Anda di halaman 1dari 3

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

DIREKTORAT JENDERAL PAJAK


KANTOR WILAYAH DIREKTORAT JENDERAL PAJAK WAJIB PAJAK BESAR
KANTOR PELAYANAN PAJAK WAJIB PAJAK BESAR SATU
GEDUNG DR KRT RADJIMAN WEDYODININGRAT LANTAI 16-17 , JALAN JENDERAL SUDIRMAN KAV. 56, JAKARTA SELATAN 12190
TELEPON (021) 22775100, FAKSIMILE (021) 22775089; LAMAN www.pajak.go.id; LAYANAN INFORMASI DAN PENGADUAN KRING
PAJAK (021) 1500200 SUREL pengaduan@pajak.go.id; informasi@pajak.go.id

Nomor : S-2249/WPJ.19/KP.01/2020 11 November 2020


Sifat : Segera
Hal : Pemberitahuan Pemberlakuan Batubara Sebagai Barang Kena Pajak
(Pelaksanaan Undang-Undang No. 11 Tahun 2020 Tentang Cipta Kerja)

Yth. Direktur PT Bukit Baiduri Energi


NPWP 01.315.877.9-091.000
Sahid Sudirman Center Lantai 31
Jl. Jenderal Sudirman No.86
Jakarta Selatan

Sehubungan dengan telah diundangkannya Undang-undang Nomor 11 Tahun 2020


tentang Cipta Kerja (UU Cipta Kerja) dan untuk menjawab pertanyaan Saudara mengenai
pelaksanaan Undang-undang tersebut, perlu kiranya disampaikan hal-hal sebagai berikut:
1. Naskah UU Cipta Kerja dapat Saudara unduh pada laman Kementerian Sekretariat Negara
(https://www.setneg.go.id/view/index/undang_undang_republik_indonesia_nomor_11_tahu
n_2020_tentang_cipta_kerja).

2. UU Cipta Kerja mulai berlaku sejak tanggal diundangkan, yaitu tanggal 2 November 2020,
dan tidak terdapat masa transisi dalam pelaksanaan UU tersebut. Dengan kata lain, seluruh
norma terkait dengan perpajakan, sudah mulai berlaku sejak tanggal 2 November 2020.
3. Mulai tanggal 2 November 2020, batubara merupakan Barang Kena Pajak atau BKP yang
atas penyerahannya terutang PPN sesuai dengan Pasal 112 UU Cipta Kerja yang
mengubah Ketentuan Pasal 4A UU Nomor 8 Tahun 1983 tentang Pajak Pertambahan Nilai
Barang dan Jasa dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah, sebagaimana telah beberapa
kali diubah, terakhir dengan UU Nomor 42 Tahun 2009 (UU PPN).
4. Pengaturan batubara sebagai BKP sebagaimana diatur dalam Pasal 112 UU Cipta Kerja
tersebut diketahui tidak memerlukan aturan pelaksanaan lebih lanjut, dengan demikian
mulai tanggal 2 November 2020 sudah operasional untuk dilaksanakan Wajib Pajak.
5. Dengan demikian apabila Saudara melakukan penyerahan batubara mulai tanggal 2
November 2020 wajib melaksanakan kewajiban perpajakan di bidang PPN yaitu
mendaftarkan diri untuk dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak (PKP), memungut
PPN, menyetor PPN, dan melaporkan PPN sesuai dengan ketentuan UU PPN.
6. Untuk melaksanakan kewajiban sebagaimana dimaksud pada angka 5, mohon diperhatikan
beberapa hal sebagai berikut:
a. dalam hal perusahaan Saudara belum dikukuhkan sebagai PKP, diminta untuk segera
melaporkan kegiatan usaha untuk dikukuhkan sebagai PKP di KPP Wajib Pajak Besar
Satu;
b. melakukan permintaan sertifikat elektronik untuk layanan transaksi perpajakan secara
elektronik;
c. melakukan permintaan nomor seri Faktur Pajak secara online melalui aplikasi e-Nofa
Online di url https://efaktur.pajak.go.id/;
d. membuat Faktur Pajak sesuai dengan ketentuan tata cara pembuatan,
pembetulan/penggantian, dan pembatalan Faktur Pajak sebagaimana diatur dalam
PER-24/PJ/2012 dan PER-16/PJ/2014 serta perubahannya; dan
e. pembuatan Faktur Pajak dilakukan melalui aplikasi e-Faktur versi 3.0 yang dapat
Saudara unduh pada url https://efaktur.pajak.go.id/.

7. Dalam hal penyerahan batubara dilakukan kepada Pemungut PPN, antara lain:
a. Instansi Pemerintah (Peraturan Menteri Keuangan nomor PMK-231/PMK.03/2019);
b. Kontraktor kontrak kerja sama pengusahaan minyak dan gas bumi dan kontraktor atau
pemegang kuasa/pemegang izin pengusahaan sumber daya panas bumi (Peraturan
Menteri Keuangan nomor PMK-73/PMK.03/2010);
c. Badan Usaha Milik Negara (Peraturan Menteri Keuangan nomor PMK-
85/PMK.03/2012);
d. Badan Usaha Tertentu (Peraturan Menteri Keuangan nomor PMK-37/PMK.03/2015);
e. Wajib Pajak lainnya yang tunduk terhadap Kontrak Karya Pertambangan yang di dalam
kontrak tersebut secara lex specialist ditunjuk sebagai Pemungut PPN,
maka Faktur Pajak yang diterbitkan menggunakan Kode Transaksi 02 atau 03
sebagaimana diatur dalam Peraturan Direktur Jenderal Pajak nomor PER-24/PJ/2012 dan
perubahannya dan pemungutan, penyetoran, dan pelaporan PPN dilakukan oleh Pemungut
PPN dimaksud sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan terkait.
8. Perjanjian Karya Pengusahaan Pertambangan Batubara (PKP2B) yang telah ada sebelum
berlakunya Undang-Undang Cipta Kerja tetap diberlakukan sampai jangka waktu
berakhirnya kontrak atau perjanjian sebagaimana diatur dalam Pasal 169 UU No. 4 Tahun
2009 Tentang Pertambangan Mineral dan Batubara. Dengan demikian dalam hal PKP2B
mengatur secara khusus ketentuan perpajakan (nailed down), maka ketentuan perpajakan
tersebut tetap berlaku sampai dengan PKP2B tersebut berakhir.
9. Pelaksanaan kewajiban Pajak Penjualan (PPn) bagi PKP2B Generasi I sebagaimana diatur
dalam Peraturan Menteri Keuangan nomor PMK-194/PMK.03/2012 masih tetap berlaku
dan wajib dilaksanakan selama belum ada perubahan atau pencabutan atas peraturan
tersebut.

10. Pelaksanaan ketentuan batubara sebagai BKP ini tidak memerlukan penetapan dari KPP
Wajib Pajak Besar Satu dan untuk pertama kalinya pada kesempatan pertama Saudara
melakukan pemungutan PPN atas penyerahan batubara dapat memberitahukan secara
tertulis kepada Kepala KPP Wajib Pajak Besar Satu untuk keperluan kegiatan bimbingan
kewajiban perpajakan lanjutan.

11. Surat ini dapat Saudara pergunakan untuk menjelaskan kepada pihak-pihak terkait
sehingga kewajiban pemungutan PPN atas penyerahan batubara dapat Saudara
laksanakan sesuai dengan UU Cipta Kerja dengan sebaik-baiknya.
Apabila Saudara memerlukan informasi lebih lanjut terkait dengan pelaksanaan UU
Cipta Kerja khususnya pemungutan PPN atas penyerahan batubara silahkan menghubungi
Account Representative KPP Wajib Pajak Besar Satu Sdri. Amaliah Nawawi di nomor telepon
021-22775100 ext 1352 atau email kpp.091@pajak.go.id. Dalam hal terdapat kekeliruan dalam
surat ini akan dilakukan perbaikan seperlunya.
Demikian disampaikan, atas perhatian Saudara diucapkan terima kasih.

Kepala Kantor Pelayanan Pajak


Wajib Pajak Besar Satu

Ditandatangani secara elektronik


Imanul Hakim

Tembusan:
1. Direktur Peraturan Perpajakan I
2. Direktur Pemeriksaan dan Penagihan
3. Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Wajib Pajak Besar

Anda mungkin juga menyukai