Anda di halaman 1dari 2

Rizka Ayu Anggraeni – 2211070088

Manajemen Strategik

Kaitan antara Sun Tzu's The Art of War terhadap Manajemen Strategik
Sun tzu merupakan seorang jendral, filsuf dan ahli strategi militer yang berasal dari cina. Sun
tzu lahir ketika negara-negara bagian di cina sedang mengalami peperangan. Di dalam
peperangan itu Sun tzu mengambil strategi-strategi yang tidak lazim, itulah sebabnya ia
memenangi banyak pertempuran, karena strategi-strategi yang ia gunakan sulit diduga. Hal ini
menunjukkan kegeniusan Sun tzu selain sebagai ahli strategi, ia juga dikenal sebagai filsuf yang
meletakkan dasar-dasar filsafat militer klasik timur. Oleh sebab itu ia menjadi seorang yang
tangguh dan berani hingga dikenal sebagai ahli strategi perang. Lalu kemudian beliau menulis
buku strategi perang yang fenomenal berjudul “The Art of War” atau dalam bahasa
indonesianya seni dalam berperang yang ditulis pada sekitar 400-300 SM. Buku ini menuliskan
36 strategi perang yang dapat dipakai dan dapat juga dikombinasikan secara fleksibel dalam
segala situasi dan kondisi yang di hadapi. Ringkasan buku tersebut mengenai point-point
berikut:

• Lindungi Dirimu dari Kekalahan, dan Tunggu Sebuah Kesempatan untuk Meraih
Kemenangan
• Peperangan Hanya akan Berhasil saat Raja (Sovereign) dan Jenderal Tak
Mementingkan Ego Masing-Masing
• Manfaatkan Sumberdaya yang Dimiliki dengan Bijak dengan Menerapkan Taktik
Perang yang Cerdik (Stratagem) dan Spionase
• Tipu Musuhmu dan Paksakan Keinginanmu Padanya
• Amati Musuh dan Medan Perang, Kemudian Beradaptasilah sesuai dengan Keadaan
• Agar Sukses dalam Menjalankan Misi Perang, Atur Tentaramu dengan Tegas, dan Buat
Mereka Rela untuk Berperang Hingga Titik Darah Penghabisan

Sering kali, pada ilmu manajemen strategik, tidak jauh berbeda dengan medan
pertempuran. Ilmu manajemen yang buruk akan membuat perencanaan yang buruk, dan
bisa berakibatkan pada kehilangan modal dan suatu pekerjaan.
Pada salah satu penerapan strategi Sun tzu bahwasannya seseorang dapat memenangkan
suatu peperangan dengan cara melihat kekuatan diri sendiri dan menemukan kelemahan
musuh. Terdapat dua hal yang menjadi poin utama penting yaitu strength (kekuatan) dan
weakness (kelemahan). Dengan adanya kedua hal ini kita bisa mengetahui bisnis sendiri
dan juga competitor atau pesaing usaha. Strength (kekuatan) pada hal ini kita harus tahu
kekuatan bisnis dimiliki dan juga kompetitornya atau pesaing usaha. Dengan perlu melihat
apa yang membuat bisnis kita lebih baik dari pada si pesaing. Lalu kemudian barulah kita
dapat mengetahui secara otomatis apa weakness atau kekurangan competitor tersebut.
Dalam hal tersebut, kita tidak diwajibkan memperbaiki kekurangan yang dimiliki jika
mengoptimalkan kelebihan itu sudah bisa membuat bisnis kita standout (menonjol).
Selanjutnya apabila kita sudah siap dan mampu mempertahankan kelebihan yang dimiliki,
kita bisa secara pelan-pelan mengatasi kekurangan yang ada di bisnis tersebut. Selain
strength dan weakness, kita juga perlu melihat opportunity (peluang) atau kesempatan.
kita tidak melulu terus menerus berhadapan dengan pesaing dengan memproduksi
produk yang sama. Lihat lingkungan sekitar, apabila terdapat kesempatan untuk tumbuh
tanpa harus fokus pada satu produk, kita harus mengabil kesempatan itu. Ciptakan produk
tersebut berbeda, kembangkanlah dan proseskan produk yang sudah ada sehingga
menjadi produk yang baru, dan dapat memenuhi kebutuhan market. Nah, itulah strategi
perang Sun Tzu, tetapi bukan perang dalam medan pertempuran dalam bisnis yang bisa
kita ketahui dan bisa kita terapkan sebagai bekal. Semisal kita merasa stuck dan ingin sekali
bisnis tetap berjalan, kita tentu bisa mempertimbangkan strategi ini. Pada sistem
pengendalian dalam manajemen sendiri, Sun tzu dapat membawa pengaruh positif, hal
tersebut disebabkan karena Sun Tzu lebih menekankan pentingnya seorang pemimpin
yang berpikiran terbuka, positif dan flexible dengan cara memperhatikan situasi secara
tepat dan cermat, menyelaraskan serta mengendalikan karyawannya sehingga tujuan dari
badan usaha tersebut dapat lebih terarah dan tercapai sesuai yang kita inginkan. Tetap
Fokuslah pada kelebihan bisnis sendiri. Temukan kekurangan lawan, maka dari itu kita
tidak akan pernah takut untuk menghadapi semakin banyak kompetitor yang terus
bermunculan. Apabila sudah paham apa yang akan kita jalankan, bisnis tersebut akan
tetap bertahan untuk ke depannya nanti.
Dari buku The Art of War, kita dapat mengimplementasikan untuk manajemen strategik
yaitu:

• Strategi perencanaan yang matang


• Penerapan strategi perencanaan perang dalam bisnis
• Mengamati pesaing

Anda mungkin juga menyukai