DOSEN:
IDA AYU ROSA DEWINTA, S.E., M.SI
NOMOR WA: 083114572161
PERKEMBANGAN STANDAR PROFESIONAL AKUNTAN PUBLIK
Standar Profesional Akuntan Publik per 1 Januari 2001 terdiri dari lima standar, yaitu:
1. Pernyataan Standar Auditing (PSA) yang dilengkapi dengan Interpretasi Pernyataan Standar Auditing (IPSA).
2. Pernyataan Standar Atestasi (PSAT) yang dilengkapi dengan Interpretasi Pernyataan Standar Atestasi (IPSAT).
3. Pernyataan Standar Jasa Akuntansi dan Review (PSAR) yang dilengkapi dengan Interpretasi Pernyataan Standar Jasa
Akuntansi dan Review (IPSAR).
4. Pernyataan Standar Jasa Konsultasi (PSJK) yang dilengkapi dengan Interpretasi Pernyataan Standar Jasa Konsultasi
(IPSJK).
5. Pernyataan Standar Pengendalian Mutu (PSPM) yang dilengkapi dengan Interpretasi Pernyataan Standar Pengendalian
Mutu (IPSM).
PERKEMBANGAN STANDAR PROFESIONAL AKUNTAN PUBLIK
SEPULUH STANDAR AUDITING
Menurut PSA No.01 (SA Seksi 150): Standar auditing beda dengan prosedur auditing. “Prosedur“ berkaitan
dengan tindakan yang harus dilaksanakan, “ Standar “ berkenaan dengan kriteria atau ukuran terhadap kinerja
atau tindakan dan berkaitan dengan tujuan yang hendak dicapai melalui penggunaan prosedur tersebut.
Standar auditing yang telah ditetapkan dan disahkan oleh ikatan akuntan Indonesia terdiri dari “Sepuluh standar
yang dikelompokan menjadi 3 kelompok besar:
1. Standar Umum
2. Standar Pekerjaan Lapangan
3. Standar Pelaporan
SEPULUH STANDAR AUDITING
Standar Umum
1. Audit harus dilaksanakan oleh seorang atau lebih yang memiliki keahlian dan pelatihan teknis yang cukup sebagai auditor.
2. Dalam semua hal yang berhubungan dengan perikatan, independensi dalam sikap mental harus dipertahankan oleh auditor.
3. Dalam pelaksanaan audit dan penyusunan laporannya, auditor wajib menggunakan kemahiran profesionalnya dengan cermat
dan seksama.
1. Pekerjaan harus direncanakan sebaik-baiknya dan jika digunakan asisten harus di supervise dengan semestinya.
2. Pemahaman memadai atas pengendalian intern harus diperoleh untuk merencanakan audit dan menentukan sifat, saat, dan
lingkup pengujian yang akan dilakukan.
3. Bukti audit kompeten yang cukup harus diperoleh melalui inspeksi, pengamatan, permintaan keterangan, dan konfirmasi
sebagai dasar memadai untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan yang diaudit.
SEPULUH STANDAR AUDITING
Standar Pelaporan
1. Laporan auditor harus menyatakan apakah laporan keuangan telah disusun sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku
umum di Indonesia.
2. Laporan auditor harus menunjukkan, jika ada, ketidak konsistenan penerapan prinsip akuntansi dalam penyusunan laporan
keuangan periode berjalan dibandingkan dengan penerapan prinsip akuntansi tersebut dalam periode sebelumnya.
3. Pengungkapan informatif dalam laporan keuangan harus dipandang memadai, kecuali dinyatakan lain dalam laporan auditor.
4. Laporan auditor harus memuat suatu pernyataan pendapat mengenai laporan keuangan secara keseluruhan atau suatu asersi
bahwa pernyataan demikian tidak dapat diberikan. Jika pendapat secara keseluruhan tidak dapat diberikan, maka alasannya
harus dinyatakan. Dalam hal nama auditor dikaitkan dengan laporan keuangan, maka laporan auditor harus memuat petunjuk
yang jelas mengenai sifat pekerjaan audit yang dilaksanakan, jika ada, dan tingkat tanggung jawab yang dipikul oleh auditor.
PENJELASAN MASING- MASING STANDAR AUDITING
Standar Umum
Standar umum bersifat pribadi dan berkaitan dengan persyaratan auditor dan mutu pekerjaannya, berbeda dengan standar yang
berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaan lapangan dan pelaporan. Standar pribadi atau standar umum ini berlaku sama dalam
bidang pelaksanaan pekerjaan lapangan dan pelaporan.
Menegaskan bahwa tingginya kemampuan seseorang dalam bidang-bidang lain, termasuk dalam bisnis dan keuangan, ia tidak
dapat memenuhi persyaratan yang dimaksudkan standar auditing ini, jika tidak memiliki pendidikan serta pengalaman memadai
dalam bidang auditing. Pendidikan formal auditor independen dan pengalaman profesionalnya saling melengkapi satu sama lain.
PENJELASAN MASING- MASING STANDAR AUDITING
Standar ini mengharuskan auditor bersikap independen, artinya tidak mudah dipengaruhi, karena Auditor tidak dibenarkan
memihak kepada kepentingan siapapun, sebab bagaimanapun sempurnanya keahlian teknis yang ia miliki, ia akan kehilangan
sikap tidak memihak yang justru sangat penting untuk mempertahankan kebebasan pendapatnya.
Standar ini menuntut auditor independen untuk merencanakan dan melaksanakan pekerjaannya dengan menggunakan kemahiran
profesionalnya secara cermat dan seksama. Penggunaan kemahiran profesional dengan kecermatan dan keseksamaan
menekankan tanggung jawab setiap profesional yang bekerja dalam organisasi auditor independen untuk mengamati standar
pekerjaan lapangan dan standar pelaporan.
PENJELASAN MASING- MASING STANDAR AUDITING
Standar pekerjaan lapangan berkaitan dengan pelaksanaan pemeriksan akuntan dilapangan (audit field work), mulai dari
perencanaan audit dan supervisi, pemahaman dan evaluasi pengendalian intern, pengumpulan bukti-bukti audit melalui
compliance test, substanstivetest, analitycal review, sampai audit field work.
Standar ini berisi pedoman bagi auditor dalam membuat perencanaan dan melakukan supervisi..
PENJELASAN MASING- MASING STANDAR AUDITING
Standar ini menjelaskan unsur-unsur pengendalian intern dan bagaimana cara auditor mempertimbangkan pengendalian intern
dalam merencanakan dan melaksanakan suatu audit.
Standar ini menjelaskan mengenai cara-cara yang harus dilakukan oleh auditor dalam mengumpulkan bahan bukti yang cukup
dan kompeten untuk mendukung pendapat yang harus diberikan auditor terhadap kewajaran laporan keuangan yang diaudtnya.
PENJELASAN MASING- MASING STANDAR AUDITING
Standar Pelaporan
Standar pelaporan yang terdiri dari 4 standar merupakan pedoman bagi auditor independen dalam menyusun laporan auditnya.
Tujuan standar pelaporan adalah untuk mencegah salah tafsir tingkat tanggung jawab yang dipikul oleh akuntan bila namanya
dikaitkan dengan laporan keuangan. Seorang akuntan dikaitkan dengan laporan keuangan jika ia mengijinkan namanya
dicantumkan pada suatu laporan, dokumen atau komunikasi tertulis yang berisi laporan.
Kode Etik Profesi Akuntan Publik adalah pedoman bagi para anggota Ikatan Akuntan Publik Indonesia untuk bertugas secara
bertanggung jawab dan objektif.
KODE ETIK PROFESI AKUNTAN PUBLIK
Kode Etik Profesi Akuntan Publik yang diterbitkan oleh IAPI menyebutkan 5 prinsip-prinsip dasar etika profesi
yaitu:
Prinsip Integritas
Prinsip Objektivitas
Prinsip Kerahasiaan
Kode Etik ini menetapkan prinsip dasar dan aturan etika profesi yang harus diterapkan oleh setiap individu dalam
kantor akuntan publik (KAP atau jaringan KAP baik yang merupakan anggota IAPI maupun yang bukan
merupakan anggota IAPI yang memberikan jasa profesional yang meliputi jasa assurance dan jasa selain
assurance. Untuk tujuan Kode Etik ini, individu tersebut di atas selanjutnya disebut “Praktisi”. Anggota IAPI yang
tidak berada dalam KAP atau jaringan KAP dan tidak memberikan jasa profesional seperti tersebut di atas tetap
harus mematuhi dan menerapkan ke 5 prinsip dasar etika profesi akuntan publik.
TERIMA
KASIH
DOSEN:
IDA AYU ROSA DEWINTA, S.E., M.SI