Jalan Tambang
BAB I
PERENCANAAN FASILITAS JALAN
TABEL I-1
CONTOH TINGKAT PRODUKSI BATUBARA DAN PEMINDAHAN
MATERIAL PENUTUP
Produksi pemindahan material penutup
Tahun Produksi batubara
Bern per tahun Bcm per hari
1 2.0 juta ton 15,40 juta 5,334
2 2.5 juta ton 19,25 juta 64.000
3 3.5 juta ton 26,95 juta 898.334
4 4.5 juta ton 38,50 juta 128.334
GAMBAR 1-1
GRAFIK HUBUNGAN ANTARA TAHANAN GULIR, KONSTRUKSI BAN
DAN PERAWATAN JALAN
Alinyemen vertikal adalah bidang tegak yang melalui sumbu jalan atau
proyeksi tegak lurus bidang gambar. Alinyemen vertikal ini
menggambarkan tinggi-rendahnya jalan, sehingga kelandaian suatu ruas
jalan dapat diketahui. Panjang kritis pada bagian alinyemen vertikal
merupakan panjang, maksimum bagian lurus dari jalan yang menanjak
tanpa mengakibatkan hambatan arus lalu lintas. Panjang kritis ini dapat
mengurangi kecepatan kendaraan sebesar 25 km/jam. Batasan yang
dibuat Bina Marga mengenai panjang kritis dan kelandaian maksimum
diberikan pada Tabel I-2.
TABEL I-2
HUBUNGAN ANTAR LANDAI MAKSIMUM DAN PANJANG KRITIS
Untuk mencapai daya dukung tertentu dari jalur jalan, maka diperlukan
pengujian terhadap material yang akan dipergunakan di lapangan. Jenis
pengujian yang dilakukan antara lain adalah pengujian Standard Proctor
dan uji CBR. Dari hasil-hasil kedua jenis pengujian ini akan dapat
direncanakan struktur lapisan jalan yang diperkirakan mampu memikul
beban yang diinginkan.
GAMBAR 1.2
STRUKTUR LAPISAN JALAN
GAMBAR 1-4
KURVA CALIFORNIA BEARING RATIO
Lapisan permukaan (wearing surface) adalah bagian perkerasan yang
terletak pada lapisan paling atas yang berfungsi antara lain sebagai:
• konstruksi
• geometri jalan
• panjang jalan
• rambu-rambu yang diperlukan
• kemiringan tikungan/supei elevasi
• radius tikungan minimum
1.6 Perencanaan Penyaliran
• Sistem penyaliran jalan yang telah ada, yang sebaiknya tidak perlu
diganggu (dibendung)
• Perencanaan penggunaan lahan yang ada selama umur rencana
proyek
BAB II
GEOMETRI JALAN
GAMBAR 2-1
JARAK PANDANG DAN BERHENTI ALAT ANGKUT PADA JALAN
MENANJAK
TABEL 11-1
HUBUNGAN ANTARA KEMIRINGAN JALAN DAN KEAUSAN BAN
Kemiringan Jalan
Kecocokan Pengaruh pada ban
(%)
Pengaruh minimum pada umur ban, laju
0-6 Sangat baik
operasi
-10%
10% umur ban, mengurangi laju operasi,
6-8 Baik
sedikit kenaikan konsumsi BBM
-20%
20% umur ban, sangat mengurangi laju
8-10 Buruk
operasi, menaikan konsumsi BBM
-40%
40% umur ban, sangat menaikan konsumsi
> 10 Sangat buruk
BBM, menurunkan sekali efisiensi ker
kerja
2.2 Radius Belokan
Alat angkut yang melalui belokan akan mengalami gaya sentrifugal akibat
kombinasi antara berat dan kecepatan alat (lihat Gambar 2-3).
2 3). Hubungan
antara berat kendaraan dan radius belokan dapat dilihat pada Tabel 11
11-2.
GAMBAR 2-2
JARAK PANDANG DAN BERHENTI ALAT ANGKUT PADA BELOKAN
GAMBAR 2-3
GAYA SENTRIFUGAL PADA ALAT ANGKUT AKIBAT BELOKAN
JALAN
TABEL II-2
HUBUNGAN ANTARA BERAT ALAT ANGKUT DAN RADIUS
BELOKAN MINIMUM
Klasifikasi berat Berat alat angkut Radius belokan
alat angkut GVW - ton minimum m
1 < 50 6
2 50-100 7
3 100-200 10
4 >200 12
Lebar jalan angkut sebaiknya tidak kurang dari empat kali lebar alat
angkut (Couzon, 1979, lihat Gambar 2-4). Pada belokani jalan maka
diperlukan penambahan lebar punggung jalan untuk mengatasi gaya
setrifugal yang timbul. Lebar jalan angkut untuk jalur jalan lurus dan
berbelok dapat dilihat
ihat pada Tabel II-4
II
GAMBAR 2-4
LEBAR JALAN YANG DILALUI OLEH 2 ALAT ANGKUT
TABEL II-4
LEBAR JALAN RATA-RATA PADA JALUR LURUS DAN BELOKAN DI
BEBERAPA TAMBANG TERBUKA DI INDONESIA
e + f = V2 / 15R
dimana :
e = superelevasi
f = faktor gesekan
V = kecepatan alat (mph)
R = radius belokan (ft)
Jika pada belokan jalan tidak tersedia superelevasi jalan, maka kecepatan
alat dan radius belokan harus disesuaikan.
disesu ikan. Hubungan antara kecepatan
alat dan radius belokan jika tidak tersedia superelevasi dapat dilihat pada
Gambar 2-5.
GAMBAR 2-5
GRAFIK HUBUNGAN ATARA RADIUS BELOKAN DAN KECEPATAN
ALAT JIKA TIDAK TERSEDIA SUPERELEVASI
Dari Tabel II-5 dan Gambar 2-5 dapat dilihat bahwa pada radius belokan
jalan yang sama, maka kecepatan alat angkut pada belokan jalan yang
memiliki superelevasi akan lebih besar daripada jalan yang tidak memiliki
superelevasi.