Anda di halaman 1dari 31

• Sekilas tentang Perkerasan

Minggu Ke-2 Lentur


Konstruksi Perkerasan Jalan • Lapisan pada Perkerasan
Lentur
Kelas 4SF • Jenis-jenis Lapisan pada
D3 Teknik Sipil Perkerasan Lentur
Politeknik Negeri Sriwijaya • Bahan Penyusun Perkerasan
Lentur

Rizki Prasetya Person


Sekilas tentang Lapisan pada Perkerasan
Perkerasan Lentur Lentur

Bahan Penyusun
Jenis-jenis Lapisan pada
Perkerasan Lentur
Perkerasan Lentur
Perkerasan Lentur (Flexible Pavement)

Perkerasan Lentur diartikan sebagai perkerasan jalan yang dapat terdiri dari permukaan aus ( wearing
surface) yang relatif tipis, yang dibangun di atas lapisan pondasi atas dan lapisan pondasi bawah, serta
bertumpu pada lapisan tanah dasar yang dipadatkan (Yoder & Witczak, 1975).

Perkerasan Lentur adalah perkerasan yang permukaan bagian atasnya menggunakan campuran
agregat-aspal, dengan struktur perkerasan yang bersifat relatif lentur karena aspal dapat melunak bila
suhu meningkat atau dibebani secara terus menerus (Haryanto & Utomo, 2012).
Karakteristik Perkerasan Lentur

1 2 3
Bersifat elastis jika menerima Seluruh lapisan ikut menanggung Penyebaran tegangan dari
beban, sehingga mampu beban lapisan permukaan mengalami
menyediakan kenyamanan bagi perambatan dan peredaman
pengendara jalan sehingga tidak merusak tanah
dasar

4 5
Bahan pengikat yang digunakan Umur rencana lapisan
adalah aspal permukaan berbahan-pengikat
aspal bisa mencapai 20 tahun
Persyaratan Struktural Perkerasan Lentur

Memiliki tebal yang cukup (sesuai desain rencana)


1 agar mampu menyebarkan beban lalu lintas ke tanah
dasar dengan baik

Kedap terhadap air, sehingga air tidak mudah meresap


2
ke lapisan di bawahnya

Lapisan permukaan mudah mengalirkan air, sehingga


3 air hujan yang jatuh atau limpasan air lainnya dapat
dengan cepat mengalir ke drainase samping

Konstruksi terdiri dari material penyusun yang kuat


4 dan sesuai spesifikasi agar mampu memikul beban lalu
lintas
Persyaratan Fungsional Perkerasan Lentur

Lapisan permukaan rata, tidak bergelombang,


1
dan tidak melendut

Lapisan permukaan tidak mengkilap jika terkena


2
sinar matahari atau sinar lampu

Lapisan permukaan cukup kesat, sehingga


3 memberikan gesekan yang baik antara ban dan
permukaan jalan yang dapat meminimalisir
terjadinya slip bagi kendaraan yang lewat
Usaha Menciptakan Konstruksi Perkerasan Jalan yang Memenuhi Syarat

1 2 3
Perencanaan Tebal Campuran Bahan Pelaksanaan Pekerjaan

Memperhatikan daya dukung Memperhatikan mutu dan Pelaksanaan konstruksi


tanah dasar, beban lalu lintas jumlah bahan setempat yang perkerasan jalan harus dikerjakan
yang dipikul, keadaan tersedia, dapat direncanakan dan diawasi dengan sangat baik
lingkungan, jenis lapisan yang suatu susunan campuran sesuai dengan petunjuk teknis
dipilih, didapatkan tebal tertentu untuk memenuhi yang telah ditentukan, agar mutu
masing-masing lapisan rencana spesifikasi dari jenis lapisan bahan dan kekuatan perkerasan
dengan metode perhitungan yang dipilih jalan yang ingin dituju dapat
yang telah tersedia tercapai
Sekilas tentang Lapisan pada Perkerasan
Perkerasan Lentur Lentur

Bahan Penyusun
Jenis-jenis Lapisan pada
Perkerasan Lentur
Perkerasan Lentur
Tanah Dasar (Subgrade)

• Tanah dasar merupakan lapis terbawah di semua jenis kontruksi


perkerasan jalan, berfungsi sebagai perletakan seluruh elemen
perkerasan, dan memiliki karakteristik yang krusial dalam
menentukan performa lapisan perkerasan di atasnya

• Yoder & Witczak (1975) menyebutkan sifat-sifat yang harus dimiliki


oleh tanah dasar adalah kekuatan yang cukup dan bersifat
permanen, pengaliran air yang baik, kemudahan untuk dipadatkan,
dan kepadatan permanen yang mudah dicapai

• Persyaratan umum persiapan tanah dasar untuk konstruksi


perkerasan jalan (Manual Desain Perkerasan Jalan, 2017): Dibentuk
dengan benar dan sesuai dengan bentuk geometrik jalan,
dipadatkan dengan baik pada ketebalan lapisan sesuai dengan
persyaratan, tidak peka terhadap perubahan kadar air, mampu
mendukung beban lalu lintas pelaksanaan konstruksi, dan harus
mempunyai nilai CBR rendaman rencana minimum
Tanah Dasar (Subgrade)

Ditinjau dari permukaannya, lapisan tanah dasar pada perkerasan jalan dibedakan menjadi:

Tanah dasar bekas galian Tanah dasar karena timbunan

Tanah dasar berupa tanah asli yang telah dibersihkan dari humusnya
Lapisan Pondasi Bawah (Sub-base Course)

• Lapisan pondasi bawah merupakan lapisan yang dapat terdiri dari


beberapa material pilihan, seperti kerikil alam atau tanah pilihan
yang telah distabilisasi, yang memiliki kestabilan yang tinggi namun
tidak memiliki karakteristik seperti lapis pondasi atas (Yoder &
Witczak, 1975)

• Lapisan pondasi bawah berfungsi sebagai bagian konstruksi


perkerasan yang menyebarkan beban lalu lintas ke tanah dasar,
lapisan yang memberikan efisiensi penggunaan material karena
dapat mengurangi tebal lapisan di atasnya, dan sebagai lapis
peresapan yang mencegah air tanah naik ke lapis pondasi atas

• Material yang digunakan sebagai lapis pondasi bawah umumnya


harus memiliki nilai CBR minimum 20% dan nilai indeks plastisitas
sebesar (PI) ≤10%
Lapisan Pondasi Atas (Base Course)

• Lapisan pondasi atas harus terdiri dari material yang berkualitas


tinggi (dibandingkan dengan lapis pondasi bawah) untuk mencegah
kegagalan akibat dari tegangan dari beban lalu lintas yang
diteruskan langsung dari bawah permukaan jalan (Yoder &
Witczak, 1975)

• Fungsi dari lapisan pondasi atas adalah sebagai bagian dari


perkerasan yang menahan gaya lintang dari beban roda dalam
menyebarkan beban ke lapisan di bawahnya, sebagai lapisan
peresapan untuk lapisan pondasi bawah, dan sebagai bantalan
terhadap lapisan permukaan

• Mutu bahan dari lapisan pondasi atas tidak boleh mengandung


kotoran lumpur, memiliki susunan gradasi yang rapat agar rongga
semakin kecil, serta menghasilkan nilai CBR minimum 50% dan nilai
indeks plastisitas (PI) sebesar 4%
Lapisan Permukaan (Surface)

• Lapisan permukaan terletak di bagian paling atas pada konstruksi


perkerasan jalan, yang harus bisa menyediakan permukaan yang
halus dan aman untuk pengemudi kendaraan, memiliki ketahanan
terhadap selip yang tinggi, tahan terhadap beban dan deformasi
permanen (Yoder & Witczak, 1975)

• Pemilihan tipe lapisan permukaan sangat bergantung kepada


beban rencana yang diaplikasikan pada perkerasan jalan, faktor
nilai ekonomis campuran bahan, dan ketersediaan bahan-bahan
penyusun

• Lapisan permukaan berfungsi sebagai lapisan pertama yang


menerima dan menyebarkan beban kendaraan, lapisan yang
mampu menghadirkan kekedepan yang baik terhadap air, dan
lapisan yang menyediakan karakteristik fungsional yang baik bagi
kendaraan yang melintas
Sekilas tentang Lapisan pada Perkerasan
Perkerasan Lentur Lentur

Bahan Penyusun
Jenis-jenis Lapisan pada
Perkerasan Lentur
Perkerasan Lentur
Lapisan Pondasi Bawah (Sub-base Course)

Sirtu (Pasir-Batu) Lempung-Kepasiran Lapis Aspal-Beton

Cement Treated Sbase Asphalt Treated Sbase Lime Treated Sbase


Lapisan Pondasi Atas (Base Course)

Agregat Kelas A,B,C Lempung-Kepasiran Lapis Aspal-Beton

Cement Treated Base Asphalt Treated Base Lapen (Pen. Makadam)


Lapisan Permukaan (Surface)

Burtu & Burda Lasbutag Latasir

Lataston/HRS Lapen ATB Laston/AC


Sekilas tentang Lapisan pada Perkerasan
Perkerasan Lentur Lentur

Bahan Penyusun
Jenis-jenis Lapisan pada Perkerasan Lentur
Perkerasan Lentur Aspal Agregat
Campuran Beraspal
Aspal

Aspal merupakan material berwarna hitam/cokelat tua yang


bersifat termoplastis, berfungsi untuk membungkus partikel agregat
pada pembuatan aspal beton dan masuk ke dalam pori-pori agregat
lalu mengikatnya pada saat proses penyemprotan/penyiraman
lapisan makadam atau pelaburan
Aspal
Komposisi Jenis

Aspal Alam : Aspal Buatan :


Aspal Asphaltense Komponen padat aspal - Aspal Gunung (Rock Asphalt) - Aspal Minyak
ex: Aspal Pulau Buton (Asbuton) Merupakan hasil destilasi
Proporsi - Aspal Danau (Lake Asphalt) minyak bumi
komponen ex: Aspal Bermudez, Trinidad - Tar
Maltense Merupakan hasil
tiap aspal penyulingan batu bara
berbeda dan kayu
Aspal Minyak
Komponen
cair aspal Bentuk Jenis Bahan Dasar
Asal &
proses
Aspal Keras (AC) Asphaltic Base Crude Oil
produksi
Minyak Resin Mudah
menguap Aspal Dingin/Cair Parafine Base Crude Oil
Kualitas
beragam Aspal Emulsi Mixed Base Crude Oil
Adhesi Kuning – Cokelat Tua
Aspal
Sifat dalam Konstruksi Perkerasan Jalan Fungsi
Kohesi
Kemampuan
aspal untuk
mempertahankan Adhesi
Durabilitas
agregat tetap Kemampuan aspal Bahan Pengikat
Kemampuan aspal dalam pada tempatnya untuk mengikat
mempertahankan sifat
agregat
aslinya
memberi ikatan yang kuat antara aspal, agregat, bahan
Aspal tambah, dan semua material pendukung yang digunakan

Kepekaan terhadap Kekerasan Aspal Bahan Pengisi


Temperatur Pencampuran = Aspal menyelimuti
Bentuk aspal akan berubah agregat dengan baik
Pelaksanaan = Aspal menjadi getas mengisi rongga antar butir-butir agregat dan pori-pori
seiring perubahan
temperatur yang terjadi Pelayanan = Aspal mengalami yang ada di antara agregat itu sendiri
oksidasi dan polimerisasi
Aspal
Pemeriksaan Syarat Nilai

1 Penetrasi Titik Melembek 2

3 Titik Nyala & Titik Bakar Berat yang Hilang 4


Spesifikasi
Umum Bina
Marga 2018
5 Kelarutan dalam TCE Daktilitas 6

7 Berat Jenis Viskositas 8


Agregat

Agregat merupakan suatu bahan keras dan kaku yang Agregat adalah komponen utama dari struktur
digunakan sebagai bahan campuran, berupa berbagai perkerasan jalan, yaitu 90-95% ditinjau dari persentase
jenis butiran atau pecahan, yang termasuk di dalamnya berat, dan 75-85% berdasarkan persentase volume
antara lain: kerikil, batu pecah (split) terak dapur tinggi, Kualitas perkerasan jalan sangat krusial ditentukan oleh
abu (debu) agregat (Bambang Ismanto, 2011) karakteristik agregat dan hasil pencampurannya dengan
material lain
Agregat
Sifat yang menentukan kualitas struktur Klasifikasi
perkerasan jalan Bentuk partikel agregat dibedakan
menjadi:

Kebersihan Kekerasan Rounded Angular Elongated


Gradasi

Ketahanan
Kelekatan
thd Aspal
Bentuk
Butir
Berat
Jenis
Tekstur
Penyerapan Irregular Flaky Flaky &
Permukaan
Air Elongated
Porositas
British Standard 812: Part 1, 1975
Jenis Agregat
Asal Kejadian Proses Pengolahan
Batuan Beku Agregat Alam

Batuan yang berasal dari magma yang mendingin dan Agregat yang dapat digunakan sebagaimana bentuknya di
membeku alam atau dengan sedikit proses pengolahan

Batuan Sedimen Agregat dari Proses Pengolahan

Berasal dari campuran partikel mineral, sisa hewan, dan Berasal dari agregat alam berukuran besar yang melalui
sisa tanaman proses pengolahan sehingga menjadi batu pecah

Batuan Metamorfik Agregat Buatan

Dari batuan beku atau sedimen yang berubah bentuk Berupa agregat bahan pengisi (filler) yang diperoleh dari
akibat perubahan tekanan dan temperatur kulit bumi hasil sampingan pabrik
Pembagian Agregat
Asphalt Institute, 1993 ASTM C-33 Bina Marga, 2022

Agregat Kasar Agregat Kasar Agregat Kasar

Ukuran butir lebih besar dari Ukuran butir lebih besar dari Ukuran butir lebih besar dari
saringan Nomor 8 (2,36 mm) saringan Nomor 4 (4,75 mm) saringan Nomor 4 (4,75 mm)

Agregat Halus Agregat Halus Agregat Halus

Ukuran butir lebih kecil/halus dari Ukuran butir dari lolos saringan Ukuran butir lebih kecil/halus dari
saringan Nomor 8 (2,36 mm) Nomor 4 (4,75 mm) sampai saringan Nomor 4 (4,75 mm)
tertahan pada saringan Nomor 200
(0,075 mm)
Bahan Pengisi Bahan Pengisi

Bagian dari agregat halus, minimum Bagian dari agregat halus, minimum
75% lolos dari saringan Nomor 30 75% lolos dari saringan Nomor 200
(0,06 mm) (0,075 mm)
Persyaratan Nilai Agregat

Agregat Kasar Agregat Halus

Bahan Pengisi

- Lolos saringan Nomor 200 (0,075 mm) minimum 75%

- Filler added = Semen 1-2% ; Bahan Lain 1-3%

Spesifikasi Umum Bina Marga 2018


Gradasi Agregat

100
90
80

% lolos saringan
70
60
50
40
30
20
10
0
0.01 0.1 1 10 100
diam eter saringan (m m )

batas atas batas baw ah

Gradasi Menerus Gradasi Senjang


Campuran Beraspal

Tujuan pembuatan campuran beraspal:


Menyimulasikan karakteristik dan performa jenis campuran beraspal yang
akan digunakan pada proses pelaksanaan konstruksi perkerasan jalan
melalui beberapa pengujian sesuai dengan syarat dan prosedur yang telah
ditetapkan

Proses pembuatan campuran beraspal:


- Pemanasan Agregat dan Aspal
- Pencampuran
- Pemadatan
- Pendinginan Benda Uji
- Pengeluaran Benda Uji dari Cetakan
Campuran Beraspal

Persyaratan teknis campuran beraspal:


- Kecukupan stabilitas (stability)
- Keawetan (durability)
- Kecukupan kelenturan (flexibility)
- Kecukupan kekedapan (impermeability)
- Mudah dikerjakan (workability)
- Tahan terhadap kelelahan (fatigue resistance)
- Kekesatan yang cukup (skid resistance)

Pengujian campuran beraspal:


- Pengujian Marshall (Marshall Test)
- Pengujian perendaman Marshall (Marshall Immersion)
- Pengujian Modulus Resilien
- Pengujian Wheel Tracking
- Pengujian Fatigue Spesifikasi Umum Bina Marga 2018
Terima Kasih.

Anda mungkin juga menyukai