Anda di halaman 1dari 5

PELAPORAN KEUANGAN INTERIM

Pendahuluan
Umumnya, laporan keuangan yang dikeluarkan perusahaan bisnis adalah tahun fiskal
penuh. Beberapa perusahaan mengeluarkan laporan keuangan untuk periode akuntansi interim
sebagai bagian dari tahun fiskal. Laporan keuangan interim dikembangkan berdasarkan
pandangan yang menganggap laporan keuangan interim sebagai bagian integral dengan periode
tahunan Pada dasarnya, laporan keuangan interim menyediakan informasi mengenai kondisi
perusahaan kurang dari satu tahun. Laporan tersebut biasanya diterbitkan setiap tiga bulan dan
biasanya berisi informasi kumulatif dari awal tahun sampai dibuatnya laporan tersebut. Menurut
IAI, laporan keuangan interim harus dipandang sebagai bagian yang integral dari periode
tahunan yang dapat disusun baik secara bulanan, kwartalan atau semesteran dan didalamnya
harus mencakup semua komponen laporan keuangan sesuai standar akuntansi keuangan.
Karakteristik kualitatif informasi keuangan adalah tepat waktu. Informasi harus
disampaikan sedini mungkin untuk dapat digunakan sebagai salah satu dasar pengambilan
keputusan ekonomi dan untuk menghindari kelambatan pengambilan keputuasan. Pernyataan ini
berlaku untuk perusahaan yang diwajibkan menyajikan laporan keuangan interim oleh peraturan
perundangan yang berlaku, misalnya pasar modal dan lain-lain. Untuk industri yang telah diatur
dalam standar akuntansi keuangan industri yang secara khusus,misalnya perbankan, maka harus
mengikuti standar khusus tersebut

DEFINISI

Pengertian Pelopran Interim


Periode interim merupakan suatu periode yang jangka waktunya kurang dari satu tahun
keuangan penuh. Interim diadaptasi dari bahasa inggris yakni, interim yang didefinisikan sebagai
berikut :
Intended to last for only a shortime until something more permanent is found (Oxford
Advanced Learner’s). Mengacu kepada yang terakhir dalam waktu dekat sampai sesuatu yang
permanen ditemukan.
Laporan keuangan interim (interim financial report) adalah suatu laporan keuangan yang
berisi seperangkat pernyataan lengkap atau seperangkat laporan keuangan ringkas untuk satu
periode interim (Ankarath,2012:264). Periodisitas suatu laporan keuangan dapat berupa
kwartalan dan semester.
Pelaporan Interim Menurut PSAK no.3 (2010), tentang laporan keuangan interim
merevisi. Laporan keuangan interim merupakan laporan keuangan yang berisi baik laporan
keuangan lengkap atau laporan keuangan ringkas suatu periode interim. Periode interim adalah
suatu periode laporan keuangan yang lebih pendek dari satu tahun buku penuh. Jika entitas
menerbitkan laporan keuangan ringkas dalam laporan keuangan interimnya, maka laporan
keuangan ringkas tersebut mencakup dalam laporan keuangan tahunan dan catatan penjelasan.
Laporan interim wajib dibuat oleh perusahaan yang terdaftar di badan pengawas pasar modal
seperti Securities Exchange Commision di Amerika Serikat dan Bursa Efek di Indonesia, hal ini
agar semua perusahaan dapat menunjukkan kinerjanya kepada pihak pihak yang terkait.
Pengungkapan dalam laporan keuangan interim mengenal adanya konsep estimasi dan
materialitas.
Adapun unsur yang menyamakan antara pelaporan keuangan interim dengan pelaporan
keuangan tahunan adalah :
Dasar pengakuan pendapatan.
Kebijakan akuntansi dasar pelaporan pada periode interim, kecuali jika ada perubahan dalam
standar akuntansi.
Penyajian penggolongan aset sebagai lancar dan tidak lancar, serta kewajiban sebagai jangka
pendek dan jangka panjang.

PSAK 3 2010 mengatur tentang laporan keuangan interim seperti laporan triwulanan dan laporan
setengah tahunan menggantikan PSAK 3 1994 sebelumnya. Tujuan dari PSAK 3 adalah untuk
menetapkan isi minimal laporan keuangan interim serta prinsip-prinsip pengakuan dan
pengukuran yang akan diterapkan dalam laporan keuangan interim. (Juan,2012:739).
Selanjutnya, Bursa Efek Indonesia telah mensyaratkan semua perusahaan yang terdaftar untuk
menyajikan laporan triwulanan, yang diterbitkan tidak lebih dari satu bulan setelah akhir tiap
triwulan untuk laporan triwulan yang tidak diaudit,dua bulan untuk laporan yang ditelaah secara
terbatas oleh akuntan publik dan tiga bulan untuk triwulan untuk yang diaudit akuntan publik.
PSAK 3 menetapkan bahwa laporan keuangan interim dapat berisi seperangkat laporan
keuangan lengkap sebagaimana dijelaskan dalam PSAK 1 tentang Penyajian Laporan Keuangan
atau seperangkat laporan keuangan ringkas sebagaimana dijelaskan dalam PSAK 3.

Sifat Laporan Keuangan Interim


Secara konseptual, laporan keuangan interim menyediakan informasi yang lebih tepat
waktu tetapi kurang lengkap dibandingkan dengan laporan keuangan tahunan. Laporan interim
menunjuk-kan adanya trade-off antara ketepatan waktu dan kehandalan data-data keuangan
karena memerlukan adanya istimasi untuk melakukan review piutang, utang dagang, persediaan,
dan informasi lain-nya yang mendukung pengukuran yang disajikan dalam laporan keuangan
tahunan.

Laporan Keuangan Interim


- Harus dipandang sebagai bagian yang integral dari periode tahunan.
- Dapat disusun secara bulanan, triwulanan atau periode lain yang kurang dari setahun dan
mencakupi seluruh komponen laporan keuangan sesuai standar akuntansi keuangan.

Pandangan tentang Laporan Interim Terdapat dua pandangan :


Pandangan yang menganggap periode interim sebagai dasar periode akuntansi dan
menyimpulkan bahwa hasil operasi tiap periode ditentukan dengan cara yang sama seperti pada
periode tahunan
Pandangan yang menganggap periode interim sebagai bagian yang integral dengan periode
tahunan.

STANDAR PELAPORAN UNTUK LAPORAN LABA RUGI INTERIM


Bentuk laporan keuagan interim sama dengan bentuk laporan laba rugi tahunan. terdapat
beberapa perbedaan dalam pengukuran komponen laba tertentu karena periode waktu yang lebih
pendek.

Pendapatan
Pendapatan harus diaku dan dilaporkan pada periode diperolehnya dan tidak dapat
ditangguhkan ke periode lain untuk menyajikan arus pendapatan yang lebih stabil.
Laporan keuangan interim memberi gambaran pendapatan dan beban periode interim
tersebut. Laporan keuangan interim tertentu diperbandingkan dengan periode sebelumnya
memberi manfaat yang lebih besar bagi para pemakai laporan dalam contoh kondisi-kondisi
sebagai berikut:
 Laporan keuangan interim diperbandingkan dengan laporan keuangan interim periode
sebelumnya, untuk mengetahui kecenderungan (trend) posisi keuangan dan kinerja
 Laporan keuangan interim diperbandingkan dengan interim yang sama dalam periode
akuntansi yang lalu, untuk mengetahui kecenderungan berulang (cyclical) musiman dari
kegiatan usaha.
 Laporan keuangan interim diperbandingkan dengan laporan keuangan kumulatif dari
awal tahun buku sampai dengan tanggal laporan keuangan interim untuk mengetahui
kontribusi atau pengaruh periode interim yang dilaporkan pada periode berjalan.
 Laporan keuangan interim diperbandingkan dengan laporan keuangan tahun buku yang
lalu, untuk mendapat gambaran pengaruh dan kinerja interim tersebut terhadap posisi
keuangan, kinerja dan arus kas periode akuntansi yang lalu.

Harga Pokok Penjuaan dan Persediaan


Harga pokok penjualan umumnya merupakan satu beban paling besar dalam laporan laba
rugi interim. Aturan umumnya adalah Harga pokok penjualan interim dihitung dengan biaya dan
beban teralokasi yang terait langsung sperti perhitungan harga pokok penjualan tahunan. PSAK 3
memperbolehkan memodifikasi praktis berikut atas aturan umum tersebut yaitu:
1. Menggunakan estimasi presntase laba kotor
2. Penilaian harga pokok / harga pasar terendah
3. Sistem biaya standar

Biaya dan beban lain-lain


Untuk periode pelaporan interim, biaya dan beban lain-lain termasuk biaya produksi dibebankan
atas dasar yang sama seperti periode tahunan. Contoh berikut dapat mengilustraikan kapan
pengeluaran dapat ditangguhkan dan dialokasikan ke beberapa periode
 Berapa perusahaa memfokuskan perbaikan peralatan yang besar dalam satu waktu pad
asatu periode interim. Untuk pelaporan interim, biaya perbaikan itu dapat ditangguhkan
(aset dbayar dimuka).
 Pajak bangunan dapat ditangguhkan pada saat periode interim.
 Biaya iklan yang besar dapat dialokasikan pada periode periode interim yang menerima
manfaatnya dari pada mengakui semata-mata dalam periode interim saat biaya itu
dikeluarkan

Pajak Penghasilan
Pada akhir tiap periode interim, perusahaan harus membuat taksiran pajak penghasilan untuk
dibebankan pada periode interim. Perhitungan pajak penghasilan periode interim harus sesuai
dengan kebijakan akuntansi tentang pajak penghasilan yang dianut pada akhir tahun.

Pos dan transaksi Luar Biasa


 Penghapusan segmen usaha, penggabungan usaha, pos luar biasa,dan kejadian yang tidak
biasa dan tidak sering terjadi harus dibebankan pada periode interim saat terjadinya dan
tidak boleh dibebankan pada periode lain.
 Pos luar biasa harus diungkapkan secara terpisah dan dimasukkan dalam laporan laba
rugi periode interim saat pos luar biasa terjadi. Dalam menentukan materialitas, pos luar
biasa harus dihubungkan langsung dengan estimasi pendapatan tahunan.
 Peristiwa atau kejadian yang tidak biasa dan tidak sering terjadi dan berpengaruh material
terhadap hasil operasi tetapi tidak dapat dikelompokkan dalam pos luar
 biasa juga harus dilaporkan dan diungkapkan secara terpisah dalam laporan laba rugi
periode interim.
 Kewajiban kontinjen dan ketidakpastian lain yang diperkirakan dapat mempengaruhi
kewajaran penyajian data keuangan pada tanggal neraca harus diungkapkan dalam
laporan keuangan interim dengan cara yang sama seperti dalam laporan keuangan
tahunan. Pengungkapan tersebut harus diulang dalam laporan keuangan interim
berikutnya dan dalam laporan keuangan tahunan sampai kewajiban kontinjen itu
terselesaikan.

Perubahan Akuntansi
Perubahan akuntansi dalam periode interim yang memerlukan penyesuaian harus dilaporkan
dalam periode interim saat perubahan itu terjadi dengan cara yang sama seperti yang dilaporkan
dalam laporan keuangan tahunan
Perusahaan berkewajiban mengungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan bila
mengetahui akan ada perubahan akuntansi dalam periode laporan keuangan interim berikutnya.
Laporan keuangan interim harus menunjukkan perubahan akuntansi;

 yang terjadi pada periode interim yang dilaporkan,


 yang terjadi pada periode interim sebelumnya dalam tahun buku yang sama,bila
berpengaruh material pada periode interim yang dilaporkan.

Bila dimungkinkan, perusahaan sebaiknya melakukan perubahan akuntansi dalam periode


interim pertama dari suatu tahun buku. Perubahan akuntansi yang dilakukan setelah periode
interim pertama dalam satu tahun buku cenderung mengaburkan hasil usaha dan menyulitkan
pengungkapan informasi keuangan.
Dalam menentukan materialitas pelaporan pengaruh kumulatif dari perubahan akuntansi
atau koreksi kesalahan, jumlah yang ada harus dihubungkan dengan estimasi pendapatan setahun
penuh dan kecenderungan laba pada periode interim berikutnya dalam tahun buku yang sama.
Perubahan yang material bila dikaitkan dengan suatu periode interim tetapi tidak material bila
dikaitkan dengan estimasi pendapatan setahun penuh atau dengan kecenderungan laba harus
diungkapkan secara tersendiri dalam periode interim tersebut.

Penyajian Laporan Keuangan Interim


Laporan keuangan interim meliputi neraca, laporan laba rugi dan saldo laba interim, laporan
arus kas dan catatan ataslaporan keuangan. Laporan keuangan interim harus disajikan secara
komparatif dengan periode yang sama tahun sebelumnya. Perhitungan laba-rugi interim harus
mencakup periode sejak awal tahun buku sampai dengan periode interim terakhir yang
dilaporkan (year-to-date).
Laporan keuangan interim harus menggolongkan aktiva sebagai kelompok lancar dan tidak
lancar, dan kewajiban sebagai kelompok jangka pendek dan jangka panjang sesuai laporan
keuangan tahunan. Khusus untuk perusahaan tertentu seperti bank dan asuransi yang mempunyai
metode khusus dalam penggolongan aktiva, maka penggolongan aktiva harus dilakukan sesuai
dengan standar akuntansi keuangan yang berlaku.

Penyajian
Apabila perusahaan melaporkan ringkasan informasi keuangan pada tanggal laporan
keuangan interim, data berikut merupakan data minimum yang harus dilaporkan:
pendapatan atau penjualan kotor, beban, estimasi pajak penghasilan, pos luar biasa
(termasuk pengaruh terhadap pajak penghasilan yang terkait), pengaruh kumulatif
perubahan akuntansi, perubahan akuntansi dan laba bersih
data laba bersih per saham untuk setiap periode interim yang disajikan;
pendapatan dan beban musiman;
perubahan yang penting dalam taksiran pajak penghasilan;
pelepasan suatu segmen usaha, pos luar biasa, transaksi tidak biasa dan tidak sering terjadi;
kewajiban kontinjen;
perubahan akuntansi; dan
perubahan yang material pada unsur laporan arus kas

Suatu perubahan kebijakan akuntansi harus diterapkan secara retrospektif dengan


melaporkan jumlah setiap penyesuaian yang terjadi yang berhubungan dengan periode
sebelumnya sebagai suatu penyesuaian pada saldo laba awal periode (retained earnings), kecuali
jika jumlah tersebut tidak dapat ditentukan secara wajar. Informasi komparatif harus dinyatakan
kembali, kecuali jika untuk melaksanakannya dianggap tidak praktis. Pengaruh perubahan
akuntansi terhadap
hasil keuangan untuk periode interim pada periode interim berikutnya harus diungkapkan .

Laporan keuangan interim terakhir, misalnya triwulan keempat tidak perlu disusun karena
pada dasarnya laporan keuangan tersebut dapat digantikan dengan laporan keuangan tahunan.
Dalam hal laporan keuangan interim triwulan keempat hendak diterbitkan, maka penerbitannya
dilakukan bersamaan dengan penerbitan laporan keuangan tahunan. Di samping itu, isi dari
laporan keuangan interim triwulan keempat harus merupakan selisih dari laporan keuangan
tahunan dan laporan keuangan interim sebelumnya tahun yang bersangkutan.

Anda mungkin juga menyukai