Anda di halaman 1dari 3

STANDAR AUDITING

Standar Audit biasanya diterapkan pada setiap audit laporan keuangan kepada seseorang
auditor independen tanpa memandang bagaimana klien, bentuk dari sebuah organisasi yang
diperiksa, jenis industri sampai pada apakah tujuan sebuah organisasi tersebut laba atau nirlaba.
Pada standar auditing ini, berbeda dengan prosedur auditing, karena prosedur itu sendri
merupakan tindakan yang harus dilaksanakan sedangkan standar merupakan kriteria ataupun
ukuran mutu kinerja tindakan tersebut dan berkaitan dengan tujuan yang ingin di capai. Standar
auditing dibuat atau dirancang berdasarkan dengan kosep dasar, konsep dasar ini sangat
diperlukan karena dasar pembuatan standar yang berguna untuk memberikan pengarahan serta
pengukuran kualitas dari mana prosedur audit dapat diturunkan.
Standar auditing yang menjadi kriteria atau pedoman kerja minimum yang memiliki
kekuatan hukum bagi para auditor dalam menjalankan tanggung jawab profesionalnya disebut
Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP). Dalam SPAP terdapat empat standar, yaitu :
1. Standar Atestasi yaitu Standar yang harus dipatuhi oleh Ikatan Akuntan Indonesia yang
berpraktek sebagai akuntan publik. Standar ini terdiri atas 11 standar yang dijabarkan
dalam bentuk Persyaratan Standar Astestasi (PSAT).
2. Standar Jasa Akuntansi dan Review yaitu pedoman untuk fungsi nonatestasi bagi jasa
akuntan publik yang mencakup jasa akuntansi dan review. Standar ini dijabarkan dalam
bentuk Pernyataan Standar Jasa Akuntansi dan Review (PSAR).
3. Standar Jasa Konsultasi yaitu panduan bagi Akuntan Publik dalam memberikan jasa
konsultasi kepada masyarakat. Standar jasa konsultasi tersebut dijabarkan secara lebih
terperinci dalam bentuk Pernyantaan Standar Jasa Konsultasi (PSJK), termasuk dalam
Pernyataan Strandar Jasa Konsultasi adalah Interprestasi Pernyataan Standar Jasa
Konsultasi (IPSJK).
4. Standar Pengendalian Mutu yaitu pedoman bagi kantor akuntan publik dsalam
melaksanakan pengendalian mutu jasa yang dihasilkan oleh kantor yang bersangkutan
dengan mematuhi berbagai standar yang dikeluarkan oleh Dewan Standar Profesional
Akuntan Publik dan Aturan Etika Kompartemen Akuntan Publik. Standar Pengendalian
Mutu dijabarkan secara lebih terperinci dalam bentuk Pernyataan Standar Pengendalian
Mutu (PSM), dan diinterprestasikan secar resmi oleh Dewan pada Interprestasi
Pernyataan Standar Pengendalian Mutu (IPSM).
Standar Auditing teridiri dari 10 satandar pertimbangan mengenai kualitas profesionalnya
dan dalam 10 standar tersebut dikelompokan menjadi 3 kelompok standar, yang telah ditetapkan
dan disahkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia dalam Pernyataan Standar Auditing (PSA) No.01
(SA Seksi 150) Standar Auditing disajikan sebagai berikut :
a. Standar Umum (general standard) yang terdiri dari 3 standar yaitu :
1. Audit harus dilaksanakan oleh seorang atau lebih yang memiliki keahlian dan
pelatihan teknis yang cukup sebagai auditor.
Dengan demikian auditor harus memiliki keahlian serta sudah mengikuti pelatihan
teknis yang cukup serta pengalaman dalam profesi auditor. Pelatihan teknis yang
cukup itu seperti memiliki pengalaman sekurang kurangnya 3 tahun sebagai akuntan
maupun pendidikan profesional berkelanjutan dengan ketentuan IAI seperti mengikuti
lokakarya serta seminar yang diselenggarakan oleh IAI.
2. Dalam semua hal yang berhubungan dengan penugasan, independensi dalam sikap
mental harus dipertahankan oleh auditor.
Sikap independensi ini sikap yang harus dimiliki seorang auditor dimana seorang
auditor tidak boleh memihak pihak manajemen maupun pihak eksternal karena
auditor dipandang sebagai pihak yang berkepentingan terhadap audit benar benar
bebas atau jujur untuk mengungkapkan fakta fakta tanpa dipengaruhi oleh pihak lain..
3. Dalam pelaksanaan audit dan penyusunan laporannya, auditor wajib menggunakan
kemahiran profesionalnya dengan cermat dan seksama.
Kemahiran profesionalnnya ini merupakan dimana seorang auditor dapat
menjalankan tugas auditnya dan dapat mempertimbangkan sehat dalam
mengumpulkan serta mengevaluasi bukti dan laporan hasil auditnya.

b. Standar Pelaksanaan Pekerjaan Lapangan ( standard of field work ) yang terdiri dari 3
standar yaitu :
1. Pekerjaan harus direncanakan sebaik-baiknya dan jika digunakan asisten harus
disupervisi dengan semestinya.
Seorang auditor harus bisa merencanakan audit dengan sebaik baiknya seperti auditor
harus memperoleh informasi mengenai latar belakang usaha industri klien, menaksir
besar atau kecilnya penyimpangan dalam penyajian laporan keuangan, merencanakan
anggaran waktu dan menetukan staf staf yang akan dilibatkan dalam penugasan audit.
2. Pemahaman memadai atas pengendalian intern harus diperoleh untuk merencanakan
audit dan sifat, saat, dan lingkup pengujian yang akan dilakukan.
3. Bukti audit kompoten yang cukup harus diperoleh melalui inspeksi, pengamatan,
permintaan keterangan, dan konfirmasi sebagai dasar memadai untuk menyatakan
pendapat atas laporan keuangan yang diaudit.
c. Standar pelaporan ( reporting standard ) yang terrdiri dari 4 standar, yaitu :
1. Laporan auditor harus menyatakan apakah laporan keuangan telah disusun sesuai
dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.
2. Laporan auditor harus menunjukkan atau menyatakan pendapat, jika ada,
ketidakkonsistenan penerapan prinsip akuntansi dalam penyusunan laporan
keuangan periode berjalan dibandingkan dengan penerapan prinsip akuntansi
tersebut dalam periode sebelumnya.
3. Pengungkapan informatif dalam laporan keuangan harus dipandang memadai,
kecuali dinyatakan lain dalam laporan auditor.
4. Laporan auditor harus memuat suatu pernyataan pendapat mengenai laporan
keuangan secara keseluruhan atau suatu asersi bahwa pernyataan demikian tidak
dapat diberikan. Jika pendapat secara keseluruhan tidak dapat diberikan, maka
alasannya harus dinyatakan.

Anda mungkin juga menyukai