Disusun oleh :
Kelompok 1
Topan (0118101073)
UNIVERSITAS WIDYATAMA
BANDUNG
2019
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Eika,
Norma dan Kode Etik Profesi” dalam memenuhi tugas mata kuliah Komunikasi
Bisnis dengan dosen pembimbing Robertus Ary Novianto, S.E., M.M., Ak.
Makalah ini dibuat sekaligus untuk menambah wawasan tentang Hukum Bisnis
dan Etika Profesi . Tidak dapat dipungkiri bahwa penyusunan makalah ini tidak
terlepas dari bantuan berbagai pihak, untuk itu saya sebagai penulis mengucapkan
banyak terimakasih.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena
itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun
sehingga kelak penulis mampu menghasilkan makalah yang lebih baik. Penulis
sangat berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat khusunya bagi penulis dan
umumnya bagi pembaca.
Penulis
i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar i
Daftar Isi ii
BAB I PENDAHULUAN 1
1.3 Tujuan 2
BAB II PEMBAHASAN 3
2.6 Pengertian Etika Profesi, Kode Etik Profesi dan Pentingnya Etika
9
3.1 Kesimpulan 18
DAFTAR PUSTAKA 19
PERTANYAAN 20
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
Ketaatan tenaga profesional terhadap kode etik merupakan ketaatan naluriah
yang telah bersatu dengan pikiran, jiwa, dan perilaku tenaga professional. Dengan
membaca makalah ini diharapkan pembaca dapat memahami dan mengerti tentang
yang disebut etika profesi dan juga dapat memahami faktor dan hal – hal yang
berhubungan dengan etika dan tangguprofesi. Oleh karena itu dapatlah
disimpulkan bahwa sebuah profesi hanya dapat memperoleh kepercayaan dari
masyarakat, bilamana dalam diri para elit professional tersebut ada kesadaran kuat
untuk mengindahkan etika profesi pada saat mereka ingin memberikan jasa
keahlian profesi kepada masyarakat yang memerlukannya.
1.3. Tujuan
1. Mengetahui apa itu Etika dan Etika Profesi.
2. Mengetahui apa itu Etika dan Estetika.
3. Mengetahui apa itu Etika dan Etiket.
4. Mengetahui apa itu Etika dan Ajaran Moral.
5. Mengetahui apa saja jenis-jenis norma.
6. Mengetahui apa itu Etika profesi, kode etika profesi dan pentingnya etika.
7. Mengetahui apa manfaat etika bagi akuntan.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
berasal dari suara batin. Norma sopan santun berasal dari kehidupan sehari-hari
sedangkan norma moral berasal dari etika.
4
munafik karena seandainya dia munafik maka dia tidak bersikap etis. Orang
yang bersikap etis adalah orang yang sungguh-sungguh baik.
Etika merupakan ilmu tentang norma, nilai dan ajaran moral. Etika
merupakan filsafat yang merefleksikan ajaran moral. Pemikiran filsafat
mempunyai 5 ciri khas yaitu bersifat rasional, kritis, mendasar, sistematik dan
normatif (tidak sekadar melaporkan pandangan moral melainkan menyelidiki
bagaimana pandangan moral yang sebenarnya).
5
Moralitas
Ajaran moral memuat pandangan tentang nilai dan norma moral yang terdapat
di antara sekelompok manusia. Adapun nilai moral adalah kebaikan manusia
sebagai manusia.
Norma moral adalah tentang bagaimana manusia harus hidup supaya menjadi
baik sebagai manusia. Ada perbedaan antara kebaikan moral dan kebaikan pada
umumnya. Kebaikan moral merupakan kebaikan manusia sebagai manusia
sedangkan kebaikan pada umumnya merupakan kebaikan manusia dilihat dari satu
segi saja, misalnya sebagai suami atau isteri.
Moral berkaitan dengan moralitas. Moralitas adalah sopan santun, segala
sesuatu yang berhubungan dengan etiket atau sopan santun. Moralitas dapat
berasal dari sumber tradisi atau adat, agama atau sebuah ideologi atau gabungan
dari beberapa sumber.
Pluralisme moral
Etika bukan sumber tambahan moralitas melainkan merupakan filsafat yang
mereflesikan ajaran moral. Pemikiran filsafat mempunyai lima ciri khas yaitu
rasional, kritis, mendasar, sistematik dan normatif.
Rasional berarti mendasarkan diri pada rasio atau nalar, pada argumentasi
yang bersedia untuk dipersoalkan tanpa perkecualian. Kritis berarti filsafat ingin
mengerti sebuah masalah sampai ke akar-akarnya, tidak puas dengan pengertian
dangkal. Sistematis artinya membahas langkah demi langkah. Normatif
menyelidiki bagaimana pandangan moral yang seharusnya.
6
akan mengakibatkan hukuman yang berat, tetapi hanya sekedar celaan atau
dinyatakan tidak sopan oleh orang lain.
Beberapa contoh pelanggaran dan sanksi norma sosial berdasarkan tata
cara: makan dengan tangan kiri.
2. Kebiasaan (Folkways)
Kebiasaan ialah cara-cara bertindak yang digemari oleh masyarakat sehingga
dilakukan secara berulang-ulang. Folkways memiliki kekuatan mengikat yang
lebih besar daripada usage, misalnya mengucapkan salam ketika bertemu, atau
membungkukkan badan sebagai tanda hormat kepada orang yang lebih tua, serta
membuang sampah pada tempatnya. Jika hal-hal tersebut tidak dilakukan, maka
dianggap penyimpangan terhadap kebiasaan umum dalam masyarakat dan orang
akan menyalahkannya. Sanksinya dapat berupa celaan, cemoohan, teguran,
sindiran, atau bahkan digunjingkan masyrakat (gosip).
4. Adat (Customs)
Adat adalah norma yang tidak tertulis, namun sangat kuat mengikat sehingga
anggota masyarakat yang melanggar adat istiadat akan menderita karena sanksi
keras yang kadang-kadang secara tidak langsung dikenakan. Misalnya, pada
masyarakat Lampung yang melarang terjadinya perceraian, apabila terjadi suatu
7
perceraian, maka tidak hanya yang bersangkutan yang mendapat sanksi, tetapi
seluruh keluarganya pun ikut tercemar.
Sanksi atas pelanggaran adat istiadat dapat berupa pengucilan, dikeluarkan dari
masyarakat/kastanya, atau harus memenuhi persyaratan tertentu, seperti
melakukan upacara tertentu untuk media rehabilitasi diri.
5. Hukum (Laws)
Hukum merupakan norma yang bersifat formal dan berupa aturan tertulis.
Sanksi terhadap pelanggar sifatnya paling tegas dibanding dengan norma-norma
lainnya.
Hukum adalah suatu rangkaian aturan yang ditujukan kepada anggota masyarakat
yang berisi ketentuan-ketentuan, perintah, kewajibam, ataupun larangan, agar
dalam masyarakat tercipta suatu ketertiban dan keadilan. Ketentuan-ketentuan
dalam norma hukum lazimnya dikodifikasikan dalam bentuk kitab undang-undang
atau konvensi-konvensi. Sanksi yang diberikan dapat berupa denda atau hukuman
fisik.
1. Norma Agama
Norma agama adalah peraturan sosial yang sifatnya mutlak sebagaimana
penafsirannya dan tidak dapat ditawar-tawar atau diubah ukurannya karena
berasal dari Tuhan.
Biasanya berasal dari ajaran agama dan kepercayaan-kepeercayaan
lainnya. Pelanggaran terhadap norma agama disebut dosa. Contoh Norma
Agama : sembhayang kepada Tuhan, tidak boleh mencuri, tidak boleh berbohong,
tidak boleh membunuh, dan sebagainya.
8
celaan, kritik, dan lain-lain tergantung pada tingkat pelanggaran. Norma
kesopanan bersifat relatif, artinya apa yang dianggap sebagai norma kesopanan
berbeda-beda di berbagai tempat, lingkungan, atau waktu.
Contoh Norma kesopanan :
1. Menghormati orang yang lebih tua
2. Tidak meludah sembarangan
3. Tidak berkata kotor, kasar, dan sombong
3. Norma Kesusilaan
Norma kesusilaan adalah peraturan sosial yang berasal dari hati nurani yang
menghasilkan akhlak, sehingga seseorang dapat membedakan apa yang dianggap
baik dan apa pula yang dianggap buruk. Pelanggaran terhadap norma ini berakibat
sanksi pengucilan secara fisik (dipenjara, diusir) ataupun batin (dijauhi).
Contoh: Orang yang berhubungan intim di tempat umum akan dicap tidak
susila,melecehkan wanita atau laki-laki di depan orang.
4. Norma Hukum
Norma hukum adalah aturan sosial yang dibuat oleh lembaga-lembaga tertentu,
misalnya pemerintah, sehingga dengan tegas dapat melarang serta memaksa orang
untuk dapat berperilaku sesuai dengan keinginan pembuat peraturan itu
sendiri.Pelanggaran terhadap norma ini berupa sanksi denda sampai hukuman
fisik (dipenjara, hukuman mati).
Ketentuan-ketentuan bersumber pada kitab undang-undang suatu negara.
2.6. Pengertian Etika Profesi, Kode Etika Profesi dan Pentingnya Etika
9
keahlian sebagai pelayanan dalam rangka melaksanakan tugas berupa
kewajiban terhadap masyarakat.
1. Tanggung jawab
2. Keadilan
10
3. Prinsip ini menuntut kita untuk memberikan kepada siapa saja apa yang
menjadi haknya.
4. Prinsip Kompetensi,melaksanakan pekerjaan sesuai jasa profesionalnya,
kompetensi dan ketekunan
5. Prinsip Prilaku Profesional, berprilaku konsisten dengan reputasi profesi
6. Prinsip Kerahasiaan, menghormati kerahasiaan informasi
Kode etik profesi adalah sistem norma, nilai dan aturan professsional tertulis yang
secara tegas menyatakan apa yang benar dan baik, dan apa yang tidak benar dan
tidak baik bagi professional. Kode etik menyatakan perbuatan apa yang benar atau
salah, perbuatan apa yang harus dilakukan dan apa yang harus dihindari. Tujuan
kode etik yaitu agar professional memberikan jasa sebaik-baiknya kepada
pemakai atau nasabahnya. Dengan adanya kode etik akan melindungi perbuatan
yang tidak professional.
c. Pentingnya Etika
11
bisnis kita pasti akan merasa kecewa karena semula ingin bekerja sama dengan
anda, karena melihat dari segi tutur kata atau tingkah laku anda kurang baik, itu
akan menjadi minus bagi anda di mata rekan bisnis anda. Begitu juga dalam
bermasyarakat, jika dalam lingkungan perumahan atau sekitar rumah anda, anda
tidak dapat menjaga etika dan moral, secara sikap dan tingkah laku maka dalam
kehidupan bermasyarakat anda akan mendapatkan predikat yang kurang baik.
a. Fungsi Etika
3. Orientasi etis ini diperlukan dalam mengabil sikap yang wajar dalam suasana
pluralisme
Kepercayaan masyarakat terhadap mutu jasa yang diberikan oleh profesi akuntan,
terlepas dari akuntan yang memberikan jasa tersebut.
Dibuat oleh organisasi profesi yaitu Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) melalui
kongres IAI
12
b. Tujuan
d. Kepentingan Publik
13
kesejahteraan ekonomi masyarakat dan negara. Kepentingan utama profesi
akuntan adalah untuk membuat pemakai jasa akuntan paham bahwa jasa akuntan
dilakukan dengan tingkat prestasi tertinggi sesuai dengan persyaratan etika yang
diperlukan untuk mencapai tingkat prestasi tersebut. Dan semua anggota mengikat
dirinya untuk menghormati kepercayaan publik. Atas kepercayaan yang diberikan
publik kepadanya, anggota harus secara terus menerus menunjukkan dedikasi
mereka untuk mencapai profesionalisme yang tinggi.
e. Integritas
f. Objektivitas
14
konsultasi manajemen. Anggota yang lain menyiapkan laporan keuangan sebagai
seorang bawahan, melakukan jasa audit internal dan bekerja dalam kapasitas
keuangan dan manajemennya di industri, pendidikan, dan pemerintah. Mereka
juga mendidik dan melatih orang orang yang ingin masuk kedalam profesi.
Apapun jasa dan kapasitasnya, anggota harus melindungi integritas pekerjaannya
dan memelihara obyektivitas.
h. Kerahasiaan
15
Setiap anggota harus menghormati kerahasiaan informasi yang diperoleh selama
melakukan jasa profesional dan tidak boleh memakai atau mengungkapkan
informasi tersebut tanpa persetujuan, kecuali bila ada hak atau kewajiban
profesional atau hukum untuk mengungkapkannya. Kepentingan umum dan
profesi menuntut bahwa standar profesi yang berhubungan dengan kerahasiaan
didefinisikan bahwa terdapat panduan mengenai sifat sifat dan luas kewajiban
kerahasiaan serta mengenai berbagai keadaan di mana informasi yang diperoleh
selama melakukan jasa profesional dapat atau perlu diungkapkan. Anggota
mempunyai kewajiban untuk menghormati kerahasiaan informasi tentang klien
atau pemberi kerja yang diperoleh melalui jasa profesional yang diberikannya.
Kewajiban kerahasiaan berlanjut bahkan setelah hubungan antar anggota dan klien
atau pemberi jasa berakhir.
i. Perilaku Profesional
Setiap anggota harus berperilaku yang konsisten dengan reputasi profesi yang
baik dan menjauhi tindakan yang dapat mendiskreditkan profesi. Kewajiban untuk
menjauhi tingkah laku yang dapat mendiskreditkan profesi harus dipenuhi oleh
anggota sebagai perwujudan tanggung jawabnya kepada penerima jasa, pihak
ketiga, anggota yang lain, staf, pemberi kerja dan masyarakat umum.
j. Standar Teknis
Standar teknis dan standar professional yang harus ditaati anggota adalah standar
yang dikeluarkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia. Internasional Federation of
Accountants, badan pengatur, dan pengaturan perundang-undangan yang relevan.
16
Etika sangat penting untuk menciptakan budaya akuntan dari sebuah organisasi.
Sebuah organisasi menggunakan etika untuk memutuskan bagaimana mereka
ingin melaporkan hasil profesinya sebagai akuntan
Untuk menyediakan pedoman bagaimana menjadi yang terbaik yang kita dapat
yang bertentangan dengan aturan dan peraturan yang cenderung berkonsentrasi
pada standar minimum perilaku
Etika sangat penting bagi profesi akuntan agar tidak melakukan tindakan yang
menyimpang dari hukum. Salah satunya adalah profesi akuntan yang dituntut
untuk berperilaku etis.
17
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Etika (Etimologi), berasal dari bahasa Yunani adalah “Ethos”, yang berarti
watak kesusilaan atau adat kebiasaan (custom). Etika biasanya berkaitan erat
dengan perkataan moral yang merupakan istilah dari bahasa Latin, yaitu “Mos”
dan dalam bentuk jamaknya “Mores”, yang berarti juga adat kebiasaan atau
cara hidup seseorang dengan melakukan perbuatan yang baik (kesusilaan), dan
menghindari hal-hal tindakan yang buruk. Norma atau kaidah adalah ketentuan
yang mengatur tingkah laku manusia dalam kehidupan bermasyarakat.
18
DAFTAR PUSTAKA
https://felix3utama.wordpress.com/tag/etika-dan-ajaran-moral/
https://majalahpendidikan.com/norma-sosial-pengertian-jenis-jenis-dan-
contohnya/
http://abulyatama.ac.id/?p=4876
https://csagboyz.wordpress.com/2015/11/08/pengertian-etika-profesi-serta-
profesionalisme/
19
20