Anda di halaman 1dari 10

Materi 11

Batubara
Perpajakan Atas Transaksi & Industri Tertentu
S. Pentanurbowo, SE., MA., AWP., CPTT
Anggota Kelompok 1
Ajeng Chrisanti Diva Ramadhani Anis Miftahul Janah Azzahra Anisah Salsabillah
CA201110308 CA201110186 CA201110254

Elisha Agustina Gunawan Fadia Cahya Ayu Ningrum Hanifah Fitriyani


CA201110435 CA201110182 CA201110226

Jazila Syifaul Uyun


CA201110185
Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor
17/PMK.02/2022 tentang Jenis dan Tarif atas Jenis
Penerimaan Negara Bukan Pajak Kebutuhan Mendesak
Berupa Denda dan Dana Kompensasi Pemenuhan
Kebutuhan Batubara Dalam Negeri pada Kementerian
Energi dan Sumber Daya Mineral.

Dasar Hukum
Dasar Hukum
Dasar hukum UU No. 3 tahun 2020 tentang perubahan atas UU No 4 Tahun
2009 tentang pertambangan Minerba adalah pasal 20, pasal 21, pasal 33 ayat
(2) dan ayat (3) UUD 1945. Tidak hanya itu, presiden RI Joko Widodo juga telah
menetapkan Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2022 tentang Perlakuan
Perpajakan dan/atau Penerimaan Negara Bukan Pajak di Bidang Usaha
Pertambangan Batubara.
PENGERTIAN
Batubara adalah endapan senyawa organik karbonan yang
terbentuk secara alamiah dari sisa tumbuh-tumbuhan.

Pertambangan Batubara adalah pertambangan endapan


karbon yang terdapat di dalam bumi, termasuk bitumen
padat, gambut, dan batuan aspal.

Usaha Pertambangan Batubara adalah kegiatan


pengusahaan Batubara yang meliputi tahapan kegiatan
penyelidikan umum, eksplorasi, studi kelayakan,
konstruksi, penambangan, pengembangan dan/atau
pemanfaatan, pengangkutan dan penjualan, serta
pascatambang

Source PP No.15 Tahun 2022


Materi Batubara
Sehubungan dengan kontrak karya pengusahaan pertambangan batu bara ditetapkan Kepres No.
75 tahun 1996, Keputusan Menteri Keuangan No. 702/KMK.04/1996 dan No 129/KMK.04/1997
tentang Pengelolaan dan Tata Cara Penggunaan Penerimaan Negara Bukan Pajak dari Dana Hasil
Produksi Batu Bara (DHPB). Beberapa poin penting yang tercantum di dalamnya meliputi:

1. Perusahaan kontraktor swasta wajib menyerahkan 13.5% dari hasil produksi batu baranya
kepada pemerintah secara tunai pada harga setempat (at sale point). Produksi batu bara
yang diserahkan kepada pemerintah, digunakan pemerintah untuk biaya pengembangan
batu bara, inventarisasi sumber daya batu bara, biaya pengawasan pengelolaan lingkungan
dan keselamatan kerja pertambangan serta pembayaran iuran eksplorasi, royalty dan PPN.

2. Dana hasil produksi batu bara menjadi bagian pemerintah sebesar 13,5% yang harus
diserahkan kontraktor swasta dalam rangka kontrak karya pengusahaan batu bara.
PPH Pasal 22 Pembelian Batubara
Industri batubara memiliki tarif pajak untuk pembelian dari wajib pajak badan
usaha atau pajak ekspor batubara. Berikut aturan tarif pajak PPh 22 untuk
pemungutan atas pembelian batubara, diantaranya:
1. Tarif Pajak PPh Pasal 22 atas pembelian batubara dari badan atau orang pribadi
pemegang izin usaha pertambangan oleh industri atau badan usaha dikenakan
tarif 1,5% dari nilai ekspor atau harga pembelian dan tidak termasuk nilai PPN.
2. Bagi wajib pajak yang tidak memiliki atau tidak menunjukkan NPWP akan
dikenakan tarif pemungutan PPh 22 batubara lebih tinggi 100% dari DJP.
3. Pemungutan PPh Pasal 22 Batubara bersifat tidak final, artinya pemungutan
pajak ini dapat diperhitungkan sebagai pembayaran PPh untuk tahun berjalan
bagi Wajib Pajak.
4. Wajib pajak yang melakukan pembelian atas batubara wajib menerbitkan bukti
pemungutan PPh Pasal 22 dan melaporkan hasil pemungutan menggunakan SPT
Masa ke Kantor Pelayanan Pajak (KPP).
PERLAKUAN PAJAK PENGHASILAN INDUSTRI
PERTAMBANGAN BATUBARA

Pajak penghasilan dikenakan atas penghasilan dari usaha dan dari luar
usaha. Penghasilan dari usaha yaitu penghasilan yang diterima/diperoleh dari
penjualan/pengalihan hasil produksi pertambangan batubara sedangkan
penghasilan dari luar usaha dilaksanakan sesuai ketentuan UU PPh.

Proses penghitungan Penghasilan Kena Pajak dilakukan dengan formula


sebagai berikut: Penghasilan Kena Pajak = Penghasilan Bruto – Biaya 3M
PBB terutang untuk objek pajak
pertambangan mineral dan batubara
Besarnya PBB terutang dihitung dengan cara mengalihkan tarif pajak dengan Nilai Jual
Kena Pajak (NJKP), dimana besarnya NJKP adalah sebesar persentase tertentu dari Nilai
Jual Objek Pajak (NJOP). Besarnya NJKP ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah.
Untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi serta kepastian hukum dalam pengenaan
Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Pertambangan (PBBP3) untuk Pertambangan Mineral dan
Batu Bara, pemerintah dalam hal ini Direktorat Jenderal Pajak telah menerbitkan Peraturan
Direktur Jenderal Pajak Nomor: 47/PJ/2015 tentang Tata Cara Pengenaan Pajak Bumi dan
Bangunan Sektor Pertambangan untuk Pertambangan Mineral dan Batu Bara yang mulai
berlaku untuk pengenaan PBB P3 tahun 2016.
Dalam peraturan tersebut ditegaskan tentang objek dan subjek PBB pertambangan
batubara, tata cara pendaftaran dan/atau pemutakhiran data objek dan subjek pajak, serta
bagaimana menghitung besarnya PBB terutang.
Thank
You

Anda mungkin juga menyukai