Anda di halaman 1dari 4

Kelompok 6:

1. Priscillia Tan (200503113)

2. Regita Widyanti (200503117)

3. Vania Dinda Azura (200503128)

BAB 3

STANDAR AUDITING

Seorang auditor harus memeriksa kesehatan sistem pengendalian internal perusahaan sebagai
dasar yang kuat untuk kesimpulan manajemen. Objektivitas, independensi, dan tidak memihak
adalah beberapa sifat yang harus diperhatikan oleh auditor saat melakukan audit. Hal ini untuk
mencegah kemungkinan audit dilakuikan dengan bias terhadap perusahaan yang diaudit. Untuk
mencegah terjadinya kecurangan, auditor harus mematuhi standar yang diberikan oleh IAIP
untuk memastikan bahwa audit dijalankan sesuai dengan standar audit.

Menurut Webster’s New International Dictionary, standar adalah sesuatu yang ditentukan oleh
penguasa, sebagai suatu peraturan untuk mengukur kualitas, berat, luas, nilai, atau mutu. Jika
diterapkan dalam auditing, standar auditing adalah suatu ukuran pelaksanaan tindakan yang
merupakan pedoman umum bagi auditor dalam melaksanakan audit. Standar auditing
mengandung pula pengertian sebagai suatu ukuran baku atas mutu jasa auditing.

Standar audit menurut PSA adalah ketentuan-ketentuan dan pedoman utama harus diterapkan
oleh Akuntan Publik dalam melaksanakan audit nantinya. Kepatuhan terhadap PSA yang
disahkan oleh IAPI bersifat wajib seluruh anggota IAPI. Di dalam PSA terdapat Interpretasi
Pernyataan Standar Auditing (IPSA) yang merupakan interpretasi yang resmi dikeluarkan oleh
IAPI terhadap ketentuan yang ada di dalam PSA. Sepuluh standar auditing dibagi menjadi tiga
kelompok:

1. Standar Umum
a. Kompetensi
Audit harus dilaksanakan oleh seorang atau lebih yang memiliki keahlian dan pelatihan
teknis cukup sebagai auditor. Seorang auditor diharuskan untuk bertindak sebagai
seorang yang benar dan mahir dalam bidang akuntansi. Keahlian tersebut dapat diperoleh
dengan menempuuh pendidikan formal maupun dengan pengalaman dalam mengikuti
pelatihan. Seorang auditor diharuskan untuk mempelajari, memahami, dan menerapkan
ketentuan baru yang ada pada prinsip akuntansi dan juga standar auditing.

b. Independensi
Dalam semua hal yang berhubungan dengan perikatan, independensi dalam sikap mental
harus dipertahankan oleh auditor. Independen dalam hal ini berarti tidak mudah
terpengaruh oleh pihak manapun. Adanya sikap intelektual dan jujur perlu dijunjung
tinggi oleh seorang auditor. Sebuah profesi akuntan publik biasanya telah mengetahui
kode etik akuntan Indonesia agar bisa mendapat sebuah kepercayaan. Semakin seorang
auditor memiliki sikap baik, tentu hal tersebut berimbas pada kualitas yang ada.

c. Tingkat Keprofesionalan
Dalam pelaksanaan audit dan penyusunan laporannya, auditor wajib menggunakan
kemahiran profesionalnya dengan cermat dan seksama. Keterampilan dalam hal cermat
dan seksama untuk mencerminkan seorang auditor yang profesional. Keprofesionalan
akan menunjang keyakinan dalam melakukan evaluasi dalam laporan keuangan.

2. Standar Pekerjaan Lapangan


a. Perancangan yang Memadai dan Pengawasan yang Tepat
Pekerjaan harus direncanakan sebaik-baiknya dan jika digunakan asisten harus
disupervisi dengan semestinya. Penyerahan tanggung jawab dan penunjukkan secara dini
auditor independent akan memberikan banyak sekali manfaat bagi auditor dan klien.
Semakin dini auditor ditunjuk maka akan memberikan kemantapan bagi auditor untuk
merencanakan hal-hal yang terkait dengan pekerjaan sedemikian rupa. Sehingga
pekerjaan tersebut dapat diselesaikan dengan cepat dan efisien.

b. Pemahaman yang Memadai Atas Struktur Pengendalian Intern


Pemahaman memadai atas pengendalian internal harus diperoleh untuk merencanakan
audit dan menentukan sifat, saat, dan lingkup pengujian yang akan dilakukan. Seperti
halnya arus kas yang mampu menjadi sarana perencanaan perusahaan dalam
pengendalian aktivitasnya.

c. Bukti Audit
Bukti audit kompeten yang cukup harus diperoleh melalui inspeksi, pengamatan,
permintaan keterangan, dan konfirmasi sebagai dasar memadai untuk menyatakan
pendapat atas laporan keuangan yang diaudit. Objektivitas, relevansi, ketepatan waktu
dan kelengkapan bukti lain dapat menguatkan kesimpulan seluruhnya berpengaruh
terhadap kompetensi bukti.

3. Standar Pelaporan
a. Laporan Keuangan Sesuai Dengan Prinsip Akuntansi
Laporan auditor harus menyatakan apakah laporan keuangan telah disusun sesuai dengan
prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia. Hal tersebut mencakup konvensi,
aturan, dan prosedur yang dibutuhkan untuk membatasi praktik dalam akuntansi yang
berlaku. Untuk standar pelaporan ini mengharuskan auditor menyajikan fakta dengan
memberikan pendapat mengenai penyusunan laporan keuangan. Hal tersebut untuk
memberikan gambar terhadap perusahaan dalam hal finansial.

b. Konsistensi
Laporan auditor harus menunjukkan atau menyatakan, jika ada, ketidakkonsistenan
penerapan prinsip akuntansi dalam penyusunan laporan keuangan periode berjalan
dibandingkan dengan penerapan prinsip akuntansi tersebut dalam periode sebelumnya.
Tujuan dari konsistensi ini untuk mengungkapkan perubahan yang terjadi dalam laporan
keuangan. Hal ini ditulis dalam sebuah paragraf penjelasan dalam laporan keuangan yang
ada.

c. Isi Laporan Harus Dipandang Memadai dan Mencakup Semua Hal


Pengungkapan informatif dalam laporan keuangan harus dipandang memadai, kecuali
dinyatakan lain dalam laporan auditor. Laporan keuangan harus sesuai dengan prinsip
akuntansi yang memadai baik dari segi susunan, bentuk, isi laporan, serta catatan atas
laporan keuangan. Seorang auditor harus memastikan tentang beberapa hal yang
diungkapkan dan berhubungan dengan fakta-fakta saat dilaksanakan audit. Hal tersebut
bisa menjadi bahan pertimbangan dengan pernyataan klien dan mampu merahasiakan
informasi yang masuk.

d. Pendapat yang Sesuai


Laporan auditor harus memuat suatu pernyataan pendapat mengenai laporan keuangan
secara keseluruhan atau suatu arsesi bahwa pernyataan demikian tidak dapat diberikan.
Jika pendapat secara keseluruhan tidak dapat diberikan, maka alasannya harus
dinyatakan. Dalam hal nama auditor dikaitkan dengan laporan keuangan, maka laporan
auditor harus memuat petunjuk yang jelas mengenai sifat pekerjaan audit yang
dilaksanakan, jika ada, dan tingkat tanggung jawab yang dipikul oleh auditor.

Beberapa standar audit wajib untuk diterapkan agar memiliki perencanaan yang matang untuk
perusahaan. Laporan keuangan yang baik akan menunjukkan stabilitas dan perkembangan
perusahaan. Berbagai standar yang ada sebagai langkah dan pedoman untuk melakukan audit
terhadap perusahaan. Dari ketiga pengelompokkan standar audit, tidak boleh terlewat satupun
agar hasil audit benar-benar maksimal.

Anda mungkin juga menyukai