Rizka Ayu Anggraeni – 2211070088

Tugas 10 Manajemen Pajak

Putusan Banding PPh 23

Nomor Putusan : PUT-109811.12/2010/PP/M.XIA Tahun 2018
Jenis Pajak : PPh Pasal 23
Tahun Pajak : 2010

 Pokok Sengketa Banding

Nilai sengketa yang terbukti dalam sengketa banding ini adalah sebesar
Rp37.198.551.302,00; (Dasar Pengenaan Pajak menurut Terbanding sebesar
Rp37.198.551.302,00, sedangkan Dasar Pengenaan Pajak menurut Pemohon Banding
sebesar Rp0,00), dengan perhitungan sebagai berikut:
No Koreksi Positif atas Objek Pajak Nilai Sengketa (Rp)
1 Koreksi Positif atas Dasar Pengenaan Pajak – Jasa 37.198.551.302,00
Pertambangan
Nilai sengketa terbukti 37.198.551.302,00

Koreksi pembelian bahan baku (pasir Ti) dari masyarakat tradisional sebesar
Rp37.198.551.302,00 yang dianggap sebagai jasa penambangan dalam SKPKB PPh
Pasal 23 nomor 00016/203/10/304/15 tanggal 27 November 2015 Masa Pajak
Oktober 2010.

 Menurut Pemohon Banding

Proses kerja perusahaan Pemohon Banding adalah dimulai dari proses bahan baku
berupa pasir, dimana bahan baku ini Pemohon Banding beli dari penambang
tradisional, dimana bahan baku dari pasir Ti ini kemudian diproduksi menjadi Ti
batangan dan seluruhnya diekspor. Dasar Pengenaan Pajak yang dikoreksi Pemeriksa
sebesar Rp37.198.551.302 merupakan total pembelian bahan baku berupa pasir Ti
yang akan diproduksi menjadi Ti batangan yang siap diekspor. Menurut pemeriksa,
bahan baku yang Pemohon Banding beli dari penambang merupakan jasa.
Sedangkan menurut Pemohon Banding, pasir Ti dibeli dari penambang tradisional
adalah bahan baku utama sebelum diolah oleh Pemohon Banding menjadi Ti
batangan. Pemohon Banding menjelaskan bahwa tanpa adanya penambang
tradisional, Pemohon Banding tidak memiliki bahan baku untuk diolah di pabrik
Pemohon Banding. Pemohon Banding juga tidak memiliki asset untuk melakukan
penambangan sendiri. Pemohon Banding menjelaskan bahwa Pemohon Banding
sudah membayar royalty sebesar 3%, sumbangan Dana Pihak Ketiga sebesar 6%,
apabila dikenakan pajak lagi, Pemohon Banding tidak bisa usaha karena laba
Pemohon Banding hanya dari omzet penjualan.
 Menurut Terbanding
Pemohon Banding adalah Pemegang Izin Usaha Pertambangan sebagaimana yang
diatur dalam Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral
dan Batubara dan seluruh peraturan perundang-undangan pelaksanaannya, bukan
pemegang izin pertambangan rakyat. Pemohon Banding memperoleh pasir Ti dari
IUP Wajib Pajak sendiri. Pasir Ti yang berasal dari IUP Wajib Pajak tersebut di
tambang oleh penambang rakyat. Atas jasa yang diberikan oleh penambang lain,
Wajib Pajak memberikan penggantian uang yang dicatat oleh Wajib Pajak sebagai
Harga Pokok Pembelian Pasir Ti. Harga Pokok Pembelian Pasir Ti kemudian dikoreksi
oleh Pemeriksa sebagai DPP PPh Pasal 23 yaitu jasa penambangan. Menurut
pemeriksa, Pemohon Banding hanya dapat membeli mineral yang telah diolah dan
dimurnikan terlebih dahulu untuk meningkatkan nilai tambah mineral tersebut. Oleh
karena itu, sangat jelas Pemohon Banding tidak dapat membeli pasir Ti karena pasir
Ti merupakan mineral hasil tambang yang belum diolah dan dimurnikan. Maka,
segala bentuk untuk memperoleh pasir Ti, yang akan diolah dan dimurnikan oleh
Pemohon Banding, merupakan kegiatan Jasa Pertambangan.

 Menurut Majelis
pokok sengketa banding berupa koreksi pembelian bahan baku (pasir Ti) dari
masyarakat tradisional sebesar Rp37.198.551.302,00 yang dianggap sebagai jasa
penambangan sehingga dikenakan Pajak Penghasilan Pasal 23 oleh Terbanding. Tidak
terdapat bukti konkret yang disampaikan Terbanding berkaitan dengan jasa
penambangan tersebut melainkan berdasarkan asumsi, dimana Pemohon Banding
mempunyai Izin Usaha Pertambangan (IUP) tetapi tidak melakukan eksploitasi dan
pasir Ti diperoleh dari pihak ketiga, dimana pihak tersebut dianggap memberikan
jasa penambangan.
Majelis berpendapat atas koreksi Dasar Pengenaan Pajak Pajak Penghasilan Pasal 23
Masa Pajak Oktober 2010 yang dilakukan Terbanding sebesar Rp37.198.551.302,00
tidak dapat dipertahankan, sehingga Majelis berkesimpulan untuk mengabulkan
seluruhnya banding Pemohon Banding.