mengeluarkan laporan tentang reliabilitas suatu asesi yang disiapkan pihak lain. Jenis jasa atestasi adalah sebagai
berikut ini:
1) Audit atas laporan keuangan historis
Audit atas laporan keuangan historis adalah suatu bentuk jasa atestasi di mana auditor mengeluarkan laporan
tertulis yang menyatakan pendapat tentang apakah laporan keuangan tersebut telah dinyatakan secara
wajar sesuai dengan PABU. Audit atas laporan keuangan historis biasanya dilakukan oleh KAP. Apabila
pengguna eksternal menghendaki laporan hasil audit (LHA) untuk mengambil keputusan bisnis maka semua
perusahaan harus mau dilakukan audit.
2) Atestasi mengenai pengendalian internal atas pelaporan keuangan
Auditor harus memberikan atestasi mengenai efektivitas pengendalian internal atas pelaporan keuangan
suatu perusahaan.
3) Telaah (review) laporan keuangan historis
Sama seperti audit atas laporan keuangan historis. Tetapi akuntan public hanya memberikan tingkat
kepastian yang moderat atau sedang atau lebih sedikit bukti yang diperlukan.
4) Jasa atestasi mengenai teknologi informasi
Jasa ini dilakukan hanya untuk perusahaan yang bersinggungan dengan teknologi internet dan perdagangan
elektronik (e-commerce). Jasa atestasi yang diberikan adalah Jasa WebTrust, yang memberikan lisensi kepada
situs tersebut berkaitan dengan criteria praktik bisnis, integritas transaksi, serta proses informasi, dan Jasa
SysTrust, yang mengevaluasi dan menguji reliabilitas sistem dalam berbagai bidang seperti pengamanan dan
integritas data.
5) Jasa atestasi lain yang dapat diterapkan pada berbagai permasalahan
Jasa Assurance Lainnya
Berbeda dengan jasa atestasi karena akuntan public tidak diharapkan mengeluarkan laporan tertulis, dan kepastian
itu tidak mengenai reliabilitas asesi pihak lain tentang ketaatan pada criteria tertentu. Penugasan jasa Assurance
lainnya berfokus pada
lingkungan, sertifikasi ISO 9000, penilaian risiko kecurangan, tindakan legal dan lain-lain.
Jasa-Jasa Non-Assurance yang diberikan Akuntan Publik
Jasa di luar lingkup jasa assurance adalah jasa akuntansi dan pembukuan, jasa pajak, dan konsultasi manajemen.
kewenangannya menetapkan persyaratan pelaporan yang dianggap perlu demi wajarnya pengungkapan kepada
investor serta menetapkan aturan bagi setiap akuntan public.
INSTITUT AKUNTAN PUBLIK INDONESIA (IAPI) bertugas menetapkan persyaratan (Standar dan
Aturan) profesional bagi para CPA, melakukan riset dan memublikasikan bahan-bahan mengenai berbagai
topic yang berkaitan dengan akuntansi, audit, jasa atestasi dan assurance, serta jasa konsutasi manajemen.
Fungsi lain IAPI adalah menyusun dan memberi nilai dalam ujian sertifikasi akuntan public serta melakukan
banyak fungsi pendidikan dan fungsi-fungsi lain bagi para akuntan public.
Standar Audit Yang Berlaku Umum
Standar Audit Yang Berlaku Umum terbagi menjadi tiga kategori, yaitu:
a) Standar Umum
Standar umum menekankan pada pentingnya kualitas pribadi yang harus dimiliki auditor. Standar umum
dibagi menjadi tiga, yaitu:
a) Audit harus dilakukan oleh orang yang SUDAH MENGIKUTI PELATIHAN DAN MEMILIKI
KECAKAPAN TEKNIS YANG MEMADAI
b) Auditor harus MEMPERTAHANKAN SIKAP MENTAL YANG INDEPENDEN dalam semua hal yang
berhubungan dengan audit
c) Auditor harus MENERAPKAN KEMAHIRAN PROFESIONAL DALAM MELAKSANAKAN AUDIT
dan menyusun laporan.
b) Standar Pekerjaan Lapangan
Standar pekerjaan lapangan menyangkut pengumpulan bukti dan aktivitas lain selama pelaksanaan audit yang
sebenarnya.
a) Auditor harus MERENCANAKAN PEKERJAAN SECARA MEMADAI DAN MENGAWASI SEMUA
ASISTEN sebagaimana mestinya
b) Auditor harus MEMPEROLEH PEMAHAMAN YANG CUKUP mengenai entitas serta lingkungannya,
termasuk pengendalian internal
c) Auditor harus MEMPEROLEH CUKUP BUKTI YANG TEPAT dengan melakukan prosedur audit
c) Standar Pelaporan
a) Auditor harus MENYATAKAN dalam laporan auditor apakah LAPORAN KEUANGAN TELAH
DISAJIKAN SESUAI DENGAN PABU
b) Auditor harus MENGIDENTIFIKASIKAN dalam laporan auditor mengenai KEADAAN DI MANA
PRINSIP-PRINSIP TERSEBUT TIDAK SECARA KONSISTEN DIIKUTI
c) Jika auditor MENETAPKAN PENGUNGKAPAN YANG INFORMATIVE BELUM MEMADAI, maka
auditor HARUS MENYATAKANNYA dalam laporan auditor.
posisi keuangan, hasil usaha dan arus kas, sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum di
Indonesia.
Tanggung jawab Manajemen adalah menerapkan kebijakan akuntansi yang memadai, menjaga kecukupan
pengendalian internal dan menyajikan laporan keuangan yang wajar.
Tanggung jawab Auditor adalah mendeteksi kesalahan penyajian yang sifatnya material dalam laporan
keuangan. Ketika auditor juga melaporkan efektivitas pengendalian internal terhadap pelaporan keuangan,
maka auditor juga bertanggung jawab untuk mengidentifikasi kelemahan yang signifikan dalam pengendalian
internal terhadap laporan keuangan.
2) Membagi laporan keuangan dalam siklus-siklus
Pembagian dilakukan dengan pengelompokkan audit dengan tetap menjaga jenis atau kelompok transaksi
dan saldo akun yang terkait erat ke dalam kelompok yang sama. Pembagian ini membuat pengauditan
menjadi mudah untuk dilakukan dan membantu dalam menetapkan tugas-tugas kepada anggota dalam tim
audit. Logikanya adalah bahwa pendekatan ini menghubungkan bagaimana transaksi-transaksi dicatat dalam
jurnal dan diikhtisarkan dalam buku besar dan laporan keuangan.
Kas Umum
Siklus akuisisi
modal dan
Siklus
Siklus
Pembelian dan
Penggajian dan
pembayaran
Kepegawaian
pelunasan
Siklus
penjualan dan
penagihan
Siklus
Persedian dan
pergudangan
Tentang Transaksi
Terkait Transaksi
Keterjadian yang telah Keterjadian
dicatat
benar2
terjadi
pengiriman
adalah
kepada
dan
terkait
dengan
entitas tsb
Kelengkapan semua yg Kelengkapan
telah dicatat
dicatat
Akurasi jumlah dan data Akurasi
Pemindahbukuan
Pengikhtisaran
yg
tepat
telah
dan
telah
Transaksi
penjualan
telah
yang tepat
diklasifikasi dengan benar
Pisah Batas dicatat pada Penetapan Waktu -- dicatat Transaksi Penjualan dicatat pada
periode pembukuan yg
pd tanggal yg benar
tanggal yg benar
benar
Asersi Manajemen
Kelengkapan
dan
dimasukkan
sama.
serta
setiap
penilaian
telah
hasil
penyesuaian
dicatat
dengan
rincian
telah
ditambahkan
Klasifikasi
dengan benar
Persedian telah
diklasifikasi
Pisah Batas
dengan benar
Pisah batas pembelian di akhir
tepat
besar
Terealisasikan
dicatat
pada
estimasi
Penyajian dan
Pengungkapan
Keterjadian dan Hak dan
Kewajiban
Pengungkapan
Keterjadian dan Hak dan
Kewajiban
Wesel
bayar
sebagaimana
ada
merupakan
Kelengkapan
Kelengkapan
kewajiban
perusahaan
Semua pengungkapan
diharuskan
dan
terkait
yang
dengan
keuangan.
Catatan kaki
pengungkapan
akurat
Wesel bayar
dengan
diklasifikasikan
benar
ke
dalam
Bukti adalah segala informasi yang digunakan auditor untuk menentukan apakah informasi yang diaudit
dinyatakan sesuai dengan criteria yang telah ditetapkan. Informasi dapat berbeda-beda. Dalam hal bahan bukti
ini mampu meyakinkan auditor apakah laporan keuangan dinyatakan sesuai dengan standar akuntansi Prinsipprinsip akuntansi yang berlaku umum (GAAP).
Keputusan utama yang harus dihadapi oleh setiap auditor adalah untuk menentukan ketepatan jenis dan
jumlah bahan bukti yang dikumpulkan untuk memenuhi ketentuan bahwa komponen laporan keuangan klien dan
laporan keuangan keseluruhan telah disajikan dengan wajar. TERDAPAT EMPAT JENIS KEPUTUSAN
MENGENAI BAHAN BUKTI, yaitu:
1) Prosedur Pengauditan yang mana akan digunakan
2) Berapa ukuran sampel yang dipilih untuk prosedur tertentu
3) Unsur-unsur mana yang akan dipilih dari populasi
4) Kapan menjalankan prosedur tersebut
Keandalan Bukti
Dua penentu keandalan bahan bukti adalah ketepatan dan kecukupan, yang diambil langsung dari standar
ketiga pekerjaan lapangan.
Ketepatan bukti Pengukuran terhadap kualitas bahan bukti yang berarti bahan bukti tersebut relevan
dan andal dalam memenuhi tujuan audit. Ketepatan bukti terbagi menjadi dua, yaitu:
1) Relevansi Bukti bahan bukti harus terkait dengan atau relevan terhadap tujuan audit
2)
Keandalan Bukti mengacu pada tingkat di mana bahan bukti dapat dipercaya
a) Independensi Pemberi Informasi bahan bukti dari pihak luar lebih andal
b) Efektivitas Pengendalian Internal Klien jika SPI efektif, maka bahan bukti lebih andal
c) Pengetahuan Langsung Auditor bahan bukti yang didapat langsung lebih andal
d) Kualifikasi individu yang memberikan informasi orang yg kompeten dibidangnya bahan bukti
menjadi lebih andal
e) Tingkat Objektivitas bahan bukti objektif lebih dapat diandalkan dibandingkan bahan bukti yang
memerlukan penilaian
Kecukupan kuantitas bahan bukti yang didapatkan mencerminkan kecukupan. Kecukupan bahan bukti
umumnya diukur dengan:
1) Ukuran sampel yang dipilih oleh auditor
2) Pemilihan unsur populasi yang tepat
Auditor juga menggunakan teknolgi untuk mengalihkan dokumentasi berbasis kertas yang tradisional
menjadi data elektronik untuk mengatur dan menganalisis dokumentasi audit.
PROFESI AUDIT
A. KEBUTUHAN AKAN JASA AUDIT DAN PELAYANAN VERIFIKASI (ASSURANCE SERVICE)
1.
Pelayanan assurance adalah pelayanan atau jasa professional independen yang dapat meningkatkan kualitas
informasi bagi para pembuat keputusan. Jasa ii dapat disediakan oleh kantor akuntan publik atau para
a. Audit Atas Laporan Keuangan/Financial Audit adalah audit yang bertujuan untuk menentukan
kesesuaian informasi terukur yang akan diverifikasi dengan kriteria tertentu sepeti GAAP atau Standar
Akuntansi yang berlaku umum (PSAK).
b. Audit Operasional adalah penelaahan bagian dari prosedur atau metode operasi suatu organisasi untuk
menilai efisiensi dan efektifitasnya .Hasilnya berupa rekomendasi perbaikan operasi.
c. Audit Ketaatan adalah audit atas ketaatan auditee terhadap prosedur atau aturan tertentu yang telah
ditetapkan baik aturan yang ditetapkan perusahaan maupun aturan yang ditetapkan oleh atau dengan
pihak luar seperti pemerintah , bank , kreditor atau pihak lainnya. Audit atas laporan keuangan pada
hakekatnya adalah audit ketaatan terhadap prinsip-prinsip akuntansu yang berlaku umum.
6. Jenis Auditor
keuangan historis yang dipubilkasikan dari semua perusahaan yang sahamnya diperdagangkan di bursa
saham, mayoritas perusahaan besar lainnya, serta banyak perusahaan berskala kecil dan organisasi non
komersil.
Untuk dapat bekerja sebagai akuntan publik terdaftar di Indonesia paling tidak harus dipenuhi persyaratan
berikut :
1. Persyaratan pendidikan yaitu sarjana ekonomi jurusan akuntansi dari universitas negeri yang telah
mendapat persetujuan dari panitia ahli persamaan ijasah akuntan
2. Ujian Negara Akuntansi ( UNA ) untuk sarjana akuntansi swasta dan negeri yang belum diakui
3. Ujian Sertifikasi Akuntan Publik (USAP)
4. Persyaratan Pengalaman ,yaitu seorang akuntan terdaftar harus memiliki pengalaman kerja pada
kantor akuntan publik atau BPKP paling sedikit 3 tahun .
b. Auditor Pemerintah, yaitu auditor yang mempunyai tanggung jawab mengevaluasi efisiensi, efektifitas,
dan keekonomisan dari program/proyek pemerintah. Di Indonesia ada beberapa lembaga yaitu BPKP,
BEPEKA, serta Itjen pada departemen-departemen pemerintah .
c. Auditor Pajak, yaitu auditor yang bertanggung jawab melaksanakan pemeriksaan atas tercapainya
penerimaan negara dari sektor perpajakan dan penegakan hukum dalam pelaksanaan perpajakan. Di
Amerika ada Internal Revenue Service ( IRS ), sementara di Indonesia dilaksanakan oleh KPP dan
Karikpa sebagai tenaga teknis pemeriksaan pajak dari Direktorat Jenderal Pajak ( DJP ).
d. Auditor Intern, yaitu auditor yang bekerja di suatu perusahaan untuk melaksanakan audit bagi
kepentingan manajemen perusahaan. Sebagai contoh di BUMN-BUMN di Indonesia ada unit SPI yang
menangani hal tersebut.
Jasa Atestasi, di mana KAP mengeluarkan laporan tertulis yang menyatakan kesimpulan atas keandalan
pernyataan tertulis yang telah dibuat dan ditanggungjawabi pihak lain.Terdapat tiga jenis atestasi
yaitu : audit laporan keuangan historis , penelaahan laporan keuangan historis dan jasa atestasi lainnya .
b. Jasa Perpajakan berupa SPT PPh, PBB, PPN , perencanaan perpajakan dan jasa perpajakan lainnya.
c.
Dapat berbentuk perusahaan perorangan, persekutuan umum, perseroan terbatas umum, perseroan terbatas
professional, perusahaan dengan kewajiban terbatas, perseketuan dengan kewajiban terbatas.
b. Hirarki KAP
Mencakup para rekanan, manajer, supervisor, senior, serta para asisten/auditor pemula.
3. AICPA
AICPA atau di Indonesia IAI mempunyai tiga fungsi utama yaitu :
a. Penetapan Standar dan Aturan, beberapa area utama di mana AICPA memiliki wewenang untuk menyusun
standar dan aturan yaitu ; Standar Audit , Standar Kompilasi dan Penelaahan Laporan Keuangan ,
b. Penelitian dan Publikasi. Kegiatan ini menghasilkan jurnal -jurnal seperti jurnal berkala , jurnal akuntansi
dan lain-lain
a. Standar Umum
1. Audit harus dilaksanakan oleh seseorang atau lebih yang memiliki keahlian dan pelatihan teknis yang
cukup sebagai auditor.
2. Dalam semua hal yang berhubungsn dengan penugasan, independensi dalam sikap mental harus
dipertahankan oleh auditor.
Dalam pelaksaan audit dan pelaporannya, auditor wajib menggunakan Kemahiran profesionalnya
3.
2. Pemahaman yang memadai atas struktur pengendalian intern harus diperoleh untuk merencanakan
audit dan menentukan sifat, saat, dan lingkup pengujian yang akan dilakukan.
3. Bahan bukti kompeten yang memadai harus diperoleh melalui inspeksi, pengamatan, pengajuan
pertanyaa, konfirmasi, sebagai dasar yag memadai untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan
hasil audit.
c. Standar Pelaporan:
1. Laporan audit harus menyatakan apakah laporan keuangan telah disusun sesuai dengan prinsip
akuntansi yang berlaku umum.
2. Laporan audit harus menunjukkan keadaan yang di dalamnya prinsip akuntansi tidak secara konsisten
diterapkan dalam penyusunan laporan keuangan periode berjalan sesuai dengan prinsip akuntansi yang
diterapkan dalam periode sebelumnya.
3. Pengungkapan informasi dalam laporan euangan harus dipandang memadai, kecuali dinyatakan lain
dalam laporan audit.
4. Laporan audit harus memuat pernyataan pendapat mengenai laporan keuangan secara keseluruhan
atau asersi bahwa pernyataan demikia tidak dapat diberikan.
5. Pengendalian Kualitas/Quality Control
Pengendalian mutu kualitas terdiri dari metode-metode yang digunakan untuk memastikan bahwa KAP telah
memenuhi tanggug jawab profesionalnya kepada klien atau pihak tertentu lainnya. Komite Standar
Pengendalian Kualitas yang dibentuk oleh AICPA mengidentifikasi ada 5 elemen pengendalian kualitas,
antara lain:
Pendidikan lanjutan
d. Rotasi partner
e.
f.
g.
Pelaporan ketidaksepakatan
2. Laporan audit bentuk baku (laporan audit wajar tanpa syarat) diterbitkan bila kondisi-kondisi berikut ini
terpenuhi
a.
Seluruh laporan keuangan yang meliputi neraca, laba rugi, laporan laba ditahan, dan laporan arus kas
lengkap
b. Semua aspek dari ketiga standar umum GAAS/SPAP telah dipatuhi dalam penugasan audit tersebut
c. Bukti audit yang cukup memadai telah terkumpul, dan sang auditor telah melaksanakan penugasan audit
ini dengan sedemikian rupa sehingga membuatnya mampu menyimpulkan bahwa ketiga standar pekerjaan
lapangan telah terpenuhi.
d. Laporan keuangan telah disajikan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum.
e. Tidak terdapat situasi yang membuat auditor merasa perlu untuk menambahkan sebuah paragraf
penjelasan atau memodifikasi kalimat dalam laporan audit.
3. Empat kategori laporan audit
a.
Wajar tanpa syarat: kelima kondisi yang dinyatakan dalam point 2 di atas terpenuhi.
b. Wajar tanpa syarat dengan paragraph penjelasan atau dengan modifikasi kalimat: Suatu proses
audit telah dilaksanakan dengan hasil yang memuaskan serta laporan keuangan telah disajikan dengan
c.
Tidak adanya konsistensi dalam penerapan prinsip akuntansi yang berlaku umum
Ketidakpastian atas kelangsungan hidup perusahaan
Auditor menyetujui terjadinya penyimpangan dari prinsip akuntansi yang berlaku umum
Penekanan pada suatu masalah
Laporan yang melibatkan auditor lainnya
5. Contoh perubaha yang dapat mempengaruhi konsistensi palaporan dan memerlukan paragraph penjelasan
a. Perubahan prinsip akuntansi, seperti perubahan FIFO ke LIFO
b. Perubahan dalam entitas pelaporan, seperti penambahan suatu perusahaan baru dalam lapran keuangan
c.
gabungan
Perbaikan kesalahan yang melibatkan prinsip akuntansi, yaitu dengan melakukan perubahan dari prinsip
akuntansi yang tidak diterima umum pada prinsip akuntansi yang diterima secara umum, tern=masuk di
dalamnya perbaikan atas akibat dari kesalahan penggunaan prinsip akuntansi.
6. Faktor-faktor yang dapat menimbulkan ketidakpastian atas kemampuan perusahaan untuk mempertahankan
kelangsungan hidupnya
a. Terjadinya kerugian operasional atau kekurangan modal kerja yang signifikan
b. Ketidakmampuan perusahaan untuk membayar kewajiban jatuh tempo
c. Kehilangan pelanggan-pelanggan utama, terjadi bencana yang tidak dijamin oleh asuransi, atau masalah
ketenagakerjaan yang tidak umum
d. Pengadilan, perundang-undangan, atau hal-hal serupa yang dapat mengancam kemampuan operasional
perusahaan
7. Materialitas memberikan suatu pertimbangan penting dalam menentikan jenis laporan audit yang
diterbitkan. Kesalahan penyajian laporan keuangan dianggap material jika kesalahan penyajian tersebut
dapat mempengaruhi keputusan yang diambil oleh pengguna laporan keuangan.
HUBUNGAN ANTARA MATERIALITAS DENGAN JENIS OPINI
Tingkat
Materialitas
Tidak
Mate
rial
Material
Jenis Opini
Wajar
Tidak mempengaruhi keputusan yang dibuat oleh pengguna laporan
Mempengaruhi keputusan pengguna laporan hanya jika informasi yang
saji
salah
tersebut
tanpa
syarat
Wajar dengan
sangat
penting
bagi
keputusan
tertentu.
Tetapi
Pengecualian
Sangat
laporan
Mate
rial
Disclaimer/
Adverse
8. Aspek material
a. Perbandingan niali dollar pada suatu patokan tertentu
b. Terukur
c. Karakteristik item itu sendiri
D. ETIKA PROFESIONAL
1.
Etika secara garis besar didefinisikan sebagai perangkat prinsip atau nilai moral.
2. Kebutuhan akan etika dalam masyarakat cukup penting karena pada dasarnya berhubungan dengan hukum.
3. Dilema etika adalah situasi yang dihadapi seseorang dimana keputusan mengenai perilaku yang layak harus
dibuat.
4. Rasionalisasi perilaku tindakan tidak etis:
a. Setiap orang melakukannya
b. Jika merupakan hal yang sah menurut hukum, hal itu etka
c. Kemungkinan penemuan dan konsekuensinya
Menentukan siapa dan bagaimana orang atau kelompok yang dipengaruhi oleh dilema
d. Menentukan alternatif yang tersedia bagi orang yang harus memecahkan dilema
e.
f.
6. Kebutuhan akan kepercayaan publik akan kualitas jasa yang diberikan profesi, terlepas dari yang dilakukan
secara perorangan. Bagi akuntan publik, penting untuk meyakinkan klien dan pemakai laporan keuangan atas
kualitas audit dan jasa lainnya karena pemakai tidak memiliki kompetensi dan waktu untuk mengevaluasi
pekerjaan akuntan publik. Akuntan publik mempunyai hubungan profesional yang berbeda dengan profesional
lain. Profesional lain hanya bertanggung jawab kepada klien yang ditanganinya sedangkan akuntan publik
ditugaskan dan dibayar oleh yang mengeluarkan laporan keuangan ( klien ) sedangkan yang mendapat
manfaat dari audit adalah pemakai laporan keuangan yang umumnya tidak pernah berhubungan dengan
auditor .
7.
Merupakan ketentuan umum mengenai perilaku yang ideal atau peraturan khusus yang menguraikan berbagai
tindakan yang tidak dapat dibenarkan . Menurut AICPA kode etik profesi terdiri dari :
prinsip-prinsip : standar etika ideal yang dinyatakan dalam istilah filosofi.
terdiri dari dua bagian utama yaitu enam prinsip yang harus dipatuhi oleh semua anggota AICPA dan diskusi
tentang enam prinsip tersebut. Adapun keenam prinsip tersebut adalah tanggung jawab, kepentingan
masyarakat, integritas, objektivitas dan indepedensi, penampilan, lingkup dan sifat jasa .
peraturan perilaku: standar etika minimum yang dinyatakan sebagai peraturan spesifik.
Interpretasi: bersifat teoritis, tetapi praktisi harus menyesuaikan penyimpangannya.
kaidah etika, penjelasan dan jawaban yang diterbitkan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan peraturan
perilaku yang diajukan oleh praktisi
memahaminya.
8. Peraturan 101- Independensi.
Anggota dalam praktek publik harus bersikap independen dalam melaksanakan jasa profesionalnya seperti
disyaratkan menurut standar yang disusun oleh lembaga-lembaga yang dibentuk oleh dewan .
Beberapa konflik independensi yang biasa timbul :
1. Kepentingan keuangan .
Peraturan ini berlaku bagi partner atau pemegang saham tetapi untuk non partner berlaku jika mereka
terlibat dalam penugasan .
Berlaku bagi Pemilikan langsung dan untuk pemilikan tidak langsung jika jumlahnya material .
Materialitas harus dipertimbangkan dalam hubungannya dengan kekayaan pribadi anggota dan
penghasilannya.
Interpretasi dari independensi adalah sebagai berikut :
pinjaman antara KAP dengan klien dilarang kecuali jumlahnya kecil, hipotek rumah, atau pinjaman tanpa
agunan .
Kepentingan keuangan pada hubungan saudara dilarang kecuali kontak jarang terjadi atau letaknya yang
terpisah secara geografis .
Hubungan investor atau investee bersama dengan klien dilarang kecuali jumlahnya maksimal 5 % dari
total aktiva .
Mantan partner atau pemegang saham boleh mengadakan hubungan dengan klien
Tidak diperkenankan seorang anggota menjadi direktur atau pengurus perusahaan klien kecuali untuk
organisasi nirlaba atau sepanjang profesinya bersifat kehormatan.
Tuntutan antara sebuah KAP dengan kliennya dilarang
Jasa pembukuan dan audit untuk klien yang sama oleh sebuah KAP diijinkan dengan syarat :
menyebabkan penyimpangan maka dia harus menjelaskan mengenai penyimpangan tersebut, akibatnya ,
alasan mengapa menyatakan penyimpangan.
13. Peraturan 301-Kerahasiaan
Anggota dalam praktek publik tidak dibenarkan mengungkapkan semua informasi rahasia klien tanpa ijin khusus dari
klien .
Terdapat empat pengecualian yang berkaitan dengan tanggung jawab yang lebih penting dari sekedar
mempertahankan hubungan rahasia dengan klien yaitu :
1.
2.
3.
4.
menerima komisi
merekomendasikannya.
19.Peraturan 505- Bentuk dan Nama praktek
Anggota dapat membuka praktek dalam bentuk perusahaan perorangan, persekutuan, atau perseroan profesional
sesuai dengan ketentuan dewan dan tidak diperkenankan membuka praktek dengan nama yang menyesatkan
dan tidak boleh menyebut dirinya sebagai AICPA kecuali semua partner dan pemegang sahamnya anggota
dari lembaga tersebut .
E. KEWAJIBAN HUKUM
1.
Para professional audit mempunyai tanggung jawab hukum untuk memenuhi apa yang telah dicantumkan
dalam kontrak dengan klien. .
2. Penyebab utama tuntutan hukum terhadap KAP adalah kurangnya pemahaman pemakai laporan keuangan
tentang perbedaan antara kesalahan usaha, kesalahan audit, dan risiko audit
a. Kesalahan usaha, terjadi jika perusahaan tidak mampu membayar kewajibannya atau tidak dapat memenuhi
harapan para pemegang saham karena keadaan ekonomi atau keadaan usaha. .
b. Kesalahan audit, terjadi jika auditor mengeluarkan pendapat yang salah karena gagal memenuhi syarat syarat GAAS .
c. Risiko audit, terjadi jika auditor menyimpulkan laporan keuangan secara wajar sedangkan kenyataannya
laporan tersebut salah saji material .
6. Konsep kehati-hatian (prudent person) menjelaskan bahwa auditor hanya menjamin itikad baik dan
integritas dan bertanggung jawab atas kecerobohan, itikad buruk dan ketidak jujuran dan auditor terbebas
dari kerugian akibat kekeliruan dalam pertimbangan.
7. Empat sumber kewajiban hukum auditor:
a.
Kewajiban terhadap klien timbul karena kegagalan untuk melaksanakan tugas audit sesuai waktu yang
disepakati , pembatalan dari suatu proses audit yang tidak bertanggung jawab, gagal menemukan
kecurangan, dan pelanggaran kerahasiaan oleh akuntan publik .
Apabila terdapat tuntutan auditor dapat mengajukan pembelaan yaitu :
1. Tidak adanya kewajiban melaksanakan pelayanan, dalam hal ini tidak dinyatakan dalam klausul .
2. Tidak ada kelalaian dalam pelaksanaan kerja, KAP mengklaim telah mengikuti GAAS .
3. Kelalaian kontribusi terjadi jika tindakan klien yang menyebabkan kerugian menjadi dasar bagi
kerugian atau mempengaruhi audit sehingga auditor tidak bisa menemukan sebab dari kerugian yang
terjadi.
4. Ketiadaan hubungan timbal balik, antara pelanggaran auditor terhadap standar kesungguhan dengan
kerugian yang dialami klien
8. Kewajiban terhadap pihak ketiga menurut Common Law
Pihak ketiga yang terdiri dari pemegang saham, calon pemegang saham, pemasok, bankir dan kreditor lain,
karyawan, dan pelanggan. Konsep kewajiban tersebut antara lain sebagai berikut :
a.
Doktrin ultramares, Kewajiban hukum dapat timbul jika pihak ketiga merupakan primary beneficiary
atau orang yang harus diberikan informasi audit
b. Pemakai yang dapat diketahui sebelumnya, orang yang mengandalkan keputusannya pada laporan
keuangan .
c.
Foreseeable users, pemakai yang dapat diketahui lebih dahulu mempunyai hak yang sama dengan
pemakai laporan keuagan yang mepunyai hubungan kontrak
a. Securities Act tahun 1933 tentang sekuritas menyangkut persyaratan pelaporan untuk perusahaan yang
mengeluarkan efek-efek baru. Menurut ketentuan ini, auditor dapat digugat terhadap kesalahn
pernyataan yang material atau penghilangan dalam laporan keuangan yang diaudit, lalai atau menipu
dalam pelaksanaan audit.
b. Securities Exchange Act tahun 1934. Kewajiban auditor menurut ketentuan ini seringkali berpusat pada
laporan keuangan yang sudah diaudit yang diterbitkan keluar dalam laporan tahunan atau diajukan
kepada SEC.
a. Racketeer Influenced and Corrupt Organization Act 1970, peraturan ini ditujukan untuk kriminalitas
yang melanda perusahaan. Namun, kalangan bisnis seperti
peraturan ini .
c. Foreign Corrupt Practice Act tahun 1977 melarang pemberian uang suap kepada pejabat di luar negeri
untuk mendapatkan pengaruh dan mempertahankan hubungan usaha
10. Kewajiban kriminal
Uniform Securities Acts, Securuties Acts 1933 dan 1934, Federal Mail Fraud Statute dan Federal False
Statement Statute menyebutkan bahwa menipu orang lain dengan sadar terlibat dalam laporan keuangan
yang palsu adalah perbuatan kriminal .
11. Tanggapan Profesi Terhadap Kewajiban Hukum
AICPA dan profesi mengurangi resiko terkena sanksi hukum dengan beberapa aktivitas khusus berikut.
Tujuan audit laporan keuangan adalah agar auditor dapat memberikan opininya bahwa laporan keuangan
tidak terdapat kesalahan material dan telah sesuai dengan standar yang berlaku secara umum.
2. Tanggung jawab untuk menyajikan laporan keuangan secara wajar adalah tanggung jawab manajemen.
Sementara itu, auditor bertanggung jawab dalam melaksanakan audit sesuai aturan yang berlaku umum /
GAAS yaitu :
a.
Melakukan verifikasi atas laporan keuangan yaitu untuk mendeteksi salah saji material
b. Menemukan kekeliruan, ketidakberesan dan unsur pelanggaran hukum yang material. Kekeliruan/ salah
saji terdapat dua macam yaitu :
1)
dan
5. Asersi manajemen merupakan sebuah pernyataan dari manajemen tentang berbagai kelas transaksi dan
akun dalam laporan keuangan. Asersi manajemen terdiri dari :
1) Keberadaan atau keterjadian (existence)
2) Kelengkapan (completeness)
3) Hak dan Kewajiban
4) Penilaian dan Alokasi
5) Penyajian dan Pengungkapan
6. Tujuan audit transaksi dimaksudkan untuk menjadi kerangka kerja dalam membantu auditor mengumpulkan
bahan bukti kompeten yang cukup yang disyaratkan dalam standar pekerjaan lapangan dan memutuskan
bahan bukti yang pantas dikumpulkan sesuai dengan penugasan .
Tujuan audit transaksi dapat dibedakan menjadi :
a.
Tujuan audit umum transaksi. Terdiri dari eksistensi, kelengkapan, akurasi, klasifikasi, pemilihan waktu
yag tepat (timing), pemindahbukuan (posting) dan pengikhtisaran, dan diikhtisarkan dengan benar.
b. Tujuan audit khusus transaksi yaitu untuk menerapkan tujuan umum pada setiao jenis transaksi yang
material yang terdapat dalam audit.
7. Tujuan Audit Untuk Saldo. Tujuan audit ini sama dengan tujuan audit transaksi. Tujuan ini juga dapat
dibedakan menjadi dua, yaitu:
a.
Tujuan umum :
1) Eksistensi - angka-angka yang dicantumkan memang ada ( eksis ).
2) Kelengkapan - angka -angka yang ada telah dimasukkan seluruhnya .
3) Akurasi - jumlah yang ada disajikan pada jumlah yang benar.
4) Klasifikasi - angka yang dimasukkan di daftar klien telah diklasifikasikan dengan tepat .
5) Pisah batas (Cut Off ) - transaksi yang dekat tanggal neraca dicatat pada periode yang tepat .
6) Kecocokan rincian (detail tie in) - rincian dalam saldo akun sesuai dengan angka-angka buku besar
tambahan , dijumlah kebawah benar dalam saldo akun, dan sesuai dengan jumlah dalam buku besar .
7) Nilai realisasi - aset dinyatakan dalam jumlah yang diestimasi dapat direalisasi.
8) Hak dan Kewajiban - Kewajiban harus menjadi milik suatu entitas berkaitan dengan hutang ,
sedangkan hak selalu dikaitkan dengan aktiva .
9) Penyajian dan Pengungkapan - saldo perkiraan dan persyaratan pengungkapan yang berkaitan telah
disajikan dengan pantas dalam laporan keuangan.
b. Tujuan khusus :
Tujuan khusus bagi setiap saldo perkiraan dapat dikembangkan setelah tujuan umum dipahami paling sedikit harus
ada satu tujuan, khusus untuk setiap tujuan umum kecuali jika auditor menganggap tujuan itu tidak relevan.
8. Proses Audit adalah metodologi pelaksanaan audit yang jelas untuk membantu auditor dalam mengumpulkan
bahan bukti pendukung yang kompeten.
Tahap-tahap dalam proses Audit: