A. Laporan keuangan interim bisa dilaporkan dalam bentuk laporan keuangan lengkap dan
ringkas. Jika entitas menerbitkan laporan keuangan lengkap dalam laporan keuangan
interimnya, maka format dan isi laporan keuangan laporan keuangan interim tersebut
sesuai dengan persyaratan PSAK 1 yaitu:
1. Laporan posisi keuangan pada akhir periode
2. Laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain selama periode
3. Laporan perubahan ekuitas selama periode
4. Laporan arus kas selama periode
5. Catatan atas laporan keuangan, berisi ringkasan kebijakan akuntansi signifikan
dan informasi penjelasan lain
6. Laporan posisi keuangan pada awal periode terdekat sebelumnya ketika entitas
menerapkan suatu kebijakan akuntansi secara retrospektif atau membuat
penyajian kembali pos-pos laporan keuangan, atau ketika entitas
mereklasifikasi pos-pos dalam laporan keuangannya sesuai dengan PSAK 1
paragraf 40A-40D
Laporan keuangan interim ringkas mencakup komponen minimum berikut:
1. Laporan posisi keuangan ringkas
2. Laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain ringkas baik digabung
maupun dipisah
3. Laporan perubahan ekuitas ringkas
4. Laporan arus kas ringkas
5. Catatan penjelasan tertentu
Laporan Interim: Karena laporan ini diterbitkan secara lebih sering, informasi yang
terkandung dalam laporan interim lebih relevan dan aktual. Ini memungkinkan
pemangku kepentingan, seperti investor dan kreditur, untuk mendapatkan pemahaman
yang lebih akurat tentang kinerja dan posisi keuangan perusahaan dalam jangka waktu
yang lebih singkat.
Laporan Tahunan: Meskipun laporan tahunan tetap relevan, ada situasi di mana
informasi yang diberikan dalam laporan interim dapat lebih cepat memberikan
gambaran yang sesuai dengan kondisi terkini perusahaan.
Keandalan:
Laporan Interim: Meskipun dikeluarkan lebih sering, laporan interim harus tetap
memenuhi standar keandalan yang tinggi agar informasinya dapat diandalkan oleh
pemangku kepentingan. Proses audit juga biasanya dilakukan untuk memastikan
keandalan informasi tersebut.
Laporan Tahunan: Laporan tahunan juga harus memenuhi standar keandalan yang
tinggi, tetapi karena cakupannya lebih lama, risiko perubahan kondisi bisnis dan
lingkungan ekonomi juga harus diperhitungkan.
Pemahaman:
PSAK 3 (Laporan Keuangan Interim) diakui dan diatur oleh standar akuntansi di
Indonesia. Laporan keuangan interim adalah laporan keuangan yang disusun dalam
periode waktu kurang dari satu tahun, seringkali setiap tiga bulan (kuartal). Teori
akuntansi menyediakan kerangka kerja dan pedoman untuk penyusunan laporan
keuangan interim. Beberapa prinsip dan konsep utama yang terkait dengan laporan
keuangan interim yaitu :
1. Konservatisme
Laporan keuangan interim cenderung mencerminkan prinsip konservatisme, di mana
pendapatan dan keuntungan diakui konservatif, sementara kerugian dan beban diakui
lebih cepat. Hal ini memastikan bahwa laporan keuangan memberikan gambaran yang
lebih konservatif terkait kinerja keuangan pada saat periode interim. Jika terdapat
ketidakpastian, laporan keuangan interim cenderung mencerminkan prinsip
konservatisme, mengakui pendapatan yang lebih rendah dan beban yang lebih tinggi.
2. Relevance dan Reliability
Teori akuntansi sering menekankan pentingnya informasi yang relevan dan dapat
diandalkan. Dalam konteks PSAK 3, relevansi dicapai dengan menyediakan informasi
yang memungkinkan pemakai laporan keuangan untuk membuat keputusan yang lebih
baik dalam periode waktu yang lebih pendek.
3. Consistency
PSAK 3 menekankan konsistensi antara metode akuntansi yang digunakan dalam
laporan keuangan interim dan laporan keuangan tahunan. Ini memastikan kelangsungan
informasi dan pemahaman yang konsisten oleh para pemakai laporan keuangan.
4. Pertimbangan Kesinambungan Bisnis
PSAK 3 mengacu pada asumsi kesinambungan bisnis, yang sesuai dengan konsep
kesinambungan bisnis dalam teori akuntansi. Ini berasumsi bahwa entitas akan terus
beroperasi dalam jangka waktu yang dapat diprediksi.
Jika terdapat indikasi ketidakpastian yang signifikan tentang kelangsungan bisnis, hal
ini harus diungkapkan dalam laporan interim.
Laporan keuangan interim harus disusun sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang
berlaku umum dan PSAK lainnya. Ini termasuk penerapan konsep kesinambungan
bisnis dan konsistensi dengan PSAK yang relevan.
5. Pertimbangan Risiko dan Ketidakpastian
Teori akuntansi menekankan pada pengungkapan risiko dan ketidakpastian yang
signifikan dalam laporan keuangan. PSAK 3 mempertimbangkan aspek ini untuk
memastikan bahwa pemakai laporan memiliki pemahaman yang baik tentang faktor-
faktor yang dapat mempengaruhi kinerja keuangan dalam periode interim.
6. Nilai Wajar (Fair Value)
Jika organisasi menggunakan konsep nilai wajar dalam mengukur aset dan kewajiban,
PSAK 3 memastikan penerapan konsep ini sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi.
Jika organisasi menggunakan pengukuran nilai wajar, pertimbangan ini mencakup
penerapan prinsip nilai wajar dalam mengukur aset dan kewajiban.
7. Tujuan Informasi Keuangan
Teori akuntansi menekankan bahwa tujuan utama dari informasi keuangan adalah untuk
memberikan pemakai informasi dasar yang memungkinkan mereka membuat
keputusan yang baik. PSAK 3, sebagai bagian dari kerangka akuntansi, menetapkan
aturan dan pedoman untuk mencapai tujuan ini dalam konteks laporan keuangan
interim.
8. Prinsip Akrual
Laporan keuangan interim didasarkan pada prinsip akrual, yang mengharuskan
pengakuan pendapatan dan beban pada saat terjadinya, bukan hanya saat kas diterima
atau dibayarkan. Ini memungkinkan penyajian yang lebih akurat mengenai kinerja dan
posisi keuangan perusahaan pada periode interim.
9. Pengungkapan risiko dan ketidakpastian
Teori akuntansi yang mendasari PSAK 3 mengharuskan pengungkapan yang memadai
mengenai risiko dan ketidakpastian yang dapat mempengaruhi kinerja dan posisi
keuangan organisasi. Penting untuk memahami bahwa PSAK 3 dapat mengalami
perubahan dari waktu ke waktu berdasarkan revisi atau perbaikan standar akuntansi.
Oleh karena itu, penting untuk selalu merujuk pada PSAK yang paling baru dan relevan.
10. Keterbandingan dan Komparabilitas
Teori ini menekankan pentingnya laporan keuangan interim yang dapat dibandingkan
dengan periode sebelumnya dan sejenisnya. Ini membantu para pemakai untuk
mengidentifikasi tren dan perubahan dalam kinerja keuangan.
11. Pengungkapan yang Lengkap dan Jelas
Prinsip ini menekankan pentingnya pengungkapan yang lengkap dan jelas dalam
laporan keuangan interim untuk memastikan bahwa para pemakai dapat memahami
dengan baik informasi yang disajikan.