Makalah
Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
PENGAUDITAN
Dosen Pengampu oleh Elly Astuti, S.Pd., M.Si.
Kelompok 3:
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmatserta hidayah kepada kita semua, sehingga berkat Karunia-Nya penyusun
dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Etika Profesional”.
Dalam penyusunan makalah ini, penyusun tidak lupa mengucapkan
banyak terimakasih pada semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan
tugas makalah inisehinggga penyusun dapat menyelesaikan penyusunan makalah
ini. Dalam penyusunan makalah ini penyusun berharap semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi penyusun sendiri maupun kepada pembaca umumnya.
(Penyusun)
1
DAFTAR ISI
Cover................................................................................................................. 1
Kata Pengantar...................................................................................................2
Daftar Isi........................................................................................................... 3
BAB I
A. Latar Belakang Masalah.............................................................................. 4
B. Rumusan Masalah........................................................................................ 4
C. Tujuan dan Manfaat .................................................................................... 4
BAB II
Definisi Etika ................................................................................................... 5
Definisi Dilema Etika ...................................................................................... 7
Kebutuhan Khusus Akan Perilaku Etis Dalam Profesi....................................12
Kode Perilaku Profesional................................................................................14
Independensi ....................................................................................................19
Peraturan Perilaku Dan Interprestasi Independensi..........................................23
Peraturan Perilaku lainnya................................................................................31
Pemberlakuan .................................................................................................38
BAB III
A. Kesimpulan.................................................................................................40
DAFTAR PUSAKA.........................................................................................41
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dewasa ini, etika dalam berbagai hal sangatlah dijunjung tinggi oleh
kebanyakanorang. Etika dianggap sebagai sesuatu hal yang bernilai tinggi, begitu juga
dalam hal proses auditing. Dalam proses auditing, seorang auditor haruslah bekerja dan
bertindak secaraprofessional sesuai dengan etika dan aturan yang ada. Etika dan
regulator itu telah ditetapkan oleh pasar modal dan Bapepam. Pengambilan keputusan
seorang auditor nantinya sangat berpengaruh kepada public dan para pengguna
keputusan. Untuk itu dalam makalah ini akan dibahas mengenai etika dalam auditing.
Akan dibahas pula bagaimana regulasi etikaprofesional seorang editor
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
4
BAB II
PEMBAHASAN
A PENGERTIAN ETIKA
Perilaku etis sangat diperlukan oleh masyarakat agar dapat berfungsi secara
teratur. Kita dapat berargumentasi bahwa etika adalah perekat yang dapat mengikat
anggota masyarakat. Bayangkan, misalnya, apa yang akan terjadi jika kita tidak
memiliki kepercayaan akan kejujuran dari orang-orang yang berinteraksi dengan kita.
Jika para orang tua, guru, pemilik perusahaan, saudara kita, rekan kerja, serta teman-
teman kita semuanya berkata bohong, hampir tidak mungkin untuk mempunyai
komunikasi yang efektif. Kebutuhan akan etika dalam masyarakat cukup penting,
sehingga banyak nilai etika yang umum dimasukkan ke dalam undang-undang.
Namun, sebagian besar nilai etika yang disajikan dalam Gambar 4-1, contohnya
berhati-hati, tidak dapat dijadikan undang-undang karena etika tersebut tidak dapat
didefinisikan dengan cukup baik agar dapat diberlakukan. Akan tetapi, tidak tersirat
bahwa prinsip- prinsip yang tidak dapat didefinisikan dengan cukup baik tersebut
kurang penting bagi masyarakat yang teratur.
5
etis: Standar etika seseorang berbeda dengan standar etika yang berlaku di masyarakat
secara keseluruhan, atau orang itu memilih untuk bertindak mementingkan diri
sendiri. Sering kali, kedua alasan itu muncul bersamaan.
Juga banyak contoh yang tidak terlalu ekstrem manakala orang lain melanggar
nilai etis kita. Ketika orang-oran berlaku curang dalam mengisi SPT pajaknya,
memperlakukan orang lain dengan rasa permusuhan, berbohong dalam mengisi
formulir aplikasi lamaran kerja, atau bertindak di bawah tingkat kompetensi yang
dimilikinya sebagai karyawan, sebagian besar dari kita akan menganggap hal itu
sebagai perilaku yang tidak etis. Jika orang lain memutuskan bahwa perilaku ini etis
dan dapat diterima, maka akan ada konflik nilai etis yang tidak mungkin terselesaikan.
B DILEMA ETIKA
Dilema etika (ethical dilemma) adalah situasi yang dihadapi oleh seseorang di
mana ia harus mengambil keputusan tentang perilaku yang tepat. Contoh sederhana
dari dilema etika ini adalah penemuan cincin berlian, di mana seseorang harus
menentukan apakah akan berusaha mencari pemilik cincin tersebut atau akan
menyimpannya. Dilema etika yang jauh lebih sulit untuk diselesaikan adalah contoh
kasus berikut ini. Ini merupakan jenis kasus yang mungkin digunakan dalam mata
kuliah etika.
Para auditor, akuntan, serta pelaku bisnis lainnya menghadapi banyak dilema
etika dalam karier bisnisnya. Auditor yang menghadapi klien yang mengancam akan
mencari auditor baru kecuali bersedia menerbitkan suatu pendapat wajar tanpa
pengecualian, akan mengalami dilema etika bila pendapat wajar tanpa pengecualian
itu tidak tepat. Memutuskan apakah akan berkonfrontasi dengan atasan yang telah
menyatakan lebih saji pendapatan departemennya secara material agar dapat
menerima bonus lebih besar merupakan suatu dilema etika. Tetap menjadi bagian dari
7
manajemen sebuah perusahaan yang nempermalukan dan meinp.rlakukan para
pegawainya secara tidak wajar atau tidak jujur meiayani para pelanggan merupakan
suatu dilema etika, terutama jika karyawan tersebut mempunyai keluarga yang harus
ditanggung dan ketatnya persaingan mencari pekerjaan baru.
Ada cara-cara alternatif untuk menyelesaikan dilema etika, tetapi kita harus berhati-
hati untuk menghindari metode yang merasionalkan perilaku tidak etis. Berikut ini
adalah metode-metode rasionalisasi yang sering digunakan, yang dengan mudah dapat
mengakibatkan tindakan tidak etis.
Jika Sah Menurut Hukum, Hal itu Etis Menggunakan argumen bahwa semua perilaku
yang sah menurut hukum adalah perilaku yang etis sangat bergantung pada
kesempurnaan hukum. Menurut filosofi ini, seseorang tidak memiliki kewajiban
untuk mengembalikan barang yang hilang kecuali pihak lain dapat membuktikan
bahwa barang tersebut miliknya.
8
3. Menentukan siapa yang akan terpengaruh oleh akibat dari dilema tersebut
dan bagaimana setiap orang atau kelompok itu terpengaruhi.
Dilema Etika
Bryan Longview clah bekerja selama 6 bulan sebagai asisten staf pada KAP
Barton & Barton. Saat ini ia sed ang ditugaskan untuk melakukan audit atas
Reyon Manufacturing Company di bawah supervisi Charles Dickerson, seorang
auditor senior yang berpengalaman. Ada tiga orang auditor yang ditugaskan pada
audit ini, yaitu Bryan, Charles, dan seorang auditor yunior lainnya yang lebih
berpengalaman dari Bryan, Martha Mills. Pada saat makan siang hari pertama,
Charles berkata, "Kita harus bekerja lembur selama beberapa jam dengan mengambil
waktu kita sendiri untuk memastikan bahwa kita bekerja sesuai dengan anggaran.
Audit ini sangat tidak menguntungkan, dan kita tidak ingin memberatkan kantor kita
dengan bekerja di atas anggaran yang telah ditetapkan. Kita dapat menyelesaikan
audit ini dengan mudah, yaitu dengan datang lebih pagi setengah jam, mempersingkat
istirahat makan siang, dan bekerja lebih lama satu jam atau lebih setelah waktu pulang
normal. Kita hanya tidak ingin mencatat waktu tersebut dalam laporan jam kerja"
Bryan ingat pernah membaca dalam manual kehijakan perusahaan yang membahas
tentang jam kerja, dan ingat bahwa tidak mencatat jam kerja dalam laporan jam kerja
merupakan suatu pelanggaran atas kobijakan ktenagakerjaan Barton & Barton. la juga
mengetahui bahwa para senior menerima bonus, tapi tidak dibayar waktu lemburnya,
sementara staf dibayar waktu lemburnya tetapi tidak menerima bonus. Selanjutnya,
ketika membahas masalah ini dengan Martha, Martha berkata, "Charles melakukan
hal ini dalam semua penugasannya. la mungkin akan menjadi manajer audit kantor
kita di masa mendatang. Para rekan menganggap ia hebat karea pekerjaannya selalu
selesai di bawah anggaran yang ditetapkan. la menghargai kia dengan memberikan
kita evaluasi penugasan yang baik, khususnya dalam kategon sikap kooperatif.
Beberapa auditor senior lainnya melakukan praktik yang sama.
Fakta yang Relevan Ada tiga fakta penting dalam situasi ini yang berkaitan dengan
isu etika dan bagaimana isu-isu tersebut akan diselesaikan
9
1. Asisten staf itu telah diberi tahu bahwa ia akan bekerja lembur beberapa jam tanpa
mencatatnya sebagai jam kerja.
3. Asisten staf lain menyatakan bahwa hal ini merupakan praktik yang umum di
kantor itu.
Isu Etika Isu etika dalam situasi ini tidak sulit untuk diidentifikasi
Apakah etis bagiì Bryan untuk bekerja lembur selama berjam-jam dan tidak
mencatatnya sebagai jam kerja dalam situasi ini?
Reyon Manufacturing
10
tekanan untuk tetap melakukan praktik tidak
membebankan jam kerja yang sebenarnya
Staf lainya dikantor Mengikuti praktik dalam penugasan ini dapat me-
motivasi staf lain untuk mengikuti praktik yang sama
dalam penugasan lainnya.
11
Bryan menyimpulkan bahwa ia tidak dapat dipremosikan menjadi
seorang manajer kecuali ia membujuk para asisten untuk tidak
mencatat sejumlah jam kerja mereka.
Tindakan yang Tepat Hanya Bryan yang dapat memutuskan alternatif mana
yang tepat pada situasi yang ada, setelah ia mempertimbangkan nilai-nilai
etikanya sendiri dan kemungkinan konsekuensi dari setiap alternatif. Pada satu
ekstrem, Bryan dapat memutuskan bahwa konsekuensi yang relevan hanyalah
dampak potensial bagi kariernya. Sebagian besar dari kita percaya bahwa
Bryan adalah seseorang yang tidak etis jika ia mengikuti praktik tersebut. Pada
sisi ekstrem lainnya, Bryan dapat memutuskan untuk menolak bekerja pada
kantor yang memperbolehkan dilanggarnya kebijakan perusahaan, walaupun
hanya oleh satu supervisor. Sebagian besar masyarakat akan menganggap
bahwa reaksi ekstrem seperti itu merupakan kenaifan. Sebagian besar kantor
akuntan memiliki kebijakan seperti hotline rahasia untuk melaporkan perilaku
tidak etis dan memberikan karyawan mentor serta metode komunikasi yang
lebih formal lainnya untuk membantu staf menyelesaikan masalah etika.
13
akan dibahas pada Bab 5. Dua faktor yang paling berpengaruh-ditunjukkan dalam
warna gelap pada Gambar 4-2-adalah Kode Perilaku Profesional AICPA serta
PCAOB dan SEC. Kode Perilaku Profesional berarti memberikan standar perilaku
kepada semua anggota AICPA. PCAOB berwenang untuk menetapkan standar etika
dan independensi bagi auditor perusahaan publik, dan SEC juga memainkan peran
yang penting dalam menetapkan standar independensi bagi auditor perusahaan publik.
Pada tingkat internasional, International Ethics Standards Board for Accountants
(IESBA), sebuah lembaga pengaturan standar independen di International Federation
of Accountants (IFAC), menetapkan standar etika dan pedoman serta mendorong
debat internasional tentang isu-isu etika yang dihadapi oleh akuntan melalui Code of
Ethics for Professional Accountants (Kode Etika untuk Akuntan Profesional).
Meskipun akuntan public atau CPA di Amerika Serikat harus mengikuti Kode TCPA,
Professional Ethics Executive Committee AICPA terus memantau kegiatan.
Cara-cara profesi dan masyarakat mendorong akuntan publik berperilaku pada tingkat
yang tinggi:
3. kewajiban hukum
7. Peer Review
8. Pengendalian Mutu
9. Ujian CPA
15
tanggung jawab profesionalnya. Anggota yang berpraktik bagı publik
harus independen baik dalam fakta maupun dalam penampilan ketika
mezyediakan jasa auait dan jasa atestasi lainnva.
5. Keseksamaan Anggota harus memperhatikan standar teknis dan etis
profesi, terus berusaha keras meningkatkan kompetensi dan mutu jasa
yang diberikannya, serta melaksanakan tanggung jawab profesional sesua:
dengan kemampuan terbaiknya.
6. Ruang Lingkup dan Sifat Jasa Anggota yang berpraktik bagi publik harus
memperhatikan prinsip-prinsip Kode Perilaku Profesional dalam
menentukan lingkup dan silat jasa yang akan disediakannya.
Peraturan Perilaku
Bagian dari Kode ini mencakup peraturan khusus yang harus dipatuhi oleh
setiap akuntan publik dalam praktik akuntansi publik.' Mereka yang memegang
sertifikat akuntan publik tetapi tidak berpraktik sebagai akuntan publik harus
mematuhi sebagian besar, tetapi tidak semua, ketentuan tersebut. Karena bagian
tentang peraturan perilaku ini merupakan satu-satunya bagian kode etik yang dapat
diberlakukan, maka peraturan perilaku ini dinyatakan dalam ungkapan yang lebih
spesifik daripada ungkapan yang tercantum dalam bagian prinsip. Karena sifatnya
yang dapat diberlakukan, banyak praktisi merujuk peraturan ini sebagai Kode
16
Perilaku Profesional AICPA. Perbedaan antara standar perilaku yang tersusun dalam
prinsip-prinsip dengan standar perilaku yang tersusun dalam peraturan perilaku
ditunjukkan pada Gambar 4-4. Apabila para praktisi berperilaku pada tingkat
minimum dalam Gambar 4-4, maka hal itu tidak menyiratkan perilaku yang tidak
memuaskan.
Kaidah Etika
17
Kaidah (ruling) adalah penjelasan oleh komite eksekutif dari divisi etika
profesional tentang situasi faktual khusus (specific factual circumstances). Sejumlah
besar kaidah etika dipublikasikan dalam versi yang diperluas dari Kode Perilaku
Profesional AICPA. Berikut ini adalah suatu contoh (Peraturan 101-Independensi;
Kaidah No. 14):
Pertanyaan-Seorang anggota bertindak sebagai direktur atau pejabat
United Way atau organisasi pencari dana serupa (organisasi).
Lembaga amal lokal tertentu menerima dana dari organisasi itu.
Apakah independensi dianggap akan terganggu berkaitan dengan
lembaga amal semcam itu?
Jawaban-Independensi dianggap terganggu jika setiap partner atau
karyawan profesional perusahaan bertindak sebagai direktur atau
pejabat organisasi dan organisasi itu melakukan pengendalian
manajerial terhadap lembaga amal lokal.
18
jawab atas kepatuhan pada peraturan yang berlaku dari para karyawan, partner, dan
pemegang saham.
E INDEPENDENSI
Karena pentingnya, independensi adalah peraturan perilaku yang pertama.
Sebelum membahas persyaratan independensi khusus, kita pertama akan membahas
faktor- faktor eksternal yang mungkin mempengaruhi independensi auditor. Nilai
auditing sangat bergantung pada persepsi publik atas independensi auditor. Alasan
bahwa banyak pemakai ingin mengandalkan laporan akuntan publik adalah
ekspektasinya atas sudut pandang yang tidak bias. Kode Perilaku Profesional AICPA
dan Kode Etik bagi Perilaku Profesional IESBA mendefinisikan inberpikir dan
independensi dalam penampilan, Independensi dalam berpikir (Independence in
mind) mencerminkan pikiran auditor yang memungkinkan audit dilaksanakan dengan
sikap yang tidak bias. Independensi dalam berpikir mencerminkan persyaratan lama
bahwa anggota harus independen dalam fakta. Independensi dalam penampilan
(independence in appearance) adalah hasil dari interpretasi lain atas independensi ini.
Bila auditor independen dalam fakta tetapi pemakai yakin bahwa mereka menjadi
penasihat untuk klien, sebagian besar nilai dari fungsi audit telah hilang. Bagian
berikut membahas berbagai peraturan independensi SEC dan PCAOB yang bertalian,
termasuk yang disyaratkan oleh Sarbanes-Oxley Act. Organisasi dan standar selain
Kode Perilaku Profesional AICPA yang mempengaruhi independensi auditor juga
akan dibahas.
Ketentuan Sarbanes Oxley Act dan SEC yang membahas Independensk Auditor
SEC mengesahkan aturan-aturan yang memperkuat independensi auditor pada bulan
Januari 2003 sejalan dengan persyaratan Sarbanes-Oxley Act. Selanjutnya peraturan
SEC membatasi ketentuan jasa nonaudit untuk klien audit, dan mancakup juga
pembatasan atas pengangkatan karyawan dari mantan karyawan kantor akuntan oleh
klien dan rotasi partner audit guna mempertinggi independensi. PCAOB juga
menerbitkan aturan independensi tambahan yang berkaitan dengan ketentuan jasa
perpajakan tertentu.
Jasa Nonaudit Sarbanes-Oxley Act dan peraturan SEC membatasi, tetapi tidak
benar-benar menghilangkan, jenis jasa nonaudit yang dapat diberikan kepada klien
audit yang merupakan perusahaan terbuka. Berikut adalah sembilan jasa yang tidak
diperkenankan: 1. Jasa pembukuan dan akuntansi lain
2. Perancangan dan implementasi sistem informasi keuangar.
3. Jasa penaksiran atau penilaian
4. Jasa aktuarial
5. Outsourcing audit internal
6. Fungsi manajemen dan sumber daya manusia
7. Jasa pialang atau dealer atau penasihat investasi atau bankir investasi
19
8. Jasa hukum dan pakar yang tidak berkaitan dengan audit
9. Semua jasa lain yang ditentukan olch peraturan PCAOB sebagai tidak
diperkenankan.
Kantor akuntan publik tidak dilarang melaksanakan jasa-jasa tersebut untuk
perusahaan swasta dan perusahaan publik yang bukan klien audit. Selain itu, kantor
akuntan publik juga masih dapat memberikan jasa-jasa yang tidak dilarang kepada
klien audit perusahaan publik. Sebagai contoh, aturan SEC dan PCAOB
memungkinkan akuntan publik memberikan jasa perpajakan kepada klien audit,
kecuali jasa perpajakan kepada eksekutif perusahaan yang bertanggung jawab atas
pelaporan keuangan, dan juga jasa perencanaan keringanan pajak. Jasa nonaudit yang
tidak dilarang oleh aturan Sarbanes-Oxley Act dan SEC harus disetujui terlebih
dahulu oleh komite audit perusahaan. Selain itu, sebuah kantor akuntan publik akan
tidak independen jika partner audit menerima imbalan karena menjual jasa kepada
klien selain jasa audit, review, dan atestasi. Perusahaan diwajibkan untuk
mengungkapkan, dalam laporan proksinya atau pengajuan tahunan ke SEC, jumlah
total pembayaran fee audit dan nonaudit kepada kantor akuntan publik untuk dua
tahun terakhir. Empat kategori fee harus dilaporkan: (1) fee audit, (2) fee yang
berkaitan dengan audit, (3) fee perpajakan, dan (4) semua fee lainnya. Fee yang
berkaitan dengan audit adalah untuk jasa-jasa seperti comfort
letter dan review atas pengajuan ke SEC yang hanya dapat diberikan oleh kantor
akuntan publik. Perusahaan juga diwajíbkan untuk memberikan perincian lebih lanjut
kategori "fee lain" dan memberikan informasi kualitatif mengenai sifet jasa yang
diberikan..
Komite Audit Komite audit adalah sejumlah anggota dewan direksi perusahaan yang
tanggung jawabnya termasuk membantu auditor agar tetap independen dari
manajemen. Kebanyakan komite audit terdiri dari tiga hingga lima atau terkadang
paling banyak tujuh direktur yang bukan merupakan bagian dari manajemen
perusahaan. Sebagai respons terhadap persyaratan Sarbanes-Oxley Act bahwa semua
anggota komite audit bersikap independen, bursa saham nasional
mengamandemenkan peraturan pendaftarannya demi mencerminkan provisi tersebut.
Sekarang, dengan pengecualian yang sangat terbatas, komite audit perusahaan publik
harus mencakup anggota yang independen, dan perusahaan harus mengungkapkan
apakah dalam komite audit paling sedikit ada satu pakar keuangan. Sarbanes-Oxley
Act selanjutnya mensyaratkan komite audit perusahaan publik bertanggung jawab atas
penunjukan, kompensasi, dan pengawasan atas pekerjaan auditor. Ycmite audit harus
menyetujui terlebih dahulu semua jasa audit dan nonaudit, serta bertanggung jawab
untuk mengawasi pekerjaan auditor, termasuk penyelesaian ketidaksepakatan yang
melibatkan pelaporan keuangan antara manajemen dan auditor. Auditor bertanggung
jawab untuk mengamunikasikan senaua hal yang signifikan y:ng dapat diidentifikasi
selama audit kepada komite audit. Untuk perusahaan publik, aturan PCAOB
mengharuskan kantor akuntan publik, sebelum pemilihannya sebagai auditor
20
perusahaan, untuk menguraikan secara tertulis dan mendokumentasikan
pembahasannya dengan komite audit tentang semua hubungan antara kantor akuntan
publik dan perusahaan, termasuk eksekutif dalam posisi pelaporan keuangan, untuk
menentukan apakah ada penturunan independensi kantor akuntan publik (KAP). Jika
terpilih sebagai auditor, komunikasi ini harus dilakukan setidaknya setiap tahun.
Ketentuan ini meningkatkan independensi dan peran komite audit. Persyaratan
tersebut mempertinggi independensi auditor dengan secara efektif membuat komite
audit menjadi klien bagi perusahaan publik, bukannya manajemen perusahaan.
Konflik yang Timbul dari Hubungan Personalia Penerimaan karyawan dari
mantan anggota tim audit pada sebuah klien meningkatkan masalah independensi.
Sejalan dengan persyaratan Sarbanes-Oxley Act, SEC telah menambahkan periode
"cooling off" selama satu tahun sebelum seorang anggota dari tim penugasan audit
dapat bekerja dengan klien dan menduduki posisi manajemen kunci tertentu. Ini
mempunyai implikasi penting bagi auditor yang bekerja pada sebuah kantor akuntan
publik, yang menerima tawaran kerja dari klien perusahaan terbuka untuk menjabat
sebagai CEO, kontroler, CFO, CAO, atau jabatan yang serupa. Kantor akuntan publik
tidak dapat terus mengaudit klien tersebut jika auditor meneiiuna posisi itu dan telah
berpartisipasi dalam setiap kapasitas audit selama satu tahun sebelum dimulainya
audit. Kantor akuntan publik bira terus melaksanakan audit jika mantan auditor
menerima posisi seperti asisten kontroler atau akuntan tanpa tanggung jawab utama di
bidang akuntansi. Menurut peraturan SEC yang dikeluarkan sebelum Sarbanes-Oxley
Act dan masih berlaku hingga kini, kantor akuntan publik dianggap tidak independen
berkenaan dengan klien audit jika mantan partner, prinsipal, pemegang saham, atau
karyawan profesional dari kantor tersebut diterima bekerja pada klien dan mempunyai
kepentingan keuangan yang berkelanjutan dalam kantor akuntan.
bersangkutan atau dalam posisi yang mempengaruhi kebijakan operasi atau keuangan
kantor akuntan tersebut.
Rotasi Partner Seperti yang disyaratkan oleh Sarbanes-Oxley Act, aturan
independensi SEC mengharuskan pimpinan dan partner audit merotasi penugasan
audit sesudah lima tahun. (Partner yang sama tidak akan terlibat dengan kinerja aktual
audit tertentu dan kemudian kembali terlibat dengan review pekerjaan sesudah
penyelesaian audit tersebut). Meskipun tidak dinyatakan dalam Sarbanes-Oxley Act,
SEC mewajibkan "time out" selama 5 tahun bagi pimpinan dan partner audit sesudah
rotasi sebelum mereka dapat kembali ke klien audit yang sarma. Partner audit lainnya
yang memiliki keterlibatan yang cukup besar pada audit harus dirotasi sesudah tujuh
tahun dan terkena periode time-out selama dua tahun.
Kepentingan Kepemilikan Aturan SEC tentang hubungan keuangan berfokus pada
perspektif penugasan dan melarang kepemilikan pada klien audit bagi orang- orang
yang dapat mempengaruhi audit. Aturan itu melarang setiap kepemilikan oleh orang-
orang yang terlibat dalam audit dan keluarga dekat mereka, termasuk (a) anggota tim
penugasan audit, (b) mereka yang dapat mempengaruhi penugasan audit dalam rantai
komando perusahaan, (c) partner dan para manajer yang memberikan lebih dari 10
jam jasa nonaudit kepada klien, dan (d) partner dalam kantor partner yang terutama
21
bertanggung jawab atas penugasan audit. Peraturan ini dirancang untuk menyediakan
aturan yang lebih mudah díikuti tapi tetap menjaga independensi.
a) Kepentingan Keuangan
Interpretasi Peraturan 101 melarang anggota yang terlibat untuk memiliki saham atau
investasi langsung lainnyu dalam klien audit karena hal itu berpotensi merusak
independensi audit aktual (independensi dalam fakta), dan pasti akan mempengaruhi
persepsi pemakai atas independensi auditor (independensi dalam penampilan).
Investasi tidak langsung, contohnya kepemilikan saham dalam perusahaan klien oleh
kakek auditor, juga dilarang. tetapi hanyu jika jumlahnya material bagi auditor.
Peraturan kepemilikan saham lebih rumit ketimbang saat pertama kali terlihat.
Penelaahan yang lebih rinci atas persyaratan itu disertakan guna membantu
memahami dan memperlihatkan kompleksitas dari salah satu peruturan itu. Ada tiga
perbedaan penting dalam peraluran itu manakala berkaitan dengan independensi dan
kepemilikan saham. Anggota yang Tercakup Peraturan 101 berlaku untuk anggota
yang terlibat yang dapat mempengaruhi penugasan atestasi. Anggota yang tercakup
meliputi yang berikut ini:
6. Entitas yng dapat dikendalikan oleh setian anggota yang terlibat tersebut di
atas atau oleh dua orang atau lebih anggota yang lerlibat atau entitas yang
beroperasi bersama.
Sebagai contoh, seorang anggota staf dalam kantor akuntan publik nasional dapat
memiliki sabam dalam perusahaan klien dan tidak melanggar Peraturan 101 bila
anggota staf itu tidak terlibat dalam penugasan. Namun, bila anggota staf itu terlibat
dalam penugasan tersebut atau menjadi partner di kantor partner yang bertanggung
23
jawab atas penugasan atestasi, dia harus melepaskan caham itu atau kantor akuntan
publik tersebut tidak lagi independen terhadap klien. Peraturan independensi ini
umumnya juga diterapkan pada keluarga dekat anggota yang terlibat. Interpretasi dari
Peraturan 101 mendefinisikan keluarga dekat sebagai pasangan, setara dengan
pasangan, atau yang bergantung padanya. Beberapa kantor akuntan publik tidak
mengizinkan kepemilikan saham klien oleh staf tanpa memperhatikan kantor mana
yang melayani klien itu. Kantor tersebut telah memutuskan untuk memiliki
persyaratan yang lebih tinggi ketimbang seperangkat peraturan minimum yang
ditetapkan oleh peuaturan perilaku.
Beberapa interpretasi atas Peraturan 101 berkaltan dengan aspek-aspek khusus dari
hubungan keuangan antarn karyawan kantor akuntan publik dan kliennya Hal inl
diikhtisarkan dalam bagian ini.
24
Prosedur Pembenan PinJaman yang Normal Umumnya, tidak diperkenankan
adanya perjanjian kredit antara kantor akuntan publ:k atau para karyawannya dengan
klien audit karena hal itu merupakan hubungan keuangan.Namun,terdapat beberapa
pengecualian atas peraturan ternebut termasuk kredit mobil, kredit yang sepenuhnya
dijamin dengan simpanan tunai pada lembaga keuangan tersebut, serta saldo kartu
kredit yang nilal totalnya tidak melebihi $10.000. Selain itu juga diperkenankan
menerimu lembaga keuangan sebagal klien walaupun ada anggota yang lerlibat dari
kantor akuntan publik memiliki hipotik rumah. pinjaman lain yang dijamin
sepenuhnya dengan agunan,serta kredlt atau pinjaman tidak material lainnya pada
lembaga keuangan tersebut. Namun, tidak diperkenankan adanya pengajuan kredit
baru Pembatasan dan pengecualian ini dinilai wajar, dengan mempertimbangkan
trade-off antara independensi dan kebutuhan untuk mengizinkan para akuntan publik
bertindak sebagal pelaku bisnis dan pribadi.
Peraturan yang serupa juga diterankan untuk orang lain yang dapat
mempengaruhi penugasan audit atau partner dalaum kantor penugasan audit. Akan
tetapi, dalam kasus ini, kepentingan kepemilikan tidak mengganggu atau menurunkan
25
independensi kecuali kepentingan kepemilikan tersebut material bagi keluarga dekat
dan memungkinkan mereka mempengaruhi klien audit.
Investasi Bersama dengan Klien Sebagai contoh, asumsikan bahwa seorang akuntan
publik memiliki saham pada klien nonaudit, yaitu Jackson Company, Frank Company,
yang merupakan klien audit, juga memiliki sejumlah saham pada Jackson Company.
Hal ini mungkin merupakan pelanggaran atas Peraturan 101, Investasi bersama
merupakan investasi yang dilakukan oleh anggota dan klien yang memungkinkannya
mengendalikan entitas atau properti. Independensi anggota yang terlibat tidak akan
terganggu jika investasi bersama itu bersifat material terhadap anggota yang terlibat.
Independensi juga bisa tcrganggu apabila mantan partner atau anggota kantor
akuntan berhentí dari kantor itu dan dipekerjakan oleh klien dengan menduduki posisi
kunci, kecuali kondisí tertentu terpenuhi. Scbagai contoh, tim penugasan audit
mungkin perlu memodifikasi prosedur audit demi mengurangi risiko mantan
karyawan mengetahui rencana audit, dan perusahaan perlu mengevaluasi apakah
anggota tim penugasan dapat mempertahankan tingkat skeptisisme professional yang
efektif ketika mengevaluasi informasi audit dan representasi lainnya yang disediakan
oleh mantan anggota kantor akuntan. Independensi juga bisa terganggu apabila
seorang anggota tim audit membahas potensi kesempatan kerja atau menerima
tawaran kerja dari klien audit. Dalam situasi demikian, independensi dapat
dipertahankan jika mereka segera melaporkan tawaran itu kepada personil kantor
akuntan yang berwenang dan akan dihapus dari penugasan sampai tawaran itu
diterima atau ditolak.
Apabila ada tuntutan hukum atau makeud untuk memulal tuntutan hukum antara
kantor akuntan publik dan kliennya, kemampuan kantor akuntan publik dan klien agar
tetap objektif akan dipertanyakan. Interpretasi mengunggap perkara hukum semacam
itu sebagai pelanggaran atas Peraturan 101 selama audit masa berjalan. Sebagai
contoh, jika manajemen menuntut sebuah kantor akuntan publik akibat defisiensi
dalam audit sebelumnya, maka kantor akuntan publik itu tidak dianggap independen
selama melakukan audt tahun berjalan. Demikian pula, bila kantor akuntan publik
menuntut manajemen karena kecurangan pelaporan keuangan atau penipuan,
Independensinya akan hilang. Kantor akuntan publik dan perusahaan atau manajemen
klien bisa menjadi tertuduh dalam tuntutan yang diajukan oleh pihak ketiga, seperti
class action keamanan. Gugatan Itu sendiri tidak mempengaruhi Independensi.
Namun, indeperdensl dapat terpengaruhi blla tuntutan-silang antara auditor dan klien
sangat berisiko menimbulkan kerugian yang material bagi kantor akuntan publik atau
klien.
Gugatan oleh klien sehubungan dengan jnsa perpajakan atau jasa nonaudit
lainnya, atau gugatan terhadap klien maupun kantor akuntan publik oleh pihak lain,
biasanya tidak mengganggu independensi. Pertimbangan penting dalam semua
tuntutan hukum itu adalah sejauh mana pengaruhnya terhadap kemampuan klien,
manajemen, dan karyawan kantor akuntan publik untuk tetap objektif serta
berkomentar secara bebas.
Jika akuntan publik mencatat transaksi ke dalam jurnal klien, mempostirs Jumlah total
bulanannya ke buku besar, membuat ayat jurnal penyesuaian, dan kemudian
melakukan audit, ada beberapa pertanyaan seperti apakah akuntan publik dapat
independen dalam memainkan peran auditnya. Interpretasi mengizinkan kantor
akuntan publik untuk memberikan baik jasa pembukuan maupun audit kepada klien
audit perusahaan swasta. Kesimpulan AICPA mungkin didasarkan pada perbandingan
dampak dari memberikan Jasa pembukuan dan audlt oleh kantor akuntan publik yang
sama terhadap independensi dengan blayn tambahan bila menggunakan kantor
akuntan publik lain untuk melakukan audit. Ada tiga persyaratan penting yang harus
dipenuhi auditor sebelum dapat diterima untuk memberikan jasa pembukuan dan audit
kepada klien:
1. Klien harus menerima tanggung jawab penuh atas laporan keuangan. Klien
harus mempunyai pengetahuan yang cukup tentang aktivitas dan kondisi
keuangan perusahaan serta prinsip-prinsip akur.tansi yang dapat diterapkan
sehingga klien dapat menerima dengan wajar tanggung jawab itu, termasuk
kewajaran penilaian, penyajian, dan memadainya pengungkapan. Apabila
27
diperlukan,akuntan publik harus mendiskusikan masalah akuntansi dengan
klien untuk memastikan bahwa klien memiliki tingkat pemahaman yang
dibutuhkan.
2. Akuntan publik tidak boleh berperan sebagai karyawan atau manajemen yang
mengoperasikan perusahaan. Sebagai contoh, akuntun public tidak dapat
melakukan transaksi, memiliki tanggung jawab atas aset. atau menjalankan
wewenang atas nama klien. Klien harus menyiapkan dokumen sumber tentang
semua uausaksi dengan rincian yang cukup untuk mengidentifikasi sifat dan
jumlah transaksi tersebut serta menyelenggarakan pengendalian akuntansi atas
data yang diproses oleh akuntan publik, seperti pengendalian total dan
perhitungan dokumen.
Dua persyaratan pertama sering kali sulit dipenuhi oleh perusahaan kecil yang
pemiliknya mungkin memiliki pengetahuan atau minat yang minim atas akuntansi
atau pemrosesan transaksi.
Konsultasi dan Jasa Nonaudit Lainnya Kantor akuntan publik (KAP) menawarkan
banyak jasa lainnya untuk membantu klien yang secara potensial dapat mengganggu
independensi. Aktivitas semacam itu dapat diizinkan sepanjang anggotanya tidak
menjalankan fungsi manajemen atau membuat kepatusan manajemen. Sebagai contoh,
sebuah kantor akuntan publik dapat membantu instalasi sistem informasi klien
sepanjang klien membuat sendiri keputusan manajemen yang diperlukan menyangkut
desain sisten tersebut. Karena terkena banyak restriksi, banyak kantor akuntan juga
memberikan jasa auditing internal dan jasa auditing lainnya yang diperluas kepada
para kliennya selama manajemen memikul tanggung jawab untuk mengarahkan dan
mengawasi fungsi audit internal.
Kantor akuntan publik harus menilai kesediaan dan kemampuan klien untuk
melaksanakan semua fungsi manajemen yang berkaitan dengan penugasan serta harus
mendokumentasikan pemahaman tersebut dengan klien. Pemahaman itu harus
meliputi uraian tentang jasa, tujuan penugasan, setiap pembatasan pada penugasan,
para anggota yang bertanggung jawab, dan perjanjian dengan klien untuk menerima
tanggung jawabnya.
28
Seperti yang dituajukkan dalam pembalisan jasa pembukuan, peraturan
independensi SEC yang iubih resu iütif menyoroti ketentuar. jasa nonaudit yang
berlaku bagi para anggota AICPA ketika memberikan jasa kepaia klien audit
perusahaan publik. Akibalnya. memberikan jasa nonaudit yang dilarang oleh SEC
kepada klien audit perusahaan publik merupakan pelanggaran terhadap aturan AICPA
serta peraturan PCAOB dan SEC. Jasa nonaudit yang, dilarang ini telah dibahas
sebelumnya.
Kantor akuntan sering bergabung dengan kelompok atau asosiasi kantor akuntann
yang lebih besar demi meningkatkan kemampuannya untuk memberikan jasa
prolesional. Apabila kantor-kantor tersebut berbagi karakterick tertentu, seperti nama
merek bersama, pengendalian bersama, strategi bisnis bersama, prosedur
pengendalian mutu bersama, atau berbagi laba, biaya, atau sumber uuya
profesional,Jaringan kerja kantor akuntan itu harus atau wajib independen dari klien
audit dan review jaringan kerja kantor akuntan lainnya.
Meskipun pedoman yang ada dalam Peraturan 101 dan interpretasi terkait memang
menangani sejumlah situasi tertentu yang dapat mengganggu independensi, CPA
mungkin saja menghadapi situasi lain yang dapat mengancam independensi. Untuk
membantu CPA mengevaluasi masalah independensl, Komite Eksekutif Etika
Profesional mengembangkan kerangka kerja konseptual Independensi yang konsisten
dengan kerangka kerja yang sama dalam Kode IESBA yang menyediakan pendekatan
berbasls risiko untuk menganalisis masalah independensi. Pendekatan berbacis risiko
ini melibatkan proses tiga langkah untuk menilai apakah independensi terganggu:
29
ancaman, Sebagali contoh, untuk mengatasi ancaman yang terkait dengan
ketergantungan yang herlebihan pada pendapatan dari satu klien audit, KAP
telah menetapkan kebljakan untuk memantau secara ketat ketergantungannya
pada pendapatan dari satu klien dan kebijakan tersebut mencakup tindakan
spesifik yang mencegah ketergantungan yang berlebihan.
Walaupun Independensl pentng sekall bagi kepercayaan publik atas akuntan publik,
juga penting bahwa auditor mematuhi peraturan perílaku lainya yang disebutan dalam
Tabel 4-1. Kita mulai dengan membahas peraturan untuk integritas dan objektivita.
Integritas berarti tidak memihak dalam melakukan semua jasa. Peraturan 102 tentang
Integritas dan objektivitas disajikan berikut ini
Bebas dari konik kepentingan berarti tidak ada hubungan yang dapat
mencapuri objektivitas atau integritas. Sebagai contoh, tidak tepat bagi auditor yang
pengacara untuk mewakili klien dalam masalah hukum. Pengacara adalah seorang
pasihat bagi klien, sedangkan auditor harus tidak memihak
b) Standar Teknis
Tujuan utama persyaratan dari Peraturan 201 hingga 203 adalah untuk
memberikan dukungan kepada ASB, PCAOB, FASB, dan budan penyusun-standar
teknis lainnya. Pada tahun 2008 AICPA menunjuk IASB sebagai badan yang
menetapkan standar profesional menyangkut akuntansi keuangan internasional dan
prinsip-prinsip pelaporan menurut Peraturan 202 dari Kode.
Kebutuhan akan Kerahasiaan Selama melakukan audit dan sebagian besar jenis
penugasan lainnya, para praklisi memperoleh sejumlah informasi rahasia, termasuk
gaji pejabat perusahaan, rencana penetapan harga produk dan periklanan, serta dan
biaya produk. jika auditor membocorkan inlornmasi ini ke pihak luar atau kepada
karyawan klien yang idak mempunyai akses ke informasi itu, hubungan mereka
dengan manajemen bisa sangat legang. dan dalam kasus ekstrem, dapat
31
membahayakan klien. Persyaratan kerahasiaan berlaku untuk semua jasa yang
diberikan oleh akuntan publik, termasuk jasa perpajkan dan manajemen.
Biasanya, file audit akuntan publik dapat uiberikan kepada orang lain hanya
atas seizin klien. Ini juga berlaku meskipun seorang akuntan publik menjual
praktiknya kepada kantor akuntan publik lain atau mengizinkan auditor penerus
menguji dokumentasi audit yang disiapkan untuk mantan kliennya.
3. Peer review. Apabila akuntan publik atau kantor akuntan publik melakukan
peer review atas pengendalian mutu kantor akuntan publik lainnya, sudah
menjadi praktik yang biasa untuk memeriksa beberapa file atau arsip audit
Jika peer review tersebut disetujui oleh AICPA, masyarakat akuntan public
negara bagian, atau Dewan Akuntansi negara bagian, izin dari klien untuk
menguji dokumentasi audit tidak diperlukan. Meminta izin dari setiap klien
dapat nmembatasi akses pihak yang melakukan peer review dan akan menjadi
beban waktu bagi semua pihak yang terlibat. Umumnya para pelaku peer
review harus merahasiakan informasi yang diperoleh dan tidak dapat
menggunakan informasi itu untuk tujuan lain. Perhatikan bahwa akses ke file-
32
file untuk pemeriksaan PCAOB juga diperkenankan agar sesuai dengan
persyaratan Sarbanes-Oxley Act.
c) Fee Kontijen
Melarang fee kontinjen untuk jasa atestasi dan penyiapan SPT pajak sangat
dianjurkan karena pentingnya Indcpendensi dan objckfivitas, Ketika menyediakan
jasa lain, akuntan publik bersaing dengan prolesi lain yang idak mempunyai
pembatasan fee kontinjen, maka tidak adil melarang akuntan publik memberikan jasa-
jasa ini atas dasar yang sama. Jika jasa nonatestasi ini diberikan kepada klien yang
menerima Jasa atestasi, kebutuhan akan independensi serta objektivitas menjadi lebih
penting dan auditor tidak dipetkenan kan memberikan jasa-jasa itu atas dasar fee
kontinjen.
33
d) Tindakan yang Dapat Didiskreditkan
Karena kebutuhan khusus bagi kantor akuntan untuk berperilaku dengan cara yang
profesional, Kode Etika mempuny aturan khusus yang melarang tindakan yang dapat
didiskreditkan bagi profesi. Meskipun tindakan yang dapat didiskreditkan belum
dideinisikan dengan baik dalam peraturan atau interpretasi, berikut ini adalah
beberapa dari persyaratan tersebut:
Sebagai pedoman atas apa yang dianggap sebagai tindakan yang dapat
didiskreditkan, anggaran rumah tangga AlCPA memberikan pedoman yang lebih jelas
ketimbang Kode Perilaku Profesional AICPA. Dalam anggaran rumah tangga itu
dinyatakan bahwa keanggotaan pada AICPA dapat dihentikan tanpa
mempertimbangkan sanksi ate: salah satu dari empat kejahatan berikut (1) kejahatan
yang bisa dihukum penjara selama lebih dari 1 tahun; (2) kelalaian yang disengaja
dalam menyerahkan SPT pajak penghasilan di mana akuntan publik, sebagai wajib
pajak perorangan, diwajibkan menurut hukum untuk menyerahkannya: (3)
menyerahkan SPT pajak penghasilan yang salah atau curang atas nama akuntan
publik itu atau atas nama kliennya; atau (4) sengaja membantu klien dalam
menyiapkan dan menyajikan SPT pajak penghasilan yang salah atau curang Amatilah
bahwa tiga di antaranya berhubungan dengan masalah pajak penghasilan dari anggota
atau klien.
Peraturan 501 berlaku bagi semua akuntan publik, bahkan yang tidak
berkecimpung dalam praktek publik Sebagai contoh. seorang anggota dianggap telah
melakukan tindakan yang dapat didiskreditkan bila akibat kelalaiannya orang lain
membuat atau dizinkan atau diarahkan untuk membuat ayat jurnal yang salah dan
menyesatkan secara material dalam laporan keuangan serta catatan sebuah entilas,
anggota tersebut lalai memperbaiki laporan keuangan yang secara material salah dan
menyesatkan, atau anggota itu menandatangani atau mengizinkan atau mengarankan
orang lain untuk menandatangani suatu dokumen yang berisi informasi yang salah
dan menyesatkan secara material. Selain itu, jika anggota itu menyusun laporan
keuangan atau informasi terkait untuk pelaporan kepada lembaga pemerintah, komisi,
34
atau agen regulatori, anggota itu juga harus mengikut persyaratan organisasi
bersangkutan selain persyaralan standar akuntan.
Untuk mendorong akuntan publik berperilaku secara profesional, peraturan ini juga
melarang iklan atau permohonan yang palsu, menyesatkan, atau menipu.
Permohonan terdiri dari berbagai cara yang dapat digunakan kantor akuntan
publik untuk mendapatkan klien baru selain klien yung meminta sendiri. Contohnya
mencakup mengajak calon klien untuk makan siang dan menjelaskan jasa-jasa
akuntan publik, menawarkan seminar tentang perubahan hukum pajak baru kepada
klien potensial, dan iklan di Halaman Kuning buku telepon. Contoh terakhir adalah
iklan, yang hanya merupakan salah satu bentuk dari permohonan. Banyak kantor
akuntan publik telah mengembangkan periklanan yang canggih pada jurnal nasional
yang dibaca olch para pelaku bisnis dan pada surat kabar lokal. Sudah umum bagi
kantor akuntan publík untuk mengidentifikası calon klien yang saat Itu menggunakan
Jasa kantor akuntan publik lain, dan membrat presentasi formal serta informal guna
meyakinkan manajemen agar mengganti kantor akuntan publik. Penawaran harga
untuk audit dan jasa lalnnya sekarang sudah umum dan sering kali sangat kompetitif.
Akibat dari perubahan-perubahan tersebut, beberapa perusahaan sekarang lebih sering
mengganti auditor daripada scbelumnya guna mengurangi blaya audit. Apakah mutu
audit terancam oleh perubahan ini? Meskipun ada beberapa kasus tingkat tinggi yang
melibatkan kelalaian audit, adanya exposure hukum bagi kantor akuntan publik,
persyaratan peer review, dan potensi campur tangan SEC serta pemerintah telah
membuat mutu audit tetap tinggi.
Struktur oganisasi kantor akutan publik telah dibahas dalam Bab 2. Peraturan perilaku
membatasi bentuk orgariasi yang diizinkan dan melarang anggotanya berpraktik
dengan nama perusahaan yang menyesatkan. Peraturan 505 mengizinkan para praktisi
untuk mermbentuk organisasi sesuai dengan salah satu dari enam bentuk ini, selama
hal itu diizinkan oleh hokum negara bagian perusahaan perorangan, persekutuan
umum, korporasi umum (general corporation), korporasi profesional (professional
corporation/PC), perusahaan dengan kewajiban terbatas (limited liability
compaxy/LLC), atau persekutuan dengan kewajiban terbalas (limited liability
partnership/LLP). Kepemilikan kantor akuntan publik oleh bukan akuntan publik
sekarang diizinkan menurut kondisi berikut:
2. Seorang akuntan publik harus mempunyai tanggung jawab akhir atas semua
atestasi laporan keuangan, kompilasi, dan jasa lain yang diberikan oleh kantor
itu yang diatur oleh Statements on Auditing Standards atau Statements on
Standards for Accounting and Review Services.
4. Peraturan berikut berlaku bagi semua pemilik yang bukan akuntan publik:
Mereka tidak dapat memikul tanggung jawab akhir atas setiap atestasi
laporan keuangan atau penugasan koimpilasi.
36
Mereka tidak menmenuhi syarat dalam keanggotaan AICPA tetapi
harus mematuhi Kode Perilaku Profesional AICPA.
Sebuah perkembangan terbaru adalah akuisisi kantor akuntan publik oleh entitas
perusahaan. Dalam contoh seperti ini, kantor akuntan publik dapat membentuk anak
perusahaan untuk memberikan jasa atestast kepada klien. Struktur praktik alternative
ini dilzinkan, tetapi resolusi Dewan AICPA menegaskan bahwa untuk melindungi
kepentingan publik, akuntar publik memiliki tanggung jawab yang sama untuk
melakukan pekerjaan atestasi seperti yang mereka emban dalam struktur praktik
tradisional. Kantor akuntan publik dapat menggunakan nama apapun sepanjang tidak
menyesatkan. Kebanyakan perusahaan menggunakan nama dari satu atau lebih
pemiliknya. Namun bukan meri akan hal yang umum bagi perusahaan untuk
menggunakan nama dari lima atau lebih pemiliknya. Kantor akuntan publik dapat
menggunakan nama dagang. walaupun ini tidak blasa dalam praktik. Nama seperti
Marshall Audit Co. atau Chicago Tax Specialist juga dizinkan bila hal itu tidak
menyesatkan.
H PEMBERLAKUAN
Ada dua tungkatan utama dari tindakail disiplin atau hukuman. Untuk yang
tidak terlalu serius, dan mungkin pelanggaran yang tidak disengaja, divisi ini
membatasi hukuman hingga persyaratan untuk mengambil tindakan perbaikan atau
korektif. Salah satu contohnya adalah kelalaian yang tidak disengaja untuk
memastikan bahwa klien audit yang kecil menyertakan semua pengungkapan dalam
laporan keuanganya, yang melanggar Peraturan 203 dari peraturan perilaku. Divisi
akan meminta anggota itu untuk mengikuti kursus pendidikan berkelanjutan
bersamaan jam-jam tertentu untuk memperbaiki kompetensi teknis. Tingkat kedua
dari tindakan disipliner adalah tindakan di hadapan Dewan Pengadilan Gabungan
Joint iral Doardj. Dewan ini memiliki otoritas untuk menskors atau mengeluarkan
37
anggota dari AICPA karena berbagai pelanggaran atas etika profesional. Biasanya,
hasil tindakan oleh dewan juga dipublikasikan dalam CPA Newsietter lengkap dengan
nama dan alamat orang yang diskors atau dikeluarkan serta alasan lindakan tersebut.
Hal yang bahkan jauh lebih penting ketimbang dikeluarkan dari AICPA adalah
peraturan perilaku, yang serupa dengan AICPA, yang telah diberlakukan Oleh Dewan
Akuntansi dari seluruh 50 negara bagian di Amerika Serikat. Karena setiap bagian
memberikan lisensi kepada para Prakisi untuk berpraktik sebagai akuntan publik.
pelanggaran serius atas Kode perilaku Dewan Akuntansi Negara bagian dapat
mengakibatkan hilangnya sertifikat akuntan publik dan lisensi praktiknya.
Selain tindakan pemberlakuan olch AICPA dan dewan akuntansi negara bagian,
auditor perusahaan publik juga menjadi subjek sanksi PCAOB. PCAOB memiliki
wewenangan untuk menyelidiki dan mendisiplinkan kantor akuntan publik yang
terdaftar serta orang orang yang terkait dengan kanlor akuntan karena kctidaktaatan
dengan Sarbanes- Oxley Act tahun 2002, termasuk peraturan PCAOB dan Securifies
and Exchange commission yang mengatur audit perusanaan publik. Ketika ditemukan
pelanggaran, PCAOB dapat menjatuhkan sanksi yang sesuai, termasuk penanggunai
atau pecabutan tethadap regstrasi perusanaan, penangguhan atau pembatasan individu
dari peagaulan dengan kartor akuntan publik terdaftar, dan denda uang PCAOB juga
mungkiu mensyaratkan perbaikan pengendalian mutu perusahaan, pelatihan
tambahan, atau langkah-langkah perbaikan lainnya.
38
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Permintaan akan audit dan jasa assurance lainnya yang diberikan oleh kantor akuntan
publik tergantung pada kepercayaan publik pada prosi itu. Bab ini membahas tentang peran
etika dalam masyarakat dan tanggung jawab etis yang unik dari akuntan publik.
Aktivitas profesional akuntan publik diatur oleh kode perilaku profesional AICPA,
dan para auditor perusahaan publik juga mendapat pengawasan dari PCOB serta SEC. Hal
terpenting dari semua tanggung jawab etis akuntan publik adalah kebutuhan akan
independensi. Peraturan perilaku dan interpretasinya memberikan pedoman tentang
kepentingan keuangan yang diizinkan dan kepentingan lainnya juga dirancang untuk
mempertahankan kepercayaan publik mempertahankan independensi. Tanggung jawab etis
akuntan publik diberlakukan oleh AICPA untuk para anggotanya dan oleh dewan akuntansi
negara bagian bagi akuntansi publik yang memiliki lisensi.
39
Daftar Pustaka
Elder, Randal J.dkk.2014. Auditing & Jasa Assurance.Erlangga: Jakarta
40