yang Berlaku Umum
Standar Audit Yang Berlaku Umum terbagi menjadi tiga kategori, yaitu:
a) Standar Umum
Standar umum menekankan pada pentingnya kualitas pribadi yang harus dimiliki auditor. Standar umum
dibagi menjadi tiga, yaitu:
a) Audit harus dilakukan oleh orang yang SUDAH MENGIKUTI PELATIHAN DAN MEMILIKI
KECAKAPAN TEKNIS YANG MEMADAI
b) Auditor harus MEMPERTAHANKAN SIKAP MENTAL YANG INDEPENDEN dalam semua hal yang
berhubungan dengan audit
c) Auditor harus MENERAPKAN KEMAHIRAN PROFESIONAL DALAM MELAKSANAKAN AUDIT
dan menyusun laporan.
b) Standar Pekerjaan Lapangan
Standar pekerjaan lapangan menyangkut pengumpulan bukti dan aktivitas lain selama pelaksanaan audit yang
sebenarnya.
a) Auditor harus MERENCANAKAN PEKERJAAN SECARA MEMADAI DAN MENGAWASI SEMUA
ASISTEN sebagaimana mestinya
b) Auditor harus MEMPEROLEH PEMAHAMAN YANG CUKUP mengenai entitas serta lingkungannya,
termasuk pengendalian internal
c) Auditor harus MEMPEROLEH CUKUP BUKTI YANG TEPAT dengan melakukan prosedur audit
c) Standar Pelaporan
a) Auditor harus MENYATAKAN dalam laporan auditor apakah LAPORAN KEUANGAN TELAH
DISAJIKAN SESUAI DENGAN PABU
b) Auditor harus MENGIDENTIFIKASIKAN dalam laporan auditor mengenai KEADAAN DI MANA
PRINSIP-PRINSIP TERSEBUT TIDAK SECARA KONSISTEN DIIKUTI
c) Jika auditor MENETAPKAN PENGUNGKAPAN YANG INFORMATIVE BELUM MEMADAI, maka
auditor HARUS MENYATAKANNYA dalam laporan auditor.

d) Auditor harus MENYATAKAN PENDAPAT MENGENAI LAPORAN KEUANGAN, SECARA


KESELURUHAN, atau menyatakan bahwa suatu pendapat tidak bisa diberikan. Jika tidak bisa
menyatakan pendapat maka berikan alasannya.

BAB 4 TUJUAN DAN TANGGUNG JAWAB AUDIT


Langkah-langkah Mengembangkan Tujuan Audit
1) Memahami tujuan dan tanggung jawab audit
Tujuan pengauditan umum atas laporan keuangan oleh auditor independen merupakan pemberian opini
atas kewajaran di mana laporan tersebut telah disajikan secara wajar, dalam segala hal yang material,

posisi keuangan, hasil usaha dan arus kas, sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum di
Indonesia.
Tanggung jawab Manajemen adalah menerapkan kebijakan akuntansi yang memadai, menjaga kecukupan
pengendalian internal dan menyajikan laporan keuangan yang wajar.
Tanggung jawab Auditor adalah mendeteksi kesalahan penyajian yang sifatnya material dalam laporan
keuangan. Ketika auditor juga melaporkan efektivitas pengendalian internal terhadap pelaporan keuangan,
maka auditor juga bertanggung jawab untuk mengidentifikasi kelemahan yang signifikan dalam pengendalian
internal terhadap laporan keuangan.
2) Membagi laporan keuangan dalam siklus-siklus
Pembagian dilakukan dengan pengelompokkan audit dengan tetap menjaga jenis atau kelompok transaksi
dan saldo akun yang terkait erat ke dalam kelompok yang sama. Pembagian ini membuat pengauditan
menjadi mudah untuk dilakukan dan membantu dalam menetapkan tugas-tugas kepada anggota dalam tim
audit. Logikanya adalah bahwa pendekatan ini menghubungkan bagaimana transaksi-transaksi dicatat dalam
jurnal dan diikhtisarkan dalam buku besar dan laporan keuangan.
Kas Umum
Siklus akuisisi
modal dan
Siklus

Siklus

Pembelian dan

Penggajian dan

pembayaran

Kepegawaian

pelunasan

Siklus
penjualan dan
penagihan

Siklus
Persedian dan
pergudangan

3) Menetapkan Tujuan Pengauditan


Asersi manajemen adalah pernyataan yang tersirat atau tertulis oleh manajemen mengenai kelompok-kelompok
transaksi dan akun-akun terkait serta pengungkapan dalam laporan keuangan.
Asersi Manajemen

Tujuan Umum Audit

Tentang Transaksi
Terkait Transaksi
Keterjadian yang telah Keterjadian
dicatat

benar2

terjadi

Tujuan Khusus Audit Terkait


Transaksi
Penjualan yg dicatat
untuk

pengiriman

adalah
kepada

dan

terkait

dengan

konsumen yang bukan fiktif

entitas tsb
Kelengkapan semua yg Kelengkapan

Transaksi penjualan yang ada

seharusnya dicatat telah

telah dicatat

dicatat
Akurasi jumlah dan data Akurasi

Penjualan yang dicatat adalah

telah dicatat dgn tepat

untuk sejumlah barang dikirim


dan telah dicatat dan ditagih
dengan benar
dan Transaksi
penjualan

Pemindahbukuan
Pengikhtisaran

yg

dimasukkan ke dalam arsip

dicatat telah dimasukkan

utama dengan benar dan telah

dalam arsip utama dgn

diikhtisarkan dengan benar

tepat

telah

dan

telah

diikhtisarkan dgn tepat


Klasifikasi dicatat diakun Klasifikasi

Transaksi

penjualan

telah

yang tepat
diklasifikasi dengan benar
Pisah Batas dicatat pada Penetapan Waktu -- dicatat Transaksi Penjualan dicatat pada
periode pembukuan yg

pd tanggal yg benar

tanggal yg benar

benar
Asersi Manajemen

Tujuan Umum Audit

Tentang Saldo Akun


Terkait Saldo Akun
Keberadaan jumlah yg Keberadaan
dicatat memang benarbenar ada.
Kelengkapan

Tujuan Khusus Audit Terkait


Saldo Akun
Semua persedian yg tercatat ada
pada tanggal neraca.

Kelengkapan

Semua persedian yang ada sudah


dihitung

Penilaian dan Alokasi Akurasi

dan

dimasukkan

dalam ringkasan persedian


Jumlah
persedian
dicatatan

telah dimasukkan dalam

perpetual dgn digudang telah

LK dgn jumlah yg tepat

sama.

serta

setiap

penilaian
telah

hasil

Hasil perkalian harga dengan

penyesuaian

kuantitas adalah benar dan

dicatat

dengan

rincian

telah

ditambahkan

Klasifikasi

dengan benar
Persedian telah

diklasifikasi

Pisah Batas

dengan benar
Pisah batas pembelian di akhir

tepat

Hak dan Kewajiban

tahun sudah benar.


Keterikatan Rincian antra Total persedian sama dengan
arsip utama, jumlah total

jumlah total persedian di buku

saldo akun dan jumlah

besar

buku besar semua telah


sesuai.
Nilai

Nilai persedian sudah diturunkan

Terealisasikan

dicatat

pada

estimasi

yang dapat terealisasi


Hak dan Kewajiban

ketika terjadi penurunan atas


nilai realisasi bersih.
Perusahaan memiliki hak atas
seluruh persedian yang ada di
daftar

Asersi Manajemen Tentang

Tujuan Umum Audit

Tujuan Khusus Audit Terkait

Penyajian dan

Terkait Penyajian dan

Penyajian dan Pengungkapan

Pengungkapan
Keterjadian dan Hak dan
Kewajiban

Pengungkapan
Keterjadian dan Hak dan
Kewajiban

Wesel

bayar

sebagaimana

dijelaskan dalam catatan kaki


benar-benar

ada

merupakan
Kelengkapan

Kelengkapan

kewajiban

perusahaan
Semua pengungkapan
diharuskan

dan

terkait

yang
dengan

wesel bayar telah dimasukkan


dalam catatan kaki laporan
Penilaian dan alokasi

Penilaian dan alokasi

keuangan.
Catatan kaki

pengungkapan

terkait wesel bayar adalah


Klasifikasi dan Pemahaman Klasifikasi dan
Pemahaman

akurat
Wesel bayar
dengan

diklasifikasikan

benar

ke

dalam

kewajiban jangka pendek dan


panjang serta dapat dipahami.
BAB 5 BUKTI AUDIT
Bukti Audit Dibandingkan dengan Bukti-bukti yang dibutuhkan profesi lainnya

Bukti adalah segala informasi yang digunakan auditor untuk menentukan apakah informasi yang diaudit
dinyatakan sesuai dengan criteria yang telah ditetapkan. Informasi dapat berbeda-beda. Dalam hal bahan bukti
ini mampu meyakinkan auditor apakah laporan keuangan dinyatakan sesuai dengan standar akuntansi Prinsipprinsip akuntansi yang berlaku umum (GAAP).
Keputusan utama yang harus dihadapi oleh setiap auditor adalah untuk menentukan ketepatan jenis dan
jumlah bahan bukti yang dikumpulkan untuk memenuhi ketentuan bahwa komponen laporan keuangan klien dan
laporan keuangan keseluruhan telah disajikan dengan wajar. TERDAPAT EMPAT JENIS KEPUTUSAN
MENGENAI BAHAN BUKTI, yaitu:
1) Prosedur Pengauditan yang mana akan digunakan
2) Berapa ukuran sampel yang dipilih untuk prosedur tertentu
3) Unsur-unsur mana yang akan dipilih dari populasi
4) Kapan menjalankan prosedur tersebut

Keandalan Bukti
Dua penentu keandalan bahan bukti adalah ketepatan dan kecukupan, yang diambil langsung dari standar
ketiga pekerjaan lapangan.
Ketepatan bukti Pengukuran terhadap kualitas bahan bukti yang berarti bahan bukti tersebut relevan
dan andal dalam memenuhi tujuan audit. Ketepatan bukti terbagi menjadi dua, yaitu:
1) Relevansi Bukti bahan bukti harus terkait dengan atau relevan terhadap tujuan audit
2)

Keandalan Bukti mengacu pada tingkat di mana bahan bukti dapat dipercaya
a) Independensi Pemberi Informasi bahan bukti dari pihak luar lebih andal
b) Efektivitas Pengendalian Internal Klien jika SPI efektif, maka bahan bukti lebih andal
c) Pengetahuan Langsung Auditor bahan bukti yang didapat langsung lebih andal
d) Kualifikasi individu yang memberikan informasi orang yg kompeten dibidangnya bahan bukti
menjadi lebih andal
e) Tingkat Objektivitas bahan bukti objektif lebih dapat diandalkan dibandingkan bahan bukti yang
memerlukan penilaian

Kecukupan kuantitas bahan bukti yang didapatkan mencerminkan kecukupan. Kecukupan bahan bukti
umumnya diukur dengan:
1) Ukuran sampel yang dipilih oleh auditor
2) Pemilihan unsur populasi yang tepat

Jenis Bukti Audit


Terdapat DELAPAN KATEGORI UMUM BUKTI AUDIT, yaitu:
1) Pemeriksaan Fisik pemeriksaan atau perhitungan yang dilakukan oleh auditor atas aset berwujud
2) Konfirmasi jawaban lisan atau tertulis yang diterima dari pihak ketiga yang independen untuk memverifikasi
atas keakuratan informasi yang diminta auditor
3) Dokumentasi pem eriksaan auditor atas dokumen-dokumen dan catatan klien
4) Prosedur analitis Melakukan perbandingan dan keterkaitan untuk menilai apakah saldo-saldo akun atau data
lain yang muncul telah disajikan secara wajar dibandingkan dengan perkiraan auditor
5) Tanya Jawab dengan Klien
6) Perhitungan Ulang pengecekan ulang atas contoh-contoh perhitungan yang dilakukan oleh klien
7) Pengerjaan Ulang (Rekontruksi) pengujian kembali prosedur atau pengendalian perusahaan
8) Pengamatan (Observasi) penggunaan panca indera untuk menilai aktivitas-aktivitas klien
Dokumentasi Audit
DOKUMENTASI AUDIT ialah catatan utama atas prosedur audit yang diterapkan, bukti yang didapatkan
dan kesimpulan yang dicapai oleh auditor dalam suatu kontrak kerja. Kepemilikan dokumen audit merupakan
milik auditor. Tujuan dokumentasi audit, yaitu:
1) Sebuah dasar perencanaan audit
2) Sebuah catatan bukti yang dikumpulkan dan hasil-hasil pengujian yang dilakukan
3) Data untuk menentukan jenis laporan audit yang tepat
4) Sebuah dasar untuk penelaahan oleh supervisor dan partner
MATERI DAN SUSUNAN ARSIP-ARSIP AUDIT terbagi menjadi dua, yaitu:
1) Arsip Permanen data historis atau data yang sifatnya terus menerus terkait dengan pengauditan periode
berjalan. Contoh: Akta Pendirian perusahaan, Peraturan, Kebijakan akuntansi
2) Arsip Periode Berjalan semua dokumentasi audit yang dapat diterapkan pada tahun pengauditan. Contoh:
Program audit, informasi umum, neraca saldo Kertas Kerja, Penyesuaian dan Reklasifikasi Ayat Jurnal, dan
daftar pendukung (perincian yang disiapkan klien atau auditor untuk mendukung jumlah yang khusus pada
laporan keuangan.
Dampak E-Commerce terhadap Bukti Audit dan Dokumentasi Audit
Makin banyak yang disajikan dan disimpan dalan bentuk elektronik. Para auditor harus mempertimbangkan
ketersedian bukti elektronik pada permulaan audit dan merencanakan pengumpulan buktinya bagaimana. Selain
itu, ada bukti yang hanya bisa dinilai dengan formulir yang dibaca oleh mesin, sehingga auditor harus
menggunakan computer untuk membacanya.

Auditor juga menggunakan teknolgi untuk mengalihkan dokumentasi berbasis kertas yang tradisional
menjadi data elektronik untuk mengatur dan menganalisis dokumentasi audit.

PROFESI AUDIT
A. KEBUTUHAN AKAN JASA AUDIT DAN PELAYANAN VERIFIKASI (ASSURANCE SERVICE)
1.

Pelayanan assurance adalah pelayanan atau jasa professional independen yang dapat meningkatkan kualitas
informasi bagi para pembuat keputusan. Jasa ii dapat disediakan oleh kantor akuntan publik atau para

professional dari berbagai bidang lainnya.


2. Kantor akuntan publik menyediakan jasa assurance dan non assurance
a. Jasa assurance
1) Jasa atestasi:
a) Audit
b) Tinjauan/review. Kalau audit memberikan rasa keandalan pada laopran keuang pada tingkat yang
tinggi, maka jasa tinjauan ini hanya memberikan rasa keandalan pada tingkat menengah saja.
Oleh karena itu, tidak perlu mengumpulkan bukti yang terlalu banyak untuk menentukan tingkat
keandalan tersebut.
c) Jasa atestasi lainnya misalnya untuk memberikan rasa keandalan atas efektivitas pengendalian
intern klien.
2) Konsultasi manajemen tertentu
3) Jasa assurance lainnya
b.
Jasa non assurance
1)
Konsultansi manajemen lainnya
2)
Akuntansi dan pembukuan
3)
Jasa perpajakan
3. Jasa auditing untuk mengurangi risiko informasi antara dua pihak yang berkepentingan. Risiko informasi
mencerminkan kemungkinan bahwa informasi yang diperoleh dalam kaitannya dengan pembuatan keputusan
merupakan informasi yang tidak akurat. Pada umumnya, risiko ini disebabkan:
a. Hubungan yang tidak dekat antara penerima dan pemberi informasi .
b. Sikap memihak dan motif lain dari penyedia informasi.
c. Jumlah data yang sangat besar
d. Transaksi pertukaran yang kompleks
Untuk menanggulangi risiko informasi tersebut ada tiga cara yang dapat dilaksanakan :
a. Pengguna informasi menguji informasi yang diperolehnya.
b. Pemakai menanggung risiko informasi bersama-sama dengan manajemen .
c. Dilakukan audit atas Laporan Keuangan .
4. Auditing adalah proses pengumpulan dan pengevaluasian bahan bukti tentang informasi yang dapat diukur
mengenai suatu entitas ekonomi untuk menentukan dan melaporkan kesesuaian informasi yang dimaksud
dengan kriteria - kriteria yang dimaksud yang dilakukan oleh seorang yang kompeten dan independen .
Akuntansi berfungsi menyajikan informasi kuantitatif untuk pengambilan keputusan. Sementara dalam auditing,
aturan-aturan akuntansi menjadi kriteria untuk membandingkan kesesuaian informasi. Dengan demikian,
akuntansi dan auditing berbeda dalam esensinya.
5. Jenis Audit

a. Audit Atas Laporan Keuangan/Financial Audit adalah audit yang bertujuan untuk menentukan
kesesuaian informasi terukur yang akan diverifikasi dengan kriteria tertentu sepeti GAAP atau Standar
Akuntansi yang berlaku umum (PSAK).

b. Audit Operasional adalah penelaahan bagian dari prosedur atau metode operasi suatu organisasi untuk
menilai efisiensi dan efektifitasnya .Hasilnya berupa rekomendasi perbaikan operasi.

c. Audit Ketaatan adalah audit atas ketaatan auditee terhadap prosedur atau aturan tertentu yang telah
ditetapkan baik aturan yang ditetapkan perusahaan maupun aturan yang ditetapkan oleh atau dengan
pihak luar seperti pemerintah , bank , kreditor atau pihak lainnya. Audit atas laporan keuangan pada
hakekatnya adalah audit ketaatan terhadap prinsip-prinsip akuntansu yang berlaku umum.
6. Jenis Auditor

a. Kantor Akuntan Publik Terdaftar, yaitu auditor yang

mempunyai tanggung jawab atas laporan

keuangan historis yang dipubilkasikan dari semua perusahaan yang sahamnya diperdagangkan di bursa
saham, mayoritas perusahaan besar lainnya, serta banyak perusahaan berskala kecil dan organisasi non
komersil.
Untuk dapat bekerja sebagai akuntan publik terdaftar di Indonesia paling tidak harus dipenuhi persyaratan
berikut :

1. Persyaratan pendidikan yaitu sarjana ekonomi jurusan akuntansi dari universitas negeri yang telah
mendapat persetujuan dari panitia ahli persamaan ijasah akuntan

2. Ujian Negara Akuntansi ( UNA ) untuk sarjana akuntansi swasta dan negeri yang belum diakui
3. Ujian Sertifikasi Akuntan Publik (USAP)
4. Persyaratan Pengalaman ,yaitu seorang akuntan terdaftar harus memiliki pengalaman kerja pada
kantor akuntan publik atau BPKP paling sedikit 3 tahun .

b. Auditor Pemerintah, yaitu auditor yang mempunyai tanggung jawab mengevaluasi efisiensi, efektifitas,
dan keekonomisan dari program/proyek pemerintah. Di Indonesia ada beberapa lembaga yaitu BPKP,
BEPEKA, serta Itjen pada departemen-departemen pemerintah .

c. Auditor Pajak, yaitu auditor yang bertanggung jawab melaksanakan pemeriksaan atas tercapainya
penerimaan negara dari sektor perpajakan dan penegakan hukum dalam pelaksanaan perpajakan. Di
Amerika ada Internal Revenue Service ( IRS ), sementara di Indonesia dilaksanakan oleh KPP dan
Karikpa sebagai tenaga teknis pemeriksaan pajak dari Direktorat Jenderal Pajak ( DJP ).

d. Auditor Intern, yaitu auditor yang bekerja di suatu perusahaan untuk melaksanakan audit bagi
kepentingan manajemen perusahaan. Sebagai contoh di BUMN-BUMN di Indonesia ada unit SPI yang
menangani hal tersebut.

B. PROFESI AKUNTAN PUBLIK


1.

Aktivitas Kantor Akuntan Publik


a.

Jasa Atestasi, di mana KAP mengeluarkan laporan tertulis yang menyatakan kesimpulan atas keandalan
pernyataan tertulis yang telah dibuat dan ditanggungjawabi pihak lain.Terdapat tiga jenis atestasi
yaitu : audit laporan keuangan historis , penelaahan laporan keuangan historis dan jasa atestasi lainnya .

b. Jasa Perpajakan berupa SPT PPh, PBB, PPN , perencanaan perpajakan dan jasa perpajakan lainnya.
c.

Konsultasi Manajemen yaitu dalam peningkatan kefektifan pengelolaan bisnis.

d. Jasa Akuntansi dan Pembukuan .


2. Struktur dan hirarki Kantor Akuntan Publik.
a. Struktur KAP

Dapat berbentuk perusahaan perorangan, persekutuan umum, perseroan terbatas umum, perseroan terbatas
professional, perusahaan dengan kewajiban terbatas, perseketuan dengan kewajiban terbatas.
b. Hirarki KAP
Mencakup para rekanan, manajer, supervisor, senior, serta para asisten/auditor pemula.
3. AICPA
AICPA atau di Indonesia IAI mempunyai tiga fungsi utama yaitu :

a. Penetapan Standar dan Aturan, beberapa area utama di mana AICPA memiliki wewenang untuk menyusun
standar dan aturan yaitu ; Standar Audit , Standar Kompilasi dan Penelaahan Laporan Keuangan ,

Standar Atestasi Lainnya, Standar konsultasi, dan Kode Etik Profesional

b. Penelitian dan Publikasi. Kegiatan ini menghasilkan jurnal -jurnal seperti jurnal berkala , jurnal akuntansi
dan lain-lain

c. Pelaksanaan Ujian Sertifikasi Akuntan Publik/USAP


d. Penyelenggaraan pendidikan berkelanjutan bagi akuntan public agar tetap mampu mengikuti
perkembangan zaman.
4.

Standar Profesional Akuntan Publik

a. Standar Umum
1. Audit harus dilaksanakan oleh seseorang atau lebih yang memiliki keahlian dan pelatihan teknis yang
cukup sebagai auditor.

2. Dalam semua hal yang berhubungsn dengan penugasan, independensi dalam sikap mental harus
dipertahankan oleh auditor.
Dalam pelaksaan audit dan pelaporannya, auditor wajib menggunakan Kemahiran profesionalnya

3.

dengan cermat dan seksama .

b. Standar Pekerjaan Lapangan


1. Pekerjaan harus direncanakan dengan sebaik-baiknya dan ika digunakan asisten harus disupervisi
dengan semestinya.

2. Pemahaman yang memadai atas struktur pengendalian intern harus diperoleh untuk merencanakan
audit dan menentukan sifat, saat, dan lingkup pengujian yang akan dilakukan.

3. Bahan bukti kompeten yang memadai harus diperoleh melalui inspeksi, pengamatan, pengajuan
pertanyaa, konfirmasi, sebagai dasar yag memadai untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan
hasil audit.

c. Standar Pelaporan:
1. Laporan audit harus menyatakan apakah laporan keuangan telah disusun sesuai dengan prinsip
akuntansi yang berlaku umum.

2. Laporan audit harus menunjukkan keadaan yang di dalamnya prinsip akuntansi tidak secara konsisten
diterapkan dalam penyusunan laporan keuangan periode berjalan sesuai dengan prinsip akuntansi yang
diterapkan dalam periode sebelumnya.

3. Pengungkapan informasi dalam laporan euangan harus dipandang memadai, kecuali dinyatakan lain
dalam laporan audit.

4. Laporan audit harus memuat pernyataan pendapat mengenai laporan keuangan secara keseluruhan
atau asersi bahwa pernyataan demikia tidak dapat diberikan.
5. Pengendalian Kualitas/Quality Control
Pengendalian mutu kualitas terdiri dari metode-metode yang digunakan untuk memastikan bahwa KAP telah
memenuhi tanggug jawab profesionalnya kepada klien atau pihak tertentu lainnya. Komite Standar
Pengendalian Kualitas yang dibentuk oleh AICPA mengidentifikasi ada 5 elemen pengendalian kualitas,
antara lain:

a. Indepensi, integritas, dan objektivitas


b. Manajemen sumber daya manusia
c. Penerimaan serta kelanggengan klien dan penugasannya
d. Kinerja atas penugasan
e. Pemantauan
6. AICPA mendirikan dua kompartemen yaitu SEC Practice Section dan Private Companies Practice Section.
Berikut adalah syarat-syarat untuk menjadi SEC Practice Section.
a. Ketaatan pada standar pengendalian mutu .
b. Mandatory Peer Review
c.

Pendidikan lanjutan

d. Rotasi partner
e.

Penelaahan oleh partner lain

f.

Larangan pemberian atas jasa tertentu

g.

Pelaporan ketidaksepakatan

h. Pelaporan jasa konsultasi manajemen.


C. LAPORAN AUDIT
1.

Unsur-unsur laporan audit bentuk baku:


a. Judul laporan. Contoh: Laporan Auditor Independen
b. Alamat laporan audit
c. Paragraf pendahuluan
1) Membuat suatu pernyataan sederhana bahwaKAP telah melakukan audit
2) Menyatakan laporan keuangan yang telah diaudit termasuk tanggal neraca serta periode akuntansi
dari laporan laba rugi dan laporan arus kas.
3) Menyatakan bahwa laporan keuangan merupakan tanggung jawab manajemen dan tanggung jawab
auditor terletak pada pernyataan pendapat atas laporan keuangan berdasarkan pelaksanaan audit..
d. Paragraf scope.
1) Paragraf ini berisi pernyataan factual tentang apa yang dilakukan auditor selama proses audit.
2) Menyatakan bahwa auditor melaksanakan audit berdasarkan standar audit profesioanal akuntan
pulik.
3) Menyatakan bahwa audit dirancang untuk memperoleh keyakinan yang memadai bahwa laporan
e.
f.
g.

keuangan bebas dari salah saji material.


Paragraf pendapat
Nama KAP
Tanggal laporan audit

2. Laporan audit bentuk baku (laporan audit wajar tanpa syarat) diterbitkan bila kondisi-kondisi berikut ini
terpenuhi
a.

Seluruh laporan keuangan yang meliputi neraca, laba rugi, laporan laba ditahan, dan laporan arus kas

lengkap
b. Semua aspek dari ketiga standar umum GAAS/SPAP telah dipatuhi dalam penugasan audit tersebut
c. Bukti audit yang cukup memadai telah terkumpul, dan sang auditor telah melaksanakan penugasan audit
ini dengan sedemikian rupa sehingga membuatnya mampu menyimpulkan bahwa ketiga standar pekerjaan
lapangan telah terpenuhi.
d. Laporan keuangan telah disajikan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum.
e. Tidak terdapat situasi yang membuat auditor merasa perlu untuk menambahkan sebuah paragraf
penjelasan atau memodifikasi kalimat dalam laporan audit.
3. Empat kategori laporan audit
a.

Wajar tanpa syarat: kelima kondisi yang dinyatakan dalam point 2 di atas terpenuhi.

b. Wajar tanpa syarat dengan paragraph penjelasan atau dengan modifikasi kalimat: Suatu proses
audit telah dilaksanakan dengan hasil yang memuaskan serta laporan keuangan telah disajikan dengan
c.

wajar, tetapi auditor merasa perlu memberikan informasi tambahan


Wajar dengan pengecualian: auditor menyimpulkan bahwa keseluruhan laporan keuangan memang telah
disajikan dengan wajar, tetapi lingkup audit telah dibatasi secara material atau terjadi penyimpangan

dari prinsip akuntansi yang berlaku umum.


d. Tidak wajar (adverse) atau menolak memberikan pendapat (disclaimer): Auditor menyimpulkan bahwa
laporan keuangan tidak disajikan secara wajar (adverse), auditor tidak dapat memberikan opininya
mengenai apakah laporan keuangan telah disajikan secara wajar (disclaimer). Pendapat disclaimer dapat
disebabkan dua hal yaitu dibatasinya lingkup audit dan ketidakindependennya auditor.
4. Penyebab-penyebab utama ditambahkannya suatu paragraph penjelasan atau modifikasi kalimat dalam
laporan audit bentuk baku
a.
b.
c.
d.
e.

Tidak adanya konsistensi dalam penerapan prinsip akuntansi yang berlaku umum
Ketidakpastian atas kelangsungan hidup perusahaan
Auditor menyetujui terjadinya penyimpangan dari prinsip akuntansi yang berlaku umum
Penekanan pada suatu masalah
Laporan yang melibatkan auditor lainnya

5. Contoh perubaha yang dapat mempengaruhi konsistensi palaporan dan memerlukan paragraph penjelasan
a. Perubahan prinsip akuntansi, seperti perubahan FIFO ke LIFO
b. Perubahan dalam entitas pelaporan, seperti penambahan suatu perusahaan baru dalam lapran keuangan
c.

gabungan
Perbaikan kesalahan yang melibatkan prinsip akuntansi, yaitu dengan melakukan perubahan dari prinsip
akuntansi yang tidak diterima umum pada prinsip akuntansi yang diterima secara umum, tern=masuk di
dalamnya perbaikan atas akibat dari kesalahan penggunaan prinsip akuntansi.

6. Faktor-faktor yang dapat menimbulkan ketidakpastian atas kemampuan perusahaan untuk mempertahankan
kelangsungan hidupnya
a. Terjadinya kerugian operasional atau kekurangan modal kerja yang signifikan
b. Ketidakmampuan perusahaan untuk membayar kewajiban jatuh tempo
c. Kehilangan pelanggan-pelanggan utama, terjadi bencana yang tidak dijamin oleh asuransi, atau masalah
ketenagakerjaan yang tidak umum
d. Pengadilan, perundang-undangan, atau hal-hal serupa yang dapat mengancam kemampuan operasional
perusahaan
7. Materialitas memberikan suatu pertimbangan penting dalam menentikan jenis laporan audit yang
diterbitkan. Kesalahan penyajian laporan keuangan dianggap material jika kesalahan penyajian tersebut
dapat mempengaruhi keputusan yang diambil oleh pengguna laporan keuangan.
HUBUNGAN ANTARA MATERIALITAS DENGAN JENIS OPINI
Tingkat

Pengaruhnya terhadap Keputusan Yang Dibuat oleh Pengguna Laporan

Materialitas
Tidak
Mate
rial

Material

Jenis Opini

Wajar
Tidak mempengaruhi keputusan yang dibuat oleh pengguna laporan
Mempengaruhi keputusan pengguna laporan hanya jika informasi yang
saji

salah
tersebut

tanpa
syarat

Wajar dengan
sangat

penting

bagi

keseluruhan laporan keuangan disajikan secara wajar

keputusan

tertentu.

Tetapi
Pengecualian

Sebagian besar atau seluruh keputusan yang dibuat oleh pengguna

Sangat

laporan

Mate
rial

Disclaimer/

sangat dipengaruhi oleh kesalahan penyajian tersebut

Adverse

8. Aspek material
a. Perbandingan niali dollar pada suatu patokan tertentu
b. Terukur
c. Karakteristik item itu sendiri
D. ETIKA PROFESIONAL
1.

Etika secara garis besar didefinisikan sebagai perangkat prinsip atau nilai moral.
2. Kebutuhan akan etika dalam masyarakat cukup penting karena pada dasarnya berhubungan dengan hukum.
3. Dilema etika adalah situasi yang dihadapi seseorang dimana keputusan mengenai perilaku yang layak harus
dibuat.
4. Rasionalisasi perilaku tindakan tidak etis:
a. Setiap orang melakukannya
b. Jika merupakan hal yang sah menurut hukum, hal itu etka
c. Kemungkinan penemuan dan konsekuensinya

5. Menyelesaikan dilemma etika:


a.

.Mendapatkan fakta-fakta yang relevan

b. Menentukan isu-isu etika dari fakta-fakta


c.

Menentukan siapa dan bagaimana orang atau kelompok yang dipengaruhi oleh dilema

d. Menentukan alternatif yang tersedia bagi orang yang harus memecahkan dilema
e.

Menentukan konsekuensi yang mungkin dari setiap alternatif

f.

Menetapkan tindakan yang tepat

6. Kebutuhan akan kepercayaan publik akan kualitas jasa yang diberikan profesi, terlepas dari yang dilakukan
secara perorangan. Bagi akuntan publik, penting untuk meyakinkan klien dan pemakai laporan keuangan atas
kualitas audit dan jasa lainnya karena pemakai tidak memiliki kompetensi dan waktu untuk mengevaluasi
pekerjaan akuntan publik. Akuntan publik mempunyai hubungan profesional yang berbeda dengan profesional
lain. Profesional lain hanya bertanggung jawab kepada klien yang ditanganinya sedangkan akuntan publik
ditugaskan dan dibayar oleh yang mengeluarkan laporan keuangan ( klien ) sedangkan yang mendapat
manfaat dari audit adalah pemakai laporan keuangan yang umumnya tidak pernah berhubungan dengan
auditor .

7.

Kode Etik Profesi.

Merupakan ketentuan umum mengenai perilaku yang ideal atau peraturan khusus yang menguraikan berbagai
tindakan yang tidak dapat dibenarkan . Menurut AICPA kode etik profesi terdiri dari :
prinsip-prinsip : standar etika ideal yang dinyatakan dalam istilah filosofi.
terdiri dari dua bagian utama yaitu enam prinsip yang harus dipatuhi oleh semua anggota AICPA dan diskusi
tentang enam prinsip tersebut. Adapun keenam prinsip tersebut adalah tanggung jawab, kepentingan
masyarakat, integritas, objektivitas dan indepedensi, penampilan, lingkup dan sifat jasa .
peraturan perilaku: standar etika minimum yang dinyatakan sebagai peraturan spesifik.
Interpretasi: bersifat teoritis, tetapi praktisi harus menyesuaikan penyimpangannya.
kaidah etika, penjelasan dan jawaban yang diterbitkan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan peraturan
perilaku yang diajukan oleh praktisi
memahaminya.
8. Peraturan 101- Independensi.

dan lainnya.tidak merupakan keharusan tapi praktisi harus

Anggota dalam praktek publik harus bersikap independen dalam melaksanakan jasa profesionalnya seperti
disyaratkan menurut standar yang disusun oleh lembaga-lembaga yang dibentuk oleh dewan .
Beberapa konflik independensi yang biasa timbul :

1. Kepentingan keuangan .
Peraturan ini berlaku bagi partner atau pemegang saham tetapi untuk non partner berlaku jika mereka
terlibat dalam penugasan .
Berlaku bagi Pemilikan langsung dan untuk pemilikan tidak langsung jika jumlahnya material .
Materialitas harus dipertimbangkan dalam hubungannya dengan kekayaan pribadi anggota dan
penghasilannya.
Interpretasi dari independensi adalah sebagai berikut :
pinjaman antara KAP dengan klien dilarang kecuali jumlahnya kecil, hipotek rumah, atau pinjaman tanpa
agunan .
Kepentingan keuangan pada hubungan saudara dilarang kecuali kontak jarang terjadi atau letaknya yang
terpisah secara geografis .
Hubungan investor atau investee bersama dengan klien dilarang kecuali jumlahnya maksimal 5 % dari
total aktiva .
Mantan partner atau pemegang saham boleh mengadakan hubungan dengan klien
Tidak diperkenankan seorang anggota menjadi direktur atau pengurus perusahaan klien kecuali untuk
organisasi nirlaba atau sepanjang profesinya bersifat kehormatan.
Tuntutan antara sebuah KAP dengan kliennya dilarang
Jasa pembukuan dan audit untuk klien yang sama oleh sebuah KAP diijinkan dengan syarat :

1. Klien harus menerima tanggung jawab penuh atas laporan keuangan .


2. Akuntan publik tidak berperan sebagai pegawai atau manajemen perusahaan
3. Dalam pemeriksaan harus sesuai dengan standar auditing yang berlaku umum
Honor audit tidak boleh dibayar oleh manajemen kecuali auditor pemerintah atau komite audit
9. Peraturan 102- Integritas dan Obyektifitas
Auditor harus mempertahankan integritas dan obyektifitas

dan bebas dari perbedaan kepentingan dan tidak

dengan sengaja salah mengemukakan fakta-fakta atau mendelegasikan pertimbangan-pertimbangannya pada


orang lain .
10. Peraturan 201 - standar umum
Anggota harus mentaati standar -standar berikut dan interpretasinya yaitu : kompetensi profesional, kepedulian
profesional, perencanaan dan pengwasan, dan data relevan yang mencukupi.
11. Peraturan 202- Ketaatan pada standar
Anggota yang melaksanakan audit, penelaahan, kompilasi, bantuan manajemen, perpajakan , atau jasa profesional
lainnya harus taat pada standar yang diumumkan oleh lembaga yang ditetapkan dewan .
12. Peraturan 203- Prinsip Akuntansi
Anggota tidak dibenarkan menyatakan laporan keuangan tidak menyimpang dari GAAP atau menyatakan tidak
mengetahui setiap modifikasi yang material jika laporan keuangan menyimpang dari prinsip akuntansi
ditetapkan oleh badan perumus yang ditunjuk

dewan. Dan kalau ada penyimpangan

atau yang dapat

menyebabkan penyimpangan maka dia harus menjelaskan mengenai penyimpangan tersebut, akibatnya ,
alasan mengapa menyatakan penyimpangan.
13. Peraturan 301-Kerahasiaan
Anggota dalam praktek publik tidak dibenarkan mengungkapkan semua informasi rahasia klien tanpa ijin khusus dari
klien .

Terdapat empat pengecualian yang berkaitan dengan tanggung jawab yang lebih penting dari sekedar
mempertahankan hubungan rahasia dengan klien yaitu :

1.
2.
3.
4.

Kewajiban sehubungan dengan standar teknis


Dakwaan pengadilan
Penelaahan sejawat
Tanggapan kepada divisi etik.

14. Peraturan 302- Honor bersyarat


Anggota dalam praktek publik tidak boleh membuat honor bersyarat untuk setiap jasa profesional atau menerima
ongkos dari klien yang anggota perusahaannya juga melakukan; audit atau penelaahan, kompilasi,
Pemeriksaan prospektif .
15. Peraturan 501- tindakan tercela
Anggota tidak akan melakukan tindakan yang mendatangkan aib bagi profesinya .
Interpretasi dari tindakan yang mendatangkan aib diatas adalah sebagai berikut :

1. Menahan catatan klien setelah mereka meminta


2. Melakukan diskriminasi berdasarkan ras, warna kulit, agama, jenis kelamin dan lainnya
3. Jika melakukan audit atas badan pemerintah yang prosedurnya lain dari GAAS , auditor tidak mengikuti
keduanya kecuali dinyatakan dan beserta alasannya pada laporan
16. Peraturan 502- Periklanan dan Penawaran
Anggota tidak dibenarkan melakukan periklanan dan penawaran yang bersifat mendustai, menyesatkan dan menipu.
Dan penawaran yang menggunakan pemaksaan, desakan yang berlebihan, dan hasutan dilarang .
17.Peraturan 503 -A. Komisi yang dilarang
Anggota tidak diperkenankan merekomendasi atau mereferensi produk atau jasa yang pihak lain bagi klien atau
yang disediakan oleh klien demi untuk memperoleh komisi atau menerima komisi , apakah anggota atau
perusahaan anggota juga memberikan jasa kepada klien untuk audit atau penelaahan, kompilasi, pemeriksaan
prospektif .
18.Peraturan 503 -B. Pengungkapan komisi yang diijinkan
Anggota diijinkan untuk memberikan jasa dengan

menerima komisi

dan harus mengungkapkan kepada siapa

merekomendasikannya.
19.Peraturan 505- Bentuk dan Nama praktek
Anggota dapat membuka praktek dalam bentuk perusahaan perorangan, persekutuan, atau perseroan profesional
sesuai dengan ketentuan dewan dan tidak diperkenankan membuka praktek dengan nama yang menyesatkan
dan tidak boleh menyebut dirinya sebagai AICPA kecuali semua partner dan pemegang sahamnya anggota
dari lembaga tersebut .
E. KEWAJIBAN HUKUM
1.

Para professional audit mempunyai tanggung jawab hukum untuk memenuhi apa yang telah dicantumkan
dalam kontrak dengan klien. .

2. Penyebab utama tuntutan hukum terhadap KAP adalah kurangnya pemahaman pemakai laporan keuangan
tentang perbedaan antara kesalahan usaha, kesalahan audit, dan risiko audit

a. Kesalahan usaha, terjadi jika perusahaan tidak mampu membayar kewajibannya atau tidak dapat memenuhi
harapan para pemegang saham karena keadaan ekonomi atau keadaan usaha. .

b. Kesalahan audit, terjadi jika auditor mengeluarkan pendapat yang salah karena gagal memenuhi syarat syarat GAAS .

c. Risiko audit, terjadi jika auditor menyimpulkan laporan keuangan secara wajar sedangkan kenyataannya
laporan tersebut salah saji material .

6. Konsep kehati-hatian (prudent person) menjelaskan bahwa auditor hanya menjamin itikad baik dan
integritas dan bertanggung jawab atas kecerobohan, itikad buruk dan ketidak jujuran dan auditor terbebas
dari kerugian akibat kekeliruan dalam pertimbangan.
7. Empat sumber kewajiban hukum auditor:
a.

Kewajiban kepada klien

Kewajiban terhadap klien timbul karena kegagalan untuk melaksanakan tugas audit sesuai waktu yang
disepakati , pembatalan dari suatu proses audit yang tidak bertanggung jawab, gagal menemukan
kecurangan, dan pelanggaran kerahasiaan oleh akuntan publik .
Apabila terdapat tuntutan auditor dapat mengajukan pembelaan yaitu :

1. Tidak adanya kewajiban melaksanakan pelayanan, dalam hal ini tidak dinyatakan dalam klausul .
2. Tidak ada kelalaian dalam pelaksanaan kerja, KAP mengklaim telah mengikuti GAAS .
3. Kelalaian kontribusi terjadi jika tindakan klien yang menyebabkan kerugian menjadi dasar bagi
kerugian atau mempengaruhi audit sehingga auditor tidak bisa menemukan sebab dari kerugian yang
terjadi.

4. Ketiadaan hubungan timbal balik, antara pelanggaran auditor terhadap standar kesungguhan dengan
kerugian yang dialami klien
8. Kewajiban terhadap pihak ketiga menurut Common Law
Pihak ketiga yang terdiri dari pemegang saham, calon pemegang saham, pemasok, bankir dan kreditor lain,
karyawan, dan pelanggan. Konsep kewajiban tersebut antara lain sebagai berikut :
a.

Doktrin ultramares, Kewajiban hukum dapat timbul jika pihak ketiga merupakan primary beneficiary
atau orang yang harus diberikan informasi audit

b. Pemakai yang dapat diketahui sebelumnya, orang yang mengandalkan keputusannya pada laporan
keuangan .
c.

Foreseeable users, pemakai yang dapat diketahui lebih dahulu mempunyai hak yang sama dengan
pemakai laporan keuagan yang mepunyai hubungan kontrak

9. Kewajiban perdata menurut hukum sekuritas federal

a. Securities Act tahun 1933 tentang sekuritas menyangkut persyaratan pelaporan untuk perusahaan yang
mengeluarkan efek-efek baru. Menurut ketentuan ini, auditor dapat digugat terhadap kesalahn
pernyataan yang material atau penghilangan dalam laporan keuangan yang diaudit, lalai atau menipu
dalam pelaksanaan audit.

b. Securities Exchange Act tahun 1934. Kewajiban auditor menurut ketentuan ini seringkali berpusat pada
laporan keuangan yang sudah diaudit yang diterbitkan keluar dalam laporan tahunan atau diajukan
kepada SEC.

a. Racketeer Influenced and Corrupt Organization Act 1970, peraturan ini ditujukan untuk kriminalitas
yang melanda perusahaan. Namun, kalangan bisnis seperti

auditor sering dituntut berdasarkan

peraturan ini .

c. Foreign Corrupt Practice Act tahun 1977 melarang pemberian uang suap kepada pejabat di luar negeri
untuk mendapatkan pengaruh dan mempertahankan hubungan usaha
10. Kewajiban kriminal
Uniform Securities Acts, Securuties Acts 1933 dan 1934, Federal Mail Fraud Statute dan Federal False
Statement Statute menyebutkan bahwa menipu orang lain dengan sadar terlibat dalam laporan keuangan
yang palsu adalah perbuatan kriminal .
11. Tanggapan Profesi Terhadap Kewajiban Hukum
AICPA dan profesi mengurangi resiko terkena sanksi hukum dengan beberapa aktivitas khusus berikut.

a. Riset dalam auditing

b. Penetapan standar dan aturan.


c. Menetapkan persyaratan untuk melindungi auditor
d. Menetapka persyaratan penelaahan sejawat .
e. Melawan tuntutan hukum
f. Pendidikan bagi pemakai laporan
g. Memberi sanksi kepada anggota karena hasil kerja yang tak pantas
h. Perundingan untuk perubahan hukum .
12. Akuntan public dapat mengambil beberapa langkah berikut untuk menghindari sanksi hukum

a. Hanya berurusan dengan klien yang memiliki integritas


b. Mempekerjakan staf yang kompeten dan melatih serta mengawasi dengan pantas
c. Mengikuti standar profesi
d. Mempertahankan independensi
e. Memahami usaha klien
f. Melaksanakan audit yang bermutu
g. Mendokumentasika pekerjaan secara memadai
h. Mendapatkan surat penugasan dan surat pernyataan
i. Mempertahankan hubungan yang bersifat rahasia
j. Perlunya asuransi yang memadai; dan
k. Mencari bantuan hukum
BAGIAN II
PROSES AUDIT
F. PERTANGGUNGJAWABAN DAN TUJUAN-TUJUAN AUDIT
1.

Tujuan audit laporan keuangan adalah agar auditor dapat memberikan opininya bahwa laporan keuangan

tidak terdapat kesalahan material dan telah sesuai dengan standar yang berlaku secara umum.
2. Tanggung jawab untuk menyajikan laporan keuangan secara wajar adalah tanggung jawab manajemen.
Sementara itu, auditor bertanggung jawab dalam melaksanakan audit sesuai aturan yang berlaku umum /
GAAS yaitu :
a.

Melakukan verifikasi atas laporan keuangan yaitu untuk mendeteksi salah saji material

b. Menemukan kekeliruan, ketidakberesan dan unsur pelanggaran hukum yang material. Kekeliruan/ salah
saji terdapat dua macam yaitu :
1)

Errors/kekeliruan adalah kekeliruan salah saji yang tidak disengaja.

2) Irregularities adalah kesalahan yang disengaja seperti kecurangan/fraud manajemen

dan

kecurangan pegawai atau penggelapan.


3. Skeptisme professional adalah suatu sikap yang penuh dengan pertanyaan di dalam benaknya serta sikap
penilaian kritis atas setiap bukti audit yang diperoleh.
4. Laporan keuangan dipilah-pilah menjadi komponen yang lebih kecil untuk memudahkan pelaksanaan audit.
Cara yang umum untuk pemilahan tersebut adalah dengan membaginya berdasarkan transaksi yang erat
hubungannya satu dengan lainnya ( pendekatan siklus ).
Contohnya siklus penjualan dan penerimaan kas, siklus perolehan dan pembayaran, siklus penggajian dan
pembayaran, siklus persediaan dan pergudangan, dll.

5. Asersi manajemen merupakan sebuah pernyataan dari manajemen tentang berbagai kelas transaksi dan
akun dalam laporan keuangan. Asersi manajemen terdiri dari :
1) Keberadaan atau keterjadian (existence)
2) Kelengkapan (completeness)
3) Hak dan Kewajiban
4) Penilaian dan Alokasi
5) Penyajian dan Pengungkapan
6. Tujuan audit transaksi dimaksudkan untuk menjadi kerangka kerja dalam membantu auditor mengumpulkan
bahan bukti kompeten yang cukup yang disyaratkan dalam standar pekerjaan lapangan dan memutuskan
bahan bukti yang pantas dikumpulkan sesuai dengan penugasan .
Tujuan audit transaksi dapat dibedakan menjadi :
a.

Tujuan audit umum transaksi. Terdiri dari eksistensi, kelengkapan, akurasi, klasifikasi, pemilihan waktu
yag tepat (timing), pemindahbukuan (posting) dan pengikhtisaran, dan diikhtisarkan dengan benar.

b. Tujuan audit khusus transaksi yaitu untuk menerapkan tujuan umum pada setiao jenis transaksi yang
material yang terdapat dalam audit.
7. Tujuan Audit Untuk Saldo. Tujuan audit ini sama dengan tujuan audit transaksi. Tujuan ini juga dapat
dibedakan menjadi dua, yaitu:
a.

Tujuan umum :
1) Eksistensi - angka-angka yang dicantumkan memang ada ( eksis ).
2) Kelengkapan - angka -angka yang ada telah dimasukkan seluruhnya .
3) Akurasi - jumlah yang ada disajikan pada jumlah yang benar.
4) Klasifikasi - angka yang dimasukkan di daftar klien telah diklasifikasikan dengan tepat .
5) Pisah batas (Cut Off ) - transaksi yang dekat tanggal neraca dicatat pada periode yang tepat .
6) Kecocokan rincian (detail tie in) - rincian dalam saldo akun sesuai dengan angka-angka buku besar
tambahan , dijumlah kebawah benar dalam saldo akun, dan sesuai dengan jumlah dalam buku besar .
7) Nilai realisasi - aset dinyatakan dalam jumlah yang diestimasi dapat direalisasi.
8) Hak dan Kewajiban - Kewajiban harus menjadi milik suatu entitas berkaitan dengan hutang ,
sedangkan hak selalu dikaitkan dengan aktiva .
9) Penyajian dan Pengungkapan - saldo perkiraan dan persyaratan pengungkapan yang berkaitan telah
disajikan dengan pantas dalam laporan keuangan.

b. Tujuan khusus :
Tujuan khusus bagi setiap saldo perkiraan dapat dikembangkan setelah tujuan umum dipahami paling sedikit harus
ada satu tujuan, khusus untuk setiap tujuan umum kecuali jika auditor menganggap tujuan itu tidak relevan.
8. Proses Audit adalah metodologi pelaksanaan audit yang jelas untuk membantu auditor dalam mengumpulkan
bahan bukti pendukung yang kompeten.
Tahap-tahap dalam proses Audit:

a. Merencanakan dan merancang pendekatan audit


b. Mendapatkan pengetahuan atas bidang usaha klien .
c. Memahami struktur pengendalian intern klien dan menetapkan risiko pengendalian intern.
d. Pengujian pengendalian dan transaksi .
e. Melaksanakan prosedur analitis dan pengujian terinci atas saldo .
f. Menyelesaikan audit dan menerbitkan laporan audit .

Anda mungkin juga menyukai