Anda di halaman 1dari 12

STANDAR PROFESIONAL AKUNTAN PUBLIK

AMERICAN INSTITUTE OF CERTIFIED PUBLIC ACCOUNTANTS (AICPA) Kantor akuntan publik memberikan perhatian kepada para individu anggota perusahaannya, tetapi badan pengawas resmi pun tetap hadir walaupun akuntan publik memperoleh lisensi dari negara bagian tempat ia memberikan jasanya, pengaruh utama berasal dan organisasi profesi nasional mereka, American Institute of Cerfied Public Accountans (AICPA) - di Indonesia = IAI. Keanggotaan dalam AICPA terbatas pada para akuntan publik saja dan saat ini beranggotakan lebih 330.000 orang, tetapi tidak semua anggotanya berpraktek sebagai auditor independen. Banyak dari para anggota yang sebelumnya pernah bekerja di KAP, saat ini bekerja di bidang pemerintahan, industri, serta pendidikan. Para akuntan publik tidak diwajibkan untuk mengikuti keanggotaan AICPA. Karena keanggotaannya bersifat sukarela maka tidak semua akuntan publik menjadi anggota dari AICPA. AICPA menentukan serangkaian persyaratan profesional bagi akuntan publik, melakukan penelitian, dan menerbitkan artikel tentang berbagai subjek yang berhubungan dengan akuntansi, auditing, jas atestasi dan assurance, jasa konsultasi manajenen, serta perpajakan. AICPA pun menjadi juru bicra bagi profesi akuntansi. Inisiatif-inisiatif telah diambil oleh AICPA untuk mempromosikan jasa-jasa akuntan publik termasuk di antaranya kampanye-kampanye promosi secara nasional, pengembangan sertifikasi keahlian, serta usaha-usaha dari Komite Khusus untuk Jasa Assurance dalam mengembangkan dan mempromosikan jasa-jasa assurance baru. AICPA diberi wewenang untuk menyusun seperangkat standar (panduan) dan peraturan yang harus dipatuhi oleh semua anggota dan semua akuntan publik dalam praktek mereka. Persyaratan tersebut disusun oleh komite yang terdiri dari para anggota AICPA. Terdapat empat area utama di mana AICPA memiliki wewenang untuk menyusun standar dan membuat peraturan-peraturan: A. Standar-standar auditing. Auditing Standards Board (ASB) atau Dewan Auditing bertanggung jawab untuk menerbitkan pernyataan-pernyataan yang berkaitan dengan masalah auditing. Pernyataan-Pernyataan tersebut dikenal sebagai Statements on Auditing Standards (SASs) - di Indonesia: Pernyataan Standar Auditing. ASB serta semua organisasi pendahulunya bertanggung jawab atas sejumlah besar pernyataan yang terdapat dalam literatur auditing yang ada saat ini. B. Standar kompilasi dan standar review. Accounting and Review Service Committee bertugas untuk menerbitkan pernyataan-Pernyataan tentang tanggung jawab akuntan publik ketika akuntan publik terlibat dengan laporan keuangan dari perusahaan swasta non publik yang tidak diaudit. Pernyataan

tersebut dikenal sebagai Statements on Standards for Accounting and Review (SSARS) atau Standar Pernyataan atas Jasa Akuntansi dan Review. SSARS 1 diterbitkan bulan Desember 1978, telah menggantikan pernyataan sebelumnya tentang standar auditing untuk laporan keuangan yang tidak diaudit. Pernyataan ini mencakup dua jenis jasa spesifik : (1) situasi-situasi di mana akuntan membantu seorang klien dalam mempersiapkan laporan keuangan serta tidak memberikan sedikit pun keandalan atas laporan keuangan tersebut (jasa kompilasi) dan (2) situasi-situasi di mana akuntan melakukan sejumlah wawancara dan prosedur analitis yang dapat memberikan dasar bagi pemberian tingkat keandalan terbatas di mana tidak ada modifikasi material yang perlu dibuat bagi laporan tersebut (jasa review). C. Standar atestasi lainnya. Pada tahun 1986, AICPA menerbitkan Statement on Standards for Attestation Engagements (Pernyataan Standar Penugasan Atestasi). Tujuan penerbitan pernyataan ini terdiri dari dua hal. Pertama, untuk memberikan suatu kerangka kerja yang dipatuhi oleh badan-badan penyusun standar AICPA dalam mengembangkan standar-standar yang terinci atas jenis jasa atestasi yang lebih spesifik. Kedua, untuk memberikan suatu kerangka panduan bagi para praktisi pada saat tak terdapat satu pun standar khusus. Baik GAAS (di Indonesia - SPAP) serta standar kompilasi dan review konsisten dengan standar atestasi yang lebih luas. Suatu contoh dari standar khusus atas jasa atestasi lainnya yang telah diterbitkan di bawah standar atestasi yang lebih luas adalah Statement on Standards for Accountants Service on Prospective Financial Information atau Pernyataan Standar atas Jasa Akuntan untuk Informasi Keuangan yang bersifat Prospektif. D. Standar konsultasi. Komite Eksekutif Jasa Konsultasi Manajemen bertanggung jawab untuk menerbitkan ketetapan atas jasa konsultasi yang dilakukan oleh akuntan public. Dalam jasa konsultasi, akuntan public mengembangkan penemuan, kesimpulan, dan rekomendasi yang diberikan kepada klien. E. Kode Etik Profesional. Komite AICPA untuk Etika Profesional menysun aturanaturan kode etik yang harus dipenuhi oleh para akuntan public. Aturanaturan ini diterapkan pada semua jasa yang diberikan oleh akuntan public dan memberikan suatu kerangka bagi standar teknisnya.

STANDAR PROFESIONAL AKUNTAN PUBLIK

I.

STANDAR UMUM

1. Audit harus dilaksanakan oleh seorang yang memiliki keahlian dan pelatihan teknis yang cukup sebagai auditor. 2. Dalam semua hal yang berhubungan dengan penugasan, independensi dalam sikap mental harus dipertahankan oleh auditor. 3. Dalam pelaksanaan audit dan penyusunan laporannya, auditor wajib menggunakan kemahiran profesionalnya dengan cermat dan seksama.

II.

STANDAR PEKERJAAN LAPANGAN 1. Pekerjaaan harus direncanakan sebaik-baiknya dan jika digunakan asisten harus disuprvisi dengan semestinya. 2. Pemahaman yang memadai atas struktur pengendalian intern harus diperoleh untuk merencanakan audit dan menentukan sifat, saat, dan lingkup pengujian yang akan dilakukan. 3. Bukti audit kompeten yang memadai harus diperoleh melalui inspeksi, pengamatan, pengajuan pertanyaan, dan konfirmasi sebagai dasar yang memadai untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan hasil audit.

III.

STANDAR PELAPORAN 1. Laporan audit harus menyatakan apakah laporan keuangan disusun sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum. 2. Laporan audit harus menunjukkan keadaan yang didalamnya prinsip akuntansi konsisten diterapkan dalam penyusunan laporan keuangan periode berjalan yang sesuai dengan prinsip akuntansi yang diterapkan dalam periode sebelumnya. 3. Pengunggkapan informasi dalam laporan keuangan memadai,kecuali dinyatakan lain dalam laporan audit. harus dipandang

4. Laporan audit harus memuat pernyataan pendapat mengenai laporan keuangan secara keseluruhan atau asersi bahwa pernyataan demikian tidak dapat diberikan. Jika pendapat secara keseluruhan tidak dapat diberikan, maka alasannya harus dinyatakan. Dalam semua hal yang sama auditor dikaitkan dengan laporan keuangan, laporan auditor harus memuat petunjuk yang jelas mengenai sifat pekerjaan auditor, jika ada, dan tingkat tanggung jawab auditor yang bersangkutan.

PERNYATAAN STANDAR AUDITING Panduan-panduan yang lebih spesifik dapat ditemukan dalam SAS (Statements on Auditing Standards) yang diterbitkan oleh Auditing Standards Board AICPA. SAS menginterpretasikan kesepuluh standar profesional akuntan publik serta merupakan referensi paling resmi yang tersedia bagi para auditor. Pernyataanpernyataan ini merupakan penjabaran lebih lanjut dari standar profesional akuntan publik atau GAAS serta seringkali dirujuk sebagai standar auditing pula, walaupun pernyataan-pernyataan ini bukan merupakan bagian dari ke-l0 standar profesional akuntan public. Standar Profrsional akuntan publik dan SAS/PSA dipandang sebagai literature resmi serta mereka yang melakukan audit atas laporan keuangan histories wajib memuhi standar-standar yang ditetapkan dalam standar professional akuntan public dan SAS/PSA tersebut yaitu di bawah ketentuan yang ditetapkan dalam Kode Etik Profesional dan AICPA. Pernyataan baru diterbitkan saat sebuah masalah audit yang cukup penting muncul untuk menjamin interpretasi resmi oleh AICPA. Pada ketentuan in SAS 94 adalah yang terakhir diterbitkan dan digabungkan menjadi materi teks. GAAS dan SAS merupakan panduan auditing resmi bagi para anggota profesi , kedua panduan tersebut hanya memberikan lebih sedikit arahan bagi para auditor daripada yang diperkirakan semula. Hampir tak ada prosedur audit khusus yang diwajibkan oleh standar-standar tersebut, serta tak ada persyaratan khusus bagi keputusan-keputusan yang dibuat oleh auditor, seperti keputusan dalam penentuan ukuran sampel, pemilihan sampel-sampel dari populasi yang diuji, atau pengevaluasian hasil. Banyak praktisi yang beranggapan bahwa stndar-standar tersebut harus menyediakan panduan yang didefinisikan dengan lebih jelas untuk menentukan jumlah bukti-bukti audit yang harus dikumplulkan. Spesifikasi semacam itu dapat mengeliminasikan beberapa keputusan audit yang sulit serta menyediakan suatu lini pertahanan bagi KAP yang dikenai tuntutan terhadap pelaksanaan audit yang kurang memadai. Tetapi bagaimanapun, ketentuanketentuan yang dibuat dengan sangat spesifik mengubah auditing menjadi suatu pengumpulan bukti yang mekanis, dan pertimbangan profesional. Baik dari sudut pandang profesi maupun dari sudut pandang pengguna jasa audit, barangkali akan merupakan kesalahan yang lebih besar jika mendefinisikan panduan resmi yang terlalu spesifik daripada mendefinisikan panduan yang terlalu luas.

STANDAR INTERNASIONAL AUDIT Dikarenakan oleh globalisasi bisnis dan pasar modal, ada minat dan tren yang kuat menuju pengembangan penyeragaman standar akuntansi dan audit diseluruh dunia. Saat ini, perwakilan dari negara berbeda bekerja bersama pada proyek penetapan-standar untuk mengkoordinasikan standar audit internasional yang baru. International Standards on Auditing (ISA) Standar Auditing Internasional

diterbitkan oleh International Auditing Practice Committee of the International Federation of Accountants (IFAC) atau Komite Praktek Auditing lnternasional Federasi Akuntan Internasional. IFAC merupakan suatu organisasi internasional bagi profesi akuntan, dengan 153 organisasi sebagai anggota yang tersebar pada 113 negara, dan mewakili lebih dan 2 juta akuntan. ISA secara umum mirip GAAS yang dimiliki oleh AS, walaupun terdapat pula perbedaan di antara keduanya. Saat ini terdapat suatu perhatian dan kecenderungan untuk membangun harmonisasi, yang berarti membangun suatu standar akuntansi dan auditing yang seragam di seluruh dunia.

Dalam setiap negara, peraturan mereka sendiri umumnya berpengaruh atas praktek audit. Peratunan ini bisa ketetapan pemerintah atau ketentu yang diterbitkan oleh badan peraturan atau profesional, seperti Dewan Standar Audit di Amerika Serikat. ISA tidak melangkahi peraturan negara yang berpengaruh kepada audit informasi keuangan atau lainnya. ISA umumnya serupa dengan GAAS di A.S., walaupun ada beberapa perbedaan. Bisa seorang suditor di Amerika Serikat sedang mengaudit laporan keuangan historis yang sesuai dengan ISA, auditor harus memenuhi persyaratan ISA yang meluas melampaui GAAS.

TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB AUDITOR Tujuan Audit Umum atas laporan keuangan oleh auditor independen adalah untuk menyatakan pendapat atas kewajaran, dalam semua hal yang material, posisi keuangan, hasil usaha, serta arus kas sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum.

Tanggung Jawab Manajemen Tanggung jawab untuk mengadopsi kebijakan akuntansi yang sehat, menyelenggarakan pengendalian intern yang memadai, serta membuat berbagai penyajian laporan keuangan secara wajar berada di tangan manajemen dan bukan ditangan auditor. Karena mereka menjalankan bisnis sehari-hari, manajemen perusahaan memiliki pengetahuan yang lebih mendalam tentang berbagai transaksi perusahaan serta aktiva, utang dan modal perusahaan daripada pengetahuan yang dimiliki oleh auditor. Sebaliknya, pengetahuan auditor akan berbagai masalah serta dalam pengendalian intern terbatas pada pengetahuan yang diperolehnya selama pelaksanaan proses audit.

Dalam beberapa tahun terakhir ini berbagai laporan tahunan banyak perusahaan publik telah mencantumkan pernyataan tentang tanggung jawab manajemen serta hubungannya dengan kantor akuntan publik. Tanggungjawab manajemen atas kewajaran penyajian (asersi) laporan keuangan berkaitan dengan hak istimewa mereka dalam menentukan berbagai pengungkapan apa yang mereka anggap penting untuk disajikan. Walaupun manajemen memiliki tanggung jawab dalam mempersiapkan laporan keuangan beserta catatan atas laporan keuangan yang menyertainya, merupakan hal yang diijinkan bagi seorang auditor untuk mempersipakan draft laporan keuangan bagi kliennya atau untuk menawarkan berbagai usulan klarifikasi.

Tanggung Jawab Auditor Auditor memiliki tanggung jawab untuk merencanakan dan melaksanakan audit untuk memperolah tingkat keyakinan yang memadai tentang apakah laporan keuangan itu telah terbebas dari kesalahan penyajian yang material, baik disebabkan oleh kekeliruan maupun oleh kecurangan. Karena sifat bukti dan berbagai karateristik kecurangan, auditor dapat memperoleh tingkat keyakinan, walaupun tidak mutlak, bahwa kesalahan penyajian yang material dapat dideteksi. Auditor tidak bertanggungjawab untuk merencanakan dan melaksanajan audit guna memperoleh keyakinan yang memadai bahwa kesalahan penyajian, baik disebabkan oleh kekeliruan maupun oleh kecurangan, yang tidak material terhadap laporan keuangan dapat dideteksi.

KEYAKINAN YANG DISEDIAKAN OLEH AUDIT Pengguna laporan keuangan yang diaudit mengharapkan auditor untuk : Melaksanakan audit dengan kompetensi teknis, integritas, independensi, dan objektivitas. Mencari dan mendeteksi salah saji yang material, baik yang disengaja maupun yang tidak. Mencegah penerbitan laporan keuangan yang menyesatkan.

INDEPENDENSI AUDITOR Independensi merupakan dasar dan profesi auditing. Hal itu berarti bahwa auditor akan bersikap netral terhadap entitas, dan oleh karena itu bersikap objektif. Publik

dapat mempercayai fungsi audit karena auditor bersikap tidak memihak serta mengakui adanya kewajiban untuk bersikap adil. Meskipun entitas adalah klien auditor, namun CPA tetap memiliki tanggung jawab yang lebih besar kepada para pengguna laporan auditor yang jelas telah diketahui. Auditor tidak boleh memposisikan diri atau pertimbangannya di bawah kelompok apapun dan siapapun. Independensi, integritas, dan objektivitas auditor mendorong pihak ketiga untuk menggunakan laporan keuangan yang tercakup dalam 1aporan auditor dengan rasa yakin dan percaya sepenuhnya.

KEYAKINAN YANG MEMADAI Auditor bertanggung jawab dalam merencanakan dan melaksanakan audit untuk mendapatkan keyakinan yang memadai bahwa laporan keuangan telah bebas dan salah saji yang material. Akan tetapi, konsep keyakinan yang memadai tidak dapat memestikan atau menjamin akurasi laporan keuangan. Konsep keyakinan yang memadai juga menunjukkan bahwa laporan keuangan manajemen mencantumkan adanya estimasi yang tidak pasti. Meskipun auditor telah memberikan perhatian penuh guna memahami bisnis dan industri klien, namun cepatnya perubahan kondisi ekonomi mengubah keterbatasan penting pada audit laporan keuangan. Oleh karena itu, suatu audit tidak dapat dipahami akurasi laporan keuangan.

DETEKSI KECURANGAN Para pengguna laporan keuangan mengharapkan auditor mencari dan mendeteksi kecurangan (fraud). Akan tetapi, kecurangan mencakup konsep hukum yang luas. SAS No. 82, tentang Consideration of Fraud in a Financial Statement Audit (AU 316), menyatakan bahwa kepentingan spesifik auditor berkaitan dengan tindak kecurangan yang menyebabkan salah saji material dalam laporan keuangan. SAS No. 82 mengemukakan dua jenis salah saji yang berkaitan dengan kecurangan, yaitu (1) salah saji yang timbul dan kecurangan pelaporan keuangan, dan (2) salah saji yang timbul dan penyalahgunaan aset. Kecurangan pelaporan keuangan (fraudulent financial reporting) terdiri dan tindakan-tindakan seperti: 1. Manipulasi, pemalsuan atau pengubahan catatan akuntansi atau dokumen pendukung yang menjadi sumber penyusunan laporan keuangan.

2. Representasi yang salah atau penghapusan yang disengaja atas peristiwaperistiwa, transaksi-transaksi, atau informasi signifikan lainnya yang ada dalam laporan keuangan. 3. Salah penerapan yang disengaja atas prinsip-prinsip akuntansi yang berkaitan dengan jumlah, klasifikasi, cara penyajian, atau pengungkapan. Penyalahgunaan aset (misappropriation of assets) meliputi penggelapan atau pencurian aset entitas di mana penggelapan tersebut dapat menyebabkan laporan keuangan tidak disajikan sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum. Penyalahgunaan aset dapat dilakukan dengan berbagai cara, antara lain: 1. Menggelapkan penerimaan 2. Mencuri asset 3. Menyebabkan entitas membayar barang dan jasa yang tidak diterima 4. Penyalahgunaan aset dapat disertai juga dengan pemalsuan atau pengabaian catatan atau dokumen.

Tanggung Jawab untuk Mendeteksi Kecurangan Tanggung jawab auditor untuk mendeteksi kecurangan ataupun kesalahankesalahan yang tidak disengaja, diwujudkan dalam perencanaan dan pelaksanaan audit untuk mendapatkan keyakinan yang memadai tentang apakah laporan keuangan bebas dan salah saji material yang disebabkan oleh kesalahan ataupun kecurangan. Dalam merencanakan audit, auditor harus menilai risiko terjadinya kecurangan. SAS No.82 menyatakan bahwa penilaian risiko salah saji material yang disebabkan oleh kecurangan, merupakan proses kumulatif yang terdiri dari pertimbangan faktor risiko yang berdiri sendiri-sendiri atau kombinasi danri faktorfaktor tersebut. Aspek penting dalam pelaksanaan audit dengan kemahiran profesional yang cermat dan seksama adalah sikap keraguan profesional auditor. Auditor harus mengevaluasi semua bukti dan kondisi yang diamati srlama audit. Apabila auditor mengamati indikator yang dikaitkan dengan kecurangan yang lebih tinggi, auditor harus meyakinkan bahwa pendekatan audit yang digunakan telah memiliki derajat keraguan professional yang tepat.

Tanggung Jawab untuk Melaporkan Kecurangan Apabila auditor menyimpulkan bahwa ternyata laporan keuangan mengandung unsur salah saji yang material dan bahwa laporan keuangan tidak disajikan sesuai

GAAP, maka auditor harus mendesak agar manajemen melakukan revisi atas laporan keuangan tersebut. Apabila manajemen menyetujuinya, auditor dapat menerbitkan suatu laporan audit standar yang menyatakan pendapat wajar tanpa pengecualian. Namun, apabila laporan keuangan tersebut ternyata tidak direvisi, auditor harus memodifikasi laporan standar untuk penyimpangan dari GAAP serta mengungkapkan semua alasan penting yang menyertainya dalam laporan audit. Auditor juga bertanggung jawab untuk mengkomunikasikan temuan kecurangan kepada manajemen dan mungkin juga kepada pihak lainnya. Tanggung jawab kunci auditor dalam mengkomunikasikan temuan kecurangan adalah sebagai berikut: Apabila auditor menentukan bahwa terdapat bukti adanya kecurangan (meskipun kecil), maka hal itu harus menjadi perhatian manajemen yang pada umumnya satu tingkat lebih tinggi di mana kecurangan itu terjadi. Setiap kecurangan yang melibatkan manajemen senior, dan kecurangan yang terjadi pada tingkat manapun yang menyebabkan salah saji yang material pada laporan keuangan, harus dilaporkan langsung oleh auditor kepada komite audit atau dewan direksi. Secara etis dan legal, pada umumnya auditor tidak dapat mengungkapkan kecurangan yang terjadi di luar entitas. Namun, auditor dapat diminta mengungkapkannya dalam hal: Sebagai tanggapan atas dakwaan di pengadilan. Dikirimkan kepada SEC, apabila auditor mengundurkan diri atau diberhentikan dari perikatan, atau bila auditor telah melaporkan adanya tindakan melawan hukum kepada komite audit atau dewan direksi dan komite maupun dewan tidak mengambil langkah tindak lanjut yang tepat. Kepada auditor pengganti yang mengajukan pertanyaan sesuai dengan standar profesional. Kepada badan pembiayaan atau badan lainnya sesuai persyaratan audit bagi entitas yang menerima bantuan keuangan dan pemerintah.

TINDAKAN PELANGGARAN HUKUM OLEH KLIEN Tindakan melanggar hukum (illegal act) meliputi pembayaran suap, mengambil bagian dalam kegiatan politik yang melanggar hukum, pelanggaran ketentuan pemerintah dan hukum tertentu lainnya. Semua perusahaan A.S. tidak diperkenankan untuk melakukan penyuapan berdasarkan Foreign Corrupt Practices

Act yang melarang dilakukannya pembayaran kepada pejabat pemerintah asing dengan maksud agar dapat memperoleh atau mempertahankan usaha di luar negeri. Tanggung Jawab untuk Mendeteksi Tindakan Melanggar Hukum yang Dilakukan Klien Dua karakteristik tindakan melanggar hukum yang mempengaruhi tanggung jawab auditor untuk mendeteksi adalah: Penentuan apakah suatu tindakan dikatakan melanggar hukum atau tidak, bergantung pada pertimbangan hukum yang pada umumnya di luar kompetensi profesional auditor. Tindakan melanggar hukum dalam kaitan dengan laporan keuangan sangat beragam jenisnya. Beberapa ketentuan dan peraturan, seperti hukum pajak penghasilan, memiliki akibat langsung dan material terhadap laporan keuangan. Namun beberapa ketentuan yang berkenaan dengan kesehatan dan keselamatan kerja serta perlindungan ligkungan hanya memiliki pengaruh tidak langsung pada laporan keuangan.

Auditor mengembangkan perencanaan audit berdasarkan indicator risiko. Indikator berikut ini dapat menunjukkan adanya peningkatan risiko tindakan melanggar hukum, yaitu (1) transaksi di luar kewenangan, (2) investigasi yang dilakukan oleh pejabat kantor pemerintah,dan (3) kegagalan mengarsipkan formulir perpajakan. Apabila auditor mencurigai adanya tindakan melanggar hukum, ia harus membahasnya dengan manajemen pada tingkat yang tepat serta mengadakan konsultasi dengan penasehat hukum klien. Apabila dipandang perlu, auditor harus menerapkan juga sejumlah prosedur tambahan untuk memperoleh pemahaman atas tindakan tersebut dan pengaruhnya terhadap laporan keuangan. Tanggung Jawab untuk Melaporkan Tindakan Melanggar Hukum Tanggung jawab utama auditor adalah menyatakan pendapat atas kewajaran penyajian suatu laporan keuangan. Apabila suatu tindakan melanggar hukum berpengaruh material terhadap laporan keuangan, auditor harus mendesak manajemen untuk melakukan revisi atas laporan keuangan tersebut. Apabila revisi atas laporan keuangan tersebut ternyata kurang tepat, auditor bertanggung jawab untuk menginformasikapnya kepada para pengguna laporan keuangan melalui suatu pendapat wajar dengan pengecualian (qualified opinion) atau pendapat tidak wajar (adverse opinion) bahwa laporan keuangan disajikan tidak sesuai dengan GAAP. Apabila auditor tidak mampu mendapatkan bukti yang cukup tentang adanya tindakan melanggar hukum, ia harus mengkomunikasjkan informasi tersebut melalui pendapat wajar dengan pengecualian atau menolak memberikan pendapat (disclaimer). Apabila manajemen menolak untuk menerima laporan auditor,

seharusnya auditor menarik diri dari perikatan serta mengemukakan alasanalasarmya kepada komite audit secara tertulis.

KEYAKINAN TENTANG KELANGSUNGAN USAHA KLIEN Tujuan utama suatu audit adalah untuk memberikan keyakinan yang memadai bahwa laporan keuangan disajikan secara wajar sesuai dengan GAAP Para pengguna laporan keuangan harus menggunakan laporan keuangan tersebut untuk pengambilan keputusan mereka sendiri tentang risiko melakukan usaha dengan suatu perusahaan atau untuk melakukan investasi dalam suatu perusahaan. Penyajian yang wajar bukan mempakan keyakinan tentang kelangsungan usaha suatu entitas. Oleh karena itu, adanya fakta yang menunjukkan banyaknya entitas yang pailit menyusul terbitnya laporan standar auditor, bukan merupakan petunjuk rendahnya kineija audit yang berada di bawah standar ataupun merupakan kegagalan auditor. Namun demikian, dunia usaha mengakui bahwa tidak ada profesional independen lain yang dapat memahami keadaan usaha klien sebaik auditor. AU 341, The Auditors Consideration of an Entitys Ability to Continue as a Going Concern (SAS 59), menyatakan bahwa auditor bertanggungjawab untuk mengevaluasi apakah terdapat keraguan substansial atas kemampuan entitas dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya (going concern) dalam periode waktu yang memadai, tidak melampaui waktu satu tahun setelah tanggal laporan keuangan diaudit. Konsep tentang keraguan substansial atas kemampuan entitas dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya (substantial doubt about an entitys ability to continue as a going concern), bukan hanya sekedar keraguan. Sebagai, contoh, auditor mungkin menyimpulkan bahwa terdapat keraguan substansial apabila klien telah menderita kerugian bersih yang berulang, arus kas negatif dan operasi, serta tidak sanggup membayar kewajiban perjanjian pinjaman. Apabila auditor menyimpulkan bahwa terdapat keraguan substansial tentang kemampuan entitas dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya selama periode tahun setelah tanggal laporan keuangan, keraguan tersebut harus dinyatakan dalam laporan audit. Apabila manajemen mencantumkan pengungkapan yang memadai tentang kemampuan entitas dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya dalam laporan keuangan, auditor akan menerbitkan pendapat wajar tanpa pengecualian dengan paragraf tambahan yang menjelaskan ketidakpastian kelangsungan usaha. Apabila pengungkapan manajemen dianggap memadai, maka terjadi adanya penyimpangan dan GAAP dan auditor harus melakuk an modifikasi laporan standar atas penyimpangan tersebut dengan benar, serta mengungkapkan semua alasan substantif yang ada ke dalam laporan audit.

Surat Keterangan Kesehatan Beberapa pengguna laporan keuangan menganggap laporan standar auditor sebagai surat keterangan kesehatan (bill of health). Sebagai contoh, beberapa pengguna percaya bahwa suatu audit merupakan pengesahan atas keputusan kebijakan entitas, penggunaan sumberdaya, atau pengendalian intern yang memadai. Hal ini bukan merupakan tujuan audit laporan keuangan. Pendapat auditor atas laporan keuangan tidak berkaitan dengan hal-hal tersebut. Pengguna laporan keuangan lainnya merasa bahwa suatu audit akan memberikan keyakinan positif bahwa bisnis merupakan tempat yang aman untuk berinvestasi, serta tidak akan gagal. Suatu audit dapat meningkatkan keyakinan para pengguna bahwa laporan keuangan tidak mengandung salah saji yang material, karena auditor adalah seorang ahli yang independen dan objektif yang juga mengetahui bisnis entitas serta persyaratan pelaporan keuangan.

Anda mungkin juga menyukai