Laporan keuangan interim minimum mencakup komponen sebagai berikut.
a. Laporan posisi keuangan ringkas. b. Laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain ringkas baik digabung maupun dipisah c. Laporan perubahan ekuitas ringkas. d. Laporan arus kas ringkas, e. Catatan penjelasan tertentu. 1.Laporan Laba Rugi untuk periode waktu kumulatif sampai dan untuk periode yang sama tahun fiskal sebelumnya 2.Laporan Posisi Keuangan (Neraca) pada akhir tengah tahun berjalan dan neraca untuk periode yang sama pada tahun fiskal sebelumnya. Akan tetapi sangat diperlukan pemahaman fluktuasi musiman dari kondisi keuangan perusahaan 3.laporan Arus Kas pada akhir periode waktu kumulatif berjalan dan untuk periode yang sama untuk tahun sebelumnya 4.Catatan atas laporan keuangan yang menjelaskan saldo yang disajikan dalam laporan keuangan. Catatan atas laporan keuangan interimini mengikhtisarkan setiap peruubahan dalam pengukuran atau kejadian ekonomi utama yang terjadi sejak akhir tahun fiskal sebelumnya. Nah, jadi setiap laporan keuangan interim minimum harus mencakup setiap judul dan subjumlah yang dilaporkan dalam laporan keuangan tahunan terkini dan catatan penjelasan tertentu. Nah Pos atau catatan tambahan itu dimasukkan agar laporan keuangan interim tidak menyesatkan.
PSAK 3 menyatakan bahwa entitas bisa mengumumkan baik laporan keuangan lengkap ataupun laporan keuangan ringkas pada pelaporan keuangan interimnya. Namun, OJK mensyaratkan bahwa, entitas harus mengumumkan laporan keuangan yang lengkap.
2.6. Permasalahan Akuntansi Interim
Laporan keuangan interim menimbulkan beberapa persoalan pengukuran teknis dan
konseptual Untuk seorang akuntan. Sebagian besar persoalan tersebut berpusat pada konsep akuntansi periodisasi dan pembagian periode tahunan ke dalam periode interim. Perhatikan bahwa laporan keuangan interim berisi : laporan keuangan untuk beberapa periode yang kurang dari satu tahun, mencakup laporan bulanan, laporan kuartalan, atau bagian lain dari periode satu tahun.
Penggunaan laporan kuartalan atau tengah tahunan untuk menyediakan informasi
yang tepat waktu adalah perkembangan yang cukup baru. Banyak perusahaan yang memulai mepublikasikan laporan kuartalan setelah OJK mewajibkan perusahaan publik untuk menyerahkan laporan keuangan tengah tahunan pada 1996. BEI mengharuskan penyerahan laporan keuangan kuartalan seluruh perusahaan yang terdaftar pada tahun 2004. DSAK sendiri telah menerbitkan PSAK 3 mengenai “Laporan Keuangan Interim" Standar ini memecahkan sebagian permasalahan akuntansi substantif yang terkait dengan laporan interim. Laporan tiga kuartalan pertama dari beberapa perusahaan menunjukkan laba signifikan untuk tahun berjalan, kemudian penyesuaian arbitrer dan hal-hal yang diragukan pada kuartal keempat merekonsiliasi kerugian aktual untuk tahun tersebut. Kurangnya pedoman yang ditetapkan menimbulkan eksperimen dengan berbagai alokasi biaya antarperiode, menghasilkan pola yang tidak realistis pada laba rugi per kuartal DSAK kemudian merevisi PSAK 3 dengan mengadopsi IAS 34 Interim Financial Reporting tahun 2014.