PENDAHULUAN
dan tidak terpisahkan sesuai kebutuhan saat ini dan prediksi umur
fungsionalnya.
pelayanan tidak terjadi kerusakan yang berarti. Maka dari itu sudah
kewajiban kita untuk mengetahui mulai dari penyebab kerusakan dan cara
pemeliharaan jalan tersebut. Agar tercipta jalan yang aman, nyaman dan
1
keberlangsungan hidup masyarakat luas dan menjadi salah satu faktor
aspek kehidupan.
Jika kita kaji secara teori dan realita yang sudah berjalan selama ini, dalam
mendetail dan teliti baik itu dari perencanaan jalan itu sendiri maupun
jalan yang kita pakai itu aman, nyaman, bersih dan lain-lain. Maka dari itu
2
BAB II
PEMBAHASAN
1. Tanah dasar
perkerasan lainnya.
3
Kekuatan dan keawetan konstruksi perkerasan jalan sangat
sebagai berikut:
akibat pelaksanaan.
pondasi.
4
• Sebagai lapis pertama agar pelaksanaan dapat berjalan
lancar.
setempat (CBR > 20%, PI < 10%) yang relatif lebih baik dari
3. Lapis pondasi
5
PI < 4%) dapat digunakan sebagai bahan lapis pondasi, antara
4. Lapis permukaan
6
2.1.2. Perkerasan Kaku
yang terdiri atas plat beton semen sebagai lapis pondasi dan lapis
kendaraan berat, maka jenis tanah dasar pun menjadi faktor paling
1. Tanah dasar
7
baru. Jika tanah dasar mempunyai nilai CBR di bawah 2%,
2. Beton semen
3. Lalu lintas
8
dimasukkan ke dalam data ialah kendaraan yang mempunyai
4. Bahu
dikunci dan diikat pada lajur lalu lintas yang memiliki ukuran
lebar minimal 1,5 m atau bahu yang menyatu dengan lajur lalu
5. Sambungan
plat.
9
2.1.3. Perkerasan Komposit
1. Deformasi
adalah :
• Bergelombang
10
terjadi pada jarak yang relatih teratur, dengan panjang
campuran semen
• Alur (rutting)
11
yang membentuk alur-alur terjadi oleh akibat beban lalu
12
Gambar 2.3. Kerusakan alur
• Ambles (depression)
penurunan
13
Gambar 2.4. Kerusakan ambles
• Sungkur (shoving)
14
Adapun faktor penyebab kerusakan :
granuler.
rencanakan.
2. Retak (Crack)
15
tersebut. Untuk mencegah terjadinya retak yang terlalu dini,
faktor seperti :
16
Penurunan tanah urug atau bergeraknya lereng
dari permukaan.
kurangnya pemadatan.
17
aspal padat. Retak melintang akan terjadi biasanya
dalam permukaan
terhadap perkerasan.
atau bangunan
18
• Retak berkelok – kelok (Meandering)
19
pola retak dalam perkerasan beton lama yang berada di
20
retak blok disebabkan oleh perubahan volume di dalam
pengerasan aspal
bawahnya.
aus aspal.
21
perkerasan, kecuali jika pola lalu lintasnya juga
menyebar.
bawah.
stabil.
22
air atu bahan lainnya yang tidak adhesive yang
percepatan kendaraan.
bedakan menjadi :
Raveling)
partikel agregat.
23
Faktor penyebab kerusakan
kurang baik.
musim hujan.
• Kegemukan
24
kendaraan dan batuan. Kerusakan ini menyebabkan
campuran aspal.
rendah.
permukaan tambalan.
25
2.2.2. Kerusakan Pada Perkerasan Kaku
a) Deformasi (deformation)
b) Retak (cracks)
c) Disintegrasi (disintegration)
1. Deformasi
26
• Beban lalu lintas.
yang berlebihan.
mengakibatkan kecelakaan.
dilalui
27
kendaraan secara berulang-ulang, sehingga
pelat beton.
1.2 Blow-up/Buckling
berlebihan.
pelat beton
28
1.3 Penurunan atau Patahan (Seulentent or Faulting)
pada sambungan.
sambungan.
buruk.
kelembaban.
29
1.4 Punch-out
1.5 Rocking
bawah.
30
Tanah-dasar buruk.
pemompaan.
2. Retak (Cracks)
bermacam-macam.
kurang.
31
c) Kehilangan dukungan tanah-dasar yang
perubahan temperatur.
buruknya sambungan.
(kegagalan fungsional).
32
Tipe-tipe retak pada perkerasan beton menurut
33
3. Disintegrasi
perbaikan total
perkerasan beton.
baik.
34
meluas ke seluruh pelat, tapi hanya memotong
perkerasan.
35
Faktor penyebab kerusakan :
kesesatan permukaan
baik
permukaan
4. Lubang (Pothole)
beton.
36
Faktor penyebab kerusakan :
Aksi pembekuan
permukaan
segera ditutup
37
• Mengendalikan erosi tanah, kerusakan jalan dan bangunan
yang ada.
dan lain – lain. Saluran ini terbentuk oleh gerusan air yang
38
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Dari uraian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa tanpa adanya pemeliharaan
dan perbaikan jalan secara memadai, baik secara rutin maupun berkala, maka
akan dapat mengakibatkan kerusakan yang lebih parah, sehingga jalan akan
kehilangan lebih cepat fungsinya. Oleh karena itu sangat penting untuk
timbul dengan sesegera mungkin. Dan harus diperhatikan kembali dari sistem
39